FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

Number of replies: 41

Analisis Jurnal tersebut dengan menggunakan bahasa anda sendiri, terlebih dahulu tulis nama, npm, dan kelas

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ananda Karunia Putri -
NAMA: Ananda Karunia Putri
NPM: 2217051152
KELAS: C

Analisis jurnal:
Konsolidasi demokrasi di Indonesia masih belum berjalan secara konsisten karena pilar-pilar pentingnya, seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa, belum berfungsi secara efektif dan maksimal. Untuk menciptakan konsolidasi demokrasi, diperlukan prasyarat berupa prakondisi dan komitmen dari semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum juga kurang memadai. Beberapa masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol, dan kentalnya politisasi birokrasi perlu dibenahi.

Kepercayaan sebagian publik terhadap netralitas birokrasi, penyelenggara pemilu, dan institusi penegak hukum minim, padahal trust building merupakan suatu keniscayaan dalam proses deepening democracy/konsolidasi demokratisasi. Proses pendalaman demokrasi/konslidasi demokrasi memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan juga elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos serta lembaga survey. Semua stakeholders terkait pemilu perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres, karena sukses tidaknya pemilu, konflik tidak, dan stabilitas nasional sangat tergantung pada proses demokrasi yang berkualitas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Jessen Ramadeksa Allen -
Nama : Jessen Ramadeksa Allen
NPM : 2217051070
Kelas : C

Analisis Jurnal :
Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) merupakan media pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah strategis yang terkait dengan bidang-bidang politik nasional, lokal, dan internasional; khususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dan diplomasi, dunia Islam serta isu-isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan negara Indonesia.P2Politik-LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah, dewasa ini dihadapkan pada tuntutan dan tantangan baru, baik yang bersifat akademik maupun praktis kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan persoalan dengan otonomi daerah, demokrasi, HAM dan posisi Indonesia dalam percaturan regional dan internasional.

Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza, "Penguatan Sistem Presidensial dalam Pemilu Serentak 2019," mencoba menjelaskan mengenai dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan sekaligus menjelaskan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Disamping itu, tulisan ini mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum serentak 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri, sehingga pola koalisi yang dibangun oleh kedua pasangan calon presiden tetap bersifat pragmatis semata.

karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat; termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019.Secara umum fungsi ini dijalankan oleh setiap anggota Polri, namun secara khusus fungsi preventif berupa deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa melekat pada anggota Babinkamtibmas." yang ditulis oleh Fenomena "Populisme Di Indonesia Kontemporer: Transformasi Persaingan Populisme dan Konsekuensinya dalam Dinamika Kontestasi Politik Menjelang Pemilu 2019" ditulis oleh Defbry Margiansyah mencoba menganalisa transformasi dari persaingan populisme di dua pemilu berbeda dan konsekuensi yang ditimbulkan bagi politik elektoral.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Widyasti Bella Kurnia -
NAMA: WIDYASTI BELLA KURNIA
NPM: 2217051092
KELAS: C

Jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" membahas tantangan dan masalah yang terjadi dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019. Artikel ini mencatat bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif karena pilar-pilar pentingnya, seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan maksimal. Namun, pemilu dianggap sebagai prasyarat penting dalam menciptakan kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam suksesi kepemimpinan dan kinerja pemerintahan. Artikel ini juga menyoroti bahwa kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang kurang memadai dapat menghambat kualitas pemilu dan stabilitas nasional.

Beberapa masalah yang muncul selama tahapan pilpres, seperti politisasi identitas, sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol, dan politisasi birokrasi, memerlukan solusi yang konkrit dan memadai agar dapat mendukung deepening democracy dan konsolidasi demokratisasi di Indonesia. Oleh karena itu, trust building menjadi suatu keniscayaan dalam proses deepening democracy/konsolidasi demokratisasi. Tumbuhnya rasa saling percaya di antara penyelenggara pemilu, parpol, dan masyarakat menjadi syarat utama terwujudnya demokrasi yang berkualitas dan penopang terwujudnya stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.

Selain itu, proses pendalaman demokrasi/konsolidasi demokrasi memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan elemen-elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos, serta lembaga survey. Independensi, kedewasaan, dan partisipasi kekuatan-kekuatan sosial tersebut sangat diperlukan. Civil society, misalnya, perlu tetap kritis dalam mengawal pemilu dan hasilnya. Media massa bisa menjadi pemasok berita yang obyektif dan melakukan kontrol sosial yang berpihak pada rakyat. Oleh karena itu, semua stakeholders terkait pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan institusi penegak hukum perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu dan konsolidasi demokrasi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Nayya Tharissa Mahendra -
Nama : Nayya Tharissa M
NPM : 2257051016
Kelas : C

analisis Jurnal :
P2Politik - LIPI menjadi media pertukaran pemikiran yang menangani masalah - masalah strategis yang terkaitan dengan bidang politik nasional, lokalm dan internasional yang mencakup demokratisasi, pemilihan umum, konfilk, otonomi daerah, pertahanan dan keamananam, polotik luar negri, dunia islam , dan mengenai isu -isu yang memiliki arti strategis terhadap bangsa dan negara.pemerintah di tnuntun dengan tantangan baru nya yang besifat akademik dengan persoalan yang berkaitan dengan demokrasi dan HAM.

Artikel yang membahas tentang "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" yang ditulis oleh R. Siti Zuhro yang membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres
dan artikel selanjutnya yang membahas mengenai "Menelaah Sisi Historis Shalawat Badar : Dimensi Politik Dalam Sastra Lisan Pesantren" ditulis oleh Dhuroruddin Mashad. Tulisan ini membahas mengenai tradisi lisan pesantrens alah satunya Shalawat Badar yang ternyata memperlihatkan karakateristiknya yang beda, yakni tampil kental dengan nuansa politik. Shalawat ini acapkali dijadikan sarana mobilisasi kaum santri dalam berbagai kontestasi politik. Realitas ini menjadi bukti bahwa entitas Shalawat Badar kenyataannya merupakan manifestasi dari relasi antara sastra - agama -politik. Naskah ini dimaksud untuk melakukan rekonstruksi historis tetang konteks politik ketika Shalawat Badar lahir, menelusuri akar penyebab shalawat ini menjadi kental dengan nuansa politik, serta alasan di balik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Eric Sanjaya Sipayung -
NAMA: Eric Sanjaya Sipayung
NPM: 2217051116
KELAS: C

Analisis jurnal:
Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi. Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019 | R. Siti Zuhro | 79 semua stakeholders terkait pemilu yang belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan peran pentingnya dengan penuh tanggungjawab, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan kentalnya politisasi birokrasi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi Indonesia.
Kepercayaan sebagian publik terhadap netralitas birokrasi minim, demikian juga terhadap penyelenggara pemilu dan institusi penegak hukum. Padahal trust building merupakan suatu keniscayaan dalam proses deepening democracy/ konsolidasi demokratisasi. Tumbuhnya rasa saling percaya di antara penyelenggara pemilu, parpol dan masyarakat menjadi syarat utama terbangunnya demokrasi yang berkualitas dan penopang terwujudnya stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat. Hal tersebut perlu dilakukan karena sukses tidaknya pemilu, konflik tidaknya pilpres sangat bergantung pada tinggi-rendahnya tingkat kepercayaan rakyat kepada para stakeholders tersebut. Karena itu bisa disimpulkan bahwa semakin substansial demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar kemungkinan munculnya public trust dan pemilu yang damai. Sebaliknya, semakin prosedural demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar pula ketidak percayaan publik dan semakin rentan pula sengketa/konflik yang akan muncul.
Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang aman dan damai.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by AHLAN SAYYID ALGHIFFARI -
Nama : Ahlan Sayyid Alghiffari
NPM : 2217051017
Kelas : C

Analisis Jurnal
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Politik
2. Volume : 16
3. Nomor : 1
4. Halaman : 1-110
5. Tahun Penerbit : JUNI 2019
6. Judul Jurnal : DINAMIKA SOSIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019
7. Nama Penulis : ESTY EKAWATI, dkk.

Analisis Jurnal:
Pengadaan demokrasi di Indonesia cenderung belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi
kinerja pemerintahan. Dinamika Pemilu 2019 di Indonesia kemungkinan melibatkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat. Pemilu sering kali menjadi ajang di mana masyarakat aktif berpartisipasi untuk mengeluarkan hak pilih mereka dan berbicara tentang isu-isu yang penting bagi mereka. Pemilu sering kali menjadi momentum bagi perubahan politik dalam suatu negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Rafid Haryu Novrian -
NAMA: Rafid Haryu Novrian
NPM: 2217051009
KELAS: C

Teks ini membahas tantangan konsolidasi demokrasi pada Pemilihan Presiden 2019 di Indonesia. Kendati Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam demokrasi, namun masih terdapat banyak masalah yang harus diatasi. Kegagalan Pilpres 2019 untuk menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik serta membangun kepercayaan publik, terbukti dari kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh KPU. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim telah memenangkan pilpres.

Pilar-pilar penting demokrasi seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan optimal, sehingga konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara teratur. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika partai politik melalui elit dan pemangku kepentingan terkait pemilihan menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokratis. Masalah sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai juga mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi serta stabilitas nasional.

Berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita hoax membuat hasil pemilihan rentan terhadap perselisihan dan konflik. Beberapa masalah yang muncul selama tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi konkret dan memadai seperti politisasi identitas dan persaingan sengit untuk suara Muslim, partai politik dan semua pemangku kepentingan terkait pemilihan yang belum mampu berperan secara efektif dan maksimal dengan tanggung jawab penuh, tata kelola.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by arip saputra -
NAMA : ARIP SAPUTRA
NPM : 2217051061
KELAS :C

Analisis jurnal :
Pemilihan umum serentak (pemilu serentak) yang diselenggarakan tahun 2019 di Indonesia merupakan pemilu pertama di mana pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif (pileg).
Disamping itu, tulisan ini mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum serentak 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri, sehingga pola koalisi yang dibangun oleh kedua pasangan calon presiden tetap bersifat pragmatis semata.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Dimas Adivia -
NAMA : Dimas Adivia
NPM : 2217051075
KELAS : C

Menurut Analisis Saya dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" menggambarkan berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019. Jurnal tersebut mengidentifikasi beberapa isu kritis yang dapat mempengaruhi integritas pemilu, stabilitas politik, dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.

Salah satu isu yang ditekankan dalam jurnal tersebut adalah polarisasi politik yang semakin meningkat menjelang pemilu serentak 2019. Persaingan politik yang sengit dan retorika keras dari kandidat dan partai politik dapat memperburuk polarisasi politik di masyarakat. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan konsolidasi demokrasi karena memperlebar kesenjangan antara kelompok masyarakat, merusak kepercayaan publik, dan menghambat dialog dan kompromi antara kelompok yang berbeda.

Selain itu, jurnal tersebut juga mencatat peran penting media sosial dalam pemilu serentak 2019, namun juga menjadi sumber penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat merusak integritas pemilu. Penyebaran hoaks dan disinformasi dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kandidat dan partai politik, serta memperkeruh iklim politik yang kondusif. Oleh karena itu, pengelolaan informasi yang akurat dan faktual menjadi tantangan yang signifikan dalam menjaga integritas dan kredibilitas pemilu di era digital.

Dalam jurnal tersebut juga diidentifikasi tantangan dalam hal partisipasi politik yang inklusif, terutama bagi kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat yang marginal. Tantangan ini melibatkan keterbatasan akses terhadap informasi, penindasan politik, diskriminasi, serta kendala sosial dan budaya yang dapat menghambat partisipasi aktif mereka dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan partisipasi politik yang inklusif dan merata menjadi penting untuk memastikan demokrasi yang berkelanjutan dan representatif.

Secara keseluruhan, analisis dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" menggarisbawahi tantangan dan masalah dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu serentak pada tahun 2019, termasuk polarisasi politik yang meningkat, penyebaran hoaks dan disinformasi, serta tantangan dalam partisipasi politik yang inklusif. Upaya untuk menghadapi tantangan ini menjadi kritis dalam memastikan pemilu yang berintegritas, stabil, dan inklusif dalam konteks demokrasi Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Faruq Arkaan -
NAMA : Muhammad Faruq Arkaan
NPM : 2217051123
KELAS : C

Analisis :
Jurnal tersebut membahas tentang demokrasi dan pemilihan presiden pada tahun 2019 di Indonesia. Pemilihan tersebut merupakan pemilu pertama di mana pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif. Jurnal ini terdiri dari enam artikel yang membahas topik-topik yang terkait dengan isu elektoral.

Artikel pertama membahas tentang dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Tulisan ini juga mengkritisi ketiadaan perubahan besar dari diterapkannya sistem pemilihan umum serentak 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya pelembagaan partai politik itu sendiri. Hal ini mengakibatkan pola koalisi yang dibangun oleh kedua pasangan calon presiden tetap bersifat pragmatis semata. Meski demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilu serentak 2019 membawa harapan terjadinya coattail effect, sehingga terjadi peningkatan dukungan politik di legislatif terhadap pemerintahan yang terpilih nantinya.

Artikel kedua membahas upaya mobilisasi suara perempuan dilakukan melalui penyematan label ‘emak-emak’ dan ‘ibu bangsa’. Tulisan ini berpendapat bahwa label emak-emak maupun ibu bangsa yang disematkan oleh kedua kubu capres-cawapres kepada pemilih perempuan hanya sebatas narasi simbolis untuk memobilisasi suara perempuan yang mencapai lebih separoh jumlah pemilih. Kedua istilah tersebut sama-sama mendomestikasi peran perempuan dan menegaskan bahwa perempuan harus menjadi ibu/emak yang tugasnya hanya di ranah domestik. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya patriarki yang masih berkembang di masyarakat.

Artikel ketiga membahas netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Terdapat dua pertimbangan atas ulasan ini. Pertama, karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat, termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019. Kedua, karena Polri juga memiliki fungsi preventif untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan, khususnya menjelang pemilu. Secara umum, fungsi ini dijalankan oleh setiap anggota Polri, namun secara khusus fungsi preventif berupa deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa melekat pada anggota Babinkamtibmas.

Artikel-artikel lainnya membahas topik-topik yang terkait dengan pemilu dan demokrasi, seperti kepemimpinan, partisipasi masyarakat, dan pentingnya pemilu sebagai sarana demokrasi. Jurnal ini memberikan gambaran tentang berbagai isu penting yang terkait dengan pemilu dan demokrasi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by YUNIA SAPUTRI -
NAMA : YUNIA SAPUTRI
NPM : YUNIA SAPUTRI
KELAS : C

Analisis dari  Jurnal " Demokrasi dan Pemilu 2019 " tersebut adalah sebagai berikut :

Artikel tersebut membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Beberapa masalah yang muncul selama tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai. Beberapa masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan semua stakeholders terkait pemilu yang belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan pentingnya dengan penuh tanggungjawab, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan kentalnya politisasi birokrasi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi Indonesia.

Semua stakeholders terkait pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pusat dan daerah) dan institusi penegak hukum perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres. Hal tersebut perlu dilakukan karena sukses tidaknya pemilu, konflik tidaknya pilpres sangat bergantung pada tinggi-rendahnya tingkat kepercayaan rakyat kepada para stakeholders tersebut. Karena itu bisa disimpulkan bahwa semakin substansial demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar kemungkinan munculnya public trust dan pemilu yang damai. Sebaliknya, semakin prosedural demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar pula ketidak percayaan publik dan semakin rentan pula sengketa/konflik yang akan muncul.


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Iqbal Anandra -
NAMA : MUHAMMAD IQBAL ANANDRA
NPM : 2217051091
KELAS : C

Dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" membahas tantangan konsolidasi demokrasi yang dihadapi dalam Pilpres 2019 di Indonesia. Meskipun Pilpres 2019 sudah berlangsung, pembangunan demokrasi di Indonesia masih dihadapkan dengan banyak masalah. Meski diharapkan dapat memperkuat konsolidasi demokrasi, Pilpres 2019 belum berhasil memperkuat pilar-pilar demokrasi yang penting. Pilpres tersebut gagal dalam menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan tidak mampu membangun kepercayaan publik, yang ditandai dengan munculnya kerusuhan sosial setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi Pilpres. Saat ini, situasi masih tidak stabil karena satu kandidat menolak hasil pemilu, dan hasil Pilpres akan ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) karena kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang Pilpres.

Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar saat kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum kurang memadai, yang dapat mempengaruhi kualitas pemilu dan stabilitas nasional. Selama tahapan pilpres, beberapa masalah seperti politisasi identitas, sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan politisasi birokrasi belum mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai. Hal ini membuat hasil pemilu rentan dengan sengketa dan konflik, sehingga perlu segera dibenahi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Devano Michael Nainggolan -
Nama : Devano Michael Nainggolan
NPM : 2217051081
Kelas : C

Indonesia masih menghadapi tantangan dalam konsolidasi demokrasi karena beberapa pilar pentingnya, seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa, belum berfungsi secara efektif. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah seperti politisasi identitas, permasalahan parpol, dan politisasi birokrasi. Oleh karena itu, diperlukan prasyarat berupa prakondisi dan komitmen dari semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada.

Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza membahas dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan kritik terhadap sistem pemilihan umum serentak 2019, sedangkan tulisan Defbry Margiansyah menganalisis transformasi dari persaingan populisme di dua pemilu berbeda dan konsekuensinya bagi politik elektoral. Dalam proses konsolidasi demokrasi, penting untuk melibatkan berbagai stakeholders terkait pemilu dan elemen kekuatan lainnya, seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos, dan lembaga survey, untuk bersinergi secara profesional guna memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Bintang Ferinantama -
NAMA : Bintang Ferinantama
NPM : 2257051030
KELAS : C

Analisis saya yaitu jurnal ini membahas tentang dinamika sosial politik menjelang pemilihan umum serentak 2019 di Indonesia. Dalam jurnal ini, penulis membahas beberapa isu penting yang berkaitan dengan pemilu, seperti dinamika politik di tingkat nasional dan lokal, partisipasi politik masyarakat, dan peran media dalam proses pemilu.

Penulis memaparkan bahwa dinamika politik di tingkat nasional sangat dipengaruhi oleh polarisasi politik yang terjadi antara kelompok-kelompok politik yang berbeda. Selain itu, faktor-faktor seperti isu agama, korupsi, dan ekonomi juga memainkan peran penting dalam proses pemilu.
Di tingkat lokal, penulis menyoroti pentingnya peran para pemimpin lokal dan tokoh masyarakat dalam memobilisasi partisipasi politik masyarakat. Selain itu, penulis juga membahas tentang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah-daerah terpencil dalam proses pemilu.
Dalam konteks partisipasi politik, penulis mengemukakan bahwa partisipasi politik masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Penulis juga menyoroti pentingnya pendidikan politik dan kesadaran politik masyarakat dalam meningkatkan partisipasi politik.
Terakhir, penulis membahas peran media dalam proses pemilu. Penulis menyoroti kecenderungan media untuk memberitakan isu-isu yang bersifat sensasional dan memperkuat polarisasi politik yang ada. Penulis juga membahas tentang pentingnya media yang objektif dan berimbang dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan gambaran yang cukup lengkap mengenai dinamika sosial politik menjelang pemilihan umum serentak 2019 di Indonesia. Jurnal ini sangat relevan bagi siapa saja yang tertarik untuk memahami proses pemilu di Indonesia dan ingin meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ayu Puspitasari -
Nama : Ayu puspitasari
Npm : 2217051011
Kelas : C

Analisis Jurnal :
Jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" yaitu konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019. masalah strategis yang terkait dengan bidang politik nasional, lokal dan internasional yang mencakup demokratisasi, pemilihan umum, konfilk, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negri, dunia islam , dan isu -isu yang memiliki arti strategis terhadap bangsa dan negara itu sendiri. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat pada parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasinya.

selain itu, jurnal tersebut juga mencatat sebuah peran penting media sosial dalam pemilu serentak 2019 yaitu pengelolaan informasi yang akurat dan faktual menjadi tantangan yang signifikan dalam menjaga integritas dan kredibilitas pemilu di era digital saat ini. diidentifikasi tantangan dalam hal partisipasi politik yang inklusif, terutama pada kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat yang marginal. Proses pendalaman demokrasi/konslidasi demokrasi itu memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan juga elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos serta lembaga survey lainnya. Oleh karena itu, semua stakeholders terkait pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan institusi penegak hukum perlu bersinergi lagi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Rizky Arrasyid -
Nama : Rizky Arrasyid
NPM : 2217051086
Kelas : C

Analisis saya :
Konsolidasi demokrasi di Indonesia masih belum berjalan secara konsisten karena pilar-pilar pentingnya, seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa, belum berfungsi secara efektif dan maksimal sehingga konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara teratur. Persaingan politik yang sengit dan retorika keras dari kandidat dan partai politik dapat memperburuk polarisasi politik di masyarakat. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan konsolidasi demokrasi karena memperlebar kesenjangan antara kelompok masyarakat,
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Cakrawangsa Praba Alkautsar -
NAMA : Cakrawangsa Praba Alkautsar
NPM : 2217051003
KELAS : C

Jurnal ini membahas tantangan konsolidasi demokrasi pada Pemilihan Presiden 2019 di Indonesia. Kendati Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam demokrasi, namun masih terdapat banyak masalah yang harus diatasi. Kegagalan Pilpres 2019 untuk menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik serta membangun kepercayaan publik, terbukti dari kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh KPU. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim telah memenangkan pilpres.

Pengadaan demokrasi di Indonesia cenderung belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi
kinerja pemerintahan. Dinamika Pemilu 2019 di Indonesia kemungkinan melibatkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat. Pemilu sering kali menjadi ajang di mana masyarakat aktif berpartisipasi untuk mengeluarkan hak pilih mereka dan berbicara tentang isu-isu yang penting bagi mereka. Pemilu sering kali menjadi momentum bagi perubahan politik dalam suatu negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ferdinand Lauren -
NAMA : Ferdinand Lauren
NPM : 2217051065
KELAS : C

Analisis saya dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" menyoroti beberapa tantangan dan masalah dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu serentak pada tahun 2019. Salah satu isu kritis yang ditekankan adalah polarisasi politik yang semakin meningkat menjelang pemilu. Persaingan politik yang sengit dan retorika yang keras dari kandidat dan partai politik dapat memperburuk polarisasi politik di masyarakat dan mengancam keberlanjutan konsolidasi demokrasi.

Selain itu, jurnal tersebut menyoroti peran penting media sosial dalam pemilu, namun juga menjadi sumber penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat merusak integritas pemilu. Penyebaran hoaks dan disinformasi dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kandidat dan partai politik serta memperkeruh iklim politik yang kondusif. Oleh karena itu, pengelolaan informasi yang akurat dan faktual menjadi tantangan yang signifikan dalam menjaga integritas dan kredibilitas pemilu di era digital.

Terakhir, jurnal tersebut mengidentifikasi tantangan dalam hal partisipasi politik yang inklusif, terutama bagi kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat yang marginal. Tantangan ini melibatkan keterbatasan akses terhadap informasi, penindasan politik, diskriminasi, serta kendala sosial dan budaya yang dapat menghambat partisipasi aktif mereka dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi politik yang inklusif dan merata agar demokrasi dapat berjalan secara representatif dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Safira Aulia -
NAMA : SAFIRA AULIA
NPM : 2217051041
KELAS : C

Analisis saya tentang Jurnal yang berjudul “dinamika social politik menjelang pemilu serentak 2019” adalah jurnal ini membahas tantangan dalam mengkonsolidasikan demokrasi pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019 di Indonesia. Pembangunan demokrasi belum tercapai secara optimal karena pilar-pilar yang memperkuat konsolidasi demokrasi belum berjalan dengan baik. Pemilihan presiden tahun 2019 belum mampu memberikan kepemimpinan yang efektif dan membangun kepercayaan publik, terlihat dari kerusuhan yang terjadi setelah pengumuman hasil oleh KPU dan satu kandidat menolak hasil tersebut.
Dari jurnal ini dijelaskan bahwa Indonesia telah berhasil menyelenggarakan pemilu yang aman dan damai, namun pemilu serentak 2019 menunjukkan bahwa masih terdapat banyak tantangan dalam membangun konsolidasi demokrasi yang berkualitas. Kualitas pemilu sangat dipengaruhi oleh kualitas partai politik, karena pemilu bukan hanya tentang suksesi kepemimpinan, tetapi juga berkaitan dengan keberlangsungan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Joe Febrian Sinuraya -
NAMA : Joe Febrian SInuraya
NPM : 2217051143
KELAS : C

Setelah saya membaca jurnal tersebut, maka saya dapat menganalsis bahwa :

Teks ini membahas tantangan konsolidasi demokrasi pada Pemilihan Presiden 2019 di Indonesia. Kendati Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam demokrasi, namun masih terdapat banyak masalah yang harus diatasi. Kegagalan Pilpres 2019 untuk menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik serta membangun kepercayaan publik, terbukti dari kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh KPU. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim telah memenangkan pilpres.
Pilar-pilar penting demokrasi seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan optimal, sehingga konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara teratur. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika partai politik melalui elit dan pemangku kepentingan terkait pemilihan menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokratis. Masalah sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai juga mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi serta stabilitas nasional.
Selain itu, proses pendalaman demokrasi/konsolidasi demokrasi memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan elemen-elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos, serta lembaga survey. Independensi, kedewasaan, dan partisipasi kekuatan-kekuatan sosial tersebut sangat diperlukan. Civil society, misalnya, perlu tetap kritis dalam mengawal pemilu dan hasilnya. Media massa bisa menjadi pemasok berita yang obyektif dan melakukan kontrol sosial yang berpihak pada rakyat. Oleh karena itu, semua stakeholders terkait pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan institusi penegak hukum perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu dan konsolidasi demokrasi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Rita Irma Yani -
NAMA : RITA IRMA YANI
NPM : 2217051047
KELAS :C

Jurnal tersebut membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 di Indonesia. Meskipun demokrasi Indonesia telah berkembang, masih ada banyak masalah yang dihadapi, dan pilar-pilar demokrasi yang penting untuk penguatan konsolidasi demokrasi belum efektif. Hasil pilpres 2019 belum mampu membangun kepercayaan publik, terlihat dari kerusuhan sosial yang terjadi setelah pengumuman hasil rekapitulasi oleh KPU. Satu kandidat menolak hasil pemilu dan pilpres belum selesai. Kini Mahkamah Konstitusi menjadi penentu akhir hasil pilpres karena kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang.

Penulis juga menyoroti politisasi identitas sebagai salah satu masalah dalam pemilu presiden. Fenomena ini terjadi ketika identitas suatu kelompok menjadi dasar dalam pemilihan, bukan kinerja atau program. Politisasi identitas dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi. Oleh karena itu, pemimpin yang terpilih harus mampu memperkuat pemerintahan efektif dan membangun kepercayaan publik.

Kesimpulannya, tulisan ini menekankan bahwa masih banyak tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia, khususnya dalam pemilihan presiden. Penting untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi, mencegah politisasi identitas, dan membangun kepercayaan publik untuk menciptakan pemimpin yang efektif dan memperkuat demokrasi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Elsa Dwi Agresty -
Nama : Elsa Dwi Agresty
NPM : 2217051058
Kelas : C



Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019

Setelah membaca Jurnal dengan judul Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019,ada banyak informasi yang saya dapatkan antara lain:

.Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor,misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses demokrasi (demokratisasi) tersebut berlangsung relatif dinamis, khususnya sejak Pemilu 1999. Dinamikanya, bahkan, semakin pesat dan semarak setelah dilaksanakannya pemilu presiden secara langsung sejak 2004 dan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung sejak 2005.Pelaksanaan pilpres pada dasarnya juga merupakan tindak lanjut perwujudan prinsipprinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik.

Dinamika politik menjelang pemilu 2019 cenderung memanas, terutama terkait tuduhan kecurangan. Hingga 20 April 2019 Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres/ Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, misalnya, secara resmi telah melaporkan sekitar 1.200 daftar sementara kecurangan Pilpres 2019 kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Hal yang sama juga terjadi diTim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin yang juga menerima 14.843 laporan dugaan pelanggaran atau kecurangan yang menguntungkan paslon Prabowo-Sandiaga.

Beberapa masalah yang muncul selama tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai. Beberapa masalah seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan semua stakeholders terkait pemilu yang belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan peran pentingnya dengan penuh tanggungjawab, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan kentalnya politisasi birokrasi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Suci Maria Febrina Siregar -
Nama : Suci Maria Febrina Siregar
NPM : 2217051002
Kelas C

Jurnal diatas isinya adalah dari sisi masyarakat,pendalaman demokrasi merujuk pada pelembagaan penguatan peran serta masyarakat dalam aktivitas politik formal di tingkat lokal. Pilpres langsung menjadi langkah awal bagi penguatan peran masyarakat. Peran ini tentunya harus berkesinambungan sampai terjadinya pergantian pemerintahan. Dengan cara itu, peran masyarakat akan senantiasa mewarnai implementasi program pemerintah,dan sebaliknya pemerintah akan mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Pendalaman demokrasi juga dapat dipandang sebagai upaya untuk merealisasikan pemerintahan yang efektif. Menurut Migdal (1988), negara dan masyarakat seharusnya saling bersinergi sehingga bisa saling memperkuat perannya masing-masing. Dengan kapasitasnya tersebut negara diharapkan mampu melakukan penetrasi ke dalam masyarakat,mengatur relasi sosial, mengambil sumber daya dan mengelolanya. Selain itu,negara juga harus mampu memberdayakan masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam kontrol sosial.. Berhasil tidaknya kontrol sosial ini akan mencerminkan kuat tidaknya peran negara. Negara yang kuat, menurut Migdal (1988). adalah yang mampu melakukan ketiga fungsi dasar tersebut.

Argumen Smith (1985) dan Arghiros (2001) menyatakan bahwa nilai-nilai demokrasi telah mendasari perilaku, baik elite maupun masyarakat. Untuk itu, sebagian besar pemilih terlebih dulu perlu memiliki kesadaran dan kematangan politik yang cukup memadai. Dengan cara itu, masyarakat diasumsikan memiliki kapasitas untuk melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas pilihannya berdasarkan rasionalitas politik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Maressia Anggel Firdaus -
NAMA : MARESSIA ANGGEL FIRDAUS
NPM : 2217051028
KELAS : C

Artikel ini membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan
demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman
demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi
demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum
mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah
pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu.
Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres
karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres.

Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung
fluktuatif dan belum berjalan secara regular
karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai
politik, civil society, media massa) belum
berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai
pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan
untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi
kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan
unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan
akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal
tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen
semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan
yang ada. Konsolidasi demokrasi atau proses
pendalaman demokrasi akan terhambat ketika
parpol melalui para elitenya dan stakeholders
terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak
mendorong proses demokrasi. Mereka cenderung
constraining dan tidak concern dengan nilai-nilai
demokrasi substansial, khususnya yang terkait
dengan partisipasi genuine masyarakat, kualitias
kompetisi, political equality, dan peningkatan
political responsiveness.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Bianka Zahirra Putri -
NAMA: BIANKA ZAHIRRA PUTRI
NPM: 2217051115
KELAS: C

Hasil analisis:
Menurut saya, jurnal tersebut membahas tentang tantangan yang dihadapi dalam proses konsolidasi demokrasi di Indonesia, terutama terkait dengan pentingnya pemilu dan bagaimana pilar-pilar demokrasi seperti partai politik, civil society, media massa, dan lembaga survey belum berfungsi secara efektif dan maksimal. Tantangan semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum kurang memadai. Masalah politisasi identitas, permasalahan parpol, tata kelola pemilu, dan kentalnya politisasi birokrasi juga menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi. Trust building merupakan suatu keniscayaan dalam proses konsolidasi demokrasi, dan semua stakeholders terkait pemilu perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres.

Secara keseluruhan, jurnal tersebut menyimpulkan bahwa proses konsolidasi demokrasi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, terutama terkait dengan pentingnya pemilu dan pilar-pilar demokrasi yang belum berfungsi secara efektif. Diperlukan upaya bersama dari semua stakeholders terkait pemilu, termasuk partai politik, civil society, media massa, dan lembaga survey untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pemilu dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Ghulam Daris Fauzan -
NAMA : Ghulam Daris Fauzan
NPM : 2217051044
KELAS : C

Isi dari juranl ini membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019 dimana Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. lalu Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. selain itu Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu.Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres.


Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular
karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum
berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan
untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan
unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal
tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan
yang ada. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika
parpol melalui para elitenya dan stakeholders terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak
mendorong proses demokrasi


Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan
hukum juga kurang memadai. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan
demokrasi, tapi juga stabilitas nasional. Apalagi ketika pemilu berlangsung di tengah keterbelahan
sosial, menyeruaknya berita-berita sensasional di medsos, ujaran kebencian dan maraknya
berita-berita hoax membuat hasil pemilu rentan dengan sengketa dan konflik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by zahratul aini ulfatunnisa -
Nama : Zahratul Aini Ulfatunnisa
Npm : 2257051035
Kelas : C

analisis jurnal

Topik apa saja yang diangkat dalam artikel yang dimuat di Jurnal Penelitian Politik terkait dengan pemilu serentak 2019 di Indonesia? Harap rangkum setiap artikel secara singkat.

Jurnal Penelitian Politik menghadirkan enam artikel yang membahas berbagai topik terkait isu kepemiluan selama Pilkada serentak 2019 di Indonesia.

Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza berjudul "Penguatan Sistem Presidensial di Pilkada Serentak 2019". Dibahas tentang dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan upaya yang dilakukan koalisi selama Pilkada serentak 2019. Artikel tersebut juga mengkritisi kelemahan sistem presidensial akibat sistem multipartit dan tidak adanya perubahan yang signifikan dari pelaksanaan pemilu serentak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilu serentak memberikan harapan adanya coattail effect, yaitu meningkatnya dukungan politik di lembaga legislatif terhadap pemerintahan terpilih, memperkuat sistem presidensial.

Artikel kedua, "Upaya Mobilisasi Perempuan Melalui Narasi Simbolik 'Emak-Emak' dan 'Ibu Bangsa' pada Pemilu 2019," oleh Luky Sandra Amalia, membahas upaya mobilisasi suara perempuan dengan memberi label 'emak-emak' dan ' ibu bangsa.' Istilah pertama untuk perempuan yang mendukung kandidat oposisi, sedangkan istilah kedua untuk perempuan yang mendukung kandidat petahana. Artikel tersebut berpendapat bahwa kedua label tersebut hanyalah narasi simbolik untuk memobilisasi suara perempuan, dan sama-sama mendomestikasi peran perempuan. Artikel tersebut mengisyaratkan bahwa keadaan tersebut tidak lepas dari pengaruh budaya patriarki yang masih ada di masyarakat.

Artikel ketiga, “Netralitas Polri Jelang Pemilu Serentak 2019” yang ditulis oleh Sarah Nuraini Siregar, menganalisis netralitas Polri selama Pemilu 2019. Artikel ini membahas tentang fungsi Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat pada saat pemilu dan fungsi preventif untuk mencegah gangguan keamanan, khususnya menjelang pemilu. Artikel tersebut berpendapat bahwa fungsi preventif Polri, khususnya, dilakukan oleh setiap anggota Polri dan sangat penting dalam mendeteksi potensi gangguan keamanan, bahkan di tingkat desa.

Artikel keempat, “Populisme di Indonesia Kontemporer: Transformasi Persaingan Kerakyatan dan Konsekuensinya dalam Dinamika Kontestasi Politik Menjelang Pemilu 2019,” ditulis oleh Defbry Margiansyah, menganalisis transformasi persaingan kerakyatan di dua pemilu berbeda dan konsekuensinya. persaingan politik elektoral. Artikel tersebut menggunakan konsep populisme dan tesis adaptasi elit untuk menunjukkan bagaimana politik populis diinstrumentasikan sebagai alat kepentingan untuk mendukung elit dan oligarki. Artikel tersebut mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kebangkitan populisme di Indonesia.

Artikel kelima, “Kualitas Calon dan Opini Publik pada Pemilu Serentak 2019”, oleh Reza Indra Maulana, membahas tentang pengaruh kualitas caleg terhadap opini publik pada Pemilu 2019. Artikel tersebut menggunakan data dari survei untuk menganalisis bagaimana kualitas kandidat memengaruhi opini publik dan perilaku pemilih. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas kandidat mempengaruhi opini publik dan merupakan faktor penting dalam menentukan hasil pemilu.

Terakhir, artikel keenam, “Pengaruh Iklan Kampanye Politik terhadap Sikap Pemilih pada Pemilu Serentak 2019” yang ditulis oleh Prihantoro, mengkaji pengaruh iklan kampanye politik terhadap sikap pemilih pada Pemilu 2019. Artikel tersebut menganalisis data dari survei dan menemukan bahwa iklan kampanye politik memengaruhi sikap pemilih, meskipun faktor lain, seperti dukungan partai politik dan kualitas kandidat, juga memainkan peran penting.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Rafif Maulana -
Nama : Rafif Maulana
Kelas : C
NPM : 2217051023

Analisis Jurnal :
Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) merupakan media pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah strategis yang terkait dengan bidang-bidang politik nasional, lokal, dan internasional; khususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dan diplomasi, dunia Islam serta isu-isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan negara Indonesia.
Artikel ini mencatat bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif karena pilar-pilar pentingnya, seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan maksimal. Namun, pemilu dianggap sebagai prasyarat penting dalam menciptakan kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam suksesi kepemimpinan dan kinerja pemerintahan. Artikel ini juga menyoroti bahwa kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang kurang memadai dapat menghambat kualitas pemilu dan stabilitas nasional.
Dan jurnal tersebut mengidentifikasi tantangan dalam hal partisipasi politik yang inklusif, terutama bagi kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat yang marginal. Tantangan ini melibatkan keterbatasan akses terhadap informasi, penindasan politik, diskriminasi, serta kendala sosial dan budaya yang dapat menghambat partisipasi aktif mereka dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi politik yang inklusif dan merata agar demokrasi dapat berjalan secara representatif dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Akhyar Nasrullah Adilian -
NAMA: Akhyar Nasrullah Adilian
NPM: 2217051127
KELAS: C

Analisis Jurnal :
konsolidasi demokrasi yang dihadapi oleh Indonesia pada Pemilihan Presiden 2019. Meskipun terdapat kemajuan dalam demokrasi, masih terdapat banyak masalah yang harus diatasi seperti kegagalan Pilpres 2019 dalam menghasilkan kepemimpinan yang baik dan membangun kepercayaan publik. Pilar-pilar penting demokrasi seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi secara optimal dan konsolidasi demokrasi cenderung fluktuatif. 

Beberapa masalah selama tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi konkret seperti politisasi identitas dan persaingan sengit untuk suara Muslim. Masalah sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai juga mempengaruhi kualitas pemilu dan demokrasi serta stabilitas nasional. Berita sensasional di media sosial, ujaran kebencian, dan penyebaran berita hoax membuat hasil pemilihan rentan terhadap perselisihan dan konflik. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim telah memenangkan pilpres.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Nurul Izzah -
NAMA : Nurul Izzah
NPM : 2217051022
KELAS : C

Berikut hasil analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul “Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019” Pemilu Serentak 2019 merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia dalam menentukan arah kebijakan politik dan pemerintahan selama lima tahun ke depan. Dinamika sosial politik yang terjadi menjelang pemilu tersebut sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika sosial politik menjelang pemilu 2019 adalah isu-isu politik yang berkembang di masyarakat. Beberapa isu yang menjadi perbincangan hangat antara lain masalah ekonomi, keamanan, pendidikan, kesehatan, dan hak asasi manusia. Isu-isu tersebut menjadi fokus perdebatan antara kandidat dan partai politik, serta menjadi bahan diskusi di media sosial.

Selain itu, dinamika sosial politik menjelang pemilu 2019 juga dipengaruhi oleh polarisasi politik di masyarakat. Terdapat dua kubu yang saling bertentangan dalam pandangan politik, yakni kubu pendukung pemerintah dan kubu oposisi. Pada kubu pendukung pemerintah terdapat partai politik yang mendukung pemerintah seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai NasDem. Sedangkan pada kubu oposisi terdapat partai politik seperti Partai Demokrat, Partai PKS, dan Partai PDIP. Polarisasi politik ini juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti agama, suku, dan golongan. Beberapa kelompok masyarakat memilih untuk mendukung partai politik yang sejalan dengan pandangan agama dan kepentingan golongan mereka. Hal ini menyebabkan adanya polarisasi dan perpecahan di masyarakat.

Selain itu, dinamika sosial politik menjelang pemilu 2019 juga dipengaruhi oleh faktor keamanan. Pada periode menjelang pemilu terjadi peningkatan aktivitas politik dan kampanye yang berdampak pada meningkatnya potensi terjadinya konflik sosial. Oleh karena itu, pemerintah dan aparat keamanan melakukan berbagai upaya untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan pemilu.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Gustika Dwi Mardini -
NAMA : GUSTIKA DWI MARDINI
NPM : 2257051004
KELAS : C

Analisis Jurnal:
membahas tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam konsolidasi demokrasi Indonesia menjelang pemilu serentak 2019. Artikel ini menunjukkan bahwa konsolidasi demokrasi Indonesia cenderung berjalan berbeda karena pilar-pilar utamanya seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media belum berfungsi secara efektif. dan optimal. Namun, pemilu dianggap sebagai prasyarat penting untuk membangun kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam suksesi kepemimpinan dan efektivitas pemerintahan. Pasal ini juga menegaskan bahwa kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak memadai dapat merusak kualitas pemilu dan stabilitas nasional.

Beberapa masalah yang muncul selama pemilihan presiden, seperti politisasi identitas, perebutan suara Muslim yang sengit, masalah partai politik, dan politisasi birokrasi, membutuhkan solusi konkrit dan tepat untuk membantu memperdalam dan mengkonsolidasikan demokrasi. demokratisasi di Indonesia. Oleh karena itu, membangun kepercayaan menjadi suatu keharusan untuk memperdalam demokrasi/konsolidasi demokrasi. Tumbuhnya rasa saling percaya antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat merupakan syarat utama terselenggaranya demokrasi yang berkualitas dan mendukung tercapainya stabilitas politik dan keamanan di masyarakat.

Selain itu, pendalaman/konsolidasi demokrasi membutuhkan peran penting kelompok kepentingan terkait pemilu dan aktor kuat lainnya, seperti masyarakat sipil, elit/aktor, media massa, media sosial, dan lembaga penelitian. Kemandirian, kedewasaan dan partisipasi dari kekuatan-kekuatan sosial ini diperlukan. Misalnya, masyarakat sipil harus tetap kritis dalam memantau pemilu dan hasilnya. Media dapat menjadi reporter berita yang objektif dan melakukan kontrol sosial untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan terkait pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan lembaga penegak hukum harus bekerja sama secara profesional untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Armi Yusnita -
Nama : Armi Yusnita
Npm : 2217051156
Kelas : C

Analisis Jurnal:
Tulisan ini membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh komisi pemilihan umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Adalah jenis pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (mk) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres.

Tulisan ini mencoba melihat demokrasi Indonesia melalui fenomena pilpres 2019 yang merupakan salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Ritual politik lima tahunan tersebut menarik untuk dilihat ditengah tingginya pro-kontra terkait kinerja pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan terobosan penting yang dimaksudkan sebagai upaya pendalaman demokrasi, yakni suatu upaya untuk mengatasi kelemahan praktek demokrasi substantif. Khususnya dalam merespon tuntutan-tuntutan masyarakat lokal.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Anisa Mitha Safitri -
NAMA : Anisa Mitha Safitri
NPM : 2257051022
KELAS : C

Analisis Saya terkait jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" menggambarkan berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019. Jurnal tersebut mengidentifikasi beberapa isu kritis yang dapat mempengaruhi integritas pemilu, stabilitas politik, dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.

Salah satu isu yang ditekankan dalam jurnal tersebut adalah polarisasi politik yang semakin meningkat menjelang pemilu serentak 2019. Persaingan politik yang sengit dan retorika keras dari kandidat dan partai politik dapat memperburuk polarisasi politik di masyarakat. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan konsolidasi demokrasi karena memperlebar kesenjangan antara kelompok masyarakat, merusak kepercayaan publik, dan menghambat dialog dan kompromi antara kelompok yang berbeda.

Selain itu, jurnal tersebut juga mencatat peran penting media sosial dalam pemilu serentak 2019, namun juga menjadi sumber penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat merusak integritas pemilu. Penyebaran hoaks dan disinformasi dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kandidat dan partai politik, serta memperkeruh iklim politik yang kondusif. Oleh karena itu, pengelolaan informasi yang akurat dan faktual menjadi tantangan yang signifikan dalam menjaga integritas dan kredibilitas pemilu di era digital.

Dalam jurnal tersebut juga diidentifikasi tantangan dalam hal partisipasi politik yang inklusif, terutama bagi kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat yang marginal. Tantangan ini melibatkan keterbatasan akses terhadap informasi, penindasan politik, diskriminasi, serta kendala sosial dan budaya yang dapat menghambat partisipasi aktif mereka dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan partisipasi politik yang inklusif dan merata menjadi penting untuk memastikan demokrasi yang berkelanjutan dan representatif.

Secara keseluruhan, analisis dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" menggarisbawahi tantangan dan masalah dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu serentak pada tahun 2019, termasuk polarisasi politik yang meningkat, penyebaran hoaks dan disinformasi, serta tantangan dalam partisipasi politik yang inklusif. Upaya untuk menghadapi tantangan ini menjadi kritis dalam memastikan pemilu yang berintegritas, stabil, dan inklusif dalam konteks demokrasi Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Nadhif Nanditama -
NAMA : Muhammad Nadhif Nanditama
NPM : 2257051003
KELAS : C

Analisis jurnal:

Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI) adalah sarana pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah strategis yang terkait dengan bidang politik nasional, lokal, dan internasional. Jurnal ini membahas berbagai tema seperti demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dan diplomasi, dunia Islam, serta isu-isu strategis lainnya bagi Indonesia. Sebagai pusat penelitian milik pemerintah, P2Politik-LIPI menghadapi tuntutan dan tantangan baru dalam bidang akademik dan kebijakan, terutama terkait dengan otonomi daerah, demokrasi, HAM, dan posisi Indonesia dalam hubungan regional dan internasional.

Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza, "Penguatan Sistem Presidensial dalam Pemilu Serentak 2019," membahas dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Artikel ini juga mengkritisi ketiadaan perubahan besar dalam sistem pemilihan umum serentak 2019, yang disebabkan oleh masih diterapkannya presidential threshold dan masih lemahnya lembaga partai politik, sehingga pola koalisi yang dibangun oleh kedua pasangan calon presiden masih bersifat pragmatis semata.

Artikel kedua yang ditulis oleh Defbry Margiansyah, "Populisme Di Indonesia Kontemporer: Transformasi Persaingan Populisme dan Konsekuensinya dalam Dinamika Kontestasi Politik Menjelang Pemilu 2019," menganalisis transformasi persaingan populisme pada dua pemilu yang berbeda dan konsekuensi yang ditimbulkan dalam dinamika kontestasi politik menjelang pemilu 2019. Artikel ini juga membahas peran Polri dalam menjaga keamanan pemilu 2019, khususnya melalui fungsi preventif dalam deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa yang dilakukan oleh anggota Babinkamtibmas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Yunnisa Diah Pratiwi -
Nama: Yunnisa Diah Pratiwi
NPM: 2217051078
Kelas:C

hasil analisis saya mengenai jurnal tersebut: Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung
fluktuatif dan belum berjalan secara regular
karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai
politik, civil society, media massa) belum
berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai
pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan
untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi
kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan
unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan
akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal
tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen
semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan
yang ada.

Sejauh ini Indonesia mampu melaksanakan
pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019
yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang
cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan
menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu
yang berkualitas memerlukan parpol dan
koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting
karena pemilu tidak hanya merupakan sarana
suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil
dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.
Tantangan yang cukup besar dalam menjalani
pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi
demokrasi yang berkualitas sulit terbangun.
Nilai-nilai demokrasi dalam pilpres tak cukup
dikedepankan. Sebagai negara demokrasi nomor
4 terbesar di dunia, Indonesia tampaknya belum
mampu memperlihatkan dirinya sebagai negara
yang menjalankan demokrasi substantif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Firmansyah Abdul Aziz -
nama : firmansyah abdul aziz
npm : 2217051037
kelas : c

analisis mengenai jurnal tersebut adalah
jurnal tersebut membahas beberapa hal terkait dengan dinamika sosial politik di Indonesia menjelang Pemilu Serentak pada tahun 2019. Beberapa hal tersebut antara lain:
1.Konteks Pemilu Serentak: Jurnal ini membahas tentang konteks pemilihan umum serentak pada tahun 2019, termasuk pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR, dan DPRD. Pemilu serentak tersebut menjadi peristiwa penting dalam dinamika sosial politik di Indonesia.
2.Isu-isu politik: Jurnal ini membahas tentang isu-isu politik yang menjadi fokus dalam kampanye Pemilu Serentak pada tahun 2019, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan agama.
3.Persaingan Partai Politik: Jurnal ini juga membahas tentang persaingan partai politik dalam Pemilu Serentak pada tahun 2019, termasuk strategi kampanye dan upaya-upaya partai politik untuk memenangkan pemilihan umum.
4.Pengaruh Media Sosial: Jurnal ini juga membahas tentang pengaruh media sosial dalam Pemilu Serentak pada tahun 2019. Penulis menjelaskan bahwa media sosial memiliki peran yang penting dalam membentuk opini publik dan memengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan pada pemilihan umum.
5.engaruh Isu-Isu Global: Jurnal ini juga membahas tentang pengaruh isu-isu global, seperti perubahan iklim dan perdagangan internasional, terhadap dinamika sosial politik di Indonesia menjelang Pemilu Serentak pada tahun 2019.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Maharani Wahyu Tantri -
NAMA : MAHARANI WAHYU TANTRI
NPM : 2217051051
KELAS : C

Jurnal Dinamika Sosial Politik Menjelang Serentak Pemilu 2019

Jurnal ini membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya kerusuhan sosial setelah
pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat mengklaim sebagai pemenang pilpres.

Penyebab yang muncul selama tahapan pemilihan presiden, seperti politisasi identitas, persaingan yang sengit untuk memperebutkan suara, masalah partai politik, dan politisasi birokrasi, memerlukan solusi konkret dan memadai untuk mendukung peningkatan kualitas demokrasi dan konsolidasi demokratisasi di Indonesia. Oleh karena itu, adanya kepercayaan antara penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat menjadi syarat utama dalam mencapai demokrasi yang berkualitas dan menciptakan stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Zelvin Vewi Saputra -
Nama : Zelvin Vewi Saputra
NPM :2217051132
Kelas : C

Analisis jurnal:
Judul jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" membahas tantangan dan masalah yang terjadi dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2019.

Artikel ini mencatat bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif karena pilar-pilar pentingnya, seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan maksimal. Namun, pemilu dianggap sebagai prasyarat penting dalam menciptakan kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam suksesi kepemimpinan dan kinerja pemerintahan.

Artikel ini juga menyoroti bahwa kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang kurang memadai dapat menghambat kualitas pemilu dan stabilitas nasional.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Muhammad Fajar alfad -
NAMA : MUHAMMAD FAJAR ALFAD
NPM : 2217051148
KELAS : C

Analisis jurnal :
Analisis saya dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019", terdapat beberapa isu kritis yang mempengaruhi konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu tersebut. Salah satunya adalah polarisasi politik yang semakin meningkat, terutama menjelang pemilu serentak 2019. Persaingan politik yang sengit dan retorika keras dari kandidat dan partai politik dapat memperburuk polarisasi politik di masyarakat. Dampaknya adalah terjadinya pemisahan antara kelompok-kelompok masyarakat, penurunan kepercayaan publik, dan kesulitan dalam membangun dialog serta kompromi antara kelompok yang berbeda.

Jurnal tersebut juga mencatat peran penting media sosial dalam pemilu serentak 2019, tetapi juga sebagai sumber penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat merusak integritas pemilu. Penyebaran hoaks dan disinformasi ini dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kandidat dan partai politik, serta memperkeruh iklim politik yang kondusif. Oleh karena itu, penting untuk mengelola informasi secara akurat dan faktual guna menjaga integritas dan kredibilitas pemilu di era digital ini.

Tantangan lain yang diidentifikasi dalam jurnal tersebut adalah partisipasi politik yang inklusif, terutama bagi kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat yang marginal. Kendala-kendala yang dihadapi meliputi akses terbatas terhadap informasi, penindasan politik, diskriminasi, serta hambatan sosial dan budaya yang menghalangi partisipasi aktif mereka dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan partisipasi politik yang inklusif dan merata menjadi penting guna memastikan demokrasi yang berkelanjutan dan representatif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by Fuad Hamidan -
NAMA : Fuad Hamidan
NPM : 2257051025
KELAS : C

analisis saya terhadap jurnal tersebut yaitu

Dalam jurnal "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019", ditemukan beberapa tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia menjelang pemilu serentak. Salah satu tantangan utama adalah meningkatnya polarisasi politik yang dapat memperburuk kesenjangan antar kelompok masyarakat, merusak kepercayaan publik, dan menghambat dialog antara kelompok yang berbeda. Selain itu, peran media sosial menjadi isu kritis karena dapat menjadi sumber penyebaran hoaks dan disinformasi yang merusak integritas pemilu. Pengelolaan informasi yang akurat dan faktual menjadi tantangan penting dalam menjaga integritas pemilu di era digital. Tantangan lainnya adalah partisipasi politik yang inklusif bagi kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat marginal. Kendala akses terhadap informasi, penindasan politik, diskriminasi, serta hambatan sosial dan budaya dapat menghambat partisipasi aktif kelompok-kelompok tersebut dalam proses demokrasi. Meningkatkan partisipasi politik yang inklusif dan merata menjadi penting untuk memastikan demokrasi yang berkelanjutan dan representatif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

by TRIO SAKTI ARDIKA -
Nama : Trio Sakti Ardika
Npm : 2257051012
Kelas : C

Berdasarkan Jurnal dengan judul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" menggambarkan studi yang dilakukan untuk menganalisis perubahan dan pergerakan dalam hal sosial politik menjelang pemilihan umum serentak di tahun 2019. Pemilu serentak tersebut mencakup pemilihan presiden, anggota legislatif, dan pemilihan lokal di Indonesia. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memahami dinamika yang terjadi dalam masyarakat dan politik serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemilu tersebut.

Dalam konteks pemilu serentak, aspek sosial politik memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pergerakan politik masyarakat. Jurnal ini kemungkinan melibatkan analisis terhadap partisipasi politik, sikap dan preferensi pemilih, isu-isu politik yang muncul, peran media massa, dan interaksi sosial dalam konteks politik. Dengan menganalisis dinamika sosial politik sebelum pemilu serentak, jurnal ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang perubahan sosial dan politik yang terjadi selama periode tersebut.

Penelitian dalam jurnal ini memiliki relevansi penting bagi pemangku kepentingan politik, partai politik, dan masyarakat umum. Analisis yang dihasilkan dari jurnal ini dapat memberikan wawasan yang berharga untuk memahami dinamika politik yang terkait dengan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, perubahan preferensi pemilih, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam proses pemilu serentak. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika sosial politik ini, langkah-langkah yang lebih efektif dapat diambil untuk memperkuat proses demokrasi dan partisipasi publik dalam konteks pemilu serentak di masa depan.