Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.
Forum Analisis Jurnal 1
Re: Forum Analisis Jurnal 1
NPM : 2213053082
Kelas : 3F
Analisis Jurnal 1
"PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL"
Pendidikan nilai moral dari perspektif global adalah pendekatan untuk mengembangkan pemahaman, kesadaran, dan praktik nilai-nilai moral yang berlaku secara universal di seluruh dunia. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global. Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
Berikut beberapa aspek penting dalam meninjau pendidikan nilai moral dari perspektif global :
1. Universalitas Nilai-Nilai Moral : Pendidikan nilai moral yang berorientasi global mengakui adanya nilai-nilai moral yang bersifat universal. Ini mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, empati, keadilan, dan tanggung jawab sosial yang diterima hampir di seluruh budaya dan masyarakat di seluruh dunia.
2. Toleransi dan Penghargaan Terhadap Perbedaan : Perspektif global mengajarkan toleransi terhadap perbedaan budaya, agama, dan pandangan moral. Ini penting karena nilai-nilai moral dapat berbeda dari satu budaya ke budaya lainnya, dan pendidikan moral harus menghormati keragaman ini.
3. Hak Asasi Manusia : Pendidikan nilai moral di tingkat global sering kali menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia. Prinsip-prinsip dasar seperti martabat manusia, kebebasan, dan non-diskriminasi adalah bagian integral dari pendidikan nilai moral.
4. Etika Global : Etika global melibatkan pemahaman dan praktik prinsip-prinsip moral yang berlaku di seluruh dunia. Ini mencakup konsep-konsep seperti perdamaian, keberlanjutan, tanggung jawab sosial, dan keadilan global.
5. Pendidikan Antarbudaya : Dalam pendidikan nilai moral yang berorientasi global, penting untuk mempromosikan pembelajaran antarbudaya. Ini membantu individu untuk menghargai dan memahami berbagai budaya dan nilai-nilai moral dari berbagai bagian dunia.
6. Kerjasama Internasional : Perspektif global dalam pendidikan moral mendorong kerjasama internasional dalam mempromosikan nilai-nilai moral. Organisasi internasional dan lembaga pendidikan dapat berperan dalam mendukung inisiatif ini.
7. Tantangan Global : Pendidikan nilai moral yang berorientasi global juga harus mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan konflik. Ini melibatkan pembelajaran tentang tanggung jawab individu dan masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah ini.
8. Peran Keluarga dan Sekolah : Keluarga dan lembaga pendidikan memiliki peran kunci dalam pendidikan nilai moral. Mereka harus bekerja sama untuk membentuk individu yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat.
Pendidikan nilai moral dari perspektif global adalah upaya untuk membentuk individu yang tidak hanya memiliki nilai-nilai moral yang kuat sesuai dengan budaya mereka sendiri, tetapi juga memahami dan menghargai keragaman budaya dan memiliki kesadaran terhadap masalah-masalah global. Hal ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan di tingkat global.
Re: Forum Analisis Jurnal 1
2213053191
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan
sekurang-kurangnya dengan empat
gambaran kepribadian.
Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan.
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak
menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pandangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana penyadaran nilai-nilai yang sektarian subjetif dan belum banyak menyentuh
nilai universal-objektif. Menurut Sudarminta (dikutip S. Belen, 2004: 9), praktik yang terjadi mengenai sistem pendidikan nasional era Orde Baru terutama pendidikan nilai hanya mampu menghasilkan berbagai sikap dan perilaku manusia yang nyata-nyata malah bertolak belakang dengan apa yang diajarkan. Dicontohkan bagaimana pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan agama dua jenis mata pelajaran tata nilai yang ternyata tidak berhasil menanamkan sejumlah nilai moral dan humanisme ke dalam pusat kesadaran siswa. Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia. Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan paradi mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
NPM : 2253053009
Kelas : 3F
Analisis jurnal
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan
dan kesamaan seperti Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal, Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian. Menurut John P. Miller (1976: 5), gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik.
1) pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan, seperti ia memandang hidupnya sebagai suatu proses.
2) pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya, seperti ia dapat mengenal dan menjelaskan nilai-nilai dan keyakinan yang ia percayai dan menegaskannya secara terbuka, sejauh nilai-nilai itu menjadi kesatuan dengan jati dirinya.
3)pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain, seperti ia tidak memutuskan diri dari orang-orang dan dia dapat mengkomunikasikan rasa empatinya secara jelas terhadap orang lain.
4) pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran seperti ia merasakan suatu keseimbangan antara hati dan pikirannya, Ia mengalami rasa keutuhan pribadinya, ia dapat menggunakan daya kemampuan intuisi, imajinasi, dan penalarannya.
Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. dan dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui
1) pemilihan pendekatan (approach)
menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37) meliputi pendekatan inculcating (menanamkan nilai dan moralitas), modelling (meneladankan nilai
dan moralitas), facilitating (memudahkan perkembangan nilai dan moral) skill development (pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif).
2. metode (method)
Menurut (Muhadjir, 1988:161) yaitu metode dogmatis,metode deduktif, metode induktif, dan metode reflektif.
3. teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
NPM : 2213053253
Kelas : 3F
Analisis Jurnal - PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan komponen - komponen integrasi kepribadian seseorang yang menyangkut pertama yaitu pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan, kedua yaitu integrasi pribadi terhadap jati dirinya masing masing, ketiga pribadi yang peka dan peduli terhadap kebutuhan seseorang, dan yang ke empat yaitu pribadi yang mengilustrasikan sebuah kebulatan kesadaran.
Pendekatan pendidikan nilai moral terdiri dari (1) menanamkan nilai dan moralitas, (2) meneladani nilai dan moralitas, (3) mempermudah nilai dan moralitas, (4) pengembangan ketrampilan.
Dalam hal ini lingkungan sekolah dapat memfasilitasi dalam peningkatan nilai moral seorang anak dengan menyesuaikan pada kurikulum yang ada.
Pendidikan nilai dan moral dari isu global baik dari negara Cina, Indonesia, Malaysia, India, dan negara lain memiliki tujuan yang sama yakni memberikan penekanan pendidikan nilai dan moral sebagai pondasi dalam bersikap dan beretika terutama dalam nilai nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
Re: Forum Analisis Jurnal 1
NPM : 2213053092
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan sekaligus kebutuhan manusia sebagai wujud kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara dengan berbagai macamnya masalah. Terdapat permasalahan hidup, seperti terorisme global, masalah ekonomi, dan krisis multidimensi, yang suatu negara tidak dapat menyelesaikannya sendiri sehingga perlu dukungan dari negara lain. Pendidikan nilai moral menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Hal tersebut telah menjadi isu global di beberapa negara (india, Malaysia, India, dan China) dan memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh ideologi negara yang berbeda. Namun negara-negara tersebut menekankan nilai moral pendidikan tentang nilai-nilai moral dan etika, khususnya pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia itu bersifat universal dan global.
Konsep pendidikan nilai moral dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung individualistis. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan dengan memperhatikan paradigma yang dikemukakan Capra, yaitu manusia kehidupan dibangun atas dasar pandangan hidup yang sistemik dan holistik, ada yang tidak parsial dan individualistis. Dalam implementasinya perlu pendekatan yang tepat dan metode serta teknik yang relevan. Strategi pendidikan moral yang tepat mencakup pendekatan penanaman, pemodelan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan, dan metode tersebut meliputi metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif.
NPM : 2213053042
Jurnal ini membahas pendidikan nilai moral di empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. Keempat negara ini memiliki latar belakang ideologi yang berbeda. Di Indonesia, pendidikan nilai masih belum sepenuhnya menyentuh nilai-nilai global dan masih terfokus pada kurikulum nasional. Di India, pendidikan nilai lebih populer dan tidak terbatas pada sudut pandang agama. Di Malaysia, pendidikan nilai diajarkan secara langsung melalui pendidikan moral dan agama, serta tidak langsung melalui mata pelajaran lain dan kegiatan kokurikuler. Di Cina, pendidikan nilai juga dihadapi tantangan, terutama karena tekanan pada kemampuan akademik siswa.
Meskipun ada perbedaan, semua negara ini berupaya mengembangkan nilai moral dalam pendidikan, baik melalui kurikulum formal maupun pendekatan yang lainnya. Tapi, pendidikan nilai moral ini juga menghadapi beberapa tantangan seperti preskriptifnya pendekatan pembelajaran, kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat, dan kemampuan guru yang bervariasi. Pemerintah di setiap negara mengambil berbagai kebijakan untuk mengatasi tantangan ini. Pendeknya, pendidikan nilai moral di keempat negara ini memiliki persamaan dalam fokus pada tata kepribadian, namun juga memiliki perbedaan yang berkaitan dengan ideologi dan tantangan yang dihadapi.
Re: Forum Analisis Jurnal 1
NPM : 2213053055
Kelas : 3F
Analisis jurnal 1
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Dari jurnal diatas dijelaskan tentang isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, India, Malaysia dan Cina.
• Indonesia
Di dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa pendidikan nilai di Indonesia masih dikatakan belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Hal ini karena pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas.
• India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Adapun ruang lingkup pendidikan nilai meliputi pendekatan dan metodologi pendidikan nilai pada tingkat dasar dan menengah, tingkat dasar program lebih dititik beratkan pada pengindentikasian nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada siswa dengan strategi dan teknik yang tepat, pengembangan konseling melalui pendekatan agama, dan program pengembangan afektif bagi para instruktur pelatihan guru.
• Malaysia
Pendidikan nilai di malaysia dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Meskipun pendidikan nilai di Malaysia cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, akan tetapi sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala.
• Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Walaupun se- kolah memilki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Dari pemaparan isu tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai memiliki persamaan dan perbedaan. Pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan tersebut selalu berkaitan dengan nilai tata kepribadian diri dan tata hidup berbangsa dan bernegara.
Selain itu juga dijelaskan bahwa Pendidikan nilai moral adalah pen- didikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
NPM : 2213053171
Kelas : 3F
Jawaban :
Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global
-Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.
-Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
-Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
-Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
-Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra.
Lebih lanjut, dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik
(technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
NPM : 2213053140
Analisis jurnal 1
“PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL”
Pendidikan nilai dan moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen - komponen integrasi pribadi. Pendidikan nilai dan moral kini menjadi penting di era globalisasi. Ini bukan hanya sebuah tuntutan, tetapi juga kebutuhan yang mendesak. Dalam menjalani hidup bersama di dunia yang penuh dengan berbagai masalah, masyarakat global memerlukan dasar moral yang kuat. Masalah-masalah seperti terorisme, krisis ekonomi, dan lainnya memerlukan solusi yang melibatkan kerjasama lintas negara, dan pendidikan moral dapat menjadi kunci pemecahannya.
Beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, India, dan Cina memiliki pendekatan masing-masing dalam mengajarkan nilai moral. Walaupun ada perbedaan yang mendasar berdasarkan ideologi dan budaya setiap bangsa, semuanya sepakat bahwa nilai-nilai dasar manusia yang bersifat universal perlu ditekankan. Pendidikan moral bukan hanya sebatas teori, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan, metode, dan teknik yang sesuai.
Terkait konsep pendidikan moral, pendapat dari Kohlberg dan John P. Miller lebih menekankan aspek individu. Namun, untuk mencapai pendidikan moral yang menyeluruh,perlu ada penyempurnaan dengan memasukkan pandangan dari Capra. Dengan demikian, strategi yang diterapkan dalam mendidik nilai moral haruslah menyeluruh dan berorientasi pada kebutuhan global.
NPM : 2213053230
Kelas : 3F
Analisi Jurnal 1
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan
dan kesamaan seperti Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal, Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
Pendidikan nilai moral dari perspektif global adalah upaya untuk membentuk individu yang tidak hanya memiliki nilai-nilai moral yang kuat sesuai dengan budaya mereka sendiri, tetapi juga memahami dan menghargai keragaman budaya dan memiliki kesadaran terhadap masalah-masalah global. Hal ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan di tingkat global.
Kelas : 3F
NPM : 2213053015
Artikel yang terlampir membahas pendidikan nilai moral dari perspektif global. Penulis berpendapat bahwa pendidikan nilai moral adalah permintaan dan kebutuhan bagi manusia sebagai manifestasi dari persatuan dalam hal negara dan bangsa dengan berbagai masalah. Artikel ini juga membahas perbedaan dan kesamaan dalam pendidikan nilai moral di beberapa negara, termasuk Indonesia, Malaysia, India, dan China. Penulis menyarankan bahwa konsep pendidikan nilai moral yang diusulkan oleh Kohlberg dan Miller cenderung individualistik dan perlu dilengkapi dengan memperhatikan paradigma yang diusulkan oleh Capra bahwa kehidupan manusia dibangun berdasarkan pandangan hidup sistemik dan holistik, yang tidak parsial dan individualistik. Artikel ini juga membahas pendekatan dan metode untuk pendidikan nilai moral, termasuk pendekatan menanamkan, pemodelan, memfasilitasi, dan pengembangan keterampilan, dan metodenya meliputi metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif. Penulis menyarankan bahwa pengembangan pendidikan nilai moral tidak boleh terbatas pada program atau pelajaran tertentu tetapi harus diintegrasikan ke dalam seluruh proses pendidikan. Artikel ini menyimpulkan bahwa pengembangan pendidikan nilai moral sangat penting untuk pembentukan masyarakat yang damai dan harmonis.
NPM : 2213053024
Kelas : 3F
Analisis Jurnal 1
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Tuntutan atau sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional disebut sebagai Pendidikan Nilai Moral dari Perspektif Global. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan
dan kesamaan seperti Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal, Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis. Pendekatan pendidikan nilai moral terdiri dari menanamkan nilai dan moralitas, meneladani nilai dan moralitas, mempermudah nilai dan moralitas, dan pengembangan ketrampilan.
Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. dan dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui
-Pemilihan pendekatan (approach) menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37) meliputi pendekatan inculcating (menanamkan nilai dan moralitas), modelling (meneladankan nilai dan moralitas), facilitating (memudahkan perkembangan nilai dan moral) skill development (pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif).
- Metode (method) Menurut (Muhadjir, 1988:161) yaitu metode dogmatis,metode deduktif, metode induktif, dan metode reflektif.
-Teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
Pendidikan nilai dan moral dari isu global tersebut baik dari negara Cina, Indonesia, Malaysia, India, dan negara lain memiliki tujuan yang sama yakni memberikan penekanan pendidikan nilai dan moral sebagai pondasi dalam bersikap dan beretika terutama dalam nilai nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
Kelas : 3F
Npm : 2213053001
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan
sekurang-kurangnya dengan empat
gambaran kepribadian.
Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan.
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak
menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pandangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana penyadaran nilai-nilai yang sektarian subjetif dan belum banyak menyentuh nilai universal-objektif.
gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik.
1) pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan, seperti ia memandang hidupnya sebagai suatu proses.
2) pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya, seperti ia dapat mengenal dan menjelaskan nilai-nilai dan keyakinan yang ia percayai dan menegaskannya secara terbuka, sejauh nilai-nilai itu menjadi kesatuan dengan jati dirinya.
3)pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain, seperti ia tidak memutuskan diri dari orang-orang dan dia dapat mengkomunikasikan rasa empatinya secara jelas terhadap orang lain.
4) pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran seperti ia merasakan suatu keseimbangan antara hati dan pikirannya, Ia mengalami rasa keutuhan pribadinya, ia dapat menggunakan daya kemampuan intuisi, imajinasi, dan penalarannya.
NPM: 2213053069
Kelas: 3F
Analisis Jurnal 1
Pendidikan nilai moral di tinjau dari Aspek Global merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.
Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
Menurut saya dapat di simpulkan bahwa secara global pendidikan moral di suatu negara itu berbeda-beda hal ini karena perbedaan ideologi dan budayanya namun tetap nilai- nilai moral yang sama yang di ajarkan. Jadi suatu negara tidak bisa berbuat sesukanya seperti rasisme contohnya karena telah nilai-nilai yang di ajarkan secara global jika suatu negara melanggar nilai-nilai itu maka masyarakat di negara lain dapat menuntut keadilan. Kemudian ketika kondisi masyrakat di belahan dunia telah mengalami kondisi yang masyarakatnya suka tidak bermoral maka dengan pendidikan moral yang baik secara bertahap masyarakat akan menjadi baik kembali
NPM : 2213053225
Keas : 3F
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral dari perspektif global adalah pendekatan untuk mengembangkan pemahaman, kesadaran, dan praktik nilai-nilai moral yang berlaku secara universal di seluruh dunia. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh ideologi negara yang berbeda. Namun negara-negara tersebut menekankan nilai moral pendidikan tentang nilai-nilai moral dan etika, khususnya pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia itu bersifat universal dan global.
Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
NPM: 2213053003
Kesimpulan mengenai pendidikan nilai moral dari perspektif global dapat dirangkum sebagai berikut:
Pendidikan nilai moral memiliki nilai universal yang penting dalam membentuk karakter individu di seluruh dunia.
Nilai moral yang diajarkan dalam berbagai budaya dan agama dapat berbeda, namun prinsip dasarnya adalah mengajarkan kebaikan, empati, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
Pendidikan nilai moral berperan penting dalam mengatasi masalah global seperti intoleransi, konflik, ketidaksetaraan, dan kerusakan lingkungan.
Keterlibatan komunitas internasional dalam promosi pendidikan nilai moral dapat memperkuat nilai-nilai tersebut di seluruh dunia.
Implementasi pendidikan nilai moral yang efektif memerlukan kerjasama antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat secara global.
Kesimpulan tersebut mencerminkan pentingnya pendidikan nilai moral dalam konteks global untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan harmonis di seluruh dunia.
Kelas : 3F
NPM : 2213053038
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan kebutuhan pada tantangan global saat ini untuk hidup bersama, berbangsa dan bernegara dengan tantangan global yang penuh permasalahan yang bersifat luas, kompleks dan mendunia. Permasalahan yang terjadi tidak bisa diselesaikan oleh Negari sendiri, dukungan dan bantuan luar negri juga sangat penting seperti terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
NPM: 2213053160
Kelas: 3F
Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspekftif Global
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia. Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Namun negara-negara tersebut menekankan pendidikan pada nilai-nilai moral dan etika; terutama dalam hal nilai-nilai kemanusiaan, universal dan global.
NPM: 2213053105
Kelas : 3F
NPM : 2213053219
Analisis Jurnal 1
"PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL"
Kehidupan manusia semakin kompleks dengan munculnya masalah global seperti pelanggaran HAM, kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk memikirkan sistem pendidikan yang dapat mengatasi tantangan ini. Di sisi lain, revolusi teknologi telekomunikasi dan transportasi telah membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Kerjasama global dalam berbagai bidang juga semakin meningkat, tanpa dibatasi oleh batasan geografis. Namun, globalisasi juga membawa dampak negatif, seperti kompetisi yang tidak sehat.
Jurnal tersebut juga memaparkan mengenai isu pendidikan nilai moral dibeberpa Negara sebagai berikut :
1. Indonesia: Pendidikan nilai di Indonesia masih terfokus pada kurikulum nasional dan lokal, tanpa sentuhan yang cukup dalam perspektif global. Pandangan yang simplistik tentang pendidikan nilai juga masih ada. Sistem pendidikan era Orde Baru dianggap tidak berhasil dalam menanamkan nilai moral dan humanisme kepada siswa.
2. India: Pendidikan nilai di India lebih populer dan tidak terpaku pada sudut pandang agama tertentu. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan dalam konteks pemahaman nilai agama yang bersifat universal.
3. Malaysia: Pendidikan nilai dilakukan secara langsung melalui mata pelajaran moral dan agama, serta tidak langsung melalui mata pelajaran lain dan kegiatan kokurikuler. Meskipun konsisten dalam mengembangkan nilai, sistem pendidikan masih memiliki kendala dalam hal pendekatan pembelajaran, evaluasi, dan pelaporan nilai.
4. Cina: Pendidikan nilai memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral dalam tradisi Cina. Namun, pendidikan nilai dihadapkan pada tantangan seperti fokus pada kemampuan akademik yang menggeser pengembangan moralitas, serta kurangnya kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mengembangkan nilai.
Nama : Vita Novianti
NPM: 2213053238
Kelas : 3F
Analisis Jurnal PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Jurnal ini membahas tentang isu moral yang terjadi di empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan China.
a. Indonesia
Persoalan terkait pendidikan di Indonesia masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang hingga saat ini belum tuntas.
b. India
Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama.
c.Malaysia
Pendidikan nilai di Malaysia cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, meskipun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala.
d. China
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Pemerintah cina mengambil kebijakan yakni memasukan pendidikan moral ke dalam kurikulum sekolah dasar dan diajarkan sekali dalam seminggu.
Perbedaan yang ada diantara 4 negara tersebut yakni karena perbedaan ideologi bangsa. Namun pada dasarnya negara tersebut memiliki tujuan yang satu atau tujuan yang sama yakni memberikanp enekanan pendidikan nilai moralp ada nilai etik moral terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berfokus untuk mengembangkan dan meningkatkan komponen - komponen integrasi pribadi.
1) pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan: Yakni memandang hidup sebagai suatu proses
2) Integrasi pribadi yang memiliki kesadaran akan jati diri dan identitasnya. masing,
3) Integrasi pribadi yang senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain
4) Pribadi yang mengilustrasikan sebuah kebulatan kesadaran.
Pendekatan pendidikan nilai dan moral
1) inculcating, yaitu menanamkan nilai dan moralitas
2) Modelling, yaitu meneladankan nilai dan moralitas
3) Facilitating, yaitu me- mudahkan perkembangan nilai dan moral
4) Skill development, yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif.
NPM : 2213053258
Analisis Jurnal 1
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan seperti Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal, Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
Konsep pendidikan nilai moral dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung individualistis. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan dengan memperhatikan paradigma yang dikemukakan Capra, yaitu manusia kehidupan dibangun atas dasar pandangan hidup yang sistemik dan holistik, ada yang tidak parsial dan individualistis. Dalam implementasinya perlu pendekatan yang tepat dan metode serta teknik yang relevan. Strategi pendidikan moral yang tepat mencakup pendekatan penanaman, pemodelan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan, dan metode tersebut meliputi metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif.
Npm : 2253053024
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
Pendidikan nilai moral di empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina memiliki latar belakang ideologi yang berbeda. Di Indonesia, pendidikan nilai masih belum sepenuhnya menyentuh nilai-nilai global dan masih terfokus pada kurikulum nasional. Di India, pendidikan nilai lebih populer dan tidak terbatas pada sudut pandang agama. Di Malaysia, pendidikan nilai diajarkan secara langsung melalui pendidikan moral dan agama, serta tidak langsung melalui mata pelajaran lain dan kegiatan kokurikuler. Di Cina, pendidikan nilai juga dihadapi tantangan, terutama karena tekanan pada kemampuan akademik siswa.Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
Npm :2213053294
Kelas : 3F
Pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan komponen - komponen integrasi kepribadian seseorang yang menyangkut pertama yaitu pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan, kedua yaitu integrasi pribadi terhadap jati dirinya masing masing, ketiga pribadi yang peka dan peduli terhadap kebutuhan seseorang, dan yang ke empat yaitu pribadi yang mengilustrasikan sebuah kebulatan kesadaran.
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan sekaligus kebutuhan manusia sebagai wujud kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara dengan berbagai macamnya masalah.
Terdapat permasalahan hidup, seperti terorisme global, masalah ekonomi, dan krisis multidimensi, yang suatu negara tidak dapat menyelesaikannya sendiri sehingga perlu dukungan dari negara lain.
Pendidikan nilai moral menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional
Nama : Anis Sarlia Putri
Npm: 2213053173
Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, Malay- sia, India, dan Cina. Empat negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang siswa. berbeda. Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis. Uraian tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman bahwa karakteristik keempat negara itu berbeda, khususnya jika dilihat berdasarkan ideologinya karena perbedaan ideologi itu di antaranya berpengaruh bangsa. terhadap sistem pendidikan nilai.
1.Indonesia, pendidikan di Indonesia masih banyak sekali kelemahannya seperti kelemahan pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidikan agama Islam, termasuk bahan ajar akhlak, cenderung hanya terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim.
2. India, Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya didikan agama sebagai kekuatan dalam membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal.
3. Malaysia,Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai diajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedang- kan pendidikan nilai yang tidak secara langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti program pendidikan kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler.
4. Cina, Dalam tradisi Cina, pendidikan me- miliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pen- didikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walau- pun demikian, dalam perkembangan- nya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan berikut. Walaupun sekolah memilki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan nilai.
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
Npm:2253053005
Kelas:3F
Analisis jurnal
“PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL"
Pendidikan nilai moral yaitu pendidikan untuk mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat
gambaran kepribadian. Menurut John P. Miller (1976: 5), gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik.
- Pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
- Pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya.
- Pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain.
- Pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.
Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh ideologi negara yang berbeda. Namun memiliki tujuan yang sama yaitu menekankan nilai moral pendidikan tentang nilai-nilai moral dan etika,sebagai pondasi dalam bersikap dan beretika Terkhusus pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia itu bersifat universal dan global.
Dalam konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra.Dan dalam mengimplementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui dan pemilihan pendekatan yang tepat,metode yang tepat dan teknik yang sesuai.
NPM : 2213053220
Kelas : 3F
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Dari jurnal diatas dijelaskan tentang isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, India, Malaysia dan Cina.
- Indonesia
Di dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa pendidikan nilai di Indonesia masih dikatakan belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Hal ini karena pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas.
- India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Adapun ruang lingkup pendidikan nilai meliputi pendekatan dan metodologi pendidikan nilai pada tingkat dasar dan menengah, tingkat dasar program lebih dititik beratkan pada pengindentikasian nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada siswa dengan strategi dan teknik yang tepat, pengembangan konseling melalui pendekatan agama, dan program pengembangan afektif bagi para instruktur pelatihan guru.
- Malaysia
Pendidikan nilai di malaysia dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Meskipun pendidikan nilai di Malaysia cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, akan tetapi sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala.
- Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Walaupun se- kolah memilki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Dari pemaparan isu tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai memiliki persamaan dan perbedaan. Pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan tersebut selalu berkaitan dengan nilai tata kepribadian diri dan tata hidup berbangsa dan bernegara.
Selain itu juga dijelaskan bahwa Pendidikan nilai moral adalah pen- didikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
Re: Forum Analisis Jurnal 1
Npm: 2213053305
Kelas: 3F
Analisis Jurnal
Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, Malay- sia, India, dan Cina. Empat negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang siswa. berbeda. Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis. Uraian tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman bahwa karakteristik keempat negara itu berbeda, khususnya jika dilihat berdasarkan ideologinya karena perbedaan ideologi itu di antaranya berpengaruh bangsa terhadap sistem pendidikan nilai.
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
NPM : 2213053295
Kelas : 3 F
Analisis Jurnal 1
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia, banyak hal dalam penyelesaian masalah hidup yang membutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan seperti Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal, Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
Jurnal tersebut juga memaparkan mengenai isu pendidikan nilai moral dibeberpa Negara sebagai berikut :
1. Indonesia: Pendidikan nilai di Indonesia masih terfokus pada kurikulum nasional dan lokal, tanpa sentuhan yang cukup dalam perspektif global. Pandangan yang simplistik tentang pendidikan nilai juga masih ada. Sistem pendidikan era Orde Baru dianggap tidak berhasil dalam menanamkan nilai moral dan humanisme kepada siswa.
2. India: Pendidikan nilai di India lebih populer dan tidak terpaku pada sudut pandang agama tertentu. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan dalam konteks pemahaman nilai agama yang bersifat universal.
3. Malaysia: Pendidikan nilai dilakukan secara langsung melalui mata pelajaran moral dan agama, serta tidak langsung melalui mata pelajaran lain dan kegiatan kokurikuler. Meskipun konsisten dalam mengembangkan nilai, sistem pendidikan masih memiliki kendala dalam hal pendekatan pembelajaran, evaluasi, dan pelaporan nilai.
4. Cina: Pendidikan nilai memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral dalam tradisi Cina. Namun, pendidikan nilai dihadapkan pada tantangan seperti fokus pada kemampuan akademik yang menggeser pengembangan moralitas, serta kurangnya kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mengembangkan nilai.
Npm: 2253053015
Kelas: 3F
Analisis jurnal 1
Kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksitas mengemuka dalam
tatanan global yang ditandai dengan
munculnya berbagai masalah dan isuisu global seperti pelanggaran hak-hak
asasi manusia (HAM), fenomena kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika. Hal ini menuntut adanya pemikiran yang berkaitan dengan sistem
pendidikan yang cocok untuk menjawab permasalahan tersebut.
isu pendidikan nilai moral yang terjadi di
empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. Empat negara itu
dapat mewakili karakteristik bangsa
dengan latar belakang ideologi yang berbeda. Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
Hasil penelitian Afiyah, dkk. (2003),
menyatakan bahwa kelemahan pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidikan agama Islam,
termasuk bahan ajar akhlak, cenderung
terfokus pada pengayaan pengetahuan
(kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim. Dengan kata lain,
pendidikan agama lebih didominasi
oleh transfer ilmu pengetahuan agama
dan lebih banyak bersifat hafalan tekstual, sehingga kurang menyentuh aspek
sosial mengenai ajaran hidup yang toleran dalam bermasyarakat dan berbangsa.
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak
menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Menurut Sudarminta (dikutip S. Belen, 2004: 9), praktik
yang terjadi mengenai sistem pendidikan nasional era Orde Baru ─terutama pendidikan nilai─hanya mampu
menghasilkan berbagai sikap dan perilaku manusia yang nyata-nyata malah
bertolak belakang dengan apa yang diajarkan.Hasil penelitian Afiyah, dkk. (2003),
menyatakan bahwa kelemahan pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidikan agama Islam,
termasuk bahan ajar akhlak, cenderung
terfokus pada pengayaan pengetahuan
(kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim.
Pendidikan nilai di India tampak
lebih populer dibandingkan dengan di negara lain.Ruang lingkup pendidikan nilai meliputi (a) pendekatan
dan metodologi pendidikan nilai pada
tingkat dasar dan menengah, (b) untuk
tingkat dasar program lebih dititikberatkan pada pengindentikasian nilainilai yang perlu ditanamkan kepada
siswa dengan strategi dan teknik yang
tepat, (c) pengembangan konseling melalui pendekatan agama, (d) program
pengembangan afektif bagi para instruktur pelatihan guru.
sistem pendidikan di Malaysia masih
dihadapkan pada beberapa kendala. Di
antaranya, (a) nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif, sehingga kurang memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai, (b) alat evaluasi yang
sesuai dengan kebutuhan, khususnya
untuk mengembangkan teknik-teknik
pengamatan perilaku, belum terjabarkan dengan jelas, (c) cara-cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nilai
masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan (d) pandangan guru,
orang tua, dan masyarakat masih menempatkan kognisi sebagai aspek yang
lebih penting daripada aspek afeksi
(Mujlyana, 2004: 237).
Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung pendidikan
nilai diajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara
langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti
program pendidikan kewarganegaraan
dan melalui kegiatan kokurikuler.
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban
moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting
dalam percaturan pendidikan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada
beberapa tantangan berikut. Harapan
masyarakat dan orang tua siswa akan
kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan
akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental,
perasaan, dan moralitas. Walaupun sekolah memilki tanggung jawab yang
besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung
oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan nilai.
NPM : 2213053133
Analisis Jurnal 1
Nama jurnal : Jurnal Cakrawala Pendidikan
oleh : Sudiati
Nomor : 2
Tahun Terbit : 2009
Judul Jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang baik nilai personal maupun nilai sosial. Nilai yang dicetuskan UNESCO 1993 diuraikan dalam dua gagasan yang berseberangan, yaitu nilai standar (terukur) secara material dan nilai yang abstrak dan sulit diukur berupa keadilan, kejujuran, kebebasan, kedamaian, dan persamaan.
Pendidikan nilai moral yang dilaksanakan di empat negara Indonesia, Malaysia, India, dan Cina memiliki persamaan dan perbedaan. Hal itu terjadi karena masing-masing negara memiliki ideologi yang berbeda. Pendidikan nilai moral di empat negara tersebut sama-sama dihadapkan pada berbagai persoalan, baik yang pendidikan nilai moralnya terencana dan terprogram dalam kurikulum maupun yang tidak.
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. Dalam implementasinya diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
NPM : 2213053208
Kelas : 3 F
Analisis Jurnal 1
PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat
luas, kompleks, dan mendunia.
Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun
banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
Model pendidikan afektif yang dipandang relevan dengan pendidikan nilai adalah model komunikasi, model kepekaan perhatian, model analisis transaksional, model membangun hubungan manusiawi, dan model kejiwaan sosial. Setiap model pembelajaran itu harus memenuhi kerangka kerja yang meliputi arah teori, penerapan kelas, peranan guru, kelayakan model, dan lingkungan belajar. Dengan demikian, tugas guru adalah memilih model yang paling efektif untuk suatu lingkungan tertentu.
Ada pun pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37) meliputi pendekatan;
a. inculcating, yaitu menanamkan nilai dan moralitas,
b. modelling, yaitu meneladankan nilai dan moralitas,
c. facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan moral, dan
d. skill development, yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif.
Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
Npm: 2213053185
Jurnal ini membahas pendidikan nilai moral dari perspektif global. Berikut adalah analisisnya:
1. Latar Belakang Masalah:
- Jurnal ini mengawali dengan menyatakan bahwa pendidikan nilai moral adalah tuntutan dan kebutuhan bagi manusia sebagai manifestasi persatuan dalam konteks negara dan bangsa dengan berbagai masalah global.
2. Permasalahan Global:
- Penulis menyoroti berbagai permasalahan global seperti terorisme global dan krisis multidimensional yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara saja, sehingga diperlukan dukungan dari negara-negara lain.
3. Pendekatan Solusi:
- Penulis mengusulkan bahwa pendidikan nilai moral adalah solusi alternatif yang memiliki dimensi lokal, regional, nasional, dan internasional. Hal ini telah menjadi isu global di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, India, dan China.
4. Perbedaan Ideologi:
- Penulis mencatat bahwa perbedaan dalam pendidikan nilai moral di negara-negara tersebut disebabkan oleh perbedaan ideologi. Namun, mereka semua menekankan nilai-nilai etika moral, terutama yang terkait dengan hak asasi manusia yang bersifat universal dan global.
5. Paradigma Holistik:
- Jurnal ini mencatat bahwa konsep pendidikan nilai moral yang diusulkan oleh Kohlberg dan Miller cenderung bersifat individualistik. Penulis menyarankan perlunya melengkapi pendekatan ini dengan paradigma yang diusulkan oleh Capra, yang melihat kehidupan manusia dari sudut pandang sistemik dan holistik.
6. Pendekatan dan Metode:
- Penulis menyebutkan bahwa dalam implementasinya, pendidikan nilai moral memerlukan pendekatan yang sesuai dan metode yang relevan. Pendekatan yang mungkin digunakan termasuk pembiasaan, pemodelan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan. Metode yang bisa digunakan mencakup metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif.
Jurnal ini memberikan gambaran yang baik tentang pentingnya pendidikan nilai moral dalam menghadapi masalah-masalah global dan bagaimana berbagai negara mengimplementasikannya dengan pendekatan yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa pendidikan moral memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan masyarakat yang lebih etis di tingkat global.