ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Number of replies: 30

Buatlah resume singkat esensi isi jurnal di atas, maksimal 250 kata.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Eris Ana Dita གིས-
Nama : Eris Ana Dita
NPM : 2413031017

Jurnal ini membahas keterbatasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (CFW) dengan mengulas berbagai literatur terkait tujuan, perkembangan sejarah, dan peran penting CFW dalam menyatukan standar pelaporan keuangan global seperti IFRS dan US GAAP. Kerangka ini berfungsi sebagai pedoman prinsip dalam penyusunan standar akuntansi agar menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat dan dapat dipercaya bagi pengguna seperti investor, kreditur, dan analis.

Walaupun CFW bertujuan menyelaraskan dan meningkatkan mutu pelaporan keuangan, terdapat sejumlah keterbatasan yang ditemukan, seperti masalah kesetaraan informasi antar perusahaan, penggunaan nilai historis dibanding nilai wajar, pengaruh kebijakan akuntansi, estimasi, kesalahan dan kecurangan, serta sikap konservatif dalam akuntansi. Pembatasan ini dapat memengaruhi cara pengguna menganalisis laporan keuangan.

Jurnal menyoroti bahwa penelitian empiris mengenai keterbatasan CFW masih minim, khususnya dalam penerapan IFRS. Oleh karena itu, penulis mengusulkan perlu adanya pengembangan dan pembaruan kerangka kerja yang lebih menyeluruh dan berbasis prinsip agar hambatan tersebut bisa diminimalisasi, mendukung harmonisasi standar pelaporan secara internasional, serta meningkatkan kepercayaan terhadap informasi keuangan.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan tinjauan mendalam terhadap literatur yang ada dan menegaskan pentingnya revisi serta penyempurnaan CFW agar bisa menjadi panduan yang efektif untuk pelaporan keuangan yang berkualitas di tengah tantangan globalisasi ekonomi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nasroh Aulia གིས-
Nama : Nasroh Aulia
NPM : 2413031004

Dalam jurnal ini membahas batasan dan dampak dari Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) dan bagaimana hal itu berdampak pada standar akuntansi internasional. Disebabkan oleh globalisasi, standar pelaporan keuangan semakin selaras, dan FASB (AS) dan IASB (internasional) sedang bekerja untuk membuat kerangka konseptual yang selaras. Tujuan utama CFW adalah untuk memberi pedoman kepada pembuat dan pengguna laporan keuangan sehingga informasi yang dihasilkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

Namun, penelitian ini menekankan bahwa CFW memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa di antaranya adalah penggunaan biaya historis, kebijakan akuntansi yang beragam, estimasi akuntansi yang subjektif, kemungkinan kesalahan dan kecurangan, dan penerapan konservatisme. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak selalu dapat memberikan gambaran yang akurat tentang nilai ekonomi perusahaan. Selain itu, laporan keuangan tujuan umum mungkin tidak memiliki semua informasi yang dibutuhkan kreditur, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Akibatnya, pengguna harus mendapatkan informasi ini dari sumber lain.

jurnal ini memeriksa literatur empiris dan teoretis tentang batas-batas CFW, mulai dari inisiatif awal di Amerika Serikat hingga upaya konvergensi IASB dan FASB. Kajian menunjukkan bahwa, meskipun CFW telah membantu banyak dalam penyusunan standar akuntansi global, masih ada sedikit penelitian tentang keterbatasannya, terutama berkaitan dengan IFRS. Kesimpulannya, CFW tetap merupakan sumber penting untuk pengembangan standar pelaporan keuangan, tetapi revisi diperlukan untuk mengurangi keterbatasannya. Oleh karena itu, transparansi, konsistensi, dan kualitas informasi keuangan akan didukung oleh kerangka konseptual yang lebih kuat di tingkat internasional.

Dengan demikian, kerangka konseptual yang lebih kuat akan mendukung transparansi, konsistensi, dan kualitas laporan keuangan di tingkat global, meskipun CFW masih merupakan sumber penting untuk pengembangan standar pelaporan keuangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Dera Lediana གིས-
Nama: dera lediana
Npm 2413031032

Resume: FASB Conceptual Framework for Accounting

Framework konseptual dari FASB (Financial Accounting Standards Board) adalah landasan teori yang mengatur penyusunan standar pelaporan keuangan. Tujuannya adalah memastikan informasi keuangan yang disajikan berguna, konsisten, dan dapat diandalkan bagi para pengguna seperti investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lainnya.

Komponen utama dari framework ini meliputi:

1. Objectives (Tujuan) — yaitu memberikan informasi keuangan umum yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 
2. Qualitative Characteristics (Karakteristik Kualitatif) — karakteristik mendasar seperti relevance (keterkaitan / relevansi) dan faithful representation (representasi yang jujur), serta karakteristik peningkat seperti keterbandingan, keterpahaman, dan ketepatan waktu. 
3. Elements (Unsur-unsur Laporan Keuangan) — definisi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, laba/rugi, dan unsur-unsur terkait lainnya. 
4. Recognition, Measurement, Presentation, and Disclosure — bagaimana unsur-unsur tersebut diakui dalam laporan keuangan, bagaimana diukur (misalnya biaya historis, nilai wajar), bagaimana disajikan, serta pengungkapan informasi pendukung. 
Framework ini juga bukan standar akuntansi yang mengikat (i.e. tidak menggantikan GAAP), tapi menjadi acuan saat FASB mengembangkan standar baru atau merevisi yang lama.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Vina Nailatul Izza གིས-
Nama : Vina Nailatul Izza

NPM : 2413031007


Jurnal ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) dan kritik-kritiknya beserta konsekuensi ekonominya. PAT diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada 1978 sebagai pergeseran dari pendekatan normatif ke positif dalam penelitian akuntansi. Teori ini tidak memberi arahan mengenai praktik akuntansi yang benar, tetapi menjelaskan dan memprediksi mengapa praktik akuntansi tertentu dilakukan oleh perusahaan. Tiga hipotesis utama PAT adalah bonus plan, debt covenant, dan political cost. Hipotesis bonus plan menyatakan bahwa manajer cenderung mengelola laba agar memenuhi target bonus. Debt covenant hypothesis memprediksi manajer menaikkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang, sedangkan political cost hypothesis menjelaskan perusahaan besar sering melaporkan laba konservatif untuk mengurangi tekanan pajak dan biaya politik.


Penelitian sebelumnya seperti Healy (1985) dan Sweeney (1994) mendukung hipotesis-hipotesis tersebut. Namun, PAT juga mendapat kritik, termasuk kelemahan metode penelitian, batasan filosofis, dan asumsi ekonomi yang terlalu menyederhanakan perilaku sosial. Selain itu, konsep konsekuensi ekonomi (economic consequences) dari Zeff (1978) menekankan bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat memengaruhi perilaku bisnis, pemerintah, dan kreditur, sehingga pembuatan standar akuntansi seringkali melibatkan pertimbangan politik dan ekonomi.


Kesimpulannya, PAT memberikan kontribusi besar bagi pengembangan teori akuntansi dengan menyediakan kerangka kerja untuk memahami pola-pola sistematis dalam pilihan akuntansi, menjelaskan peran biaya kontrak, serta memprediksi respons perusahaan terhadap standar akuntansi baru. PAT menegaskan bahwa fenomena akuntansi harus dianalisis berdasarkan peristiwa nyata agar teori yang dikembangkan relevan dan dapat diuji secara empiris.



In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Alissya Putri Kartika གིས-
Nama : Alissya Putri Kartika
NPM : 2413031011

Jurnal ini membahas secara mendalam pembatasan (constraints) dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan yang disusun oleh IASB dan FASB, dengan tujuan memahami bagaimana batasan tersebut memengaruhi kualitas informasi akuntansi menurut literatur. Tiga fokus utama adalah aspek biaya–manfaat, materialitas, dan konservatisme.
  1. Pertama, prinsip biaya–manfaat menegaskan bahwa informasi akuntansi sebaiknya hanya disajikan jika manfaatnya melebihi biaya penyusunan. Namun, dalam praktik, pengukuran biaya dan manfaat sering bersifat subjektif karena manfaat informasi sulit diukur secara kuantitatif, sehingga keputusan penyajian bergantung pada penilaian profesional dan regulator.
  2. Kedua, materialitas berfungsi sebagai penyaring untuk menentukan informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan. Informasi yang tidak material dapat diabaikan tanpa mengurangi keandalan laporan. Namun, penetapan ambang materialitas dipengaruhi oleh konteks perusahaan, ukuran entitas, dan kebijakan auditor, yang menyebabkan interpretasi berbeda dan potensi ketidakkonsistenan laporan.
  3. Ketiga, konservatisme dianggap sebagai prinsip kehati-hatian yang mendorong pengakuan kerugian lebih cepat daripada keuntungan. Pendekatan ini membantu membatasi perilaku oportunistik manajemen dan meningkatkan kepercayaan pengguna laporan. Meski demikian, konservatisme juga dapat menyebabkan laporan bersifat terlalu pesimis dan menunda pengakuan keuntungan, sehingga menimbulkan perdebatan antara perlindungan kreditor dan kebutuhan informasi yang objektif.
Secara keseluruhan, literatur menegaskan bahwa pembatasan dalam kerangka konseptual berperan penting dalam menjaga relevansi, keandalan, dan kredibilitas laporan keuangan. Namun, dengan adanya subjektivitas dan variasi interpretasi, riset lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat pedoman praktis demi meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kualitas pelaporan keuangan, sehingga mendukung pengambilan keputusan ekonomi yang efektif.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Waly Tanti Fitrani གིས-
NAMA : WALY TANTI FITRANI
NPM : 2413031031

Dalam jurnal ini menekankan bahwa Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) merupakan pedoman penting untuk penyusunan standar dan laporan keuangan, namun tetap memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan. CFW diharapkan memberi konsistensi dan meningkatkan kualitas informasi, tetapi dalam praktiknya terdapat hambatan yang bersumber dari teori, praktik, maupun konteks regulasi.

Keterbatasan utama yang diuraikan meliputi:
1. Keterbandingan (comparability) – sulit tercapai karena perbedaan metode akuntansi antarnegara maupun antarperusahaan.
2. Biaya historis (historical cost) – dianggap lebih andal tetapi kurang relevan dibanding nilai wajar, terutama dalam kondisi inflasi.
3. Politik akuntansi (accounting politics) – pilihan kebijakan akuntansi sering dipengaruhi kepentingan manajemen, bukan semata prinsip.
4. Estimasi akuntansi – adanya ketidakpastian membuat banyak pos laporan harus bergantung pada perkiraan, yang berpotensi bias.
5. Kesalahan dan kecurangan – kompleksitas transaksi meningkatkan risiko error maupun fraud, sehingga menurunkan reliabilitas laporan.
6. Konservatisme – meskipun dapat membatasi perilaku oportunistik manajer, konservatisme juga dapat menimbulkan bias sistematis dalam laporan.

Jurnal ini menunjukkan bahwa kendati CFW bertujuan memberi landasan konseptual yang stabil dan universal, penerapannya dibatasi oleh faktor teknis, kelembagaan, serta budaya akuntansi di berbagai yurisdiksi. Oleh karena itu, keterbatasan ini harus selalu dipertimbangkan dalam menilai kualitas laporan keuangan dan menjadi agenda penelitian lebih lanjut.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Fathiyah Dzahirah 2413031001 གིས-
Nama : Fathiyah Dzahirah
NPM : 2413031001

Artikel ini membahas mengenai pelaporan finansial dalam kaitannya dengan kerangka konseptual akuntansi serta berbagai batasan yang muncul dalam praktiknya. Fokus utama tulisan ini adalah menelaah bagaimana konsep-konsep dalam kerangka konseptual akuntansi digunakan untuk membatasi, mengarahkan, dan memperjelas penyusunan laporan keuangan. Studi ini juga meninjau literatur yang ada untuk mengidentifikasi keterbatasan, perbedaan pandangan, serta tantangan dalam penerapan standar akuntansi.

Dalam kajiannya, artikel menekankan bahwa meskipun kerangka konseptual akuntansi dimaksudkan untuk menjadi pedoman universal, implementasinya di lapangan seringkali menghadapi hambatan. Hambatan tersebut muncul akibat perbedaan interpretasi, kebutuhan praktis, serta kompleksitas kondisi ekonomi yang beragam. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara teori dan praktik agar laporan keuangan dapat tetap relevan, andal, serta memenuhi kebutuhan berbagai pengguna.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

MUHAMMAD ARIFIN ILHAM གིས-
Nama : Muhammad Arifin Ilham
NPM : 2413031003

Jurnal ini membahas secara mendalam mengenai pelaporan keuangan dan penerapannya dalam kerangka konseptual akuntansi, sekaligus menyoroti berbagai keterbatasan yang muncul dalam praktik nyata. Fokus utama tulisan ini adalah menjelaskan bagaimana konsep-konsep dalam kerangka konseptual akuntansi digunakan untuk memberikan batasan, arahan, serta memperjelas proses penyusunan laporan keuangan. Dengan adanya kerangka ini, diharapkan pelaporan keuangan dapat lebih konsisten, transparan, dan memenuhi standar yang dapat dipahami oleh berbagai pihak. Artikel ini juga meninjau sejumlah literatur guna mengidentifikasi berbagai hambatan, perbedaan pandangan, serta tantangan yang seringkali dihadapi dalam praktik penyusunan laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi.

Dalam pembahasannya, artikel ini menekankan bahwa meskipun kerangka konseptual akuntansi dimaksudkan sebagai pedoman universal, penerapannya tidak selalu berjalan mulus. Di lapangan, muncul berbagai hambatan yang bersumber dari perbedaan interpretasi antara praktisi, kebutuhan praktis yang berbeda di setiap organisasi, serta kompleksitas kondisi ekonomi yang terus berubah. Hal ini menyebabkan standar akuntansi yang bersifat umum kadang perlu disesuaikan dengan konteks tertentu agar lebih relevan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya keseimbangan yang tepat antara teori dan praktik. Teori melalui kerangka konseptual memberikan landasan yang jelas dan sistematis, sementara praktik menuntut fleksibilitas agar laporan keuangan tetap sesuai dengan kebutuhan nyata para penggunanya. Dengan demikian, laporan keuangan tidak hanya menjadi dokumen formal semata, melainkan juga sarana penting yang mampu menyajikan informasi akurat, relevan, serta dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Artikel ini akhirnya menegaskan bahwa perpaduan antara pemahaman teoretis dan kemampuan praktis akan memperkuat kualitas pelaporan keuangan, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik terhadap informasi yang disajikan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nashita Shafiyah གིས-
Nama : Nashita Shafiyah
NPM : 2413031009

Penelitian ini menyajikan tinjauan mendalam terhadap berbagai literatur yang berfokus pada batasan-batasan yang melekat pada Kerangka Kerja Konseptual (Conceptual Framework/CFW) untuk Pelaporan Keuangan. Jurnal ini berargumen bahwa proses globalisasi telah menjadi pendorong utama di balik upaya harmonisasi standar pelaporan keuangan. Sebagai respons, dua badan standar akuntansi paling berpengaruh di dunia, yaitu Financial Accounting Standards Board (FASB) dari Amerika Serikat dan International Accounting Standards Board (IASB) secara global, telah berkolaborasi untuk menyusun satu set standar akuntansi yang seragam. Salah satu hasil dari proyek bersama ini adalah pembentukan Kerangka Kerja Konseptual Bersama.

Jurnal ini berfungsi sebagai panduan yang membantu para pembaca memahami tujuan dan karakteristik dasar dari informasi akuntansi keuangan, sekaligus menggarisbawahi berbagai keterbatasannya. Meskipun FASB dan IASB telah mencapai kesepakatan umum tentang tujuan utama pelaporan keuangan—yaitu memberikan informasi yang berguna bagi investor, pemberi pinjaman, dan pengguna lain—dokumen ini menyoroti bahwa kerangka kerja mereka dibangun di atas dua konsep pelaporan yang berbeda. Salah satu batasan utama yang diidentifikasi adalah bahwa laporan keuangan tujuan umum tidak dapat menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pengguna. Oleh karena itu, pengguna harus melengkapinya dengan informasi dari sumber lain, seperti kondisi ekonomi dan politik.

Penelitian ini juga mengungkapkan adanya kesenjangan signifikan dalam literatur yang ada. Mayoritas penelitian empiris yang tersedia cenderung berfokus pada standar akuntansi AS (US GAAP), yang meninggalkan keterbatasan dalam Kerangka Kerja Konseptual untuk Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) kurang dieksplorasi. Kesimpulan ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan lebih banyak penelitian empiris, terutama yang berfokus pada IFRS, guna memahami sepenuhnya bagaimana batasan-batasan ini memengaruhi kualitas dan kegunaan laporan keuangan di seluruh dunia.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Rahma Amelia གིས-
Nama: Rahma Amelia
NPM: 2413031026

Jurnal ini bertujuan untuk meninjau literatur yang membahas batasan-batasan pada Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (CFW). Proses globalisasi telah mendorong harmonisasi standar pelaporan keuangan, yang mengarah pada kolaborasi antara US Financial Accounting Standards Board (FASB) dan International Accounting Standards Board (IASB) untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang seragam. Salah satu proyek gabungan mereka adalah pengembangan kerangka konseptual yang sama.

​Penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar riset empiris yang ada berorientasi pada US GAAP, dan studi tentang batasan dalam CFW untuk pelaporan keuangan yang menggunakan standar IFRS masih terbatas. Untuk memahami kualitas dan tujuan pelaporan keuangan, penting bagi CFW untuk meninjau karakteristik fundamental dari informasi akuntansi keuangan dan batasannya.

​Jurnal ini membahas beberapa batasan utama yang ditemukan dalam CFW, antara lain:
1. ​Historisitas Biaya (Historical Cost): Meskipun biaya historis dianggap lebih dapat diandalkan, para pendukung nilai wajar berpendapat bahwa nilai tersebut lebih relevan.
2. ​Estimasi Akuntansi (Accounting Estimation): Banyak elemen laporan keuangan tidak dapat diukur secara akurat karena adanya ketidakpastian. Perubahan estimasi ini dapat memengaruhi periode berjalan serta periode mendatang.
3. ​Kesalahan dan Kecurangan Akuntansi (Accounting Error and Frauds): Kehadiran kesalahan dan kecurangan akuntansi secara negatif memengaruhi kualitas dan keandalan laporan keuangan. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan pengguna terhadap laporan keuangan perusahaan.
4. ​Konservatisme (Conservatism): Konservatisme didefinisikan sebagai sikap hati-hati terhadap ketidakpastian. Konservatisme ini membatasi perilaku manajerial yang oportunistik dalam pelaporan keuangan.
​Jurnal ini menyimpulkan bahwa CFW merupakan sistem koheren yang berisi tujuan dan prinsip dasar pelaporan keuangan yang saling terkait, yang berfungsi sebagai panduan untuk pengembangan standar akuntansi yang konsisten dan mengatasi batasan-batasan yang ada.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Refamei Kudadiri གིས-
Nama: Refamei Kudadiri
Npm: 2413031014

Jurnal ini menelaah literatur mengenai batasan (restriksi) dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) yang disusun bersama oleh FASB dan IASB sebagai dasar harmonisasi standar pelaporan keuangan global. CFW bertujuan memberi prinsip umum untuk penyusunan standar akuntansi agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang relevan dan andal bagi investor, kreditur, serta pemangku kepentingan lain. Namun, kajian literatur menunjukkan bahwa kerangka ini memiliki sejumlah keterbatasan.Pembatasan utama mencakup komparabilitas informasi keuangan, penggunaan historical cost dibanding nilai wajar, kebijakan dan estimasi akuntansi, potensi kesalahan dan kecurangan, serta praktik konservatisme yang dapat menimbulkan bias. Kendala ini memengaruhi relevansi, keandalan, dan kegunaan laporan keuangan lintas negara, terlebih karena perbedaan budaya, hukum, dan praktik akuntansi nasional.Studi ini menekankan bahwa meski CFW penting sebagai panduan standar dan peningkatan kualitas pelaporan, pengguna laporan keuangan harus memahami keterbatasan tersebut saat menganalisis informasi. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengevaluasi hubungan antara pembatasan CFW dan nilai perusahaan, serta memperkuat kerangka konseptual agar lebih konsisten, prinsipil, dan mendukung konvergensi IFRS secara internasional.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Syifa Dwi Putriyani གིས-

Nama: Syifa Dwi Putriyani 

NPM: 2413031024

Jurnal di atas mengulas batasan serta implikasi dari Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) dan hubungannya terhadap perkembangan standar akuntansi internasional. Seiring dengan meningkatnya globalisasi, standar pelaporan keuangan di berbagai negara cenderung semakin harmonis. Hal ini mendorong Financial Accounting Standards Board (FASB) di Amerika Serikat dan International Accounting Standards Board (IASB) di tingkat internasional untuk bekerja sama dalam menyusun kerangka konseptual yang selaras. CFW sendiri dirancang dengan tujuan utama memberikan panduan kepada penyusun maupun pengguna laporan keuangan agar informasi yang disajikan lebih berguna dalam mendukung pengambilan keputusan.

Meski demikian, penelitian ini menekankan bahwa CFW tidak terlepas dari keterbatasan. Beberapa masalah yang muncul antara lain penggunaan dasar biaya historis, keberagaman kebijakan akuntansi, adanya subjektivitas dalam estimasi, potensi kesalahan serta kecurangan, dan penerapan prinsip konservatisme. Faktor-faktor ini menyebabkan laporan keuangan tidak selalu mencerminkan nilai ekonomi perusahaan secara akurat. Selain itu, laporan keuangan dengan tujuan umum belum tentu mampu memenuhi seluruh kebutuhan informasi investor, kreditur, maupun pemangku kepentingan lain, sehingga mereka masih harus mencari data tambahan dari sumber eksternal.

Kajian literatur empiris maupun teoretis yang dilakukan menunjukkan bahwa sejak inisiatif awal di Amerika Serikat hingga upaya konvergensi IASB dan FASB, CFW telah banyak membantu dalam pengembangan standar akuntansi global. Namun, penelitian mengenai keterbatasannya, terutama terkait dengan IFRS, masih relatif terbatas. Kesimpulannya, meskipun CFW tetap menjadi rujukan penting, revisi diperlukan agar kelemahannya dapat diminimalisasi. Dengan kerangka konseptual yang lebih kuat, transparansi, konsistensi, dan kualitas informasi keuangan di tingkat global dapat lebih terjamin.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Alya Khoirun Nisa གིས-
Nama : Alya Khoirun Nisa
NPM : 2413031019

Jurnal ini membahas mengenai batasan-batasan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting/CFW). Karena adanya globalisasi, standar pelaporan keuangan di dunia semakin diharmonisasikan. Untuk itu, FASB (Financial Accounting Standards Board) dan IASB (International Accounting Standards Board) bekerja sama membuat kerangka akuntansi yang berlaku secara internasional. Salah satu hasil kerja sama ini adalah pengembangan CFW yang menjadi dasar untuk memahami kualitas dan tujuan utama dari pelaporan keuangan. Penelitian ini menekankan pentingnya mengidentifikasi sifat-sifat mendasar informasi akuntansi dan batasan-batasan yang ada agar laporan keuangan menjadi lebih relevan dan dapat dipercaya.

Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian empiris yang ada masih fokus pada US GAAP, sedangkan penelitian tentang pembatasan dalam kerangka IFRS masih terbatas.
Hal ini menciptakan celah penelitian yang penting untuk diteliti lebih lanjut, terutama dalam konteks penerapan IFRS yang semakin luas di berbagai negara. Beberapa batasan dalam kerangka konseptual yang dibahas meliputi isu-isu terkait keandalan, keterbandingan, serta seberapa jauh informasi akuntansi mampu mencerminkan kondisi ekonomi secara akurat. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya membahas kerangka konseptual secara teoritis, tetapi juga membicarakan batasan-batasan yang telah diidentifikasi dalam berbagai penelitian sebelumnya.

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa meskipun CFW penting dalam menyatukan standar pelaporan keuangan internasional, masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan agar tujuan dari pelaporan keuangan dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa pengembangan kerangka konseptual harus terus dilakukan secara dinamis dengan mempertimbangkan praktik akuntansi yang berlaku di seluruh dunia serta kebutuhan para pihak yang berkepentingan. Penelitian lanjutan sangat diperlukan untuk memperkaya pemahaman tentang batasan-batasan ini, terutama dalam konteks IFRS, sehingga dapat menciptakan standar pelaporan keuangan yang lebih transparan, konsisten, dan berguna untuk pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Mourien Ganesti གིས-
Nama : Mourien Ganesti
Npm : 2413031013

Jurnal ini mengevaluasi keterbatasan dalam Kerangka Konseptual (CFW) untuk Laporan Keuangan, yang sangat penting dalam penyelarasan standar akuntansi internasional oleh FASB dan IASB. Walaupun CFW bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang bermanfaat, penelitian menunjukkan terdapat kelemahan, terutama dalam konteks IFRS. Studi ini menunjukkan lima batasan signifikan:

Komparabilitas Laporan Keuangan: CFW mengedepankan pentingnya komparabilitas, tetapi adanya perbedaan dalam metode akuntansi (seperti depresiasi, persediaan) dan estimasi dapat menghalangi perbandingan yang bermakna antar perusahaan. Laporan keuangan sering kali tidak menyertakan semua aset/liabilitas ekonomis atau menggunakan berbagai basis pengukuran.
Biaya Historis: Meski dapat diandalkan, biaya historis memiliki relevansi yang lebih rendah dibandingkan nilai wajar, terutama pada masa inflasi, sehingga informasi keuangan menjadi tidak cukup untuk pengambilan keputusan.
Kebijakan Akuntansi: Adanya kebebasan dalam memilih kebijakan akuntansi, meskipun bertujuan untuk memberikan relevansi, dapat mengurangi konsistensi dan objektivitas dan menimbulkan perbedaan pendapat dalam penerapan standar. Estimasi Akuntansi: Karakter subjektif dari estimasi (contohnya, piutang tak tertagih, masa manfaat aset) dapat menyebabkan potensi bias atau manipulasi, yang menurunkan keandalan informasi keuangan. Kesalahan dan Kecurangan dalam Akuntansi: Kesalahan atau kecurangan dapat merusak mutu dan keandalan laporan keuangan, menyesatkan pengguna dan mengurangi kepercayaan terhadap informasi yang ada. Konservatisme: Meski konservatisme (baik bersyarat maupun tidak bersyarat) dapat mempengaruhi pelaporan aset dan liabilitas, CFW menekankan bahwa informasi keuangan harus tidak memihak. Konservatisme yang tidak bersyarat, khususnya, dapat mengurangi efektivitas kontrak dan mendorong oportunisme manajerial. Secara keseluruhan, jurnal ini menyimpulkan bahwa meskipun CFW merupakan pedoman penting, batasan-batasan ini perlu diperhatikan saat menganalisis laporan keuangan. CFW harus terus disempurnakan untuk memberikan arahan yang lebih jelas dan konsisten guna menghadapi kompleksitas dalam dunia bisnis global.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nurida Elsa གིས-
Nama: Nurida Elsa
NPM: 2413031012

"Restrictions in The Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature"

Jurnal ini mengulas tentang batasan-batasan pada Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (CFW) yang dikembangkan bersama oleh IASB dan FASB untuk menyelaraskan standar pelaporan keuangan secara global. Kerangka ini berfungsi sebagai panduan dalam penyusunan standar akuntansi internasional dengan tujuan meningkatkan kualitas dan relevansi informasi keuangan untuk para pengguna laporan.

Penelitian menunjukkan sebagian besar studi empiris fokus pada US GAAP, sementara kajian terkait IFRS dan batasan dalam CFW masih terbatas. Beberapa pembatasan utama yang ditemukan meliputi keterbatasan dalam kesetaraan informasi antar perusahaan, penggunaan biaya historis yang terkadang menurunkan relevansi laporan, pengaruh politik akuntansi, ketidaktepatan estimasi akuntansi, kesalahan serta potensi kecurangan, dan konservatisme akuntansi yang meskipun penting sebagai kontrol, dapat menyebabkan informasi tidak sepenuhnya netral.

Pentingnya memahami aspek pembatasan ini menjadi kunci dalam menafsirkan laporan keuangan secara tepat. Jurnal ini juga menekankan perlunya pengembangan dan penyempurnaan berkelanjutan terhadap CFW agar dapat mendukung pembuatan standar yang lebih transparan, konsisten, dan dapat dipercaya secara internasional. CFW tetap menjadi dasar penting dalam harmonisasi standar global dan pengembangan pelaporan yang berorientasi pada kebutuhan pengguna informasi keuangan.
Kesimpulannya, meski ada berbagai keterbatasan, CFW memiliki peran vital dalam menyediakan kerangka yang kokoh untuk standar akuntansi masa depan dan mendukung pelaporan keuangan global yang efektif.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Amara Gusti Kharisma གིས-
Nama : Amara Gusti Kharisma
Npm : 2413031033

Jurnal ini membahas keterbatasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework - CFW) yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) dan International Accounting Standards Board (IASB). Kerangka ini bertujuan menyelaraskan standar pelaporan keuangan global melalui harmonisasi IFRS dan US GAAP. Namun, terdapat beberapa batasan yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan, seperti perbedaan budaya akuntansi nasional, sifat informasi yang disajikan, dan penerapan prinsip konservatisme. Jurnal mengulas sejarah perkembangan CFW, mulai dari upaya awal di Amerika Serikat hingga proyek bersama FASB-IASB untuk memperbaiki dan menyatukan kerangka tersebut. Tujuan utama pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, termasuk investor dan kreditor. Namun, pelaporan keuangan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pengguna, sehingga terbatas pada informasi yang dapat diukur dan disajikan secara konsisten.

Beberapa pembatas utama yang diidentifikasi adalah kualitas keterbandingan informasi keuangan antar perusahaan, penggunaan nilai historis versus nilai wajar dalam pengukuran aset dan kewajiban, kebijakan akuntansi yang dapat bervariasi antar entitas, estimasi akuntansi yang mengandung ketidakpastian, serta risiko kesalahan dan kecurangan dalam laporan keuangan. Prinsip konservatisme juga diperbincangkan sebagai mekanisme untuk membatasi perilaku oportunistik manajemen, walaupun dapat menimbulkan bias dalam pelaporan.

Kesimpulannya, meskipun CFW memberikan panduan yang penting untuk pengembangan standar pelaporan keuangan, terdapat keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji hubungan antara keterbatasan CFW dan dampaknya terhadap nilai entitas yang dilaporkan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Salsabila Labibah གིས-
Nama : Salsabila Labibah
NPM : 2413031002

Jurnal ini mengkaji konsep segment reporting dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan serta batasan-batasan yang muncul di dalamnya. Segment reporting merupakan salah satu instrumen penting untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan dengan cara menyajikan informasi yang lebih terperinci mengenai unit-unit usaha atau segmen dalam suatu perusahaan. Tujuannya adalah membantu investor, kreditor, dan pihak berkepentingan lain dalam menilai kinerja, risiko, serta prospek masa depan perusahaan.

Kajian literatur ini menekankan bahwa pelaporan segmen tidak hanya memberikan informasi tambahan, tetapi juga menjadi alat akuntabilitas manajemen. Namun, terdapat sejumlah tantangan, di antaranya: kesulitan dalam menentukan batasan segmen, potensi manipulasi informasi oleh manajemen, serta perbedaan penerapan standar akuntansi di berbagai yurisdiksi. Selain itu, keterbatasan biaya, kerahasiaan informasi strategis, dan perbedaan kebutuhan pengguna laporan juga menjadi faktor penghambat efektivitas pelaporan segmen.

Jurnal ini menyoroti bahwa dalam kerangka konseptual, pembatasan pelaporan segmen harus mempertimbangkan keseimbangan antara relevansi, keandalan, serta keterbandingan informasi. Dengan demikian, pelaporan segmen akan lebih bermanfaat jika penyusun laporan mampu menyajikan data yang konsisten, akurat, serta sesuai dengan standar akuntansi internasional.

Kesimpulannya, meskipun segment reporting memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan, penerapannya tetap menghadapi tantangan konseptual dan praktis. Oleh karena itu, diperlukan upaya harmonisasi standar dan peningkatan kepatuhan agar tujuan transparansi dan akuntabilitas dalam laporan keuangan dapat tercapai.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Resti Gustin གིས-
Nama : Resti Gustin
NPM : 2413031020

Jurnal ini membahas keterbatasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting - CFW) yang dikembangkan oleh FASB dan IASB. Tujuan utama kerangka ini adalah menyediakan pedoman konsisten untuk standar pelaporan keuangan yang berguna bagi investor, kreditur, dan pengguna informasi lainnya. Dalam konteks globalisasi dan harmonisasi standar pelaporan keuangan, FASB dan IASB berupaya menyatukan standar akuntansi melalui kerangka konseptual bersama.

Jurnal menyajikan tinjauan sejarah pengembangan kerangka ini, mulai dari inisiatif awal di Amerika Serikat hingga proyek konvergensi standar internasional. Ditekankan pula bahwa, walaupun kerangka ini memberikan prinsip dasar dan karakteristik kualitatif informasi keuangan, masih terdapat sejumlah batasan signifikan, seperti ketergantungan pada biaya historis, perbedaan kebijakan akuntansi, dan sulitnya mencapai keterbandingan informasi antar perusahaan atau negara.

Selain itu, jurnal juga membahas berbagai pembatasan praktis dalam penerapan kerangka ini seperti konservatisme akuntansi, kesalahan dan kecurangan akuntansi, serta kompleksitas pengukuran dan estimasi dalam pelaporan keuangan. Dapat disimpulkan bahwa meskipun kerangka konseptual ini sangat penting dalam pengembangan standar pelaporan, masih perlu perbaikan dan pengembangan lebih lanjut agar dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut dan menghasilkan pelaporan keuangan yang lebih akurat, relevan, dan dapat dibandingkan secara global.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Serly Natasa གིས-
Nama: Serly Natasa
Npm: 2413031028

Jurnal ini membahas kajian literatur mengenai batasan-batasan dalam Kerangka Konseptual (Conceptual Framework/CFW) untuk Pelaporan Keuangan. Seiring dengan perkembangan globalisasi, kebutuhan untuk menyelaraskan standar pelaporan keuangan global semakin meningkat, sehingga FASB dari Amerika Serikat dan IASB bekerjasama mengembangkan satu set standar akuntansi internasional beserta kerangka konseptualnya. CFW ini bertujuan memberikan panduan yang konsisten bagi standar pelaporan keuangan internasional guna meningkatkan mutu dan relevansi informasi yang disampaikan.

Dalam jurnal ini dibahas juga sejarah perkembangan CFW dan tujuan pelaporan keuangan sebagai dasar penyajian informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan. Studi ini menyoroti sejumlah keterbatasan CFW, terutama perbedaan pendekatan antara US GAAP dan IFRS serta terbatasnya penelitian terkait pembatasan dalam CFW pada konteks pelaporan keuangan.

Batasan utama yang dijelaskan mencakup keterbatasan dalam membandingkan informasi keuangan antar perusahaan, penggunaan biaya historis yang terkadang kurang relevan, pengaruh kebijakan dan estimasi akuntansi, serta permasalahan kesalahan dan penipuan dalam akuntansi. Selain itu, konsep konservatisme akuntansi juga dibahas meskipun bukan merupakan karakteristik kualitatif yang diidamkan, namun konservatisme turut memengaruhi praktik pelaporan dan kualitas informasi.

Kesimpulannya, meskipun terdapat berbagai keterbatasan, CFW saat ini masih menjadi pedoman utama dalam pengembangan standar pelaporan keuangan dan perlu terus diperbaiki agar mampu memberikan informasi keuangan yang lebih berkualitas dan bermanfaat secara global.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Laila Asia Somad གིས-
Nama : Laila Asia Somad
NPM : 2413031005

Artikel berjudul “Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” membahas keterbatasan dalam kerangka konseptual (Conceptual Framework/CFW) akuntansi, khususnya dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan. Penulis menyoroti bahwa globalisasi mendorong harmonisasi standar akuntansi, sehingga FASB (AS) dan IASB (internasional) bekerja sama mengembangkan kerangka bersama. CFW bertujuan memberikan panduan dalam penyusunan standar akuntansi, memastikan kualitas informasi keuangan, serta membantu pengguna laporan dalam pengambilan keputusan. Namun, kajian literatur menunjukkan adanya sejumlah keterbatasan. Di antaranya adalah penggunaan biaya historis yang sering kali tidak mencerminkan nilai wajar, politik akuntansi dan estimasi yang membuka ruang subjektivitas, adanya kesalahan dan kecurangan yang dapat melemahkan reliabilitas laporan, serta penerapan konservatisme yang terkadang bias. CFW memang menetapkan karakteristik kualitatif seperti relevansi, keterbandingan, dan representasi setia, tetapi dalam praktiknya pencapaian karakteristik tersebut masih terbatas karena perbedaan konteks, budaya akuntansi, dan regulasi antarnegara. Artikel ini menyimpulkan bahwa meskipun kerangka konseptual memiliki peran penting sebagai “konstitusi” dalam standar akuntansi, pembatasan-pembatasan tersebut perlu diperhatikan dalam analisis dan interpretasi laporan keuangan. Penulis juga menekankan bahwa penelitian terkait keterbatasan CFW pada IFRS masih minim dibandingkan pada US GAAP, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk memperkuat penerapan kerangka konseptual yang konsisten dan bermanfaat secara global.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Nayla Andara གིས-
Jurnal tersebut membahas batasan-batasan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan (Conceptual Framework/CFW) dengan fokus pada literatur dan penelitian empiris terkait. Kerangka konseptual tersebut merupakan panduan bagi penyusun standar akuntansi internasional seperti IASB dan FASB dalam mengembangkan standar pelaporan yang harmonis di tingkat global. Jurnal menyoroti pentingnya kerangka ini dalam menetapkan tujuan pelaporan keuangan yakni menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk pengambilan keputusan ekonomi. Penelitian menelusuri sejarah dan perkembangan kerangka konseptual, menunjukkan bahwa meskipun FASB dan IASB telah berupaya menyatukan kerangka mereka, masih terdapat perbedaan pandangan dalam penerapannya. Jurnal juga membahas keterbatasan-keterbatasan inheren dalam kerangka konseptual, seperti masalah komparabilitas laporan keuangan antar perusahaan dan antar negara, penggunaan biaya historis versus nilai wajar dalam pengukuran aset, serta pengaruh politik akuntansi, estimasi akuntansi, kesalahan dan kecurangan, serta konservatisme akuntansi. Konservatisme, misalnya, dipandang sebagai pembatas yang muncul dari praktik akuntansi yang memprioritaskan pengakuan kerugian lebih cepat daripada keuntungan, yang meskipun bukan karakteristik ideal, tetap dipraktikkan demi kewaspadaan. Jurnal menunjukkan bahwa beberapa batasan tersebut memengaruhi kualitas dan kegunaan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Penulis menyimpulkan bahwa meskipun terdapat batasan, kerangka konseptual tetap merupakan pedoman terbaik untuk pengembangan standar pelaporan keuangan yang konsisten dan harmonis secara global. Namun, perlu ada pembaruan dan peningkatan agar kerangka ini lebih efektif dalam mengatasi batasan-batasan tersebut.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

TRIASWARI AYUNANDINI གིས-
Nama: Triaswari Ayunandini
NPM: 2413031029

Jurnal "Pembatasan dalam Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan: Tinjauan Literatur" adalah kajian literatur yang bertujuan menganalisis kendala mendasar dalam Kerangka Konseptual (CFW). CFW, yang merupakan hasil upaya harmonisasi global antara IASB dan FASB, berfungsi sebagai fondasi untuk mengembangkan standar akuntansi yang konsisten.

Esensi dari jurnal ini adalah penegasan bahwa laporan keuangan tujuan umum memiliki keterbatasan yang melekat. Laporan tersebut tidak mencerminkan nilai bisnis entitas secara langsung dan hanya menyediakan sebagian dari total informasi yang dibutuhkan pengguna, yang mengharuskan mereka melengkapi dengan data eksternal, seperti kondisi ekonomi dan politik.

Studi ini secara spesifik mengulas pembatasan utama yang diidentifikasi dalam literatur akuntansi:
1. Daya Banding (Comparability): Sulit dicapai karena adanya variasi dalam kebijakan akuntansi yang diizinkan dan penggunaan estimasi manajemen, yang mengurangi konsistensi.

2. Relevansi vs. Keandalan: Menyoroti pertentangan antara penggunaan Biaya Historis (dianggap andal) dengan Nilai Wajar (Fair Value) (dianggap lebih relevan), yang memengaruhi kualitas informasi bagi investor.

3. Konservatisme: Penerapan prinsip yang mengakui kerugian lebih cepat daripada keuntungan (conditional conservatism) berpotensi mendistorsi gambaran laporan.

4. Kualitas Akun: Permasalahan yang timbul dari pemilihan kebijakan, penggunaan estimasi, serta dampak dari Kesalahan dan Kecurangan Akuntansi.

Jurnal ini menyimpulkan bahwa meskipun CFW sangat penting, penelitian empiris tentang pembatasannya—terutama yang berorientasi pada IFRS—masih terbatas, sehingga menekankan perlunya penyempurnaan CFW secara berkelanjutan untuk meningkatkan konsistensi dan kualitas pelaporan keuangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Tantowi Jauhari གིས-
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

Jurnal ini mengkaji keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) dengan meninjau literatur yang ada. Proses globalisasi mendorong harmonisasi standar akuntansi, sehingga FASB dan IASB berupaya menyusun kerangka konseptual bersama untuk meningkatkan kualitas serta konsistensi pelaporan keuangan. CFW berfungsi sebagai dasar penyusunan standar, memberi panduan saat tidak ada aturan spesifik, serta mendukung pengguna laporan dalam pengambilan keputusan. Namun, terdapat berbagai keterbatasan yang memengaruhi efektivitasnya. Keterbatasan utama mencakup penggunaan biaya historis, estimasi akuntansi, politik akuntansi, risiko kesalahan maupun kecurangan, serta konservatisme. Konservatisme, baik bersifat kondisional maupun tanpa syarat, memengaruhi efisiensi kontrak dan persepsi pengguna atas kualitas informasi. Walaupun bermanfaat untuk mengurangi risiko litigasi, konservatisme sering menimbulkan bias dan mengurangi relevansi laporan. Jurnal ini menyoroti bahwa laporan keuangan tujuan umum tidak mampu menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan pengguna, misalnya terkait nilai wajar perusahaan, sehingga pengguna harus melengkapi analisis dengan data eksternal seperti kondisi ekonomi, industri, dan kebijakan politik. Kajian juga menegaskan bahwa meskipun banyak badan penyusun standar telah menggunakan kerangka konseptual, hingga kini belum ada kerangka yang diterima secara universal. Oleh karena itu, proyek bersama FASB dan IASB sangat penting untuk menciptakan kerangka yang lebih koheren, berbasis prinsip, dan berlaku internasional. Kesimpulannya, meskipun terdapat keterbatasan, kerangka konseptual tetap merupakan panduan terbaik yang tersedia. Namun, perlu terus dikembangkan agar mampu memberikan dasar yang lebih kokoh bagi standar akuntansi di masa depan, serta meningkatkan transparansi, konsistensi, dan kegunaan laporan keuangan bagi para pemangku kepentingan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Reyhta Putri Herdian གིས-
NAMA : REYHTA PUTRI HERDIAN
NPM : 2413031035

Jurnal ini membahas perbandingan antara pengukuran biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value) dalam akuntansi keuangan modern. Pengukuran merupakan aspek penting dalam pelaporan keuangan karena menentukan bagaimana aset dan kewajiban disajikan. Biaya historis mencatat aset berdasarkan harga perolehan awal, sedangkan nilai wajar menilai aset dan liabilitas berdasarkan nilai pasar saat ini yang mencerminkan kondisi ekonomi terkini.

Dalam perkembangan IFRS, penggunaan nilai wajar semakin diperluas karena dianggap memberikan informasi yang lebih relevan, objektif, dan dapat dibandingkan. Beberapa standar seperti IAS 40 (Investment Property) dan IAS 41 (Agriculture) bahkan mewajibkan pengukuran nilai wajar, baik pada saat pengakuan awal maupun di akhir periode pelaporan. Namun, penerapan nilai wajar menghadapi tantangan, terutama jika pasar aktif tidak tersedia, yang dapat mengurangi keandalan informasi.

Dvořáková menyoroti bahwa penerapan nilai wajar membawa manfaat berupa transparansi dan relevansi, tetapi juga risiko ketika keuntungan belum terealisasi dimasukkan dalam laba. Pada masa krisis keuangan, penggunaan nilai wajar sering dipertanyakan karena harga pasar tidak mencerminkan nilai sebenarnya. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada satu metode pengukuran yang ideal. Kombinasi antara biaya historis dan nilai wajar dianggap paling tepat agar laporan keuangan tetap andal, relevan, dan mampu mencerminkan kondisi ekonomi secara seimbang.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Eka Saryuni གིས-
Nama : Eka Saryuni
Npm : 2413031030

Jurnal ini membahas keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) yang dikembangkan oleh IASB dan FASB sebagai pedoman dalam penyusunan standar akuntansi keuangan internasional. Tujuan utama penelitian ini adalah meninjau literatur yang berkaitan dengan batasan-batasan konseptual dalam pelaporan keuangan dan dampaknya terhadap kualitas informasi akuntansi.

CFW berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan standar pelaporan keuangan yang konsisten dan dapat dibandingkan antar entitas. Namun, penelitian menunjukkan adanya berbagai keterbatasan, seperti perbedaan budaya akuntansi nasional, penggunaan biaya historis, kebijakan akuntansi yang subjektif, estimasi akuntansi, kesalahan dan kecurangan, serta penerapan prinsip konservatisme. Keterbatasan tersebut dapat menurunkan relevansi dan keandalan laporan keuangan bagi pengguna informasi seperti investor dan kreditur.
Secara historis, kerangka konseptual pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat oleh FASB dan kemudian diselaraskan dengan IASB melalui proyek konvergensi IFRS. Meskipun telah ada upaya harmonisasi global, penelitian menemukan bahwa sebagian besar studi masih berorientasi pada US GAAP dan pembahasan mengenai batasan dalam IFRS masih terbatas.
Akgün menegaskan bahwa tujuan utama CFW adalah menyediakan panduan yang membantu penyusun standar, auditor, dan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. CFW harus mampu menjaga konsistensi, transparansi, dan daya banding laporan keuangan di seluruh dunia. Namun, untuk mencapai hal tersebut, perlu ada perbaikan dalam memahami dan mengatasi berbagai keterbatasan konseptual yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Alya Nurani གིས-
Nama: ALYA NURANI
Npm: 2413031025

Jurnal ini membahas keterbatasan dan konsekuensi dari Framework Conceptual for Financial Reporting (CFW) dan bagaimana hal itu memengaruhi standar akuntansi internasional. Karena globalisasi, standar pelaporan keuangan semakin selaras. FASB (Amerika Serikat) dan IASB (internasional) sedang bekerja sama untuk membuat kerangka konseptual yang selaras. Tujuan utama CFW adalah untuk memberi pedoman kepada pembuat dan pengguna laporan keuangan sehingga informasi yang dihasilkannya bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian ini, CFW memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa di antaranya adalah penerapan konservatisme, kebijakan akuntansi yang beragam, penggunaan biaya historis, kemungkinan kesalahan dan kecurangan, dan estimasi akuntansi yang subjektif. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak selalu dapat memberikan gambaran yang akurat tentang nilai ekonomi perusahaan. Selain itu, laporan keuangan tujuan umum mungkin tidak memiliki semua informasi yang dibutuhkan investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, pengguna harus mendapatkan data ini dari sumber lain dan jurnal ini memeriksa penelitian tentang batas-batas CFW, mulai dari inisiatif awal di Amerika Serikat hingga upaya konvergensi IASB dan FASB. Penelitian menunjukkan bahwa, meskipun CFW telah membantu dalam penyusunan standar akuntansi global dalam jumlah besar, sedikit penelitian telah dilakukan tentang keterbatasannya, terutama yang berkaitan dengan IFRS.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Rahmi Taqiya Darmawanti གིས-
Rahmi Taqiya Darmwanti
2413031006

Kerangka konseptual FASB adalah sistem yang mengatur tujuan, konsep, dan batasan pelaporan keuangan, untuk menyediakan informasi akuntansi yang berguna bagi pengambil keputusan ekonomi. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi yang relevan dan andal bagi investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lain. Kerangka ini mencakup unsur: tujuan pelaporan keuangan, karakteristik kualitatif informasi (seperti relevansi dan keandalan), elemen laporan keuangan (aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban), serta prinsip pengakuan dan pengukuran elemen tersebut.

Metode penyusunan kerangka konseptual dilakukan melalui serangkaian Pernyataan Konsep Pelaporan Keuangan (SFAC) yang membahas secara sistematis tiap aspek, mulai dari tujuan pelaporan (SFAC No. 1), karakteristik informasi (SFAC No. 2), definisi elemen laporan (SFAC No. 3 dan 6), hingga aturan pengakuan dan pengukuran (SFAC No. 5). Kerangka ini memungkinkan pengembangan standar akuntansi yang konsisten dan prinsipil, serta adaptasi terhadap isu dan kebutuhan baru.

Namun, kerangka ini memiliki batasan yang mencakup hal-hal seperti perbedaan metode pengukuran (historical cost vs fair value), politik akuntansi, estimasi, kesalahan dan kecurangan, konservatisme akuntansi, serta keterbatasan dalam menyajikan nilai bisnis penuh dalam laporan keuangan standar. Meski demikian, kerangka konsep tetap menjadi panduan utama bagi pembuat standar dan praktisi dalam menyajikan informasi keuangan yang dapat dibandingkan dan dipercaya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Davina Nur Ramadhani གིས-
Nama: Davina Nur Ramadhani
NPM: 24130131010

Jurnal tersebut membahas keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CF) yang digunakan oleh International Accounting Standards Board (IASB) dan Financial Accounting Standards Board (FASB). Penulis menyoroti bahwa meskipun kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan dalam penyusunan dan penerapan standar akuntansi, masih terdapat berbagai kendala dalam penerapannya di praktik nyata.
Kerangka konseptual idealnya menyediakan dasar yang konsisten untuk pelaporan keuangan dan membantu menetapkan standar yang transparan. Namun, penelitian ini menegaskan bahwa CF tidak sepenuhnya bebas dari kelemahan, seperti ketidakkonsistenan prinsip, ambiguitas dalam pengakuan dan pengukuran aset serta liabilitas, serta kurangnya keselarasan antara tujuan pelaporan keuangan dan kebutuhan pengguna laporan. Selain itu, CF dinilai terlalu bergantung pada pendekatan normatif yang kadang mengabaikan kondisi ekonomi dan sosial di setiap negara.
Penulis juga mengkritik bahwa konsep faithful representation dan relevance sering kali sulit diterapkan bersamaan, sehingga menimbulkan dilema dalam menentukan prioritas informasi. Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis menuntut adanya fleksibilitas dalam CF agar dapat menyesuaikan dengan inovasi akuntansi modern.
Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun kerangka konseptual penting untuk menjaga koherensi standar akuntansi, revisi dan pembaruan terus-menerus dibutuhkan agar tetap relevan dengan praktik pelaporan keuangan global yang semakin kompleks dan beragam.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Susan Ti གིས-
NAMA:SUSANTI
NPM:2R13031034

Jurnal berjudul “Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” karya Ali İhsan Akgün (2020) membahas berbagai batasan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting/CFW) yang memengaruhi kualitas laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur (literature review) untuk menelusuri bagaimana pembatasan dalam CFW berdampak pada relevansi dan keandalan informasi keuangan yang disajikan perusahaan.

Akgün menjelaskan bahwa proses globalisasi menuntut adanya harmonisasi standar pelaporan keuangan di seluruh dunia, sehingga lembaga IASB dan FASB berupaya menyusun satu kerangka konseptual bersama. Namun, meski memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan, kerangka konseptual tersebut tetap mengandung beberapa keterbatasan. Penulis mengidentifikasi enam jenis utama batasan dalam CFW, yaitu komparabilitas informasi, penggunaan biaya historis, kebijakan akuntansi, estimasi akuntansi, kesalahan dan kecurangan, serta prinsip konservatisme.

Komparabilitas menjadi tantangan karena perbedaan metode akuntansi antarperusahaan dan antarnegara. Penggunaan biaya historis membuat nilai aset tidak mencerminkan kondisi ekonomi terkini, sementara kebijakan dan estimasi akuntansi sering menimbulkan subjektivitas. Selain itu, kesalahan dan kecurangan dalam pelaporan dapat mengurangi keandalan laporan, dan penerapan konservatisme yang berlebihan bisa menyebabkan penyajian laba dan aset yang terlalu rendah.

Penulis menekankan bahwa meskipun CFW berfungsi sebagai panduan penting bagi penyusun dan pengguna laporan keuangan, masih diperlukan pembaruan agar kerangka tersebut lebih adaptif terhadap perubahan ekonomi global. Dengan memperbaiki batasan-batasan tersebut, CFW dapat meningkatkan transparansi, akurasi, dan komparabilitas laporan keuangan internasional. Kesimpulannya, pengembangan kerangka konseptual yang lebih kuat akan memperkuat fondasi standar akuntansi global dan meningkatkan kepercayaan para pengguna laporan keuangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

Saskia Kanesa Dinia གིས-
Nama: Saskia Kanesa Dinia
NPM: 2413031021

Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” (Ali İhsan Akgün, 2020)

Jurnal ini membahas batasan-batasan (restrictions) dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting/CFW) yang disusun oleh FASB dan IASB. Globalisasi mendorong kedua lembaga ini untuk mengharmonisasikan standar pelaporan keuangan internasional (GAAP dan IFRS) melalui pengembangan kerangka konseptual bersama.

Tujuan utama CFW adalah memberikan pedoman teoretis bagi penyusunan standar akuntansi serta menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna laporan keuangan lainnya. Namun, studi ini menyoroti bahwa masih terdapat sejumlah keterbatasan dalam penerapan CFW, baik secara teoretis maupun empiris.

Batasan yang sering muncul meliputi:

1. Keterbandingan informasi keuangan, yang dipengaruhi oleh perbedaan metode akuntansi antarnegara dan antarperusahaan.
2. Penggunaan biaya historis (historical cost) yang dianggap kurang relevan dibanding nilai wajar.
3. Kebijakan dan estimasi akuntansi yang bergantung pada pertimbangan manajemen, sehingga dapat menimbulkan bias.
4. Kesalahan dan kecurangan akuntansi (errors and frauds) yang menurunkan keandalan laporan keuangan.
5. Konservatisme, yang dapat menyebabkan penyajian laba dan aset lebih rendah dari kondisi sebenarnya.

Penulis menyimpulkan bahwa meskipun CFW berperan penting sebagai dasar standar pelaporan keuangan global, masih diperlukan penyempurnaan terhadap keterbatasan tersebut agar informasi keuangan menjadi lebih konsisten, transparan, dan relevan bagi pengambilan keputusan ekonomi.