DISKUSI

DISKUSI

Number of replies: 27

Berikan respon Anda setelah menyimak video tersebut!

In reply to First post

Re: DISKUSI

Nina Oktaviana གིས-
Assalamualaikum wr wb ibu

Nama : Nina Oktaviana
Npm : 2413031057

izin merespon video tersebut ibu

Video yang berjudul “Historical Cost vs Fair Value Accounting” memberikan pemahaman mengenai dua pendekatan penting dalam akuntansi. Dalam penyajiannya, video menjelaskan bahwa biaya historis menekankan pada pencatatan aset berdasarkan harga perolehan awal, sehingga lebih objektif, sederhana, dan stabil. Namun, metode ini sering dianggap kurang relevan karena tidak mencerminkan kondisi pasar saat ini. Sebaliknya, nilai wajar digunakan untuk menilai aset berdasarkan harga pasar terkini, sehingga lebih relevan bagi pengambilan keputusan, tetapi memiliki kelemahan berupa subjektivitas dan potensi fluktuasi yang tinggi

Berikut ini adalahCatatan Kritis dari video tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Konteks dan Praktik Lokal
Teori akuntansi mungkin terdengar sempurna, tetapi penerapannya di lapangan bisa bervariasi tergantung pada regulasi yang berlaku di suatu daerah (contohnya, standar akuntansi di Indonesia — PSAK/IFRS). Pastikan video tersebut mencakup aspek regulasi setempat agar relevan bagi penonton di Indonesia.
2. Keterbatasan Nilai Wajar
Metode nilai wajar menghadapi beberapa tantangan, seperti kesulitan dalam menentukan nilai saat pasar tidak likuid atau ketika tidak terdapat transaksi aktif yang dapat digunakan sebagai perbandingan. Jika video tidak membahas hal ini, maka itu adalah kekurangan yang signifikan.
3. Asumsi dan Estimasi
Seringkali, nilai wajar ditentukan berdasarkan estimasi dan asumsi, termasuk diskonto arus kas, pengali, dan data pasar yang sebanding. Video sebaiknya juga mengedepankan risiko adanya manipulasi atau bias dalam estimasi.
4. Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Keputusan
Berbagai pendekatan dapat menghasilkan perbedaan yang cukup besar pada laba, aset, dan ekuitas. Video perlu menjelaskan bagaimana investor, kreditur, dan manajemen menginterpretasikan perbedaan ini dalam proses pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Asnia Sundari གིས-
Assalamu’alaikum, Bu.
Nama: Asnia Sundari
NPM: 2413031040

Setelah menyimak video tersebut, saya semakin paham bahwa terdapat perbedaan antara historical cost dan fair value dalam pencatatan aset perusahaan. Misalnya, kantor yang dibeli 20 tahun lalu senilai 5 juta dolar, sekarang nilainya bisa 35 juta dolar karena kenaikan pasar properti. Perusahaan bisa pilih mencatat aset berdasarkan harga beli (historical cost) atau harga pasar sekarang (fair value), tetapi harus konsisten untuk semua aset sejenis. Fair value biasanya dipakai untuk properti, merek dagang, dan kewajiban seperti utang, dan penilaiannya cukup rumit karena butuh ahli.

Pemilihan metode ini penting supaya laporan keuangan jadi lebih jujur dan relevan sesuai kondisi pasar saat ini. Tapi, konsistensi juga krusial agar data tidak membingungkan. Metode fair value bisa lebih menggambarkan nilai riil, tetapi juga riskan karena pasar bisa fluktuatif. Jadi, pilihan tergantung kebutuhan dan karakter perusahaan.
Sekian, terima kasih Bu.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Arshella Cahya Yuniarti གིས-
Nama: Arshella Cahya Yuniarti
Npm: 2413031058

Menurut saya, video “Historical Cost vs Fair Value Accounting” sangat menarik karena menjelaskan perbedaan antara metode biaya historis dan nilai wajar. Biaya historis memang lebih sederhana, objektif, dan stabil karena aset dicatat sesuai harga perolehannya, tetapi kelemahannya informasi bisa kurang relevan ketika nilai pasar sudah jauh berubah. Sementara itu, nilai wajar terasa lebih sesuai dengan kondisi saat ini karena mencerminkan harga pasar terkini dan lebih membantu untuk pengambilan keputusan investasi. Meski begitu, metode ini juga punya kelemahan, seperti membuat laporan keuangan lebih fluktuatif, bergantung pada estimasi, dan bisa menambah beban biaya penilaian. Menurut saya, pemilihan metode sebaiknya disesuaikan dengan karakter aset dan tujuan pelaporan, karena tidak ada satu metode yang selalu lebih baik untuk semua situasi.
In reply to First post

Re: DISKUSI

MAYKE RIANSYAH གིས-
Nama : Mayke Riansyah
NPM : 2413031047
Kelas : 2024 B

Pendapat saya, video ini sangat informatif dan membantu memahami konsep penting dalam akuntansi terkait pencatatan aset yang berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan. Penjelasan menggunakan contoh konkret membuat konsep ini lebih mudah dipahami bagi yang belajar akuntansi atau praktisi yang ingin mengerti pilihan metode pencatatan yang tersedia dan konsekuensinya
In reply to First post

Re: DISKUSI

Nuzulliana 2413031064 གིས-
Nama: Nuzulliana
NPM: 2413031064

Video tersebut membahas tentang perbedaan antara historical cost (biaya historis) dan fair value (nilai wajar) dalam akuntansi. Historical cost adalah metode pencatatan aset berdasarkan harga perolehannya di masa lalu, tanpa memperhitungkan perubahan nilai pasar saat ini. Metode ini dianggap objektif karena didasarkan pada transaksi nyata, tetapi kelemahannya adalah kurang relevan ketika nilai aset sudah jauh berbeda dari harga belinya. Sementara itu, fair value menilai aset berdasarkan estimasi harga pasar saat ini, sehingga lebih mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Keunggulannya adalah laporan keuangan menjadi lebih relevan dan transparan. Namun, metode ini bisa menimbulkan subjektivitas karena bergantung pada asumsi, estimasi, dan kondisi pasar yang fluktuatif. Perbedaan ini sering menjadi perdebatan. Biaya historis unggul dari sisi stabilitas dan keandalan data, sedangkan nilai wajar lebih unggul dari sisi relevansi informasi. Penerapannya biasanya menyesuaikan jenis aset serta aturan akuntansi yang berlaku.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Dini Hanifa གིས-
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama: Dini Hanifa
NPM: 2413031055
Kelas: 24 B

Video tersebut menjelaskan tentang dua metode pencatatan aset dalam laporan keuangan, yaitu biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value). Biaya historis mencatat aset berdasarkan harga saat pembelian dan nilainya tetap, sedangkan nilai wajar mencatat aset berdasarkan harga pasar saat ini yang bisa berubah sesuai kondisi pasar. Pilihan metode harus konsisten dan diterapkan untuk semua aset dalam kategori yang sama.

Perusahaan biasanya menggunakan biaya historis untuk mencatat aset jangka panjang karena lebih objektif dan stabil, meskipun nilai aset sebenarnya bisa berubah seiring waktu. Di sisi lain, nilai wajar lebih cocok untuk aset yang sering diperdagangkan atau terkena fluktuasi pasar, seperti properti dan merek dagang. Penilaian nilai wajar dilakukan oleh ahli untuk mendapatkan estimasi harga yang akurat.

Kedua metode ini punya kelebihan dan kekurangan. Biaya historis lebih konservatif dan mudah dicatat, tapi bisa membuat laporan keuangan kurang mencerminkan nilai sebenarnya. Fair value memberikan gambaran nilai aset yang lebih realistis sesuai pasar saat ini, tapi mengandung unsur estimasi dan bisa kurang stabil. Perusahaan harus memilih dan konsisten menggunakan salah satu metode agar laporan keuangan tetap transparan dan dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Rizky Widyaningrum གིས-
Nama: Rizky Widyaningrum
NPM: 2413031060

Video ini menjelaskan bahwa dalam akuntansi, nilai aset bisa dicatat dengan dua cara, yaitu berdasarkan harga beli saat pertama kali dibeli (historical cost) atau berdasarkan harga pasar saat ini (fair value). Historical cost mencatat aset sesuai dengan biaya asli memperhatikan tanpa perubahan harga pasar, sedangkan fair value mencerminkan nilai aset yang sebenarnya jika dijual sekarang sesuai kondisi pasar. Pilihan metode ini harus diterapkan secara konsisten pada semua aset yang sejenis agar laporan keuangan mencerminkan nilai yang akurat dan dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Maya Lisnawati གིས-
Assalamualaikum bu
Nama: Maya Lisnawati
NPM: 2413031043

Video “Historical Cost vs Fair Value Accounting” membahas dua pendekatan penting dalam akuntansi, yaitu biaya historis dan nilai wajar. Biaya historis menekankan pencatatan aset berdasarkan harga perolehan awal yang lebih objektif, sederhana, dan stabil, namun dianggap kurang relevan dengan kondisi pasar saat ini. Sebaliknya, nilai wajar mencerminkan harga pasar terkini sehingga lebih relevan untuk pengambilan keputusan, tetapi memiliki kelemahan berupa subjektivitas dan fluktuasi nilai yang tinggi. Catatan kritis terhadap video ini mencakup beberapa hal, antara lain pentingnya konteks dan penerapan standar lokal seperti PSAK/IFRS agar lebih relevan bagi Indonesia, serta tantangan dalam penentuan nilai wajar ketika pasar tidak likuid. Selain itu, estimasi nilai wajar sering bergantung pada asumsi dan data pembanding yang berpotensi menimbulkan bias atau manipulasi. Video juga perlu menyoroti dampak perbedaan metode ini terhadap laporan keuangan dan keputusan ekonomi para pemangku kepentingan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Virginia Shaulan Zailani གིས-
Nama: Virginia Shaulan Zailani
NPM: 2413031069

Setelah menonton video ini, saya memahami perbedaan penting antara historical cost dan fair value dalam akuntansi. Historical cost memberikan stabilitas dan keandalan karena berdasarkan harga perolehan awal, namun sering dianggap kurang relevan dengan kondisi sekarang. Sementara fair value lebih mencerminkan nilai pasar terkini, tetapi rawan subjektivitas dan fluktuasi. Menurut saya, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sebagai pembaca laporan keuangan kita harus kritis melihat metode yang digunakan agar tidak salah menafsirkan informasi.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Vina Rahmadani གིས-
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
izin memperkenalkan diri
nama: Vina Rahmadani
npm: 2413031067

Setelah menyimak video yang berjudul “Historical Cost vs Fair Value Accounting”, saya memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai perbedaan antara dua metode penting dalam pelaporan keuangan, yaitu historical cost dan fair value. Video tersebut menjelaskan bahwa historical cost accounting mencatat aset berdasarkan harga perolehan awal, sehingga nilainya tetap meskipun terjadi perubahan di pasar. Metode ini dinilai lebih andal karena didukung bukti transaksi nyata dan mudah diverifikasi. Namun, kekurangannya adalah informasi yang disajikan bisa menjadi kurang relevan ketika nilai pasar aset berubah signifikan akibat inflasi atau fluktuasi ekonomi.

Sebaliknya, fair value accounting menilai aset berdasarkan harga pasar terkini atau nilai wajar yang dapat diperoleh jika aset dijual saat ini. Pendekatan ini memberikan informasi yang lebih relevan dan mencerminkan kondisi ekonomi aktual, tetapi juga menimbulkan tantangan karena nilai pasar dapat berfluktuasi dan sulit diukur secara objektif, terutama jika pasar tidak aktif. Akibatnya, laporan keuangan dapat menjadi lebih “bergejolak” dari waktu ke waktu.

Video tersebut juga menekankan bahwa tidak ada metode yang benar-benar sempurna. Historical cost unggul dalam stabilitas dan keandalan, sedangkan fair value lebih unggul dalam relevansi dan transparansi. Oleh karena itu, dalam praktik akuntansi modern sering digunakan kombinasi keduanya sesuai dengan jenis aset dan kebutuhan pelaporan. Melalui penjelasan Remolabs, saya menyadari pentingnya pemilihan metode pengukuran yang tepat agar laporan keuangan tidak hanya akurat, tetapi juga memberikan gambaran yang relevan bagi pengambil keputusan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Adzra Ati'iqah གིས-
nama : adzra ati'iqah
npm : 2413031056

izin menanggapi bu
Dalam mempertimbangkan aset dan kewajiban perusahaan, penting untuk memahami bagaimana nilai-nilai tersebut dicatat di neraca. Aset dapat dicatat berdasarkan biaya historis (harga perolehan awal) atau nilai wajar (harga pasar saat ini). Perbedaan antara keduanya dapat signifikan. Misalnya, jika sebuah perusahaan membeli ruang kantor di Paris 20 tahun lalu seharga 5 juta dolar, nilai pasarnya kini bisa mencapai 35 juta dolar akibat kenaikan harga properti.
Perusahaan diperbolehkan memilih antara metode biaya historis atau nilai wajar, tetapi harus konsisten dalam penerapannya. Artinya, setelah memilih satu metode, perusahaan harus menggunakannya untuk seluruh aset dalam kategori yang sama dan tidak dapat berpindah-pindah antar metode untuk aset yang berbeda.
Penentuan nilai wajar sendiri merupakan proses yang cukup kompleks. Biasanya, perusahaan akan menyewa penilai independen yang menaksir nilai aset dengan membandingkannya pada transaksi pasar yang sejenis. Namun, metode nilai wajar tidak berlaku untuk semua jenis aset dan kewajiban. Umumnya, metode ini digunakan untuk aset real estat, merek dagang, aset tetap dan tidak berwujud lainnya, serta kewajiban seperti utang pensiun.

Dengan demikian, pemilihan metode pengukuran dalam akuntansi harus mempertimbangkan relevansi, keandalan, dan konsistensi penerapan, agar laporan keuangan dapat mencerminkan posisi keuangan perusahaan secara wajar dan dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Anindia Maharani གིས-
Assalamualaikum wr.wb.
izin memperkenalkan diri
Nama : Anindia Maharani
Npm : 2413031042

izin menanggapi terkait vidio tersebut bu, Video ini membahas perbandingan antara dua pendekatan penilaian dalam akuntansi historical cost (biaya historis) dan fair value (nilai wajar). Materinya penting terutama bagi mahasiswa atau siapa pun yang ingin memahami bagaimana aset dan kewajiban dicatat dalam laporan keuangan.

Historical cost adalah metode pencatatan aset atau kewajiban berdasarkan harga perolehan saat transaksi awal terjadi. Nilai ini tidak berubah kecuali ada penyusutan, amortisasi, atau penurunan nilai (impairment). Metode ini dianggap lebih objektif dan stabil karena berbasis pada data historis yang terverifikasi. Namun, kekurangannya adalah tidak mencerminkan nilai pasar saat ini, sehingga informasi yang disajikan bisa kurang relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Sebaliknya, fair value adalah metode penilaian berdasarkan estimasi nilai wajar aset atau kewajiban saat ini, yang bisa berasal dari harga pasar aktif atau metode penilaian lainnya. Kelebihannya adalah lebih relevan dengan kondisi pasar terkini, sehingga informasi yang diberikan lebih up-to-date. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan, yaitu lebih subjektif dan bisa menyebabkan fluktuasi besar dalam laporan keuangan karena nilai yang digunakan dapat berubah sewaktu-waktu.

Menurut saya Video ini sangat sesuai untuk memahami mengapa terkadang nilai tercatat di laporan keuangan berbeda jauh dari nilai pasar aset. Pendekatan historical cost cenderung lebih konservatif dan stabil dalam pelaporan, sedangkan fair value memberi gambaran yang lebih mutakhir tentang kondisi pasar namun dengan risiko estimasi dan volatilitas. Penonton juga harus waspada bahwa nilai wajar memerlukan penilaian subjektif terutama jika tidak ada pasar aktif yang observable. Pendekatan historical cost lebih cocok untuk stabilitas, sedangkan fair value lebih cocok untuk relevansi informasi dengan kondisi pasar saat ini
In reply to First post

Re: DISKUSI

Fadhilah Izdihar གིས-
Assalamualaikum bu izin memperkenalkan diri:
Nama : Fadhilah Izdihar
NPM : 2413031068

Video tersebut membahas perbandingan antara historical cost (biaya historis) dan fair value (nilai wajar) dalam akuntansi.
Secara sederhana, historical cost berarti suatu aset dicatat berdasarkan harga perolehannya saat pertama kali dibeli. Nilai tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu, kecuali jika ada penurunan nilai yang signifikan. Pendekatan ini dianggap lebih stabil dan objektif karena didukung oleh bukti transaksi yang nyata. Namun, kelemahannya adalah nilai aset yang tercatat sering kali tidak mencerminkan kondisi pasar terkini, terutama jika harga di pasar sudah jauh berubah.

Sementara itu, fair value accounting menilai aset berdasarkan harga pasar saat ini atau nilai yang dapat diestimasi secara wajar. Pendekatan ini membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan sesuai dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya. Akan tetapi, nilai wajar bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, sehingga laporan keuangan bisa menjadi kurang stabil. Selain itu, jika tidak ada data pasar yang jelas, penentuan nilai wajar dapat bersifat subjektif.

Secara keseluruhan, kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Historical cost lebih menekankan pada keandalan data, sedangkan fair value lebih menekankan pada relevansi informasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu memilih atau memadukan keduanya secara bijak agar laporan keuangannya tetap akurat, relevan, dan dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Danu Akta Alam གིས-
Assala,ualaiku, Wr. Wb.
Nama : Danu Akta Alam
NPM : 24130301052

Setelah menyimak video tersebut, saya memahami bahwa perbedaan antara biaya historis dan nilai wajar sangat penting dalam pelaporan keuangan. Biaya historis memberikan kestabilan dan keandalan karena didasarkan pada harga perolehan yang nyata, sedangkan nilai wajar dianggap lebih relevan karena mencerminkan kondisi pasar saat ini. Menurut saya, video ini menjelaskan konsep kedua metode tersebut dengan jelas dan mudah dipahami melalui contoh yang konkret. Saya juga menyadari bahwa penggunaan nilai wajar dapat membuat laporan keuangan lebih informatif, tetapi berisiko menimbulkan fluktuasi dan subjektivitas jika tidak ada pasar aktif. Secara keseluruhan, video ini membuka wawasan saya tentang pentingnya pemilihan dasar pengukuran yang tepat agar laporan keuangan tetap relevan, andal, dan mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

ALZIRAH SABRINA གིས-
Nama: Alzirah Sabrina
NPM: 2413031049

Setelah menyimak video “Historical Cost vs Fair Value Accounting”, saya memahami bahwa video tersebut menjelaskan secara jelas perbedaan antara dua pendekatan utama dalam penilaian aset, yaitu historical cost dan fair value. Historical cost menilai aset berdasarkan harga perolehan awal sehingga lebih objektif dan stabil, namun kurang mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Sementara itu, fair value mencatat aset berdasarkan nilai pasar saat ini sehingga lebih relevan dan informatif bagi pengambilan keputusan, tetapi cenderung fluktuatif dan bergantung pada estimasi. Menurut saya, video ini sangat membantu dalam memahami pentingnya pemilihan metode penilaian yang sesuai dengan tujuan laporan keuangan. Meskipun demikian, akan lebih menarik jika disertakan contoh kasus nyata atau penerapan dalam konteks standar akuntansi di Indonesia agar penjelasannya lebih kontekstual dan mudah dipahami.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Murni Solekha གིས-
Nama: Murni Solekha
NPM: 2413031061

Dalam vidio yang berjudul "Historical Cost vs Fair Value Accounting", saya memahami bahwa ada dua dua metode pencatatan aset dan kewajiban, yaitu Historical Cost dan Fair Value.
Historical Cost mencatat aset berdasarkan harga perolehan awal sehingga nilainya stabil dan objektif, tetapi kurang relevan saat terjadi perubahan nilai pasar.
Sebaliknya, Fair Value mencatat aset sesuai nilai pasar terkini, lebih mencerminkan kondisi sebenarnya namun bersifat subjektif karena bergantung pada estimasi.
Secara umum, Historical Cost cocok untuk aset jangka panjang yang jarang diperdagangkan, sedangkan Fair Value lebih tepat untuk aset yang nilainya mudah berubah.
Secara keseluruhan, video ini sangat berguna bagi siapa saja yang ingin memahami dasar-dasar pencatatan aset di laporan keuangan dan perbedaan mendasar antara dua metode tersebut dengan cara yang sederhana dan langsung ke intinya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Olivia Rahma Dani གིས-

Nama : Olivia Rahma Dani
NPM : 2413031039

Video diatas menjelaskan dua metode pencatatan aset dalam laporan keuangan, yaitu biaya historis dan nilai wajar. Biaya historis mencatat aset berdasarkan harga saat pembelian dan biasanya digunakan untuk aset jangka panjang karena lebih stabil dan objektif. Nilai wajar mencerminkan harga pasar saat ini, cocok untuk aset yang sering mengalami perubahan nilai seperti properti dan merek dagang, dan biasanya melibatkan penilaian ahli. Perusahaan harus memilih salah satu metode dan menerapkannya secara konsisten untuk semua aset dalam kategori yang sama, tanpa mencampur metode. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan: biaya historis mudah dicatat tapi bisa kurang akurat mencerminkan nilai sebenarnya, sementara nilai wajar lebih realistis tapi nilainya bisa berubah-ubah. Konsistensi dan transparansi dalam penggunaan metode sangat penting agar laporan keuangan dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Maya Khoyrotun Nisa གིས-
Assalamualaikum wr wb ibu
Nama : Maya Khoyrotun Nisa
Npm : 2413031045

izin merespon video tersebut ibu

Setelah saya melihat video tersebut, saya memahami bahwa perusahaan menghadapi pilihan penting dalam mencatat aset tetap antara metode biaya historis dan nilai wajar. Metode biaya historis mencatat aset berdasarkan harga beli awal, yang memberikan data stabil dan mudah diverifikasi tetapi tidak mencerminkan nilai pasar saat ini. Sedangkan nilai wajar mencatat berdasarkan nilai pasar saat ini, sehingga memberikan informasi yang lebih relevan dan akurat untuk investor, terutama di pasar properti yang sangat fluktuatif. Namun, nilai wajar juga memiliki kelemahan, yaitu penilaian yang kadang bergantung pada asumsi subjektif dan dapat menyebabkan fluktuasi nilai yang signifikan dalam laporan keuangan. Selain itu, perusahaan harus konsisten dalam memilih dan menerapkan metode sehingga laporan keuangan tetap dapat dipercaya dan mudah dipahami oleh pengguna. Penggunaan nilai wajar memang memberikan gambaran yang lebih dinamis, tetapi perlu dilakukan dengan hati-hati agar keandalan laporan tidak terganggu.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Az Zahra Syahlia Putri གིས-
Nama : Az Zahra Syahlia Putri 
Npm: 2413031041
Video ini menjelaskan bahwa dalam akuntansi, nilai aset bisa dicatat dengan dua cara, yaitu berdasarkan harga beli saat pertama kali dibeli (historical cost) atau berdasarkan harga pasar saat ini (fair value). Pemilihan metode ini penting supaya laporan keuangan jadi lebih jujur dan relevan sesuai kondisi pasar saat ini. Tapi, konsistensi juga krusial agar data tidak membingungkan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Rahma Dwi Gishela གིས-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bu
Nama: Rahma Dwi Gishela
NPM:, 2413031038

Izin menjawab bu, berdasarkan video yang Ibu berikan maka dapat disimpulkan bahwa video yang berjudul "Historical Cost vs Fair Value Accounting" membahas tentang dua pendekatan penting dalam akuntansi. Biaya historis menekankan pada pencatatan aset berdasarkan harga perolehan awal, sehingga lebih objektif, sederhana, dan stabil. Namun, metode ini sering dianggap kurang relevan karena tidak mencerminkan kondisi pasar saat ini. Sebaliknya, nilai wajar digunakan untuk menilai aset berdasarkan harga pasar terkini, sehingga lebih relevan bagi pengambilan keputusan, tetapi memiliki kelemahan berupa subjektivitas dan potensi fluktuasi yang tinggi. Video tersebut juga menekankan bahwa tidak ada metode yang benar-benar sempurna. Historical cost unggul dalam stabilitas dan keandalan, sedangkan fair value lebih unggul dalam relevansi dan transparansi. Oleh karena itu, dalam praktik akuntansi modern sering digunakan kombinasi keduanya sesuai dengan jenis aset dan kebutuhan pelaporan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Anggit Yunizar གིས-
Nama : Anggit Yunizar
NPM : 2413031046

Menurut saya, video “Historical Cost vs Fair Value Accounting” memberikan pemahaman yang sangat penting tentang salah satu perdebatan klasik dalam dunia akuntansi: apakah laporan keuangan sebaiknya mencerminkan biaya historis yang stabil atau nilai wajar yang lebih aktual. Video ini menarik karena membantu penonton memahami bahwa setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri historical cost lebih andal dan konservatif, sedangkan fair value lebih relevan dan dinamis.

Saya pribadi berpandangan bahwa penggunaan kombinasi kedua metode adalah pendekatan yang paling bijak. Dalam lingkungan ekonomi yang cepat berubah, nilai wajar memberikan gambaran yang lebih realistis tentang posisi keuangan perusahaan. Namun, untuk menjaga stabilitas dan menghindari manipulasi, historical cost tetap penting sebagai dasar pencatatan. Jadi, video ini bukan hanya menjelaskan teori, tetapi juga mengingatkan bahwa akuntansi modern membutuhkan keseimbangan antara keandalan data historis dan relevansi informasi pasar agar keputusan bisnis yang diambil benar-benar akurat dan bertanggung jawab.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Ria Agustina གིས-
Nama: Ria Agustina
Npm: 2413031048

Setelah menonton video tersebut, saya mengetahui bahwa dalam pencatatan aset perusahaan, terdapat dua metode utama yang bisa digunakan, yaitu historical cost dan fair value.

Metode historical cost mencatat aset berdasarkan harga saat pembelian, yang memberikan kepastian dan konsistensi dalam laporan keuangan, meskipun nilai pasar aset bisa berubah seiring waktu.

Sedangkan metode fair value mencerminkan nilai pasar aset saat ini, sehingga bisa memberikan gambaran yang lebih akurat terkait nilai sebenarnya, tapi juga lebih kompleks dan memerlukan penilaian ahli.

Penting bagi perusahaan untuk memilih dan menerapkan metode yang konsisten agar laporan keuangan tetap jelas dan dapat diandalkan bagi para pemangku kepentingan. Selain itu, metode fair value lebih sering diterapkan pada aset tertentu seperti properti dan aset tidak berwujud, yang nilainya bisa fluktuatif.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Alfiya Nadhira Syifa གིས-
Assalamualaikum wr.wb ibu
Nama: Alfiya Nadhira Syifa
NPM: 2413031037
Kelas: 2024 B

Video “Historical Cost vs Fair Value" Accounting membahas perbedaan antara dua pendekatan utama dalam akuntansi, yaitu biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value). Metode biaya historis mencatat aset berdasarkan harga awal saat aset tersebut diperoleh, termasuk biaya tambahan seperti pengiriman dan instalasi. Nilai aset kemudian dikurangi melalui penyusutan seiring berjalannya waktu tanpa menyesuaikan dengan perubahan harga pasar. Pendekatan ini dianggap lebih dapat dipercaya karena bersumber dari data transaksi nyata, serta memberikan kestabilan pada laporan keuangan. Namun, kelemahannya terletak pada kurangnya relevansi terhadap kondisi ekonomi terkini, sebab nilai yang dicatat bisa berbeda jauh dari harga pasar saat ini, terutama ketika terjadi inflasi atau perubahan nilai aset yang signifikan.

Sementara itu, nilai wajar (fair value) menilai aset atau kewajiban berdasarkan harga pasar yang berlaku saat ini, atau melalui estimasi yang menggambarkan nilai sebenarnya jika transaksi terjadi di pasar terbuka. Pendekatan ini dinilai lebih informatif karena mencerminkan situasi ekonomi yang aktual, tetapi juga memiliki kelemahan berupa tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi serta potensi fluktuasi nilai laporan akibat perubahan pasar. Selain itu, ketika data pasar sulit diperoleh, penilaian fair value dapat menjadi subjektif karena bergantung pada asumsi atau estimasi pihak penilai. Dalam praktik akuntansi modern, kedua metode ini biasanya digunakan secara bersamaan. Aset yang aktif diperdagangkan di pasar, seperti saham atau obligasi, umumnya menggunakan penilaian nilai wajar, sedangkan aset tetap seperti gedung atau mesin lebih sering dicatat berdasarkan biaya historis. Dengan menggabungkan keduanya, laporan keuangan diharapkan tetap akurat, stabil, dan tetap mencerminkan nilai ekonomi yang relevan dengan kondisi saat ini.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Laura Aulia Novriandila Laura གིས-
Assalamualaikum wr wb ibu

Nama : Laura Aulia Novriandila
Npm : 2413031051

Setelah menyimak video tentang Historical Cost vs Fair Value Accounting, saya berpendapat bahwa materi ini memberikan pemahaman yang sangat penting mengenai bagaimana perusahaan menilai dan melaporkan aset serta liabilitasnya. Video ini menjelaskan dengan jelas bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Metode biaya historis memberikan stabilitas dan keandalan karena didasarkan pada nilai transaksi sebenarnya, sehingga mudah diverifikasi. Namun, metode ini sering dianggap kurang relevan karena tidak mencerminkan perubahan nilai ekonomi saat ini. Sementara itu, nilai wajar (fair value) memberikan gambaran yang lebih realistis terhadap kondisi pasar terkini, tetapi juga mengandung risiko ketidakpastian dan subjektivitas dalam penilaiannya.

Menurut saya, penggunaan metode pengukuran sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik aset dan tujuan pelaporan. Kombinasi antara kedua pendekatan bisa menjadi solusi terbaik agar laporan keuangan tetap relevan, andal, dan informatif bagi pengambil keputusan. Secara keseluruhan, video ini membantu saya memahami pentingnya keseimbangan antara relevansi informasi dan keandalan dalam praktik akuntansi modern.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Najwa Denita Syafitri གིས-
Assalamu’alaikum, Bu.
Nama: Najwa Denita Syafitri
NPM: 2413031065
Dari video diatas menjelaskan dua cara perusahaan mencatat aset atau kewajiban dalam laporan keuangan:
1. Biaya historis (historical cost), aset dicatat berdasarkan harga saat pertama kali dibeli, dan nilainya tidak berubah walau harga pasar naik atau turun. Biaya historis, lebih mudah dan stabil karena tidak berubah-ubah, tapi kadang tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari aset yang sudah meningkat atau menurun harganya.
2. Nilai wajar (fair value), aset dicatat sesuai dengan harga pasar saat ini, jadi nilainya bisa berubah mengikuti kondisi terbaru. Nilai wajar, lebih mencerminkan kondisi nyata karena mengikuti harga pasar, tapi bisa bikin laporan keuangan terlihat “naik turun” tergantung kondisi pasar.
Penjelasan dalam video sesuai dengan dunia akuntansi sekarang, karena banyak perusahaan mulai menggunakan nilai wajar.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Mega Marsanda Putri གིས-
Nama: Mega Marsanda Putri
Npm: 2413031054

Video tersebut membahas tentang perbedaan dalam cara mencatat aset di neraca perusahaan, yaitu antara biaya historis dan nilai wajar. Secara umum, perusahaan memiliki pilihan untuk mencatat aset tetap seperti properti berdasarkan harga beli awal atau dengan nilai pasar saat ini. Jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode nilai wajar, semua aset serupa harus dicatat dengan cara yang sama secara berkelanjutan. Penetapan nilai wajar biasanya memerlukan seorang penilai profesional yang membandingkan dengan transaksi pasar dari aset yang serupa. Nilai wajar tidak berlaku untuk semua jenis aset dan kewajiban, tetapi sering diterapkan pada properti, merek, aset tidak berwujud lainnya, serta utang dan pensiun. 
In reply to First post

Re: DISKUSI

Revalina revalina གིས-

Nama :Revalina

Npm : 2413031053

Kesimpulannya tidak ada satu pendekatan pengukuran yang sempurna. Baik biaya historis maupun nilai wajar memiliki kelebihan dan keterbatasannya masing-masing. Kombinasi kedua pendekatan ini dengan penerapan yang tepat sesuai konteks aset dan kondisi pasar dapat menghasilkan informasi keuangan yang lebih lengkap dan bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.