Weekly outline
SELAMAT DATANG DI MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN BATRASIA
PERTEMUAN 2 - KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar
Mahasiswa-mahasiswi memahami pengertian, fungsi, dan peranan media pembelajaran dalam konteks belajar.Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:- mejelaskan pengertian media pembelajaran
- menyebutkan fungsi-fungsi media pembelajaran
- menemukan peranan-peranan media pembelajaran
Materi Pokok
Konsep Media Pembelajaran- Pengertian Media Pembelajaran
- Fungsi-fungsi Media Pembelajaran
- Peranan-peranan Media Pembelajaran
Pendahuluan
Media pembelajaran merupakan salah satu topik yang penting dalam proses pembelajaran. Karena media ini akan menciptakan learning community dalam kelas. Disamping itu penggunaan media pembelajaran akan berdampak pada motivasi siswa-siswi dan profesionalisme guru. Kelas dengan menggunakan media yang beragam akan terlihat lebih hidup daripada kelas dengan guru yang tidak memakai media apapun, demikian juga Guru. Guru kreatif dan inovatif akan selalu didamba kehadirannya oleh siswa-siswi, karena selalu hadir dengan suasana kelas yang baru, penuh inovasi, dan kreativita.
Pada paket ini, Konsep media pembelajaran yang berupa pengertian, fungsi, dan peranan media pembelajaran menjadi fokus kajian paket. Karena paket ini merupakan paket yang mengawali dari paket-paket setelahnya. Oleh karena itu fokus kajian ini akan mengantarkan pada pemahaman mahasiswa- mahasiswi dalam mengkaji paket berikutnya. Dengan kata lain paket ini merupakan pengantar untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa-mahasiswi dalam mendesain media pembelajaran sebagai kemampuan profesional mereka menjadi guru.
Cakupan materi diatas akan diantarkan dengan desain perkuliahan yang inovatif. Desain perkuliahan ini akan lakukan dengan menggunakan multi strategi, yaitu small group discussion, poster comment, dan jigsaw. Strategi- strategi ini akan meminta mahasiswa-mahasiswi untuk berdiskusi tentang apa konsep dasar media pembelajaran yang terdiri dari Pengertian, fungsi dan peranan media pembelajaran. Hasil diskusi tidak dirumuskan dalam bentuk kalimat, tetapi di visualisasikan dalam bentuk gambar/ poster. Kemudian satu atau dua orang menjajakan gambarnya kepada kelompok lain sambil menjelaskan. Kegiatan ini akan menarik mahasiswa-mahasiswi dalam menemukan ilmu dan makna dalam pembelajaran.
Pengertian Media Pembelajaran
Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media, dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang terdapat dalam kurikulum, sumber pesannya adalah guru, siswa, orang lain, penulis buku, salurannya adalah media pembelajaran, dan penerima pesan adalah pebelajar.
Gambar 1.1 menggambarkan proses komunikasi yang berhasil. Sumber pesan menyampaikan pesan A kepada para siswa melalui sebuah media atau melalui media dan guru. Keduanya berhasil menyampaikan pesan A karena semua siswa menerima pesan A tersebut, persis sama dengan pesan A yang disampaikan oleh sumber pesan.
Gambar 1.1 Proses Komunikasi yang Berhasil(Sumber: Sadiman, dkk., 2002: 14)
Dalam proses komunikasi tersebut, tidak selamanya berhasil karena sewaktu-waktu penafsiran terhadap isi pesan bisa berhasil dan bisa juga gagal. Kegagalan tersebut disebabkan oleh adanya faktor penghambat proses komunikasi, yang dikenal dengan istilah barriers atau noises. Misalnya, perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya ingat, cacat tubuh, hambatan jarak geografis, waktu, dan lain-lain.Gambar 1.2 Proses Komunikasi yang Gagal
(Sumber: Sadiman, dkk., 2002: 12)Pada gambar 1.2 seorang guru menyampaikan pesan A kepada empat orang siswa. Dari empat orang siswa tersebut, hanya seorang yang menerima pesan secara tepat, sedangkan tiga orang lainnya menerima pesan yang berbeda. Hal itu menunjukkan bahwa proses komunikasi antara guru dan siswa mengalami kegagalan.
Salah satu cara untuk mengatasi faktor penghambat proses komunikasi tersebut adalah media pembelajaran. Untuk itu pengetahuan tentang media pembelajaran sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh semua orang yang langsung maupun tak langsung berhubungan dengan pembelajaran.
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk., 2002). Rohani (1997: 2) menulis beberapa pengertian media sebagai berikut.
-
Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebarkan ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada
penerima (Santoso S. Hamijaya).
- Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu. Dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada (McLuahan).
- Media adalah medium yang digunakan untuk membawa/menyampaikan sesuatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan (Blake and Haralsen).
- Association for Educational Communication and Technology (AECT) menyatakan, media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
- National Education Association (NEA) berpendapat media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
- Menurut Brigg, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang dan sesuai untuk belajar, misalnya: media cetak, media elektronik.
- Menurut Donald P. Ely & Vernon S. Gerlach, pengertian media ada dua bagian, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memroses serta menyampaikan informasi. Menurut arti luas, yaitu: kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.
Rohani (1997:3) lebih lanjut mengemukakan beberapa pengertian media instruksional edukatif (media pembelajaran) sebagai berikut.
- Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.
- Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak (software) dan/atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat bantu belajar.
- Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
- Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya.
Media belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali, 1992). Heinich, et.al. (2002) mengemukakan: “a medium (plural, media) is a channel of communication. Derived from the Latin word meaning ‘between,’ the term refers to anything that carries information between a source and a receiver. Examples include video, television, diagrams, printed materials, computers, and instructors.” Miarso (1984) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Menurut Ibrahim dkk. (2004), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: gambar, bagan, model, film, video, komputer, dan sebagainya.
Pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah media sama dengan alat peraga? Ada dua pendapat tentang hal ini, yakni partama, media dan alat peraga keduanya sama saja. Keduanya sama-sama mempermudah penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Kedua, media dan alat peraga adalah dua hal yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan jalur penyampaian pesan atau isi kuriklum kepada anak didik. Alat peraga merupakan alat bantu bagi pengajar untuk menyampakan pesan kepada anak didik. Dengan demikian, tanpa alat peraga pun pembelajaran tetap dapat berlangsung. Media merupakan saluran pesan dari sumber pesan kepada anak didik. Media dapat digunakan secara mandiri oleh anak didik dan media merupakan bagian integral pembelajaran. Artinya, tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak dapat berlangsung.
Gambar 1.3 Jalur Penyampaian Isi Kurikulum kepada Anak Didik
(Sumber: Rohani, 1997: 5)
-
Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebarkan ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada
penerima (Santoso S. Hamijaya).
Fungsi Media
Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran, mempunyai fungsi dan peran yang sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran. Itu berarti bahwa media memiliki posisi yang strategis sebagai bagian integral dari pembelajaran. Integral dalam konteks ini mengandung pengertian bahwa media itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak akan pernah terjadi.
Sebagai komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi komponen-komponen lainnya, yaitu senagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada pebelajar. Pada proses penyampaian pesan ini seringkali terjadi gangguan yang mengakibatkan pesan pembelajaran tidak diterima oleh pebelajar seperti apa yang dimaksudkan oleh penyampai pesan. Gangguan-gangguan komunikasi antara penyampai pesan dengan pebelajar ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: verbalisme, salah tafsir, perhatian ganda, pembentukan persepsi tak bermakna, dan kondisi lingkungan yang tak menunjang.
Kunci pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan proses penyampaian pesan pembelajaran ini terletak pada media yang dipakai dalam proses itu. Menurut Degeng (2001) secara garis besar fungsi media adalah;
- menghindari terjadinya verbalisme
- membangkitkan minat/motivasi
- menarik perhatian mahasiswa
- mengatasi keterbatasan: ruang, waktu, dan ukuran
- mengaktifkan mahasiswa dalam kegiatan belajar
- mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Media yang dirancang dengan baik dalam batas-batas tertentu dapat merangsang timbulnya semacam “dialog internal” dalam diri siswa. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru (Miarso, 1986). Ibrahim, dkk (2004) menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu: proses pembelajaran sebagai proses komunikasi dan kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungannya. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) ke penerima (siswa). Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungannya, maka fungsi dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga Kelebihan Kemampuan Media menurut Gerlach dan Ely (dalam Ibrahim, dkk., 2004).
- Kemampuan fiksatif, artinya memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan kemudian menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini suatu obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan ada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti keadaan aslinya.
- Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya dirubah: ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat juga diulang-ulang penyajiannya.
- Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak. Misalnya siaran televisi atau radio.
Sedangkan hambatan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran adalah sebagai berikut.
- Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata, tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan cara memberi penjelasan secara lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.
- Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
- Perhatian tidak terpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain: karena gangguan fisik (siswa sakit), ada hal lain yang lebih menarik perhatian siswa daripada pelajaran, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi (monoton), kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
- Tidak terjadi pembentukan tanggapan atau pemahaman yang utuh dan berarti, kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Berdasarkan kelebihan atau keistimewaan yang dimiliki serta terjadinya hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan media juga berfungsi untuk menghindari hambatan proses pembelajaran antara lain: menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan minat atau motivasi, menarik perhatian siswa, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, mengaktifkan siswa, mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. Selanjutnya Malapu (1998) mengemukakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran memiliki keunggulan karena dapat memberi rangsangan kepada pebelajar untuk mempelajari hal-hal baru dan mengaktifkan respon belajar karena dapat memberikan balikan hasil belajar dengan segera.
Sadiman, dkk. (2002) mengemukakan kegunaan media pendidikan sebagai berikut: a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti: obyek yang terlalu besar, obyek yang kecil, gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, kejadian di masa lampau, obyek yang terlalu kompleks, dan konsep yang terlalu luas, c) mengatasi sikap pasif peserta didik, dalam hal ini menimbulkan gairah belajar, interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, kemungkinan anak didik belajar sendiri- sendiri, d) memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Miarso (1986) mengemukakan bahwa media memiliki kemampuan atau keterampilan untuk: a) membuat konkret konsep yang abstrak, b) membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, c) menampilkan obyek yang terlalu besar, d) menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, e) mengamati gerakan yang terlalu cepat, f) memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan, g) memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa, h) membangkitkan motivasi belajar, i) memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar, j) menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, k) menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan waktu maupun ruang, dan l) mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
Rowntree (dalam Rohani, 1997) berpendapat bahwa fungsi media pembelajaran adalah: 1) membangkitkan motivasi belajar, 2) mengulang apa yang telah dipelajari, 3) menyediakan stimulus belajar, 4) mengaktifkan respon pebelajar, 5) memberikan balikan dengan segera, dan 6) menggalakkan latihan yang serasi. Sedangkan McKnown (dalam Rohani, 1997) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, yaitu: 1) mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada instruksional akademis menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan pebelajar, 2) membangkitkan motivasi belajar, 3) memberikan kejelasan, dan 4) memberikan rangsangan.
Miarso (2004) mengemukakan dua belas kegunaan media, yakni: 1) memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal, 2) mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh pebelajar, 3) dapat melampaui batas ruang kelas, 4) memungkinkan adanya interaksi langsung antara pebelajar dan lingkungannya, 5) menghasilkan keseragaman pengamatan, 6) membangkitkan keinginan dan minat baru, 7) membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar, 8) memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak, 9) memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk belajar mandiri, 10) meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy), yaitu kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan, 11) mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran akan dunia sekitar, dan 12) dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri pembelajar maupun pebelajar.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.
- menghindari terjadinya verbalisme
Peranan Media Pembelajaran dalam Konteks Belajar
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Pesan tersebut berupa isi atau materi ajar yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi. Simbol-simbol komunikasi berupa simbol-simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) dan/atau simbol-simbol non-verbal atau visual.
Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu dinamakan encoding. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut, sehingga penerima pesan memperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut dinamakan decoding.
Ada kalanya penafsiran yang dilakukan oleh penerima pesan berhasil, ada kalanya sebaliknya. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau kekurangberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dilihat, dan dibacanya.
Bagan 1.4 Proses KomunikasiAda beberapa faktor yang menghambat proses komunikasi. Faktor-faktor tersebut antara lain hambatan psikologis, hambatan kultural, dan hambatan lingkungan. Hambatan psikologis misalnya minat, sikap, intelegensi, motivasi, kepercayaan diri, gaya belajar, dan sebagainya. Perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan merupakan contoh hambatan kultural. Hambatan lingkungan adalah hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Pembelajaran di tepat yang sejuk dan nyaman tentu akan berbeda dengan pembelajaran di tempat yang panas dan bising.
Adanya berbagai hambatan tersebut, baik dalam diri siswa maupun guru; baik sewaktu mengencode pesan maupun mendecodenya, mengakibatkan proses komunikasi dalam pembelajaran seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien. Hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan media pembelajaran dalam pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan dan membantu mengatasi hambatan-hambatan proses komunikasi. Karena pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media berperan penting dalam mempermudah belajar. Media pembelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen dalam sistem pembelajaran.
Apabila pembelajaran dilihat sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur atau komponen-komponen yang terlibat dalam sistem itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa ketiadaan suatu unsur dalam suatu sistem akan berpengaruh terhadap jalannya sistem secara keseluruhan. Oleh karena media pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem pembelajaran, maka media pembelajaran merupakan bagian integral dari pembelajaran. Pandangan ini akan mengarahkan pada cara pandang seseorang terhadap media pebelajaran. Media pembelajaran harus hadir dalam setiap aktivitas pembelajaran. Dengan ungkapan lain, tanpa media pembelajaran, aktivitas pembelajaran tidak dapat berlangsung.
Rangkuman
- Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
- Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.
- Media pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem pembelajaran, maka media pembelajaran merupakan bagian integral dari pembelajaran.
- TUGAS MENJAWAB PERTANYAAN
- Jelaskan bahwa
pembelajaran merupakan proses komunikasi!
- Apa saja
yang menghambat proses komunikasi?
- Bagaimana cara mengatasi penghambat proses komunikasi tersebut?
- Mengapa media pembelajaran memiliki fungsi yang penting dalam proses pembelajaran?
- Jelaskan peranan media sebagai bagian integral dari sebuah pembelajaran!
- Jelaskan bahwa
pembelajaran merupakan proses komunikasi!
Silahkan unggah jawaban Anda atas 5 pertanyaan yang telah disampaikan pada saat zoom meeting.
Batas akhir pengumpulan tugas adalah pada tanggal 22 Februari 2022, pukul 23.59 WIB.
PERTEMUAN 3. ASSURE MODEL
Kompetensi Dasar
Mahasiswa-mahasiswi memahami Model ASSURE sebagai model dalam mendesain media pembelajaranIndikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. menjelaskan pengertian Model ASSURE
2. menyebutan tahapan-tahapan dama Model ASSURE
3. mengaplikasikan Model Assure dalam membuat media pembelajaranMateri Pokok
Model ASSURE
1. Pengertian Model ASSURE
2. Tahapan-tahapan dalam Model ASSUREPendahuluan
Model ASSURE adalah sebuah model yang digunakan untuk pengembangan jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada keaktifan siswa-siswi. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar. ASSURE model di desain untuk membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan media dan teknologi dalam kelas.
Model ASSURE yang memiliki singkatan analyze lerner, state objective, select media or material, utilize, require learner participation, dan evaluate and revise. Oleh karena itu dalam paket ini secara fokus akan membahas pengertian model ASSURE dan kelima kata kunci ASSURE sebagai tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran. Paket ini akan membantu mahasiswa-mahasiswi dalam merencanakan, mengaplikasikan, dan mengevaluasi, dan merevisi media pembelajaran yang telah dipakai atau dibuat oleh Guru dalam proses pembelajaran.
Kegiatan perkuliahan dengan foKus materi di atas akan didesain perkuliahan secara inovatif dan aktif. Desain perkuliahan ini akan lakukan dengan menggunakan mind-map. Penerapanya akan menggunakan multi strategi, yaitu small group discussion, produk mind-map, ceramah, dan presntasi. Strategi-strategi ini akan meminta mahasiswa-mahasiswi tidak hanya aktif dalam belajar melalui diskusi, namun juga dilatih berfikir secara kreatif melalui produk mind-map, dan percaya diri. Kegiatan ini akan menarik mahasiswa-mahasiswi dalam menemukan ilmu dan makna dalam pembelajaran.
Pengertian Model ASSURE
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi dalam mengembangkan media pembelajaran. Model assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan Model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk pada tahun 2000-an. Meskipun model ini berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar yang membuat siswa-siswinya akktif, model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas. Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media.
Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik (student centered) dengan berbagai gaya belajar dan pembelajaran dengan pola kontruktivisme yaitu peserta didik diwajibkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi.Tahapan Tahapan Model ASSURE
Tahapan tersebut menurut Smaldino, dkk (2001) merupakan penjabaran dari ASSURE Model, adalah sebagai berikut:
1) Analyze Learner (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi
a. General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b. Specific Entry Competencies (Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c. Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2) State Standards and Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
a) Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran.
4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b) Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino,dkk. (2001),setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
A = audience
Siswa-siswi atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi siswa-siswi dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.
Dalam desain pembelajaran, terdapat empat kategori pembelajaran.
1) Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
2) Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai- nilai.
3) Motor Domain Skill
Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
4) Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
c) Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
3) Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.
a. Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
1) Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
2) Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan siswa-siswi untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
3) Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar siswa-siswi mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan guru, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide (gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino, dkk (2001) adalah memilih, mengubah, dan merancang Materi. Dalam memilih materi yang tersedia dapat melibatkan spesialis Teknologi/Media dan melakukan surver panduan referensi sumber dan media. Sedangkan pada aspek mengubah dapat dilakukan mengubah materi yang ada. Sementara merancang dapat dilakukan dengan merancang materi baru.
Dalam langkah ini, pendidik akan membangun jembatan anatara peserta didik dan tujuan rencana sistematis untuk menggunakan media dan teknologi.Metode, media dan materi harus dipilih secara sistematis. Setelah mengetahui gaya belajar peserta didik dan memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang akan di sampaikan,maka harus dilakukan pemilihan:
1) Metode pembelajaran yang di gunakan harus tepat untuk memenuhi tujuan bagi para peserta didik, yang lebih unggul daripada yang lain atau yang memberikan semua kebutuhan dalam belajar bersama, seperti kerja kelompok.
2) Media yang cocok untuk dipadukan sama dengan metode pembelajaran yang dipilih, tujuan, dan peserta didik. Media bisa berupa teks, gambar, video, audio, dan multimedia komputer. Penyampaian dapat disajikan dengan mencari materi yang tersedia untuk mendukung penyampaian. Materi harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Materi yang disediakan untuk peserta didik sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menguasai tujuan. Materi bisa juga dimodifikasi, peserta didik bisa merancang dan membuat materi sendiri. Materi dapat berupa program perangkat lunak khusus, musik, kaset video, gambar, dan peralatan seperti overhead prejector, komputer, printer, scanner, TV dll. Materi mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik atau tempat pembelajaran dan peralatan
4) Utilize Technology, Media and Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a) Mengecek bahan/ mereview materi (masih layak pakai atau tidak)
Guru harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.
b) Mempersiapkan bahan
Guru harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.\
c) mempersiapkan lingkungan belajar
Guru harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.\
d) Mempersiapkan peserta didik
Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
e) Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas
dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
5) Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
Tahap ini meminta Guru mendesain siswa-siswi berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kegiatan belajar. Menurut John Dewey pada tahun 90’an, telah menemukan pertisipasi tersebut. Perkembangan selanjutnya muncul teori belajar kognitif yang menekankan pada proses mental, juga mendukung partisipasi aktif tersebut. Kasus behavioris menyarankan bahwa individu harus melakukan sesuatu, jadi belajar merupakan suatu proses untuk mencoba berbagai perilaku dengan hasil yang menyenangkan. Dengan pendekatan ini berarti perancang pembelajaran harus mencari cara agar pembelajar melakukan sesuatu. Dari sudut pandang psikologi kognitif disarankan bahwa siswa-siswi membangun skematamental ketika otaknya secara aktif mengingat atau mengaplikasikan beberapa konsep atau prinsip. Kaum konstruktivis seperti juga behavioris memandang belajar sebagai proses aktif . Tetapi penekanannya berbeda. Aliran konstruktifistik lebih menekankan pada proses mental, bukan pada kegiatan fisik. Peran siswa-siswi adalah hal terpenting dalam KBM. Gagne berpendapat bahwa belajar efektif dapat terjadi jika siswa-siswi dilibatkan dan memiliki peranserta didalamnya.
6) Evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi).
Tahap keenam adalah mengevaluasi dan merevisi perencanaan pembelajaran serta pelaksanaannya. Evaluasi dan revisi dilakukan untuk melihat seberapa jauh teknologi, media dan materi yang kita pilih/gunakan dapat mencapai tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan diperoleh kesimpulan: apakah teknologi, media dan materi yang kita pilih sudah baik, atau harus diperbaiki lagi.Berkaitan dengan evaluasi, evaluasi dilakukan sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Sebagai contoh, sebelum proses pembelajaran, karakteristik siswa diukur guna memastikan apakah ada kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki siswa dengan metode dan bahan ajar yang akan digunakan. Selama dalam proses pembelajaran, evaluasi bisa dilakukan menggunakan umpan balik, evaluasi diri atau kuis pendek siswa. Evaluasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung memiliki tujuan diagnosa yang didesain untuk mendeteksi dan mengoreksi masalah pembelajaran dan kesulitan-kesulitan yang ada. Sedangkan sesudah pembelajaran, evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian siswa. Evaluasi bukanlah tujuan akhir pembelajaran, namun sebagai titik awal menuju siklus berikutnya.
Langkah terakhir dalam siklus pembelajaran ini adalah melihat kembali dan mengamati hasil data evaluasi yang telah terkumpul. Pengajar harus melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan serta masing-masing komponennya termasuk dalam penggunaan media pembelajarannya. Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
a) Penilaian Hasil Belajar Siswa, Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik, Penilaian Hasil Belajar Portofolio Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
b) Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
c) Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain :
a) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c) Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum
d) Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e) Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
f) Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan.
Setelah proses evaluasi selesai, maka saaatnya guru menentukan langkah tindak lanjut, yaitu melakukan revisi dari segala perangkat pembelajaran, terutama media pembelajaran yang telah digunakan oleh guru. Revisi media dan perangkat pembelajaran yang lainnya merupakan upaya guru dalam meningkatkan proses pembelajarannya.
Rangkuman
1. Pengertian model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi dalam mengembangkan media pembelajaran
2. Tahapan-tahapan model ASSURE adalah analyze lerner, state objective, select media or material, utilize, require learner participation, dan evaluate and revise.
Tugas dan Latihan
Kerjakan tugas di bawah ini secara mandiri!
1. Apa yang anda ketahui tentang model ASSURE?
2. Salah satu tahapan model ASSURE adalah menentukan karakteristik siswa-siswi. Apa kaitannya media pembelajaran dengan karakteristik siswa-siswi. Jelaskan!
3. Buatlah mind-map tentang model ASSURE- Silahkan jawab 3 pertanyaan pada bagian penutup di atas.
Jawab di ketik di ms.word, kemudian dikumpulkan pada bagian ini paling lambat tanggal 1 Maret 22, pukul 23.59 wib.
PERTEMUAN 4. PROSEDUR DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar
Mahasiswa-mahasiswi dapat memahami prosedur pemilihan, prinsip pemilihan dan penggunaan, dan landasan media pembelajaran.
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. menjelaskan prosedur pemilihan media pembelajaran.
2. menjelaskan prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.
3. menjelaskan landasan media pembelajaran.
Materi Pokok
Prosedur pemilihan media pembelajaran
1. Prosedur pemilihan media pembelajaran
2. Prinsip pemilihan media pembelajaran
3. Landasan pemilihan media pembelajaranPendahuluan
Prosedur dan pemilihan media merupakan satu topik yang akan mengantarkan mahasiswa- mahasiswi untuk dapat menggunakan media pembelajaran berdasarkan pada prosedur dan pemilihan yang ilmiah bukan karena kesukaan pribadi. Media pembelajaran bukanlah suatu alat yang bersifat “numpang lewat” saja dalam proses pembelajaran, namun meda pembelajaran merupakan suatu hal yang harus tersintegrasi di dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran akan membawa pesan. Baik buruknya pesan akan berdampak pada pembentukan karakter siswa-siswa. Karena dengan proses pembiasaan guru menghadirkan pesan melalui pesan media pembelajaran, sesungguhnya para guru telah melakukan pembiasaan-pembiasaan karakter yang tidak muncul dalam materi ajar secara tertulis.
Pada paket ini, difokuskan pada pemahaman mahasiswa-mahasiswi tentang prosedur pemilihan, prinsip pemilihan dan penggunaan, dan landasan media pembelajaran. Ketiga kajian topik tersebut akan mewarnai dalam paket ini. Prosedur pemilihan media akan difokuskan pada pembekalan pemahaman mahasiswa-mahasiswi untuk mengenali apa saja prosedur pemilihan media pembelajaran. Prinsip pemilihan media akan difokuskan pada kriteria pemilihan media atau dasar- dasar pertimbangan pemilihan media. Hal ini penting agar media yang dipilih benar-benar efektif dan efisien. Sedangkan landasan pemilihan media pembelajaran diarahkan pada mempersiapkan sejauhmana wawasan atau keyakinan para guru/instruktur atau fasilitator itu sendiri dalam menjalankan tugasnya menyiapakan media pembelajaran. Wawasan atau keyakinan guru tentang manfaat atau pentingnya media dalam pembelajaran akan menjadi landasan penggunaan media dalam melaksankan tugas membelajarkan siswa.
Selanjutnya, bacalah materi yang telah disediakan untuk mempelajari topik tersebut. setelah itu, kerjakan tugas secara mandiri untuk mengukur pemahaman kalian. Perhatikan batas waktu pengumpulan tugas agar tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan.Tugas dan Latihan
Kerjakanlah tugas di bawah ini! Batas waktu pengumpulan tugas yaitu Kamis, 10 Maret 2022 Pkul 23.59 WIB
1) Jelaskan perbedaan prosedur pemilihan media model flowchart, model matriks, dan model checklist!
2) Terdapat tiga langkah pokok dalam penggunaan media dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan (penyajian, penerimaan), dan (3) tindak lanjut. Jelaskan ketiga langkah pokok tersebut!
3) Ada empat landasan penggunaan media pembelajaran, yaitu landasan psikologis, teknologis, empirik, dan filosofis. Jelaskan, manakah dari empat landasan tersebut yang paling penting?
4) Buatlah prosedur penggunaan media berbasis media grafis dengan mempertimbangkan aspek student centered!
PERTEMUAN 5. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengklasifikasikan media pembelajaran.
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan persepsi indera.
2. mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya.
Materi Pokok
Klasifikasi Media Pembelajaran
1. Klasifikasikan media pembelajaran berdasarkan persepsi indera.
2. Klasifikasikan media pembelajaran berdasarkan penggunaannyaPENDAHULUAN
Klasifikasi media pembelajaran merupakan materi yang akan mengantarkan mahasiswa-mahasiswi untuk memiliki wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang memberikan dampak pada sumber dan media pembelajaran seperti foto, slide, radio, film, dan video, komputer dan lain-lain. Pada awalnya hanya dikenal beberapa jenis media sederhana seperti buku bergambar, gambar, bagan, grafik, dan model yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan pemanfaatannya menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau penggolongan media pembelajaran dari berbagai aspek.
Pada paket ini, Secara umum ada dua penggolongan media pembelajaran yang dibahas dalam tulisan ini, yakni penggolongan media pembelajaran berdasarkan persepsi indera dan penggunaannya. Sebagai bahan informasi tambahan, dalam tulisan ini juga disajikan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan aspek-aspek lain dan sudut pandang beberapa ahli. Klasifikasi ini sangat penting bagi mahasiswa-mahasiswi dalam membiasakan diri menemukan dan menyelesaikan masalah dalam penggunaan media pembelajaran. Fenomena guru-guru sekarang adalah sering ditemukan guru-guru secara teoritis tahu apa klasifikasinya, namun mereka tidak menggunakannya didalam kelas. Oleh karena itu desain perkuliahan ini akan mengantarkan mahasisiwa-mahasiswi untuk mengumpulkan gambar-gambar atau bahan media pembelejaran berdasarkan persepsi indrea dan berdasarkan penggunaannya.
- Bacalah materi berikut ini
Media diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Buatlah sebuah bagan yang menggambarkan klasifikasi media yang merangkum berbagai sudut pandang tersebut.
CATATAN:Tugas ini diketik di MS.WORD dan dikumpul dalam bentuk MS.WORD bukan PDF.
Paling lambat tugas ini saya tunggu pada tanggal 17 Maret 2022, pukul 23.59 wib.
PERTEMUAN 6-7 BENDA ASLI DAN BUKAN ASLI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (21 Maret 2022)
Kompetensi Dasar
Mahasiswa-mahasiswi memiliki pengetahuan tentang benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran.
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. membedakan benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran
2. memberikan contoh benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran
3. menjelaskan alasan penggunaan benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran.
Bacalah materi berikut ini untuk menambah pemahaman materi pada sisi ini.
Kerjakan tugas berikut ini! Tugas ditik format PDF dan dikumpul paling lambat 22 Maret 2022 pukul 23 Maret 2022.
1. Bila para siswa diajak berkunjung ke sebuah museum, apakah pembelajaran tersebut digolongkan menggunakan benda asli sebagai media pembelajaran? Jelaskan!
2. Jelaskan hubungan antara kegiatan karyawisata bagi siswa sekolah dasar dan media benda asli sebagai media pemelajaran!
3. Perhatikan lingkungan kampus, benda apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, baik media benda asli maupun bukan asli?
4. Bedakan benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia!
5. Berikan lima buah contoh benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia!
6. Jelaskan alasan penggunaan benda asli dan bukan asli sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia!
Pertemuan 8. Analisis Pengembangan Video Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Mahasiswa-mahasiswi memiliki pengetahuan tentang pengembangan media pembelajaran.
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. mencari literature pengembangan media pembelajaran
2. menganalisis literature penelitian pengembangan media pembelajaran
3. menyimpulkan pengembangan media pembelajaran yang berkembang secara akademis
1. Buatlah kelompok kecil yang berjumlah 3-4 mahasiswa
2. Kelompok harus mempertimbangkan domisili tempat tinggal, misalnya yang berdomisili dibandar lampung sekelompok dengan mahsiswa yang berdomisili di Bandar Lampung.
3. Carilah Artikel penelitian terkait pengembangan media pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Artikel dapat dicari melalui https://scholar.google.com/
4. Analisislah pendahuluan (alasan meneliti dan kebutuhan media), metode penelitian, hasil dan pembahasan
5. Rangkumlah dalam bentuk laporan hasil analisis artikel tersebut.
UJIAN TENGAH SEMESTER - (05 APRIL 2022)
Silakan baca soal berikut ini.
Kerjakan semua pertanyaan di Microsoft Word.
Paling lambat UTS ini harus kalian submit pukul 18.00 wib (HARI INI).- Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut. Jelaskan jawaban Anda dengan didukung pendapat para pakar.
- Pembelajaran merupakan proses penyampaian pesan dari guru berupa simbol-simbol tertentu (encoding) kepada siswa sebagai penerima pesan sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Proses ini disebut proses komunikasi (Dale, 1969). Jelaskan peranan media dalam dalam proses komunikasi (pembelajaran) tersebut.
- Jenis media jika dilihat dari segi perkembangan teknologinya dapat dibagi menjadi dua yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir. Jelaskan dan beri contoh kedua jenis media tersebut.
- Apa saja yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam mengembangkan media pembelajaran?
- Pak Rahmat akan mengajarkan Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang sesuatu (objek budaya atau peristiwa alam/sosial di sekitar siswa) yang didengar dan dibaca dan 4.1 Menjelaskan isi teks deskripsi tentang sesuatu (objek budaya atau peristiwa alam/sosial di sekitar siswa) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual. Menurut Anda media pembelajaran seperti apa yang cocok digunakan oleh Pak Rahmat.
Pertemuan 10-11. Pengembangan Media Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan sebuah media pembelajaran mutakhir sesuai dengan kompetensi dasar bahasa Indonesia di SMP atau SMA
Tujuan Pembelajaran
Melalui praktik pengembangan media pembelajaran, mahasiswa menghasilkan sebuah media pembelajaran yang sesuai dengan materi bahasa Indonesia di SMP atau SMA dengan baik.
Buatlah media pembelajaran dengan melihat hal-hal berikut ini
1. Analisislah KD bahasa Indonesia di SMP atau SMA
2. Berdasarkan hasil analisis tersebut, kembangkanlah sebuah media pembelajaran sesuai dengan tema media kelompokmu.
3. Kalian dapat berdiskusi dengan kelompok tetapi dalam satu kelompok tidak boleh membuat media dengan KD yang sama.
4. Media dibuat selama 2 minggu.