FORUM JAWABAN POST TEST
Nama: Luthfi Perwira Adji
Npm: 2215031045
Kelas: Elektro C
A. Identitas dan Integrasi Nasional
Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda.
Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Ia menjadi model dari sebuah habitus yang berperan aktif dalam ranah sosial. Ia telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakterisitik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
B. Integrasi nasional versus otonomi daerah.
Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Ada mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi yang berjumlah lebih dari 3.025 spesies. Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia.Bertolak dari gambaran tersebut, maka pada dasarnya pluralitas bagi bangsa Indonesia adalah takdir. Maka muncullah faham sentrisme yang kemudian melahirkan misalnya, etnosentrisme, religisentrisme, politksentrisme, dan seterusnya.
Npm: 2215031045
Kelas: Elektro C
A. Identitas dan Integrasi Nasional
Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda.
Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa – terutama industri penyiaran televisi. Ia menjadi model dari sebuah habitus yang berperan aktif dalam ranah sosial. Ia telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakterisitik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
B. Integrasi nasional versus otonomi daerah.
Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Ada mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi yang berjumlah lebih dari 3.025 spesies. Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia.Bertolak dari gambaran tersebut, maka pada dasarnya pluralitas bagi bangsa Indonesia adalah takdir. Maka muncullah faham sentrisme yang kemudian melahirkan misalnya, etnosentrisme, religisentrisme, politksentrisme, dan seterusnya.
Nama: I Putu Penta Sentosa
Npm: 2215031054
Kelas: Elektro C
Identitas dan Integrasi Nasional
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.
Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, 5 konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Ia adalah negara dengan 17.504 pulau, 1.068 suku bangsa, dan memiliki sedikitnya 665 bahasa daerah. Indonesia juga kaya dengan spesies langka. Baik flora maupun fauna. Ada mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi yang berjumlah lebih dari 3.025 spesies. Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia.
Npm: 2215031054
Kelas: Elektro C
Identitas dan Integrasi Nasional
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.
Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, 5 konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Ia adalah negara dengan 17.504 pulau, 1.068 suku bangsa, dan memiliki sedikitnya 665 bahasa daerah. Indonesia juga kaya dengan spesies langka. Baik flora maupun fauna. Ada mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi yang berjumlah lebih dari 3.025 spesies. Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia.
Nama: Rizki Nur Faid
NPM:2215031046
Kelas: TE C
Di masa awal Indonesia merdeka,
identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik
dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat
Indonesia (di antaranya adalah
penghormatan kepada Sang Saka Merah
Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
Bahasa Indonesia, dan seterusnya).
Identitas adalah representasi diri
seseorang atau masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat
mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
NPM:2215031046
Kelas: TE C
Di masa awal Indonesia merdeka,
identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik
dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat
Indonesia (di antaranya adalah
penghormatan kepada Sang Saka Merah
Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
Bahasa Indonesia, dan seterusnya).
Identitas adalah representasi diri
seseorang atau masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat
mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya.
Agung Nugroho
2215031102
PSTE C
A. Identitas dan Integrasi Nasional
Dengan kata lain, identitas adalah hasil dari kebudayaan yang berjalan secara kompleks. Identitas dilihat dari segi waktu bukanlah suatu bentuk yang sudah ada sejak awal dan tetap abadi dalam satu esensi. Identitas tersebut terdiri dari beberapa lapisan yang tergantung pada peran yang dimainkan, situasi objektif yang dihadapi, serta cara menanggapi situasi dan peran tersebut. Perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya bisa terjadi bukan karena perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, atau bahkan asal daerah.
Yang menyatukan identitas tersebut adalah kepentingan masing-masing individu. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi oleh media massa, terutama televisi, telah menjadi sebuah model dari suatu habitus yang berperan aktif dalam masyarakat. Media massa telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dipisahkan dari karakteristik individu-individu yang menjadi objek dan subjeknya.
B. Integrasi Nasional versus Otonomi Daerah
Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki kekayaan alam yang indah dengan iklim subtropis yang ramah dan tanah yang subur. Terdapat lebih dari 3.025 spesies mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi di Indonesia. Selain itu, jumlah spesies tumbuhan yang hidup di Indonesia sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia. Oleh karena itu, pluralitas bagi bangsa Indonesia merupakan takdir. Maka, muncullah faham sentrisme yang kemudian melahirkan misalnya, etnosentrisme, religisentrisme, politiksentris, dan lainnya.
2215031102
PSTE C
A. Identitas dan Integrasi Nasional
Dengan kata lain, identitas adalah hasil dari kebudayaan yang berjalan secara kompleks. Identitas dilihat dari segi waktu bukanlah suatu bentuk yang sudah ada sejak awal dan tetap abadi dalam satu esensi. Identitas tersebut terdiri dari beberapa lapisan yang tergantung pada peran yang dimainkan, situasi objektif yang dihadapi, serta cara menanggapi situasi dan peran tersebut. Perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya bisa terjadi bukan karena perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, atau bahkan asal daerah.
Yang menyatukan identitas tersebut adalah kepentingan masing-masing individu. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi oleh media massa, terutama televisi, telah menjadi sebuah model dari suatu habitus yang berperan aktif dalam masyarakat. Media massa telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dipisahkan dari karakteristik individu-individu yang menjadi objek dan subjeknya.
B. Integrasi Nasional versus Otonomi Daerah
Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki kekayaan alam yang indah dengan iklim subtropis yang ramah dan tanah yang subur. Terdapat lebih dari 3.025 spesies mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi di Indonesia. Selain itu, jumlah spesies tumbuhan yang hidup di Indonesia sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia. Oleh karena itu, pluralitas bagi bangsa Indonesia merupakan takdir. Maka, muncullah faham sentrisme yang kemudian melahirkan misalnya, etnosentrisme, religisentrisme, politiksentris, dan lainnya.