Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 34

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nisa Juwita -
Nama : Nisa Juwita
NPM : 2113053256
Kelas : 3B
Izin memposting hasil analisis jurnal 1 pertemuan 13“Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” Suparlan Suhartono.

Menurut filsafat moral (etika), masyarakat adalah sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga pertentangan antara kepentingan individu (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh karena itu, persoalan utamanya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi ciri perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral ini dibingkai dalam sistem norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan itu akan diselenggarakan secara adil. kehidupan sosial merupakan manajemen utama untuk mengelola kemampuan individu menjadi kekuatan sosial, sehingga tujuan bersama seluruh anggotanya dapat terwujud. Kesadaran moral berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur sesuai akhlak bersyukur (ketika mendapat sesuatu), sabar (ketika mendapat ujian hidup) dan ikhlas (ketika mendapat ujian).

Sebenarnya kesadaran moral selalu ada pada diri setiap orang. kesadaran moral hanya dapat dibentuk melalui kehidupan keluarga yang terdidik, kualitas pembelajaran di sekolah dan kehidupan masyarakat yang berbudaya. Keseluruhan proses itu kemudian membentuk pribadi yang bermoral dan beretika dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada norma-norma etika, sesuai dengan kesadaran moral, karena akan selalu dihadapkan pada persoalan hak dan kewajiban. Dalam hal pendidikan, dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem notifikasi notifikasi berupa saling mendidik untuk mencapai tujuan bersama. Seluruh komponen pendidikan (formal, informal dan nonformal) mutlak perlu mengatur proses pembelajaran menuju puncak pura yaitu membangun kesadaran moral. Karena dengan kesadaran moral, dunia batin menjadi dinamis bergerak menuju perilaku jujur, bersyukur, sabar dan ikhlas. Jika kesadaran moral tumbuh, maka norma etika dan aturan hukum positif akan mudah dipatuhi oleh siapapun (khususnya pemimpin). Artinya, gerbang kesejahteraan masyarakat terbuka lebar. Jadi, kesadaran moral memiliki kekuatan untuk memposisikan dan memfungsikan seluruh potensi individu untuk “penegakan sosial”, sedangkan masyarakat berfungsi sebagai sistem proses untuk mencapai kesejahteraan umum. Oleh karena itu, tidak perlu saling menyudutkan antara individualisme dan kolektivisme. Justru dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individu mendapatkan saluran yang tepat, dan sebaliknya kolektivisme dapat menemukan identitasnya dalam kehidupan sosial.

Ada tiga komponen moralitas dan etika sosial yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial inilah yang kemudian mendorong kehidupan sosial untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Ketiga, kontrol perilaku dalam produksi. Teknologi dan industri memiliki kekuatan pengganda dalam produksi, tetapi harus diingat bahwa karakteristik produksi tersebut memiliki efek eksplorasi dan eksploitatif terhadap sumber daya alam, sehingga ekosistem dapat terancam.

Terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by REVI MARISKA -
Nama : Revi Mariska
Npm : 2113053161
Kelas : 3B

Izin menjawab,
Berdasarkan jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan" yang sudah saya analisis. Istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung ilmu yang dalam. Kata cinta, menunjukkan hubungan yang mempersatukan antara subjek dan objek, di mana subjek melakukan sesuatu yang baik terhadap objek.
Cinta kearifan merupakan bentuk perilaku yang mengandung nilai-nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu, secara etimologis, dalam pengertian filsafat itu sendiri, memang ada persoalan tentang sistem perilaku (moralitas) atau etika.
Kemudian, dari pendekatan filosofis dan moral atau etika dapat disusun kerangka pemikiran bahwa jika setiap individu memiliki dorongan moral yang kuat untuk berbuat baik, berarti mereka berada dalam ikatan moral dalam dunia kebersamaan. Dalam satu ikatan moral, mereka bersosialisasi menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan bersama. Jadi tidak perlu terjadi konflik.
Berdasarkan kerangka di atas, pembahasan sistematis manusia dan masyarakatnya dimulai dengan pemikiran filosofis, diikuti dengan pemikiran etis dalam kehidupan sosial dan etika pendidikan dalam kehidupan sosial.
menurut keberadaannya, kodrat fitrah manusia adalah sebagai makhluk individu yang bersosialisasi dan makhluk sosial individu. Perbedaan potensi masing-masing individu mengendap dalam keutuhan masyarakat dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing-masing. Sehingga dapat dipahami bahwa di satu sisi kesempurnaan dunia koeksistensi bergantung pada optimalisasi perkembangan kepribadian individu. Di sisi lain, kesempurnaan kepribadian setiap individu tergantung pada kualitas sistem komunikasi yang berlangsung dalam dunia kebersamaan. Namun, sebagaimana telah dikemukakan di atas, fakta menunjukkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat selalu terjadi kekaburan mana yang benar, apakah masyarakat diprioritaskan di atas individu atau individu diprioritaskan di atas masyarakat.
Ada tiga komponen moral dan etika sosial yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral mendorong terbentuknya ikatan sosial berupa kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi potensi kreatifnya, kehidupan masyarakat akan menjadi lebih maju, kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan sehingga, alih-alih menjadi masyarakat yang bergantung, tetapi menjadi masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan di atas kemampuan sendiri. Ketiga, mengendalikan perilaku dalam produksi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali sesuai norma etika menuju terbentuknya masyarakat yang adil. Ketiga pilar moralitas dan etika tersebut harus dibina dan dikembangkan pada setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by RULIK WIDIARTI 2113053263 -
Nama : Rulik Widiarti
NPM : 2113053263
Kelas : 3B
Izin menaggapi pak/bu
Berdasarkan jurnal yang telah saya baca dan analisis mengenai “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan’. Saat ini memang problematika kehidupan semakin sering terjadi dan kompleks. Banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya berbagai permasalahan ini. Sehingga menodai hubungan baik yang teralin antara manusia dengan manusia. Ketika ditelusuri lebih dalam hal ini dipicu oleh kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat. Moral yang merupakan segala sesuatu yang berasal dari hati nurani tentu harus mengedepankan sikap, perilaku dan tindakan yang baik. Permasalah yang berkaitan dengan hati nurani tentunya banyak membawa berbagai konflik. Krisis untuk saling tidak mendominasi saat ini sudah mulai merebak. Keegoisan banyak bermunculan dan tentunya yang menjadi tujuan adalah keinginan untuk menang. Oleh karena itu sangat penting untuk memegang teguh dan mengedepankan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya setiap individu saling membutuhkan individu lainnya untuk saling bahu membahu dalam hal tolong menolong. Sehingga sifat keegoisan dan berusaha untuk menghindari konflik ini harus ditanamkan.

Pendidikan yang menjadi kebutuhan manusia dan harus dipenuhi, dinilai mampu untuk membina dan mengembangkan moral. Sehingga dalam hal ini dalam kehidupan yang bersifat umum seperti dunia masyarakat haruslah senantiasa memiliki dan mengembangkan kesadaran moral. Betapa pentingnya moral ini berperan untuk membantu memupuk rasa persatuan dan kesatuan. Jika setiap orang sadar akan pentingnya menjunjung moral dan juga etika, maka akan lahir kehidupan masyarakat yang damai dan tentram. Keterikatan sosial semakin terjalin dengan baik. Perlu diketahui bahwasannya dalam diri seseorang itu pasti sudah tertanam moral yang baik. Tetapi disini yang kurang hanyalah pengembangan dalam hal pengimplementasiannya. Moral menjadi landasan bagi seseorang itu menjadi terdidik. Kesadaran akan pentingnya moral tidak hanya berdampak pada terjalinnya hubungan sosial yang baik, tetapi juga terdapat pada peningkatan kreativitas dan produktivitas.

Terima Kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Anisa Dian Pratiwi -
Nama : Anisa Dian Pratiwi
Kelas : 3 B
NPM : 2113053026

izin menanggapi artikel diatas bu terkait dengan Kesadaran moral kehidupan bermasyarakat. Yang perlu kita ingat bahwa pada abad 21 ini kehidupan masyarakat selalu diliputi oleh berbagai macam konflik. Baik itu konflik yang berasal dari luar maupun konflik yang berasal dari dalam. Hal tersebut dapat diakibatkan oleeh pada abad 21 ini teknolgi dan juga informasi berkembang dengan cepat yang mudah didapatkan oleh siapapun. Pada kemajuan teknologi ini tentunya memberikan dampak positif bagi kehidupan global terutama di dalam dunia pendidikan. Teknlogi tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan daan memperbaiki pendidikan. Disamping itu tidak semua dampak dari berkembangnya teknologi akan membawa dampak positif tetapi daampak negatif juga akan ikut serta di dalamnya apalagi di dalam kehidupan masyarakatnya. Kemajuan teknologi juga dapat berdampak pada moral dan etika bangsa. Karena secara tidak langsung moral dan etika akan selalu berdampingan dalam kehidupan manusia.

Untuk yang selanjutnya Manusia sebagai mahluk sosial juga harus bisa untuk memenuhi segala kebutuhannya secara individu. Mereka harus sadar akan kekurangan, dan juga keterbatasannya. Hal tersebut tentunya akan membuat manusia berhuungan dengan manusia yang lain. Tujuannya ialah agar manusia bisa saling bekerja sama dan membantu untuk melengkapi kekuranga tersebut melalui sistem yang telah mereka rencanakan dan mereka sepakati. Kesadaran moral inilah yang akan mendorong mereka untuk membangun dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka yang akan mereka gunakan untuk memajukan kehidupan mereka menjadi kehidupan sosial yang maju dan berkembang.

terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Adinda Arivia Nosa 2113053272 -
Nama: Adinda Arivia Nosa
Npm: 2113053272
Kelas: 3 B

Izin menanggapi bu.
Berikut hasil analisis saya berdasarkan jurnal dengan judul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”.

Sistematika pembahasan tentang manusia dan masyarakatnya, diawali dengan pemikiran filosofis, dilanjutkan dengan pemikiran etika dalam kehidupan bermasyarakat dan etika pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat. Khusus mengenai pemikiran terakhir, dipandang perlu karena pendidikan adalah satu -satunya cara penanaman nilai-nilai moral dan etika. Tanpa individu dengan segala potensinya, kehidupan masyarakat tidak mungkin ada dan apalagi berkembang.
Sebaliknya tanpa masyarakat, individu tidak mungkin ada dan bisa mengembang -kan diri. Individu lahir dari masyarakat dan masyarakat terbentuk dari individu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing - masing. Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Agar kehidupan berlangsung hingga tujuan akhir, maka manusia harus mampu menyediakan segala kebutuhan hidup. Sadar atas segala kekurangan dan keterbatasannya, seseorang lalu menjalin hubungan dengan orang lain sesamanya. Atas kesadaran moralnya itu, setiap orang terdorong untuk membangun potensi diri menjadi lebih otonom dan kreatif, agar kualitas kerja sama menjadi semakin kuat. Kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas bersyukur (ketika memperoleh sesuatu), bersabar (ketika mendapat ujian hidup) dan berikhlas (ketika harus kehilangan).

Di dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang harus berpedoman pada norma -norma etika, menurut kesadaran moral, karena mereka akan selalu diperhadapkan dengan masalah hak dan kewajiban. Apakah karena hak, sesuatu itu dilakukan atau sebaliknya karena telah menjalankan kewajiban lalu mendapatkan hak. Keduanya mengandung nilai kebenaran sederajat. Tarik-menarik antara hak dan kewajiban semakin tidak be rimbang ketika korupsi merajalela di dalam kehidupan sosial. Dalam kondisi sosial seperti itu, moral dan etika terpola menjadi bersifat egoistik dan altruistik. Maka dari itu, ada satu jalan rekonstruksi sosial yaitu “revolusi moral”, tentu melalui jalan pendidikan bukan melalui jalan pertumpahan darah. Seluruh komponen pendidikan (formal, informal, dan non-formal) mutlak perlu mengelola proses pembelajaran ke arah titik puncak piramida yaitu membangun kesadaran moral. Karena, dengan kesadaran moral, maka dunia bathin menjadi dinamis bergerak ke arah perilaku jujur, penuh kesyukuran, kesabaran dan keikhlasan.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Zahrani Abdillah -
Nama : Zahrani Abdillah
NPM : 2153053033
Kelas : 3B

Izin menanggapi,

Berdasarkan jurnal yang sudah saya baca, saya menganalisis bahwa sekolah sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Terlebih lagi di zaman sekarang, ketika banyak orang tua menaruh harapan sangat besar terhadap sekolah untuk menjadikan anak-anaknya pintar dan baik. Sekolah yang baik merupakan keniscayaan agar pengaruhnya terhadap anak menjadi positif. Sekolah merupakan bentuk pendidikan formal. Guru sebagai pendidik utama di sekolah, namun perlu disadari bahwa pendidikan moral disekolah tidak terbatas pada guru saja, namun ada tata usaha, ibu-ibu kantin, petugas kebersihan dll. Semuanya berperan dalam membangun moral siswa supaya menjadikan siswa lebh baik lagi.

Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu. Anak – anak pada zaman sekarang cenderung lebih sulit untuk diajarkan nilai dan mora. Banyak anak zaman sekarang yang tidak memiliki sopan santun saat berbicara atau bertingkah laku.

Sekian, terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Triana Anggun Saputri -
Nama: Triana Anggun Saputri
Npm: 2113053059
Kelas: 3 B
Izin menjawab
Berdasarkan analisis jurnal 1 mengenai Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:Suatu Pemikiran Kefilsafatan saya menganalisis dan menyimpulkan bahwa seperti kita ketahui memasuki abad 21 masyarakat tentunya mengalami perubahan konflik dalam hidupnya.Kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masya rakat melemah dan bahkan Cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu Atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan dalam hal ini perlu adanya kesadaran moral di dalam diri masyarakat.


Seperti yang sudah tertuang di dalam jurnal tersebut bahwa inti dari filsafat ialah cinta kearifan yang dimana suatu bentuk perilaku yang bersubstansi nilai -nilai aksiologis Keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu, secara etimologis, dalam istilah filsafat Sendiri memang terkandung persoalan tentang sistem perilaku ( morality) atau etika.Agar kehidupan berlangsung hingga tujuan akhir, maka manusia harus mampu Menyediakan segala kebutuhan hidup. Sadar atas segala kekurangan dan keterbatasannya,Seseorang lalu menjalin hubungan dengan orang lain sesamanya. Adapun tuju annya tidak lain Adalah agar mereka bisa saling menutupi kekurangannya, dengan cara mengikat diri dalam Kebersamaan menurut sistem tertentu yang telah mereka sepakati, sehingga terbentuk suatu Kebersamaan di dalam sebuah organisasi sosial kemasyarakatan. A tas kesadaran moralnya itu,Setiap orang terdorong untuk membangun potensi diri menjadi lebih otonom dan kreatif, agar Kualitas kerja sama menjadi semakin kuat. Jika dorongan itu berkembang, maka otomatis Dinamika kehidupan sosial ke arah kemajuan hidup be rkembang pula Kemudian, kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa Sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas bersyukur (ketika memperoleh sesuatu), bersabar (ketika mendapat ujian hidup) dan berikhlas (k etika harus kehilangan).

Sesungguhnya, kesadaran moral itu selalu ada di dalam diri setiap orang. Hanya saja sering kali Terhalang oleh nafsu negatif yang mendorong suatu perbuatan dilakukan. Nafsu adalah baik, Tetapi ketika tidak terkontrol oleh akal dan tanpa pertimbangan rasa, maka lalu berubah menjadi Kejahatan. Kepada para penjahat, koruptor dan kawan -kawannya sekalipun, jika ditanya “mengapa melakukan kejahatan korupsi?”. Maka atas kesadaran moralnya, jawaban mereka pasti Juga tidak bisa menyetujui pe rbuatannya itu. Mereka cenderung menyesali perbuatan, tetapi Kesadaran moral hanya bisa terbentuk melalui kehidupan keluarga yang terdidik, kualitas Pembelajaran di sekolah dan kehidupan masyarakat yang berbudaya. Seluruh proses itu,Kemudian membentuk suatu kepribadian bermoral dan beretika di dalam hidup bermasyarakat.
terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by LINDA OKTAVIA -
Nama : Linda Oktavia
NPM : 2113053037
Kelas : 3b
Izin menjawab bu, terkait analisis yang telah saya lakukan pada jurnal berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan” yang ditulis oleh Suparlan Suhartono. Kehidupan di masyarakat nyata ini masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Ada dua jenis konflik kepentingan secara klasik, yaitu konflik kepentingan umum keseluruhan masyarkat dan kepentingan khusus bagi setiap individu.
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
1. Kesadaran moral
2. Kreativitas dalam reproduksi
3. Pengendalian perilaku dalam berproduksi
Kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika kea rah terbentuknna kehidupan masyarakat berkeadilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibida dan dikembangkan didalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by HAYA ASYIFA 2113053007 -
Nama : haya asyifa
Npm : 2113053007
Kelas : 3b

Filsafat sendiri dapat diartikan sebagai cinta kearifan hal ini berhubungan dengan subjek dan juga objek subjek merupakan suatu kebaikan terhadap objek.
Apabila terjadinya suatu konflik dalam pemahaman sosial antara suatu individu dan juga kolektivisme hal ini tidak perlu adanya suatu bentuk kan tetapi bisa dikelola dengan menurut nilai-nilai moral dan juga etika sehingga suatu kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat, terdapat tiga komponen moral etika dalam bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan yang pertama adalah kesadaran moral dalam hal ini membuktikan bahwa potensi individu bersifat terbatas yang di mana ini terarah menuju suatu tujuan untuk mencapai suatu tujuan tersebut manusia wajib mempertahankan dan juga mengembangkan eksistensi kehidupannya, dikarenakan adanya suatu batasan mereka harus memperpadukan suatu keberagaman potensi individu yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerjasama sehingga menjadi sesuatu kegiatan sosial untuk mencapai tujuan kesejahteraan umum kesejahteraan umum yang dimaksud adalah bersifat kolektif melainkan bersifat individu anggotanya
Yang kedua adalah kreativitas dalam produktivitas di mana dalam kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas serta produktivitas masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan Tengah di mana golongan ini merupakan suatu kaum intelektual yang berkomponen dalam suatu teori sistem pemberdayaan iptek mereka bersinergi dalam berkreativitas untuk meningkatkan produksi pangan sandang papan dan alat perlengkapan lainnya, potensi kreativitas dalam berkehidupan bermasyarakat menjadi lebih maju kreatif inovatif dan lainnya sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada masyarakat lain melainkan masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan atas kemampuan sendiri.
Ketiga mengendalikan perilaku dalam produksi.
Dalam dunia teknologi dan juga perindustrian memiliki kekuatan pelipatan ganda dalam berproduksi tetapi perlu diingat bahwa karakter itu berproduksi seperti ini berakibat eksploratif dan juga eksploitatif terhadap sumber daya alam sehingga ekosistem bisa terancam maka dari itu kehidupan bermasyarakat baik pada taraf individu maupun dalam kegiatan bersosial secara moral dan juga etika bertanggung jawab atas perilaku berproduksi,
Di mana secara moral dan etika tujuan meningkatkan produktivitas tidak lain untuk menggugurkan kesejahteraan umum bagi totalitas kemasyarakatan bukan produksi dengan cara menguras habis sumber daya alam tetapi menurut asas keadilan. Kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya suatu kehidupan berkeadilan, dari itu terdapat tiga pilar moralitas dan juga etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga sekolah ataupun bermasyarakat apabila hal ini berhasil maka suatu konflik kepentingan antara paham individualisme dan juga kolektivisme justru menjadi energi suatu sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan bermasyarakat berkeadilan di dalam masyarakat peradilan setiap individu mendapatkan keluwesan penanamankaan untuk pengoksimilan potensi dirinya menjadi seorang individu berkepribadian ideal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by MUHAMAD ARYA WIRAYUDA -
Nama: Muhamad Arya Wirayuda
NPM: 2113053106
Izin menjawab.
Hasil analisis saya terhadap jurnal berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan”. Pertentangan antara kepentingan individu (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) tidak perlu dipermasalahkan. Akan tetapi, perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, persoalan utamanya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi ciri perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral ini disatukan dalam sistem norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan itu akan diselenggarakan secara adil. kehidupan sosial merupakan manajemen utama untuk mengelola kemampuan individu menjadi kekuatan sosial, sehingga tujuan bersama seluruh anggotanya dapat terwujud.

Kemudian, Ada tiga komponen moral dan etika sosial yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
Pertama, kesadaran moral mendorong terbentuknya ikatan sosial berupa kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.
Kedua, kreativitas dalam reproduksi potensi kreatifnya, kehidupan masyarakat akan menjadi lebih maju, kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan sehingga, alih-alih menjadi masyarakat yang bergantung, tetapi menjadi masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan di atas kemampuan sendiri.
Ketiga, pengendalian perilaku dalam produksi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali sesuai norma etika menuju terbentuknya masyarakat yang adil. Ketiga pilar moralitas dan etika tersebut harus dibina dan dikembangkan pada setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.
Sekian, Terima Kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Faradilla Bastari -
Nama: Faradilla Bastari
NPM: 2113053032
Kelas: 3B

Analisis saya terkait jurnal yang berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan yakni salah satunya mengutip dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Yang dimaksud dengan kekuasaan adalah wewenang yang dimiliki seseorang untuk mengatur dan menjalankan sesuatu hal. Lalu konflik adalah pertentangan antara dua pihak yang berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan agar mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan organisasi, pengaruh pribadi, atau keduanya. Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk melakukan kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya, maka orang tersebut mempunyai kekuasaan jabatan. Namun, jika kekuasaan didapat dari melukai orang lain, kekuasaan tersebut malah akan menghancurkan individu itu sendiri bahkan orang lain.

Konflik perlu dihindari karena akan menyebabkan banyak kerugian. terutama kerugian pada orang terdekat. Mungkin jika masih bisa dikontrol/ tidak merugikan, mungkin masih dibolehkan seperti perbedaan pendapat yang saling menghormati pendapat masing-masing. Cara menyelesaikan konflik adalah salah satunya dengan mendengarkan semua pihak. Buatlah orang merasa terlibat dengan mengundangnya untuk berbicara terlebih dahulu. Dengan begini, ia menyadari bahwa pendapatnya juga didengar. Dalam konflik kekuasaan, hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan konflik tersebut adalah merjemahkan apa yang sebenarnya individu inginkan, mengumpulkan sebanyak mungkin informasi, tetapkan bentuk proses negosiasi, sampaikan pesan yang tepat kemudian negosiasikan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Vera Nalia -
Nama : Vera Nalia
Npm : 2113053149
Kelas : 3B
Analisis jurnal 1 yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu. Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik kepentingan umum. Misalnya, pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan akan mengakibatkan konflik antara kepentingan individual dan masyarakat keseluruhan, jika hak warga atas tanah itu dirampas begitu saja. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Kalau tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat justru "meng -gairahkan" kehidupan bermasyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Padahal, jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, maka mengelola tradisi konflik kepentingan, justru memberi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin, Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat terdapat potensi individual. Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan. Terlebih moral negatif keserakahan itu menjadi watak para pemimpin dan pejabat pemerintahan. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.
terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by VINKA BERLIANA KUSUMAWIJAYA -
Nama: Vinka Berliana Kusumawijaya
NPM: 2153053022
Kelas; 3B

izin menjawab,
Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta, menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subyek dan obyek, di dalam mana subyek melakukan suatu kebaikan terhadap obyek. Untuk itu, maka tanpa pengetahuan mendalam mengenai sifat hakikat obyek, tidak mungkin subyek bisa melakukan kebaikan terhadap obyek. Begitu pula halnya, di balik istilah kearifan juga terdapat suatu pengetahuan mendalam berupa nilai -nilai.

Berdasar pada kerangka pikir di atas, sistematika pembahasan tentang manusia dan masyarakatnya, diawali dengan pemikiran filosofis, dilanjutkan denga n pemikiran etika dalam kehidupan bermasyarakat dan etika pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat. Khusus mengenai pemikiran terakhir, dipandang perlu karena pendidikan adalah satu -satunya cara penanaman nilai-nilai moral dan etika. Mengenai pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan “Timur” menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974) misalnya, berpendapat bahwa: “manusia termasuk jenis yang cara hidupnya berkelompok, jadi
serupa dengan jenis lebah. Dalam kelompok, orang saling memberi dan mengambil kefaedahan masing-masing. Tindakan tersebut dinamakan gotong -royong atau kemasyarakatan. Adapun cara bertindak untuk saling memberi dan mengambil faedah masing -masing adalah sebagai berikut. Misalnya tukang besi, pekerjaannya tidak lain hanya memukuli besi, namun ia makan nasi, walaupun tidak menanam padi.

Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Menurut sudut pandang manajemen pendid ikan, ada dua pilihan yaitu apakah dengan sistem menyeragamkan atau justru membina kebebasan untuk mengembangkan berbagai kreativitas individual. Jika penyeragaman dipilih, maka potensi kreativitas individual sebagai hak individu bisa terancam tidak berkembang. Sebaliknya, jika pembebasan dipilih, maka kemapanan sosial sebagai hak masyarakat bisa goyah. Jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi
satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class).

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by NUR FITRIYANA PRATIWI -
Nama : Nur Fitriyana Pratiwi
Npm : 2113053195
Kelas : 3B

Izin menjawab,
berdasarkan jurnal tentang "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan" maka analisis saya bahwa filsafat berarti Cinta kearifan yang merupakan bentuk perilaku yang mengandung nilai-nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu, secara etimologis, dalam pengertian filsafat itu sendiri, memang ada persoalan tentang sistem perilaku (moralitas) atau etika.masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.

kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara p aham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi s eorang individu berkepribadian ideal. Sebaliknya, dengan demikian otomatis masyarakat menemukan jati dirinya yaitu sebagai suatu sistem manajemen sosial.

Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Fara Sasmiati -
Nama : Fara Sasmiati
Npm : 2113053267
Kelas : 3B

Izin menjawab Pak/Bu,
Berdasarkan jurnal yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”, telah kita ketahui Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik. Misalnya, pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan akan mengakibatkan konflik antara kepentingan individual dan masyarakat keseluruhan, jika hak warga atas tanah itu dirampas begitu saja. Kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Kalau tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat justru "meng -gairahkan" kehidupan bermasyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Padahal, jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat, maka mengelola tradisi konflik kepentingan, justru memberi keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin. Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat terdapat potensi individual. Jadi, paradigma konflik sosial antara dua kepentingan menjadi lebih rumit. Potensi individual yang terkandung di dalam individualisme berubah menjadi negatif berupa keserakahan, Terlebih moral negatif keserakahan itu menjadi watak para pemimpin dan pejabat pemerintahan. Maka dari itu konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu yang dimiliki. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan. Misalnya analisis obyek tentang kepentingan individual, menghasilkan ragam jenis, dan bentuk.

Pertentangan antara dua paham masyarakat, antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu diperangi, tetapi menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kesadaran moral memfasilitasi terbentuknya ikatan sosial berupa kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral ini berfungsi sebagai pengetahuan setiap individu dalam masyarakat. Wawasan sosial ini mempromosikan kehidupan sosial yang meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Kemungkinan kreatif ini akan membuat kehidupan masyarakat lebih maju, kreatif, produktif dan mandiri di masa depan, dan bukan komunitas yang bergantung tetapi komunitas otonom yang dapat mengatur kehidupannya sendiri. hadiah. Karena itu, mereka secara moral dan etis bertanggung jawab atas perilaku produktif mereka dalam kehidupan sosial, baik di tingkat individu maupun institusional. Memang, jika berhasil, konflik kepentingan antara individualisme dan kolektivisme menjadi energi sosial yang mendorong tumbuhnya masyarakat yang berkeadilan. Dalam masyarakat yang berkeadilan, setiap individu memiliki kebebasan yang dinamis untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi individu yang berkepribadian ideal.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by RAFIDO AZURI -
Nama : Rafido azuri
NPM : 2113053115
Kelas : 3B
Berdasarkan jurnal yang telah saya baca dan analisis mengenai “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan’. Saat ini memang problematika kehidupan semakin sering terjadi dan kompleks. Banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya berbagai permasalahan ini. Sehingga menodai hubungan baik yang teralin antara manusia dengan manusia. Ketika ditelusuri lebih dalam hal ini dipicu oleh kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat. Moral yang merupakan segala sesuatu yang berasal dari hati nurani tentu harus mengedepankan sikap, perilaku dan tindakan yang baik.oleh karena itu ,
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
1. Kesadaran moral
2. Kreativitas dalam reproduksi
3. Pengendalian perilaku dalam berproduksi
3 poin diatas perlu sekali di amati ,karena dengan kesadaran moral, dunia batin menjadi dinamis bergerak menuju perilaku jujur, bersyukur, sabar dan ikhlas. Jika kesadaran moral tumbuh, maka norma etika dan aturan hukum positif akan mudah dipatuhi oleh siapapun (khususnya pemimpin).
Harapannya Ketiga poin moralitas dan etika tersebut harus dibina dan dikembangkan pada setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.
Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Silva Ayuningsih -
Nama : Silva Ayuningsih
NPM : 2113053028
Kelas : 3B

Analisis jurnal 1 yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”

Tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Proses demokratis untuk meraih suatu kekuasaan semakin dikendalikan sepenuhnya dengan sistem “money politics”. Sudah barang tentu, tidak menghasilkan pemimpin yang aspiratif bagi kepentingan umum. Di sepanjang masa jabatanya, mereka hanya sibuk untuk secara cerdik menciptakan kesempatan berkorupsi.

Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat
abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif). Misalnya, “korupsi” adalah perilaku tidak bermoral, tetapi “tidak membayar pajak” (karena alasan tertentu) adalah perilaku tidak etis. Tetapi, keduanya tetap mempersoalkan masalah yang sama, yaitu perilaku. Sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat; dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing - masing. Jadi dapat dipahami bahwa pada satu sisi, kesempurnaan dunia hidup bersama tergantung pada optimalisasi pengembangan kepribadian individu.

Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang hidup dengan mengisolir diri di tengah hutan, seolah-olah tidak memerlukan moral dan etika. Tetapi ketika mulai memanfaatkan sumber daya hutan, apalagi jka cara pemanfaatannya cenderung merusak, maka perilakunya sudah masuk ke dalam lingkup moral dan etika. Hal itu karena kelangsungan hidup dan kehidupan pada umumnya, termasuk kehidupan bermasyarakat, mutlak bergantung pada keberadaan hutan. Sejak lahir, manusia menyandang sifat labil. Meski di dalam sifat labil terkandu ng potensi dinamis, tetapi jika tidak mendapat binaan secara tepat justru bisa merusak kehidupan. Di balik ke-labil-an itu terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi tuntutan kodrat manusia. Manusia siapapun, di manapun berada, sampai kapanpun wajib berpendid ikan di dalam menghadapi setiap peri-kehidupannya. Dari sisi pendidikan, dalam kehidupan bermasyarakat terkandung sistem interaksi menyatukan dalam bentuk saling didik-mendidik antara pihak yang satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Di balik fakta itu, ada keberagaman potensi individual. Seseorang yang lebih menguasai bidang tertentu, wajib mendidik yang lain dan sebaliknya ia harus siap untuk mendapat didikan orang lain yang lebih menguasi bidang yang berbeda.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ulya Dwi Badzlina -
Nama : Ulya Dwi Badzlina
NPM : 2113053175
Kelas ; 3B
Izin menanggapi.
Berdasrkan jurnal yang telah saya baca dengan judul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” dapat dianalisis bahwasannya Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untuk mencapai tujuan kesejahteraan umum.Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya. Jadi, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat.Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas.Jadi, atas potensi kreatifnya itu, kehidupan masyarakat menjadi lebih lebih maju, kreatif, produktif, dan mandiri di masa depan, sehingga, bukan menjadi masyarakat bergantung,melainkan masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan atas kemampuan sendiri.Untuk itu, di dalam kehidupan bermasyarakat baik pada taraf individual maupun kelembagaan sosial secara moral dan etika bertanggung -jawab atas perilaku berproduksi.Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan.Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat.Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan.Didalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi seorang individu berkepribadian ideal.

Terima Kasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by BAGUS ADI SAPUTRA -
Nama : Bagus Adi Saputra
NPM : 2113053147

Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa di kehidupan nyata saat ini pada masyarakat masih banyak diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yang masih sering terjadi yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Dari dua konflik tersebut dapat dikatakan bahwa perbedaan pendapat dan tidak saling menghormati di antara masyarakat masih sering terjadi, bahkan dicontohkan juga misalnya ketika dalam pembebasan lahan untuk kepentingan jalan yang tentunya bersifat umum malah memicu terjadinya konflik antar masyarakat baik pemilik lahan itu sendiri terlebih lagi masyarakat lain yang terprovokasi karena masih memihak satu golongan saja. Hal ini tentu saja menjadi kasus krisis moral yang terjadi pada masyarakat, dijelaskan juga menurut filsafat moral (etika) bahwa masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu.
Terakhir dijelaskan bahwa Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi. Teknologi dan perindustrian, memiliki kekuatan pelipat-gandaan dalam berproduksi, tetapi perlu diingat bahwa kharakteristik berproduksi seperti itu, berakibat eksploratif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam, sehingga ekosistem bisa terancam.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by ADELIA MAWARNI -
Nama : Adelia Mawarni
Npm : 2113053017
Kelas : 3B

Izin menjawab berdasarkan analisis saya mengenai jurnal 1 yang berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan, cinta kearifan adalah suatu bentuk perilaku yang bersubstansi nilai -nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu, secara etimologis, dalam istilah filsafat sendiri memang terkandung persoalan tentang sistem perilaku ( morality) atau etika.Norma moral adalah aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia”. Sedangkan mengenai etika, ditandaskan b ahwa “etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran -ajaran moral”. Lebih lanjut, ditekankan bahwa “etika mempersoalkan tentang mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu, bagaimana kita dapat mengambil si kap yang bertanggung-jawab berhadapan dengan pel bagaimoralitas”. de Vos (1987), mengatakan bahwa “etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan dan moral. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong orang untuk melakukan tindakan - tindakan yang baik sebagai kewajiban untuk norma”. sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang memasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Perbedaan setiap potensi individual mengendap di dalam keutuhan masyarakat; dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing - masing. Jadi dapat dipahami bahwa pada satu sisi, kesempurnaan dunia hidup bersama tergantung pada optimalisasi pengembangan kepribadian individu. Pada sisi berlawanan, kesempurnaan kepribadian setiap individu tergantung pada kualitas sistem komunikasi yang berl aku di dalam dunia kebersamaan.

tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya, mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu k mencapai tujuan kesejahteraan umum. Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya. , kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara p aham individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan, setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi dirinya menjadi s eorang individu berkepribadian ideal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by SEPTI AYU NINGRUM -
Nama : Septi Ayu Ningrum
Npm : 2113053157
Kelas : 3B
Izin menanggapi bu,
Berdasarkan jurnal diatas yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” Secara etimologis, istilah filsafat sendiri berakar dari bahasa Yunani “philo sophia”, tersusun dari kata - kata ‘philein’ atau ‘philia’ yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan (Suhartono, 2005). Jadi, istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Lalu pengertian dari moral dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “moralitas” ( Ensiklopedi Umum, 1977) yaitu “tata tertib tingkah laku yang dianggap baik atau luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat”. Jadi, moralitas kurang lebih berarti dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika, berakar dari bahasa Yunani, “ ethos”, juga berarti kebiasaan atau watak. Dari bentuk hubungan antara moral dan etika dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal, sedangkan etika lebih bersifat konkret khusus (obyektif).

Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya, mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu k mencapai tujuan kesejahteraan umum. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah (middle class).Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi. Teknologi dan perindustrian, memiliki kekuatan pelipat-gandaan dalam berproduksi, tetapi perlu diingat bahwa kharakteristik berproduksi seperti itu, berakibat eksploratif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam, sehingga ekosistem bisa terancam. Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat berkead ilan. Oleh sebab itu, maka tiga pilar moralitas dan etika tersebut wajib ditanamkan serta dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap individu baik melalui keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar.

Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by OI' KURNIYATI -
Nama : Oi' Kurniyati
NPM : 2113053282

Analisis Jurnal 1 pert 13 "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat:
Suatu Pemikiran Kefilsafatan"

Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai konflik yang ada. Ada konflik kepentingan umum seluruh masyarakat dan juga konflik kepentingan khusus bagi setiap individu. Semakin zaman berkembang, semakin mudah juga untuk mengakses berbagai informasi dari luar. Kesuksesan masyarakat di negara maju dapat menstimulasi masyarakat di negara berkembang untuk bisa berkehidupan dengan berkelimpahan harta dalam waktu sesingkat mungkin. Namun, pendidikan yang dimiliki masih belum cukup untuk menjadikan masyarakat di negara berkembang menjadi kreatif dalam menciptakan cara sukses tersebut seperti masyarakat di negara maju. Akhirnya, keinginan yang besar dengan tanpa dibarengi usaha dan kemampuan yang mendukung pula, banyak masyakarat di negara berkembang memilih cara-cara yang menyeleweng dari aturan, seperti penipuan dan korupsi.

Kesadaran moral juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitasbersyukur (ketika memperoleh sesuatu), bersabar (ketika mendapat ujian hidup) dan berikhlas (ketika harus kehilangan). Sesungguhnya, kesadaran moral itu selalu ada di dalam diri setiap orang. Untuk mencapai tujuan hidup, maka harus ada kreativitas yaitu suatu kecakapan dan ketrampilan dalam membuat perubahan.
Setiap perubahan berfungsi sebagai dorongan ke arah tujuan hidup. Kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan memfungsikan segala potensi individual untuk “social eforcement”, sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses
mencapai kesejahteraan umum.

Dalam kehidupan bermasyarakat terkandung sistem interaksi menyatukan dalam bentuk saling didik-mendidik antara pihak yang satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Di balik fakta itu, ada keberagaman potensi individual. Masyarakat saling mendidik dengan sesuai bidang / potensi yang ia kuasai. Ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu:
1) pencerdasan spiritual, menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan,
2) pencerdasan intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan setiap persoalan yang muncul di sepanjang kehidupan,
3) pencerdasan moral, membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai bagi tujuan kehidupan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ronald Sitorus -
Nama : Nisa Juwita
NPM : 2113053256
Kelas : 3B
Izin menjawab hasil analisis saya mengenai jurnal tentang “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”
.
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya, mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu k mencapai tujuan kesejahteraan umum. Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya.
Persoalan mendidik tentu tidak sebatas calistung melainkan lebih dari itu. “Nilai” dalam persoalan moralitas harus menjadi pertimbangan mendasar bagi pendidik (Boiliu, 2007). Menurut “Max Scheler”: nilai adalah hal yang dituju oleh perasaan, yang mewujudkan apriori emosi (Wahana, 2007, hal. 26). Nilai bukan ide atau cita, melainkan sesuatu yang konkrit yang hanya dapat dialami dengan jiwa yang bergetar, dengan emosi. Mengalami nilai tidak sama dengan mengalami secara umum, dalam mendengar, melihat, mencium dan lain- lainnya. Akal tidak dapat melihat nilai sebab nilai tampil jikalau ada rasa yang diarahkan kepada sesuatu.
In reply to Ronald Sitorus

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ronald Sitorus -
Nama : Ronald sitorus
NPM : 2153053045
Kelas : 3B
Izin menjawab hasil analisis saya mengenai jurnal tentang “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”
.
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu. Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya, mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu k mencapai tujuan kesejahteraan umum. Adapun kesejahteraan umum bukan hanya berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya.
Persoalan mendidik tentu tidak sebatas calistung melainkan lebih dari itu. “Nilai” dalam persoalan moralitas harus menjadi pertimbangan mendasar bagi pendidik (Boiliu, 2007). Menurut “Max Scheler”: nilai adalah hal yang dituju oleh perasaan, yang mewujudkan apriori emosi (Wahana, 2007, hal. 26). Nilai bukan ide atau cita, melainkan sesuatu yang konkrit yang hanya dapat dialami dengan jiwa yang bergetar, dengan emosi. Mengalami nilai tidak sama dengan mengalami secara umum, dalam mendengar, melihat, mencium dan lain- lainnya. Akal tidak dapat melihat nilai sebab nilai tampil jikalau ada rasa yang diarahkan kepada sesuatu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by SEKAR SARI SAPTUTI -
Nama : Sekar Sari Saptuti
NPM : 21130531253
Kelas : 3b
Izin menjawab.
Dari jurnal di atas, Moralitas dan etika sosial memiliki tiga komponen yang harus dimajukan agar dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta menunjukkan bahwa potensi individu terbatas. Sedangkan keberadaan hidup manusia diarahkan pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia harus memelihara dan mengembangkan keberadaan kehidupan ini. Karena keterbatasan tersebut, munculnya kesadaran moral pada setiap individu didorong untuk membangun kehidupan masyarakat. Sadar akan segala keterbatasannya, mereka mengubah keragaman potensi individunya dalam bentuk sistem kerjasama dan mengubahnya menjadi kekuatan sosial untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama.

Kesejahteraan umum tidak hanya memengaruhi kolektif, tetapi juga semua anggota individu. Kesadaran moral dengan demikian mendorong terbentuknya ikatan sosial berupa kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral ini kemudian berfungsi sebagai pengetahuan bagi semua individu dalam masyarakat. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Pemahaman sosial ini mendorong kehidupan sosial untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Kreativitas kehidupan sosial sangat ditentukan oleh kelas sosial borjuis. Kelompok ini terdiri dari para intelektual yang berkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan iptek. Berdasarkan pengetahuan tersebut, mereka secara kreatif bekerja sama untuk meningkatkan produksi pangan, sandang, papan dan sarana penghidupan lainnya. Sekian, terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by LUTVI CHAHYANI -
Nama: Lutvi Chahyani
NPM: 2113053121
Kelas: 3B

Izin menjawab,
Berdasarkan jurnal yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat Suatu Pemikiran Kefilsafatan” pada abad ini masyarakat masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara umum ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Saat ini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Menurut filsafat moral (etika), masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan ko lektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat.
Secara langsung atau tidak langsung, moralitas dan etika hanya bisa berlaku secara sempurna di dalam kehidupan bermasyarakat. Karena sifatnya yang universal, maka pemikiran kritis tentang moral dan etika lebih menyoal pada masalah kesadaran moral, yang berkedudukan pada awal dari seluruh kegiatan hidup. Sadar akan asal-mula dan tujuan kehidupan, maka manusia sadar tentang apa yang perlu dilakukan dalam menjalani kehidupannya. Atas kesadaran moralnya, seseorang terdorong untuk melakukan perbuatan yang baik dan bernilai guna bagi kelangsungan dan tujuan hidup. Dari sisi pendidikan, dalam kehidupan bermasyarakat terkandung sistem interaksi menyatukan dalam bentuk saling didik -mendidik antara pihak yang satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam runag lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu pencerdasan spiritual, pencerdasarn intelektual, dan pencerdasan moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Annisa Rahmah -
Nama : Annisa Rahmah
Npm : 2113053051

Menurut analisis saya terkait jurnal “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” dalam hidup bermasyarakat setiap orang harus berpedoman kepada norma-norma dan etika yang berlaku agar terhindar dari masalah dan dapat mengatasi permasalahan. Menurut filsafat moral (etika) masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antara individu untuk mencapai tujuan bersama.

Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan yaitu :
1. kesadaran moral
2. kreativitas dalam reproduksi
3. pengendalian berprilaku dalam berproduksi
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Dian Ananta Isrovi -
Nama : Dian Ananta Isrovi
NPM : 2113053061
Kelas : 3B
Izin menanggapi ibu,

Berdasrkan jurnal yang telah saya baca dengan judul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”. Memasuki abad ke-21, kehidupan nyata masyarakat manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi. Kesadaran moral yang kuat dengan demikian mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali sesuai dengan standar etika untuk membentuk masyarakat yang adil. Oleh karena itu, tiga pilar moralitas dan etika harus dipupuk dan dikembangkan di dalamnya setiap individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat. Jika ini berhasil, konflik kepentingan antara individualisme dan kolektivisme menjadi nyata, akan ada energi sosial untuk mendorong tumbuhnya masyarakat yang berkeadilan setiap individu memiliki kebebasan yang dinamis. Optimalisasi potensi dirinya untuk menjadi individu dengan kepribadian yang ideal. Dan sebaliknya, dengan demikian masyarakat secara otomatis menemukan identitasnya, yaitu sebagai suatu sistem kontrol sosial.
Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Susi Riyanti -
Nama: Susi Riyanti
NPM: 2113053292
Kelas: 3B
Berdasarkan jurnal “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” dapat kita ketahui bahwa kehidupan nyata masyarakat manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu. Ketika kepentingan umum tidak menyerap keberagaman tuntutan individual dan ketika kepentingan individual mengganggu kepentingan umum, maka pasti terjadi konflik.
Menurut filsafat moral (etika), masyarakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Oleh sebab itu, kunci persoalannya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi watak perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral terbingkai dalam sistem norma-norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan akan terselenggara secara berkeadilan.
Konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu dibenturkan, tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika, sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk dikembangkan secara berkelanjutan yaitu Kesadaran moral, Kreatifitas dan Produktif, Pengadilan perilaku dalam produksi

Sekian, terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nana Nabila Putri -
Nama : Nana Nabila Putri
NPM : 2113053152
Kelas : 3B

Izin menanggapi Pak/Ibu,
Analisis saya mengenai jurnal 1 yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan”. Dengan adanya pemikiran secara filosofis, masyarakat dapat mengatasi berbagai permasalahan didalam kehidupannya karena memiliki prinsip baik dan bijak.
Filsafat membantu pemikiran masyarakat untuk mencoba mencari kejelasan kembali tentang hakikat manusia dan masyarakatnya, agar kemudian bisa menilai kelayakan konflik antara individualisme dan kolektivisme di dalam kehidupan bermasyarakat. Mengaplikasikan filsafat moral yang dalam Pendidikan di lembaga formal dapat membantu membangun suatu karakter yang lebih baik, bukan hanya sekedar dogmatis, melainkan konstruktif berdasarkan pemikiran individu tersebut.

Filsafat tidak hanya memberikan pengetahuan baru, namun juga mengajak individu untuk berpikir tentang kehidupan secara lebih mendalam, termasuk tentang visi misi dan cara menyikapi suatu persoalan yang nantinya secara tidak langsung akan berasosiasi dalam pengembangan karakter kinerja individu. Dengan dikelolanya kemampuan bernalar kritis serta reflektif tentang moral kerja melalui pengaplikasian filsafat moral, maka ia dapat mengajarkan individu untuk membuat keputusan dengan berpijak pada pertimbangan-pertimbangan yang tepat. Kehidupan bermasyarakat itu saling berikatan dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.

Relativitas keterikatan sosial itu berakar dari kesadaran bersama bahwa di dalam kehidupan ini ada tujuan bersama yang harus diraih dan untuk mencapainya harus dengan mengorganisir kemampuan bersama karena itu diperlukannya sebuah organisasi sosial sebagai sarana manajerial untuk mensenyawakan setiap kemampuan individual menjadi kemampuan sosial yang lebih besar dan energik. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial (social action). Masyarakat memproses seluruh jenis pengertian, perasaan dan perilaku individual dalam jumlah tak terbatas. Maka, muncullah suatu pemikiran bahwa seharusnya kehidupan bermasyar akat itu “berkeadilan”.
Terima Kaih Pak/Bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Bernaditus Heraldi -
Nama : Bernaditus Heraldi
NPM : 2113053260
Kelas : 3 B

Izin menjawab, Menurut analisis saya dari jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan" dimana seperti yang kita tahu bahwa menurut filsafat moral, masyarakat merupakan suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat itu sendiri terdiri dari beberapa manusia yang membentuk kelompok menjadi satu, itulah masyarakat, dimana sifat hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu yang bermasyarakat dan makhluk sosial yang mengindividu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat adalah suatu kelompok yang mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial yang kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul melainkan suatu proses sosial dimana di dalamnya terdapat individu yang diberi ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi sosial.

Dalam pendidikan moral dan etika bermasyarakat sangat berlaku, di mana terdapat norma kesusilaan, norma hukum, dan norma sopan santun. Bahkan di dalam pendidikan pun moral dan etika sangat diutamakan, karena sepintar-pintar apapun manusia jika moralnya sangat rendah maka ilmu yang diberikan pun tidak akan berguna. Oleh karena itu pendidik wajib sekali mendidik anak-anaknya untuk memahami apa itu nilai moral etika di dalam masyarakat agar nantinya ketika anak-anak tersebut terjun ke dalam masyarakat mereka tidak akan mendapatkan perlakuan buruk dikarenakan mereka kekurangan ilmu dalam beretika bermoral dan beragama.
Terima kasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by AGUSTINA YOBEE -
Nama : Agustina Yobee
Npm : 2113053302
Kelas : 3B
Izin menjawab,
Berdasarkan jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Suatu Pemikiran Kefilsafatan" yang sudah saya analisis. Istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung ilmu yang dalam. Kata cinta, menunjukkan hubungan yang mempersatukan antara subjek dan objek, di mana subjek melakukan sesuatu yang baik terhadap objek.
Cinta kearifan merupakan bentuk perilaku yang mengandung nilai-nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu, secara etimologis, dalam pengertian filsafat itu sendiri, memang ada persoalan tentang sistem perilaku (moralitas) atau etika.
Kemudian, dari pendekatan filosofis dan moral atau etika dapat disusun kerangka pemikiran bahwa jika setiap individu memiliki dorongan moral yang kuat untuk berbuat baik, berarti mereka berada dalam ikatan moral dalam dunia kebersamaan. Dalam satu ikatan moral, mereka bersosialisasi menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan bersama. Jadi tidak perlu terjadi konflik.
Berdasarkan kerangka di atas, pembahasan sistematis manusia dan masyarakatnya dimulai dengan pemikiran filosofis, diikuti dengan pemikiran etis dalam kehidupan sosial dan etika pendidikan dalam kehidupan sosial.
menurut keberadaannya, kodrat fitrah manusia adalah sebagai makhluk individu yang bersosialisasi dan makhluk sosial individu. Perbedaan potensi masing-masing individu mengendap dalam keutuhan masyarakat dan sebaliknya keutuhan masyarakat tergantung pada sistem harmonisasi hubungan antar individu dengan keragaman potensi masing-masing. Sehingga dapat dipahami bahwa di satu sisi kesempurnaan dunia koeksistensi bergantung pada optimalisasi perkembangan kepribadian individu.
Pendidikan yang menjadi kebutuhan manusia dan harus dipenuhi, dinilai mampu untuk membina dan mengembangkan moral. Sehingga dalam hal ini dalam kehidupan yang bersifat umum seperti dunia masyarakat haruslah senantiasa memiliki dan mengembangkan kesadaran moral. Betapa pentingnya moral ini berperan untuk membantu memupuk rasa persatuan dan kesatuan. Jika setiap orang sadar akan pentingnya menjunjung moral dan juga etika, maka akan lahir kehidupan masyarakat yang damai dan tentram. Keterikatan sosial semakin terjalin dengan baik.

Kesadaran moral inilah yang akan mendorong mereka untuk membangun dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka yang akan mereka gunakan untuk memajukan kehidupan mereka menjadi kehidupan sosial yang maju dan berkembang.

terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by SYAFIRA DWI SYAKINA -
Nama : Syafira Dwi Syakina
Npm : 2153053026

Izin menjawab bu, Menurut saya Istilah filsafat berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung ilmu yang dalam. Kata cinta, menunjukkan hubungan yang mempersatukan antara subjek dan objek, di mana subjek melakukan sesuatu yang baik terhadap objek.
Cinta kearifan merupakan bentuk perilaku yang mengandung nilai-nilai aksiologis keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu, persoalan utamanya terletak pada sejauh mana kesadaran moral dan etika menjadi ciri perilaku setiap individu. Jika kesadaran moral ini dibingkai dalam sistem norma perilaku sosial (etika), maka kedua kepentingan itu akan diselenggarakan secara adil.

Moral yang merupakan segala sesuatu yang berasal dari hati nurani tentu harus mengedepankan sikap, perilaku dan tindakan yang baik. Permasalah yang berkaitan dengan hati nurani tentunya banyak membawa berbagai konflik. Krisis untuk saling tidak mendominasi saat ini sudah mulai merebak. Keegoisan banyak bermunculan dan tentunya yang menjadi tujuan adalah keinginan untuk menang.

Tujuannya ialah agar manusia bisa saling bekerja sama dan membantu untuk melengkapi kekuranga tersebut melalui sistem yang telah mereka rencanakan dan mereka sepakati. Kesadaran moral inilah yang akan mendorong mereka untuk membangun dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka yang akan mereka gunakan untuk memajukan kehidupan mereka menjadi kehidupan sosial yang maju dan berkembang.

Sekian terimakasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by BAGUS ADI SAPUTRA -
Nama : Bagus Adi Saputra
NPM : 2113053147

Dalam jurnal tersebut dijelaskan mulai dari ketika memasuki abad ke-21, kehidupan nyata masyarakat manusia masih tetap diliputi berbagai macam konflik. Secara klasik, ada dua jenis konflik kepentingan yaitu antara kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepenti ngan khusus bagi setiap individu. Kini, tradisi konflik antara kepentingan individu dan masya rakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan. Sedangkan yang muncul adalah konflik antar individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Menurut filsafat moral (etika), masya -rakat adalah suatu sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Maka konflik antara kepentingan individual (individualisme) dan kepentingan kolektif (kolektivisme) justru menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat. Kehidupan bermasyarakat adalah suatu sistem manajemen untuk mengorganisir kemampuan individual menjadi sebuah kekuatan sosial, agar kemudian tujuan bersama seluruh individu anggotanya dapat terwujud. Masyarakat bukan hanya tempat berkumpul, melainkan suatu proses sosial di dalam mana setiap ind ividu mendapat ruang gerak untuk melakukan berbagai aksi social.