Ringkasan topik

  • PENGUMUMAN

    Bagi mahasiswa, tolong perhatikan data profile pribadi Anda demi kenyamanan bersama.

    1. First Name: isi dengan nama panggilan

    2. Sure Name: Isi dengan nama lengkap

    3. Email display: isi dengan email Anda

    4. Id Number: isi dengan NPM anda

    5. Institution: isi dengan fakultas anda

    6. Departement: Isi dengan program studi anda

    7. Foto profil: unggah foto profil Anda

  • PENGANTAR PERKULIAHAN

    1

  • DAFTAR HADIR

    a


    Rekan-rekan yang saya banggakan. Di perkuliahan Teori Sastra Modern ini Anda diwajibkan mengisi daftar hadir melalui fitur yang disediakan oleh sistem vclass.unila.ac.id. Di bawah ini adalah tautan yang digunakan tiap pertemuan mata kuliah. Jangan salah klik, pastikan sebelum mengisi daftar hadir untuk cek pertemuan yang akan Anda isi. Perhatikan panduan pengisian daftar hadir seperti yang tertulis di bawah ini.

    • Daftar hadir diisi ketika perkuliahan berlangsung
    • Jika disaat perkuliahan dilaksanakan nanti tiba-tiba Anda mengalami keadaan darurat seperti sakit, ada kerabat yang meninggal dunia dan lainnya (kendati masih bisa mengakses vclass), silakan isi saja dengan sakit atau izin. Agar Anda dapat fokus dengan kesehatan atau kesibukan tersebut.
    • Kendala yang terjadi silakan dikomunikasikan melalui grup Whatsapp yang tersedia


    • PERTEMUAN I: Model Komunikasi Jacobson

      Sumber: https://skynomics.wordpress.com/2016/04/09/komunikasi-penerimaan-tanda-tanda-dan-pemaknaan/

      Assalamualaikum wr wb.

      Selamat datang rekan-rekan mahasiswa. Selamat berbahagia dan selamat bergabung di perkuliahan Teori Sastra Modern. Pertemuan pertama kali ini kita belum membahas aneka teori dan pendekatan sastra yang kelak akan Anda gunakan saat menyusun tugas akhir.

      Di sesi pertama ini, justru kita akan memulainya dengan memahami pondasi awal dalam memahami sebuah karya sastra melalui model komunikasi Roman Jacobson. Seperti diketahui kajian terhadap puisi diterima sebagai bagian tak terpisahkan dari linguistik. Titik berat linguistik sastrawi itu sendiri memang terletak pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa suatu teks sastra.

      Bingung ya dengan awalan ini. Sebelum Anda mabuk dengan pemaparan ini, mari kita lanjut ke bagian pertemuan ini di bawah.

      Selamat menikmati.

      Wassalamualaikum wr wb.

    • PERTEMUAN II: Syarat Keberadaan Suatu Kesusastraan

      Sumber: http://ezramagazine.cornell.edu

      Assalamualaikum wr wb.

      Mahasiswa onlineku sekalian. Kalian kenal dengan sosok di atas? Jika tidak, wajarlah.

      Oke, sekarang lanjut materi pertemuan II. Di pertemuan ini Anda akan diajak memahami syarat-syarat keberadaan suatu kesusastraan. Sebuah pemahaman yang diberikan oleh MH Abrams beberapa dekade silam. Melalui perkuliahan ini, kita akan coba gali dan maknai apa saja syarat tersebut.

      Coba pahami apa yang dituliskan M.H. Abrams dalam buku The Mirror and The Lamp (1971) di bawah ini:

      “Four elements in the total situation of a work of art are discriminated and made salient, by one or another synonym, in almost all theories which aim to be comprehensive. First, there is the work, the artist product itself. And since this is a human product, an artifact, the second common element is the artificer, the artist. Third, the work is taken to have a subject which, directly or deviously, is derived from existing things-to be about, or signify, or reflect something which either is, or bears some relation to, an objective state of affairs. This third element, whether held to consist of people and actions, ideas and feelings, material things and events, or super-sensible essences, has frequently been denoted by that word-all-work, ‘nature’; but let us use the more neutral and comprehensive term, universe, instead. For the final element we have the audience : the listeners, spectators, or readers to whom the work of art is addressed… (Abrams, l971 : 6).

      Empat hal tadi, adalah syarat utama keberadaan suatu karya sastra. Tugas Anda berikutnya, memahami apa peranan dari keempat hal tadi. Sebagai rujukan utama telah saya sediakan, buku The Mirror and The Lamp yang bisa Anda baca untuk perkaya khazanah Anda mengikuti perkuliahan ini.

      Jangan lupa, ikuti diskusi dan kerjakan tugas yang diberikan.

      Selamat bersenang-senang

      wassalamualaikum wr wb.

    • PERTEMUAN III: Empat Teori Sastra MH. Abrams

      Assalamualaikum wr wb.

      Halo halo mahasiswa yang saya banggakan.

      Alhamdulillah, kita hari ini memasuki pertemuan III. Sedikit ringan dibanding pekan kemarin. Mengapa demikian, sebab pekan ini adalah kelanjutan dari pekan sebelumnya yang menerangkan tentang syarat keberadaan suatu kesusastraan.

      Dari buku The Miror and the Lamp karya MH. Abrams, rekan-rekan telah mengulik bahwa berbicara kesusastraan itu maka harus menghadirkan pengarang, semesta, karya, dan pembaca. Tidak terlepas satu sama lain.

      Nah di pertemuan ini kita akan bahas ancangan teori apa saja yang hadir dari syarat keberadaan kesusastraan tadi. Sebut saja teori objektif, pragmatik, mimetik dan ekspresif. Bagaimana detail dan ciri dari keempatnya. Mari kita bahas di pertemuan ini.

      Selamat mengikuti.

      • The Mirror and the Lamp Berkas 22.3MB PDF document
      • Sastra dan Studi Sastra Berkas 53.6KB Powerpoint 2007 presentation
    • PERTEMUAN IV: Pendekatan Ekspresif I (Psikoanlisis Sigmun Freud)

      a

      Apa itu Psikoanalisis? Teori psikoanalisis klasik merujuk pada istilah yang dipopulerkan oleh Sigmun Freud. Secara garis besar, teori ini menyatakan bahwa “ketidaksadaran” pada individu memiliki peran yang utama dalam diri seseorang.

      Artinya, psikoanalisis ini banyak diterapkan dalam setiap penelitian sastra yang mempergunakan pendekatan psikologis. Umumnya, dalam setiap pelaksanaan pendekatan psikologis terhadap penelitian sastra, yang diambil dari teori psikoanalisis ini hanyalah  bagian-bagian yang berguna dan sesuai saja, terutama yang berkaitan dengan pembahasan sifat dan perwatakan manusia. 

      Pembahasan sifat dan perwatakan manusia tersebut meliputi cakupan yang relatif luas karena manusia senantiasa menunjukkan keadaan jiwa yang berbeda-beda. Secara umum dapat disimpulkan bahwa psikoanalisis merupakan tombak dasar penelitian kejiwaan dalam mencapai tahap penelitian yang lebih serius, khususnya karya sastra dalam hal ini. Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis tokoh-tokoh dalam drama atau novel secara psikologis melalaui penjabaran Id, Ego, dan Super Ego milik Sigmun Freud.

      Pada pertemuan ini, mari kita bahas dan pahami bersama bagi teori psikoanalisis Sigmun Freud dapat digunakan dalam penelitian sastra.


      • Psikoanalisis Berkas 573KB PDF document
    • PERTEMUAN V: Pendekatan Ekspresif II (Psikoanlisis Sigmun Freud)

      Apa itu Psikoanalisis? Teori psikoanalisis klasik merujuk pada istilah yang dipopulerkan oleh Sigmun Freud. Secara garis besar, teori ini menyatakan bahwa “ketidaksadaran” pada individu memiliki peran yang utama dalam diri seseorang.

      Artinya, psikoanalisis ini banyak diterapkan dalam setiap penelitian sastra yang mempergunakan pendekatan psikologis. Umumnya, dalam setiap pelaksanaan pendekatan psikologis terhadap penelitian sastra, yang diambil dari teori psikoanalisis ini hanyalah  bagian-bagian yang berguna dan sesuai saja, terutama yang berkaitan dengan pembahasan sifat dan perwatakan manusia. 

      Bila sebelumnya kita telah membahas tentang teori ini secara detail, sesi ini kita akan diskusikan bagaimana penerapan psikoanalisis Sigmun Freud dalam penelitian sastra.

    • PERTEMUAN VI: Pendekatan Ekspresif III (Psikologi Sastra Carl Gustav Jung)

      Assalamualaikum wr wb.

      Hai mahasiswa online-ku.

      Apa kabar? Semoga senantiasa dalam keadaan baik-baik saja ya. Kini kita memasuki materi kedua dari pendekatan ekspresif, khususnya psikologi sastra. Kemarin kita membahasa Sigmun Freud. Kini kita bahas tokoh lain yang merupakan rekan sejawat Freud, dialah Carl Gustav Jung.

      Carl Gustav Jung mendobrak psikoanalitik ortodoks dan membangun teori kepribadian  yang  terpisah yang disebut  dengan  psikologi  analitik. Teori ini berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magic (occult) bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan semua manusia. Jung percaya bahwa setiap dari kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, melainkan juga oleh pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur. 

      Maka bila Sigmund Freud hanya membatasi kepribadian dengan istilah kesadaran dan ketidaksadaran, Jung membaginya menjadi kesadaran ,ketidaksadaran personal, dan ketidaksadaran kolektif. Bahkan manifestasi ketidaksadaran kolektif masih terejawantahkan kembali dalam bentuk mimpi,fantasi, khayalan dan arketip. Apakah itu. PErtemuan ini akan membahas secara mendalam istilah tersebut dan bagaiaman psikologi sastra CG Jung diterapkan dalam penelitian.

    • PERTEMUAN VII: Pendekatan Ekspresif IV (Psikologi Sastra Carl Gustav Jung)

      Assalamualaikum wr wb.

      Mahasiswa online-ku.

      Setelah memahami psikologi sastra yang dipaparkan melalui teori Jung, Kini kawan-kawan akan mencoba mempraktikka bagaimana psikologi sastra digunakan sebagai pisau bedah dalam menelaah sebuah karya sastra. Seperti apa teknisnya, yuk kita lanjutkan perkuliahan kita ini.

    • PERTEMUAN VIII: Ujian Tengah Semester

      Assalamualaikum Wr. Wb.

      Tabik pun.

      Alhamdulillah, tidak terasa pertemuan demi pertemuan telah kita lewati. Sejumlah materi telah kita arungi bersama sebagai pondasi awal perkuliahan Teori Sastra Modern, diantaranya tentang Model Komunikasi Jakobson, Syarat Keberadaan Kesusastraan, hingga ragam teori Psikologi Sastra.

      Kini, tiba saatnya kita pada pertemuan ke-8. Momen penentuan untuk mengetahui sejauh mana wawasan rekan-rekan mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan. Pada akhirnya, saya mengucapkan selamat menempuh Ujian Tengah Semester. Tetap fokus, karena semua pertanyaan tetap berkaitan dengan materi yang selama ini Anda ikuti.

    • PERTEMUAN IX: Formalisme Rusia

      sumber: https://d16kd6gzalkogb.cloudfront.net/magazine_images/Image-via-Jrm-Llvrs-Flickrstream.jpg

      Assalamualaikum wr wr.

      Hello rekan-rekan sekalian.

      Kini kita memasuki materi baru yaitu tentang formalisme rusia dan kritik baru Amerika (American New Criticism). Materi ini akan membawa Anda untuk memahami sebuah karya sastra dari dimensi yang berbeda dan tidak biasa. Sebut saja melalui febula dan sjuzet.

      Maka dari itu, pada pertemuan ini Anda semua diharapkan dapat memahami sejarah kemunculan formalisme rusia dan kritik baru amerika. Sekaligus cara pandang keduanya dalam menelaah sebuah karya sastra. Tak perlu berpanjang-panjang, mari kita segera ke materi.

      Wassalamualaikum wr wb.

    • Pertemuan X: Kritik Baru (New Criticism)

      sumber: https://d16kd6gzalkogb.cloudfront.net/magazine_images/Image-via-Jrm-Llvrs-Flickrstream.jpg

      Assalamualaikum wr wr.

      Hello rekan-rekan sekalian.

      Melanjutkan materi pekan lalu, kini kita memasuki materi baru yaitu tentang kritik baru Amerika (American New Criticism). Materi ini akan membawa Anda untuk memahami sebuah karya sastra dari dimensi yang berbeda dan tidak biasa. Maka dari itu, pada pertemuan ini Anda semua diharapkan dapat memahami sejarah kemunculan formalisme rusia dan kritik baru amerika. Sekaligus cara pandang keduanya dalam menelaah sebuah karya sastra. Tak perlu berpanjang-panjang, mari kita segera ke materi.

      Wassalamualaikum wr wb.

    • PERTEMUAN XI: Struturalisme

      Assalamualaikum wr wb.

      Rekan-rekan yang budiman, pertemuan kali ini kita akan membahas sastra fokus pada bentuknya. Itulah mengapa strukturalisme dikenal sebagai pendekatan sastra yang menitik beratkan pada karya sastra itu sendiri secara otonom, dan merupakan satu kesatuan yang bulat yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan.

      Ada beberapa ahli yang membahas tentang strukturalisme dianataranya adalah Ferdinand de Saussure, Claude Levi Strauss, Roland Barthes, Vladimir Propp, Tzvetan Todorov dan Gerard Genette, dan Jonathan Culler. Lantas bagaiamana pandangan mereka tentang strukturalisme. Silakan simak materi yang ada di bawah ini. 

      Wassalamualaikum wr wb.

      • Materi Ajar Berkas 28.7KB Image (JPEG)
    • Pertemuan XIII-XIV: Responsi Pembaca

    • Pertemuan XIII: Resepsi Sastra

      Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

      Rekan-rekan, materi terakhir terkait dengan pendekatan pragmatik yang fokus kepada pembaca kembali dengan pemaparan baru yaitu estetika responsi pembaca. Estetika resepsi sastra memahami karya sastra sebagai objek estetis dalam kesadaran pembaca. Pembaca menerima, menafsirkan, dan mengevaluasi karya sastra secara estetis. Suatu teks baru punya makna bila sudah memiliki hubungan dengan pembaca. Nah bagaimana pemaparan para ahli tentang teori ini. Saksikan paparan di bawah ini.

      Estetika Resepsi Sastra


    • Ujian Akhir Semester