Assalamualaikum Warrrahmatullahi Wabarakatuh
Izin mengumpulkan hasil summary kelompok 4
A.Zahra Intan Sucia_2153053020
Vivia Febrilian Agrivina_2113053050
Putri Adelia_2113053021
Indah Nur SapitrI_2113053299
Silfia Marca Atika A._2113053095
Mutiara Astuti_2113053280
Yoga Ananta__2153053002
Pada umumnya proses pembelajaran formal dalam semua tingkatan termasuk Sekolah Dasar adalah menggunakan komunikasi langsung atau bahasa lisan. Kepiawaian seorang guru dalam berbahasa lisan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh guru. Namun, secara psikologis pembelajaran di Sekolah Dasar menuntut informasi yang kongkrit, jelas tidak verbalistik, sederhana dan diperlukan pola pembelajaran yang lebih menyenangkan. Peran media yang cukup besar berimplikasi pada peran dan kompetensi guru. Guru yang profesional seyogianya memahami dan memiliki keterampilan teknis dalam membuat dan menggunakan media dalam pembelajaran. Setiap guru diharapkan terampil dalam mengembangkan
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang di harapkan. Dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dikelas. Mengingat proses pembelajaran adalah proses komunikasi maka sekolah merupakan suatu dunia komunikasi kecil tersendiri. Guru memegang kunci yang dapat mengontrol efektifitas dan efesiensi komunikasi ini. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran akan menambah semangat dan pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Pendidik merupakan individu yang manpu melaksanakan tindakan mendidik dalam satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun segi perkembangan mental. Terkait pelaksanaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar Suharjo (2006: 1) mengungkapkan bahwa pada pendidikan di SD dimaksudkan sebagai upaya pembekalan kemampuan dasar siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970- an sebagai hasil kesepakatan komonitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Menurut Suhanadji dan Waspodo (2003:7) Tujuan pengajaran IPS adalah membentuk dan mengembangkan pribadi warga Negara yang baik(good citizen).
Karakteristik warga Negara yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) Memiliki sikap patriotisme
(b) Memiliki penghargaan dan pengertian terhadap nilainilai, pranata, dan
praktik kehidupan kemasyarakatan.
(c) Memiliki sikap integritas social dan tanggung jawab sebagai warga Negara.
(d) Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya.
(e) Mempunyai motivasi untuk turut serta secara aktif dalam pelaksanaan kehidupan demokrasi.
(f) Memiliki kesadaran (tanggap) terhadap masalah-masalah social.
(g) Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai seorang warga negara
(g) dan mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap sistem ekonomi yang berlaku
Preston, dan Herman (dalam Suradisastra, 1992:10) menunjukkan adanya kecenderungan memusat dalam
materi yang dibahas dalam pengajaran IPS. Setelah mereka menelaah 27 program pengajaran IPS ditemukan hal-hal berikut:
(a) Untuk tingkat taman kanak-kanak bahan belajar menjangkau hubungan rumah dengan sekolah dan tanggung jawab mereka.
(b) Di kelas I SD disajikan keluarga dan lingkungannya.
(c) Kelas II mendapat sajian tentang lingkungan pertetanggaan dan komonitasnya di wilayah yang berbeda, umumnya di wilayah sendiri.
(d) Siswa kelas III dihadapkan dengan komonitas sendiri dan luar negeri. Yang lebih menitikberatkan ialah tentang masalah kebutuhan pangan, sandang dan papan.
(e) Kelas IV memperoleh bahan belajar tentang beberapa lingkungan wilayah dan kebudayaan di dunia.
(f) Di kelas V dibahas sejarah dan geografi Negara sendiri.
(g) Di kelas VI dibahas tentang sejarah, geografi dan beberapa segi dari wilayah tertentu di dunia, terutama di belahan dunia sebelah timur.
Menurut Soehanadji dan Waspodo (2003:17) karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya adalah:
(a) IPS merupakan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).
(b) Penelaah dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja melainkan bersifat komprehensif (meluas).
(c) Mengutamakan peran aktif siswa.
(d) IPS mengutamakan hal-hal yang bersifat pengertian dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.
Kesulitan siswa dalam memahami
materi dapat dibantu dengan visualisasi media. Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), telah mengakibatkan bergesernya peran guru. Adapun
materi IPS pada anak SD/MI Kelas V (Lima), diantaranya yaitu:
1) Kejayaan dan Peninggalan Kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
2) Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia.
3) Menghargai Keragaman Suku bangsa dan Budaya Indonesia.
4) Jenis-jenis Usaha dan Ekonomi di Indonesia.
5) Perjuangan Para Tokoh pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang.
6) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
7) Upaya mempertahankan Kemerdekaan.
1. MAKNA MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2005:6). Media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi (Yamin, 2007:197). Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar). Media belajar diakui sebagai salah satu faktor keberhasilan belajar. dengan media, peserta didik dapat termotivasi, terlibat aktif secara fisik maupun psikis, memaksimalkan seluruh indera peserta didik dalam belajar, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberika media dengan warna yang menarik. Begitu juga halnya dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkannya
Media menurut (Gde Putu Arya Oka, 2017:1-2) merupakan salah satu isu penting dalam proses pembelajaran. Media juga merupakan pranala utama dalam menjembatanii pembelajar dengan pusat serta sumber belajar. Beberapa definisi media pembelajaran menurut rohani dalam I Gde Wawan Sudatha dan I Made Tegeh (2015:3) diantaranya sebagai berikut:
A. Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efi siensi pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.
B. Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, fi lm, video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak (software) dan/atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat bantu belajar.
C. Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
D. Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efi siensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, fi lm-strip, OHP, fi lm, radio, televisi dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat di simpulkan media adalah suatu perangkat perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima pesan agar terjadinya timbalbalik dalam sebuah komunikasi. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik. .
IPS merupakan suatu paduan dari pada ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat. oleh ketentuan/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatankegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan masyarakat. Dalam pembelajaran IPS guru harus guru harus kritis dan kreatif dalam penyajian informasi dan penyediaaan media pembelajaran agar siswa mendapatkan pengetahuan yang bermakna dalam proses mencapai
tujuan pembelajaran. Mengetahui anak lebih mudah memahami hal hal yang konkrit dari pada abstrak.Ada beberapa pendapat yang menjelaskan hal tersebut antara lain:
A. Jerome Bruner. Mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan symbol yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation).
B. Charles F. Haban. Mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penamaan konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak
C. Edgar Dale. Beliau membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman.
Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman. Dalam menentukan jenjang konkrit ke abstrak antara Edgar Dale dan Bruner pada diagram jika disejajarkan ada persamaannya, namun antara keduanya sebenarnya terdapat perbedaan konsep. Dale menekankan siswa sebagai pengamat kejadian sehingga menekankan stimulus yang dapat diamati, sedangkan Bruner menekankan pada proses operasi mental siswa pada saat mengamati objek. Dengan berbagai jenjang pengalaman yang diperoleh pebelajar maka akan diperoleh pengalaman yang semakin lengkap. Belajar adalah proses kompleks dan unik. Artinya seseorang yang belajar melibatkan segala aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental. Keterlibatan dari semua aspek kepribadian ini akan tampak dari perilaku belajar orang tersebut dan terlihat perilaku belajarnya bersifat unik, artinya perilaku tersebut hanya terjadi pada individu tersebut dan tidak ada orang lain. Setiap orang menampilkan atau memunculkan perilaku belajar yang berbeda
2. Jenis-Jenis Media dan Sumber Belajar
Media pembelajaran seperti diketahui merupakan sarana yang digunakan dalam penyampaian
materi. Media pembelajaran sangat penting untuk mengakomodasi kecerdasan siswa yang berbeda-beda. Menurut Saifuddin (2014:132-133) mengemukakan bahwa Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis yaitu:
a. Media Visual. Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Jenis-jenis media visual antara lain: gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, dan sebagainya.
b. Media Audio. Media Audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-lambang auditif. Jenis-jenis media audio antara lain radio dan alat perekam atau tape recorder.
c. Media Proyeksi Diam. Jenis-jenis media proyeksi diam antara lain adalah film bingkai, film rangkai, OHP, opaque projektor, mikrofis.
d. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual. Jenis-jenis media proyeksi gerak dan audio visual antara lain: film gerak, film gelang, program TV dan Video.
e. Multimedia. Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Selain itu juga, multimedia berarti penggabungan. Seperti i tes, grafik, animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.
f. Benda. Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu benda asli ataupun benda tiruan.
Selanjutnya, sumber belajar menurut Muhammad Ali (2007: 181-183) mengemukakan bahwa AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar yaitu:
a. Pesan (Messages): Pesan adalah sumber belajar yang mengandung pesan formal, yaitu Pesan yang disampaikan oleh lembaga resmi seperti pemerintah atau oleh guru dalam situasi pembelajaran Pesan ini disampaikan tidak hanya secara lisan, tetapi juga dalam bentuk dokumen seperti kurikulum, peraturan pemerintah, undang-undang, GBPP, silabus, satuan pembelajaran, dan sebagainya. Pesan non formal yaitu pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno, dan peninggalan sejarah yang lainnya.
b. Orang (People): Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibedakan menjadi dua kelompok pertama adalah sekelompok individu dirancang dan dilatih khusus untuk menjadi sumber belajar utama untuk mengajar, dan semua anggota sekolah seperti guru, pembimbing, konselor, widyaiswara, kepala sekolah, asisten laboratorium, teknisi sumber belajar, pustakawan, dan lain-lain. Kelompok kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga di lingkungan pendidikan, dan profesinya tidak terbatas, misalnya politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, loyer, polisi, pengusaha, dll.
c. Bahan (Materials) Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (Over Head Transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya.
Alat (Device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda-benda yang
berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat
keras (hardware).
Teknik
Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai
tujuan pembelajaran.
Latar (Setting)
Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja di rancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, tempat workshop, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah dan sebagainya.
Menurut Sudjana (2007:212) ada tiga jenis lingkungan sebagai sumber belajar: (1) Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian,
kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. (2) Lingkungan berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain). (3) Lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.Tipe guru di IndonesiaMenurut Munif Chatib dalam Uswatun Hasanah (2015:54), tipe guru di Indonesia ini, jika ditinjau dari faktor kemauan untuk maju, dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu:
a.Tipe Guru Robot. Guru Robot memiliki pengertian bahwa guru robot ini bekerja persis seperti robot. Mereka hanya masuk kelas, mengajar, lalu pulang. Mereka hanya peduli pada beban
materi yang harus disampaikan kepada peserta didik
b. Tipe Guru Materialistis. Guru Materialistis yaitu tipe guru yang selalu melakukan perhitungan, mirip dengan aktivitas bisnis jual-beli. Parahnya, yang dijadikan patokan adalah hak yang mereka terima, barulah kewajiban mereka akan dilaksanakan sesuai hak yang mereka terima.
c. Tipe Gurunya Manusia. Tipe guru yang terakhir adalah tipe gurunya manusia. Gurunya manusia juga membutuhkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbeda dengan guru materialistis, karena gurunya manusia menempatkan penghasilan sebagai
akibat yang akan didapat dengan menjalankan kewajibannya yaitu keikhlasan mengajar dan belajar.Jadi, dalam pengertian nya bahwa Gurunya manusia
adalah guru yang mempunyai keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru yang punya keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat para siswa berhasil
memahami
materi-
materi yang diajarkan.
4. Perkembangan Kognitif Anak SD
Adapun pemikiran Piaget tentang perkembangan anak usia SD sebagai berikut:
a. Usia SD Kelas Rendah (Kelas I-III)
Adapun karakteristik anak pada usia SD kelas rendah ini, diantaranya: a) anak sudah dapat mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan, meskipun masih harus lebih banyak menggunakan benda/objek yang konkret (alat peraga).; b) anak mulai dapat menyimpan pengetahuan atau hasil pengamatan dalam daya ingatannya.;c) anak mulai dapat mengoperasikan kaidah-kaidah logika (berpikir logis), meskipun terbatas pada objek-objek konkret.
b. Usia SD Kelas Tinggi (Kelas IV-VI)
Adapun karakteristik anak pada usia SD kelas tinggi ini, diantaranya: a) anak mulai dapat berpikir hipotesis deduktif; b) anak mulai mampu mengembangkan kemungkinan berdasarkan kedua alternatif; c) anak mulai mampu menginferensi atau menggeneralisasikan dari berbagai kategori. Perkembangan seperti itu tidak terjadi secara seketika pada waktu yang sama, akan tetapi perubahan itu terjadi secara gradual selama tahap operasi konkret.
5. Kegunaan Media Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila adanya perantara komunikasi antara guru (sumber) dan siswa (penerima). Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan guru. Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Menurut Sudjana & Rivai (2007:2) manfaat penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga motivasi belajar akan tumbuh.
2. bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya untuk menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
3. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4. siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainseperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Secara umum media meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian tersebut media bukan hanya alat perantara akan tetapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, kegiatankegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan. Selain itu, kegunaan media antara lain:
1. Media mampu memberikan rangsangan yang yang bervariasi kepada otak kita.;
2. Mengatasi Keterbatasan pengalaman siswa;
3. Media dapat melampaui batas ruang kelas; dll
Kesimpulan
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik.Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat membantu peserta didik dalam mencerna dan memahami
materi pelajaran. Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar alat peraga bagi guru melainkan sebagai pembawa informasi/pesan pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran. Dalam pengertian tersebut media bukan hanya alat perantara akan tetapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, kegiatan-kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.