Materi pertemuan 10

Pendahuluan

Globalisasi membawa percepatan arus informasi, barang, jasa, dan budaya lintas batas negara. Dalam konteks geografi sosial budaya, globalisasi tidak hanya berdampak pada ekonomi dan politik, tetapi juga pada ruang budaya—yakni tempat di mana identitas, simbol, dan praktik budaya diwujudkan.

Fenomena ini menimbulkan dua arah:

  1. Homogenisasi budaya: budaya global mengikis keragaman lokal.
  2. Glokalisasi: budaya global dipadukan dengan identitas lokal.

 

2. Globalisasi dan Homogenisasi Budaya

a. Pengertian

  • Homogenisasi budaya adalah proses penyamaan atau penyeragaman budaya di berbagai tempat akibat dominasi budaya global.
  • Muncul karena penetrasi media, teknologi, industri hiburan, dan ekonomi kapitalis global.

b. Ciri-Ciri Homogenisasi Budaya

  1. Konsumsi merek global (McDonald’s, Starbucks, Zara).
  2. Pola gaya hidup modern: fast food, shopping mall, budaya instan.
  3. Penyeragaman arsitektur perkotaan (gedung tinggi, perumahan modern).
  4. Dominasi bahasa internasional (Bahasa Inggris) dalam musik, film, dan internet.

c. Dampak

  • Positif: memperluas akses pengetahuan, teknologi, hiburan.
  • Negatif: hilangnya identitas lokal, krisis jati diri, budaya tradisional tersingkir.

 

3. Glokalisasi: Perpaduan Budaya Global dan Lokal

a. Pengertian

  • Glokalisasi (global + lokal) adalah proses adaptasi budaya global dengan budaya lokal sehingga menghasilkan bentuk baru yang khas.
  • Konsep ini menekankan bahwa globalisasi tidak selalu menyingkirkan budaya lokal, tetapi dapat berbaur.

b. Contoh Glokalisasi

  1. Kuliner: McDonald’s di Indonesia menjual nasi uduk, KFC menjual ayam geprek.
  2. Musik: K-pop yang diadaptasi dengan bahasa Indonesia atau dikolaborasikan dengan penyanyi lokal.
  3. Pariwisata budaya: festival lokal dipromosikan dengan standar global, tetapi tetap mempertahankan tradisi (contoh: Festival Danau Toba, Dieng Culture Festival).

c. Dampak

  • Positif: memperkaya kreativitas budaya, meningkatkan pariwisata, memperluas pasar lokal.
  • Negatif: nilai asli bisa berkurang karena komodifikasi budaya.

 

4. Contoh Kasus

a. K-pop

  • Dari Korea Selatan menyebar ke seluruh dunia.
  • Identitas global: musik pop modern, fashion, dance.
  • Identitas lokal: tetap menampilkan bahasa Korea, unsur tradisi (misalnya hanbok di beberapa video klip).
  • Dampak: munculnya fandom global, tetapi juga “lokalisasi” (misalnya K-pop cover dance di Indonesia).

b. Kuliner Global

  • Pizza, sushi, burger, bubble tea → menjadi tren di banyak negara.
  • Proses glokalisasi:
    • Pizza di Indonesia ditambah sambal atau topping lokal.
    • Sushi diadaptasi dengan isian tempe atau ayam.
  • Ruang budaya baru: café, resto franchise internasional, food court mall.

c. Pariwisata Budaya

  • Pariwisata mendorong pelestarian sekaligus komodifikasi budaya.
  • Contoh: Tari Kecak di Bali → awalnya ritual sakral, kini menjadi atraksi pariwisata.
  • Konsekuensi: budaya lokal terjaga eksistensinya, tetapi maknanya bisa berubah.