ABSEN PULANG

ABSEN PULANG

Jumlah balasan: 30

NAMA :

NPM :

KELAS :

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ABSEN PULANG

oleh Okta Rizkika Ramadhona 2213053191 -
Nama : Okta Rizkika Ramadhona
NPM : 2213053191
Kelas : 2F

Sejak era Reformasi, Indonesia sudah menggelar empat kali pemilu. Tetapi, pemilu ke lima tahun 2019, khususnya, pemilu presiden (pilpres) memiliki konstelasi politik yang lebih menyita perhatian publik. Sebagaimana diketahui, untuk kedua kalinya Joko Widodo (Jokowi) kembali
berhadapan dengan Prabowo Subianto, head to head,untuk memperebutkan kursi presiden. Memanasnya kontestasi pilpres 2019 juga diwarnai dengan polarisasi politik antara kedua kubu pendukung capres. Tak ayal bara pilpres pun cenderung semakin mempertajam timbulnya pembelahan sosial dalam masyarakat.
Tulisan ini mencoba melihat demokrasi Indonesia melalui fenomena pilpres 2019 yang merupakan salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Ritual politik
lima tahunan tersebut menarik untuk dilihat
di tengah tingginya pro-kontra terkait kinerja pemerintah dan pentingnya semua pihak untuk selalu menjaga stabilitas sosial politik nasional
dan keutuhan NKRI.

Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor,misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan - kekuatan politik. Proses demokrasi (demokratisasi) tersebut berlangsung relatif dinamis, khususnya sejak Pemilu 1999. Dinamikanya, bahkan, semakin pesat dan semarak setelah di laksanakannya pemilu presiden secara langsung sejak 2004 dan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung sejak 2005.
Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) merupakan media pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah strategis yang terkait dengan bidang-bidang politik nasional, lokal, dan internasional; khususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dan diplomasi, dunia Islam serta isu-isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan negara Indonesia. P2Politik-LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah, dewasa ini dihadapkan pada tuntutan dan tantangan baru, baik yang bersifat akademik maupun praktis kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan persoalan dengan otonomi daerah, demokrasi, HAM dan posisi Indonesia dalam percaturan regional dan internasional.

Lalu Politik identitas menjadi isu yang cukup hangat dibahas, terutama terkait isu agama dan suku. Beberapa kandidat memanfaatkan identitas tersebut untuk memperoleh dukungan dari kelompok tertentu.

Selain itu, hoaks dan disinformasi juga menjadi perhatian penting. Dalam era digital seperti saat ini, informasi yang tidak benar dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi opini publik. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan cara melakukan edukasi dan kampanye anti-hoaks.