Diskusi 3

Diskusi 3

Number of replies: 29

Mahasiswa sekalian.. mari kita diskusi tentang materi 3

Forum ini menjadi penilaian keaktifan individu, masing2 anggota silahkan memberikan tanggapan atas topik yang diberikan. selanjutnya masing-masing mahasiswa menanggapi jawaban yang diberikan temannya

In reply to First post

Re: Diskusi 3

by Berti Yolida -
apa yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains?
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Hanny Nurfazrina Yonesta -
Izin menjawab bu,
Nama: Hanny Nurfazrina Yonesta
NPM: 1914024051

Yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan etnosains yaitu guru melakukan identifikasi kearifan lokal yang sesuai dalam pembelajaran yang terintegrasikan etnosains. Model pembelajaran IPA yang terintegrasi etnosains diharapkan sebagai salah satu unsur penunjang pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang efektif dengan memasukkan nilai-nilai budaya di dalamnya, sehingga peserta didik tidak melupakan budaya-budaya yang ada disuatu daerah tertentu. dalam pembelajaran berdasarkan etnosains ini guru dapat mnggunakan berbagai model pembelajaran, diantaranya yaitu model 12 pembelajaran discovery learning, problem based learning (PBL), project based learning (PjBL), pendekatan konstruktivisme, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Firas Zulfa Farhana -
Nama: Firas Zulfa Farhana
NPM:1913024025

Yang harus dilakukan guru mengiimplementasikan pembelajaran entonsains dengan dengan cara memasukkan budaya yang berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran tersebut. Pembelajaran IPA berbasis etnosains adalah dengan mengintegrasikan antara materi dengan lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran etnosains diharapkan peserta didik mampu melakukan observasi, diskusi, presentasi dan praktikum. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran menggunakan
pendekatan etnosains diiringi dengan keterampilan proses peserta didik yang
menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga implementasi pembelajaran
berbasis etnosains menuntut pergeseran model pembelajaran dari pembelajaran berpusat guru ke pembelajaran berpusat peserta didik, dari pembelajaran individual ke arah pembelajaran kolaboratif dan menekankan aplikasi pengetahuan sains, kreativitas serta pemecahan masalah dalam proses merekonstruksi sains asli (pengetahuan yang berkembang di masyarakat) menjadi sains ilmiah
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Alvina Aulia Syafitri -
Nama : Alvina Aulia Syafitri
Npm : 1913024027

Menurut saya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam mengajarkan etnosains kepada para siswa, yaitu:
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya, untuk mengakomodasi konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki siswa, yang berakar pada sains tradisional.
2. Menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan atau keajaiban (discrepant events) yang sebenarnya hal biasa menurut konsep-konsep baku sains.
3. Mendorong siswa untuk aktif bertanya.
4. Mendorong siswa untuk membuat serangkaian skema-skema tentang konsep yang dikembangkan selama proses pembelajaran.

dengan memperhatikan hal-hal diatas, guru diharapkan dapat memandang pendidikan sebagai wahana pemberdayaan siswa dalam usaha menguasai konsep-konsep (etnosains) yang sudah tertanam pada diri siswa dengan konsep-konsep dominasi sains.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nyoman Trijaya Kusuma -
Nama : Nyoman Trijaya Kusuma
NPM : 1953024003
Izin menjawab ibu

Langkah atau cara yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam membelajarkan etnosains adalah Guru harus dapat membuat suatu sumber belajar berupa media, seperti video, modul, dan lainnya untuk mempermudah pelaksaanaan pembelajaran tematik berbasis etnosains. Selain itu, guru dapat memanfaatkan berbagai literatur serta internet untuk membantu proses pembelajaran.
Seorang guru juga harus dapart menentukan kearifan lokal yang akan dikaitkan dengan pembelajaran. Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan, maka guru dapat memilih salah satu atau beberapa cara mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi pembelajaran. Etnosains dapat diintegrasikan dalam berbagai model pembelajaran, diantaranya yaitu model pembelajaran discovery learning, problem based learning (PBL), project based learning (PjBL), pendekatan konstruktivisme, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain
Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dikarenakan tema tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Selain itu, implementasi model pembelajaran yang tepat pastinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Maricha Marulina Nainggolan -
Nama: Maricha Marulina Nainggolan, NPM: 1912024009, izin menjawab bu

Guru pada awalnya dapat melakukan perencanaan pembelajaran berbasis etnosains. Diterapkan pada materi tertentu yang dapat dintegrasikan dengan pendekatan etnosains, misalnya mengenai permainan tradisional, alat transportasi tradisional, produksi lokal daerah setempat, makanan lokal, dan warisan budaya. Dalam perencanaan pembelajaran setiap minggu guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengulas tentang perencanaan pembelajaran yang akan di lakukan, seperti membahas mengenai pembelajaran dengan menampilkan beberapa keragaman budaya yang ada di Indonesia yaitu kebiasaan dan cara hidup yang berbeda seprti penggunaan transportasi tradisional, berupa andong untuk memahami macam – macam gaya dan keterkaitannya dengan aktivitas yang memerlukan gaya.
Implementasi kearifan lokal dapat dilakukan secara terbuka dengan cara disisipkan ke dalam tema-tema, atau juga dapat dikemas dalam bentuk pesan tersembunyi (hidden curriculum) yaitu dengan penanaman norma, kebiasaan baik, dan prinsip bersosial. Selain itu dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis etnosains perlu memperhatikan pemilihan sumber belajar. beberapa sumber belajar yang efektif digunakan dalam pembelajaran IPA, antara lain lingkungan sekitar, literatur, audio visual, dan internet. Guru dapat membuat suatu sumber belajar berupa media, seperti video, modul, dan lainnya untuk mempermudah pelaksaanaan pembelajaran berbasis etnosains. Selain itu, guru dapat memanfaatkan berbagai literatur serta internet untuk membantu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa biasanya guru-guru di Sekolah Dasar mengajar dengan metode ceramah bervariasi dan penugasan. Namun, sebenarnya ada beberapa metode lain yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran tematik berbasis etnosains, antara lain adalah observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata. Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan, maka guru dapat memilih salah satu atau beberapa cara mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi pembelajaran. Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dikarenakan tema tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
In reply to Maricha Marulina Nainggolan

Re: Diskusi 3

by Nabilla Vidia Sobach 1913024043 -
Saya setuju dengan jawaban Maricha, tahap pertama yang dilakukan oleh guru adalah merencanakan pembelajaran dalam materi apa yang akan diberikan pada siswanya, tentunya dengan mengintegrasikan dengan pendekatan etnosains, atau jika memang tidak memungkinkan, seoran guru dapat menyisipkan pendekatan etnosains dalam tema tema terntu yang sudah dibuat dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter peserta didik.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by herlina lina -
Nama: Herlina
NPM: 1913024029
berdasarkan apa yang saya baca, bahwa George (1991) menyarankan kepada para guru untuk memperhatikan empat hal selama membawakan proses pembelajaran sebagai berikut.
(1) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya, untuk mengakomodasi konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki siswa, yang berakar pada sains tradisional.
(2) menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan atau keajaiban (discrepant events) yang sebenarnya hal biasa menurut konsep-konsep baku sains.
(3) mendorong siswa untuk aktif bertanya
(4) mendorong siswa untuk membuat serangkaian skema-skema tentang konsep yang dikembangkan selama proses pembelajaran.
Berdasarkan dengan sarana-sarana tersebut, George (1991) lebih lanjut meminta kepada guru untuk memandang pendidikan sebagai wahana pemberdayaan siswa dalam usaha menguasai konsep-konsep (etnosains) yang sudah tertanam pada diri siswa dengan konsep-konsep dominasi sains Barat.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Fitri Handayani -
Nama: Fitri Handayani
NPM: 1913024017

Izin menjawab, Perencanaan penerapan model pembelajaran berbasis etnosains harus berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan guru mampu menentukan kearifan lokal dan memilah materi yang akan diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik berbasis kearifan local. Dan dalam proses evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, Penggunaan Sumber belajar secara maksimal, dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet serta Guru harus bisa menggunakan berbagai macam metode seperti observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by M.Dimas Dhitya Asri -
Nama : M.Dimas Dhitya Asri
NPM: 1913024039
Izin menjawab

Ada 3 hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk memaksimalkan pembelajaran berbasis etnosains yaitu

1.Mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional). Hal ini bertujuan untuk menggali konsepsi-konsepsi yang telah dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat tempat mereka tinggal.
2.Menerapkan pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok cocok diterapkan di kelas karena sesuai dengan kehidupan masyarakat tradisional Indonesia yang senang melakukan kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran ini bersifat indigenous (asli).
3.Menjadi penegosiasi sains modern dan sains tradisional. Hal ini dilakukan dengan cara (i) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikirannya, (ii) menyajikan contoh-contoh keganjilan (discrepant events) yang menurut sains modern merupakan hal biasa, (iii) menuntun siswa melintasi batas budaya, (iv) mendorong siswa untuk aktif bertanya, dan (v) memotivasi siswa agar menyadari akan pengaruh positif dan negatif sains modern dan teknologi yang dihasilkannya.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Dewi Sinta Rahayu -
Nama: Dewi Sinta Rahayu
NPM: 1913024007

izin menjawab Bu, yang harus dilakukan guru dalam membelajarkan sains menggunakan/berbasis etnosains adalah Mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional). Hal ini bertujuan untuk menggali konsepsi-konsepsi yang telah dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat tempat mereka tinggal. etnosains akan lebih mudah diidentifikasi melalui proses pendidikan tentang kehidupan sehari-hari yang dikembangkan oleh budaya, baik proses, cara, metode, maupun isinya. Pengetahuan budaya seperti dongeng, tembang, permainan - permainan, rumah adat, ritual adat, produksi lokal, pemanfaatan alam merupakan salah satu wujud sistem pendidikan etnosains. Identifikasi etnosains dimasukan dalam pembelajaran berkaitan dengan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki daerah setempat dengan begitu pembelajaran akan lebih bermakna. Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan guru dapat memilih salah satu atau beberapa cara mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi pembelajaran, dengan membelajarkan sains berbasis etnosains dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nabila Alifia Innayah -
Nama : Nabila Alifia Innayah
NPM : 1913024019

Izin menjawab ibu,
Yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains adalah gurus harus memiliki pengetahuan yang luas untuk mencari contoh-contoh kejadian/peristiwa yang mengandung kearifan lokal yang ditunjukkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun guru masih sedikit yang mengaitkan dengan budaya lokal dan memiliki keahlian yang baik dalam menganalisis kompotensi dasar. Dengan harapan, dapat diintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran sains diharapkan pembelajaran sains menjadi lebih bermakna dan tidak hanya textbook oriented. Pengintegrasian diharapkan meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar. Contoh, kearifan loal di Madura sebagai salah satu suku di Indonesi juga kaya dengan khasanah budaya salah satunya adalah garam. Hal ini dapat dikaitkan dalam sumber pembelajaran IPA, proses pembuatan garam oleh petani garam dapat dikaitklan dengan kompetensi dasar di SMP berdasarkan kurikulum 2013 revisi.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Dhea Olivia Amanda -
Nama : Dhea Olivia Amanda
NPM : 1913024005
Izin menjawab, Bu.

Dalam membelajarkan sains berbasis etnosains, yang dapat dilakukan guru adalah melakukan identifikasi kearifan lokal yang sesuai dalam pembelajaran yang terintegrasikan etnosains, lalu menstimulasi pemahaman siswa dan keaktifan siswa untuk dapat mengamati dan menganalisis nilai-nilai kebudayaannya. Hal ini karena, pembelajaran etnosains erat kaitannya dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat di lingkungan sekitar dan mengaitkannya dengan sains ilmiah. Lalu guru dapat mengembangkan atau memancing keaktifan siswa dalam mengaitkan nilai-nilai kebudayaan pada masyarakat. Dalam membelajarkan etnosains, guru diharapkan mampu membiarkan siswa untuk mengeksplorasi pemahaman dan keterampilannya terhadap berbagai nilai sains dan budaya dalam kehidupan.
Terima kasih, Bu.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Aripati Sulika -
Nama : Aripati Sulika
Npm : 1913024003
Izin menjawab ibu,

Menurut saya hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam membelajarkan sain berbasis etnosains adalah

1. Memperhatikan dan memberdayakan kearifan lokal yang ada di sekitar siswa terkhusus di daerah disekitar sekolah yang bisa diintegrasikan dalam pembelajaran sains.
2.seorang guru harus menganalisis metode pembelajaran yang tepat yang memungkinkan siswa untuk bisa menerima pembelajaran berbasis etnosains
3. Menganalisis nilai penting kebudayaan yang akan digunakan dan kerelevansiannya dengan pelajaran yang digunakan
4. Menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien melalui rpp yang telah disusun dengan integrasi terhadap etnosains

Terimakasih ibu
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Mery Widya Kusuma Wardani -

Nama Mery Widya K.W

Npm 1913024001

Ijin menjawab, Diskusi 3

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam mengembangkan pembelajaran sains berbasis sains asli sebagai berikut.

I. ldentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli

Identifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli bertujuan untuk menggali pikiran-pikiran siswa dalam rangka.mengakomodasi konsep-konsep, prinsipprinsip atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat di mana mereka berada. Hal ini penting dilakukan mengingat bahwa setiap anak akan memiliki pandangan-padangan atau konsepsi-konsepsi yang berbeda terhadap suatu objek, kejadian atau fenomena. Ausubel (dalam Dahar,1989) mengatakan bahwa satu hal yang paling penting dilakukan guru sebelum pembelajaran dilakukan adalah mengetahui apa yang telah diketahui siswa.

2. Pembelajaran dalam kelompok

Masyarakat tradisional cenderung melakukan kegiatan secara berkelompok yang terbentuk secara sukarela dan informal, seperti halnya seka tari baris, tabuh gong, dan sebagainya.Pembelajaran dalam bentuk kelompok merupakan pengembalian “fitrah” pembelajaran mereka.Supriyono (2000:269) berpendapat bahwa belajar dalam bentuk kelompok merupakan satuan pendidikan yang bersifat indigenous (asli), yang timbul sebagai kesepakatan bersama para warga belajar untuk saling membelajarkan secara sendiri maupun dengan mengundang narasumber dari luar kelompok mereka. Lebih lanjut Anwar (2003: 436) berpendapat bahwa model pembelajaran dalam kelompok merupakan satuan pendidikan paling demokratis, di mana keputusan, proses, dan pengelolaan belajar bersifat dari, oleh, dan untuk anggota belajar. Berdasarkan pertimbangan ini, maka upaya mengorganisasi diri mereka sendiri dalam wadah kelompok merupakan “refungsi” kelompok belajar fenomena sebelumnya (natural fenomena).

3. Peran guru sains sebagai penegosiasi

Dalam proses pembelajaran sains, guru memegang peranan sentral sebagai “penegosiasi” sains Barat (budaya Barat) dan sains asli sebagai budaya loka1 dengan siswa-siswanya.

In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Fia Yurista -
NAMA : FIA YURISTA. NPM : 1913024011

Yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran sains berbasis etnosains ini, pertama guru dapat mengajak siswa untuk
Memperhatikan dan memberdayakan kearifan lokal yang ada di sekitar siswa terkhusus di daerah disekitar sekolah yang bisa diintegrasikan dalam pembelajaran sains.
Kemudian setelah itu seorang guru harus menganalisis metode pembelajaran yang tepat yang memungkinkan siswa untuk bisa menerima pembelajaran berbasis etnosains
Dan selanjutnya Menganalisis nilai penting kebudayaan yang akan digunakan dan kerelevansiannya dengan pelajaran yang digunakan.
guru juga mengajak siswa untuk berpikir kritis mengenai permasalahan yang ditemukan dari kehiduoan sehari hari.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Shasa Deva Riyatno -
Nama : Shasa Deva Riyatno
NPM : 1953024009
Izin Menjawab, Bu.

Sebagai seorang guru dalam menerapkan etnosains pada pembelajaran sains dapat dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa yakni, metode observasi, bertanya, klasifikasi, prediksi, pemecahan masalah dan membuat kesimpulan.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Beby Olivia Alianda -
Nama : Beby Olivia Alianda
NPM : 1953024005
Izin menjawab
Etnosains dapat dipelajari di sekolah melalui pembelajaran sains, yaitu pada mata pelajaran kimia, fisika, biologi, dan IPA secara umum. pembelajaran sains di sekolah guru perlu mengajarkan etnosains kepada siswa agar dapat menyeimbangkan antara sains Barat (sains modern) dengan sains asli masyarakat (sains tradisional) menggunakan pendekatan lintas budaya (cross-culture).
Apabila sains modern dapat diajarkan di sekolah secara harmonis dengan sains tradisional, pembelajaran sains akan memperkuat pandangan dan pemikiran siswa tentang alam semesta dan lingkungan sekitarnya sehingga terjadi proses pembelajaran yang bersifat enculturation (inkulturasi). pembelajaran inkulturasi adalah pembelajaran yang dapat menyelaraskan apa sedang dipelajari siswa di kelas dengan pengetahuan budaya siswa sehari-hari.
hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran etnosains yaitu :
guru juga perlu mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional). Hal ini bertujuan untuk menggali konsepsi-konsepsi yang telah dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat tempat mereka tinggal, guru harus Menerapkan pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok cocok diterapkan di kelas karena sesuai dengan kehidupan masyarakat tradisional Indonesia yang senang melakukan kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran ini bersifat indigenous (asli), dan guru Menjadi penegosiasi sains modern dan sains tradisional.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Inayatul Ainiyah Cahyani -
Nama : Inayatul Ainiyah Cahyani
NPM : 1913024013

Menurut saya, hal yang dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains yaitu memilih model pembelajaran sesuai dengan kurikulum k13 yaitu dapat menggunakan discovery learning, model inkuiri, Problem Based Learning (PBL), dan lain-lain. Guru juga dapat melakukan observasi terlebih dahulu kearifan local apa yang akan dibelajarkan ke siswa. Kemudian dalam membelajaran menggunakan pendekatan etnosains dilakukan dengan cara mengaitkan konsep sains dengan pengetahuan asli masyarakat sehingga siswa dapat terlibat langsung dan aktif dalam kegiatan ilmiah dalam konteks kearifan lokal. Hal ini membuat siswa lebih mudah mengingat konsep yang diterima, menjadi paham mengenai materi yang dipelajari serta siswa akan lebih mudah untuk membuat hubungan antara konsep IPA dengan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Meliani Putri -
Nama : Meliani Putri
NPM : 1713024053

Izin menjawab bu...

Dalam proses pembelajaran sains, guru memegang peranan sentral sebagai “penegosiasi” sains Barat (budaya Barat) dan sains asli sebagai budaya lokal dengan siswa-siswanya. Guru membuat keputusan-keputusan pedagogi berlandaskan pengetahuan praktis di mana guru harus mampu mengintegrasikan secara holistik prinsip-prinsip yang sarat dengan budaya, nilai-nilai, dan pandangan tentang alam semesta (worldview). Peran guru sains dalam proses negosiasi yaitu : (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikiranya, untuk mengakomodasi konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar pada sains asli (budaya), (2) menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan (discrepant events) yang sebenamya hal biasa menurut konsep-konsep sains Barat, (3) berperan untuk mengidentifikasi batas budaya yang akan dilewatkan serta menuntun siswa melintasi batas budaya, sehingga membuat masuk akal bila terjadi konflik budaya yang muncul, (4) mendorong siswa untuk aktif bertanya, dan (5) memotivasi siswa agar menyadari akan pengaruh positif dan negatif sains Barat dan teknologi bagi kehidupan dalam dunianya (bukan pada kontribusi sains Barat dan teknologi untuk menjadikan mono-kultural dari elit yang memiliki hak istimewa).
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru dianjurkan untuk memilih konsep-konsep atau topik-topik sains yang menarik yang ada hubungannya dengan lingkungan sosial budaya setempat. Topik-topik ini dapat diperoleh melalui identifikasi sains asli yang ada di sekitar sekolah, baik melalui nara sumber maupun melalui observasi artifact budaya yang ada di lingkungan sekolah yang berhubugan dengan sains yang dipelajari di sekolah. Setelah topik dipilih, maka siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang akan melakukan penyelidikan atau diskusi.

Terimakasih.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nafista Resti Amalia -
Nama : Nafista Resti Amalia
NPM : 1913024015

Izin menjawab bu,
Yang harus dilakukan guru dalam membelajarkan sains berbasis etnosains adalah dengan mengintegrasikan kebudayaan lokal/sekitar dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru harus menyusun pembelajaran sedemikian rupa menggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai agar dapat diintegrasikan dengan kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat sekitar. Tujuannya adalah agar siswa lebih mengenal lingkungan daerahnya yang pada dasarnya memiliki potensi, dan tidak selalu berpatokan pada konsep-konsep sains barat.

terima kasih bu
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Muhammad Ikhlas Jaya -
Nama : Muhammad Ikhlas Jaya
NPM : 1913024053

Izin menjawab,
Ketika mengajar IPA menggunakan ilmu etnosains, yang harus dilakukan oleh guru adalah mengidentifikasi kearifan lokal yang sesuai dalam pembelajaran terpadu etnosains. Model Pembelajaran IPA Terpadu Etnosains memadukan nilai-nilai budaya dalam salah satu unsur penunjang pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang efektif agar siswa tidak melupakan budaya yang ada di daerah tertentu. Guru pembelajaran berbasis etnografi ini dapat menggunakan berbagai model pembelajaran, antara lain model pembelajaran inkuiri, discovery, pembelajaran berbasis masalah , pembelajaran berbasis proyek , dan pendekatan konstruktivis, termasuk pembelajaran situasi.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Amalia Desma Triani -
Amalia Desma Triani
1953024001
Izin menjawab bu
Yang harus di lakukan oleh guru adalah guru mengiimplementasikan pembelajaran entonsains dengan cara memasukkan budaya yang berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran yang dilaksanakan, adapun cara yang disaraankan kepada guru untuk memperhatikan empat hal selama membawakan proses pembelajaran sebagai berikut.
(1) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya, untuk mengakomodasi konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki siswa, yang berakar pada sains tradisional.
(2) menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan atau keajaiban (discrepant events) yang sebenarnya hal biasa menurut konsep-konsep baku sains.
(3) mendorong siswa untuk aktif bertanya
(4) mendorong siswa untuk membuat serangkaian skema-skema tentang konsep yang dikembangkan selama proses pembelajaran.
Berdasarkan dengan sarana-sarana tersebut, George (1991) lebih lanjut meminta kepada guru untuk memandang pendidikan sebagai wahana pemberdayaan siswa dalam usaha menguasai konsep-konsep (etnosains) yang sudah tertanam pada diri siswa dengan konsep-konsep dominasi sains Barat.
Driver (1988, 1990) menyusun model pembelajaran yang disebut dengan Coceptual Change Model. Model pembelajaran ini pada prinsipnya terdiri dari lima fase, yaitu fase orientasi, elastisitas, restrukturisasi, aplikasi, dan fase review.
Terimakasih bu
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nia Wati -
NAMA: NIAWATI
NPM: 1913024047

1. apa yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains

yang harus dilakukan oleh guru adalah:
1. Mengetahui KD kurikulum yang akan diajarkan dengan begitu guru akan mudah untuk menentukan kearifan yang akan dihubungkan
2. Menentukan strategi pembelajaran yang cocok untuk digunakan saat pembelajaran berbasis etnossains
3. Memanfaatkan media dan bahan ajar dari berbagai sumber seperti internet atau lingkungan sekitar yang berkaitan dengan kearifan lokal
4. Guru harus mampu dalam memilih kearifan lokal yang cocok dengan materi.
5. Guru harus mampu menyisipkan tema-tema kearifan lokal dalam materi pembalajaran
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Haris Fathur Rahman -
Nama : Haris Fathur Rahman
Npm : 1953024007
Mohon izin menjawab Ibu

Dalam hal pengimplementasian etnosains dalam pembelajaran terdapat 3 hal pokok yaitu, Perencanaan pembelajaran berbasis Etnosains, Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran, Evaluasi Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Etnosains

Perencanaan pembelajaran berbasis etnosains adalah guru mencari materi materi tertentu yang dapat dintegrasikan dengan pendekatan etnosains, misalnya mengenai permainan tradisional, alat transportasi tradisional, produksi lokal daerah setempat, makanan lokal, dan warisan budaya. Dalam perencanaan pembelajaran setiap minggu guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengulas tentang perencanaan pembelajaran yang akan di lakukan, seperti membahas mengenai pembelajaran dengan menampilkan beberapa keragaman budaya yang ada di Indonesia yaitu kebiasaan dan cara hidup yang berbeda seprti penggunaan transportasi tradisional, berupa andong untuk memahami macam – macam gaya dan keterkaitannya dengan aktivitas yang memerlukan gaya.

Kemudian yang kedua analah pelaksanaan pembelajaran etnosains dalam pembelajaran, Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Etnosains Pendekatan etnosains dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antara materi pembelajaran dengan lingkungan. Berdasarkan temuan di lapangan, Penerapan pembelajaran tematik berbasis etnosains yaitu melalui pembuatan bakmi jawa dan pembuatan jamu, mengunjungi goa kreo, melakukan permaian tradisional, dan mengamati lingkungan sekitar.

Kemudian yang terakhir yaitu adalah evaluasi pembelajaran etnosains, evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengulas pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi rutin ini biasa disebut dengan KKG guru yang dilaksanakan setiap sebulan sekali, momen ini menjadi wadah bagi guru untuk menuangkan segala keluhan, kekurangan, kebutuhan, maupun himbauan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. KKG dijadikan sebagai ajang diskusi pendidik dalam menangani suatu masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan secara individu.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nabilla Vidia Sobach 1913024043 -
Dalam mengintegrasikan sains dengan pendekatan etnosains, seorang guru harus mengetahui dulu tujuan/nilai penting/peranan dari etnosains itu sendiri. Kemudian, guru merancang sebuah pembelajaran bagaimana materi yang akan disampaikan dapat diintegrasikan dengan penggunaan etnosains, khususnya siswa sekolah dasar. Karena dengan menggunakan pendekatan etnosains membuat siswa lebih peduli terhadap lingkungan sosial dan budaya, serta dapat menanamkan nila-nilai karakter budaya lokal. Kemudian, Guru memilih strategi, metode, maupun metode yang tepat tentunya agar siswa tidak bosan maka pembelajaran akan sangat efektif jika bersifat kontekstual sehingga pembelajaran akan lebih bermakna pada siswa seperti contoh mengaitkan etnosains dengan budaya sekitar.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Endri Dwiyanti -
Nama : Endri Dwiyanti
NPM : 1913024023
Mohon izin menjawab , Bu

hal yang harus dilakukan guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains yaitu :

1. Mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional). Hal ini bertujuan untuk menggali konsepsi-konsepsi yang telah dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat tempat mereka tinggal.
2. Menerapkan pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok cocok diterapkan di kelas karena sesuai dengan kehidupan masyarakat tradisional Indonesia yang senang melakukan kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran ini bersifat indigenous (asli).
3. Menjadi penegosiasi sains modern dan sains tradisional. Hal ini dilakukan dengan cara (i) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikirannya, (ii) menyajikan contoh-contoh keganjilan (discrepant events) yang menurut sains modern merupakan hal biasa, (iii) menuntun siswa melintasi batas budaya, (iv) mendorong siswa untuk aktif bertanya, dan (v) memotivasi siswa agar menyadari akan pengaruh positif dan negatif sains modern dan teknologi yang dihasilkannya.

terima kasih
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Anisa Mulyani -
Nama : ANisa Mulyani
NPM : 1913024035

Izin menjawab ibu,
Yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains adalah pertama guru harus memperhatikan RPP yang telah dirancang sesuai KD materi pembelajaran dan disesuaikan dengan Indikator Penilaian yang ingin dicapai. Kemudian guru memperhatikan kearifan lokal yang ada di sekitar siswa, seperti di daerah disekitar sekolah yang dapat digunaka dalam pembelajaran sains. Guru juga harus menganalisis metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat dengan mudah untuk melakukan pembelajaran berbasis etnosains.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Selviana Wulandari -
Nama : BSelviana Wulandari
NPM : 1913024031
Izin menjawab
Etnosains dapat dipelajari di sekolah melalui pembelajaran sains, yaitu pada mata pelajaran kimia, fisika, biologi, dan IPA secara umum. pembelajaran sains di sekolah guru perlu mengajarkan etnosains kepada siswa agar dapat menyeimbangkan antara sains Barat (sains modern) dengan sains asli masyarakat (sains tradisional) menggunakan pendekatan lintas budaya (cross-culture).
Apabila sains modern dapat diajarkan di sekolah secara harmonis dengan sains tradisional, pembelajaran sains akan memperkuat pandangan dan pemikiran siswa tentang alam semesta dan lingkungan sekitarnya sehingga terjadi proses pembelajaran yang bersifat enculturation (inkulturasi). pembelajaran inkulturasi adalah pembelajaran yang dapat menyelaraskan apa sedang dipelajari siswa di kelas dengan pengetahuan budaya siswa sehari-hari.
hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran etnosains yaitu :
guru juga perlu mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional). Hal ini bertujuan untuk menggali konsepsi-konsepsi yang telah dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat tempat mereka tinggal, guru harus Menerapkan pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok cocok diterapkan di kelas karena sesuai dengan kehidupan masyarakat tradisional Indonesia yang senang melakukan kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran ini bersifat indigenous (asli), dan guru Menjadi penegosiasi sains modern dan sains tradisional.