Lampirkan analisis anda mengenai video berikut dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM. Dilarang melakukan plagiasi.
Forum Analisis Video 1
Nama : Maya Marisa
NPM : 2113053258
Izin menyampaikan analisis Bu.
Berdasarkan video yang sudah saya simak, terlihat bahwa moralitas seringkali dijadikan sebagai alat pembenaran, terlebih dalam hal pengambilan keputusan. Apalagi disaat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Sebagaimana dicontohkan dalam video tersebut, tidak sedikit orang yang lebih memilih untuk mengorbankan sesuatu yang kecil (minoritas) demi menyelematkan sesuatu yang besar (mayoritas), tanpa membayangkan bagaimana jika diri kita lah yang berada di posisi pengorbanan yang kecil (minoritas) tersebut.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa moralitas berkaitan dengan egoisme manusia dan tidak bisa ditentukan dengan kuantitas melainkan kualitas. Untuk itu, dalam hal pengambilan keputusan khususnya, kita harus dapat berpikir dari berbagai sisi atau sudut pandang yang berbeda, karena apa yang kita yakini benar secara moralitas bisa jadi merupakan keputusan yang merugikan orang lain di kemudian hari.
Sekian dari Maya, terima kasih Bu.
NPM : 2113053258
Izin menyampaikan analisis Bu.
Berdasarkan video yang sudah saya simak, terlihat bahwa moralitas seringkali dijadikan sebagai alat pembenaran, terlebih dalam hal pengambilan keputusan. Apalagi disaat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Sebagaimana dicontohkan dalam video tersebut, tidak sedikit orang yang lebih memilih untuk mengorbankan sesuatu yang kecil (minoritas) demi menyelematkan sesuatu yang besar (mayoritas), tanpa membayangkan bagaimana jika diri kita lah yang berada di posisi pengorbanan yang kecil (minoritas) tersebut.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa moralitas berkaitan dengan egoisme manusia dan tidak bisa ditentukan dengan kuantitas melainkan kualitas. Untuk itu, dalam hal pengambilan keputusan khususnya, kita harus dapat berpikir dari berbagai sisi atau sudut pandang yang berbeda, karena apa yang kita yakini benar secara moralitas bisa jadi merupakan keputusan yang merugikan orang lain di kemudian hari.
Sekian dari Maya, terima kasih Bu.
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh
Nama: Hafid Triawan
NPM: 2113053236
Izin menyampaikan hasil analisis video bu
Video tersebut menjelaskan tentang dilematis moralitas. Yang terdapat sebuah ilustrasi (The Trolley Problem) dimana penonton akan dihadapkan situasi sebagai pemegang kendali kereta harus mengorbankan 1 nyawa demi 5 nyawa lainnya atau mengorbankan 5 nyawa demi 1 nyawa seseorang. Dan dapat disimpulkan bahwa moralitas merupakan presepsi seseorang dalam menghadapi situasi. Moralitas dapat juga dijadikan sebagai alat untuk membenarkan seseorang yang lebih berkuasa kepada orang-orang yang kecil. Apakah mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak itu merupakan perbuatan yang lebih bermoral? Atau hanya sebuah pembenaran?
Jadi dapat disimpulkan bahwa moral merupakan keegoisan manusia terhadap kepentingan nya sendiri.
Nama: Hafid Triawan
NPM: 2113053236
Izin menyampaikan hasil analisis video bu
Video tersebut menjelaskan tentang dilematis moralitas. Yang terdapat sebuah ilustrasi (The Trolley Problem) dimana penonton akan dihadapkan situasi sebagai pemegang kendali kereta harus mengorbankan 1 nyawa demi 5 nyawa lainnya atau mengorbankan 5 nyawa demi 1 nyawa seseorang. Dan dapat disimpulkan bahwa moralitas merupakan presepsi seseorang dalam menghadapi situasi. Moralitas dapat juga dijadikan sebagai alat untuk membenarkan seseorang yang lebih berkuasa kepada orang-orang yang kecil. Apakah mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak itu merupakan perbuatan yang lebih bermoral? Atau hanya sebuah pembenaran?
Jadi dapat disimpulkan bahwa moral merupakan keegoisan manusia terhadap kepentingan nya sendiri.
Nama : Yessi Desmatala Sari
NPM : 2113053101
Izin untuk menanggapi video.
Didalam kehidupan kita sehari-hari dalam menerapkan moral terkadang kita selalu mengedepankan rasa egoisme yang ada dalam diri kita, dalam video yang telah dipaparkan kita dapat belajar bahwa tidak semua hal yang kita anggap bermoral dengan mengorbankan orang lain tanpa campur tangan kita itu benar,untuk suatu hal yang lain. Maka dari itu kita sebagai mansia yang bermoral harus melihat sebuah masalah dari segala sudut pandang dan memikirkan mengenai hal yang akan dilakukan. Terkadang suatu hal yang menurut kita bermoral dan menguntungkan belum tentu dalam sudjt pandang lain itu bermoral contohnya saja jika mendorong seseorang untuk menyelamatkan 5 orang, itu termasuk rasa egois karena tidak melihat dari sudut pandang lain, maka dari itu sebagai manusia yang memiliki moral kita perlu memikirkan hal yang akan dilakukan dan melihat dampak baik buruknya serta memikirkan hal apa yang akan terjadi setelah kejadian itu. Kita tidak bisa mengorbankan orang lain demi kepentingan kita semata maka dari itu kita harus menjadi manusia yang bertanggung jawab serta berfikir dalam segala sudut pandang sebelum melakukan sesuatu.
NPM : 2113053101
Izin untuk menanggapi video.
Didalam kehidupan kita sehari-hari dalam menerapkan moral terkadang kita selalu mengedepankan rasa egoisme yang ada dalam diri kita, dalam video yang telah dipaparkan kita dapat belajar bahwa tidak semua hal yang kita anggap bermoral dengan mengorbankan orang lain tanpa campur tangan kita itu benar,untuk suatu hal yang lain. Maka dari itu kita sebagai mansia yang bermoral harus melihat sebuah masalah dari segala sudut pandang dan memikirkan mengenai hal yang akan dilakukan. Terkadang suatu hal yang menurut kita bermoral dan menguntungkan belum tentu dalam sudjt pandang lain itu bermoral contohnya saja jika mendorong seseorang untuk menyelamatkan 5 orang, itu termasuk rasa egois karena tidak melihat dari sudut pandang lain, maka dari itu sebagai manusia yang memiliki moral kita perlu memikirkan hal yang akan dilakukan dan melihat dampak baik buruknya serta memikirkan hal apa yang akan terjadi setelah kejadian itu. Kita tidak bisa mengorbankan orang lain demi kepentingan kita semata maka dari itu kita harus menjadi manusia yang bertanggung jawab serta berfikir dalam segala sudut pandang sebelum melakukan sesuatu.
Nama : Fani Marlina Sari
NPM : 2113053241
Izin menyampaikan hasil analisis video bu
berdasarkan video tersebeut dapat kita katahui bahwa kehidupan setiap individu penuh dengan keputusan, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa dewasanya, masa tuanya. Banyak keputusan yang mereka buat sepele dan melibatkan penalaran moral.
Apa itu moralitas? Kita dapat mendefinisikan bahwa, secara sosial, seperangkat norma, kepercayaan, dan nilai-nilai yang membentuk struktur sosial yang berorientasi pada apa yang baik, apa yang benar, dan diizinkan.
Apa itu dilema moral? Ini adalah situasi yang terjadi pada waktu tertentu untuk setiap orang, atau sekelompok dari mereka. Dilema ini mementaskan situasi sosial atau individu yang menyiratkan solusi di mana tidak semua orang yang terlibat akan menang atau bahagia.
Setelah memahami konsep-konsep yang berputar di sekitarnya, kita dapat memahami sedikit lebih baik seperti contoh dilema moral trolly problem tersebut.
Selain itu, kita menyadari betapa pentingnya moralitas dalam masyarakat kita, dalam kehidupan kita. Hal ini memungkinkan adanya struktur sosial yang adil dan setara untuk semua, menetapkan parameter apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.
sekian terimakasih
NPM : 2113053241
Izin menyampaikan hasil analisis video bu
berdasarkan video tersebeut dapat kita katahui bahwa kehidupan setiap individu penuh dengan keputusan, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa dewasanya, masa tuanya. Banyak keputusan yang mereka buat sepele dan melibatkan penalaran moral.
Apa itu moralitas? Kita dapat mendefinisikan bahwa, secara sosial, seperangkat norma, kepercayaan, dan nilai-nilai yang membentuk struktur sosial yang berorientasi pada apa yang baik, apa yang benar, dan diizinkan.
Apa itu dilema moral? Ini adalah situasi yang terjadi pada waktu tertentu untuk setiap orang, atau sekelompok dari mereka. Dilema ini mementaskan situasi sosial atau individu yang menyiratkan solusi di mana tidak semua orang yang terlibat akan menang atau bahagia.
Setelah memahami konsep-konsep yang berputar di sekitarnya, kita dapat memahami sedikit lebih baik seperti contoh dilema moral trolly problem tersebut.
Selain itu, kita menyadari betapa pentingnya moralitas dalam masyarakat kita, dalam kehidupan kita. Hal ini memungkinkan adanya struktur sosial yang adil dan setara untuk semua, menetapkan parameter apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.
sekian terimakasih
Nama : Melina Putri
NPM : 2113053010
Izin menyampaikan mengenai analisis video tersebut. Bahwasannya pada moralitas masih di jadikan dilema yang ada saat ini, lalu eksperimen trolley problem merupakan eksperimental dimana pertanyaan yang telah di adaptasi untuk memahami konteks moral dari berbagai kondisi, dimana trolley problem membuat berpikir lebih jauh mengenai konsekuensi dari sebuah pilihan. Dalam hal ini moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepntingannya atau kepentingan kelompok dan tidak melihat dari sisi yang lain. Dan egoisme merupakan salah satu hal yang di pentingkan pada moralitas.
NPM : 2113053010
Izin menyampaikan mengenai analisis video tersebut. Bahwasannya pada moralitas masih di jadikan dilema yang ada saat ini, lalu eksperimen trolley problem merupakan eksperimental dimana pertanyaan yang telah di adaptasi untuk memahami konteks moral dari berbagai kondisi, dimana trolley problem membuat berpikir lebih jauh mengenai konsekuensi dari sebuah pilihan. Dalam hal ini moralitas hanyalah soal egoisme manusia dengan kepntingannya atau kepentingan kelompok dan tidak melihat dari sisi yang lain. Dan egoisme merupakan salah satu hal yang di pentingkan pada moralitas.
Nama : Bunga Adelia PF
NPM : 2113053025
Dari video tersebut dapat diketahui bahwa konsepsi tentang moralitas akan berbeda-beda terhadap situasi dan cara pandang setiap orang. Dari video tersebut moralitas sering kali berhubungan dengan keegoisan manusia. sebagai contoh di video tersebut moralitas akan dipandang jika hanya terjadi dikelompok mayoritas. Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Dari video tersebut hal yang bisa diambil adalah bahwa moralitas memang tidak terlepas dari keegoisan, tetapi tidak semua moralitas itu buruk karena semua tergantung dari cara pandang masing masing manusia.
NPM : 2113053025
Dari video tersebut dapat diketahui bahwa konsepsi tentang moralitas akan berbeda-beda terhadap situasi dan cara pandang setiap orang. Dari video tersebut moralitas sering kali berhubungan dengan keegoisan manusia. sebagai contoh di video tersebut moralitas akan dipandang jika hanya terjadi dikelompok mayoritas. Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Dari video tersebut hal yang bisa diambil adalah bahwa moralitas memang tidak terlepas dari keegoisan, tetapi tidak semua moralitas itu buruk karena semua tergantung dari cara pandang masing masing manusia.
Nama: Annisya Ranggawuni
NPM: 2113053113
Izin menjawab:
Dari vidio tersebut dapat disimpulkan bahwa sering kali kita dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Antara moral dan ego yang terkadang mengecoh hati nurani dan pikiran kita. Membenarkan keputusan mengorbankan satu orang demi menyelamatkan banyak orang, yang sering dianggap itu keputusan yang bermoral. Atau mungkin lebih memilih mengorbankan banyak orang demi menyelamatkan satu orang karna satu alasan yang tidak bisa dijelaskan.
Ilustrasi The Trolley Problem membuat kita berpikir lebih jauh lagi tentang apa itu moral sebenarnya. Apakah moral itu hanya sebatas keegoisan demi kepentingan pribadi atau justru moral itu sebenarnya hanya omong kosong agar apa yang kita lakukan dianggap benar oleh banyak orang. Yang harus diingat adalah setiap apa yang sudah atau akan kita lakukan pasti ada konsekuensinya. Mau tidak mau pasti akan ada yang dikorbankan setiap kita mengambil keputusan. Semuanya tergantung dari bagaimana kita menyikapi semua yang akan terjadi.
Sekian, terima kasih
NPM: 2113053113
Izin menjawab:
Dari vidio tersebut dapat disimpulkan bahwa sering kali kita dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Antara moral dan ego yang terkadang mengecoh hati nurani dan pikiran kita. Membenarkan keputusan mengorbankan satu orang demi menyelamatkan banyak orang, yang sering dianggap itu keputusan yang bermoral. Atau mungkin lebih memilih mengorbankan banyak orang demi menyelamatkan satu orang karna satu alasan yang tidak bisa dijelaskan.
Ilustrasi The Trolley Problem membuat kita berpikir lebih jauh lagi tentang apa itu moral sebenarnya. Apakah moral itu hanya sebatas keegoisan demi kepentingan pribadi atau justru moral itu sebenarnya hanya omong kosong agar apa yang kita lakukan dianggap benar oleh banyak orang. Yang harus diingat adalah setiap apa yang sudah atau akan kita lakukan pasti ada konsekuensinya. Mau tidak mau pasti akan ada yang dikorbankan setiap kita mengambil keputusan. Semuanya tergantung dari bagaimana kita menyikapi semua yang akan terjadi.
Sekian, terima kasih
Nama : Annisa Salsabila
NPM : 2113053074
Kelas : 3D
Izin memberikan analisis Bu terkait video "Apakah Moral? The Trolley Problem"
Seperti yang kita ketahui saat ini, moralitas menjadi sebuah dilema. Terkadang, moralitas digunakan oleh banyak orang untuk mengorbankan yang lebih sedikit agar dapat menyelamatkan yang lebih banyak dianggap sebagai perilaku yang lebih bermoral. Tetapi jika kita berfikir secara logis, apakah itu hanya sebuah pembenaran belaka? Memang benar, sepanjang hidup kita, pastinya kerap kali mendengar bahwa harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Hal ini seperti sudah menjadi doktrin dalam kehidupan sehari hari. Maka sudah tak heran lagi, jika moral sering digunakan sebagai alat oleh para penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberangus etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengrusakan lingkungan, industrialisasi, dan masih banyak lagi.
Untuk mengatasi persoalan mengenai moralitas dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menggunakan Trolley Problem. Sebagai contoh, jika kita mengorbankan tumbuh kembang anak saat ini dengan alasan pekerjaan, demi masa depannya, sehingga anak tersebut lantas menjadi anak pembantu merupakan pilihan terbaik? Jawabannya adalah tidak. Nyatanya hal tersebut hanya pembenaran dari orang tua yang egois tanpa membayangkan bagaimana jika diri kitalah sebagai anak yang berada di sisi pengorbanan kecil.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa moralitas memang sering menjadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Dan pada akhirnya, moralitas itu hanyalah soal egoisme manusia semata yang terlalu mementingkan dirinya sendiri. Untuk itu, ketika kita dihadapkan pada sebuah pengambilan keputusan, kita sebagai manusia yang bermoral harus melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda serta memikirkan mengenai hal yang akan dilakukan nantinya agar tidak merugikan orang lain.
NPM : 2113053074
Kelas : 3D
Izin memberikan analisis Bu terkait video "Apakah Moral? The Trolley Problem"
Seperti yang kita ketahui saat ini, moralitas menjadi sebuah dilema. Terkadang, moralitas digunakan oleh banyak orang untuk mengorbankan yang lebih sedikit agar dapat menyelamatkan yang lebih banyak dianggap sebagai perilaku yang lebih bermoral. Tetapi jika kita berfikir secara logis, apakah itu hanya sebuah pembenaran belaka? Memang benar, sepanjang hidup kita, pastinya kerap kali mendengar bahwa harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Hal ini seperti sudah menjadi doktrin dalam kehidupan sehari hari. Maka sudah tak heran lagi, jika moral sering digunakan sebagai alat oleh para penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberangus etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengrusakan lingkungan, industrialisasi, dan masih banyak lagi.
Untuk mengatasi persoalan mengenai moralitas dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menggunakan Trolley Problem. Sebagai contoh, jika kita mengorbankan tumbuh kembang anak saat ini dengan alasan pekerjaan, demi masa depannya, sehingga anak tersebut lantas menjadi anak pembantu merupakan pilihan terbaik? Jawabannya adalah tidak. Nyatanya hal tersebut hanya pembenaran dari orang tua yang egois tanpa membayangkan bagaimana jika diri kitalah sebagai anak yang berada di sisi pengorbanan kecil.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa moralitas memang sering menjadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Dan pada akhirnya, moralitas itu hanyalah soal egoisme manusia semata yang terlalu mementingkan dirinya sendiri. Untuk itu, ketika kita dihadapkan pada sebuah pengambilan keputusan, kita sebagai manusia yang bermoral harus melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda serta memikirkan mengenai hal yang akan dilakukan nantinya agar tidak merugikan orang lain.
Nama : Nora wyrentia suhaili
Npm : 2113053041
Izin menyampaikan hasil analisi tentang vidio tersebut bu.
Menurut saya moralitas merupakan egoisme manusia dan perlu digaris bawahi bahwa hal tersebut ditentukan dengan kualitas. Dan tentunya kita harus dapat berpikir dari berbagai sisi atau sudut pandang yang berbeda, karena brlum tentu apa yang kita yakini benar secara moralitas bisa jadi merupakan keputusan yang merugikan orang lain. Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya moralitas dalam masyarakat kita, ataupun dalam kehidupan kita. Mengapa?? Karena hal ini memungkinkan adanya struktur sosial yang adil dan setara untuk semua. Serta menurut saya pribadi sikap egoisme merupakan salah satu hal yang di pentingkan pada moralitas, dan tentunya harus digunakan dengan mementingkan orang banyak.
Sekian dan trimakasih
Npm : 2113053041
Izin menyampaikan hasil analisi tentang vidio tersebut bu.
Menurut saya moralitas merupakan egoisme manusia dan perlu digaris bawahi bahwa hal tersebut ditentukan dengan kualitas. Dan tentunya kita harus dapat berpikir dari berbagai sisi atau sudut pandang yang berbeda, karena brlum tentu apa yang kita yakini benar secara moralitas bisa jadi merupakan keputusan yang merugikan orang lain. Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya moralitas dalam masyarakat kita, ataupun dalam kehidupan kita. Mengapa?? Karena hal ini memungkinkan adanya struktur sosial yang adil dan setara untuk semua. Serta menurut saya pribadi sikap egoisme merupakan salah satu hal yang di pentingkan pada moralitas, dan tentunya harus digunakan dengan mementingkan orang banyak.
Sekian dan trimakasih
Nama : Rara Satriana
NPM : 2153053005
Izin mengirimkan analisis video yang berjudul “Apakah MORAL?”
Dari pernyataan yang di berikan oleh beberapa orang pada video yersebut mencerminkan bahwa moralitas merupakan hal yang dapat membuat dilema. Philippa Foot pada tahun 1967 mengajukan eksperimen yang dikenal sebagai “Trolley Problem” yaitu suatu hal yang berfungsi untuk memahami moral. Dimana moral merupakan suatu hal yang dapat di fikirkan dan di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan bermoral bukan suatu hal yang lebih baik jika kita mengorbankan sedikit orang demi kepentingan banyak orang. Karena moral ini bukan dilihat dari banyak atau sedikit yang di korbankan akan tetapi bagaimana menyikapi hal tersebut tanpa mengorbankan segelintir orang demi kepentingan banyak orang, seperti contoh yang ada di video tentang lebih memilih 1 orang di tabrak kereta di bandingkan 5 orang lainnya. Dalam pemikiran untuk mengorbankan sedikit untuk lebih banyak pada saat ini menjadi suatu pilihan yang lebih bermoral, padahal TIDAK. Karena pada hal ini kita juga harus bertindak lebih baik dengan berfikir serta melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang. Agar tidak terjadi pengorbanan beberapa orang demi sekelompok yang besar dengan di latar belakangi moralitas.
Sekian, terimakasih bu.
NPM : 2153053005
Izin mengirimkan analisis video yang berjudul “Apakah MORAL?”
Dari pernyataan yang di berikan oleh beberapa orang pada video yersebut mencerminkan bahwa moralitas merupakan hal yang dapat membuat dilema. Philippa Foot pada tahun 1967 mengajukan eksperimen yang dikenal sebagai “Trolley Problem” yaitu suatu hal yang berfungsi untuk memahami moral. Dimana moral merupakan suatu hal yang dapat di fikirkan dan di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan bermoral bukan suatu hal yang lebih baik jika kita mengorbankan sedikit orang demi kepentingan banyak orang. Karena moral ini bukan dilihat dari banyak atau sedikit yang di korbankan akan tetapi bagaimana menyikapi hal tersebut tanpa mengorbankan segelintir orang demi kepentingan banyak orang, seperti contoh yang ada di video tentang lebih memilih 1 orang di tabrak kereta di bandingkan 5 orang lainnya. Dalam pemikiran untuk mengorbankan sedikit untuk lebih banyak pada saat ini menjadi suatu pilihan yang lebih bermoral, padahal TIDAK. Karena pada hal ini kita juga harus bertindak lebih baik dengan berfikir serta melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang. Agar tidak terjadi pengorbanan beberapa orang demi sekelompok yang besar dengan di latar belakangi moralitas.
Sekian, terimakasih bu.
Nama: Tata Nurhaliza
NPM: 2113053008
Izin memberi analisis Bu terkait video yang berjudul “APAKAH MORAL? ~ The Trolley Problem”. The Trolley Problem merupakan sebuah permainan pertanyaan filosofis klasik yang akan mengajak dan memaksa kita untuk menghadapi sebuah persoalan dilematis tentang moralitas. Selain itu juga akan memaksa kita untuk berpikir dan mendefinisikan kembali sebenarnya apa itu moralitas. Tentunya dari perspektif yang berbeda untuk mencari dimana nilai moral yang lebih baik atau justru yang lebih baik itu lebih buruk atau hanya tipuan belaka saja.
Ketika kita dihadapkan pada situasi yang dilematis seperti peristiwa yang ada di video yaitu jika kita membiarkan kereta pada posisinya maka kereta akan bergerak lurus dan membunuh 5 orang sedangkan jika kita memutuskan menarik tuas maka kereta akan berbelok yang mengakibatkan hanya membunuh 1 orang saja. 90% orang yang memilih untuk berbelok. Prinsip moral pada kasus ini sederhana yaitu lebih baik mengorbankan 1 orang daripada 5 orang. Lebih baik kita mengorbankan hal yang lebih sedikit daripada mengorbankan yang lebih banyak, apalagi hal tersebut bersangkutan dengan nyawa.
Kemudian untuk situasi yang kedua seperti yang telah dipaparkan dalam video, jika kita mendorong orang bertubuh besar maka bobotnya dapat membuat kereta berhenti dan membuat 5 orang yang terikat pada rel akan selamat namun tentunya orang yang kita dorong tersebut akan meninggal dunia. Namun, jika kita tidak melakukan apa-apa maka kereta akan tetap berjalan dan menabrak 5 orang tersebut lalu 5 orang tersebut akan meninggal. Namun, pada situasi kedua ini banyak orang memilih tidak berbuat apa-apa. Dari sinilah moralitas menjadi sebuah dilema.
The Trolley Problem membuat kita untuk berpikir lebih jauh tentang konsekuensi sebuah pilihan. Bahwa harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Maka tidak heran moral sering digunakan oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, penghapusan etnis tertentu, diskriminasi minoritas, perusakan lingkungan, dan lain-lain. Dalam konteks berpikir antara mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak mungkin adalah pilihan yang bermoral. Tapi coba bayangkan jika kita berada di sisi yang berbeda. Misalnya kita adalah siminoritas bukan simayoritas atau kita adalah korban bukan sipemenang perang. Disini kita lebih mengerti bahwa moralitas sering dijadikan alat pembenaran saat kita berada diposisi yang menguntungkan.
Sekian analisis dari saya Bu, terima kasih.
NPM: 2113053008
Izin memberi analisis Bu terkait video yang berjudul “APAKAH MORAL? ~ The Trolley Problem”. The Trolley Problem merupakan sebuah permainan pertanyaan filosofis klasik yang akan mengajak dan memaksa kita untuk menghadapi sebuah persoalan dilematis tentang moralitas. Selain itu juga akan memaksa kita untuk berpikir dan mendefinisikan kembali sebenarnya apa itu moralitas. Tentunya dari perspektif yang berbeda untuk mencari dimana nilai moral yang lebih baik atau justru yang lebih baik itu lebih buruk atau hanya tipuan belaka saja.
Ketika kita dihadapkan pada situasi yang dilematis seperti peristiwa yang ada di video yaitu jika kita membiarkan kereta pada posisinya maka kereta akan bergerak lurus dan membunuh 5 orang sedangkan jika kita memutuskan menarik tuas maka kereta akan berbelok yang mengakibatkan hanya membunuh 1 orang saja. 90% orang yang memilih untuk berbelok. Prinsip moral pada kasus ini sederhana yaitu lebih baik mengorbankan 1 orang daripada 5 orang. Lebih baik kita mengorbankan hal yang lebih sedikit daripada mengorbankan yang lebih banyak, apalagi hal tersebut bersangkutan dengan nyawa.
Kemudian untuk situasi yang kedua seperti yang telah dipaparkan dalam video, jika kita mendorong orang bertubuh besar maka bobotnya dapat membuat kereta berhenti dan membuat 5 orang yang terikat pada rel akan selamat namun tentunya orang yang kita dorong tersebut akan meninggal dunia. Namun, jika kita tidak melakukan apa-apa maka kereta akan tetap berjalan dan menabrak 5 orang tersebut lalu 5 orang tersebut akan meninggal. Namun, pada situasi kedua ini banyak orang memilih tidak berbuat apa-apa. Dari sinilah moralitas menjadi sebuah dilema.
The Trolley Problem membuat kita untuk berpikir lebih jauh tentang konsekuensi sebuah pilihan. Bahwa harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Maka tidak heran moral sering digunakan oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, penghapusan etnis tertentu, diskriminasi minoritas, perusakan lingkungan, dan lain-lain. Dalam konteks berpikir antara mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak mungkin adalah pilihan yang bermoral. Tapi coba bayangkan jika kita berada di sisi yang berbeda. Misalnya kita adalah siminoritas bukan simayoritas atau kita adalah korban bukan sipemenang perang. Disini kita lebih mengerti bahwa moralitas sering dijadikan alat pembenaran saat kita berada diposisi yang menguntungkan.
Sekian analisis dari saya Bu, terima kasih.
Nama : Reza Ismelda
Npm : 2113053119
Izin menjawab mengenai analisis vidio yang berjudul apakah MORAL? The trolley problem. Moralitas merupakan presepsi seseorang dalam menghadapi suatu situasi. Moralitas dijadikan sebagai alat untuk membenarkan mayoritas kepada orang-orang yang minoritas. Dari vidio tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hal ini sangat berhubungan erat dengan keegoisan manusia. Maka dari itu seharusnya kita sebagai makhluk sosial tidak boleh bersikap egois terhadap sesama karna keputusan yang kita ambil pun belum tentu benar dan bisa saja mengorbankan orang lain.
Terimakasih
Npm : 2113053119
Izin menjawab mengenai analisis vidio yang berjudul apakah MORAL? The trolley problem. Moralitas merupakan presepsi seseorang dalam menghadapi suatu situasi. Moralitas dijadikan sebagai alat untuk membenarkan mayoritas kepada orang-orang yang minoritas. Dari vidio tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hal ini sangat berhubungan erat dengan keegoisan manusia. Maka dari itu seharusnya kita sebagai makhluk sosial tidak boleh bersikap egois terhadap sesama karna keputusan yang kita ambil pun belum tentu benar dan bisa saja mengorbankan orang lain.
Terimakasih
Nama : Salsabila Putri
NPM : 2113053151
Izin memberikan analisis Bu,
Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Dari permasalahan yang ada divideo " Apakah Moral? ~ The Trolley Problem" bahwasanya trolley problem ini tidak ada solusi dari permasalahan tersebut karena masalah trolley ini bukan mencari solusi tapi melihat bagaimana seseorang dalam bertindak. Dimana the trolley problem ini membuat kita untuk berpikir lebih jauh tentang konsekuensi sebuah pilihan dan selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar.
Sekian, terimakasih.
NPM : 2113053151
Izin memberikan analisis Bu,
Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Dari permasalahan yang ada divideo " Apakah Moral? ~ The Trolley Problem" bahwasanya trolley problem ini tidak ada solusi dari permasalahan tersebut karena masalah trolley ini bukan mencari solusi tapi melihat bagaimana seseorang dalam bertindak. Dimana the trolley problem ini membuat kita untuk berpikir lebih jauh tentang konsekuensi sebuah pilihan dan selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar.
Sekian, terimakasih.
Nama: Adeilla Najwa Salsabila
Npm: 2113053288
Berdasarkan video yang sudah saya tonton yaitu mengenai Moral dan Trolley Problem. Menurut saya video tersebut menegaskan kepada kita, bahwa moral yang kita pahami dan lakukan selama ini belum sebenar benarnya moral. Di berikan dua opsi yang dimana kedua-duanya tidak ada yang dibenarkan, hanya karena kuantitas salah satu opsi lebih sedikit. Memilih atau mengorbankan opsi yang lebih sedikit (minoritas) sama sekali tidak bisa dibenarkan.
Ada sebuah kereta yang melaju cepat, di jalur utama ada 5 orang terikat di rel, sedangkan jalur kedua ada 1 orang yang terikat. Apakah "bertindak" dengan menarik tuas rel suapaya hanya satu orang yang tertabrak adalah tindakan yang benar. Apakah dalam moral hal tersebut dibenarkan. Dan jika kita "diam" saja tanpa melakukan apa apa, maka kita akan terlepas dari perbuatan melanggar moral. Jika dalam teori tentunya tidak. Namun faktanya banyak yang melakukan demikian. Tetapi jika 1 orang yang di rel kedua itu adalah salah satu anggota keluarga, maka kebanyak orang tidak akan merik tuas. Dan membiarkan kereta membunuh 5 orang asing tersebut.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa, suatu tindakan belum bisa dikatan moral jika masih mengorbankan salah satu pihak.
Npm: 2113053288
Berdasarkan video yang sudah saya tonton yaitu mengenai Moral dan Trolley Problem. Menurut saya video tersebut menegaskan kepada kita, bahwa moral yang kita pahami dan lakukan selama ini belum sebenar benarnya moral. Di berikan dua opsi yang dimana kedua-duanya tidak ada yang dibenarkan, hanya karena kuantitas salah satu opsi lebih sedikit. Memilih atau mengorbankan opsi yang lebih sedikit (minoritas) sama sekali tidak bisa dibenarkan.
Ada sebuah kereta yang melaju cepat, di jalur utama ada 5 orang terikat di rel, sedangkan jalur kedua ada 1 orang yang terikat. Apakah "bertindak" dengan menarik tuas rel suapaya hanya satu orang yang tertabrak adalah tindakan yang benar. Apakah dalam moral hal tersebut dibenarkan. Dan jika kita "diam" saja tanpa melakukan apa apa, maka kita akan terlepas dari perbuatan melanggar moral. Jika dalam teori tentunya tidak. Namun faktanya banyak yang melakukan demikian. Tetapi jika 1 orang yang di rel kedua itu adalah salah satu anggota keluarga, maka kebanyak orang tidak akan merik tuas. Dan membiarkan kereta membunuh 5 orang asing tersebut.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa, suatu tindakan belum bisa dikatan moral jika masih mengorbankan salah satu pihak.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama: Mita Tri Febriyanti
NPM: 2113053001
Izin Menjawab analisis video tersebut mengenai Apakah Moral-Troli Problem?
Dalam video tersebut menjelaskan bahwa Dalam menghadapi sebuah persoalan dilematis tentang moralitas yang dapat kita lakukan yaitu akan bermain-main dengan beberapa pertanyaan filosofis dari troli problem yang klasik ini akan memaksa kita berpikir untuk mendefinisikan kembali moralitas dari perspektif yang berbeda, mencari mana nilai moral yang lebih baik atau mungkinkah yang lebih baik itu hanya tipuan belaka.
Troli problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari apakah lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak adalah sesuatu yang lebih bermoral atau hanya sebuah pembenaran belaka. pelajaran moral masuk sebagai sebuah doktrin bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar maka tak heran jika kemudian moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang etnis tertentu selama ini tentang moral justru sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu atau bahkan diri kita sendiri untuk menyakiti orang lain. Contoh lain yaitu mengorbankan tumbuh kembang anak kita saat ini dengan alasan pekerjaan demi masa depannya sehingga anak kita lantas jadi anak pembantu merupakan pilihan moral yang lebih baik atau hanya pembenaran semata dari orang tua yang egois.
Sekian Dari Saya Terimakasih,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama: Mita Tri Febriyanti
NPM: 2113053001
Izin Menjawab analisis video tersebut mengenai Apakah Moral-Troli Problem?
Dalam video tersebut menjelaskan bahwa Dalam menghadapi sebuah persoalan dilematis tentang moralitas yang dapat kita lakukan yaitu akan bermain-main dengan beberapa pertanyaan filosofis dari troli problem yang klasik ini akan memaksa kita berpikir untuk mendefinisikan kembali moralitas dari perspektif yang berbeda, mencari mana nilai moral yang lebih baik atau mungkinkah yang lebih baik itu hanya tipuan belaka.
Troli problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari apakah lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak adalah sesuatu yang lebih bermoral atau hanya sebuah pembenaran belaka. pelajaran moral masuk sebagai sebuah doktrin bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar maka tak heran jika kemudian moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang etnis tertentu selama ini tentang moral justru sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu atau bahkan diri kita sendiri untuk menyakiti orang lain. Contoh lain yaitu mengorbankan tumbuh kembang anak kita saat ini dengan alasan pekerjaan demi masa depannya sehingga anak kita lantas jadi anak pembantu merupakan pilihan moral yang lebih baik atau hanya pembenaran semata dari orang tua yang egois.
Sekian Dari Saya Terimakasih,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama: Yulianti
NPM: 2113053215
Berdasarkan eksperimen the trolley problem yang di ajukan oleh foot menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki perspektif yang berbeda tentang moralitas. Ketika kita mencoba mendefinisikan moralitas melalui eksperimen the trolley problem seperti yang disajikan dalam video, maka nilai moral ini akan membuat kita dilema, dimana kita harus memilih siapa yang harus dikorbankan. Berdasarkan survey eksperimen pertama yang telah dilakukan, 90% orang akan memilih mengorbankan 1 orang untuk menyelamatkan banyak orang. Berdasarkan eksperimen kedua, 90% orang lebih mengorbankan banyak orang daripada harus mendorong satu orang. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian orang beranggapan bahwa mendorong orang itu adalah kegiatan aktif, padahal pada skenario satu saat membelokkan kereta itu juga kegiatan aktif. Perbedaan perspektif ini menciptakan doktrin bahwa ada yang harus dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Hal ini banyak disalah gunakan oleh penguasa atau kelompok tertentu untuk membenarkan kepentingan mereka
NPM: 2113053215
Berdasarkan eksperimen the trolley problem yang di ajukan oleh foot menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki perspektif yang berbeda tentang moralitas. Ketika kita mencoba mendefinisikan moralitas melalui eksperimen the trolley problem seperti yang disajikan dalam video, maka nilai moral ini akan membuat kita dilema, dimana kita harus memilih siapa yang harus dikorbankan. Berdasarkan survey eksperimen pertama yang telah dilakukan, 90% orang akan memilih mengorbankan 1 orang untuk menyelamatkan banyak orang. Berdasarkan eksperimen kedua, 90% orang lebih mengorbankan banyak orang daripada harus mendorong satu orang. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian orang beranggapan bahwa mendorong orang itu adalah kegiatan aktif, padahal pada skenario satu saat membelokkan kereta itu juga kegiatan aktif. Perbedaan perspektif ini menciptakan doktrin bahwa ada yang harus dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. Hal ini banyak disalah gunakan oleh penguasa atau kelompok tertentu untuk membenarkan kepentingan mereka
Nama : Nabila Nur Fauzia
NPM : 2113053269
Moralitas memang harus dimiliki oleh semua orng, namun tidak sedikit kata moralitas digunakan sebagai alasan dari sebuah keegoisan. Tidak semua perspektif kata moral dapat dijadikan acuan kebenaran. Seperti yang dipaparkan dalam video bahwa sesuatu yang sedikit atau minoritas tidak dapat selalu dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Pada dasarnya kata moralitas seringkali digunakan untuk memenuhi kepentingan pribadi, seseorang akan lebih mengorbankan sesuatu yang dianggapnya penting.
NPM : 2113053269
Moralitas memang harus dimiliki oleh semua orng, namun tidak sedikit kata moralitas digunakan sebagai alasan dari sebuah keegoisan. Tidak semua perspektif kata moral dapat dijadikan acuan kebenaran. Seperti yang dipaparkan dalam video bahwa sesuatu yang sedikit atau minoritas tidak dapat selalu dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Pada dasarnya kata moralitas seringkali digunakan untuk memenuhi kepentingan pribadi, seseorang akan lebih mengorbankan sesuatu yang dianggapnya penting.
Nama : Mela Andyni
Npm : 2113053087
Izin menyampaikan analisis Bu
Mengorbankan yang sedikit dan menyelamatkan yang lebih banyak bukan berati itu keputusan yang baik dikarenakan ini sudah menjadi doktrin.
Sehingga moral sering disalahgunakan oleh penguasa sebagai alasan demi keselamatan atau keamanan bersama. Moralitas hanya sebagai formalitas saja padahal didalamnya terdapat keegoisan demi keuntungan ataupun kepentingan sendiri. Sekian terimakasih
Npm : 2113053087
Izin menyampaikan analisis Bu
Mengorbankan yang sedikit dan menyelamatkan yang lebih banyak bukan berati itu keputusan yang baik dikarenakan ini sudah menjadi doktrin.
Sehingga moral sering disalahgunakan oleh penguasa sebagai alasan demi keselamatan atau keamanan bersama. Moralitas hanya sebagai formalitas saja padahal didalamnya terdapat keegoisan demi keuntungan ataupun kepentingan sendiri. Sekian terimakasih
Nama: Natasya Helsi Febiani
NPM: 2113053187
Izin menganalisis video dengan judul "Apakah MORAL? ~ The Trolley Problem" dalam channel youtube Rianto Astono.
Video ini membahas mengenai persoalan moralitas yang dilematis dan memaksa untuk berfikir dalam mendefinisikan apa itu sebenarnya moral dalam perspektif yang lain, karena sejatinya mencari dan menganggap mana nilai moral yang lebih baik merupakan tiruan belaka jika dipandang dari sisi yang berbeda.
Menonton video ini membuat saya sedikit menyetujui pernyataan bahwasanya tidak ada yang namanya kebenaran dalam moralitas, karena moralitas dibangun secara subjektif dengan sisi sisi pandangan yang tidaklah sama. Itulah mengapa seringkali moralitas disalahgunakan oleh oknum yang memanfaatkan alasan kepentingan umum.
Video ini telah menyadarkan bahwa akan ada saatnya antara otak dan hati nurani tidak tersinkronisasi, saat dimana bertindak tak semudah bicara. Itulah mengapa sesungguhnya inti dari video ini bukanlah tentang pilihan mana yang lebih baik, karena keduanya sudah jelas tak ada pilihan yang baik. Pada setiap keputusan yang diambil haruslah siap mempertanggung jawabannya dikemudian hari. Berani memilih berani menerima konsekuensi.
Pilih yang mana, tabrakan 1 orang atau 5 orang? Intinya kita dipaksa untuk membuat pilihan yang amoral. Itulah kenyataannya bahwa apapun pilihan yang dibuat ujung-ujungnya adalah mengorbankan salah satunya.
NPM: 2113053187
Izin menganalisis video dengan judul "Apakah MORAL? ~ The Trolley Problem" dalam channel youtube Rianto Astono.
Video ini membahas mengenai persoalan moralitas yang dilematis dan memaksa untuk berfikir dalam mendefinisikan apa itu sebenarnya moral dalam perspektif yang lain, karena sejatinya mencari dan menganggap mana nilai moral yang lebih baik merupakan tiruan belaka jika dipandang dari sisi yang berbeda.
Menonton video ini membuat saya sedikit menyetujui pernyataan bahwasanya tidak ada yang namanya kebenaran dalam moralitas, karena moralitas dibangun secara subjektif dengan sisi sisi pandangan yang tidaklah sama. Itulah mengapa seringkali moralitas disalahgunakan oleh oknum yang memanfaatkan alasan kepentingan umum.
Video ini telah menyadarkan bahwa akan ada saatnya antara otak dan hati nurani tidak tersinkronisasi, saat dimana bertindak tak semudah bicara. Itulah mengapa sesungguhnya inti dari video ini bukanlah tentang pilihan mana yang lebih baik, karena keduanya sudah jelas tak ada pilihan yang baik. Pada setiap keputusan yang diambil haruslah siap mempertanggung jawabannya dikemudian hari. Berani memilih berani menerima konsekuensi.
Pilih yang mana, tabrakan 1 orang atau 5 orang? Intinya kita dipaksa untuk membuat pilihan yang amoral. Itulah kenyataannya bahwa apapun pilihan yang dibuat ujung-ujungnya adalah mengorbankan salah satunya.
Nama : Arya Parawangsa
NPM : 2113053125
Izin menanggapi,
NPM : 2113053125
Izin menanggapi,
Moralitas the trolly problem
Moralitas seringkali digunakan sebagai alat untuk menutupi keegoisan manusia, hal tersebut telah dicontohkan dalam video tersebut.
Ketika kereta tetap berjalan lurus maka akan menabrak 5 orang. Jika berbelok maka akan menabrak 1 orang.
kita sudah mengetahui bahwa kereta tersebut akan menabrak 5 orang tetapi sekitar 90% orang berfikir setuju dan beranggapan bahwa menyelamatkan 5 orang dibandingkan menyelamatkan satu orang adalah perbuatan yang lebih baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas lebih diperhatikan dibandingkan minoritas.
Bukankah yang mendapatkan masalah 5 orang tersebut? Mengapa yang 1 orang menanggung masalah tersebut? Apakah mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkannya lebih banyak adalah sesuatu yang lebih bermoral?
Bahkan sepanjang hidup kita pelajaran moral seperti ini kerap masuk sebagai doktrin bahwa memang harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besa.
Jika begitu moral dapat digunakan sebagai alat untuk Penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang menghilangkan eknis tertentu, Gino size, diskriminasi minoritas dan sebagainya.
Hanya dengan alasan kepentingan dunia, demi kepentingan umum dan demi kelompok yang lebih besar sehingga tak mengapa mengorbankan yang lebih sedikit untuk yang lebih besar. Tetapi bukankah itu merupakan yang hal yang salah?
Misalkan kita menjadi golongan sedikit tersebut apakah kita dapat berpikir demikian? Rela dikorbankan meskipun kita tidak melakukan kesalahan sama sekali?
Nama : Annisa Putri Aisyah
NPM : 2113053169
Kelas : 3D
Menurut saya moralitas merupakan keegoisan seseorang dengan dalih demi kepentingan mayoritas sebagai bentuk dari sebuah pembenaran. Menjadi seorang yang bermoral merupakan hal yang sulit. Apalagi kebanyakan dari kita sudah menanamkan doktrin bahwa "Lebih baik mengorbankan satu orang daripada mengorbankan banyak orang". Seseorang yang dalam pikirannya sudah terdoktrin kata-kata itu akan mengambil keputusan untuk menyelamatkan banyak orang dan mengorbankan satu orang tanpa memikirkan apabila ia berada pada posisi yang dirugikan atau berada di posisi orang yang dikorbankan. Sehingga apapun keputusan yang diambil oleh seseorang meskipun demi kebaikan banyak orang tetapi tetap mengorbankan orang lain pada dasarnya tidaklah sepenuhnya bermoral dan merupakan suatu pembenaran. Dengan demikian, apabila melihat ilustrasi dari The Trolley Problem dapat membuat kita bisa mengambil keputusan terbaik dengan melihat dari berbagai sudut pandang maupun sisi bagaimana jika kita berada pada posisi orang yang menjadi korban atau kita sebagai kelompok minoritas.
NPM : 2113053169
Kelas : 3D
Menurut saya moralitas merupakan keegoisan seseorang dengan dalih demi kepentingan mayoritas sebagai bentuk dari sebuah pembenaran. Menjadi seorang yang bermoral merupakan hal yang sulit. Apalagi kebanyakan dari kita sudah menanamkan doktrin bahwa "Lebih baik mengorbankan satu orang daripada mengorbankan banyak orang". Seseorang yang dalam pikirannya sudah terdoktrin kata-kata itu akan mengambil keputusan untuk menyelamatkan banyak orang dan mengorbankan satu orang tanpa memikirkan apabila ia berada pada posisi yang dirugikan atau berada di posisi orang yang dikorbankan. Sehingga apapun keputusan yang diambil oleh seseorang meskipun demi kebaikan banyak orang tetapi tetap mengorbankan orang lain pada dasarnya tidaklah sepenuhnya bermoral dan merupakan suatu pembenaran. Dengan demikian, apabila melihat ilustrasi dari The Trolley Problem dapat membuat kita bisa mengambil keputusan terbaik dengan melihat dari berbagai sudut pandang maupun sisi bagaimana jika kita berada pada posisi orang yang menjadi korban atau kita sebagai kelompok minoritas.
Nama : Irma Nita Yunizar
NPM : 2113053046
Izin menyampaikan analisis video tersebut. berdasarkan video tersebut sya dapat menganalisis bahwa kita dihadapkan mengambil keputusana manaa yang bermoral dengan berbagai kondisi yang terjadi. The Trolley Problem membuat kita untuk dapat berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilaai moraal tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya, bagaimana acara kita mengekspresikan dalama kehidupan sehari-hari. Nah pelajaran yg dapat saya ambil adalah moralitas sering dijadikan selabai alat pembenaran, saat kitaa berada di posisi yng di untungkan atau yang memiliki kempentingan. sebab moralitas hanya tentang egoisme manusia dengan kepentingan sendiri atau kelompoknyasendiri.
NPM : 2113053046
Izin menyampaikan analisis video tersebut. berdasarkan video tersebut sya dapat menganalisis bahwa kita dihadapkan mengambil keputusana manaa yang bermoral dengan berbagai kondisi yang terjadi. The Trolley Problem membuat kita untuk dapat berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan, apakah itu dibuat berdasarkan nilaai moraal tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya, bagaimana acara kita mengekspresikan dalama kehidupan sehari-hari. Nah pelajaran yg dapat saya ambil adalah moralitas sering dijadikan selabai alat pembenaran, saat kitaa berada di posisi yng di untungkan atau yang memiliki kempentingan. sebab moralitas hanya tentang egoisme manusia dengan kepentingan sendiri atau kelompoknyasendiri.
Nama : Yosepha Anggriani Sirait
Npm : 2113053268
Izin menanggapi Ibu.
Video membahas mengenai persoalan dilematis tentang moralitas, dan untuk mendeskripsikan kembali moralitas dari perspektif yang berbeda.
Terdapat skenario yang dinamakan dengan The Trolley Problem yaitu apakah lebih baik mengorbankan 1 nyawa daripada 5 nyawa, atau apakah lebih baik mengorbankan yang lebih sedikit untuk yang lebih banyak. Pembelajaran tentang "harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar" demi alasan moral menjadi hal yang digunakan oleh para penguasa untuk membenarkan hal-hal yang sebenarnya tidak patut dibenarkan seperti perang, genosida, dll.
Dalam konteks berpikir "mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak" menjadi pilihan yang lebih bermoral akan berbeda ketika kita berada disisi yang berbeda. Misalnya saja kita menjadi pihak yang dirugikan, yang artinya bahwa moralitas ternyata sering dijadikan sebagai alat pembenaran saat kita berada di posisi yang lebih menguntungkan bukan berada di posisi yang dirugikan. Untuk itu dalam memilih kita harus mengambil sudut pandang dari berbagai sisi, dan bukan hanya 1 sisi saja.
Sekian dan terima kasih.
Npm : 2113053268
Izin menanggapi Ibu.
Video membahas mengenai persoalan dilematis tentang moralitas, dan untuk mendeskripsikan kembali moralitas dari perspektif yang berbeda.
Terdapat skenario yang dinamakan dengan The Trolley Problem yaitu apakah lebih baik mengorbankan 1 nyawa daripada 5 nyawa, atau apakah lebih baik mengorbankan yang lebih sedikit untuk yang lebih banyak. Pembelajaran tentang "harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar" demi alasan moral menjadi hal yang digunakan oleh para penguasa untuk membenarkan hal-hal yang sebenarnya tidak patut dibenarkan seperti perang, genosida, dll.
Dalam konteks berpikir "mengorbankan sedikit untuk yang lebih banyak" menjadi pilihan yang lebih bermoral akan berbeda ketika kita berada disisi yang berbeda. Misalnya saja kita menjadi pihak yang dirugikan, yang artinya bahwa moralitas ternyata sering dijadikan sebagai alat pembenaran saat kita berada di posisi yang lebih menguntungkan bukan berada di posisi yang dirugikan. Untuk itu dalam memilih kita harus mengambil sudut pandang dari berbagai sisi, dan bukan hanya 1 sisi saja.
Sekian dan terima kasih.
Nama : Dhea Octa Veronika
NPM : 2113053170
Kelas/Prodi : 3D/PGSD
Izin menyampaikan analisis terkait video yang berjudul " Apakah Moral? -The Trolley Problem"
Moral adalah tingkah laku hidup manusia, yang berdasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya. didalam contoh kasus yang diberikan yaitu mengenai kereta yang berjalan lurus dengan menabrak 5 orang atau membelokkan kereta dan menabrak satu orang dengan kamu sebagai sipemegang kendali, kemudian diberikan lagi dengan kamu bukan pemegang kendali namun berada diatas jembatan dengan pilihan membiarkan kereta menabrak 5 orang atau menjatuhkan seseorang yang gendut dari atas dengan tujuan menghentikan kereta tersebut. prinsip moral yang tertanam dalam hal ini adalah lebih baik menyelamatkan 5 orang dari pada hanya satu orang tapi dalam kasus kedua justru banyak orang memilih untuk tidak menjatuhkan satu orang gendut dari atas jembatan dibanding menyelamatkan 5 orang. padahal bisa kita lihat bahwa pergerakan kita dari kedua kasus adalah sama-sama aktif dimana pada kasus pertama sebagai penarik kuas dan kedua adalah mendorong dari atas jembatan. kenapa dari dua kasus orang bisa berbeda pilihan? karena dalam hal ini perspektif terkait moral itu berbeda.
Philippa Foot pada 1967 silam menyatakan Trolley Problem dimana moral adalah berbagai kondisi seperti perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan eutanape. the trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. yang membuat kita berpikir bahwa apakah hal ini dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kehasil akhirnya dan tentu perlu mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari.
mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak bukanlah sesuatu yang bermoral namun ini hanyalah pembenaran belaka. namun dikehidupan, pelajaran moral kerap masuk sebagai doktrin dimana harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. dari hal ini kita tidak aneh jika moral sering digunakan sebagai alat penguasaan dan segelintir orang untuk membenarkan berbagai macam kepentingan tertentu seperti peperangan, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minioritas, industrialisasi dan perusakan lingkungan. dengan tujuan untuk demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, dan kelompok besar dengan tujuan untuk dapat masa depan yang cerah.
dengan prinsip moral yang tidak apa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar demi tujuan bersama, lantas semua seolah-olah menjadi benar dan diubah menjadi lebih bermoral. ataukah dalam hal ini kita sendiri mengorbankan yg sedikit untuk yang lebih banyak adalah hal yang paling baik? tentu tidak, karena dengan kita tidak merasa hal tersebut tidak dilakukan dengan tangan sendiri bukan berarti kita boleh dan menyetujui itu terjadi. kita dapat menggunakan the trolley problem untuk bertanya mengenai persoalan mayoritas. contoh kasus disekitarnya adalah apakah mengorbankan tumbuh kembang adalah moralitas atau sekedar pembenaran lantas menjadikan anak sebagai anak pembantu. minioritas dan mayoritas dibedakan, terjadi nya perang yang memakan korban orang tidak bersalah dll. bila dilihat hal ini hanyalah pembenaran posisi untuk pihak yang diuntungkan dan egoisme namun berlindung dibalik kata moral. Moral adalah sesuatu yang berkualitas dan tidak terkait dengan kuantitas, mau sedikit atau sekecil apapun yang dikorbankan demi kepentingan lainnya tetaplah disalahkan dan tentu tidak dibenarkan.
sekian analisis dari saya, terimakasih.
NPM : 2113053170
Kelas/Prodi : 3D/PGSD
Izin menyampaikan analisis terkait video yang berjudul " Apakah Moral? -The Trolley Problem"
Moral adalah tingkah laku hidup manusia, yang berdasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya. didalam contoh kasus yang diberikan yaitu mengenai kereta yang berjalan lurus dengan menabrak 5 orang atau membelokkan kereta dan menabrak satu orang dengan kamu sebagai sipemegang kendali, kemudian diberikan lagi dengan kamu bukan pemegang kendali namun berada diatas jembatan dengan pilihan membiarkan kereta menabrak 5 orang atau menjatuhkan seseorang yang gendut dari atas dengan tujuan menghentikan kereta tersebut. prinsip moral yang tertanam dalam hal ini adalah lebih baik menyelamatkan 5 orang dari pada hanya satu orang tapi dalam kasus kedua justru banyak orang memilih untuk tidak menjatuhkan satu orang gendut dari atas jembatan dibanding menyelamatkan 5 orang. padahal bisa kita lihat bahwa pergerakan kita dari kedua kasus adalah sama-sama aktif dimana pada kasus pertama sebagai penarik kuas dan kedua adalah mendorong dari atas jembatan. kenapa dari dua kasus orang bisa berbeda pilihan? karena dalam hal ini perspektif terkait moral itu berbeda.
Philippa Foot pada 1967 silam menyatakan Trolley Problem dimana moral adalah berbagai kondisi seperti perang, penyiksaan, drone, aborsi, dan eutanape. the trolley problem membuat kita berpikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan. yang membuat kita berpikir bahwa apakah hal ini dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kehasil akhirnya dan tentu perlu mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari.
mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan yang lebih banyak bukanlah sesuatu yang bermoral namun ini hanyalah pembenaran belaka. namun dikehidupan, pelajaran moral kerap masuk sebagai doktrin dimana harus selalu ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar. dari hal ini kita tidak aneh jika moral sering digunakan sebagai alat penguasaan dan segelintir orang untuk membenarkan berbagai macam kepentingan tertentu seperti peperangan, memberantas etnis tertentu, genocide, diskriminasi minioritas, industrialisasi dan perusakan lingkungan. dengan tujuan untuk demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, dan kelompok besar dengan tujuan untuk dapat masa depan yang cerah.
dengan prinsip moral yang tidak apa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar demi tujuan bersama, lantas semua seolah-olah menjadi benar dan diubah menjadi lebih bermoral. ataukah dalam hal ini kita sendiri mengorbankan yg sedikit untuk yang lebih banyak adalah hal yang paling baik? tentu tidak, karena dengan kita tidak merasa hal tersebut tidak dilakukan dengan tangan sendiri bukan berarti kita boleh dan menyetujui itu terjadi. kita dapat menggunakan the trolley problem untuk bertanya mengenai persoalan mayoritas. contoh kasus disekitarnya adalah apakah mengorbankan tumbuh kembang adalah moralitas atau sekedar pembenaran lantas menjadikan anak sebagai anak pembantu. minioritas dan mayoritas dibedakan, terjadi nya perang yang memakan korban orang tidak bersalah dll. bila dilihat hal ini hanyalah pembenaran posisi untuk pihak yang diuntungkan dan egoisme namun berlindung dibalik kata moral. Moral adalah sesuatu yang berkualitas dan tidak terkait dengan kuantitas, mau sedikit atau sekecil apapun yang dikorbankan demi kepentingan lainnya tetaplah disalahkan dan tentu tidak dibenarkan.
sekian analisis dari saya, terimakasih.
Nama : Putri Karlinda
NPM : 2113053261
izin menyampaikan analisis terkait video diatas bu.
Dari video diatas dapat kita lihat bahwa moralitas sering sekali dijadikan suatu alat pembenaran, apalagi dalam hal pengambilan keputusan. Baik itu disaat berada di posisi yang diuntungkan atau disaat memiliki suatu kepentingan.
Oleh karena itu, kita harus mampu menyadari betapa pentingnya moralitas dalam masyarakat kita, dalam kehidupan kita. Dan kita harus berpikir dari berbagai sudut pandang yang berbeda, karna yang kita yakini benar secara moralitas bisa saja menjadi keputusan yang merugikan orang lain
NPM : 2113053261
izin menyampaikan analisis terkait video diatas bu.
Dari video diatas dapat kita lihat bahwa moralitas sering sekali dijadikan suatu alat pembenaran, apalagi dalam hal pengambilan keputusan. Baik itu disaat berada di posisi yang diuntungkan atau disaat memiliki suatu kepentingan.
Oleh karena itu, kita harus mampu menyadari betapa pentingnya moralitas dalam masyarakat kita, dalam kehidupan kita. Dan kita harus berpikir dari berbagai sudut pandang yang berbeda, karna yang kita yakini benar secara moralitas bisa saja menjadi keputusan yang merugikan orang lain
Nama : Ifnur Fadhilla Legthonia
NPM : 2113053146
Izin menyampaikan analisis video yang sudah saya simak bu.
Video yang menjelaskan tentang persoalan dilematis tentang moralitas.Ketika penonton dihadapkan dengan sebuah ilustrasi,
Skenario yang pertama,dimana dalam situasi tersebut penonton sebagai pemegang kendali kereta dan dihadapkan dengan pilihan apakah harus menarik tuas dan berbelok yang dalam lintasan tersebut hanya ada satu manusia atau tetap membiarkan kereta tersebut berjalan lurus yang dapat membunuh 5 orang.Dari survey penonton menjawab 90% mereka akan membuat kereta berbelok sehingga akan hanya ada 1 orang yang terbunuh dan 10% kereta tetap berjalan lurus sehingga 5 orang terbunuh.Prinsip moral mereka adalah lebih baik menyelamatkan 5 nyawa daripada hanya 1 orang.
Skenario yang kedua ketika kereta bergerak cepat menuju 5 orang yang terikat direl tanpa cabang perlintasan.Kamu berada disebuh jembatan.Posisi jembatan tersebut diantara kereta dan orang yang terikat (ditengah-tengah).Kamu berada diatas jembatan yang didepan kamu terdapat orang yang bertubuh besar,saat kamu melihat kereta meluncur kamu tahu,jika mendorong orang bertubuh besar tersebut dapat menghentikan kereta sehingga 5 orang yang berada diujunh rel akan selamat.Tentulah orang yang bertubuh besar tersebut akan meninggal dunia.Tetapi jika kamu tidak melakukan apa-apa atau tidak mendorong orang yang bertubuh besar tersebut maka terbunuhlah 5 orang.Dari survey penonton menjawab 90% tidak mendorong berarti 5 orang meninggal dunia dan 10% mendorong sehingga 1 orang yang meninggal dunia.
Dari sini dapat dilihat bahawa moralitas menjadi dilema.Moralitas berkaitan dengan egoisme seseorang.Seringkali kita dihadapkan dengan situasi pilihan yang sulit.Terkadang moralitas dijadikan sebagai sebagai pembenaran dalam pengambilan keputusan.Memilih antara mengorbankan sesuatu yang kecil (minoritas) demi menyelamatkam sesuatu yang besar (mayoritas) tanpa membayangkan jika kita yang berada diposisi minoritas tersebut
NPM : 2113053146
Izin menyampaikan analisis video yang sudah saya simak bu.
Video yang menjelaskan tentang persoalan dilematis tentang moralitas.Ketika penonton dihadapkan dengan sebuah ilustrasi,
Skenario yang pertama,dimana dalam situasi tersebut penonton sebagai pemegang kendali kereta dan dihadapkan dengan pilihan apakah harus menarik tuas dan berbelok yang dalam lintasan tersebut hanya ada satu manusia atau tetap membiarkan kereta tersebut berjalan lurus yang dapat membunuh 5 orang.Dari survey penonton menjawab 90% mereka akan membuat kereta berbelok sehingga akan hanya ada 1 orang yang terbunuh dan 10% kereta tetap berjalan lurus sehingga 5 orang terbunuh.Prinsip moral mereka adalah lebih baik menyelamatkan 5 nyawa daripada hanya 1 orang.
Skenario yang kedua ketika kereta bergerak cepat menuju 5 orang yang terikat direl tanpa cabang perlintasan.Kamu berada disebuh jembatan.Posisi jembatan tersebut diantara kereta dan orang yang terikat (ditengah-tengah).Kamu berada diatas jembatan yang didepan kamu terdapat orang yang bertubuh besar,saat kamu melihat kereta meluncur kamu tahu,jika mendorong orang bertubuh besar tersebut dapat menghentikan kereta sehingga 5 orang yang berada diujunh rel akan selamat.Tentulah orang yang bertubuh besar tersebut akan meninggal dunia.Tetapi jika kamu tidak melakukan apa-apa atau tidak mendorong orang yang bertubuh besar tersebut maka terbunuhlah 5 orang.Dari survey penonton menjawab 90% tidak mendorong berarti 5 orang meninggal dunia dan 10% mendorong sehingga 1 orang yang meninggal dunia.
Dari sini dapat dilihat bahawa moralitas menjadi dilema.Moralitas berkaitan dengan egoisme seseorang.Seringkali kita dihadapkan dengan situasi pilihan yang sulit.Terkadang moralitas dijadikan sebagai sebagai pembenaran dalam pengambilan keputusan.Memilih antara mengorbankan sesuatu yang kecil (minoritas) demi menyelamatkam sesuatu yang besar (mayoritas) tanpa membayangkan jika kita yang berada diposisi minoritas tersebut
Nama: Saskia Dita Ayu Ningtias
NPM: 2113053227
Dari video yang diberikan, seseorang dapat belajar bahwa saat membuat keputusan tidak hanya dari perspektif etis, aspek lain seperti kepraktisan dan efisiensi diperlukan untuk kepuasan yang tepat. . Etika bukanlah sesuatu yang dapat diekspresikan oleh pemikiran manusia, karena menurut saya diperlukan nilai-nilai yang menjadi pedoman manusia dalam menentukan moralitas. Selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini mayoritas, saya rasa itu tidak masalah. Misalnya menghadapi masalah pada awalnya, nilai yang saya tahan adalah untuk mencari hal-hal yang lebih jahat, karena cerita kedua adalah tentang melarang pembunuhan, dan kasus ketiga adalah memprioritaskan orang yang dicintai. Dan saya pikir itu hal yang wajar, karena itulah yang akan dilakukan kebanyakan orang.
NPM: 2113053227
Dari video yang diberikan, seseorang dapat belajar bahwa saat membuat keputusan tidak hanya dari perspektif etis, aspek lain seperti kepraktisan dan efisiensi diperlukan untuk kepuasan yang tepat. . Etika bukanlah sesuatu yang dapat diekspresikan oleh pemikiran manusia, karena menurut saya diperlukan nilai-nilai yang menjadi pedoman manusia dalam menentukan moralitas. Selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini mayoritas, saya rasa itu tidak masalah. Misalnya menghadapi masalah pada awalnya, nilai yang saya tahan adalah untuk mencari hal-hal yang lebih jahat, karena cerita kedua adalah tentang melarang pembunuhan, dan kasus ketiga adalah memprioritaskan orang yang dicintai. Dan saya pikir itu hal yang wajar, karena itulah yang akan dilakukan kebanyakan orang.
Nama: Fauzan Al Aziz
NPM: 2153053003
Pada video tersebut terdapat permasalahan dilematis tentang moralitas. Terdapat troley problem yaitu "Sebuah kereta dengan seorang pengemudi meluncur di jalur rel. Masalah ditemukan ketika kereta yang meluncur cepat dan tidak bisa berhenti bertemu dengan lima orang di jalur utama dan sedang di ikat. Namun, ada belokan sebelum bertemu dengan lima orang tersebut yang terdapat satu orang terikat juga". Ada 2 kemungkinan yaitu tetap membiarkan kereta melaju lurus dan menabrak 5 orang atau erbelok dan masuk ke jalur samping kemudian menabrak 1 orang. Apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda lakukan?
Setiap orang tentu memiliki persepektif yang berbeda dalam berpendapat atau memilih sesuatu. Secara moralitas, tidak ada yang benar di antara kedua pilihan atau kemungkinan tersebut baik membunuh satu ataupun lima orang, tentu saja sama-sama sebuah kesalahan. Troley problem tersebut merupakan satu permasalahan yang dibuat dengan tidak ada solusi. Troley problem bukanlah tentang mencari solusi tapi melihat bagaimana seseorang akan berpikir dan bertindak.
NPM: 2153053003
Pada video tersebut terdapat permasalahan dilematis tentang moralitas. Terdapat troley problem yaitu "Sebuah kereta dengan seorang pengemudi meluncur di jalur rel. Masalah ditemukan ketika kereta yang meluncur cepat dan tidak bisa berhenti bertemu dengan lima orang di jalur utama dan sedang di ikat. Namun, ada belokan sebelum bertemu dengan lima orang tersebut yang terdapat satu orang terikat juga". Ada 2 kemungkinan yaitu tetap membiarkan kereta melaju lurus dan menabrak 5 orang atau erbelok dan masuk ke jalur samping kemudian menabrak 1 orang. Apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda lakukan?
Setiap orang tentu memiliki persepektif yang berbeda dalam berpendapat atau memilih sesuatu. Secara moralitas, tidak ada yang benar di antara kedua pilihan atau kemungkinan tersebut baik membunuh satu ataupun lima orang, tentu saja sama-sama sebuah kesalahan. Troley problem tersebut merupakan satu permasalahan yang dibuat dengan tidak ada solusi. Troley problem bukanlah tentang mencari solusi tapi melihat bagaimana seseorang akan berpikir dan bertindak.
Nama : Ni nyoman sri widiyanti
NPM : 2153053042
Izin menyampaikan hasil analisis bu. Dari video yang telah diberikan dapa di analisis sebagai berikut
Apapun skenario yang terjadi di rel kereta, setiap keputusan yang kita buat kita harus bisa dan siap mempertanggung jawabkan nya di kemudian hari. Ini bukan tentang keputusan mana yang paling benar ataupun salah karena pendapat setiap individu berbeda beda. Tapi ini lebih ke diri sendiri bersedia bertanggung jawab atas keputusan yang kita pilih yang berpengaruh terhadap perubahan di masa yang mendatang. Skenario terakhir itu, mirip dengan eren yeager di anime attack on Titan, meskipun mengorbankan orang lebih banyak, namun kaum minoritas yg dia selamat kan adalah orang-orang yang dia cintai tapi perlu di ingat, tidak ada pilihan yg benar-benar "Benar"
Jadi pada intinya bahwa moralitas yang terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang di untungkan atau yang memiliki kepentingan bukan sebab pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
NPM : 2153053042
Izin menyampaikan hasil analisis bu. Dari video yang telah diberikan dapa di analisis sebagai berikut
Apapun skenario yang terjadi di rel kereta, setiap keputusan yang kita buat kita harus bisa dan siap mempertanggung jawabkan nya di kemudian hari. Ini bukan tentang keputusan mana yang paling benar ataupun salah karena pendapat setiap individu berbeda beda. Tapi ini lebih ke diri sendiri bersedia bertanggung jawab atas keputusan yang kita pilih yang berpengaruh terhadap perubahan di masa yang mendatang. Skenario terakhir itu, mirip dengan eren yeager di anime attack on Titan, meskipun mengorbankan orang lebih banyak, namun kaum minoritas yg dia selamat kan adalah orang-orang yang dia cintai tapi perlu di ingat, tidak ada pilihan yg benar-benar "Benar"
Jadi pada intinya bahwa moralitas yang terlalu sering jadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang di untungkan atau yang memiliki kepentingan bukan sebab pada akhirnya moralitas ternyata hanyalah soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Nama : Mellyza Azzara
NPM : 2153053035
Assalamualaikum bu, izin menyampaikan analisis saya mengenai video "Apakah Moral?"
Video itu menampilkan bahwa seseorang itu pasti memiliki prinsip yang berbeda-beda. Video ini memberikan kita tontonan tentang dilematisnya moralitas, moralitas ini sering kali dijadikan alasan dari 90% orang untuk menyelamatkan banyak orang, tetapi mereka tidak memikirkan orang lain yang tidak mendaptkan keadilan. Moralitas menurut saya hanya sikap yang egois, yang mana hanyalah egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri. Tentunya kita dalam berasumsi atau mengambil keputusan pasti juga diiringi dengan logika, akan dipengaruhi juga dengan interaksi tarik menarik antara logik dan moral ini. Seperti yang saya pahami, mengambil keputusan ini bukan hanya dari satu aspek moralitas saja, tapi diperlukan juga aspek yang lain, seperti realitas dan efisiensi untuk bisa mencapai kepuasan yang tepat.
NPM : 2153053035
Assalamualaikum bu, izin menyampaikan analisis saya mengenai video "Apakah Moral?"
Video itu menampilkan bahwa seseorang itu pasti memiliki prinsip yang berbeda-beda. Video ini memberikan kita tontonan tentang dilematisnya moralitas, moralitas ini sering kali dijadikan alasan dari 90% orang untuk menyelamatkan banyak orang, tetapi mereka tidak memikirkan orang lain yang tidak mendaptkan keadilan. Moralitas menurut saya hanya sikap yang egois, yang mana hanyalah egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri. Tentunya kita dalam berasumsi atau mengambil keputusan pasti juga diiringi dengan logika, akan dipengaruhi juga dengan interaksi tarik menarik antara logik dan moral ini. Seperti yang saya pahami, mengambil keputusan ini bukan hanya dari satu aspek moralitas saja, tapi diperlukan juga aspek yang lain, seperti realitas dan efisiensi untuk bisa mencapai kepuasan yang tepat.
Nama : Ni Nengah Mega Dwiyanti
NPM : 2153053011
Izin memberikan analisis vidio bu
Jadi moralitas masih menjadi sebuah dilema karena moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberangus etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi. Hanya karena alasan demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah, atau karena 90% orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar karena semua itu seolah menjadi benar dan lebih bermoral. Moralitas terlalu sering menjadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Jadi moralitas ternyata hanya soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Sekian terimakasih
NPM : 2153053011
Izin memberikan analisis vidio bu
Jadi moralitas masih menjadi sebuah dilema karena moral sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang untuk membenarkan perang, memberangus etnis tertentu, genocide, diskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan, industrialisasi. Hanya karena alasan demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar, demi masa depan yang lebih cerah, atau karena 90% orang berpikir demikian tak mengapa mengorbankan yang sedikit untuk yang lebih besar karena semua itu seolah menjadi benar dan lebih bermoral. Moralitas terlalu sering menjadi alat pembenaran saat kita berada di posisi yang diuntungkan atau yang memiliki kepentingan. Jadi moralitas ternyata hanya soal egoisme manusia dengan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri.
Sekian terimakasih
Nama : Atika Dwi Aufa
Npm : 2113053199
Izin memberikan analisis video Bu,
Dari video tersebut diketahui saat ini menjalankan moral menjadi hal dilematis. Sepra phillipa foot seorang yang melakukan penelitian pada tahun 1967 silam yang dikenal sebagai Trolley Problem. The trolley Problem mebuat kita menjadi manusia yang berfikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan yang mana dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana cara kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari – hari.
Saat ini moral serinng dijadikan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang unutk membenarkan orang, memberantas etnis tertentu, genoside, deskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan industrialisasi dan lain sebaginya. Dengan bebrapa alasan seperti demi masa depan yang lebih cerah, demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar atau 90% orang berpikir bahwa tidak apa unutk mengorbankan yang sedikit untuk hal ynag lebih besar.
Moralitas ternyata hanyalah tentang soal egoism manusia dnegan kepentingan dirinya atau kelompok nya sendiri.
Sekian, terimakasih
Npm : 2113053199
Izin memberikan analisis video Bu,
Dari video tersebut diketahui saat ini menjalankan moral menjadi hal dilematis. Sepra phillipa foot seorang yang melakukan penelitian pada tahun 1967 silam yang dikenal sebagai Trolley Problem. The trolley Problem mebuat kita menjadi manusia yang berfikir lebih jauh tentang konsekuensi dari sebuah pilihan yang mana dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana cara kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari – hari.
Saat ini moral serinng dijadikan sebagai alat oleh penguasa dan segelintir orang unutk membenarkan orang, memberantas etnis tertentu, genoside, deskriminasi minoritas, pengerusakan lingkungan industrialisasi dan lain sebaginya. Dengan bebrapa alasan seperti demi masa depan yang lebih cerah, demi perdamaian dunia, demi kepentingan umum, demi kelompok yang lebih besar atau 90% orang berpikir bahwa tidak apa unutk mengorbankan yang sedikit untuk hal ynag lebih besar.
Moralitas ternyata hanyalah tentang soal egoism manusia dnegan kepentingan dirinya atau kelompok nya sendiri.
Sekian, terimakasih
Nama: Komang Nandayani
NPM: 2113053229
Kelas: 3D PGSD
Izin menyampaikan analisis terkait video yang telah diberikan bu,
Moralias merupakan sebuah dilema yang dihadapi dalam kehidupan manusia. Dalam konteks moral seringkali kita diberikan pilihan sulit akan apa yang lebih baik diperbuat. Istilah Trolley problem merupakan istilah yang berkaitan dengan pilihan moral yang isinya membuat kita berpikir lebih jauh tentang konekuensi dari adanya sebuah pilihan, yaitu apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau justru lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita untuk mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam vidio, permasalahan akan keputusan moral yang muncul adalah "Apakah dengan mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan lebih banyak adalah sesuatu yang lebih bermoral? Atau justru hanya sebuah bentuk pembenaran diri saja?". Kebanyakan orang tentu akan memilih untuk mengoarbankan lebih sedikit orang sebagai pilihan karena berpikir bahwa itu merupakan tindakan atau pilihan tepat yang dirasa lebih bermoral. Pikiran seperti ini seolah-olah sudah tertanam dan menjadi sebuah doktrin bahwa untuk mencapai kepentingan yang lebih besar, maka harus selalu ada yang dikorbankan. Hal ini yang enimbulkan hal baru, bahwa moral ini tak jarang digunakan oleh segelintir orang (termasuk penguasa) untuk membenarkan sesuatu yang jelas salah, seperti perang, diskriminasi minoritas, dan industrialisasi hanya karena asumsi bahwa ini semua merupakan hal yang dilakukan demi kepentingan bersama, demi kepentingan umum, atau hanya karena pemikiran bahwa tak apa untuk mengorbankan yang sedikit demi suatu hal yang lebih besar seolah-olah itu menjadi hal yang benar dan lebih bermoral yang seharusnya hal itu tidak dapa dibenarkan sama sekali apalagi hanya sebagai sebuah bentuk pembenaran belaka.
Sekian Terimakasih.
NPM: 2113053229
Kelas: 3D PGSD
Izin menyampaikan analisis terkait video yang telah diberikan bu,
Moralias merupakan sebuah dilema yang dihadapi dalam kehidupan manusia. Dalam konteks moral seringkali kita diberikan pilihan sulit akan apa yang lebih baik diperbuat. Istilah Trolley problem merupakan istilah yang berkaitan dengan pilihan moral yang isinya membuat kita berpikir lebih jauh tentang konekuensi dari adanya sebuah pilihan, yaitu apakah itu dibuat berdasarkan nilai moral tertentu atau justru lebih kepada hasil akhirnya dan bagaimana kita untuk mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam vidio, permasalahan akan keputusan moral yang muncul adalah "Apakah dengan mengorbankan yang lebih sedikit untuk menyelamatkan lebih banyak adalah sesuatu yang lebih bermoral? Atau justru hanya sebuah bentuk pembenaran diri saja?". Kebanyakan orang tentu akan memilih untuk mengoarbankan lebih sedikit orang sebagai pilihan karena berpikir bahwa itu merupakan tindakan atau pilihan tepat yang dirasa lebih bermoral. Pikiran seperti ini seolah-olah sudah tertanam dan menjadi sebuah doktrin bahwa untuk mencapai kepentingan yang lebih besar, maka harus selalu ada yang dikorbankan. Hal ini yang enimbulkan hal baru, bahwa moral ini tak jarang digunakan oleh segelintir orang (termasuk penguasa) untuk membenarkan sesuatu yang jelas salah, seperti perang, diskriminasi minoritas, dan industrialisasi hanya karena asumsi bahwa ini semua merupakan hal yang dilakukan demi kepentingan bersama, demi kepentingan umum, atau hanya karena pemikiran bahwa tak apa untuk mengorbankan yang sedikit demi suatu hal yang lebih besar seolah-olah itu menjadi hal yang benar dan lebih bermoral yang seharusnya hal itu tidak dapa dibenarkan sama sekali apalagi hanya sebagai sebuah bentuk pembenaran belaka.
Sekian Terimakasih.
Nama : Nadia Sahilah
NPM : 2113053044
Menurut saya dalam ilustrasi trolley problem atau dilema moralitas bukan benar dan salah, teori ini hanya untuk melihat karakter dan sudut pandang kita ketika menghadapi sebuah masalah.
Namun memang moralitas sering kali dijadikan sebagai alat pembenaran ketika kita berada di posisi yang diuntungkan. Moralitas sangat erat kaitannya dengan keegoisan manusia. Oleh karena itu moralitas sangat penting bagi kehidupan kita, karna apa yang menurut kita benar bisa saja merugikan orang lain
NPM : 2113053044
Menurut saya dalam ilustrasi trolley problem atau dilema moralitas bukan benar dan salah, teori ini hanya untuk melihat karakter dan sudut pandang kita ketika menghadapi sebuah masalah.
Namun memang moralitas sering kali dijadikan sebagai alat pembenaran ketika kita berada di posisi yang diuntungkan. Moralitas sangat erat kaitannya dengan keegoisan manusia. Oleh karena itu moralitas sangat penting bagi kehidupan kita, karna apa yang menurut kita benar bisa saja merugikan orang lain