Silahkan disimak dan dipahami dengan baik video berikut lalu analisis lah menggunakan kalimat anda minimal 2 paragraf.
Analisis Video Pembelajaran
Nama : Ni Putu Tanti Sumerti
NPM : 2315031078
*Filsafat adalah disiplin ilmu dan pemikiran yang bertujuan untuk memahami dan menjelaskan dasar-dasar eksistensi, pengetahuan, nilai, moral, pikiran, dan realitas secara umum. Dalam kata lain, filsafat mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan dan dunia.
*Berikut adalah beberapa aliran filsafat yang signifikan:
Platonisme: Berakar pada pemikiran Plato, aliran ini menekankan ide bahwa dunia materi bersifat sementara dan berubah, sementara realitas sejati terletak dalam dunia ide atau bentuk abstrak yang abadi.
Aristotelianisme: Berlawanan dengan Plato, Aristoteles menekankan observasi dan penelitian empiris. Aristotelianisme menyoroti pentingnya pengetahuan konkret dan pemahaman alam.
Eksistensialisme: Fokus utama eksistensialisme adalah pada kebebasan individu, tanggung jawab, dan makna hidup. Pemikiran ini muncul pada abad ke-19 dan ke-20, dengan tokoh-tokoh seperti Søren Kierkegaard, Jean-Paul Sartre, dan Albert Camus.
Rasionalisme: Aliran ini meyakini bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui akal budi dan rasionalitas. Descartes, Leibniz, dan Spinoza adalah beberapa tokoh rasionalis terkenal.
Empirisme: Empirisisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sensorik dan observasi. John Locke, George Berkeley, dan David Hume adalah pemikir empiris terkemuka.
Idealisme: Menurut aliran ini, realitas sejati adalah ide atau pemikiran, dan dunia material hanyalah manifestasi dari pemikiran. Tokoh idealis terkenal termasuk Immanuel Kant dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel.
Marxisme: Berdasarkan pemikiran Karl Marx, aliran ini menekankan konflik kelas dalam masyarakat dan pentingnya perubahan sosial untuk mencapai masyarakat yang adil.
Pragmatisme: Aliran ini menekankan nilai kegunaan atau manfaat praktis sebagai kriteria utama kebenaran. Tokoh pragmatis terkenal termasuk Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey.
Positivisme: Paham ini menekankan pengetahuan yang dapat diukur dan verifikasi empiris sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang valid. Auguste Comte adalah tokoh pendiri positivisme.
Nihilisme: Aliran ini meragukan atau menolak nilai-nilai fundamental seperti moralitas dan makna hidup. Friedrich Nietzsche dikenal sebagai salah satu tokoh yang dihubungkan dengan nihilisme.
*Filsafat Pancasila adalah kerangka pemikiran yang mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar filosofis yang memandu pembangunan dan kehidupan berbangsa. Ada enam sila atau prinsip dalam Pancasila:
1. *Ketuhanan Yang Maha Esa:* Prinsip ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ini mengakui adanya keberagaman keyakinan agama di Indonesia.
2. *Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:* Menekankan penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia, serta pembangunan yang berlandaskan keadilan dan keberadaban.
3. *Persatuan Indonesia:* Mendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menghormati keberagaman suku, agama, ras, dan golongan (SARA).
4. *Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:* Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, serta pemerintahan yang demokratis.
5. *Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:* Menekankan distribusi kekayaan dan kesempatan secara adil, serta pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
6. *Perlindungan Terhadap Semua Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia:* Menjaga keutuhan wilayah Indonesia, serta melindungi hak dan kewajiban semua warga negara tanpa diskriminasi.
Filsafat Pancasila memberikan dasar nilai yang mencerminkan semangat persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila menjadi ideologi negara yang dijunjung tinggi dan diresapi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penerapan Pancasila diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.
NPM : 2315031078
*Filsafat adalah disiplin ilmu dan pemikiran yang bertujuan untuk memahami dan menjelaskan dasar-dasar eksistensi, pengetahuan, nilai, moral, pikiran, dan realitas secara umum. Dalam kata lain, filsafat mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan dan dunia.
*Berikut adalah beberapa aliran filsafat yang signifikan:
Platonisme: Berakar pada pemikiran Plato, aliran ini menekankan ide bahwa dunia materi bersifat sementara dan berubah, sementara realitas sejati terletak dalam dunia ide atau bentuk abstrak yang abadi.
Aristotelianisme: Berlawanan dengan Plato, Aristoteles menekankan observasi dan penelitian empiris. Aristotelianisme menyoroti pentingnya pengetahuan konkret dan pemahaman alam.
Eksistensialisme: Fokus utama eksistensialisme adalah pada kebebasan individu, tanggung jawab, dan makna hidup. Pemikiran ini muncul pada abad ke-19 dan ke-20, dengan tokoh-tokoh seperti Søren Kierkegaard, Jean-Paul Sartre, dan Albert Camus.
Rasionalisme: Aliran ini meyakini bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui akal budi dan rasionalitas. Descartes, Leibniz, dan Spinoza adalah beberapa tokoh rasionalis terkenal.
Empirisme: Empirisisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sensorik dan observasi. John Locke, George Berkeley, dan David Hume adalah pemikir empiris terkemuka.
Idealisme: Menurut aliran ini, realitas sejati adalah ide atau pemikiran, dan dunia material hanyalah manifestasi dari pemikiran. Tokoh idealis terkenal termasuk Immanuel Kant dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel.
Marxisme: Berdasarkan pemikiran Karl Marx, aliran ini menekankan konflik kelas dalam masyarakat dan pentingnya perubahan sosial untuk mencapai masyarakat yang adil.
Pragmatisme: Aliran ini menekankan nilai kegunaan atau manfaat praktis sebagai kriteria utama kebenaran. Tokoh pragmatis terkenal termasuk Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey.
Positivisme: Paham ini menekankan pengetahuan yang dapat diukur dan verifikasi empiris sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang valid. Auguste Comte adalah tokoh pendiri positivisme.
Nihilisme: Aliran ini meragukan atau menolak nilai-nilai fundamental seperti moralitas dan makna hidup. Friedrich Nietzsche dikenal sebagai salah satu tokoh yang dihubungkan dengan nihilisme.
*Filsafat Pancasila adalah kerangka pemikiran yang mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar filosofis yang memandu pembangunan dan kehidupan berbangsa. Ada enam sila atau prinsip dalam Pancasila:
1. *Ketuhanan Yang Maha Esa:* Prinsip ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ini mengakui adanya keberagaman keyakinan agama di Indonesia.
2. *Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:* Menekankan penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia, serta pembangunan yang berlandaskan keadilan dan keberadaban.
3. *Persatuan Indonesia:* Mendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menghormati keberagaman suku, agama, ras, dan golongan (SARA).
4. *Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:* Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, serta pemerintahan yang demokratis.
5. *Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:* Menekankan distribusi kekayaan dan kesempatan secara adil, serta pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
6. *Perlindungan Terhadap Semua Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia:* Menjaga keutuhan wilayah Indonesia, serta melindungi hak dan kewajiban semua warga negara tanpa diskriminasi.
Filsafat Pancasila memberikan dasar nilai yang mencerminkan semangat persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila menjadi ideologi negara yang dijunjung tinggi dan diresapi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penerapan Pancasila diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: Analisis Video Pembelajaran
Nama: Alisya Salsabila Fadwa Rahmadhani
NPM: 2315031013
Pancasila sebagai sistem filsafat mencakup lima asas utama yang membentuk kerangka pemikiran dan moralitas bangsa Indonesia. Dalam konteks filsafat, Pancasila bukan hanya seperangkat aturan atau norma, melainkan landasan filosofis yang membimbing cara pandang dan tindakan masyarakat. Asas pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, membangun dasar spiritualitas dan kepercayaan kepada kekuatan yang lebih tinggi. Ini memberikan dimensi filosofis pada sikap dan nilai kehidupan sehari-hari, menempatkan manusia dalam konteks yang lebih luas dan mengajak untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral.
Pancasila sebagai sistem filsafat juga menggarisbawahi pentingnya keadilan sosial dan persatuan dalam masyarakat. Prinsip-prinsip ini bukan hanya konsep teoritis, melainkan menjadi pedoman filosofis yang memandu proses pengambilan keputusan dan tindakan kolektif. Persatuan Indonesia, sebagai asas ketiga, mencerminkan pemahaman filsafat tentang keberagaman. Dalam pandangan filosofis, persatuan bukan hanya mengenai integrasi fisik, melainkan juga integrasi nilai dan pandangan hidup yang beragam.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menekankan prinsip demokrasi dan partisipasi rakyat. Pancasila sebagai sistem filsafat mengartikulasikan bahwa keputusan yang diambil secara kolektif, dengan mempertimbangkan hikmat dan kebijaksanaan, mencerminkan nilai-nilai filosofis yang mendasar. Ini membentuk dasar pemikiran tentang kedaulatan rakyat dan tanggung jawab untuk mengembangkan hikmat bersama dalam pengelolaan negara.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat bukan hanya menjadi pijakan konseptual, tetapi juga menjadi pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Pandangan filosofisnya meresap dalam kebijakan, budaya, dan perilaku masyarakat Indonesia. Pancasila bukanlah entitas statis, tetapi dinamis dalam menyikapi perkembangan zaman. Melalui perspektif filosofisnya, Pancasila tetap relevan sebagai kompas moral yang memberikan arah dan makna bagi perjalanan bangsa Indonesia dalam meraih kemajuan dan kesejahteraan bersama.
NPM: 2315031013
Pancasila sebagai sistem filsafat mencakup lima asas utama yang membentuk kerangka pemikiran dan moralitas bangsa Indonesia. Dalam konteks filsafat, Pancasila bukan hanya seperangkat aturan atau norma, melainkan landasan filosofis yang membimbing cara pandang dan tindakan masyarakat. Asas pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, membangun dasar spiritualitas dan kepercayaan kepada kekuatan yang lebih tinggi. Ini memberikan dimensi filosofis pada sikap dan nilai kehidupan sehari-hari, menempatkan manusia dalam konteks yang lebih luas dan mengajak untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral.
Pancasila sebagai sistem filsafat juga menggarisbawahi pentingnya keadilan sosial dan persatuan dalam masyarakat. Prinsip-prinsip ini bukan hanya konsep teoritis, melainkan menjadi pedoman filosofis yang memandu proses pengambilan keputusan dan tindakan kolektif. Persatuan Indonesia, sebagai asas ketiga, mencerminkan pemahaman filsafat tentang keberagaman. Dalam pandangan filosofis, persatuan bukan hanya mengenai integrasi fisik, melainkan juga integrasi nilai dan pandangan hidup yang beragam.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menekankan prinsip demokrasi dan partisipasi rakyat. Pancasila sebagai sistem filsafat mengartikulasikan bahwa keputusan yang diambil secara kolektif, dengan mempertimbangkan hikmat dan kebijaksanaan, mencerminkan nilai-nilai filosofis yang mendasar. Ini membentuk dasar pemikiran tentang kedaulatan rakyat dan tanggung jawab untuk mengembangkan hikmat bersama dalam pengelolaan negara.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat bukan hanya menjadi pijakan konseptual, tetapi juga menjadi pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Pandangan filosofisnya meresap dalam kebijakan, budaya, dan perilaku masyarakat Indonesia. Pancasila bukanlah entitas statis, tetapi dinamis dalam menyikapi perkembangan zaman. Melalui perspektif filosofisnya, Pancasila tetap relevan sebagai kompas moral yang memberikan arah dan makna bagi perjalanan bangsa Indonesia dalam meraih kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Izin memperkenalkan diri:
Nama: Nazwa Aulia Syifa
Kelas: PSTE C
NPM: 2315031037
Jawaban:
Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang cinta atau mencintai suatu kebijaksanaan, dapat juga disebut dengan love of wisdom. Filsafat juga dapat diartikan aebagai mencintai pencarian tentang kebenaran-kebenaran prinsip yang bersifat general dengan pemikiran yang kontemplatif. Aliran-aliran dalam filsafat mencakup beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Berfilsafat rationalisme mengangungkan akal
2. Berfilsafat materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat hedonisme yang mengagungkan kesenangan.
Menurut hasil analisa dari video tersebut, mempelajari filsafat akan mendatangkan banyak manfaat seperti mendapatkan penglihatan segala sesuatu secara multi dimensi melalui filsafat, mengasah kemampuan dan hati serta pikiran dalam penalaran melalui filsafat, lalu mendapatkan pengajaran mengenai pentingnya berpikir logis.
Lain halnya dengan Filsafat Pancasila, yaitu suatu kerangka pemikiran filosofis yang terfokus pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam kehidupan berkomunitas, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai suatu filsafat memuat beberapa aspek seperti pandangan, nilai dan gagasan yang menjadi inti dalam pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila mendorong upaya untuk mengurangi disparitas sosial, menyempurnakan distribusi kekayaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sekian analisis dari video yang disajikan.
Terima kasih dan selamat beraktivitas kembali, Bu.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Izin memperkenalkan diri:
Nama: Nazwa Aulia Syifa
Kelas: PSTE C
NPM: 2315031037
Jawaban:
Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang cinta atau mencintai suatu kebijaksanaan, dapat juga disebut dengan love of wisdom. Filsafat juga dapat diartikan aebagai mencintai pencarian tentang kebenaran-kebenaran prinsip yang bersifat general dengan pemikiran yang kontemplatif. Aliran-aliran dalam filsafat mencakup beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Berfilsafat rationalisme mengangungkan akal
2. Berfilsafat materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat hedonisme yang mengagungkan kesenangan.
Menurut hasil analisa dari video tersebut, mempelajari filsafat akan mendatangkan banyak manfaat seperti mendapatkan penglihatan segala sesuatu secara multi dimensi melalui filsafat, mengasah kemampuan dan hati serta pikiran dalam penalaran melalui filsafat, lalu mendapatkan pengajaran mengenai pentingnya berpikir logis.
Lain halnya dengan Filsafat Pancasila, yaitu suatu kerangka pemikiran filosofis yang terfokus pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam kehidupan berkomunitas, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai suatu filsafat memuat beberapa aspek seperti pandangan, nilai dan gagasan yang menjadi inti dalam pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila mendorong upaya untuk mengurangi disparitas sosial, menyempurnakan distribusi kekayaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sekian analisis dari video yang disajikan.
Terima kasih dan selamat beraktivitas kembali, Bu.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama : Hendra Wijaya
NPM : 2315031094
Kelas : TE C
Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk memahami dan merumuskan prinsip-prinsip dasar keberadaan, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan makna hidup. Filsafat mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan dan keberadaan.
Aliran-aliran Filsafat: Terdapat berbagai aliran filsafat yang muncul sepanjang sejarah, seperti:
Platonisme: Berfokus pada ide-ide abstrak dan konsep universal.
Aristotelianisme: Menekankan observasi dan analisis data konkret.
Skepticisme: Menunjukkan keraguan terhadap kemampuan manusia untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Empirisme: Mengandalkan pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan.
Rasionalisme: Menekankan peran akal budi dalam memahami dunia.
NPM : 2315031094
Kelas : TE C
Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk memahami dan merumuskan prinsip-prinsip dasar keberadaan, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan makna hidup. Filsafat mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan dan keberadaan.
Aliran-aliran Filsafat: Terdapat berbagai aliran filsafat yang muncul sepanjang sejarah, seperti:
Platonisme: Berfokus pada ide-ide abstrak dan konsep universal.
Aristotelianisme: Menekankan observasi dan analisis data konkret.
Skepticisme: Menunjukkan keraguan terhadap kemampuan manusia untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Empirisme: Mengandalkan pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan.
Rasionalisme: Menekankan peran akal budi dalam memahami dunia.
Manfaat Mempelajari Filsafat:
Pemahaman Mendalam: Filsafat membantu individu memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, dan moral.
Kemampuan Berpikir Kritis: Mempelajari filsafat melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Pembentukan Nilai: Membantu individu merumuskan nilai-nilai dan keyakinan pribadi.
Perspektif Global: Memperluas pandangan terhadap permasalahan dunia secara global.
Pemahaman Mendalam: Filsafat membantu individu memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, dan moral.
Kemampuan Berpikir Kritis: Mempelajari filsafat melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Pembentukan Nilai: Membantu individu merumuskan nilai-nilai dan keyakinan pribadi.
Perspektif Global: Memperluas pandangan terhadap permasalahan dunia secara global.
Pengertian Filsafat Pancasila:
Filsafat Pancasila adalah pemikiran filosofis yang menggali dan merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila dianggap sebagai sistem filsafat karena menyatukan prinsip-prinsip filosofis yang menjadi dasar ideologi negara Indonesia. Sistem ini mencerminkan nilai-nilai etika, moral, dan sosial yang diharapkan dapat membimbing bangsa dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip yang luhur.
Filsafat Pancasila adalah pemikiran filosofis yang menggali dan merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila dianggap sebagai sistem filsafat karena menyatukan prinsip-prinsip filosofis yang menjadi dasar ideologi negara Indonesia. Sistem ini mencerminkan nilai-nilai etika, moral, dan sosial yang diharapkan dapat membimbing bangsa dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip yang luhur.
Nama : Dimas Bambang Permadi
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C
Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu "philos" yang berarti cinta atau kasih, dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Secara harfiah, filsafat dapat diartikan sebagai "cinta terhadap kebijaksanaan" atau "kasih terhadap pengetahuan yang mendalam."
Lebih lanjut, filsafat merupakan kajian yang bersifat reflektif dan sistematis terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan berbagai aspek kehidupan manusia. Filsafat mencoba untuk memahami hakikat realitas, sifat manusia, serta mencari prinsip-prinsip dasar yang mendasari segala sesuatu.
Aliran – Aliran Filsafat
1. Rasionalisme:
• Pendekatan: Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menekankan peran akal budi dan pemikiran rasional dalam mencapai pengetahuan. Para rasionalis percaya bahwa pengetahuan yang hakiki dapat diperoleh melalui deduksi logis dari prinsip-prinsip dasar atau ide-ide innat (ide bawaan).
• Contoh Filosof: René Descartes adalah salah satu filosof rasionalis terkenal yang dikenal dengan pernyataan "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada).
2. Materialisme:
• Pendekatan: Materialisme adalah aliran yang mengutamakan materi atau substansi fisik sebagai asal-muasal dan kenyataan utama. Filosofi ini menolak unsur-unsur metafisika atau spiritual sebagai penjelasan terhadap realitas.
• Contoh Filosof: Karl Marx adalah seorang filosof materialis yang dikenal karena konsep-konsepnya tentang sejarah materialistik dan analisis kritis terhadap masyarakat kapitalis.
3. Individualisme:
• Pendekatan: Individualisme menggarisbawahi nilai dan hak-hak individu. Ini berfokus pada kebebasan individu, otonomi, dan hak untuk menentukan takdir sendiri tanpa campur tangan yang berlebihan dari pihak lain atau pemerintah.
• Contoh Filosof: John Locke adalah salah satu pemikir individualis yang berpengaruh. Dia mengemukakan konsep hak asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan, properti, dan hak untuk melindungi diri sendiri.
4. Hedonisme:
• Pendekatan: Hedonisme menitikberatkan pada pencarian kenikmatan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama kehidupan. Ada dua bentuk hedonisme: hedonisme etika yang menyatakan bahwa kebaikan atau moralitas terletak pada tingkat kebahagiaan yang dicapai, dan hedonisme psikologis yang menggambarkan bahwa manusia secara alami mencari kesenangan dan menghindari penderitaan.
• Contoh Filosof: Epikuros adalah salah satu tokoh hedonisme yang terkenal. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat dicapai melalui pencarian kenikmatan yang sederhana dan moderat.
Manfaat Mempelajari Filsafat
1. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis:
• Filsafat melibatkan analisis, evaluasi, dan kritis terhadap argumen dan gagasan. Mempelajari filsafat dapat membantu mengasah keterampilan berpikir kritis yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
2. Pemahaman Mendalam tentang Nilai dan Etika:
• Filsafat seringkali membahas pertanyaan-pertanyaan tentang nilai, etika, dan moralitas. Memahami kerangka kerja etis dari berbagai aliran filsafat dapat membantu seseorang merenungkan dan memahami dasar-dasar nilai yang membentuk pandangan hidupnya.
3. Pemahaman tentang Dunia dan Manusia:
• Filsafat membantu manusia untuk memahami aspek-aspek mendasar tentang eksistensi, realitas, dan sifat manusia. Ini dapat membuka cakrawala pemahaman dan memberikan landasan bagi pandangan hidup yang lebih mendalam.
Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila merujuk pada upaya untuk mendalami dan merumuskan dasar-dasar pemikiran dan filsafat yang mendasari ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sendiri adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip pokok, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing individu.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menghormati martabat serta hak asasi manusia tanpa diskriminasi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan peradaban.
3. Persatuan Indonesia: Mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam keragaman suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis, berdasarkan musyawarah dan mufakat, dengan mengedepankan asas kebijaksanaan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya, guna meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat mengacu pada upaya untuk menyusun dan merinci dasar-dasar pemikiran filosofis yang mendasari ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila, sebagai sistem filsafat, mencakup serangkaian prinsip dan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut adalah pengertian tentang Pancasila sebagai sistem filsafat:
1. Pancasila sebagai Ideologi:
• Pancasila dianggap sebagai suatu ideologi yang mengandung nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik yang diakui sebagai panduan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
2. Landasan Filosofis untuk Hidup Bermasyarakat:
• Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan landasan filosofis yang mendalam untuk kehidupan bermasyarakat. Ini mencakup nilai-nilai moral, etika, dan keadilan yang dianggap penting dalam membangun hubungan antarindividu dan antaranggota masyarakat.
3. Pedoman untuk Pembangunan Nasional:
• Sebagai sistem filsafat, Pancasila memberikan pedoman untuk pembangunan nasional yang berkelanjutan. Prinsip-prinsipnya mencakup nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan, yang dianggap sebagai fondasi yang memadai untuk mencapai kesejahteraan bersama.
4. Refleksi atas Nilai-Nilai Budaya dan Kebangsaan:
• Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan nilai-nilai budaya dan kebangsaan Indonesia. Ini mencakup kearifan lokal dan keunikan budaya bangsa, yang menjadi bagian integral dari pemahaman filosofis Pancasila.
5. Pandangan terhadap Kemanusiaan dan Hidup Berbangsa:
• Sebagai sistem filsafat, Pancasila mencakup pandangan terhadap kemanusiaan dan cara hidup berbangsa. Ini mencerminkan aspirasi untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Landasan untuk Kebebasan dan Hak Asasi Manusia:
• Pancasila sebagai sistem filsafat juga memberikan landasan untuk kebebasan dan hak asasi manusia. Ini mencakup prinsip-prinsip yang menghormati martabat manusia dan memberikan hak-hak dasar bagi setiap warga negara.
Wawasan Filsafat
Wawasan filsafat mencakup tiga dimensi utama yang merangkum aspek-aspek pokok dalam filsafat, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Berikut adalah pengertian masing-masing dimensi wawasan filsafat:
1. Ontologis:
Ontologi membahas tentang hakikat realitas atau eksistensi. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang ada, bagaimana sesuatu dapat dikatakan ada, dan apa makna dari keberadaan itu sendiri.
• Fokus Pertanyaan Ontologis:
• Apa yang ada?
• Bagaimana suatu entitas dapat dikatakan ada atau tidak ada?
• Apa makna dari keberadaan?
2. Epistemologis:
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan sumber, bentuk, batas, dan validitas pengetahuan. Ini berkaitan dengan pertanyaan tentang apa yang dapat diketahui, bagaimana pengetahuan diperoleh, dan sejauh mana kita dapat mempercayai pengetahuan tersebut.
• Fokus Pertanyaan Epistemologis:
• Apa sumber pengetahuan?
• Bagaimana pengetahuan diperoleh?
• Sejauh mana kita dapat mempercayai pengetahuan?
3. Aksiologis:
Aksiologi membahas tentang nilai dan etika. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai nilai-nilai apa yang dianggap baik atau buruk, bagaimana kita seharusnya bertindak, dan bagaimana kita seharusnya menilai sesuatu.
• Fokus Pertanyaan Aksiologis:
• Apa yang dianggap baik atau buruk?
• Bagaimana seharusnya kita bertindak?
• Bagaimana kita seharusnya menilai suatu hal?
Pemahaman tentang ontologis, epistemologis, dan aksiologis membantu membentuk pandangan yang komprehensif terhadap dunia, pengetahuan, dan nilai-nilai. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ketiga dimensi ini, filsafat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan refleksi manusia tentang eksistensi, pengetahuan, dan moralitas.
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C
Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu "philos" yang berarti cinta atau kasih, dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Secara harfiah, filsafat dapat diartikan sebagai "cinta terhadap kebijaksanaan" atau "kasih terhadap pengetahuan yang mendalam."
Lebih lanjut, filsafat merupakan kajian yang bersifat reflektif dan sistematis terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan berbagai aspek kehidupan manusia. Filsafat mencoba untuk memahami hakikat realitas, sifat manusia, serta mencari prinsip-prinsip dasar yang mendasari segala sesuatu.
Aliran – Aliran Filsafat
1. Rasionalisme:
• Pendekatan: Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menekankan peran akal budi dan pemikiran rasional dalam mencapai pengetahuan. Para rasionalis percaya bahwa pengetahuan yang hakiki dapat diperoleh melalui deduksi logis dari prinsip-prinsip dasar atau ide-ide innat (ide bawaan).
• Contoh Filosof: René Descartes adalah salah satu filosof rasionalis terkenal yang dikenal dengan pernyataan "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada).
2. Materialisme:
• Pendekatan: Materialisme adalah aliran yang mengutamakan materi atau substansi fisik sebagai asal-muasal dan kenyataan utama. Filosofi ini menolak unsur-unsur metafisika atau spiritual sebagai penjelasan terhadap realitas.
• Contoh Filosof: Karl Marx adalah seorang filosof materialis yang dikenal karena konsep-konsepnya tentang sejarah materialistik dan analisis kritis terhadap masyarakat kapitalis.
3. Individualisme:
• Pendekatan: Individualisme menggarisbawahi nilai dan hak-hak individu. Ini berfokus pada kebebasan individu, otonomi, dan hak untuk menentukan takdir sendiri tanpa campur tangan yang berlebihan dari pihak lain atau pemerintah.
• Contoh Filosof: John Locke adalah salah satu pemikir individualis yang berpengaruh. Dia mengemukakan konsep hak asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan, properti, dan hak untuk melindungi diri sendiri.
4. Hedonisme:
• Pendekatan: Hedonisme menitikberatkan pada pencarian kenikmatan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama kehidupan. Ada dua bentuk hedonisme: hedonisme etika yang menyatakan bahwa kebaikan atau moralitas terletak pada tingkat kebahagiaan yang dicapai, dan hedonisme psikologis yang menggambarkan bahwa manusia secara alami mencari kesenangan dan menghindari penderitaan.
• Contoh Filosof: Epikuros adalah salah satu tokoh hedonisme yang terkenal. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat dicapai melalui pencarian kenikmatan yang sederhana dan moderat.
Manfaat Mempelajari Filsafat
1. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis:
• Filsafat melibatkan analisis, evaluasi, dan kritis terhadap argumen dan gagasan. Mempelajari filsafat dapat membantu mengasah keterampilan berpikir kritis yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
2. Pemahaman Mendalam tentang Nilai dan Etika:
• Filsafat seringkali membahas pertanyaan-pertanyaan tentang nilai, etika, dan moralitas. Memahami kerangka kerja etis dari berbagai aliran filsafat dapat membantu seseorang merenungkan dan memahami dasar-dasar nilai yang membentuk pandangan hidupnya.
3. Pemahaman tentang Dunia dan Manusia:
• Filsafat membantu manusia untuk memahami aspek-aspek mendasar tentang eksistensi, realitas, dan sifat manusia. Ini dapat membuka cakrawala pemahaman dan memberikan landasan bagi pandangan hidup yang lebih mendalam.
Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila merujuk pada upaya untuk mendalami dan merumuskan dasar-dasar pemikiran dan filsafat yang mendasari ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sendiri adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip pokok, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing individu.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menghormati martabat serta hak asasi manusia tanpa diskriminasi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan peradaban.
3. Persatuan Indonesia: Mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam keragaman suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis, berdasarkan musyawarah dan mufakat, dengan mengedepankan asas kebijaksanaan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya, guna meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat mengacu pada upaya untuk menyusun dan merinci dasar-dasar pemikiran filosofis yang mendasari ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila, sebagai sistem filsafat, mencakup serangkaian prinsip dan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut adalah pengertian tentang Pancasila sebagai sistem filsafat:
1. Pancasila sebagai Ideologi:
• Pancasila dianggap sebagai suatu ideologi yang mengandung nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik yang diakui sebagai panduan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
2. Landasan Filosofis untuk Hidup Bermasyarakat:
• Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan landasan filosofis yang mendalam untuk kehidupan bermasyarakat. Ini mencakup nilai-nilai moral, etika, dan keadilan yang dianggap penting dalam membangun hubungan antarindividu dan antaranggota masyarakat.
3. Pedoman untuk Pembangunan Nasional:
• Sebagai sistem filsafat, Pancasila memberikan pedoman untuk pembangunan nasional yang berkelanjutan. Prinsip-prinsipnya mencakup nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan, yang dianggap sebagai fondasi yang memadai untuk mencapai kesejahteraan bersama.
4. Refleksi atas Nilai-Nilai Budaya dan Kebangsaan:
• Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan nilai-nilai budaya dan kebangsaan Indonesia. Ini mencakup kearifan lokal dan keunikan budaya bangsa, yang menjadi bagian integral dari pemahaman filosofis Pancasila.
5. Pandangan terhadap Kemanusiaan dan Hidup Berbangsa:
• Sebagai sistem filsafat, Pancasila mencakup pandangan terhadap kemanusiaan dan cara hidup berbangsa. Ini mencerminkan aspirasi untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Landasan untuk Kebebasan dan Hak Asasi Manusia:
• Pancasila sebagai sistem filsafat juga memberikan landasan untuk kebebasan dan hak asasi manusia. Ini mencakup prinsip-prinsip yang menghormati martabat manusia dan memberikan hak-hak dasar bagi setiap warga negara.
Wawasan Filsafat
Wawasan filsafat mencakup tiga dimensi utama yang merangkum aspek-aspek pokok dalam filsafat, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Berikut adalah pengertian masing-masing dimensi wawasan filsafat:
1. Ontologis:
Ontologi membahas tentang hakikat realitas atau eksistensi. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang ada, bagaimana sesuatu dapat dikatakan ada, dan apa makna dari keberadaan itu sendiri.
• Fokus Pertanyaan Ontologis:
• Apa yang ada?
• Bagaimana suatu entitas dapat dikatakan ada atau tidak ada?
• Apa makna dari keberadaan?
2. Epistemologis:
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan sumber, bentuk, batas, dan validitas pengetahuan. Ini berkaitan dengan pertanyaan tentang apa yang dapat diketahui, bagaimana pengetahuan diperoleh, dan sejauh mana kita dapat mempercayai pengetahuan tersebut.
• Fokus Pertanyaan Epistemologis:
• Apa sumber pengetahuan?
• Bagaimana pengetahuan diperoleh?
• Sejauh mana kita dapat mempercayai pengetahuan?
3. Aksiologis:
Aksiologi membahas tentang nilai dan etika. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai nilai-nilai apa yang dianggap baik atau buruk, bagaimana kita seharusnya bertindak, dan bagaimana kita seharusnya menilai sesuatu.
• Fokus Pertanyaan Aksiologis:
• Apa yang dianggap baik atau buruk?
• Bagaimana seharusnya kita bertindak?
• Bagaimana kita seharusnya menilai suatu hal?
Pemahaman tentang ontologis, epistemologis, dan aksiologis membantu membentuk pandangan yang komprehensif terhadap dunia, pengetahuan, dan nilai-nilai. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ketiga dimensi ini, filsafat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan refleksi manusia tentang eksistensi, pengetahuan, dan moralitas.
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: Analisis Video Pembelajaran
Nama : Daniel Dermawansyah Putra Saragih
NPM : 2315031077
*Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, keberadaan, dan kebenaran dengan menggunakan pemikiran yang rasional dan analitis. Ini mencakup eksplorasi tentang makna hidup, hubungan antara manusia dan alam semesta, serta prinsip-prinsip yang mengatur moralitas dan keadilan.
NPM : 2315031077
*Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, keberadaan, dan kebenaran dengan menggunakan pemikiran yang rasional dan analitis. Ini mencakup eksplorasi tentang makna hidup, hubungan antara manusia dan alam semesta, serta prinsip-prinsip yang mengatur moralitas dan keadilan.
*Aliran-Aliran Filsafat:
1. Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal
2. Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan
*Manfaat Memahami Filsafat:
1. Mencari Kebenaran Hakiki: Memungkinkan eksplorasi dan pemahaman yang mendalam akan konsep-konsep kebenaran yang mendasar.
2. Pengembangan Kemampuan Berpikir Logis: Membantu dalam melatih keterampilan berpikir logis dan analitis untuk memahami masalah dengan lebih baik.
3. Pengembangan Kearifan dan Kebijaksanaan: Memperkaya pengetahuan dalam berpikir dan bertindak secara bijaksana, memberikan landasan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
4. Berfikir Rasional dan Komprehensif: Mengasah kemampuan berpikir rasional, serta memahami dan mengevaluasi berbagai sudut pandang secara komprehensif.
5. Mencapai Keselarasan Hidup dan Tindakan yang Bijaksana: Memungkinkan untuk menyeimbangkan pertimbangan dengan tindakan, mencapai keselarasan hidup, dan menghasilkan keputusan atau tindakan yang bijaksana.
*Pengertian Filsafat Pancasila:
Filsafat Pancasila adalah pandangan atau konsepsi filosofis yang menggabungkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah dan ideologi dasar negara Indonesia. Ini mencakup penggabungan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan yang menjadi landasan bagi berdirinya negara Indonesia.
*Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila merupakan sistem filsafat yang melandaskan negara Indonesia. Ia terdiri dari lima prinsip yang mencakup aspek spiritualitas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Pancasila bukan hanya kerangka pemikiran, tetapi juga menjadi panduan moral, etika, dan hukum yang menjadi landasan bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Ia memperkaya pemahaman kita tentang eksistensi, moralitas, dan hakekat kehidupan manusia dalam konteks budaya dan sosial Indonesia.
Nama : Abiyyu Fadhil Shidqi
Npm : 2315031062
Filsafat Pancasila merupakan suatu pandangan atau pemikiran filosofis yang mencerminkan nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip yang menjadi landasan negara Indonesia, yang terdiri dari lima sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Filsafat Pancasila membahas aspek-aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang mencerminkan identitas dan tujuan negara Indonesia.
Pemahaman Nilai-Nilai Fundamental: Mempelajari filsafat Pancasila membantu individu memahami secara mendalam nilai-nilai fundamental yang menjadi dasar negara Indonesia. Ini membuka wawasan tentang prinsip-prinsip yang mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pembentukan Pemikiran Kritis: Filsafat Pancasila dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Melalui analisis konsep-konsep filsafat, seseorang dapat mengasah keterampilan evaluasi dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap berbagai isu sosial dan politik.
Penghormatan Terhadap Keanekaragaman: Pembelajaran filsafat Pancasila mendorong penghargaan terhadap keberagaman dalam masyarakat. Ini melibatkan pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan hidup yang ada di Indonesia.
Pemantapan Identitas Nasional: Memahami filsafat Pancasila membantu memantapkan identitas nasional. Individu akan lebih menyadari nilai-nilai yang mengikat mereka sebagai warga negara Indonesia dan merasakan tanggung jawab terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa.
Pengembangan Etika dan Moralitas: Filsafat Pancasila mencakup prinsip-prinsip moral dan etika yang dapat membimbing individu dalam mengambil keputusan yang tepat. Ini dapat menjadi landasan untuk perilaku yang baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Kontribusi Terhadap Pembangunan Bangsa: Pemahaman filsafat Pancasila membantu individu untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Dengan kesadaran akan nilai-nilai pancasila, mereka dapat berkontribusi secara positif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun negara.
Dengan demikian, mempelajari filsafat dalam konteks Pancasila bukan hanya merupakan kegiatan akademis semata, tetapi juga merupakan upaya memperkuat dasar moral, kritis, dan identitas nasional.
Sekian dari analisis vidio diatas
Selebihnya terimakasih saya abiyyu Fadhil Shidqi selamat bertemu di semester 2 ibu...
Npm : 2315031062
Filsafat Pancasila merupakan suatu pandangan atau pemikiran filosofis yang mencerminkan nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip yang menjadi landasan negara Indonesia, yang terdiri dari lima sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Filsafat Pancasila membahas aspek-aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang mencerminkan identitas dan tujuan negara Indonesia.
Pemahaman Nilai-Nilai Fundamental: Mempelajari filsafat Pancasila membantu individu memahami secara mendalam nilai-nilai fundamental yang menjadi dasar negara Indonesia. Ini membuka wawasan tentang prinsip-prinsip yang mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pembentukan Pemikiran Kritis: Filsafat Pancasila dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Melalui analisis konsep-konsep filsafat, seseorang dapat mengasah keterampilan evaluasi dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap berbagai isu sosial dan politik.
Penghormatan Terhadap Keanekaragaman: Pembelajaran filsafat Pancasila mendorong penghargaan terhadap keberagaman dalam masyarakat. Ini melibatkan pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan hidup yang ada di Indonesia.
Pemantapan Identitas Nasional: Memahami filsafat Pancasila membantu memantapkan identitas nasional. Individu akan lebih menyadari nilai-nilai yang mengikat mereka sebagai warga negara Indonesia dan merasakan tanggung jawab terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa.
Pengembangan Etika dan Moralitas: Filsafat Pancasila mencakup prinsip-prinsip moral dan etika yang dapat membimbing individu dalam mengambil keputusan yang tepat. Ini dapat menjadi landasan untuk perilaku yang baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Kontribusi Terhadap Pembangunan Bangsa: Pemahaman filsafat Pancasila membantu individu untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Dengan kesadaran akan nilai-nilai pancasila, mereka dapat berkontribusi secara positif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun negara.
Dengan demikian, mempelajari filsafat dalam konteks Pancasila bukan hanya merupakan kegiatan akademis semata, tetapi juga merupakan upaya memperkuat dasar moral, kritis, dan identitas nasional.
Sekian dari analisis vidio diatas
Selebihnya terimakasih saya abiyyu Fadhil Shidqi selamat bertemu di semester 2 ibu...
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: Analisis Video Pembelajaran
Nama : Rahmat Pujiantoro Saputra
Npm : 2315031134
Kelas : TE C
Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk memahami dan merumuskan prinsip-prinsip dasar keberadaan, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan makna hidup. Filsafat mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan dan keberadaan.
Aliran-aliran Filsafat: Terdapat berbagai aliran filsafat yang muncul sepanjang sejarah, seperti:
Platonisme: Berfokus pada ide-ide abstrak dan konsep universal.
Aristotelianisme: Menekankan observasi dan analisis data konkret.
Skepticisme: Menunjukkan keraguan terhadap kemampuan manusia untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Empirisme: Mengandalkan pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan.
Rasionalisme: Menekankan peran akal budi dalam memahami dunia.
Manfaat Mempelajari Filsafat:
Pemahaman Mendalam: Filsafat membantu individu memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, dan moral.
Kemampuan Berpikir Kritis: Mempelajari filsafat melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Pembentukan Nilai: Membantu individu merumuskan nilai-nilai dan keyakinan pribadi.
Perspektif Global: Memperluas pandangan terhadap permasalahan dunia secara global.
Pengertian Filsafat Pancasila:
Filsafat Pancasila adalah pemikiran filosofis yang menggali dan merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila dianggap sebagai sistem filsafat karena menyatukan prinsip-prinsip filosofis yang menjadi dasar ideologi negara Indonesia. Sistem ini mencerminkan nilai-nilai etika, moral, dan sosial yang diharapkan dapat membimbing bangsa dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip yang luhur.
Npm : 2315031134
Kelas : TE C
Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk memahami dan merumuskan prinsip-prinsip dasar keberadaan, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan makna hidup. Filsafat mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan dan keberadaan.
Aliran-aliran Filsafat: Terdapat berbagai aliran filsafat yang muncul sepanjang sejarah, seperti:
Platonisme: Berfokus pada ide-ide abstrak dan konsep universal.
Aristotelianisme: Menekankan observasi dan analisis data konkret.
Skepticisme: Menunjukkan keraguan terhadap kemampuan manusia untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Empirisme: Mengandalkan pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan.
Rasionalisme: Menekankan peran akal budi dalam memahami dunia.
Manfaat Mempelajari Filsafat:
Pemahaman Mendalam: Filsafat membantu individu memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, dan moral.
Kemampuan Berpikir Kritis: Mempelajari filsafat melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Pembentukan Nilai: Membantu individu merumuskan nilai-nilai dan keyakinan pribadi.
Perspektif Global: Memperluas pandangan terhadap permasalahan dunia secara global.
Pengertian Filsafat Pancasila:
Filsafat Pancasila adalah pemikiran filosofis yang menggali dan merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila dianggap sebagai sistem filsafat karena menyatukan prinsip-prinsip filosofis yang menjadi dasar ideologi negara Indonesia. Sistem ini mencerminkan nilai-nilai etika, moral, dan sosial yang diharapkan dapat membimbing bangsa dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip yang luhur.
Nama : Artika Maysafitri
NPM : 2315031030
Kelas : TE C
* Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan berbagai aspek kehidupan manusia serta alam semesta secara umum. Filsafat berusaha menggunakan pemikiran kritis, analisis, refleksi, dan penalaran untuk memahami aspek-aspek ini dengan lebih mendalam.
* Aliran-aliran dalam Filsafat:
Ada banyak aliran dalam filsafat yang muncul dari berbagai periode sejarah dan pemikiran filosofis. Beberapa di antaranya adalah:
1. Platonisme: Didasarkan pada pemikiran Plato, menganggap bahwa realitas dunia ini adalah cerminan dari dunia ide yang lebih tinggi.
2. Aristotelianisme: Berfokus pada kajian empiris, logika, dan etika. Dikembangkan oleh Aristoteles, aliran ini menekankan penelitian tentang dunia fisik.
3. Eksistensialisme: Memusatkan perhatian pada eksistensi manusia, kebebasan, tanggung jawab, dan arti kehidupan.
4. Positivisme: Lebih menekankan pada metode ilmiah dan pemikiran positif dalam membangun pengetahuan.
5. Utilitarianisme: Aliran etika yang menilai suatu tindakan berdasarkan pada konsekuensi atau akibat yang dihasilkan.
Manfaat Memahami Filsafat:
* Pemahaman yang lebih mendalam: Filsafat membantu dalam memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, nilai-nilai, etika, dan logika.
Kemampuan Berpikir Kritis: Memperkaya kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam menanggapi berbagai masalah kompleks.
Refleksi Pribadi: Memungkinkan individu untuk merenungkan nilai-nilai, prinsip, dan keyakinan pribadi mereka.
Pemahaman Lintas Disiplin: Menyediakan dasar bagi pemahaman yang lebih baik dalam berbagai bidang ilmu.
* Pengertian Filsafat Pancasila:
Filsafat Pancasila adalah suatu penafsiran dan penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar Pancasila dari sudut pandang filsafat. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang dasar-dasar moral, keadilan sosial, persatuan, demokrasi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
* Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila dilihat sebagai sistem filsafat karena ia mengandung prinsip-prinsip fundamental yang mencakup aspek-aspek kehidupan manusia dan negara. Pancasila sebagai sistem filsafat mencakup nilai-nilai seperti ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem nilai ini menjadi landasan dalam membangun struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi masyarakat Indonesia.
NPM : 2315031030
Kelas : TE C
* Pengertian Filsafat:
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan berbagai aspek kehidupan manusia serta alam semesta secara umum. Filsafat berusaha menggunakan pemikiran kritis, analisis, refleksi, dan penalaran untuk memahami aspek-aspek ini dengan lebih mendalam.
* Aliran-aliran dalam Filsafat:
Ada banyak aliran dalam filsafat yang muncul dari berbagai periode sejarah dan pemikiran filosofis. Beberapa di antaranya adalah:
1. Platonisme: Didasarkan pada pemikiran Plato, menganggap bahwa realitas dunia ini adalah cerminan dari dunia ide yang lebih tinggi.
2. Aristotelianisme: Berfokus pada kajian empiris, logika, dan etika. Dikembangkan oleh Aristoteles, aliran ini menekankan penelitian tentang dunia fisik.
3. Eksistensialisme: Memusatkan perhatian pada eksistensi manusia, kebebasan, tanggung jawab, dan arti kehidupan.
4. Positivisme: Lebih menekankan pada metode ilmiah dan pemikiran positif dalam membangun pengetahuan.
5. Utilitarianisme: Aliran etika yang menilai suatu tindakan berdasarkan pada konsekuensi atau akibat yang dihasilkan.
Manfaat Memahami Filsafat:
* Pemahaman yang lebih mendalam: Filsafat membantu dalam memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, nilai-nilai, etika, dan logika.
Kemampuan Berpikir Kritis: Memperkaya kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam menanggapi berbagai masalah kompleks.
Refleksi Pribadi: Memungkinkan individu untuk merenungkan nilai-nilai, prinsip, dan keyakinan pribadi mereka.
Pemahaman Lintas Disiplin: Menyediakan dasar bagi pemahaman yang lebih baik dalam berbagai bidang ilmu.
* Pengertian Filsafat Pancasila:
Filsafat Pancasila adalah suatu penafsiran dan penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar Pancasila dari sudut pandang filsafat. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang dasar-dasar moral, keadilan sosial, persatuan, demokrasi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
* Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
Pancasila dilihat sebagai sistem filsafat karena ia mengandung prinsip-prinsip fundamental yang mencakup aspek-aspek kehidupan manusia dan negara. Pancasila sebagai sistem filsafat mencakup nilai-nilai seperti ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem nilai ini menjadi landasan dalam membangun struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi masyarakat Indonesia.
Nama : Afrizal Herdiansyah
NPM : 2315031061
Kelas : TE C
Filsafat, sebagai disiplin ilmu, terus berkembang dan memberikan kontribusi besar dalam pemahaman manusia terhadap dunia dan keberadaannya. Berikut adalah pengembangan lebih lanjut terkait dengan filsafat, aliran-aliran filsafat, manfaat mempelajari filsafat, serta pengertian filsafat Pancasila:
Pengembangan Filsafat:
Filsafat sebagai Refleksi Kritis: Filsafat tidak hanya mencari pemahaman mendalam, tetapi juga berfungsi sebagai refleksi kritis terhadap pemikiran dan konsep-konsep yang ada. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap asumsi-asumsi dasar dalam berbagai bidang pengetahuan.
Dinamika Filsafat Kontemporer: Filsafat terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Filsuf kontemporer terlibat dalam eksplorasi konsep-konsep baru, seperti filsafat teknologi, etika digital, dan tantangan filosofis yang muncul di era globalisasi.
Aliran-aliran Filsafat:
Fenomenologi: Fokus pada pengalaman langsung dan kesadaran subjektif dalam memahami realitas.
Existensialisme: Menekankan kebebasan individu, tanggung jawab, dan makna hidup dalam keadaan manusiawi.
Positivisme: Mengutamakan metode ilmiah dan empiris dalam memahami dunia.
Feminisme Filsafat: Mempertimbangkan peran gender dan isu-isu sosial dalam analisis filsafat.
Manfaat Mempelajari Filsafat:
Etika Profesional: Filsafat membantu dalam memahami dan mengatasi dilema etika yang mungkin dihadapi dalam berbagai profesi.
Kreativitas dan Inovasi: Studi filsafat dapat merangsang kreativitas dan inovasi dengan membuka pemikiran alternatif dan konseptual.
Interkoneksi Disiplin: Mempelajari filsafat membuka pintu untuk memahami hubungan antara disiplin ilmu yang berbeda dan mendukung pendekatan lintas disiplin.
Pengembangan Lebih Lanjut Filsafat Pancasila:
Implementasi dalam Kebijakan Publik: Filsafat Pancasila dapat diterapkan dalam merumuskan kebijakan publik untuk mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Adaptasi Terhadap Perubahan: Filsafat Pancasila perlu terus beradaptasi dengan dinamika zaman agar tetap relevan dalam menanggapi perubahan sosial, politik, dan ekonomi.
Pancasila sebagai Pedoman Moral:
Membimbing Pendidikan: Filsafat Pancasila menjadi landasan pendidikan nasional, membentuk karakter bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur dan cinta tanah air.
Mendorong Kepemimpinan yang Bijaksana: Prinsip-prinsip Pancasila dapat membimbing pemimpin dalam mengambil keputusan yang mengutamakan kepentingan bersama.
Dengan memperluas dan mengembangkan pemahaman terhadap filsafat dan nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat lebih baik memahami diri mereka sendiri, menghadapi perubahan zaman, dan berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa.
NPM : 2315031061
Kelas : TE C
Filsafat, sebagai disiplin ilmu, terus berkembang dan memberikan kontribusi besar dalam pemahaman manusia terhadap dunia dan keberadaannya. Berikut adalah pengembangan lebih lanjut terkait dengan filsafat, aliran-aliran filsafat, manfaat mempelajari filsafat, serta pengertian filsafat Pancasila:
Pengembangan Filsafat:
Filsafat sebagai Refleksi Kritis: Filsafat tidak hanya mencari pemahaman mendalam, tetapi juga berfungsi sebagai refleksi kritis terhadap pemikiran dan konsep-konsep yang ada. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap asumsi-asumsi dasar dalam berbagai bidang pengetahuan.
Dinamika Filsafat Kontemporer: Filsafat terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Filsuf kontemporer terlibat dalam eksplorasi konsep-konsep baru, seperti filsafat teknologi, etika digital, dan tantangan filosofis yang muncul di era globalisasi.
Aliran-aliran Filsafat:
Fenomenologi: Fokus pada pengalaman langsung dan kesadaran subjektif dalam memahami realitas.
Existensialisme: Menekankan kebebasan individu, tanggung jawab, dan makna hidup dalam keadaan manusiawi.
Positivisme: Mengutamakan metode ilmiah dan empiris dalam memahami dunia.
Feminisme Filsafat: Mempertimbangkan peran gender dan isu-isu sosial dalam analisis filsafat.
Manfaat Mempelajari Filsafat:
Etika Profesional: Filsafat membantu dalam memahami dan mengatasi dilema etika yang mungkin dihadapi dalam berbagai profesi.
Kreativitas dan Inovasi: Studi filsafat dapat merangsang kreativitas dan inovasi dengan membuka pemikiran alternatif dan konseptual.
Interkoneksi Disiplin: Mempelajari filsafat membuka pintu untuk memahami hubungan antara disiplin ilmu yang berbeda dan mendukung pendekatan lintas disiplin.
Pengembangan Lebih Lanjut Filsafat Pancasila:
Implementasi dalam Kebijakan Publik: Filsafat Pancasila dapat diterapkan dalam merumuskan kebijakan publik untuk mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Adaptasi Terhadap Perubahan: Filsafat Pancasila perlu terus beradaptasi dengan dinamika zaman agar tetap relevan dalam menanggapi perubahan sosial, politik, dan ekonomi.
Pancasila sebagai Pedoman Moral:
Membimbing Pendidikan: Filsafat Pancasila menjadi landasan pendidikan nasional, membentuk karakter bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur dan cinta tanah air.
Mendorong Kepemimpinan yang Bijaksana: Prinsip-prinsip Pancasila dapat membimbing pemimpin dalam mengambil keputusan yang mengutamakan kepentingan bersama.
Dengan memperluas dan mengembangkan pemahaman terhadap filsafat dan nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat lebih baik memahami diri mereka sendiri, menghadapi perubahan zaman, dan berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa.
Nama : Febri ramadani
NPM : 2315031045
Kelas : TE C
Filsafat berasal dari kata Yunani kuno, "philos" (cinta) dan "sophia" (kebijaksanaan), artinya "cinta terhadap kebijaksanaan." Filsafat adalah kajian reflektif dan sistematis tentang pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, dan kehidupan manusia.
Aliran-aliran filsafat:
• Rasionalisme: Menekankan peran akal budi dan deduksi logis. Contohnya, René Descartes.
• Materialisme: Mengutamakan materi sebagai kenyataan utama. Contohnya, Karl Marx.
• Individualisme: Fokus pada nilai dan hak individu. Contohnya, John Locke.
• Hedonisme: Pencarian kenikmatan sebagai tujuan hidup. Contohnya, Epikuros.
Manfaat mempelajari filsafat:
• Pengembangan keterampilan berpikir kritis.
• Pemahaman mendalam tentang nilai dan etika.
• Pemahaman tentang dunia dan manusia.
Filsafat Pancasila adalah upaya merumuskan dasar-dasar pemikiran Pancasila, yang mencakup prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik. Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan landasan filosofis untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, mencerminkan nilai budaya Indonesia, dan mengakomodasi kebebasan serta hak asasi manusia. Pancasila sebagai sistem filsafat:
1. Pancasila sebagai Ideologi
2. Landasan Filosofis untuk Hidup Bermasyarakat
3. Pedoman untuk Pembangunan Nasional
4. Refleksi atas Nilai-Nilai Budaya dan Kebangsaan
5. Pandangan terhadap Kemanusiaan dan Hidup Berbangsa
6. Landasan untuk Kebebasan dan Hak Asasi Manusia
Wawasan filsafat terdiri dari tiga dimensi utama:
• Ontologis: Membahas hakikat realitas atau eksistensi.
• Epistemologis: Mempertanyakan sumber, bentuk, dan validitas pengetahuan.
• Aksiologis: Membahas nilai dan etika.
Pemahaman ketiga dimensi ini membantu membentuk pandangan komprehensif tentang dunia, pengetahuan, dan nilai-nilai, berkontribusi pada refleksi manusia tentang eksistensi, pengetahuan, dan moralitas.
NPM : 2315031045
Kelas : TE C
Filsafat berasal dari kata Yunani kuno, "philos" (cinta) dan "sophia" (kebijaksanaan), artinya "cinta terhadap kebijaksanaan." Filsafat adalah kajian reflektif dan sistematis tentang pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, dan kehidupan manusia.
Aliran-aliran filsafat:
• Rasionalisme: Menekankan peran akal budi dan deduksi logis. Contohnya, René Descartes.
• Materialisme: Mengutamakan materi sebagai kenyataan utama. Contohnya, Karl Marx.
• Individualisme: Fokus pada nilai dan hak individu. Contohnya, John Locke.
• Hedonisme: Pencarian kenikmatan sebagai tujuan hidup. Contohnya, Epikuros.
Manfaat mempelajari filsafat:
• Pengembangan keterampilan berpikir kritis.
• Pemahaman mendalam tentang nilai dan etika.
• Pemahaman tentang dunia dan manusia.
Filsafat Pancasila adalah upaya merumuskan dasar-dasar pemikiran Pancasila, yang mencakup prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik. Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan landasan filosofis untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, mencerminkan nilai budaya Indonesia, dan mengakomodasi kebebasan serta hak asasi manusia. Pancasila sebagai sistem filsafat:
1. Pancasila sebagai Ideologi
2. Landasan Filosofis untuk Hidup Bermasyarakat
3. Pedoman untuk Pembangunan Nasional
4. Refleksi atas Nilai-Nilai Budaya dan Kebangsaan
5. Pandangan terhadap Kemanusiaan dan Hidup Berbangsa
6. Landasan untuk Kebebasan dan Hak Asasi Manusia
Wawasan filsafat terdiri dari tiga dimensi utama:
• Ontologis: Membahas hakikat realitas atau eksistensi.
• Epistemologis: Mempertanyakan sumber, bentuk, dan validitas pengetahuan.
• Aksiologis: Membahas nilai dan etika.
Pemahaman ketiga dimensi ini membantu membentuk pandangan komprehensif tentang dunia, pengetahuan, dan nilai-nilai, berkontribusi pada refleksi manusia tentang eksistensi, pengetahuan, dan moralitas.
Nama : Kaisar Liberty Silambi
NPM : 2315031118
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Kata Filsafat dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang tersusun dari kata Pile yang berarti cinta, yang berarti keinginan yang besar, menggebu-gebu, dan tulus. Kemudian Sophia, berarti kebijaksanaan, artinya kebenaran yang sesungguhnya. Jika digabungkan filsafat merujuk pada mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, etika, kebenaran.
Beberapa aliran filsafat;
1. Berfilsafat Rationalisme, menomorsatukan akal ketimbang lainnya
2. Berfilsafat Materialisme, mengedepankan materi yang bersifat fana
3. Berfilsafat Individualisme, menonjolkan individualitas daripada kelompok
4. Berfilsafat Hedonisme, mengataskan kesenangan diatas segalanya
Manfaat mempelajari filsafat;
1. Memperoleh kebenaran yang sesungguhnya
2. Mengasah kemampuan berpikir secara rasional
3. Mendalami akan berpikir komprehensif dan logis
4. Menyeimbangkan tindakan dan pertimbangan sampai diperoleh keselarasan hidup, yang akan menghasilkan tindakan yang bijaksana
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga berpandangan bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Secara ringkas sebagai cerminan kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan keadaan asli budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok pengertian yang mendasar serta menyeluruh.
Sistem memiliki ciri : Suatu kesatuan bagian/beberapa elemen, yang mempunyai fungsinya masing-masing. Saling berhubungan dan ketergantungan, seluruhnya mencapai tujuan tertentu, yang terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Terdapat 3 contoh wawasan filsafat;
– Ontologis: menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu yang ada, eksistensi dan disamakan dengan metafisika (Menelaah pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, realitas, dan hakikat keberadaan)
– Epistemologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal syarat, susunan metode. Wawasan filsafat ini terkait dengan pemahaman dan pemeriksaan terhadap sumber, batasan, dan struktur pengetahuan.
– Aksiologs: berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran Ilmu atau teori.
NPM : 2315031118
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Kata Filsafat dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang tersusun dari kata Pile yang berarti cinta, yang berarti keinginan yang besar, menggebu-gebu, dan tulus. Kemudian Sophia, berarti kebijaksanaan, artinya kebenaran yang sesungguhnya. Jika digabungkan filsafat merujuk pada mencari pemahaman mendalam tentang pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, etika, kebenaran.
Beberapa aliran filsafat;
1. Berfilsafat Rationalisme, menomorsatukan akal ketimbang lainnya
2. Berfilsafat Materialisme, mengedepankan materi yang bersifat fana
3. Berfilsafat Individualisme, menonjolkan individualitas daripada kelompok
4. Berfilsafat Hedonisme, mengataskan kesenangan diatas segalanya
Manfaat mempelajari filsafat;
1. Memperoleh kebenaran yang sesungguhnya
2. Mengasah kemampuan berpikir secara rasional
3. Mendalami akan berpikir komprehensif dan logis
4. Menyeimbangkan tindakan dan pertimbangan sampai diperoleh keselarasan hidup, yang akan menghasilkan tindakan yang bijaksana
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga berpandangan bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Secara ringkas sebagai cerminan kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan keadaan asli budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok pengertian yang mendasar serta menyeluruh.
Sistem memiliki ciri : Suatu kesatuan bagian/beberapa elemen, yang mempunyai fungsinya masing-masing. Saling berhubungan dan ketergantungan, seluruhnya mencapai tujuan tertentu, yang terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Terdapat 3 contoh wawasan filsafat;
– Ontologis: menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu yang ada, eksistensi dan disamakan dengan metafisika (Menelaah pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, realitas, dan hakikat keberadaan)
– Epistemologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal syarat, susunan metode. Wawasan filsafat ini terkait dengan pemahaman dan pemeriksaan terhadap sumber, batasan, dan struktur pengetahuan.
– Aksiologs: berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran Ilmu atau teori.
NAMA: M. LUCKY ALFAREL
NPM: 2315031093
KELAS: TE C
pengertian filsafat
Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang cinta atau mencintai suatu kebijaksanaan.
aliran aliran filsafat
1. Berfilsafat rationalisme mengangungkan akal
2. Berfilsafat materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat hedonisme yang mengagungkan kesenangan.
manfaat mempelajari filsafat
1.Memperoleh Kebenaran Hakiki:
2.Melatih Kemampuan Berpikir Logis
3.Melatih berfikir dan Kebijaksanaan
4.Melatih Berfikir Rasional dan Komprehensif
5.Menyeimbangkan antara pertimbangan dan tindakan
pengertian filsafat pancasila
dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa.
NPM: 2315031093
KELAS: TE C
pengertian filsafat
Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang cinta atau mencintai suatu kebijaksanaan.
aliran aliran filsafat
1. Berfilsafat rationalisme mengangungkan akal
2. Berfilsafat materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat hedonisme yang mengagungkan kesenangan.
manfaat mempelajari filsafat
1.Memperoleh Kebenaran Hakiki:
2.Melatih Kemampuan Berpikir Logis
3.Melatih berfikir dan Kebijaksanaan
4.Melatih Berfikir Rasional dan Komprehensif
5.Menyeimbangkan antara pertimbangan dan tindakan
pengertian filsafat pancasila
dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa.
Nama : Christian Luis Gonsalves
NPM : 2315031102
Kelas : PSTE C
Pancasila sebagai Sistem Filsafat :
Pancasila, selain menjadi dasar negara Indonesia, juga merupakan sebuah sistem filsafat yang mencakup nilai-nilai, prinsip, dan keyakinan yang membentuk jati diri dan pandangan hidup bangsa. Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya bersifat formal sebagai aturan hukum, tetapi juga menjadi panduan spiritual dan moral yang meresap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kelima sila yang membentuk Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memiliki makna mendalam yang memberikan arah bagi pembangunan masyarakat yang adil dan berkeadilan.
Prinsip pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai religius dalam kehidupan berbangsa. Ini mencerminkan sikap hormat terhadap keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia. Prinsip kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan pada hak asasi manusia, keadilan, dan budaya yang beradab. Ini mengajarkan betapa pentingnya setiap individu diperlakukan secara adil dan manusiawi. Prinsip ketiga, Persatuan Indonesia, menunjukkan bahwa keberagaman etnis, agama, dan budaya di Indonesia menjadi kekuatan bersatu, bukan pemisah. Prinsip keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menegaskan prinsip demokrasi yang memberikan peran aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, membangun komitmen untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, menciptakan masyarakat yang adil dan merata.
Dalam keseluruhan, Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan konsep kesatuan yang utuh dan memberikan pedoman bagi perjalanan bangsa Indonesia. Ini bukan sekadar seperangkat aturan formal, melainkan menjadi sumber nilai moral dan etika yang membentuk karakter dan sikap masyarakat. Pancasila, sebagai sistem filsafat yang mencakup dimensi spiritual, moral, dan sosial, membawa pesan universal tentang persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai panduan nilai, Pancasila bukan hanya berkaitan dengan hukum dan pemerintahan, tetapi juga membentuk jiwa dan identitas bangsa. Dengan memahami nilai-nilai tersebut, masyarakat diharapkan dapat memperkukuh persatuan, menjunjung tinggi keadilan, dan merangkul keberagaman demi terciptanya masyarakat yang adil dan beradab.
NPM : 2315031102
Kelas : PSTE C
Pancasila sebagai Sistem Filsafat :
Pancasila, selain menjadi dasar negara Indonesia, juga merupakan sebuah sistem filsafat yang mencakup nilai-nilai, prinsip, dan keyakinan yang membentuk jati diri dan pandangan hidup bangsa. Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya bersifat formal sebagai aturan hukum, tetapi juga menjadi panduan spiritual dan moral yang meresap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kelima sila yang membentuk Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memiliki makna mendalam yang memberikan arah bagi pembangunan masyarakat yang adil dan berkeadilan.
Prinsip pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai religius dalam kehidupan berbangsa. Ini mencerminkan sikap hormat terhadap keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia. Prinsip kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan pada hak asasi manusia, keadilan, dan budaya yang beradab. Ini mengajarkan betapa pentingnya setiap individu diperlakukan secara adil dan manusiawi. Prinsip ketiga, Persatuan Indonesia, menunjukkan bahwa keberagaman etnis, agama, dan budaya di Indonesia menjadi kekuatan bersatu, bukan pemisah. Prinsip keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menegaskan prinsip demokrasi yang memberikan peran aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, membangun komitmen untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, menciptakan masyarakat yang adil dan merata.
Dalam keseluruhan, Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan konsep kesatuan yang utuh dan memberikan pedoman bagi perjalanan bangsa Indonesia. Ini bukan sekadar seperangkat aturan formal, melainkan menjadi sumber nilai moral dan etika yang membentuk karakter dan sikap masyarakat. Pancasila, sebagai sistem filsafat yang mencakup dimensi spiritual, moral, dan sosial, membawa pesan universal tentang persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai panduan nilai, Pancasila bukan hanya berkaitan dengan hukum dan pemerintahan, tetapi juga membentuk jiwa dan identitas bangsa. Dengan memahami nilai-nilai tersebut, masyarakat diharapkan dapat memperkukuh persatuan, menjunjung tinggi keadilan, dan merangkul keberagaman demi terciptanya masyarakat yang adil dan beradab.
Nama: Ahmad Zaky Saputra
NPM: 2315031022
Setelah saya menyaksikan video pembelajaran tersebut dengan seksama, saya mendapatkan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat mencerminkan pandangan hidup dan keyakinan mendasar yang membentuk landasan pemikiran bangsa Indonesia. Lima sila dalam Pancasila mengandung prinsip-prinsip filosofis yang melibatkan hubungan manusia dengan Tuhan, antarmanusia, dan manusia dengan lingkungannya. Misalnya, Sila Pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan dimensi spiritualitas dan kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi. Sementara itu, Sila Kedua hingga Sila Kelima menggarisbawahi nilai-nilai sosial, politik, dan kemanusiaan. Persatuan, kemanusiaan, kerakyatan, perwakilan, dan keadilan sosial merupakan prinsip-prinsip filosofis yang mencerminkan pandangan tentang keadilan, persamaan, dan kebersamaan dalam masyarakat.
Pancasila sebagai dasar filsafat memberikan landasan filosofis yang mendalam bagi identitas dan arah pembangunan negara Indonesia, mencerminkan pandangan hidup yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan politik.
Meskipun Pancasila sebagai dasar filsafat memberikan landasan ideal, implementasinya dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi tantangan. Tren globalisasi, dinamika politik, dan perubahan sosial dapat memengaruhi interpretasi dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap filsafat Pancasila menjadi krusial agar nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga mewujud dalam tindakan nyata.
Pada saat yang sama, dalam proses pembangunan negara, kritis untuk terus mengevaluasi relevansi Pancasila sebagai dasar filsafat. Perubahan zaman dan kompleksitas tantangan kontemporer menuntut adaptasi yang bijaksana terhadap prinsip-prinsip ini agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi dinamika zaman. Dengan demikian, pembahasan dan perenungan terus-menerus terhadap peran Pancasila sebagai dasar filsafat menjadi suatu kebutuhan yang tidak terelakkan.
NPM: 2315031022
Setelah saya menyaksikan video pembelajaran tersebut dengan seksama, saya mendapatkan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat mencerminkan pandangan hidup dan keyakinan mendasar yang membentuk landasan pemikiran bangsa Indonesia. Lima sila dalam Pancasila mengandung prinsip-prinsip filosofis yang melibatkan hubungan manusia dengan Tuhan, antarmanusia, dan manusia dengan lingkungannya. Misalnya, Sila Pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan dimensi spiritualitas dan kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi. Sementara itu, Sila Kedua hingga Sila Kelima menggarisbawahi nilai-nilai sosial, politik, dan kemanusiaan. Persatuan, kemanusiaan, kerakyatan, perwakilan, dan keadilan sosial merupakan prinsip-prinsip filosofis yang mencerminkan pandangan tentang keadilan, persamaan, dan kebersamaan dalam masyarakat.
Pancasila sebagai dasar filsafat memberikan landasan filosofis yang mendalam bagi identitas dan arah pembangunan negara Indonesia, mencerminkan pandangan hidup yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan politik.
Meskipun Pancasila sebagai dasar filsafat memberikan landasan ideal, implementasinya dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi tantangan. Tren globalisasi, dinamika politik, dan perubahan sosial dapat memengaruhi interpretasi dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap filsafat Pancasila menjadi krusial agar nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga mewujud dalam tindakan nyata.
Pada saat yang sama, dalam proses pembangunan negara, kritis untuk terus mengevaluasi relevansi Pancasila sebagai dasar filsafat. Perubahan zaman dan kompleksitas tantangan kontemporer menuntut adaptasi yang bijaksana terhadap prinsip-prinsip ini agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi dinamika zaman. Dengan demikian, pembahasan dan perenungan terus-menerus terhadap peran Pancasila sebagai dasar filsafat menjadi suatu kebutuhan yang tidak terelakkan.
Nama: Herman Sitinjak
Npm : 2315031101
Kelas : TE C
Analisis saya dari video tersebut yaitu:
Filsafat adalah upaya memahami aspek-aspek eksistensi dan realitas secara mendalam. Beberapa aliran penting dalam filsafat meliputi Platonisme, Aristotelianisme, Eksistensialisme, Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, Marxisme, Pragmatisme, Positivisme, dan Nihilisme.
Sementara itu, Filsafat Pancasila adalah kerangka nilai yang mendasari negara Indonesia dengan enam prinsip dasar, yang menggarisbawahi keberagaman keyakinan, martabat manusia, persatuan, kerakyatan yang berhikmat, keadilan sosial, serta perlindungan bagi seluruh warga. Filsafat Pancasila memberikan pondasi bagi semangat persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi landasan bagi ideologi negara dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Npm : 2315031101
Kelas : TE C
Analisis saya dari video tersebut yaitu:
Filsafat adalah upaya memahami aspek-aspek eksistensi dan realitas secara mendalam. Beberapa aliran penting dalam filsafat meliputi Platonisme, Aristotelianisme, Eksistensialisme, Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, Marxisme, Pragmatisme, Positivisme, dan Nihilisme.
Sementara itu, Filsafat Pancasila adalah kerangka nilai yang mendasari negara Indonesia dengan enam prinsip dasar, yang menggarisbawahi keberagaman keyakinan, martabat manusia, persatuan, kerakyatan yang berhikmat, keadilan sosial, serta perlindungan bagi seluruh warga. Filsafat Pancasila memberikan pondasi bagi semangat persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi landasan bagi ideologi negara dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nama : Legi Komara Fajri
NPM : 2315031070
PENGERTIAN FILSAFAT
Menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani "Philosophia" terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan.
aliran-aliran filsafat
1. Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal
2. Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Memperoleh kebenaran yang hakiki
2. Melatih kemampuan berfikir logis
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana
4. Melatih berpikir rasional dan komprehensif
5. Menyeimbangkan antara pertimbangan dan tindakan sehingga diperoleh keselarasan hidup, Menghasilkan tindakan yang bijaksana
PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
"Sistem" memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen, Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, Saling berhubungan dan saling ketergantungan, Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem). Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Wawasan fisafat meiputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis
Ontologis: menurut Aristoteles adalah imu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika
Epistemologs adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Aksiologis Istiah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
NPM : 2315031070
PENGERTIAN FILSAFAT
Menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani "Philosophia" terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan.
aliran-aliran filsafat
1. Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal
2. Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi
3. Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas
4. Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Memperoleh kebenaran yang hakiki
2. Melatih kemampuan berfikir logis
3. Melatih berpikir dan bertindak bijaksana
4. Melatih berpikir rasional dan komprehensif
5. Menyeimbangkan antara pertimbangan dan tindakan sehingga diperoleh keselarasan hidup, Menghasilkan tindakan yang bijaksana
PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
"Sistem" memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen, Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, Saling berhubungan dan saling ketergantungan, Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem). Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Wawasan fisafat meiputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis
Ontologis: menurut Aristoteles adalah imu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika
Epistemologs adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Aksiologis Istiah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.