Diskusi

Diskusi

Number of replies: 21

Assalamualaikum wr. wb. selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua,,,,

teman-teman mahasiswa,,, berikut ini ibu lampirkan artikel jurnal terkait dengan judul "What is metabolic syndrome, and why are children

getting it?https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3715098/pdf/nyas1281-0123.pdf

dari artikel tersebut, silahkan kalian aktif memberikan pendapat, dan diskusikan di kolom ini terkait isi dari artikel tersebut,,, 

Penilaian: aktif dalam memberikan pendapat dari isi artikel tersebut,,

diskusi ini dilaksanakan dalam waktu 1 minggu....

selamat belajarrr 

tetap semangaatttt


In reply to First post

Re: Diskusi

Rizky Aprilia Pratiwi གིས-
Assalamualaikum ibu, saya Rizky Aprilia Pratiwi 2013054025 izin memberikan pendapat saya setelah menerjemahkan dan membaca artikel tercantum tersebut,

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, metabolisme glukosa yang berubah, dislipidemia, dan obesitas perut yang terjadi pada anak-anak obesitas. Tidak hanya itu, adanya kenaikan berat badan yang melebihi pertumbuhan normal pada masa kanak-kanak ini akan menjadi penentu resiko kardiovaskular di waktu dewasa. obesitas tidak secara otomatis menunjukkan adanya metabolik syndroma atau sindrom metabolik, Partisi lipid atau distribusi lemak di antara depot potensialnya jauh lebih terkait dengan fenotip metabolik anak-anak dan remaja obesitas daripada tingkat obesitasnya. Obesitas hanya menjadi penanda disfungsi metabolisme, bukan menjadi penyebabnya.

fenotipe sindrom metabolik muncul dari anteseden umum. Resistensi insulin didefinisikan sebagai penurunan respons jaringan terhadap tindakan seluler yang dimediasi insulin dan merupakan kebalikan dari sensitivitas insulin. resistensi insulin, seperti yang umumnya diterapkan, mengacu pada penurunan penyerapan glukosa seluruh tubuh dalam respon terhadap kadar insulin fisiologi dan efek konsekuensinya pada glukosa dan jalur metabolisme yang digerakkan insulin lainnya. resistensi insulin terbagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu Resistensi insulin hati, Resistensi insulin jaringan adiposa, Resistensi insulin otot.

Teori alternatif untuk menjelaskan hubungan antara obesitas dan resistensi insulin adalah paradigma "deposisi lipid ektopik". Teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa kandungan lipid jaringan responsif insulin seperti hati dan/atau otot, pada obesitas dan T2DM dan merupakan prediktor resistensi insulin yang kuat. Selain itu, dalam kondisi seperti lipodistrofiies, semua lemak disimpan di hati dan otot karena kurangnya jaringan lemak subkutan, menyebabkan resistensi insulin yang parah dan diabetes. Istilah partisi lipid mengacu pada distribusi lemak tubuh di berbagai organ dan kompartoents. Sebagian besar lemak berlebih disimpan dalam depot subkutan konvensional, namun situs usia penyimpanan potensial lainnya juga ada, seperti kompartemen lemak intraabdominal (visceral) dan jaringan responsif insulin seperti otot dan hati.

Hipotesis tentang hubungan antara obesitas dan sindrom metabolik. Dampak metabolisme obesitas ditentukan oleh pola partisi lipid. Penyimpanan lipid dalam jaringan sensitif insulin, seperti hati atau otot, dan dalam perbandingan visceralnt dikaitkan dengan profil metabolisme khas yang ditandai dengan peningkatan asam lemak bebas dan sitokin inflamasi di samping penurunan kadar adiponektin. Kombinasi ini dapat secara independen menyebabkan resistensi insulin perifer dan fungsi dys endotel. Kombinasi resistensi insulin dan aterogenesis awal (dimanifestasikan sebagai disfungsi endotel) mendorong perkembangan metabolisme glukosa yang berubah dan penyakit kardiovaskular.

Beberapa faktor penyebabnya yaitu faktor lingkungan, faktor makanan khususnya diet khas Barat, sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur dapat meningkatkan insulin resistensi dan kecenderungan asupan makanan. Hal Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk pengembangan metabolisme glukosa yang berubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan awal masa dewasa.

terima kasih.
In reply to First post

Re: Diskusi

Eulis Darmayanti གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Eulis Darmayanti 2013054003 dari kelas 5A. Izin memberikan pendapat.

Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa,
dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu
kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan,
karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi
non-Gaussian. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena perbedaan ras dan pubertas dan kurangnya
kejadian kardiovaskular. Partisi lipid di antara depot lemak spesifik dikaitkan dengan resistensi insulin, yang dapat
menyebabkan kelebihan mitokondria dan penggunaan energi subselular yang tidak berfungsi dan mendorong berbagai elemen
sindrom metabolik. Berbagai faktor lingkungan, khususnya pola makan khas Barat, mendorong kelebihan mitokondria,
sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur, meningkatkan resistensi insulin dan
kecenderungan asupan makanan. Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk perkembangan
metabolisme glukosa yang berubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan dewasa awal.
Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang
berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda
dari itu. Fakta bahwa anak-anak dapat mengembangkan
sindrom metabolik menunjukkan bahwa sementara
obesitas dan penuaan berkontribusi pada sindrom
tersebut, kecil kemungkinannya mereka adalah faktor
pencetus. Fakta bahwa anak-anak di seluruh dunia
semakin berat183dan mengembangkan sindrom
menentang genetika. Kemungkinan besar, lingkungan
memainkan peran utama, khususnya pola makan khas
Barat, yang kini telah diadopsi secara global karena
kelezatan dan harga. Ulasan ini menguraikan pemicu
potensial dan mekanisme patofisiologisnya, yang dimulai
dengan kelebihan mitokondria dan menghasilkande novo
lipogenesis, resistensi insulin, pembentukan ROS,
disfungsi peroksisomal, dan stres ER dan UPR.184,185,Sayangnya, tampaknya tidak ada target obat yang mungkin dalam
jalur ini untuk mengurangi kelebihan mitokondria. Sementara
obat-obatan dapat mengobati berbagai keadaan penyakit yang
terkait dengan sindrom metabolik, pencegahan adalah yang
terpenting. Kami mengajukan gagasan bahwa perbaikan pola
makan khas Barat akan diperlukan untuk mengalahkan sindrom
metabolik sekali dan untuk selamanya.
In reply to First post

Re: Diskusi

Avita Sari གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bu, saya Avita Sari npm 2013054023, izin memberikan pendapat dari artikel di atas.

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda dari itu. Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan, karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi non-Gaussian. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena perbedaan ras dan pubertas dan kurangnya kejadian kardiovaskular.

Partisi lipid di antara depot lemak spesifik dikaitkan dengan resistensi insulin, yang dapat menyebabkan kelebihan mitokondria dan penggunaan energi subselular yang tidak berfungsi dan mendorong berbagai elemen sindrom metabolik. Resistensi insulin pada obesitas harus mempengaruhi jaringan yang berbeda dan bahkan jalur transduksi sinyal yang berbeda dalam jaringan yang sama secara berbeda. Salah satu hipotesis untuk menjelaskan hubungan antara obesitas dan resistensi insulin adalah paradigma portalvisceral, yang menunjukkan bahwa peningkatan adipositas menyebabkan akumulasi lemak di depot visceral, yang menyebabkan peningkatan fluks FFA portal dan sistemik. Hubungan antara adipositas viseral, resistensi insulin, dan komorbiditas telah ditunjukkan di sebagian besar kelompok umur dan etnis. Namun, studi tentangin vivoFluks FFA dari visceral dan subkutan truncal dan depot perut telah gagal untuk menunjukkan perbedaan substansial dalam fluks bersih antara depot ini.

Fakta bahwa anak-anak dapat mengembangkan sindrom metabolik menunjukkan bahwa obesitas dan penuaan berkontribusi pada sindrom tersebut, kemungkinannya mereka adalah faktor pencetus. Berbagai faktor lingkungan, khususnya pola makan khas Barat, mendorong kelebihan mitokondria, sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur, meningkatkan resistensi insulin dan kecenderungan asupan makanan. Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk perkembangan metabolisme glukosa yang berubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan dewasa awal.

Tampaknya tidak ada target obat yang mungkin dalam jalur ini untuk mengurangi kelebihan mitokondria. Sementara obat-obatan dapat mengobati berbagai keadaan penyakit yang terkait dengan sindrom metabolik, pencegahan adalah yang terpenting. Kami mengajukan gagasan bahwa perbaikan pola makan khas Barat akan diperlukan untuk mengalahkan sindrom metabolik sekali dan untuk selamanya.

Terima kasih
In reply to First post

Re: Diskusi

Alisa Nur Hazizah གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatuh, saya Alisa Nur Hazizah NPM 2013054009 izin memberikan pendapat terkait sindrom metabolik dan mengapa anak-anak mendapatkannya. Sindroma Metabolik (SM) merupakan kelainan metabolik kompleks yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Komponen utama SM adalah obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia aterogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan proinflamasi. Hingga saat ini ada 3 definisi SM yang telah di ajukan, yaitu definisi WorldHealth Organization (WHO), NCEP ATP–III dan International Diabetes Federation (IDF). Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah tinggi, obesitas sentral dan dislipidemia, dengan atau tanpa
hiperglikemik. Kriteria yang sering
digunakan untuk menilai pasien SM
adalah NCEP–ATP III, yaitu apabila
seseorang memenuhi 3 dari 5 kriteria
yang disepakati, antara lain: lingkar
perutpria >102 cm atau wanita >88 cm;
hipertrigliseridemia (kadar serum
trigliserida >150 mg/dL), kadar HDL–C <40 mg/dL untuk pria, dan <50 mg/dL untuk wanita; tekanan darah >130/85 mmHg; dan kadar glukosa darah puasa >110 mg/dL. Penyebab primer dari Sindrom Metabolik adalah resistensi insulin Patofisiologi SM masih menjadi kontroversi, namun hipotesis yang paling banyak diterima adalah resistensi insulin.
Anak-anak mendapatkan sindrom metabolik dikarenakan gangguan metabolik tersebut umumnya disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dalam keluarga. Kelainan ini memengaruhi fungsi kelenjar endokrin dalam memproduksi enzim yang biasa digunakan dalam proses metabolisme. Hal inilah yang membuat jumlah enzim yang dihasilkan akan berkurang atau bahkan tidak diproduksi sama sekali.
Tak hanya itu, gangguan pada produksi enzim pencernaan juga dapat membuat zat-zat beracun dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk dalam aliran darah. Jika kondisi ini terjadi, fungsi organ-organ dalam tubuh pun dapat mengalami gangguan.

Sekian pendapat dari saya, terimakasih.
In reply to First post

Re: Diskusi

AZZAHRA PUTRI HERSI 2013054012 གིས-
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Azzahra Putri Hersi (20134054012), izin menyampaikan pendapt terkait materi perkuliahan pada minggu ini mengenai sindrom metabolik.
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi tersebut meliputi, Gula darah (glukosa) tinggi, Rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah, Tingginya kadar trigliserida dalam darah, Kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, Tekanan darah tinggi. Tidak hanya itu Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tetap saja tampaknya berbeda darinya. Hal ini dipicu karena Kemungkinan besar, lingkungan memainkan peran utama,dan pola makan khas Barat, yang sekarang telah diadopsi secara global karena palatabilitas dan harga. Faktor penyebabnya yaitu faktor lingkungan, faktor makanan khususnya diet khas Barat, sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur dapat meningkatkan insulin resistensi dan kecenderungan asupan makanan. Hal Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk pengembangan metabolisme glukosa yang berubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan awal masa dewasa, selain itu juga sindrom metabolik juga berkaitan dengan kondisi resistensi insulin. Biasanya, sistem pencernaan dapat memecah makanan menjadi gula (glukosa). Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu gula diserap oleh sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Mereka yang memiliki resistensi insulin, sel-selnya tidak dapat merespons secara normal terhadap insulin, dan glukosa tidak bisa diserap oleh sel-sel dengan mudah. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah akan meningkat meskipun tubuh telah menghasilkan banyak insulin. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan diabetes, sehingga tubuh tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatur glukosa darah pada kisaran normal.
Terimakasih..
In reply to First post

Re: Diskusi

Fera Gustiyana གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,saya fera gustiyana 2013054016,izin menyampaikan pendapat terkait materi perkuliahan pada minggu ini mengenai sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda dari itu. Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas.Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia aterogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan proinflamasi. Sindrom metabolik pada orang dewasa gagasan bahwa faktor risiko kardiovaskular mengelompok pada individu tertentu telah dikenal selama beberapa dekade.
peran sentral resistensi insulin dan
obesitas perut pada sindrom tersebut menjadi jelas. Paradigma saat ini tentang sindrom metabolik
didirikan pada tahun 1988, ketika Reaven menggambarkan peran resistensi insulin pada penyakit manusia dan hubungan antara resistensi insulin, hipertensi, T2DM, dan CVD. Pada anak-anak obesitas pada pertengahan 1990-an
Anak-anak Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk mendefinisikan
sindrom metabolik pada populasi pediatrik, sindrom metabolik menggunakan diagnostik spesifik usia
kriteria 26 dan mengusulkan bahwa sindrom metabolik menjadi
dipertimbangkan dalam anak usia 6-10 tahun yang obesitas dan memiliki faktor risiko lain yang relevan. Kesehatan dan Gizi Nasional, dilaporkan prevalensi sindrom metabolik pada remaja AS untuk periode 1999-2004 adalah sekitar 4,5%; itu meningkat seiring bertambahnya usia, lebih tinggi di antara laki-laki (6,7%) dibandingkan perempuan (2,1%), dan tertinggi di antara remaja Meksiko-Amerika (7,1%).
Akibatnya, kadar glukosa dalam darah akan meningkat meskipun tubuh telah menghasilkan banyak insulin. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan diabetes, sehingga tubuh tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatur glukosa darah pada kisaran normal.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Diskusi

Nur khotimah virgani གིས-

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bu.. Saya Nur Khotimah Virgani dengan NPM 2013054007 izin memberikan pendapat dari artikel tersebut. 

Sindroma Metabolik (SM) yaiyu kelainan metabolik kompleks yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Komponen utama SM adalah obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung dengan terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena perbedaan ras dan pubertas dan kurangnya kejadian kardiovaskular.

Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan, karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi non-Gaussian. Resistensi insulin pada obesitas harus mempengaruhi jaringan yang berbeda dan bahkan jalur sinyal transduksi yang berbeda dalam jaringan yang sama secara berbeda. Salah satu hipotesis untuk menjelaskan hubungan antara obesitas dan resistensi insulin yaitu  paradigma portalvisceral, yang menunjukkan bahwa peningkatan adipositas menyebabkan akumulasi lemak di depot visceral, yang menyebabkan peningkatan fluks FFA portal dan sistemik.

Dengan demikian, kriteria sindrom metabolik yang digunakan dalam sebagian besar studi pediatrik hingga saat ini telah diadaptasi secara bervariasi dari definisi dan standar orang dewasa dengan menggunakan nilai norma yang bergantung pada jenis kelamin dan usia. Seperti dalam definisi orang dewasa tentang sindrom metabolik, hampir semuanya mencakup lima elemen berikut : 

1. peningkatan kadar TG 

2.penurunan kadar HDL-C

3. peningkatan tekanan darah

4. peningkatan puasa. konsentrasi glukosa plasma

5. peningkatan WC. 

Lebih jauh lagi, sebagian besar definisi memungkinkan penanda untuk disfungsi metabolik, bukan penyebabnya. kombinasi utama dari faktor-faktor di atas daripada persyaratan bahwa kelimanya hadir untuk menentukan sindrom metabolik.

Sekian, terima kasih bu

In reply to First post

Re: Diskusi

Windia Anggraeni གིས-
Assalamualaikum Bu,saya Windia Anggraeni(2013054014) izin memberikan pendapat

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda darinya.Fakta bahwa anak-anak dapat mengembangkan sindrom metabolik menunjukkan bahwa sementara obesitas dan penuaan berkontribusi pada sindrom tersebut, kecil kemungkinannya mereka merupakan faktor pencetus.
Fakta bahwa anak-anak di seluruh dunia semakin berat dan mengembangkan sindrom bertentangan dengan genetika.Kemungkinan besar, lingkungan memainkan peran utama, khususnya makanan khas Barat(fast food), yang kini telah diadopsi secara global karena kelezatan dan harga.
Ulasan ini menguraikan pemicu potensial dan mekanisme patofisiologisnya, yang dimulai dengan kelebihan mitokondria dan menghasilkan lipogenesis, resistensi insulin, pembentukan ROS, disfungsi peroksi somal, dan stres.

Sayangnya, tampaknya tidak ada obat yang mampu untuk mengurangi kelebihan beban mitokondria.Meskipun pengobatan dapat mengobati berbagai kondisi penyakit yang terkait dengan sindrom metabolik, pencegahan adalah yang terpenting.Perbaikan pola makan Fast food akan diperlukan untuk mengalahkan sindrom metabolik sekali dan untuk selamanya.
Mereka berbagi sifat biokimia berikut:
(1) Mereka di metabolisme untuk energi terutama di dalam hati;
(2)Mereka tidak diatur insulin; dan
(3) Mereka tidak memiliki mekanisme ambang untuk membentuk glikogen untuk penyimpanan. Meskipun cara kerja metabolisme mereka
mungkin berbeda, hampir semua zat antara mereka dikirim langsung ke mitokondria, yang tidak dapat memproses volume substrat, menghasilkan simpanan zat antara metabolisme, pembentukan ROS, DNL yang berlebihan, dan gangguan oksidasi, mengemudi resistensi insulin dan komplikasi penyakit bawaan dari sindrom metabolik.
In reply to First post

Re: Diskusi

Chintya shafa Salsabila གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh bu saya chintya shafa salsabila NPM 2013054013 5A izin menyampaikan pendapat
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi tersebut meliputi:

1. Gula darah (glukosa) tinggi.

2. Rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah.

3. Tingginya kadar trigliserida dalam darah.

4. Kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang.

5. Tekanan darah tinggi.

Penyebab sindrom metabolik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi tersebut dikaitkan dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan tingkat aktivitas fisik yang rendah.
Selain itu, sindrom metabolik juga berkaitan dengan kondisi resistensi insulin. Biasanya, sistem pencernaan dapat memecah makanan menjadi gula (glukosa). Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu gula diserap oleh sel-sel tubuh  untuk digunakan sebagai energi.
Kelebihan berat badan memanglah faktor utama pemicu sindrom metabolik. Namun selain itu, melansir Konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada anak, yakni:

1. Riwayat orangtua dengan penyakit kardiovaskular ataupun diabetes melitus tipe-2 (DMT2);

2. Riwayat ibu yang menderita diabetes melitus selama kehamilan;

3. Riwayat lahir kecil masa kehamilan (KMK) dengan catch-up growth dini;

4. Pola makan yang tidak diperhatikan;

5. konsumsi karbohidrat yang tinggi;

6. Gaya hidup yang kurang aktif secara fisik ( sedentary lifestyle );

7. Sering terpapar asap rokok;

8. Faktor genetik dan lingkungan;

9. Fator etnisitas (suku).

Salah satu cara yang paling efektif sebagai pengobatan sindrom metabolik adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih positif.
Dalam hal ini, anak mama yang kelebihan  berat badan wajib menurunkan berat badan. Hal ini agar tekanan darah, kadar gula darah, dan lemak darah dapat kembali normal. Dan jika anak mama berat badan ideal, maka harus selalu berusaha untuk mempertahankannya.

Sekian bu.
Terimakasih.
In reply to First post

Re: Diskusi

R. Delima Putri Sejati གིས-
Shallom bu,
Izin memperkenalkan diri nama saya R. Delima Putri Sejati NPM 2013054008.
Izin menjawab diskusi pada pertemuan ini,

Sindrom metabolik dapat terjadi saat adanya reaksi kimia abnormal pada tubuh terkait proses tersebut. Kelainan ini dapat membuat seseorang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit berbagai zat yang dibutuhkan untuk tetap sehat. Ada banyak sekali gangguan metabolisme, termasuk pengaruh pada pemecahan asam amino, karbohidrat, hingga lipid. Gangguan ini umumnya terjadi akibat kelainan genetik mengakibatkan kelainan pada metabolisme. Dengan begitu, enzim yang berperan dalam proses metabolisme sel hilang atau rusak. Selain itu, dapat juga yang diakibatkan oleh makanan, toksin, infeksi, dan lain-lain.
Metabolisme adalah proses yang kompleks pada tubuh. Maka dari itu, tinggi kemungkinannya untuk mengalami masalah, termasuk juga gangguan metabolik. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari penyakit ini, seperti:
1. Genetik: Gen diketahui dapat memengaruhi proses metabolisme dengan banyak cara.
2. Disfungsi organ: Gangguan pada organ yang terlibat dalam proses metabolisme.
3. Disfungsi mitokondria: mitokondria adalah bagian kecil dari sel yang berguna menghasilkan energi. Jika terjadi mutasi, fungsinya dapat terganggu dan begitu juga besaran energi yang dihasilkan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk alami penyakit, yaitu :
1. Usia: Risiko dari penyakit ini meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
2. Etnis: Diketahui jika etnis tertentu memiliki risiko lebih tinggi pada penyakit ini.
3. Obesitas: Seseorang dengan berat badan berlebih, terutama di perut, memiliki risiko gangguan metabolik lebih tinggi.
4. Alami diabetes: Seseorang dengan diabetes saat hamil atau memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 juga memiliki risiko lebih tinggi.
5. Penyakit lainnya: Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko gangguan ini, seperti penyakit hati berlemak nonalkohol, sindrom ovarium polikistik, atau sleep apnea.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Diskusi

Khoirunnisa Al Farozi གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Khoirunnisa Al Farozi NPM 2013054020 izin berdiskusi ibu
Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda dari itu. Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan, karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi non-Gaussian. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena perbedaan ras dan pubertas dan kurangnya kejadian kardiovaskular.
Penyebab sindrom metabolik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi tersebut dikaitkan dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan tingkat aktivitas fisik yang rendah.
Selain itu, sindrom metabolik juga berkaitan dengan kondisi resistensi insulin. Biasanya, sistem pencernaan dapat memecah makanan menjadi gula (glukosa). Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu gula diserap oleh sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.
Kelebihan berat badan memanglah faktor utama pemicu sindrom metabolik. Namun selain itu, melansir Konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada anak, yakni:
1. Riwayat orangtua dengan penyakit kardiovaskular ataupun diabetes melitus tipe-2 (DMT2);
2. Riwayat ibu yang menderita diabetes melitus selama kehamilan;
3. Riwayat lahir kecil masa kehamilan (KMK) dengan catch-up growth dini;
4. Pola makan yang tidak diperhatikan;
5. konsumsi karbohidrat yang tinggi;
6. Gaya hidup yang kurang aktif secara fisik ( sedentary lifestyle );
7. Sering terpapar asap rokok;
8. Faktor genetik dan lingkungan;
9. Fator etnisitas (suku).

Sekian ibu terima kasih
In reply to First post

Re: Diskusi

Dinda maulidya གིས-
Assalamualaikum Bu, saya Dinda Maulidya Npm 2013054021, izin menjawab Bu

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, metabolisme glukosa yang berubah, dislipidemia, dan obesitas perut yang terjadi pada anak-anak obesitas. Tidak hanya itu, adanya kenaikan berat badan yang melebihi pertumbuhan normal pada masa kanak-kanak ini akan menjadi penentu resiko kardiovaskular di waktu dewasa. obesitas tidak secara otomatis menunjukkan adanya metabolik syndroma atau sindrom metabolik, Partisi lipid atau distribusi lemak di antara depot potensialnya jauh lebih terkait dengan fenotip metabolik anak-anak dan remaja obesitas daripada tingkat obesitasnya. Obesitas hanya menjadi penanda disfungsi metabolisme, bukan menjadi penyebabnya.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari penyakit ini, seperti:
1. Genetik: Gen diketahui dapat memengaruhi proses metabolisme dengan banyak cara.
2. Disfungsi organ: Gangguan pada organ yang terlibat dalam proses metabolisme.
3. Disfungsi mitokondria: mitokondria adalah bagian kecil dari sel yang berguna menghasilkan energi. Jika terjadi mutasi, fungsinya dapat terganggu dan begitu juga besaran energi yang dihasilkan.

Ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada anak, yakni:

1. Riwayat orangtua dengan penyakit kardiovaskular ataupun diabetes melitus tipe-2 (DMT2);
2. Riwayat ibu yang menderita diabetes melitus selama kehamilan;
3. Riwayat lahir kecil masa kehamilan (KMK) dengan catch-up growth dini;
4. Pola makan yang tidak diperhatikan;
5. konsumsi karbohidrat yang tinggi;
6. Gaya hidup yang kurang aktif secara fisik ( sedentary lifestyle );
7. Sering terpapar asap rokok;
8. Faktor genetik dan lingkungan;
9. Fator etnisitas (suku).
In reply to First post

Re: Diskusi

Aprina Rahmatika 2053054001 གིས-
Assalamualaikum bu, saya Aprina Rahmatika npm 2053054001 izin memberikan pendapat tentang materi sindrom metabolik.

Gagasan bahwa faktor risiko Cardiovaskular berkelompok pada individu tertentu telah diketahui selama beberapa dekade. Namun, baru pada awal 1980-an hubungan antara obesitas, dyslipidemia (terutama hypertriglyseridemia), dan hypertension diakui. Pada akhir 1980-an awal 1990-an, peran sentral resistensi insulin (khususnya resistensi terhadap penyerapan glukosa terstimulasi insulin) dan obesitas perut dalam sindrom ini menjadi. Paradigma sindrom metabolik kami saat ini didirikan pada tahun 1988, ketika Reaven menggambarkan peran resistensi insulin dalam penyakit manusia dan interelasi antara resistensi insulin, hypertension, T2DM, dan CVD.
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi tersebut meliputi: Gula darah (glukosa) tinggi. sindrom ini diduga dipengaruhi oleh penurunan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin, yaitu hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah.

terimakasih bu..
In reply to First post

Re: Diskusi

Niken Tiara Sari གིས-
Assalamualaikum saya
Niken Tiara Sari
NPM 2053054002

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda dari itu. Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan, karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi non-Gaussian. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena perbedaan ras dan pubertas dan kurangnya kejadian kardiovaskular.
Penyebab sindrom metabolik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi tersebut dikaitkan dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan tingkat aktivitas fisik yang rendah.
Selain itu, sindrom metabolik juga berkaitan dengan kondisi resistensi insulin. Biasanya, sistem pencernaan dapat memecah makanan menjadi gula (glukosa). Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu gula diserap oleh sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.
Kelebihan berat badan memanglah faktor utama pemicu sindrom metabolik. Namun selain itu, melansir Konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada anak, yakni:
1. Riwayat orangtua dengan penyakit kardiovaskular ataupun diabetes melitus tipe-2 (DMT2);
2. Riwayat ibu yang menderita diabetes melitus selama kehamilan;
3. Riwayat lahir kecil masa kehamilan (KMK) dengan catch-up growth dini;
4. Pola makan yang tidak diperhatikan;
5. konsumsi karbohidrat yang tinggi;
6. Gaya hidup yang kurang aktif secara fisik ( sedentary lifestyle );
7. Sering terpapar asap rokok;
8. Faktor genetik dan lingkungan;
9. Fator etnisitas (suku).

Terimakasih ibu
In reply to First post

Re: Diskusi

Scolastika Garnis Putri Kinanti གིས-
Selamat pagi bu, saya Scolastika Garnis NPM 2013054024 izin memberilan beberapa pendapat
Sindrom metabolik merupakan sekelompok faktor risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan diabetes. Sindrom metabolik terdiagnosis jika pasien memiliki kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah, kadar trigliserida tinggi, lingkar pinggang yang besar, dan tekanan darah tinggi.

Sindrom metabolik berkaitan erat dengan gaya hidup yang sedenter dan konsumsi makanan tinggi kalori. Oleh karena itu, sindrom metabolik juga dimanajemen dengan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup yang lebih sehat, serta menurunkan berat badan yang berlebihan. Hal-hal ini perlu dijelaskan kepada pasien agar pasien dapat memahami kondisinya dan memiliki niat untuk memodifikasi gaya hidup. Pencegahan sindrom metabolik dilakukan dengan menjalani gaya hidup yang sehat, mengonsumsi pola makan seimbang, melakukan aktivitas fisik yang rutin, dan menjaga berat badan ideal.
Beberapa langkah yang juga dapat dokter anjurkan kepada pasien adalah:

Memeriksa berat badan secara berkala dan mengontrol berat badan
Mengontrol gula darah, kolesterol, dan tekanan darah
Mengatasi faktor risiko yang dimiliki sesuai anjuran dokter
Mengonsumsi medikamentosa sesuai anjuran dokter
Terimakasih bu....
In reply to First post

Re: Diskusi

Fheby Dwi Lestari གིས-
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, saya Fheby Dwi Lestari (2013054022) izin menyampaikan pendapat Bu

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda dari itu. Fakta bahwa anak-anak dapat mengembangkan sindrom metabolik menunjukkan bahwa sementara obesitas dan penuaan berkontribusi pada sindrom tersebut, kecil kemungkinannya mereka adalah faktor pencetus. Fakta bahwa anak-anak di seluruh dunia semakin berat183dan mengembangkan sindrom menentang genetika. Kemungkinan besar, lingkungan memainkan peran utama, khususnya pola makan khas barat, yang kini telah diadopsi secara global karena kelezatan dan harga. Ulasan ini menguraikan pemicu potensial dan mekanisme patofisiologisnya, yang dimulai dengan kelebihan mitokondria dan menghasilkande novo lipogenesis, resistensi insulin, pembentukan ROS, disfungsi peroksisomal, dan stres ER dan UPR. Sayangnya, tampaknya tidak ada target obat yang mungkin dalam jalur ini untuk mengurangi kelebihan mitokondria. Sementara obat-obatan dapat mengobati berbagai keadaan penyakit yang terkait dengan sindrom metabolik, pencegahan adalah yang terpenting.

Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu iurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan, karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi non-Gaussian. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena perbedaan ras dan pubertas dan kurangnya kejadian kardiovaskular. Partisi lipid di antara depot lemak spesifik dikaitkan dengan resistensi insulin, yang dapat menyebabkan kelebihan mitokondria dan penggunaan energi subselular yang tidak berfungsi dan mendorong berbagai elemen sindrom metabolik. Berbagai faktor lingkungan, khususnya pola makan khas Barat, mendorong kelebihan mitokondria, sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur, meningkatkan resistensi insulin dan kecenderungan asupan makanan. Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk perkembangan metabolisme glukosa yang berubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan dewasa awal.

Penanda awal penyakit kardiovaskular pada masa kanak-kanak adalah ketebalan intimal-medial (IMT), pengganti aterogenesis awal. Ketika berbagai definisi sindrom metabolik yang diterbitkan diuji pada remaja yang kelebihan berat badan dan obesitas bersama dengan pengukuran IMT, hanya definisi paling konservatif yang secara signifikan berkorelasi dengan derajat IMT, dan adanya gangguan toleransi glukosa memiliki nilai prediksi positif yang kuat. Kuartil IMT. Pengamatan ini menunjukkan bahwa definisi sindrom metabolik mungkin harus lebih konservatif (misalnya, ekstrim 5% vs 10%) pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa, dan bahwa kehadiran gangguan toleransi glukosa--tanda awal metabolisme glukosa yang berubah--harus ditafsirkan sebagai keadaan metabolisme proaterogenik umum. Sementara beberapa peneliti menyarankan bahwa plak karotis yang sebenarnya (bukan penebalan dinding arteri secara keseluruhan) adalah ekspresi sebenarnya dari aterosklerosis pada kelompok usia ini, plak karotis belum cukup dipelajari sebagai variabel hasil pada anak-anak. Sementara definisi standar sindrom metabolik, bersama dengan perubahan berat badan, juga telah terbukti memprediksi perkembangan pradiabetes dan diabetes tipe 2 pada usia 24 tahun, adanya gangguan toleransi glukosa pada remaja (suatu komponen dari sindrom metabolik dalam beberapa definisi) adalah prediktor terbaik untuk berkembang menjadi diabetes yang nyata pada masa remaja.

Sekian, terima kasih Bu.
In reply to First post

Re: Diskusi

Rizka Amalia Nur Fadhila གིས-
Assalamualikum wr.wb
Saya Rizka Amalia Nur Fadhila
NPM 20134054017,
izin mengirimkan jawaban terkait materi diskusi mengenai sindrom metabolik yang terdpat pada artikel.
jadi untuk Sindrom metabolik sendiri adalah sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan yang bisa meningkatkan
1. resiko penyakit jantung,
2. stroke, dan
3. diabetes.
Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa, dislipidemia, dan obesitas perut) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik sulit untuk didefinisikan,karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan dengan distribusi non-Gaussian. Faktor penyebabnya yaitu faktor lingkungan, faktor makanan khususnya diet khas Barat, sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur dapat meningkatkan insulin resistensi dan kecenderungan asupan makanan. Hal Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk pengembangan metabolisme glukosa yang berubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan awal masa dewasa, selain itu juga sindrom metabolik juga berkaitan dengan kondisi resistensi insulin. Biasanya, sistem pencernaan dapat memecah makanan menjadi gula (glukosa). Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu gula diserap oleh sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Mereka yang memiliki resistensi insulin, sel-selnya tidak dapat merespons secara normal terhadap insulin, dan glukosa tidak bisa diserap oleh sel-sel dengan mudah. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah akan meningkat meskipun tubuh telah menghasilkan banyak insulin. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan diabetes, sehingga tubuh tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatur glukosa darah pada kisaran normal.

Terimakasih ibu.
In reply to First post

Re: Diskusi

Amanda Putri Sonia གིས-
Assalamualaikum bu saya Amanda Putri Sonia Npm (2013054015) izin menyampaikan pendapat mengenai artikel jurnal dengan judul "What is metabolic syndrome, and why are children
getting it?"

Sindroma Metabolik merupakan kelainan metabolik kompleks yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Sindrom ini merupakan kumpulan dari faktor–faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Prevalensi kejadian sindrom metabolic meningkat setiap tahunnya . Data epidemiologi menyebutkan prevalensi sindrom metabolik dunia adalah 20–25%. Penyebab dari sindrom metabolik belum diketahui secara pasti namun berkaitan dengan resistensi insulin yang akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif dan terjadinya disfungsi endotel. Kriteria diagnosis sindrom metabolik saat ini mengacu pada kriteria diagnosis WHO, ATP III dan IDF yang meliputi obesitas sentral, Hipertrigliseridemia, hipertensi, hiperglikemia dan mikroalbuminuria.
Sindrom metabolik dikaitkan dengan banyak kondisi klinis selain CVD dan DMT2, termasuk peradangan kronis tingkat rendah, oksidatif stres, hiperurisemia, hipertensi, dislipidemia, hiperandrogenisme dan sindrom ovarium polikistik, Sindrom metabolik mempengaruhi lebih dari 25% orang dewasa populasi Amerika Serikat. Ada kontroversi mengenai berbagai definisi sindrom dan kemampuan sindrom untuk memprediksi masa depan kejadian kardiometabolik yang merugikan dengan cara yang melebihi faktor risiko lain yang dijelaskan dengan baik. Meskipun ini, mungkin ada sedikit kontroversi mengenai epidemi obesitas nasional dan di seluruh dunia saat ini, dan hubungan antara faktor risiko di masa muda dan penyakit kardiometabolik dewasa berikutnya. Gagasan bahwa faktor risiko kardiovaskular mengelompok pada individu tertentu telah dikenal selama beberapa dekade. Namun, tidak sampai awal 1980-an bahwa hubungan antara obesitas, dislipidemia (terutama hipertrigliseridemia), dan hipertensi diakui. Pada akhir 1980-an-awal 1990-an, peran sentral resistensi insulin (khususnya resistensi terhadap penyerapan glukosa yang dirangsang insulin) dan obesitas perut pada sindrom tersebut menjadi jelas.
Paradigma kami saat ini tentang sindrom metabolic didirikan pada tahun 1988, ketika Reaven menggambarkan peran resistensi insulin pada penyakit manusia dan hubungan antara resistensi insulin, hipertensi, T2DM, dan CVD. Stabilitas definisi sindrom metabolik di masa kanak-kanak telah dipertanyakan, khususnya ketika menilai kriteria yang kurang ketat pada obesitas dan anak dengan berat badan normal. Memang, setelah menguji anak-anak dengan berat badan normal, rasio sinyal terhadap kebisingan definisi ini rendah dan perubahan kecil diinduksi oleh pertumbuhan normal dapat mengakibatkan perubahan status sindrom metabolik seseorang.


Terimakasih
In reply to First post

Re: Diskusi

DINA SAFIRA 2013054019 གིས-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saya Dina Safira Npm 2013054019 izin menyimpulkan hasil pemahaman saya setelah membaca artikel ibu,

Sindrom metabolik adalah fenotipe kompleks yang berkorelasi dengan obesitas, tetapi tampaknya berbeda darinya. Fakta
bahwa anak-anak dapat mengembangkan sindrom metabolik menunjukkan bahwa sementara obesitas dan penuaan berkontribusi pada sindrom tersebut, kecil kemungkinannya mereka merupakan faktor pencetus. Fakta bahwa anak-anak
di seluruh dunia semakin berat183 dan mengembangkan sindrom bertentangan dengan genetika. Kemungkinan besar,  lingkungan memainkan peran utama, khususnya makanan khas Barat, yang kini telah diadopsi secara global karenakelezatan dan harga. Ulasan ini menguraikan pemicu potensial dan mekanisme patofisiologisnya, yang dimulai dengan kelebihan mitokondria dan menghasilkan de novo lipogenesis, resistensi insulin, pembentukan ROS, disfungsi peroksi somal, dan stres ER dan UPR.

Sindrom metabolik terdiri dari sekelompok faktor risiko kardiovaskular (hipertensi, perubahan metabolisme glukosa,
dislipidemia, dan obesitas abdominal) yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi
pada individu kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom, bukan penyebab. Sindrom metabolik adalah
sulit untuk didefinisikan, karena klasifikasinya yang tidak seragam dan ketergantungan pada hard cutoff dalam evaluasi gangguan
dengan distribusi non-Gaussian. Mendefinisikan sindrom bahkan lebih sulit pada anak-anak, karena ras dan
perbedaan pubertas dan kurangnya kejadian kardiovaskular. Partisi lipid di antara depot lemak tertentu dikaitkan dengan
resistensi insulin, yang dapat menyebabkan kelebihan mitokondria dan penggunaan energi subselular yang tidak berfungsi dan mendorong berbagai elemen sindrom metabolik. Berbagai faktor lingkungan, khususnya pola makan khas Barat, mendorong
kelebihan mitokondria, sementara perubahan lain dalam masyarakat Barat, seperti stres dan kurang tidur, meningkatkan insulin
resistensi dan kecenderungan untuk asupan makanan. Ini memuncak dalam fenotipe biokimia yang merugikan, termasuk
perkembangan metabolisme glukosa diubah dan aterogenesis awal selama masa kanak-kanak dan dewasa awal.
Terimakasih
In reply to First post

Re: Diskusi

Nindya Ayu Putri གིས-
Assalamualaikum bu saya Nindya Ayu Putri NPM 2053054005 izin menyampaikan pendapat mengenai artikel jurnal dengan judul "What is metabolic syndrome, and why are children getting it?"

Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Seiring dengan meningkatnya kejadian obesitas, dikenal sindrom metabolik
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gejala yang meliputi obesitas abdominal, dislipidemia, hiperglikemia, dan hipertensi, yang terjadi pada anak obesitas. Namun, sindrom metabolik juga dapat terjadi pada individu kurus, menunjukkan bahwa obesitas adalah penanda sindrom. Peningkatan prevalensi obesitas pada anak-anak dan remaja merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mengkhawatirkan yang dihadapi dunia saat ini.1 Sementara kenaikan ini tampaknya telah merata di beberapa bagian dunia,2 di banyak tempat lain (terutama negara berkembang) itu belum, dan prevalensi sindrom metabolik pediatrik tampaknya meningkat. Faktor penyebab yaitu lingkungan Stres dan kortisol
Pada manusia, peningkatan kortisol atau penanda regulasi dis aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) berkorelasi dengan distribusi lemak perut dan sindrom metabolik. Kedua kurang tidur ,hubungan antara durasi tidur yang pendek dan obesitas juga telah diamati pada anak -anak. Ketiga faktor makanan, sementara fokus utama mengenai obesitas adalah pada total kalori yang dicerna, basis bukti yang muncul menunjukkan bahwa kualitas kalori tersebut berperan peran penting dalam patogenesis metabolisme sindrom dengan meningkatkan resistensi insulin hati dan/atau meningkatkan pembentukan ROS.
Fakta bahwa anak-anak dapat mengembangkan sindrom metabolik menunjukkan bahwa sementara obesitas dan penuaan berkontribusi pada sindrom tersebut, kecil kemungkinannya mereka merupakan faktor pencetus. Fakta bahwa anak-anak di seluruh dunia semakin beratdan mengembangkan sindrom bertentangan dengan genetika. Kemungkinan besar, lingkungan memainkan peran utama, khususnya makanan khas Barat, yang kini telah diadopsi secara global karena kelezatan dan harga.

Terima kasih
In reply to First post

Re: Diskusi

Sugiana, M. Pd. གིས-
walaikumsalam, wr. wb. teman-teman mahasiswa yang ada di kolom diskusi ini, terima kasih atas pendapatnya. analisis kalian semua sudah cukup baik,,, hanya saja ibu belum menemukan sintesa dari kalian,,, ibu tidak dapat membalas satu persatu, jadi untuk lebih baik lagi, silahkan belajar bagaimana membuat sintesa dari topik/pendapat orang lain. atau teman-teman tidak copaste dari google translate saja, tetapi dipahami apa isi dari hasil google translate tersebut... terima kasihh tetap semangatttt