Forum Analisis Jurnal 2

Forum Analisis Jurnal 2

Number of replies: 33

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Destia Rahmah Fitriani 2213053082 -
Nama : Destia rahmah Fitriani
NPM : 2213053082
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 2
"PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG"

Perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg dapat dijelaskan melalui enam tahap perkembangan moral yang dia identifikasi. Kohlberg meyakini bahwa perkembangan moral adalah proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi dalam konteks siswa sekolah dasar, mereka biasanya berada di tahap-tahap awal perkembangan moral. Berikut adalah gambaran perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg :

Tingkat 1: Moralitas Pra-Konvensional
1. Tahap 1: Obedience and Punishment Orientation (Orientasi Kepatuhan dan Hukuman) : Pada tahap ini, siswa sekolah dasar cenderung mematuhi aturan demi menghindari hukuman. Mereka menganggap tindakan yang salah adalah tindakan yang dapat menyebabkan hukuman atau konsekuensi negatif.
2. Tahap 2 : Individualism and Exchange (Individu dan Pertukaran) : Siswa pada tahap ini mulai mempertimbangkan kepentingan sendiri dan pertukaran dalam tindakan moral. Mereka akan melakukan tindakan yang baik jika mereka mendapatkan sesuatu sebagai imbalan atau manfaat pribadi.

Tingkat 2: Moralitas Konvensional
3. Tahap 3 : Interpersonal Relationships (Hubungan Antar-Pribadi) : Siswa sekolah dasar pada tahap ini mulai memahami pentingnya hubungan sosial dan menghormati norma sosial dan harapan orang lain. Mereka akan berusaha untuk memenuhi harapan orang-orang yang dekat dengan mereka.
4. Tahap 4 : Maintaining Social Order (Mempertahankan Tatanan Sosial) : Pada tahap ini, siswa mulai menghargai pentingnya mematuhi aturan dan menjaga tatanan sosial yang ada. Mereka sadar bahwa masyarakat memerlukan aturan untuk menjaga ketertiban.

Tingkat 3: Moralitas Pasca-Konvensional
5. Tahap 5: Social Contract and Individual Rights (Kontrak Sosial dan Hak Individu) : Beberapa siswa sekolah dasar dapat mencapai tahap ini, di mana mereka mulai mempertimbangkan adanya prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi dan menghormati hak-hak individu. Mereka bisa mempertanyakan aturan yang tidak adil dan mengusulkan perubahan.
6. Tahap 6: Universal Principles (Prinsip-Prinsip Universal) : Pada tahap ini, siswa memiliki pemahaman moral yang sangat abstrak dan mengikuti prinsip-prinsip moral universal. Mereka akan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip etis yang mereka yakini, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum atau norma sosial yang ada.

Siswa sekolah dasar biasanya berada di tahap 1 hingga tahap 4 dalam perkembangan moral mereka. Namun, seiring bertambahnya usia dan pengalaman, beberapa siswa dapat mencapai tahap 4 atau bahkan tahap 5 tergantung pada pengaruh lingkungan dan pengajaran moral di sekolah dan keluarga mereka. Perlu diingat bahwa perkembangan moral setiap individu berbeda-beda, dan tidak semua siswa akan mencapai tahap yang sama pada usia yang sama. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk memberikan teladan yang baik dan pendidikan moral yang memadai untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman moral yang lebih tinggi seiring waktu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Elyna Aprilia 2253053009 -
Nama : Elyna Aprilia
NPM : 2253053009
Kelas : 3F

Analisis jurnal
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

moral merupakan pondasi terpenting bagi keberhasilan seseorang baik dalam karir maupun kehidupan pribadinya. Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan moral ketika dihadapkan pada dilemma
moral tentang sikap dan perilaku yang sebaiknya dipilih. sedangkan moralitas merupakan sebuah kesepakatan antara individu dengan masyarakat mengenai kriteria baik atau buruknya sesuatu, sehingga akan menentukan apakah suatu hal layak atau tidak layak untuk dikerjakan oleh individu atau masyarakat. Hal itu didasari oleh pertimbangan moral (Taylor, 1969: 3). Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Sebagian besar dari kita, termasuk filsuf serta orang tua dan pendidik, menganggap bahwa kedua fungsi moralitas saling mendukung: apa yang baik bagi masyarakat juga baik untuk anak-anak kita, dan sebaliknya (Wren, 2008: 11).

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya, Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral, Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah tetapi tingkatan moral seseorang dapat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu, anak-anak usia 11-12 tahun berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level :
1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman (anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut, Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman), Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran (anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu).
2.  Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal  atau  "good boy-good girl" (difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial), Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial (difokuskan pada menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas).
3. Moralitas Pasca-konvensional
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan ( mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain), Tahap 6 - Prinsip Universal, Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak (orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan)
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Okta Rizkika Ramadhona 2213053191 -
Okta Rizkika Ramadhona
2213053191

Perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg

bahwa perkembangan moral pada masa kanak-kanak mengikuti kematangan kognisi. Perkembangan moral merupakan perkembangan yang berhubungan dengan bagaimana anak menalar (reasoning) atau memikirkan aturan untuk perilaku etis.

->6 tahap perkembangan moral menurut kohlberg(dilakukan nya penelitian di Amerika)
Ada 3 level dalam perkembangan moral yakni
1. Pra konvensional
- menghindari hukuman - keuntungan dan minat
pribadi. (Apa untungnya buat saya?) pada tahap ini perilaku yang telah tersedia dirumuskan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri. Seperti contoh aku membantunya menyapu rumah, dan kemudian hari dia akan membantu ku menyapu kembali.
2. Konvensional. Tingkat konvensional umumnya telah tersedia pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu gerak-gerak yang dibuat dengan membandingkannya dengan pandangan dan hasrat warga. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.
- menjaga sikap orang
Baik. seseorang memasuki warga dan ada peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan warga terhadap peran yang dimilikinya.
- memelihara peraturan. Jika peraturan tidak ada yg mematuhinya, maka keadaan akan kacau. Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu - sehingga telah tersedia kewajiban atau tugas sebagai mematuhi hukum dan anggaran. Bila seseorang melanggar hukum, maka dia salah secara moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena memisahkan yang buruk dari yang patut.
3. Pasca konvensional. dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari warga kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat dan diteliti sebelum perspektif warga. Dampak ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membikin angkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.
- orientasi kontrak sosial : setiap orang memiliki latar belakang da situasi berbeda, tidak ada yg absolut atau pasti ketika melihat sebuah kasus, hak hak individu harus dilihat bersamaan dengan hukum yg ada.

- prinsip etika universal. penalaran moral berdasar pada penalaran mujarad menggunakan prinsip etika universal.Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan sebagai tidak mematuhi hukum yang tidak berpihak kepada yang telah tersedia. Hak tidak perlu sebagai akad sosial dan tidak penting sebagai gerak-gerak yang dibuat moral deontis. Menggambarkan prinsip internal seseorang . Ia melakukan halhal yang dianggapnya benar, walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.

Pada usia anak sekolah Dasar, Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak. Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral
seseorang. mengukur tingkat
perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun,
berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara
umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan
bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Jeky Septa Anggara 2213053253 -
Nama : Jeky Septa Anggara
NPM : 2213053253
Kelas : 3F

Analisis Jurnal - PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg bersumber dari opini piaget yakni pikiran dan perasaan berkembang secara pararel dimana keputusan moral adalah perkembangan kognisi yang terjadi secara alami. Namun, dalam hal ini pengamatan yang dilakukan Kohlberg tidak berpatokan pada tingkah laku atau moral. Penelitian yang dilakukannya menggambarkan bahwa penalaran seseorang mengenai sebuah pernyataan mengapa pertimbangan moral tertentu diperhatikan sehingga akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Dalam teori perkembangannya, Kohlberg merumuskan tahapan perkembangan moral atas beberapa level yakni sebagai berikut
1.) Level Moralitas Pra-konvensional yang terdiri atas tahap ketaatan dan hukuman serta tahap Individualisme dan Pertukaran.
2.) Level Moralitas Konvensional yang terdiri atas tahap hubungan interpersonal serta tahap menjaga ketertiban sosial.
3.) Level Moralitas Pasca Konvensional yang terdiri atas tahap kontrak sosial dan hak perorangan serta tahap prinsip universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Amanda Gita Devi Rahmawati 2213053092 -
Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Di dalam jurnal tersebut berisi penelitian yang bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

Level 1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
Tahap awal perkembangan moral terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman.;

Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

Level 2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.

Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota
masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.

Tahap 6 - Prinsip Universal.
Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Hasa Hesta Wahid 2213053042 -
Nama : Hasa Hesta Wahid
NPM : 2213053042

Jurnal ini membahas perkembangan moral dari perspektif psikologis, seperti teori belajar, psikoanalisis, Jean Piaget, dan Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi masalah filosofis dalam studi moral, termasuk relativisme moral yang menyatakan bahwa nilai moral berbeda antar budaya. Teori Kohlberg tentang perkembangan moral berakar pada karya Piaget, dengan fokus pada penalaran moral. Kohlberg mengembangkan instrumen penelitian untuk menggolongkan penalaran individu dalam mengatasi dilema moral. Dia menekankan bahwa tingkah laku bukan pusat perhatiannya, melainkan pertimbangan moral yang digunakan oleh individu. Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral dibagi menjadi tiga level dengan beberapa tahap di setiap level: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.

• Pra-konvensional (Tahap 1 dan 2): Fokus pada ketaatan aturan untuk menghindari hukuman, dan pertimbangan berdasarkan kebutuhan individu.
• Konvensional (Tahap 3 dan 4): Menekankan konformitas sosial, bersikap "baik," dan menjaga ketertiban sosial dengan mengikuti aturan serta menghormati otoritas.
• Pasca-konvensional (Tahap 5 dan 6): Memperhitungkan perbedaan nilai dan prinsip etika universal, bahkan jika bertentangan dengan hukum.

Kesimpulannya, teori ini mengungkap bagaimana individu mengembangkan pemahaman moral mereka seiring pertumbuhan dan pengalaman mereka, berfokus pada penalaran moral daripada tingkah laku semata.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Santika Tri Adelia Putri 2213053055 -
Nama : Santika Tri Adelia Putri
Kelas : 3F
NPM : 2213053055

Analisis jurnal 2
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Bukan hanya hal itu Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Menurut penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Jurnal tersebut juga menjelaskan bahwa perkembangan Moral menurut teori Kohlberg dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Prakonvensional, level 2. Moralitas Konvensional, dan level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Dari teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap 1⁄2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Indra Ulfayani 2213053171 -
Nama : Indra Ulfayani
NPM : 2213053171
Kelas : 3F

Jawaban :

Perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg :

Tingkat 1: Moralitas Pra-Konvensional
1. Tahap 1: Obedience and Punishment Orientation (Orientasi Kepatuhan dan Hukuman) : Pada tahap ini, siswa sekolah dasar cenderung mematuhi aturan demi menghindari hukuman. Mereka menganggap tindakan yang salah adalah tindakan yang dapat menyebabkan hukuman atau konsekuensi negatif.
2. Tahap 2 : Individualism and Exchange (Individu dan Pertukaran) : Siswa pada tahap ini mulai mempertimbangkan kepentingan sendiri dan pertukaran dalam tindakan moral. Mereka akan melakukan tindakan yang baik jika mereka mendapatkan sesuatu sebagai imbalan atau manfaat pribadi.

Tingkat 2: Moralitas Konvensional
3. Tahap 3 : Interpersonal Relationships (Hubungan Antar-Pribadi) : Siswa sekolah dasar pada tahap ini mulai memahami pentingnya hubungan sosial dan menghormati norma sosial dan harapan orang lain. Mereka akan berusaha untuk memenuhi harapan orang-orang yang dekat dengan mereka.
4. Tahap 4 : Maintaining Social Order (Mempertahankan Tatanan Sosial) : Pada tahap ini, siswa mulai menghargai pentingnya mematuhi aturan dan menjaga tatanan sosial yang ada. Mereka sadar bahwa masyarakat memerlukan aturan untuk menjaga ketertiban.

Tingkat 3: Moralitas Pasca-Konvensional
5. Tahap 5: Social Contract and Individual Rights (Kontrak Sosial dan Hak Individu) : Beberapa siswa sekolah dasar dapat mencapai tahap ini, di mana mereka mulai mempertimbangkan adanya prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi dan menghormati hak-hak individu. Mereka bisa mempertanyakan aturan yang tidak adil dan mengusulkan perubahan.
6. Tahap 6: Universal Principles (Prinsip-Prinsip Universal) : Pada tahap ini, siswa memiliki pemahaman moral yang sangat abstrak dan mengikuti prinsip-prinsip moral universal. Mereka akan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip etis yang mereka yakini, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum atau norma sosial yang ada.

Hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Maya Nurdianti 2213053230 -
Nama : Maya Nurdianti
Kelas : 3F
NPM : 2213053230

Analisis Jurnal 2

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya, Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral, Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah tetapi tingkatan moral seseorang dapat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu, anak-anak usia 11-12 tahun berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level :
1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman (anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut, Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman), Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran (anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu).
2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal atau "good boy-good girl" (difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial), Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial (difokuskan pada menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas).
3. Moralitas Pasca-konvensional
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan ( mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain), Tahap 6 - Prinsip Universal, Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak (orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan)
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Nazila Amryna 2213053140 -
Nama : Nazila Amryna
MPM : 2213053140

Analisis jurnal 2
“PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG”

Dalam jurnal dibahas tentang perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Dua individu mungkin memiliki tindakan yang sama (misalnya tidak mencuri mangga) atau pernyataan yang sama (mengatakan mencuri salah), tetapi alasan atau pertimbangan di balik keputusan mereka bisa sangat berbeda. Alasan-alasan ini menunjukkan tingkat kematangan moral individu. Kematangan moral seseorang tidak hanya dilihat dari tindakan atau pernyataan yang mereka buat, tetapi lebih pada alasan atau penalaran di balik tindakan dan pernyataan tersebut. Kohlberg menekankan bahwa dengan memperhatikan penalaran moral seseorang, kita dapat mengidentifikasi tingkat kematangan moral mereka. Alasan atau pertimbangan yang diberikan seseorang dalam menentukan tindakan moralnya menunjukkan tingkatan atau tahap perkembangan moral mereka.

Dalam jurnal juga dijelaskan Teori Perkembangan Moral Kohlberg menguraikan evolusi pemikiran moral individu melalui enam tahap yang dikelompokkan dalam tiga level. Mulai dari penilaian moral yang berdasarkan pada hukuman dan kepentingan diri sendiri di Level 1 (Moralitas Pra-konvensional), bergerak ke penilaian yang berdasarkan pada harapan sosial dan ketertiban masyarakat di Level 2 (Moralitas Konvensional), dan berakhir dengan pemahaman yang mendalam tentang hak individu dan prinsip etika universal di Level 3 (Moralitas Pasca-konvensional). Teori ini menunjukkan bahwa perkembangan moral seseorang melibatkan pergeseran dari pandangan egoistik ke pandangan yang lebih berdasarkan pada prinsip-prinsip etika dan keadilan yang universal.

Dan didalam jurnal terdapat hasil angket, berdasarkan analisis data dengan rujukan teori perkembangan moral Kohlberg, mayoritas anak-anak berusia 11-12 tahun berada pada tahap pra-konvensional. Mereka cenderung membuat keputusan moral berdasarkan keinginan untuk menghindari hukuman. Meskipun sebagian besar dari mereka berada pada tahap 1, ada kemungkinan beberapa dari mereka mungkin berada pada tahap perkembangan moral yang sedikit lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada kasus individu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Kinanti Dyah_ 2213053015 -
Nama : Kinanti Dyah
Kelas : 3F
NPM: 2213053015

Artikel berjudul "PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG" oleh Enung Hasanah bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa sekolah dasar yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan menganalisis respons dari 10 siswa sekolah dasar terhadap kuesioner dilema moral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak sekolah dasar berusia 11-12 tahun umumnya termasuk dalam tahap pra-konvensional dari tahap dominan ½ diikuti oleh tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu bukan karena mereka membutuhkan hasil tetapi karena takut dihukum. Artikel ini juga membahas pentingnya pendidikan moral dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional, yang sangat penting untuk keberhasilan dalam ekonomi digital yang berkembang pesat. Artikel ini memberikan gambaran singkat tentang teori perkembangan moral Kohlberg, yang didasarkan pada teori kognitif-perkembangan moralisasi dan mengidentifikasi tiga tingkat perkembangan moral, masing-masing dengan beberapa tahap. Artikel ini menyimpulkan bahwa pemahaman tentang perkembangan moral siswa sangat penting bagi pendidik dan bahwa teori Kohlberg menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk mengukur perkembangan moral. Artikel ini ditulis dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan di JIPSINDO No. 2, Volume 6, September 2019.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Richia Deha Azizah 2213053024 -
Nama : Richia Deha Azizah
NPM : 2213053024
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 2
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg yaitu pikiran dan perasaan berkembang secara pararel dimana keputusan moral adalah perkembangan kognisi yang terjadi secara alami. Namun, dalam hal ini pengamatan yang dilakukan Kohlberg tidak berpatokan pada tingkah laku atau moral. Penelitian yang dilakukannya menggambarkan bahwa penalaran seseorang mengenai sebuah pernyataan mengapa pertimbangan moral tertentu diperhatikan sehingga akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Moralitas Pra-konvensional
- Tahap pertama, Ketaatan dan Hukuman.
Tahap awal perkembangan moral terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman.;
- Tahap kedua, Individualisme dan Pertukaran.
Pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

Moralitas Konvensional
- Tahap ketiga, Hubungan Interpersonal.
Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.
- Tahap keempat, Menjaga Ketertiban Sosial.
Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.

Moralitas Pasca-konvensional.
- Tahap kelima, Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.
- Tahap keenam, Prinsip Universal.
Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Putri sarah afifah -
Nama : Putri sarah afifah
Npm : 2213053001
Kelas : 3F

Perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg dapat dijelaskan melalui enam tahap perkembangan moral yang dia identifikasi. Kohlberg meyakini bahwa perkembangan moral adalah proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi dalam konteks siswa sekolah dasar, mereka biasanya berada di tahap-tahap awal perkembangan moral.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level :
1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman (anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut, Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman), Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran (anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu).
2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal atau "good boy-good girl" (difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial), Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial (difokuskan pada menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas).
3. Moralitas Pasca-konvensional
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan ( mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain), Tahap 6 - Prinsip Universal, Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak (orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan)
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Fara Adilia 2213053003 -
Nama : Fara Adilia
NPM : 2213053003
Mengenai perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg dapat disarikan sebagai berikut:

Perkembangan moral siswa sekolah dasar menurut teori Kohlberg terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat pra-konvensional, konvensional, dan post-konvensional.

Pada tingkat pra-konvensional, siswa cenderung mengikuti aturan karena takut hukuman atau demi mendapatkan hadiah. Mereka memiliki pandangan moral yang sangat sederhana dan egois.

Pada tingkat konvensional, siswa mulai memahami pentingnya mematuhi norma sosial dan aturan yang ada. Mereka berperilaku baik untuk memenuhi harapan sosial dan menghindari konflik.

Pada tingkat post-konvensional, siswa mampu berpikir secara abstrak tentang prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi. Mereka mengembangkan pandangan moral yang didasarkan pada prinsip universal seperti keadilan, hak asasi manusia, dan etika.

Perkembangan moral siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman sosial, pendidikan, dan nilai-nilai keluarga.

Pentingnya pendidikan moral yang mendukung perkembangan siswa menuju tingkat post-konvensional untuk membangun individu yang lebih sadar akan nilai-nilai universal dan etika dalam kehidupan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ilma Fuadah 2213053225 -
Nama : Ilma Fuadah
NPM : 2213053225
Kelas : 3F

PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Sebagian besar dari kita, termasuk filsuf serta orang tua dan pendidik, menganggap bahwa kedua fungsi moralitas saling mendukung: apa yang baik bagi masyarakat juga baik untuk anak-anak kita, dan sebaliknya (Wren, 2008: 11).

Kohlberg mengembangkan instrumen penelitian untuk menggolongkan penalaran individu dalam mengatasi dilema moral. Dia menekankan bahwa tingkah laku bukan pusat perhatiannya, melainkan pertimbangan moral yang digunakan oleh individu. Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral dibagi menjadi tiga level dengan beberapa tahap di setiap level: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.

1. Pra-konvensional (Tahap 1 dan 2): Fokus pada ketaatan aturan untuk menghindari hukuman, dan pertimbangan berdasarkan kebutuhan individu.
2. Konvensional (Tahap 3 dan 4): Menekankan konformitas sosial, bersikap "baik," dan menjaga ketertiban sosial dengan mengikuti aturan serta menghormati otoritas.
3. Pasca-konvensional (Tahap 5 dan 6): Memperhitungkan perbedaan nilai dan prinsip etika universal, bahkan jika bertentangan dengan hukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Presti Saraswati 2213053038 -
Nama : Presti Saraswati
Kelas : 3F
NPM : 2213053038

PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional • Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. •Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. •Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. •Tahap 6 - Prinsip Universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Fatimatuz zahro 2213053160 -
Nama: Fatimatuz Zahro
NPM: 2213053160
Kelas: 3F

Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg

Peserta penelitian yang berusia antara 11 dan 12 tahun, memiliki perkembangan moral seperti apa yang dikemukakan oleh Kohlberg (1968), bahwa pada usia tersebut termasuk pada tahap 1. Penilaian ini diambil berdasarkan pada apa yang mereka sampaikan tentang motif perbuatan para peserta ketika mereka menyatakan akan tetap pergi belajar, bukan karena ingin pintar atau karena hal yang lain, melainkan mereka menganggap bahwa mereka harus taat hukum karena takut dihukum: patuh semata-mata karena ingin berbuat patuh menghindari hukuman fisik atau kerusakan hak milik. perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional. Alasan yang mereka katakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sejalan dengan yang dikatakan Kohlberg (Whelan & Duska), dimana pada tingkatan pra konvensional ini, kalau seorang anak mendengar bahwa sesuatu itu baik atau buruk, gambaran yang ada padanya berbeda sekali dengan yang ada pada orang dewasa. Anak pada tingkatan ini mempunyai pandangan yang sempit sekali tentang masyarakat. Tindakan hanya dinilainya dalam ukuran konsekuensi konsekuensi yang mungkin akan terjadi. Beberapa konsekuensi ini berasal dari alam, tetapi beberapa datang dari orang (masyarakat). Anak-anak kecil, lemah, tergantung dari orang lain dari masyarakat untuk memperoleh rasa senang atau rasa sakit. Dengan demikian secara psikologis anak cenderung memandang dirinya sebagai yang inferior (lebih rendah) dalam hubungannya dengan otoritas dan tunduk pada mereka yang memegang otoritas (bagi anak mereka diindentifikasi secara konkret sebagai yang mempunyai kuasa untuk mengenakan sanksi dalam mengontrol tidakannya), karena mereka adalah instrumen rasa senang dan sakit dalam hidupnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by yunita Lestari 2213053219 -
Nama : Yunita Lestari
NPM : 2213053219

Analisis Jurnal 2
“PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG”

Teori Kohlberg tentang perkembangan moral, secara resmi disebut sebagai "cognitive-developmental theory of moralization," memiliki akar dalam karya Piaget. Piaget mengasumsikan bahwa kognisi (pikiran) dan afeksi (perasaan) berkembang bersamaan, dan bahwa keputusan moral adalah hasil dari perkembangan kognisi yang alami. Sementara itu, banyak psikolog pada masa itu menganggap bahwa pikiran moral lebih dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial. Dalam pengembangan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatiannya pada perilaku moral, artinya apa yang seseorang lakukan tidak menjadi fokus utamanya.

Teori perkembangan moral Kohlberg dibagi menjadi tiga tingkat, masing-masing dengan beberapa tahap, sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional:
_Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman: Pada tahap ini, individu melihat aturan sebagai sesuatu yang tetap dan mutlak. Mereka mematuhi aturan untuk menghindari hukuman.
_Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran: Individu pada tahap ini lebih mempertimbangkan kebutuhan individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana tindakan tersebut memenuhi kebutuhan individu.
Level 2. Moralitas Konvensional:
_Tahap 3 - Hubungan Interpersonal: Pada tahap ini, individu fokus pada memenuhi harapan dan peran sosial. Mereka menekankan konformitas, bersikap "baik," dan memperhatikan bagaimana tindakan mereka memengaruhi hubungan sosial.
_Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial: Individu pada tahap ini mulai mempertimbangkan masyarakat secara keseluruhan saat membuat penilaian. Mereka menekankan menjaga hukum, ketertiban, mengikuti peran sosial, dan menghormati otoritas.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional:
_Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Individu: Pada tahap ini, individu mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pandangan, dan keyakinan orang lain. Mereka melihat aturan hukum sebagai penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi juga mempertimbangkan bahwa anggota masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.
_Tahap 6 - Prinsip Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Irvanda Julian Awal 2213053069 -
Nama: Irvanda Julian Awal
NPM: 2213053069
Kelas: 3F

Analisis Jurnal 2


Teori Kohlberg yang menjelaskan perkembangan moral di latar belakangi oleh asumsi utama Piaget bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

1) Level 1 (Moralitas Pra-konvensional)
Pada level 1 terdiri dari 2 tahap yaitu:
Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman pada tahap ini, anak anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman. Tahap 2 Individualisme dan Pertukaran pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.
2) Level 2 (Moralitas Konvensional)
Pada level 2 terdiri dari 2 tahap yaitu:
Tahap 3 Hubungan Interpersonal pada tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.
Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.
3) Level 3 (Moralitas Pasca-konvensional)
Pada level 3 terdiri dari 2 tahap yaitu :
Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain.
Tahap 6 - Prinsip Universal pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional, yang dimana mereka cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Tria Selvia -
Nama : Tria Selvia
NPM : 2213053258

Analisis Jurnal 2

PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL

Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan seperti Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal, Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.

Konsep pendidikan nilai moral dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung individualistis. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan dengan memperhatikan paradigma yang dikemukakan Capra, yaitu manusia kehidupan dibangun atas dasar pandangan hidup yang sistemik dan holistik, ada yang tidak parsial dan individualistis. Dalam implementasinya perlu pendekatan yang tepat dan metode serta teknik yang relevan. Strategi pendidikan moral yang tepat mencakup pendekatan penanaman, pemodelan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan, dan metode tersebut meliputi metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif.

Dalam teori perkembangannya, Kohlberg merumuskan tahapan perkembangan moral atas beberapa level yakni sebagai berikut
1.) Level Moralitas Pra-konvensional yang terdiri atas tahap ketaatan dan hukuman serta tahap Individualisme dan Pertukaran.
2.) Level Moralitas Konvensional yang terdiri atas tahap hubungan interpersonal serta tahap menjaga ketertiban sosial.
3.) Level Moralitas Pasca Konvensional yang terdiri atas tahap kontrak sosial dan hak perorangan serta tahap prinsip universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Selly Defi Maharani 2253053024 -
Nama : Selly defi maharani
Npm : 2253053024

PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran
dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan
membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal.Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya,kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada
tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya.Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Mungkin saja seseorang menunjukan bahwa berbuat curang itu salah, karena dapat ditangkap, sedangkan orang lain barangkali menunjukan bahwa berbuat curang itu merongrong kepercayaan umum yang dibutuhkan untuk berlangsungnya masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Vita Novianti 2213053238 -
Nama : Vita Novianti
NPM: 2213953238
Kelas : 3F

Analisis Jurnal 2
"PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang bersumber pada karya Piaget. Yakni terkait kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral dan tidak memusatkan perhatian pada penyataan (statement).

Penelitian Kohlberg menyatakan bahwa apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat
dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kohlberg menyatakan bahwasanya perkembangan moral terbagi menjadi 3 level dimana setiap levelnya memiliki 2 tahapan.

Level 1. Moralitas Pra konvensional
1) Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman
Hukuman adalah alat untuk mengatur atau menegakkan suatu peraturan tertentu. Pada tahap ini, anak- anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Dan mereka tidak akan melakukan sesuatu hal sebagai upaya untuk menghindari hukuman.
2) Tahap 2 Individualisme dan Pertukaran
Pada tahap ini anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.

Level 2. Moralitas Konvensional
3) Tahap 3 Hubungan Interpersonal
Pada tahap ini seseorang akan mempertimbangkan pandangan orang lain. Bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.
4) Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial
Pada tahap ini berfokus dalam menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan. Peraturan harus dipatuhi agar tercipta lingkungan yang kondusif.

Level 3. Moralitas Pasca konvensional
5) Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak Perorangan
Pada tahap ini seseorang akan memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain.
6) Tahap 6 Prinsip Universal
Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi, mereka akan melakukan tindakan yang menurut dirinya itu benar. Walaupun mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Arif Rahman Hakim 2213053294 -
Nama : Arif Rahman Hakim
Npm :2213053294
Kelas : 3F

Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain.
Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.

Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya.
Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan «pengembangan.» Relativisme moral adalah posisi bahwa nilai-nilai moral berbeda di antara budaya dan masyarakat dan karenanya tidak universal .

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Anis Sarlia -

Nama : Anis Sarlia Putri

Npm : 2213053173

Analisis jurnal 2

Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya.

Teori (Kohlberg, L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

Level 1 Moralitas Pra-konvensional. Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman. Tahap 2 Individualisme dan Pertukaran.

Level 2 Moralitas Konvensional. Tahap 3 Hubungan Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl". Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial.

Level 3 Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap 6 Prinsip Universal.

Dalam mengetahui perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif tertarik pada kepercayaan orang, pengalaman, dan sistem makna dari perspektif orang-orang (Mohajan, 2018). Penelitian kualitatif adalah bentuk tindakan sosial yang menekankan pada cara orang menafsirkan, dan tidak memahami pengalaman mereka untuk memahami realitas sosial individu. Hasilnya, responden/peserta dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar yang berusia antara 11-12 tahun. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10-13 tahun berada pada tahap pra-konvensional, meskipun juga ada orang-orang dewasa yang berhenti perkembangannya pada tahap tersebut. Karena orang dewasa yang terhenti pada tingkatan itu merupakan kekecualian. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Depi Septiani -
Nama:Depi Septiani
Npm:2253053005
Kelas:3F

Analisis jurnal
“PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG”

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang bersumber pada karya Piaget.Teori Kohlberg ini berkaitan dengan kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Selanjutnya dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg ini , anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap setengah yang mana dominan diikuti tahap dua dan dua per tiga, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.Dalam hasil penelitian sederhana ini,responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Annida Dwi Kirasti 2213053220 -
Nama : Annida Dwi Kirasti
NPM : 2213053220
Kelas : 3F

PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Bukan hanya hal itu Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Menurut penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Jurnal tersebut juga menjelaskan bahwa perkembangan Moral menurut teori Kohlberg dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Prakonvensional, level 2. Moralitas Konvensional, dan level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Dari teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap 1⁄2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Selfi Yudia Ellsa Agustina 2213053305 -
Nama: Selfi Yudia Ellsa Agustina
NPM: 2213053305
Kelas:3F
Analisis Jurnal

PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Sebagian besar dari kita, termasuk filsuf serta orang tua dan pendidik, menganggap bahwa kedua fungsi moralitas saling mendukung: apa yang baik bagi masyarakat juga baik untuk anak-anak kita, dan sebaliknya (Wren, 2008: 11).Kohlberg mengembangkan instrumen penelitian untuk menggolongkan penalaran individu dalam mengatasi dilema moral. Dia menekankan bahwa tingkah laku bukan pusat perhatiannya, melainkan pertimbangan moral yang digunakan oleh individu. Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral dibagi menjadi tiga level dengan beberapa tahap di setiap level: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
•Pra-konvensional (Tahap 1 dan 2): Fokus pada ketaatan aturan untuk menghindari hukuman, dan pertimbangan berdasarkan kebutuhan individu.
•Konvensional (Tahap 3 dan 4): Menekankan konformitas sosial, bersikap "baik," dan menjaga ketertiban sosial dengan mengikuti aturan serta menghormati otoritas.
•Pasca-konvensional (Tahap 5 dan 6): Memperhitungkan perbedaan nilai dan prinsip etika universal, bahkan jika bertentangan dengan hukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Dwi Harianti 2213053295 -
Nama : Dwi Harianti
NPM : 2213053295
Kelas : 3 F

Analisis Jurnal 2

PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level :
1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman (anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut, Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman), Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran (anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu).
2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal atau "good boy-good girl" (difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial), Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial (difokuskan pada menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas).
3. Moralitas Pasca-konvensional
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan ( mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain), Tahap 6 - Prinsip Universal, Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak (orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan).

Hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by LIZA DWI WAHYUNI 2253053015 -
Nama : Liza dwi wahyuni
Npm: 2253053015
Kelas: 3F

Analisis jurnal 2

Forum ekonomi dunia (2016) menyatakan bahwa untuk
berkembang di abad ke-21, siswa membutuhkan lebih dari
pembelajaran akademis tradisional. Mereka harus mahir dalam
kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan
beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran
sosial dan emosional (SEL). Ditambah dengan penguasaan
keterampilan tradisional, kecakapan sosial dan emosional akan
membekali siswa untuk berhasil dalam ekonomi digital yang
berkembang pesat.
Arthur, seorang peneliti dan pendidik karakter memberikan
penjelasan bahwa berdasarkan beberapa tulisan mengenai pendidikan
karakter, para peneliti atau filsuf cenderung mengambil kesimpulan
bahwa hal substantif mengenai pendidikan karakter dan pembentukan
karakter pada periode kanak-kanak adalah umumnya menjelaskan dan menganalisis tentang konsep moral (Arthur, 2003:26).

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal
disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada
karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan
afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral
merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya,
kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran
moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam
mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada
tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu
tidak menjadi pusat pengamatannya.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan
Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Pra-konvensional •
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap awal perkembangan moral
terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga
mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anakanak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi
aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari
hukuman.; Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Pada tahap
perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang
individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka
melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak
berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi
hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan
Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl",
tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan
dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik,"
dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.;
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan moral
ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika
membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban
dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Tahap 6 - Prinsip Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini,
orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini,
bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Adies Adellia Futri 2213053133 -
Nama: Adies Adellia Futri
NPM : 2213053133

Analisis jurnal 2

Nama jurnal : JIPSINDO
Nomor : 2
Volume : 6
Halaman : 131-145
Tahun terbit : 2019
Nama penulis : Enung Hasanah
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Pembahasan :
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang.

Teori (Kohlberg; L., Hersh,R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
1. Level 1. Moralitas Pra-konvensional yang meliputi tahap ketaatan dan hukuman, Individualisme dan Pertukaran
2. Level 2 Moralitas Konvensional meliputi tahap Hubungan Interpersonal disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", dan Menjaga Ketertiban Sosial.
3. Level 3. Moralitas Pasca-konvensional meliputi Tahap Kontrak Sosial dan Hak Perorangan dan tahap universal

Pada contoh pada sebuah penelitian terhadap siswa yang berusia antara 11-12 tahun menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Febrianti Azzahra 2213053208 -
Nama : Febrianti Azzahra
NPM : 2213053208
Kelas : 3 F

Analisis Jurnal 1
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap 6 - Prinsip Universal.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Meyin syabira 2213053185 -
Nama : Meyin syabira
Npm : 2213053185

Jurnal ini membahas perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg. Berikut adalah analisisnya:

1. Tujuan Penelitian:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun dengan menggunakan teori Kohlberg sebagai dasar.

2. Metode Penelitian:
- Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan mungkin berasal dari wawancara, observasi, atau analisis teks.

3. Temuan Utama:
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak SD yang berusia antara 11-12 tahun berada dalam tahap pra-konvensional teori Kohlberg. Mereka dominan berada di tahap 1⁄2, diikuti oleh tahap 2 dan 2/3. Ini mengindikasikan bahwa banyak dari mereka melakukan tindakan bukan karena pemahaman moral yang mendalam, tetapi karena takut akan hukuman.

4. Implikasi:
- Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pendidikan moral di sekolah dasar. Mungkin diperlukan pendekatan yang lebih baik untuk membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral dengan lebih baik, bukan hanya karena takut hukuman.

5. Kata Kunci:
- Jurnal ini mencantumkan kata kunci yang relevan, seperti "teori Kohlberg," "SD," dan "moral," yang memudahkan pembaca untuk menemukan informasi terkait.

Jurnal ini memberikan wawasan tentang tingkat perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg dan menyoroti peran penting pendidikan moral dalam membentuk perilaku siswa. Namun, lebih banyak detail tentang metodologi penelitian dan temuan yang lebih rinci mungkin dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam.