ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Number of replies: 27

Buatlah resume singkat esensi isi jurnal di atas, maksimal 250 kata.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nadiya Adila གིས-
Nama : Nadiya Adila
Npm : 2413031079
Kelas : 24 C

Jurnal ini membahas pentingnya teori pengukuran dalam akuntansi, terutama dalam penyusunan laporan keuangan. Pada dasarnya, laporan keuangan dibuat untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi. Namun, jurnal ini mengungkap bahwa tujuan laporan keuangan seringkali tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang berlaku dalam ilmu sosial.

Teori pengukuran, yang disebut teori representasional, menekankan bahwa sebuah pengukuran harus didasarkan pada adanya tujuan pengukuran yang jelas serta aturan yang konsisten agar hasilnya bermakna dan dapat dipercaya. Saat ini, akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang kuat dan lengkap, sehingga nilai-nilai dalam laporan keuangan lebih bersifat perkiraan dan kurang mewakili realitas secara akurat. Selain itu, nilai yang diukur dalam akuntansi seringkali tidak bisa diuji secara pasti karena bergantung pada asumsi dan prediksi masa depan, seperti asumsi kelangsungan usaha. Hal ini membuat pengukuran nilai sekarang menjadi kurang tepat secara ilmiah.

Jurnal ini juga menjelaskan bahwa informasi dalam laporan keuangan biasanya dibuat untuk pengguna tertentu seperti investor dan kreditur, sehingga informasinya bisa menjadi kurang relevan bagi pengguna lain. Tanpa adanya teori pengukuran yang mendukung, tujuan laporan keuangan ini tidak sepenuhnya dapat dicapai dengan baik. Intinya, agar laporan keuangan dapat memberikan informasi yang benar-benar valid dan bermanfaat, akuntansi perlu mengembangkan teori pengukuran yang kuat. Dengan begitu, proses penyusunan laporan keuangan tidak hanya sekadar mencatat angka, tetapi juga menghasilkan informasi yang dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Ni Made Dwi Agustini གིས-
Nama : Ni Made Dwi Agustini
Npm : 2413031086
Kelas : 24C

Jurnal ini membahas hubungan antara teori pengukuran (measurement theory) dengan tujuan penyusunan laporan keuangan. Penulis menekankan bahwa meskipun akuntansi sering dianggap sebagai disiplin pengukuran, praktik akuntansi saat ini tidak sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip teori pengukuran representasional yang berlaku di ilmu sosial. Teori pengukuran menuntut adanya tujuan yang jelas, objek yang diukur, skala pengukuran, serta kesesuaian antara proses dan hasil pengukuran. Namun, akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang mapan, sehingga konsep “pengukuran” dalam laporan keuangan seringkali ambigu.

Dalam kerangka IFRS, pengukuran didefinisikan sebagai proses menentukan nilai moneter suatu unsur laporan keuangan. Meski demikian, banyak peneliti menunjukkan bahwa nilai (value) dalam akuntansi tidak selalu dapat didefinisikan secara objektif, sehingga hasil pengukuran lebih bersifat perkiraan daripada fakta absolut. Hal ini menimbulkan keraguan apakah laporan keuangan benar-benar menyajikan informasi hasil pengukuran atau sekadar penyajian angka yang disepakati.

Penulis juga menyoroti dua belas tujuan laporan keuangan hasil Komite Trueblood. Tujuan-tujuan tersebut, seperti penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan, prediksi arus kas, penilaian kinerja manajemen, hingga pertanggungjawaban sosial, ternyata tidak sepenuhnya selaras dengan prinsip representational measurement. Misalnya, laporan keuangan sering dianggap menyajikan informasi “faktual”, padahal setiap pengukuran mengandung ketidakpastian dan kesalahan estimasi.

Kesimpulannya, akuntansi tidak dapat sepenuhnya disebut disiplin pengukuran tanpa landasan teori pengukuran yang jelas. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan agar akuntansi mengembangkan teori pengukuran yang kuat, sehingga tujuan laporan keuangan dapat didukung oleh kerangka ilmiah yang konsisten. Dengan demikian, laporan keuangan tidak hanya memenuhi fungsi pelaporan, tetapi juga memiliki legitimasi sebagai hasil proses pengukuran yang sahih.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

GRESCIE ODELIA SITUKKIR 2413031088 གིས-
Nama : Grescie Odelia Situkkir
‎NPM : 2413031088
‎Kelas : 2024C

‎Resume jurnal yang berjudul The Role Of Measurement Theory In Supporting The Objectives Of The Financial Statements karya Saratiel Musvoto, jurnal ini membahas ketidaksesuaian antara tujuan laporan keuangan dengan prinsip-prinsip teori pengukuran dalam ilmu sosial, khususnya representational theory of measurement.Dijelaskan akuntansi sering dianggap sebagai disiplin pengukuran, tetapi tidak didukung oleh teori pengukuran yang jelas yang mendefinisikan apa yang diukur, bagaimana mengukurnya, dan terhadap standar apa hasil pengukuran dibandingkan. Tanpa teori ini, tujuan laporan keuangan menjadi kabur dan tidak dapat dianggap sebagai tujuan pengukuran yang sah.

‎Jurnal ini menganalisis 12 tujuan laporan keuangan yang dirumuskan oleh Komite Trueblood dan menemukan bahwa sebagian besar tujuan tersebut tidak kompatibel dengan prinsip pengukuran ilmiah. Misalnya, laporan keuangan sering mengandalkan estimasi dan asumsi (seperti going concern) yang bergantung pada peristiwa masa depan, sehingga tidak dapat diukur secara empiris pada saat ini. Selain itu, atribut yang diukur (seperti nilai atau biaya) tidak didefinisikan dengan jelas dan tidak memiliki skala pengukuran yang konsisten.akuntansi belum memenuhi syarat sebagai disiplin pengukuran yang sebenarnya karena tidak memiliki landasan teori yang kuat. Dengan hal tersebut penulis merekomendasikan agar akuntansi perlu mengembangkan teori pengukuran sendiri atau merevisi tujuan laporan keuangan agar selaras dengan prinsip-prinsip pengukuran yang ilmiah.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Sofia Dilara གིས-
Nama: Sofia Dilara
NPM: 2413031091
Kelas: 2024 C

Jurnal ini membahas bagaimana teori pengukuran punya peran penting dalam menjaga objektivitas akuntansi. Akuntansi tidak hanya soal mencatat angka, tapi juga menyajikan informasi ekonomi yang bisa dipercaya oleh berbagai pihak. Di sinilah teori pengukuran diperlukan, karena ia memberi dasar bagaimana sebuah aset, liabilitas, atau transaksi bisa dinilai secara konsisten, baik dengan biaya historis, nilai wajar, maupun metode lain.

Tulisan ini juga menekankan bahwa tanpa landasan teori pengukuran, laporan keuangan mudah terpengaruh subjektivitas manajemen atau kondisi pasar yang terbatas. Contohnya, nilai wajar sering dianggap lebih relevan untuk menunjukkan kondisi terkini, tetapi jika tidak ada pasar aktif, hasil pengukurannya bisa diragukan. Karena itu, akuntansi perlu menjaga keseimbangan antara relevansi dan kepastian informasi agar laporan yang disajikan tetap bermanfaat dan dipercaya.

Selain itu, jurnal ini menunjukkan bahwa perkembangan standar akuntansi internasional seperti IFRS sangat bergantung pada teori pengukuran. Standar global harus mampu dipakai di berbagai negara dengan kondisi pasar yang berbeda-beda. Karena itu, teori pengukuran menjadi fondasi utama agar akuntansi bisa tetap objektif, transparan, dan memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan, baik lokal maupun global.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Salwa Trisia Anjani གིས-
Nama : Salwa Trisia Anjani
Npm : 2413031090
Kelas : C

Artikel ini membahas keterkaitan antara teori pengukuran (measurement theory) dengan tujuan laporan keuangan. Penulis menekankan bahwa walaupun akuntansi sering dipandang sebagai disiplin pengukuran, praktik akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang kokoh seperti dalam ilmu sosial. Representational Theory of Measurement, yang menjadi dasar pengukuran di ilmu sosial, mengharuskan adanya objek yang jelas, atribut yang dapat diukur, serta skala pengukuran. Namun, dalam akuntansi, konsep seperti “nilai” dan “biaya” masih ambigu dan tidak memiliki definisi yang konsisten.

Laporan keuangan memiliki 12 tujuan (berdasarkan laporan Trueblood Committee), seperti membantu pengambilan keputusan, memprediksi arus kas, menilai kinerja manajemen, dan lain-lain. Akan tetapi, penulis menunjukkan bahwa tujuan-tujuan tersebut sering tidak sesuai dengan prinsip teori pengukuran representasional. Misalnya, penggunaan konsep nilai wajar, prediksi pendapatan, atau laporan posisi keuangan yang bergantung pada peristiwa masa depan—semua ini sulit diperlakukan sebagai hasil pengukuran yang objektif.

Kesimpulan utama jurnal ini adalah bahwa akuntansi tidak sepenuhnya dapat disebut sebagai disiplin pengukuran karena: (1) tidak ada spesifikasi objek atau atribut yang jelas untuk diukur, (2) tidak ada teori pengukuran akuntansi yang mendukung proses pengukuran, dan (3) pengukuran dalam akuntansi sering mengabaikan sifat dasar pengukuran yang selalu mengandung ketidakpastian atau error. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan agar akuntansi membangun teori pengukuran yang lebih solid agar tujuan laporan keuangan benar-benar dapat didukung secara ilmiah.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Gifrika Tutut Pradiyana གིས-
Nama: Gifrika Tutut Pradiyana
NPM: 2453031008
Kelas: 2024 C

Jurnal ini membahas peran teori pengukuran dalam mendukung tujuan laporan keuangan. Penulis menjelaskan bahwa akuntansi dianggap sebagai proses pengukuran, namun kenyataannya belum memiliki dasar teori pengukuran yang benar-benar sejalan dengan prinsip representational measurement theory yang lazim digunakan dalam ilmu sosial. Dalam setiap proses pengukuran seharusnya ada teori yang menjelaskan tujuan, standar pembanding, serta skala yang digunakan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam praktik sehari-hari, akuntansi menafsirkan pengukuran sebagai pemberian nilai rupiah pada transaksi maupun peristiwa ekonomi. Namun masalahnya, konsep “nilai” dalam akuntansi masih belum memiliki kesepakatan pasti. Hal ini membuat informasi dalam laporan keuangan lebih menyerupai perkiraan atau taksiran, bukan hasil pengukuran yang pasti. Padahal prinsip pengukuran menuntut adanya objek yang jelas, atribut yang terdefinisi, serta metode yang konsisten untuk bisa disebut sebagai hasil ukur. Penulis kemudian meninjau dua belas tujuan laporan keuangan yang pernah dirumuskan oleh Komite Trueblood. Hasil telaah menunjukkan sebagian besar tujuan itu, misalnya untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan, menilai kemampuan manajemen, ataupun memprediksi arus kas, masih sulit dikatakan sebagai tujuan pengukuran yang sesungguhnya. Informasi yang tersaji dalam laporan sering kali bergantung pada asumsi, taksiran, serta kondisi yang penuh ketidakpastian sehingga sulit dipandang obyektif.

Dari pembahasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa menganggap akuntansi sebagai disiplin pengukuran masih terlalu dini. Agar lebih kuat secara ilmiah, akuntansi memerlukan teori pengukuran yang jelas, yang dapat menetapkan apa yang sebenarnya diukur, untuk tujuan apa, dan dengan metode bagaimana. Tanpa dasar teori semacam ini, laporan keuangan cenderung hanya bersifat normatif dan belum mampu menjamin keakuratan informasi bagi para pemakainya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Natasya Natasya གིས-
Nama : NATASYA
NPM: 2413031081
Kelas: 2024 C

Jurnal ini berjudul The Role Of Measurement Theory In Supporting The Objectives Of The Financial Statements, jurnal ini dituis oleh Saratiel Weszerai Musvoto, yang berargummen bahwa tujuan laporan keuangan saat ini tidak sejalan ddengan prinsip-prinsi pengukuran yang mapan dalam ilmu sosial. Jurnal ini menjawab bahwa akutansi, meskipun dianggap sebagaii disiplin pengukuran, tidak memiliki teori pengukuran yang memadai untuk mendukung tujuan tujuan yang ditetapkan untuk laporan keuang. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap mengandung informasi pengukuran yang sebenarnya. Pada jurnal ini konsep teori pengukuran ddidefinisikan sebagai prroses penetapan karakteristik matematis pada sesuatu yang konseptual untuk memungkinkan deskripsi matematis yang jelas dari suatu situasi. Dalam konteks ilmu sosial, teori pengukuran yang relevan adalah teori pengukuran representasional. Teori ini berpendapat bahwa setiap proses pengukuran harus di dasarkan pada teori pengukuran yang menetapkan tujjuan, standar, dan unit pengukuran. Tanpa teori ini, tujuan pengukuran tidak dapat eksis.

Jurnal ini juga menekankan bahwa pengukuran hanya dapat terjadi jika ada atribut yang jelas dari suatu objek yang ingin diukur. Selain itu, pengukuran harus bersifat represenntatif dari fenomena yang menndasarinya dan unik. Hal ini hanya mungkin terjadi jika ada skala pengukuran yang ditetapkan , yang pada dasarnya merupakan dasar dari penngukuran ilmu sosial. Peraan pengukuran dalam laporan keuangan, dalam literatur akutansi kontemporer, pengukuran ini dianggap memiliki peran sentral dalam penyusunan laporan keuangan. IASB mendefinisikan akutansi sebagai seni mengukur dan mengkomunikasikan informasi akutansi sebagai seni untuk mengukur dan mengkomunikasikan informasi akutansi, yang menyiratkan bahwa pengukuran adalah bagian dari metodologi akutansi tradisional. Implikasi pengukuran pada akutansi, secara uumum, akutansi dianggap sebagai disiplin pengukuran yang bertujuan untuk menetapkan unit moneter pada fenomena keuangan. Namun analisis yang lebih mendalam menunjukan bahwa konsep pengukuran dalan akutansi tidak memenuhi persyaratan teori pengukuran representational yaitu sifat ambigu nilai, klaim akurasi yang berlebihan, ketidakmmampuan mengangani kesalahan,kurangnya spesifikasi property yang diukur.

Jadi jurnal ini menyimpulkan bahwa meskipun literatur akutansi menganggap pengukuran sebagai hal yang fundamental, konsep pengukuran dalam akutansi tidak sesuai dengan prinsip prinsip ilmiah dari teori pengukuran dan beberapa masalah utama yang diidentifikasi adalah
- Klaim akurasi yang tidak realistis
- Kurangnya spesifikasi objek atau property yang diukur
- Tidak adanya teori pengukuran akutansi yang mencakup tujuan tujuan proses pengukuran.

Oleh karena itu pada jurnal ini penulis merekomendasikan agar diissiplin akutasi harus mengevaluasi Kembali peran pengukuran dalam penyususnan laporan keuangan. Jika akutansi ffianggap sebagai disiplin pengukuran, definisi, tujuan dan penyususnan laporan keuangannya harus di dukung oleh teori yang mendukung proses pengukuran.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Ivan Kurniawan གིས-
Nama: Ivan Kurniawan
NPM: 2453031005
Kelas: 2024 C

Jurnal ini membahas peran teori pengukuran dalam mendukung tujuan laporan keuangan. Penulis menjelaskan bahwa akuntansi dianggap sebagai proses pengukuran, namun kenyataannya belum memiliki dasar teori pengukuran yang benar-benar sejalan dengan prinsip teori pengukuran representasional yang lazim digunakan dalam ilmu sosial. Dalam setiap proses pengukuran seharusnya ada teori yang menjelaskan tujuan, standar pembanding, serta skala yang digunakan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam praktik sehari-hari, akuntansi menafsirkan pengukuran sebagai pemberian nilai rupiah pada transaksi maupun peristiwa ekonomi. Namun demikian, konsep “nilai” dalam akuntansi masih belum memiliki kesepakatan pasti. Hal ini membuat informasi dalam laporan keuangan lebih menyerupai perkiraan atau taksiran, bukan hasil pengukuran yang pasti. Padahal prinsip pengukuran menuntut adanya objek yang jelas, atribut yang terdefinisi, serta metode yang konsisten untuk bisa disebut sebagai hasil pengukuran. Penulis kemudian meninjau dua belas tujuan laporan keuangan yang pernah dirumuskan oleh Komite Trueblood. Hasil telaah menunjukkan sebagian besar tujuan itu, misalnya untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan, menilai kemampuan manajemen, ataupun memprediksi arus kas, masih sulit dikatakan sebagai tujuan pengukuran yang sebenarnya. Informasi yang disajikan dalam laporan sering kali bergantung pada asumsi, taksiran, serta kondisi yang penuh dilihat sehingga sulit dipandang obyektif.

Dari pembahasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa menganggap akuntansi sebagai disiplin pengukuran masih terlalu dini. Agar lebih kuat secara ilmiah, akuntansi memerlukan teori pengukuran yang jelas, yang dapat menentukan apa yang sebenarnya diukur, untuk tujuan apa, dan dengan metode bagaimana. Tanpa dasar teori semacam ini, laporan keuangan cenderung hanya bersifat normatif dan belum mampu menjamin keakuratan informasi bagi pemakainya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Melinda Dwi Safitri གིས-

Nama: Melinda Dwi Safitri

Npm: 2413031092


Resume Jurnal “The Role of Measurement Theory in Supporting the Objectives of the Financial Statements”

Artikel karya Saratiel Weszerai Musvoto ini membahas peran teori pengukuran dalam mendukung tujuan laporan keuangan. Selama ini laporan keuangan dianggap berfungsi sebagai sarana pengukuran atas posisi dan kinerja keuangan, namun penulis menekankan bahwa tanpa dasar teori pengukuran yang kuat, klaim ini masih bermasalah. Dalam ilmu sosial, pengukuran menuntut adanya atribut yang jelas, skala yang valid, serta hubungan representatif antara fenomena nyata dengan angka yang digunakan. Akuntansi sering mengasumsikan angka-angka dalam laporan keuangan sebagai hasil pengukuran, padahal banyak elemen seperti kinerja, nilai wajar, atau estimasi masa depan yang sulit ditetapkan skala pengukurannya secara konsisten.

Penulis juga mengkaji tujuan laporan keuangan menurut berbagai kerangka, misalnya membantu pengambilan keputusan, menyediakan informasi prediktif, atau menilai kinerja. Namun, sebagian tujuan ini tidak selaras dengan prinsip teori pengukuran, karena mengandung unsur ketidakpastian dan estimasi. Misalnya, tujuan prediktif melibatkan asumsi tentang masa depan yang tidak bisa benar-benar “diukur”. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan laporan keuangan tidak otomatis identik dengan tujuan pengukuran.

Kesimpulannya, laporan keuangan baru dapat dianggap sebagai alat pengukuran jika ditopang teori pengukuran akuntansi yang kokoh. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kerangka teori pengukuran dalam akuntansi agar informasi yang disajikan benar-benar dapat mendukung pengambilan keputusan secara andal dan konsisten.


In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

IREN AGISTA PUTRI 2413031071 གིས-
NAMA : IREN AGISTA PUTRI
NPM : 2413031071

Jurnal ini membahas batasan-batasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework, CFW) yang berfungsi sebagai pedoman dalam pengembangan standar akuntansi dan pelaporan keuangan internasional oleh IASB dan FASB. Proses globalisasi menuntut harmonisasi standar pelaporan keuangan, sehingga kedua organisasi ini berkomitmen mengembangkan CFW terpadu. Tujuan utama CFW adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh investor dan pengguna informasi lainnya.

Namun, jurnal mengungkapkan adanya keterbatasan signifikan dalam CFW. Pertama, kurangnya keseragaman dan batasan dalam penerapan konsep seperti historis cost yang lebih andal tetapi kurang relevan dibandingkan nilai wajar yang lebih relevan namun sulit diukur dengan presisi. Kedua, perbedaan budaya dan regulasi akuntansi di berbagai negara mempengaruhi penggunaan dan penerapan CFW.

Jurnal juga mengulas berbagai tema pembatas seperti keterbandingan (comparability) informasi keuangan yang sulit dicapai akibat metode pengukuran yang berbeda, konservatisme akuntansi yang sering kali menyebabkan bias, serta pengaruh kebijakan akuntansi, estimasi, kesalahan, dan kecurangan yang dapat menurunkan kualitas laporan keuangan.

Penulis menyimpulkan bahwa meski CFW memberikan kerangka kerja penting bagi pengembangan standar, masih diperlukan revisi dan perbaikan agar mampu mengatasi pembatasan empiris dan teoritis, serta meningkatkan konsistensi, transparansi, dan kualitas pelaporan keuangan di tingkat internasional. Kerangka yang baik dapat mendukung harmonisasi standar yang mendorong kepercayaan dan pemahaman pengguna laporan keuangan secara global.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Niabi Rahma Wati གིས-
Nama: Niabi Rahma Wati
NPM: 2413031078

Jurnal The Role of Measurement Theory in Supporting the Objectives of the Financial Statements membahas mengenai konsep pengukuran dalam pelaporan keuangan akuntansi. Pengukuran merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam menetapkan tujuan suatu disiplin pengukuran. Pengukuran merupakan bagian utama dari metodologi penyusunan laporan keuangan, setiap elemen dari laporan keuangan dapat diakui ketika nilai moneternya dapat diukur secara andal. Namun, pengukuran akuntansi tidak sepenuhnya kompatibel dengan teori pengukuran ilmiah. Teori pengukuran dalam teori sosial (representation theory of measurement) menuntut adanya objek yang jelas, atribut yang dapat diukur, dan skala pengukuran yang konsisten. Dalam akuntansi, konsep nilai (value) sering ambigu dan tidak terdefinisikan dengan tegas, sehingga dapat menimbulkan kesenjangan antara teori dan praktik. Setiap hasil pengukuran pada dasarnya merupakan perkiraan yang mengandung ketidakpastian. Namun, dalam praktik akuntansi sering menggambarkan seolah-olah pasti dan faktual, padahal menurut teori pengukuran “true value” tidak pernah ada, hanya terdapat estimasi dengan probabilitas tertentu saja.
Laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan informasi relevan untuk pengambilan keputusan, dengan begitu tujuan ini haruslah di dukung teori pengukuran yang jelas, sehingga informasi yang dihasilkan bisa bias, bermakna, dan dapat dibandingkan antar entitas. Namun, walaupun pengukuran dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi, analisis terhadap definisi, tujuan, dan objektif akuntansi memperlihatkan bahwa konsep pengukuran dalam akuntansi tidak sepenuhnya sejalan dengan prinsip ilmiah pengukuran yang ada.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Siti haryanti 2413031094 གིས-
Nama : Siti haryanti
Npm : 2413031094


Jurnal karya Saratiel Weszerai Musvoto membahas tentang pentingnya teori pengukuran dalam akuntansi untuk mendukung tujuan laporan keuangan. Selama ini, akuntansi sering dianggap identik dengan kegiatan pengukuran karena semua transaksi diubah menjadi angka-angka moneter. Namun, penulis menekankan bahwa akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang benar-benar mapan seperti ilmu sosial lainnya. Akibatnya, tujuan laporan keuangan yang sering digembar-gemborkan, misalnya memberi informasi yang andal, relevan, serta bisa dibandingkan antar perusahaan, belum tentu tercapai secara konsisten.

Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan konsep teori pengukuran representasional. Teori ini menekankan bahwa pengukuran harus memiliki struktur empiris yang jelas, misalnya objek yang diukur, hubungan antar objek, serta skala angka yang digunakan. Tanpa itu, hasil pengukuran hanya sebatas penugasan angka yang sifatnya arbitrer. Hal ini terlihat jelas dalam akuntansi, di mana banyak nilai aset atau kewajiban ditentukan lewat estimasi dan asumsi manajemen. Dengan kondisi tersebut, angka dalam laporan keuangan bisa menimbulkan bias dan belum tentu benar-benar menggambarkan kenyataan ekonomi.

Musvoto juga mengkritisi tujuan laporan keuangan yang sering dianggap menyajikan “fakta”. Menurut teori pengukuran, angka selalu memiliki batasan, error, dan ketidakpastian. Sehingga, klaim bahwa laporan keuangan berisi informasi faktual sepenuhnya kurang tepat. Selain itu, tujuan laporan yang menekankan perbandingan antar perusahaan juga bermasalah karena dasar pengukurannya sering tidak seragam.

Kesimpulannya, laporan keuangan hanya bisa benar-benar disebut hasil pengukuran jika teori pengukuran dijadikan fondasi. Tanpa itu, laporan hanya berupa angka yang tampak rapi tetapi rapuh secara konsep. Pesan penting bagi mahasiswa akuntansi adalah selalu kritis terhadap angka dalam laporan keuangan: tanyakan apa yang diukur, bagaimana cara pengukurannya, dan seberapa valid asumsi yang digunakan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Della Puspita གིས-
Nama : Della Puspita
NPM : 2453031007

Jurnal ini membahas peran teori pengukuran dalam mendukung tujuan laporan keuangan. Penulis mengkritisi anggapan bahwa akuntansi sudah menjadi disiplin pengukuran, karena pada kenyataannya praktik akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang kokoh. Dalam ilmu sosial, pengukuran hanya bisa dilakukan jika ada objek yang jelas, tujuan yang pasti, serta skala yang dapat diuji. Tanpa tiga hal itu, aktivitas tidak dapat disebut sebagai pengukuran ilmiah.

Dalam praktik akuntansi, laporan keuangan dianggap sebagai hasil dari proses mengukur nilai ekonomi. Namun, konsep nilai yang digunakan sering kabur. Misalnya, kadang dipakai biaya historis, di lain waktu nilai wajar, bahkan ada pula estimasi arus kas masa depan. Semua itu dipakai tanpa dasar teori yang seragam, sehingga sulit dipastikan apakah hasil laporan benar-benar ukuran yang objektif atau hanya perkiraan.

Penulis juga menyoroti kembali tujuan laporan keuangan yang dirumuskan Komite Trueblood. Tujuan-tujuan tersebut mencakup penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan, menilai kinerja manajemen, hingga memprediksi arus kas dan laba. Sayangnya, sebagian tujuan itu tidak sejalan dengan teori pengukuran representasional. Contohnya, laba periodik bergantung pada asumsi kelangsungan usaha serta peristiwa masa depan, sehingga tidak bisa disebut hasil pengukuran nyata. Hal ini menimbulkan keraguan apakah laporan keuangan benar-benar mencerminkan kondisi yang terukur.

Kesimpulan utama jurnal ini adalah bahwa meskipun akuntansi menggunakan istilah “pengukuran”, praktiknya lebih banyak bergantung pada taksiran dan asumsi. Pengukuran dalam laporan keuangan tidak sepenuhnya memenuhi prinsip ilmiah yang berlaku di ilmu sosial. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan agar akuntansi membangun teori pengukuran yang jelas, sehingga tujuan laporan keuangan dapat benar-benar didukung dengan landasan ilmiah yang kuat, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

zara nur rohimah གིས-
Nama : Zara Nur Rohimah
Npm : 2413031070
Kelas : 2024C


Studi ini berpendapat bahwa tujuan Laporan Keuangan saat ini tidak kompatibel dengan prinsip-prinsip teori pengukuran, khususnya Teori Pengukuran Representasional (Representational Theory of Measurement), yang merupakan teori yang mendasari pengukuran dalam ilmu sosial. Masalah utama yang diangkat adalah bahwa akuntansi saat ini dianggap sebagai disiplin pengukuran yang memiliki tujuan yang lengkap, namun tidak didukung oleh teori pengukuran yang memadai. Teori pengukuran yang benar harus menetapkan tujuan, mendeskripsikan proses, dan menentukan standar serta skala pengukuran.

Kritik Utama terhadap Akuntansi:
1. Ketidakjelasan Objek Ukur: Akuntansi belum menentukan secara spesifik objek atau properti yang harus diukur, seperti "nilai" atau "kekayaan", yang dianggap ambigu dan tidak objektif.
2. Masalah Akurasi: Akuntansi menyiratkan adanya akurasi atau nilai "faktual" yang tidak konsisten dengan konsep ilmiah bahwa pengukuran selalu merupakan perkiraan (approximation) dan harus mencakup unsur kesalahan (error).
3. Ketidakcocokan Tujuan: Banyak tujuan laporan keuangan, seperti penggunaan asumsi kelangsungan usaha (going concern) yang membuat pengukuran bergantung pada peristiwa masa depan, tidak sesuai dengan prinsip pengukuran yang menyatakan bahwa pengukuran terjadi pada titik waktu tertentu.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nuraini Naibaho 2413031076 གིས-
Nama   : Nuraini Naibaho
Npm     : 2413031076
Kelas    : 24 C

Jurnal berjudul “The Role of Measurement Theory in Supporting the Objectives of the Financial Statements” membahas perlunya teori pengukuran yang kuat untuk mendasari tujuan laporan keuangan. Akuntansi sering dipahami sebagai disiplin yang berbasis pengukuran, namun praktiknya tidak memiliki teori pengukuran yang jelas seperti yang digunakan dalam ilmu sosial. Akibatnya, tujuan laporan keuangan tidak dapat sepenuhnya disebut sebagai tujuan pengukuran. Selain itu, konsep nilai dalam akuntansi masih bersifat kabur dan subjektif, sehingga angka-angka dalam laporan keuangan lebih merupakan perkiraan daripada pengukuran yang benar-benar ilmiah. Kajian terhadap dua belas tujuan laporan keuangan juga menunjukkan ketidaksesuaian dengan prinsip teori pengukuran representasional karena informasinya sarat dengan asumsi, interpretasi, serta ketidakpastian.

Secara keseluruhan, pengukuran dalam akuntansi belum sejalan dengan prinsip ilmiah dan karena itu perlu dikembangkan teori pengukuran yang konsisten agar laporan keuangan dapat menjadi lebih objektif, dapat diuji, dan memiliki dasar ilmiah yang kuat.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Rizky Abelia Putri གིས-
Nama: Rizky Abelia P
Npm: 2413031098
Kelas: 24C

Dari yang sudah saya baca, jurnal tersebut membahas tentang tujuan pelaporan kuangan yang saat ini tidak selaras dengan prinsip-prinsip yang mendasari teori dalam pengukuran. Konsep pengukuran masyarakat adanya teori pengukuran yang menjadi dasar kerangka tujuan pengukuran tersebut.
Dari Laporan keuangan belum dianggap sebagai hasil proses yang valid secara ilmial, karena belum adanya teori pengukuran akuntansi yang diterima dan digunakan secara luas, sehingga terdapat jarak antara konsep pengukuran akuntansi dan prinsip pengukurn sosial yang harus diatasi demi meningkatkan keandalan dan relavansi laporan keuangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Muhammad Fawwaz གིས-
nama = muhammad khalil fawwaz
npm = 2413031085
kelas =2024 c

Artikel ini menyoroti ketidaksesuaian antara tujuan pelaporan keuangan dan dasar-dasar teori ilmu sosial. Saat ini belum ada teori akuntansi pengukuran yang menyatakan tujuan proses pengukuran dalam konteks pelaporan keuangan, meskipun akuntansi diakui sebagai disiplin ilmu pengukuran yang memiliki tujuan jangka panjang. Penulis menggunakan teori representatif, yang membangun fondasi ilmu sosial, untuk menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak dapat disamakan dengan tujuan pengukuran tanpa bantuan teori pengukuran.
Menurut jurnal tersebut, pengukuran harus didasarkan pada teori yang menyatakan tujuan, tolok ukur perbandingan, dan pengukuran tunggal yang saat ini belum terbukti dalam literatur. Konsep nilai dan biaya dalam akuntansi tidak terdefinisi dengan baik, sehingga sulit untuk mengkarakterisasikannya sebagai pengukuran ilmiah. Akuntansi seringkali menyamakan pengukuran numerik dengan nilai moneter. Selain itu, laporan keuangan berisiko menyajikan informasi yang tidak pasti, dipengaruhi oleh asumsi sosial, dan bias karena keterlibatan internal perusahaan dan pengguna target.
Jurnal menyarankan bahwa agar akuntansi lebih konsisten dengan prinsip-prinsip ilmiah pengukuran dan menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat dan tepercaya, perlu dilakukan evaluasi ulang terhadap pengukuran dalam akuntansi dengan mengembangkan teori-teori pengukuran yang jelas yang menjelaskan tujuan, definisi, dan pelaporan keuangan.
Ringkasan ini menggambarkan esensi jurnal yang dimaksud dalam konteks kritis tentang teori akuntansi dan menjelaskan kebenaran akuntansi sebagai sebuah disiplin akademis.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Rulla Alifah གིས-
Nama : Rulla Alifah
NPM : 2413031093

Artikel ini menekankan peran teori pengukuran dalam menunjang tujuan laporan keuangan. Selama ini, akuntansi sering dipahami identik dengan aktivitas pengukuran, sebab setiap penyusunan laporan keuangan membutuhkan penentuan nilai tertentu. Meski demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang sejalan dengan representational theory of measurement yang lazim digunakan dalam ilmu sosial. Akibatnya, meskipun laporan keuangan menyajikan angka-angka sebagai dasar pengambilan keputusan, keandalan serta makna pengukuran tersebut masih dipertanyakan.

Artikel ini juga meninjau dua belas tujuan laporan keuangan yang disusun Komite Trueblood. Dari analisis ditemukan bahwa sebagian besar tujuan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan teori pengukuran representasional, karena data akuntansi cenderung berupa perkiraan, bias, serta sulit diverifikasi secara nyata.

Akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa akuntansi belum dapat sepenuhnya dianggap sebagai disiplin pengukuran sebelum memiliki teori yang kuat. Karena itu, diperlukan pengembangan teori pengukuran akuntansi yang menjelaskan objek, atribut, dan skala secara jelas, agar laporan keuangan benar-benar mampu memenuhi tujuan yang diharapkan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Lola Egidiya གིས-
Nama : Lola Egidiya
NPM : 2413031087
Kelas : 24C

Jurnal ini secara tegas menyoroti ketidaksesuaian antara tujuan penyusunan laporan keuangan dengan prinsip-prinsip ilmiah Teori Pengukuran Representasional (Representational Theory of Measurement) yang berlaku di ilmu sosial. Inti permasalahannya adalah bahwa akuntansi meskipun diklaim sebagai disiplin pengukuran beroperasi tanpa teori pengukuran yang mendasarinya, sehingga tujuan-tujuan pelaporannya tidak dapat dianggap sebagai tujuan pengukuran yang sah.

Kritik utama difokuskan pada tiga hal mendasar. Pertama, praktik akuntansi menyiratkan adanya akurasi dan nilai faktual, padahal pengukuran ilmiah sejati hanyalah aproksimasi dan harus mengakui adanya unsur kesalahan, yang tidak tercermin dalam akuntansi. Kedua, akuntansi gagal mendefinisikan secara spesifik objek atau properti yang diukur seperti nilai atau biaya yang harusnya dapat diidentifikasi secara empiris. Ketiga, banyak tujuan akuntansi bergantung pada peristiwa masa depan (misalnya, asumsi going concern), yang melanggar prinsip bahwa pengukuran harus terjadi pada titik waktu spesifik tanpa bergantung pada apa yang akan terjadi. Kesimpulannya, analisis ini meragukan peran pengukuran dalam metodologi akuntansi saat ini, dan merekomendasikan agar akuntansi membangun teori yang solid untuk mendukung proses pengukurannya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Adinda Putri Zahra གིས-
Nama: Adinda Putri Zahra
NPM: 2413031083
Kelas: 2024C

Jurnal ini membahas teori pengukuran sangat penting untuk mendukung tujuan laporan keuangan. Penulis berpendapat bahwa laporan keuangan sering dianggap sebagai hasil dari pengukuran. Namun, baik prosesnya maupun hasilnya tidak didukung oleh teori pengukuran yang tepat dan ilmiah. Dalam bidang pengukuran, suatu pengukuran seharusnya didasarkan pada hubungan yang jelas antara fenomena yang dapat diamati dan representasi matematis yang dapat diuji serta diulang, sedangkan akuntansi belum memenuhi standar ini.Analisis yang ada dalam jurnal menunjukkan bahwa banyak konsep mendasar dalam akuntansi, seperti nilai pasar, perkiraan, dan asumsi akan keberlangsungan usaha, tidak dapat dianggap sebagai pengukuran yang sah karena tidak sesuai dengan kriteria teori pengukuran yang dapat direpresentasikan. Hal ini menyebabkan informasi dalam laporan keuangan sering kali bersifat subjektif dan sukar untuk diproses secara empiris, sehingga mengurangi relevansi laporan tersebut.Penulis menekankan kebutuhan akan pengembangan teori pengukuran yang lebih kuat dan komprehensif dalam bidang akuntansi agar tujuan dari laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan dapat dicapai dengan cara yang ilmiah. Tanpa adanya fondasi teori pengukuran yang jelas, laporan keuangan dapat kehilangan makna dan kemampuannya sebagai alat untuk berkomunikasi informasi ekonomi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Alfiantika Putri གིས-
Nama : Alfiantika Putri
NPM : 2413031095

Jurnal ini membahas tentang hubungan antara teori pengukuran (measurement theory) dan tujuan dari laporan keuangan. Dalam jurnal menekankan bahwa tujuan laporan keuangan saat ini tidak sejalan dengan prinsip-prinsip pengukuran yang berlaku di ilmu sosial. Dengan kata lain, tujuan laporan keuangan bukanlah tujuan pengukuran yang sesungguhnya karena belum didukung oleh teori pengukuran yang kuat.

Pengukuran adalah proses yang harus didasarkan pada teori yang jelas, dimana tujuan pengukuran harus dipahami terlebih dahulu. Saat ini, akuntansi dianggap sebagai disiplin yang melakukan pengukuran penuh, padahal belum ada teori pengukuran khusus yang menggabungkan tujuan pengukuran dalam akuntansi. Akibatnya, laporan keuangan belum bisa dianggap mengandung informasi pengukuran yang valid sampai teori tersebut dikembangkan. Pada jurnal penulis menggunakan teori representasional dari pengukuran, yang menjadi dasar pengukuran dalam ilmu sosial, untuk menunjukkan bahwa tanpa teori tersebut, laporan keuangan tidak bisa dianggap sebagai hasil pengukuran yang benar. Selain itu, berbagai tujuan laporan keuangan yang ada saat ini tidak sepenuhnya kompatibel dengan prinsip pengukuran yang benar, seperti ketidakmampuan mengukur nilai yang pasti atau ketidaksesuaian dengan realitas waktu dalam pengukuran. Kesimpulannya, jurnal ini menyarankan akuntansi meninjau ulang peran teori pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan dan mengembangkan teori pengukuran yang mendukung serta menyelaraskan tujuan laporan keuangan dengan prinsip pengukuran agar informasi keuangan yang dihasilkan benar-benar dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Erlita Pakpahan གིས-
Nama : erlita pakpahan
NPM : 2413031077

tujuan laporan keuangan tidak sejalan dengan prinsip pengukuran dalam ilmu sosial, sehingga tidak dapat dianggap sebagai tujuan pengukuran. Konsep pengukuran mengandaikan adanya pemahaman keadaan pokok dan hanya memiliki makna apabila terdapat teori pengukuran yang memuat tujuan tersebut. Saat ini, akuntansi dipandang sebagai disiplin pengukuran dengan tujuan yang lengkap, meskipun belum ada teori pengukuran yang memasukkan tujuan dari proses pengukuran akuntansi.
Teori pengukuran representasional menegaskan bahwa laporan keuangan tidak dapat memuat informasi pengukuran sebelum tersedia teori pengukuran yang mendukung tujuan proses akuntansi. Literatur akuntansi menunjukkan bahwa penyusunan laporan keuangan dianggap sebagai proses pengukuran. Namun, analisis menunjukkan bahwa konsep pengukuran dalam akuntansi tidak sejalan dengan prinsip ilmiah pengukuran.
Beberapa masalah utama yang ditemukan adalah tidak adanya penentuan objek atau sifat objek yang menjadi sasaran pengukuran, serta belum adanya teori akuntansi yang menggabungkan tujuan proses pengukuran. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran berperan sangat kecil dalam penyusunan laporan keuangan. Rekomendasi penelitian adalah agar disiplin akuntansi meninjau kembali peran pengukuran dan membangun teori yang mendasari serta mendukung proses pengukuran secara jelas
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Rency Husna Adinda གིས-
Nama: Rency Husna Adinda
Npm:2413031082

Jurnal berjudul “The Role of Measurement Theory in Supporting the Objectives of the Financial Statements” karya Saratiel Weszerai Musvoto (2011) membahas hubungan antara teori pengukuran (measurement theory) dengan tujuan laporan keuangan dalam akuntansi.

Penulis menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan tidak bisa disamakan dengan tujuan pengukuran, sebab akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang mapan seperti halnya ilmu sosial lainnya. Dalam ilmu sosial, setiap proses pengukuran harus berlandaskan teori yang menjelaskan tujuan, standar, serta satuan pengukuran. Akan tetapi, dalam bidang akuntansi, konsep pengukuran sering digunakan tanpa dasar teoretis yang kuat, sehingga laporan keuangan belum sepenuhnya mengikuti prinsip-prinsip pengukuran ilmiah.

Musvoto menyatakan bahwa meskipun akuntansi sering dianggap sebagai proses pengukuran karena berfungsi menyampaikan informasi keuangan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa akuntansi belum mampu membangun teori pengukuran yang komprehensif. Akibatnya, terjadi ketidaksesuaian antara tujuan laporan keuangan dan tujuan pengukuran.

Menurut jurnal ini, laporan keuangan hanya dapat menjadi alat pengukuran yang sahih apabila ditopang oleh teori pengukuran yang dapat merepresentasikan realitas ekonomi secara tepat. Artinya, informasi keuangan tidak akan memiliki makna dan objektivitas tanpa adanya dasar teori pengukuran yang kuat.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Ratih Apriyani གིས-
Nama: Ratih Apriyani
Npm: 2413031073

Jurnal ini mengkaji keterkaitan antara teori pengukuran (measurement theory) dan tujuan penyusunan laporan keuangan. Menegaskan bahwa walaupun akuntansi sering dipandang sebagai bidang yang berfokus pada pengukuran, praktik akuntansi modern belum sepenuhnya sejalan dengan prinsip-prinsip teori pengukuran representasional yang umum digunakan dalam ilmu sosial. Teori pengukuran menuntut adanya kejelasan tujuan, objek yang diukur, skala pengukuran, serta konsistensi antara metode dan hasil pengukuran. Namun, karena akuntansi belum memiliki teori pengukuran yang benar-benar mapan, konsep “pengukuran” dalam laporan keuangan sering kali menimbulkan ambiguitas.
Dalam konteks IFRS, pengukuran diartikan sebagai proses menentukan nilai moneter suatu elemen laporan keuangan. Meskipun demikian, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa nilai (value) dalam akuntansi tidak selalu bersifat objektif, melainkan merupakan hasil estimasi yang mengandung unsur subjektivitas. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan apakah laporan keuangan benar-benar merepresentasikan hasil pengukuran yang nyata atau hanya menampilkan angka yang disepakati secara konvensional.
Ada 12 tujuan laporan keuangan yang dirumuskan oleh Komite Trueblood. Tujuan-tujuan tersebut—seperti penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan, peramalan arus kas, penilaian kinerja manajemen, hingga akuntabilitas sosial—tidak seluruhnya konsisten dengan prinsip representational measurement. Laporan keuangan sering diasumsikan menyajikan data faktual, padahal di dalamnya terdapat ketidakpastian dan estimasi.
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi belum dapat dikategorikan sebagai disiplin pengukuran tanpa dasar teori pengukuran yang kokoh. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan teori pengukuran yang lebih kuat agar tujuan laporan keuangan memiliki landasan ilmiah yang konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Esa Azalia Zahra གིས-
Nama: Esa Azalia Zahra
NPM : 2413031084
Kelas: C

"Peran Teori Pengukuran dalam Mendukung Tujuan Laporan Keuangan"
Secara umum, jurnal ini menjelaskan bahwa sasaran-sasaran laporan keuangan saat ini tidak sejalan (tidak kompatibel) dengan prinsip-prinsip teori pengukuran yang berlaku di bidang ilmu sosial, yaitu Teori Pengukuran Representasional (RMT).

1. Kekurangan Teori Pengukuran dalam Akuntansi
Walaupun akuntansi sering dipandang sebagai bidang yang berkaitan dengan pengukuran (misalnya, didefinisikan sebagai seni untuk mengukur dan menyampaikan informasi keuangan), pada kenyataannya tidak memiliki teori pengukuran yang jelas sebagai dasar praktik yang dilakukan. Makna pengukuran hanya dapat dipahami jika ada teori pengukuran yang mendasarinya serta tujuan pengukuran yang jelas. Ketidakadaan teori pengukuran ini menimbulkan keraguan apakah praktik akuntansi yang ada saat ini benar-benar merupakan praktik pengukuran yang sah.

2. Teori Pengukuran Representasional (RMT)
RMT merupakan teori pengukuran yang diakui dalam ilmu sosial. Sesuai dengan RMT, suatu pengukuran harus sepenuhnya dijelaskan oleh fenomena mendasar (underlying phenomena) dan skala pengukuran yang spesifik dan konsisten. Tujuan teori pengukuran adalah untuk mengartikulasikan maksud dari proses pengukuran, menerangkan bagaimana pengukuran seharusnya ditetapkan, serta menyediakan standar untuk membandingkan pengukuran. Pengukuran tidak dapat dilakukan tanpa adanya perbandingan serta tanpa adanya tujuan yang jelas dan cara yang ditentukan untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Ketidakcocokan Tujuan Laporan Keuangan dengan Prinsip Pengukuran
Penelitian ini menganalisis beberapa tujuan laporan keuangan (yang disusun oleh komite Trueblood) dan menyimpulkan adanya ketidakcocokan meliputi:
1) Tujuan 1 (Bermanfaat untuk Keputusan Ekonomi): RMT mensyaratkan bahwa informasi pengukuran perlu memiliki makna (meaningful). Pernyataan dikategorikan bermakna jika kebenarannya tetap tidak berubah (invarian) di bawah transformasi numerik yang sesuai. Mengingat keputusan diambil dalam keadaan ketidakpastian, kepastian tentang kegunaan informasi untuk keputusan tertentu tidak dapat dipastikan, sehingga informasi akuntansi dinyatakan tidak bermakna (tidak kompatibel).
2) Tujuan 2 dan 3 (Melayani Pengguna Utama - Investor dan Kreditur): Penentuan audiens utama ini mengurangi sifat pengukuran akuntansi yang menyeluruh (pervasive) dan mengabaikan perbandingannya di antara semua pengguna. Ini mengindikasikan bahwa tujuan pengukuran menjadi bias terhadap kebutuhan investor dan kreditur, sehingga informasi akuntansi menjadi kurang bermanfaat bagi pengguna lainnya.
3) Tujuan 4 (Memprediksi Daya Laba Perusahaan): Pengukuran pendapatan (earning power) saat ini tergantung pada peristiwa yang akan datang (asumsi kelangsungan usaha/going concern). Padahal, pengukuran seharusnya dilakukan pada waktu tertentu tanpa mempertimbangkan peristiwa yang telah terjadi sebelumnya atau yang akan datang. Akibatnya, pendapatan saat ini dianggap tidak dapat diukur (tidak kompatibel) karena bergantung pada peristiwa di masa depan.

4. Kegagalan Konsep Pengukuran Akuntansi
Konsep pengukuran dalam akuntansi, yang berfokus pada penugasan satuan moneter kepada fenomena akuntansi, gagal memenuhi kriteria RMT. Konsep "nilai" yang diukur dalam akuntansi bersifat tidak jelas, tidak didefinisikan dengan baik, dan bukan merupakan sifat intrinsik dari suatu entitas akuntansi. Nilai dianggap subjektif dan karenanya tidak dapat diukur. Pengukuran yang sebenarnya adalah sebuah pendekatan (approximation), yang tidak pernah menjadi gambaran yang sepenuhnya akurat (true reflection). Akuntansi gagal untuk memasukkan konsep kesalahan (error) dalam pengukurannya, dan malah menyiratkan keakuratan (exactness). Akuntansi tidak berhasil menentukan ciri-ciri kekayaan yang seharusnya dinilai, meskipun setiap sistem pengukuran memerlukan adanya penjelasan mengenai sifat objek yang akan dinilai.

Kesimpulannya bahwa konsep pengukuran dalam akuntansi tidak sejalan dengan prinsip-prinsip teori pengukuran (RMT). Oleh karena itu, sasaran laporan keuangan tidak bisa dianggap sebagai tujuan pengukuran kecuali didukung oleh teori pengukuran yang sesuai. Laporan keuangan tidak akan dapat memberikan informasi pengukuran yang akurat sampai teori pengukuran untuk proses akuntansi ditetapkan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Ivan Kurniawan གིས-
Nama: Ivan Kurniawan
NPM: 2453031005
Kelas: 2024 C

Artikel ini menekankan pentingnya teori pengukuran dalam mendukung tujuan laporan keuangan. Penulis berpendapat bahwa praktik akuntansi modern belum sepenuhnya didasarkan pada teori pengukuran yang mapan sebagaimana dalam ilmu sosial. Akibatnya, tujuan laporan keuangan tidak dapat sepenuhnya tercapai tanpa adanya dasar teoritis pengukuran yang jelas.

Teori pengukuran representasional dalam ilmu sosial menjelaskan bahwa setiap proses pengukuran harus memiliki tujuan, standar, dan unit pengukuran yang dapat dibandingkan. Dalam konteks akuntansi, hal ini berarti setiap elemen laporan keuangan harus diukur berdasarkan nilai moneter yang dapat diandalkan. Pengakuan (recognition) suatu elemen dalam laporan keuangan hanya sah apabila nilai atau biayanya dapat diukur secara andal.

Penulis menegaskan bahwa akuntansi adalah disiplin pengukuran yang berfokus pada fenomena keuangan, khususnya yang dapat dinyatakan dalam bentuk moneter. Tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan informasi keuangan melalui proses pengukuran yang tepat. Oleh karena itu, teori pengukuran harus menjadi dasar dalam menentukan nilai tukar (exchange value) dan interpretasi transaksi ekonomi.

Kesimpulannya, tanpa teori pengukuran yang kuat, praktik akuntansi kehilangan landasan ilmiah dalam menetapkan nilai yang diukur dan menyajikan laporan keuangan yang relevan serta andal.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

vie amanillah གིས-
Nama: Ve Amanillah
NPM: 2413031097
Kelas: 2024C

Jurnal ini membahas pentingnya teori pengukuran, terutama Teori Representasional Pengukuran, dalam dunia akuntansi. Ditemukan bahwa cara kita mengukur dalam akuntansi saat ini tidak sejalan dengan prinsip-prinsip pengukuran yang ilmiah.

Meski biasanya akuntansi dianggap sebagai seni dalam mengukur dan menyampaikan informasi, serta proses membuat laporan keuangan dianggap sebagai cara mengukur, studi ini menunjukkan bahwa akuntansi belum berhasil menyusun teori pengukuran yang solid.

Tujuan Laporan Keuangan vs. Tujuan Pengukuran: Tujuan dari laporan keuangan, seperti memberi informasi agar orang dapat mengambil keputusan ekonomi, lebih fokus pada kebutuhan pengguna dan proses luar. Tujuan ini tidak bisa dianggap sebagai tujuan pengukuran tanpa ada dukungan dari teori pengukuran yang menghubungkannya.

Keandalan Pengukuran: Pengukuran dalam ilmu pengetahuan seharusnya bersifat perkiraan dan harus melibatkan kesalahan. Dalam akuntansi, sering kali ada anggapan bahwa hasil pengukuran itu tepat, padahal sifat pengukuran itu sendiri bisa berbeda.

Objek Pengukuran yang Tidak Jelas: Akuntansi tidak jelas tentang objek atau sifat apa yang perlu diukur untuk menghitung kekayaan. Konsep "nilai" sering kali tidak jelas, tidak objektif, dan bukan sesuatu yang melekat pada entitas tersebut.

Asumsi yang Tidak Sesuai: Beberapa tujuan dalam laporan keuangan tidak sejalan dengan prinsip pengukuran representasional. Misalnya, asumsi tentang Kelangsungan Usaha membuat pengukuran aset dan penentuan laba menjadi tidak tetap dan tergantung pada kejadian di masa depan, meskipun pengukuran seharusnya dilakukan pada suatu saat tertentu tanpa mempedulikan masa lalu atau masa depan.