tugas analisis

tugas analisis

Jumlah balasan: 32
berikan analisa mu mengenai penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, muali dari bagaimana cara menanamkannya , hambatan hambatan proses penanamannya, dan trik atau strategi apa yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita. 
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Amanda Surya Widiyati 2053053020 -
Nama : Amanda Surya Widiyati
NPM : 2053053020

Assalamualaikum,, Izin menanggapi..
1. penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan keluarga yaitu dengan upaya menjalankan perannya dalam pendidikan moral dilingkungan keluarga harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran nilai moral bagi anak. Dengan demikian perilaku orang tua di rumah harus senantiasa menunjukkan perilaku yang positif dari sisi nilai moral. Jika anak sering dibohongi di rumah, maka ia juga cenderung akan sering berbohong kepada orang lain. Selain itu, berikan sanksi seketika setelah anak melakukan kesalahan
• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga yaitu dikarenakan banyaknya rutinitas orang tua tersebut menyebabkan timbulnya problem bagi orang tua, karena orang tua tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan memberikan perhatian serta pengawasan langsung terhadap pembinaan akhlak remaja. Sehingga dengan kondisi ini menimbulkan dampak negatif terhadap moral dan akhlak anak. Dalam hubungan ini bila orang tua memiliki akhlak yang kurang baik, dapat dipahami pula akhlak anak dan remaja mereka tidak akan mendapatkan hasil yang baik seperti yang diharapkan.
• trik atau strategi yang tepat dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah, membiasakan anak pamit jika keluar rumah, membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah, menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah, menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis, dan membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu.

2. penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan sekolah yaitu dengan usaha pembentukan penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah , secara berbarengan dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan berdasarkan nilai; melakukan pilihan secara bebas setelah menimbang dalam-dalam berbagai konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan.

• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah yaitu tidak ada / kurangnya keteladanan yang diberikan, pendidik yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan, lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran dan kurangnya fasilitas yang memadai sehingga peserta didik kurang nyaman.

• trik atau strategi yang tepat dipakai agar penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dapat membiasakan siswa berbudaya salam,sapa dan senyum, tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru, menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah, menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah, membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun, mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas, mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan

3. penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan cara menanamkan nilai moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan adab menghormati yang lebih tua, mengamalkan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama seperti tolong menolong.

• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu tidak ada kepedulian, tidak merasa bertanggung jawab, dan menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

• trik atau strategi yang tepat dipakai agar nilai dan moral dilingkungan masyarakat tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah, membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum, menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Intan Bestika Putri 2053053026 -
Nama : Intan Bestika Putri
NPM : 2053053026

Izin menanggapi bu,
Pendidikan nilai moral merupakan sebuah harapan untuk meminimalisir efek buruk bagi kemajuan bangsa. Namun, kini yang menjadi masalah utama di negara kita adalah krisis moral, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Adanya krisis moral tersebut menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan nilai moral. Cara kita menanamkan nilai moral pada peserta didik yaitu dengan tanggung jawab. Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. Sebagai orang tua, kita juga harus mengajarkan kepada anak sikap saling menyayangi. Beri pemahaman kepada anak bahwa menyakiti orang lain adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa menyakiti itu bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya mengejek. Akhirnya, anak akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua dan menyayangi dengan yang usianya lebih muda.

Dalam cara menanamkan nilai moral pada anak, pasti kita akan mengalami berbagai hambatan dalam proses penanamannya, di antaranya yaitu pada saat proses pelaksanaan. Hambatan tersebut terjadi karena adanya perbedaan lingkungan antara lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga juga menjadi sebuah kendala tersendiri. Keluarga merupakan faktor yang pertama dan utama dalam mempengaruhi perkembangan anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, sehingga keluarga mempunyai peran yang banyak dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak, serta memberi contoh yang nyata kepada anak. Cara orang tua dalam mendidik anak juga mempengaruhi perkembangan perilaku dan kepribadian anak. Selain itu hambatan juga berasal dari faktor lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat juga berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Karena disanalah tempat mereka bergaul, melihat orang-orang berperilaku, menyaksikan berbagai peristiwa, dan juga tempat mereka untuk menemukan sejumlah aturan dan tuntunan yang biasa terjadi di masyarakat. Pengalaman-pengalaman interaksi anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku dan perkembangan kepribadian peserta didik. Sedangkan kondisi dan situasi lingkungan masyarakat sekarang adalah banyak memberikan dampak negatif seperti kekerasan dikalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk, meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, membudayanya ketidakjujuran.

Melihat dari berbagai hambatan tersebut, kita perlu strategi yang tepat agar penanaman nilai moral dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita. Untuk menanamkan nilai moral pada anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain:
1.Pembiasaan, inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.

2.Bercerita, sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3.Nasihat merupakan kata-kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.

4.Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Cindy Ardila Putri 2053053043 -
Nama:Cindy Ardila Putri
NPM:2053053043
Izin menanggapi bu

1.PENANAMAN NILAI DAN MORAl DILINGKUNGAN KELUARGA
-Ajari kejujuran
Orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa kejujuran akan membawa kepada kebahagiaan dan kebohongan hanya akan indah di awal tetapi membawa penderitaan sepanjang hidup. Sekecil apapun kebohongan tetap saja akan membawa dampak yang besar bagi kehidupan.
-Latih tanggung jawab
Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat.
-Mengajarkan sikap menyayangi
Sebagai orang tua, juga harus mengajarkan kepada anak bahwa menyakiti orang lain adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa menyakiti itu bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya mengejek. Akhirnya, anak akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua dan menyayangi dengan yang usianya lebih muda.
-Tanamkan disiplin
Sebagai orang tua jangan bosan untuk mengajak anak bangun di awal pagi, jangan lelah untuk mengajak anak sholat 5 waktu setiap hari, jangan letih untuk mengajarkan anak disiplin dalam belajar, mengaji, makan, tidur dan aktivitas harian lainnya.

2. PENANAMAN NILAI DAN MORA DILINGKUNGAN SEKOLAH
-Memberikan Contoh yang Baik untuk Siswa
Selain memberikan materi akademik, peserta didik harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Pendidik yang merupakan orang tua peserta didik di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru.
-Memberikan Apresiasi
Selain sebagai ucapan selamat atau Terima kasih atas keberhasilan yang diukir, apresiasi pada murid merupakan salah satu hal yang berharga guna menyemangatkan murid untuk kembali mengukir prestasi. Pendidik bukan hanya memberikan apresiasi pada pencapaian akademik saja, melainkan memberikan apresiasi kepada murid yang berperilaku baik, jujur dan saling membantu.
-Memberikan Pesan Moral pada Setiap Pelajaran
Disamping memberikan bank soal SD, sebagai pendidik kita harus menyisipkan nilai moral dalam pelajaran tersebut. Bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan penanaman moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Misalnya ketika mengajarkan matematika, guru bukan hanya memberikan rumus, tetapi mengajarkan bahwa hidup seperti mengerjakan soal matematika, ketika ada soal sulit kita harus berusaha, berpikir dan bersabar dalam menyelesaikannya.
-Jujur dan Terbuka pada Kesalahan
Setiap manusia tentu pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali guru. Sebagai pendidik mungkin pernah melakukan kesalahan baik dalam mengoreksi maupun menyampaikan materi, serta datang terlambat ke kelas. Pendidikk harus terbuka pada kesalahan sekecil apapun. Hal tersebut juga bisa dijadikan contoh pada murid untuk selalu berperilaku jujur dan tidak malu mengakui kesalahan.
-Mengajarkan Sopan Santun
Sopan santun merupakan perilaku yang wajib ditanamkan kepada siswa. Salah satunya dengan sejumlah sekolah yang menerapkan 5S yaitu salam, senyum, sapa, sopan dan santun. Meskipun terdengar sepele, namun sopan santun perlu diajarkan kepada speserta didik agar mereka dapat menjaga sikap saling menghormati.

3.PENANAMAN NILAI DAN MORAL DILINGKUNGAN MASYARAKAT
  1. Religius,Yaitu perilaku yang patuh terhadap pelaksanaan ajaran agama yang dianutnya.
  2. JujurPerilaku yang didasarkan pada upaya agar sealu dipercaya dalam perkataan maupun perbuatan yang dilakukan.
  3. DisiplinPerilaku disiplin menunjukkan perilaku yang tertib pada berbagai aturan. Adapun perilaku disiplin menunjukkan upaya bersungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
  4. Toleransi, adalah sikap saling menghargai terhadap perbedaan agama, suku, etnis, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
  5. Mandiri,sikap yang mencerminkan perilaku tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan kewajiban
5. HAMBATAN-HAMBATAN
-Perubahan nilai moral yang berbeda
Guru sebagai teladan sering kali “lupa” bahwasanya ia harus menjadi figure dan mencontohkan hal yang baik pada muridnya, ketika dia “lupa” akan hal itu. Kejadian yang demikian, akan membuat murid menjadi bingung dengan apa yang diajarkan dan apa yang dilihat berbeda sehingga menimbulkan rasa keragu-raguan dan ketidakpercayaan lagi pada gurunya.
-Nilai berbeda pada situasi berbeda,
Anak cenderung belum bisa memberi penilaian pada peristiwa unik atau khusus, karena itu anak menyamaratakan peraturan yang satu untuk kondisi yang berbeda. (Dian Ibung, 2009: 28-36)

6. STRATEGI DALAM PENANAMAN NILAI DAN MORAL
Pendidik adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Dilakukan dengan terus -menerus agar dengan seiring berjalan waktu akan menjadi kebiasaan 
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Intan Dewi Pangestika 2013053183 -
Nama : Intan Dewi Pangestika
NPM : 2013053183

1. Keluarga
Cara :
• Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
• Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih
• Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugas-tugas rumah
• Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang – barang yang dimilikinya
• Membiasakan dan mendampingi anak belajar / mengulang pejaran/ mengerjakan tugas sekolahnya
• Membiasakan anak pamit jika keluar rumah
• Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah
• Menerapkan pelaksanaan ibadah sholat sendiri dan berjamaah
• Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga
• Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis
• Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu
• Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin

Hambatan :
• Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua.
• Orang tua atau salah satu anggota keluarga ( orang dewasa ) yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang diterapkan
• Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan kasih sayang yang diterimanya’.
• Tempat tinggal yang tidak menetap

Penanaman nilai-moral di lingkungan keluarga yang telah disebutkan diatas seharusnya dilakukan secara rutin dan berulang dalam jangka waktu Panjang agar dapat menjadi kebiasaan dan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita.

2. Sekolah
Cara :
• Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa dan senyum :
 Tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru.
 Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah
 Menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah
• Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun
• Mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas
• Mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan
• Membimbing dan membiasakan siswa sholat Dhuha dan sholat dzuhur berjamaah di sekolah

Hambatan :
• Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan
• Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
• Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran

Penanaman nilai-moral di lingkungan sekolah yang telah disebutkan diatas seharusnya dilakukan secara rutin dan berulang dalam jangka waktu Panjang agar dapat menjadi kebiasaan dan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita.

3. Masyarakat
Cara :
• Membiasakan gotong royong, misalnya : membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
• Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan , merusak atau mencoret – coret fasilitas umum
• Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

Hambatan :
• Tidak ada kepedulian
• Tidak merasa bertanggung jawab
• Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

Penanaman nilai-moral di lingkungan masyarakat yang telah disebutkan diatas seharusnya dilakukan secara rutin dan berulang dalam jangka waktu Panjang agar dapat menjadi kebiasaan dan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Regita Tri Astuti 2053053016 -
Nama : regita tri astuti
Npm : 2053053016

Izin menjawab bu

Penanaman nilai dan moral dilingkungan :
A. Keluarga
Untuk menanamkan nilai dan moral pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain :
  • Internalisasi
Internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan sehari-hari
  • Keteladanan
“Anak adalah peniru yag baik.” Ungkapan tersebut seharusnya disadari oleh orang tua, sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan tindakannya ketika berada atau bergaul dengan anak-anaknya. Berbagi keteladanan dalam mendidik anak menjadi sesuatu yang sangat penting.
  •  Pembiasaan
Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.
  • Bermain
Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu dijaga dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas, yaitu melalui bermain.
  •  Cerita
Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  •  Nasihat
Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.
  • Penghargaan dan Hukuman
Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.
Dalam mensosialisasikan pendidikan karakter, orang tua mempunyai beberapa hambatan, diantaranya :
1. Perubahan zaman dan gaya hidup
2. Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak
3. Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
4. Perbedaan tipe kecerdasan anak
Dari berbagai kendala tersebut, orang tua harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan usahanya, serta harus lebih mengenal anak – anak agar penanaman karakter pada anak dapat berhasil.

B. Sekolah

nilai-nilai yang ditanamakan adalah :
  •  nilai agama (religius): kebiasaan berdoa sebelum memulai pelajaran, karena segala sesuatu yang dilakukan diawali dengan doa maka akan bermanfaat ilmu yang didapatnya, dan mengajarkan pentingnya belajar agama
  • Nilai kejujuran: mengajarkan mengoreksi soal/ulangan secara jujur tanpa pengawasan dari guru dan maupun di dalam kehidupan sehari-hari juga harus bersikap jujur seperti tidak berbohong ketika PR tidak dikerjakan begitupun tidak mencuri uang teman walau kesususahan.
  • Nilai kemandiriaan: Mengajarkan melakukan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya seperti member latihan individu tanpa ada yang menyontek dan apabila kedapatan akan diberi sanksi yang tegas. Nilai tanggung jawab: Mengajarkan pentingnya pembagian tugas tugas piket secara bergiliran, karena tidak akan menciptkan kecemburuan diantara masing-masing siswa apabila semua siswa mendapatkan piket dan pekerjaan yang dilakukan bersama-sama akan cepat selesai.
  • Nilai gender: Mengajarkan tidak membedakan perlakuan antara siswa laki- laki dan perempuan karena semua sama di mata seorang guru dan memberi kesempatan yang sama kepada keduanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Hambatannya adalah kadang-kadang siswa sedikit nakal, suka berkelahi kecil, menganggu teman namanya juga masih anak-anak yang mempunyai banyak sifat yang berbeda. Sehingga melalu tingkah laku tersebut, guru dapat membimbing, mendidik siswa agar lebih baik karena jikalau di didik sedari kecil maka ke depannya akan lebih mudah untuk melanjutkannya.

C. Masyarakat

Contoh-contoh perilaku penanaman nilai moral yang dapat diterapkan oleh masyarakat:
  • Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
  •  Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.
  • Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Hambatan yang terjadi yaitu terdapat selisih paham antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Solusinya yaitu dengan melakukan mediasi untuk menemukan jalan keluar dari masalah tersebut, harus ada orang ketiga yang mengingatkan dan memisahkan antara dua orang yang sedang berselisih paham

Sekian jawaban dari saya, terimakasih 
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Dewi Nurhanifah 2053053025 -
Nama : Dewi Nurhanifah
NPM : 2053053025
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh izin menanggapi

1. penanaman nilai moral dikeluarga ingkungan keluarga :

Saling menghormati antar sesama anggota keluarga
Saling menyayangi satu sama lain (saling melindungi)
Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap agama dan hukum
Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat.
Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll).
Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih
Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua. hambatan -hambatan penanaman nilai moral Pendidikan merupakan faktor penentu dalam menentukan dan mewarnai ke mana arah suatu generasi ditentukan. Tanpa adanya pendidikan yang cukup dan transformasi ilmu pengetahuan yang signifikan maka proses penanaman moral dan etika suatu generasi dipastikan akan mengalami hambatan yang cukup serius dari organisasi basis ini.

trik atau strategi yang tepat dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah, membiasakan anak pamit jika keluar rumah,

2. penanaman nilai moral dilingkungan masyarakat lingkungan masyarakat :

Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama
Rukun dengan tetangga yang berbeda agama.
Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga.
Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.
Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.
Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam
Hambatan di Sekolah
pendidik yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan

Trik atau strategi
membiasakan siswa berbudaya saling sapa dengan teman-teman bila tiba di sekolah, mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru

3. penanaman nilai moral di sekolah Saling menghormati antar siswa
Menghormati guru dan karyawan
Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama siswa sekolah
Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama sekolah
Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran
Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin
Memberikan suara dalam pemilihan pengurus OSIS.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Nurulita Kurniasih 2053053006 -
• cara menanamkan nilai moral dilingkungan keluarga dilakukan dengan cara mengajarkan sikap saling menghargai, sikap jujur dan menjauhi prilaku berbohong, rendah hati dan saling menolong sesama dan juga sikap bertanggung jawab. Dalam hal ini orang tua sudah pasti akan menjadi panutan oleh anak-anaknya, untuk itu selain dengan mengajrakan secara verbal para orang tua juga perlu mengajarkan dengan membuat contoh yang baik dalam kehidupan sehari hari.
• Penanaman nilai moral dilingkungan sekolah kurang lebih sama dengan penanaman nilai moral di lingkungan keluarga yaitu dengan cara mengajarkan dalam bentuk verbal dan juga membuat contoh atau panutan yang baik, akan tetapi yang sedikit membedakan adalah penenanaman nilai moral disekolah lebih terstruktur di dalam silabus dan rencana pembelajaran dan diintegrasikan kedalam berbagai macam mata pelajaran yang ada.
• Sedangkan penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat dapat berupa peserta didik ikut berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat, seperti kegiatan keagamaan, peringatan hari bersejarah, dan gotong royong serta menjaga kebersiahan lingkungan sekitar.

Hambatan dalam menanamkan nilai moral kepada peserta didik diantaranya terdapat dalam tiga konteks yaitu,
1. Konteks situasi meliputi situasi individu sering mempengaruhi perilaku moral, meliputi sifat hubungan antara individu dan mereka yang terlibat dalam masalah, tanggapan orang lain yang melihat, pengalaman sebelumnya dalam situasi yang sama dan pandangan masyarakat terhadap nilai-nilai.
2. Konteks individu meliputi temperamen, kontrol diri, harga diri, umur dan inteligensi, pendidikan, interaksi sosial dan emosi.
3. Konteks sosial meliputi keluarga, teman sebaya, sekolah, media masa dan masyarakat.

trik atau strategi yang dapat digunakan agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik adalah dengan cara selalu menerapkan hidup disiplin, penjadi panutan yang baik, bekerja sama antara pihak keluarga, sekolah dan masyarakat dan melakukan pembiasaan itu sendiri baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Aldi febriawan 2053053036 -
Nama: Aldi Febriawan
NPM: 2053053036
Izin menanggapi bu

1.PENANAMAN NILAI DAN MORAl DILINGKUNGAN KELUARGA
Ajari kejujuran
Orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa kejujuran akan membawa kepada kebahagiaan dan kebohongan hanya akan indah di awal tetapi membawa penderitaan sepanjang hidup. Sekecil apapun kebohongan tetap saja akan membawa dampak yang besar bagi kehidupan.

Latih tanggung jawab
Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat.

Mengajarkan sikap menyayangi
Sebagai orang tua, juga harus mengajarkan kepada anak bahwa menyakiti orang lain adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa menyakiti itu bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya mengejek. Akhirnya, anak akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua dan menyayangi dengan yang usianya lebih muda.

Tanamkan disiplin
Sebagai orang tua jangan bosan untuk mengajak anak bangun di awal pagi, jangan lelah untuk mengajak anak sholat 5 waktu setiap hari, jangan letih untuk mengajarkan anak disiplin dalam belajar, mengaji, makan, tidur dan aktivitas harian lainnya.

2. PENANAMAN NILAI DAN MORA DILINGKUNGAN SEKOLAH
Memberikan Contoh yang Baik untuk Siswa
Selain memberikan materi akademik, peserta didik harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Pendidik yang merupakan orang tua peserta didik di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru.

Memberikan Apresiasi
Selain sebagai ucapan selamat atau Terima kasih atas keberhasilan yang diukir, apresiasi pada murid merupakan salah satu hal yang berharga guna menyemangatkan murid untuk kembali mengukir prestasi. Pendidik bukan hanya memberikan apresiasi pada pencapaian akademik saja, melainkan memberikan apresiasi kepada murid yang berperilaku baik, jujur dan saling membantu.

Memberikan Pesan Moral pada Setiap Pelajaran
Disamping memberikan bank soal SD, sebagai pendidik kita harus menyisipkan nilai moral dalam pelajaran tersebut. Bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan penanaman moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Misalnya ketika mengajarkan matematika, guru bukan hanya memberikan rumus, tetapi mengajarkan bahwa hidup seperti mengerjakan soal matematika, ketika ada soal sulit kita harus berusaha, berpikir dan bersabar dalam menyelesaikannya.

Jujur dan Terbuka pada Kesalahan
Setiap manusia tentu pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali guru. Sebagai pendidik mungkin pernah melakukan kesalahan baik dalam mengoreksi maupun menyampaikan materi, serta datang terlambat ke kelas. Pendidikk harus terbuka pada kesalahan sekecil apapun. Hal tersebut juga bisa dijadikan contoh pada murid untuk selalu berperilaku jujur dan tidak malu mengakui kesalahan.

Mengajarkan Sopan Santun
Sopan santun merupakan perilaku yang wajib ditanamkan kepada siswa. Salah satunya dengan sejumlah sekolah yang menerapkan 5S yaitu salam, senyum, sapa, sopan dan santun. Meskipun terdengar sepele, namun sopan santun perlu diajarkan kepada speserta didik agar mereka dapat menjaga sikap saling menghormati.

3. HAMBATAN-HAMBATAN
Perubahan nilai moral yang berbeda
Guru sebagai teladan sering kali “lupa” bahwasanya ia harus menjadi figure dan mencontohkan hal yang baik pada muridnya, ketika dia “lupa” akan hal itu. Kejadian yang demikian, akan membuat murid menjadi bingung dengan apa yang diajarkan dan apa yang dilihat berbeda sehingga menimbulkan rasa keragu-raguan dan ketidakpercayaan lagi pada gurunya.
Nilai berbeda pada situasi berbeda,
Anak cenderung belum bisa memberi penilaian pada peristiwa unik atau khusus, karena itu anak menyamaratakan peraturan yang satu untuk kondisi yang berbeda. (Dian Ibung, 2009: 28-36)

4. STRATEGI DALAM PENANAMAN NILAI DAN MORAL
Pendidik adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945). Indonesia berbeda dengan negara sekuler dan negara komunis. Pendidikan agama yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai moral diberi tempat yang khusus dan penting. Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilai-nilai moral agama tetap diberi tempat khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler. Hanya saja perlu diwaspadai nilai-nilai moral agama harus dibarengi dengan sikap untuk tetap bertoleransi. Demikian itu dinyatakan oleh Sukarno (Bahar, 1995: 16) sebagai ketuhanan yang berkebudayaan, yaitu ketuhanan dengan dasar toleransi, tidak ada egoisme agama.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Lesi Agustin 2053053037 -
Nama : Lesi Agustin
Npm : 2053053037
Izin menanggapi..
Pendidikan nilai moral merupakan sebuah harapan untuk meminimalisir efek buruk bagi kemajuan bangsa. Namun, kini yang menjadi masalah utama di negara kita adalah krisis moral, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Adanya krisis moral tersebut menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan nilai moral. Cara kita menanamkan nilai moral pada peserta didik yaitu
1. penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan keluarga yaitu dengan upaya menjalankan perannya dalam pendidikan moral dilingkungan keluarga harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran nilai moral bagi anak. Dengan demikian perilaku orang tua di rumah harus senantiasa menunjukkan perilaku yang positif dari sisi nilai moral. Jika anak sering dibohongi di rumah, maka ia juga cenderung akan sering berbohong kepada orang lain. Selain itu, berikan sanksi seketika setelah anak melakukan kesalahan
• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga yaitu dikarenakan banyaknya rutinitas orang tua tersebut menyebabkan timbulnya problem bagi orang tua, karena orang tua tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan memberikan perhatian serta pengawasan langsung terhadap pembinaan akhlak remaja. Sehingga dengan kondisi ini menimbulkan dampak negatif terhadap moral dan akhlak anak. Dalam hubungan ini bila orang tua memiliki akhlak yang kurang baik, dapat dipahami pula akhlak anak dan remaja mereka tidak akan mendapatkan hasil yang baik seperti yang diharapkan.
• trik atau strategi yang tepat dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah, membiasakan anak pamit jika keluar rumah, membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah, menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah, menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis, dan membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu.

2. penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan sekolah yaitu dengan usaha pembentukan penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah , secara berbarengan dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan berdasarkan nilai; melakukan pilihan secara bebas setelah menimbang dalam-dalam berbagai konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan.

• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah yaitu tidak ada / kurangnya keteladanan yang diberikan, pendidik yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan, lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran dan kurangnya fasilitas yang memadai sehingga peserta didik kurang nyaman.

• trik atau strategi yang tepat dipakai agar penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dapat membiasakan siswa berbudaya salam,sapa dan senyum, tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru, menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah, menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah, membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun, mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas, mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan

3. penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan cara menanamkan nilai moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan adab menghormati yang lebih tua, mengamalkan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama seperti tolong menolong.

• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu tidak ada kepedulian, tidak merasa bertanggung jawab, dan menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

• trik atau strategi yang tepat dipakai agar nilai dan moral dilingkungan masyarakat tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah, membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum, menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Destiana Puanda Ashari -
Nama : Destiana Puanda Ashari
Npm : 2053053021

1. Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan moral anak sangatlah besar. Dengan melihat perilaku orang dewasa di dalam lingkungan keluarga dimana anak tinggal, anak akan memperhatikan perilaku tersebut, kemudian menirunya dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian keluarga merupakan tempat yang sangat efektif untuk menginternalisasikan nilai moral kepada anak. Peran orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih saying, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.
Hambatan
• Perubahan zaman dan gaya hidup.
• Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak.
• Perbedaan watak dan jenis kelamin anak.
• Perbedaan tipe kecerdasan anak.
Dari berbagai kendala tersebut, orang tua harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan usahanya, serta harus lebih mengenal anak – anak agar penanaman karakter pada anak dapat berhasil.
Strategi
1. Mengingat anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda, Maka perlu kreatif untuk mencari cara mengenalkan anak pada nilai-nilai keluarga. Waktu bersama keluarga adalah waktu yang tepat untuk dapat saling berbagi cerita dan mengenalkan nilai-nilai keluarga pada anak. Ceritakan pengalaman dalam mempraktikan nilai kejujuran, kesopanan, kebaikan, maupun agama. Ajak anak berdiskusi mana yang baik dan buruk ataupun apa yang sebaiknya dilakukan. Hal ini dapat merangsang anak untuk mengembangkan nilai keluarga yang menjadi prinsipnya dalam bertingkah laku.
2. Memberi apresiasi setiap usahanya.
3. Jadilah contoh bagi anak.
Anak adalah peniru ulung. Mereka lebih mudah mengikuti jika orang tua mewujudkan nilai-nilai keluarga dalam perilaku sehari-hari, bukan sekadar diskusi dan nasehat.

2. Penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah
• Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan sekolah yaitu dengan usaha pembentukan penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah , secara berbarengan dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan berdasarkan nilai; melakukan pilihan secara bebas setelah menimbang dalam-dalam berbagai konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan.

• Hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah yaitu tidak ada / kurangnya keteladanan yang diberikan, pendidik yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan, lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran dan kurangnya fasilitas yang memadai sehingga peserta didik kurang nyaman.

• Strategi yang tepat dipakai agar penanaman nilai dan moral dilingkungan sekolah tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dapat membiasakan siswa berbudaya salam,sapa dan senyum, tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru, menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah, menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah, membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun, mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan.

3. Penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat
• Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan cara menanamkan nilai moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan adab menghormati yang lebih tua, mengamalkan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama seperti tolong menolong.

• Hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu tidak ada kepedulian, tidak merasa bertanggung jawab, dan menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa.

• Trik atau strategi yang tepat dipakai agar nilai dan moral dilingkungan masyarakat tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah, membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

Terima kasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Herma Handani -
Nama : Herma Handani
NPM : 2053053029

Assalamualaikum,, Izin menanggapi.
1. penanaman nilai moral dikeluarga ingkungan keluarga :
Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll).
Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih
Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua. hambatan -hambatan penanaman nilai moral Pendidikan merupakan faktor penentu dalam menentukan dan mewarnai ke mana arah suatu generasi ditentukan. Tanpa adanya pendidikan yang cukup dan transformasi ilmu pengetahuan yang signifikan maka proses penanaman moral dan etika

2. STRATEGI DALAM PENANAMAN NILAI DAN MORAL
intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilai-nilai moral agama tetap diberi tempat khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler. Hanya saja perlu diwaspadai nilai-nilai moral agama harus dibarengi dengan sikap untuk tetap bertoleransi. Demikian itu dinyatakan oleh Sukarno (Bahar, 1995: 16) sebagai ketuhanan yang berkebudayaan, yaitu ketuhanan dengan dasar toleransi, tidak ada egoisme agama.Pendidik adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.


Untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, yaitu :

Internalisasi
Internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan sehari-hari.

Keteladanan
“Anak adalah peniru yag baik.” Ungkapan tersebut seharusnya disadari oleh orang tua, sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan tindakannya ketika berada atau bergaul dengan anak-anaknya. Berbagi keteladanan dalam mendidik anak menjadi sesuatu yang sangat penting.

Pembiasaan
Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.

Bermain
Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu dijaga dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas, yaitu melalui bermain.

Cerita
Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Nasihat
Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.

Penghargaan dan Hukuman
Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Diva syafira rahmadani 2053053001 -
Izin menanggapi bu
Nama : Diva Syafira Rahmadani
NPM : 2053053001
1. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Keluarga :
Menurut saya, lingkungan keluarga adalah faktor dominan yang efektif dalam menanamkan pendidikan nilai maupun moral kepada anak-anak. Dengan melihat perilaku orang dewasa di dalam lingkungan keluarga dimana anak tinggal, anak akan memperhatikan perilaku tersebut, kemudian menirunya dalam jangka waktu
tertentu. Peran orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar
pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti agama, budi pekerti,
sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk
mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Dengan demikian keluarga merupakan tempat yang sangat efektif untuk menginternalisasikan nilai moral kepada anak.

Akan tetapi, pasti ada hambatan dalam proses penanaman nilai dan moral tersebut, salah satunya yaitu dalam penerapan nilai kejujuran pada anak. Sedikit sulit menanamkan etika kejujuran dalam diri anak, apalagi jika orang tua yang mendidiknya memiliki emosi yang sulit dikendalikan, jika orang tua tidak mengapresiasi kejujuran yang dilakukan anaknya, maka anak tersebut akan berbohong supaya ia tidak dimarahi. Hal itu sangat bertentangan dengan penanaman nilai dan moral

Menurut saya, solusi yang dapat dilakukan oleh kita, khususnya orangtua dan calon pendidik untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menanamkan sifat kejujuran, menanamkan etika sopan santun sedini mungkin kepada mereka. Kita juga perlu mengapresiasi hal positif yang dilakukan oleh anak maupun peserta didik.

2. Penanaman moral di Lingkungan sekolah
Penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah bisa dimulai dengan menanamkan nilai agama (sikap religius). Misalnya yaitu kebiasaan berdoa sebelum memulai pelajaran, karena segala sesuatu yang dilakukan diawali dengan doa maka akan bermanfaat ilmu yang didapatnya, dan mengajarkan pentingnya belajar agama selain di sekolah agar berkelanjutan.

Selain penanaman sikap religius, ada penanaman nilai kejujuran, misalnya mengajarkan mereka dengan mengoreksi soal/ulangan secara jujur tanpa pengawasan dari guru dan maupun di dalam kehidupan sehari-hari juga harus bersikap jujur seperti tidak berbohong ketika PR tidak dikerjakan begitupun tidak mencuri uang teman walau kesususahan.

Selain itu, ada penanaman nilai kemandirian, misalnya Mengajarkan melakukan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya seperti memberikan latihan individu tanpa ada yang menyontek dan apabila ada yang menyontek, maka akan diberi sanksi yang tegas.

Tentu saja dalam proses penanaman nilai dan norma di lingkungan sekolah juga ada hambatannya. Misalnya, mengajarkan nilai disiplin pada peserta didik. Tidak jarang dari mereka yang masih suka terlambat untuk datang ke sekolah,, dan tidak jarang juga dari mereka yang tidak mengumpulkan PR dengan tepat waktu.

Untuk mengatasi hal tersebut, strategi yang akan saya lakukan yaitu membuat peraturan untuk mereka dan wajib untuk ditaati. Serta pemberian sanksi atau efek jera yang tegas bagi mereka yang melanggar aturan. Hal ini bertujuan supaya mereka tidak melakukan kesalahan yang sama dan memperbaiki dirinya dari kesalahan yang mereka perbuat.

3. Penanaman nilai dan moral di Lingkungan masyarakat
Penanaman nilai-nilai dan moral dalam lingkungan masyarakat dapat dimulai dari mengajarkan sikap peduli atau empati,tolong menolong, menanamkan sikap tanggung jawab sesama warga masyarakat. Misalnya, dengan membiasakan anak kita maupun peserta didik kita untuk memiliki sikap peduli dan tanggung jawab terhadap orang lain yang sedang kesulitan,

Tentu saja dalam proses penanaman nilai dan moral tersebut pasti ada hambatannnya, salah satunya yaitu tidak jarang banyak anak-anak lain yang acuh dan tidak peduli dengan orang disekitarnya yang sedang berada dalam kesulitan, Hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai dan moral yang ada.

Menurut saya strategi atau solusi yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun pendidik untuk mengatasi hal tersebut yaitu melalui pembiasaan. Biasakan mereka untuk mengutamakan orang lain yang sedang berada dalam kesulitan untuk membantunya. Dengan menanamkan sikap empati dalam diri mereka sedini mungkin, akan membuat mereka memiliki sikap peduli yang tinggi kepada orang lain disekitar mereka
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Novia purnamasari 2053053028 -
NAMA : NOVIA PURNAMASARI
NPM : 2053053028

PENANAM NILAI MORAL

1. LINGKUNGAN KELUARGA
Ceritakan pengalaman dalam mempraktikan nilai kejujuran, kesopanan, kebaikan, maupun agama. Ajak anak berdiskusi mana yang baik dan buruk ataupun apa yang sebaiknya dilakukan. Hal ini akan merangsang Anak untuk mengembangkan nilai keluarga yang menjadi prinsipnya dalam bertingkah laku.
Berikan pujian atas pencapaian buah hati ketika berusaha mempraktikan nilai keluarga dan bimbinglah anak menumbuhkan karakternya secara konsisten.

2. LINGKUNGAN SEKOLAH

Biarkan Siswa menjadi Pemimpin
Sifat kepemimpinan didapatkan melalui pendidikan karakter, di mana guru bisa memberikan kesempatan agar siswa dapat memimpin teman-temannya. Mengingat karakter pemimpin sangat penting untuk dimiliki, dan dapat mempengaruhi kehidupan sosial maupun ekonomi. Oleh sebab itu, guru harus membantu siswa untuk melatih jiwa kepemimpinan

Berbagi Pengalaman Inspiratif
Pada sela-sela pembelajaran di kelas, guru dapat berbagi pengalaman inspiratif guna menginspirasi siswa lebih baik. Bukan hanya bercerita mengenai keberhasilan atau kehebatan saja, melainkan lebih dari itu. Misalnya bercerita mengenai kegagalan dan keputusasaan yang pernah dialami, namun bangkit kembali demi meraih cita-cita. Tentu saja hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi murid dan semangat untuk meraih cita-cita.

Literasi Sekolah
Cara selanjutnya untuk membangun karakter pada siswa yaitu dengan mendirikan literasi sekolah atau pojok membaca. Berikan motivasi pada siswa bahwa membaca itu sangat penting untuk menambah wawasan dan membuka jendela dunia. Membaca juga dapat mengasah kemampuan daya berpikir, logika dan menyelesaikan masalah.

Memberikan Deadline pada Setiap Tugas
Ketika Anda memberikan PR atau soal HOTS SD kepada siswa, Anda harus memutuskan deadline atau waktu batas pengumpulan tugas tersebut. Hal tersebut sangat penting guna menanamkan nilai tanggung jawab dan kedisiplinan. Ajarkan pula nilai kejujuran pada saat mengerjakan tugas, sehingga anak terbiasa mengerjakan tugas sendiri (mandiri). Dengan membiasakan hal tersebut, maka anak akan tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter, bijak, bertanggung jawab serta mandiri.

Mengenalkan Tata Tertib Sekolah dan Mematuhinya
Setiap sekolah tentu memiliki tata tertib atau peraturannya sendiri guna mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru dapat mengenalkan tata tertib sekolah pada siswa, lalu memintanya untuk melakukan tata tertib tersebut. Hal tersebut menjadikan siswa tumbuh sebagai generasi yang taat pada aturan.


3. penanaman nilai moral dilingkungan masyarakat lingkungan masyarakat :

Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama Rukun dengan tetangga yang berbeda agama. Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga. Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam

Hambatan di Sekolah

pendidik yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan

Trik atau strategi
membiasakan siswa berbudaya saling sapa dengan teman-teman bila tiba di sekolah, mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru


HAMBATAN

Perubahan nilai moral yang berbeda
Guru sebagai teladan sering kali “lupa” bahwasanya ia harus menjadi figure dan mencontohkan hal yang baik pada muridnya, ketika dia “lupa” akan hal itu. Kejadian yang demikian, akan membuat murid menjadi bingung dengan apa yang diajarkan dan apa yang dilihat berbeda sehingga menimbulkan rasa keragu-raguan dan ketidakpercayaan lagi pada gurunya.Nilai berbeda pada situasi berbeda,Anak cenderung belum bisa memberi penilaian pada peristiwa unik atau khusus, karena itu anak menyamaratakan peraturan yang satu untuk kondisi yang berbeda. (Dian Ibung, 2009: 28-36)

STRATEGI
menjabarkan substansi pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Inilah makna pendidikan yang tidak sekularistik atau pendidikan yang membangun manusia Indonesia seutuhnya yaitu memiliki kekuatan
moral, spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Secara eksplisit desain pendidikan nasional menekankan pentingnya pendidikan karakter dan moral. Dalam kerangka ini, pendidikan harus menjadi sarana yang efektif dalam mentransformasi nilai-nilai moral-spiritual yang sangat berguna bagi pembentukan karakter peserta didik yang pada gilirannya diharapkan menjadi karakter budaya bangsa. Pendidikan karakter dan moral pada dasarnya adalah “to guide the young towards voluntary personal commitment to values”, pekerjaan membimbing generasi muda untuk secara sukarela mengikatkan diri mereka kepada norma-norma atau nilai-nilai. Yang penting di sini ialah bahwa “commitment to values” atau pengikatan diri kepada nilai-nilai harus terjadi secara sukarela, harus tumbuh dari dalam, dan bukan karena ancaman atau ketakutan kepada sesuatu di luar hati. Dengan kerelaan tersebut, nilai-nilai moral diharapkan akan tercermin dalam akhlak kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut kreativitas dan pengayaan program pengajaran melalui berbagai kegiatan yang aplikatif dan tepat sasaran dalam menuntun akhlak sehari-hari peserta didik. Pelajaran agama yang menjadi pijakan utama pendidikan moral misalnya tidak boleh dikesankan sebatas penyampaian doktrin-doktrin agama, tentang halal-haram, tata cara ibadah berikut pahala-surga dan ancaman dosa-neraka, tetapi harus banyak berbicara dimensi pemaknaan yang mengajak peserta didik meraih kesadaran (conscience) terhadap nilai. Unsur-unsur ajaran agama menyangkut ibadah dan hukum-hukum agama tentu saja harus disampaikan, tapi tidak boleh dilupakan bahwa tujuan utama pendidikan agama adalah internalisasi nilai sehingga menjadi karakter. Pengajaran moral melalui pembahasaan yang divergen atas nilai-nilai yang terkandung dalam materi ajar melalui kegiatan-kegiatan sederhana, tapi mengena akan mengefektifkan pembentukan karakter moral para peserta didik. Pada gilirannya akan membentengi akhlak peserta didik dari perbuatan yang dilarang (amoral).
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Vinsensius Asto Adi Pranata 2053053017 -
1. Penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga
Pada linkup keluarga khususnya peran orangtua dalam mewujudkan kepribadian anak. selain itu orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum serta kehidupan manusia yang paling penting adalah bahwa kedua orang tua sebagai teladan satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak yang secara sadar dan tidak sadar mereka akan terpengaruh. Maka kedua orang tua disini berperan sebagai contoh yang baik pada tatanan teoritis maupun praktis.
Lingkungan rumah dan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalampembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada usaha yang harus dilakukan terutama oleh pihak yanga terkait sehingga meraka memiliki tanggung jawab serta kebiasaan yang baik.
Contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga:
a. membiasakan anak bangun pagi
b. membeiasakan anak turut serta dalam membantu atau kerjasama dalam keluarga
c. membiasakan anak pamit saat bepergian
d. membiasakan anak mengucapkan salam saat keluar atau masuk rumah.
e. membiasakan anak untuk sopan kepada teman sebaya, orang yang lebih tua, dan tamu.

-- Kendala-kendala yang dihadapi dalam keluarga:
a. tidak adanya penerapan contoh baik yang diberikan orang tua kepada anaknya.
b. orang tuatidak konsisten dalam mendidik anak.

-- kesalahan orang tua dalam mendidik anak menjadi hambatan tersendiri dalam penanaman nilai moral.
a. orang tua sering memarahi anak
b. mengucilkan anak
c. berkata kasar
d. bersikap kasar secara fisik

2. Penanaman nilai dan moral di lingkungan masyarakat
Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh
masyarakat:
1. Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat:
1. Tidak ada kepedulian
2. Tidak merasa bertanggung jawab
3. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa
Lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh resti septika 2013053061 -
Nama : Resti Septika
Npm: 2013053061

Izin menanggapi Bu ,

1. Menanamkan nilai dan moral kepada anak di lingkungan keluarga

• Cara menanamkan nilai dan moral di keluarga yaitu dengan cara Menanamkan nilai - nilai keimanan kepada anak dan selalu membimbing anak untuk senantiasa dekat dengan sang pencipta dengan begitu anak akan lebih terarah ke hal - hal yang positif .karena Keimanan yang kuat yang tertanam dalam jiwa anak-anak merupakan benteng
moral yang paling kokoh. Apabila keyakinan beragama itu betul-betul telah menjadi
bagian integral dari kepribadian seseorang, maka keyakinannya itulah yag akan
mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan perasaannya. Menanamkan sikap Kejujuran kepada anak dll.
• Tetapi dalam penanamannya tentu ada Hambatan - hambatan yang menghalangi seperti Karena faktor ekonomi orang tua terkadang kurang memperhatikan kegiatan anak sehingga orang tua tidak mengetahui jika anak melakukan hal - hal negatif di luar rumah .
• Strategi dalam menanamkan nilai dan moral ini agar tertanam pada anak yaitu pertama ,kasih sayang dengan kasih sayang kita dapat berkomunikasi dengan baik dengan anak sehingga anak akan lebih mudah untuk dibimbing .
Kedua ,masukkan anak ke sekolah - sekolah agama .ketiga ,ajar kan adab " berprilaku yang baik dan menjaga sopan santun kepada anak .Keimanan yang kuat yang tertanam dalam jiwa anak-anak merupakan benteng
moral yang paling kokoh. Apabila keyakinan beragama itu betul-betul telah menjadi
bagian integral dari kepribadian seseorang, maka keyakinannya itulah yag akan
mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan perasaannya.

2. Menanamkan nilai dan moral pada anak di sekolah

• Cara menanamkannya Yaitu sebagai seorang pendidik harus bisa memberikan teladan yang baik dan membimbing perserta didiknya kehal - hal positif ,dengan begitu perserta didik akan mencontoh dan mengikuti apa yang di lakukan pendidik ,misalnya membuang sampah pada tempatnya .jika pendidik mencontohkan dan memberi pengarahan kepada peserta didik untuk selalu membuang sampah pada tempatnya maka perserta didik juga akan mengikutinya.

• Hambatan dalam penanamannya yaitu pendidik terkadang lupa bahwasanya ia harus memberikan contoh yang baik kepada perserta didik misalnya ,tanpa sengaja pendidik membuang sampah sembarangan sehingga membuat contoh yg tidak baik kepada peserta didiknya.Dan terkadang juga perserta didik walaupun sudah diberikan arahan untuk tidak membuang sampah sembarangan .Tetapi masih banyak juga peserta didik yang melanggar.

• Strategi dalam penanaman nilai moral ini yaitu jangan pernah bosan untuk saling mengingatkan dengan pengarahan untuk tidak membuang sampah sembarangan ,membuat poster tentang larangan membuang sampah sembarangan dan selalu menjadi teladan yang baik untuk para peserta didik.

3. Menanamkan nilai moral kepada anak di masyarakat

Cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat Yaitu dengan cara Menumbuhkan Budi perkerti yang baik di tengah masyarakat dan mengajak anak untuk ikut serta menjaga kerukunan dimasyarakat seperti menumbuhkan sikap toleransi atau tidak membeda " kan ras ,suku ,bangsa dan agama .Dengan begitu anak akan berinteraksi dengan baik pada masyarakat yang lainnya .

Hambatannya : terkadang masih ada anak yang membeda - bedakan ras ,suku dan bangsa sehingga menimbulkan perselisihan atau perpecahan antar teman ,saudara dll

Strategi penanaman moral yaitu memberitahu dan selalu mengajarkan anak untuk dapat menghargai teman yang berbeda suku,ras dan bangsa pada anak .
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Reni Dwi yulianti 2053053013 -
Izin menjawab
Nama : reni dwi yulianti
Npm : 2053053013

Penanaman di lingkungan keluarga yaitu orang tua perlu menanamkan kejujuran, tanggung jawab, sikap saling menghargai dan disiplin dari sedini mungkin.
Penanaman di lingkungan sekolah yaitu belajar pendidikan nilai dan moral, guru mengajarkan sikap disiplin, guru memberikan contoh yang baik baik kepada peserta didik, dan memberikan peraturan yang ketat.
Penanaman dilingkungan masyarakat yaitu: bergaul dengan lingkungan yang baik, saling menghargai pendapat, ikut bergotong royong dll.
Hambatan terjadi karena adanya perbedaan lingkungan antara lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga juga menjadi sebuah kendala tersendiri. Keluarga merupakan faktor yang pertama dan utama dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Strategi:
Saling menghargai
Bersikap sopan santun kepada semua orang
Berbuat adil
Ikut bergotong royong
Bersikap jujur
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh FUJI BESTARI 2053053019 -
Nama : Fuji Bestari
NPM : 2053053019

Izin memberikan analisis buk terkait dengan penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikan analisa mu mengenai penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, mulai dari bagaimana cara menanamkannya, hambatan hambatan proses penanamannya, dan trik atau strategi apa yang tepat yang dipakai agar penanaman tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita.

1. Penanaman nilai dan moral dalam lingkungan keluarga.
Penanaman nilai merupakan suatu wujud pengaplikasian dari apa yang diperoleh dari pendidikan yang kemudian ditransformasikan secara sadar ke dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Keluarga merupakan pondasi utama pembentukan nilai moral serta karakter dalam diri anaknya. Apabila nilai moral yang ditanamkan orang tuanya baik dan sampai dengan baik pada diri anak maka akan terbentuk karakter yang baik pada diri anak. Karakter inilah yang nantinya membantu anak agar mampu bersosialisasi dengan baik dengan teman temannya serta mampu membawa dampak yang baik bagi teman - temannya. Biasanya penanaman nilai moral pada anak di ajarkan dengan cara pengarahan kepada anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh anak lakukan dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian contoh pada anak mengenai nilai moral yang baik dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam proses penanaman nilai moral ini terutama di era globalisasi semakin banyak hal yang menghambat penanaman nilai moral pada anak, seperti kurangnya pengetahuan orang tua dalam proses penanaman nilai moral, kurang sadarnya orang tua akan pentingnya penanaman nilai moral pada anak terutama nilai spiritual. Kemudian seiring dengan perkembangan zaman adanya teknologi juga menghambat penanaman nilai moral pada anak seperti kurangnya komunikasi antar anak dan orang tuanya sehingga memicu ada nya kesalahpahaman antara anak dan orang tua. Dan masih banyak lagi.

Untuk mengatasi hambatan tersebut cara yang dapat dilakukan seperti:
1) Sebelum menjadi orang tua, mereka harus mempelajari terlebih dahulu mengenai pentingnya peran orang tua dalam penanaman nilai moral pada anak.
2) Orang tua harus mengetahui terlebih dahulu mengenai nilai moral apa saja yang harus ditanamkan dalam diri anak agar mampu membentuk pondasi kuat pada diri anak, dan bisa menciptakan karakter yang baik pula.
3) Orang tua harus menjadi contoh bagi anak.
Cara - cara tersebut dapat digunakan oleh orang tua agar mampu menanamkan nilai moral yang baik pada anak. Seperti salah satunya memberikan contoh dengan tidak berkata kasar dan berlaku kasar di depan anak agar anak asing dengan hal tersebut, sehingga apabila ia nanti menemukan hal itu dalam dunia teman bermain nya ia tidak berani berkata kasar ataupun berprilaku kasar karena ia tidak terbiasa dengan hal tersebut.

Selanjutnya sebagai orang tua tentu memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak
antara lain:
1) Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya
2) Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ktenangan jiwa anak-anak
3) Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.
4) Mewujudkan kepercayaan
5) Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak)

Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak yang secara tidak sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua di sisni berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataean teoritis maupun praktis.

Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga:
1) Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
2) Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih
3) Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah
4) Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dimilikinya
5) Membiasakan dan mendampingi anak belajar/mengulang pelajaran/ mengerjakan tugas sekolahnya.
6) Membiasakan anak pamit jika keluar rumah

2. Penanaman nilai dan moral di lingkungan Sekolah
Penanaman nilai dan moral bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang mulai luntur di lingkungan anak-anak akibat pengaruh buruk yang mereka dapatkan sehingga diharapkan anak-anak di masa yang akan datang mempunyai moral yang baik, karena kalau dibiarkan semenjak kecil maka akan mungkin mengahancurkan generasi-generasi muda pada masa yang akan datang. Sekolah merupakan tempat kedua penanaman nilai moral setelah keluarga. Dimana sekolah dapat mangajarkan perilaku seperti:
1) Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa dan senyum
2) Tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru.
3) Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah
4) Menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah.
5) Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun
Dalam penanaman nilai morla dilingkungan sekolah tentu terdapat hambatan atau kendala seperti:
1) Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan
2) Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
3) Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran Sekolah, pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat “transfer of knowledge” belaka.
Dalam usaha pembentukan watak melalui sekolah, secara berbarengan
dapat pula dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui model atau teladan.
2) Menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk.

3. Penanaman nilai dilingkungan masyarakat
Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang
“tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak. Orang-orang inilah yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan.
Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh masyarakat:
1) Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
2) Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.
3) Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.

Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat:
1) Tidak ada kepedulian
2) Tidak merasa bertanggung jawab
3) Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

Karena seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter.

Dapat kita simpulkan bahwa lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat memiliki perannya masing - masing dalam proses penanaman nilai dan moral pada diri anak. untuk itu masing - masing orang lingkungan tersebut perlu memahami bahwa ia berperan dalam proses penanaman nilai dan moral pada orang - orang yang berada di sekitarnya.

sekian analisa saya terkait dengan penanaman nilai dan moral, semoga membantu.
Terimakasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Komang Cittan Larasati Suradnya 2053053005 -
Nama: Komang Cittan Larasati Suradnya
NPM: 2053053005

Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
1. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama di mana kita mendapatkan pendidikan nilai dan moral. Peran orang tua sangatlah penting dalam menanamkan nilai dan moral dalam diri anak. Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkannya, antara lain:
  • Bercerita, yaitu orang tua menceritakan suatu cerita/kisah yang berisi nilai dan moral atau menceritakan tokoh yang dapat diteladani perilakunya.
  • Menasehati, yaitu orang tua secara langsung memberikan nasehat kepada anak mengenai perilaku baik yang harus dilakukan dan perilaku buruk yang harus dihindari.
  • Keteladanan, yaitu orang tua tidak hanya meminta anaknya berperilaku yang sesuai dengan nilai dan moral, tetapi juga harus memberikan teladan yang baik sehingga anak dapat menirunya, seperti mengucapkan “tolong” saat meminta bantuan.
  • Melatih, yaitu orang tua melatih anak-anak untuk berperilaku yang sesuai nilai moral, seperti latih anak agar bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan.
  • Pembiasaan, yaitu orang tua membiasakan anak sejak dini berperilaku yang baik sesuai dengan nilai dan moral yang baik.
Namun dalam proses penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, terdapat hambatan-hambatan yang dapat mengganggu proses penanamanya. Hambatan itu antara lain: kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua kepada anak, suasana rumah yang tidak harmonis, tidak adanya pemberian contoh/teladan dari orang tua, terbatasnya waktu orang tua berkumpul dan berbincang bersama anak, kurangnya kesadaran anak akan pentingnya nilai moral dalam dirinya, dan lain sebagainya.

2. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah, pendidik adalah pemegang peran penting dalam menanamkan nilai dan moral pada diri anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikannya ke dalam mata pelajaran atau pun tidak. Untuk menanamkan nilai dan moral, ada berbagai cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara tersebut, antara lain:
  • Bercerita, yaitu pendidik menyampaikan nilai moral yang berlaku dalam masyarakat melalui sebuah cerita/kisah. Pendidik juga dapat menceritakan tokoh yang dapat diteladani perilakunya.
  • Bermain peran, yaitu meminta anak untuk memainkan suatu perananan sehingga anak mempunyai kesadaran dengan merasakan jika ia menjadi seseorang yang ia perankan dalam suatu kegiatan bermain peran.
  • Keteladanan, yaitu pendidik memberikan contoh/teladan dalam bertingkah laku, sehingga peserta didik sebagai peniru ulung akan meniru teladan yang diberikan oleh pendidik.
  • Pemberian tugas, yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas, baik secara berkelompok ataupun individual berdasarkan petunjuk langsung yang sudah dipersiapkan sehigga dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan tugas dengan baik.
  • Bercakap-cakap, yaitu cara dimana pendidik bercakap-cakap dengan melakukan Tanya jawab, baik itu antara peserta didik dengan peserta didik ataupun peserta didik dengan pendidik.
  • Demonstrasi, yaitu pendidik memberikan contoh berperilaku yang baik dan benar terlebih dahulu, lalu ditirukan oleh peserta didik.
Dalam proses penanamannya, terdapat pula hambatan-hambatan, antara lain: kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya nilai dan moral, kurangnya perhatian dan kepedulian pendidik, lingkungan pergaulan peserta didik, kurangnya sosialisasi tata tertib kepada peserta didik, dan lain-lain.

3. Penanaman Nilai dan Moral di Lingkungan Masyarakat
Cara menanamkan nilai dan moral di lingkungan masyarakat, antara lain:
  • Lebih sering mengadakan gotong royong atau kerja bakti.
  • Mensosialisasikan pentingnya nilai dan moral.
  • Ceramah keagamaan, yaitu para pemuka agama memberikan ceramah keagamaan yang berkaitan dengan nilai dan moral.
  • Memberikan contoh/teladan yang baik pada anak-anak.
Hambatan-hambatan dalam proses penanamannya antara lain: perbedaan pemahaman, perubahan zaman, kurangnya kepedulian dan rasa tanggung jawab masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai dan moral dalam diri anak, dan sebagainya.

Strategi yang dapat digunakan agar penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak, yaitu dengan pembiasaan dan pembudayaan melalui 3-SA, yaitu dipaksa, terpaksa, dan biasa. Kita harus memaksakan anak-anak untuk berperilaku yang baik, dengan begitu anak-anak akan terpaksa melakukannya. Dengan melakukannya secara terus menerus dan berkesinambungan, maka secara tidak langsung hal tersebut akan menjadi kebiasaan mereka dalam berperilaku, mereka akan terbiasa melakukannya. Selain itu, selalu berikan apresiasi jika anak sudah berperilaku yang baik

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh aliffia hanif ariyani -
Izin menanggapi bu, Nama : Aliffia hanif ariyani (2053053011)
Penanaman nilai-nilai moral pada anak dapat dilakukan melalui tiga cara :
1. kegiatan latihan.
Penanaman nilai-nilai moral dan agama harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, yang didalamnya terkandung unsur latihan. Sang ibu disarankan banyak berbuat kebajikan dan makan-makanan yang halal. Hal ini semata-mata bukan untuk sang ibu saja, namun juga berguna bagi sang bayi. Sama halnya, pada saat bayi lahir diperdengarkan suara adzan di telinga sebelah kanan dan iqomah di telinga sebelah kiri. Ini bertujuan untuk mengenalkan kalimat tauhid (ke-Esaan Tuhan) pada anak. Masa anak adalah masa reseptif, di mana nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua direkan pada memorinya. Pada saat ini otak berkembang begitu pesat, sehingga tepat sekali untuk mengajarkan apa saja kepada anak terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dan agama.
2. kegiatan aktivitas bermain.
Penanaman nilai-nilai moral dan agama dapat dilakukan melalui aktivitas bermain anak. Pada saat bermain pendidik/orangtua dapat memberikan motivasi pada anak untuk saling memaafkan. Sekedar contoh, pada saat anak-anak saling berebut dan bertengkar, maka orangtua harus memotivasi anak agar mau saling memaafkan. Dalam aktivitas bermain anak belajar mematuhi aturan yang berlaku dalam permainan serta belajar menerima hukuman jika seseorang bermain tidak mengikuti aturan.
3. Kegiatan pembelajaran.
Penanaman nilai-nilai moral dan agama ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan non formal maupun formal. Non formal artinya dilaksanakan di dalam lingkungan masyarakat, sedangkan formal artinya dilakukan di lingkungan sekolah.
Di sekolah penanaman nilai-nilai moral dan agama umumnya terintegrasi dengan kegiatan di sekolah dan masuk kurikulum. Setidaknya ada dua kiat yang dapat dilakukan oleh orangtua agar penanaman nilai moral keagamaan pada anak dapat berjalan efektif, yaitu dengan pembiasaan dan keteladanan. Melalui pembiasaan anak akan menjadi terbiasa untuk berbuat sesuatu tanpa terpaksa. Bila anak dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik. Sebaliknya jika anak dibiasakan dengan keburukan serta terlantarkan niscaya ia akan menjadi orang yang berperilaku buruk dan cenderung merusak.
Upaya keras baik dari pendidik dalam menanamkan nilai-nilai moral maupun dari peserta didiknya untuk dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai moral yang diperolehnya seringkali mendapat hambatan dalam implementasinya. Karena nilai moral yang sifatnya abstrak sehingga dalam kondisi nyatanya seorang anak seringkali menemui kesulitan/hambatan untuk memahami konsep moral.
Hambatan itu dapat berupa :
1. Tingkat intelegensi : Semakin tinggi tingkat intelegensi maka semakin mudah untuk mempelajari konsep moral.
2. Cara pengajaran,
a) “Tidak boleh” vs “Harus”
b) Komitmen dan kesabaran
3. Perubahan nilai moral yang berbeda
Guru sebagai teladan sering kali “lupa” bahwasanya ia harus menjadi figure dan mencontohkan hal yang baik pada muridnya, ketika dia “lupa” akan hal itu. Kejadian yang demikian, akan membuat murid menjadi bingung dengan apa yang diajarkan dan apa yang dilihat berbeda sehingga menimbulkan rasa keragu-raguan dan ketidakpercayaan lagi pada gurunya.
4. Nilai berbeda pada situasi berbeda,
Anak cenderung belum bisa memberi penilaian pada peristiwa unik atau khusus, karena itu anak menyamaratakan peraturan yang satu untuk kondisi yang berbeda.

Strategi penanaman nilai moral

1. Integrasi Melalui Mata Pelajaran
Penanaman nilai-nilai moral yang juga merupakan bagian dari suatu usaha pembentukan kepribadian yang baik dapat dilakukan melalui mata pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah. Melalui kedua mata pelajaran itu diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai moral pada siswa yang akan membentuk kepribadian yang baik.
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian siswa yang dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler. Ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan yang berperan dalam penanaman nilai-nilai moral, pengembangan potensi dan prestasi siswa.
3. Budaya Sekolah
Merupakan tindakan yang dianut oleh seluruh warga sekolah dalam membentuk prilaku, sikap, cara berfikir dan nilai-nilai yang tercermin dalam wujud fisik maupun abstrak. Budaya sekolah merupakan kerangka kerja yang disadari untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang terumuskan dalam visi dan misi sekolah demi kepentingan bersama. Jadi dengan integarasi nilai-nilai moral melalui budaya sekolah sangatlah membantu, karena budaya sekolah merupakan sistem nilai yang mempengaruhi prilaku warga sekolah
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Alma Afifah 2053053044 -
Nama: Alma Afifah
NPM: 2053053044

Menurut saya,

1. Cara penanaman nilai dan moral dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat hampir sama. Yaitu:
-Anak-anak mudah sekali meniru apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu orang tua danguru hedaknya dapat dijadikan model yang patut dicontoh/ditiru oleh anak. Anak akan melihat perilaku orang tua dan guru secara global. Artinya baik perilaku baik maupun akan senantiasa dilihat dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu hendaknya orang tua dan guru selalu memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak agar anak pun meniru perilaku-perilaku yang baik.

2. Hambatan-hambatan proses penanamannya,
-Lingkungan yang buruk sangat tidak baik untuk penanaman niali dan moral anak karena, anak akan meniru hal-hal yang buruk.
-Orang tua dan guru yang tidak peduli terhadap tingkah laku anak. Jadi, tidak bisa memperhatikan tingkah laku anak.

3. Trik atau strategi,
Bisa dengan dilakukan pembiasaan Misalnya berdoa sebelum makan, cuci tangan secelum makan, mengembalikan mainan ke tempatnya, membuang sampah pada tempatnya, menjaga saran dan prasarana, dan lain-lain.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Antika Tri Purnamasari 2053053014 -
Nama: Antika Tri Purnamasari
Npm:2053053014
Izin menjawab Bu

1.Peran keluarga dalam penanaman nilai moral anak usia dini sangatlah
besar. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat
dengan anak. Figur yang ditunjukkan oleh anggota keluarga dalam bentuk perilaku sehari-hari akan diamati oleh anak, dan kemudian diikuti dan ditiru
oleh anak. Dengan demikian orang tua dalam keluarga sebisa mungkin harus mencontohkan perilaku yang positif kepada anak.
Dalam rangka penanaman nilai moral pada anak usia dini di dalam
keluarga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
1.nilai yang
ditanamkan harus jelas. 2.Harus ada konsistensi atau keajegan.
3.adanya keteladanan dari orang tua.
4.adanya sikap
konsekuensi terhadap aturan yang diberlakukan.

2.Menanamkan nilai moral dilingkungan sekolah adalah dengan cara pendidik harus mengajarkan
1.ajarkan kejujuran
2.latihlah tanggung jawab
3.mengajarkan sikap menyayangi
4 tanamkan disiplin
5.Ajaklah bergaul

3.Cara menanamakan nilai dan moral dilingkungan masyarakat

1.Membuang sampah tepat pada tempatnya
2.Membungkukkan badan ketika melewati orang yang lebih tua
3.Mengucapkan terima kasih ketika mendapat pemberian dari seseorang
4.Menyelesaikan tugas di sekolah tepat pada waktunya
5.Menghargai pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung
6.Mencium tangan orang tua saat hendak keluar rumah
7.Mengucapkan kata “tolong” ketika ingin meminta bantuan kepada orang lain
8.Tidak berucap kasar ketika berada di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Ira nursanti 2053053024 -
izin menanggapi bu
Nama : Ira Nursanti
NPM : 2053053024

1. Upaya dalam menanamkan nilai dan moral dalam lingkungan keluarga
Peran keluarga dalam penanaman nilai moral anak usia dini sangatlah
besar. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Figur yang ditunjukkan oleh anggota keluarga dalam bentuk
perilaku sehari-hari akan diamati oleh anak, dan kemudian diikuti dan ditiruoleh anak. Dengan demikian orang tua dalam keluarga sebisa mungkin harus
mencontohkan perilaku yang positif kepada anak.
Dalam rangka penanaman nilai moral pada anak usia dini di dalam keluarga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu Pertama, nilai yang ditanamkan harus jelas. Kedua. Harus ada konsistensi atau keajegan.Ketiga,adanya keteladanan dari orang tua. Keempat, adanya sikapkonsekuensi terhadap aturan yang diberlakukan

Hambatan yang sering terjadi dalam penanaman nilai moral di lingkungan keluarga :
Banyaknya rutinitas kegiatan orang tua tersebut menyebabkan timbulnya masalah bagi orang tua, karena orang tua tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mengarahkan, mengajarkan, dan memberikan perhatian serta pengawasan langsung terhadap pembinaan akhlak remaja. Sehingga dengan kondisi ini menimbulkan dampak negatif terhadap moral dan akhlak anak.

strategi dalam menangani masalah tersebut :
Nasihat merupakan kata-kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.
jadi orang tua menasihati anak nya dengan berbicara dari hati ke hati agar anak paham dan juga tidak melakukn kesalahan lagi

2. Upaya dalam menanamkan nilai dan moral dalam lingkungan sekolah
Nilai moral dapat diajarkan di sekolah dasar dengan contoh yang sederhana, misalnya dengan mengajarkan peserta didik membuang sampah pada tempatnya, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, menunaikan ibadah tepat waktu, menghormati orang yang lebih tua dan sebagainya.
Dengan begitu, peserta didik dapat melakukan bahkan akan mengikuti perbuatan baik yang dicontohkan oleh gurunya disekolah.Guru di sekolah berfungsi sebagai fasilitator, supaya peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai moral yang baik sehingga dapat tercipta tujuan pendidikan moral yang baik juga.

Hambatan yang sering terjadi dalam penanaman nilai moral di lingkungan sekolah :
Formulasi pendidikan moral dan lemahnya system evaluasi
pendidikan moral Apabila dilihat dari pelaksanaan pendidikan moral di sekolah,maka akan diketahui bahwa penanaman dan pembentukan nilai-nilai
moral cenderung dibekukan dalam suatu bentuk mata pelajaran, seperti pendidikan agama, PMP, atau Pancasila. Dalam matapelajaran tersebut pendidikan moralnya pada tercapainya nilai lulus
mata pelajaran dengan menekankan pada kemampuan anak didiktidak dapat diketahui dalam kondisi senyatanya. Bagaimanapunbanyaknya nilai anak dalam menjawab soal-soal tentang pendidikan moral belum dapat dijamin tercapainya perkembangan moral yangbaik sebab sebagaimana dikatakan Tilaar bahwa untuk menilai
perkembangan nilai moralitas anak didik diperlukan penilaianterhadap realisasi perilaku moral anak dalam setiap lingkungan
kehidupan anak

strategi dalam menangani masalah tersebut :
keberhasilan pendidikan moral jangandibebankan pada mata pelajaran pendidikan agama atau pandidikanmoral saja, akan tetapi setiap mata pelajaran harus mempunyai
hidden kurikulum (kurikulum tersimpan) yang disusun oleh gurumasing-masing mata pelajaran. Setiap guru harus mempunyai misiuntuk membantu anak didiknya mencapai moral yang sempurna danjangan menganggap bahwa pendidikan moral itu hanya tugas guru
agama saja. Perlu diketahui, selain mengajar guru bidang mempunyaitugas memberikan informasi serentetan materi pelajaran, jugabertanggung jawab secara moral untuk membantu anak didik menjadimanusia yang sempurna baik jasmani maupun rohani, mampu berdirisendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk tuhan, mahluk social dan
sebagai individu yang mandiri

3. Upaya dalam menanamkan nilai dan moral dalam lingkungan masyarakat
Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnyadalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Orang-orang inilah yang dapat memberikan contoh,mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan.
Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh
masyarakat:
1. Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan
halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air,
menanami pekarangan rumah.
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di
jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besarterhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etikauntuk pembentukan karakter.

Hambatan yang sering terjadi dalam penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat :
Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat:
1. Tidak ada kepedulian baik satu sama lain maupun dengan lingkungan
2. Tidak merasa bertanggung jawab

Cara Menangani masalah tersebut :
Penanaman nilai-moral di lingkungan masyarakat yang telah disebutkan diatas seharusnya dilakukan secara rutin dan berulang dagar dapat menjadi suatu kebiasaan dalam lingkungan masyarakat

Sekian Terimakasih
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Aditya Mahendra 2053053012 -
Izin menjawab bu,

1. Penanaman nilai dan moral di lingkungan keluarga :
Untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain :

Internalisasi
Internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan sehari-hari.

Keteladanan
“Anak adalah peniru yag baik.” Ungkapan tersebut seharusnya disadari oleh orang tua, sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan tindakannya ketika berada atau bergaul dengan anak-anaknya. Berbagi keteladanan dalam mendidik anak menjadi sesuatu yang sangat penting.

Pembiasaan
Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.

Bermain
Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu dijaga dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas, yaitu melalui bermain.

Cerita
Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Nasihat
Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.

Penghargaan dan Hukuman
Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.
Dalam mensosialisasikan pendidikan karakter, orang tua mempunyai beberapa kendala, diantaranya :

Perubahan zaman dan gaya hidup
Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak
Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
Perbedaan tipe kecerdasan anak

2. Penanaman nilai moral di sekolah Saling 1.menghormati antar siswa
2.Menghormati guru dan karyawan
3.Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama siswa sekolah
4.Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama sekolah
5.Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran
5.Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin
6.Memberikan suara dalam pemilihan pengurus OSIS.

3. penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat
• cara menanamkan nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan cara menanamkan nilai moral dilingkungan masyarakat yaitu dengan adab menghormati yang lebih tua, mengamalkan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama seperti tolong menolong.

• hambatan hambatan proses penanaman nilai dan moral dilingkungan masyarakat yaitu tidak ada kepedulian, tidak merasa bertanggung jawab, dan menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa

• trik atau strategi yang tepat dipakai agar nilai dan moral dilingkungan masyarakat tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus menerus oleh anak didik kita yaitu dengan cara membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah, membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum, menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh NURHIDAYATI 2053053039 -
izin menanggapi bu,
1. Keluarga
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lingkungan rumah dan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada usaha yang harus dilakukan terutama oleh pihak – pihak yang terkait didalamnya sehingga mereka akan memiliki tanggung jawab dalam hal ini.
contoh kebiasaan di lingkungan keluarga:
• Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
• Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang – barang yang dimilikinya
• Membiasakan dan mendampingi anak belajar / mengulang pejaran/ mengerjakan tugas sekolahnya
• Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah
• Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis
hambatan yang dihadapi dalam keluarga :
• Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua.
• Orang tua atau salah satu anggota keluarga ( orang dewasa ) yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang diterapkan
• Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan kasih sayang yang diterimanya’.
2. Sekolah
Jika dilingkungan rumah/ keluarga , anak dapat dikatakan “ menerima apa adanya” dalam menerapkan sesuatu perbuatan, maka dilingkungan sekolah sesuatu hal menjadi “mutlak”adanya, sehingga kita sering mendengar anak mengatakan pada orang tuanya “ Ma, Pa, kata Bu guru/ Pak guru begini bukan begitu “ Ini menunjukkan bahwa pengaruh sekolah sangat besar dalam membentuk pola pikir dan karakter anak, namun hal ini pun bukanlah sesuatu yang mudah tercapai tanpa ada usaha yang dilakukan. Untuk menjadi ‘Bapak dan Ibu’ guru seperti dalam ilustrasi diatas butuh keteladanan dan konsistensi perilaku yang patut diteladani .
Contoh – contoh perilaku disekolah:
• Mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan
• Membimbing dan membiasakan siswa sholat Dhuha dan sholat dzuhur berjamaah di sekolah
hambatan yang dihadapi di sekolah ;
• Tidak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan
• Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan
• Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran
3. Masyarakat
Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang “ tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan family “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak . Orang – orang inilah yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan.
Contoh – contoh perilaku masyarakat :
• Membiasakan gotong royong, misalnya : membersihkan halaman rumah masing – masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
• Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan , merusak atau mencoret – coret fasilitas umum
• Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
hambatan yang dihadapi dimasyarakat ;
• Tidak ada kepedulian
• Tidak merasa bertanggung jawab
• Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Carolina kartika damayanti 2053053009 -
Nama : Carolina Kartika Damayanti
Npm :2053053009

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu Bu izin memberi jawaban analisis bagiamana cara menanamkan moral ke anak dini di lingkungan keluarga.

Pendidikan moral yang harus ditanamkan kepada anak oleh orang tua yakni penanaman nilai Kejujuran, penanaman nilai Kerukunan, penanaman nilai Kerjasama, penanaman nilai Sopan Santun, dan penanaman nilai Disiplin. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan melalui nasehat secara langsung kepada anak, dan juga orang tua dapat memberikan contoh yang positif dalam bertindak dan berperilaku karena anak ini akan lebih mencontoh perilaku orang tua nya. Orang tua harus memberitahu anaknya bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sopan. Perilaku yang dilakukan orang tua baik atau buruk akan mudah dilihat dan kemudian akan ditiru dan dilakukan oleh anak.Anak-anak diharapkan akan lebih mudah membedakan antara perbuatan mana yang perlu diikuti dan perbuatan mana yang harus dihindari.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Tedi Kurniawan2053053040 -
Nama : Tedi Kurniawan
Npm : 2053053040

Izin Menanggapi

A.Peranan Keluarga Dalam Pendidikan
- mendukung dan memberi motivasi yang selalu menuntut ilmu sebanyak mungkin dalam mengecap pendidikan
- mendidik dengan kasih sayang
- membantu anak ketika ada PR atau tugas dari sekolah
- memberikan sikap yang di tanamkan dalam kekeluargaan

B. Pernanan masyarakat dalam pendidikan
- membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak secara optimal agar mereka dapat berperan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan lingkungan.
- menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

C. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan
- Menciptakan suasana yang kompetitif antar sekolah dalam memajukan dan meningkatkan kualitas siswa dan sekolah sesuai standar yang telah di terapkan
- memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang kurang mampu terutama di daerah yang terpencil, plosok, dan kumuh.

Oleh karena itu pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan masa depan kita kelak nanti.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh MUKTI SETIAWAN 2053053003 -
nama: mukti setiawan
npm: 2053053003
izin menjawab
Pendidikan nilai dan moral di lingkungan keluarga
Cara penanamannya yaitu dengan menanamkan nilai kejujuran, penanaman nilai kerukunan, nilai kerjasama, penanaman nilai sopan santun dan penanaman nilai disiplin contoh yang positif dalam bertindak dan berperilaku karena anak ini akan lebih mencontoh perilaku orang tuanya nya. Orang tua harus memberi tahu anaknya bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sopan. Perilaku yang dilakukan orang tua baik atau buruk akan mudah dilihat dan kemudian akan ditiru dilakukan oleh anak

Penanaman nilai dan moral di lingkungan sekolah seperti halnya dengan di rumah ah ah ah moral ini sangat penting diajarkan pada pendidik apalagi sejak pendidikan sekolah dasar untuk menanamkan sikap perilakunya sejak usia dini moral ditanamkan kepada peserta didik agar mereka dapat berperilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan baik contoh sederhana misalnya dengan mengajarkan peserta didik membuang sampah pada tempatnya, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, menunaikan ibadah tepat waktu, dan menghormati orang tua.

Penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat Sama halnya dengan moral lingkungan keluarga dan masyarakat intinya agar melatih kedisiplinan dan berperilaku yang baik contohnya yaitu membuang sampah pada tempatnya, mengucapkan terima kasih pada orang lain, dan memberi salam terhadap orang lain dan lain-lain


Hambatan-hambatan penanaman nilai moral menurut saya hambatannya ketika perilaku sudah dibiasakan sejak dini sehingga hal-hal buruk seperti kata-kata kotor, tidak peduli saat orang kesusahan akan menjadi hal yang lumrah atau terbiasa sehingga hambatan tersebut semakin menekankan perilaku yang buruk.


Strategi atau trik dan dapat dilakukan yaitu menurut saya menerapkan perilaku baik sejak dini adalah kunci utama dalam strategi penanaman nilai dan moral contohnya menanamkan budaya sapa kepada seluruh orang atau masyarakat
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Nur Meitiana Zalianti 2053053027 -
izin menjawab bu,

1. Lingkungan Keluarga
a. cara menanamkan nilai dan moral dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua harus memberikan contoh yang baik di rumah saat ada anak agar anak juga bisa tau bahwa itu perbuatan baik. contohnya yaitu jika ada sampah disekitar rumah ambil lalu buang di tempat sampah dan beri nasihat kepada anak kita bahwa jika ada sampah disekitar kita harus di ambil dan di buang ke tempatnya.
b. Hambatan-hambatannya yaitu banyak orang tua yang tidak sabar mengajari anak sehingga mereka sering memarahi anak mereka dan membuat anak juga terpengaruh.
c. strategi yang dipakai yaitu orang tua harus selalu belajar cara menjadi orang tua yang baik untuk anaknya agar anaknya bisa menjadi penerus bangsa yang baik untuk dirinya, sekitar dirinya dan bangsa ini.

2. Lingkungan Sekolah
a. Cara menanamkannya yaitu disini peran yang diperlukan itu pendidik makanya pendidik harus memberikan contoh penanaman nilai yang baik untuk peserta didiknya seperti jika ada peserta didik yang berkelahi secepatnya harus ditegur dan di beri tahu dengan baik juga bahwa berkelahi itu tidak baik.
b. Hambatan- hambatannya yaitu pendidik sulit mengatur emosinya kepada peserta didik yang nakal sehingga pendidik terkadang harus memarahi peserta didik untuk diam saat pelajaran sedang berlangsung.
c. Strategi yang dipakai yaitu pendidik setiap seminggu sekali harus buat acara yang dimana acara itu khusus untuk meningkatkan penanaman nilai dan moral anak seperti mengundang polisis untuk memberi ceramah tentang narkoba, pberkelahi, dll.

3. Lingkungan Masyarakat
a. Cara penanamannya yaitu anak harus tau mana baik dan mana yang tidak baik dalam perilaku orang-orang. jadi yang harus dilakukan anak harus bisa memahami perilaku baik dan tikdak baik tersebut, contohnya yaitu ada bapak A dan bapak B. Bapak A ini membuang sampah di jalanan sedangkan Bapak B membuang sampah pada tempatnya dan anak harus tau perbuatan yang baik harus ditegur agar sadar itu tidak baik.
b. Hambatannya yaitu masih banyak orang yang lebih dewasa yang tidak bisa menerapkan nilai dan moral kepada anak-anak sehingga anak-anak tidak bisa menerapkan nilai dan moral yang baik
c. Strateginya yaitu lakukan kerja bakti atau gotong royong untuk saling menyadarkan sikap nilai dan moral masing-masing dalam menjaga kebersihan lingkungan daerah mereka.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Laras Putria -
Izin menjawab bu
Nama : Laras Putria
NPM : 2053053007

Penanaman nilai moral di lingkungan keluarga
1. Dengan cara mengajarkan sikap sopan santun terhadap keluarga yang utama dan orang lain. Menciptakan keadaan yang kondusif. Sikap sopan ssantun sangat penting di era saat ini dimana para penerus bangsa sangat krisis sopan santun, yang tidak membedakan antara orang tua dan teman sebaya.

2. Hambatan
Hambatan yang terjadi yaitu ketika seoang anak sudah mengenal teman yang beragam sikap dan moralnya. Dan anak lambat laun akan meniru hal-hal yang buruk sehingga bisa merusak sikap sopan santun.

3. Trik
Mengajarkan anak agar bisa memilih teman yang baik dan selalu memberikan pengajaran yang baik agar sikap sopan santun tidak hilang meskipun hidup bermasyarakat.



Penanaman nilai moral di sekolah
1. Mengajarkan peserta didik untuk selalu menghargai orang lain. Menghargai orang lain juga sangat penting, karena dengan cara itu kita juga di hargai oleh orang lain.
2. Hambatan
Hambatan yang terjadi adalah mengajarkan kepada peserta didik untuk selalu menghargai orang lain bukan hal yang mudah karena setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda.
3. Trik
Melatih terus menerus agar peserta didik terbiasa.

Penanaman di lingkungan masyarakat
1. Mengajarkan anak untuk berinteraksi dengan siapapun tetapi juga memberikan pengarahan anak agar tidak salah pergaulan dan pandai memilih teman yang baik. Karena pada anak usia dini sangat rentan terpengaruh hal-hal yang buruk.
2. Hambatan
Hambatan yang diterima yaitu peserta didik akan rentan terpengaruh terhadap lingkungan yang beragam. Karena banyak sekali karakter-karakter yang ada di masyarakat.
3. Trik
Membatasi anak untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mempunyai karakter yang buruk.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Miranda citra Haryani 2053053023 -
Izin menyampaikan pendapat bu
Nama : Miranda Citra Haryani
Npm : 2053053023

1. MENANAMKAN NILAI MORAL DILINGKUNGAN KELUARGA :
Cara menanamkan nilai moral dilingkungan keluarga dilakukan dengan cara mengajarkan sikap saling menghargai, sikap jujur dan menjauhi prilaku berbohong, rendah hati dan saling menolong sesama dan juga sikap bertanggung jawab. Dalam hal ini orang tua sudah pasti akan menjadi panutan oleh anak-anaknya, untuk itu selain dengan mengajrakan secara verbal para orang tua juga perlu mengajarkan dengan membuat contoh yang baik dalam kehidupan sehari hari.

2. PENANAMAN NILAI MORAL DILINGKUNGAN SEKOLAH :
Penanaman nilai moral dilingkungan sekolah kurang lebih sama dengan penanaman nilai moral di lingkungan keluarga yaitu dengan cara mengajarkan dalam bentuk verbal dan juga membuat contoh atau panutan yang baik, akan tetapi yang sedikit membedakan adalah penenanaman nilai moral disekolah lebih terstruktur di dalam silabus dan rencana pembelajaran dan diintegrasikan kedalam berbagai macam mata pelajaran yang ada.

Hambatan dalam penanamannya yaitu pendidik terkadang lupa bahwasanya ia harus memberikan contoh yang baik kepada perserta didik misalnya ,tanpa sengaja pendidik membuang sampah sembarangan sehingga membuat contoh yg tidak baik kepada peserta didiknya.Dan terkadang juga perserta didik walaupun sudah diberikan arahan untuk tidak membuang sampah sembarangan .Tetapi masih banyak juga peserta didik yang melanggar.

Strategi dalam penanaman nilai moral ini yaitu jangan pernah bosan untuk saling mengingatkan dengan pengarahan untuk tidak membuang sampah sembarangan ,membuat poster tentang larangan membuang sampah sembarangan dan selalu menjadi teladan yang baik untuk para peserta didik.

3. PENANAMAN NILAI MORAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT :
Penanaman nilai moral di lingkungan masyarakat dapat berupa peserta didik ikut berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat, seperti kegiatan keagamaan, peringatan hari bersejarah, dan gotong royong serta menjaga kebersiahan lingkungan sekitar.

Hambatannya : terkadang masih ada anak yang membeda - bedakan ras ,suku dan bangsa sehingga menimbulkan perselisihan atau perpecahan antar teman ,saudara dll

Strategi penanaman moral yaitu memberitahu dan selalu mengajarkan anak untuk dapat menghargai teman yang berbeda suku,ras dan bangsa pada anak .
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh M. Dicky Kurniawan 2053053031 -
Nama: M. Dicky Kurniawan
Npm: 2053053031

Izin menjawab bu,
Pedidikan Nilai dan Moral di Lingkungan Keluarga
lingkungan rumah dan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada usaha yang harus dilakukan terutama oleh pihak-pihak yang terkait didalamnya sehingga mereka akan memiliki tanggung jawab dalam hal ini. Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga:
1. Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga 
2. Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih 
3. Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugastugas rumah
4. Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dimilikinya 
5. Membiasakan dan mendampingi anak belajar/mengulang pelajaran/ mengerjakan tugas sekolahnya 
6. Membiasakan anak pamit jika keluar rumah 
7. Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah 
8. Menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah 
9. Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga 
10. Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis 
11. Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu 
12. Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin

Hambatan:
1. idak ada/kurangnya keteladanan/contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua. 
2. Orang tua atau salah satu anggota keluarga (orang dewasa) yang tidak konsisten dalam melaksanakan usaha yang sedang diterapkan 
3. Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama dengan kasih sayang yang diterimanya. 
4. Tempat tinggal yang tidak menetap


Pedidikan Nilai dan Moral di Lingkungan Sekolah
Pengaruh sekolah sangat besar dalam membentuk pola pikir dan karakter anak, namun hal ini pun bukanlah sesuatu yang mudah tercapai tanpa ada usaha yang dilakukan. Untuk menjadi ‘Bapak dan Ibu’ guru seperti dalam ilustrasi diatas butuh keteladanan dan konsistensi perilaku yang patut diteladani. Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan di sekolah:
1. Membiasakan siswa berbudaya salam, sapa dan senyum 
2. Tiba di sekolah mengucap salam sambil salaman dan cium tangan guru. 
3. Menyapa teman, satpam, penjual dikantin atau cleaning servis di sekolah 
4. Menyapa dengan sopan tamu yang datang ke sekolah 
5. Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun 
6. Mendidik siswa duduk dengan sopan di kelas 
7. Mendidik siswa makan sambil duduk di tempat yang telah disediakan, tidak sambil jalan- jalan
8. Membimbing dan membiasakan siswa shalat Dhuha dan shalat Dzuhur berjamaah di sekolah

Hambatan:
1. idak ada / kurangnya keteladanan / contoh yang diberikan 
2. Guru yang tidak konsisten dalam melaksanakan aturan yang telah ditetapkan 
3. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk pembelajaran


Pedidikan Nilai dan Moral di Lingkungan Masyarakat
Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang “ tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak. Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh masyarakat:
1. Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah. 
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum. 
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik. Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat: 
4. Tidak ada kepedulian 
5. Tidak merasa bertanggung jawab 
6. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: tugas analisis

oleh Nadia Cahya 2053053033 -
Nama : Nadia Cahya
NPM : 2053053033

Izin menanggapi Bu.
Orang tua masa kini menaruh perhatian yang sangat besar kepada sekolah yang bagus dan bergengsi untuk membentuk anak-anaknya menjadi anak yang pandai, cerdas dan berkarakter. Akan tetapi dalam kenyataannya, harapan orang tua masih jauh dari realisasinya.

Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan remaja kerap bertahan hingga dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak mereka, dalam hal yang baik maupun yang buruk.

Untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain :

1. Cerita
Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Nasihat
Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan, namun lebih diarahkan pada bahasa hati.

3. Penghargaan dan Hukuman
Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak. Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.

Dalam mensosialisasikan pendidikan karakter, orang tua mempunyai beberapa kendala, diantaranya :

- Perubahan zaman dan gaya hidup
- Pengaruh televisi pada komunikasi anak
- Perbedaan watak dan jenis kelamin anak

Orang tua masa kini menaruh perhatian yang sangat besar kepada sekolah yag bagus dan bergengsi untuk membentuk anak-anaknya menjadi anak yang pandai, cerdas dan berkarakter. Akan tetapi dalam kenyataannya, harapan orang tua masih jauh dari realisasinya.

Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan remaja kerap bertahan hingga dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak mereka, dalam hal yang baik maupun yang buruk.

Pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Hal ini senada dengan definisi pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 20013 mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa, dan negara.
Namun, saat ini pendidikan di Indonesia dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian atau karakter peserta didiknya agar berakhlak mulia.

Diakui atau tidak diakui saat ini terjadi krisis yang sangat nyata dan mengkhawatirkan masyarakat dengan melibatkan pemilik kita yang berharga, yaitu anak-anak. Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini seperti pelajar yang menjadi pemakai narkoba, melakukan tindak kriminal dan yang baru sempat hangat di media kabar yaitu kasus guru di Sulawesi Selatan, ibu Nurmayani yang mencubit anak polisi yang kemudian berakhir di sel penjara hingga menjadi perhatian publik.

Oleh karena itu dalam rangka mengatasi krisis moral yang terjadi saat ini yaitu salah satunya melalui pendidikan karakter. Sehingga pendidikan karakter dipandang sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan ini adalah salah satu tugas guru yang harus dipenuhi karena guru adalah orang tua bagi siswa di sekolah dan salah satu faktor terpenting dalam menentukan karakter / kepribadian anak selain orang tua dan lingkungan masyarakat.