Analisis Jurnal tersebut dengan menggunakan bahasa anda sendiri, terlebih dahulu tulis nama, npm, dan kelas
FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NM : 2311011122
Kelas : Manajemen Genap
Jurnal tersebut membahas tentang dinamika pemilu serentak 2019 di Indonesia, termasuk dukungan ulama terhadap pasangan calon presiden, kinerja partai politik, politisasi birokrasi, pembelahan sosial, politisasi identitas, kondisi demokrasi dalam 21 tahun terakhir, politisasi agama, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik di Indonesia. Artikel juga menjelaskan pentingnya memahami nilai-nilai budaya dalam menjaga keharmonisan masyarakat majemuk, serta peran penting dari berbagai pihak seperti civil society, media massa, lembaga survey, dan stakeholders terkait pemilu dalam membangun demokrasi yang substansial. Dalam jurnal juga dibahas mengenai tantangan utama yang dihadapi yaitu politisasi birokrasi, pembelahan sosial, politisasi identitas, kepercayaan publik yang rendah, dan perilaku elit dan stakeholders yang tidak mendukung nilai-nilai demokrasi substansial. Lalu dalam jurnal juga menjelaskan bahwa Trust building antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat menjadi kunci untuk membangun demokrasi yang berkualitas dan stabilitas politik.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011091
Kelas : Manajemen ganjil
Jurnal yang berjudul " dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 "
Sebagaimana diketahui, untuk
kedua kalinya Joko Widodo (Jokowi) kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto, head to head, untuk memperebutkan kursi presiden. Memanasnya kontestasi pilpres 2019 juga diwarnai dengan polarisasi politik antara kedua kubu pendukung capres. Tak ayal bara pilpres pun cenderung semakin mempertajam timbulnya pecah belah sosial masyarakat.
Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. Dalam konteks ini, pilpres langsung dapat dikategorikan sebagai proses demokrasi formal yang merupakan tindak lanjut jaminan terhadap hak-hak politik tersebut. Oleh karena itu, dalam studi ini pilpres dilihat bukan hanya sebatas pesta demokrasi semata, melainkan juga sebagai instrumen proses pendalaman demokrasi di tingkat nasional. Sebagai instrumen pendalaman demokrasi, pilpres merupakan upaya penciptaan pemerintahan yang efektif pasca pemilu.
Seiring dengan itu, tantangan
yang dihadapi sejak penyelenggaraan pilpres langsung yang berupa kecenderungan munculnya kompromi-kompromi kepentingan antara elitepenguasa dan elite masyarakat seharusnya dicarikan solusinya agar pemilu di Indonesia bisa memenuhi harapan yang diinginkan. Untuk itu, kiranya perlu dikedepankan kembali tujuan utama pilpres sebagai sarana untuk menegakkan dan mewujudkan kedaulatan rakyat dan kebebasan politik masyarakat.
Persoalan hoaks dan ujaran
kebencian, isu politisasi agama dalam pilpres 2019 menjadi salah satu hal yang paling menonjol dalam masa kampanye. Uniknya, kedua belah pihak mengklaim paling mewakili suara umat Islam. Penggunaan politisasi agama dan character assassination dalam kampanye semakin mempertajam ketegangan sosial yang berdampak pada munculnya rasa saling tak percaya dan saling tak menghargai antarsesama anak bangsa. Dampaknya,demokrasi yang terbangun menafikan nilai-nilai budaya positif, seperti saling menghargai/menghormati, saling berempati mempercayai dan saling berempati.
Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
NPM: 2311011015
Jurusan : S1- Manajemen ganjil
Jurnal tersebut mengulas tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia, khususnya dalam pemilu, seperti politisasi identitas, fragmentasi partai politik, dan kurangnya kaderisasi. Selain itu, menyoroti peran masyarakat dan pentingnya memperkuat nilai-nilai budaya. Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) bertujuan menjadi forum pertukaran pemikiran mengenai masalah strategis politik nasional, lokal, dan internasional.
"Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"
Jurnal ini membahas dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Penelitian ini menyoroti perubahan-perubahan dalam perilaku politik masyarakat serta faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data dari responden yang beragam dalam demografi dan latar belakang politiknya. Metode analisis data deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena yang diamati.Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat terhadap Pemilu Serentak 2019 di kalangan masyarakat, terutama kalangan pemuda dan wanita. Faktor-faktor seperti kampanye politik, media sosial, dan pengaruh kelompok atau keluarga memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku politik responden.
Hasil penelitian menyoroti pentingnya pemahaman akan dinamika sosial politik dalam konteks demokrasi. Diskusi juga menyoroti tantangan- tantangan seperti polarisasi politik, manipulasi informasi, dan kurangnya transparansi dalam proses pemilihan.
Jurnal ini menyimpulkan bahwa pemahaman akan dinamika sosial politik adalah kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi di Indonesia. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan untuk merancang strategi kampanye yang lebih efektif dan meningkatkan transparansi dalam proses pemilihan.
NPM:2311011002
Jurusan:Manajemen S1 Genap
Baik, saya akan menjelaskan dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak di Indonesia:
1. Polarisasi Politik
Menjelang Pemilu Serentak, terjadi polarisasi politik yang cukup tajam antara dua atau lebih kubu besar yang bersaing. Masing-masing kubu berusaha menarik dukungan dan memenangkan persaingan.
2. Isu-isu Sentral
Isu-isu sentral yang menjadi fokus kampanye biasanya terkait dengan permasalahan ekonomi, kesejahteraan rakyat, infrastruktur, korupsi, serta isu-isu identitas dan agama. Masing-masing kubu berusaha menawarkan solusi yang dianggap lebih baik.
3. Peran Media Sosial
Media sosial menjadi arena yang sangat dinamis dalam Pemilu Serentak. Berbagai informasi, kampanye, dan propaganda politik saling bertukar di media sosial, terkadang disertai dengan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
4. Isu Intoleransi dan Radikalisme
Isu intoleransi dan radikalisme juga mewarnai dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak. Terdapat kekhawatiran akan meningkatnya polarisasi dan konflik sosial berdasarkan isu-isu SARA.
5. Peran Lembaga Penyelenggara Pemilu
Lembaga penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), memainkan peran penting dalam mengelola proses Pemilu Serentak agar berjalan dengan aman, damai, dan demokratis.
Secara keseluruhan, dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak di Indonesia ditandai dengan polarisasi politik yang tajam, isu-isu sentral yang menjadi fokus kampanye, peran media sosial yang signifikan, serta isu intoleransi dan radikalisme yang menjadi perhatian. Namun, lembaga penyelenggara pemilu berupaya untuk menjaga proses pemilu tetap berjalan dengan baik.
2311011026
dari jurnal ini mengungkapkan bahwa Pilpres 2019 di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam konsolidasi dan pendalaman demokrasi. Beberapa isu yang muncul antara lain politisasi identitas, seperti polarisasi politik antara kedua kubu pendukung, dan politisasi agama dalam upaya memenangkan suara muslim. Selain itu, kinerja parpol dalam proses kaderisasi juga menjadi perhatian, dengan maraknya pencalonan selebritis sebagai caleg. Politisasi birokrasi juga menjadi isu serius, yang mengancam netralitas dan independensi birokrasi dalam proses pemilu. Dalam konteks ini, pentingnya reformasi birokrasi dan upaya untuk memisahkan politik dari administrasi publik menjadi sorotan utama dalam memperkuat demokrasi Indonesia.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Nama : Dea Permata Sari
Npm : 2311011131
Kelas : Manajemen Ganjil
Dari jurnal tersebut, menurut hasil analisis saya jurnal tersebut berisi tantangan konsolidasi demokrasi dalam Pilpres 2019 mencerminkan berbagai masalah dalam pembangunan demokrasi Indonesia. Pendalaman demokrasi masih belum optimal karena pilar-pilar yang mendukung konsolidasi demokrasi belum efektif, terlihat dari kurangnya suksesi kepemimpinan yang baik dan rendahnya kepercayaan publik. Dan juga dalam pilpres melalui kampanye selalu diwarnai oleh tingginya kegaduhan yang terjadi di media massa dan media sosial (medsos). Emosi masyarakat tak jarang ikut terlibat dan mengundang keprihatinan tersendiri karena tidak sedikit di antaranya yang akhirnya harus berurusan dengan hukum.
Oleh karena itu proses pendalaman demokrasi/konslidasi demokrasi memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan juga elemen-elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa dan medsos serta lembaga survey. Independensi, kedewasaan dan partisipasi kekuatan-kekuatan sosial (societal forces) tersebut sangat diperlukan. Civil society, misalnya, perlu tetap kritis dalam mengawal pemilu dan hasilnya. Media massa bisa menjadi pemasok berita yang obyektif dan melakukan kontrol sosial yang berpihak pada rakyat.
2311011095
Jurnal ini membahas tentang perubahan-perubahan dalam perilaku politik masyarakat menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih dan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data dari berbagai latar belakang politik responden. Metode analisis data deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena yang diamati. Penelitian menemukan adanya peningkatan minat terhadap Pemilu Serentak 2019, khususnya di kalangan pemuda dan wanita. Faktor-faktor seperti kampanye politik, media sosial, dan pengaruh kelompok atau keluarga memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku politik responden. Hasil penelitian menekankan pentingnya memahami dinamika sosial politik dalam konteks demokrasi. Diskusi juga menggarisbawahi tantangan-tantangan seperti polarisasi politik, manipulasi informasi, dan kurangnya transparansi dalam proses pemilihan. Jurnal ini menyimpulkan bahwa pemahaman akan dinamika sosial politik merupakan kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi di Indonesia. Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi kampanye yang lebih efektif serta meningkatkan transparansi dalam proses pemilihan.
NPM : 2311011034
Kelas : S1 Manajemen Genap
Analisis Jurnal
dalam Jurnal yang berjudul Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019 berfokus pada dinamika sosial politik di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019. Jurnal tersebut memuat berbagai artikel yang membahas berbagai isu yang terkait dengan pemilu seperti mobilisasi perempuan dan netralitas Polri, Jurnal tersebut memuat berbagai artikel yang membahas berbagai isu terkait dengan pemilu, seperti Netralis Polri Menjelang Pemilu Serentak 2019 dan Upaya Mobilisasi Suara Perempuan yang dilakukan melalui penyematan label "emak-emak dan ibu bangsa." lalu Jurnal ini memuat artikel-artikel yang membahas tentang berbagai isu terkait dengan pemilu seperti netralis polri menjelang pemilu serentak 2019 yang menunjukkan bahwa Polri telah berusaha untuk menjaga netralitasnya dalam pemilu, meskipun masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. dan jurnal ini juga membahas tentang Upaya Mobilisasi Suara Perempuan yang dilakukan melalui penyematan label "emak-emak dan ibu bangsa." yang menunjukan bahwa narasi tersebut telah berhasil meningkatkan partisipasi perempuan dalam pemilu.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011097
Kelas : Manajemen Ganjil
Analisis jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019 "
Jurnal tersebut menyoroti beberapa poin penting terkait dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 di Indonesia:
1. Kontestasi Antara Jokowi dan Prabowo:
2. Demokrasi dan Pilpres:
3. Tantangan dan Solusi:
4. Hoaks dan Politisasi Agama:
5. Pemilu yang Aman dan Damai:
6. Kekhawatiran terhadap Demokrasi Substantif:
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2311011018
Manajemen Genap
Jurnal yang diberikan berjudul "Jurnal Penelitian Politik" adalah sebuah jurnal yang berisi tulisan-tulisan tentang politik. Buku ini diterbitkan oleh sebuah lembaga penelitian politik di Indonesia. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk berbagi pemikiran tentang masalah-masalah politik penting di Indonesia, baik yang terkait dengan politik di tingkat nasional, lokal, maupun internasional. Beberapa topik yang dibahas di jurnal ini antara lain mengenai demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri, dan agama Islam.
Di dalam jurnal ini, terdapat beberapa tulisan yang membahas tentang pemilihan umum serentak yang diadakan di Indonesia pada tahun 2019. Salah satu tulisan membahas tentang penguatan sistem presidensial dalam pemilihan umum tersebut, termasuk bagaimana partai politik bekerja sama dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ada juga tulisan lain yang membahas tentang upaya untuk melibatkan lebih banyak perempuan dalam politik melalui cerita dan simbol "emak-emak dan ibu bangsa" pada pemilihan umum tersebut.
NPM : 2311011029
kelas : Manajemen Genap
Analisi jurnal "Dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019"
Jurnal ini membahas mengenai penerapan sistem presidensial yang dapat dikatakan ada kelemahan karena diterapkannya sistem multipartai. Disamping itu, tulisan ini mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilu 2019 membawa harapan terjadinya coattail effect, sehingga terjadi peningkatan dukungan politik di legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih nantinya. Hal ini menunjukkan terjadinya penguatan terhadap sistem presidensial karena dukungan memadai di legislatif.
Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres.
Sejak era Reformasi, Indonesia sudah menggelar empat kali pemilu. Tetapi, pemilu ke lima tahun 2019, khususnya, pemilu presiden (pilpres) memiliki konstelasi politik yang lebih menyita perhatian publik. Sebagaimana diketahui, untuk kedua kalinya Joko Widodo (Jokowi) kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto, head to head, untuk memperebutkan kursi presiden. Memanasnya kontestasi pilpres 2019 juga diwarnai dengan polarisasi politik antara kedua kubu pendukung capres. Tak ayal bara pilpres pun cenderung semakin mempertajam timbulnya pembelahan sosial dalam masyarakat. Jurnal ini mencoba melihat demokrasi Indonesia melalui fenomena pilpres 2019 yang merupakan salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Ritual politik lima tahunan tersebut menarik untuk dilihat di tengah tingginya pro-kontra terkait kinerja pemerintah dan pentingnya semua pihak untuk selalu menjaga stabilitas sosial politik nasional dan keutuhan NKRI.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm : 2311011012
Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia mencatat peningkatan minat terutama dari kalangan pemuda dan wanita. Faktor-faktor seperti kampanye politik, media sosial, dan pengaruh kelompok atau keluarga memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku politik masyarakat. Pentingnya pemahaman akan dinamika sosial politik dalam konteks demokrasi di Indonesia disoroti, sambil mencatat tantangan seperti polarisasi politik, manipulasi informasi, dan kurangnya transparansi dalam proses pemilihan. Jurnal ini menyimpulkan bahwa pemahaman yang baik akan dinamika sosial politik kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi, memberikan wawasan berharga bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi kampanye yang lebih efektif serta meningkatkan transparansi dalam proses pemilihan.
NPM : 2311011041
- Politik Identitas : Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam , berebut suara muslim merupakan hal yang logis dan selalu terjadi dalam setiap pemilu. Begitupun pemilu serentak 2019 tak lepas dari isu politisasi identitas dan agama.
- Kegagalan Parpol : Pemilu tahun 2019 merupakan pemilu di mana banyak partai politik mengalami kesulitan dalam melakukan proses kaderisasi. Hal ini terlihat dari banyaknya partai yang memilih untuk mencalonkan selebritis sebagai calon anggota legislatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan popularitas partai tersebut dalam pemilihan umum. Misalnya, Partai Nasdem menjadi partai yang paling banyak merekrut artis sebagai calon legislatornya dalam pemilu tersebut.
- Penyelenggaraan pemilu dalam masyarakat majemuk : Pada pilpres 2019, tampaknya tidak semua pihak menyadari pentingnya nilai-nilai budaya lokal sebagai landasan ketahanan sosial bangsa. Dalam penyelenggaraan pemilu 2019, terlihat bahwa masyarakat mengalami perpecahan sosial dan budaya yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan istilah “cebong” untuk pendukung Jokowi dan “kampret” untuk pendukung Prabowo yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
- Politisasi Birokrasi : Pemilu 2019 telah melibatkan politisasi dalam birokrasi, yang menimbulkan kekhawatiran rakyat akan profesionalisme, independensi, dan netralitas birokrasi dalam pelaksanaan pemilu. Keterlibatan birokrasi sebagai alat kepentingan politik dapat menyebabkan kerawanan dan konflik kepentingan. Politisasi Birokrasi yang terjadi pada proses pemilu 2019 jelas terlihat dengan adanya partisipasi menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah sebagai pendukung pasangan calon dalam pilpres, yang menunjukkan keterlibatan birokrasi dalam politik praktis tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga di daerah.
Dari beberapa poin diatas, dapat menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia untuk dapat mengimplementasikan nilai demokrasi melalui proses pemilu yang jujur, adil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa
NPM : 2311011041
- Politik Identitas : Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam , berebut suara muslim merupakan hal yang logis dan selalu terjadi dalam setiap pemilu. Begitupun pemilu serentak 2019 tak lepas dari isu politisasi i dentitas dan agama.
- Kegagalan Parpol : Pemilu tahun 2019 merupakan pemilu di mana banyak partai politik mengalami kesulitan dalam melakukan proses kaderisasi. Hal ini terlihat dari banyaknya partai yang memilih untuk mencalonkan selebritis sebagai calon anggota legislatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan popularitas partai tersebut dalam pemilihan umum. Misalnya, Partai Nasdem menjadi partai yang paling banyak merekrut artis sebagai calon legislatornya dalam pemilu tersebut.
- Penyelenggaraan pemilu dalam masyarakat majemuk : Pada pilpres 2019, tampaknya tidak semua pihak menyadari pentingnya nilai-nilai budaya lokal sebagai landasan ketahanan sosial bangsa, di mana empat pilar kebangsaan Indonesia terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dipilih dari filosofi dan sejarah kehidupan bangsa. Dalam penyelenggaraan pemilu 2019, terlihat bahwa masyarakat mengalami perpecahan sosial dan budaya yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan istilah “cebong” untuk pendukung Jokowi dan “kampret” untuk pendukung Prabowo yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
- Politisasi Birokrasi : Pemilu 2019 telah melibatkan politisasi dalam birokrasi, yang menimbulkan kekhawatiran rakyat akan profesionalisme, independensi, dan netralitas birokrasi dalam pelaksanaan pemilu. Keterlibatan birokrasi sebagai alat kepentingan politik dapat menyebabkan kerawanan dan konflik kepentingan. Tindakan pimpinan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sebagai tim pemenangan pilpres juga berdampak signifikan terhadap kualitas birokrasi di pusat maupun daerah. Politisasi Birokrasi yang terjadi pada proses pemilu 2019 jelas terlihat dengan adanya partisipasi menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah sebagai pendukung pasangan calon dalam pilpres, yang menunjukkan keterlibatan birokrasi dalam politik praktis tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga di daerah.
NPM : 2311011115
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal ini mengulas secara komprehensif tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia, terutama dalam konteks pemilihan umum. Isu seperti politisasi identitas, perpecahan partai politik, dan kekurangan kaderisasi menjadi sorotan utama dalam analisisnya. Selain itu, jurnal ini menyoroti peran masyarakat dalam proses demokratisasi dan pentingnya memperkuat nilai-nilai budaya untuk menjaga ketahanan sosial bangsa. Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) bertujuan sebagai platform pertukaran ide mengenai masalah-masalah strategis dalam politik nasional, lokal, dan internasional. Lingkupnya mencakup topik-topik seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri, dunia Islam, serta isu-isu lain yang penting bagi Indonesia. P2Politik-LIPI memiliki tanggung jawab akademis dan praktis dalam menghasilkan kajian berkualitas, menjadi referensi ilmiah, serta memberikan panduan dan inspirasi bagi masyarakat dalam membangun Indonesia baru yang rasional, adil, dan demokratis. Selain itu, jurnal ini juga menekankan pada pengembangan ilmu sosial, seperti pengembangan konsep dan teori-teori baru dalam ilmu politik, perbandingan politik, studi kawasan, dan ilmu hubungan internasional yang mampu menjelaskan berbagai fenomena sosial-politik di tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm : 2311011130
Kelas : manajemen genap
Pancasila merupakan aspek terpenting dalam membangun bangsa dan Negara yang difungsikan pada praktik kehidupan manusia khusunya bagi bangsa Indonesia, Pancasila tidak bisa intervensi dari sudut pandang ideologi manapun, sehingga Pancasila mempunyai sifat imunitas yaitu kekebalan terhadap pengaruh ideologi lain.
Pancasila merupakan dasar Negara yaitu sebuah konsepsi yang dirancang atas kesepakatan bersama dengan tujuan dapat menjawab tantangan dan masalah bangsa dan Negara, jika ditinjau dari perspektif sosiologi lahirnya sebuah Negara terjadi karena adanya hubungan dan interaksi antar manusia, interaksi antar kelompok sehingga menimbulkan tata nilai dan tata norma, jadi ideologi adalah akumulasi dari nilai dan norma yang hidup atas kesadaran suatu masyarakat, dengan tujuan terpenting untuk menciptakan bonum publik cum.
Begitupun Pancasila sebagai alat politik dalam menentukan arah kebijakan dan distribusi suatu Negara, dengan hal ini Pancasila pada sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dapat mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat terutama yang ditujukan dalam hal pemilihan umum daerah di Indonesia yang demokratis.
Kegiatan pemilihan umum ini telah tertuang didalam Pancasila pada sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, menurut Yusdiyanto, (2016): “Didalam sila keempat ini memiliki Nilai dan Butir-Butir berpangkal dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan menjiwai sila Keadilan Sosial.
Pemilihan umum ini merupakan jembatan untuk mewujudkan Indonesia yang berdikari, karena pemimpin yang diseleksi dengan begitu ketat dan mempunyai harapan untuk Indonesia dipimpin oleh kepala Negara atau kepala daerah yang memiliki kompetensi. Perkembangan pemilihan umum di Indonesia begitu panjang seharusnya sudah banyak mendapatkan dan belajar dari konflik untuk lebih menekankan nilai demokrasi sebagai perwujudan dari sila keempat Pancasila dalam pemilihan umum di Indonesia saat ini. Argumentasi tersebut bertujuan mencari kebenaran dalam berdemokrasi yang tertuang dalam Pancasila sila keempat, dan argumentasi di atas semakin diperkuat oleh bidang ilmu politik yang mempunyai tafsiran bermacam-macam dalam sistem pemilihan umum dengan berbagai variasinya, dan yang pokok memiliki dua prinsip, yaitu: “1.Sistem pemilihan umum ini merupakan cerminan atau perwujudan dari demokrasi sebagai wujud dari sila keempat Pancasila. Belum tercermin nya demokrasi sebagai perwujudan Pancasila sila keempat dalam pemilihan umum di indonesia terlihat dari beberapa contoh kasus didalam pemilihan umum sering terjadi berbagai macam konflik.
NPM : 2351011027
Kelas : Manajemen Ganjil
Analisis jurnal.
menurut saya jurnal tersebut menjelaskan tentang dinamika demokrasi yang terdapat pada pemilu presiden tahun 2019, dimulai dari tantangan dan masalahnya seperti politisasi indentitas, kegagalan parpol dan pemilu, dan politisasi birokrasi. Selain itu, menurut saya jurnal ini juga merupakan hasil dari pemikiran para penulis yang mereka berikan kepada khalayak luar agar masyarakat dapat mengutarakan isi pemikiran mereka.
NPM : 2311011049
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas isu-isu penting seputar pemilu dan politik di Indonesia, termasuk peran ulama, kiai, dan politisasi identitas dalam konteks pemilu. Mereka juga mengulas kondisi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu 2019, dengan fokus pada politisasi agama dan tantangan konsolidasi demokrasi, seperti polarisasi politik dan rendahnya kepercayaan publik. Peneliti senior dari Pusat Penelitian Politik LIPI memberikan pandangan mengenai pentingnya peran berbagai pihak dalam membangun kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Isu politisasi birokrasi juga menjadi sorotan, dengan menekankan perlunya reformasi birokrasi untuk memastikan netralitas dan profesionalisme. Kesimpulannya, jurnal tersebut menekankan pentingnya membangun demokrasi yang substansial dan kualitas untuk mencegah konflik serta meningkatkan stabilitas politik di Indonesia.
NPM: 2351011035
Kelas: Manajemen Ganjil
Dalam Analisis jurnal berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" terdapat banyak pembahasan yang intinya mengulas tentang kejadian-kejadian yang terjadi terutama ketika pemilu serentak dimulai sebelum memasuki waktu pemilihan di TPS. Menurut saya terdapat poin poin utama yang dibahas dalam jurnal tersebut.
1. Partai-partai di di Indonesia lebih mengedapankan simpati dan dukugan publik terhadap calon pejabat atau pemerintah dan mengesampingkan hal-hal yang harusnya di fokuskan seperti komitmen pejabat tersebut dalam menyejahterakan warganya.
2. Fragmentasi partai-partai politik telah menyebabkan kurangnya solidaritas dan peningkatan jumlah faksi partai, yang berdampak pada efektivitas sistem politik.
3. Ketidakpuasan masyarakat terhadap partai politik yang semakin meningkat karena kegagalan partai politik dalam menjalankan perannya dan mewakili kepentingan masyarakat, yang berujung pada menurunnya kepercayaan publik secara drastis.
4. Pemilu di Indonesia dipandang sebagai kesempatan untuk memajukan demokrasi dan meminta pertanggungjawaban para pejabat terpilih atas kinerja mereka, dengan potensi pemilih untuk tidak memilih kembali anggota legislatif yang berkinerja buruk.
5. Menyoroti masalah pengaruh politik dalam birokrasi, dengan contoh-contoh birokrat yang terlibat dalam politik praktis, yang berpotensi mempengaruhi legitimasi kinerja pemerintah dan hasil pemilu.
Dengan demikian, kita sebagai warga negara harus terus menjaga daripada keutuhan demokrasi di negara kita, jangan sampai ada oknum-oknum yang menceri celah agar bangsa ini bisa hancur.
NPM : 2311011023
Kelas : Manajemen Ganjil
Yang dibahas dalam jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) menyoroti berbagai aspek penting terkait pemilu dan politik di Indonesia. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan yaitu:
1. Kondisi demokrasi di Indonesia masih didominasi oleh aspek prosedural daripada substansial.
2. Politisasi identitas dan agama menjadi sorotan dalam pemilu 2019, dengan dukungan ulama dan kiai terhadap pasangan calon presiden.
3. Masalah politisasi birokrasi dalam pemilu perlu mendapat perhatian serius untuk mencapai netralitas birokrasi.
4. Pentingnya memperkuat partisipasi masyarakat dan memastikan pemilu berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.
5. Sinergi antara stakeholders terkait pemilu, civil society, media massa, dan lembaga survey diperlukan untuk membangun demokrasi yang substansial dan meningkatkan kepercayaan publik.
Dengan demikian, upaya-upaya untuk memperbaiki sistem pemilu dan konsolidasi demokrasi di Indonesia itu memerlukan kerjasama semua pihak dan perhatian yang serius terhadap isu-isu yang diungkapkan dalam artikel tersebut.
NAMA : Elsya Gusti Lestari
NPM : 2311011014
KELAS : S1 Manajemen Genap
Menurut saya analisis dari jurnal penelitian politik membahas pentingnya pendalaman demokrasi melalui pemilihan kepala daerah langsung dan tantangan mempertahankan birokrasi profesional, independen, dan netral secara politik selama pemilu. Ini menekankan peran parpol dalam mengkonsolidasikan demokrasi dengan menyediakan kandidat kepemimpinan yang kompeten dan menyoroti dampak fungsi partainya yang tidak efektif terhadap proses demokrasi. Studi ini memandang pemilihan presiden tidak hanya sebagai perayaan demokratis tetapi juga sebagai instrumen untuk memperdalam demokrasi di tingkat nasional, yang bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif pasca pemilihan. Selain itu tantangan yang dihadapi oleh demokrasi Indonesia, khususnya dalam konteks pemilihan presiden 2019, menyoroti pentingnya pemangku kepentingan seperti masyarakat sipil, media, dan kekuatan masyarakat dalam memperdalam dan mengkonsolidasikan demokrasi. Serta jurnal ini berfokus pada isu-isu politik strategis yang terkait dengan politik nasional, lokal, dan internasional, menekankan tema-tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi regional, pertahanan, keamanan, kebijakan luar negeri, dan diplomasi. Jurnal ini juga menggali aspek-aspek positif dari liberalisasi politik era pasca-reformasi, menunjukkan peningkatan pluralisme dan daya saing politik, terutama terbukti dalam politik partai-partaian dan proses pemilu.
Rosa Bela
2311011127
Manajemen Ganjil
Jurnal ini membahas beragam aspek politik Indonesia. Mulai dari penguatan sistem presidensial dalam Pemilu Serentak 2019 yang menyoroti dinamika koalisi di pemerintahan Jokowi, hingga upaya mobilisasi perempuan melalui narasi 'Emak-Emak dan Ibu Bangsa' dalam konteks Pemilu 2019. Ada juga pembahasan tentang netralitas Polri menjelang Pemilu, serta analisis tentang populisme di Indonesia saat ini dan dampaknya terhadap dinamika politik jelang pemilu. jurnal ini juga membahas demokrasi dan pemilu presiden 2019, serta dimensi politik dalam sastra lisan pesantren, khususnya Shalawat Badar. Jurnal ini menyajikan review buku tentang penataan demokrasi dan pemilu di Indonesia pasca reformasi, dengan fokus pada pelaksanaan demokrasi, sistem pemilu, dan desain penyelenggaraan pemilu. Dari sini, jurnal ini memberikan wawasan mendalam tentang politik Indonesia, khususnya dalam konteks pemilu, demokrasi, dan dinamika politik yang terjadi di Tanah Air.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2361011001
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas tantangan untuk mencapai netralitas birokrasi dalam sistem pemilihan saat ini, menyoroti kesulitan dalam mencegah pengaruh politik dalam birokrasi. Ini menekankan ancaman pasca pemilihan yang dihadapi oleh para pejabat dan protes terhadap penyimpangan prosedural yang dirasakan dalam penugasan ulang mereka. Isu-isu reformasi birokrasi dan demokrasi di Indonesia disajikan sebagai debat publik sentral, dengan fokus pada tuntutan birokrasi yang melayani rakyat. Dokumen tersebut juga membahas dampak kualitas birokrasi yang buruk terhadap pembangunan Indonesia, di samping infrastruktur dan korupsi. Lebih jauh lagi, ini menekankan perlunya mengatasi tantangan netralitas birokrasi untuk mendorong iklim demokrasi yang lebih sehat, mengadvokasi pemisahan politik dari karir administrasi dalam pemerintahan dan depolitisasi layanan publik. Selain itu, menyentuh pengaruh budaya patriarki terhadap kondisi yang dibahas dan menganalisis pertimbangan spesifik mengenai netralitas Polri dalam proses pemilihan 2019. Terakhir, ia menyelidiki transformasi persaingan populis dalam dua pemilihan yang berbeda dan konsekuensinya bagi politik elektoral.
NPM:2311011119
Kelas: Manajemen ganjil
Analisis jurnal
Jurnal ini membahas tentang pemilu dan politik di Indonesia, termasuk dukungan ulama, peran partai politik, birokrasi, dan tantangan dalam sistem politik Indonesia.
Dan juga membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden 2019 di Indonesia, termasuk polarisasi politik, kepercayaan publik rendah, dan politisasi agama. Pentingnya partisipasi masyarakat, keterbukaan politik, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.
Dari haltersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam memperkuat demokrasi melalui pemilu. Pentingnya partisipasi masyarakat, keterbukaan politik, reformasi birokrasi, partai politik menjadi faktor penting dalam memperkuat demokrasi di Indonesia.
NPM : 2311011061
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal "Dinamika Sosial Politik menjelang pemilu serentak 2019" membahas perubahan dan kegiatan politik dan sosial yang terjadi menjelang pemilu serentak di tahun 2019. Jurnal ini menyoroti bagaimana kondisi politik dan sosial di Indonesia berubah saat mendekati pemilu, serta tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proses pemilihan umum serentak. Hal-hal seperti perubahan sikap politik masyarakat, dinamika antarpartai politik, dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi proses pemilu dibahas dalam jurnal ini.
Prasyarat untuk demokrasi yang sehat seperti kejujuran, keadilan, dan transparansi belum terpenuhi sepenuhnya. Parpol dan elitnya seringkali tidak fokus pada nilai-nilai demokrasi yang substansial, seperti partisipasi masyarakat dan kesetaraan politik. Tantangan semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum tidak memadai, terutama saat berita sensasional dan ujaran kebencian menyebar di media sosial.
Proses pemilu seringkali dipenuhi dengan konflik tanpa solusi yang memadai. Trust building antara lembaga pemilu, parpol, dan masyarakat sangat penting untuk demokrasi yang berkualitas dan stabilitas politik. Semua stakeholder, termasuk parpol, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan lembaga hukum, perlu bekerja sama untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Meskipun Indonesia berhasil melaksanakan pemilu dengan aman, masih ada tantangan besar dalam membangun demokrasi yang substansial.
NPM : 2311011004
Kelas : Manajemen genap
Jadi jurnal tersebut membahas tentang Dinamika sosial politik di Indonesia menjelang pemilu serentak tahun 2019. Jadi pada tahun 2019 diadakan pemilu legislatif, pemilu presiden, pemilu kepala daerah. Dalam demokrasi pemilu ini menjadi pilar utama, karena pemilu ini menjadi jalur bagi rakyat untuk menyalurkan aspirasi politiknya dengan memiliki hak untuk memilih calon presiden atau legislatif. Pemilu 2019 ini banyak terjadi keributan dan kegaduhan yang hingga akhirnya menciptakan dua kubu dengan julukan yang tidak pantas, hal ini merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Jadi proses demokrasi di indonesia masih belum bisa berjalan dengan baik karena pilar pilar penting seperti pemilu, partai politik, media massa masih belum bisa menjalankan fungsinya secara efektif. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus selalu mendukung upaya pemerintah, agar kegiatan pemilu ini dapat selalu berjalan dengan aman,damai, dan sejahtera.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011132
Menurut saya, jurnal tersebut menjelaskan bahwa Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Nama : Abdur Rahman Hammaam Faiz
NPM : 2311011099
KELAS : MANAJEMEN GANJIL
Dari jurnal itu, bisa disimpulkan bahwa menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia, banyak pemuda dan wanita yang semakin tertarik pada politik. Hal ini dipengaruhi oleh kampanye politik, penggunaan media sosial, dan pengaruh dari kelompok atau keluarga. Kita menyadari pentingnya memahami dinamika politik dalam demokrasi di Indonesia, tapi juga menyadari tantangan seperti perpecahan politik, manipulasi informasi, dan kurangnya kejelasan dalam proses pemilihan. Jurnal ini menyarankan bahwa memahami dengan baik dinamika politik adalah kunci untuk mendorong partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi. Ini bisa memberikan pandangan yang berharga bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan untuk membuat strategi kampanye yang lebih baik dan meningkatkan kejelasan dalam proses pemilihan.
NPM : 2311011123
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal ini membahas persiapan dan kondisi menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Jurnal tersebut menyoroti kesiapan pemangku kepentingan di berbagai bidang seperti politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan dalam mendukung pelaksanaan pemilu yang demokratis. Selain itu, jurnal tersebut juga mengidentifikasi potensi persoalan yang dapat mengancam pelaksanaan pemilu demokratis dan pentingnya analisis komprehensif untuk meminimalisasi ancaman tersebut guna mencapai demokrasi yang terkonsolidasi.
Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi. Mereka cenderung constraining dan tidak concern dengan nilai-nilai demokrasi substansial, khususnya yang terkait dengan partisipasi genuine masyarakat, kualitias kompetisi, political equality, dan peningkatan political responsiveness.Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum juga kurang memadai. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan demokrasi, tapi juga stabilitas nasional. Apalag ketika pemilu berlangsung di tengah keterbelahan sosial, menyeruaknya berita-berita sensasional di medsos, jaran kebencian dan maraknya berita-berita hoax membuat hasil pemilu rentan dengan sengketa dan konflik.Beberapa masalah yang muncul selama tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai. Beberapa masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan semua stakeholders terkait pemilu yang belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan peran pentingnya dengan penuh tanggungjawab, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan kentalnya politisasi birokrasi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi indonesia.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2351011021
KELAS : MANAJEMEN GANJIL
Jurnal Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini membahas berbagai masalah politik, termasuk pemilu, politik identitas, politisasi birokrasi, dan tantangan membangun demokrasi di Indonesia. Dalam jurnal ini menekankan perlunya meningkatkan demokrasi, menjamin netralitas birokrasi, dan menumbuhkan kepercayaan di antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat umum. Untuk mencapai demokrasi dan stabilitas politik yang signifikan berbagai pemangku kepentingan seperti masyarakat sipil, media massa, dan lembaga survei, harus berpartisipasi secara aktif dalam proses tersebut, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011129
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas hal-hal yang terjadi dalam kontes pemilu 2019,mulai dari yang positif dan negatif.Menurut saya berdasarkan jurnal tersebut setiap akan dilaksanakannya pemilu terutama pemilihan presiden,rakyat Indonesia mudah sekali diadu domba sehingga muncul masalah-masalah seperti yang ditulis dalam jurnal.Sudah seharusnya pada calon presiden tidak lagi menggunakan cara yang dapat memperbelah masyarakat untuk mendulang suara.Fenomena yang tertulis dalam jurnal tersebut juga sangat kompleks yang menandakan pemilu presiden sangat mempengaruhi keberlanjutan sistem demokrasi di Indonesia.Terciptanya lembaga-lembaga seperti (P2Politik-LIPI) tidak lain dan tidak bukan sebagai sarana untuk masyarakat menyampaikan masalah-masalah yang terjadi di negeri ini dalam bentuk tulisan.
Jurnal tersebut menyoroti beberapa poin penting terkait dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 di Indonesia.Jurnal ini membahas mengenai penerapan sistem presidensial yang dapat dikatakan ada kelemahan karena diterapkannya sistem multipartai. Disamping itu, tulisan ini mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilu 2019 membawa harapan terjadinya coattail effect, sehingga terjadi peningkatan dukungan politik di legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih nantinya. Hal ini menunjukkan terjadinya penguatan terhadap sistem presidensial karena dukungan memadai di legislatif.Jurnal ini menyimpulkan bahwa pemahaman akan dinamika sosial politik merupakan kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi di Indonesia. Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi kampanye yang lebih efektif serta meningkatkan transparansi dalam proses pemilihan.
NPM : 2311011006
Dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia menampilkan beragam pola dan tren yang menarik. Salah satunya adalah meningkatnya intensitas kompetisi politik antarpartai, yang ditandai dengan kampanye yang semakin agresif dan inovatif. Selain itu, terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses politik, terutama melalui media sosial yang menjadi platform penting untuk berbagi informasi dan pandangan politik. Namun, disamping itu, juga muncul tantangan baru seperti penyebaran berita palsu dan polarisasi opini yang bisa memengaruhi dinamika sosial dan politik secara negatif. Selain itu, terdapat juga dinamika politik lokal yang berbeda-beda di berbagai daerah, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya, agama, dan ekonomi lokal. Semua ini menciptakan lanskap politik yang kompleks dan menarik untuk dianalisis. selain itu, dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 juga mencakup peran penting dari isu-isu nasional yang menjadi fokus perdebatan, seperti pertumbuhan ekonomi, ketimpangan sosial, keamanan nasional, dan lingkungan. Isu-isu ini memainkan peran kunci dalam membentuk preferensi pemilih dan strategi kampanye partai politik. Selain itu, terdapat juga pengaruh dari tokoh-tokoh politik dan elit politik yang menjadi aktor utama dalam mempengaruhi arah politik nasional dan lokal. Keterlibatan pemilih muda dan peran perempuan dalam politik juga menjadi sorotan penting dalam dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM. : 2311011098
Kelas. : Manajemen Genap
Analisis Jurnal
Jurnal tersebut membahas tentang dinamika pemilu tahun 2019 yang dianggap berbeda dari tahun tahun sebelumnya karena memiliki konstelasi yang lebih menyita perhatian publik. Pemilu sangat penting, karena hasil pemilu yang akan menentukan masa depan bangsa. Keberhasilan penyelenggaraan pemilu (pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah
dan pemilihan presiden) dan pelembagaan sistem demokrasi mensyaratkan kemampuan bangsa
untuk mengelola politik dan pemerintahan sesuai amanat para pendiri bangsa.
Pemilu yang diadakan di tahun 2019 merupakan pemilu serentak dimanna pilpres dan pileg dipilih diwaktu bersamaan. Pemilu serentak jauh lebih kompleks dan rumit, baik bagi penyelenggara pemilu, parpol, maupun rakyat. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Untuk memenuhi hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pemilu, bukan saja secara prosedural, melainkan juga secara substansial.
Jurnal ini menyimpulkan bahwa Pilpres 2019 telah menunjukkan beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh demokrasi Indonesia. Tantangan-tantangan tersebut perlu segera diatasi agar demokrasi di Indonesia dapat terus berkembang dan menguat.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2351011012
Kelas: S1 Manajemen (genap)
DEMOKRASI DAN PEMILU PRESIDEN 2019
Demokrasi Indonesia yang berjalan selama 21 tahun (1998-2019) masih diwarnai prosedural ketimbang substantif. Masalahnya kepastian sosial politik (social political certainty) terasa menjauh seiring dengan hadirnya keriuhan, kegaduhan, penistaan agama, isu intoleransi, masalah kebhinekaan yang menimbulkan konflik sengketa dan silang pendapat serta berita-berita hoax yang muncul tanpa henti.
Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Untuk memenuhi hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pemilu, bukan saja secara prosedural, melainkan juga secara substansial. Dengan kata lain, pilpres dan pileg 2019 perlu disikapi dengan cara-cara yang rasional, dewasa, profesional, adil, jujur, bijak dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pemilu serentak jauh lebih kompleks dan rumit, baik bagi penyelenggara pemilu, parpol, maupun rakyat. Ini juga merupakan pemilu yang paling gamang. Sebab, di satu sisi dengan adanya presidential threshold (PT) mereka harus berkoalisi dalam mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presidennya
(cawapres), di sisi lain dalam saat yang bersamaan mereka juga harus berjuang secara sendiri-sendiri untuk merebut kursi legislatif.
Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk sukses kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan
unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan
akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya dan stakeholders
terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi. Mereka cenderung constraining dan tidak concern dengan nilai-nilai demokrasi substansial, khususnya yang terkait dengan partisipasi genuine masyarakat, kualitias kompetisi, political equality, dan peningkatan
political responsiveness.
Berkenaan dengan hal tersebut semua
stakeholders terkait pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pusat dan daerah) dan institusi penegak hukum perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres. Hal tersebut perlu dilakukan karena sukses tidaknya pemilu, konflik tidaknya pilpres sangat bergantung pada
tinggi-rendahnya tingkat kepercayaan rakyat kepada para stakeholders tersebut.
2311011010
Manajemen genap
Analisis jurnal
"Jurnal Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"
Jurnal Penelitian Politik adalah sebuah jurnal yang memuat artikel-artikel yang membahas topik-topik terkait dengan isu politik, khususnya dalam konteks nasional Indonesia. Jurnal ini merupakan media pertukaran pemikiran dan kajian strategis mengenai berbagai masalah politik, seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dan diplomasi, dunia Islam, serta isu-isu strategis lainnya bagi Indonesia.
Dalam jurnal ini, terdapat beberapa artikel yang membahas topik-topik terkait dengan pemilu serentak tahun 2019 di Indonesia. Salah satu artikel berjudul "Penguatan Sistem Presidensial dalam Pemilu Serentak 2019" membahas dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu tersebut. Artikel ini juga mengkritisi kelemahan sistem presidensial yang diterapkan, seperti masih adanya presidential threshold dan lemahnya pelembagaan partai politik.
Selain itu, jurnal ini juga membahas upaya mobilisasi perempuan dalam pemilu melalui narasi simbolik seperti "Emak-Emak dan Ibu Bangsa". Artikel ini membahas bagaimana label-label tersebut digunakan untuk memobilisasi suara perempuan dan menggambarkan peran perempuan dalam konteks politik pemilu.
Jurnal Penelitian Politik juga mencakup artikel-artikel lain yang membahas topik-topik seperti netralitas Polri menjelang pemilu, populisme di Indonesia, demokrasi dan pemilu presiden, serta aspek historis dan politik dalam sastra lisan pesantren.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan kontribusi dalam pemahaman dan analisis terhadap isu-isu politik yang relevan di Indonesia. Artikel-artikel dalam jurnal ini didasarkan pada penelitian dan kajian yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap fenomena sosial-politik dalam konteks lokal, nasional, regional, maupun internasional.
NPM: 2311011039
Kelas: Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas dinamika pemilu 2019 yang dimana Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman. demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulası pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
angel lola agustina
2351011010
mnj genap
Analisis terhadap Jurnal Penelitian Politik menunjukkan bahwa masih terdapat tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu 2019. Meskipun ada upaya untuk mengupgrade demokrasi, namun masih terdapat masalah dalam pendalaman demokrasi dan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Selain itu, terdapat kritik terhadap kurangnya pembahasan mengenai sumber daya manusia yang memengaruhi performa lembaga-lembaga demokrasi. Diperlukan langkah-langkah konkret, seperti pemisahan politik dari karir administrasi, untuk menciptakan sistem yang lebih sehat. Penelitian juga menyoroti isu-isu kontroversial yang muncul menjelang pemilu, seperti kasus hoaks, hate speech, dan dugaan kecurangan. Hal ini menunjukkan pentingnya penegakan hukum dan penanganan masalah-masalah tersebut untuk menjaga integritas pemilu dan demokrasi.
Selain itu, penelitian juga menyoroti peran aktor politik, seperti artis yang mencalonkan diri dalam pemilu, dan dampaknya terhadap dinamika politik di Indonesia. Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam sistem politik Indonesia dan perlunya evaluasi terhadap partisipasi aktor non-tradisional dalam politik.Dengan demikian, analisis terhadap Jurnal Penelitian Politik menunjukkan bahwa pemilu 2019 di Indonesia tidak hanya merupakan proses politik biasa, tetapi juga mencerminkan berbagai tantangan dan dinamika yang perlu ditangani secara serius untuk memperkuat demokrasi dan sistem politik di Indonesia.
npm : 2311011059
kelas : manajemen ganjil
analisis jurnal :
di dalam Jurnal Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019 ini membahas tentang pilpres di indonesia dan mengatakan bahwa demokrasi yang berlangsung di daerah daerah merupakan landasan utama bagi perkembangan demokrasi di tingkat nasional. pelaksanaan pilpres merupakan tidak lanjut perwujudan prinsip demokrasi yang meliputi jaminan kebebasan individu dan persamaan khususnya dalam hak politik.
demokrasi di indonesia masih cenderung mengalami naik dan turun secara tidak teratur karena beberapa peran penting seperti pemilu, masyarakat, dan media massa masih belum efektif dan maksimal.
tantangan pendalaman demokrasi semakin besar karena kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum di indonesia masih kurang memadai.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2311011102
S1 mnj genap
Dari jurnal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa banyak generasi muda dan perempuan yang semakin meningkatkan minatnya terhadap politik menjelang pemilu serentak 2019 di Indonesia.
Hal ini dipengaruhi oleh kampanye politik, penggunaan media sosial, dan pengaruh kelompok dan keluarga. Meskipun kami menyadari pentingnya memahami dinamika politik demokrasi di Indonesia, kami juga menyadari adanya tantangan seperti fragmentasi politik, manipulasi informasi, dan ketidakjelasan dalam proses pemilu. Jurnal ini mengemukakan bahwa pemahaman yang tepat tentang dinamika politik adalah kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat institusi demokrasi. Hal ini memberikan wawasan berharga bagi para praktisi politik dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan strategi pemilu yang lebih baik dan meningkatkan kejelasan dalam proses pemilu.
NPM : 2311011016
Jurnal ini terafiliasi dengan Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI). Tujuannya adalah sebagai wadah pertukaran ide dan pemikiran mengenai isu-isu strategis terkait politik nasional, lokal, dan internasional.
Jurnal ini meliput berbagai tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik dan diplomasi luar negeri, dunia Islam, dan isu-isu lain yang memiliki arti strategis bagi Indonesia sebagai sebuah bangsa.
P2Politik-LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah dihadapkan pada tuntutan dan tantangan baru, baik akademis maupun praktis, terkait isu-isu seperti otonomi daerah, demokrasi, hak asasi manusia, dan posisi Indonesia dalam dinamika regional dan internasional. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan kajian-kajian berkualitas yang mampu bersaing dan menjadi referensi keilmuan di tingkat nasional dan internasional.
Npm : 2311011030
Kelas : manajemen genap
dapat di simpulkan bahwa jurnal tersebut membahas mengenai dinamika pemilu serentak 2019 di Indonesia, termasuk dukungan ulama terhadap pasangan calon presiden, kinerja partai politik, politisasi birokrasi, pembelahan sosial, politisasi identitas, kondisi demokrasi dalam 21 tahun terakhir, politisasi agama, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik di Indonesia. jurnal ini juga membahas dampak pemilihan presiden terhadap pendalaman demokrasi di Indonesia. Laporan ini menekankan tantangan dalam mengkonsolidasikan demokrasi, pentingnya pemilihan kepala daerah secara langsung, dan pentingnya konsolidasi demokrasi di tingkat nasional. jurnal ini juga menyoroti kompleksitas demokrasi dalam masyarakat majemuk dan isu-isu terkait politisasi birokrasi. Tantangan dalam menetralisir birokrasi pada pemilu dan perlunya reformasi birokrasi juga dibahas. jurnal ini diakhiri dengan menekankan sifat konsolidasi demokrasi yang berfluktuasi dan tantangan yang ditimbulkan oleh kondisi sosial, ekonomi, dan hukum.
NPM : 2311011020
Kelas : S1 Manajemen Genap
Analisis Jurnal Penelitian Politik dengan Judul “Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019”
Jurnal tersebut membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden tahun 2019. Pilar-pilar penting dalam melaksanakan pemilihan umum seperti partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi efektif dan belum maksimal untuk mendukung konsolidasi demokrasi di Indonesia. Padahal pada hakikatnya, Pemilu itu sendiri diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintah dengan memberikan beberapa persyaratan seperti kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas untuk dapat menciptakan pemerintahan yang mampu mencapai tujuannya. Untuk mencapai dan menciptakan hal tersebut maka diperlukan komitmen dari semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada Karena jika tidak dengan begitu maka proses demokrasi akan terhambat ketika para pemangku kepentingan terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi, belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan peran pentingnya dengan penuh tanggung jawab, dan belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat. Dengan demikian, agar Indonesia mampu melaksanakan pemulu yang aman dan damai maka dalam melaksanakan proses pendalaman demokrasi diperlukan peran penting dari pemangku kepentingan terkait pemilu dan juga elemen-elemen kekuatan lainnya seperti masyarakat sipil untuk tetap kritis dalam mengawal pemilu dan hasilnya serta media massa menjadi pemasok berita yang objektif dan melakukan kontrol sosial yang berpihak pada rakyat. Selain itu institusi penegak hukum perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap jalannya pemilu karena tingkat kepercayaan rakyat merupakan suatu hal yang penting untuk membangun pemilu yang damai.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2351011002
Berdasarkan jurnal "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" karya R. Siti Zukro, terdapat beberapa poin penting yang dapat dianalisis dan disimpulkan terkait dinamika demokrasi dan penyelenggaraan Pemilu Presiden 2019 di Indonesia:
1. Konteks Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019:
Indonesia telah melaksanakan 4 kali pemilu sejak era Reformasi.
Pemilu Presiden 2019 menandai kali kedua Jokowi dan Prabowo bertanding untuk kursi presiden.
Pemilu 2019 diwarnai dengan polarisasi politik yang tinggi antara pendukung kedua kandidat.
2. Demokrasi dan Tantangannya:
Demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Membangun demokrasi membutuhkan proses panjang dan tahapan penting, termasuk konsolidasi demokrasi.
Tantangan dalam konsolidasi demokrasi adalah memastikan partisipasi masyarakat dan mengatasi kelemahan praktik demokrasi substantif.
3. Pemilu Presiden sebagai Instrumen Demokrasi:
Pemilu Presiden dilihat sebagai sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis.
Pemilu Presiden merupakan instrumen untuk memperdalam demokrasi di tingkat nasional.
Pemilu berkualitas diharapkan dapat menghasilkan pemerintahan yang efektif dan akuntabel.
4. Tantangan Demokrasi dalam Pemilu 2019:
Tantangan demokrasi dalam Pemilu 2019 termasuk kecenderungan kompromi kepentingan antara elite penguasa dan elite masyarakat.
Penting untuk mengedepankan tujuan utama pilpres sebagai sarana untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan kebebasan politik masyarakat.
5. Hoaks dan Politisasi Agama:
Penggunaan hoaks dan politisasi agama dalam kampanye pemilu 2019 menjadi isu yang mengkhawatirkan.
Hal ini dapat merusak nilai-nilai budaya positif dan memperkeruh ketegangan sosial.
6. Evaluasi Kualitas Pemilu 2019:
Meskipun kompleks, Pemilu 2019 tetap dilaksanakan dengan aman dan damai.
Namun, tingkat kerumitan dan hasil yang dipersoalkan menunjukkan perlunya pembenahan untuk mencapai pemilu berkualitas.
Pemilu berkualitas memerlukan partai politik dan koalisi yang berkualitas.
7. Kekhawatiran Demokrasi Substantif:
Terdapat kekhawatiran bahwa Indonesia belum menunjukkan diri sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
Hal ini menyoroti pentingnya untuk lebih mengedepankan nilai-nilai demokrasi dalam proses pilpres.
Mengatasi berbagai tantangan yang muncul menjadi kunci untuk memperkuat demokrasi substansial di Indonesia.
Kesimpulan:
Pemilu Presiden 2019 menunjukkan kemajuan dalam demokrasi Indonesia, namun masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi. Memperkuat nilai-nilai demokrasi, menegakkan kedaulatan rakyat, dan mencegah politisasi agama menjadi kunci untuk mencapai demokrasi substantif yang lebih baik di masa depan.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Nama: Uliya Armina Maulidani
NPM: 2351011013
Kelas: Manajemen Ganjil
Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019
Jurnal tersebut membahas tentang dinamika pemilu yang terjadi di Indonesia pada tahun 2019. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Untuk memenuhi hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pemilu, bukan saja secara prosedural, melainkan juga secara substansial. Dengan kata lain, pilpres dan pileg 2019 perlu disikapi dengan cara-cara yang rasional, dewasa, profesional, adil, jujur, bijak dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pemilu serentak cenderung jauh lebih kompleks dan rumit, baik bagi penyelenggara pemilu, parpol, maupun rakyat. Ini juga merupakan pemilu yang paling gamang.
Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk sukses kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi.
Penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pusat dan daerah) dan institusi penegak hukum perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres. Hal tersebut perlu dilakukan karena sukses tidaknya pemilu, dan konflik tidaknya pilpres sangat bergantung pada tinggi-rendahnya tingkat kepercayaan rakyat.
NPM : 2311011076
Kelas : Manajemen Genap
Analisis Jurnal
Jurnal Penelitian Politik
Jurnal dengan judul "Dinamika Sosial Politik menjelang pemilu serentak 2019" berisikan tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum juga kurang memadai. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan demokrasi, tapi juga stabilitas nasional. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Nama: Florence Irene Desvita Tampubolon
NPM: 2311011071
Kelas: Manajemen Ganjil
Analisis Jurnal "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019"
Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk menyukseskan kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga menyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada.
Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga
merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang meliputi jaminan
atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan
persamaan, khususnya dalam hak politik.
Dalam konteks ini, pilpres langsung dapat
dikategorikan sebagai proses demokrasi formal
yang merupakan tindak lanjut jaminan terhadap
hak-hak politik tersebut. Sebagai pilar utama demokrasi, pemilu
merupakan sarana dan momentum terbaik bagi
rakyat, khususnya, untuk menyalurkan aspirasi
politiknya, memilih wakil-wakil terbaiknya di
lembaga legislatif dan presiden/wakil presidennya
secara damai.
Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum juga kurang memadai. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan demokrasi, tapi juga stabilitas nasional. Apalagi ketika pemilu berlangsung di tengah keterbelahan sosial, menyeruaknya berita-berita sensasional di medsos, ujaran kebencian dan maraknya berita-berita hoax membuat hasil pemilu rentan dengan sengketa dan konflik.
Beberapa masalah yang muncul selama
tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan
solusi yang konkrit dan memadai. Beberapa
masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya
perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan semua stakeholders terkait pemilu yang belum
mampu mengefektifkan dan memaksimalkan
peran pentingnya dengan penuh tanggungjawab,
tata kelola pemilu yang belum mampu
mengakomodasi keragaman masyarakat, dan
kentalnya politisasi birokrasi menjadi pekerjaan
rumah yang harus segera dibenahi Indonesia.
Pemilu
yang berkualitas memerlukan parpol dan
koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting
karena pemilu tidak hanya merupakan sarana
suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil
dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi
ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
Tantangan yang cukup besar dalam menjalani
pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi
demokrasi yang berkualitas sulit terbangun.
NPM : 2311011128
Kelas : Manajemen Genap
Tugas Analisis Jurnal
"Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"
Jurnal tersebut membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden 2019 di Indonesia. Sebagai mahasiswa, saya memahami bahwa pemilu merupakan pilar penting dalam demokrasi untuk memilih pemimpin secara damai. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak permasalahan seperti politisasi identitas dan agama, kegagalan partai politik dalam kaderisasi, rendahnya kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu, dan politisasi birokrasi. Hal-hal tersebut menghambat proses pendalaman demokrasi dan konsolidasi demokrasi di Indonesia. Jurnal ini mengingatkan bahwa untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas, diperlukan peran aktif dari seluruh stakeholder terkait pemilu, seperti partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, lembaga penegak hukum, civil society, media massa, dan masyarakat untuk saling bersinergi secara profesional, independen, dan bertanggung jawab dalam menjaga nilai-nilai demokrasi.
NPM : 2351011023
Kelas : S1 Manajemen Ganjil
Menganalisis Jurnal :
Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak di tahun 2019 ini membahas tentang pemilihan presiden di Indonesia dan mengatakan bahwa demokrasi yang berlangsung di semua daerah merupakan landasan utama bagi perkembangan demokrasi di tingkat nasional. Terdapat tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu 2019. Masih ada upaya untuk mengupgrade demokrasi, namun terdapat masalah dalam pendalaman demokrasi dan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar karena kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum di indonesia masih kurang memadai.
Selain itu, terdapat kritik terhadap kurangnya pembahasan mengenai sumber daya manusia yang memengaruhi performa lembaga-lembaga demokrasi. Pelaksanaan pilpres merupakan tidak lanjut perwujudan prinsip demokrasi yang meliputi jaminan kebebasan individu dan persamaan khususnya dalam hak politik.
Demokrasi di Indonesia masih cenderung mengalami naik dan turun secara tidak teratur karena beberapa peran penting seperti pemilu, masyarakat, dan media massa masih belum efektif dan juga maksimal.
NPM: 2311011005
Kelas: Manajemen Ganjil
Jadi pada analisis jurnal ini, pemilu Serentak 2019 adalah pemilu kelima yang dilakukan pada era transisi demokrasi, sekaligus pengalaman pertama bagi bangsa Indonesia melaksanakan pemilu legislatif bersamaan dengan pemilu presiden-wakil presiden. Keberhasilan pelaksanan pemilu tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kesiapan kondisi pemangku kepentingan di segala bidang, khususnya bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Namun, masih banyak persoalan yang muncul dan berpotensi mengancam pelaksanaan pemilu demokratis. Oleh karena itu, pemetaan kondisi lintas bidang menjelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 perlu dilakukan untuk menghasilkan gambaran utuh terkait dengan peta kondisi stakeholders. Kondisi politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang relatif baik dan stabil mendukung pelaksanaan pemilu yang demokratis. Bertolak dari kondisi tersebut di atas, bunga rampai ini mengkaji dinamika sosial dan politik yang terjadi menjelang Pemilu Serentak 2019. Data dikumpulkan dari hasil penelitian kualitatif di sembilan kota dan tujuh provinsi. Bunga rampai ini juga memuat hasil analisis yang komprehensif terkait pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Analisis tersebut diperlukan untuk menjadi landasan dalam proses pengambilan kebijakan, termasuk dalam kaitannya untuk meminimalisasi potensi ancaman pemilu menuju terwujudnya demokrasi yang terkonsolidasi.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm: 2351011033
Kelas: manajamen ganjil
Jurnal ini membahas mengenai penerapan sistem presidensial yang dapat dikatakan ada kelemahan karena diterapkannya sistem multipartai. Disamping itu, tulisan ini mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilu 2019 membawa harapan terjadinya coattail effect, sehingga terjadi peningkatan dukungan politik di legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih nantinya. Hal ini menunjukkan terjadinya penguatan terhadap sistem presidensial karena dukungan memadai di legislatif.
Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011042
Kelas : Manajemen Genap
jawaban analisis jurnal
[Konsolidasi demokrasi di Indonesia belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya belum berfungsi efektif. Pemilu menjadi hal penting dalam demokrasi karena memerlukan unsur kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Tetapi tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum kurang memadai. Pemilu juga rentan dengan sengketa dan konflik, terutama ketika berlangsung di tengah keterbelahan sosial dan maraknya berita-berita hoax. Solusi untuk masalah tersebut melibatkan pengefektifan peran pemangku kepentingan dan tata kelola pemilu yang lebih baik
Kepercayaan publik terhadap netralitas birokrasi, penyelenggara pemilu, dan institusi penegak hukum minim, padahal trust building penting dalam konsolidasi demokrasi. Saling percaya antara penyelenggara pemilu, parpol, dan masyarakat adalah syarat untuk demokrasi berkualitas dan stabilitas politik serta keamanan masyarakat. Konflik dalam pemilu bisa diredam jika peserta pemilu, penyelenggara, pemerintah, dan institusi penegak hukum profesional, independen, tidak partisan, dan komitmen. Proses konsolidasi demokrasi memerlukan peran stakeholders seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos, dan lembaga survey. Kepercayaan publik terhadap hasil pemilu perlu diperbaiki dengan kerjasama partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan institusi penegak hukum. Kesuksesan pemilu bergantung pada tingkat kepercayaan rakyat. Semakin substansial demokrasi melalui pemilu, semakin besar kemungkinan munculnya public trust dan pemilu yang damai. Indonesia berhasil melaksanakan pemilu 2019 yang aman dan damai. Pemilu berkualitas memerlukan parpol dan koalisi berkualitas, karena penting bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI. Menghadapi tantangan besar dalam pemilu serentak 2019, konsolidasi demokrasi berkualitas sulit terbangun. Indonesia masih perlu meningkatkan demokrasi substantif sebagai negara demokrasi terbesar keempat di dunia.
NPM : 2311011031
Kelas : S1 Manajemen Ganjil
Analisis dari Jurnal Demokrasi, Vol. 16, No. 1 (Juni 2019) membahas tentang Pemilu Serentak 2019 dengan fokus pada politik populisme, kontestasi politik, dan demokrasi di Indonesia. Dinamika politik dan demokrasi di Indonesia pada tahun 2019 mencerminkan berbagai aspek yang kompleks. Pemilu Serentak 2019 menjadi sorotan utama, di mana terjadi kontestasi politik yang intens, terutama dalam pemilihan presiden dan anggota legislatif. Proses pemilu ini juga menunjukkan adanya tantangan dalam memperkuat demokrasi, seperti politisasi birokrasi dan minimnya kepercayaan publik terhadap netralitas lembaga terkait. Selain itu, terdapat kritik terhadap kelemahan dalam konsolidasi demokrasi dan nilai-nilai toleransi dalam pemilu, yang dapat berdampak negatif seperti terjadinya kekerasan dan kerusuhan. Meskipun partisipasi politik semakin meluas dan hak-hak politik dijamin, masih terdapat tantangan dalam memastikan bahwa pemilu benar-benar mampu mewakili kedaulatan rakyat. Jurnal tersebut juga menyoroti peran penting tradisi lisan pesantren dalam politik, seperti Shalawat Badar, yang menjadi bagian dari dinamika politik Indonesia pada tahun tersebut.
Dari jurnal tersebut, kita dapat belajar tentang pentingnya memahami strategi politik populis yang diterapkan oleh elit politik dalam konteks pemilu. Selain itu, kita juga dapat memahami tantangan yang dihadapi dalam memperkuat demokrasi, seperti politisasi birokrasi dan kekurangan kepercayaan publik terhadap lembaga terkait. Kritik terhadap kelemahan dalam konsolidasi demokrasi dan nilai-nilai toleransi dalam pemilu juga memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga proses politik yang inklusif dan damai. Selain itu, peran tradisi lisan pesantren, seperti Shalawat Badar, juga menunjukkan bahwa budaya lokal dapat memengaruhi dinamika politik secara signifikan. Dengan memahami berbagai aspek ini, kita dapat lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan politik dan demokrasi di Indonesia.
Nama: Rahma Aulia Putri
NPM: 2311011080
Kelas: Manajemen Genap
Jurnal Penelitian Politik dengan judul ‘Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019’ tersebut membahas mengenai konsolidasi demokrasi yang cenderung fluktuatif dan belum berjalan dengan benar karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan maksimal. Pemilu yang merupakan pilar penting untuk memilih pemimpin dinilai belum berjalan dengan efektif dan efisien di Indonesia. Baik itu individu, partai politik, ataupun masyarakat pendukung masih banyak yang menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi. Ditambah dengan adanya tantangan dari segi sosial, ekonomi, politik dan hukum yang kurang memadai. Tidak hanya itu, selama pemilu banyak beredar berita-berita sensasional di medsos, ujaran kebencian dan maraknya berita-berita hoax membuat hasil pemilu rentan dengan sengketa dan konflik. Beberapa dari masalah saat pilpres tidak mendapatkan solusi yang tepat. Masalah seperti politik identitas, permaslahan internal parpol dan banyak lagi. Maka dari itu, banyak masyarakat yang tidak terlalu percaya dengan birokrasi, penyelenggara pemilu, dan institusi penegak hukum karena banyak dari orang-orang tersebut yang malah melakukan hal-hal yang melunturkan demokrasi. Proses pendalaman domokrasi memerlukan semua peran baik pihak parpol, pemerintah, dan terlebih masyarakat. Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan demokrokrasi, walupun banyak kerumitan dan hasil yang dipersoalkan. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011106
Kelas : Manajemen genap
hasil analisis jurnal
Jurnal tersebut membahas hal-hal yang terjadi dalam kontes pemilu 2019,mulai dari yang positif dan negatif.Menurut saya berdasarkan jurnal tersebut setiap akan dilaksanakannya pemilu terutama pemilihan presiden,rakyat Indonesia mudah sekali diadu domba sehingga muncul masalah-masalah seperti yang ditulis dalam jurnal.Sudah seharusnya pada calon presiden tidak lagi menggunakan cara yang dapat memperbelah masyarakat untuk mendulang suara.Fenomena yang tertulis dalam jurnal tersebut juga sangat kompleks yang menandakan pemilu presiden sangat mempengaruhi keberlanjutan sistem demokrasi di Indonesia.
Dan jurnal itu, bisa disimpulkan bahwa menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia, banyak pemuda dan wanita yang semakin tertarik pada politik. Hal ini dipengaruhi oleh kampanye politik, penggunaan media sosial, dan pengaruh dari kelompok atau keluarga. Kita menyadari pentingnya memahami dinamika politik dalam demokrasi di Indonesia, tapi juga menyadari tantangan seperti perpecahan politik, manipulasi informasi, dan kurangnya kejelasan dalam proses pemilihan. Jurnal ini menyarankan bahwa memahami dengan baik dinamika politik adalah kunci untuk mendorong partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi. Ini bisa memberikan pandangan yang berharga bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan untuk membuat strategi kampanye yang lebih baik dan meningkatkan kejelasan dalam proses pemilihan.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM:2351011039
Dalam analisis jurnal tentang Pemilu serentak 2019 di Indonesia merupakan peristiwa politik yang sangat penting dan menarik untuk dikaji. Pemilu ini tidak hanya melibatkan pemilihan presiden dan wakil presiden, tetapi juga pemilihan anggota legislatif di tingkat pusat dan daerah. Dinamika sosial politik menjelang pemilu ini menjadi sangat kompleks, dengan berbagai isu dan konflik yang muncul di masyarakat.
Point yang mencakup dalam jurnal:
- Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu 2019:
- Polarisasi politik antara kubu pendukung calon presiden yang berbeda
- Meningkatnya isu-isu identitas dan sentimen agama dalam kampanye
- Munculnya hoaks dan informasi palsu yang menyebar di media sosial
- Konflik antara pendukung partai politik dan calon legislatif
- Peningkatan mobilisasi massa dan demonstrasi di berbagai daerah
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Sosial Politik:
- Persaingan politik yang semakin tajam antara kubu calon presiden
- Peran media sosial dalam mempercepat penyebaran informasi dan isu
- Ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap kinerja pemerintah
- Adanya kepentingan politik dan ekonomi dari berbagai aktor
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang proses demokrasi
- Dampak Dinamika Sosial Politik Terhadap Proses Demokrasi:
- Meningkatnya polarisasi dan potensi konflik di masyarakat
- Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi
- Ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan pers
- Kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan stabilitas nasional
- Risiko terjadinya pemilu yang tidak berjalan dengan baik dan adil
Npm: 2311011058
kelas: Manajemen genap
dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa pelaksanaan pemilu terjadi secara tidak stabil sehingga dari ketidakstabilan tersebut menghasilkan masalah masalah yang tidak dapat terhindarkan. salah satunya adalah minimnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemilu. hal ini disebabkan karena rumitnya penghitungan suara yang ada dan banyaknya isu isu yang membuat masyarakat terpancing. seperti yang dikatakan bahwa walau Indonesia sebagai negara demokrasi nomor 4 di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara demokrasi yang substantif.
Npm : 2311011096
Kelas : Manajemen 23
Jurnal ini membahas tentang pemilu dan politik di Indonesia , termasuk dukungan ulama terhadap calon presiden, dukungan kiai terhadap calon presiden lainnya, peran partai politik dalam pemilu, dan tantangan dalam konsolidasi demokrasi. Jurnal juga membahas tentang fragmentasi partai politik, politisasi identitas, dan peran media dalam mengawasi pemerintahan. Selain itu, jurnal juga membahas tentang pentingnya reformasi birokrasi untuk mewujudkan demokrasi yang substansial.
Selanjutnya, jurnal ini membahas tentang kondisi demokrasi di Indonesia selama 21 tahun terakhir , yang masih lebih didominasi oleh prosedural daripada substantif. Juga membahas dinamika politik menjelang pemilu 2019, termasuk tuduhan penipuan dan politisasi agama. Isu politisasi identitas dan agama juga dibahas, termasuk dalam konteks pemilu serentak 2019. Terdapat tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden 2019 di Indonesia . Meskipun pemilu merupakan instrumen penting dalam pendalaman demokrasi, masih banyak persoalan yang perlu diatasi, seperti polarisasi politik dan kepercayaan masyarakat yang rendah. Penting untuk terus memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses politik dan pemerintahan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan sah.
Proses pendalaman demokrasi memerlukan peran penting dari pemangku kepentingan terkait pemilu dan elemen-elemen kekuatan lainnya seperti masyarakat sipil, media massa, dan lembaga survei . Konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit dibangunkan karena Indonesia belum mampu menyelenggarakan demokrasi secara substantif. Pemilu 2019 menjadi pelajaran berharga dan pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan diselenggarakan parpol yang berkualitas. Seluruh pemangku kepentingan terkait pemilu perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres.
Politisasi birokrasi dalam pemilu menjadi masalah serius di Indonesia , dengan banyaknya pejabat birokrasi yang terlibat dalam mendukung paslon tertentu. Reformasi birokrasi dan demokrasi menjadi isu sentral dalam membangun iklim demokrasi yang lebih sehat. Netralitas birokrasi sulit tercapai karena banyaknya penetrasi politik ke dalam birokrasi. Pentingnya pemisahan politik dari karir administrasi dalam pemerintahan untuk membangun demokrasi yang lebih baik. Konflik dan pertikaian dalam pemilu dapat diatasi dengan profesionalitas, independensi, dan komitmen tinggi dari semua pihak terkait.
Nama: Nabela Agista Josi
NPM: 2311011125
Kelas: Manajemen Ganjil
Pemilu serentak 2019 merupakan peristiwa bersejarah di Indonesia. Selain memilih Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu 2019 juga melibatkan pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Ini adalah pemilu pertama yang menggabungkan pileg dan pilpres dalam satu waktu. Pelaksanaan pilpres sebenarnya merupakan tindak lanjut dari prinsip-prinsip demokrasi, termasuk kebebasan individu dan persamaan hak politik. Pilpres berperan sebagai instrumen untuk memperdalam demokrasi dan menciptakan pemerintahan yang efektif setelah pemilu. Pendalaman demokrasi dapat berasal dari negara maupun masyarakat. Dari perspektif negara, ini melibatkan pengembangan mekanisme kepercayaan antara aktor politik seperti masyarakat sipil, partai politik, dan birokrasi. Dari sisi masyarakat, pendalaman demokrasi terkait dengan peran serta masyarakat dalam aktivitas politik di tingkat lokal.
Namun, selama 21 tahun (1998-2019), demokrasi Indonesia masih lebih bersifat prosedural daripada substantif. Meskipun ada prestasi, kepastian sosial politik semakin jauh karena kerusuhan, penistaan agama, isu intoleransi, dan berita-berita palsu yang terus muncul. Pemilu serentak 2019 juga terpengaruh oleh politisasi identitas dan agama. Pembelahan sosial yang tajam terjadi, terutama terkait julukan "cebong" dan "kampret" yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa.
Salah satu isu krusial dalam pilpres 2019 adalah politisasi birokrasi. Bagaimana menjaga agar birokrasi tetap profesional, independen, dan netral secara politik selama pemilu merupakan tantangan yang harus diatasi. Birokrasi rentan dimanfaatkan sebagai alat kepentingan politik, dan keberpihakan pada satu kekuatan politik tertentu dapat menimbulkan kerawanan.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011067
DEMOKRASI SEBAGAI WUJUD NILAI-NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA
DALAM PEMILIHAN UMUM DAERAH DI INDONESIA
Permasalahan yang dikaji dalam jurnal ini berkaitan dengan Demokrasi Sebagai Wujud Nilai-Nilai Sila Keempat Pancasila dalam Pemilihan Umum di Indonesia. Keberadaan Demokrasi Sebagai Wujud Nilai-Nilai Sila Keempat Pancasila dalam Pemilihan Umum sangat penting bagi bangsa Indonesia sebagai Negara hukum. Oleh karena itu, sebagai negara hukum yang memegang teguh prinsip negara hukum, maka seharusnya juga memegang teguh prinsip demokrasi. Setiap negara memiliki ideologi masing-masing, termasuk Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila sebagai ideologi juga berfungsi sebagai alat politik yang menentukan kebijakan politik di Indonesia, seperti pemilihan umum yang tertuang pada sila ke empat. Pancasila mengandung nilai nilai yang menjadi dasar penyelenggaraan. Nilai nilai dalam sila ke empat Pancasila merupakan bentuk dari demokrasi. Salah satu bentuk demokrasi di Indonesia adalah pemilihan umum kepala daerah di Indonesia, namun masalah yang terjadi dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia adalah kampanye. Kampanye merupakan jembatan masyarakat untuk membuat kontrak politik dengan calon kepala daerah sebelum menjadi kepala daerah. Namun dalam praktik kampanye yang tidak sesuai dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menimbulkan problem dimasa mendatang dan yang paling berbahaya yaitu merusak demokrasi. Partai politik masyarakat dapat menyalurkan proses demokrasi seperti apa yang diamanatkan dalam Pancasila dan Peraturan perundang-undangan yang ada. Namun dalam pelaksanaannya banyak partai politik yang tidak mencermikan dari nilai demokrasi sila keempat Pancasila tersebut. Pemilihan kepada daerah secara langsung tidak mencerimkan sifat Pancasila sila keempat. Beragam konflik, dan muncul berbagai intepretasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Menginjak tahun politik berbagai macam hoax muncul untuk menjatuhkan pihak lawan baik secara ragawi dan badawi, hal ini memicu disitegrasi bangsa. Sementara itu pengaturan mengenai pemilihan kepala daerah yang terdapat dalam Undang-Undang kurang jelas dan multi tafsir. Oleh karena itu perlu dilakukan kepastian dalam meneggakkan peraturan pemilihan umum yang sekiranya menimbulkan kekacauan dan disintegrasi bangsa.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2311011021
Analisis Jurnal
Demokrasi merupakan landasan utama bagi berkembangnya demokrasi di tingkat nasional. Proses demokrasi setelah tiga kali melaksanakan pemilu presiden langsung, menunjukkan suatu arah yang tidak mudah, khususnya membangun kualitas pilpres dan pendalaman demokrasi. Pelaksanaan pilpres sebagai tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang membebaskan individu dan persamaan, terkhusus hak politik. Pilpres langsung menjadikan langka yang awal bagi penguatan peran masyarakat. Peran tersebut harus berkesinambungan terjadinya pergantian pemerintahan. Sehingga peran Madura akan senantiasa mewarnai Implementasi program pemerintah dan pemerintah tentunya mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat.
Dinamika politik pada saat pemilu 2019 cenderung memanas, terutama terkait adanya tuduhan kecurangan. Kompetensi dalam pilpres melalui kampanye diwarnai kegaduhan yang terjadi di media massa atau online. Persoalan hoaks dan ujaran kebencian, isu politisasi agama dalam pilpres 2019 sangat menonjol dalam masa kampanye. Demokrasi memiliki tantangan yang semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik kurang memadai. Kondisi tersebut akan memengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi. Pemilu 2019 sangat kompleks, dengan tingkat kerumitan yang tinggi dan hasilnya dijadikan pelajaran sangat berharga. Pemilu memerlukan parpol yang berkualitas karena pemilu tidak hanya merupakan sarana kepimpinan yang aspiratif, adil, dan damai tapi sebagai ketahanan sosial rakyat dan NKRI.
NPM: 2311011040
Kelas: Manajemen GENAP
Tujuan dari jurnal tersebut adalah melihat Demokrasi Indonesia melalui fenomena pilpres 2019. Jika dilihat dari tabel yang ada pada jurnal, dapat dikatakan bahwa demokrasi Indonesia yang telah berjalan selama 21 tahun ini masih diwarnai prosedural ketimbang substantif, Masalahnya kepastian sosial politik (social political certainty) terasa menjauh seiring dengan hadirnya keriuhan, kegaduhan, penistaan agama, isu intoleransi, masalah kebhinekaan yang menimbulkan konflik/ sengketa dan silang pendapat serta berita-berita hoax yang muncul tanpa henti. Pengalaman dari pemilu ke pemilu menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi relatif sama, yaitu perilaku distortif, melanggar hukum dan menghalalkan semua cara (melakukan vote buying). Masalah-masalah yang muncul pada saat pemilu, yaitu seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan semua stakeholders terkait pemilu yang belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan peran pentingnya dengan penuh tanggungjawab, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan kentalnya politisasi birokrasi harus dicari solusinya supaya tidak terulang dan dapat ditanggulangi.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011075
S1 Manajemen Ganjil
Penyelenggaraan pemilu presiden pada hakikatnya merupakan tindak lanjut dari penerapan prinsip demokrasi, termasuk prinsip kebebasan individu dan kesetaraan, dan khususnya jaminan hak politik.
Dalam konteks ini, pemilihan presiden secara langsung dapat digolongkan sebagai proses demokrasi formal yang tunduk pada jaminan hak-hak politik.
Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pemilu presiden tidak hanya sebagai pesta demokrasi tetapi juga sebagai alat dalam proses pendalaman demokrasi di tingkat nasional.
Hal ini penting karena pemilu tidak hanya menjadi sarana untuk mencapai suksesi kepemimpinan yang adil dan damai, namun juga bagian dari ketahanan sosial masyarakat dan kelangsungan hidup NKRI.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NAMA : Alifia rachma aulia
Npm: 2351011017
Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak di tahun 2019 ini membahas tentang pemilihan presiden di Indonesia dan mengatakan bahwa demokrasi yang berlangsung di semua daerah merupakan landasan utama bagi perkembangan demokrasi di tingkat nasional. Terdapat tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu 2019. Masih ada upaya untuk mengupgrade demokrasi, namun terdapat masalah dalam pendalaman demokrasi dan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar karena kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum di indonesia masih kurang memadai.
masih terdapat tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu 2019. Meskipun ada upaya untuk mengupgrade demokrasi, namun masih terdapat masalah dalam pendalaman demokrasi dan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Selain itu, terdapat kritik terhadap kurangnya pembahasan mengenai sumber daya manusia yang memengaruhi performa lembaga-lembaga demokrasi.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2311011120
Kelas: Genap
Deepening democracy dan tantangannya
Untuk mewujudkan makna demokrasi yaitu "pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat" maka harus dilakukan konsolidasi demokrasi. Konsolidasi demokrasi akan terwujud jika aktor-aktor
politik, ekonomi, negara, masyarakat sipil mampu mengedepankan tindakan
demokratis sebagai alternatif utama untuk meraih kekuasaan.
Salah satu penyelenggaraan demokrasi di Indonesia adalah melalui pemilu dan pilkada yang harus dilaksanakan secara transparan.
Pilpres 2019 dan Masalahnya
Pemilu 2019 menjadi ujian bagi kekuatan sistem presidensial, institusi partai politik, dan pembentukan koalisi yang terstruktur dan terukur. Untuk memenuhi tantangan ini, semua pihak harus berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pemilu, baik secara prosedural maupun substansial. Dalam hal ini, penting untuk menanggapi pilpres dan pileg 2019 dengan pendekatan yang rasional, matang, profesional, adil, jujur, bijaksana, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Politik Identitas: Berebut Suara Muslim
Sebagai negara yang diduduki oleh mayoritas penduduk beragama Muslim, sangatlah logis jika pasangan partai politik mencari perhatian penduduk Muslim. Hal ini terjadi pada 2019 di mana masing-masing pasangan calon presiden memiliki representasi Muslim yang mendukungnya meningkatkan suara rakyat. Contohnya Prabowo Subianto dengan Salim Segaf Al-Jufri dan Ustad Abdul Somad. Sedangkan Joko Widodo yang menggaet cawapresnya seorang Kiai Haji Ma'ruf Amin.
Pemilu dan Kegagalan Parpol
Pada pemilu tidak hanya perihal memilih pemimpin, tetapi juga menunjukkan kinerja partai politik yang mengusung paslon. Namun sayangnya, partai politik mencalonkan para artis sebagai vote getter, tidak benar-benar mencalonkan pasangan calon terbaik mereka. Di sinilah terjadinya kegagalan parpol yang tidak dapat memberikan yang terbaik, hanyalah yang terbanyak (vote). Selain itu, parpol gagal melaksanakan
peran dan fungsinya dan cenderung menggunakan
institusinya hanya untuk memperjuangkan
kekuasaan dan kepentingannya sendiri. Parpol sebagai peserta pemilu belum mampu
merespon dan memberi solusi konkrit.
Pemilu dalam Masyarakat Plural
Indonesia bermasyarakat majemuk yang memiliki berbagai agama, ras, suku, golongan, budaya, dan sebagainya yang dapat menimbulkan konflik. Namun, Indonesia juga negara demokrasi. Dari demokrasi ini pula dapat terjadi konflik. Seperti konteks pemilu 2019 di mana terjadinya perpecahan menjadi dua kubu yaitu "cebong" sebagai pendukung Jokowi dan "kampret" sebagai pendukung Prabowo. Hal ini mencerminkan bahwa tidak semua pihak menyadari perisai ketahanan
sosial bangsa di mana empat pilar kebangsaan Indonesia (yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika).
Meskipun begitu, pemilu merupakan upaya demokratis yang harapannya adalah rakyat dapat memiliki hak untuk memilih pemimpin eksekutif dan legislatif yang bertanggung jawab. Dan juga sebagai evaluasi, untuk tidak memilih caleg/capres yang sama lagi jika terjadi penyelewengan pada masa pemerintahan mereka. Pada intinya, demokrasi akan selalu menjadi agenda bangsa ini.
Pemilu dan Politisasi Birokrasi
Keberpihakan birokrasi pada saat pemilu tentu merupakan salah satu pelanggaran yang dapat menyebabkan perpecahan. Sebagai contoh pada kasus 2019 di mana adanya video viral yang
memperlihatkan dugaan dukungan camat se-
Makassar kepada paslon Joko Widodo-Ma’ruf
Amin. Hal ini mencerminkan ketidaknetralan penyelenggara pemerintahan.
Ketidaknetralan ini terjadi karena praktik lobi untuk mencari posisi/jabatan dan intervensi politik dalam penentuan jabatan dan politik anggaran. Pola ini seiras dengan politik balas budi. Birokrasi dapat digunakan untuk kepentingan publik, namun secara yang bersamaan juga untuk kepentingan golongan. Hal ini cenderung membuat birokrasi sebagai alat untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.
NPM : 2311011037
KELAS : Manajemen ganjil (A)
Demokrasi adalah sebuah sistem yang membutuhkan kontribusi dari semua aspek, sistem ini tidak bisa berdiri sendiri, maka sebab itu demokrasi akan terimplementasi dengan maksimal dengan melewati berbagai tahapan dan proses panjang, seperti proses konsolidasi demokrasi. Konsolidasi demokrasi bisa terwujud dengan kontribusi aktif yang dimana dapat mengedepankan tindakan demokratis sebagai alternatif utama untuk meraih kekuasaan, contohnya adalah politik, ekonomi, negara, dan masyarakat sipil. Jika kita flashback pada tahun 2019 dan mendengar kaitan demokrasi dan pemilu pada tahun tersebut tentunya banyak sekali mengalami masalah, yang dimana itu menunjukkan bahwa sistem demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia belum diimplementasikan dengan maksimal oleh segala elemen didalamnya. Pemilu 2019 bisa dikatakan sebagai pemilu dengan problematika tersendiri yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah perkembangan sosial media. Pada saat itu gencar sekali dengan adanya berita hoax, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dll yang sangat membuat gaduh kondisi pada saat itu. Banyak problematika pada pemilu serentak tahun 2019, dimulai dari banyaknya politik identitas yang mengatasnamakan agama sebagai magnet untuk merebut suara dari golongan tertentu, gagalnya partai politik dalam berbagai hal seperti kacaunya kaderisasi yang dimana banyak parpol mengusung nama artis sebagai calon legislatif, kegagalan dalam menjalankan fungsi dan kewajiban dari parpol itu sendiri yang dimana itu semua berdampak kepada rasa kepuasan terhadap parpol sangat menurun drastis. Selain masalah yang sudah dijelaskan tersebut sebenarnya masih banyak masalah yang masih terjadi pada pelaksanaan pemilu 2019, dan berdasarkan kasus tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa pemilu seharusnya menjadi wadah warga negara Indonesia untuk memilih calon pemegang kekuasaan selanjutnya. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak yang tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang dimana mengakibatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan menurun dan bisa saja mengakibatkan angka golput meningkat. Maka daripada itu, semua bagian dalam negara Indonesia harus berkontribusi dan kontribusinya sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dan sejalan dengan prinsip sistem demokrasi Pancasila yang dianut.
Npm : 2311011033
Kelas : Manajemen Ganjil
Artikel tersebut membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam konteks pemilu presiden 2019 di Indonesia. Meskipun pemilihan umum tersebut merupakan bagian dari proses demokratisasi, masih terdapat banyak masalah yang menghambat dalam memperdalam demokrasi. Beberapa pilar demokrasi, seperti suksesi kepemimpinan yang baik dan kepercayaan publik, belum terwujud dengan baik. Hal ini tercermin dari terjadinya kerusuhan sosial dan ketidakpuasan setelah pengumuman hasil pemilu oleh KPU. Dengan adanya klaim dari dua kandidat sebagai pemenang pilpres, Mahkamah Konstitusi menjadi lembaga yang menentukan hasil akhir pemilu, menandakan bahwa proses pilpres masih belum selesai dan menunjukkan tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2311011124
Kelas: Manajemen genap
Jurnal ini membahas secara detail tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia, khususnya dalam konteks pemilu. Tantangan seperti politisasi identitas, fragmentasi partai, dan lemahnya pembentukan kader menjadi fokus utama analisis. Selain itu, majalah ini juga menekankan peran masyarakat dalam proses demokratisasi dan pentingnya penguatan nilai-nilai budaya dalam menjaga ketahanan sosial negara. Jurnal Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) merupakan media yang bertujuan untuk bertukar pandangan mengenai isu-isu strategis di bidang politik nasional, lokal, dan internasional. Liputannya mencakup topik-topik seperti demokratisasi, pemilihan parlemen, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, kebijakan luar negeri, dunia Islam, dan isu-isu lain yang memiliki kepentingan strategis bagi Indonesia. P2Politik-LIPI merupakan organisasi akademis dan praktis yang bertujuan untuk menghasilkan penelitian berkualitas, menjadi referensi ilmiah, serta memberikan bimbingan dan pencerahan kepada masyarakat dalam membangun Indonesia baru yang rasional, adil dan demokratis. Selain itu, jurnal ini juga fokus pada perkembangan ilmu-ilmu sosial, termasuk perkembangan konsep dan teori baru dalam ilmu politik, politik komparatif, studi wilayah, dan hubungan internasional yang dapat menjelaskan berbagai fenomena sosial politik lokal, nasional, dan regional, serta secara internasional.
NPM:2311011078
Kelas:Manajemen genap
Analisis jurnal
Jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"artikel ini menjelaskan mengenai deemening demokrasi dan tantangannya,Pemilu presiden 2019 dan masalahnya,politisasi identitas,pemilu dan kegagalan parpol,pemilu dalam masyarakat plural dan pemilu dan politisi birokrasi.
Hal-hal tersebut berpengaruh pada jajalannya Demokrasi di Indonesia. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi.
ketika pemilu berlangsung di tengah keterbelahan sosial, menyeruaknya berita-berita sensasional
di medsos, ujaran kebencian dan maraknya berita-berita hoax membuat hasil pemilu rentan
dengan sengketa dan konflik.
Permasalah tersebut harus dikelola dengan baik agar pelaksanaan pemilu berjalan aman dan damai dan Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011017
Jurnal "Penelitian Politik" memiliki fokus pada pemikiran dan penelitian mengenai masalah-masalah politik yang relevan dengan konteks nasional, lokal, dan internasional. Beberapa topik yang dibahas dalam jurnal ini meliputi demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri, serta isu-isu strategis lainnya yang memiliki arti penting bagi bangsa dan negara Indonesia. Tujuan utama dari jurnal ini adalah menghasilkan kajian-kajian unggulan yang dapat bersaing dan menjadi referensi ilmiah, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, jurnal ini juga berupaya memberikan arah dan pencerahan kepada masyarakat dalam membangun Indonesia yang baru, rasional, adil, dan demokratis.
Dalam jurnal ini, terdapat artikel-artikel yang membahas topik-topik terkait dengan pemilu serentak 2019 di Indonesia. Artikel-artikel tersebut dapat memberikan wawasan tentang penguatan sistem presidensial dalam pemilu, upaya mobilisasi perempuan melalui narasi simbolik, netralitas Polri menjelang pemilu serentak, dan berbagai aspek penting lainnya yang terkait dengan proses pemilihan umum. Jurnal ini juga mencakup ulasan buku dan informasi mengenai penulis yang terlibat dalam jurnal tersebut. Dengan demikian, jurnal "Penelitian Politik" memiliki peran penting dalam menyediakan sumber pengetahuan dan pemikiran dalam bidang politik, serta berkontribusi pada pengembangan ilmu politik dan pembangunan Indonesia yang lebih baik.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm: 2311011087
Kelas: Ganjil
Analisa Majalah “Dinamika Sosial Politik Jelang Pemilu Serentak 2019” Majalah ini membahas tentang penerapan sistem presidensial yang memiliki kelemahan akibat penerapan sistem multipartai.
Selain itu, artikel tersebut mengkritisi tidak adanya perubahan signifikan dalam penerapan sistem pemilu parlementer pada tahun 2019, karena masih adanya hambatan dalam pemilihan presiden dan lemahnya institusionalisasi partai politik itu sendiri.Survei tersebut menunjukkan bahwa pemilu tahun 2019 telah meningkatkan ekspektasi akan adanya efek limpahan (spillover effect) yang mengarah pada meningkatnya dukungan politik di parlemen terhadap pemerintah yang terpilih setelahnya.Hal ini menunjukkan bahwa sistem presidensial diperkuat dengan dukungan yang cukup dari Kongres.Perkembangan demokrasi di Indonesia masih menghadapi banyak permasalahan, seperti tercermin pada pemilu presiden.Pendalaman demokrasi belum terlaksana dengan baik.Pilpres 2019 gagal mewarisi kepemimpinan yang kuat dan membangun kepercayaan masyarakat.
Hal ini terlihat dari munculnya keresahan sosial setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan ringkasan hasil pemilu presiden.Salah satu kandidat menolak hasil pemilu.Yang jelas, pemilihan presiden belum berakhir.Mahkamah Konstitusi (MK) mempunyai keputusan akhir atas hasil pemilu presiden, karena kini ada dua kandidat yang menyatakan diri sebagai pemenang pemilu presiden. Sejak era Reformasi, Indonesia telah menyelenggarakan empat kali pemilu.Namun pemilu kelima tahun 2019, khususnya pemilu presiden (Pill Press), menghadirkan komposisi politik yang semakin menarik perhatian masyarakat.
Seperti diketahui, Joko Widodo (Jokowi) untuk kedua kalinya berhadapan langsung dengan Prabowo Subianto untuk memperebutkan kursi presiden.Pertarungan sengit Pilpres 2019 juga diwarnai dengan polarisasi politik antara dua kubu pendukung calon presiden.Tak heran jika hiruk pikuk pemilihan presiden cenderung memperparah munculnya perpecahan sosial di masyarakat. Jurnal ini berupaya mengkaji demokrasi Indonesia melalui fenomena pemilu presiden tahun 2019 yang merupakan salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis.
Ritual politik lima tahun terakhir ini sangat kontroversial, mengingat besarnya perbedaan pendapat dalam hal kinerja pemerintahan dan pentingnya seluruh partai politik dalam menjaga stabilitas sosial politik bangsa dan kesehatan NKRI setiap saat. patut diperhatikan.
Npm : 2311011094
Kelas : manajemen genap
Jurnal membahas tentang dinamika demokrasi Indonesia terutama di dalam pemilu yang lebih menyeluruh. Jurnal tersebut juga menerangkan tentang andil masyarakat dalam demokrasi baik dalam pemilu maupun di aspek lainnya yang dibahas dalam proses penguatan dalam kebudayaan berpolitik yang mendasar dalam demokrasi di Indonesia.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011007
Kelas : S1 Manajemen Ganjil
Analisis Jurnal yang berjudul DEMOKRASI DAN PEMILU PRESIDEN 2019
Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’. Namun, untuk mewujudkan makna tersebut tidaklah mudah karena demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi. Seperti dikatakan Laurence Whitehead (1989), konsolidasi demokrasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan secara prinsip komitmen seluruh lapisan masyarakat pada aturan main demokrasi. Ia tidak hanya merupakan proses politik yang terjadi pada level prosedural lembaga-lembaga politik, tetapi juga pada level masyarakat.
Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Untuk memenuhi hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pemilu, bukan saja secara prosedural, melainkan juga secara substansial. Dengan kata lain, pilpres dan pileg 2019 perlu disikapi dengan cara-cara yang rasional, dewasa, profesional, adil, jujur, bijak dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
Npm : 2311011009
Kelas : Manajemen Ganjil
Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Untuk memenuhi hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pemilu, bukan saja secara prosedural, melainkan juga secara substansial. Dengan kata lain, pilpres dan pileg 2019 perlu disikapi dengan cara-cara yang rasional, dewasa, profesional, adil, jujur, bijak dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, penelitian juga menyoroti peran aktor politik, seperti artis yang mencalonkan diri dalam pemilu, dan dampaknya terhadap dinamika politik di Indonesia. Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam sistem politik Indonesia dan perlunya evaluasi terhadap partisipasi aktor non-tradisional dalam politik.Dengan demikian, analisis terhadap Jurnal Penelitian Politik menunjukkan bahwa pemilu 2019 di Indonesia tidak hanya merupakan proses politik biasa, tetapi juga mencerminkan berbagai tantangan dan dinamika yang perlu ditangani secara serius untuk memperkuat demokrasi dan sistem politik di Indonesia.
NPM : 2311011046
Kelas : Manajemen Genap
Jurnal ini membahas tentang hubungan antara demokrasi dan Pemilu Presiden 2019 di Indonesia. Penulis, R. Siti Zuhro, meneliti bagaimana pemilu tersebut memperkuat atau melemahkan demokrasi di Indonesia.
Temuan Utama:
Pemilu 2019 menunjukkan partisipasi rakyat yang tinggi, menandakan bahwa demokrasi di Indonesia masih hidup.
Namun, pemilu ini juga diwarnai dengan politik identitas, ujaran kebencian, dan hoaks. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia masih rapuh dan perlu diperkuat.
Pemilu 2019 menghasilkan kemenangan bagi Joko Widodo, yang melanjutkan kepemimpinannya untuk periode kedua.
Kemenangan ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia masih mempercayai Jokowi untuk memimpin negara.
Kesimpulan:
Pemilu 2019 merupakan tonggak penting dalam demokrasi Indonesia. Pemilu ini menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia masih hidup, tetapi masih perlu diperkuat. Tantangan utama bagi demokrasi Indonesia adalah mengatasi politik identitas, ujaran kebencian, dan hoaks.
2311011077
Manajemen Ganjil
Jurnal ini membahas tantangan tentang demokrasi dalam pemilu 2019.
Konsolidasi demokrasi di Indonesia masih dalam tahap berkembang, dengan berbagai tantangan dan harapan. Tantangan utama termasuk lemahnya pilar demokrasi, perilaku elit politik yang tidak demokratis, rendahnya partisipasi masyarakat, dan berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik, dan hukum.
Meskipun terdapat berbagai rintangan, masih ada peluang untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas di Indonesia. Upaya seperti memperkuat pilar demokrasi, meningkatkan partisipasi masyarakat, memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum, menanggulangi keterbelahan sosial dan ujaran kebencian, serta membangun kepercayaan publik perlu dilakukan. Pemilu 2024 menjadi momen penting untuk mengukur kemajuan konsolidasi demokrasi di Indonesia. Partisipasi aktif dari seluruh rakyat sangatlah penting untuk membangun demokrasi yang berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.
NPM : 2311011083
Kelas : Ganjil
Kesimpulan jurnal tersebut bahwa demokrasi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk politisasi birokrasi, polarisasi politik, kepercayaan publik yang rendah, dan politisasi identitas dan agama. Bahkan pemilu di Indonesia dianggap sebagai instrumen penting dalam memperdalam demokrasi, namun masih banyak masalah yang perlu diatasi untuk memastikan pemerintahan yang efektif pasca pemilu. Pentingnya bagi semua pihak, termasuk stakeholders terkait pemilu, civil society, media massa, dan lembaga survey, untuk bersinergi dalam memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu dan membangun demokrasi yang substansial guna mencegah konflik serta meningkatkan kepercayaan publik.
NPM : 2311O11O51
pemilu merupakan sarana dan momentum terbaik bagi rakyat, khususnya, untuk menyalurkan aspirasi politiknya, memilih wakil-wakil terbaiknya di lembaga legislatif dan presiden/wakil presidennya secara damai. Keberhasilan penyelenggaraan pemilu (pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden) dan pelembagaan sistem demokrasi mensyaratkan kemampuan bangsa untuk mengelola politik dan pemerintahan sesuai amanat para pendiri bangsa. Meskipun hak-hak politik dan kebebasan sipil telah dijamin oleh konstitusi serta partisipasi politik masyarakat semakin luas, di tataran empirik pemilu masih belum mampu mengantarkan rakyat Indonesia benar-benar berdaulat. Pemilu bukan hanya penanda suksesi kepemimpinan, tapi juga merupakan koreksi/ evaluasi terhadap pemerintah dan proses deepening democracy untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang sehat dan bermartabat
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2311011053
Kelas Manajemen A ganjil
Menurut Hasil Analisis saya, Jurnal yang berujudul "DEMOKRASI DAN PEMILU PRESIDEN 2019" membahas tentang sistem presidensial yang diterapkan dan menyoroti kelemahannya karena adanya sistem multipartai. Selain itu, jurnal tersebut mengkritik kurangnya perubahan yang signifikan pasca-pemilihan umum tahun 2019, yang disebabkan oleh masih adanya syarat ambang batas presidensial dan kelemahan dalam struktur partai politik itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilu 2019 memberikan harapan akan adanya coattail effect, di mana terjadi peningkatan dukungan politik di lembaga legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih. Ini menunjukkan penguatan terhadap sistem presidensial karena dukungan yang cukup di legislatif.
Meskipun begitu, pembangunan demokrasi Indonesia yang tercermin dari pilpres masih menghadapi sejumlah masalah. Pendalaman demokrasi belum sepenuhnya tercapai. Pilpres 2019 gagal menciptakan suksesi kepemimpinan yang efektif dan membangun kepercayaan publik. Terbukti dari timbulnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), di mana satu kandidat menolak hasil pemilu. Sekarang, Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang.
Sejak era Reformasi, Indonesia telah mengadakan empat pemilu. Namun, pemilu kelima pada tahun 2019, khususnya pilpres, menarik perhatian publik karena dinamika politik yang intens. Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto bertarung kembali dalam kontestasi untuk memperebutkan kursi presiden. Ketegangan dalam kontestasi pilpres 2019 juga disertai dengan polarisasi politik antara pendukung kedua kandidat, yang semakin memperdalam pembelahan sosial dalam masyarakat. Jurnal ini mencoba untuk melihat demokrasi Indonesia melalui pilpres 2019 sebagai sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Ritual politik lima tahunan ini menarik untuk diamati di tengah perdebatan tentang kinerja pemerintah dan pentingnya menjaga stabilitas sosial politik nasional serta kesatuan NKRI.
Npm: 2311011024
Kelas: Manajemen Genap
jurnal diatas membahas tentang Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019. Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip- prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. pemilu merupakan sarana dan momentum terbaik bagi rakyat, khususnya, untuk menyalurkan aspirasi politiknya, memilih wakil-wakil terbaiknya di lembaga legislatif dan presiden/wakil presidennya secara damai. Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu 2019 menjadi test case penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Untuk memenuhi hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pemilu, bukan saja secara prosedural, melainkan juga secara substansial. Dengan kata lain, pilpres dan pileg 2019 perlu disikapi dengan cara-cara yang rasional, dewasa, profesional, adil, jujur, bijak dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
NPM : 2311011003
KELAS : Manajemen ganjil
jurnal ini membahas pergerakan dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. menyoroti perubahan dalam sikap politik masyarakat serta elemen-elemen yang mempengaruhi partisipasi pemilih. Metode survei digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai responden dengan latar belakang demografi dan politik yang beragam.
penelitian mengindikasikan peningkatan minat terhadap Pemilu Serentak 2019, terutama di kalangan pemuda dan wanita. Faktor-faktor seperti kampanye politik, penggunaan media sosial, dan pengaruh dari kelompok atau keluarga turut memainkan peran signifikan dalam membentuk sikap dan perilaku politik responden.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2351011001
Kelas: Manajemen Ganjil
Jurnal ini membahas tentang dinamika Pemilu Serentak 2019 di Indonesia, kinerja partai politik, politisasi birokrasi, pembelahan sosial, politisasi identitas, kegagalan parlor, politisasi agama, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik di Indonesia. Proses demokrasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya politik, perilaku aktor, kekuatan politik, dan politik yang bersifat dinamis.
Politikasi agama pada tahun 2019 terbukti efektif dalam menarik suara dari kalangan Muslim, meskipun hal tersebut tidak menyalahi aturan. Namun, hal ini menjadi perhatian karena jika terus berlanjut, dapat merugikan jika di masa mendatang ada calon presiden non-Muslim. Selain itu, ketidaknetralan birokrasi dalam pemilu dapat melemahkan legitimasi kinerja pemerintah, penyelenggara pemilu, dan hasilnya. Kepercayaan sebagian publik terhadap netralitas birokrasi, penyelenggara pemilu, dan institusi penegak hukum minim. Kualitas birokrasi yang buruk menjadi salah satu sumber keterbelakangan Indonesia, bersama dengan masalah infrastruktur dan korupsi.
NPM : 2311011011
Kelas : Manajemen Ganjil
Menurut saya analisis dari jurnal penelitian politik membahas pentingnya pendalaman demokrasi melalui pemilihan kepala daerah langsung dan tantangan mempertahankan birokrasi profesional, independen, dan netral secara politik selama pemilu. Ini menekankan peran parpol dalam mengkonsolidasikan demokrasi dengan menyediakan kandidat kepemimpinan yang kompeten dan menyoroti dampak fungsi partainya yang tidak efektif terhadap proses demokrasi. Studi ini memandang pemilihan presiden tidak hanya sebagai perayaan demokratis tetapi juga sebagai instrumen untuk memperdalam demokrasi di tingkat nasional, yang bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif pasca pemilihan. Selain itu tantangan yang dihadapi oleh demokrasi Indonesia, khususnya dalam konteks pemilihan presiden 2019, menyoroti pentingnya pemangku kepentingan seperti masyarakat sipil, media, dan kekuatan masyarakat dalam memperdalam dan mengkonsolidasikan demokrasi. Serta jurnal ini berfokus pada isu-isu politik strategis yang terkait dengan politik nasional, lokal, dan internasional, menekankan tema-tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi regional, pertahanan, keamanan, kebijakan luar negeri, dan diplomasi. Jurnal ini juga menggali aspek-aspek positif dari liberalisasi politik era pasca-reformasi, menunjukkan peningkatan pluralisme dan daya saing politik, terutama terbukti dalam politik partai-partaian dan proses pemilu.
NPM: 2311011136
Kelas: S1 Manajemen Genap
Jurnal ini berisi pembahasan mengenai pendalaman demokrasi, pemilu presiden, politisasi identitas, pemerintahan efektif, serta membangun
kepercayaan. Jurnal ini mengulas balik mengenai demokrasi yang terjadi pada tahun 2019. Demokrasi dapat kita pahami sebagai sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pelaksanaan pilpres merupakan perwujudan nyata dari demokrasi. Hal ini karena dalam kegiatannya menjamin adanya kebebasan individu dalam pemenuhan hak berpolitik. Adanya pilpres juga bertujuan adanya penguatan peran masyarakat yang diharapkan bisa menjadikan jembatan untuk mewujudkan suatu tujuan kebersamaan.
Dalam jurnal ini juga menjelaskan adanya;
1. Pemilu Presiden 2019 dan masalahnya
2. Politisasi Identitas, berebut suara muslim
3. Pemilu dan kegagalan parpol
4. Pemilu dalam masyarakat plural
5. Pemilu dan politisasi birokrasi
Perwujudan demokrasi masih cenderung berubah-ubah (fluktuatif) hal ini disebabkan masih banyak hambatan serta tanyanya yang terjadi baik dari aspek pemilu, partai politik, rakyat sipil, serta media massa yang belum berfungsi efektif secara maksimal.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Nama : Ariva Mutiara Dewi
NPM : 2311011073
Kelas : S1 Manajemen Ganjil
Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung berubah-ubah dan belum berjalan secara stabil karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, masyarakat sipil, media massa) belum berfungsi secara efektif dan maksimal.
Situasi ini berimbas tidak hanya pada kualitas pemilu dan demokrasi, namun juga pada stabilitas negara. Apalagi ketika pemilu diselenggarakan di tengah perpecahan sosial, maraknya pesan-pesan sensasional, ujaran kebencian, dan misinformasi di media sosial membuat hasil pemilu rentan terhadap kontroversi dan konflik.
Proses pendalaman demokrasi/konsolidasi demokrasi memerlukan peran penting pemerintah terkait pemilu dan juga elemen- elemen kekuatan lainnya seperti masyarakat sipil, elite/aktor, media massa dan medsos serta lembaga survey. Independensi, kedewasaan dan partisipasi kekuatan-kekuatan sosial tersebut sangat diperlukan. Masyarakat sipil, misalnya, perlu tetap kritis dalam mengawal pemilu dan hasilnya. Media massa bisa menjadi pemasok berita yang obyektif dan melakukan kontrol sosial yang berpihak pada rakyat.
Pemilu yang berkualitas memerlukan partai politik dan koalisi partai politik yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011090
MANAJEMEN GENAP
Jurnal tersebut mengulas sistem presidensial yang diterapkan dalam Pemilihan Umum Presiden 2019 di Indonesia, serta menyoroti kelemahan yang muncul terutama karena adanya sistem multipartai. Kritik juga ditujukan pada kurangnya perubahan signifikan pasca-pemilihan tersebut, yang disebabkan oleh syarat ambang batas presidensial yang masih ada dan kelemahan dalam struktur partai politik. Penelitian menunjukkan harapan akan terjadinya coattail effect, di mana terdapat peningkatan dukungan politik di lembaga legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih, mengindikasikan penguatan terhadap sistem presidensial karena dukungan yang cukup di legislatif.
Namun, pembangunan demokrasi di Indonesia yang tercermin dari Pemilu Presiden masih menghadapi sejumlah masalah. Pemilu tersebut gagal menciptakan suksesi kepemimpinan yang efektif dan membangun kepercayaan publik, terbukti dari timbulnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh KPU, di mana satu kandidat menolak hasil pemilu. Saat ini, Mahkamah Konstitusi menjadi penentu akhir hasil pilpres karena kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang.
Pemilu 2019 menarik perhatian publik karena dinamika politik yang intens, terutama dalam kontestasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Ketegangan dalam kontestasi tersebut juga memperdalam polarisasi politik dan pembelahan sosial dalam masyarakat. Jurnal ini berusaha melihat demokrasi Indonesia melalui Pemilu 2019 sebagai sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis, namun juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas sosial-politik nasional serta kesatuan NKRI.
2311011052
Manajemen Genap
Dalam jurnal tersebut, disajikan analisis tentang dampak pemilihan legislatif dan presiden secara simultan di Indonesia pada tahun 2019 terhadap representasi perempuan dalam politik. Para kandidat menyatakan bahwa pemilihan simultan menempatkan beban ganda pada mereka, terutama kandidat perempuan, yang menghadapi pandangan sosial yang memandang politik sebagai milik laki-laki dan keterbatasan dalam kapasitas keuangan dan akses terhadap sumber kekuasaan politik. Sebelum pemilu 2019, diperkirakan bahwa representasi perempuan di parlemen akan semakin rendah. Namun, hasil survei setelah pemilu menunjukkan bahwa pemilihan simultan secara tak terduga menguntungkan kandidat perempuan, terutama bagi kandidat di daerah di mana calon presiden yang didukung partainya tampil kuat. Banyak kandidat perempuan memilih untuk mengidentifikasi diri mereka dengan calon presiden yang didukung oleh partainya, dan hal ini membuat mereka lebih diterima di kalangan pemilih. Hal ini membantu menjelaskan peningkatan representasi perempuan di parlemen pada tahun 2019.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan dalam sistem pemilihan Indonesia pada tahun 2019 memberikan kesempatan bagi kandidat perempuan untuk mengimbangi beberapa kelemahan mereka dalam hal sumber daya, terutama bagi kandidat di daerah di mana calon presiden yang didukung partainya tampil kuat. Meskipun demikian, mekanisme ini hanya sebagian mengurangi keunggulan yang dimiliki oleh kandidat berdasarkan sumber daya dan popularitas pribadi. Hasilnya, terjadi peningkatan representasi perempuan dalam pemilu 2019, meskipun masih relatif terbatas.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2311011019
Manajemen ganjil
Jurnal tersebut berisikan tentang tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Demokrasi dapat dimaknai sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam negara Indonesia proses demokrasi berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses pemilihan presiden ini dianggap krusial karena semua tahapan yang dilalui dalam pilpres akan berpengaruh terhadap kualitas tata kelola pemerintah. Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan yang mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas.
- Politisasi identitas (berebut suara muslim), sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, berebut suara muslim merupakan hal yang logis dan selalu terjadi dalam setiap pemilu. Meskipun dikotomi santri-abangan cenderung makin cair, pendapat tentang pentingnya pasangan calon yang merepresentasikan santri dan abangan masih cukup kuat sehingga menyebabkan adanya istilah berebut suara muslim
- Pemilu dan kegagalan parpol, pada tahun 2019 banyak sekali parpol yang gagal dalam proses kaderisasi yang dapat dilihat dari maraknya partai yang memilih mencalonkan kalangan selebriti sebagai caleg yang bertujuan untuk menjadikan selebritis tersebut sebagai vote getter partai dalam pemilu. Namun, dalam perkembangannya aktivitas parpol mewarnai pemerintahan dan parlementer. Perannya cenderung menguat dan berpengaruh signifikan terhadap peta politik Indonesia, meskipun pengaruhnya tidak seluruhnya positif
- Pemilu dan masyarakat plural, di dalam pilpres 2019 tampaknya tidak semua pihak menyadari pentingnya nilai-nilai budaya sendiri sebagai perisai ketahanan sosial bangsa di mana empat pilar kebangsaan Indonesia berakrab dari falsafah dan sejarah hidup bangsa
- Pemilu dan politisi birokrasi, ketidaknetralan birokrasi dalam pemilu bisa diakibatkan pada lemahnya legitimasi kinerja pemerintah, penyelenggaraan pemilu dan hasilnya
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm : 2311011048
Kelas : MNJ Genap
dalam jurnal tersebut membahas tentang komponen utama demokrasi Indonesia (pemilu, partai politik, dll.), konsolidasi demokrasinya cenderung berubah-ubah dan tidak konsisten.
Media massa, politik, dan masyarakat umum belum mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Pemilu adalah bagian penting dari demokrasi dan diperlukan untuk mengubah kinerja pemerintahan dan mengganti pemimpin. Selain itu, kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas adalah syarat untuk pemilu yang sukses. Untuk mewujudkannya, diperlukan persetujuan dan komitmen seluruh bangsa untuk mematuhi peraturan saat ini. Ketika parpol, elitenya, dan pihak yang terlibat dalam pemilu berperilaku dengan cara yang tidak mendukung proses demokrasi, konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat. Mereka cenderung menghambat dan tidak peduli dengan prinsip-prinsip penting demokrasi, terutama yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat yang sebenarnya, kualitas kompetisi politik, kesetaraan politik, dan peningkatan respons politik, ketika keadaan sosial berubah, tantangan pendalaman demokrasi meningkat.
2311011066
Analisis jurnal
Berdasarkan analisis saya, jurnal tersebut membahas terkait tantangan demokrasi dalam pilpres. Demokrasi saat ini belum terwujud dengan baik, pilpres 2019 belum menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan tidak membangun kepercayaan public. Hal ini dapat dilihat dari timbulnya kerusuhan terkait tidak menerima hasil pemilu tersebut yang disebabkan menyeruaknya berita sensasional, ujaran kebencian, dan banyaknya hoax yang mebuat terjadinya konflik. Oleh karena itu perlu kita untuk mendalami demokrasi, dan pemerintah perlu professional memperbaiki kepercayaan dan menciptakan pemilu yang adik dan Makmur.
2311011118
Manajemen Genap
Jurnal tersebut membahas mengenai pemilu dan politik di Indonesia, termasuk dukungan dari ulama dan Kyai terhadap calon presiden, peran partai politik, tantangan dalam konsolidasi demokrasi, fragmentasi partai politik, politisasi identitas, dan peran media dalam pengawasan pemerintahan. Selain itu, artikel juga menyoroti pentingnya reformasi birokrasi untuk meningkatkan demokrasi substansial.
Jurnal ini juga membahas kondisi demokrasi Indonesia dalam 21 tahun terakhir, yang masih cenderung lebih prosedural daripada substantif. Dinamika politik menjelang pemilu 2019, termasuk tuduhan penipuan dan politisasi agama, juga dibahas. Isu politisasi identitas dan agama, terutama dalam konteks pemilu serentak 2019, juga menjadi perhatian utama. Tantangan dalam konsolidasi demokrasi, khususnya dalam pemilu presiden 2019, diakui, dengan polarisasi politik dan kepercayaan masyarakat yang rendah sebagai masalah utama.
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses politik dan pemerintahan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan sah disoroti. Proses pendalaman demokrasi membutuhkan kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait pemilu dan kekuatan lainnya seperti sipil, media massa, dan lembaga pengawasan. Jurnal juga menekankan perlunya reformasi birokrasi dan pemisahan politik dari karir administrasi dalam pemerintahan untuk membangun demokrasi yang lebih baik. Konflik dalam pemilu dapat diatasi dengan profesionalisme, independensi, dan komitmen dari semua pihak terlibat.
Npm: 2311011081
S1 Manajemen Ganjil
Jurnal ini membahas tentang dinamika Pemilu Serentak 2019 di Indonesia, kinerja partai politik, politisasi birokrasi, pembelahan sosial, politik identitas, politisasi agama, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik di Indonesia. Proses demokrasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya politik, perilaku aktor, kekuatan politik, dan politik yang bersifat dinamis.
Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor
4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2311011072
Manajemen Genap
Jurnal tersebut berisikan tentang tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Demokrasi dapat dimaknai sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam negara Indonesia proses demokrasi berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses pemilihan presiden ini dianggap krusial karena semua tahapan yang dilalui dalam pilpres akan berpengaruh terhadap kualitas tata kelola pemerintah. Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan yang mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011111
KELAS : MANAJEMEN GANJIL
Analisis Jurnal
Demokrasi dapat dimaknai sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Namun, untuk mewujudkan makna tersebut tidaklah mudah. Proses
demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor, misalnya budaya politik, perilaku, dan kekuatan-kekuatan politik sehingga menyebabkan makna demokrasi sulit diwujudkan. Sebagai contoh seperti judul di jurnal tersebut, yaitu "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. Dalam konteks ini, pilpres langsung dapat dikategorikan sebagai proses demokrasi formal yang merupakan tindak lanjut jaminan terhadap hak-hak politik tersebut. Oleh karena itu, dalam studi ini pilpres dilihat bukan hanya sebatas pesta demokrasi semata, melainkan juga sebagai instrumen proses pendalaman demokrasi di tingkat nasional. Dari sisi masyarakat, pendalaman demokrasi merujuk pada pelembagaan penguatan peran serta masyarakat dalam aktivitas politik formal di tingkat lokal. Pilpres langsung menjadi langkah awal bagi penguatan peran masyarakat. Peran ini tentunya harus berkesinambungan sampai terjadinya pergantian pemerintahan. Dengan cara itu, peran masyarakat akan senantiasa mewarnai implementasi program pemerintah, dan sebaliknya pemerintah akan mendapat dukungan penuh dari masyarakat.
Dari isi jurnal tersebut dapat dilihat bahwa mewujudkan suatu makna demokrasi tidak mudah baik bagi pemerintah ataupun msayarakat. Karena individu-individu pun harus memiliki pendirian yang kuat dalam bersuara ataupun memiliki hak pilih untuk kesejahteraan bersama, dan hal tersebut belum tentu ada di setiap individu sehingga menyebabkan sistem pemerintahan demokrasi cenderung menyebabkan konflik di suatu negara.
Npm : 2311011134
Kelas : Manajemen
jurnal ini membahas tentang kendala-kendala yang dihadapi demokrasi Indonesia saat penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Secara singkat, jurnal ini memaparkan beberapa poin penting, yaitu:
1. Pembangunan demokrasi di Indonesia masih belum sempurna. Hal ini terlihat dari banyaknya masalah yang muncul dalam penyelenggaraan Pilpres 2019.
2. Upaya untuk memperdalam demokrasi belum maksimal. Hal ini dikarenakan pilar-pilar demokrasi yang seharusnya memperkuat konsolidasi demokrasi belum berjalan dengan efektif.
3. Pilpres 2019 belum menghasilkan proses suksesi kepemimpinan yang ideal. Selain itu, pilpres ini juga belum mampu membangun kepercayaan publik.
4. Bukti dari ketidaksempurnaan Pilpres 2019 terlihat dari kerusuhan sosial yang terjadi setelah pengumuman hasil rekapitulasi suara oleh KPU.
5. Salah satu kandidat menolak hasil pemilu. Hal ini menunjukkan bahwa proses Pilpres 2019 belum tuntas.
6. Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang.
Kesimpulannya: Jurnal ini mengkritik penyelenggaraan Pilpres 2019 yang masih menyisakan banyak kekurangan dan belum mampu menunjukkan kemajuan demokrasi di Indonesia. Hal ini menjadi pengingat bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm : 2311011070
Kelas : Manajemen Genap
Hasil analsis saya terhadap jurnal tersebut adalah, jurnal tersebut membahas tentang
demokrasi di Indonesia yang masih lebih fokus pada proses daripada hasil yang substansial. Masalahnya adalah ketidakpastian dalam hal politik dan sosial semakin meningkat karena banyaknya keributan, penistaan agama, isu intoleransi, dan masalah kebhinekaan yang seringkali menimbulkan konflik dan perselisihan pendapat, serta berita palsu yang terus menerus muncul.
Pemilu tahun 2019 merupakan pemilu kelima setelah Orde Baru dan menjadi yang pertama kali mengadakan pemilihan umum legislatif dan presiden secara bersamaan. Tahun itu dianggap sebagai ujian untuk memperkuat sistem presidensial, memperkuat partai politik, dan membentuk koalisi yang terorganisir dengan baik. Untuk mencapai hal itu, semua pihak harus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pemilu tidak hanya dalam hal prosedur tetapi juga substansi. Ini berarti pemilu harus dihadapi dengan cara yang rasional, dewasa, profesional, adil, jujur, bijaksana, dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pemilu bersamaan lebih rumit, baik bagi penyelenggara, partai politik, maupun rakyat. Ini juga merupakan pemilu yang paling bingung karena partai politik harus berkoalisi untuk mendukung pasangan calon presiden, sementara dalam waktu yang sama juga berjuang untuk kursi legislatif secara individu. Meskipun demikian, konsolidasi demokrasi di Indonesia masih bergejolak dan tidak berjalan dengan lancar karena elemen-elemen penting seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi secara efektif. Pemilu diperlukan untuk menilai kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintah, namun prasyarat untuk hal itu adalah kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Konsolidasi demokrasi bisa terhambat ketika partai politik dan elit mereka tidak memprioritaskan nilai-nilai demokrasi substansial, seperti partisipasi masyarakat yang nyata, persaingan yang berkualitas, kesetaraan politik, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Nama : Wike Handayani
NPM : 2311011082
Kelas : S1 Manajemen Genap
Jurnal tersebut mengulas mengenai dinamika sosial politik sebelum Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Temuan penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat terhadap Pemilu Serentak 2019, terutama di kalangan pemuda dan wanita. Faktor-faktor seperti kampanye politik, media sosial, dan pengaruh kelompok atau keluarga memainkan peran penting dalam membentuk sikap politik responden. Selain itu, tantangan seperti polarisasi politik, manipulasi informasi, dan kurangnya transparansi dalam proses pemilihan turut menjadi perhatian. Jurnal tersebut menyimpulkan bahwa pemahaman akan dinamika sosial politik memegang peranan penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2351011014
Kelas : Manajemen Genap
analisis jurnal
Sebagai pilar utama demokrasi, pemilu
merupakan sarana dan momentum terbaik bagi
rakyat, khususnya, untuk menyalurkan aspirasi
politiknya, memilih wakil-wakil terbaiknya di
lembaga legislatif dan presiden/wakil presidennya
secara damai. Keberhasilan penyelenggaraan
pemilu (pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah
dan pemilihan presiden) dan pelembagaan sistem
demokrasi mensyaratkan kemampuan bangsa
untuk mengelola politik dan pemerintahan sesuai
amanat para pendiri bangsa. namun setiap akan diadakan pemilu pasti terjadi kegaduhan atau tragedi yang tidak bisa dihindarkan yang membuat pemilu tidak kondusif
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2311011086
Manajemen genap
Jurnal ini mencoba melihat demokrasi melalui fenomena pilpres 2019.
Pemilu belum berfungsi secara maksimal,pemilu adalah bagian penting dalam demokrasi pemerintahan karen berfungsi untukmemilih pemimpin yang pantas dan mengoreksi kinerja pemerintahan.
Tantangan demokrasi meliputi kondisi sosial,ekonomi,politik, dan ini berpengaruh pada hasil pemilu dan pemimpin yang dipilih
NPM:2311011113
ANALISIS JURNAL
Makna demokrasi sebagai 'pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,untuk rakyat makna tersebut perlu melalui berbagai tahap seperti proses konsolidasi demokrasi. Pada proses ini tidak hanya terjadi pada level lembaga politik, tetapi juga pada level masyarakat.Dalam konteks Indonesia, proses
demokrasi yang berlangsung dipengaruhi
beberapa faktor,misalnya budaya politik,
perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden dapat menjadi salah satu cara untuk pendalaman demokrasi bagi masyarakat.
Namun dalam pendalaman demokrasi terdapat 2 sumber yaitu berasal dari negara dan masyarakat,pertama dari sisi negara lebih merujuk kepada penciptaan dan penguatan lembaga serta partai politik sedangkan dari sisi masyarakat merujuk pada pelembagaan penguatan peran
serta masyarakat dalam aktivitas politik formal di
tingkat lokal.
Pemilu/pilpres tentunya dalam proses nya harus mengusung asas demokrasi,namun yang terlihat adalah pemilu semakin melunturkan nilai demokrasi itu seperti pada tahun 2019 yang diantara capres dan cawapres no urut 01 dan 02 saling melaporkan kecurangan dan pada tahun tersebut juga terjadi fenomena politik identitas,serta maraknya parpol yang mencalonkan artis sebagai caleg.Hal hal tersebut menunjukkan bagaimana kegagalan pemilu dan parpol dalam mewujudkan konsolidasi demokrasi.
Namun tak dapat dipungkiri pemilu di zaman reformasi seperti sekarang juga membawa nilai positif yaitu proses liberalisasi politik di era
transisi ini tidak hanya membuat proses politik
menjadi semakin plural, tetapi juga kompetitif dan pemilu juga signifikan untuk lebih
mengenalkan nilai-nilai demokrasi di Indonesia
yang merupakan masyarakat heterogen.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2361011002
Manajemen Genap
Pemilihan umum serentak (pemilu serentak)
yang diselenggarakan tahun 2019 di Indonesia
merupakan pemilu pertama di mana pemilihan
presiden dan wakil presiden (pilpres) dilaksanakan
bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif
(pileg). Oleh karena itu, menarik untuk melihat
dinamika sosial politik yang terjadi pra-pemilu
2019. Karena itu, kajian-kajian yang dilakukan tidak sematamata berorientasi praksis kebijakan, tetapi juga pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, khususnya perambahan konsep dan teori-teori baru ilmu politik, perbandingan politik, studi kawasan dan ilmu hubungan internasional yang memiliki kemampuan menjelaskan berbagai fenomena sosial-politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Secara umum fungsi ini dijalankan oleh setiap anggota Polri, namun secara khusus fungsi preventif berupa deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa melekat pada anggota Babinkamtibmas." yang ditulis oleh Fenomena "Populisme Di Indonesia Kontemporer: Transformasi Persaingan Populisme dan Konsekuensinya dalam Dinamika Kontestasi Politik Menjelang Pemilu 2019" ditulis oleh Defbry Margiansyah mencoba menganalisa transformasi dari persaingan populisme di dua pemilu berbeda dan konsekuensi yang ditimbulkan bagi politik elektoral, termasuk elaborasi pola iv.
Dengan menggunakan konsep populisme secara eklektik dan tesis penyesuaian elit, tulisan ini menunjukkan bagaimana politik populis hanya diinstrumentalisasikan sebagai wahana kepentingan elit dan oligarki penyokong dengan mengesksploitasi berbagai aspek mulai dari identitas primordial, relasi klientalistik, prestasi dan personality kandidat secara pragmatis, tetapi tidak memberikan prospek yang lebih besar bagi transformasi politik dan pendalaman demokrasi secara substansial kedepannya.Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun.
Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup
dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor
4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum
mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara
yang menjalankan demokrasi substantif.
2311011043
Menejement ganjil
Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilujuga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi.Mereka cenderung construining dan tidak concerndengan nilai-nilai demokrasi substansial, khususnya yang terkait dengan partisipasi genuine masyarakat . kualitias kompetisi, political equality, dan peningkatan political responsiveness. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketikakondisi sosial, ekonomi politik dan hukum juga kurang memadai Kondisi ini tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan demokrasi, tapi juga stabilitas nasional .Apalagi ketika pemiluberlangsungdi tengah keterbelahan sosial, menyeruaknya berita-berita sensasional di medsos, ujaran kebencian dan maraknya berita-berita hoax membuat hasil pemilu rentan dengan sengketa dan konflik.
Beberapa masalah yang muncul selama tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai. Beberapa masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011093
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas tentang bagaimana pemilihan umum di Indonesia, terutama pemilihan presiden pada tahun 2019, berpengaruh pada perkembangan demokrasi. Meskipun ada kemajuan sejak reformasi, pemilihan umum masih diwarnai oleh masalah seperti politisasi agama, kegagalan partai politik dalam mewakili rakyat, dan konflik sosial. Pemilihan umum penting untuk demokrasi, tapi butuh komitmen dari semua pihak untuk memastikan prosesnya adil dan sesuai dengan nilai-nilai demokratis.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2311011135
Kelas: Manajemen Ganjil
Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai
sebagai ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat’. Namun, untuk mewujudkan
makna tersebut tidaklah mudah karena demokrasi
memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan
penting yang harus dilalui, seperti proses
konsolidasi demokrasi.
Demokrasi Indonesia yang berjalan selama
21 tahun (1998-2019) masih diwarnai prosedural
ketimbang substantif. Masalahnya kepastian
sosial politik (social political certainty) terasa
menjauh seiring dengan hadirnya keriuhan,
kegaduhan, penistaan agama, isu intoleransi,
masalah kebhinekaan yang menimbulkan konflik/
sengketa dan silang pendapat serta berita-berita
hoax yang muncul tanpa henti.
Dinamika politik menjelang pemilu
2019cenderung memanas, terutama terkait
tuduhan kecurangan. Hingga 20 April 2019
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres/
Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin
Uno, misalnya, secara resmi telah melaporkan
sekitar 1.200 daftar sementara kecurangan Pilpres
2019 kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Hal yang sama juga terjadi diTim Kampanye
Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin yang juga
menerima 14.843 laporan dugaan pelanggaran
atau kecurangan yang menguntungkan paslon
Prabowo-Sandiaga.
Beberapa masalah yang muncul selama
tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan
solusi yang konkrit dan memadai. Beberapa
masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya
perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan masalah pemilu dan masyarakat plural. Kepercayaan sebagian publik terhadap
netralitas birokrasi minim, demikian juga terhadap
penyelenggara pemilu dan institusi penegak
hukum. Tumbuhnya rasa saling percaya di antara penyelenggara pemilu, parpol dan masyarakat menjadi syarat utama terbangunnya demokrasi yang berkualitas dan penopang terwujudnya stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat. Dengan demikian, konflik atau sengketa dalam pemilu bisa diredam jika peserta pemilu, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan institusi penegak hukum mampu menunjukkan profesionalitas dan memiliki komitmen yang tinggi dalam menyukseskan pemilu.
Npm : 2351011018
Manajemen Genap
Analisis Jurnal
menjelaskan tentang tantangan dan penurunan kualitas demokrasi, permasalahan yang muncul selama Pemilu Presiden 2019, politisasi identitas, kegagalan partai politik, pemilu dalam masyarakat yang beragam, dan intervensi politisi birokrasi. Semua ini mempengaruhi keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Konsolidasi demokrasi bisa terhambat jika partai politik dan elit terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendukung proses demokrasi. Saat pemilu terjadi di tengah polarisasi sosial, penyebaran berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita palsu dapat membuat hasil pemilu rentan terhadap sengketa dan konflik. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan manajemen yang baik agar pemilu dapat berlangsung dengan aman dan damai, serta kualitas pemilu yang baik membutuhkan partai politik dan koalisi yang berkualitas pula.
NPM: 2351011026
Kelas: MNJ Genap 23
jurnal tersebut berisi tantangan konsolidasi demokrasi dalam Pilpres 2019 mencerminkan berbagai masalah dalam pembangunan demokrasi Indonesia. Pendalaman demokrasi masih belum optimal karena pilar-pilar yang mendukung konsolidasi demokrasi belum efektif, terlihat dari kurangnya suksesi kepemimpinan yang baik dan rendahnya kepercayaan publik. Dan juga dalam pilpres melalui kampanye selalu diwarnai oleh tingginya kegaduhan yang terjadi di media massa dan media sosial (medsos). Emosi masyarakat tak jarang ikut terlibat dan mengundang keprihatinan tersendiri karena tidak sedikit di antaranya yang akhirnya harus berurusan dengan hukum.
Oleh karena itu proses pendalaman demokrasi/konslidasi demokrasi memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan juga elemen-elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa dan medsos serta lembaga survey. Independensi, kedewasaan dan partisipasi kekuatan-kekuatan sosial (societal forces) tersebut sangat diperlukan.
NPM : 2311011056
Kelas : Genap
Analisis "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019 "
Jurnal tersebut menyoroti beberapa poin penting terkait dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 di Indonesia:
1. Kontestasi Antara Jokowi dan Prabowo:
Jurnal tersebut mencatat persaingan politik antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yang memperebutkan kursi presiden untuk kedua kalinya. Persaingan ini menimbulkan polarisasi politik di antara pendukung keduanya dan dapat memperdalam pecah belah sosial di masyarakat.
2. Demokrasi dan Pilpres:
Pelaksanaan pemilu presiden dipandang sebagai tindak lanjut dari prinsip-prinsip demokrasi, termasuk jaminan atas kebebasan individu dan persamaan dalam hak politik. Pilpres tidak hanya dianggap sebagai pesta demokrasi, tetapi juga sebagai instrumen untuk memperdalam demokrasi di tingkat nasional dan menciptakan pemerintahan yang efektif.
3. Tantangan dan Solusi:
Tantangan yang dihadapi, seperti kecenderungan kompromi kepentingan antara elite penguasa dan elite masyarakat, memerlukan solusi agar pemilu di Indonesia dapat memenuhi harapan yang diinginkan. Penting untuk mengedepankan tujuan utama pilpres sebagai sarana untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan kebebasan politik masyarakat.
4. Hoaks dan Politisasi Agama:
Isu hoaks dan politisasi agama menjadi menonjol dalam masa kampanye. Kedua belah pihak mengklaim mewakili suara umat Islam, tetapi penggunaan politisasi agama dan serangan karakter dalam kampanye memperdalam ketegangan sosial dan merusak nilai-nilai budaya positif.
5. Pemilu yang Aman dan Damai:
Meskipun pemilu 2019 sangat kompleks, namun pemilu 2019 tetap dilaksanakan dengan aman dan damai. Namun, tingkat kerumitan yang tinggi dan hasil yang dipersoalkan menunjukkan bahwa pemilu berkualitas memerlukan partai politik dan koalisi yang berkualitas, serta menjadikan tantangan besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 untuk membangun konsolidasi demokrasi yang berkualitas.
6. Kekhawatiran terhadap Demokrasi Substantif:
Meskipun Indonesia adalah negara demokrasi terbesar keempat di dunia, ada kekhawatiran bahwa negara tersebut belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif. Hal ini menyoroti pentingnya untuk lebih mengedepankan nilai-nilai demokrasi dalam proses pilpres dan mengatasi tantangan yang muncul untuk memperkuat demokrasi substansial di Indonesia.
NPM : 2311011114
KELAS : S1 Manajemen Genap
Npm: 2311011044
Dalam jurnal membahas mengenai konsolidasi demokrasi di Indonesia pada pemilihan presiden tahun 2019. Dalam demokrasi tahun 2019 tersorot isu-isu seperti politisasi birokrasi, peran pemimpin agama dalam mendukung calon presiden, dan pentingnya demokrasi dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia.
sebagai contoh, isu politisasi birokrasi dalam pemilu dapat berdampak pada proses demokrasi di Indonesia secara keseluruhan dengan mengurangi independensi birokrasi dan menyebabkan penyalahgunaan sumber daya pemerintah untuk tujuan politik, seperti mendukung kandidat atau partai tertentu. Hal ini dapat merusak keadilan dan integritas proses pemilu, mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan pada akhirnya melemahkan prinsip demokrasi yaitu transparansi dan akuntabilitas.
Dari jurnal diatas ditekankan perlunya memperdalam demokrasi melalui pemilihan presiden untuk membangun pemerintahan yang efektif dan sah, dan menunjukkan faktor-faktor seperti partisipasi masyarakat, kepatuhan hukum, keterbukaan politik, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia sebagai hal yang penting untuk memperkuat demokrasi.
NPM : 2311011060
Kelas : Manajemen Genap
Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) membahas dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 di Indonesia. Artikel dalam jurnal tersebut membahas berbagai aspek terkait pemilu dan politik di Indonesia, seperti dukungan ulama terhadap pasangan calon presiden, kinerja partai politik, politisasi identitas, dan peran birokrasi dalam pemilu. Tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden 2019 juga menjadi fokus dalam jurnal tersebut, dengan menyoroti masalah polarisasi politik, kepercayaan publik yang rendah, politisasi birokrasi, dan pentingnya membangun demokrasi substantif. Proses pendalaman demokrasi memerlukan peran penting dari berbagai stakeholders terkait pemilu, seperti civil society, media massa, dan lembaga survey, untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Tantangan besar dalam pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi sulit terbangun, namun penting untuk membangun iklim demokrasi yang lebih sehat dengan memisahkan politik dari karir administrasi dalam pemerintahan. Trust building antara penyelenggara pemilu, parpol, dan masyarakat menjadi syarat utama terwujudnya demokrasi yang berkualitas. Konflik atau sengketa dalam pemilu bisa diredam dengan profesionalitas, independensi, dan komitmen tinggi dari semua pihak terkait.
NPM : 2311011065
Kelas : Manajemen ganjil
Dalam jurnal tersebut membahas mengenai Pemilihan umum serentak (pemilu serentak)
yang diselenggarakan tahun 2019 di Indonesia
merupakan pemilu pertama di mana pemilihan
presiden dan wakil presiden (pilpres) dilaksanakan
bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif
(pileg). Oleh karena itu, menarik untuk melihat
dinamika sosial politik yang terjadi pra-pemilu
2019. Pembangunan
demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman
demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi
demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum
mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah
pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu.
Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres
karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres. Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan
pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019
yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang
cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan
menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu
yang berkualitas memerlukan parpol dan
koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting
karena pemilu tidak hanya merupakan sarana
suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil
dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi
ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
Tantangan yang cukup besar dalam menjalani
pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi
demokrasi yang berkualitas sulit terbangun.
Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup
dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor
4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum
mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara
yang menjalankan demokrasi substantif.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM: 2311011054
Kelas: Mnj Genap
analisis jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" dalam bahasa yang lebih sederhana:
1. Persaingan Jokowi dan Prabowo:
Jurnal ini membahas pertarungan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk menjadi presiden Indonesia. Persaingan mereka untuk kedua kalinya menciptakan polarisasi di kalangan pendukung masing-masing, yang bisa memperdalam perpecahan di masyarakat.
2. Demokrasi dan Pemilu Presiden
Pemilu presiden dianggap sebagai cara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan individu dan kesetaraan hak politik. Selain sebagai pesta demokrasi, pemilu ini juga bertujuan untuk memperkuat demokrasi di tingkat nasional dan menciptakan pemerintahan yang efektif.
3. Masalah dan Solusi:
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti kompromi antara elit penguasa dan elit masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, pemilu harus bisa memenuhi harapan rakyat dan memastikan kedaulatan serta kebebasan politik. Intinya, pemilu harus tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu memperkuat suara rakyat.
4. Hoaks dan Politisasi Agama:
Hoaks dan penggunaan agama untuk kepentingan politik menjadi isu utama selama masa kampanye. Kedua kandidat berusaha menarik suara umat Islam, tetapi cara-cara seperti ini dapat memperburuk ketegangan sosial dan mengabaikan nilai-nilai budaya yang positif.
5. Pemilu yang Aman dan Damai
Walaupun pemilu 2019 cukup rumit, namun bisa berlangsung dengan aman dan damai. Namun, tingkat kerumitannya yang tinggi dan berbagai hasil yang dipertanyakan menunjukkan bahwa pemilu yang berkualitas membutuhkan partai politik dan koalisi yang baik. Hal ini menjadi tantangan besar dalam menjalankan pemilu serentak 2019 untuk membangun demokrasi yang berkualitas.
6. Kekhawatiran terhadap Demokrasi yang Substantif:
Indonesia adalah negara demokrasi terbesar keempat di dunia, tetapi ada kekhawatiran bahwa negara ini belum sepenuhnya menjalankan demokrasi yang substantif. Artinya, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi dan mengatasi berbagai tantangan untuk memastikan demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik.
demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah
pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu.
Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres
karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres. Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu
yang berkualitas memerlukan parpol dan
koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
Dokumen ini membahas topik-topik seperti peran tokoh agama dalam mendukung pasangan calon yang berbeda, keterlibatan partai politik dalam pemilu, serta isu-isu demokratisasi dan netralitas birokrasi. Kebutuhan untuk membangun kepercayaan di antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat ditekankan sebagai hal yang krusial bagi kualitas demokrasi di Indonesia.
Nama : Bukan Mangestuty Wijaya
NPM : 2351011025
Kelas : Ganjil
“Dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 “Jurnal tersebut membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam Pilpres 2019 di Indonesia. Pemilu di Indonesia, sebagai salah satu pilar penting demokrasi, masih menghadapi tantangan dalam mencapai konsolidasi yang substansial. Politisasi, kurangnya kepercayaan publik, dan permasalahan dalam tata kelola pemilu menjadi hambatan utama. Diperlukan sinergi antara berbagai stakeholders, termasuk partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan lembaga penegak hukum, serta partisipasi aktif civil society dan media massa untuk memperbaiki keadaan. Demokrasi yang substansial akan meningkatkan kepercayaan publik dan mengurangi potensi konflik dalam pemilu, sehingga Indonesia perlu terus berupaya menuju demokrasi yang lebih berkualitas.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NPM : 2311011068
Jurnal tersebut membahas tentang konsep "Deepening Democracy" (Pendalaman Demokrasi) dan tantangannya di Indonesia. Proses demokrasi dipengaruhi oleh budaya politik, perilaku aktor politik, dan kekuatan politik. Pemilihan langsung kepala daerah dianggap sebagai langkah penting dalam pendalaman demokrasi. Tantangan terjadi dalam membangun kualitas pemilihan presiden dan pendalaman demokrasi di tingkat nasional. Pentingnya peran negara dan masyarakat dalam mengaktifkan kontrol sosial dan memperkuat demokrasi.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
npm : 2351011007
kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas mengenai Pemilihan umum serentak yang diselenggarakan tahun 2019 di Indonesia merupakan pemilu pertama di mana pemilihan
presiden dan wakil presiden (pilpres) dilaksanakan
bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif
(pileg). Oleh karena itu, menarik untuk melihat
dinamika sosial politik yang terjadi pra-pemilu
2019. Pembangunan
demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman
demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi
demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum
mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah
pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu.
Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres
karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres. Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan
pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019
yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang
cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan
menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu
yang berkualitas memerlukan parpol dan
koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting
karena pemilu tidak hanya merupakan sarana
suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil
dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi
ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
Tantangan yang cukup besar dalam menjalani
pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi
demokrasi yang berkualitas sulit terbangun.
Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup
dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor
4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum
mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara
yang menjalankan demokrasi substantif.
NPM:2311011038
Kelas: Manajemen Genap
Analisis Jurnal
menjelaskan tentang tantangan dan penurunan kualitas demokrasi, permasalahan yang muncul selama Pemilu Presiden 2019, politisasi identitas, kegagalan partai politik, pemilu dalam masyarakat yang beragam, dan intervensi politisi birokrasi. Semua ini mempengaruhi keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Konsolidasi demokrasi bisa terhambat jika partai politik dan elit terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendukung proses demokrasi. Saat pemilu terjadi di tengah polarisasi sosial, penyebaran berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita palsu dapat membuat hasil pemilu rentan terhadap sengketa dan konflik. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan manajemen yang baik agar pemilu dapat berlangsung dengan aman dan damai, serta kualitas pemilu yang baik membutuhkan partai politik dan koalisi yang berkualitas pula.
NPM : 2311011133
Kelas : Manajemen Ganjil
"Jurnal Penelitian Politik"
Sejak era Reformasi, Indonesia sudah menggelar empat kali pemilu. Tetapi, pemilu ke lima tahun 2019, khususnya, pemilu presiden (pilpres) memiliki konstelasi politik yang lebih menyita
perhatian publik.Sebagaimana diketahui, untuk kedua kalinya Joko Widodo (Jokowi) kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto, head
to head, untuk memperebutkan kursi presiden.
Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’. Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor,misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik.
Pendalaman demokrasi juga dapat dipandang sebagai upaya untuk merealisasikan pemerintahan yang efektif. Menurut Migdal (1988), negara dan masyarakat seharusnya saling bersinergi sehingga bisa saling memperkuat perannya masing-masing.
Pemilu serentak 2019 tak lepas dari isu politisasi identitas dan agama. Fenomena politisasi identitas dan agama juga diwarnai dengan berebut suara muslim. Munculnya sejumlah isu yang oleh sebagian umat Islam dipandang merugikan mereka pada akhirnya melahirkan gerakan ijtima’ulama untuk mengusung pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.
Pemilu bukan hanya penanda suksesi
kepemimpinan, tapi juga merupakan koreksi/evaluasi terhadap pemerintah dan proses deepening democracy untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang sehat dan bermartabat. Sejak 1999 kinerja parpol tidak kunjung menghasilkan landasan atau platform politik nasional. Kampanye lebih merupakan pameran pernak-pernik demokrasi ketimbang untuk memetakan dan menjawab persoalan bangsa.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm : 2351011009
Judul jurnal ini adalah "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019". Jurnal tersebut membahas Kontestasi pilpres 2019 antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto menjadi semakin memanas dengan polarisasi politik yang terjadi antara kedua kelompok pendukung capres. Pelaksanaan pilpres juga merupakan tindak lanjut dari prinsip-prinsip demokrasi, termasuk jaminan atas kebebasan individu dan persamaan dalam hak politik. Dalam studi ini, pilpres dilihat bukan hanya sebagai pesta demokrasi, tetapi juga sebagai instrumen pendalaman demokrasi di tingkat nasional.
Tantangan yang muncul setelah pelaksanaan pilpres adalah adanya kompromi antara elit penguasa dan elite masyarakat. Solusi perlu dicari agar pemilu di Indonesia dapat memenuhi harapan yang diinginkan dan mencapai tujuan sebagai sarana untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan kebebasan politik masyarakat.
Permasalahan hoaks, ujaran kebencian, dan politisasi agama menjadi hal yang paling mencolok selama kampanye pilpres 2019. Hal ini semakin memperkuat ketegangan sosial dan mengurangi nilai-nilai budaya positif seperti saling menghargai, saling berempati, dan saling mempercayai antar sesama anak bangsa.
Meskipun Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai, pemilu 2019 yang kompleks dengan hasil yang dipersoalkan menjadi pelajaran berharga. Pemilu yang berkualitas memerlukan partai politik dan koalisi yang berkualitas, karena pemilu tidak hanya tentang suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil, dan damai, tetapi juga tentang ketahanan sosial rakyat dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tantangan yang dihadapi dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terwujud. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia belum sepenuhnya menunjukkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi yang substantif.
NPM : 2351011034
Kelas : MNJ Genap
Dalam jurnal tersebut, disajikan analisis tentang dampak pemilihan legislatif dan presiden secara simultan di Indonesia pada tahun 2019 terhadap representasi perempuan dalam politik. Para kandidat menyatakan bahwa pemilihan simultan menempatkan beban ganda pada mereka, terutama kandidat perempuan, yang menghadapi pandangan sosial yang memandang politik sebagai milik laki-laki dan keterbatasan dalam kapasitas keuangan dan akses terhadap sumber kekuasaan politik.
Dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak di Indonesia cukup kompleks. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat, meredam polarisasi politik, dan memerangi hoaks dan ujaran kebencian. Media sosial perlu digunakan secara bertanggung jawab untuk mendukung proses pemilu yang demokratis dan bermartabat.
NPM: 2351011016
Jurnal ini membahas tentang dinamika pemilu serentak 2019 di Indonesia, termasuk dukungan ulama terhadap pasangan calon presiden, kinerja partai politik, politisasi birokrasi, pembelahan sosial, politisasi identitas, kondisi demokrasi dalam 21 tahun terakhir, politisasi agama, dan tantangan dalam memperbaiki sistem politik di Indonesia. Beberapa isu yang muncul antara lain politisasi identitas, seperti polarisasi politik antara kedua kubu pendukung, dan politisasi agama dalam upaya memenangkan suara muslim. Selain itu, kinerja parpol dalam proses kaderisasi juga menjadi perhatian, dengan maraknya pencalonan selebritis sebagai caleg. Politisasi birokrasi juga menjadi isu serius, yang mengancam netralitas dan independensi birokrasi dalam proses pemilu. Dalam konteks ini, pentingnya reformasi birokrasi dan upaya untuk memisahkan politik dari administrasi publik menjadi sorotan utama dalam memperkuat demokrasi Indonesia.
NPM : 2351011015
Jurnal tersebut membahas secara tentang "tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia, khususnya dalam konteks pemilu".
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat terhadap Pemilu Serentak 2019 di kalangan masyarakat, terutama kalangan pemuda dan wanita. Faktor-faktor seperti kampanye politik, media sosial, dan pengaruh kelompok atau keluarga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku politik responden. Hasil penelitian menyoroti pentingnya pemahaman akan dinamika sosial politik dalam konteks demokrasi.
pemahaman akan dinamika sosial politik merupakan kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memperkuat sistem demokrasi di Indonesia. Penelitian bertujuan agar pembaca lebih mengerti mengenai betapa penting nya wawasan bagi praktisi politik dan pembuat kebijakan untuk merancang strategi kampanye yang lebih efektif dan meningkatkan transparansi dalam proses pemilu.
Masyarakat sipil juga perlu tetap kritis dalam menghadapi pemilu dan membuahkan hasil. Massa media bisa menjadi pemasok berita yang obyektif dan melakukan kontrol sosial yang berpihak pada rakyat. Sehingga diperlukan wawasan yang luas agar masyarakat tidak termakan oleh hoax.
Npm: 2351011029
Kelas: Manajemen Ganjil
Demokrasi di Indonesia dipengaruhi oleh faktor budaya, politik, dan kekuatan politik. Pemilu 2019 merupakan sarana penting bagi rakyat Indonesia untuk menyalurkan aspirasi politiknya secara damai. Pemilu ini adalah pemilu kelima setelah Orde Baru dan menjadi ujian untuk memperkuat sistem presidensial dan membentuk partai politik yang terstruktur. Namun, terdapat beberapa masalah dalam penyelenggaraan pemilu tahun itu. Politik identitas dan politisasi agama menjadi isu penting. Banyak partai politik mengalami kesulitan dalam kaderisasi dan mencalonkan selebritis untuk meningkatkan popularitas. Nilai-nilai budaya lokal juga terabaikan, menyebabkan perpecahan sosial dan budaya yang signifikan dalam masyarakat. Politisasi birokrasi juga menjadi kekhawatiran, mengancam profesionalisme, independensi, dan netralitas birokrasi dalam penyelenggaraan pemilu. Keterlibatan birokrasi dalam politik praktis terjadi baik di tingkat pusat maupun daerah. Fenomena ini mempengaruhi sistem demokrasi di Indonesia. Sebagai sarana bagi masyarakat, lembaga seperti P2Politik-LIPI hadir untuk menyampaikan masalah-masalah yang terjadi di negara ini melalui tulisan.
NPM : 2311011116
Kelas : S1 Manajemen Genap
Jurnal ini membahas dinamika sosial politik menjelang Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Dinamika tersebut mencakup beberapa poin yakni :
1. Polarisasi politik
2. Isi isu sentral
3. Peran media sosial
4. Isu toleransi dan radikalisme
5. Peran lembaga penyelenggara pemilu
Terdapat beberapa poin penting mengenai politik pemilu di Indonesia meliputi:
1. Partisipasi masyarakat: Pemilu di Indonesia melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses demokrasi untuk memilih wakil mereka di tingkat lokal, regional, dan nasional.
2. Sistem pemilihan: Indonesia menggunakan sistem pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih anggota parlemen dan presiden secara langsung. Pemilu diadakan setiap lima tahun sekali.
3. Beragamnya partai politik: Terdapat banyak partai politik yang berkompetisi dalam pemilu, mencerminkan pluralitas politik di Indonesia.
4. Pengawasan dan transparansi: Terdapat lembaga-lembaga independen yang bertugas untuk mengawasi jalannya pemilu dan memastikan transparansi, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
5. Tantangan dan isu: Pemilu di Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk kecurangan pemilu, uang politik, dan polarisasi politik.
6. Peran media: Media memainkan peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandidat dan isu-isu politik yang berkembang selama pemilu.
NPM : 2351011003
Kelas : Manajemen Ganjil
Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019: Kajian Kritis
Abstrak
Jurnal Politik LIPI Vol. 16, No. 1 yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" membahas berbagai isu sosial politik yang berkembang di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019. Jurnal ini menyajikan analisis mendalam tentang berbagai faktor yang memengaruhi dinamika tersebut, seperti polarisasi politik, hoaks, ujaran kebencian, dan peran media sosial.
Kekurangan
-> Kurang eksplorasi solusi
Jurnal ini fokus pada identifikasi masalah, namun kurang mengeksplorasi solusi konkret untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
Kelebihan
-> Sumber informasi yang kaya
Jurnal ini menyediakan informasi yang kaya dan aktual tentang berbagai isu sosial politik yang berkembang di Indonesia menjelang Pemilu 2019.
Saran
-> Menawarkan solusi: Jurnal ini dapat diperkaya dengan menawarkan solusi konkret untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
NPM. : 2311011109
Kelas. : MNJ ganjil
Jurnal yang berjudul " dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019 "
Memanasnya kontestasi pilpres 2019 juga diwarnai dengan polarisasi politik antara kedua kubu pendukung capres,membuat semakin resiko perpecahan dikalangan masyarakat
Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik.
Seiring dengan itu, banyak tantangan
yang dihadapi sejak penyelenggaraan pilpres langsung yang berupa kecenderungan munculnya kompromi-kompromi kepentingan antara elitepenguasa dan elite masyarakat yang seharusnya pemilu di Indonesia menjadi sebuah jalan agar tercapai harapan negara yang diinginkan. Untuk itu, kiranya perlu dikedepankan kembali tujuan utama pilpres sebagai sarana untuk menegakkan dan mewujudkan kedaulatan rakyat dan kebebasan politik masyarakat.
Persoalan hoaks dan ujaran
kebencian, isu politisasi agama dalam pilpres 2019 menjadi salah satu hal yang paling menonjol dalam masa kampanye. Permainan politik identitas oleh kedua belah pihak membuat ketegangan dan ancaman perpecahan semakin tajam. praktik ini adalah tindakan buruk dalam berpolitik.
Sejauh ini Indonesia belum mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI. Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tersebut tak cukup dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor 4 terbesar di dunia, Indonesia belum mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara yang menjalankan demokrasi substantif.
NAMA : UMMI NUR AISYAH
NPM : 2311011028
KELAS : GENAP
Kata Kunci: Pendalaman Demokrasi, Pemilihan Presiden, Politisasi Identitas, Pemerintahan Efektif, Kepercayaan
Bangunan.
1.Pendalaman Demokrasi: Pendalaman demokrasi adalah upaya memperkuat dan memperluas partisipasi warga negara dalam proses politik dan pengambilan keputusan.Hal ini dapat dicapai dengan mereformasi lembaga-lembaga demokrasi, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, dan masyarakat memperkuat sipil. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem politik yang lebih inklusif, responsif, dan akuntabel terhadap masyarakat.
2.Pemilihan Presiden: Pemilihan presiden melibatkan pemilihan kepala negara dan pemerintahan dalam sistem pemerintahan presidensial.Proses ini meliputi kampanye, pemungutan suara, dan penghitungan suara untuk menentukan presiden terpilih. Permasalahan utama dalam pemilihan presiden adalah visi dan rencana calon, integritasnya, kualitas kepemimpinannya, dan kemampuan memimpin pemerintahan.
3. Politisasi Identitas: Politisasi identitas mengacu pada penggunaan identitas sosial, budaya, atau etnis untuk tujuan politik. Hal ini dapat menimbulkan polarisasi sosial, konflik dan perpecahan. Tantangan utamanya adalah mencapai keseimbangan antara mengakui keberagaman identitas dan upaya membangun kohesi sosial dan persatuan.
4. Pemerintahan yang Efektif: Pemerintahan yang efektif adalah pemerintahan yang mampu menjalankan fungsi intinya secara memadai, seperti menjamin keamanan, menyediakan layanan publik, dan mendorong pembangunan ekonomi. Hal ini memerlukan kapasitas organisasi, sumber daya dan tata kelola yang baik. Permasalahan utama mencakup efisiensi, koordinasi antar lembaga, dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
5. Membangun kepercayaan: Membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga demokrasi merupakan sebuah tantangan penting. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan integritas pemerintah. Selain itu, dialog dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sipil juga dapat berkontribusi dalam membangun kepercayaan
.
NPM : 2311011022
KELAS : MNJ GENAP
Dalam Jurnal yang berjudul “Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” karya R. Siti Zuhro membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan demokrasi di Indonesia, sebagaimana tercermin dalam pilpres, menghadapi permasalahan yang signifikan. Pendalaman demokrasi belum sepenuhnya tercapai karena tidak efektifnya pilar-pilar penguatan demokrasi. Pilpres 2019 sulit menghasilkan suksesi kepemimpinan yang efektif dan membangun kepercayaan masyarakat, terbukti dari keresahan sosial pasca pengumuman hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Artikel tersebut menekankan pentingnya memperdalam demokrasi, tata kelola pemerintahan yang efektif, dan membangun kepercayaan publik demi keberhasilan konsolidasi demokrasi. Hal ini juga menyinggung peran Mahkamah Konstitusi dalam menentukan hasil akhir pilpres ketika para kandidat mempermasalahkan hasil tersebut
NPM : 2311011084
Kelas : Manajemen Genap
Jurnal tersebut membahas Dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak 2019. Pemilu serentak 2019 adalah pemilu kelima pasca Orde Baru dan merupakan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilpres dalam waktu bersamaan. Pengalaman dari pemilu ke pemilu menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi relatif sama yaitu perilaku distortif, melanggar hukum dan menghalalkan semua cara. Pemilu 2019 yang kompleks menunjukkan pentingnya kualitas partai politik dan koalisi mereka. Hasil yang dipersoalkan dari pemilu tersebut menjadi pelajaran berharga, menegaskan bahwa pemilu yang berkualitas diperlukan untuk menjaga keberlanjutan aspirasi, keadilan, dan kedamaian dalam pergantian kepemimpinan. Lebih dari sekadar proses suksesi, pemilu merupakan fondasi bagi ketahanan sosial dan eksistensi negara.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
Npm: 2351011036
Jurnal tersebut mengulas tantangan dan dinamika demokrasi di Indonesia, khususnya dalam pemilu, seperti politisasi identitas, fragmentasi partai politik, dan kurangnya kaderisasi. Selain itu, menyoroti peran masyarakat dan pentingnya memperkuat nilai-nilai budaya. Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) bertujuan menjadi forum pertukaran pemikiran mengenai masalah strategis politik nasional, lokal, dan internasional.
Nama : Elsa Estevania Natali
NPM : 2311011089
Kelas : Manajemen Ganjil
Jurnal tersebut membahas mengenai beberapa topik yang berkaitan dengan jalannya demokrasi di Indonesia. Topik yang dibahas adalah:
- Deemending demokrasi dan tantangannya
- Pemilu presiden 2019 dan masalahnya
- Politisasi identitas
- Pemilu dan kegagalan parpol
- Pemilu dalam masyarakat plural
- Pemilu dan politisi birokrasi
Bahasan tersebut merupakan hal yang dapat memengaruhi jalannya sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia. Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular, karena pilar-pilar pentingnya belum terlaksana dengan baik. Tantangan pendalaman demokrasi ini semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum juga tidak memadai. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas pemilu dan demokrasi, serta stabilitas nasional.
Oleh karena itu, setiap permasalahan yang berpotensi menjadi tantangan dalam proses demokrasi di Indonesia harus diselesaikan dan dikelola dengan baik, agar pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman dan tanpa hambatan, serta stabilitas nasional tetap terjaga.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
2351011030
S1 Manajemen
Genap
Jurnal tersebut membahas tentang pemilu yang diselenggarakan pada tahun 2019 yang dimana pada saat itu pak Joko Widodo terpilih kembali sebagai cawapres yang akan berhadapan dengan pak Prabowo Subianto untuk mempersekutukan kursi presiden.
Berikut dampak dari pilpres yang telah dilaksanakan beberapa kali bagi upaya pendalaman dan juga konsolidasi demokrasi:
- Memperdalam Demokrasi dan tantangannya
panjang dan tahapan-tahapan
NPM : 2351011003
Kelas : MNJ Ganjil
Analisis Jurnal
A. Kekurangan Jurnal Demokrasi
1. Kekurangan dalam metodologi penelitian. Beberapa artikel dalam jurnal Demokrasi menggunakan metodologi penelitian yang kurang kuat, seperti studi kasus yang tidak representatif atau survei dengan sampel yang kecil. Hal ini dapat membuat hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas.
2. Kekurangan dalam analisis data.
3. Kekurangan dalam diskusi temuan.
B. Kelebihan Jurnal Demokrasi
1. Menyajikan penelitian tentang berbagai topik politik. Jurnal Demokrasi menerbitkan penelitian tentang berbagai topik politik, termasuk demokrasi, pemilu, partai politik, kebijakan publik, dan gerakan sosial.
2. Memuat penelitian dari berbagai negara.
3. Diterbitkan secara berkala.
C. Kesimpulan
Jurnal ini memiliki beberapa kekurangan, seperti metodologi penelitian yang kurang kuat dan analisis data yang kurang mendalam. Namun, jurnal ini juga memiliki beberapa kelebihan, seperti menyajikan penelitian tentang berbagai topik politik, memuat penelitian dari berbagai negara, dan diterbitkan secara berkala.
Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NAMA: INGRID RINDY SYAFITRI
NPM: 2311011055
KELAS: MNJM GANJIL
Dinamika Koalisi Pemerintahan:
- Dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo menunjukkan pola koalisi yang cenderung pragmatis.
- Koalisi yang terbentuk seringkali didasarkan pada kepentingan jangka pendek daripada tujuan jangka panjang yang stabil.
Pemilu Serentak 2019:
- Pemilu Serentak 2019 diharapkan dapat membawa efek coattail, yaitu peningkatan dukungan politik di legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih.
- Namun, penerapan sistem presidensial dengan sistem multipartai masih menunjukkan kelemahan, seperti adanya presidential threshold dan lemahnya pelembagaan partai politik.
Kritik Terhadap Sistem Pemilu:
- Tidak ada perubahan besar yang dihasilkan dari penerapan sistem pemilihan umum serentak 2019.
- Presidential threshold yang tinggi dan pelembagaan partai politik yang lemah menyebabkan pola koalisi yang dibangun tetap bersifat pragmatis.
Penguatan Sistem Presidensial:
- Pemilu Serentak 2019 membawa harapan terjadinya peningkatan dukungan politik di legislatif, yang berpotensi menguatkan sistem presidensial.
- Dukungan legislatif yang memadai terhadap pemerintahan terpilih merupakan indikator penting dalam penguatan sistem presidensial.