Berikan pendapat Anda setelah menyimak video tersebut!
DISKUSI
Npm : 2413031079
Kelas : 24 C
Pendapat saya, video ini sangat informatif dan memberikan penjelasan yang sistematis serta contoh konkret untuk membantu pemahaman konsep pengukuran dalam pelaporan keuangan. Penekanan pada pentingnya measurement basis yang konkret dan penggunaan standar yang spesifik seperti IFRS 13 fair value sangat membantu dalam konteks pembelajaran akuntansi tingkat lanjut dan praktik pelaporan keuangan modern. Video ini cocok sebagai materi pembelajaran bagi mahasiswa akuntansi, dan siapa saja yang ingin memahami fondasi pengukuran akuntansi secara mendalam.
Npm : 2413031086
Kelas : 24 C
Setelah menonton video tersebut, saya mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai cakupan materi yang ada dalam ujian ACCA Financial Reporting (FR). Silabus FR ternyata cukup luas, karena tidak hanya membahas aspek teknis akuntansi, tetapi juga pemahaman tentang kerangka konseptual, penerapan standar IFRS, serta kemampuan analisis laporan keuangan. Menurut saya, hal ini sangat penting karena akuntan tidak hanya dituntut untuk menyusun laporan keuangan, tetapi juga mampu menafsirkan informasi yang terkandung di dalamnya untuk pengambilan keputusan.
Bagian yang menarik bagi saya adalah ketika silabus membahas standar akuntansi spesifik seperti IAS 38 tentang aset tidak berwujud, IAS 37 tentang ketentuan, dan IAS 10 mengenai peristiwa setelah periode pelaporan. Hal ini menunjukkan bahwa ujian FR benar-benar mempersiapkan calon akuntan untuk memahami penerapan IFRS dalam berbagai situasi nyata, baik untuk entitas tunggal maupun kombinasi bisnis. Dengan begitu, lulusan ACCA diharapkan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga bisa menerapkan dalam praktik profesional.
Selain itu, adanya penekanan pada keterampilan kerja, teknologi, dan pengetahuan yang diasumsikan (FA) juga membuat saya sadar bahwa menjadi seorang profesional akuntansi di era sekarang tidak cukup hanya dengan pengetahuan akuntansi, tetapi juga harus melek teknologi. Menurut saya, pendekatan yang diberikan ACCA dalam FR ini sangat relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern, karena akuntan kini berperan lebih strategis dalam mendukung pengambilan keputusan bisnis.
NPM : 2413031088
Kelas : 2024C
Pedapat saya mengenai video Framework Measurement - ACCA Financial Reporting (FR).
1. Hakikat Pengukuran dalam Laporan Keuangan
Video tersebut menegaskan bahwa angka-angka yang tercantum dalam neraca bukanlah angka yang sembarangan.Setiap nilai aset dan kewajiban harus diukur dengan metode yang tepat untuk memastikan laporan keuangan memenuhi dua karakteristik kualitatif utama: relevan (berguna untuk pengambilan keputusan) dan menyajikan penyajian yang jujur (faithful representation). Dengan kata lain, pengukuran yang akurat menjamin keandalan informasi yang disajikan kepada investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Ragam Perspektif dalam Menilai Nilai Ilmu utama yang didapat adalah bahwa konsep“nilai” suatu aset ternyata multidimensi dan bergantung pada sudut pandangnya. Video ini menguraikannya menjadi dua kategori besar:
a. Biaya Historis (Historical Cost): Merupakan harga perolehan awal saat aset tersebut dibeli. Metode ini dihargai karena keandalan dan objektivitasnya, namun kelemahannya adalah sering kali tidak mencerminkan nilai ekonomi aset tersebut pada saat ini.
b. Nilai Kini (Current Value): Merupakan nilai yang lebih mencerminkan kondisi mutakhir. Kategori ini kemudian dijabarkan menjadi tiga jenis pengukuran:
c. Nilai Wajar (Fair Value): Adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset (exit price) dalam transaksi yang wajar antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai.
d. Biaya Kini (Current Cost): Adalah biaya yang harus dikeluarkan hari ini untuk mengganti atau membeli aset yang sama atau setara (entry price). Metode ini sering diterapkan untuk aset khusus yang tidak memiliki pasar aktif.
e. Nilai Pakai (Value in Use): Adalah nilai yang diestimasi dari manfaat ekonomi masa depan yang dihasilkan oleh suatu aset, biasanya dihitung dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan.
3. Hubungan antara Kerangka Konseptual dan Standar Akuntansi
Video menjelaskan bagaimana teori diterapkan dalam praktik.Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework) memberikan dasar pemikiran dan prinsip-prinsip dasar untuk memilih metode pengukuran. Sementara itu, standar akuntansi spesifik seperti IFRS 13: Fair Value Measurement memberikan guidance teknis yang detail tentang bagaimana menerapkan suatu metode, dalam hal ini nilai wajar, secara konsisten dan dapat diuji.
NPM: 2413031091
Kelas: 2024 C
Menurut saya, video tersebut cukup membantu dalam memahami konsep measurement dalam akuntansi. Penyampaiannya runtut dan jelas, sehingga memudahkan penonton untuk mengikuti alurnya. Materi tentang perbedaan metode pengukuran, seperti historical cost dan fair value, dijelaskan dengan baik sehingga membuat kita lebih paham mengapa hasil laporan keuangan bisa berbeda tergantung metode yang digunakan. Hal ini penting karena menunjukkan bahwa angka dalam laporan keuangan tidak hanya sekadar hitungan, tetapi juga dipengaruhi oleh pilihan kebijakan akuntansi.
Selain itu, video ini juga menyinggung keterkaitan dengan standar internasional seperti IFRS. Menurut saya, ini membuat pembahasan menjadi lebih relevan karena menunjukkan bagaimana teori yang dipelajari berhubungan langsung dengan praktik yang berlaku secara global. Dari penjelasan tersebut, saya jadi melihat bahwa akuntansi bukan hanya soal menyusun laporan, tetapi juga tentang bagaimana laporan tersebut dapat diandalkan dan sesuai standar. Secara keseluruhan, video ini bermanfaat untuk memperkuat pemahaman dasar, terutama bagi yang sedang belajar atau mempersiapkan diri dalam bidang pelaporan keuangan
Npm : 2413031090
Kelas : C
Menurut saya, video ini sangat memberikan informasi yang jelas karena menunjukkan bahwa pengukuran dalam akuntansi itu bukan sekadar matematika, tapi juga soal pilihan yang strategis. Pilihan metode pengukuran (biaya historis vs. nilai kini) sangat memengaruhi seberapa relevan informasi di laporan keuangan bagi para penggunanya. Biaya historis memang lebih andal dan objektif, tetapi nilai kini lebih relevan karena mencerminkan kondisi ekonomi saat ini.
Secara keseluruhan, video ini memberikan pemahaman yang bagus tentang mengapa laporan keuangan itu bisa menampilkan angka yang berbeda untuk aset yang sama, tergantung pada metode penilaian yang dipakai. Ini membantu kita lebih kritis dalam membaca dan menganalisis laporan keuangan perusahaan.
NPM: 2453031008
Kelas: 2024 C
Setelah menonton video tersebut pengukuran di akuntansi, saya jadi paham kalau cara kita menilai aset dan hutang di laporan keuangan itu bukan hanya satu. Jadi, data-data yang kita lihat di laporan itu bukan cuma angka yang asal dicatat, tapi ada dasar pengukurannya.
Video itu jelasin ada dua pendekatan utama. Pertama, biaya historis yang simpelnya itu mengukur aset berdasarkan harga pas kita beli dulu. Gampangnya, kalau kita beli motor Rp20 juta, ya itu yang dicatat. Nah, angkanya bakal terus disesuaikan sama penyusutan. Jadi, nilai motor kita yang Rp20 juta itu lama-lama turun karena dipakai, ini namanya disusutin.
Kedua, ada nilai kini, karena dia ngikutin kondisi sekarang. Nilai kini ini dibagi lagi jadi tiga:
• Nilai wajar: harga jual aset kalau kita jual sekarang.
• Biaya kini: biaya untuk membeli aset yang sama persis sepertipunya kita sekarang. Beda sama nilai wajar, ini lebih fokus ke harga beli.
• Nilai pakai: Menghitung berapa banyak duit yang bakal kita dapetin dari aset itu di masa depan. Konsepnya pakai diskonto, jadi nilai uang di masa depan diukur ke nilai sekarang.
Intinya, video ini membahas kalau akuntansi itu bukan hanya soal ,menghitung, tapi juga mikirin gimana cara yang paling pas buat ngasih gambaran yang jujur dan relevan tentang kondisi keuangan perusahaan. Jadi, kita bisa tahu kenapa ada aset yang nilainya bisa beda-beda di laporan keuangan, tergantung metode apa yang dipakai.
Kelas: 2024 C
NPM: 2413031081
Menjelaskan pentingnya pengukuran dalam meyiapkan laporan keuangan, pengukuran adalah proses menentukan nilai moneter dari asset liabilitas untuk dicantumkan dalam laporan keuangan. Angka angka ini harus memenuhi kriteria yang mendefinisikan basic pengkuran yang digunakan, bukan hanya angka sembarang. Pengukuran harus memiliki representasi yang jujur dan relevan untuk pengguna laporan keuangan. Konsep pengukuran telah menjadi begitu penting sehingga ada standar akutansi tersendiri, seperti IFRS 13, yang membahas nilai wajar.
Kerangka kerja konseptual mendefinisikannya beberapa basis peengukuran, yang dibagi menjadi dua kategori utama:
- biaya historis dan nilai saat ini yaitu, biaya historical cost atau biaya historis sebagai basis pengukuran adalah basis pengukuran yang paling tradisional dan biaya historis ini mengacu pada jumlah kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pertimbangan yang diberikan untuk memperoleh asset pertama kali diakui. Contohnya adalah seorang pembicara menggunakan contoh asset yang dibeli seharga $200.000w pada januari X1 dengan masa manfaat 10 tahun. Depresiasi tahunan adalah $20.000, Setelah dua tahun (per 31 desember X2), total akumulasi depresiasi adalah $40.000, sehingga nilai tercatatnya adalah $160.000. Ini adalah nilai asset berdasarkan biaya historis.
- Nilai saat ini (Current Value), nilai wajar (fair value) adalah harga yang akann diterima untuk menjuall asset atau harga yang akan dibayarkan untuk menglihkan liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengekuran, ini dianggap sebagai harga keluar (exit price). Contoh pembicaran melanjutkan contoh asset yang sama dari biaya hiistoris. Jika asset tersebut dinilai pada 31 desember X2, nilai wajarnya bisa menjadi $180,000, yang akan dicantumkan dalan laporan posisi keuangan jika perusahaan memilih untuk mengukur asetnya dengan nilai wajar. Ini relevan untuk item non khusus seperti property, pabrik, dan peralatan yang tidak memiliki pasar aktif, standar IFRS 13 dikembangkan untuk memberikan panduan rinci tentang cara mengukur nilai wajar.
- Biaya Saat ini (Curent cost), biaya saat ini adalah jumlah kas atau setara kas yang akan dibayarkan untuk memperoleh asset yang sama atau setara pada tanggal pengukuran. Ini adalah hharga masuk (entry price). Biaya saat ini sering digunakan untuk asset khusus yang tidak memiliki pasar aktif untuk mendapatkan nilai wajar. Misalnya, asset yang sama yang awaalnya berharga $200.000 mungkin memiliki biaya saat ini sebesar $250.000 jika dibeli hari ini (setelah 2 tahun). Setelah memperhitungkan sepresiasi selama 2 tahun ($250.000 per tahun), nilai tercatatnyaa berdasarkan biaya saat ini adalah $200.000.
- Nilai Pakai (Value in Use), adalah nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan akan dihasilkan dari penggunaan suatu asset dan dari pelepasan akhirnya. Untuk liabilitas, konsep yang setara disebut “nilai pemenuhan”, yaitu nilai sekarang dari kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabiltas, pembicara menggunakan contoh atud kas masa depan sebesar $28.000 per tahun selama 8 tahun. Ddengan tingkat diskonto 5%, nilai pakainya dihitung dengan mengalihkan arus kas dengan faktor anuitas yang relevan, menghasilkan nilai saat ini sebesar $180.989 atay sekitar $181.000.
Video ini memberikan gambaran umum tentang berbagai dasar pengukuran yang dapat digunakan dalam laporan keuangan. Pembicaraan menekankan bahwa setiap basis pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan , dan kerangka kerja konseptual memberikan panduan dasar, sementara standar akutansi seperti IFRS memberikan detail yang lebih spesifik.
NPM: 2453031005
Kelas: 2024 C
Pendapat saya mengenai video Framework Measurement - ACCA Financial Reporting (FR).
Video tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep pengukuran (pengukuran) dalam akuntansi, yang merupakan fondasi utama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Inti dari video YouTube tersebut yaitu:
1. Hakikat pengukuran dalam Laporan Keuangan
Video tersebut menegaskan bahwa angka-angka yang tercantum dalam neraca bukanlah angka yang sembarangan.Setiap nilai aset dan kewajiban harus diukur dengan metode yang tepat untuk memastikan laporan keuangan memenuhi dua karakteristik kualitatif utama: relevan (berguna untuk pengambilan keputusan) dan menyajikan penyajian yang jujur (faithful representasi). Dengan kata lain, pengukuran yang akurat menjamin mencerminkan informasi yang disajikan kepada investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Ragam Perspektif dalam Menilai Nilai Ilmu utama yang didapat adalah bahwa konsep “nilai” suatu aset ternyata multidimensi dan bergantung pada sudut pandangnya. Video ini menguraikannya menjadi dua kategori besar:
a. Biaya Historis (Historical Cost): Merupakan harga perolehan awal saat aset tersebut dibeli. Metode ini menonjolkan karena kecerahan dan objektivitasnya, namun kelemahannya sering kali tidak mencerminkan nilai ekonomi aset tersebut pada saat ini.
b. Nilai Kini (Nilai Saat Ini): Merupakan nilai yang lebih mencerminkan kondisi berubah. Kategori ini kemudian dijabarkan menjadi tiga jenis pengukuran:
c. Nilai Wajar (Nilai Wajar): Adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset (harga keluar) dalam transaksi yang wajar antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai.
d. Biaya Kini (Biaya Saat Ini): Adalah biaya yang harus dikeluarkan hari ini untuk mengganti atau membeli aset yang sama atau setara (harga masuk). Metode ini sering diterapkan untuk aset khusus yang tidak memiliki pasar aktif.
e. Nilai Pakai (Value in Use): Adalah nilai yang diestimasi dari manfaat ekonomi masa depan yang dihasilkan oleh suatu aset, biasanya dihitung dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan.
Nama: Melinda Dwi Safitri
Npm: 2413031092
Video berjudul "Framework - measurement - ACCA Financial Reporting (FR)" ini menjelaskan tentang berbagai basis pengukuran (measurement bases) aset dan liabilitas sesuai dengan Kerangka Kerja Konseptual (Conceptual Framework) Standar Pelaporan Keuangan.B
Pengukuran adalah aspek fundamental dalam akuntansi keuangan. Tujuannya adalah memastikan bahwa informasi kuantitatif (angka-angka) yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position/SFP) terutama yang berkaitan dengan aset dan liabilitas—memenuhi kriteria inti kerangka kerja konseptual, yaitu representasi yang jujur (faithful representation) dan relevansi.
Kerangka kerja konseptual menetapkan dua kategori utama basis pengukuran: Biaya Historis (Historical Cost) dan Nilai Kini (Current Value).
1. Biaya Histori (Historical Cost)
Biaya Historis adalah basis pengukuran yang paling tradisional. Ini mencerminkan jumlah yang awalnya dibayarkan untuk memperoleh aset, atau jumlah awal yang terutang saat liabilitas muncul. Fokusnya adalah pada nilai transaksi di masa lalu.
Intinya: Nilai aset disajikan berdasarkan biaya perolehan awal, dikurangi akumulasi depresiasi atau amortisasi.
Contoh: Aset dengan biaya awal $200.000, setelah dua tahun dengan depresiasi $20.000 per tahun, akan memiliki nilai tercatat $160.000.
2. Nilai Kini (Current Value) Nilai Kini mencoba mencerminkan kondisi pada tanggal pengukuran saat ini untuk memberikan informasi yang lebih up-to-date dan relevan. Kategori ini mencakup tiga pendekatan berbeda:
Nilai Wajar (Fair Value):
Ini adalah harga keluar (exit price), yaitu harga yang akan diterima saat menjual aset atau harga yang akan dibayarkan untuk mengalihkan liabilitas dalam transaksi teratur.
Pengukuran ini menjadi sangat penting hingga diatur secara terpisah dalam standar seperti IFRS 13.
Biaya Kini (Current Cost):
Ini adalah harga masuk (entry value), yaitu jumlah yang harus dibayarkan untuk membeli aset yang sama atau setara saat ini.
Basis ini relevan untuk aset khusus (specialized assets) di mana tidak ada pasar aktif yang memungkinkan penentuan Nilai Wajar. Perhitungan nilai aset juga harus mencerminkan kondisi aset saat ini (misalnya, dikurangi depresiasi).
Nilai Pakai (Value in Use) / Nilai Pemenuhan (Fulfillment Value):
Ini juga merupakan nilai keluar yang didasarkan pada penggunaan aset. Nilai Pakai dihitung sebagai nilai kini (present value) dari seluruh arus kas masa depan yang diharapkan akan dihasilkan dari penggunaan aset tersebut. Nilai Pemenuhan digunakan untuk liabilitas.
Pengukuran ini melibatkan teknik diskonto (discounting) untuk memperhitungkan nilai waktu uang.
NPM: 2413031078
Setelah menyimak video mengenai pengukuran akuntansi, saya dapat menyimpulkan bahwa Pengukuran akuntansi adalah inti dari pelaporan keuangan yang bertanggung jawab. Pengukuran bukanlah hanya sekedar proses mekanisme dalam mencatat angka, melainkan tindakan interpretasi yang kritis. Sebuah entitas harus secara sadar memilih basis pengukuran yang tepat untuk menyajikan narasi keuangannya secara jujur dan berguna, dengan secara transparan mengungkapkan pilihan dan juga dampaknya. Tanpa adanya proses ini, laporan keuangan dapat berisiko menjadi sekedar dari sebuah fiksi numerik yang menyesatkan. Dalam pengukuran aset/liabilitas terdapat kriteria pengakuan, nilai yang harus memenuhi prinsip relevansi dan representasi setia, termasuk juga pertimbangan ketidakpastian pengukuran. Jenis-jenis basis pengukuran yaitu biaya historis, nilai terkini atau biaya saat ini, nilai wajar (fair value), dan nilai pemenuhan (fulfilment value).
NPM : 2413031071
Pendapat saya mengenai video tersebut adalah Video tersebut memberikan penjelasan yang sangat jelas dan sistematis mengenai konsep pengukuran dalam laporan keuangan, khususnya pada aspek pengukuran aset dan liabilitas. Menurut saya sebagai mahasiswa, video ini sangat bermanfaat karena menjelaskan beberapa dasar penting seperti pengukuran berdasarkan historical cost, fair value, current cost, dan value in use dengan ilustrasi yang mudah dipahami.
Penjelasan tentang bagaimana nilai aset mengalami penyesuaian dari harga historis ke nilai wajar atau biaya saat ini sangat membantu memahami proses akuntansi modern yang mengutamakan relevansi dan representasi yang wajar dalam laporan keuangan. Selain itu, penggunaan contoh perhitungan depresiasi dan nilai kini juga memberikan gambaran konkret bagaimana nilai aset disesuaikan dalam praktik.
Dengan pembawaan yang terstruktur dan bahasa yang sederhana, video ini cocok bagi mahasiswa yang sedang mempelajari akuntansi keuangan terutama topik pengukuran dalam kerangka konsep pelaporan keuangan. Video ini juga menyorot pentingnya standar akuntansi seperti IFRS 13 dalam menentukan nilai wajar, yang merupakan pengetahuan penting untuk praktik akuntansi profesional ke depan. Jadi, secara keseluruhan saya menilai video ini sangat informatif dan layak sebagai sumber belajar tambahan bagi mahasiswa akuntansi.
Npm : 2413031094
Setelah menyimak video tentang framework measurement dalam akuntansi keuangan, saya mendapat pemahaman baru mengenai pentingnya pemilihan dasar pengukuran dalam laporan keuangan. Video tersebut menjelaskan bahwa dalam kerangka pelaporan, perusahaan dapat memilih beberapa basis pengukuran, seperti biaya historis, nilai kini, maupun nilai wajar (fair value). Akan tetapi, pemilihan basis pengukuran tidak boleh sembarangan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga manajemen perlu mempertimbangkan sejauh mana informasi yang dihasilkan relevan dan dapat dipercaya.
Salah satu hal yang paling saya tangkap dari video adalah penekanan bahwa laporan keuangan tidak hanya soal relevansi, tetapi juga keterandalan (faithful representation). Misalnya, nilai wajar memang sering dianggap lebih relevan karena menampilkan angka terkini, tetapi jika pasar untuk aset tertentu tidak aktif, maka nilai wajar akan sulit diverifikasi. Dalam situasi seperti itu, penggunaan model dan asumsi manajemen menjadi dominan, sehingga bisa menimbulkan bias. Oleh karena itu, relevansi yang tinggi harus tetap diimbangi dengan keterandalan agar laporan keuangan tidak menyesatkan pengguna.
Video juga mengingatkan bahwa kerangka konseptual sebenarnya bukan standar teknis, melainkan panduan prinsip. Artinya, kerangka hanya memberi arahan umum tentang tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif, serta pertimbangan dalam memilih basis pengukuran. Sedangkan aturan rinci tetap diatur dalam standar spesifik, seperti IFRS maupun PSAK. Dari sini, saya menyadari bahwa penting bagi perusahaan untuk tidak hanya sekadar mengikuti prinsip umum, tetapi juga menyesuaikan dengan standar yang berlaku di negaranya.
Dalam konteks perusahaan di Indonesia, misalnya PT Garuda Sejahtera, pembahasan dalam video ini sangat relevan. Garuda ingin memakai nilai wajar untuk pesawat yang dimilikinya dengan alasan lebih mencerminkan kondisi nyata bagi investor asing. Namun jika dilihat dari kacamata video, keputusan tersebut harus hati-hati. Pasar pesawat di Indonesia tidak begitu aktif, sehingga data harga pasar sulit diperoleh. Akibatnya, pengukuran nilai wajar lebih banyak mengandalkan estimasi dan asumsi, yang justru dapat menurunkan tingkat keterandalan laporan keuangan.
Kesimpulan yang bisa saya tarik adalah bahwa tidak ada satu basis pengukuran yang paling benar untuk semua kondisi. Perusahaan harus menimbang relevansi dan keterandalan secara seimbang. Jika menggunakan nilai wajar, maka harus didukung dengan pengungkapan yang jelas, transparan, dan dapat diuji oleh pihak independen. Dengan begitu, laporan keuangan tidak hanya menarik bagi investor, tetapi juga benar-benar bisa dipercaya sebagai gambaran kondisi ekonomi perusahaan.
Npm : 2453031007
Video tentang framework measurement menjelaskan bahwa pemilihan dasar pengukuran dalam laporan keuangan harus mempertimbangkan relevansi dan keterandalan. Nilai wajar memang lebih mencerminkan kondisi terkini, tetapi jika pasar tidak aktif, hasilnya bisa sulit diverifikasi dan rawan bias. Kerangka konseptual sendiri hanya memberi panduan umum, sedangkan aturan detail ada di standar seperti IFRS atau PSAK. Contohnya, PT Garuda Sejahtera perlu berhati-hati memakai nilai wajar untuk pesawatnya karena pasar tidak aktif, sehingga keterandalan laporan bisa berkurang. Intinya, tidak ada metode yang paling benar, perusahaan harus menyeimbangkan relevansi, keterandalan, dan transparansi agar laporan keuangan tetap dapat dipercaya.
Npm: 2413031082
Menurut saya, video Framework Measurement ACCA Financial Reporting (FR) cukup bermanfaat karena membahas salah satu konsep penting dalam akuntansi, yaitu bagaimana suatu aset atau liabilitas diukur dalam laporan keuangan. Penyampaian dari pengajarnya cukup jelas dan ringan, sehingga materi yang biasanya terkesan abstrak bisa lebih mudah dipahami. Ada contoh-contoh sederhana yang membuat penjelasan terasa lebih konkret, apalagi ketika masuk ke pembahasan mengenai biaya historis, nilai kini, atau nilai wajar. Dari segi penyajian, gaya penyampaian yang tidak terlalu kaku membuat suasana belajar terasa santai, jadi penonton tidak cepat bosan.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Karena materi ini mengikuti standar internasional (IFRS), ada kemungkinan istilah dan penerapannya sedikit berbeda dengan PSAK di Indonesia, sehingga perlu penyesuaian jika digunakan di konteks lokal. Selain itu, untuk bagian perhitungan, terutama yang berkaitan dengan present value atau diskonto, bisa terasa cukup cepat jika penontonnya belum terbiasa dengan matematika keuangan. Maka, sebaiknya saat menonton perlu diselingi dengan membuat catatan atau mengulang bagian yang dirasa sulit. Secara keseluruhan, video ini bisa jadi sumber belajar tambahan yang baik, terutama untuk memperkuat pemahaman konsep dasar sebelum masuk ke latihan soal yang lebih kompleks.
NPM: 2413031075
Tentu, ini versi satu paragraf yang rapi tanpa tanda strip atau pemisah sejenis:
Menurut saya, pembahasan mengenai basis pengukuran dalam pelaporan keuangan menunjukkan bahwa akuntansi selalu berada di antara kebutuhan akan kepastian dan tuntutan relevansi. Biaya historis memberikan keandalan karena didasarkan pada transaksi masa lalu yang dapat diverifikasi, tetapi kelemahannya adalah informasi menjadi kurang informatif ketika kondisi ekonomi berubah. Di sisi lain, nilai kini seperti fair value, current cost, dan value in use lebih mencerminkan situasi aktual dan kebutuhan pengguna laporan, tetapi penggunaan estimasi dan asumsi membuatnya lebih subjektif dan rentan terhadap ketidakpastian. Pendekatan mixed attribute measurement yang diterapkan dalam standar akuntansi modern merupakan kompromi realistis, karena biaya historis tetap digunakan untuk aset yang sifatnya stabil, sedangkan nilai kini diterapkan pada elemen yang membutuhkan informasi yang lebih relevan. Menurut saya, keberhasilan pendekatan ini sangat bergantung pada keterbukaan pengungkapan terkait metode, asumsi, dan pertimbangan yang digunakan agar pengguna laporan tetap dapat menilai kualitas informasinya. Pada akhirnya, tidak ada satu basis pengukuran yang sepenuhnya ideal, dan tugas utama akuntan adalah menjaga keseimbangan antara representasi jujur dan relevansi agar laporan keuangan tetap bermanfaat sekaligus dapat dipercaya.
NPM : 2413031070
Kelas : 2024C
Menurut pendapat saya, video tersebut merupakan sumber belajar yang sangat efektif dan terstruktur mengenai dasar-dasar pengukuran (measurement bases) yang digunakan untuk menentukan nilai aset dan liabilitas dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan. Video ini berhasil menjelaskan topik yang cukup teknis, seperti perbedaan antara Biaya Historis (harga perolehan awal), Nilai Wajar (Fair Value), Biaya Saat Ini (Current Cost), dan Nilai Pakai/Pemenuhan (Value in Use/Fulfillment Value), dengan menggunakan contoh numerik yang jelas dan mudah diikuti, sehingga sangat berharga bagi mahasiswa atau profesional yang mempelajari standar akuntansi (ACCA/IFRS). Secara keseluruhan, video ini memberikan fondasi yang kuat dan pemahaman yang baik mengenai pentingnya memilih metode pengukuran yang tepat untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan dapat mencapai kriteria kualitas, yaitu representasi yang jujur dan relevan.
NPM: 2413031083
Kelas: 2024C
Penjelasan yang sangat jelas dan terstruktur tentang berbagai metode pengukuran aset dan liabilitas dalam laporan keuangan diberikan dalam video di atas, terutama yang berkaitan dengan laporan keuangan ACCA. Dalam uraian ini, dibahas konsep dasar pengukuran seperti biaya historis, yang mencatat aset dan kewajiban berdasarkan harga yang dibayar pada saat perolehan awal, dan biaya kini, yang menilai aset atau kewajiban berdasarkan jumlah yang harus dibayarkan jika diperoleh kembali saat ini. Selain itu, dibahas nilai wajar, yang lebih mencerminkan harga pasar pada saat laporan dibuat, dan nilai pakai, yang berfokus pada arus kas yang akan dihasilkan dari penjualan.Agar lebih mudah dimengerti, setiap dasar dilengkapi dengan contoh kasus yang sesuai.Misalnya, biaya historis aset tetap pada awal pengakuan dapat digunakan untuk menilainya, tetapi dalam beberapa situasi, nilainya dapat diubah ke nilai wajar untuk lebih mencerminkan keadaan pasar
Npm : 2413031076
Menurut saya, video yang berjudul “Framework Measurement” membahas bagaimana menentukan nilai moneter yang akan digunakan untuk mencatat unsur-unsur laporan keuangan seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban agar laporan keuangan memberi informasi yang berguna bagi pengguna.
Pada tahap awal, kerangka konseptual menegaskan bahwa tidak cukup menggunakan satu basis pengukuran tunggal untuk semua unsur, karena karakteristik tiap unsur berbeda. Maka, standar akuntansi (seperti IFRS) memilih basis pengukuran campuran (mixed measurement basis), yaitu mengombinasikan beberapa metode tergantung sifat aset atau kewajiban tersebut.
Dua kelompok besar basis pengukuran yang paling sering dibahas adalah:
1. Cost-based measurements: seperti biaya historis (historical cost). Ini mencatat aset atau kewajiban berdasarkan harga perolehan atau beban yang dikeluarkan, dan setelah itu disesuaikan (misalnya via penyusutan atau amortisasi). Kelebihannya, metode ini sering lebih mudah diverifikasi dan lebih sederhana dalam pelaksanaannya.
2. Current value measurements: mencakup pengukuran berdasarkan nilai wajar (fair value), nilai kini (present value dari arus kas masa depan), atau biaya penggantian (current cost). Metode ini dianggap lebih relevan ketika nilai pasar atau arus kas masa depan memberikan gambaran lebih baik tentang nilai ekonomi unsur itu.
Dalam memilih metode, standar dan penyusun laporan harus mengimbangi relevansi dan keandalan. Pengukuran yang sangat relevan tapi penuh dengan estimasi tak terverifikasi bisa menjadi kurang berguna, sementara pengukuran yang sangat andal tapi tidak mencerminkan kondisi ekonomi terkini juga bisa menyesatkan.
Npm: 2413031098
Pendapat saya setelah menonton vidio tersebut adalah, vidio tersbut membahas tentang konsep pengukuran dalam kerangka akuntansi, terutama terkait standar pelaporan keuangan Financial Reporting (FR). Pendapat saya setelah menonton vidio ini adalaah bawa vidio tersebut memberikan pemahaman yang jelas dan praktis mengenai bagaimana pengukuran dalam akuntansi dilakukan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan.
npm = 2413031085
kelas = 2024 c
Video ini merupakan pelajaran dari OpenTuition yang menjelaskan konsep koreksi dalam pelaporan keuangan, khususnya di bawah kerangka konseptual IFRS untuk Pelaporan Keuangan ACCA (FR). Poin utama dari video ini adalah menjelaskan pentingnya metode pengukuran yang tepat untuk aset dan kewajiban dalam laporan keuangan agar angka yang dianalisis memiliki representasi yang tepercaya dan relevan.
Video ini membahas berbagai dasar pengukuran, termasuk:
Biaya historis (biaya historis), nilai asli perolehan aset, atau kewajiban, dipengaruhi oleh hasil studi.
Nilai wajar (nilai wajar) adalah harga yang ditetapkan saat menjual suatu barang atau membayarnya untuk memenuhi persyaratan tanggal pengukuran.
Harga yang perlu dipertimbangkan untuk membeli kembali pada saat perubahan adalah biaya penggantian saat ini (current cost).
Nilai guna (useful value), atau nilai kini yang diantisipasi dari penggunaan aset tersebut.
Selain itu, dijelaskan bagaimana metode diskonto menggunakan faktor anuitas dan diskonto tingkat saat ini untuk menggambarkan kondisi depresiasi dan nilai saat ini.
Oleh karena itu, video ini memberikan penjelasan yang komprehensif dan sistematis tentang prinsip-prinsip koreksi nilai dalam konteks pelaporan keuangan menurut IFRS. Video ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa atau praktisi yang sedang mempersiapkan Pelaporan Keuangan ACCA, terutama dalam konteks konsep koreksi nilai dan penerapannya dalam pelaporan keuangan.
Kelas : 24c
NPM : 2413031087
video ini menjelaskan bagaimana angka-angka (nilai aset dan liabilitas) dalam laporan keuangan ditentukan agar relevan dan andal.
Video ini membandingkan dua pendekatan utama:
Biaya Historis (Historical Cost): Nilai aset berdasarkan harga perolehan awalnya. Keunggulannya adalah objektivitas karena mudah diverifikasi, namun kelemahannya adalah nilainya seringkali ketinggalan zaman (tidak relevan).
Nilai Kini (Current Value): Nilai aset berdasarkan kondisi pasar saat ini, yang lebih relevan. Pendekatan ini terbagi lagi menjadi tiga.
Nilai Wajar (Fair Value): Harga jual atau exit price di pasar saat ini.
Biaya Kini (Current Cost): Biaya yang dibutuhkan untuk membeli aset yang sama atau setara saat ini (entry price).
Nilai Pakai (Value in Use): Nilai diskonto dari arus kas masa depan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut.
Secara keseluruhan, video ini sangat bermanfaat bagi pelajar akuntansi karena berhasil menyederhanakan isu kompleks ini. Dengan contoh perhitungan untuk setiap basis, video ini memberikan pemahaman dasar yang kuat tentang perdebatan abadi dalam akuntansi: apakah laporan keuangan harus memprioritaskan keandalan (Biaya Historis) atau relevansi (Nilai Kini).
NPM : 2413031093
Jadi konsep pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan, khususnya pengukuran aset dan liabilitas sesuai dengan Kerangka Konseptual dan standar akuntansi internasional (IFRS). Pengukuran sangat penting karena laporan keuangan harus menyajikan informasi kuantitatif yang relevan dan representasi yang andal. Terdapat beberapa basis pengukuran utama, yaitu biaya historis, nilai wajar (fair value), biaya kini (current cost), serta nilai pakai (value in use) dan nilai pemenuhan (fulfillment value) untuk liabilitas. Biaya historis mengacu pada harga perolehan awal aset atau jumlah yang harus dibayar untuk liabilitas. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima saat menjual aset atau membayar untuk menghilangkan liabilitas pada tanggal pengukuran, yang merupakan nilai keluar (exit price). Biaya kini adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh aset serupa saat ini, yang merupakan nilai masuk (entry price). Nilai pakai dihitung berdasarkan nilai kini dari aliran kas masa depan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut, dengan memperhitungkan faktor diskonto, sehingga mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh dari aset tersebut. Video ini juga menyinggung standar IFRS 13 yang secara khusus mengatur pengukuran nilai wajar. Contoh ilustrasi penggunaan berbagai basis pengukuran diberikan untuk memperjelas perbedaan nilai yang muncul pada tanggal pengukuran yang berbeda.
NPM : 2413031095
Pendapat saya mengenai video tersebut, videonya informatif memberikan penjelasan tentang cara mengukur nilai asset dan kewajiban dalam laporan keuangan berdasarkan kerangka konseptual ACCA Financial Reporting. Ada beberapa metode pengukuran yang dijelaskan yaitu:
1. Historical cost (biaya historis) adalah nilai asli yang dibayar saat membeli asset. Misalnya, jika aset dibeli seharga 200.000 dolar dan disusutkan selama 10 tahun, nilai tercatat akan menurun setiap tahun dengan jumlah penyusutan tersebut.
2. Fair value (nilai wajar) adalah harga yang dapat diperoleh jika asset dijual saat ini atau biaya untuk menyelesaikan kewajiban saat ini. Contohnya asset yang pada awalnya dibeli 200.000 dolar sekarang memiliki nilai wajar 180.000 dolar, nilai ini akan tercermin.
3. Current cost (biaya sekarang) adalah berapa biaya mengganti asset sekarang. Misalnya aset yang dibeli 2 tahun lalu 200.000 dolar, biaya menggantinya sekarang bisa 250.000 dolar, jadi ini mencerminkan biaya penggantian baru.
4. Value in use (nilai guna) adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan yang dapat dihasilkan dari penggunaan asset tersebut, biasanya dihitung dengan mendiskontokan arus kas tersebut.
Dalam video juga menekankan pentingnya pengukuran yang tepat agar laporan keuangan menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya sesuai standar akuntansi. Metode pengukuran berbeda dipilih berdasarkan tujuan dan sifat asset atau kewajiban yang diukur. Kesimpulannya video ini memberikan penjelasan sederhana dan contoh konkret yang membantu memahami bagaimana nilai-nilai dalam laporan keuangan diperoleh dan mengapa metodologi pengukuran itu penting untuk akurasi dan keandalan laporan keuangan perusahaan.
Npm: 2413031073
video tersebut sangat membantu dalam memahami konsep measurement dalam akuntansi. Penyampaian materinya terstruktur dan jelas, sehingga penonton dapat mengikuti alur penjelasan dengan mudah. Pembahasan mengenai berbagai metode pengukuran, seperti historical cost dan fair value, disampaikan dengan baik dan membuat kita lebih memahami alasan mengapa hasil laporan keuangan bisa berbeda tergantung pada metode yang dipilih. Hal ini menunjukkan bahwa angka-angka dalam laporan keuangan bukan sekadar hasil perhitungan, tetapi juga dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang diterapkan.
Selain itu, video ini juga mengaitkan topik tersebut dengan standar internasional seperti IFRS. Menurut saya, hal ini menambah relevansi pembahasan karena memperlihatkan keterhubungan antara teori yang dipelajari dengan praktik akuntansi global. Dari penjelasan tersebut, saya menyadari bahwa akuntansi tidak hanya berfokus pada penyusunan laporan keuangan, tetapi juga pada bagaimana laporan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan standar yang berlaku. Secara keseluruhan, video ini memberikan pemahaman yang mendalam dan bermanfaat, terutama bagi mereka yang sedang belajar atau mempersiapkan diri dalam bidang pelaporan keuangan.
NPM : 2413031096
Kelas C
Menurut saya video ini tuh jelas dan terstruktur dalam menjelaskan konsep pengukuran aset dan liabilitas dalam laporan keuangan. Video ini juga menekankan pentingnya relevansi dan representasi yang wajar dalam akuntansi modern, serta peran standar seperti IFRS 13 dalam menentukan nilai wajar. Dengan bahasa yang sederhana dan penyajian yang teratur, video ini sangat bermanfaat sebagai sumber belajar tambahan bagi mahasiswa Pendidikan EKonomi UNILA.
NPM: 2453031005
Kelas: 2024 C
Setelah menonton video tersebut pengukuran di akuntansi, saya jadi paham kalau cara kita menilai aset dan hutang di laporan keuangan itu bukan hanya satu. Jadi, data-data yang kita lihat di laporan itu bukan cuma angka yang asal dicatat, tapi ada dasar pengukurannya.
Video itu jelasin ada dua pendekatan utama. Pertama, biaya historis yang simpelnya itu mengukur aset berdasarkan harga pas kita beli dulu. Gampangnya, kalau kita beli motor Rp20 juta, ya itu yang dicatat. Nah, angkanya bakal terus disesuaikan sama penyusutan. Jadi, nilai motor kita yang Rp20 juta itu lama-lama turun karena dipakai, ini namanya disusutin.
Kedua, ada nilai kini, karena dia ngikutin kondisi sekarang. Nilai kini ini dibagi lagi jadi tiga:
• Nilai wajar: harga jual aset kalau kita jual sekarang.
• Biaya kini: biaya untuk membeli aset yang sama persis sepertipunya kita sekarang. Beda sama nilai wajar, ini lebih fokus ke harga beli.
• Nilai pakai: Menghitung berapa banyak duit yang bakal kita dapetin dari aset itu di masa depan. Konsepnya pakai diskonto, jadi nilai uang di masa depan diukur ke nilai sekarang.
NPM : 2413031084
Kelas : 24 C
Setelah menyimak video tersebut, saya berpendapat bahwa materi nya memberikan gambaran yang terstruktur dan signifikan mengenai esensi pengukuran dalam laporan keuangan kontemporer. Proses untuk menentukan basis pengukuran yang paling sesuai berpindah dari Biaya Historis yang bersifat objektif dan stabil tetapi kurang bermanfaat, menuju berbagai konsep Nilai Saat Ini menunjukkan perkembangan akuntansi ke arah yang lebih relevan bagi para pengambil keputusan. Konsep Nilai Saat Ini, yang meliputi Nilai Wajar (harga pasar), Biaya Kini (harga masuk), dan Nilai Pemakaian/Pemenuhan (arus kas yang didiskontokan), menggambarkan pengakuan bahwa nilai ekonomi suatu aset atau kewajiban bisa sangat berbeda dari biaya historisnya. Penerapan pengukuran atribut campuran memberi kebebasan penting bagi penyusun standar, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan metode pengukuran sesuai dengan karakteristik khusus dari elemen keuangan (contohnya, Nilai Wajar untuk instrumen pasar yang aktif dibandingkan dengan Biaya Historis yang disusutkan untuk Properti, Pabrik, dan Peralatan umum). Sebagai kesimpulan, materi ini secara efektif menyoroti tantangan yang terus-menerus dalam akuntansi untuk mengakomodasi dua kualitas dasar representasi yang akurat (yang didukung oleh Biaya Historis) dan relevansi (yang didukung oleh Nilai Saat Ini)dipercaya demi menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat dan dapat dipercaya.