Forum Analisis Materi

Forum Analisis Materi

Number of replies: 41

Silahkan lampirkan jawaban anda pada forum ini, terima kasih

In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Dinda Wahyu Puspita 2013053137 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin menyampaikan hasil analisis materi,
Nama : Dinda Wahyu Puspita
NPM : 2013053137

Materi berupa jurnal berjudul "Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Prespektif Global". Dalam materi dijelaskan bahwa Globalisasi begitu luas cakupannya, menurutnya dapat dianalisis secara kultural, ekonomi, politik ataupun institusional. Pada titik ekstrim, globalisasi secara kultural dapat dilihat sebagai ekspansi transisional dari praktik bersama (homogenitas), ataupun sebagai proses di mana banyak input kultural lokal dengan global berinteraksi mengarah ke pencangkokan kultur (heterogenitas), maupun kearah imperialisme kultural. Perlu adanya upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi pendidikan, yang: (1) dari sentralistik ke desentralistik; (2) dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistikintersektoral; dan (3) dari mutu pendidikan yang berorientasi pada wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional.
Implikasi dari upaya-upaya ini adalah: pertama perlunya lembaga akuntabilitas pendidikan nasional yang bertugas untuk: (1) memperhatikan dan mengikuti perkembangan pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga pendidikan nasional memiliki daya saing internasional; (2) menentukan arah, tujuan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan jangka menengah yang ingin dicapai; (3)menentukan kriteria pendidikan nasional yang berorientasi pada dinamika perubahan standar internasional; kedua; mengembangkan model-model pengelolaan pendidikan (educational management) yang mempertimbangkan diversifikasi pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang beragam; ketiga; mengembangkan gagasangagasan pembangunan pendidikan yang diturunkan dari prioritas kebijakan pembangunan nasional, yang melibatkan kepentingan-kepentingan intersektoral dan interdisiplin; keempat; Mengembangkan panduan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan dan pembinaan inisiatif serta kreativitas siswa; kelima; Mengembangkan dan membina program-program peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada materi kurikuler dan mutu serta standar penilaian yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain.
Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas-batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata-mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan. Sebaiknya, dalam kehidupan dunia global yang semakin menunjukkan gejala ke arah borderless word, dalam banyak hal yang terkait dengan kehidupan manusia, suatu negara akan kuat manakala ia mampu merespons secara fungsional fenomena 4"I's" yang terdiri dari: (1)investment; (2) industry; (3) information technology; dan (4) individual consumers. Merespons 4 “I’s” secara fungsional baru dapat dilakukan jika negara mampu menciptakan keunggulan kompetitif bagi sebagian besar warga negaranya. Sebagai pendidik, dengan demikian harus mampu membentuk keunggulan kompetitif pada seluruh peserta didik agar pada akhirnya mereka mampu merespon fenomena 4''I’s” sebagaimana telah dikonseptualisasikan tersebut. Hal itu tentunya disesuaikan dengan kapasitas dan peran pendidik masing-masing dalam proses pendidikan yang sehari-hari berperan serta di dalamnya.
Efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Budaya masyarakat bergerak dan berubah amat cepat akibat adanya globalisasi di hampir semua aspek kehidupan. Dalam proses globalisasi, penetrasi budaya dapat terjadi tanpa adanya hiruk pikuk massa. Sebaliknya, penetrasi budaya ini dapat terjadi dan atau berlangsung setiap saat.
Fenomena ini membawa implikasi, bahwa apapun yang terjadi di negeri ini, bahkan di dunia global, khususnya bagi pendidik harus mampu menghadapi perubahan-perubahan itu agar peserta didik tidak termarginalisasikan oleh perubahan yang begitu cepat. Oleh karena itu, menjadi seorang pendidik di era global mesti tak henti-hentinya melakukan kontemplasi dan refleksi terhadap praktik profesinya, dan kemudian membangun agenda aksi untuk menumbuh kembangkan sifat positif di kalangan peserta didik, seperti: mencintai ilmu, suka membaca dalam arti yang luas, selalu berubah ke arah yang lebih baik, menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat, selalu berlomba untuk mencapai keunggulan pribadi maupun kelompok, dorongan membangun jaringan antar peserta didik secara kolaboratif. Upaya ini secara kolektif akan memberikan kontribusi bagi bangsa, sehingga tidak ketinggalan zaman dan terpinggirkan oleh perubahan yang serba cepat di dalam masyarakat global.
Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan sebagai; (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2) Pendidikan EPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry. Tujuan pendidikan IPS akan dapat tercapai dengan baik manakala bahan materi dalam pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari pendekatan monostruktur disiplin ilmu, interdisiplin dan trans-disiplin ilmu-ilmu sosial dengan Pancasila dan konstitusi UUD sebagai nilai sentralnya sesuai dengan tujuan institusional lembaga pendidikan. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil dari pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial dan mungkin ditambah dengan disiplin ilmu lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Keluasan tujuan itu dapat dicapai mengingat pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah wahana pendidikan. Sebagai wahana pendidikan maka kepedulian yang paling utama adalah kepentingan bangsa, masyarakat, dan pribadi siswa. Oleh karena itu tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya haruslah dikaitkan dengan fungsinya sebagai wahana pendidikan.
Kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kemampuan kepribadian, merupakan kemampuan modal yang sangat berguna dalam mempersiapkan diri dan membekali peserta untuk terjun ke masyarakat, mengarungi dunia nyata yang penuh dengan tantangan. Terlebih di era globalisasi saat ini; tantangan semakin berat, kompetisi semakin ketat, dan mutu menjadi ukuran dalam keberhasilan menduduki tempat.
Untuk itu tujuan Pendidikan IPS yang berorientasi pada; kemampuan intelektual, kemampuan sosial dan kepribadian, dalam konteks globalisasi, semakin relevan dalam menyiapkan siswa menjadi warga negara global. Pencapaian orientasi tujuan utama Pendidikan IPS dalam konteks global, adalah jangan sampai anak didik sebagai anak bangsa tercerabut dari akarnya, kehilangan jati diri, dan lari dari Tuhan-Nya. Pembelajaran dalam Pendidikan IPS bukan disampaikan dalam bentuk peringatan atau bahkan ancaman, tetapi dalam bentuk reflective thinking yang mencerminkan kompetensi intelektual, sosial, dan kepribadian sebagai orientasi tujuan utama.

Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Ikhsan Kurniawan -

Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama             : Ikhsan Kurniawan

NPM               : 2013053164

  1. IDENTITAS JURNAL

1.      Nama Jurnal           : Jurnal Ilmu Pendidikan

2.      Volume                   : 5

3.      Nomor                    : 2

4.      Halaman                 : 58 - 72

5.      Tahun Terbit           : 2013

6.      Judul Jurnal            : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu                                                   Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global

7.      Nama Penulis         : Deny Setiawan

 

  1. ABSTRAK JURNAL

1.      Jumlah Paragraf : 1 Paragraf

2.      Abstrak : Abstrak pada jurnal tersebut disajikan dalam format bahasa Indonesia. Di dalam abstrak itu sendiri, penulis membahas mengenai peluang bagi Pendidikan IPS untuk melakukan reorientasi tujuan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman. Sumber belajar Pendidikan IPS perlu memasukan bahan dari kehidupan masyarakat yang sebenarnya (contextual learning). Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Reorientasi tujuan ini, menunjukkan Pendidikan IPS di era global tidak lagi sekedar membentuk warga negara yang baik (good citizenship), namun lebih luas lagi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jaman sebagai desirable person qualities.

3.      Kata Kunci Jurnal : Reorientasi Tujuan, Pendidikan IPS, Perspektif Global

 

  1. HASIL ANALISIS

Jurnal didahului dengan pernyataan bahwa arus globalisasi yang tengah bergulir membawa suatu konsekuensi dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia yang tak mungkin untuk dihindarkan. Kuatnya arus globalisasi ini didukung beberapa pendapat atau pandangan dari para ahli. Salah satu ahli yang berpendapat ialah Mickletwait dan Wooldridge (2000:29), yang melihat globalisasi dari sisi yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa "motor" yang menggerakkan globalisasi sehingga proses globalisasi itu sendiri begitu cepat menembus batas antar bangsa/negara sebagai faktor penyebab. Terdapat three engines globalization yang menggerakkan globalisasi, yaitu: technology, the capital market, and management.

 

Dari sekian banyak pendapat atau pandangan para ahli mengenai globasasi yang dapat diartikan bahwasannya perlu upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi pendidikan, yang: (1) dari sentralistik ke desentralistik; (2) dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistik-intersektoral; dan (3) dari mutu pendidikan yang berorientasi pada wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional.

 

Implikasi dari upaya-upaya ini adalah: pertama perlunya lembaga akuntabilitas pendidikan nasional yang bertugas untuk: (1) memperhatikan dan mengikuti perkembangan pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga pendidikan nasional memiliki daya saing internasional; (2) menentukan arah, tujuan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan jangka menengah yang ingin dicapai; (3) menentukan kriteria pendidikan nasional yang berorientasi pada dinamika perubahan standar internasional; kedua; mengembangkan model-model pengelolaan pendidikan (educational management) yang mempertimbangkan diversifikasi pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang beragam; ketiga; mengembangkan gagasangagasan pembangunan pendidikan yang diturunkan dari prioritas kebijakan pembangunan nasional, yang melibatkan kepentingankepentingan inter-sektoral dan interdisiplin; keempat; Mengembangkan panduan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan dan pembinaan inisiatif serta kreativitas siswa; kelima; Mengembangkan dan membina program-program peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada materi kurikuler dan mutu serta standar penilaian yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain.

 

Pendidikan dalam perspektif global perlu dilihat dari kondisi dan kualitas bangsa Indonesia dari beberapa parameter penting dalam kehidupan karena bangsa Indonesia saat ini memiliki populasi terbesar keempat di antara negara di dunia. Suyanto (2006) mengatakan bahwa parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa. Hal berkaitan dengan kualitas pendidikan di Indonesia yang memprihatinkan. Dimana dalam sebuah survei yang dilakukan PERC di Hongkong, Indonesia berada di urutan paling bawah.

 

Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik, selayaknya bangsa yang sedang berkembang. Sebagai konsekuensinya, membangun sektor pendidikan memerlukan political will yang kuat dari bangsa, dan dukungan yang kondusif diri keluarga dan masyarakat. Yang mana tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Untuk mencapai keunggulan kompetitif, setiap bangsa memerlukan pembaharuan yang pesat dalam dunia pendidikan.

 

Dalam konteks global kehidupan masyarakat, pendidikan nasional harus mampu membangun landasan yang kuat untuk mengatasi kesenjangan antara proses hasil, dan pengalaman belajar di sekolah. Efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini membawa implikasi, bahwa apapun yang terjadi di negeri ini, bahkan di dunia global, khususnya bagi pendidik harus mampu menghadapi perubahan-perubahan itu agar peserta didik tidak termarginalisasikan oleh perubahan yang begitu cepat.

 

Dalam menghadapi globalilasi, satu kata sederhana yang nampaknya dapat menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan itu adalah "kemampuan". Kemampuan seperti apa? Yaitu kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kepribadian (Hamid, 1996 : 98). Yang kemudian hal inilah yang menjadi orientasi tujuan utama pendidikan, terutama Pendidikan IPS.

 

Somantri, (2001:74) menyatakan bahwa Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan batasan dan tujuan tersebut, Somantri (2001 : 44) berpendapat, bahwa Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan sebagai; (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2) Pendidikan EPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry.

 

Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS, diperlukan suatu strategi pembelajaran dan pengorganisasian bahan ntateri secara integrated. Hal itu disebabkan karena kurang memperhatikan perkembangan teori-teori ilmu social dan metodologinya seperti pola pemikiran ilmuwan sosial.

 

Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Kirschenbaum (1995:24-26), bahwa aspek social studies-citizenship education, meliputi; knowledge, appréciation, critical thinking skills, communication skills, coopération skills, and conflict resolution skills.

 

 

Terdapat tiga golongan mengenai tujuan pendidikan IPS di sekolah. Golongan pertama diwakili oleh Charles Keller dan Barelson (Massialas dan Smith, 1965:13), yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah adalah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, sosiologi, dan pengetahuan sosial lainnya. Menurut paham ini, kurikulum pendidikan IPS harus diorganisasikan secara terpisahpisah sesuai dengan body of knowledge masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut.

 

Golongan kedua berpendapat berbeda, bahwa tujuan pendidikan IPS di sekolah adalah untuk menumbuhkan warga negara yang baik, sebagaimarla yang telah dipaparkan dimuka seperti dari National Council of Social Studies (NCSS). Menurut paham ini, pendidikan IPS di sekolah harus merupakan "a uhified boordinated holystic study of man living iri societies (Hanna, 1962: 63). Oleh karena itu, program pengajaran mengkorelasikan bahkan mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu sosial yang bahannya diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis.

 

Sedangkan golongan ketiga merupakan kompromi dari pendapat golongan pertama dan kedua. Wesley (1964: 3) berpendapat bahwa organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa yang akan meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat. Dengan demikian, tujuan pendidikan IPS merupakan simplifikasi dan distilasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan pendidikan.


Terima kasih

Wassalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh


In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Rahmat Rahmat Agung Dwisarjana -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Rahmat Agung Dwisarjana
NPM : 2103053086
Kelas : 6D
Mata Kuliah : Perpektif Global

Didalam jurnal yang berjudul “Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Perspektf Global” yang ditulis oleh Deny Setiawan membahas dampak dari arus globalisasi. Menurut penulis di era globalisasi saat ini hanya masyarakat yang “mobile” saja yang dapat bertahan dan mengikuti arus globalisasi. Sementara Ritzer dan Goodman (2004:588) berpandangan, globalisasi yang begitu luas cakupannya, menurutnya dapat dianalisis secara kultural, ekonomi, politik ataupun institusional. Maka dari itu, penulis mengatakan perlu adanya upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global.

Implikasi dari upaya-upaya ini adalah: pertama perlunya lembaga akuntabilitas pendidikan nasional yang bertugas untuk: (1) memperhatikan dan mengikuti perkembangan pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga pendidikan nasional memiliki daya saing internasional; (2) menentukan arah, tujuan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan jangka menengah yang ingin dicapai; (3)menentukan kriteria pendidikan nasional yang berorientasi pada dinamika perubahan standar internasional; kedua; mengembangkan model-model pengelolaan pendidikan (educational management) yang mempertimbangkan diversifikasi pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang beragam; ketiga; mengembangkan gagasangagasan pembangunan pendidikan yang diturunkan dari prioritas kebijakan pembangunan nasional, yang melibatkan kepentingankepentingan inter-sektoral dan interdisiplin; keempat; Mengembangkan panduan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan dan pembinaan inisiatif serta kreativitas siswa; kelima; Mengembangkan dan membina program-program peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada materi kurikuler dan mutu serta standar penilaian yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain.

Pendidikan di Indonesia saat ini, mengalami gelombang pasang surut. Ini terlihat dari kebijakan-kebjikan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Satu kata sederhana yang nampaknya dapat menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan itu adalah "kemampuan". Kemampuan seperti apa? Yaitu kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kepribadian (Hamid, 1996 : 98). Tiga kemampuan inilah yang menurut penulis, menjadi orientasi tujuan utama pendidikan, terutama Pendidikan IPS.

Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS, diperlukan suatu strategi pembelajaran dan pengorganisasian bahan ntateri secara integrated. Hal itu disebabkan karena kurang memperhatikan perkembangan teori-teori ilmu social dan metodologinya seperti pola pemikiran ilmuwan sosial. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Kirschenbaum (1995:24-26), bahwa aspek social studies-citizenship education, meliputi; knowledge, appréciation, critical thinking skills, communication skills, coopération skills, and conflict resolution skills.

Terima kasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Nita Yuansari -
Selamat malam, izin mengumpulkan tugas analisis jurnal pertemuan 3 bu, Terima kasih

Nama : Nita Yuanasari
NPM : 2013053082
Kelas : 6 D
Mata Kuliah : Perspektif Global
Dosen Pengampu : Dayu Rika Perdana M, Pd.

TUGAS ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 3

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidika
2. Volume : 5
3. Nomor : 2
4. Halaman : 58 – 72
5. Tahun Terbit : 2013
6. Judul Jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

B. ANALISIS JURNAL
Pendidikan di Indonesia saat ini, mengalami gelombang pasang surut. Ini terlihat dari kebijakan-kebjikan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global. Jika berbicara mengenai pendidikan dalam perspektif global, maka pendidikan perlu melihat kondisi atau kualitas bangsa ini dari beberapa parameter penting dalam kehidupan. Mengapa demikian? karena bangsa Indonesia saat ini memiliki populasi terbesar keempat di antara negara di dunia. Oleh sebab itu, parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa (Suyanto, 2006:3).
Giddens (1990:64) secara ringkas menyebut globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial sejagat yang menghubungkan tempat-tempat yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa lokal bisa terjadi disebabkan oleh kejadian di tempat lain yang sekian mil jauhnya dan sebaliknya.
Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Hal ini menjadi demikian karena masa depan di era global ini harus dihadapi dengan cara dan metode yang lain dari cara dan metode yang telah digunakan untuk menghadapi masa lampau. Suatu pendekatan dan metode yang terbukti telah mendatangkan keberhasilan di masa silam tidak selalu akan membawa hasil yang sama jika digunakan untuk memecahkan persoalan pendidikan di masa yang akan datang.

Pendidikan di Indonesia saat ini, mengalami gelombang pasang surut. Ini terlihat dari kebijakan-kebjikan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global. Jika berbicara mengenai pendidikan dalam perspektif global, maka pendidikan perlu melihat kondisi atau kualitas bangsa ini dari beberapa parameter penting dalam kehidupan. Mengapa demikian? karena bangsa Indonesia saat ini memiliki populasi terbesar keempat di antara negara di dunia. Oleh sebab itu, parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa (Suyanto, 2006:3).

Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Pengertian ini menyiratkan makna bahwa materi atau bahan yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS sangat luas, bukan sebatas ilmu-ilmu sosial saja tetapi masuk didalamnya tentang ideologi negara dan masalahmasalah sosial lain yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua bahan-bahan tersebut diramu dalam proses pembelajaran ditingkat pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan IPS


In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Ni Luh Putu Suciari -
Nama : Ni Luh Putu Suciari
NPM : 2013053003

Judul Analisis:
Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global.
Rangkuman isi jurnal:
Semua makin menyadari bahwa arus globalisasi yang tengah bergulir membawa suatu konsekuensi dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia yang tak mungkin untuk dihindarkan. Giddens (1990:64) secara ringkas menyebut globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial sejagat yang menghubungkan tempat-tempat yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa lokal bisa terjadi disebabkan oleh kejadian di tempat lain yang sekian mil jauhnya dan sebaliknya. Pendidikan di Indonesia saat ini, mengalami gelombang pasang surut. Ini terlihat dari kebijakan-kebjikan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global. Parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa (Suyanto, 2006:3).
Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Sebagai konsekuensinya, membangun sektor pendidikan memerlukan political will yang kuat dari bangsa, dan dukungan yang kondusif diri keluarga dan masyarakat. Tanpa adanya political will dan komitmen yang kuat dari bangsa untuk membangun sektor pendidikan, cepat atau lambat, bangsa ini akan termarjinalisasi secara alami. kehidupan. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata- mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan. Sebaiknya, dalam kehidupan dunia global yang semakin menunjukkan gejala ke arah borderless word (Ohmae, 1995:2), dalam banyak hal yang terkait dengan kehidupan manusia, suatu negara akan kuat manakala ia mampu merespons secara fungsional fenomena 4"I's" yang terdiri dari: (1) investment; (2) industry; (3) information technology; dan (4) individual consumers. Untuk mencapai keunggulan kompetitif, setiap bangsa memerlukan pembaharuan yang pesat dalam dunia pendidikan. Menjadi bangsa yang berkualitas memerlukan keunggulan kompetitif dalam berbagai bidang. Tidak sesuai zamannya lagi, jika kita hanya mengandalkan murahnya tenaga kerja untuk menopang dan membenarkan konsep keunggulan komparatif dan kompetitif. Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan transformatif, menurut Luthans, (1995:356) adalah sebagai berikut. a. Mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan (pembaruan) b. Memiliki sifat pemberani c. Mempercayai orang lain d. Bertindak atas dasar sistem nilai, (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya) e. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus sepanjang hayatnya. f. Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu. g. Memiliki visi ke depan.
Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Menurut The National Council of the Socisl Studies (Sunal, 1993: 5), tujuan social studies adalah "... is to prepare young people to be humane, retional, participating citrizens in a world that is becoming, increasingly interdependent". Tujuan ini merupakan sudut pandang yang paling dominan dalam social studies. Tujuan pendidikan IPS akan dapat tercapai dengan baik manakala bahan materi dalam pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari pendekatan monostruktur disiplin ilmu, inter-disiplin dan trans-disiplin ilmu-ilmu sosial dengan Pancasila dan konstitusi UUD sebagai nilai sentralnya sesuai dengan tujuan institusional lembaga pendidikan (Somantri, 2001: 75). Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS seperti telah dikemukakan di atas, diperlukan suatu strategi pembelajaran dan pengorganisasian bahan ntateri secara integrated. Seiring dengan berkembang pesatnya peradaban dunia di abad 21, membuka peluang bagi pembelajaran IPS untuk "memperbaharui" bahan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman. Pendidikan IPS akan dianggap penting dan bermanfaat manakala memperhatikan kecenderung dunia, perkembangan sains dan teknologi disertai keimanan dan ketakwaan dengan tetap berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945. Bahan pendidikan IPS perlu memasukan bahan dari kehidupan masyarakat yang sebenarnya (contextual learning). Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai tujuan pendidikan IPS, namun pada intinya sama, bahwa hasil dari pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial - dan mungkin ditambah dengan disiplin ilmu lainnya - untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Arti mencapai tujuan yang lebih tinggi di sini, oleh Hasan (1996: 97) dijelaskan terkandung makna, bahwa tujuan yang harus dicapai pendidikan ilmu- ilmu sosial lebih luas dari pengembangan intelektual semata. Kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kemampuan kepribadian, merupakan kemampuan modal yang sangat berguna dalam mempersiapkan diri dan membekali peserta untuk terjun ke masyarakat, mengarungi dunia nyata yang penuh dengan tantangan. Terlebih di era globalisasi saat ini; tantangan semakin berat, kompetisi semakin ketat, dan mutu menjadi ukuran dalam keberhasilan menduduki tempat.
Kelebihan jurnal:
Dalam jurnal Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global ini dapat membantu kita dalam mencari referensi untuk mencari tau apa tujuan utama Pendidikan IPS dalam perspektif global, dalam jurnal ini sudah terdapat materi yang dapat membantu kita untuk mempelajari tentang tujuan utama Pendidikan IPS di era saat ini atau daam perspektif global bahkan jurnal ini dapat dijadikan acuan sebagai perbandingan bahkan bukti nyata sebagai pendukung dari materi yang kita cari.
Kekurangan jurnal:
Penulisan abstrak dalam jurnal harusnya menggunakan font italic atau menggunakan huruf cetak miring, kata kunci dalam jurnal juga harusnya menggunakan huruf cetak miring atau italic, dan pada daftar Pustaka dalam jurnal ada beberapa yang tidak akda tahun dan ada beberapa juga yang penulisannya salah.
Menyarankan atau solusi:
Sebaiknya penulis jurnal ini lebih teliti lagi dalam membuat jurnal karena jurnal ini akan digunakan sebagai acuan atau referensi bagi pembaca dalam mencari bahan untuk menulis jurnal atau dapat juga sebagai penguat dalam penelian yang mereka lakukan, penulis juga sebaiknya sebelum mengup jurnal ini dilakukan pengecekan ulang apakah jurnal ini sudah benar atau masih ada kesalahan dalam penulisan dalam jurnal tersebut.
Kesimpulan:
Dalam jurnal Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global ini membahas tentang Pendidikan IPS dalam perspektif global di era globalisasi ini, karena Pendidikan di Indonesia sedang mengalami gelombang pasang surut karena kebijakan dari pemerintah yang sering berubah-ubah, bahkan dalam kurikulum sendiri sering berubah yang dapat menyebabkan Pendidikan di Indonesia ini memiliki pasang surut dan tidak pernah stabil bahkan banyak di sekolah yang sulit mengimbangi aturan dalam pemerintah. Pendidikan IPS ini juga memiliki tujuan didalamnya seperti penyederhanaan disiplin ilmu sosial, ideologi bahkan psikologis itu sendiri, dalam Pendidikan IPS sendiri tidak melulu hanya mempelajari tentang ilmu sosial saja tetapi ada ilmu tentang ideologi bahkan sampai ilmu psikologi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Divana Oriza Sativa 2013053128 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat malam ibu, izin menjawab
Nama : Divana Oriza Sativa
NPM : 2013053128

A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidika
2. Judul Jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global
3. Volume : 5
4. Nomor : 2
5. Halaman : 58 – 72
6. Tahun Terbit : 2013
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

B. Hasil Analisis Jurnal
Pembahasan dalam jurnal tersebut memuat 3 poin penting yakni diantaranya:
1. Pendidikan IPS dalam perspektif global
2. Tujuan Pendidikan IPS
3. Reorientasi tujuan pendidikan IPS dalam Mempersiapkan Warganegara Global

Kondisi pendidikan di Indonesia dalam keadaan yang memprihatinkan, jika dilihat dari kualitas dan tantangan global yang harus dihadapinya. Sebuah hasil survey yang dilakukan oleh The Political and economic Rick Consultancy (PERC), yang bermarkas di Hongkong. Hasil survei ini mencerminkan, betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Hal ini menjadi demikian karena masa depan di era global ini harus dihadapi dengan cara dan metode yang lain dari cara dan metode yang telah digunakan untuk menghadapi masa lampau. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas- batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata- mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan.
Efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Budaya masyarakat bergerak dan berubah amat cepat akibat adanya globalisasi di hampir semua aspek kehidupan. Dalam proses globalisasi, penetrasi budaya dapat terjadi tanpa adanya hiruk pikuk massa. Sebaliknya, penetrasi budaya ini dapat terjadi dan atau berlangsung setiap saat. Hal tersebut membawa kita pada satu pilihan, mau tidak mau, bisa tidak bisa, manusia harus mau dan bisa menghadapi tantangan globalisasi. Menurut (Hamid, 1996 : 98) kita dituntut untuk memiliki kemampuan yaitu kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kepribadian.

Seiring dengan berkembang pesatnya peradaban dunia di abad 21, membuka peluang bagi pembelajaran IPS untuk "memperbaharui" bahan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman. Pendidikan IPS akan dianggap penting dan bermanfaat manakala memperhatikan kecenderung dunia, perkembangan sains dan teknologi disertai keimanan dan ketakwaan dengan tetap berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk itu tujuan Pendidikan IPS yang berorientasi pada; kemampuan intelektual, kemampuan sosial dan kepribadian, dalam konteks globalisasi, semakin relevan dalam menyiapkan siswa menjadi warga negara global. Hal ini berarti seorang warga negara global adalah seorang warga negara dunia yang memiliki kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab, serta berpartisipasi dalam masyarakat pada semua tingkatan mulai dari lokal hingga global. Pandangan di atas, sejalan dengan prinsip kurikulum 2013 yang menganut prinsip kompetensi berimbang, bahwa arah dari setiap mata pelajaran diorientasikan pada kemampuan peserta didik secara utuh untuk memiliki kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Siti Muthoharoh 2013053114 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Izin menyampaikan hasil analisis jurnal pertemuan 3 bu,
Nama : Siti Muthoharoh
NPM : 2013053114

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : JUPIIS
2. Volume : 5
3. Nomor : 2
4. Halaman : 58-72
5. Tahun Penerbit : 2013
6. Judul Jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial
Dalam Perspektif Global
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

B. ISI JURNAL
Dalam jurnal yang berjudul “Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Dalam Perspektif Global” yang ditulis oleh Deny Setiawan, dijelaskan secara rinci terkait bagaimana peran Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial dalam perspektif global. Giddens (1990:64) secara ringkas menyebut globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial sejagat yang menghubungkan tempat-tempat yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa lokal bisa terjadi disebabkan oleh kejadian di tempat lain yang sekian mil jauhnya dan sebaliknya. Sedangkan menurut Peter Drucker, globalisasi adalah istilah menyeluruh untuk menggambarkan proses yang ada di jantung ekonomi global. Artinya, istilah globalisasi digunakan untuk menggambarkan proses penyebaran komunikasi global secara instan, pertumbuhan perdagangan internasional, dan pasar uang global.
Jadi, dapat disimpulkan globalisasi merupakan proses dimana individu, suatu kelompok, masyarakat, dan negara yang saling berinteraksi saling terkait, keterikatan, dan ketergantungan serta saling memberikan pengaruh atau mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, serta melintasi batas negara. Dengan demikian, perlu adanya upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Salah satu cara nya dengan adanya Pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh The Political and economic Rick Consultancy (PERC), kondisi pendidikan di Indonesia dalam keadaan yang memprihatinkan, jika dilihat dari kualitas dan tantangan global yang harus dihadapinya. Apalagi bangsa Indonesia saat ini memiliki populasi terbesar keempat di antara negara di dunia. Oleh sebab itu, parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa.
Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Hal ini menjadi demikian karena masa depan di era global ini harus dihadapi dengan cara dan metode yang lain dari cara dan metode yang telah digunakan untuk menghadapi masa lampau. Suatu pendekatan dan metode yang terbukti telah mendatangkan keberhasilan di masa silam tidak selalu akan membawa hasil yang sama jika digunakan untuk memecahkan persoalan pendidikan di masa yang akan dating.
Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batasbatas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata- mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan. Sebaiknya, dalam kehidupan dunia global yang semakin menunjukkan gejala ke arah borderless word (Ohmae, 1995:2), dalam banyak hal yang terkait dengan kehidupan manusia, suatu negara akan kuat manakala ia mampu merespons secara fungsional fenomena 4"I's" yang terdiri dari: (1)investment; (2) industry; (3) information technology; dan (4) individual consumers.
Oleh sebab itu, diperlukan Pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang diharapkan mampu membentuk warga negara memiliki daya saing internasional disaat gempuran era globalisasi seperti sekarang sesuai dengan Tujuan dan misi social studies yang didalamnya mengakomodir tiga ranah pendidikan, yakni; pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai terutama yang mengarah pada pembentukan warga negara yang baik (good citizenship). Yang mana warga negara yang baik adalah warga negara yang efektif (effective citizen), yaitu warga negara yang bersifat reflektif, cakap, dan memiliki kepedulian.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan :
Kelebihan dari jurnal yang berisikan bagaimana peran Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial dalam perspektif global adalah penjelasan pada jurnal sudah menggunakan bahasa yang cukup jelas, disertakan daftar pustaka yang jelas, serta dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca bahwasanya dalam menghadapi era globalisasi dan perspektif global seperti sekarang ini diperlukan sebuah Pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang diharapkan mampu membentuk warga negara memiliki daya saing internasional serta mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial dan mungkin ditambah dengan disiplin ilmu lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.
2. Kekurangan :
Kekurangan dari jurnal yang berisikan peran Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial dalam perspektif global adalah penulis kurang menjelaskan secara detail terkait apa yang menjadi pokok bahasan, serta penjelasannya yang sedikit bertele-tele sehingga mungkin pembaca akan sedikit kesulitan dalam memahami isi atau kandungan materi yang terdapat pada jurnal.

D. KESIMPULAN
Pendidikan memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa negara Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai negara dengan latarbelakang sosial, agama, etnik, budaya, yang beragam. Apapun yang terjadi di negeri ini, bahkan di dunia global, khususnya bagi pendidik harus mampu menghadapi perubahan-perubahan itu agar peserta didik tidak termarginalisasikan oleh perubahan yang begitu cepat. Oleh karena itu, menjadi seorang pendidik di era global mesti tak henti-hentinya melakukan kontemplasi dan refleksi terhadap praktik profesinya, dan kemudian membangun agenda aksi untuk menumbuh kembangkan sifat positif di kalangan peserta didik, seperti: mencintai ilmu, suka membaca dalam arti yang luas, selalu berubah ke arah yang lebih baik, menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat, selalu berlomba untuk mencapai keunggulan pribadi maupun kelompok, dorongan membangun jaringan antar peserta didik secara kolaboratif. Upaya ini secara kolektif akan memberikan kontribusi bagi bangsa, sehingga tidak ketinggalan zaman dan terpinggirkan oleh perubahan yang serba cepat di dalam masyarakat global. Diperlukan Pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang nantinya diharapkan dapat membentuk warga negara memiliki daya saing internasional dosaat gempuran era globalisasi seperti sekarang. Selain itu, hasil dari pendidikan IPS ini nanti adalah mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial dan mungkin ditambah dengan disiplin ilmu lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Namun jangan sampai anak didik sebagai anak bangsa tercerabut dari akarnya, kehilangan jati diri, dan lari dari Tuhan-Nya. Pembelajaran dalam Pendidikan IPS bukan disampaikan dalam bentuk peringatan atau bahkan ancaman, tetapi dalam bentuk reflective thinking yang mencerminkan kompetensi intelektual, sosial, dan kepribadian sebagai orientasi tujuan utama.

E. SARAN
Saran untuk penulis jurnal “Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Dalam Perspektif Global” agar menjelaskan secara detail lagi terkait pokok bahasan yang sedang dibahas, serta diperbaiki lagi apa yang menjadi kekurangan. Sehingga kedepannya jurnal dapat lebih baik dan lebih mudah dipahami oleh para pembaca.

Terimakasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Naila Rahma Kurnia 2013053073 -
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Naila Rahma Kurnia
NPM : 2013053073

IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidikan
2. Volume : 5
3. Nomor : 2
4. Halaman : 58 - 72
5. Tahun Terbit : 2013
6. Judul Jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

B. Analisis Jurnal
Didalam jurnal yang berjudul “Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Perspektf Global” yang membahas dampak dari arus globalisasi. Menurut Appadurai (1996, 33), terdapat arus global dan keterputusan di antara arus-arus tersebut yang mencakup: (1) ethnoscapes (kelompok turis dan pekerja tamu); (2) technoscapes (teknologi tinggi mekanistik dan informasional yang menggelobal); (3) financesapes (pasar bursa saham dan pasar
modal); (4) mediascapes (koran, majalah, televisi, internet); dan (5) ideoscapes (imajinasi ideologi politis), yang kesemuanya
berkonsekuensi membawa perubahan, termasuk dalam hal pendidikan. Dengan demikian, perlu adanya upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi pendidikan, yang: (1) dari sentralistik ke desentralistik; (2) dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistikintersektoral; dan (3) dari mutu pendidikan yang berorientasi pada
wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional.
Implikasi dari upaya-upaya ini adalah: pertama perlunya lembaga akuntabilitas pendidikan nasional yang bertugas untuk:
(1) memperhatikan dan mengikuti perkembangan pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga pendidikan nasional memiliki daya saing internasional
(2) menentukan arah, tujuan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan jangka menengah yang ingin dicapai;
(3)menentukan kriteria pendidikan nasional yang berorientasi pada dinamika perubahan standar internasional. kedua; mengembangkan model-model pengelolaan pendidikan (educational management) yang mempertimbangkan diversifikasi
pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang beragam; ketiga; mengembangkan gagasan-gagasan pembangunan pendidikan yang diturunkan dari prioritas kebijakan pembangunan nasional, yang melibatkan kepentingan-kepentingan inter-sektoral dan interdisiplin; keempat; Mengembangkan panduan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan dan pembinaan inisiatif serta kreativitas siswa;
kelima; Mengembangkan dan membina program-program peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada materi
kurikuler dan mutu serta standar penilaian yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain.
Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Kirschenbaum (1995:24-26), bahwa aspek social studies-citizenship education, meliputi; knowledge, appréciation, critical thinking skills, communication skills, coopération skills, and conflict resolution skills

Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Dinda Maharani -
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin menyampaikan hasil analisis materi yang telah diberikan ibu,
Nama : Dinda Maharani
NPM : 2013053036

• Identitas Jurnal Materi
~ Judul Artikel : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global
~ Penulis : Deny Setiawan
~ Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidika
~ Volume : 5
~ Nomor : 2
~ Halaman : 58 – 72
~ Tahun Terbit : 2013

Materi didalam jurnal tersebut menjelaskan mengenai bagaimana peran Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial dalam perspektif global menurut berbagai ahli salah satunya yakni Giddens (1990:64) yang secara ringkas menyebut bahwa globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial sejagat yang menghubungkan antar tempat-tempat yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa lokal bisa terjadi disebabkan oleh kejadian di tempat lain yang sekian mil jauhnya dan sebaliknya.

Kemudian ahli lain menjelaskan yakni menurut Peter Drucker bahwa globalisasi adalah sebuah istilah menyeluruh untuk menggambarkan bagaimana proses yang ada di jantung ekonomi global. Artinya, istilah globalisasi digunakan untuk menggambarkan proses penyebaran komunikasi global secara instan, pertumbuhan perdagangan internasional, dan pasar uang global.

Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwasanya globalisasi ialah suatu proses dimana individu atau suatu kelompok ataupun masyarakat dan negara yang akan saling berinteraksi saling terkait sehingga mempunyai keterikatan dan ketergantungan serta saling memberikan pengaruh atau mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya hingga melintasi batas negara.

Dengan demikian memang diperlukan upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan yang semakin maju dalam kehidupan global. Salah satu cara nya dengan adanya oendidikan ilmu pengetahuan sosial.

Didalajurnal ini memuat hasil survey yang dilakukan oleh The Political and economic Rick Consultancy (PERC) yang menyatakan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia ini dalam keadaan yang memprihatinkan, jika dilihat dari kualitas dan tantangan global yang harus dihadapinya. Apalagi bangsa Indonesia saat ini memiliki populasi terbesar keempat di antara negara di dunia. Oleh sebab itu, parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan supaya sebagai seorang pendidik kita dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik kita karena ketika pendidik harus berdiri di kelas yakni mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa.

Namun perbaikan dalam bidang pendidikan ini tentu saja memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Dikarenakan masa depan di era global sekarang ini harus dihadapi dengan cara dan metode yang lain dari cara dan metode yang telah digunakan untuk menghadapi masa lampau. Suatu pendekatan dan metode yang terbukti telah mendatangkan keberhasilan di masa lalu tidak selalu akan membawa hasil yang sama jika digunakan untuk memecahkan persoalan pendidikan di masa yang akan datang.

Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global ini pada dasarnya adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas-batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi karena negara akan menjadi kuat bukan semata- mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan namun sebaliknya, dalam kehidupan dunia global yang semakin menunjukkan gejala ke arah borderless word (Ohmae, 1995:2) maka dalam banyak hal akan berkaitan dengan kehidupan manusia, suatu negara akan kuat manakala ia mampu merespons secara fungsional fenomena 4"I's" yang terdiri dari: 
(1) Investment,
(2) Industry,
(3) Information Technology,
(4) Individual Consumers.

Oleh karena itu, maka diperlukan pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang diharapkan mampu membentuk warga negara yang mempunyai daya saing internasional ditengah gempuran era globalisasi seperti sekarang ini sesuai dengan tujuan dan misi social studies yang didalamnya mengakomodir tiga ranah pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai terutama yang mengarah pada pembentukan warga negara yang baik (good citizenship). Dimana dapat dikatakan bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang efektif (effective citizen), yaitu warga negara yang bersifat reflektif, cakap, dan mempunyai rasa kepedulian.

• Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini antara lain :
1. Penggunaan bahasa yang sudah cukup jelas ditandai dengan adanya istilah-istilah baru yang mudah dimengerti.
2. Menyertakan dan dilandaskan oleh sumber pustaka yang jelas dan sesuai dengan judul materi.
3. Isi materi yang menarik sehingga membuat pembaca menjadi mempunyai perpektif baru dalam menghadapi era globalisasi saat ini.

• Kekurangan :
Dalam jurnal ini materi pokok bahasannya masih kurang dijelaskan secara detail. Harapannya mungkin bisa lebih secara lebih mendalam gitu pembahasannya supaya pembaca dapat memahami isi materi jurnal dengan baik.

Terimakasih ibu,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Putri Septiana -
Nama: Putri Septiana
NPM: 2013053105
Analisis jurnal 1
REORIENTASI TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Oleh, Deny Setiawan

Semua makin menyadari bahwa arus globalisasi yang tengah bergulir membawa suatu konsekuensi dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia yang tak mungkin untuk dihindarkan. Hal demikian perlu adanya upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi pendidikan, yang: (1) dari sentralistik ke desentralistik; (2) dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistikintersektoral; dan (3) dari mutu pendidikan yang berorientasi pada wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional.
Implikasi dari upaya-upaya ini adalah: pertama perlunya lembaga akuntabilitas pendidikan nasional yang bertugas untuk: (1) memperhatikan dan mengikuti perkembangan pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga pendidikan nasional memiliki daya saing internasional; (2) menentukan arah, tujuan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan jangka menengah yang ingin dicapai; (3)menentukan kriteria pendidikan nasional yang berorientasi pada dinamika perubahan standar internasional; kedua; mengembangkan model-model pengelolaan pendidikan (educational management) yang mempertimbangkan diversifikasi pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang beragam; ketiga; mengembangkan gagasan-gagasan pembangunan pendidikan yang diturunkan dari prioritas kebijakan pembangunan nasional, yang melibatkan kepentingan-kepentingan inter-sektoral dan interdisiplin; keempat; Mengembangkan panduan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan dan pembinaan inisiatif serta kreativitas siswa; kelima; Mengembangkan dan membina program-program peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada materi kurikuler dan mutu serta standar penilaian yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain. Ini terlihat dari Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global.

Jika berbicara mengenai pendidikan dalam perspektif global, maka pendidikan perlu melihat kondisi atau kualitas bangsa ini dari beberapa parameter penting dalam kehidupan. Kondisi pendidikan di Indonesia dalam keadaan yang memprihatinkan, jika dilihat dari kualitas dan tantangan global yang harus dihadapinya. Oleh sebab itu, parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa (Suyanto, 2006:3).
Sebuah hasil survey yang dilakukan oleh The Political and economic Rick Consultancy (PERC) adalah mencerminkan, betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Asumsinya ialah, untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas harus dilihat dari kualitas sistem pendidikan yang ada di suatu negara. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Hal ini menjadi demikian karena masa depan di era global ini harus dihadapi dengan cara dan metode yang lain dari cara dan metode yang telah digunakan untuk menghadapi masa lampau.

Reorientasi Tujuan Pendidikan IPS dalam Mempersiapkan Warganegara Global adalah, Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu; tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat; sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu. Namun satu hal yang menjadi warning dalam pencapaian orientasi tujuan utama Pendidikan IPS dalam konteks global, adalah jangan sampai anak didik sebagai anak bangsa tercerabut dari akarnya, kehilangan jati diri, dan lari dari Tuhan-Nya. Pembelajaran dalam Pendidikan IPS bukan disampaikan dalam bentuk peringatan atau bahkan ancaman, tetapi dalam bentuk Reflective thinking yang mencerminkan kompetensi intelektual, sosial, dan kepribadian sebagai orientasi tujuan utama.

Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Safira Ulfa -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin menyampaikan hasil analisis materi bu,
Nama : Safira Ulfa
NPM   : 2013053110

A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Ilmu – ilmu Sosial
2. Judul Jurnal  : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global
3. Volume : 5
4. Nomor : 2
5. Halaman : 58 – 72
6. Tahun Terbit : 2013
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

B. Hasil Analisis Jurnal
Didalam jurnal tersebut penulis membahas beberapa hal penting yaitu:
1. Pendidikan IPS dalam perspektif global
2. Tujuan Pendidikan IPS
3. Reorientasi tujuan pendidikan IPS dalam Mempersiapkan Warganegara GlobalPendidikan IPS dalam perspektif global

Pendidikan di Indonesia saat ini, mengalami gelombang pasang surut. Hal ini terlihat dari kebijakan-kebjikan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global. Jika berbicara mengenai pendidikan dalam perspektif global, maka pendidikan perlu melihat kondisi atau kualitas bangsa ini dari beberapa parameter penting dalam kehidupan. Mengapa demikian? karena bangsa Indonesia saat ini memiliki populasi terbesar keempat di antara negara di dunia. Oleh sebab itu, parameter-parameter yang terkait dengan kualitas bangsa perlu direnungkan, agar terutama sebagai pendidik dapat memberikan perspektif yang benar terhadap peserta didik, ketika pendidik harus berdiri di kelas, mendidik dan mengajar mereka sebagai salah satu komponen bangsa (Suyanto, 2006:3).

Giddens (1990:64) secara ringkas menyebut globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial sejagat yang menghubungkan tempat-tempat yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa lokal bisa terjadi disebabkan oleh kejadian di tempat lain yang sekian mil jauhnya dan sebaliknya. Sedangkan menurut Peter Drucker, globalisasi adalah istilah menyeluruh untuk menggambarkan proses yang ada di jantung ekonomi global. Artinya, istilah globalisasi digunakan untuk menggambarkan proses penyebaran komunikasi global secara instan, pertumbuhan perdagangan internasional, dan pasar uang global.

1. Pendidikan IPS dalam Perspektif Global

Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas- batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata- mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan. Untuk mencapai keunggulan kompetitif, setiap bangsa memerlukan pembaharuan yang pesat dalam dunia pendidikan. Menjadi bangsa yang berkualitas memerlukan keunggulan kompetitif dalam berbagai bidang. Oleh karenanya, jika bangsa Indonesia ingin menghasilkan berbagai keunggulan kompetitif dari outcome pendidikan, inovasi harus menjadi prioritas penting dalam pembangunan sistem pendidikan.

Dalam konteks global kehidupan masyarakat, pendidikan nasional harus mampu membangun landasan yang kuat untuk mengatasi kesenjangan antara proses hasil, dan pengalaman belajar di sekolah. Dalam arti luas, yang harus dicapai di satu pihak dan tuntutan riil di masyarakat di pihak yang lain. Selain itu, efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Fenomena ini membawa implikasi, bahwa apapun yang terjadi di negeri ini, bahkan di dunia global, khususnya bagi pendidik harus mampu menghadapi perubahanperubahan itu agar peserta didik tidak termarginalisasikan oleh perubahan yang begitu cepat. Oleh karena itu, menjadi seorang pendidik di era global mesti tak henti-hentinya melakukan kontemplasi dan refleksi terhadap praktik profesinya, dan kemudian membangun agenda aksi untuk menumbuh kembangkan sifat positif di kalangan peserta didik, seperti: mencintai ilmu, suka membaca dalam arti yang luas, selalu berubah ke arah yang lebih baik, menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat, selalu berlomba untuk mencapai keunggulan pribadi maupun kelompok, dorongan membangun jaringan antar peserta didik secara kolaboratif.

2. Tujuan Pendidikan IPS

Materi yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS sangat luas, bukan sebatas ilmu-ilmu sosial saja tetapi masuk didalamnya tentang ideologi negara dan masalahmasalah sosial lain yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua bahan-bahan tersebut diramu dalam proses pembelajaran ditingkat pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan IPS. Berdasarkan batasan dan tujuan tersebut, Somantri (2001: 44) berpendapat, bahwa Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan sebagai; (1) Pendidikan IPS yangm.t menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2) Pendidikan EPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS seperti telah dikemukakan di atas, diperlukan suatu strategi pembelajaran dan pengorganisasian bahan materi secara integrated. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Reorientasi Tujuan Pendidikan IPS dalam Mempersiapkan Warganegara Global

Tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial - dan mungkin ditambah dengan disiplin ilmu lainnya - untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Lebih lanjut tujuan pendidikan IPS ialah : pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu; tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat; sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.

Tujuan yang pertama, yaitu pengembangan kemampuan intelektual, adalah tujuan yang ingin mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir dalam disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kemampuan prosesual dalam mencari informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan hasil temuan. Untuk tujuan yang kedua, yaitu pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, adalah ingin mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu dalam tujuan ini dikembangkan pula kemampuannya, seperti berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, rasa tanggung jawab sebagai warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa. Sedangkan untuk tujuan yang ketiga, yaitu mengembangkan kepribadian siswa yang berkenaan dengan pengembangan sikap, nilai, norma, dan moral yang menjadi panutan siswa.

C. Kesimpulan

Pendidikan di Indonesia saat ini, mengalami gelombang pasang surut. Ini terlihat dari kebijakan-kebjikan pemerintah di bidang pendidikan belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Satu kata sederhana yang nampaknya dapat menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan itu adalah "kemampuan". Kemampuan seperti apa? Yaitu kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kepribadian (Hamid, 1996 : 98). Tiga kemampuan inilah yang menurut penulis, menjadi orientasi tujuan utama pendidikan, terutama Pendidikan IPS.

Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Pengertian ini menyiratkan makna bahwa materi atau bahan yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS sangat luas, bukan sebatas ilmu-ilmu sosial saja tetapi masuk didalamnya tentang ideologi negara dan masalahmasalah sosial lain yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua bahan-bahan tersebut diramu dalam proses pembelajaran ditingkat pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan IPS. Seiring dengan berkembang-pesatnya peradaban dunia abad 21, membuka peluang bagi Pendidikan IPS untuk melakukan reorientasi tujuan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman. Pendidikan IPS dianggap penting dan bermanfaat manakala memperhatikan kecenderung dunia, perkembangan sains dan teknologi namun tetap dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan serta berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Pendidikan IPS harus dapat membekali peserta didik dengan kompetensi berimbang, yakni: (1) pengembangan kemampuan intelektual (pengetahuan); (2) pengembangan kemampuan kepribadian sebagai anggota masyarakat dan bangsa (sikap); dan (3) pengembangan kemampuan sosial (keterampilan). Reorientasi tujuan ini, menunjukkan Pendidikan IPS di era global tidak lagi sekedar membentuk warga negara yang baik (good citizenship), namun lebih luas lagi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jaman sebagai desirable person qualities.


Terimakasih ibu,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Sonnya Adelia -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin menyampaikan hasil analisis materi,
Nama : Sonnya Adelia
NPM : 2013053140

Jurnal ini membahas reorientasi tujuan utama pendidikan ilmu sosial dalam perspektif global. Pesatnya perkembangan peradaban dunia pada abad ke-21 telah membuka peluang bagi pendidikan ilmu sosial untuk mencapai tujuan yang memenuhi kebutuhan zaman. Mata pelajaran IPS dianggap penting dan bermanfaat mengingat kecenderungan dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetap dilandasi iman dan taqwa serta ketaatan pada Pancasila dan UUD 1945. Tidak hanya dalam kaitannya dengan fakta-fakta yang berlaku di masyarakat, tetapi juga dalam kaitannya dengan dampak iptek terhadap tatanan kehidupan masyarakat lokal (lokal), nasional, dan internasional. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS meliputi strategi dialog kritis, pengalaman langsung, kolaborasi, dan kerjasama. Strategi pembelajaran ini menekankan pada tiga bidang pembelajaran, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Sesuai dengan prinsip kurikulum 2013, tujuan pendidikan IPS harus mampu membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan yang seimbang, yaitu:
1. pengembangan keterampilan intelektual (pengetahuan);
2. pengembangan kompetensi kepribadian sebagai anggota masyarakat dan bangsa (attitude); dan
3. pengembangan keterampilan sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Nisa Nisa Rizki El Balqis -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama: Nisa Rizki El Balqis
NPM: 2013053166

Berdasarkan jurnal "Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global" dijelaskan bahwa arus globalisasi menjadi suatu fenomena yang tidak apat dihindari. Micklewait dan Wooldridge berpendapat bahwa globalisasi ini seperti sebuah motor yang menggerakkan globalisasi, sehingga proses globalisasi terjadi begitu cepat menembus batas antar negara. Globalisasi ini dapat berdampak psiitif dan negative, bergantung bagaimana setiap inddividu menyikapinya. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan pengkajian untuk memilih paradigm pendidikan yang dianggap mampu untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan oleh globalisasi dan bagaimana cara menyikapinya. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi pendidikan, yaitu: 
  1. Dari sentralistik ke desentralistik
  2. Dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistikintersektoral
  3. Dari mutu pendidikan yang berorientasi pada wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional
Tujuan dari proses pendidikan di era global ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang dapat bersaing di dunia internasional. Sebagai pendidik kita harus mampu menciptakan peserta didik yang memiliki jiwa unggul kompetitif, yang pada akhirnya mereka mampu untuk merespo fenomena 4”I’S”, yang terdiri dari (1)investment; (2) industry; (3) information technology; dan (4) individual consumers. Dengan demikian berarti dapat diketahui bahwa manusia harus bias menghadapi tantangan globalisasi. Tantangan tersebut dapat diatasi dengan tiga kemampuan, Yaitu kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kepribadian (Hamid, 1996 : 98). Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Kirschenbaum (1995:24-26), bahwa aspek social studies-citizenship education, meliputi; knowledge, appréciation, critical thinking skills, communication skills, coopération skills, and conflict resolution skills.

Terimakasih.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Indah Indah Hartini -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Indah Hartini
NPM : 2013053162

Hasil analisis jurnal :

Dalam jurnal yang berjudul " Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global", telah dipaparkan bahwasanya globalisasi memiliki cakupan ruang lingkup yang sangat luas mulai dari segi politik, ekonomi, kultur atau budaya, pendidikan dan lainnya. Jurnal ini mengaitkan pendidikan IPS dengan perspektif global dimana pada abad saat ini membuka peluang bagi Pendidikan IPS untuk melakukan reorientasi tujuan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman.
Pendidikan IPS dianggap penting dan bermanfaat dalam memperhatikan kecenderung dunia, perkembangan sains dan teknologi namun tetap dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan serta berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada prinsip kurikulum 2013, tujuan Pendidikan IPS harus dapat membekali peserta didik dengan kompetensi berimbang, yakni
(1) pengembangan kemampuan intelektual (pengetahuan)
(2) pengembangan kemampuan kepribadian sebagai anggota masyarakat dan bangsa (sikap)
(3) pengembangan kemampuan sosial (keterampilan).
Sehingga reorientasi tujuan ini, menunjukkan Pendidikan IPS di era global tidak lagi sekedar membentuk warga negara yang baik (good citizenship), namun lebih luas lagi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jaman sebagai desirable person qualities.

Dengan demikian, perlu adanya upaya pengkajian untuk memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan kebutuhan-kebutuhan substantif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi pendidikan, seperti:
(1) dari sentralistik ke desentralistik;
(2) dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistikintersektoral;
(3) dari mutu pendidikan yang berorientasi pada wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional

Untuk mencapai tujuan yang lebih baik, dalam konteks untuk menciptakan keunggulan kompetitif sebagai outcome suatu pendidikan, Porter (1997: 54), berpendapat bahwa “... the ability to sustain an advantage from cheap labor or even from economies of scale-these are the old paradigms. These paradigms are being superseded. Today, the only way to have an advantage in through innovation an upgrading".
Pendapat Porter di atas, jika kitasebagai bangsa Indonesia ingin menerapkannya maka akan menghasilkan berbagai keunggulan kompetitif dari outcome pendidikan, inovasi harus menjadi prioritas penting dalam pembangunan sistem pendidikan. Tanpa ada inovasi yang positif, pendidikan nasional hanya akan menghasilkan lulusan yang tidak memiliki sikap mandiri, selalu bergantung pada orang lain.

Selain itu, kita juga harus tetap memfilter hal-hak yang akan disampaikan kepada peserta didik sebagai bahan acuan dalam memberikan materi serta dampak yang akan ditimbulkan karena arus globalisasi ini sangat pesat dan bisa salah langkah jika kita tidak berhati-hati.

terima kasih
wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Resa Kurnia -

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama : Resa Kurnia

NPM : 2013053071

Izin mengumpulkan hasil analisis bu

A.    IDENTITAS JURNAL

  • Judul Jurnal    : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Persfektif Global
  • Volume            : 5
  • Nomor             : 2
  • Halaman         : 58-72
  • Tahun Terbit   : 2013
  • Nama Penuls  : Deny Setiawan

B.     ABSTRAK JURNAL

Abstrak pada jurnal ini memiliki tiga kata kunci yakni Reorientasi Tujuan, Pendidikan IPS, Persfektif Global. Dimana dalam abstraknya dibahas mengenai perkembangan abad 21 seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya teknologi dan sains semakin berkembang maka dari itu diperlukan adanya reorientasi khususnya Pendidikan IPS.

C.    HASIL ANALISIS

Seperti diketahui Bersama bahwasannya arus globalisasi saat ini menimbulkan konsekuensi bagi umat manusia di belahan bumi manapun. Dimana globalisasi ini membuat kita dapat melihat berbagai peristiwa didunia tanpa harus kita mengunjungi tempat tersebut. Ritzer dan Goodman (2004:588) menyebutkan bahwa globalisasi yang begitu luas cakupannya ini dapat dianalisis secara kultural, ekonomi, politik, maupun institusional.

Terdapat arus global dan keterputusan di antara arus-arus tersebut yakni mencakup :

1.      Ethnoscapes (kelompok turis dan pekerja tamu)

2.      Technoscapes (teknologi tinggi mekanistik dan informasional yang mengglobal)

3.      Financesapes (pasar bursa saham dan pasar modal)

4.      Mediascapes (koran, majalah, televisi, internet)

5.      Ideoscapes (imajinasi ideologi politis)

Yang semuanya berkonsekuensi membawa perubahan, termasuk dalam pendidikan. Oleh sebab itu, perlu diadakannya pengkajian demi memilih paradigma pendidikan yang mampu menjabarkan berbagai kebutuhan-kebutuhan substansif pendidikan dalam berbagai dimensi dan konteks keilmuan untuk menjawab tantangan kekinian dalam kehidupan global. Disamping itu juga diperlukan perubahan orientasi Pendidikan

1.      Dari sentralik ke desentralik

2.      Dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistik-intersektoral

3.      Dari mutu pendidikan yang berorientasi pada wawasan lokal-nasional ke mutu pendidikan yang bertaraf internasional

Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas-batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata-mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan.

Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Berdasarkan pengertian tersebut pembelajaran IPS sangat luas diartikan tak hanya sebatas ilmu-ilmu sosial saja, namun termasuk didalamnya ideologi negara dan masalah-masalah sosial lain yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS itu sendiri diperlukan strategi yang menunjang berkembangnya pembelajaran tersebut. Seiring dengan berkembang pesatnya peradaban dunia di abad 21, membuka peluang bagi pembelajaran IPS untuk "memperbaharui" bahan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman. Pendidikan IPS akan dianggap penting dan bermanfaat manakala memperhatikan kecenderung dunia, perkembangan sains dan teknologi disertai keimanan dan ketakwaan dengan tetap berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945.

 

D.    KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

  • Kekurangan

Daftar pustaka pada jurnal ini tidak terpisah dari lembar penutup, semestinya daftar pustaka terpisah dari lembar sebelumnya dan menjadi lembar baru.

  • Kelebihan

Identitas pada jurnal ini lengkap

 

 


In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Rinta Renjani 2013053098 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Rinta Renjani
NPM : 2013053098

IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidikan
2. Volume : 5
3. Nomor : 2
4. Halaman : 58 - 72
5. Tahun Terbit : 2013
6. Judul Jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

Didalam Jurnal tersebut berisi tentang Pendidikan IPS dianggap penting dan bermanfaat dalam perkembangan sains dan teknologi namun tetap dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan serta berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945. Sumber belajar Pendidikan IPS perlu memasukan bahan dari kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Berdasarkan prinsip kurikulum 2013, tujuan Pendidikan IPS harus dapat membekali peserta didik dengan kompetensi berimbang, yakni: pengembangan kemampuan intelektual (pengetahuan), pengembangan kemampuan kepribadian sebagai anggota masyarakat dan bangsa (sikap), dan pengembangan kemampuan sosial (keterampilan). Reorientasi tujuan ini, menunjukkan Pendidikan IPS di era global tidak lagi sekedar membentuk warga negara yang baik (good citizenship), namun lebih luas lagi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jaman sebagai desirable person qualities.

Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Somantri (2001: 44) berpendapat, bahwa Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan :
1) Pendidikan IPS yang menekankan padatumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama
2) Pendidikan EPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial
3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry
Kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kemampuan kepribadian, merupakan kemampuan modal yang sangat berguna dalam mempersiapkan diri dan membekali peserta untuk terjun ke masyarakat, mengarungi dunia nyata yang penuh dengan tantangan. Terlebih di era globalisasi saat ini; tantangan semakin berat, kompetisi semakin ketat, dan mutu menjadi ukuran dalam keberhasilan menduduki tempat. Namun satu hal yang menjadi warning dalam pencapaian orientasi tujuan utama Pendidikan IPS dalam konteks global, adalah jangan sampai anak didik sebagai anak bangsa tercerabut dari akarnya, kehilangan jati diri, dan lari dari Tuhan-Nya.

Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Roza Melinda Puri 2013053004 -
ANALISIS JURNAL

Nama : Roza Melinda Puri
NPM :2013053004
Semester/Kelas : 6/D
Mata Kuliah : Perspektif Global Dosen Pengampu : Dra. Nelly Astuti, M.Pd.
Dayu Rika Perdana, M.Pd


A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : JUPIIS
2. Volume 5
3. Nomor 2
4. Halaman : 58-72
5. Tahun Terbit : Desember 2013
6. Judul Jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Perspektif Global
7. Nama Penulis : Deny Setiawan

B. Isi Jurnal
Pada jurnal “Reorinteasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Ssosila dalam Perspektif Global” dijelaskan terkait peluang Pendidikan IPS untuk melakukan reorientasi tujuan yang disesuaikan dengan tuntunan perkembangan jaman. Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan manusia tidak dapat dihindarkan. Globalisasi yang makin kuat resonansinya, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam proses memelihara dan meningkatkan integritas bangsa, perlu mendapat perhatian utama, terutama dalam menyesuaikan diri terhadap segala perubahan yang dibawanya. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Terlebih-lebih di era globalisasi seperti saat ini, tantangan pendidikan menjadi semakin tidak terbatas, dilihat dari masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat, (benefits), dan dampak (impacts). Jika

hal ini terjadi, bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan.
Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Seiring dengan berkembang pesatnya peradaban dunia di abad 21, membuka peluang bagi pembelajaran IPS untuk "memperbaharui" bahan yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk itu tujuan Pendidikan IPS yang berorientasi pada; kemampuan intelektual, kemampuan sosial dan kepribadian, dalam konteks globalisasi, semakin relevan dalam menyiapkan siswa kea rah desirable person qualities

Terimahkasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Dhea Ayu Purba Laras -
Izin menyampaikan hasil analisis,
Nama : Dhea Ayu Purba Laras
NPM : 2013053119

Jurnal yang berjudul “Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Prespektif Global” menjelaskan tentang Pendidikan IPS dalam prespektif global dimana Pendidikan di Indonesia ini sedang mengalami pasang surut dan kondisi yang memprihatinkan yang dilihat dari kebijakan pemerintah di bidang Pendidikan yang belum memperlihatkan sistem dan strategi yang kuat dan handal dalam menghadapi percaturan dunia global.
Kondisi yang memprihatinkan ini dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh The Political and economic Rick Consultancy (PERC), yang bermarkas di Hongkong. Hasil survei ini mencerminkan, betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Dengan begitu Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik dengan cara membangun sektor Pendidikan yang memerlukan political will yang kuat dari bangsa, dan dukungan yang kondusif diri keluarga dan masyarakat. Tanpa adanya political will dan komitmen yang kuat dari bangsa untuk membangun sektor pendidikan, cepat atau lambat, bangsa ini akan termarjinalisasi secara alami. Oleh karena itu Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Sehingga Sebagai pendidik, dengan demikian harus mampu membentuk keunggulan kompetitif pada seluruh peserta didik agar mereka mampu merespon fenomena 4''I’s” yaitu (1) investment; (2) industry; (3) information technology; dan (4) individual consumers.
Untuk dapat melakukan inovasi dalam pendidikan, semua pihak yang mengemban tugas di bidang pendidikan perlu menerapkan transformational leadership (kepemimpinan transformasional) agar dapat menumbuh kembangkan sifat positif di kalangan peserta didik sehingga tiga kemampuan Yaitu kemampuan intelektual, kemampuan sosial, dan kepribadian itu dapat tercapai dengan baik melalui Pendidikan IPS.

Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Riska Dwi Ayu Triyana -
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Riska Dwi Ayu Triyana
NPM : 2013053097

Hasil Analisis :
Pada Jurnal “REORIENTASI TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF GLOBAL” Oleh Deny Setiawan. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Sebaiknya, dalam kehidupan dunia global yang semakin menunjukkan gejala ke arah borderless word (Ohmae, 1995:2), dalam banyak hal yang terkait dengan kehidupan manusia, suatu negara akan kuat manakala ia mampu merespons secara fungsional fenomena 4"I's" yang terdiri dari: (1)investment; (2) industry; (3) information technology; dan (4) individual consumers. Merespons 4 “I’s” secara fungsional baru dapat dilakukan jika negara mampu menciptakan keunggulan kompetitif bagi sebagian besar warga negaranya. Sebagai pendidik, dengan demikian harus mampu membentuk keunggulan kompetitif pada seluruh peserta didik agar pada akhirnya mereka mampu merespon fenomena 4''I’s” sebagaimana telah dikonseptualisasikan Kenichi Ohmae tersebut.

Efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Budaya masyarakat bergerak dan berubah amat cepat akibat adanya globalisasi di hampir semua aspek kehidupan. Dalam proses globalisasi, penetrasi budaya dapat terjadi tanpa adanya hiruk pikuk massa. Sebaliknya, penetrasi budaya ini dapat terjadi dan atau berlangsung setiap saat. Somantri (2001 : 44) berpendapat, bahwa Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan sebagai; (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2) Pendidikan EPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry.

Berdasarkan jurnal ini disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasan berpendapat, tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial dapat dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu : (1) pengembangan kemampuan intelektual siswa, (2) pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, dan (3) pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu; tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat; sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.

Terima Kasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Risca Wulantika 2013053147 -
Nama : Risca Wulantika
NPM : 2013053147


“Berorientasi tujuan utama pendidikan ilmu pengetahuan sosial dalam perspektif global” Yang ditulis oleh Deny Setiawan JUPIIS VOL. 5 NO. 2
Pendidikan IPS dalam perspektif global kondisi pendidikan di Indonesia saat ini dalam keadaan yang memprihatinkan, jika dilihat dari kualitas dan juga tantangan global yang harus dihadapinya. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Seperti metode ataupun cara yang akan digunakan dalam menghadapi perkembangan di Era Globalisasi ini. tujuan akhir dari proses pendidikan di Era global yaitu menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif tersebut, setiap bangsa merupakan pembaruan yang pesat di dalam dunia pendidikan khususnya dalam konteks untuk menciptakan keunggulan kompetitif sebagai outcome suatu pendidikan. Porter berpendapat bahwa jika bangsa Indonesia ingin menghasilkan berbagai keunggulan kompetitif dari out com pendidikan, inovasi harus menjadi prioritas penting dalam pembangunan sistem pendidikan. Jika tidak ada inovasi ataupun pembaruan pendidikan nasional hanya akan menghasilkan lulusan yang tidak memiliki sikap mandiri dan juga selalu bergantung pada orang lain. Dalam perspektif global, hasil pendidikan yang demikian justru akan menjadi beban bagi bangsa dan juga negara nya, sekaligus bagi masyarakat itu sendiri.
Tujuan pendidikan IPS,Pendidikan harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan dari pembelajaran ips itu sendiri yaitu dapat menggunakan strategi yang bersifat dia logis kritis, pengalaman langsung, kolaboratif dan kooperatif. Nah pembelajaran nya dapat menekankan pada Ranah kognitif, Afektif, dan juga psikomotorik.
Pendidikan IPS sendiri memiliki tujuan yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu ilmu sosial dan mungkin ditambah dengan disiplin ilmu lainnya, dan juga untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Maksud dari pendidikan yang lebih tinggi di sini yaitu bahwa tujuan yang harus dicapai pendidikan ilmu ilmu sosial itu lebih luas dari pengembangan intelektual semata. terdapat kendala ataupun hal yang perlu diperhatikan dalam pencapaian orientasi tujuan utama dari pendidikan IPS ini dalam konteks global yaitu jangan sampai peserta didik sebagai anak bangsa kehilangan jati diri atau bahkan lari dari Tuhannya. Pendidikan IPS ini juga disampaikan dalam bentuk yang mencerminkan kompetensi intelektual, sosial, dan kepribadian yang sangat orientasi dengan tujuan utamanya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Nola Mardiah -
Nama : Nola Mardiah
NPM : 2013053168
Kelas : 6D
Mata kuliah : Perspektif Global
Tugas Analisis jurnal pertemuan 3
“Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global”
Adanya arus globalisasi yang saat ini dialami oleh seluruh umat manusia merupakan suatu akibat dari kehidupan manusia itu sendiri yang semakin maju dan pesat. Secara kultural, ekspansi transisional dari homogenitas mengarah kepada heterogenitas bahkan kearah imperialisme kultural. Teori Perang-Ruang dari Bauman (1998:9) yang melihat bahwa globalisasi diwarnai oleh faktor kemampuan "mobilitas" yang menjadi faktor terbentuknya sertifikasi yang Dominan. Orientasi Pendidikan adalah salah satu bentuk jawaban dari permasalahan mengenai penguasaan dan tantangan di kehidupan global.
Perubahan orientasi Pendidikan yang diperlukan diantaranya:
1. Dari sentralik ke desentraik
2. Dari sisi pendekatan parsial-sektoral ke holistic-intersektoral
3. Dari orientasi wawasan local-nasional ke internasional.
Upaya upaya diatas berimplikasi pada:
1. Perlunya lembaga akuntabilitas pendidikan nasional yang bertugas untuk:
a. memperhatikan dan mengikuti perkembangan Pendidikan bangsa-bangsa lain, sehingga pendidikan nasional memiliki daya saing internasional;
b. menentukan arah, tujuan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan jangka menengah yang ingin dicapai;
c. menentukan kriteria pendidikan nasional yang berorientasi pada dinamika perubahan standar internasional;
2. Mengembangkan model-model pengelolaan Pendidikan (educational management) yang mempertimbangkan diversifikasi pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang beragam;
3. mengembangkan gagasangagasan pembangunan pendidikan yang diturunkan dari prioritas kebijakan pembangunan nasional, yang melibatkan kepentingankepentingan inter-sektoral dan interdisiplin;
4. Mengembangkan panduan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan dan pembinaan inisiatif serta kreativitas siswa;
5. Mengembangkan dan membina program-program peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada materi kurikuler dan mutu serta standar penilaian yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain.
Dalam kehidupan dunia global yang semakin menunjukkan gejala ke arah borderless word (Ohmae, 1995:2), dalam banyak hal yang terkait dengan kehidupan manusia, suatu negara akan kuat manakala ia mampu merespons secara fungsional fenomena 4"I's" yang terdiri dari:
1. investment;
2. industry;
3. information technology; dan
4. individual consumers.
Efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya,ilmu pengetahuan, dan teknologi. Budaya masyarakat bergerak dan berubah amat cepat akibat adanya globalisasi di hampir semua aspek kehidupan. Dalam proses globalisasi, penetrasi budaya dapat terjadi tanpa adanya hiruk pikuk massa. Sebaliknya, penetrasi budaya ini dapat terjadi dan atau berlangsung setiap saat. Pendidikan IPS bertujuan bukan sebatas ilmu-ilmu sosial saja namun termasuk didalamnya ideologi negara dan masalah-masalah sosial lain yang muncul dalam bermasyarakat. Tujuan pendidikan IPS akan dapat tercapai dengan baik manakala bahan materi dalam pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari pendekatan monostruktur disiplin ilmu, interdisiplin dan trans-disiplin ilmu-ilmu sosial dengan Pancasila dan konstitusi UUD sebagai nilai sentralnya sesuai dengan tujuan institusional lembaga pendidikan (Somantri, 2001 : 75).
Pendidikan IPS membuka peluang untuk melakukan reorientasi dengan menyesuaikan pada berkembangnya peradaban dunia di abad-21.sumber belajar pada cabang ilmu sosial perlu memasukkan metode contextual learning didalamnya. Dalam implementasinya, pelajaran IPS perlu menggunakan strategi yang bersifat dialogis kritis, direct experiences, kolaboratif dan kooperatif dengan menekankan pada 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan IPS harus menyantumkan bekal bagi peserta didik sesuai dengan prinsip kurikulum 2013 yaitu pengembangan intelektual, pengembangan kepribadian, dan pengembangan sosial.

demikian hasil analisis saya, terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Materi

by Alya Syafira -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Alya Syafira
NPM : 2013053126
Semester/Kelas : 6/D

Hasil Analisis Jurnal
Judul jurnal : Reorientasi Tujuan Utama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Perspektif Global
Penulis : Deny Setiawan
Volume jurnal : 5
Nomor jurnal : 2
Bulan dan tahun : 2013
Halaman : 58-72

Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia perlu meningkatkan kualitas melalui pendidikan yang baik. Perbaikan dalam bidang pendidikan memerlukan usaha dan kerja keras untuk mencari strategi dan metode serta membangun paradigma pendidikan baru. Sebagai konsekuensinya, membangun sektor pendidikan memerlukan political will yang kuat dari bangsa, dan dukungan yang kondusif diri keluarga dan masyarakat. Pada era globalisasi seperti saat ini, tantangan pendidikan menjadi semakin tidak terbatas, dilihat dari masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat, (benefits), dan dampak (impacts). Jika hal ini terjadi, bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada dasarnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional. Dalam kehidupan global, di mana batas batas negara tidak menjadi penting lagi bagi bekerjanya sistem jaringan informasi, negara akan menjadi kuat bukan semata- mata karena sistem pertahanan militer yang setiap saat secara fisik dapat dimobilisasikan.
Dalam konteks global kehidupan masyarakat, pendidikan nasional harus mampu membangun landasan yang kuat untuk mengatasi kesenjangan antara proses hasil, dan pengalaman belajar di sekolah. Dalam arti luas, yang harus dicapai di satu pihak dan tuntutan riil di masyarakat di pihak yang lain. Efisiensi dan mutu pendidikan memang harus dijaga, agar outcome pendidikan bagi bangsa di era global ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap tuntutan dan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Oleh karena itu, menjadi seorang pendidik di era global mesti tak henti-hentinya melakukan kontemplasi dan refleksi terhadap praktik profesinya, dan kemudian membangun agenda aksi untuk menumbuh kembangkan sifat positif di kalangan peserta didik, seperti: mencintai ilmu, suka membaca dalam arti yang luas, selalu berubah ke arah yang lebih baik, menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat, selalu berlomba untuk mencapai keunggulan pribadi maupun kelompok, dorongan membangun jaringan antar peserta didik secara kolaboratif. Upaya ini secara kolektif akan memberikan kontribusi bagi bangsa, sehingga tidak ketinggalan zaman dan terpinggirkan oleh perubahan yang serba cepat di dalam masyarakat global.
Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmu ilmu sosial, ideologi negara yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tinggkat pendidikan dasar dan menengah (Somantri,2001:74). Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa diartikan sebagai; (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2) Pendidikan EPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry Menurut The National Council of the Socisl Studies (Sunal, 1993 : 5), tujuan social studies adalah "... is to prepare young people to be humane, retional, participating citrizens in a world that is becoming, increasingly interdependent". Tujuan ini merupakan sudut pandang yang paling dominan dalam social studies. Tujuan pendidikan IPS akan dapat tercapai dengan baik manakala bahan materi dalam pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari pendekatan monostruktur disiplin ilmu, inter disiplin dan trans-disiplin ilmu-ilmu sosial dengan Pancasila dan konstitusi UUD sebagai nilai sentralnya sesuai dengan tujuan institusional lembaga pendidikan (Somantri, 2001 : 75).
Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS seperti telah dikemukakan di atas, diperlukan suatu strategi pembelajaran dan pengorganisasian bahan ntateri secara integrated. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS adalah strategi yang bersifat dialogis kritis, pengalaman langsung (direct experiences), kolaboratif dan kooperatif. Strategi pembelajaran seperti ini menekankan pada tiga ranah pembelajaran, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Kirschenbaum (1995:24-26), bahwa aspek social studies-citizenship education, meliputi; knowledge, appréciation, critical thinking skills, communication skills, coopération skills, and conflict resolution skills.

Terimakasih