ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Jumlah balasan: 34

Silakan diresume esensi dari isi jurnal di atas. Diketik disini  maksimal 250 kata.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Asnia Sundari -
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
izin memperkenalkan diri
Nama: Asnia Sundari
NPM: 2413031040
izin mengumpulkan tugas resume 1 bu
Terima kasih bu
Sebagai balasan Asnia Sundari

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Asnia Sundari -
maaf maksudnya izin mengumpulkan tugas resume 2. 
ini salah ketik (typo) bu, tetapi file nya sudah benar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Nina Oktaviana -
Assalamu'alaikum Wr. Wb ibu
Nama: Nina Oktaviana
NPM : 2413031057

Izin mengirimkan resume ibu
Teori Akuntansi Positif (PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman.
Teori ini muncul sebagai usaha untuk menjelaskan dan meramalkan cara akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Berbeda dari teori normatif yang bersifat preskriptif atau memberikan panduan mengenai pelaksanaan akuntansi, PAT lebih fokus pada penjelasan berbasis bukti mengenai apa yang benar-benar terjadi dalam praktik akuntansi di perusahaan.Watts dan Zimmerman dalam tulisan mereka pada tahun 1978 menekankan bahwa teori akuntansi positif berfokus pada efisiensi dan pengambilan keputusan yang rasional dari para investor. Mereka memperkenalkan tiga hipotesis utama, yaitu hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian utang, dan hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis ini menjelaskan bagaimana para manajer cenderung memilih metode akuntansi tertentu untuk memaksimalkan bonus, menurunkan risiko pelanggaran perjanjian utang, dan meminimalkan biaya politik yang bisa muncul akibat kebijakan pemerintah maupun tekanan publik.
Seiring dengan pertumbuhan penelitian, PAT semakin mendominasi dalam literatur akuntansi. Beragam penelitian empiris dilakukan untuk mendukung hipotesis yang diajukan oleh Watts dan Zimmerman. Contohnya, penelitian oleh Healy (1985) yang menunjukkan bahwa manajer menggunakan metode akrual untuk meningkatkan laba demi bonus, atau Sweeney (1994) yang membuktikan adanya pelanggaran perjanjian utang.Namun demikian, PAT juga menghadapi kritik. Kritik utama muncul dari tiga aspek, yaitu: kelemahan dalam metodologi penelitian yang dianggap tidak mampu menggambarkan perilaku nyata secara menyeluruh, kritik filosofis karena batas antara normatif dan positif yang tidak jelas, serta kritik mengenai fokus penelitian yang cenderung individualis dan kurang menyentuh aspek sosial yang lebih luas. Kritik lainnya juga menekankan bahwa teori ini hanya menjelaskan fenomena yang ada, tetapi tidak memberikan pedoman moral atau standar etika dalam praktik akuntansi.Juga menyoroti konsep konsekuensi ekonomi sebagaimana diuraikan oleh Stephen Zeff (1978), yakni dampak yang dihasilkan dari praktik akuntansi terhadap perilaku pengambil keputusan, baik manajemen, investor, pemerintah, maupun kreditur. Dengan adanya konsekuensi ekonomi ini, proses penetapan standar akuntansi menjadi semakin rumit karena melibatkan berbagai kepentingan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Nadiya Alifa Firdaus -
Nama : Nadiya Alifa Firdaus
2413031066

Artikel ini membahas teori akuntansi positif (PAT), sebuah kerangka kerja yang menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi di berbagai situasi perusahaan. Diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman, PAT berfokus pada bagaimana akuntan menggunakan praktik akuntansi dan memiliki tiga hipotesis utama: rencana bonus, pelanggaran perjanjian utang, dan biaya politik. Penelitian mendukung hipotesis ini, meskipun ada kritik terkait teknik penelitian, filosofi, dan pendekatan ekonomi. Konsekuensi ekonomi, yaitu dampak pelaporan akuntansi pada pengambilan keputusan oleh berbagai pihak, juga dibahas. Kesimpulannya, PAT berkontribusi pada pengembangan akuntansi dengan memberikan pola sistematis dalam pilihan akuntansi dan kerangka kerja untuk memahaminya, serta menekankan penjelasan dan prediksi fenomena akuntansi berdasarkan kejadian nyata.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Maya Lisnawati -
Assalamualaikum

Nama: Maya Lisnawati
NPM: 2413031043

Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman (1986) bertujuan menjelaskan sekaligus memprediksi perilaku manajer dalam memilih metode akuntansi. Teori ini ada dalam asimetri informasi antara manajer dan pihak eksternal sehingga manajer memiliki peluang menggunakan fleksibilitas akuntansi untuk kepentingan pribadi. PAT merumuskan tiga hipotesis utama: bonus plan hypothesis yang menjelaskan bahwa manajer meningkatkan laba agar memperoleh bonus, debt covenant hypothesis yang menyatakan manajer mengatur laba supaya tidak melanggar perjanjian utang, dan political process hypothesis yang menekankan kecenderungan manajer menurunkan laba guna menghindari tekanan regulasi atau pajak. Meskipun teori ini sering dikaitkan dengan perilaku oportunistik, jurnal juga menyoroti bahwa manajemen laba tidak selalu negatif. Dari perspektif signaling, praktik tersebut bisa digunakan sebagai sarana komunikasi manajer untuk menyampaikan prospek perusahaan kepada investor. Dengan demikian, PAT menjadi kerangka penting dalam memahami dinamika insentif manajer, kontrak, regulasi, dan dampaknya terhadap kualitas laporan keuangan
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Salwa ulfazria -
Assalamualaikum Wr. Wb
Izin memperkenalkan diri
Nama: Salwa Ulfazria
NPM: 2413031062

Jurnal ini membahas perkembangan Positive Accounting Theory (PAT) sebagai pendekatan penelitian akuntansi yang berfokus pada penjelasan dan prediksi praktik nyata, bukan sekadar memberikan arahan normatif. PAT muncul karena kelemahan teori normatif yang sulit diuji secara empiris dan terlalu berfokus pada kepentingan investor. Watts dan Zimmerman (1978, 1990) mempopulerkan PAT dengan tiga hipotesis utama: bonus plan hypothesis (manajer cenderung mengelola laba agar bonus tercapai), debt covenant hypothesis (perusahaan meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang), dan political cost hypothesis (perusahaan besar melaporkan laba lebih konservatif guna mengurangi tekanan politik dan pajak).
Sejumlah penelitian mendukung PAT, seperti Healy (1985) tentang bonus, Sweeney (1994) terkait utang, serta Jones (1991) mengenai pengaruh politik. Namun, PAT juga dikritik dari sisi metodologi yang dianggap tidak cukup mewakili kompleksitas sosial, filsafat yang memisahkan peneliti dengan objek, serta pendekatan ekonomi yang terlalu menekankan kepentingan individu. Selain itu, konsep economic consequences menegaskan bahwa laporan keuangan berimplikasi langsung pada perilaku bisnis, kebijakan pemerintah, dan keputusan kreditur. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi tidak bebas nilai, melainkan sarat kepentingan dan berdampak luas.
Secara keseluruhan, PAT memberi kontribusi penting dalam memahami motivasi di balik pilihan kebijakan akuntansi, sekaligus menyediakan kerangka kerja empiris yang menjelaskan pola-pola tersebut. Dengan demikian, PAT membantu menjawab mengapa praktik akuntansi terbentuk seperti sekarang, serta bagaimana keputusan akuntansi dapat memengaruhi efisiensi pasar dan perilaku ekonomi secara lebih luas.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Danu Akta Alam -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarukatuh
Nama: Danu Akta Alam
Npm: 2413031052
Izin mengumpulkan resume bu

Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory / PAT) adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang terjadi di dunia nyata. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 lewat tulisan Towards a Positive Theory of the Determination of Accounting Standards. Berbeda dengan teori normatif yang lebih menekankan aturan “seharusnya”, PAT fokus pada apa yang sebenarnya dilakukan perusahaan melalui bukti empiris. Dalam perkembangannya, PAT punya tiga hipotesis utama. Pertama, bonus plan hypothesis, yaitu manajer sering mengatur laba agar bonusnya tercapai. Kedua, debt covenant hypothesis, manajer cenderung menaikkan laba untuk mempermudah perusahaan mendapat pinjaman. Ketiga, political cost hypothesis, di mana perusahaan melaporkan laba lebih kecil supaya beban pajak atau tekanan dari pemerintah berkurang. Sejumlah penelitian membuktikan tiga hipotesis tersebut, misalnya penelitian Healy (1985) soal bonus, Sweeney (1994) tentang pelanggaran perjanjian utang, dan Jones (1991) terkait kebijakan impor. Meski begitu, PAT juga tidak lepas dari kritik, baik dari metode penelitian maupun landasan teorinya. Selain itu, PAT berkaitan dengan economic consequences, artinya setiap kebijakan akuntansi akan berdampak bagi perusahaan, manajer, kreditor, pemerintah, dan investor. Secara keseluruhan, PAT membantu memahami alasan perusahaan memilih metode akuntansi tertentu sekaligus memprediksi dampaknya di masa depan.
Sebagai balasan Danu Akta Alam

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Gusti Ngurah Soma Adnyane -
Nama: Gusti Ngurah Soma Adnyane
NPM: 2413031063
Kelas: B

Jurnal ini membahas konsep manajemen laba, yaitu upaya manajer dalam mengelola laba perusahaan agar terlihat sesuai harapan atau tujuan tertentu, tetapi tetap dalam batas aturan akuntansi. Hal ini dilakukan karena manajer memiliki akses informasi yang lebih lengkap dibanding pihak eksternal, sehingga bisa mengubah laporan keuangan sesuai kebutuhan mereka.
Ada dua cara utama melihat manajemen laba.
Yang pertama adalah perspektif oportunistik, yang menyatakan bahwa manajer memanfaatkan perbedaan informasi untuk keuntungan pribadi, seperti memenuhi target bonus, syarat pinjaman, atau menghindari regulasi. Perspektif ini memandang manajemen laba sebagai tindakan manipulatif yang bisa merugikan pihak terkait.
Yang kedua adalah perspektif sinyal, yaitu pendapat bahwa manajer menggunakan manajemen laba untuk memberi sinyal atau informasi penting kepada investor mengenai kondisi dan prospek perusahaan secara halus, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan.
Jurnal ini meninjau 50 artikel internasional tentang manajemen laba, sebagian besar menggunakan metode kuantitatif dan menelusuri pendekatan akrual.
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas artikel mengambil perspektif oportunistik, meskipun beberapa juga mulai meneliti perspektif sinyal.
Manajemen laba dibagi menjadi dua jenis: manajemen laba berbasis akrual dan manajemen laba berbasis aktivitas nyata.
Manajemen laba berbasis aktivitas nyata dilakukan dengan mengubah kegiatan operasional perusahaan, dan jenis ini lebih sulit dideteksi oleh auditor.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Laura Aulia Novriandila Laura -
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama : Laura Aulia Novriandila
NPM : 2413031051

Positive Accounting Theory (PAT) adalah teori yang mencoba menjelaskan dan memprediksi bagaimana praktik akuntansi dilakukan oleh para akuntan dalam berbagai situasi dan perusahaan berbeda. Berbeda dengan teori akuntansi normatif yang hanya memberi aturan atau ideal akuntansi, PAT lebih fokus pada apa yang sebenarnya terjadi dan alasan di balik pilihan kebijakan akuntansi tersebut.
Positive Accounting Theory dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sejak akhir 1970-an dan menjadi paradigma dominan dalam penelitian akuntansi. Mereka mengajukan tiga hipotesis utama dalam PAT, yaitu hipotesis bonus, hipotesis kontrak utang (debt covenant), dan hipotesis biaya politik. Hipotesis bonus menjelaskan bahwa manajer cenderung memanipulasi laba untuk mendapatkan bonus maksimal. Hipotesis kontrak utang menjelaskan bahwa manajer mempengaruhi laporan keuangan agar memenuhi persyaratan perjanjian utang. Hipotesis biaya politik menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih besar dan lebih terlihat cenderung melaporkan laba rendah untuk mengurangi pajak dan tekanan pemerintah.
Penelitian empiris banyak mendukung hipotesis tersebut, dengan bukti bahwa manajer memang melakukan pengelolaan laba sesuai motivasi personal dan kepentingan perusahaan. Namun, ada juga kritik terhadap Positive Accounting Theory, terutama soal metode penelitian dan asumsi rasionalitas yang terlalu sederhana.
Selain itu, Positive Accounting Theory juga membahas konsekuensi ekonomi dari standar akuntansi, yaitu dampak pilihan kebijakan akuntansi terhadap keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur. Hal ini membuat pembuat standar perlu mempertimbangkan berbagai faktor politik dan ekonomi agar standar yang dibuat dapat seimbang dan efektif.
Secara keseluruhan, Positive Accounting Theory memberikan kerangka yang kuat untuk memahami praktik akuntansi yang nyata dan mendukung pengembangan standar yang sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial saat ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh MAYKE RIANSYAH -
Nama : Mayke Riansyah
NPM : 2413031047
Kelas : 2024 B

Artikel oleh Sri Lestari Saragih dkk. (2021) mengulas secara mendalam Teori Akuntansi Positif (PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sejak 1978. PAT merupakan paradigma yang menggeser penelitian akuntansi dari pendekatan normatif ke positif, dengan fokus pada penjelasan dan prediksi praktik akuntansi yang sebenarnya terjadi.

Tiga hipotesis fundamental PAT meliputi: (1) Hipotesis rencana bonus - manajer melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan bonus; (2) Hipotesis perjanjian utang - manajer meningkatkan laba untuk memenuhi persyaratan kontrak utang; (3) Hipotesis biaya politik - perusahaan besar cenderung melaporkan laba rendah untuk menghindari biaya politik tinggi.

PAT berbeda fundamental dengan teori normatif yang memberikan pedoman praktik akuntansi ideal. Sebaliknya, PAT berusaha menjelaskan mengapa praktik akuntansi berkembang dalam bentuk saat ini tanpa memberikan arahan normatif.

Kritik terhadap PAT muncul dalam tiga kategori: teknik penelitian yang gagal menggambarkan model multi-periode, kritik filosofis tentang batas positif/normatif, dan kritik pendekatan ekonomi yang terlalu individualistik.

Konsep konsekuensi ekonomi yang diperkenalkan Stephen Zeff mendefinisikan dampak pelaporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. PAT memberikan kontribusi signifikan dengan menyediakan kerangka kerja untuk memahami pola sistematis dalam pilihan akuntansi dan memprediksi respons terhadap standar akuntansi baru.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Ria Agustina -
Assalamualaikum Wr. Wb
Izin memperkenalkan diri
Nama: Ria Agustina
NPM: 2413031048

Dalam jurnal ini saya menemukan pembahasan mengenai Positive Accounting Theory (PAT), yaitu sebuah pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan sekaligus memprediksi praktik akuntansi yang terjadi di dunia nyata. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 dan membawa perubahan besar pada penelitian akuntansi, dari yang semula bersifat normatif menjadi positif. Menurut saya, pendekatan normatif dianggap lemah karena hanya memberi arahan tentang bagaimana akuntansi seharusnya dilakukan tanpa menjawab mengapa praktik tersebut terjadi. PAT lebih menekankan penjelasan empiris mengenai pilihan kebijakan akuntansi dan perilaku manajerial.
PAT memiliki tiga konsep utama, yaitu bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Ketiga konsep ini menjelaskan kecenderungan manajer dalam mengelola laba, baik untuk memenuhi target bonus, menghindari pelanggaran perjanjian utang, maupun menekan beban pajak dan biaya politik. Banyak penelitian mendukung PAT, seperti Healy (1985) yang menemukan penggunaan kebijakan akrual untuk memaksimalkan bonus, dan Sweeney (1994) yang menunjukkan adanya pelanggaran perjanjian utang. Meski demikian, PAT tetap mendapatkan kritik, terutama terkait metode penelitiannya yang kurang komprehensif dan asumsi individualistik yang dianggap terlalu sederhana.
Jurnal ini juga membahas economic consequences, yang menurut saya penting karena menunjukkan bagaimana laporan akuntansi dapat memengaruhi perilaku manajemen, investor, kreditor, hingga pemerintah. Hal ini mengingatkan bahwa penyusunan standar akuntansi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara aspek politik dan akuntansi.
Secara keseluruhan, PAT memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan riset akuntansi. Teori ini membantu memahami alasan di balik pemilihan kebijakan akuntansi dan bagaimana perusahaan merespons standar baru, serta membuka peluang penelitian berbasis bukti empiris di masa depan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Shoffiyah Najwa Azimah -
Nama: Shoffiyah Najwa Azimah
NPM: 2413031050

PAT (Positive Accounting Theory) lahir dari pergeseran pendekatan normatif ke positif yang diperkenalkan oleh Watts & Zimmerman (1978) dengan tujuan menjelaskan mengapa praktik akuntansi terjadi, bukan mengatur bagaimana seharusnya. Teori ini didukung oleh tiga hipotesis utama, yaitu Bonus Plan di mana manajer cenderung melakukan manajemen laba untuk memperoleh bonus, Debt Covenant di mana laba ditingkatkan demi memenuhi perjanjian utang, dan Political Cost di mana laba ditekan untuk menghindari pajak atau tekanan politik. Banyak penelitian empiris seperti Healy, Sweeney, Jones, dan Lev memperkuat teori ini, meskipun PAT juga mendapat kritik karena dianggap lemah secara metodologi, filosofis, dan terlalu individualis dalam pendekatan ekonomi. Konsep Economic Consequences dari Zeff (1978) menunjukkan bahwa laporan akuntansi memengaruhi perilaku pengambilan keputusan pihak terkait. Secara keseluruhan, kontribusi PAT sangat penting karena memberi kerangka analisis, memprediksi fenomena akuntansi nyata, serta menjelaskan peran biaya kontrak dalam praktik akuntansi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Anggit Yunizar -
izin mengumpulkan resume jurnal ke2 ibu
Nama : Anggit Yunizar
NPM : 2413031046

Teori Akuntansi Positif (PAT) lahir sebagai respon terhadap keterbatasan teori normatif yang lebih banyak berbicara tentang apa yang “seharusnya” dilakukan akuntan. Diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada akhir 1970-an, PAT berfokus pada penjelasan dan prediksi mengenai praktik akuntansi yang benar-benar terjadi di lapangan. Teori ini menekankan bahwa pilihan kebijakan akuntansi sering kali dipengaruhi oleh kepentingan manajer, baik untuk memperoleh bonus, menghindari pelanggaran perjanjian utang, maupun mengurangi tekanan politik seperti beban pajak yang tinggi.

Sejumlah penelitian mendukung hipotesis ini. Misalnya, Healy (1985) menemukan bahwa manajer memanfaatkan kebijakan akrual demi memaksimalkan bonus, sementara penelitian lain menunjukkan kecenderungan perusahaan menaikkan atau menurunkan laba sesuai kepentingan utang dan tekanan politik. Namun, PAT juga mendapat kritik. Secara metodologis dianggap kurang mampu menggambarkan kondisi kompleks yang melibatkan banyak individu dan periode, secara filosofis dipandang terlalu kaku memisahkan peneliti dari objek, dan secara ekonomi dituding terlalu menekankan asumsi neoklasik bahwa individu selalu bertindak untuk memaksimalkan keuntungan pribadi.

Meski demikian, kontribusi PAT tetap besar bagi perkembangan ilmu akuntansi. Teori ini menyediakan kerangka untuk memahami pola sistematis dalam pilihan akuntansi, memperjelas peran biaya kontrak, serta menyoroti konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan. Dengan demikian, PAT tidak memberi resep praktis tentang apa yang harus dilakukan, melainkan membantu menjelaskan mengapa suatu praktik muncul dan bagaimana dampaknya terhadap keputusan ekonomi, baik bagi perusahaan, kreditor, investor, maupun pemerintah.


Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: ACTIVITY: RESUME

oleh Zesen Arianto -
nama : zesen arianto
NPM : 2413031059
izin mengumpulkan tugas

Positive Accounting Theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman berfokus pada upaya menjelaskan serta memprediksi perilaku manajer dalam memilih kebijakan akuntansi. PAT muncul sebagai respons terhadap teori normatif yang dianggap kurang berbasis empiris dan tidak menggambarkan praktik akuntansi yang terjadi di lapangan.

PAT didasari tiga hipotesis utama:

1. Bonus Plan Hypothesis – manajer cenderung memilih metode yang meningkatkan laba agar nilai bonus yang diterima lebih tinggi.


2. Debt Covenant Hypothesis – perusahaan memilih metode pelaporan yang menjaga atau menaikkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang.


3. Political Cost Hypothesis – perusahaan besar sering menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi potensi tekanan politik maupun regulasi.



Berbagai kritik diarahkan pada PAT, seperti: penggunaan pendekatan yang terlalu menekankan kepentingan individu, ketergantungan pada metode empiris yang dianggap mengabaikan konteks sosial, serta kurangnya perhatian terhadap aspek normatif yang seharusnya memandu praktik akuntansi.

Konsep economic consequences menjelaskan bahwa pelaporan akuntansi memengaruhi perilaku investor, pemerintah, dan kreditur. Standar akuntansi tidak hanya menggambarkan realitas ekonomi, tetapi juga dapat mendorong perubahan keputusan ekonomi, misalnya melalui intervensi pihak ketiga, perluasan aturan, atau penyesuaian kebijakan perusahaan.

Secara keseluruhan, PAT berfungsi untuk menjelaskan penyebab dan dampak pilihan kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen. Pendekatan ini menekankan bahwa pemilihan metode akuntansi berhubungan erat dengan insentif, kontrak, serta konsekuensi ekonomi yang ditimbulkan.