Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.
Forum Analisis Jurnal 2
Nama: Faradilla Bastari
NPM: 2113053032
Kelas: 3B
Analisis saya terkait JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA yakni salah satunya mengutip dalam jurnal dikatakan bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini, baik dalam konteks lokus maupun tempus tertentu. Jika seseorang hidup tanpa nilai-nilai moralitas, hakikatnya dia akan lenyap dalam kehidupan ini, terlepas dari semua bentuk tatanan dan model kebaikan dan keburukan. Moral dapat membentengi peserta didik dari hal buruk. Jika peserta didik telah membentengi diri mereka dari hal buruk maka mereka akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial. Pendidikan moral adalah suatu program yang memiliki tujuan untuk mengembangkan perilaku seseorang agar lebih baik lagi.
NPM: 2113053032
Kelas: 3B
Analisis saya terkait JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA yakni salah satunya mengutip dalam jurnal dikatakan bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini, baik dalam konteks lokus maupun tempus tertentu. Jika seseorang hidup tanpa nilai-nilai moralitas, hakikatnya dia akan lenyap dalam kehidupan ini, terlepas dari semua bentuk tatanan dan model kebaikan dan keburukan. Moral dapat membentengi peserta didik dari hal buruk. Jika peserta didik telah membentengi diri mereka dari hal buruk maka mereka akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial. Pendidikan moral adalah suatu program yang memiliki tujuan untuk mengembangkan perilaku seseorang agar lebih baik lagi.
Nama : Revi Mariska
NPM : 2113053161
Kelas : 3B
Analisis jurnal 2 "Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua"
Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan
pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya (Hambali,2015.b). Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam
kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Istilah Moral berasal dari bahasa Latin, yakni mores kata jamak dari mos
yang sepadan dengan kata adat kebiasaan.
Untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab harus ada upaya
membuat mereka terinformasi. Pendidikan nilai dapat melakukan tugas ini dengan mengajarkan siswa cara memastikan fakta terlebih dahulu sebelum membuat sebuah timbangan moral.Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi.Apa artinya "tanggung jawab" ketika Anda melihat seseorang merusak barang milik sekolah atau mengambil sesuatu yang bukan milik mereka.
Terimakasih.
NPM : 2113053161
Kelas : 3B
Analisis jurnal 2 "Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua"
Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan
pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya (Hambali,2015.b). Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam
kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Istilah Moral berasal dari bahasa Latin, yakni mores kata jamak dari mos
yang sepadan dengan kata adat kebiasaan.
Untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab harus ada upaya
membuat mereka terinformasi. Pendidikan nilai dapat melakukan tugas ini dengan mengajarkan siswa cara memastikan fakta terlebih dahulu sebelum membuat sebuah timbangan moral.Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi.Apa artinya "tanggung jawab" ketika Anda melihat seseorang merusak barang milik sekolah atau mengambil sesuatu yang bukan milik mereka.
Terimakasih.
Nama : Silva Ayuningsih
NPM : 2113053028
Kelas : 3B
Analisis jurnal 2 yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”
Di negara-negara maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi tingkahlaku kalangan anak-anak dan tidak terkecuali kalangan remaja. Banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus. Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di antaranya: (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan).
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter:
2. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
3. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. PengambilanPerspektif(PerspektiveTaking)
7. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan. Perlu juga disadari bahwa pembinaan imtaq dan pembudayaan pada dasarnya meliputi pembinaan terhadap keyakinan, sikap, budi pekerti, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Aspek-aspek tersebut dapat berkembang apabila ada pemahaman dan wawasan keagamaan dan budaya yang diperoleh adri proses alih nilai.
Terimakasih.
NPM : 2113053028
Kelas : 3B
Analisis jurnal 2 yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”
Di negara-negara maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi tingkahlaku kalangan anak-anak dan tidak terkecuali kalangan remaja. Banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus. Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di antaranya: (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan).
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter:
2. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
3. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. PengambilanPerspektif(PerspektiveTaking)
7. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan. Perlu juga disadari bahwa pembinaan imtaq dan pembudayaan pada dasarnya meliputi pembinaan terhadap keyakinan, sikap, budi pekerti, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Aspek-aspek tersebut dapat berkembang apabila ada pemahaman dan wawasan keagamaan dan budaya yang diperoleh adri proses alih nilai.
Terimakasih.
Nama : Rulik Widiarti
NPM : 2113053263
Kelas : 3B
Izin menanggapi
Berdasarkan jurnal yang telah saya baca dan analisis mengenai “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”. Perlu diketahui bahwasannya, akibat dari pesatnya perkembangan zaman, banyak membawa dampak huru-hara. Perkembangan ini tentunya tidak ada yang bisa menghentikan. Akibatnya segala dampak yang ada sampai sulit untuk disaring. Yang dikhawatirkan adalah dampak ini sampai merasuk pada moralitas. Tak dapat dipungkiri bahwa, saat ini moralitas yang telah terbangun banyak yang runtuh akibat terlalu menerima segala perkembangan zaman yang ada tanpa disaring terlebih dahulu dampak-dampak yang ada. Penguatan terhadap perilaku moral yang baik bagi para siswa tentu saja dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu alternatif yang sangat tepat untuk memberikan penguatan dan juga pengetahuan terkait dengan moral. Telah diketahui bersama bahwa perilaku yang berhubungan dengan moral tentu berasal dari pendidikan yang orang tua berikan. Orang tua yang terlebih dulu menanamkan pendidikan moral kepada anak-anaknya.
Kualitas moral dikalangan siswa dapat terbentuk dengan menggunakan strategi. Strategi ini berguna untuk mempercepat penyerapan pendidikan moral dikalangan siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui guru sebagai pengajar tentunya sudah harus memberikan teladan yang baik terlebih dahulu. Teladan yang diberikan bersumber dari enam pilar karakter manusia, diantarnayq seperti Respect (Penghormatan), Responsibility (Tanggung Jawab), Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara), Fairness (Keadilan dan Kejujuran), Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi), dan Trustworthiness (Keparcayaan). Pengetahuan moral yang diberikan juga berupa kesadaran moral, nilai-nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral, membuat keputusan, memahami diri sendiri.
Terima Kasih
NPM : 2113053263
Kelas : 3B
Izin menanggapi
Berdasarkan jurnal yang telah saya baca dan analisis mengenai “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”. Perlu diketahui bahwasannya, akibat dari pesatnya perkembangan zaman, banyak membawa dampak huru-hara. Perkembangan ini tentunya tidak ada yang bisa menghentikan. Akibatnya segala dampak yang ada sampai sulit untuk disaring. Yang dikhawatirkan adalah dampak ini sampai merasuk pada moralitas. Tak dapat dipungkiri bahwa, saat ini moralitas yang telah terbangun banyak yang runtuh akibat terlalu menerima segala perkembangan zaman yang ada tanpa disaring terlebih dahulu dampak-dampak yang ada. Penguatan terhadap perilaku moral yang baik bagi para siswa tentu saja dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu alternatif yang sangat tepat untuk memberikan penguatan dan juga pengetahuan terkait dengan moral. Telah diketahui bersama bahwa perilaku yang berhubungan dengan moral tentu berasal dari pendidikan yang orang tua berikan. Orang tua yang terlebih dulu menanamkan pendidikan moral kepada anak-anaknya.
Kualitas moral dikalangan siswa dapat terbentuk dengan menggunakan strategi. Strategi ini berguna untuk mempercepat penyerapan pendidikan moral dikalangan siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui guru sebagai pengajar tentunya sudah harus memberikan teladan yang baik terlebih dahulu. Teladan yang diberikan bersumber dari enam pilar karakter manusia, diantarnayq seperti Respect (Penghormatan), Responsibility (Tanggung Jawab), Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara), Fairness (Keadilan dan Kejujuran), Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi), dan Trustworthiness (Keparcayaan). Pengetahuan moral yang diberikan juga berupa kesadaran moral, nilai-nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral, membuat keputusan, memahami diri sendiri.
Terima Kasih
Nama: Muhamad Arya Wirayuda
NPM: 2113053106
Izin menjawab.
Hasil analisis saya terhadap jurnal yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua”. Pendidikan moral akan menjadi pondasi atau dasar untuk membangun karakter dan kepribadian generasi muda suatu bangsa agar sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada di negaranya serta sesuai dengan peraturan yang ada. Karakter sendiri diartikan sebagai ciri khusus atau ciri khas yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun pola pikir, sikap, perilaku dan akhlak seseorang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka. Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif itu (Agus Zaenul F, 2012).
Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pemikiran yang berbeda, dari sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada remajayang memiliki orang tua yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda mereka pasti memiliki sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan kesehariannya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Tentunya itu akan mempengaruhi sikap dan perhatian terhadap anaknya. Berbeda dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas pengetahuan yang dimiliki, sehingga kemampuan dalam mengasuh anak, bisa menjadi kurang baik.
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang begitu cepat, hal ini pun mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu, seorang pendidik baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan dan pengembangan moral atau akhlak bagi setiap individu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam membentuk dan mengembangan moral atau akhlak yang positif bagi seorang anak. Salah satunya yaitu mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi. Memberikan contoh secara langsung justru akan semakin mudah seorang anak untuk memahaminya, karena secara tidak sadar anak-anak sering memperhatikan orang yang ada disekitar tanpa kita menyadarinya, maka orang-orang yang ada disekitarnya harus berprilaku dan bertindak yang positif agar si anak dapat menirunya. Dengan demikian maka akan menumbuhkan nilai moral yang baik pada dirinya dan moral yang baik tersebut nantinya akan melekat pada diri seseorang serta akan menjadi karakter dari setiap individu tersebut.
Sekian, Terima kasih.
NPM: 2113053106
Izin menjawab.
Hasil analisis saya terhadap jurnal yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua”. Pendidikan moral akan menjadi pondasi atau dasar untuk membangun karakter dan kepribadian generasi muda suatu bangsa agar sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada di negaranya serta sesuai dengan peraturan yang ada. Karakter sendiri diartikan sebagai ciri khusus atau ciri khas yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun pola pikir, sikap, perilaku dan akhlak seseorang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka. Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif itu (Agus Zaenul F, 2012).
Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pemikiran yang berbeda, dari sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada remajayang memiliki orang tua yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda mereka pasti memiliki sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan kesehariannya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Tentunya itu akan mempengaruhi sikap dan perhatian terhadap anaknya. Berbeda dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas pengetahuan yang dimiliki, sehingga kemampuan dalam mengasuh anak, bisa menjadi kurang baik.
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang begitu cepat, hal ini pun mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu, seorang pendidik baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan dan pengembangan moral atau akhlak bagi setiap individu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam membentuk dan mengembangan moral atau akhlak yang positif bagi seorang anak. Salah satunya yaitu mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi. Memberikan contoh secara langsung justru akan semakin mudah seorang anak untuk memahaminya, karena secara tidak sadar anak-anak sering memperhatikan orang yang ada disekitar tanpa kita menyadarinya, maka orang-orang yang ada disekitarnya harus berprilaku dan bertindak yang positif agar si anak dapat menirunya. Dengan demikian maka akan menumbuhkan nilai moral yang baik pada dirinya dan moral yang baik tersebut nantinya akan melekat pada diri seseorang serta akan menjadi karakter dari setiap individu tersebut.
Sekian, Terima kasih.
Annisa Rahmah
2113053051
Menurut analisis saya terkait jurnal “Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa Smp Negri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua” Dilihat dari perspektif siswa aspek moralitas difokuskan kepada pengetahuan moral dan perilaku moral. Dalam jurnal tersebut diketahui bahwasanya Pengetahuan moral siswa mempengaruhi perilaku moral siswa berdasarkan pendidikan orang tua. Dapat diketahui bahwasannya pendidikan orang tua yang baik membawa dampak yang baik pula terhadap moral siswa.
2113053051
Menurut analisis saya terkait jurnal “Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa Smp Negri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua” Dilihat dari perspektif siswa aspek moralitas difokuskan kepada pengetahuan moral dan perilaku moral. Dalam jurnal tersebut diketahui bahwasanya Pengetahuan moral siswa mempengaruhi perilaku moral siswa berdasarkan pendidikan orang tua. Dapat diketahui bahwasannya pendidikan orang tua yang baik membawa dampak yang baik pula terhadap moral siswa.
Nama : Vera Nalia
Npm : 2113053149
Kelas : 3B
Analisis jurnal 2 terkait “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA” Moral merujuk nilai yang dianggap oleh individu dan masyarakat sebagai nilai sesuatu yang baik dan patut.. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Hal ini bermakna, pengetahuan yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan keburukan. Untuk tujuan ini, seorang siswa hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan moral yang baik.
terimakasih
Npm : 2113053149
Kelas : 3B
Analisis jurnal 2 terkait “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA” Moral merujuk nilai yang dianggap oleh individu dan masyarakat sebagai nilai sesuatu yang baik dan patut.. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Hal ini bermakna, pengetahuan yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan keburukan. Untuk tujuan ini, seorang siswa hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan moral yang baik.
terimakasih
Nama : Bernaditus Heraldi
NPM : 2113053260
Kelas : 3 B
Izin menjawab, Menurut analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua" di mana kita ketahui di era globalisasi saat ini perkembangan informasi dari luar negeri maupun dalam negeri dapat tersebar luas dan dapat diakses dengan sangat mudah. Akibatnya pengaruh negatif pun tidak dapat disaring sehingga dapat mempengaruhi pemikiran dan generasi masa kini. Akibatnya dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jati diri terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai baik dari nilai keagamaan, nilai nasionalisme, nilai sosial budaya, nilai bangsa, dan nilai moralitas individu.
Sehingga peran orang tua dalam pendidikan karakter sangat diperlukan karena pendidikan karakter ini tidak bisa berdiri sendiri dan perlu diproses dalam satu institusi yang besar. Pada dasarnya pendidikan karakter ini memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, gimana pendidikan ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak-anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masyarakat maupun di negara. Sehingga orang tua perlu menyikapi dari pendidikan moral untuk anak-anak agar anak-anak ke depannya dapat berkembang ke arah yang lebih baik
Terima kasih
NPM : 2113053260
Kelas : 3 B
Izin menjawab, Menurut analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua" di mana kita ketahui di era globalisasi saat ini perkembangan informasi dari luar negeri maupun dalam negeri dapat tersebar luas dan dapat diakses dengan sangat mudah. Akibatnya pengaruh negatif pun tidak dapat disaring sehingga dapat mempengaruhi pemikiran dan generasi masa kini. Akibatnya dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jati diri terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai baik dari nilai keagamaan, nilai nasionalisme, nilai sosial budaya, nilai bangsa, dan nilai moralitas individu.
Sehingga peran orang tua dalam pendidikan karakter sangat diperlukan karena pendidikan karakter ini tidak bisa berdiri sendiri dan perlu diproses dalam satu institusi yang besar. Pada dasarnya pendidikan karakter ini memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, gimana pendidikan ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak-anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masyarakat maupun di negara. Sehingga orang tua perlu menyikapi dari pendidikan moral untuk anak-anak agar anak-anak ke depannya dapat berkembang ke arah yang lebih baik
Terima kasih
Nama:Ronald sitorus
NPM:2153053045
Kelas:3B
Izin menjawab bu hasil analisis saya mengenai jurnal diatas
Kesadaran diri manusia adalah kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dan oleh karena itu berefleksi tentang dirinya sendiri. Di dalam diri manusia terjadi penggandaan yakni tidak hanya manusia berperan sebagai objeknya namun juga berperan sebagai subjek. Hati Nurani merupakan penghayatan tentang baik buruk berhubungan dengan tingkah laku konkret kita.
Pelaksanaan pendidikan karakter (moral-budi pekerti) tidak berdiri sendiri dan berproses dalam satu institusi besar, yang oleh Ki Hajar Dewantara, dikatakan VHEDJDL ¥7UL 3XVDW¥ 3HQGLGLNDQ NHOXDUJD VHNRODK GDQ PDV\DUDNDW¥ )DMDU Malik., 2002:8). Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran
Sekian terima kasih bu
NPM:2153053045
Kelas:3B
Izin menjawab bu hasil analisis saya mengenai jurnal diatas
Kesadaran diri manusia adalah kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dan oleh karena itu berefleksi tentang dirinya sendiri. Di dalam diri manusia terjadi penggandaan yakni tidak hanya manusia berperan sebagai objeknya namun juga berperan sebagai subjek. Hati Nurani merupakan penghayatan tentang baik buruk berhubungan dengan tingkah laku konkret kita.
Pelaksanaan pendidikan karakter (moral-budi pekerti) tidak berdiri sendiri dan berproses dalam satu institusi besar, yang oleh Ki Hajar Dewantara, dikatakan VHEDJDL ¥7UL 3XVDW¥ 3HQGLGLNDQ NHOXDUJD VHNRODK GDQ PDV\DUDNDW¥ )DMDU Malik., 2002:8). Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran
Sekian terima kasih bu
Nama :Rafido azuri
Npm :2113053115
Izin menjawab JURNAL MORAL KEMASYARAKAT yang berjudul "PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA"
Menerangkan bahwa pengaruh moral pada kalangan siswa ada banyak faktor diantaranya Adat kebiasaan. Bilamana perkataan moral dibicarakan,
selalu ada perkataan atau istilah lain seperti; nilai, norma, etika, kesusilaan, budi pekerti, akhlak, dan adat istiadat, istilah-istilah tersebut juga hampir memiliki makna konsep yang sama.
Nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kemerdekaan, bertanggung jawab terhadap orang Iain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, Integritas, belas kasih, kedermawanan, dan keberanian adalah faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik.
Npm :2113053115
Izin menjawab JURNAL MORAL KEMASYARAKAT yang berjudul "PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA"
Menerangkan bahwa pengaruh moral pada kalangan siswa ada banyak faktor diantaranya Adat kebiasaan. Bilamana perkataan moral dibicarakan,
selalu ada perkataan atau istilah lain seperti; nilai, norma, etika, kesusilaan, budi pekerti, akhlak, dan adat istiadat, istilah-istilah tersebut juga hampir memiliki makna konsep yang sama.
Nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kemerdekaan, bertanggung jawab terhadap orang Iain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, Integritas, belas kasih, kedermawanan, dan keberanian adalah faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik.
Kegiatan tindakan bermoral atau justru menghalanginya kita perlu melihat lebih jauh dalam tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.
Terimakasih
Nama : haya asyifa
Npm : 2113053007
Kelas : 3b
Analisis saya mengenai artikel yang berjudul Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Pada artikel yang saya analisis pengetahuan moral (moral knowledge) siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Pekanbaru pengaruh perilaku moral (moral action) siswa berdasarkan pendidikan orang tua. Hal-hal yang mendukung bahwa pendidikan orang tua siswa berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan mempengaruhi perilaku moral siswa.
Moralitas merupakan pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut yaitu keteladanan dari guru, orang tua, dan masyarakat. Pada artikel penelitian Abowitz menandaskan bahwa persepsi moral seseorang akan membantu dalam menentukan faktor-faktor moral mana yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil secara tepat sesuai dengan hatinya.
Perilaku negatif yang dilakukan anak bangsa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Permasalahan ini dapat membuat anak menjadi sulit untuk diatur karena adanya contoh perilaku tersebut. Maka dari itu, pemberian nilai moral pendidikan harus dimuat dalam kurikulum. Kurikulum merupakan pedoman atau arah agar pendidik dan siswa dapat mencapai tujuan pendidikan dengan memiliki karakter dan nilai moral yang baik.
Npm : 2113053007
Kelas : 3b
Analisis saya mengenai artikel yang berjudul Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Pada artikel yang saya analisis pengetahuan moral (moral knowledge) siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Pekanbaru pengaruh perilaku moral (moral action) siswa berdasarkan pendidikan orang tua. Hal-hal yang mendukung bahwa pendidikan orang tua siswa berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan mempengaruhi perilaku moral siswa.
Moralitas merupakan pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut yaitu keteladanan dari guru, orang tua, dan masyarakat. Pada artikel penelitian Abowitz menandaskan bahwa persepsi moral seseorang akan membantu dalam menentukan faktor-faktor moral mana yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil secara tepat sesuai dengan hatinya.
Perilaku negatif yang dilakukan anak bangsa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Permasalahan ini dapat membuat anak menjadi sulit untuk diatur karena adanya contoh perilaku tersebut. Maka dari itu, pemberian nilai moral pendidikan harus dimuat dalam kurikulum. Kurikulum merupakan pedoman atau arah agar pendidik dan siswa dapat mencapai tujuan pendidikan dengan memiliki karakter dan nilai moral yang baik.
ama : Linda Oktavia
Npm : 2113053037
Kelas : 3b
Izin menanggapi bu, analisis yang saya lakukan terhadap video yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA yaitu aspek moralitas dilihat dari perspektif siswa adalah difokuskan kepada pengetahuan miral dan perilaku moral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek moralitas yaitu pengaruh pengetahuan moral terhadap perilaku moral siswa SMP Negri Kota Pekanbaru berdasarkan pendidikan orangtua.
Di era globalisasi dewas ini dimana perkembangan onformasi tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, ini menyebaknan berbagai nilai-nilai dari luar yang negative tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi.
Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa.
- Keteladanan dari guru
- Orangtua
- Dan masyarakat
Ada banyak ragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Ada enam pengetahuan moral yang diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter. Yaitu
1) Kesadaran moral
2) Mengetahui nilai-nilai moral
3) Pengambilan perspektif
4) Penalaran moral
5) Membuat keputusan
6) Memahami diri sendiri
Selanjutnya ialah perilaku moral. Perilaku moral adalah prosuk dari dua bahian karakter lainnya. Untuk memahami sepenuhnya apa yang menggerakkan seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoralatau justru menghalanginyakita perlu melihat lebih jauh dalam tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.
1. Kompetensi
2. Kehendak
3. Kebiasaan
terima kasih
Npm : 2113053037
Kelas : 3b
Izin menanggapi bu, analisis yang saya lakukan terhadap video yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA yaitu aspek moralitas dilihat dari perspektif siswa adalah difokuskan kepada pengetahuan miral dan perilaku moral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek moralitas yaitu pengaruh pengetahuan moral terhadap perilaku moral siswa SMP Negri Kota Pekanbaru berdasarkan pendidikan orangtua.
Di era globalisasi dewas ini dimana perkembangan onformasi tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, ini menyebaknan berbagai nilai-nilai dari luar yang negative tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi.
Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa.
- Keteladanan dari guru
- Orangtua
- Dan masyarakat
Ada banyak ragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Ada enam pengetahuan moral yang diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter. Yaitu
1) Kesadaran moral
2) Mengetahui nilai-nilai moral
3) Pengambilan perspektif
4) Penalaran moral
5) Membuat keputusan
6) Memahami diri sendiri
Selanjutnya ialah perilaku moral. Perilaku moral adalah prosuk dari dua bahian karakter lainnya. Untuk memahami sepenuhnya apa yang menggerakkan seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoralatau justru menghalanginyakita perlu melihat lebih jauh dalam tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.
1. Kompetensi
2. Kehendak
3. Kebiasaan
terima kasih
Nama : Anisa Dian Pratiwi
NPM : 2113053026
Kelas : 3B
Izin menanggapi artikel diatas yang terkait dengan pengaruh pengetauan moral trhadap perilaku moral pada siswa berdasarkan pendidikan orang tua. Pada era perkembangan teknologi daan informasi yang sangat cepat yang memudahkan segala informasi tersebar dengan singkat dan dapat diakses oleh segala kalangan usia dengan mudah tentunya banyak menyebabkan lunturnya berbagai nilai nilai yang tidak dapat lagi disaring dan di filter sesuai dengan kebutuhannya masing masing. Manusia zaman sekarang seolah olah dibutakan oleh teknologi yang ada di depan mereka. Mereka cenderung menerima segala informasi yang masuk segala informasi yang mereka lihat dengan mentah mentah tanpa mengerti dampak yang akan ditimbulkan dari adanya informasi yang tidak disaring dan difilter sebelumnya. Hal tersebut juga berpengaruh pada karakter generadsi penerus bangsa sehingga kerap menimbulkan kekhawatiran teradap pengikisan dan hilangnya jati diri yang berhubungan dengan merosotnya nilai nilai yang sudah ada dan terkandung di dalam moralitas. Seperti nilai keagamaan, nilai nasionalisme, nilai sosial budaya dan perkembangan moralitas setiap individu. Hal tersebut tentunya membutuhkan perhatian khusus untuk dilakukannya pembenahan dan pengawasan secara serius untuk mempertahankan nilai nilai moral dan memperkokoh jati diri generasi muda yang dapat dilakukan melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan memberikan pengajaran dan penguatan dalam Pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk menerapkan kembali nilai nilai yang baik dan dapat menyaring segala bentuk bentuk hal negatif yang dapat mempengaruhi karakter generasi muda khususnya generasi remaja.
terimakasih.
NPM : 2113053026
Kelas : 3B
Izin menanggapi artikel diatas yang terkait dengan pengaruh pengetauan moral trhadap perilaku moral pada siswa berdasarkan pendidikan orang tua. Pada era perkembangan teknologi daan informasi yang sangat cepat yang memudahkan segala informasi tersebar dengan singkat dan dapat diakses oleh segala kalangan usia dengan mudah tentunya banyak menyebabkan lunturnya berbagai nilai nilai yang tidak dapat lagi disaring dan di filter sesuai dengan kebutuhannya masing masing. Manusia zaman sekarang seolah olah dibutakan oleh teknologi yang ada di depan mereka. Mereka cenderung menerima segala informasi yang masuk segala informasi yang mereka lihat dengan mentah mentah tanpa mengerti dampak yang akan ditimbulkan dari adanya informasi yang tidak disaring dan difilter sebelumnya. Hal tersebut juga berpengaruh pada karakter generadsi penerus bangsa sehingga kerap menimbulkan kekhawatiran teradap pengikisan dan hilangnya jati diri yang berhubungan dengan merosotnya nilai nilai yang sudah ada dan terkandung di dalam moralitas. Seperti nilai keagamaan, nilai nasionalisme, nilai sosial budaya dan perkembangan moralitas setiap individu. Hal tersebut tentunya membutuhkan perhatian khusus untuk dilakukannya pembenahan dan pengawasan secara serius untuk mempertahankan nilai nilai moral dan memperkokoh jati diri generasi muda yang dapat dilakukan melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan memberikan pengajaran dan penguatan dalam Pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk menerapkan kembali nilai nilai yang baik dan dapat menyaring segala bentuk bentuk hal negatif yang dapat mempengaruhi karakter generasi muda khususnya generasi remaja.
terimakasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: Forum Analisis Jurnal 2
nama: putri hairunisa
npm: 21130-53281
kelas: 3B
analisis Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Setidaknya, ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas
moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru,
orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap
langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa,
salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.
Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh
perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar
kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan
pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak mampu lagi membendung
budaya negatif itu.
Pengetahuan moral terdiri dari enam komponen yang meliputi:
1. Kesadaran Moral, merupakan kesadaran untuk memperhatikan dan melaksanakan moral yang ada di sekitarnya.
2. Pengetahuan Nilai Moral, kemampuan untuk memahami nilai moral dalam berbagai situasi.
3.Memahami Sudut Pandang Lain, adalah kemampuan untuk menghargai dan merasakan pendapat orang lain.
4. Penalaran Moral, kemampuan untuk memahami, mempertimbangkan dan membedakan makna bermoral.
5. Keberanian Mengambil Keputusan, yaitu kemampuan untuk tidak ragu menentukan pilihan yang tepat saat mengalami dilema moral.
6. Pengenalan Diri (Self Knowledge), mampu mengetahui dan memahami perilaku sendiri serta dapat mengevaluasinya dengan jujur.
npm: 21130-53281
kelas: 3B
analisis Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Setidaknya, ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas
moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru,
orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap
langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa,
salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.
Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh
perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar
kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan
pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak mampu lagi membendung
budaya negatif itu.
Pengetahuan moral terdiri dari enam komponen yang meliputi:
1. Kesadaran Moral, merupakan kesadaran untuk memperhatikan dan melaksanakan moral yang ada di sekitarnya.
2. Pengetahuan Nilai Moral, kemampuan untuk memahami nilai moral dalam berbagai situasi.
3.Memahami Sudut Pandang Lain, adalah kemampuan untuk menghargai dan merasakan pendapat orang lain.
4. Penalaran Moral, kemampuan untuk memahami, mempertimbangkan dan membedakan makna bermoral.
5. Keberanian Mengambil Keputusan, yaitu kemampuan untuk tidak ragu menentukan pilihan yang tepat saat mengalami dilema moral.
6. Pengenalan Diri (Self Knowledge), mampu mengetahui dan memahami perilaku sendiri serta dapat mengevaluasinya dengan jujur.
Nama: Susi Riyanti
NPM: 2113053292
Kelas: 3B
Pada jurnal PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA dapat kita ketahui bahwa pendidikan orang tua siswa berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan mempengaruhi perilaku moral siswa.
Sasaran pendidikan sebagai proses alih nilai yaitu:
1. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan psikomotorik disatu pihak serta kemampuan afektif di pihak lain.
2. Dalam sistem nilai yang dialihkan juga termasuk nilai-nilai dan ketakwaan, yang terpancar pada ketundukan manusia untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing, berakhlak mulia serta senantiasa menjaga harmoni hubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya.
3. dalam alih nilai juga dapat ditransformasikan tata nilai yang mendukung proses industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti penghargaan atas waktu, etos kerja tinggi, disiplin, kemandirian, kewirausahaan, dan sebagainya. Dalam hal ini, proses alih nilai merupakan proses pembinaan IPTEK.
Pendidikan karakter pada dasarnya dibentuk pada beberapa pilar yang saling berkaitan. Adapun pilar-pilar karakter ini adalah nilai-nilai luhur universal yang terdiri dari
1. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya
2. Tanggung jawab kedisiplinan dan kemandirian
3. Kejujuran
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama
6. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah
7. Keadilan dan kepemimpinan,
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Sekian, terimakasih.
NPM: 2113053292
Kelas: 3B
Pada jurnal PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA dapat kita ketahui bahwa pendidikan orang tua siswa berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan mempengaruhi perilaku moral siswa.
Sasaran pendidikan sebagai proses alih nilai yaitu:
1. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan psikomotorik disatu pihak serta kemampuan afektif di pihak lain.
2. Dalam sistem nilai yang dialihkan juga termasuk nilai-nilai dan ketakwaan, yang terpancar pada ketundukan manusia untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing, berakhlak mulia serta senantiasa menjaga harmoni hubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya.
3. dalam alih nilai juga dapat ditransformasikan tata nilai yang mendukung proses industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti penghargaan atas waktu, etos kerja tinggi, disiplin, kemandirian, kewirausahaan, dan sebagainya. Dalam hal ini, proses alih nilai merupakan proses pembinaan IPTEK.
Pendidikan karakter pada dasarnya dibentuk pada beberapa pilar yang saling berkaitan. Adapun pilar-pilar karakter ini adalah nilai-nilai luhur universal yang terdiri dari
1. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya
2. Tanggung jawab kedisiplinan dan kemandirian
3. Kejujuran
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama
6. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah
7. Keadilan dan kepemimpinan,
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Sekian, terimakasih.
Nama: Vinka Berliana Kusumawijaya
NPM: 2153053022
Kelas: 3B
izin menanggapi analisis jurnal yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”. Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter:
Kesadaran Moral (Moral Awareness)
Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
Penalaran Moral (Moral Reasoning)
Membuat Keputusan (Decision Making)
PengambilanPerspektif(PerspektiveTaking)
Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan. Perlu juga disadari bahwa pembinaan imtaq dan pembudayaan pada dasarnya meliputi pembinaan terhadap keyakinan, sikap, budi pekerti, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Aspek-aspek tersebut dapat berkembang apabila ada pemahaman dan wawasan keagamaan dan budaya yang diperoleh adri proses alih nilai.
Terimakasih
NPM: 2153053022
Kelas: 3B
izin menanggapi analisis jurnal yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”. Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter:
Kesadaran Moral (Moral Awareness)
Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
Penalaran Moral (Moral Reasoning)
Membuat Keputusan (Decision Making)
PengambilanPerspektif(PerspektiveTaking)
Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Tiga aspek karakter lainnya yakni: kompetensi, kemauan, dan kebiasaan. Perlu juga disadari bahwa pembinaan imtaq dan pembudayaan pada dasarnya meliputi pembinaan terhadap keyakinan, sikap, budi pekerti, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Aspek-aspek tersebut dapat berkembang apabila ada pemahaman dan wawasan keagamaan dan budaya yang diperoleh adri proses alih nilai.
Terimakasih
Nama : Adelia Mawarni
Npm : 2113053017
Izin menjawab berdasarkan analisis saya mengenai jurnal 2 yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA. Pada era globalisasi dewasa ini di mana perkembangan informasi tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilainilai atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi (generasi masa kini) sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jatidiri yang terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan moralitas individu. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga memerlukan satu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jatidiri generasi muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan
pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan
moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya (Hambali,2015.b). Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam
kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Pendidikan karakter pada dasarnyamempunyai esensi yang tidak berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Menurut Najib Sulhan (2009:12) Pendidikan karakter dan moral dalam perspektif Islam yaitu Karakter Rasulullah juga menanamkan nilai-nilai, yaitu (1) Sidiq, (2) Amanah, (3) Tabligh, dan (4) Fathanah
Npm : 2113053017
Izin menjawab berdasarkan analisis saya mengenai jurnal 2 yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA. Pada era globalisasi dewasa ini di mana perkembangan informasi tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilainilai atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi (generasi masa kini) sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jatidiri yang terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan moralitas individu. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga memerlukan satu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jatidiri generasi muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan
pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan
moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya (Hambali,2015.b). Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam
kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Pendidikan karakter pada dasarnyamempunyai esensi yang tidak berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Menurut Najib Sulhan (2009:12) Pendidikan karakter dan moral dalam perspektif Islam yaitu Karakter Rasulullah juga menanamkan nilai-nilai, yaitu (1) Sidiq, (2) Amanah, (3) Tabligh, dan (4) Fathanah
Nama : Zahrani Abdillah
NPM : 2153053033
Kelas : 3B
Izin menanggapi,
Berdasarkan artikel yang telah saya baca dan analisis, bahwa Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran. Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kitaberhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter.
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
2. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
3. Pengambilan Perspektif(Perspektive Taking)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Sekian, terima kasih
NPM : 2153053033
Kelas : 3B
Izin menanggapi,
Berdasarkan artikel yang telah saya baca dan analisis, bahwa Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran. Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kitaberhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter.
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
2. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
3. Pengambilan Perspektif(Perspektive Taking)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Sekian, terima kasih
Nama : Bagus Adi Saputra
NPM : 2113053147
Pada era globalisasi saat ini perkembangan informasi yang tersebar luas dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilai atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi saat ini terlebih lagi penggunaan teknologi oleh remaja yang sangat bebas sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jatidiri yang terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan moralitas individu. ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa seperti keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya. Dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, proses alih nilai berlansung secara lebih berkesinambungan sehingga interaksi berlansung lebih efektif dibandingkan yang terjadi di kelas. Di samping faktor pembiasaan dan peneladanan, pembinaan imtaq dan pembudayaan dalam keluarga juga akan lebih berhasil karena adanya penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang melahirkan keyakinan, sikap, perilaku dan budi pekerti
NPM : 2113053147
Pada era globalisasi saat ini perkembangan informasi yang tersebar luas dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilai atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi saat ini terlebih lagi penggunaan teknologi oleh remaja yang sangat bebas sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jatidiri yang terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan moralitas individu. ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa seperti keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya. Dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, proses alih nilai berlansung secara lebih berkesinambungan sehingga interaksi berlansung lebih efektif dibandingkan yang terjadi di kelas. Di samping faktor pembiasaan dan peneladanan, pembinaan imtaq dan pembudayaan dalam keluarga juga akan lebih berhasil karena adanya penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang melahirkan keyakinan, sikap, perilaku dan budi pekerti
Nama : Septi Ayu Ningrum
Npm : 2113053157
Kelas : 3B
Izin menjawab bu,
Analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua" yakni Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Karena terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Pembentukan pribadi seseorang tentunya tidak lepas dari Pendidikan karakter dan moral. Karena yang akan sangat memengaruhi perilaku seseorang tentunya berkaitan dengan karakter dan moral yang dimilikinya, sebagai seseorang peserta didik yang akan menjadi calon penerus bangsa tentunya Pendidikan karakter dan moral akan sangat berpengaruh. Pendidikan karakter pada dasarnya mempunyai esensi yang tidak berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Menurut Najib Sulhan (2009:12) Pendidikan karakter dan moral dalam perspektif Islam yaitu Karakter Rasulullah juga menanamkan nilai-nilai, yaitu (1) Sidiq, (2) Amanah, (3) Tabligh, dan (4) Fathanah. Pendidikan karakter dan moral tentunya tak hanya dilakukan di sekolah melainkan juga harus ditanamkan melalui lingkungan terdekatnya yakni kelurga. Salah satu pihak keluarga yang tentunya berperan sangat penting dalam pembentukan moral ini adalah orang tua. Salah satu cara untuk menumbuhkan aspek moral feeling adalah dengan cara membangkitkan kesadaran anak akan pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral. Sebagai contoh untuk untuk menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orang tua harus dapat menumbuhkan rasa bersalah, malu dah tidak empati atas tindakan mencontek tersebut. Kecintaan ini (moral feeling) akan menjadi kontrol internal yang paling efektif, selain kontrol eksternal berupa pengawasan orang tua terhadap tindak tanduk anak dalam keseharian. (MasnurMuslich, 2014).
Terima Kasih
Npm : 2113053157
Kelas : 3B
Izin menjawab bu,
Analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekanbaru Berdasarkan Pendidikan Orang Tua" yakni Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Karena terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Pembentukan pribadi seseorang tentunya tidak lepas dari Pendidikan karakter dan moral. Karena yang akan sangat memengaruhi perilaku seseorang tentunya berkaitan dengan karakter dan moral yang dimilikinya, sebagai seseorang peserta didik yang akan menjadi calon penerus bangsa tentunya Pendidikan karakter dan moral akan sangat berpengaruh. Pendidikan karakter pada dasarnya mempunyai esensi yang tidak berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Menurut Najib Sulhan (2009:12) Pendidikan karakter dan moral dalam perspektif Islam yaitu Karakter Rasulullah juga menanamkan nilai-nilai, yaitu (1) Sidiq, (2) Amanah, (3) Tabligh, dan (4) Fathanah. Pendidikan karakter dan moral tentunya tak hanya dilakukan di sekolah melainkan juga harus ditanamkan melalui lingkungan terdekatnya yakni kelurga. Salah satu pihak keluarga yang tentunya berperan sangat penting dalam pembentukan moral ini adalah orang tua. Salah satu cara untuk menumbuhkan aspek moral feeling adalah dengan cara membangkitkan kesadaran anak akan pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral. Sebagai contoh untuk untuk menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orang tua harus dapat menumbuhkan rasa bersalah, malu dah tidak empati atas tindakan mencontek tersebut. Kecintaan ini (moral feeling) akan menjadi kontrol internal yang paling efektif, selain kontrol eksternal berupa pengawasan orang tua terhadap tindak tanduk anak dalam keseharian. (MasnurMuslich, 2014).
Terima Kasih
Nama : Nur Fitriyana Pratiwi
Npm : 2113053195
Analisis saya tentang jurnal PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA
moral merupakan sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang patut dan wajar. Banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter :
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
2.. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
3. Pengambilan Perspektif(Perspektive Taking)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Terimakasih
Npm : 2113053195
Analisis saya tentang jurnal PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA
moral merupakan sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang patut dan wajar. Banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter :
1. Kesadaran Moral (Moral Awareness)
2.. Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Moral Values)
3. Pengambilan Perspektif(Perspektive Taking)
4. Penalaran Moral (Moral Reasoning)
5. Membuat Keputusan (Decision Making)
6. Memahami Diri Sendiri (Self Knowledge)
Terimakasih
Nama : Fara Sasmiati
Npm : 2113053267
Kelas : 3B
Izin menjawab Pak/Bu,
Bersadarkan jurnal yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA” kita dapat mengetahui bahwa Moral Pada era globalisasi dewasa ini di mana perkembangan informasi tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilainilai atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi (generasi masa kini). Di negara-negara maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi tingkahlaku kalangan anak-anak dan tidak terkecuali kalangan remaja. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Bahkan konsepsi di atas terkait erat dalam konsepsi karakter dalam Pendidikan Karakter di Indonesia. Moral merujuk nilai yang dianggap oleh individu dan masyarakat sebagai nilai sesuatu yang baik dan patut....
.Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif Istilah karakter secara terminologi, menurut Lickona (1991) karakter sebagai: “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior”. Karakter yang mulia menurutnya bermula dengan pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Hal ini bermakna, pengetahuan yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan keburukan. Untuk tujuan ini, seorang siswa hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan moral yang baik (moral habits). Pengetahuan Moral (Moral Knowing) Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kitaberhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter manusia, diantaranya (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan).
Terimakasih.
Npm : 2113053267
Kelas : 3B
Izin menjawab Pak/Bu,
Bersadarkan jurnal yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA” kita dapat mengetahui bahwa Moral Pada era globalisasi dewasa ini di mana perkembangan informasi tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilainilai atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi (generasi masa kini). Di negara-negara maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi tingkahlaku kalangan anak-anak dan tidak terkecuali kalangan remaja. Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Bahkan konsepsi di atas terkait erat dalam konsepsi karakter dalam Pendidikan Karakter di Indonesia. Moral merujuk nilai yang dianggap oleh individu dan masyarakat sebagai nilai sesuatu yang baik dan patut....
.Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif Istilah karakter secara terminologi, menurut Lickona (1991) karakter sebagai: “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior”. Karakter yang mulia menurutnya bermula dengan pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Hal ini bermakna, pengetahuan yang diperoleh diaplikasikan dalam bentuk tindakan melalui latihan dan pendidikan yang berterusan untuk membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan keburukan. Untuk tujuan ini, seorang siswa hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan moral yang baik (moral habits). Pengetahuan Moral (Moral Knowing) Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kitaberhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter manusia, diantaranya (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan).
Terimakasih.
Nama: Lutvi Chahyani
NPM: 2113053121
Kelas: 3B
Izin menjawab,
Berdasarkan jurnal yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota Pekan Baru Berdasarkan Pendidikan Orangtua” diketahui bahwa pada saat ini perkembanagn informasi tersebar sangat luas serta dapat dengan mudah diakses, hal ini menyebabkan nilai-nilai yang kurang baik tidak dapat lagi disaring sehingga dapat mempengaruhi pekimikiran generasi saat ini. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga memerlukan satu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jati diri generasi muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa. Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa, salah satunya yaitu keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat.
Ada beragam pengetahuan moral yang diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu:
1. Kesadaran Moral
2. Mengetahui Nilai-nilai Moral
3. Pengambilan Prespektif
4. Penalaran Moral
5. Membuat Keputusan
6. Memahami Diri Sendiri
NPM: 2113053121
Kelas: 3B
Izin menjawab,
Berdasarkan jurnal yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral pada Siswa SMP Negeri Kota Pekan Baru Berdasarkan Pendidikan Orangtua” diketahui bahwa pada saat ini perkembanagn informasi tersebar sangat luas serta dapat dengan mudah diakses, hal ini menyebabkan nilai-nilai yang kurang baik tidak dapat lagi disaring sehingga dapat mempengaruhi pekimikiran generasi saat ini. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga memerlukan satu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jati diri generasi muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa. Ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa, salah satunya yaitu keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat.
Ada beragam pengetahuan moral yang diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu:
1. Kesadaran Moral
2. Mengetahui Nilai-nilai Moral
3. Pengambilan Prespektif
4. Penalaran Moral
5. Membuat Keputusan
6. Memahami Diri Sendiri
Nama : Sekar Sari Saptuti
NPM : 2113053253
Kelas : 3B
Izin menjawab.
Perlu juga disadari bahwa pengembangan Imtaq dan budaya pada hakikatnya mencakup pengembangan keyakinan, sikap, budi pekerti dan nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. Aspek-aspek ini dapat berkembang karena pemahaman dan wawasan agama dan budaya diperoleh dari proses transfer nilai. Interaksi lebih efektif dalam pengaturan keluarga dan komunitas daripada di ruang kelas karena proses mengkomunikasikan nilai lebih berkesinambungan. Pembinaan imtaq dan perubahan budaya dalam keluarga juga akan lebih berhasil, karena selain faktor keakraban dan keteladanan, ada penilaian terhadap nilai-nilai agama yang menghasilkan keyakinan, sikap, perilaku, watak, dan akhlak seperti yang telah disebutkan di atas.
Pendidikan karakter pada dasarnya dibentuk pada beberapa pilar yang saling berkaitan. Adapun pilar-pilar karakter ini adalah nilai-nilai luhur universal yang terdiri dari: (1) Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) Tanggung jawab kedisiplinan dan kemandirian, (3) Kejujuran, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, (7)Keadilan dan kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai, dan persatuan. Sekian terima kasih.
NPM : 2113053253
Kelas : 3B
Izin menjawab.
Perlu juga disadari bahwa pengembangan Imtaq dan budaya pada hakikatnya mencakup pengembangan keyakinan, sikap, budi pekerti dan nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. Aspek-aspek ini dapat berkembang karena pemahaman dan wawasan agama dan budaya diperoleh dari proses transfer nilai. Interaksi lebih efektif dalam pengaturan keluarga dan komunitas daripada di ruang kelas karena proses mengkomunikasikan nilai lebih berkesinambungan. Pembinaan imtaq dan perubahan budaya dalam keluarga juga akan lebih berhasil, karena selain faktor keakraban dan keteladanan, ada penilaian terhadap nilai-nilai agama yang menghasilkan keyakinan, sikap, perilaku, watak, dan akhlak seperti yang telah disebutkan di atas.
Pendidikan karakter pada dasarnya dibentuk pada beberapa pilar yang saling berkaitan. Adapun pilar-pilar karakter ini adalah nilai-nilai luhur universal yang terdiri dari: (1) Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) Tanggung jawab kedisiplinan dan kemandirian, (3) Kejujuran, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, (7)Keadilan dan kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai, dan persatuan. Sekian terima kasih.
Nama: Syafira Dwi Syakina
Npm : 2153053026
Izin menjawab bu, menurut saya berdasarkan jurnal yang saya baca yang berjudul JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA saya menyimpulkan bahwasanya Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus.
Oleh karena itu, seorang pendidik baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan dan pengembangan moral atau akhlak bagi setiap individu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam membentuk dan mengembangan moral atau akhlak yang positif bagi seorang anak. Salah satunya yaitu mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi.
Pada dasarnya pendidikan karakter ini memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, gimana pendidikan ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak-anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masyarakat maupun di negara. Sehingga orang tua perlu menyikapi dari pendidikan moral untuk anak-anak agar anak-anak ke depannya dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Sekian terimakasih bu
Npm : 2153053026
Izin menjawab bu, menurut saya berdasarkan jurnal yang saya baca yang berjudul JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA saya menyimpulkan bahwasanya Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus.
Oleh karena itu, seorang pendidik baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan dan pengembangan moral atau akhlak bagi setiap individu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam membentuk dan mengembangan moral atau akhlak yang positif bagi seorang anak. Salah satunya yaitu mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi.
Pada dasarnya pendidikan karakter ini memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, gimana pendidikan ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak-anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masyarakat maupun di negara. Sehingga orang tua perlu menyikapi dari pendidikan moral untuk anak-anak agar anak-anak ke depannya dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Sekian terimakasih bu
Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi jurnal yang bejudul "PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA "
Di era globalisasi sekarang ini, dimana perkembangan informasi semakin meluas dan mudah diakses, hal ini menimbulkan berbagai nilai atau unsur eksternal negatif yang tidak dapat lagi disaring sehingga mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter masyarakat. Generasi (generasi saat ini). Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan tergerusnya jati diri yang mengiringi merosotnya penghayatan nilai-nilai agama, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa, dan perkembangan moral individu. Pembentukan karakter menjadi bagian penting dalam proses pendidikan untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala macam unsur negatif yang dapat mempengaruhi perilaku anak dan remaja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas moral di antara para siswa ini; adalah keteladanan guru, orang tua dan masyarakat. Seperti menurut Fatchul Mu'in (2011:211) terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus. Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di antaranya: (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan). Pelaksanaan pendidikan karakter (moral-budi pekerti) tidak berdiri sendiri dan berproses dalam satu institusi besar, yang oleh Ki Hajar Dewantara, dikatakan sebagai "Tri Pusat" Pendidikan keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, (2002:8). Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran.
Terimakasih
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi jurnal yang bejudul "PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA "
Di era globalisasi sekarang ini, dimana perkembangan informasi semakin meluas dan mudah diakses, hal ini menimbulkan berbagai nilai atau unsur eksternal negatif yang tidak dapat lagi disaring sehingga mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter masyarakat. Generasi (generasi saat ini). Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan tergerusnya jati diri yang mengiringi merosotnya penghayatan nilai-nilai agama, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa, dan perkembangan moral individu. Pembentukan karakter menjadi bagian penting dalam proses pendidikan untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala macam unsur negatif yang dapat mempengaruhi perilaku anak dan remaja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas moral di antara para siswa ini; adalah keteladanan guru, orang tua dan masyarakat. Seperti menurut Fatchul Mu'in (2011:211) terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus. Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di antaranya: (1) Respect (Penghormatan); (2) Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring (Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan). Pelaksanaan pendidikan karakter (moral-budi pekerti) tidak berdiri sendiri dan berproses dalam satu institusi besar, yang oleh Ki Hajar Dewantara, dikatakan sebagai "Tri Pusat" Pendidikan keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, (2002:8). Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran.
Terimakasih
Nama: Triana Anggun Saputri
Npm: 2113053059
Kelas: 3 B
Izin menjawab berdasarkan analisis jurnal 2 yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA saya menganalisis bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas
ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif imoral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif itu
Pendidikan karakter pada dasarnyamempunyai esensi yang tidak Berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, Yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang Baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan Bernegara menjadi warga negara yang baik
terimakasih
Npm: 2113053059
Kelas: 3 B
Izin menjawab berdasarkan analisis jurnal 2 yang berjudul PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA saya menganalisis bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas
ada banyak faktor yang berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif imoral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif itu
Pendidikan karakter pada dasarnyamempunyai esensi yang tidak Berbeda dengan pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan akhlak, Yang bertujuan membentuk pribadi siswa, supaya menjadi pribadi yang Baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan Bernegara menjadi warga negara yang baik
terimakasih
Nama : Ulya Dwi Badzlina
NPM : 2113053175
Kelas : 3B
Izin menanggapi.
Berdasarkan jurnal yang telah saya baca dengan judul " PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA " dapat dianalisis bahwasannya Pendidikan moral akan menjadi pondasi atau dasar untuk membangun karakter dan kepribadian generasi muda suatu bangsa agar sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada di negaranya serta sesuai dengan peraturan yang ada. Karakter sendiri diartikan sebagai ciri khusus atau ciri khas yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun pola pikir, sikap, perilaku dan akhlak seseorang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka. Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif itu (Agus Zaenul F, 2012).
Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pemikiran yang berbeda, dari sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada remajayang memiliki orang tua yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda mereka pasti memiliki sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan kesehariannya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Tentunya itu akan mempengaruhi sikap dan perhatian terhadap anaknya. Berbeda dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas pengetahuan yang dimiliki, sehingga kemampuan dalam mengasuh anak, bisa menjadi kurang baik.
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang begitu cepat, hal ini pun mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu, seorang pendidik baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan dan pengembangan moral atau akhlak bagi setiap individu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam membentuk dan mengembangan moral atau akhlak yang positif bagi seorang anak. Salah satunya yaitu mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi. Memberikan contoh secara langsung justru akan semakin mudah seorang anak untuk memahaminya, karena secara tidak sadar anak-anak sering memperhatikan orang yang ada disekitar tanpa kita menyadarinya, maka orang-orang yang ada disekitarnya harus berprilaku dan bertindak yang positif agar si anak dapat menirunya. Dengan demikian maka akan menumbuhkan nilai moral yang baik pada dirinya dan moral yang baik tersebut nantinya akan melekat pada diri seseorang serta akan menjadi karakter dari setiap individu tersebut.
Terima Kasih
NPM : 2113053175
Kelas : 3B
Izin menanggapi.
Berdasarkan jurnal yang telah saya baca dengan judul " PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA " dapat dianalisis bahwasannya Pendidikan moral akan menjadi pondasi atau dasar untuk membangun karakter dan kepribadian generasi muda suatu bangsa agar sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada di negaranya serta sesuai dengan peraturan yang ada. Karakter sendiri diartikan sebagai ciri khusus atau ciri khas yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun pola pikir, sikap, perilaku dan akhlak seseorang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini dalam alam Indonesia dianggap langka. Terjadinya berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah khususnya guru, tidak mampu lagi membendung budaya negatif itu (Agus Zaenul F, 2012).
Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pemikiran yang berbeda, dari sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada remajayang memiliki orang tua yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda mereka pasti memiliki sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan kesehariannya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Tentunya itu akan mempengaruhi sikap dan perhatian terhadap anaknya. Berbeda dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas pengetahuan yang dimiliki, sehingga kemampuan dalam mengasuh anak, bisa menjadi kurang baik.
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang begitu cepat, hal ini pun mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu, seorang pendidik baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan dan pengembangan moral atau akhlak bagi setiap individu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam membentuk dan mengembangan moral atau akhlak yang positif bagi seorang anak. Salah satunya yaitu mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi. Memberikan contoh secara langsung justru akan semakin mudah seorang anak untuk memahaminya, karena secara tidak sadar anak-anak sering memperhatikan orang yang ada disekitar tanpa kita menyadarinya, maka orang-orang yang ada disekitarnya harus berprilaku dan bertindak yang positif agar si anak dapat menirunya. Dengan demikian maka akan menumbuhkan nilai moral yang baik pada dirinya dan moral yang baik tersebut nantinya akan melekat pada diri seseorang serta akan menjadi karakter dari setiap individu tersebut.
Terima Kasih
Nama : Nisa Juwita
Npm : 211305326
Kelas : 3B
Izin memberikan analisis jurnal 2 pertemuan 15 berjudul Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa Smp Negeri Kota Pekan Baru Berdasarkan Pendidikan Orangtua
Npm : 211305326
Kelas : 3B
Izin memberikan analisis jurnal 2 pertemuan 15 berjudul Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa Smp Negeri Kota Pekan Baru Berdasarkan Pendidikan Orangtua
Di sekolah siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni (moral feeling) dan untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya (hambali,2015.b). Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa. Pilar-pilar karakter ini adalah nilai-nilai luhur universal yang terdiri dari:(1) cinta tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) tanggung jawab kedisiplinan dan kemandirian, (3) kejujuran, (4) hormat dan santun, (5) kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (6) percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, (7)keadilan dan kepemimpinan, (8) baik dan rendah hati, dan (9) toleransi, cinta damai.
Pendidikan orang tua siswa berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan mempengaruhi perilaku moral siswa. Seorang siswa hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan kebiasaan moral yang baik (moral habits).
Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter.
1. Kesadaran moral (moral awareness)
2.. Mengetahui nilai-nilai moral (moral values)
3. Pengambilan perspektif(perspektive taking)
4. Penalaran moral (moral reasoning)
5. Membuat keputusan (decision making)
6. Memahami diri sendiri (self knowledge)
Terima kasih.
Nama : Nana Nabila Putri
NPM : 2113053152
Kelas : 3B
Izin menjawab Pak/bu
Analisis saya mengenai jurnal 2 yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”.
Penanaman nilai dan moral sangat penting untuk diterapkan dan disosialisasikan di masyarakat. Moral sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Dengan adanya Pendidikan nilai dan moral kita dapat memutuskan mana yang benar atau salah sampai kita mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Salah satu cara untuk menumbuhkan kemauan anak untuk mempelajari nilai moral adalah dengan cara membangkitkan kesadaran anak akan pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral. Sebagai contoh untuk untuk menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orang tua harus dapat menumbuhkan rasa bersalah, malu dah tidak empati atas tindakan mencontek tersebut. Dibutuhkannya kompetensi, kemauan, dan kebiasaan untuk menggerakkan seorang anak hingga mampu melakukan tindakan yang bermoral.
Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa Pengetahuan moral (moral knowing) siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Pekanbaru mempengaruhi Perilaku moral(moral action) siswa berdasarkan pendidikan orangtua. meskipun adanya perbedaan pendidikan orang tua jika bijak menyikapi atas pengetahuan moral siswa dapat berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan perilaku moral siswa. Namun sebaliknya jika orangtua tidak bijak menyikapi dapat mempengaruhi perilaku moral siswa, dengan begitu pihak sekolah perlu memfungsikan potensi, fasilitas dan pembimbingan guru kepada siswa lebih intens lagi agar siswa lebih dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi, yaitu menjadi siswa yang dewasa dan berkarakter, dan bermoral.
Terima kasih Pak/bu.
NPM : 2113053152
Kelas : 3B
Izin menjawab Pak/bu
Analisis saya mengenai jurnal 2 yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MORAL TERHADAP PERILAKU MORAL PADA SISWA SMP NEGERI KOTA PEKAN BARU BERDASARKAN PENDIDIKAN ORANGTUA”.
Penanaman nilai dan moral sangat penting untuk diterapkan dan disosialisasikan di masyarakat. Moral sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Dengan adanya Pendidikan nilai dan moral kita dapat memutuskan mana yang benar atau salah sampai kita mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Salah satu cara untuk menumbuhkan kemauan anak untuk mempelajari nilai moral adalah dengan cara membangkitkan kesadaran anak akan pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral. Sebagai contoh untuk untuk menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orang tua harus dapat menumbuhkan rasa bersalah, malu dah tidak empati atas tindakan mencontek tersebut. Dibutuhkannya kompetensi, kemauan, dan kebiasaan untuk menggerakkan seorang anak hingga mampu melakukan tindakan yang bermoral.
Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa Pengetahuan moral (moral knowing) siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Pekanbaru mempengaruhi Perilaku moral(moral action) siswa berdasarkan pendidikan orangtua. meskipun adanya perbedaan pendidikan orang tua jika bijak menyikapi atas pengetahuan moral siswa dapat berdampak baik terhadap pengetahuan moral siswa dan perilaku moral siswa. Namun sebaliknya jika orangtua tidak bijak menyikapi dapat mempengaruhi perilaku moral siswa, dengan begitu pihak sekolah perlu memfungsikan potensi, fasilitas dan pembimbingan guru kepada siswa lebih intens lagi agar siswa lebih dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi, yaitu menjadi siswa yang dewasa dan berkarakter, dan bermoral.
Terima kasih Pak/bu.