Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 35

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Chindy Alviona 2213053093 གིས-
Nama: Chindy Alviona
NPM: 2213053093
Kelas: 3G
Prodi: PGSD

Analisis Jurnal 1
A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

B. HASIL ANALISIS
1. Pendahuluan
Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga.

2. Metode Penelitian
Tulisan ini merupakan gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan.

3. Kata kunci
tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

4. Pembahasan
a. Pendidik Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.
b. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
c. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. Ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.
1. Inkulkasi nilai
Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara.
2. Metode keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat sekarang ini.
3. Metode klarifikasi nilai
Dalam masyarakat liberal, moral diperkenalkan lewat proses klarifikasi, penjelasan agar terjadi pencerahan pada subjek didik.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
5. Metode keterampilan nilai
moral Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.
d. Evaluasi Pendidikan Moral
Di samping keempat aspek (isi, metode, proses dan pendidik), pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan.
In reply to Chindy Alviona 2213053093

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Natasya Bunga Nitara 2213053012 གིས-
Nama : Natasya Bunga Nitara
Npm : 2213053012
Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B) Hasil Analisis
1. Pendidik Moral di Sekolah
Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2.Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai- nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa.

3. Metode Pendidikan Moral
Cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai- nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern tersebut. Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai, metode keteladanan, Metode klarifikasi nilai, Metode fasilitasi nilai, Metode keterampilan nilai moral.

4.Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Evinna Winda Merita 2213053297 གིས-
Nama : Evinna Winda Merita
NPM : 2213053297

Analisis juarnal ” PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH”
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

Dari jurnal tersebut dapat dianalasis bahwa peran Pendidikan moral yang paling penting adalah akhlak anak ada di tangan orang tuanya. Guru di sekolah juga memegang peranan penting mewujudkan prinsip moral yang harus dimiliki siswa. keluarga, sekolah dan masyarakatbertanggung jawab bersama untuk mendidik generasi muda agar berakhlak baik, dan bijak secara intelektual sehingga dapat melahirkan generasi muda yang lebih baik. Itu adalahtujuan utama pendidikan menurut Aristoteles. Pendidikan moral di dalamnyasekolah harus dirancang secara holistik dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu: tenaga pengajar, perlengkapan,metode dan evaluasi agar hasilnya optimal.
Pendidikan moral mencakup pelajaran dan pengalaman untuk belajar menjadi pribadi yang bermoral terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, terhadap alam semesta, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Siswa mendapat pelatihan moral yang penting tentang nilai-nilai kebersihan diri, kerja keras dalam belajar/bekerja, ketekunan dan disiplin waktu. Pendidikan moral terhadap hubungan orang lain meliputi nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, saling menghormati, kejujuran, keadilan, kerendahan hati, tanggung jawab dan kebajikan. Pendidikan moral dalam hubungan manusia dengan Alam Semesta dapat diwujudkan dengan memperkuat nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga alam, tidak merusaknya, menabung dan mendidik tentang pemanfaatan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk baru. Pendidikan moral tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta sangatlah penting, apalagi Indonesia merupakan negara yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Aulia Zahwa Adinda 2213053103 གིས-
Nama: Aulia Zahwa Adinda
NPM: 2213053103
Kelas: 3G
Prodi: PGSD

Analisis Jurnal 1

A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

B. Isi Jurnal

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles.

Sekolah yang baik merupakan seperti keluarga, teman sebaya, sekolah keniscayaan agar pengaruhnya terhadap dan lingkungan tetangga. Di dalam positif merupakan bentuk pendidikan formal berinteraksi langsung dengan orang tua, Noeng Muhadjir guru-guru, teman sebaya dan yang lain.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal. Moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.

Istilah "pengembangan" diambil atau "development" lebih berkonotasi penelitian para pakar pendidikan moral seperti Kirschenbaum, Thomas Lickona, menumbuhkan, pemikiran memerdekakan manusia dari beban, Darmiyati Zuchdi dan rintangan dan kesulitan. Istilah ini juga bermakna proses yang berlangsung terus disintesiskan sepanjang waktu. Maka, pengembangan diperoleh kesatuan gagasan tentang teori pendidikan moral di sekolah. Dalam arti ini, sekolah adalah lebih mudah diterima dan diteladani oleh tempat publik bagi peserta didik untuk para peserta didiknya.

Pendidikan moral pada masa berbeda dengan negara sekuler dan negara komunis. Hal ini tentu berbeda sekali dengan masa di dalam ajaran agama menjadi sumber lalu. Anak-anak yang hidup sekarang mengidentifikasi jawab, "nilai-nilai toleransi, patriotisme, belas kasih. Indoktrinasi dipandang para ahli kasih, kerja sama, sabar, damai, ramah, sebagai metode yang sudah usang dan kebebasan, murah hati, jujur, adil, setia, tidak sejalan dengan semangat modern moderat, menghargai lingkungan hidup, tersebut. Maka, ada metode lain yang menghargai orang lain, menghargai diri sendiri, tanggung jawab, disiplin diri, sesuai inkulkasi penanaman nilai. Orang tua dan cerita kepahlawanan guru merupakan sosok yang harus tokoh-tokoh besar dalam sejarah yang memberikan teladan baik kepada subjek dikagumi dan patut dijadikan teladan. Bercerita juga dapat dilakukan guru di perilaku dari pada harus mengingat dan sekolah dengan tidak kalah menarik dari mengamalkan kata-kata yang diucapkan orang tua siswa. Terlebih lagi di sekolah, oleh orang tua dan guru. Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif mengenal dapat dilakukan perilaku muncul.
Terkait seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya pendidikan Islam juga menitikberatkan afek positif yang muncul pada evaluasi sikap dan perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Aura Fitria Ananda 2213053094 གིས-
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

IDENTITAS JURNAL

Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nomer : 1
Tahun terbit : September 2017
Kata Kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif
Korespondensi :
rukiyati@uny.ac.id

Hasil Analisis

1. Pendidik Moral di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa
pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.

2. Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai- nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilai- nilai moral agama tetap diberi tempat
khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler.

3. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31)
mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai- nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. Metode pendidikan moral lainnya yaitu
a. Inkulkasi Nilai
b. Metode Keteladanan
c. Metode Klarifikasi Nilai
d. Metode Fasilitasi Nilai
e. Metode Keterampilan Nilai Moral

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Di samping keempat aspek (isi,
metode, proses dan pendidik), pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Evaluasi pendidikan nilai juga
mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Supaya tujuan pendidikan nilai yang berwujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Terkait dengan evaluasi pendidikan moral, dalam teori pendidikan Islam juga menitikberatkan pada evaluasi sikap dan perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Annisa Fadillah Quraini 2253053026 གིས-
Nama : Annisa Fadillah Quraini
NPM : 2253053026
Analisis jurnal 1

Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) 

Pendidikan moral di sekolah memiliki peran penting dalam membangun generasi bangsa yang berkualitas. Meskipun orang tua memiliki peran utama dalam mendidik moral anak-anak, Pendidik di sekolah juga memiliki peran besar dalam membentuk moral peserta didik. Pendidikan moral yang komprehensif mencakup aspek-aspek seperti pendidik, materi pelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi. Dengan mendesain pendidikan moral secara komprehensif, diharapkan hasilnya dapat optimal dalam pembentukan nilai moral peserta didik. Keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam mendidik anak-anak muda agar menjadi individu yang bermoral baik dan cerdas secara intelektual. Tujuan utama pendidikan, seperti yang dinyatakan oleh Aristoteles, adalah menciptakan generasi muda yang unggul.
Dengan demikian, pendidikan moral di sekolah merupakan faktor kunci dalam mencapai tujuan ini dan harus diterapkan dengan serius dan komprehensif untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ivo Yuniarta 2213053231 གིས-
Nama: Ivo Yuniarta
NPM: 2213053231
Kelas: 3G

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nomer : 1
Tahun terbit : September 2017
Kata Kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

HASIL ANALISIS
Sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Terdapat tiga fungsi utama pendidikan, yaitu:
1. Menumbuhkan kreativitas subjek-didik
2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai insani
dan Ilahi pada subjek didik dan satuan
sosial masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan kerja produktif pada subjek didik.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang yang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri.

Tujuan nilai pendidikan meliputi tiga kawasan, yaitu penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi nilai pendidikan juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Cara menuangkan pencapaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas munculnya afek dari tindakan atau pendapat
seseorang.

KESIMPULAN
Pendidikan moral di sekolah penting
dilakukan oleh guru dan segenap
komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen moral pendidikan di sekolah yang lain yang tidak kalah pentingnya adalah meliputi materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut. Evaluasi pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat penting adalah perilaku. Perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku
moral hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Rohmah Shela Saputri 2213053112 གིས-
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112
Kelas: 3G

Analisis Jurnal

Identitas Jurnal
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Volume, Nomor dan Halaman: Vol. -, No. 1, Halaman 70 – 80
Tahun : 2017
Penulis: Rukiyat
Reviewer : Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer : 11 Oktober 2023
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

Hasil Analisis:
Jurnal yang berjudul pendidikan moral di Sekolah tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan moral di sekolah dan berbagai metode yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik. Hal ini menekankan perlunya sekolah untuk fokus tidak hanya pada pengembangan intelektual tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai. Jurnal ini juga menyoroti peran guru dan staf sekolah lainnya dalam menjadi pendidik moral dan memberikan contoh yang baik untuk diikuti oleh peserta didik.
Jurnal tersebut menyebutkan bahwa mengevaluasi perilaku moral merupakan suatu hal yang menantang dan memerlukan observasi jangka panjang dan terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi harus fokus pada sikap dan perilaku bukan hanya aspek kognitif saja . Jurnal tersebut juga menyebutkan penggunaan instrumen seperti skala Likert dan perbedaan semantik untuk mengukur sikap dan karakteristik afektif
Secara keseluruhan, jurnal ini menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah dan memberikan wawasan tentang berbagai metode dan pendekatan yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral secara efektif pada peserta didik. Ini menyoroti peran guru dan staf sekolah lainnya dalam menjadi pendidik moral dan menekankan perlunya evaluasi perilaku moral secara terus menerus.

Kesimpulan:
Berdasarkan analisis jurnal tersebut, maka dapat disimpulkan:
1. Pendidikan moral di sekolah sangat penting bagi pengembangan karakter dan nilai-nilai peserta didik
2. Evaluasi perilaku moral memerlukan observasi jangka panjang dan terus menerus
3. Instrumen seperti skala Likert dan perbedaan semantik dapat digunakan untuk mengukur sikap dan karakteristik afektif dalam pendidikan moral
4. Guru dan staf sekolah lainnya memainkan peran penting dalam menjadi pendidik moral dan memberikan contoh yang baik untuk diikuti oleh peserta didik
5. Evaluasi pendidikan moral hendaknya fokus pada sikap, perasaan, dan perilaku bukan hanya pada aspek kognitif saja
6. Evaluasi berkelanjutan terhadap perilaku moral sangat penting untuk menjamin efektivitas pendidikan moral
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

DINDA MULIA SAPUTRI 2253053042 གིས-
Nama : Dinda mulia saputri
Npm : 2253053042
Kelas : 3G
Analisis jurnal
Judul : Pendidikan moral disekolah
Dalam kutipan jurnal tersebut menjelaskan Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua peserta didik, pendidik di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya dengan cara mendidik peserta didik dengan kedisiplinan dan saling menghormati antar sesama. Sebagai sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik.Dengan demikian suatu fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial,nilai-nilai keagamaan dan nilai budaya . Dalam Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu peserta didik.Maka, Pengembangan peserta didik dalam pendidikan dapat didefinisikan menjadi “keseluruhan tindakan dan komunikasi lisan dan tertulis yang melihat tujuan pendidikan lebih mengutamakan pada upaya membantu,mendorong,memfasilitasi pertumbuhan siswa sebagai manusia utuh, termasuk di dalamnya sisi kognitif, emosional, sosial, kreatif dan spiritualnya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya.dengan demikian membahas komponen pendidikan moral tersebut sebagai unsur penting yang harus diperhatikan agar pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal.
 Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial.Dengan demikian, moral pendidikan yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli terhadap sesama. Pendidikan agama yang sarat nilai-nilai moral menempati tempat khusus dan penting. 
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

LATIFA NURMALA 2213053166 གིས-
Nama : Latifa Nurmala
Npm : 2213053166
Kelas : 3G

Analisis Jurnal I

1. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nomer : 1
Tahun terbit : September 2017
Kata Kunci: Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif
Korespondensi : rukiyati@uny.ac.id

2. Hasil Analisis
Menurut Bronfenbrenner (1979: 22) sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Oleh karenanya perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Dengan mendesain pendidikan moral secara komprehensif, diharapkan hasilnya dapat optimal dalam pembentukan nilai moral peserta didik. Keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam mendidik anak-anak muda agar menjadi individu yang bermoral baik dan cerdas secara intelektual. Tujuan utama pendidikan, seperti yang dinyatakan oleh Aristoteles, adalah menciptakan generasi muda yang unggul.
Dengan demikian, pendidikan moral di sekolah merupakan faktor kunci dalam mencapai tujuan ini dan harus diterapkan dengan serius dan komprehensif untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

ADELIA PRASETIYANI 2213053039 གིས-
Nama: Adellia Prasetiyani
NPM: 2213053039
Kelas: 3G
Prodi: PGSD

Analisis Jurnal 1
A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

Hasil Analisis:

Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya.

Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik.

Dengan kata lain, fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.

Maka, pengembangan manusia dalam pendidikan dapat didefinisikan menjadi "keseluruhan tindakan dan komunikasi lisan dan tertulis yang melihat tujuan pendidikan lebih mengutamakan pada upaya membantu, mendorong, memfasilitasi pertumbuhan siswa sebagai manusia utuh, termasuk di dalamnya sisi kognitif, emosional, sosial, etik, kreatif dan spiritualnya Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya.

Tulisan ini akan membahas komponen pendidikan moral tersebut sebagai unsur penting yang harus diperhatikan agar pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal.

Rangkuman berbagai teori diambil dari hasil pemikiran dan penelitian para pakar pendidikan moral seperti Kirschenbaum, Thomas Lickona, Darmiyati Zuchdi dan Nurul Zuriah yang kemudian diinterpretasi dan disintesiskan oleh penulis sehingga diperoleh kesatuan gagasan tentang teori pendidikan moral di sekolah.

Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.

Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan.

Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.

Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru.

Pendidikan agama yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai moral diberi tempat yang khusus dan penting,Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilainilai moral agama tetap diberi tempat khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler.

Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai. a. Inkulkasi nilai Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Safira Sita Salsabilla 2213053027 གིས-
Nama: Safira Sita Salsabilla
NPM : 2213053027

Analisis Jurnal 1
A. Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B. Hasil Analisis
Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Di dalam mikrosistem ini, seorang individu berinteraksi langsung dengan orang tua, guru-guru, teman sebaya dan yang lain.Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010). Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.

Di samping keempat aspek (isi, metode, proses dan pendidik), pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Terkait dengan evaluasi pendidikan moral, dalam teori pendidikan Islam juga menitikberatkan pada evaluasi sikap dan perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

NADIA NUR SAFITRI 2213053275 གིས-
Nama : Nadia Nur Safitri
Npm : 2213053275
Kelas : 3G
Analisis jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul: Pendidikan Moral di Sekolah
Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal: Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017
Analisis jurnal
- Pendidikan Moral di Sekolah
Sekolah dianggap sebagai ruang publik yang demokratis yang bertujuan membentuk siswa menjadi warga negara aktif dalam masyarakat demokratis. Guru memegang peran penting dalam mewujudkan moral yang baik pada peserta didik. Guru yang bermoral baik akan lebih efektif dalam mengajarkan dan menjadi teladan bagi siswanya.
- Materi Pendidikan Moral
Pendidikan moral mencakup tiga aspek utama:
• Pendidikan moral terhadap diri sendiri
Menyangkut nilai-nilai seperti kebersihan diri, kerajinan, keuletan, dan disiplin waktu.
• Pendidikan moral untuk sesama manusia
Termasuk nilai-nilai sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, kejujuran, dan lainnya.
• Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dan Sang Khalik
Meliputi nilai-nilai keseimbangan alam, kelestarian alam, dan penghargaan terhadap Sang Pencipta.
- Metode Pendidikan Moral
Terdapat lima kategori besar metode pendidikan moral:
1. Penanaman (inkulkasi) nilai dan moralitas
Memasukkan nilai-nilai dan moral ke dalam diri peserta didik.
2. Modeling nilai dan moralitas
Menunjukkan contoh atau teladan nilai dan moral yang diinginkan.
3. Fasilitasi nilai dan moralitas
Membantu siswa dalam mewujudkan nilai-nilai dan moral dalam diri mereka.
4. Pengembangan nilai dan melek moral
Membangun kemampuan untuk mengenali dan mengamalkan nilai dan moral.
5. Pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah
Implementasi program pendidikan nilai secara menyeluruh.
- Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan moral. Tujuan ini mencakup tiga kawasan: penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral, dan perilaku nilai/moral. Evaluasi ranah afektif dilakukan dengan mengukur perasaan seseorang terhadap nilai atau moral, baik positif maupun negatif.
Kesimpulan
Jurnal ini membahas secara komprehensif mengenai pendidikan moral di sekolah. Mulai dari peran guru sebagai pendidik moral, materi pendidikan moral, metode-metode yang dapat digunakan, hingga evaluasi ketercapaian tujuan pendidikan moral. Jurnal ini memberikan wawasan yang penting dalam implementasi pendidikan moral pada konteks pendidikan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

AULIA MAHARANI PUTRI 2213053010 གིས-
Nama : Aulia Maharani Putri
Npm : 2213053010
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1

A. Identitas jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Th/No : XVII/No. 1
Tahun: September 2017
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis : Rukiyati ( Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta)
e-mail: rukiyati@uny.ac.id
Kata Kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

B. Pembahasan
1. Pendidikan moral di sekolah
Guru merupakan pendidik utama di sekolah, meski pendidikan moral di sekolah tidak hanya guru saja. Di lingkungan sekolah terdapat pegawai tata usaha, Pramuka kantor, tukang kebun serta komunitas sekolah. Semua objek itu berperan bersama-sama dalam membangun moral peserta didik supaya menjadi orang yang baik. Sekolah merupakan tempat publik untuk semua peserta didik agar mendapatkan pelajaran pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan agar hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
Guru merupakan tumpuan dalam mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, oleh sebab itu guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Maka pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh peserta didiknya.

2. Materi pendidikan moral
Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar agar menjadi orang yang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri moral terhadap sesama manusia, alam dan serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah,2010).

3. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995:31), beliau mengusulkan terdapat 100 metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam 5 kategori besar metode pendidikan moral adalah penanaman nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan nilai moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
Anak-anak zaman sekarang sangat amatlah berbeda pola pikirnya serta perilaku dengan anak-anak di zaman dahulu. Para ahli memandang sebagai metode yang telah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern itu. Oleh sebab itu ada metode lain yang lebih sesuai yaitu lokasi atau penanaman nilai, metode keteladanan, metode klarifikasi, metode fasilitas nilai, metode keterampilan nilai moral.

4. Evaluasi pendidikan moral
Evaluasi pendidikan moral dapat dilakukan dengan cara mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai terdapat tiga kawasan yaitu penalaran nilai atau moral, perasaan nilai atau moral, serta perilaku nilai atau moral. Oleh sebab itu evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut yaitu berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, serta evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009:51).

Kesimpulan dari pembahasan diatas yaitu pendidikan moral di sekolah melibatkan guru, staf sekolah, dan komunitas sekolah dalam membentuk moral peserta didik. Guru harus menjadi contoh untuk mewujudkan moral yang baik. Materi pendidikan moral mencakup aspek moral terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa. Terdapat berbagai macam metode pendidikan moral yaitu,penanaman nilai, keteladanan, klarifikasi, fasilitas nilai, dan keterampilan nilai moral. Evaluasi pendidikan moral melibatkan penilaian penalaran moral, karakteristik afektif, dan perilaku moral. Semua komponen ini bekerja bersama dalam menciptakan peserta didik yang berperilaku baik dan bermoral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

MIFTAHUL JANNAH 2253053012 གིས-
Nama : Miftahul Jannah
Npm : 2253053012
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nomer : 1
Tahun terbit : September 2017
Kata Kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif

ISI JURNAL
Sekolah merupakan lingkungan
mikrosistem. Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Di sekolah ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah.
Semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral peserta didik agar menjadi orang yang baik. Oleh karena pendidik adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka pendidik terlebih dahulu harus bermoral baik.

Pada intinya materi pendidikan
moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai
tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi.
Hal ini tentu berbeda sekali dengan masa lalu. ada metode lain yang
lebih sesuai yaitu inkulkasi atau
penanaman nilai.
a. Inkulkasi nilai
B. Metode keteladanan
C. Metode klarifikasi nilai
D. Metode fasilitasi nilai
E. Metode keterampilan nilai moral
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Afanin Yuli Safitri 2213053020 གིས-
Nama: Afanin Yuli Safitri
NPM: 2213053020
ANALISIS JURNAL 1

Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama jurnal: Jurnal Humanika
Nomor: No. 1
Tahun: September 2017

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata tetapi Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar supaya menjadi orang bermoral berkaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

Metode pendidikan moral yang sesuai dengani inkulkasi atau penanaman nilai yaitu
1. Inkulkasi nilai
Cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik. Hasilnya adalah “nilai-nilai target” yang akan dicapai dalam program pendidikan moral.
2. Metode keteladanan
Orang tua dan guru adalah sosok yang harus memberikan teladan baik kepada peserta didik. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan guru.
3. Metode klarifikasi nilai
pendekatan klarifikasi nilai berupaya  membantu anak muda menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai sendiri.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa supaya dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok, seperti fasilitas beribadah berupa masjid dan mushola.
5. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.

Evaluasi pendidikan moral dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Evaluasi pendidikan moral mencakup tiga ranah yaitu evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Ada pula pengukuran dengan skala sikap. Meskipun dinamakan skala sikap, karakteristik afektif yang dievaluasi dapat pula mencakup minat, motivasi, apresiasi, kesadaran akan harga diri dan nilai.

Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah juga mencakup materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen diatas, sekolah dengan guru dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Dinda Kusumawati Subagio 2253053016 གིས-
Nama: Dinda Kusumawati
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 1

Pendidikan moral di sekolah sangat penting artinya bagi pendidik dan seluruh warga masyarakat sekolah untuk mencapai pendidikan moral yang komprehensif. Kompenen lain pendidikan moral sekolah juga tidak kalah pentingnya, antara lain mencakup isi, metode yang beragam, dan evaluasi yang komprehensif. Dengan memperhatikan unsur-unsur tersebut, sekolah yang berpusat pada pendidik dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil terbaik, yaitu menumbuhkan nilai-nilai moral siswa dan mampu menjadi peserta didik yang berprestasi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

RILIAN TSABITHA SURI 2213053141 གིས-
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 1
Identitas Jurnal
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis: Rukiyati
Nama Jurnal: Jurnal Humanika
No, Halaman: 1, 70-80
Tahun: 2017

Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa

Lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
1. Inkulkasi nilai
Program pendidikan moral dengan cara inkulkasi nilai dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik
2. Metode keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern sekarang ini.
3. Metode klarifikasi nilai
Pendekatan klarifikasi nilai mencoba untuk membantu anak-anak muda menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai sendiri.
4. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok
5. Metode keterampilan nilai moral
Peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ricca Tri Fadillah 2213053161 གིས-
Nama:Ricca Tri Fadillah
Npm:2213053161

Analisis jurnal
Judul jurnal:Pendidikan Moral Di sekolah
Nama penulis:Rukiyati
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

Isi jurnal
Pendidikan moral di sekolah harus dirancang secara komprehensif, mencakup banyak aspek, khususnya,pendidik, dokumen,metode dan penilaian untuk mencapai hasil yang optimal. Guru adalah kunci dalam menumbuhkan etika yang baik pada siswa, maka yang pertama adalah guru harus mempunyai etika yang baik.juga. Jadi, pendidikan etika dipraktikkan oleh guru lebih mudah diterima dan ditiru siswa Pendidikan moral untuk diri sendiri yang penting adalah memberi pada diri sendiri siswa berhubungan dengan nilai-nilai seperti Nilai kebersihan pribadi, kerajinan interior belajar/bekerja, ketekunan, disiplin waktu.pendidikan moral bagi orang lain mencakup nilai-nilai etika sosial seperti kerjasama, toleransi, rasa hormat, penerapan adil, jujur, rendah hati, bertanggung jawab,dan peduli.nilai-nilai moral agama harus dibarengi dengan sikap untuk tetap bertoleransi. Demikian itu dinyatakan oleh Sukarno (Bahar, 1995: 16) sebagai ketuhanan yang berkebudayaan, yaitu ketuhanan dengan dasar toleransi, tidak ada egoisme agama.Kirschenbaum (1995: 31) Mengemukakan 100 cara atau metode pendidikan moral disebutkan dalamdalam Lima kategori besar metode pendidikan moral,yaitu penanaman nilai dan etika,Mencontohkan nilai dan etika, pembinaan nilai nilai dan etika, keterampilan mengembangkan nilai dan budaya etis,Melaksanakan program pendidikan nilai disekolah.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Shelly Shelly གིས-
Nama: Shelly
NPM: 2253053019
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Volume, Nomor dan Halaman: Vol. -, No. 1, Halaman 70 – 80
Tahun : 2017
Penulis: Rukiyat
Reviewer : Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer : 11 Oktober 2023
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

pendidikan moral di sekolah melibatkan guru, staf sekolah, dan komunitas sekolah dalam membentuk moral peserta didik. Guru harus menjadi contoh untuk mewujudkan moral yang baik. Materi pendidikan moral mencakup aspek moral terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa. Terdapat berbagai macam metode pendidikan moral yaitu,penanaman nilai, keteladanan, klarifikasi, fasilitas nilai, dan keterampilan nilai moral. Evaluasi pendidikan moral melibatkan penilaian penalaran moral, karakteristik afektif, dan perilaku moral. Semua komponen ini bekerja bersama dalam menciptakan peserta didik yang berperilaku baik dan bermoral. Pada intinya materi pendidikan
moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Hal ini tentu berbeda sekali dengan masa lalu. ada metode lain yang
lebih sesuai yaitu inkulkasi atau
penanaman nilai.
a. Inkulkasi nilai
b. Metode keteladanan
c. Metode klarifikasi nilai
d. Metode fasilitasi nilai
e. Metode keterampilan nilai moral
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

DEVI KELANA RINDU BINTARA 2213053095 གིས-
Nama : Devi Kelana Rindu Bintara
Npm : 2213053095

Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral Di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Tahun : 2017
No : 1
Th : XVII
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Kata Kunci : Tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah dan komprehensif.

B) Hasil Analisis
Hasil analisis jurnal di atas adalah sebagai berikut, Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai- nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru.
Kemudian Cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai- nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern tersebut. Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai, metode keteladanan, Metode klarifikasi nilai, Metode fasilitasi nilai, Metode keterampilan nilai moral.
Lalu terdapat evaluasi yang dimana dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Widia Nata Saputri 2213053057 གིས-
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 1
1. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Pendidikan Moral di Sekolah
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nama Jurnal : Jurnal Humanika

2. Hasil dan Pembahasan
Sekolah mempunya fungsi dalam upaya menumbuhkaj nilai-nilai akademik, sosial, dan nilak religius. Sekolah merupakan wahana pengembangan manuzia yang berupaya untuk mrnumbuhkan, memerdekakan manusia darj beban, rintangan, dan kesulitan.
1) Pendidik moral di sekolah
Pendidik moral di sekolah tifak terbatas pada guru semata, namun semua warga yang ada di sekolah juga turut serta. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
2) Materi Pendidikan Moral
Mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap tuhan Yang Maha Esa.
3) Metode Pendidikan Moral
Dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi), nilai-nilai dalam moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
a. Inkulkasi Nilai, dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara, termasuk indentufikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, serta bercerita.
b. Metode keteladanan, sebagai bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional dan masyarakat modern. Uang bisa dijadikan sebagai teladan adalah orang tua serta guru.
c. Metode Klasifikasi Nilai, diperkenalkan lewat proses klasifikasi. Pendekatan klarifikasi nilai adalah salah satu contoh yang memberikan kebebasan untuk anak menentukan nilai-nilainya.
d. Metode Fasilitas Nilai, diberikan agar dapat digunakan siswa dalam merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun kelompok.
e. Metode Keterampilan Nilai Moral, diwujudkan dimulai dengan pembiasaan.
4) Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang meliputi tiga kawasan berupa penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral.

3. Simpulan
Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Chalistya Syahla Ilham Radinda 2213053262 གིས-
Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 3G

Jurnal 1
A. Identitas Jurnal
1. Judul: "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017
3. Kata kunci : tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

Isi jurnal

Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga.

1. Dalam konteks pendidikan moral di sekolah, guru memiliki peran utama. Namun, penting diingat bahwa pendidikan moral tidak hanya menjadi tanggung jawab guru semata. Guru yang berkualitas adalah kunci untuk membentuk moral siswa yang baik. Seperti yang disebutkan oleh Henry Giroux, sekolah adalah ruang publik yang demokratis, dan guru harus menjadi teladan moral yang baik.

2. Materi pendidikan moral melibatkan pembelajaran untuk menjadi individu moral dalam hubungan dengan diri sendiri, sesama manusia, alam, dan juga dalam konteks spiritual.

3. Berbagai metode pendidikan moral tersedia, termasuk penanaman nilai-nilai, modeling, fasilitasi nilai, pengembangan keterampilan moral, dan pelaksanaan program nilai di sekolah. Salah satu metode yang cocok adalah inkulkasi atau penanaman nilai.

A. Inkulkasi nilai adalah cara yang dapat digunakan baik di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga untuk mengajarkan moral.
B. Metode keteladanan melibatkan contoh-contoh moral yang diberikan oleh masyarakat religius tradisional dan masyarakat modern.
C. Metode klarifikasi nilai mencoba menjelaskan dan memahamkan nilai-nilai moral kepada subjek didik.
D. Metode fasilitasi nilai melibatkan penyediaan fasilitas oleh guru dan sekolah agar siswa dapat menerapkan nilai-nilai moral dalam tindakan individu atau kelompok.
E. Metode keterampilan nilai moral melibatkan pembiasaan untuk mengembangkan keterampilan moral dalam diri peserta didik.

4. Evaluasi pendidikan moral diperlukan untuk mengukur pencapaian tujuan dalam empat aspek utama, yaitu isi, metode, proses, dan peran pendidik. Evaluasi ini membantu memahami sejauh mana nilai-nilai moral telah diterapkan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Silvia Novi Fitriana 2213053062 གིས-
Nama : Silvia Novi Fitriana
Npm : 2213053062
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1
Judul jurnal : Pendidikan Moral DiSekolah
Penulis Jurnal : Rukiyati
Tahun terbit : September 2017

Pendidikan moral di sekolah memegang peran penting dalam membentuk generasi berkualitas. Meskipun orang tua memiliki peran utama dalam mendidik moral anak, pendidik di sekolah juga memiliki tanggung jawab besar dalam proses ini. Keluarga, sekolah, dan masyarakat seharusnya bekerja sama untuk menghasilkan generasi yang cerdas secara intelektual dan memiliki moral yang baik.

Konsep "pengembangan" dalam konteks pendidikan moral mengacu pada upaya yang berkelanjutan untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pengembangan moral di sekolah adalah proses yang berlangsung terus-menerus dan disesuaikan dengan perkembangan siswa sepanjang waktu. Sekolah adalah tempat di mana peserta didik dapat melihat dan mencontoh perilaku moral yang baik dari lingkungan sekitar mereka.

Di era saat ini, nilai-nilai seperti toleransi, patriotisme, belas kasih, kerja sama, kesabaran, jujur, keadilan, dan kepedulian terhadap lingkungan harus diterapkan dilingkungan pendidikan. Metode pendidikan nilai juga telah berubah, lebih menghargai inkulkasi nilai dari pada indoktrinasi. Orang tua dan pendidik penting diharapkan mampu memberikan teladan moral dan mengajarkan nilai-nilai ini melalui cerita kepahlawanan dan contoh-contoh positif.

Evaluasi pendidikan moral melibatkan penilaian afektif dan perilaku peserta didik. Hal ini membantu mengukur dampak dari pendidikan moral pada sikap dan perilaku positif peserta didik, termasuk apakah nilai-nilai tersebut tercermin dalam tindakan mereka.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

RAMADYA VINTIKA LARAS 2213053264 གིས-
Nama : Ramadya Vintika Laras
Npm : 2213053264
Kelas : 3G
Analisis Jurnal

Judul jurnal: Pendidikan Moral di Sekolah
Penulis jurnal : Rukiyat

1. Dalam konteks pendidikan moral di sekolah, peran guru adalah sangat penting. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa pendidikan moral di sekolah tidak hanya menjadi tanggung jawab guru. Guru yang berkualitas memainkan peran strategis dalam membentuk moral siswa, dan sekolah berfungsi sebagai ruang publik demokratis untuk mempromosikan pemberdayaan diri dan sosial. Oleh karena itu, guru perlu menjadi contoh moral yang baik.

2. Isi dari pendidikan moral mencakup aspek penting seperti nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan, disiplin, dan banyak lagi. Selain itu, pendidikan moral juga mencakup nilai-nilai sosial seperti kerjasama, toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab. Agama juga memiliki peran penting dalam menentukan nilai-nilai moral masyarakat, yang tercermin dalam kurikulum sekolah.

3. Terdapat berbagai metode pendidikan moral yang dapat digunakan, termasuk penanaman nilai, modeling, fasilitasi, serta pengembangan keterampilan moral. Metode-metode ini dapat membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral.

4. Evaluasi pendidikan moral perlu mencakup tiga aspek utama, yaitu penalaran moral, aspek afektif, dan perilaku. Tujuan evaluasi ini adalah untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami nilai-nilai moral, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam tindakan sehari-hari. Dalam kerangka pendidikan Islam, evaluasi sikap dan perilaku juga memiliki peran penting.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Fadhila Cahya Ningtyas 2213053271 གིས-
Analisis Jurnal
Nama : Fadhila Cahya Ningtyas
NPM : 2213053271
Kelas : 3G

Identitas Jurnal
Judul : Pendidikan Moral di Sekolah
Penulis : Rukiyati
Jenis jurnal,no, dan tahun : Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017
Halaman : 70-80

Abstrak
Abstrak dalam jurnal ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan moral di sekolah dalam membentuk generasi berkualitas. Pada dasarnya, peran utama dalam mendidik moral anak berada di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memiliki peran besar dalam mengembangkan moral peserta didik. Hal ini memperlihatkan bahwa pendidikan moral merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mencapai tujuan pendidikan yang mencakup aspek moral dan intelektual.
Kata kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif.

Pendahuluan
Pendahuluan dalam jurnal ini membahas peran penting sekolah sebagai lingkungan mikrosistem dalam membentuk perkembangan individu. Sekolah memiliki pengaruh yang kuat terhadap peserta didik, terutama dalam konteks pendidikan formal. Noeng Muhadjir mengidentifikasi tiga fungsi utama pendidikan, yaitu menumbuhkan kreativitas, mengembangkan nilai-nilai insani dan Ilahi, serta meningkatkan kemampuan kerja produktif. Oleh karena itu, pendidikan moral dan nilai menjadi esensial, di samping pendidikan ilmu.

Sekolah yang baik harus peduli dan fokus pada pendidikan moral, nilai-nilai akademik, sosial, dan religius. Konsep pengembangan manusia dalam pendidikan menekankan pentingnya membantu pertumbuhan siswa sebagai manusia utuh dalam berbagai aspek, seperti kognitif, emosional, sosial, etik, kreatif, dan spiritual.

Hasil dan Pembahasan dalam jurnal ini membahas beberapa aspek terkait pendidikan moral di sekolah:

1. Pendidik Moral di Sekolah: Pendidikan moral di sekolah melibatkan seluruh komponen sekolah, bukan hanya guru. Guru memiliki peran penting dalam membentuk moral siswa, termasuk dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak yang mulia.

2. Materi Pendidikan Moral: Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk membentuk moralitas individu terkait dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia, dan moral terhadap alam. Metode inkulkasi nilai, bacaan buku, bercerita, keteladanan, klarifikasi nilai, dan fasilitasi nilai digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral.

3. Evaluasi Pendidikan Moral: Evaluasi dalam pendidikan moral mencakup tiga ranah, yaitu penalaran moral, karakteristik afektif, dan perilaku moral. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti skala sikap, observasi, dan pengamatan yang panjang dan berkelanjutan.

Selain itu, jurnal juga mengaitkan evaluasi dalam pendidikan Islam dengan penguasaan sikap dan perilaku, mengacu pada empat aspek kunci: hubungan dengan Allah, hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan alam sekitarnya, dan pandangan diri sendiri sebagai hamba Allah dalam masyarakat yang beragam budaya, suku, dan agama.Pendidikan moral di sekolah menjadi suatu wadah untuk membentuk karakter siswa dan memastikan bahwa mereka mampu mengembangkan nilai-nilai moral yang positif dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa pendidikan moral di sekolah merupakan aspek yang penting dan perlu melibatkan guru serta seluruh komponen sekolah untuk mencapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen kunci dalam pendidikan moral meliputi peran guru, cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, sekolah, dengan guru sebagai peran utama, dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif, sehingga hasilnya adalah perkembangan nilai-nilai moral dalam diri peserta didik, sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Andika Purbaya 2213053169 གིས-
Nama : Andika Purbaya
Kelas : 3G
Npm : 2213053169

Analisis Jurnal 1

Setelah saya membaca jurnal tersebut saya menyimpulkan bahwa memang benar pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Di sekolah ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Lalu dalam tujuan pendidikan di amanatkan berdasarkan UndangUndang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu guru juga bertugas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam diri peserta didik. Oleh karena itu guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

Selanjutnya materi pendidikan moral, materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah,2010). Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu. Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern tersebut. Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai. lalu melakukan evaluasi, evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan
nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Supaya tujuan pendidikan nilai yang berwujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Dalam hal evaluasi afektif, Dupon (Darmiyati, 2009: 54) telah menemukan tahap-tahap perkembangan afektif
sebagai berikut:
a. Impersonal, egocentric: tidak jelas strukturnya.
b. Heteronomous: berstruktur unilateral, vertikal.
c. Antarpribadi: berstruktur horizontal, bilateral.
d. Psychological-personal: menjadi dasar keterlibatan orang lain atau komitmen pada sesuatu yang ideal.
e. Autonomous: didominasi oleh sifat otonomi.
f. Integritous: memiliki integritas, mampu mengontrol diri secara sadar.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Ihya Ghulam Halim 2213053178 གིས-
Nama : Ihya Ghulam Halim
NPM : 2213053178
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1

Setelah membaca dan mengamati jurnal yang telah disediakan yaitu dengan judul "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH", yang di tulis oleh
Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Bisa di simpulkan bahwasanya sekolah merupakan sebuah lingkungan mikrosistem.

Mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.

1. Pendidik Moral di Sekolah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata.

2. Materi Pendidikan Moral.

Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.

3. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31)
mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.


Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Hal ini tentu berbeda sekali dengan masa lalu.

Dan adapun cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.

Dan ada beberapa komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Nola Diva Brilian 2213053199 གིས-
Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 221303199
Kelas: 3G

Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis Jurnal : Rukiyati
Nomer : 1
Tahun terbit : September 2017
Kata Kunci: tujuan pendidikan, nilai moral, sekolah, komprehensif
Korespondensi :
rukiyati@uny.ac.id

Pendidikan moral di sekolah bertujuan menjadikan sekolah sebagai lingkungan demokratis yang mendorong siswa untuk bertanya, menghargai dialog, dan menjadi agen perubahan yang peduli terhadap kemanusiaan. Guru memiliki peran kunci dalam mewujudkan moral baik pada siswa, dengan syarat bahwa mereka sendiri memiliki moral yang baik. Pendidikan moral juga penting dalam hubungan manusia dengan Sang Khalik, tetapi harus dijalankan dengan toleransi, sesuai dengan dasar ketuhanan yang berkebudayaan.
Ada beberapa metode dalam pendidikan moral:
1. Inkulkasi Nilai Mengidentifikasi nilai-nilai yang diharapkan ditanamkan pada siswa sebagai "nilai-nilai target" dalam program pendidikan moral.
2. Keteladanan Siswa menerima keteladanan melalui pemahaman dan argumentasi rasional, yang berbeda dari cara keteladanan diterima dalam masyarakat tradisional.
3. Klarifikasi Nilai Membantu siswa menjawab pertanyaan dan membangun sistem nilai mereka sendiri.
4. Fasilitasi Nilai Guru dan sekolah memberikan fasilitas agar siswa dapat menerapkan nilai-nilai moral dalam diri mereka, baik secara individu maupun berkelompok.
5. Keterampilan Nilai Moral Pembiasaan merupakan awal dari pengembangan keterampilan moral. Siswa merancang tindakan moral sebagai komitmen untuk menjadi individu yang baik.
Dalam evaluasi afektif, terdapat tahapan perkembangan, mulai dari tahap impersonal dan egosentris hingga tahap integritous yang mencakup pengendalian diri yang sadar.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Farida Juwita 2213053179 གིས-
Nama : Farida Juwita
NPM : 2213053179
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis : Rukiyati

Setelah membaca jurnal di atas, didapat bahwa pendidikan moral tidak hanya berlaku di lingkungan keluarga, namun juga perlu dilaksanakan dengan terstruktur di sekolah. Terdapat banyak komponen penting dalam pendidikan nilai dan moral di sekolah yang bersifat komprehensif. Komponen ini terdiri atas beberapa aspek seperti :
1. Pendidik
Di mana guru memiliki peran penting dalam mengajarkan pendidikan nilai dan moral untuk dapat membangun moral yang baik pada peserta didik. Kemudian materi, metode, dan evaluasi untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebab guru merupakan tokoh utama dalam membantu mewujudkan moral ini, sehingga seorang guru tentu perlu memiliki moral yang baik terlebih dahulu.
2. Materi
Pada sekolah, pendidikan moral berupaya membentuk seserang menjadi bermoral baik dengan diri sendiri, terhadap sesama manusia, alam semesta dan moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai seperti l belajar, disiplin, ulet, rajin merupakan bentuk pendidikan moral terhadap diri sendiri. Sedangkan pendidikan moral terhadap sesama dapat dibentuk dalam menjaga silaturahmi, toleransi, saling menolong dan menghargai. Pada alam semesta, pendidikan moral mengajarkan bahwa perlunya penguatan terhadap nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, serta mengajak untuk menggunakan kembali barang-barang bekas dengan tujuan untuk menjaga alam semesta. Serta pengajaran nilai moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sesuai dengan sila pertama Pancasila.
3. Metode
Terdapat banyak metode yang dapat diterapkan, diantaranya :
a. Inkulkasi nilai. Dimulai dengan berupaya menanamkan nilai-nilai inti kepada peserta didik, seperti bertanggung jawab, toleransi, patriotisme dan belas kasih. Ini dilakukan dengan membangun literasi yang baik pada peserta didik.
b. Keteladanan. Ialah dengan menjadikan lingkungan kekuarga maupun masyarakat sebagi teladan dalam menanamkan nilai-nilai moral.
c. Klarifikasi nilai. Dengan metode ini, peserta didik diberikan pencerahan terkait moral yang baik untuk diterapkan. Sehingga metode ini dapat menjawab beberapa pertanyaan dan membangun sistem nilai mereka sendiri.
d. Metode fasilitasi nilai. Di sekolah, pendidik dan pihak sekolah menjadi fasilitator untuk peserta didik dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya. Contohnya, adanya fasilitias ibadah yang menanamkan nilai moral terhadap Sang Pencita, dan contoh lainnya.
e. Metode keterampilan nilai moral. Pembiasaan dapat menjadi sebuah langkah dalam mewujudkan keterampilan moral dalam diri peserta didik. Dengan mereka bertibdak kemudian menjadikannnya suatu komitmen, secara perlahan akan membentuk diri mereka menjadi baik.
4. Evaluasi
Dalam pendidikan moral, terdapat tiga ranah yang terdiri atas evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, serta evaluasi perilaku. Dengan evaluasi, diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan moral yang ditetapkan. Dalam mencapai tujuan ini, peserta didik perlu memiliki kemampuan bernalar dalam bertindak atas suatu hal tertutama yang berkaitan dengan nilai dan moral.

Dengan seluruh komponen ini, pendidikan nilai moral di sekolah diharapkan dapat berjalan efektif
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

SELVIA NUR SAQINAH 2213053193 གིས-
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Analisis Jurnal 1

Nama jurnal: Jurnal Humanika
Nomer: 1
Halaman: 70-80
Tahun terbit: September 2017
Judul Jurnal: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama penulis: Rukiyati

ABSTRAK JURNAL
Uraian abstrak:
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal

PENDAHULUAN JURNAL
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. pengembangan manusia dalam pendidikan dapat didefinisikan menjadi “keseluruhan tindakan dan komunikasi lisan dan tertulis yang melihat tujuan pendidikan lebih mengutamakan pada upaya membantu, mendorong, memfasilitasi pertumbuhan siswa sebagai manusia utuh, termasuk di dalamnya sisi kognitif, emosional, sosial, etik, kreatif dan spiritualnya Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu dilakukan perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mata kuliah pengembangan kepribadian Pancasila dalam menyikapi IPTEK.

METODE PENELITIAN
Tulisan ini merupakan gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan. Rangkuman berbagai teori diambil dari hasil pemikiran dan penelitian para pakar pendidikan moral seperti Kirschenbaum, Thomas Lickona, Darmiyati Zuchdi dan Nurul Zuriah yang kemudian diinterpretasi dan disintesiskan oleh penulis sehingga diperoleh kesatuan gagasan tentang teori pendidikan moral di sekolah..

PEMBAHASAN
1. Pendidikan Moral di Sekolah
Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
3. Metode Pendidikan Moral
Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Hal ini tentu berbeda sekali dengan masa lalu. Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu. Indoktrinasi dipandang para ahli sebagai metode yang sudah usang dan tidak sejalan dengan semangat modern tersebut. Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.

KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Mutiara Deva Gusti 2213053135 གིས-
Nama : Mutiara Deva Gusti
Npm : 2213053135
Kelas : 3G

IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

Hasil jurnal

Jurnal ini menyoroti pentingnya pendidikan moral di sekolah dalam membentuk generasi muda yang berkualitas. Meskipun orang tua memiliki peran utama dalam mendidik moral anak-anak, guru di sekolah juga memiliki tanggung jawab besar dalam proses ini. Kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat diperlukan untuk membentuk generasi muda yang cerdas secara intelektual dan bermoral baik, sesuai dengan tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang secara komprehensif, mencakup pendidik, materi, metode, dan evaluasi agar hasilnya optimal. Dalam jurnal ini, penulis menekankan pentingnya pendidikan moral sebagai bagian integral dari pembentukan karakter generasi muda. Mereka mencatat bahwa sekolah memiliki peran yang signifikan dalam memastikan moralitas peserta didik dan menggarisbawahi kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai kunci keberhasilan. Analisis lebih mendalam dapat dilakukan dengan membaca seluruh jurnal untuk memahami argumen dan temuan yang dibahas oleh penulis.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

KHAIRANI ULYA 2213053115 གིས-
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
2. Penulis: Rukiyati (rukiyati@uny.ac.id) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 1. September 2017

B. Pembahasan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa pendidik moral di sekolah tidak terbatas pada guru semata. Di sekolah ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik.

Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).
Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang-barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru. Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha
Esa (pasal 29 UUD 1945).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Nura Assyifa 2213053134 གིས-
Nama : Nura Assyifa
NPM : 2213053134
Kelas : 3G

Hasil Analisis Jurnal,
"PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"

Abstrak
Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

PENDAHULUAN
Noeng Muhadjir (2003: 16-18) mengatakan bahwa ditinjau dari segi antropologi kultural dan sosiologi, ada tiga fungsi utama pendidikan, yaitu menumbuhkan kreativitas subjek-didik, menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan Ilahi pada subjek didik dan satuan sosial masyarakat, dan meningkatkan kemampuan kerja produktif pada subjek didik.

METODE PENELITIAN
Tulisan ini merupakan gabungan antara teori dan hasil penelitian lapangan. Rangkuman berbagai teori diambil dari hasil pemikiran dan penelitian para pakar pendidikan moral seperti Kirschenbaum, Thomas Lickona, Darmiyati Zuchdi dan Nurul Zuriah yang kemudian diinterpretasi dan disintesiskan oleh penulis sehingga diperoleh kesatuan gagasan tentang teori pendidikan moral di sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pendidik Moral di Sekolah
Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

3. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilai-nilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah. metode yang lebih sesuai di era modern yaitu inkulkasi atau penanaman nilai.
a. Inkulkasi nilai
Metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara. Kirschenbaum mengetengahkan 34 cara inkulkasi nilai, di antaranya adalah identifikasi nilai- nilai target, membaca buku-buku sastra dan non-fiksi, bercerita.
b.Metode keteladanan
Keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan pula oleh masyarakat modern sekarang ini.
c.Metode klarifikasi nilai
Dalam masyarakat liberal, moral diperkenalkan lewat proses klarifikasi, penjelasan agar terjadi  pencerahan pada subjek didik. Seberapa jauh sesuatu moral diterima oleh anak, sangat ditentukan oleh anak itu sendiri. Anak diberikan kebebasan untuk memutuskan sendiri.
d. Metode fasilitasi nilai
Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok, misalnya fasilitas beribadah berupa mesjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya.
e. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Di samping keempat aspek (isi, metode, proses dan pendidik), pendidikan nilai juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51).

SIMPULAN
Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

Wike Oktaviana 2213053194 གིས-
Nama : Wike Oktaviana
NPM : 2213053194
Kelas : 3G

Analisis jurnal 1 berjudul PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Oleh: Rukiyati

Pendidikan moral di sekolah perlu dilakukan dengan cara sungguh-sungguh guna membangun generasi bangsa yang berkualitas. Meskipun peran utama guna mendidik
moral anak ialah di tangan orang tua mereka, pendidik di sekolah memiliki peran besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

Pendidikan moral dewasa ini menghadapi berbagai tamtangan seiring berjawalnnya kemajuan zaman yang dapat dilihat oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Hal ini tentunya beda kali dengan zaman dulu. Di lingkungan masyarakat religius tradisional, moral diwariskan kepada generasi berikutnya secara given yaitu indoktrinasi. Keterampilan moral di diri peserta didik bisa diwujudkan diawali dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna. pendidikan moral di sekolah penting
dilakukan oleh pendidik dan segenap komponen warga sekolah supaya tercapai pendidikan moral yang komprehensif.