Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Number of replies: 33
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

HANA JANATAN SALSABIELA གིས-
Nama: Hana Janatan Salsabiela
NPM: 2113053120

Izin memberikan analisis jurnal 1 yang berjudul "Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah"

          UMKM memiliki jumlah dan potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, kontribusinya dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) juga cukup besar. Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Sebagai ujung tombak perekonomian negara, sangat penting bagi UMKM untuk meningkatkan efektivitas usahanya. Pengelolaan yang baik terhadap aspek fungsional perusahaan akan berdampak pada efektivitas usaha.
          UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis.
          Manajemen sumber daya manusia tidak lain merupakan suatu sistem manajemen yang sengaja dirancang untuk dapat memastikan bahwa potensi atau bakat semua individu dalam organisasi dapat diutilisasi (digunakan) secara efektif dan efisien. Dari sisi kebijakan, manajemen sumber daya manusia adalah salah satu bentuk kebijakan organisasi yang sengaja dirancang untuk memaksimalkan integrasi semua unsur organisasi, membangun komitmen pegawai terhadap organisasi, prinsip kelenturan dalam pelaksanaan fungsi manajerial dan pekerjaan untuk menghindari kekakuan, serta pencapaian kualitas baik dari sisi proses pelaksanaan maupun hasil dari pelaksanaan pekerjaan.
          Penelitian menyatakan bahwa manajemen usaha kecil dari usaha para dampingan Pusat Studi Wanita Universitas Muhammadiyah (PSWUM) Jember secara garis besar meliputi empat aspek sebagai berikut.
• Keuangan
• Produksi/operasional
• Pemasaran
• Sumber daya manusia
          Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis. Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya.

Selanjutnya berikut analisis jurnal 2 yang berjudul "Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"

          Laporan keberlanjutan merupakan realisasi dari praktek pengukuran dan upaya akuntabilitas dari kinerja sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada stakeholders internal atau pun eksternal. Laporan keberlanjutan atau sustainability report merupakan sebuah bentuk laporan yang berisi informasi mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan. Dalam melakukan penyusunan sustainability report, terdapat beberapa langkah penting yaitu:
1. Tahap Prepare
- Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan
- Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus
2. Tahap Connect
- Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM
3. Tahap Define
- Menentukan aspek materialitas
4. Tahap Monitor
- Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan
5. Tahap Report
- Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM
          Laporan berkelanjutan sejatinya tidak hanya menjadi kewajiban dari perusahaan besar tapi juga perlu dilakukan oleh UMKM. Terkait dengan UMKM, laporan berkelanjutan ternyata bisa membawa beragam manfaat positif, diantaranya menarik minat investor untuk menyuntikkan dana mereka serta menjadi sebuah acuan akan keadaan suatu bisnis. Jadi pada intinya manfaat laporan keberlanjutan bagi pihak eksternal adalah: Mengurangi dampak lingkungan, sosial dan tata kelola yang negatif. Meningkatkan reputasi dan loyalitas merek. Memungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk memahami nilai sebenarnya organisasi, serta aset berwujud dan tidak berwujud.

Sekian analisis dari saya, terima kasih bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Syifa Azzahra Riyadi གིས-
Nama : Syifa Azzahra Riyadi
Npm : 2113053003

Jurnal 1
"Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah"

Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM berperan dalam pemerataan tingkat perekonomian rakyat sebab berada di berbagai tempat. UMKM bahkan menjangkau daerah yang pelosok sehingga masyarakat tidak perlu ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak. UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan demikian diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya.
Strategi Pengembangan UMKM yang Efektif Dilakukan
1. Menentukan Harga Sesuai dengan Kualitas yang Maksimal.
2. Memilih Jenis Produk yang Tepat.
3. Pilihlah Sumber Daya Manusia yang Terbaik.
4. Lakukan Sistem Promosi.
5. Memilih Dimana Lokasi Paling Strategis
UMKM menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yaitu 97% dari daya serap dunia usaha pada tahun 2020. Jumlah UMKM yang banyak berbanding lurus dengan banyaknya lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga UMKM memiliki andil besar dalam penyerapan tenaga kerja.


Jurnal 2
"Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"

Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi mengenai kinerja UMKM dan berguna untuk mengambil keputusan bisnis. Pembukuan merupakan hal yang sangat penting bagi jalannya suatu usaha, terutama untuk usaha yang sudah cukup besar.
Laporan berkelanjutan sejatinya tidak hanya menjadi kewajiban dari perusahaan besar tapi juga perlu dilakukan oleh UMKM. Terkait dengan UMKM, laporan berkelanjutan ternyata bisa membawa beragam manfaat positif, diantaranya menarik minat investor untuk menyuntikkan dana mereka serta menjadi sebuah acuan akan keadaan.Manfaat GRI dalam laporan keberlanjutan GRI mempromosikan dan mengembangkan pendekatan standar untuk pelaporan untuk merangsang permintaan untuk informasi keberlanjutan – yang akan menguntungkan organisasi pelapor dan mereka yang menggunakan informasi laporan sama.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

NUR ANISA གིས-
Nama : Nur Anisa
NPM : 2153053018

Izin memberikan analisis Jurnal Bu,
Analisis Jurnal 1 “Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah”

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seringkali menghadapi sejumlah permasalahan. Masalah pada bagian manajemen yaitu belum terlembaganya usaha dalam bentuk organisasi, dan minimnya pemahaman para pengusaha tentang perluasan dan keberlanjutan usaha.Permasalahan lain yaitu minimnya pemahaman mereka tentang pengembangan usaha. Selain modal usaha dan keengganan pelaku usaha mengembangkan bisnisnya, ada beberapa hal lainnya yang menghambat kemajuan UMKM seperti seringkali menemukan bahwa pelaku UMKM sendiri masih banyak menghadapi berbagai macam kendala seperti pengolahan, pengemasan, pemasaran, kualitas produk, sumber daya manusia dan keuangan.Oleh karena itu Model penting untuk menunjukkan bahwa UMKM belum didukung dengan kemampuan manajemen yang efektif dan efísien. Adapun langkah-langkah solutif untuk meminimalisasi kompleksitas permasalahan tersebut diataranya adalah pembentukan lembaga usaha, penguatan jaringan kemitraan antara kelompok usaha, pasar, petani, dan pemerintah, serta penguatan modal usaha melalui sistem simpan pinjam. Dalam perjalanannya, ukm perlu melakukan analisis SWOT terhadap usahanya, sehingga nanti dapat diketahui apa saja permasalahan yang dialaminya. Hal ini dapat pula dijadikan patokan untuk perbaikan di masa yang akan datang.Dapat disimpulkan Model manajemen dirancang untuk dijadikan pedoman bagi pengelolaan usaha UMKM, model manajemen mengadopsi fungsi perusahaan, manajemen produksi, manajemen sdm, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan,dan unsur pengukuran kinerja dikembangkan sebagai kriteria evaluasi kinerja UMKM.


Analisis Jurnal 2 “Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)”

Segala aktivitas yang bertujuan untuk meraih capaian bisnis tertentu dan diselesaikan secara berurutan merupakan definisi dari proses bisnis. Semua sektor bisnis perlu memahami proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan mereka masing-masing. Manfaat Pemodelan Proses Bisnis adalah untuk memudahkan pemahaman alur proses secara terintegrasi, tujuan pemodelan proses bisnis adalah untuk mendefiniskan langkah langkah yang harus diambil untuk mencapai suatu tujuan. Adapun fungsi dari pemodelan proses bisnis yang dilakukan mengacu pada kegiatan di lapangan secara nyata sekaligus sarana untuk evaluasi apabila ada satu atau lebih proses yang harus ditambah, diganti, atau dikurangi agar lebih efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.Dalam suatu bisnis diperlukan penyusunan laporan berkelanjutan sebagai upaya perbaikan pengembangan UMKM diantaranya membantu permodalan dengan kredit khusus yang mempermudah syarat-syarat untuk tidak memberatkan bagi pelaku UMKM. Membantu peningkatan permodalan baik dari sektor financial formal atau sektor financial informal.Perlindungan usaha, baik usaha tradisional yang tergolong ekonomi rendah maupun usaha tinggi harus mendapat perlindungan dari pemerintah baik dari Undang-Undang ataupun peraturan pemerintah. Pengembangan kemitraan yang saling membantu UMKM baik dari pangsa pasar dalam negeri maupun pangsa pasar luar negeri. Selain itu pelatihan pemerintah bagi UMKM baik dari aspek kewirausahaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan tentang akuntansi atas pembukuan keuntungan dalam laporan keuangan.

Sekian,terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Irma Tri Susanti གིས-
Nama : Irma Tri Susanti
Npm : 2113053069

Izin memberikan analisis mengenai dua Jurnal diatas, Bu.

JURNAL 1
Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah

Secara umum UMKM masih jarang sekali menggunakan manajamen usaha didalam menjalankan usahanya dan belum konsisten. Biasanya, UMKM tidak mengandalkan peminjaman modal di bank karena susahnya peraturan didalamnya sehingga mereka banyak memanfaatkan sumber bahan baku yang beragam dengan disesuaikan dana yang dipunya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak menggunakan SDM yang ada disekitar nya. Strategi pemasaran pun tidak ada secara khusus. Pelaku UMKM juga secara otomatis membuat segmentasi atas produknya, salah satunya berdasarkan bahan baku yang diperlukan. Misalnya, segmen untuk kalangan menengah ke atas dengan
harga yang cukup mahal dan bahan baku yang pasti lebih berkualitas dan kalangan menengah ke bawah dengan harga yang lebih murah dan bahan baku yang lebih rendah kualitasnya. Untuk pemodal besar, mereka mampu menyediakan produk dengan bahan baku yang bagus dan memiliki segmen menengah ke atas. Sedangkan pemodal kecil memfokuskan pada kalangan me- nengah ke bawah dengan bahan baku imitasi. Pelaku UKM juga tidak melakukan pembukuan dalam usahanya karena faktor kesulitan dalam menyusun nya, padahal pembukuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kelancaran usaha guna untuk mengetahui evaluasi kedepanya. Tidak hanya itu, dalam mengelola keuangan juga pelaku UMKM belum profesional. Keuangan usaha dan pribadi seringkali bercampur sehingga sulit untuk me- ngontrol kondisi keuangan usahanya. Dengan demikian, maka perlu di rancang sebuah model manajemen UMKM praktis yang dapat diaplikasikan secara mudah untuk melakukan manajemen usaha UMKM tersebut.

Walaupun UMKM merupakan sebuah usaha kecil, namun didalamnya perlu
manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip-prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya. Analisis SWOT juga perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman. Pelaku UMKM juga perlu menilai keadaan sekarang dalam usahanya, perkembangan usahanya, dan evaluasi dalam usahanya.


JURNAL 2
Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

- Model Implementasi Pedoman GRI G4 Pada Pelaporan Keberlanjutan UKM

Secara umum dalam proses pelaporan keberlanjutan pada UKM terdapat 5 tahapan yaitu :
1. Prepare
Prepare merupakan tahap awal dalam proses pelaporan keberlanjutan. Tahap ini dipergunakan untuk menentukan bentuk laporan dan memilih pendekatan yang akan dipergunakan
dalam laporan keberlanjutan. Dalam tahap ini juga UKM merancang bagaimana usaha yang didirikan kedepanya serta bentuk dan isi laporan nantinya.
Tahap tahapnya yaitu :
- Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan
- Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar
khusus

2. Connect
Pada tahap ini yaitu mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM. Jadi, pelaku UKM harus mampu mengindetifikasi pemangku kepentingan mana saja yang memiliki pengaruh atau dampak dari aktivitas bisnisnya.

3. Define
Tahap ini pelaku UKM menentukan aspek materialitas dalam usahanya. Tingkat materialitas yang dimaksud adalah seberapa tinggi dampak yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis UKM khususnya kepada pemangku kepentingan UKM. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam menentukan aspek materialitas yaitu salah satunya membuat sebuah daftar atau tabel yang berisi aktivitas bisnis perusahaan dan dampaknya (dampak positif dan dampak negatif) serta pengaruhnya kepada pemangku kepentingan
UKM. Menentukan aspek materialitas juga bisa didasarkan pada prioritas terhadap pemangku kepentingan, sehingga pelaku bisnis UKM dapat menentukan pemangku kepentingan mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan kebutuhan informasi mengenai pemangku kepentingan inilah yang paling banyak akan disajikan di dalam laporan keberlanjutan.

4. Tahap monitor
Tahap ini pelaku bisnis UKM membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan. Adapun informasi informasi yang akan disajikan yaitu :
(1) informasi yang memiliki materialitas,
(2) informasi yang diperlukan oleh pemangku kepentingan, dan
(3) informasi yang dapat
berpengaruh pada keberlangsungan usaha UKM

5. Tahap report
Tahap ini adalah tahap terakhir yaitu melakukan publikasi laporan keberlanjutan UKM kepada pemangku kepentingan UKM.

Dalam penyusunan laporan keberlanjutan UKM ini memiliki hambatan dan tantangan didalamnya, yaitu antara lain :
1. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan.
2. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan.
3. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM
tinggi.
4. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM.
5. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.

Sekian, terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Friska Aprilya Saputri གིས-
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh bu..

Nama : Friska Aprilya Saputri
Npm : 2113053072

Analisis jurnal 1

Izin menyampaikan analisis jurnal 1 bu. Setalah saya membaca dan memahami jurnal 1, yaitu tentang Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah. Maka analisis yang dapat saya berikan adalah bahwa UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam
perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. UMKM ini masih sangat rendah karena masih rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha. Dalam ini UMKM tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Adapun faktor-faktor yang menentukan keberhasilan UMKM, sebagai berikut.
1. Sumber daya manusia
2. Permodalan
3. Mesin dan peralatan
4. Pengelolaan usaha
5. Penasaran
6. Ketersediaan bahan baku
7. Komunikasi dan informasi untuk mendapatkan akses.
Pelaku UMKM perlu untukmemiliki
knowledge management sehingga memiliki keluasan wawasan dalam manajemen usahanya. Selain itu, strategi UMKM dalam mengelola pengetahuan IRSA (identity, reflect, share, dan apply) ada 3 area yang harus diperhatikan dalam UMKM, yaitu:
1. Organisasi menginterpretasikan informasi tentang lingkungan untuk mendapatkan arti tentang apa yang terjadi dan apa yang dikerjakan perusahaan tersebut.
2. Mereka menciptakan knowledge baru dengan mengonversikan dan mengombinasikan kepakaran dan pengetahuan (know-how) dari anggotanya agar dapat belajar dan berinovasi.
3. Mereka memproses dan menganalisis informasi untuk memilih dan commit melakukan kegiatan yang sesuai dengan tindakannya.
Dalam mengelola UMKM memerlukan kreativitas yang tinggi, rasa tidak cepat menyerah, berani mengambil risiko, dan selalu berusaha menemukan hal-hal baru untuk meningkatkan kinerja.

Analisis jurnal 2

Izin menyampaikan analisis jurnal 2, yaitu tentang Permodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Dari jurnal yang telah saya baca dan pahami, maka analisis yang dapat saya berikan adalah bahwa Pelaporan informasi dalam laporan keberlanjutan (sustainability report) kini menjadi paradigma yang baru dalam pelaporan perusahaan. Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk penyampaian informasi yang komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan. Adapun peluang dan manfaat UMKM dalam melakukan pelaporan keberlanjutan adalah dengan melakukan pengamatan dari beberapa perusahaan karena perusahan lain itu memiliki karakteristik yang berbeda. Kemudian ada model implementasi pedoman GRI G4 pada pelaporan keberlanjutan UMKM. Ada 5 tahapan proses pelaporan model keberlanjutan UMKM, yaitu prepare, connect, define, monitor, dn report. Penjelasan dalam pelaporan keberlanjutan pada UMKM dapat dilakukan dengan langkah langkah berikut:
1. Tahap prepare
- Menentukan pendekatan pelaporan yang digunakan penyusunan laporan keberlanjutan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan “core” dan pendekatan “comprehensive”. Pendekatan “core” berarti bahwa tidak semua poin-poin dalam standar GRI G4 akan disampaikan di dalam laporan keberlanjutan, sedangkan
pendekatan “comprehensive” berarti bahwa semua poin-poin dalam standar GRI G4 akan disampaikan pada laporan keberlanjutan.
- Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus dalam pengungkapan standar umum, pelaku bisnis UKM dapat mengungkapkan informasi mengenai strategi bisnis UKM, profil organisasi, pemangku kepentingan yang dianggap penting, dan prinsipprinsip pelaporan. Sedangkan dalam pengungkapan standar khusus pelaku bisnis UKM dapat mengungkapkan paling sedikit satu indikator dari masing-masing aspek yang terdapat pada setiap kategori.
2. Tahap connect
- Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh pada bisnis UKM.
Pemangku kepentingan dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang berhubungan dengan UKM dan dapat terkena dampak dari aktivitas bisnis UKM.
3. Tahap Define
- Menentukan aspek materialitas
Menentukan aspek materialitas ini melihat dampak yang dihasilkan oleh bisnis UKM khususnya kepada pemangku kepentingan UKM. Jika suatu aktivitas bisnis UKM
memiliki dampak yang tinggi (memiliki materialitas yang tinggi), maka aktivitas bisnis tersebut dan dampaknya harus disajikan di dalam laporan keberlanjutan.
4. Tahap monitor
- Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan.
5. Tahap report
- Mempublikasikan laporan keberlanjutan UKM.
Selain itu, kita perlu tahu hambatan dan tantangan yang dihadapi di Indonesia dalam membuat laporan berkelanjutan diantaranya adalah:
a. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan.
b. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan UKM
c. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas tinggi.

Sekian analisis jurnal 1 dan 2 yang dapat saya sampaikan. Terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Siti Nadya Nur Amaliya གིས-

Nama : Siti Nadya Nur Amaliya

NPM : 2113053118

Kelas 3E

Izin menyampaikan hasil analisis jurnal

1. Analisis Jurnal 1

Berdasarkan hasil analisis mengenai jurnal yang berjudul "Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah" dapat diketahui bahwa UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global

Pelaku UKM masih banyak yang sulit untuk mendapatkan pinjaman bank karena  belum melakukan pembukuan  di mana hal tersebut tentunya memerlukan ketelitian sedangkan mereka belum memilikipengetahuan yang cukup untuk melakukan pembukuan, serta ada rasa ketidaktelatenan dalam melakukan pembukuan. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk. Distribusi produk akan memberikan peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, yang berdampak pada omset usaha yang akan diperoleh. Pelaku UMKM harus mendapat pelatihan lebih dari pemerintah karena tak dapat dipungkiri UMKM juga mmebantu dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

2. Analisis Jurnal 2

Berdasarkan hasil analisis mengenai jurnal yang berjudul "Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)" dapat dipahami bahwa Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk penyampaian informasi yang komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan,  perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan semata (profit) tetapi pula harus memikirkan kepentingan sosial (people) dan lingkungan (planet). Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan

Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk melakukan aktivitas bisnis secara etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup pekerja, keluarga pekerja, dan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan (World Economic Council for Sustainable Development, 2000). Pada perusahaan berskala besar, penerapan CSR cukup beragam. Di antaranya, ada yang menyalurkan dana CSR untuk membantu usaha yang berskala lebih kecil. Usaha berskala kecil dan menengah sekalipun dapat menyalurkan dana perusahaan untuk pengembangan masyarakat dan lingkungan sekitar tempat usaha. Dana tersebut bisa berupa dana sosial dan sedekah yang dengan sengaja disisihkan perusahaan.

Corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan pada UKM harus didasarkan pada konsep modal sosial, dalam beberapa hal UKM dapat mengambil keuntungan dari kegiatan CSR yang dilaksanakan. Evans & Sawyer (2010) mengidentifikasi bahwapada dasarnya pemangku kepentingan bisnis UKM yang paling utama adalah komunitas lokal yang berada di sekitar UKM tersebut. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh UKM memiliki makna yang positif karena kegiatan tersebut bermanfaat untuk komunitas lokal. UKM harus dapan responsible terhadap kinerja sosial dan lingkungan dan sadar bahwa keberlangsungan atau keberlanjutan usaha tidak hanya ditentukan oleh usaha mandiri saja.  Kebanyakan  UKm di INdoensia belum menrapkan CSR dengan tepat  karena masih belum adanya pedoman dan standar mengenai pelaporan keberlanjutan bagi UMKM


Sekian dari saya

Terimakasih

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Valentina Setiyawati 2113053024 གིས-
Nama : Valentina Setiyawati
NPM : 2113053024

Analisis Jurnal 1

Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah

UMKM memiliki jumlah dan potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, kontribusinya dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) juga cukup besar. Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Pengelolaan yang baik terhadap aspek fungsional perusahaan akan berdampak pada efektivitas usaha. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Selama ini kualitas sumber daya manusia yang bekerja di UKM pada umumnya masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha. Secara umum, pelaku UMKM belum menerapkan manajemen secara konsisten dan komprehensif. 

Dalam manajemen produksi, pelaku UKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan persediaan yang banyak pula, demikian sebaliknya. Hal ini tentunya berdampak pada biaya persediaan yang ditimbulkan, namun tak disadari oleh pelaku UMKM. Berdasarkan hal itu, maka di rancang sebuah model manajemen UMKM praktis yang dapat diaplikasikan secara mudah untuk melakukan manajemen usaha UMKM tersebut yaitu,
1. Manajemen Sumber
Daya Manusia
- Perencanaan SDM
- Analisis pekerjaan
- Orientasi
- Pelatihan dan
pengembangan
- Kompensasi
2. Manajemen Produksi
- Desain produk dan
kualitas
- Kapasitas produksi
- Proses produksi dan
tata letak
- Persediaan
- Manusia dan sistem
kerja
3. Manajemen Pemasaran
- Segmentasi pasar dan
sasaran pasar
- Bauran pemasaran
- Perilaku konsumen
- Merek dan kualitas
- Survei pasar
4. Manajemen Keuangan
- Neraca rugi laba
- Harga pokok produksi
- Modal kerja
- Manajemen kas
- Manajemen
persediaan
5. MENGEMBANGKAN
PENGUKURAN
KINERJA UMKM
- Omset usaha
- Kepuasan konsumen
- Kepuasan kerja
- Distribusi produk
- Efisiensi dan
efektivitas produksi
Lalu setelah kita mengidentifikasi hal diatas, terdapat 2 hal yang perlu dianalisis yaitu :
1. Analisis Faktor
Internal UMKM
- Kekuatan
- Kelemahan
2. Analisis Faktor
Eksternal UMKM
- Peluang
- Tantangan
Lalu setelah itu, dapat diimplementasikan dan lakukan pengukuran kinerja usaha tersebut untuk mendapatkan feedback yang diharapakan.

Analisis 2
Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Pelaporan informasi dalam laporan keberlanjutan (sustainability report) kini menjadi paradigma yang baru dalam pelaporan perusahaan. Bentuk penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menunjukkan bahwa manajemen perusahaan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan bisnis perusahaan dalam konsep keberlanjutan. Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan.

Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juag ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business). Untuk saat ini memang belum ada pedoman atau standar mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

MASITA PUTRI KIRANA གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Masita Putri Kirana
Npm : 2113053182

Jurnal 1
"Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah"
Model manajemen ini memuat
aspek manajemen perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen sumber
daya manusia, dan manajemen keuangan, di mana pada sisi lain ada pengukuran kinerja UMKM sehingga mereka mampu mengukur kinerjanya untuk mengetahui perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Dalam aplikasi model manajemen UMKM nantinya, UMKM perlu melakukan analisis strengths, weaknesses, opportunities, threats (SWOT) terhadap aktivitas hariannya terkait aspek
manajemen usaha sehingga secara umum UMKM tersebut dapat mengetahui perkembangan usahanya dan melakukan evaluasi terhadapnya.

Aspek-aspek manajemen perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan manajemen usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip-prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya. Dalam perjalanannya, analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha. UMKM harus memikirkan untuk dapat menaklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya.

Jurnal 2.
"Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"
Semua jenis industri pada dasarnya dapat melakukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan. Pada beberapa perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar, penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menjadi hal yang mutlak disebabkan oleh banyak faktor, misalnya untuk mempertahankan legitimasi perusahaan dan membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan perusahaan. Topik-topik pada laporan keberlanjutan masih berfokus mengenai faktor-faktor dan pengaruh pelaporan keberlanjutan pada perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar atau pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pembahasan mengenai laporan keberlanjutan akan terus berkembang seiring dengan perubahan paradigma bisnis yang saat ini berkonsep bisnis yang bertanggung jawab (responsible business).

Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu (1) prepare, Tahap ini
dipergunakan untuk menentukan bentuk laporan dan memilih pendekatan yang akan dipergunakan dalam laporan keberlanjutan
(2) connect, Pada tahap connect maka pelaku bisnis UKM harus mampu mengidentifikasi pemangku kepentingan mana yang paling membutuhkan laporan keberlanjutan.
(3) define, pada tahap ini pelaku bisnis UKM harus mampu menilai aspek-aspek mana yang bersifat material dan harus disajikan dalam laporan keberlanjutan
(4) monitor, pada tahap ini pelaku bisnis UKM harus menilai apakah draft laporan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan. Pada tahap ini juga dapat dibuat daftar-daftar informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keberlanjutan.
(5) report, merupakan tahap mengeluarkan laporan keberlanjutan. Untuk mendukung tahap ini, pelaku bisnis UKM dapat melakukan sebuah komunikasi dengan pemangku kepentingan melalui sebuah diskusi untuk melihat informasi-informasi yang
disajikan.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Andini Putri Oktaviana གིས-
Nama : Andini Putri Oktaviana
NPM : 2113053016

Izin menjawab forum analisis jurnal bu.

Analisis Jurnal 1

Dari jurnal yang berjudul “Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah” diperoleh analisis bahwa UMKM adalah sebuah bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan demikian diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya. UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Namun dewasa ini, pelaku UMKM belum menerapkan manajemen secara konsisten dan komprehensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya. Pada beberapa UMKM, pelaku tidak mau mengandalkan pinjaman dari bank, karena cukup sulitnya proses peminjaman (misalnya harus ada pembukuan atas usahanya), dan pelaku tidak ingin tergantung pada pinjaman modal. Karena masih kurangnya kesadaran pelaku UMKM dalam memanajemen usahanya, maka perlu ada sebuah model yang maka di rancang sehingga dapat diaplikasikan secara mudah untuk melakukan manajemen usaha UMKM tersebut.
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (Perencanaan SDM - Analisis pekerjaan - Orientasi - Pelatihan dan pengembangan – Kompensasi)
2. Manajemen Produksi (Desain produk dan kualitas - Kapasitas produksi - Proses produksi dan tata letak - Persediaan - Manusia dan sistem kerja)
3. Manajemen Pemasaran (Segmentasi pasar dan sasaran pasar - Bauran pemasaran - Perilaku konsumen - Merek dan kualitas - Survei pasar)
4. Manajemen Keuangan (Neraca rugi laba - Harga pokok produksi - Modal kerja - Manajemen kas - Manajemen persediaan)


Analisis Jurnal 2

Dari jurnal yang berjudul “Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)” diperoleh analisis bahwa pelaporan merupakan sebuah cara untuk menginformasikan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. Bentuk penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menunjukkan bahwa manajemen perusahaan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan bisnis perusahaan dalam konsep keberlanjutan. Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu komponen dalam lingkungan bisnis sehingga berdasarkan pemahaman ini maka UKM pun seharusnya dapat melakukan bisnis yang bertanggung jawab. Salah satu Pemodelan cara UKM untuk melakukan bisnis yang bertanggung jawab dan berdasarkan pada konsep keberlanjutan adalah dengan menyampaikan informasi aktivitas bisnis UKM melalui laporan keberlanjutan. Secara umum penyusunan laporan keberlanjutan didasarkan pada pedoman GRI G4 yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Prinsip pelaporan yang terkandung dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan haruslah mengandung isi dan kualitas yang baik. Isi dari laporan ditentukan dari tingkat materialitas, kelengkapan, mencakup kepentingan pemangku kepentingan, dan mencakup konteks keberlanjutan. Sedangkan kualitas laporan dapat dilihat dari tingkat akurasi, dapat diperbandingkan, dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
NCSR (2017) memberikan sebuah model proses pelaporan keberlanjutan yang menggunakan standar GRI G4 dalam pembuatan laporan keberlanjutan. Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu (1) prepare, (2) connect, (3) define, (4) monitor, dan (5) report. Model penyusunan laporan keberlanjutan pada UKM ini pada dasarnya berlaku untuk semua jenis bisnis UKM. Hal ini karena langkah-langkah pada masing-masing tahap dapat diaplikasikan pada semua jenis bisnis UKM. Beberapa perbedaan yang mungkin terjadi, misalnya (1) perbedaan menentukan indikator pengungkapan yang didasarkan pada jenis usaha UKM, (2) perbedaan pada identifikasi pemangku kepentingan, dan (3) perbedaan saat menentukan aspek materialitas.
1. Adapun hambatan dan tantangan yang dihadapi yaitu sebagai berikut.
2. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
3. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
4. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas
5. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM
6. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi

Sekian analisis yang dapat saya sampaikan. Terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Ida Wahyuni གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Ida Wahyuni
Npm : 2113053193
Kelas : 3E

Izin memberikan analisis jurnal 1 bu,

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan yang sangat penting
sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, yang menyokong tumbuh kembangnya perekonomian negara ini. Di masa krisis ekonomi melanda dunia, UMKM mampu bertahan terhadap tekanan ekonomi. UMKM juga terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar bagi produk domestik bruto (PDB). Hal ini menunjukkan bahwa sektor UMKM mampu dan mempunyai nilai potensi yang besar dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi sekarang dan pada masa yang akan datang. Keberadaan UMKM tersebut harus didukung dan dibantu sehingga dapat terus tumbuh dan berkembang. Pada umumnya UMKM dalam kegiatannya tidak terlalu memperhatikan aspek manajemen usaha, yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Pengelolaan manajemen yang kurang baik akan berdampak pada berkurangnya efektifitas usaha UMKM. Selayaknya sebuah perusahaan, keberhasilan UMKM ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UMKM tersebut, di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan akses informasi. Dalam usaha UMKM ditemukan bahwa pengelolaan keuangan mereka masih sangat sederhana. Dalam hal pemasaran, UMKM masih menerapkan konsep pemasaran sederhana seperti dari mulut ke mulut (mouth to mouth marketing), dalam lingkungan yang belum begitu luas atau daerah pemasaran terdekat saja. Hal ini membuat UMKM akan sulit berkembang menjadi lebih maju lagi.

Faktor SDM juga tak kalah penting untuk diperhatikan, dimana UMKM biasanya berdiri karena faktor ikut-ikutan, atau keterpaksaan, sehingga sering kali pelaku usaha tidak mempunyai keahlian dan pengetahuan yang mumpuni dalam menjalankan usaha tersebut dan lebih banyak menekankan kepada faktor coba-coba dan selanjutnya mengasah diri dari pengalaman yang diterima saat menjalankan usahanya tersebut. Kemampuan manajemen seharusnya menjadi penunjang kegiatan UMKM menjadi lebih efektif dan efisien dalam menjalankan usahanya. Model manajemen UMKM yang dapat dilakukan adalah :
a. Dari segi manajemen SDM, UMKM harus mempertahankan jumlah tenaga kerja yang cukup dengan keterampilan yang memadai, dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan.
b. Dari segi manajemen produksi, UMKM harus mempertahankan adanya kemasan produk yang baik dan higienis dengan desain yang menarik serta memperhatikan kelancaran proses produksi.
c. Dari segi manajemen pemasaran, UMKM harus mempertahankan harga produk yang terjangkau oleh semua kalangan. Ini dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pangsa dan segmen pasar, serta UMKM harus mempertahankan dan meningkatkan kerjasama pemasaran yang sudah terjalin dengan pihak luar.
d. Dari segi manajemen keuangan, UMKM harus melakukan pengelolaan dan pengawasan keuangan dengan baik untuk menyiasati pengeluaran perusahaan serta mengusulkan bantuan modal kerja kepada pemerintah untuk meningkatkan kinerja UMKM.


Analisis jurnal 2

Sustainability report merupakan laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pelaku usaha dengan tujuan melaporkan kinerja dan kegiatan usaha. Ada 3 aspek utama yang dijabarkan yakni lingkungan, ekonomi, dan sosial. Pentingnya Sustainability report yaitu sebagai :
1. Menjaga dan Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Pertama, dalam rangka menjaga dan meningkatkan reputasi perusahaan. Laporan ini juga mendorong perbaikan transparansi dan pelaporan demi terciptanya kepercayaan masyarakat kepada perusahaan.
2. Memenuhi Harapan Karyawan
Melalui laporan tersebut dapat memenuhi harapan dari seluruh karyawan. Laporan berkelanjutan dapat menciptakan loyalitas karyawan lebih tinggi.
3. Meningkatkan Akses Terhadap Modal
Perusahaan atau pelaku usaha yang mengeluarkan laporan berkelanjutan dapat meningkatkan akses modal perusahaan.
4. Melakukan Efisiensi dan Pengurangan Limbah
Melalui laporan berkelanjutan juga perusahaan atau pelaku usaha dapat mengefisiensi dan mengurangi dampak limbah bagi lingkungan sekitar. Dalam proses pembuatannya, sustainability report mendorong perusahaan atau pelaku usaha agar mengumpulkan informasi mengenai proses dan dampak terhadap lingkungan.

Namun, dalam penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan UKM tidak akan sekompleks penyampain pelaporan keberlanjutan pada perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar. Inti dari pembuatan pelaporan keberlanjutan UKM cukup hanya untuk menunjukkan bahwa aktivitas bisnis
UKM mendukung konsep keberlanjutan.NCSR (2017) memberikan sebuah model proses pelaporan keberlanjutan yang menggunakan standar GRI G4 dalam pembuatan laporan keberlanjutan. Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu :
(1) prepare,
(2) connect,
(3) define,
(4) monitor, dan
(5) report.

Sekian, terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

DAFFA SYIFAA NABIILAH གིས-
Nama : Daffa Syifaa Nabiilah
NPM : 2153053016
Kelas : 3 E
Izin memberikan analisis jurnal 1 dan 2 bu.

Analisis Jurnal 1, “Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah.
UMKM memiliki jumlah dan potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, kontribusinya dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) juga cukup besar (Setyobudi, 2007). UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis. Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya.
UMKM cenderung menggunakan SDM yang ada di sekitar wilayah usahanya, walaupun tanpa memiliki keahlian yang diperlukan. Namun hal ini dapat diatasi dengan pelatihan terhadap karyawan baru. Tidak ada strategi pemasaran yang digunakan secara khusus, karena pemasaran dilakukan atas dasar kebetulan atau kemudahan memasuki suatu pasar. Misalnya, dengan menitipkan pada pedagang yang membuka kios di pasar. Sistem yang diterapkan adalah konsinyasi. Sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat, pelaku UMKM perlu mendapatkan lebih banyak perhatian pemerintah dan instansi terkait, sehubungan dengan pembinaan dan sumber pendanaan. Pemerintah perlu lebih berpihak kepada pelaku UMKM dan memberikan akses yang lebih luas dalam segala aspek manajemen.

Analisis Jurnal 2, “Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)”.
Pada dasarnya pemangku kepentingan bisnis UKM yang paling utama adalah komunitas lokal yang berada di sekitar UKM tersebut. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh UKM memiliki makna yang positif karena kegiatan tersebut bermanfaat untuk komunitas lokal. Demikian pula komunitas lokal akan memberikan dampak yang positif kepada keberlangsungan bisnis UKM. Bos-Brouwers (2010) berpendapat bahwa komitmen untuk membuat laporan keberlanjutan akan membentuk UKM melahirkan inovasi yang berkelanjutan yang diarahkan pada peningkatan proses teknologi sehingga akan menghasilkan eko-efisiensi. Selain itu peningkatan pada proses teknologi akan dapat menurunkan biaya produksi. Memang harus disadari bahwa kompleksitas bisnis UKM tidak setinggi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal sehingga ada beberapa yang berpendapat bahwa UKM tidak memerlukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan.
Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juga ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business). Untuk saat ini memang belum ada pedoman atau standar mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM. Penulis berharap UKM di Indonesia nantinya dapat terus berkembang dan pada akhirnya melakukan pelaporan keberlanjutan akan menjadi kebutuhan bagi keberlangsungan usaha UKM.

Sekian, Terima Kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Andriyani Merkuri གིས-
NAMA: ANDRIYANI MERKURI
NPM: 2113053247

Analisis Jurnal 1

Secara umum, pelaku UMKM belum menerapkan manajemen secara konsisten dan komprehensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UKM
hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan
persediaan yang banyak pula, demikian sebaliknya. Hal ini tentunya berdampak pada biaya persediaan yang ditimbulkan, namun tak disadari oleh pelaku UMKM.
Dalam perjalanannya, analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha.
UMKM harus memikirkan untuk dapat menaklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya.Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk. Distribusi produk akan memberikan
peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, yang berdampak pada omset usaha yang akan diperoleh.

Analisis Jurnal 2

Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap
bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan
pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juag ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis
secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutansehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business). Untuk saat ini memang belum ada pedoman atau standar mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM.

Sekian Terima Kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Sekar Tyas Ayu Ningrum གིས-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Seblumnya izin memperkenalkan diri,

Nama : Sekar Tyas Ayu Ningrum
Npm : 2113053011

Izin menyampaikan analis saya
Analisis jurnal 1 "Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah"

UMKM adalah salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, yang memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.

Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis. Aspek-aspek manajemen perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan manajemen usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip-prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya

Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha dan atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya.

Analisis jurnal 2 "Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"

Peluang dan Manfaat UKM dalam Melakukan Pelaporan Keberlanjutan. Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juga ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM.

Model Implementasi Pedoman GRI G4 Pada Pelaporan Keberlanjutan UKM, Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu (1) prepare (Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan), (2) connect (Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM), (3) define (Menentukan aspek materialitas), (4) monitor (Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan), dan (5) report (Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM).

Hambatan dan Tantangan UKM di Indonesia dalam Melakukan Pelaporan Keberlanjutan, yaitu Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan, Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan, Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM tinggi, Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM, dan Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.

Baik, Terima kasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

SEPTIANA 21 གིས-
Nama : Septiana
NPM : 2113053139

Analisis jurnal I
UMKM cenderung menggunakan SDM
yang ada di sekitar wilayah usahanya, walaupun
tanpa memiliki keahlian yang diperlukan. Namun
hal ini dapat diatasi dengan pelatihan terhadap karyawan baru. Pada usaha konveksi, pemilihan
SDM berdasarkan kemampuan yang dimiliki, serta peralatan yang dimiliki karena rata-rata
pekerjaan dapat dilakukan di rumah masing-masing. Rata-rata UKM yang diteliti tidak menggunakan prinsip spesialisasi karena pekerjaancenderung sudah terfokus pada satu pekerjaan.
Tidak ada strategi pemasaran yang digunakan secara khusus, karena pemasaran dilakukan
atas dasar kebetulan atau kemudahan memasuki suatu pasar. Misalnya, dengan menitipkan pada pedagang yang membuka kios di pasar. Sistem yang diterapkan adalah konsinyasi. Sistem ini cenderung merugikan pelaku UKM, karena seringkali terjadi penipuan oleh pedagang. Pelaku UMKM yang cenderung memiliki pendidikan yang rendah, menyebabkan mereka kurang familiar pada teknologi, terutama teknologi informasi yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi pemasaran. Pelaku UKM menggunakan internet sebatas untuk mencari masukan untuk inovasi yang bisa mereka lakukan. Pelaku UMKM secara otomatis membuat segmentasi atas produknya, salah satunya berdasarkan bahan baku yang diperlukan. Misalnya, segmen untuk kalangan menengah ke atas dengan harga yang cukup mahal dan bahan baku yang pasti lebih berkualitas dan kalangan menengah ke bawah dengan harga yang lebih murah dan bahan baku yang lebih rendah kualitasnya. Untuk pemodal besar, mereka mampu menyediakan produk dengan bahan baku yang bagus dan memiliki segmen menengah ke atas. Sedangkan pemodal kecil memfokuskan pada kalangan menengah ke bawah dengan bahan baku imitasi.

Analisis Jurnal II
Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk penyampaian informasi yang komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan. Informasi yang komprehensif dapat diartikan informasi keuangan dan informasi non keuangan. Laporan keberlanjutan didasarkan pada konsep triple bottom lines dimana perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan semata (profit) tetapi pula harus memikirkan kepentingan sosial (people) dan lingkungan (planet). Informasi yang komprehensif dapat pula diartikan sebagai informasi yang menyajikan kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan perusahaan. Secara umum penyusunan laporan keberlanjutan didasarkan pada pedoman GRI G4 yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Prinsip pelaporan yang terkandung dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan haruslah mengandung isi dan kualitas yang baik.
Pemodelan proses penyusunan laporan keberlanjutan pada UKM dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
1. Tahap Prepare
- Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan.
- Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus.

2. Tahap Connect
Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM

3. Tahap Define
Menentukan aspek materialitas

4. Tahap Monitor
Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan.

5. Tahap Report
Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM.

Hambatan dan Tantangan UKM di Indonesia dalam Melakukan Pelaporan Keberlanjutan

a. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan

b. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan

c. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM
tinggi.

d. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM

e. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Ella septiani 2113053054 གིས-
Nama: Ella Septiani
Npm: 2113053054
Kelas :3e

Sebelumnya izin memberikan analisis terkait dua jurnal diatas.
Jurnal Pemodelan proses penyusunan laporan keberlanjutan pada usaha kecil dan menengah (UKM).
Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukk Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan ( pemilik UKM ) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja , namun juag ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM . Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab ( responsible business ) . Untuk saat ini memang belum ada pedoman atau standar mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM . Penulis berharap UKM di Indonesia nantinya dapat terus berkembang dan pada akhirnya melakukan pelaporan keberlanjutan akan menjadi kebutuhan bagi keberlangsungan usaha UKM . Keterbatasan artikel ini adalah artikel ini masih bersifat konseptual dan belum didasarkan pada kondisi di lapangan mengenai UKM yang ada di Indonesia . Penulis masih menggunakan beberapa asumsi dalam pemodelan implementasi pelaporan keberlanjutan bagi UKM dan belum memasukkan variabel - variabel yang sesuai dengan kondisi nyata bisnis UKM di Indonesia . Artikel selanjutnya dapat membahas mengenai penerapan pelaporan keberlanjutan pada UKM yang memang telah melakukan pelaporan keberlanjutan meskipun dalam pembuatan laporan keberlanjutannya belum menggunakan standar pelaporan tertentu .

Jurnal Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan efektivitas usaha kecil menengah.
Mengelola UMKM memerlukan kreativitas yang tinggi, rasa tidak cepat menyerah, berani mengambil risiko, dan selalu berusaha menemukan hal-hal baru untuk meningkatkan kinerja.

UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan demikian diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya.

UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis.

Sekian analisis yang saya dapat lampirankan,terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Zahra Dika Ramadhona གིས-
Izin menganalisis jurnal 1
Nama : Zahra Dika Ramadhona
Npm : 2113053156

UMKM memiliki manfaat dalam memperkerjakan orang. UKM akan berhasil apabila memiliki faktor - faktor di antaranya adalah
faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan,
mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku dan informasi
agar bisa melakukan akses global. UKM SDM masih tergolong rendah. Hal
ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas
produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk - produk baru dan lemahnya pengelolaan usaha. UMKM memiliki 4 strategi dalam mengelola pengetahuan diantaranya yaitu identity, reflect, share, dan apply).

UMKM juga memerlukan pendamping dalam mengaplikasikan knowledge management
dari pemerintah, instansi, maupun lembaga pendidikan. UMKM memiliki peluang besar
untuk menjadi besar dan memiliki daya saing apabila memiliki manajemen yang solid.

Jurnal 2

Corporate social responsibility (CSR) dalam perusahaan besar haarus didasarkan pada stakeholder theory dan untuk CSR UKM harus didasarkan pada konsep modal sosial. Secara umum konsep modal usaha terdapat 5 tahapan yaitu prepare, connect,define, monitor, dan report.

Tahap prepare
1. Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan
2. Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar
khusus

Tahap connect. Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM

Tahap define. Menentukan aspek materialitas

Tahap monitor. Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan

Tahap report. Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM

Perusahaan dengan ukuran yang besar melakukan aktivitas CSR karena
membutuhkan legitimasi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan agar keberlangsungan usaha perusahaan terus berlanjut.

Sekian terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

EMA NOFITA SARI གིས-
Nama : Ema Nofita Sari
NPM : 2113053108

Jurnal 1
Mohon izin Memberikan analisis mengenai "model manajemen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan efektivitas usaha lecil menengah"

UMKM memiliki jumlah dan potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, kontribusinya dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) juga cukup besar. Oleh karena itu UMKM merupakan salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan manajemen usaha.
Terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), pemodalan, mesin da peralata, pengolahan usaha, pemasaran, letersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Namun selama ini rata-rata UMKM mempekerjakan orang dari sekitar dengan kualitas sumber daya yang masih rendah, hal ini dapat terlihat dengan msih rendahnya kualiyas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambatnya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha.
Dalam mengelola UMKM memerlukan kreativitas yang tinggi, rasa tidak cepat menyerah, berani mengambil resiko, dan selalu berusaha menemukan hal-hal baru untuk meningkatkan kinerja. UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajeme yang solid. Oleh karena itu diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya.


Analisis Jurnal 2
"Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM)"

Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk penyampaian informasi yang komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan. Informasi yang komprehensif dapat diartikan informasi keuangan dan informasi non keuangan. Laporan keberlanjutan
didasarkan pada konsep triple bottom lines dimana perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan semata (profit) tetapi pula harus memikirkan kepentingan sosial (people) dan lingkungan (planet).
Pemodelan proses penyusunan
laporan keberlanjutan pada UKM dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
1. Tahap prepare meliputi Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan, dan Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus
2. Tahap Connect meliputi Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM
3. Tahap Define meliputi Menentukan aspek materialitas
4. Tahap Monitor meliputi Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan
5. Tahap Report meliputi Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM.
Hambatan dan Tantangan UKM di Indonesia dalam Melakukan Pelaporan Keberlanjutan
1. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
2. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
3. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM tinggi
4. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi
Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan
pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juag ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Niki Sasi Kirani གིས-
Nama: Niki Sasi Kirani
NPM: 2113053027
Kelas: 3E

Jurnal 1
Analisis saya mengenai jurnal 1 berjudul Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah adalah:
Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pema- saran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Namun, kualitas sumber daya manusia yang bekerja di UKM pada umumnya masih sangat rendah karena rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha. Mengelola UMKM memerlukan kreativitas yang tinggi, rasa tidak cepat menyerah, berani mengambil risiko, dan selalu berusaha menemukan hal-hal baru untuk meningkatkan kinerja. UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha yang mengadopsi dari manajemen perusahaan, bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan se- karang, baik terhadap pesaing, maupun perkem- bangan usaha dan evaluasi usahanya.

Jurnal 2
Analisis saya mengenai jurnal 2 berjudul Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah:
bentuk penyampaian informasi yang komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan merupakan arti dari laporan keberlanjutan (sustainability report). Laporan keberlanjutan didasarkan pada konsep triple bottom lines dimana perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan semata (profit) tetapi pula harus memikirkan kepentingan sosial (people) dan lingkungan (planet). Informasi yang komprehensif dapat pula diartikan sebagai informasi yang menyajikan kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan perusahaan.
Prinsip pelaporan yang terkandung dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan haruslah mengandung isi dan kualitas yang baik. Isi dari laporan ditentukan dari tingkat materialitas, kelengkapan, mencakup kepentingan pemangku kepentingan, dan mencakup konteks keberlanjutan. Sedangkan kualitas laporan dapat dilihat dari tingkat akurasi, dapat diperbandingkan, dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Dalam standar GRI G4 terdapat dua jenis pengungkapan standar, yaitu pengungkapan umum dan pengungkapan khusus. Pengungkapan umum memuat strategi dan analisis perusahaan, profil perusahaan, identifikasi aspek material bagi perusahaan, hubungan dengan pemangku kepentingan, profil laporan, dan tata kelola perusahaan. Sedangkan pengungkapan khusus mencakup pengungkapan mengenai kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Contoh pengungkapan kinerja ekonomi, misalnya manfaat ekonomi langsung yang diterima pemangku kepentingan dan kinerja ekonomi perusahaan. Pengungkapan kinerja sosial dibagi menjadi 4 bagian, yaitu pengungkapan mengenai pekerja, hak asasi manusia, komunitas sosial, dan tanggung jawab atas produk. Pengungkapan kinerja lingkungan mencakup efisiensi energi, penggunaan air, dan pengelolaan limbah.
Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM juga. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business).

Sekian, terimakasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Ditya Aslamiyah Ditya Aslamiyah གིས-
Nama : Ditya Aslamiyah
NPM : 2113053291

Izin memberikan analisis terkait jurnal 1 dan 2 diatas bu.
Pada jurnal “Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah” menjelaskan bahwa sistem manajemen pada UMKM rata-rata belum konsisten. UMKM hanya memiliki modal yang pas untuk produksi, tidak ada modal lebih untuk persediaan dan lain-lain. Dan juga banyak pelaku UMKM yang tidak ingin melakukan peminjaman modal, baik itu di bank atau tempat lainnya karena prosesnya yang sulit. Tidak ada strategi pemasaran yang digunakan secara khusus, karena pemasaran dilakukan atas dasar kebetulan atau kemudahan memasuki suatu pasar. Misalnya, dengan menitipkan pada pedagang yang membuka kios di pasar. Sistem yang diterapkan adalah konsinyasi. Sistem ini cenderung merugikan pelaku UKM, karena seringkali terjadi penipuan oleh pedagang. Pelaku UMKM yang cenderung memiliki pendidikan yang rendah, menyebabkan mereka kurang familiar pada teknologi, terutama teknologi informasi yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi pemasaran. Dan juga banyak pelaku UMKM yang masih belum memahami bagaimana melakukan pembukuan dan pengelolaan keuangan dengan baik. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsipprinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya.
Oleh karena itu, pelaku UMKM perlu melakukan analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha. UMKM harus memikirkan untuk dapat menaklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya. Dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk.

Pada jurnal “Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)” menjelaskan bahwa peluang dan manfaat UKM melakukan pelaporan berkelanjutan ialah untuk komunitas lokal. Yang mana komunitas lokal akan memberikan dampak yang positif kepada keberlangsungan bisnis UKM. Membuat laporan keberlanjutan akan membentuk UKM melahirkan inovasi yang berkelanjutan yang diarahkan pada peningkatan proses teknologi sehingga akan menghasilkan eko-efisiensi. Selain itu, peningkatan pada proses teknologi akan dapat menurunkan biaya produksi.
Model Implementasi Pedoman GRI G4 Pada Pelaporan Keberlanjutan UKM
NCSR (2017) memberikan sebuah model proses pelaporan keberlanjutan yang menggunakan standar GRI G4 dalam pembuatan laporan keberlanjutan. Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu
1. Prepare, tahap awal untuk menentukan bentuk laporan dan memilih pendekatan yang akan dipergunakan dalam laporan keberlanjutan dan dibentuk sebuah tim yang akan menyusun rencana pelaporan keberlanjutan.
2. Connect, mengidentifikasi pemangku kepentingan mana yang paling membutuhkan laporan keberlanjutan.
3. Define, menilai aspek-aspek mana yang bersifat material dan harus disajikan dalam laporan keberlanjutan.
4. Monitor, menilai apakah draft laporan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan dan membuat daftar-daftar informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keberlanjutan.
5. Report, mengeluarkan laporan keberlanjutan.

Hambatan dan tantangan yang biasanya dijumpai UKM di Indonesia saat melakukan pelaporan berkelanjutan ialah belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan, belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan, pelaku bisnis ukm masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis ukm agar profitabilitas ukm tinggi, belum adanya standar atau pedoman di indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk ukm, dan pemangku kepentingan bisnis ukm yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.

Sekian, terima kasih bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

ADELLA SHALSABILA གིས-
Nama : Adella Shalsabila
NPM : 2113053259
Kelas : 3E

Izin menjawab bu

Jurnal 1

UMKM sangat memerlukan pendampingan dari berbagai institusi dalam mengaplikasikan knowledge management, baik dari pemerintah, instansi, maupun lembaga pendidikan. Aspek-aspek manajemen perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan manajemen usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip-prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya. Dalam perjalanannya, analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. 4 Aspek manajemen usaha kecil sebagai berikut.
1. Keuangan, di mana pengelolaan keuangan usaha mereka masih sangat sederhana bahkan masih belum mampu memisahkan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
2. Produksi/operasional, dalam perkembangannya mereka mengalami berbagai kendala teknis dan teknologi
3. Pemasaran
4. Sumber daya manusia
Faktor yang diperlukan untuk kesuksesan penerapan strategi knowledge management di perusahaan sebagai berikut.
1. Scanning mengenai lingkungan perusahaan.
2. Kondisi dan praktik bisnis, apakah perusahaan melakukan pengumpulan informasi dan pengetahuan mengenai kondisi dan praktik bisnis di luar perusahaan.
3. Operasional pesaingnya, apakah perusahaan memahami cara kerja atau operasional internal perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya.
4. Memasukkan knowledge sebagai aset.
5. Budaya perusahaan yang berdasarkan knowledge, seperti corporate culture perlu diciptakan agar inovasi menjadi membudaya di perusahaan.
6. Perusahaan menghadapi kenyataan bahwa mereka membutuhkan pengelolaan dari aset knowledge untuk investasi yang penting berupa: tenaga kerja, jaringan dan sistem informasi, serta pengetahuan.

Jurnal 2

Laporan keberlanjutan dapat menunjukkan komitmen pemilik terhadap bisnis yang berkelanjutan. Dengan mengkomunikasikan informasi melalui pelaporan keberlanjutan, pemilik bisnis yakin bahwa kelangsungan bisnis ditentukan tidak hanya oleh kinerja ekonomi UKM, tetapi juga oleh kinerja sosial dan lingkungan. Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu 1. Prepare (Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan dan menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus), 2. Connect (Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM), 3. Define (Menentukan aspek materialitas), 4. Monitor (Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan), dan 5. Report (Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM).
Hambatan dan Tantangan UKM di Indonesia :
1. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
2. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
3. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM tinggi
4. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM
5. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi

Sekian, terima kasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Aminata Zuhriyah གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: Aminata Zuhriyah
NPM: 2113053067

Izin memberikan analisis terkait jurnal yang telah diberikan.
Analisis jurnal 1.
Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil.

UMKM memiliki potensi yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja, UMKM ini juga sebagai ujung dari sebuah tombak yang memang ekonomi dari negara Indonesia. Keberhasilan dari UMKM tentu bisa dilihat dari beberapa factor yaitu sumber daya manusia atau SDM, permodalan yang tentu berkaitan dengan uang, mesin dan peralatan produksi, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi yang tentunya memiliki tujuan agar dapat mengakses dunia global. Tetapi sangat saying sekali pada umumnya UMKM di Indonesia pengetahuan sumber daya manusianya sangat rendah sekali, sehingga banyak sekali produk yang tidak tersedia serta terbatas. Kualitas produk rendah pun bisa dihasilkan dari sini. Kemudian terkait dengan terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk baru sehingga masih banyak UMKM yang belum maju, yang belum bisa mengembangkan produknya menjadi lebih kreatif dan inovatif lagi. Bisa dikatakan juga bahwa UMKM itu penerapan teknologinya masih lambat. Lemahnya pengelolaan lain pun ada. Pemerintah juga masih belum bisa memberikan solusi yang terbaik menurut saya. Padahal faktanya UMKM adalah salah satu elemen yang penting dan sangat perlu mendapat dukungan dari pemerintah di Indonesia.
Manajemen UMKM kecil banyak sekali aspek yang memang masih kurang seperti keuangan, pada aspek ini pengelolaan uang pada usaha kecil sangat sederhana sekali, kadang pemilik sebuah usaha UMKM itu lupa memisahkan uang pribadi dengan uang usaha yang dijalankan. Yang lebih parah terkait dengan catatan transaksi yang tidak ada sehingga mereka akan bingung mengenai keuangan yang keluar ataupun masuk. Lalu terkait dengan aspek produksi atau operasional, yaitu terkait dengan perkembangan usaha yang mengalami berbagai kendala teknis dan teknologi. Harga perlengkapan atau harga bahan baku mahal misalkan, tetapi harga jual yang diproduksi terlalu rendah, dan biasanya daya beli masyarakat itu rendah maka kreativitas dalam menciptakan barang atau produk-produk baru juga masih sangat terbatas.
Setelahnya aspek pemasaran, aspek pemasaran ini masih belum bisa membantu para pedagang kecil sehingga mereka harus mendampingi. Masalah lain yang timbul yaitu terkait daya beli masyarakat yang sangat rendah terkiat produksi baru sebelum mengetahui penjelasan dari produk yang pertama hasilkan misalkan. Yang terkait aspek sumber daya manusia yang memang seorang ibu-ibu dahulu masih sangat rendah wawasannya dan pengetahuannya kurang.
Factor yang diperlukan untuk kesuksesan dari penerapan strategi knowledge management.
1). Scanning terkait dengan lingkungan perusahaan atau sebuah bisnis atau usaha.
2). Kondisi dan praktik bisnis.
3). Operasional pesaingnya.
4). Memasukkan knowledge sebagai asset.
5). Budaya perusahaan yang berdasarkan knwowldege,
Intinya UMKM belum menerapkan dengan baik manajemen secara konsisten dan terus menerus. Misalkan pada manajemen produksinya sebuah usaha hanya memiliki persediaan bahan baku sesuai dengan modal yang dimiliki. Ketika mereka memiliki dana yang banyak maka mereka akan banyak juga bahan baku yang dimiliki. Pelaku UMKM itu tidak ingin meminjam di bank karena para pelaku UMKM berfikir bahwa meminjam di bank atau di pihak lainnya pasti akan sulit dan prosesnya lama, belum lagi terkait dengan bunga. Makanya pengusaha UMKM hanya mengandalkan modal dari pribadi.
Mereka pun cenderung menggunakan sumber daya manusia yang memang ada disekitar mereka, atau disekitar wilayah usahanya, walaupun tanpa memiliki keahlian yang diperlukan. Tetapi hal ini pun bisa diatasi sebenarnya dengan pelatihan dengan karyawan baru. Strategi khusus tidak digunakan, bahkan pemasaran dilakukan atas dasar kebetulan saja. Biasanya para UMKM menitipkan barang dagangan usahanya ke pasar. Tetapi sebenarnya system ini bisa merugikan UMKM karena pasti ada pedagang yang tidak jujur,
Untuk caranya yaitu dengan menerapkan modal besar, mereka mampu menyediakan produk dengan bahan baku yang bagus dan memiliki segmen menengah keatas. Dan pemodal kecil dengan focus pada kalangan menengah ke bawah dengan bahan baku imitasi.

Analisis jurnal 2.
Permodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Tahap implementasi pedoman G RI G4 pada pelaporan keberlanjutan UKM.
Inti dari pembuatan pelaporan keberlanjutan UKM cukup hanya untuk menunjukkan bahwa kegiatan UKM itu mendukung konsep keberlanjutan. Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan terdiri dari 5 tahapan yaitu:
1. Tahap prepare, menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan, menentukan indicator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus.
2. Tahap connect, mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM.
3. Tahap define, menentukan aspek materi alitas.
4. Tahap monitor, membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan.
5. Tahap report, mempublikasikan laporan keberlanjutan UKM.
Hambatan dan tantangan UKM di Indonesia dalam melakukan pelaporan keberlanjutan yaitu: belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan, belum memiliki sumber daya yang mendukung, pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM tinggi, belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM, dan pemangku kepentingan bisnis dalam UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.

Terimakasih.
Wassalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Yugi Utami གིས-
Nama: Yugi Utami
NPM: 2113053132

Analisis jurnal 1
Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah 19 19 Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah Lila Bismala Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kapten Mukhtar Basri No. Keywords: management model, MSME, effectivity. Model manajemen ini memuat aspek manajemen perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen keuangan, di mana pada sisi lain ada pengukuran kinerja UMKM sehingga mereka mampu mengukur kinerjanya untuk mengetahui perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Dalam aplikasi model manajemen UMKM nantinya, UMKM perlu melakukan analisis strengths, weaknesses, opportunities, threats (SWOT) terhadap aktivitas hariannya terkait aspek manajemen usaha sehingga secara umum UMKM tersebut dapat mengetahui perkembangan usahanya dan melakukan evaluasi terhadapnya. Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Pelaku UMKM perlu untuk memiliki knowledge management sehingga memiliki keluasan wawasan dalam manajemen usahanya. Lebih lanjut dinyatakan bahwa strategi UMKM dalam mengelola pengetahuan di samping IRSA (identity, reflect, share, dan apply) Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah 21 ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan, serta peraturan yang berlaku di negara tujuan ekspor. Permasalahan tersebut antara lain dalam hal manajemen keuangan, agunan, dan keterbatasan dalam kewirausahaan. Menurut Tambunan (2002) "karakteristik UKM yang memiliki keunggulan kompetitif meliputi memiliki kualitas SDM yang baik, pemanfaatan teknologi yang optimal, mampu melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas, mampu meningkatkan kualitas produk, memiliki akses promosi yang luas, memiliki sistem manajemen kualitas yang terstruktur, sumber daya modal yang memadai, memiliki jaringan bisnis yang luas, dan memiliki jiwa kewirausahaan". UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan demikian diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya. Model yang diharapkan terbentuk adalah integrasi dari sense making, knowledge creating, dan decision making yang membentuk knowing organization.

Analisis jurnal 2
Bentuk penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menunjukkan bahwa manajemen perusahaan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan bisnis perusahaan dalam konsep keberlanjutan. Konsep keberlanjutan memiliki pengertian bahwa segala aktivitas bisnis perusahaan tidak hanya memikirkan pemangku kepentingan di dalam perusahaan saja tetapi juga memikirkan dampak bisnis perusahaan kepada pemangku kepentingan di luar perusahaan. Telah banyak penelitian-penelitian yang membahas mengenai penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan pada perusahan-perusahaan dengan ukuran perusahaan yang besar. Pada beberapa perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar, penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menjadi hal yang mutlak disebabkan oleh banyak faktor, misalnya untuk mempertahankan legitimasi perusahaan dan membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan perusahaan. Topik-topik pada laporan keberlanjutan masih berfokus mengenai faktor-faktor dan pengaruh pelaporan keberlanjutan pada perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar atau pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pembahasan mengenai laporan keberlanjutan akan terus berkembang seiring dengan perubahan paradigma bisnis yang saat ini berkonsep bisnis yang bertanggung jawab (responsible business). Bisnis yang bertanggung jawab dapat diartikan bahwa manajemen perusahaan berupaya untuk meminimalisir dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Penulis meyakini bahwa kedepannya konsep bisnis yang bertanggung jawab ini tidak hanya akan menjadi perhatian serius dari manajemen perusahaan yang terdaftar di pasar modal saja, akan tetapi juga menjadi perhatian dari para pelaku bisnis usaha kecil dan menengah (UKM). Pelaporan keberlanjutan dapat membantu untuk meningkatkan keberlangsungan usaha karena dengan melakukan pelaporan keberlanjutan pelaku bisnis UKM dapat menilai kinerja internal bisnis (kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan) dan sekaligus dapat pula membangun kepercayaan pihak-pihak di luar UKM bahwa bisnis UKM tersebut dijalankan dengan konsep bisnis yang bertanggung jawab. Memang harus disadari bahwa kompleksitas bisnis UKM tidak setinggi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal sehingga kita dapat berpendapat bahwa UKM tidak perlu menyampaikan informasi mengenai laporan keberlanjutan. Tetapi jika kita ingin konsep bisnis yang bertanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik, maka seharusnya semua pihak dalam lingkungan bisnis menjalankan konsep bisnis yang bertanggung jawab. Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu komponen dalam lingkungan bisnis sehingga berdasarkan pemahaman ini maka UKM pun seharusnya dapat melakukan bisnis yang bertanggung jawab. Kepedulian yang tinggi dalam kegiatan CSR akan mendorong UKM untuk melaporkan aktivitas CSR tersebut melalui laporan keberlanjutan. Prinsip pelaporan yang terkandung dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan haruslah mengandung isi dan kualitas yang baik. Pengungkapan umum memuat mengenai strategi dan analisis perusahaan, profil perusahaan, identifikasi aspek material bagi perusahaan, hubungan dengan pemangku kepentingan, profil laporan, dan tata kelola perusahaan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Dina Damayanti གིས-
Nama : Dina Damayanti
NPM : 2113053145

Izin memberikan analisis jurnal 1 bu.
Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Sebagai ujung tombak perekonomian negara, sangat penting bagi UMKM untuk meningkatkan efektivitas usahanya. Pengelolaan yang baik terhadap aspek fungsional perusahaan akan berdampak pada efektivitas usaha. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan,mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Selama ini kualitas sumber daya manusia yang bekerja di UKM pada umumnya masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha. UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan demikian diperlukan sebuah model manajemen UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh UMKM dalam mengelola usahanya.
Secara umum, pelaku UMKM belum menerapkan manajemen secara konsisten dan komprehensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan persediaan yang banyak pula, demikian sebaliknya. Hal ini tentunya berdampak pada biaya persediaan yang ditimbulkan, namun tak disadari oleh pelaku UMKM.


JURNAL 2..

Pelaporan informasi dalam laporan keberlanjutan (sustainability report) kini menjadi paradigma yang baru dalam pelaporan perusahaan. Bentuk penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menunjukkan bahwa manajemen perusahaan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan bisnis perusahaan dalam konsep keberlanjutan. Konsep keberlanjutan memiliki pengertian bahwa segala aktivitas bisnis perusahaan tidak hanya memikirkan pemangku kepentingan di dalam perusahaan saja tetapi juga memikirkan dampak bisnis perusahaan kepada pemangku kepentingan di luar perusahaan. Pelaporan keberlanjutan dapat membantu untuk meningkatkan
keberlangsungan usaha karena dengan melakukan pelaporan keberlanjutan pelaku bisnis UKM dapat menilai kinerja internal bisnis (kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan) dan sekaligus dapat pula membangun kepercayaan pihak-pihak di luar UKM bahwa bisnis UKM tersebut dijalankan dengan konsep bisnis yang bertanggung jawab. Memang harus disadari bahwa kompleksitas bisnis UKM tidak setinggi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal sehingga kita dapat berpendapat bahwa UKM tidak perlu menyampaikan informasi mengenai laporan keberlanjutan. Tetapi jika kita ingin konsep bisnis yang bertanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik, maka seharusnya semua pihak dalam lingkungan bisnis menjalankan konsep bisnis yang bertanggung jawab. Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu komponen dalam lingkungan bisnis sehingga berdasarkan pemahaman ini maka UKM pun seharusnya dapat melakukan bisnis yang bertanggung jawab.
Secara umum penyusunan laporan keberlanjutan didasarkan pada pedoman GRI G4 yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Prinsip pelaporan yang terkandung dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan haruslah mengandung isi dan kualitas yang baik. Isi dari laporan ditentukan dari tingkat materialitas, kelengkapan, mencakup kepentingan pemangku kepentingan, dan mencakup konteks keberlanjutan. Sedangkan kualitas laporan dapat dilihat dari tingkat akurasi, dapat diperbandingkan, dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Dalam standar GRI G4 terdapat dua jenis pengungkapan standar, yaitu pengungkapan umum dan pengungkapan khusus. Pengungkapan umum memuat mengenai strategi dan analisis perusahaan, profil perusahaan, identifikasi aspek material bagi perusahaan, hubungan dengan pemangku kepentingan, profil laporan, dan tata kelola perusahaan. Sedangkan pengungkapan khusus mencakup pengungkapan mengenai kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Contoh pengungkapan kinerja ekonomi, misalnya manfaat ekonomi langsung yang diterima pemangku kepentingan dan kinerja ekonomi perusahaan.


Sekian terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Fauriza Agustina གིས-
Nama : Fauriza Agustina
NPM : 2153053004

Izin memberikan analisis bu..

Analisis jurnal 1
Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Sebagai ujung tombak perekonomian negara, sangat penting bagi UMKM untuk meningkatkan efektivitas usahanya. Pengelolaan yang baik terhadap aspek fungsional perusahaan akan berdampak pada efektivitas usaha. Pada beberapa UMKM, pelaku tidak mau mengandalkan pinjaman dari bank, karena cukup
sulitnya proses peminjaman (misalnya harus ada pembukuan atas usahanya), dan pelaku tidak ingin tergantung pada pinjaman modal. Pelaku UKM tidak mau terikat pada satu supplier saja,
karena ingin mendapatkan sumber bahan baku
yang beragam, yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.

Dalam perjalanannya, analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha.
UMKM harus memikirkan untuk dapat menaklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai
dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja,
efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi
produk. Distribusi produk akan memberikan peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih
luas, yang berdampak pada omset usaha yang
akan diperoleh.

Analisis jurnal 2
Semua jenis industri pada dasarnya dapat melakukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan. Pembahasan mengenai laporan keberlanjutan akan terus berkembang seiring dengan perubahan paradigma bisnis yang saat ini berkonsep bisnis yang bertanggung jawab (responsible business). Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juag ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business).
Untuk saat ini memang belum ada pedoman atau standar mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM. Kedepannya UKM di Indonesia dapat terus berkembang dan pada akhirnya melakukan pelaporan keberlanjutan akan menjadi kebutuhan bagi keberlangsungan usaha UKM.

Lingkungan bisnis dapat mendorong dan membentuk motivasi UKM untuk melakukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan. Jika semua lingkungan bisnis berpendapat bahwa penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan sangat penting, maka setiap komponen dalam lingkungan bisnis tersebut akan memiliki motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan. Harus disadari pula bahwa UKM di Indonesia memiliki hambatan dan tantangan untuk melakukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan.

Terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Khusnul Khotimah གིས-
Nama : Khusnul Khotimah
NPM : 2113053122

Izin memberikan analisis.
Analisis Jurnal 1
Berdasarkan jurnal berjudul "Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah" yang membahas tentang Penelitian untuk menentukan model manajemen UMKM yang dapat diaplikasikan oleh UMKM dalam usaha meningkatkan efektivitas UMKM. UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Secara umum, pelaku UMKM belum menerapkan manajemen secara konsisten dan komprehensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan persediaan yang banyak pula, demikian sebaliknya. Selain itu, Pelaku UMKM yang cenderung memiliki pendidikan yang rendah, menyebabkan mereka kurang familiar pada teknologi, terutama teknologi informasi yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi pemasaran. Pelaku UKM juga belum melakukan pembukuan karena mengalami kesulitan, di mana hal tersebut tentunya memerlukan ketelitian sedangkan mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan pembukuan, serta ada rasa ketidaktelatenan dalam melakukan pembukuan.
Hal inilah yang menyebabkan sebagian pelaku mengalami kesulitan ketika akan melakukan penambahan modal dengan melakukan pinjaman ke bank. Kurangnya pembinaan dan pelatihan serta pendampingan menyebabkan pelaku UKM tidak memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan.

Berdasarkan temuan di atas, maka di rancang sebuah model manajemen UMKM praktis yang dapat diaplikasikan secara mudah untuk melakukan manajemen usaha UMKM tersebut. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat, pelaku UMKM perlu mendapatkan lebih banyak perhatian pemerintah dan instansi terkait, sehubungan dengan pembinaan dan sumber pendanaan. Pemerintah perlu lebih berpihak kepada pelaku UMKM dan memberikan akses yang lebih luas dalam segala aspek manajemen.

Analisis Jurnal 2
Berdasarkan Jurnal 2 diatas yang berjudul "Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)" membahas mengenai penerapan pelaporan keberlanjutan
ataupun mengenai aktivitas tanggung jawab sosial pada UKM.
Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juga ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Pemodelan proses penyusunan laporan keberlanjutan pada UKM dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
1. Tahap Prepare
Yaitu Menentukan pendekatan pelaporan yang akan digunakan dan Menentukan indikator-indikator pada pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar
khusus.
2. Tahap Connect
Yaitu Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap bisnis UKM.
3. Tahap Define yaitu
Menentukan aspek materialitas.
4. Tahap Monitor yaitu
Membuat daftar informasi yang akan diungkapkan di dalam laporan keberlanjutan.
5. Tahap Report yaitu
Memublikasikan laporan keberlanjutan UKM.

Adapun Hambatan dan Tantangan UKM di Indonesia dalam Melakukan Pelaporan Keberlanjutan yaitu :
1. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
2. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
3. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM tinggi
4. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM
5. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.

Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business).
Untuk saat ini memang belum ada pedoman atau standar mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM.

Sekian Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Debi Elisa Prasasti གིས-
Nama : Debi Elisa Prasasti
NPM : 2113053158

Analasis jurnal 1

Usaha kecil menengah pada umumnya dalam kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsional perusahaan yang meliputi manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Selama ini kualitas sumber daya manusia yang bekerja di UKM pada umumnya masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa strategi UMKM dalam mengelola pengetahuan di samping IRSA (identity, reflect, share, dan apply) Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah 21 ekspor yang belum optimal, kurangnya pema- haman terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kon trak penjualan, serta peraturan yang berlaku di negara tujuan ekspor.
UMKM memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi besar dan memiliki daya saing, jika saja memiliki manajemen yang solid.
1. Permasalahan yang bersifat klasik dan menda- sar pada UMKM (basic problems), antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya non-formal, SDM, pengembangan produk, dan akses pemasaran.

2. Permasalahan lanjutan (advanced problems), antara lain pengenalan dan penetrasi pasar Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016 22 di wilayah Sumatera Utara yang menghasilkan produk yang sebagian besar mencirikan produk khas Sumatera Utara, seperti ulos, songket, dodol, dan beberapa produk lainnya.

Dalam manajemen produksi, pelaku UKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan kemampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan persediaan yang banyak pula, demikian sebaliknya. Pelaku UKM tidak mau terikat pada satu supplier saja, karena ingin mendapatkan sumber bahan baku yang beragam, yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada. Pelaku UMKM yang cenderung memiliki pendidikan yang rendah, menyebabkan mereka kurang fa- miliar pada teknologi, terutama teknologi infor- masi yang seharusnya dapat dimanfaatkan seba- gai salah satu strategi pemasaran.

Pelaku UKM menggunakan internet sebatas untuk mencari masukan untuk inovasi yang bisa mereka laku- kan. Pelaku UMKM secara otomatis membuat segmentasi atas produknya, salah satunya berdasarkan bahan baku yang diperlukan. Pembukuan merupakan hal yang penting, untung melakukan evaluasi dan mengetahui Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah 23 perkembangan usaha dari segi profit dan pengem- balian investasi. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip- prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkem- bangan usahanya.

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk. Distribusi produk akan memberikan peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, yang berdampak pada omset usaha yang akan diperoleh. Efisiensi dan efektivitas produksi dinilai dari aplikasi aspek-aspek manajemen perusahaan (manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran).

Analsis jurnal 2

Pada beberapa perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar, penyampaian informasi pada laporan keberlanjutan menjadi hal yang mutlak disebabkan oleh banyak faktor, misalnya untuk mempertahankan legitimasi perusahaan dan membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan perusahaan.
Topik-topik pada laporan keberlanjutan masih berfokus mengenai faktor-faktor dan pengaruh pelaporan keberlanjutan pada perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang besar atau pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Penulis meyakini bahwa kedepannya konsep bisnis yang bertanggung jawab ini tidak hanya akan menjadi perhatian serius dari manajemen perusahaan yang terdaftar di pasar modal saja, akan tetapi juga menjadi perhatian dari para pelaku bisnis usaha kecil dan menengah (UKM). Pelaporan keberlanjutan dapat membantu untuk meningkatkan keberlangsungan usaha karena dengan melakukan pelaporan keberlanjutan pelaku bisnis UKM dapat menilai kinerja internal bisnis (kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan) dan sekaligus dapat pula membangun kepercayaan pihak-pihak di luar UKM bahwa bisnis UKM tersebut dijalankan dengan konsep bisnis yang bertanggung jawab.

Salah satu Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan; Putu Sukma Kurniawan cara UKM untuk melakukan bisnis yang bertanggung jawab dan berdasarkan pada konsep keberlanjutan adalah dengan menyampaikan informasi aktivitas bisnis UKM melalui laporan keberlanjutan. Pembahasan artikel ini mencakup peluang dan tantangan UKM dalam melakukan pelaporan keberlanjutan dan bentuk implementasi pelaporan keberlanjutan UKM yang sesuai dengan standar GRI G4 (standar GRI generasi keempat).
Standar GRI G4 dipergunakan dalam implementasi karena merupakan sebuah standar yang baku dalam pelaporan keberlanjutan dan poin- poin pada standar GRI G4 telah mencerminkan nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan yang telah sesuai dengan konsep keberlanjutan.

Memang harus disadari bahwa kompleksitas bisnis UKM tidak setinggi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal sehingga ada beberapa yang berpendapat bahwa UKM tidak memerlukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan. Bisnis UKM merupakan bagian dari lingkungan bisnis yang besar dan di saat paradigma bisnis saat ini menganut konsep bisnis yang berkelanjutan, maka selalu ada peluang UKM untuk menjalankan konsep bisnis yang berkelanjutan.

Sekian
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

NOVITA ANGGARWATI གིས-
Nama : Novita Anggarwati
NPM : 2113053200
ANALISIS ARTIKEL 1

UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pada dasarnya, UMKM adalah arti usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Berdasarkan artikel yang berjudul “Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah”, faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Hal demikian sejalan dengan pendapat Tambunan (2002) “karakteristik UKM yang memiliki keunggulan kompetitif meliputi memiliki kualitas SDM yang baik, pemanfaatan teknologi yang optimal, mampu melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas, mampu meningkatkan kualitas produk, memiliki akses promosi yang luas, memiliki sistem manajemen kualitas yang terstruktur, sumber daya modal yang memadai, memiliki jaringan bisnis yang luas, dan memiliki jiwa kewirausahaan”. Dengan demikian, UMKM membutuhkan seseorang yang berjiwa kreativitas yang tinggi, semangat, tidak mudah menyerah, berani mengambil resiko, selalu berusaha menemukan ide baru utnuk dikembangkan. Selain itu, untuk mengembangkan suatu UMKM dibutuhkan suatu model yang akan menunjang perkembangan UMKM. Model manajemen merupakan suatu model yang tepat untuk digunakan oleh para pelaku UMKM, sehingga pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsipprinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya.


ANALISIS ARTIKEL 2

Secara umum penyusunan laporan keberlanjutan didasarkan pada pedoman GRI G4 yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Menurut Evans & Sawyer (2010) berdasarkan artikel di atas menyebutkan bahwa pada dasarnya pemangku kepentingan bisnis UKM yang paling utama adalah komunitas lokal yang berada di sekitar UKM tersebut. Komunitas lokal akan menjalin hubungan baik dengan para pelaku UKM. Sehingga akan menghasilkan suatu hubungan timbal balik yang baik. Sustainability report (laporan berkelanjutan) merupakan sebuah jenis laporan yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya. Laporan ini memuat pertanggung jawaban perusahaan kepada public terkait banyak aspek mulai dari sosial, ekonomi dan lainnya. Laporan berkelanjutan sejatinya tidak hanya menjadi kewajiban dari perusahaan besar tapi juga perlu dilakukan oleh UMKM. Terkait dengan UMKM, laporan berkelanjutan ternyata bisa membawa beragam manfaat positif, diantaranya menarik minat investor untuk menyuntikkan dana mereka serta menjadi sebuah acuan akan keadaan usaha mereka. ustainability report (laporan berkelanjutan) merupakan sebuah jenis laporan yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya. Laporan ini memuat pertanggung jawaban perusahaan kepada public terkait banyak aspek mulai dari sosial, ekonomi dan lainnya. Laporan berkelanjutan sejatinya tidak hanya menjadi kewajiban dari perusahaan besar tapi juga perlu dilakukan oleh UMKM. Terkait dengan UMKM, laporan berkelanjutan ternyata bisa membawa beragam manfaat positif, diantaranya menarik minat investor untuk menyuntikkan dana mereka serta menjadi sebuah acuan akan keadaan usaha mereka. Tahap prepare merupakan tahap awal dalam proses pelaporan keberlanjutan. Tahap ini dipergunakan untuk menentukan bentuk laporan dan memilih pendekatan yang akan dipergunakan dalam laporan keberlanjutan. Dalam tahap ini pelaku bisnis UKM dapat menentukan bagaimana bentuk dan isi laporan nantinya. Pada tahap ini dapat juga dibentuk sebuah tim yang akan menyusun rencana pelaporan keberlanjutan. Pada tahap connect maka pelaku bisnis UKM harus mampu mengidentifikasi pemangku kepentingan mana yang paling membutuhkan laporan keberlanjutan. Tahap berikutnya adalah define dimana pada tahap ini pelaku bisnis UKM harus mampu menilai aspek-aspek mana yang bersifat material dan harus disajikan dalam laporan keberlanjutan. Tingkat materialitas informasi dapat ditentukan pula dari informasi-informasi mana yang paling penting dan paling diperlukan oleh pemangku kepentingan perusahaan. Tahap selanjutnya adalah monitor dimana pada tahap ini pelaku bisnis UKM harus menilai apakah draft laporan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan. Pada tahap ini juga dapat dibuat daftar-daftar informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keberlanjutan. Tahap terakhir adalah report yang merupakan tahap mengeluarkan laporan keberlanjutan. Untuk mendukung tahap ini, pelaku bisnis UKM dapat melakukan sebuah komunikasi dengan pemangku kepentingan melalui sebuah diskusi untuk melihat informasi-informasi yang disajikan. Ini juga dapat menjadi sebuah bentuk evaluasi untuk perbaikan laporan keberlanjutan pada tahun berikutnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

MIFTAHUL ZANNAH RAHARJO PUTRI གིས-
Nama : Miftahul Zannah Raharjo Putri
NPM : 2113053174
Kelas : 3E

Izin menyampaikan analisis saya terhadap 2 jurnal tersebut bu.

Jurnal 1
“Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah”
UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. UMKM cenderung menggunakan SDM yang ada di sekitar wilayah usahanya, walaupun tanpa memiliki keahlian yang diperlukan. Namun hal ini dapat diatasi dengan pelatihan terhadap karyawan baru.Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis.
Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya. Kepuasan konsumen perlu diukur karena dasar dari pengembangan usaha adalah kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen. Jika konsumen puas maka peluang untuk pengembangan usaha akan semakin besar. Kepuasan tidak hanya dari segi kompensasi, namun dari kualitas hubungan antara pelaku UMKM dan konsumen. Sehingga UMKM yang dijalankan dapat berkembang dengan baik.
Jurnal 2
“Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)”
Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juga ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business). NCSR (2017) memberikan sebuah model proses pelaporan keberlanjutan yang menggunakan standar GRI G4 dalam pembuatan laporan keberlanjutan. Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
1) Prepare,
2) Connect,
3) Define,
4) Monitor
5) Report.
Adapun hambatan dan tantangan UKM di Indonesia dalam melakukan pelaporan keberlanjutan, yaitu:
1) Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
2) Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
3) Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas UKM tinggi
4) Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM
5) Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi

Terima Kasih bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

ADILLA DWI PUTRI LESTARI གིས-
Nama : Adilla Dwi Putri Lestari
NPM : 2113053255

Izin memberikan analisis jurnal 1 dan jurnal 2 Bu

Analisis Jurnal 1
Yang berjudul "Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah"

Model manajemen memuat aspek manajemen perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen keuangan, di mana pada sisi lain ada pengukuran kinerja UMKM sehingga mereka mampu mengukur kinerjanya untuk mengetahui perkembangan usahanya dari waktu
ke waktu.

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan UKM di antaranya adalah faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi agar bisa melakukan akses global. Selama ini kualitas sumber daya manusia yang bekerja di UKM pada umumnya masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas produk, terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru, lambannya penerapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usaha.

UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis. Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya.


Analisis jurnal 2
Yang berjudul "Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"

Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk penyampaian informasi yang komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan. Informasi yang komprehensif dapat diartikan informasi keuangan dan informasi non keuangan

Pelaporan keberlanjutan dapat membantu untuk meningkatkan keberlangsungan usaha karena dengan melakukan pelaporan keberlanjutan pelaku bisnis UKM dapat menilai kinerja internal bisnis (kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan) dan sekaligus dapat pula membangun kepercayaan pihak-pihak di luar UKM bahwa bisnis UKM tersebut dijalankan dengan konsep bisnis yang bertanggung jawab.

Pelaporan keberlanjutan dapat menunjukkan adanya komitmen pemilik perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan memberikan pemahaman bagi pemilik perusahaan (pemilik UKM) bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi UKM saja, namun juga ditentukan oleh kinerja sosial dan kinerja lingkungan UKM. Perlu dipahami bahwa lingkungan bisnis UKM masuk dalam lingkungan bisnis secara keseluruhan dan aktivitas bisnis UKM pun dapat dijalankan dengan konsep keberlanjutan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan bisnis yang bertanggung jawab (responsible business).

Sekian, terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

MUHAMMAD SYEKI RABIANSYAH གིས-
Nama : Muhammad Syeki Rabiansyah
NPM : 2113053252

Jurnal 1

Secara umum, pelaku UMKM belum mene- rapkan manajemen secara konsisten dan kompre- hensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UKM hanya memiliki persediaan sesuai dengan ke- mampuan modalnya, ketika memiliki dana yang cukup banyak maka mereka dapat menyediakan persediaan yang banyak pula, demikian sebalik- nya. Hal ini tentunya berdampak pada biaya persediaan yang ditimbulkan, namun tak disadari oleh pelaku UMKM. Pada beberapa UMKM, pelaku tidak mau mengandalkan pinjaman dari bank, karena cukup sulitnya proses peminjaman (misalnya harus ada pembukuan atas usahanya), dan pelaku tidak ingin tergantung pada pinjaman modal. Pelaku UKM tidak mau terikat pada satu supplier saja, karena ingin mendapatkan sumber bahan baku yang beragam, yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada. UMKM cenderung menggunakan SDM yang ada di sekitar wilayah usahanya, walaupun tanpa memiliki keahlian yang diperlukan. Namun hal ini dapat diatasi dengan pelatihan terhadap karyawan baru. Pada usaha konveksi, pemilihan SDM berdasarkan kemampuan yang dimiliki, serta peralatan yang dimiliki karena rata-rata pekerjaan dapat dilakukan di rumah masing- masing. Rata-rata UKM yang diteliti tidak meng- gunakan prinsip spesialisasi karena pekerjaan cenderung sudah terfokus pada satu pekerjaan. Tidak ada strategi pemasaran yang diguna- kan secara khusus, karena pemasaran dilakukan atas dasar kebetulan atau kemudahan memasuki suatu pasar. Misalnya, dengan menitipkan pada pedagang yang membuka kios di pasar. Sistem yang diterapkan adalah konsinyasi. Sistem ini cenderung merugikan pelaku UKM, karena seringkali terjadi penipuan oleh pedagang. Pelaku UMKM yang cenderung memiliki pendidikan yang rendah, menyebabkan mereka kurang fa- miliar pada teknologi, terutama teknologi infor- masi yang seharusnya dapat dimanfaatkan seba- gai salah satu strategi pemasaran. Pelaku UKM menggunakan internet sebatas untuk mencari masukan untuk inovasi yang bisa mereka laku- kan. Pelaku UMKM secara otomatis membuat segmentasi atas produknya, salah satunya berda- sarkan bahan baku yang diperlukan. Misalnya, segmen untuk kalangan menengah ke atas dengan harga yang cukup mahal dan bahan baku yang pasti lebih berkualitas dan kalangan menengah ke bawah dengan harga yang lebih murah dan bahan baku yang lebih rendah kualitasnya. Untuk pemodal besar, mereka mampu menyediakan produk dengan bahan baku yang bagus dan memiliki segmen menengah ke atas. Sedangkan pemodal kecil memfokuskan pada kalangan me- nengah ke bawah dengan bahan baku imitasi. Pelaku UKM belum melakukan pembukuan karena mengalami kesulitan, di mana hal tersebut tentunya memerlukan ketelitian sedangkan mere- ka belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan pembukuan, serta ada rasa ketidaktelatenan dalam melakukan pembukuan. Hal inilah yang menyebabkan sebagian pelaku mengalami kesulitan ketika akan melakukan pe- nambahan modal dengan melakukan pinjaman ke bank. Karena bank menuntut adanya laporan keuangan yang lengkap dengan tujuan untuk mengetahui prospek usaha tersebut. Keadaan ini menyebabkan pelaku UKM merasa enggan berhubungan dengan pihak perbankan. Pembukuan merupakan hal yang penting, untung melakukan evaluasi dan mengetahui perkembangan usaha dari segi profit dan pengem- balian investasi. Kurangnya pembinaan dan pela- tihan serta pendampingan menyebabkan pelaku UKM tidak memiliki kemampuan untuk menge- lola keuangan. Keuangan usaha dan pribadi seringkali bercampur sehingga sulit untuk me- ngontrol kondisi keuangan usahanya. Kondisi ini berkaitan erat dengan faktor lain, seperti produksi di mana keuangan yang kurang baik akan berpengaruh terhadap kemampuan penye- diaan bahan baku. Berdasarkan temuan di atas, maka di rancang sebuah model manajemen UM- KM praktis yang dapat diaplikasikan secara mudah untuk melakukan manajemen usaha UMKM tersebut. Model manajemen UMKM tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Bismala & Han- dayani, 2014). Aspek-aspek manajemen perusahaan meru- pakan pedoman untuk melakukan manajemen usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip- prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkem- bangan usahanya. Dalam perjalanannya, analisis SWOT dila- kukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha. UMKM harus memikirkan untuk dapat me- naklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk. Distribusi produk akan memberikan peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, yang berdampak pada omset usaha yang akan diperoleh. Kepuasan konsumen perlu diukur karena dasar dari pengembangan usaha adalah kebu- tuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen. Jika konsumen puas maka peluang untuk pengem- bangan usaha akan semakin besar. Dari aspek internal usaha, karyawan perlu dipelihara ke- puasannya. Karyawan yang puas dengan apa yang di peroleh dari perusahaan tempatnya be- kerja akan memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan. Kepuasan tidak hanya dari segi kompensasi, namun dari kualitas hubungan in- ternal. Efisiensi dan efektivitas produksi dinilai dari aplikasi aspek-aspek manajemen perusahaan (manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran). Efisiensi dan efektivitas dapat dilihat dari beberapa hal seperti tingkat pemborosan yang terjadi akibat kesalahan produksi, ketepatan perencanaan kapasitas produksi, persediaan, dan lainnya. Pengukuran ini akan memerlukan kriteria yang berbeda di antara jenis usaha yang berbeda. Sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat, pelaku UMKM perlu mendapatkan lebih banyak perhatian pemerintah dan instansi ter- kait, sehubungan dengan pembinaan dan sumber pendanaan. Pemerintah perlu lebih berpihak ke- pada pelaku UMKM dan memberikan akses yang lebih luas dalam segala aspek manajemen.

Jurnal 2

Laporan keberlanjutan merupakan bentuk penyampaian informasi yang  komprehensif dari manajemen perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan. Informasi yang  komprehensif dapat diartikan informasi keuangan dan informasi non keuangan. Laporan keberlanjutan  didasarkan pada konsep triple bottom lines dimana perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan  semata tetapi pula harus memikirkan kepentingan sosial dan lingkungan .  Informasi yang komprehensif dapat pula diartikan sebagai informasi yang menyajikan kinerja ekonomi,  kinerja sosial, dan kinerja lingkungan perusahaan. Secara umum penyusunan laporan keberlanjutan  didasarkan pada pedoman GRI G4 yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative . Prinsip  pelaporan yang terkandung dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan haruslah mengandung isi dan  kualitas yang baik. Isi dari laporan ditentukan dari tingkat materialitas, kelengkapan, mencakup  kepentingan pemangku kepentingan, dan mencakup konteks keberlanjutan. Sedangkan kualitas laporan  dapat dilihat dari tingkat akurasi, dapat diperbandingkan, dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.  Dalam standar GRI G4 terdapat dua jenis pengungkapan standar, yaitu pengungkapan umum dan  pengungkapan khusus. Beberapa literatur pun menjelaskan bahwa terkadang motivasi  perusahaan besar dalam melakukan CSR hanyalah sekedar pencitraan. Sarbutts berpendapat  bahwa pelaksanaan CSR dapat berjalan efektif dan lebih dari sekedar kegiatan untuk pencitraan  manajemen perusahaan dan menyimpulkan bahwa dalam beberapa hal UKM dapat mengambil keuntungan dari kegiatan CSR yang dilaksanakan. Evans & Sawyer mengidentifikasi bahwa  pada dasarnya pemangku kepentingan bisnis UKM yang paling utama adalah komunitas lokal yang  berada di sekitar UKM tersebut. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh UKM memiliki makna yang positif  karena kegiatan tersebut bermanfaat untuk komunitas lokal. Demikian pula komunitas lokal akan  memberikan dampak yang positif kepada keberlangsungan bisnis UKM. Jika identifikasi yang  dilakukan oleh Evans & Sawyer ini digabungkan dengan pendapat Perrini maka kita akan  mendapatkan pemahaman bahwa pelaku bisnis UKM menjalin hubungan dengan komunitas lokal  berdasakan modal sosial yang dimiliki. Bos-Brouwers berpendapat bahwa komitmen untuk  membuat laporan keberlanjutan akan membentuk UKM melahirkan inovasi yang berkelanjutan yang  diarahkan pada peningkatan proses teknologi sehingga akan menghasilkan eko-efisiensi. NCSR memberikan sebuah model proses  pelaporan keberlanjutan yang menggunakan standar GRI G4 dalam pembuatan laporan keberlanjutan.  Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu prepare,  connect, define, monitor, dan report. Jika digambarkan maka proses pelaporan  keberlanjutan, yaitu Tahap prepare merupakan tahap awal dalam proses pelaporan keberlanjutan. Tahap ini  dipergunakan untuk menentukan bentuk laporan dan memilih pendekatan yang akan dipergunakan  dalam laporan keberlanjutan. Dalam tahap ini pelaku bisnis UKM dapat menentukan bagaimana bentuk  dan isi laporan nantinya. Pada tahap ini dapat juga dibentuk sebuah tim yang akan menyusun rencana  pelaporan keberlanjutan. Pada tahap connect maka pelaku bisnis UKM harus mampu mengidentifikasi  pemangku kepentingan mana yang paling membutuhkan laporan keberlanjutan. Dalam konteks ini maka pelaku bisnis UKM akan menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan. Tahap  berikutnya adalah define dimana pada tahap ini pelaku bisnis UKM harus mampu menilai aspek-aspek  mana yang bersifat material dan harus disajikan dalam laporan keberlanjutan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

IRHAN ADITYA གིས-
Nama : Irhan Aditya
Npm : 2113053183

Analisis Jurnal 1, mengenai "Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah"

UMKM sangat berpengaruh besar terhadap pemerataan perekonomian bagi masyarakat menengah kebawah atau kecil, sebab UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dapat menjangkau berbagai tempat ekonomi baik di kalangan bawah, menengah maupun atas, UMKM tidak hanya terbatas pada perkotaan maupun hingga pelosok pedesaan.

Semua usaha memiliki peluang untuk berkembang bersaing menjadi besar, namun itu tergantung manajemen yang di lakukan oleh pelaku usaha tersebut, oleh karena itu model manajemen UMKM harus benar-benar matang sehingga UMKM dapat terkelola dengan baik.

Strategi efektif bagi pengembangan UMKM:
1. Menentukan Harga Sesuai dengan Kualitas yang Maksimal.
2. Memilih Jenis Produk yang Tepat.
3. Pilihlah Sumber Daya Manusia yang Terbaik.
4. Lakukan Sistem Promosi.
5. Memilih Dimana Lokasi Paling Strategis

UMKM tidak dapat di pandang sebelah mata, karena pada 2020 UMKM Indonesia menyerap 97% pencari pekerja di Indonesia, oleh sebab itu UMKM berperan besar dalam penyerapan tenang kerja.


Analisis Jurnal 2,
mengenai "Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"

Fungsi utama dari laporan keuangan adalah menyajikan Informasi mengenai hasil kerja UMKM yang di jadikan landasan untuk menentukan langkah selanjutnya bagi bisnis. Dalam laporan keuangan harus di arsipkan dalam Pembukuan.

UMKM pun membutuhkan laporan keuangan karena hal tersebut menjadi landasan untuk menentukan langkah-langkah kedepannya dalam menentukan masa depan UMKM, laporan keuangan juga membawa manfaat positif, misalnya meyakinkan investor untuk menyuntikan dana.
Manfaat lain dari laporan keberlanjutan adalah mempromosikan serta mengembangkan pendekatan-pendekatan standar yang merangsang keuntungan bagi pelapor atau pelaku usaha.

Terima kasih...
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

Ririn Dwiyanti གིས-
Nama : Ririn Dwiyanti
Npm : 2153053044

Izin analisis jurnal 1 yang berjudul Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
pemangku kepentingan bisnis UKM yang paling utama adalah komunitas lokal yang berada di sekitar UKM tersebut. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh UKM memiliki makna yang positif karena kegiatan tersebut bermanfaat untuk komunitas lokal. Demikian pula komunitas lokal akan memberikan dampak yang positif kepada keberlangsungan bisnis UKM. Jika identifikasi yang dilakukan oleh Evans & Sawyer (2010) ini digabungkan dengan pendapat Perrini (2006) maka kita akan mendapatkan pemahaman bahwa pelaku bisnis UKM menjalin hubungan dengan komunitas lokal berdasakan modal sosial yang dimiliki. Bos-Brouwers (2010) berpendapat bahwa komitmen untuk membuat laporan keberlanjutan akan membentuk UKM melahirkan inovasi yang berkelanjutan yang diarahkan pada peningkatan proses teknologi sehingga akan menghasilkan eko-efisiensi. Selain itu peningkatan pada proses teknologi akan dapat menurunkan biaya produksi. Memang harus disadari bahwa kompleksitas bisnis UKM tidak setinggi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal sehingga ada beberapa yang berpendapat bahwa UKM tidak memerlukan penyampaian informasi melalui laporan keberlanjutan. Pendapat ini setidaknya mungkin kurang tepat jika didasarkan pada banyak penelitian terdahulu yang dilakukan, misalnya penelitian Arena & Azzone (2012) dan Borga et al. (2009). Bisnis UKM merupakan bagian dari lingkungan bisnis yang besar dan di saat paradigma bisnis saat ini menganut konsep bisnis yang berkelanjutan, maka selalu ada peluang UKM untuk menjalankan konsep bisnis yang berkelanjutan. Ketika pendekatan laporan yang dipilih adalah “core” maka setidaknya terdapat satu aspek yang harus diungkapkan dalam pengungkapan standar umum dan pengungkapan standar khusus. Misalnya
dalam pengungkapan standar umum, pelaku bisnis UKM dapat mengungkapkan informasi mengenai strategi bisnis UKM, profil organisasi, pemangku kepentingan yang dianggap penting, dan prinsipprinsip pelaporan. Sedangkan dalam pengungkapan standar khusus pelaku bisnis UKM dapat mengungkapkan paling sedikit satu indikator dari masing-masing aspek yang terdapat pada setiap kategori. Terdapat tiga kategori dalam pengungkapan standar khusus, yaitu kategori ekonomi yang mencakup empat aspek, kategori lingkungan yang mencakup dua belas aspek, dan kategori sosial yang mencakup tiga puluh aspek. Dalam konteks UKM, maka pelaku bisnis harus mampu menentukan indikator yang akan diungkapkan yang disesuaikan dengan kondisi nyata UKM. Dalam tahap ini pelaku bisnis UKM dapat mempergunakan dokumen-dokumen atau standar operasional prosedur yang berlaku di UKM. Dokumen-dokumen ini nantinya dapat mendukung memberikan informasi indikator-indikator mana saja yang akan disajikan dalam laporan keberlanjutan.

analis juarnal ke 2 yang berjudul Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untukMeningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah
Aspek-aspek manajemen perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan manajemen usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan menengah, pelaku UMKM perlu melakukan manajemen usaha agar dapat melakukan prinsipprinsip manajemen dengan baik sehingga dapat mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkembangan usahanya. Dalam perjalanannya, analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha. UMKM harus memikirkan untuk dapat menaklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya.Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagaidasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset
usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi produk. Distribusi produk akan memberikan peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, yang berdampak pada omset usaha yang akan diperoleh.UMKM sebagai salah satu bentuk perekonomian rakyat yang memiliki peran besar dalam
perekonomian negara, memerlukan model manajemen usaha. Model manajemen usaha ini mengadopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja
pada aspek manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi manajemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan diaplikasikan secara praktis. Pelaku UMKM juga harus mampu melakukan analisis SWOT atas
usahanya sehingga mampu menilai keadaan sekarang, baik terhadap pesaing, maupun perkembangan usaha dan evaluasi usahanya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1 dan 2

WULAN ERLIANA SAFITRI གིས-
Nama : Wulan Erliana Safitri
NPM : 2113053185

Izin Memberikan hasil analasis,

Analisis jurnal 1
Keberhasilan dari UMKM tentu bisa dilihat dari beberapa factor yaitu sumber daya manusia atau SDM, permodalan yang tentu berkaitan dengan uang, mesin dan peralatan produksi, pengelolaan usaha, pemasaran, ketersediaan bahan baku, dan informasi yang tentunya memiliki tujuan agar dapat mengakses dunia global. Tetapi sangat saying sekali pada umumnya UMKM di Indonesia pengetahuan sumber daya manusianya sangat rendah sekali, sehingga banyak sekali produk yang tidak tersedia serta terbatas. Kualitas produk rendah pun bisa dihasilkan dari sini. Kemudian terkait dengan terbatasnya kemampuan untuk mengembangkan produk baru sehingga masih banyak UMKM yang belum maju, yang belum bisa mengembangkan produknya menjadi lebih kreatif dan inovatif lagi. Bisa dikatakan juga bahwa UMKM itu penerapan teknologinya masih lambat.

Analisis jurnal 2
Secara umum model proses pelaporan keberlanjutan tersebut terdiri dari 5 tahapan, yaitu :
(1) prepare,
(2) connect,
(3) define,
(4) monitor, dan
(5) report.
Model penyusunan laporan keberlanjutan pada UKM ini pada dasarnya berlaku untuk semua jenis bisnis UKM. Hal ini karena langkah-langkah pada masing-masing tahap dapat diaplikasikan pada semua jenis bisnis UKM. Beberapa perbedaan yang mungkin terjadi, misalnya :
(1) perbedaan menentukan indikator pengungkapan yang didasarkan pada jenis usaha UKM,
(2) perbedaan pada identifikasi pemangku kepentingan, dan
(3) perbedaan saat menentukan aspek materialitas.
1. Adapun hambatan dan tantangan yang dihadapi yaitu sebagai berikut.
2. Belum adanya motivasi untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
3. Belum memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukan pelaporan keberlanjutan
4. Pelaku bisnis UKM masih berfokus bagaimana pengembangan bisnis UKM agar profitabilitas
5. Belum adanya standar atau pedoman di Indonesia mengenai pelaporan keberlanjutan untuk UKM
6. Pemangku kepentingan bisnis UKM yang tidak memiliki kompleksitas yang tinggi.

Sekian Terimakasih