Silakan Anda mendiskusikan materi di atas di forum ini. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silakan Anda sampaikan di forum ini. Termasuk jika ada hal-hal penting silakan Anda sampaikan di forum ini. Terima kasih.
Forum Diskusi
Zulfani Nadia Agustina (1913022036), izin bertanya.
Terdapat beberapa cara bagi guru untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didiknya, yaitu contohnya ada cara mengevaluasi peserta didik dengan tes ataupun non-tes. Ketika guru mengevaluasi peserta didik dengan cara tes (seperti tes pilihan ganda, uraian, menjodohkan, dll) maka hasil evaluasi yang diterima peserta didik dapat dikatakan bersifat objektif. Lalu bagaimana dengan cara mengevaluasu peserta diduk dengan menggunakan non-tes (misalnya dalam pengamatan dan wawancar) ? Apakah hasil yang didapat akan bersifat objektif pula dari guru tanpa ada pandangan pribadi? Bagaimana cara agar mempertahankan keobjektifan seorang guru yang menggunakan non-tes dalam mengevaluasi peserta didik?
Terima kasih.
NPM : 1913022037
Izin menjawab,
Menurut saya hasil yang didapat dari asesmen dengan tenik non-tes akan bersifat objektif apabila guru lebih mengedepankan sikap profesional daripada pandangan pribadi yang berifat relatif. Caranya yaitu dengan menetapkan standarisasi atau aspek umum yang akan digunakan sebagai acuan asesmen
Re: Forum Diskusi
Galuh Octarina Kusuma Wardhani HS (1913022044)
Izin membantu menjawab pertanyaan dari Zulfani Nadia mengenai cara evaluasi dengan menggunakan non-tes (misalnya: wawancara)
Cara evaluasi dengan menggunakan non-tes wawancara yakni berdasarkan pada hasil wawancara, dicari terlebih dahulu frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif yang terdapat pada setiap soal. Frekuensi yang paling tinggi dari setiap soal ditafsirkan sebagai kecenderungan jawaban dari hasil non tes dengan menggunakan wawancara.
Izin menjawab pertanyaan dari Zulfa, menurut saya evaluasi non tes ini memiliki macam-macam instrumen, seperti wawancara, observasi/pengamatan, daftar cek, angket, studi kasus dll. Dan menurut saya, evaluasi nontes ini lebih cenderung kepada aspek afektif dimana sikap yang menjadi acuan dalam penilaian.
Kemungkinan kedua, akan bersifat subjektif. Karena pada dasarnya guru akan menilai perilaku dan seberapa baik sifat anak tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan, guru akan memberikan nilai yang baik kepada siswa yang sifatnya baik.
Izin menjawab pertanyaan Zulfa, cara mengevaluasi peserta didik dengan menggunakan non-tes misalnya dengan wawancara adalah dengan terlebih dahulu menganalisis alternatif jawaban yang dikemukakan oleh peserta didik, dimana jawaban yang paling banyak frekuensinya dijadikan sebagai jawaban secara umum. Untuk cara mengevaluasi peserta didik dengan menggunakan non-tes misalnya dengan pengamatan adalah biasanya pengamatan ini digunakan untuk menganalisis ranah afektif peserta didik, dimana dapat menggunakan tabel sebagai berikut ini.

Izin menjawab
Menurut saya guru seharusnya tidak menggunakan pandangan pribadi dalam mengevaluasi siswa, sehingga hasil yang didapatkan dapat bersifat objektif. Untuk mempertahankan keobjektifan, seorang guru seharusnya membuat pedoman wawancara dan menyusun lembaran penilaian. Pedoman wawancara ini disusun dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
2. Setelah mengetahui tujuannya, tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawancara tersebut.
3. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur ataukah bentuk terbuka.
4. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan bentuk wawancara. Ada baiknya dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara.
Menurut saya sistem evaluasi dengan menggunakan teknik non tes seperti wawancara atau pengamatan langsung terhadap objek tertentu, misal dalam hal ini yang beperan sebagai objek adalah guru, hasilnya bisa menjadi objektif atau tidak, semua bergantung dengan pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara dan professionalisme guru tersebut. Selain itu, evaluasi nontes bisa berupa angket, studi kasus dll. Hasil dari instrumen non tes tersebut dapat dilihat melalui jawaban/responden tertinggi dari objek yang mengisi instrumen tersebut, sehingga tidak hanya berpatok terhadap satu/dua objek saja. Namun menurut saya instrumen non tes lebih cocok diterapkan untuk penilian sikap ketimbang kognitif untuk memperoleh hasil yang lebih objektif.

Soal subjektif ada, yaitu soal berupa uraian sesuai kategori soal yang tidak ditentukan.
Terimakasih .
Terimakasih
Re: Forum Diskusi
Izin membantu menjawab pertanyaan dari Intan Khasana mengenai termasuk kategori tes objektif atau subjektif dari pertanyaan soal "Apakah yang anda ketahui tentang Hukum Newton? Jelaskan".
Menurut pendapat saya, berdasarkan contoh soal tersebut termasuk ke dalam kategori soal subjektif, sebab pada pertanyaan soal tersebut mengundang jawaban tes yang beragam dilihat dari fokus, isi, susunan kata-kata, dan panjang-pendeknya jawaban. Selain itu, dalam penyelenggaraan tes subjektif pada umumnya menggunakan pertanyaan yang menggunakan kata tanya 5W+1H, hal ini sesuai dengan soal di atas di mana pada pertanyaan soal tersebut menggunakan kata tanya "Apa".
Re: Forum Diskusi
Re: Forum Diskusi
Ya, saya juga setuju dengan pendapat Galuh bahwa untuk contoh soal yang ditanyakan oleh Intan, yaitu "Apakah yang anda ketahui tentang Hukum Newton? Jelaskan" termasuk ke dalam kategori soal subjektif. Hal ini karena jika merujuk pada pengertian ini, maka soal tersebut menanyakan pendapat peserta didik sehingga merupakan soal subjektif.
- Soal bentuk uraian objektif adalah rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/ konsep tertentu sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif.
- Soal bentuk uraian non-objektif (subjektif) adalah rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban berupa pengertian/ konsep tertentu menurut pendapat masing-masing peserta didik.
Terima Kasih
NPM : 1913022037
Izin menjawab,
Tes diagnostik adalah tes yang dilakukan untuk mencari letak kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran sehingga tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tes diagnostik ini biasanya dilakukan ketikan pembelajaran tengah berlangsung. Misalnya pemberian Lembar Kerja Peserta Didik pada siswa yang soalnya bervariasi bentuknya sehingga guru mudah menemukan letak kesulitan siswa
Re: Forum Diskusi
Galuh Octarina Kusuma Wardhani HS (1913022044)
Izin membantu menjawab pertanyaan dari Cindy May mengenai waktu pelaksanaan tes diagnostik dan contoh dari tes diagnostik.
Tes diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Tahapan-tahapan pelaksanaan tes diagnostik antara lain sebagai berikut.
1) Tes diagnostik ke–1 dilakukan terhadap calon peserta didik sebagai input untuk mengetahui apakah calon peserta didik telah menguasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah. Tes ini sering disebut sebagai tes penjajakan masuk.
2) Tes diagnostik ke–2 dilakukan terhadap calon peserta didik yang akan mulai mengikuti program. Apabila cukup banyak calon peserta didik yang diterima sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian kelas diperlukan pertimbangan khusus.
3) Tes diagnostik ke–3 dilakukan terhadap peserta didik yang sedang belajar. Tes diagnostik ke–3 memiliki tujuan untuk mengetahui bagian yang belum dikuasai dari materi pelajaran yang diberikan.
4) Tes diagnostik ke–4 dilakukan ketika peserta didik akan mengakhiri pelajaran. Dengan tes ini, guru akan mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang diberikan. Materi dalam tes diagnostik ditekankan pada materi-materi tertentu yang menurut pengalaman peserta didik sulit untuk dipahami. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan, tertulis, perbuatan, atau kombinasi dari ketiganya.
Berikut ini adalah contoh soal tes diagnostik.
Izin menjawab, contoh dari tes diagnostik yaitu:
pertanyaan: "Apakah siswa mengalami kesulitan belajar Bahasa Inggris karena mereka tidak mengerti Grammar ataukah karena jumlah kosakata yang mereka miliki terlalu sedikit?" Atau pertanyaan semisal: "Apakah siswa mengalami kesulitan memahami konsep persilangan monohibrib pada pelajaran biologi karena mereka tidak mengerti tentang cara menemukan gamet? Ataukah karena mereka tidak mengerti cara menuliskan diagram persilangan pada papan punnet? Ataukah karena mereka tidak mengerti konsep dominan dan resesif?
Kapan tes diagnostik tersebut dapat diterapkan?
Yaitu pada saat anak didik mengalami masalah/hambatan dalam belajar, dan sedemikian sulit diatasi dengan pengajaran remidial.
Izin menjawab pertanyaan Cindy, tes diagnostik ini dilakukan pada saat peserta didik mengalami masalah atau hambatan dalam belajar, yang mana sedemikian sulit diatasi dengan pengajaran remidial sehingga diberikan tes diagnostik. Tes diagnostik ini dimaksudkan sebagai suatu studi yang lebih mendalam mengenai kesulitan belajar peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran sehingga dapat dilakukan pembelajaran perbaikan yang dapat menjadi lebih efektif menuju letak permasalahan belajar yang dialami peserta didik. Contoh dari tes diagnostik adalah dalam pelajaran fisika adalah misalnya "Apakah peserta didik mengalami kesulitan dalam mengukur diamater luar kelereng karena tidak mengerti mengenai skola utama dan skala nonius?".
Terima Kasih
Izin menjawab
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa ketika mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar memberikan tindak lanjut. Tes ini dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan untuk melakukan sesuatu. Contoh tes diagnostik yaitu soal-soal dengan bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat).
Kapan dilakukan tes diagnostik?
1. Tes diagnostik non kognitif dilakukan di awal pembelajaran
2. Tes diagnostik kognitif dilakukan secara berkala pada awal pembelajaran, di akhir setelah guru selesai menjelaskan dan membahas topik atau waktu lainnya bisa berupa tes formatif maupun tes sumatif.
Izin menjawab pertanyaan cindy may, Tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa dalam mempelajari sesuatu, hasil dari tes tersebut kemudian digunakan sebagai bahan tindak lanjut. Contoh tes diagnostik berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan untuk melakukan sesuatu. Adapun tes diagnostik dilakukan ketika hendak mengidentifikasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami siswa , sehingga guru dapat merencanakan tindak lanjut sebagai upaya pemecahan masalah dari kesulitan belajar yang dialami siswa, sesuai dengan fungsi dari tes diagnostik.
Izin menjawab pertanyaan Cindy, tes diagnostik merupakan tes sebelum pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, pengetahuan dan keterampilan siswa serta untuk mengetahui kesulitan siswa sehingga menjadi panduan guru dalam memberi bantuan dan bimbingan serta perencanaan pembelajaran yang efektif, adapun pelaksanaan tes diagnostik yaitu:
- tes diagnostik non kognitif dilakukan di awal pembelajaran
- tes diagnostik kognitif dilakukan secara berkala pada awal pembelajaran, diakhir setelah guru menjelaskan dan membahas topik atau waktu lainnya dapat berupa tes formatif maupun tes sumatif.
Izin menjawab
Tes diagnostik yaitu tes yang digunakan untuk dapat mengetahui kekuatan serta kelemahan siswa saat belajar, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar memberikan tindak lanjut. Tes ini dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan untuk melakukan sesuatu. Contoh tes diagnostik yaitu soal-soal dengan bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat).
Tes diagnostik dilakukan disaat : Tes diagnostik non kognitif dilakukan di awal pembelajaran dan Tes diagnostik kognitif dilakukan secara berkala pada awal pembelajaran, kemudian tes formatif maupun tes sumatif di akhir pembelajaran
Izin menjawab pertanyaan Cindy, salah satu contoh tes diagnostik adalah tes diagnostik pilihan ganda di antaranya: tes diagnostik pilihan ganda one-tier (satu tingkat), two-tier (dua tingkat), three-tier (tiga tingkat), dan four-tier (empat tingkat). Tes diagnostik pilihan ganda satu tingkat menyajikan beberapa pilihan jawaban yang harus dipilih siswa. Bentuk tes ini merupakan tes pilihan ganda yang paling sederhana. Tes diagnostik pilihan ganda satu tingkat tidak dapat membedakan siswa yang menjawab benar dengan alasan yang benar dan siswa yang menjawab benar dengan alasan yang salah.Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memberikan pilihan jawaban dan alasan yang harus dipilih siswa. Tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat hanya memberi kesempatan siswa untuk memilih tingkat keyakinan tunggal dalam memilih jawaban dan alasan pada masing-masing butir soal. Tingkat keyakinan tunggal ini tidak dapat mendeteksi apabila siswa memiliki tingkat keyakinan berbeda dalam memilih jawaban dan alasan. Tes diagnostik pilihan ganda empat tingkat merupakan pengembangan dari tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat, yaitu dengan menambahkan tingkat keyakinan pada masing-masing jawaban dan alasan. Untuk tes diagnostik pada jenis tes non kognitif dilakukan di awal pembelajaran, dan untuk tes diagnostik kognitif, dilakukan secara berkala diawal pembelajaran dan diakhir setelah guru selesai menjelaskan topik yang dibahas
NPM : 1913022037
Izin bertanya,
di dalam PPT yang membahas terkait teknik tes dan non-tes di slide penggolongan teknik tes berdasarkan aspek psikis, sebuah tes digolongkan menjadi tes intelegensi dan tes kelompok. Untuk tes kelompok di sini maksudnya seperti apa dan jalannya tes itu seperti apa?
Re: Forum Diskusi
Galuh Octarina Kusuma Wardhani HS (1913022044)
Izin membantu menjawab pertanyaan dari Luqman Hakim mengenai konsep tes kelompok.
Tes kelompok merupakan suatu pemberian tes yang dilakukan dengan jumlah peserta lebih dari satu orang dan bersifat prediktif terhadap perilaku individu pada kelompok yang bersangkutan, sebab tes ini sangat bergantung pada tingkat pemahaman dan cara mengerjakan dari setiap individu pada kelompok itu sendiri. Waktu untuk pengerjaan tes kelompok akan lebih efektif apabila setiap peserta tes berkonsentrasi kepada soal-soal yang dapat dikerjakan sesuai dengan kemampuannya.
Tes kelompok diselenggarakan secara simultan bagi banyak orang yang disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan jangkauan suara mikrofon. Soal-soal dan jawaban-jawaban peserta pada tes kelompok dapat menggunakan lembaran kertas atau dapat juga menggunakan aplikasi CBT berbasis komputer.
Izin menjawab, Tes kelompok dilakukan pada banyak orang sekaligus pada satu waktu atau waktu yang sama, fokusnya lebih sempit, yaitu untuk memprediksi kinerja akademik atau profesi, skor tes sangat tergantung pada kemampuan membaca testee, validitasnya lebih tinggi, lebih sering digunakan untuk proses screening (pendidikan atau pekerjaan).
NPM: 1913022049
Izin menjawab,
Dilakukan pada banyak orang sekaligus pada satu waktu atau waktu yang sama atau tes kelompok merupakan tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee., fokus tesnya lebih sempit, yaitu untuk memprediksi kinerja yang kemudian skor tes sangat tergantung pada kemampuan membaca testee, validitasnya juga lebih tinggi, dan lebih sering digunakan untuk proses screening (pendidikan atau pekerjaan). Dari segi biaya, tes kelompok dinilai lebih ekonomis daripada tes individu. Contohnya tes inteligensi SPM (Standart Progressive Matrices), tes inteligensi APM (Advance Progressive Matrices), tes Kraepelin, dan lain-lain.
Izin menjawab pertanyaan Luqman mengenai tes kelompok.
Dalam PPT disebutkan bahwa penggolongan teknik tes berdasarkan aspek psikis ada dua, yaitu tes intelegensi dan tes kelompok. Jika dilihat lagi penggolongan tersebut juga berdasarkan dari segi jumlah peserta yang mengikuti tes, dimana pernah dipelajari pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika. Tes kelompok di sini adalah tes dimana pihak penguji berhadapan dengan lebih dari satu orang yang mengikuti tes. Contohnya adalah Holland Test, yakni suatu jenis tes yang digunakan untuk membantu dalam memperkirakan karier yang sesuai dengan diri. Dimana tes ini dilaksanakan dengan satu penguji atau pengawas, sedangkan jumlah pesertanya lebih dari satu orang.
Izin menjawab pertanyaan dari Luqman, tes kelompok merupakan suatu pemberian tes yang dilakukan dengan jumlah orang yang lebih dari satu, tes ini bersifat prediktif terhadap perilaku individu itu tersebut. Tes ini sangat bergantung pada tingkat pemahaman dan cara mengerjakan dari testee itu sendiri. Tes kelompok terdiri dari:
1. Tes Intelegensi, contohnya IST, merupakan suatu tes yang saling berhubungan dan terstruktur, dimana struktur tersebut membentuk suatu gambaran pola kerja tertentu. Tes tersebut terdiri dari 9 subtes dan berjumlah 176 item.
2. Tes inventori, contohnya EPPS, tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepribadian seseorang, dengan proses pengerjaan yang tidak dibatasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana individu konsisten dalam mengerjakan tes dengan cermat dan baik serta teliti
3. Tes Minat Bakat, contohnya RMIB, tes yang mengacu pada minat yang diharapkan oleh individu didalam dunia kerjanya. Tes terdiri dari 12 kategori, pada umumnya tes ini diberikan pada anak-anak SMA.
Izin menjawab pertanyaan luqman, tes kelompok adalah tes yang diilakukan pada banyak orang sekaligus pada satu waktu atau waktu yang sama, fokusnya lebih sempit, yaitu untuk memprediksi kinerja akademik atau profesi, skor tes sangat tergantung pada kemampuan membaca testee, validitasnya lebih tinggi, lebih sering digunakan untuk proses screening (pendidikan atau pekerjaan). Salah satu contoh tes kelompok adalah tes inteligensi yaitu sebagai berikut :
- IST, tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola kerja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam pengambilan keputusan hidup seseorang.
- CFIT, CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untukmengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989).
- Multidimensional Aptitude Battery II (MAB-II), MAB dirancang setara WAIS-R dan untuk menghasilkan skor-skor IQ dengan sifat-sifat psikometrik yang sama dengan yang terdapat pada WAIS-R.
- Tes Kemampuan Kognitif (CogAT – Cognitive Abilitiy Test), CogAT merupakan salah satu tes kombinasi terbaik berbasis sekolah yang digunakan saat ini (Lohman & Hagen, 2001). Sembilan subtes CogAT mencakup Tes Kombinasi Verbal, Tes Kombinasi Kuantitatif, dan Tes Kombinasi Nonverbal.
- Matriks Progresif Raven (RPM), merupakan tes nonverbal penalaran induktif yang di dasarkan pada stimuli ber-gambar. RPM bermanfaat sebagai pengujian tambahan untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pendengaran, bahasa, dan fisik.