UJIAN TENGAH SEMESTER

UJIAN TENGAH SEMESTER

Number of replies: 47

Bismillah...

silahkan kalian menjawab pertanyaan saya berikut ini, dan dikerjakan dengan tata cara yang telah saya siapkan.

TATA TERTIB

1. kerjakan dengan sungguh sungguh dan sejujurnya

2. dalam menjawab tidak usah bertele tele

3. waktu pengerjaan UTS adalah 100 menit jika kita kulian pukul 08.00 wib maka akan berakhir 09.40 wib. jika kalian tetap mengerjakan / menjawab pertanyaan dan mengirimkan jawaban sudah lewat waktu perkuliahan maka akan saya anggap tidak mengikuti UTS. 

4. jika kalian sakit maka kirimkan bukti surat sakit ke wa ibu dan akan saya berikan waktu susulan, terimakasih.


SOAL

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?

In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Ely Annisa 2013053068 -
Nama : Ely Annisa
NPM : 2013053068
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Ya, faktor lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang, contohnya di lingkungan sekolah atau masyarakat, karena kita makhluk sosial yang sering berinteraksi dengan banyak orang yang dimana terdapat berbagai macam tingkah laku dan moral, oleh karena itu individu atau kelompok suka menirukan gaya atau penampilan seseorang sehingga terjadilah perubahan perilaku sikap moral. Lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang apalagi anak-anak. Anak-anak cenderung mencontoh apa yang lingkungan sekitarnya lakukan. Apabila lingkungan tersebut tingkah laku moral nya baik maka anak-anak akan mencontoh dan melakukan tindakan baik tersebut dan jika lingkungan sekitar tersebut tingkah laku moralnya buruk maka anak-anak pula akan mencontoh dan melakukan tindakan buruk tersebut. Sebab, anak-anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu, dibutuhkan lah bimbingan dan lingkungan yang baik.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar teerencana dalam proses pembelajaran yang bertujuan mencerdaskan pengetahuan, sikap, dan tingkah laku peserta didik, serta mengasah skill atau potensi peserta didik agar dapat diterapkan dalam masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan moral merupakan sebuah usaha seorang individu dalam proses pembelajaran yang bertujuan membentuk dan memahami dirinya sendiri serta lingkungannya sehingga ia dapat disebut sebagai pribadi yang bermoral.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini karena usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah (>6th) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Nilai moral seorang anak ditentukan oleh nilai perilaku baik atau buruk yang di ajarkan. Terbentuknya perilaku moral yang baik pada seseorang diperoleh melalui proses yang cukup panjang sehingga harus dilakukan sedini mungkin supaya saat ia dewasa sudah memiliki nilai dan moral yang baik.
Pendidikan nilai moral sejak dini dapat mulai ditanamkan dari lingkungan keluarga inti. Orang tua beserta saudara yang lebih tua seharusnya menanamkan nila-nilai moral sederhana kepada anak usia dini seperti kejujuran, cara menghargai orang lain, dan mengucapkan kata “tolong, maaf, dan terima kasih”. Dengan ditanamkannya pendidikan nilai moral sejak dini, di masa yang akan datang martabat bangsa akan terangkat, kualitas hidup warga negara Indonesia meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman, nyaman, serta sejahtera.
Namun, walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor
a) lingkungan yang kurang sehat.
Walaupun seseorang telah mendapat pendidikan nilai dan moral di sekolah, jika lingkungan keluarga atau masyarakat nya tidak baik maka ia akan mudah terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.
Contoh: seseorang yang tinggal di dekat pasar dimana terdapat banyak preman yang selalu menggunakan kata-kata kasar, maka ia secara tidak langsung akan mengikuti hal tersebut.
b) Suasana keluarga yang tidak baik
Keluarga yang tidak harmonis dapat menyebabkan anak melakukan hal-hal negatif karena kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya.
Contoh: seorang anak yang terjerumus kedalam narkoba karena merasa frustasi akan keadaan keluarga nya.
c) Banyaknya tulisan, gambar, dan tontonan yang tidak sesuai dengan nilai dan moral di tv maupun media sosial.
Contoh: seorang anak yang meniru perbuatan berpacaran yang ia tonton di sinetron.
d) Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan sifat keingintahuan yang tinggi
Contoh: anak-anak bisa melakukan tindakan amoral seperti menonton video terlarang, bulliying dan lain lain

4.Piaget menyimpulkan bahwa anak-anak berpikir dengan 2 cara yang sangat berbeda tentang moralitas, tergantung pada kedewasaan perkembangan mereka, antara lain:
1) Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak- anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.
2) Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari anak-anak. Sedangkan autonomous yang berarti seorang anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.

5. Pendidikan moral itu sangat penting karena dengan adanya pendidikan moral ini akan membentuk sebuah karakter yang baik dalam kepribadian seseorang.
Pendidikan moral juga sangat penting bagi generasi penerus bangsa agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkatkan kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera. Permasalahan moral yang terjadi di indonesia tidak boleh di biarkan begitu karena apabila dibiarkan begitu akan berdampak pada kemorosotan moral bangsa, hilangnya jati diri bangsa.
Adapun alasan pentingnya menanamkan pendidikan nilai dan moral kepada anak sejak usia dini, antara lain:
1. Pendidikan moral yang pertama adalah sikap saling menghargai. Hal ini bisa bantu mencegah terjadinya bullying di sekolah.
2. Kasus korupsi yang merajalela di Indonesia bisa diminimalisir dengan menanamkan nilai kejujuran semenjak dini.
3. Sebuah moral yang baik juga bisa membentuk perilaku yang lebih beretika. Sehingga orang lain pun akan lebih segan dan respek.
4. Memberikan pendidikan moral pada anak bisa membantu menciptakan generasi masa depan yang berkualitas.
5. Pendidikan moral juga harus diimbangi dengan spiritual menjadi hal yang paling penting untuk mencegah tindakan asusila yang kian menjamur di masyarakat
6. Pendidikan nilai dan moral yang membentuk warga negara indonesia menjadi negara yang baik sesuai dengan norma selain itu juga membentuk warga negara yang sesuai dengan sistem pancasila dan sesuai dengan UUD.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by anggun anjela 2013053091 -
Nama : Anggun Anjela
NPM : 2013053091

Jawaban
1. Iya, karena menurut saya lingkungan merupakan tempat seorang individu bertumbuh dan berkembang. Dimana setiap seorang individu meniru atau mencontoh perilaku dan kebiasaan orang yang ada disekitarnya. Contohnya seperti dalam lingkungan bermain atau teman bermain, jika seorang anak memiliki teman-teman yang tidak bermoral baik, seperti suka mabuk-mabukan, mencuri, merokok dan lain sebagainnya, kemungkinan besar anak itupun akan terpengaruh dan ikut melakukan seperti apa yang dilakukan temannya. Namun jika anak tersebut memiliki teman yang bermoral baik, seperti rajin ke mesjid, suka membantu orang lain, anak itupun akan memiliki moral baik seperti yang dilakukan temannya. Hal ini terjadi karena stimulus yang ada terus menerus datang kepada diri anak tersebut dan akan menjadi suatu kebiasaan baru yang bisa menjadi gaya hidupnya.

2. - Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mengajarkan atau menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai pada diri seseorang.
- pendidikan moral adalah pendidikan yang mengajarkan setiap individu agar memiliki moral yang baik.

3. Menurut pendapat saya mengapa perlunya ditanamkan pendidikan nilai dan moral sejak usia dini karena perilaku seorang anak kedepannya akan ditentukan oleh bagaimana seorang anak tersebut memahami nilai dan moral yang dia pelajari sejak usia dini. Contohnya seperti seorang anak yang selalu diajarkan untuk menghargai atau menghormati orang yang lebih tua maka setelah dia dewasa dia akan tetap menghormati orang yang lebih tua darinya, begitupun sebaliknya, jika seorang anak yang tidak diajarkan hormat dan sopan santun kepada orang yang lebih tua, sampai dia dewasa pun dia tidak akan hormat dan menghargai orang yang lebih tua darinya.
Dan untuk mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral?
Menurut saya salah satunya karna faktor lingkungan bermain dan kurangnya memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral yang diajarkan, contohnya seperti hamil di luar nikah, seorang anak yang sudah tau dan di ajarkan oleh keluarga maupun di sekolah bahwa seseorang itu harus menikah dulu sebelum memiliki anak, namun karna faktor lingkungan bermain yang buruk sehingga walaupun sang anak tau bahwa hamil diluar nikah itu tidak benar tetap mereka abaikan.

4. Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori piaget.
- terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun.
- keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
- aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua autoriti yang berkuasa.
- bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
- konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
- keyakinan bahwa pelanggaran dihubungkan secara automatis dengan hukuman.

Fase Autonomous Morality
Merupakan tahap ke dua Perkembangan Moral menurut piaget.
- terjadi kira-kira pada usia10 tahun ke atas
- anak sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibat nya.
- maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
- anak yang lebih tua dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
- menyadari bahwa hukuman yang dijalankan secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak dapat dielakkan.

5. Karena nilai dan moral dalam masyarakat akan menentukan kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Jika semua masyakarat Indonesia sudah mengamalkan dan menanamkan setiap nilai yang ada maka tidak akan terjadi sebuah masalah dalam berbangsa dan bernegara. Saat nilai dan moral sudah ada dalam setiap diri individu dan sesuai dengan yang diharapkan maka tidak akan terjadi penyimpangan moral seperti korupsi, mencuri, merampok, dan sebagainya yang akan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Della Delista -
Nama : Della Delista
NPM : 2023053115
Kelas : 3C PGSD
1. Menurut saya benar lingkungan menjadi faktor yang paling mempengaruhi perilaku seseorang. Di samping faktor lingkungan, memang terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku seseorang, contohnya faktor internal yang berasal dari diri pribadi seperti keyakinan, kebiasaan, dan tujuan hidup yang telah di tetapkan di dalam hati. Namun, kita semua memahami bahwa sifat atau perilaku dalam diri seseorang itu dapat berubah. Dan juga perilaku adalah sesuatu yang di bentuk bukan bawaan dari lahir. Oleh karena itu lingkungan dimana seseorang berada akan sangat mempengaruhi kebiasaan yang ia lakukan. Walaupun tentu saja kita juga tidak boleh menghakimi seseorang karena lingkungannya.
Bahkan dalam agama islam Rasulullah saw bersabda, "Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang saleh dan orang yang buruk, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu, engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak sedap.” (HR. Imam Bukhari).

2. Pendidikan nilai dalam arti sempit yaitu bimbingan kepada peserta didik akan aspek/ranah/ domain afektif sedangkan dalam arti luas yaitu bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses internalisasi nilai dan pembiasaan bertindak. Pendidikan nilai dimaknai sebagai pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik.
Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membantu anak-anak untuk mengenal apa yang menjadi adat dan istiadat di suatu lingkungan sosial
Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menanamkan ketuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk.

3. Karena untuk membentuk perilaku seseorang sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku harus dibiasakan sejak usia dini. Anak-anak akan memahami nilai dan moral baik berdasarkan apa yang sudah biasa mereka pikirkan dan juga lihat. Penanaman pendidikan moral serta budi pekerti juga diyakini dapat mencegah anak-anak dari pergaulan bebas, kenakalan remaja dan bisa menciptakan generasi muda yang berkualitas di masa depan.
Lalu mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral? Hal ini di karenakan proses sosialisasi yang tidak berhasil karena adanya kesulitan atau hambatan ketika mengomunikasikan sosialisasi. Juga adanya faktor lain seperti krisis identitas, kontrol diri yang lemah, faktor keluarga, dan lingkungan pergaulan. Misalnya saja seseorang yang awalnya selalu berprilaku yang baik, lalu kemudian melihat orang lain melakukan penyimpangaan seperti menerobos lampu merah, akibat tidak bisa mengontrol diri ia akhirnya ikut melakukan penyimpangan tersebut.

4. Fase heteronomous morality yaitu:
1. Merupakan tahap pertama perkembangan moral dalam teori Piaget.
2. Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun
3. Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai:
Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan suatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang.
4. Menilai perilaku itu benar/baik dengan:
Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan dan tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku.
Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang baik adalah yang memecahkan satu
5. Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous :
Menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu, dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku dan mempercayai konsep “Immanent Justice” yaitu konsep yang menekankan bahwa bila seseorang melanggar aturan, maka harus dihukum

Fase autonomous morality yaitu:
1. Merupakan tahap kedua perkembangan moral
2. Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua (10 tahun ke atas)
3. Memiliki pemahaman bahwa aturan dan sistem hukum merupakan buatan manusia. Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan, akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat atau tujuan si pelaku sama-sama dipertimbangkan.
4. Individu yang berfikir secara autonomous:
Dalam memberikan penilaian baik atau benarnya perilaku seseorang, ia akan mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku dan bisa menerima perubahan dan mampu mengenali bahwa aturan itu bisa disesuaikan, dibuat dan disetujui melalui kesepakatan bersama dan bisa berubah melalui konsensus.

5. Nilai dan moral memiliki peranan yang penting karena berfungsi sebagai pengatur tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan sekolah. Nilai moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Selain itu dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Nilai dan moral yang baik dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Juga untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by DEVITA SARI 2013053125 -
UTS Pendidikan Nilai dan Moral
Nama : Devita Sari
NPM : 2013053125
Kelas : 3C / PGSD
Izin menjawab soal UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut saya benar faktor lingkungan sangat amat berpengaruh terhadap tingkah laku moral seseorang karena seseorang akan lebih sering berinteraksi dengan orang yang ada di lingkungan sekitarnya. Jadi baik tidaknya lingkungan sekitar kita akan menentukan bagaimana tingkah laku moral seseorang. Di ibaratkan jika lingkungan sekitar tidak mencerminkan perilaku yang baik maka dengan sendirinya kita pun akan ikut bertingkah laku seperti mereka.

2. Pendidikan nilai merupakan bimbingan dan pengembangan nilai-nilai pada diri peserta didik. Artinya pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.
Pendidikan moral adalah pendidikan yang mengajarkan tentang sikap dan bagaimana bertingkah laku sehari-hari yang baik.

3. Nilai-nilai moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk pembentukkan karakter anak. Nilai-nilai moral sangatlah penting dan utama ditanamkan kepada anak sejak dini bertujuan agar anak terbiasa melakukan hal-hal baik sedari kecilnya sehingga akan menciptakan generasi muda menjadi pribadi yang baik berakhlak mulia dan nantinya menjadi warga negara yang baik pula.
Mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral, karena mungkin saja pengaruh dari lingkungan sekitar atau pergaulan anak yang kurangnya perhatian pengawasan orang tua saat anak bersosialisasi di luar rumah. Contohnya jika teman-temannya ikut tawuran sang anak tau jika hal tersebut merupakan hal yang tidak boleh dilakukan akan tetapi teman-temannya mengejeknya jika tidak ikut tawuran bukan laki-laki namanya maka sang anak itu tetap melakukan tindakan penyimpangan tersebut, walaupun sang anak tau bahwa tindakan tersebut merupakan hal yang menyimpang dari nilai dan moral alasanya karena tidak mau di remehkan sama teman-temannya.

4. Fase Heteronomous Morality (Tahap realisme moral) biasaya terjadi pada anak usia < 11-12 tahun.
1. Aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih dewasa
2. Menilai tindakan perilaku moral berdasarkan konsekuensinya
3. Hukuman dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran.
Fase Autonomous Morality (Tahap independensi moral) biasaya terjadi pada anak usia ≥ 11-12 tahun.
1. Aturan dipandang sebagai hasil kesepakatan bersama
2. Menilai perilaku moral berdasarkan niat pelakunya
3. Hukuman dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak serta merta, namun di pengaruhi oleh niat pelakunya.

5. Menurut saya mengapa penanaman nilai dan moral bangsa Indonesia itu sangat penting karena sebenarnya jika memiliki kecerdasan yang tinggi tanpa dibarengi dengan moralitas yang baik, cenderung akan menjerumuskan orang untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan moral yang akan berbahaya bagi diri dan masyarakat. Nilai dan moral sangat penting karena sebagai pengatur bagaimana manusia bersikap dan bertingkah laku. Sikap dan perbuatan tersebut senantiasa diarahkan kepada kebenaran dan kebaikan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Tika Rahmawati 2013053090 -
Tika Rahmawati
2013053090
Jawaban :
1. Ya, benar.
Lingkungan merupakan faktor yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang, karena lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita. Artinya orang-orang terdekat kita sangat mempengaruhi tingkah laku moral kita. Ibarat pepatah “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.

2. Pendidikan nilai dan moral adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang yang untuk memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar menanamkan sebuah nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut antara lain yaitu :
a. Nilai ketuhanan
b. Tata karma (baik/buruk dan benar/salah)
c. Sopan santun mengenai ucapan maupun perbuatan

3. Menurut saya, pendidikan nilai moral harus ditanamkan sejak usia dini karena usia dini merupakan waktu yang paling cocok untuk mengembangkan kecerdasan moral anak dan merupakan masa lompatan perkembangan.
Meskipun pendidikan nilai moral sudah ditanamkan sejak usia dini, masih ada warga Negara yang melakukan penyimpangan. Penyimpangan tersebut terjadi karena adanya faktor-faktor berikut ini :
a. Lingkungan
b. Rendahnya kesadaran seseorang (individu tidak menganggap perilaku tersebut menyimpang)
c. differential association, artinya asosiasi yang berbeda terhadap suatu kejahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk bertingkah laku yang menyimpang.

4. Fase heteronomous morality : terjadi pada seseorang yang berumur 4-7 tahun. Anak-anak menganggap moralitas sebagai mematuhi aturan dan hukum orang lain, yang tidak dapat diubah. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran.

Fase autonomous morality : Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.


5. Nilai dan moral bangsa Indonesia itu sangat penting karena pada hakikatnya niai dan moral merupakan unsure pembentuk karakter bangsa. Nilai dan moral tersebut sebagai pondasi tegaknya suatu bangsa. Tanpa pendidikan nilai dan moral suatu bangsa akan hancur dengan sendirinya. Nilai dan moral bangsa Indonesia tertuang pada kelima sila-sila Pancasila.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Yenny Nafisah 2013053143 -
Nama : Yenny Nafisah
NPM : 2013053143
Jawaban Soal UTS

1. Faktor lingkungan memang penting dalam menentukan tingkah laku moral seseorang, namun tidak sepenuhnya. Faktor genetik atau bawaan juga merupakan faktor penting yang menentukan tingkah laku moral seseorang. Kedua faktor ini saling berkaitan, karena pada kenyataan yang terjadi dua anak yang dibesarkan oleh lingkungan dan pola asuh yang sama juga bisa memiliki tingkah laku moral yang berbeda. Didalam kehidupan juga dapat terjadi anak yang memiliki faktor genetik yang baik atau sudah memiliki tingkah laku moral yang baik, kemudian ia pergi kelingkungan yang berisi orang-orang dengan tikah laku moral yang kurang baik, ia pun bisa saja terpengaruh oleh lingkungan itu. Namun, ada juga yang tidak terpengaruh.
Jadi menurut saya faktor lingkungan memang menjadi faktor yang menentukan tingkah laku seseorang namun juga diikuti dengan faktor genetik atau bawaan. Kedua faktor ini saling berkaitan satu sama lain.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengamalkan nilai-nilai serta mampu menempatkannya dalam kehidupan.
Pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pendidikan moral dapat menjadikan anak memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua darinya maupun teman sebayanya.

3. Menurut saya di indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanam kan sejak usia dini karena pembentukan karakter anak dimulai pada saat ia masih kecil. Pada usia dini juga saat yang paling penting dalam proses pembentukan kecerdasan moral anak. Anak usia dini akan mencontoh dan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Sehingga kita sebagai orang dewasa harus bisa mencontohkan moral dan prilaku yang baik. 
Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral hal ini terjadi karena adanya pengaruh lingkungan saat ia dewasa. Walaupun saat kecil diajarkan pendidikan nilai dan moral kemudia saat dewasa ia bertemu dengan teman yang tidak mendapat pendidikan nilai dan moral atau teman yang memiliki nilai moral yang kurang baik. Karena di indonesia pendidikan nilai dan moral yang baik sejak diri belum diterapkan oleh seluruh orang tua. Sehingga belum semua anak mendapat pendidikan nilai d an moral saat kecil. Sebenarnya upaya dalam mengajarkan nilai dan moral sejak dini selain dilingkungan kelurga sudah dilakukan dengan adanya sekolah paud. Namun, masih ada orang tua yang enggan menyekolahkan anaknya ke paud karena berfikir disana anak hanya akan bermain. Padahal bermain di sekolah paud bukan asal main, tetapi ada ilmu didalamnya. Ada juga faktor lain seperti keterbatasan ekonomi sehingga tidak dapat bersekolah, dan orang tua sibuk bekerja dan tidak mengajarkan pendidikan nilai dan moral.
Contoh penyelewengan yang dilakukan misalnya seorang anak yang selalu diajarkan buang sampah ke tempatnya, jujur, dan patuh. Kemudian saat ia masuk SMA ia bertemu dengan teman-teman yang suka buang sampah sembarangan, suka berbohong, dan suka melanggar peraturan. Kemudian setelah beberapa lama ia bergaul dengan teman-temanya tersebut ia bisa terbawa oleh tingkah laku temannya.

4. 1. Fase heteronomous morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 20 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir heteronomous yakin bahwa aturan tidak  Boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika piaget menyarankan agar aturan digantidengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin Bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.
2. Autonomous morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secarasosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan. Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya Disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya kurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturan selalu diteruskan dengan cara otoriter.

5. Nilai dan moral bangsa indonesia itu penting karena remaja sebagai penerus bangsa memiliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi moral yang positif sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara yang penuh dengan kejujuran, tidak korup, semangat yang tinggi dan bertanggungjawab. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme telah dibuktikan ketika zaman pergerakan nasional, pemuda pelajar telah banyak memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu bisa terwujud apabila semua potensi mereka dikembangkan dan salah satunya adalah potensi moral. Oleh karena itu, remaja sebagai generasi penerus harus diselamatkan melalui pendidikan nilai moral. Sehingga harkat dan martabat bangsa bisa terangkat. Kualitas hidup meningkat, dan kesejahteraan serta kenyamanan pun bisa didapat.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Lintang Septianingrum -
Lintang Septianingrum
2013053100
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
jawaban : Menurut pendapat saya, benar bahwa faktor lingkungan adalah salah satu hal yang paling menentukan tingkah laku seseorang. dikarenakan perkembangan moral yang terjadi pada seseorang disebabkan oleh keadaan atau situasi yang ada di dekatnya atau hubungannya dengan lingkungan sosial. Artinya tempat seseorang berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan dilihatnya. keadaan yang dilalui oleh seseorang memberikan pengertian dan pengetahuan tentang moralitas. Maka dari itu, konteks sosial yang terdiri dari keluarga, teman sebaya, media masa, institusi pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan, maka institusi orangtua menjadi yang pokok, kemudian dilanjutkan dengan institusi masyarakat yang mana seseorang menghabiskan waktunya untuk beberinteraksi dan berrsosialisasi, serta institusi pendidikan yang menjadikan wadah bagi seseorang untuk digembleng secara intelektual maupun kejiwaannya. Peran institusi-institusi tersebut sangat penting yang akan mendukung proses penanaman dan perkembangan moralitas pada seseorang.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
jawaban : Pendidikan Nilai merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh orang dewasa untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada peserta didik (generasi penerus) mengenai nilai ke-Tuhanan, nilai estetika dan estetik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, dalam sikap dan perbuatannya. Sedangkan Pendidikan Moral merupakan suatu usaha dalam memberi pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai moralitas seperti moral ketuhanan, moral kebangsaan, moral demokrasi serta moral keadilan kepada peserta didik. Dari nilai-nilai tersebut lahir nilai-nilai praktis yakni adil, toleran, solid, saling menghormati, tolong menolong, tanggung jawab dan musyawarah.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawaban : dikarenakan moral bukanlah bawaan lahir dari seseorang manusia, manusia yang baru lahir tidak mengenal masalah moral. Moralitas merupakan sesuatu yang perlu diajarkan atau ditanamkan dalam dirinya tersebut. Penyimpangan nilai dan moral diakibatkan karena pengaruh internal maupun eksternal dari seseorang tersebut.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawaban : - Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawaban : karena dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.

Sekian dan Terimakasih
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nanda Novitasari 2013053175 -
Nama : Nanda Novitasari
NPM : 2013053175
Jawaban UTS Mata Kuliah Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut pendapat saya, manusia merupakan makhluk yang memiliki sifat ataupun tingkah laku moral yang dinamik. Sifat dan perilaku dalam diri pribadi manusia pada hakikatnya dapat berubah sesuai dengan yang diinginkan, sesuai dengan hasil pembentukan dari hasil pengalaman-pengalaman hidup yang dijalani dan yang telah ditanamkan. Menurut saya, faktor lingkungan bukanlah faktor yang paling menentukan tingkah laku dari seseorang, tetapi ada beberapa faktor, diantaranya :
1. Kebiasaan yang dilakukan oleh pribadi seorang manusia tersebut.
2. Lingkungan dimana pribadi tersebut hidup dan tumbuh.
3. Penanaman sikap berdasarkan pendidikan yang ditempuh.
4. Keyakinan yang dijadikan sebagai tolok ukur sebuah kebenaran serta kesalahan.
5. Tujuan hidup yang ditanamkan dalam diri pribadi.
6. Pedoman hidup yang dibentuk berdasarkan proses pengalaman hidup.
Faktor-faktor tersebutlah yang berperan dalam pembentukan tingkah laku moral dari seseorang.

2. Pendidikan nilai ialah suatu proses dari pendidik untuk mendidik serta belajar guna mencapai beberapa tujuan, seperti mencerdaskan pengetahuan siswa (kognitif), dan yang utama ialah mencerdaskan sikap dan tingkah laku dari peserta didik (afektif dan psikomotor). Tujuan tersebut tidak terlepas dari tujuan pendidikan sendiri, yaitu membentuk suatu pribadi dari yang awalnya belum mengerti menjadi mengerti, serta membentuk pribadi yang sebelumnya kurang baik menjadi baik.
Selanjutnya, pendidikan moral ialah suatu proses pendidikan yang memiliki tujuan guna mengembangkan pola perilaku dari suatu pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai dan kehidupan yang hidup di dalam masyarakat. Tujuan dari pendidikan moral tersebut ialah membangun perilaku seseorang agar menjadi lebih baik lagi, serta bertujuan untuk pribadi tersebut dapat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup masyarakat yang bermoral.

3. Indonesia merupakan negara yang menaruh perhatian besar pada masalah pendidikan moral, karena di Indonesia sendiri terdapat pendidikan nasional yang memiliki fungsi pengembangan kemampuan serta membentuk watak serta generasi bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga sangat penting untuk dapat merangsang perkembangan tingkat pertimbangan moral peserta didik sejak dini, karena jika dikembangkan sejak dini, para peserta didik pada hakikatnya akan memahami serta menghayati nilai-nilai pendidikan moral tersebut secara bertahap dan semakin meningkat dengan seiring naiknya jenjang pendidikan peserta didik tersebut.
Untuk penyimpangan nilai dan moral tersebut sendiri tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kurangnya sikap konsisten dari orang tua ataupun pendidik dalam mendidik anak untuk membangun tingkah laku yang bermoral. Lalu sikap yang diberikan oleh orang tua dalam kehidupan berkeluarga kurang menunjukkan kepedulian serta tanggung jawab, ataupun sikap orang tua yang otoriter juga dapat menjadi penghalang dalam pengembangan nilai dan moral pada diri anak. Dan juga dapat disebabkan oleh kurangnya penghayatan nilai agama yang dianut serta kurangnya sikap konsisten dari orang tua dalam menerapkan norma kepada anak.
Untuk contoh penyimpangan nilai dan moral tersebut ialah seorang anak yang gemar merusak ataupun mencuri beberapa fasilitas umum, hal tersebut menunjukkan dalam proses pembentukkan nilai dan moral, orang tua ataupun selaku pendidik kurang dapat mengimplementasikan sikap keterbukaan, ataupun acuh tak acuh terhadap perkembangan sikap anak sehingga menyebabkan penyimpangan nilai dan moral tersebut.

4. Piaget menyimpulkan bahwa anak-anak berpikir dengan dua cara yang sangat berbeda tentang moralitas, dan tergantung terhadap kedewasaan dari perkembangan diri mereka, adapun cara tersebut ialah :
1. Heteronomous Morality
Tahapan ini menurut teori Piaget merupakan tahapan pertama perkembangan moral, dan terjadi pada rentang usia 4-7 tahun. Pada tahapan ini suatu bentuk keadilan serta aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, dan terlepas dari kendali pribadi manusia.

2. Autonomous Morality
Tahapan ini menurut teori Piaget merupakan tahapan kedua perkembangan moral, tahapan ini diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua dari tahapan pertama, yakni berkisar usia 10 tahun ataupun lebih. Dalam tahapan ini, anak-anak menjadi sadar akan aturan-aturan dan hukum-hukum merupakan bentuk ciptaan manusia yang bertujuan untuk menilai suatu tindakan seseorang serta harus mempertimbangkan arti-arti dari pelaku serta memikirkan apa saja akibat-akibatnya.

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia sangat penting karena dalam mencapai tujuan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan bangsa tentu dibutuhkan generasi yang bermartabat, hal tersebut perlu disusun serta dibentuk dari nilai serta moral yang konsisten sehingga dapat membentuk kemampuan generasi yang semakin berkembang dan berkepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai serta moral yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Safitri Wahyuningtias -
Nama: Safitri Wahyuningtias
NPM:2013053095
Kelas:3C
Mata Kuliah: Pendidikan Nilai dan Moral
Ujian Tengah Semester
1. Iya,Menurut saya hal tersebut benar bahwa factor lingkungan lah yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang baik lingkungan rumah,lingkungan sekolah,lingkungan berteman. Di lingkungan masyarakat seorang individu mulai menyadari bahwa ia adalah bagian dari lingkungan tempat tinggalnya dan individu akan menyadari bahwa lingkungannya memiliki aturan-aturan, norma-norma dan nilai-nilai sebagai dasar berperilaku yang harus dia patuhi. Pada lingkungan sekolah hubungan antara peserta didik dengan pendidik atau anatara sesama peserta didik, banyak mempengaruhi aspek-aspek kepribadian, termasuk nilai-nilai moral yang memang masih mengalami berbagai perubahan. Tentu hal tersebut menjadikan lingkungan sebagai factor utama pembentuk moral seseorang. Baik buruknya moral seseorang dapat dilihat dari factor lingkungan nya.

2. Pendidikan niai pada dasarnya adalah proses penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya peserta didik dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.Pendidikan nilai menjadi penting karena dengan pendidikan nilai maka akan terbentuk dan terciptanya nilai-nilai luhur dalam hehidupan manusia yang berhubungan dengan kebenaran dan kebaikan sehingga akan menjadi kebiasaan dalam bertindak dan berjalan dengan konsisten. Melaui pendidikan nilai maka akan terciptanya moral yang baik sehingga diharapkan kehidupan sesama manusia berjalan tentram dan damai.
Pendidikan moral adalah siatu upaya untuk memperkenalkan dan melatih peserta didik mengenai perilaku yang mulia dan perilaku yang tercela.Setelah mendapatkan pendidikan moral, diharapkan peserta didik memiliki dan menerapkan perilaku terpuji dan meninggalkan perilaku tercela.Pendidikan moral menjadi penting karena dengan pendidikan moral, anak mampu memiliki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negative yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya. Selain itu, yang terpenting pendidikan moral bagi anak adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak, agar ia secara mandiri mampu memilah mana yang positif dan mana yang negative untuk dirinya. Tanpa perlu pengawasan dan bimbingan dari orang tua atau pihak lain dikemudian hari, anak diharapkan mampu menentukan segala tindakannya dalam batasan positif.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini di Indonesia karena diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak, agar ia secara mandiri mampu memilah mana yang positif dan mana yang negative untuk dirinya. Tanpa perlu pengawasan dan bimbingan dari orang tua atau pihak lain dikemudian hari, anak diharapkan mampu menentukan segala tindakannya dalam batasan positif. Apabila pendidikan nilai dan moral sudah berjalan dengan baik, maka dengan sendirinya kasus-kasus yang meresahkan masyarakat akan hilang. Semua itu tak luput dari peran dan kerja sama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam menciptakan pendidikan nilai dan moral. Tetapi walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan moral sejak usia dini tak banyak juga warga Negara yang melakukan penyimpangan hal ini dapat dikarenakan pendidikan moral tersebut hanya berupa teori semata dan kurangnya praktek langsung. Sehingga orang-orang hanya menganggapnya sebagai angina lalu dan kemungkinan juga pendidikan nilai dan moral tersebut hanya diajarkan saat usia dini tidak dilanjutkan saat ia memasuki usia dewasa atau ada factor dari diri sendiri yang membuat seseorang tersebut melakukan penyimpangan nilai dan moral.
Contohnya penyimpangan nilai dan moral dapat kita lihat pada lingkungan sekitar,saya mengambil contoh kasus perjudian. Perjudian dapat dikatakan sebagai penyimpangan nilai dan moral karena jelas hal tersebut dilarang oleh pemerintah dan agama. Kecintaan pada uang membuat seseorang ingin terus-menerus melipatgandakan uang yang mereka miliki dengan waktu yang singkat, dan itu yang membuat mereka menjadi hamba uang. Ketika seseorang menjadi manusia yang gila uang, ia akan melakukan segala hal yang menurutnya menguntungkan. Saat seseorang sudah mengenal nikmat dari perjudian maka itu akan membuatnya kecanduan yang akan membawa dampak buruk ketika ia mengalami kekalahan saat berjudi.

4. Fase Heteronomous Morality
• Merupakan tahap pertama perkembangan moral dalam teori Piaget.
• Heteronomous Morality Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun
• Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang.
• Menilai perilaku itu benar/baik dengan Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku. Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku.
• Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan memecahkan gelas 12 karena tidak sengaja, maka yang baik adalah yang memecahkan satu
Fase Autonomous Morality
• Merupakan tahap kedua perkembangan moral
• Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua (10 tahun ke atas)
• Memiliki pemahaman bahwa aturan dan sistem hukum merupakan buatan manusia. Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan, akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat atau tujuan si pelaku sama-sama dipertimbangkan.
• Individu yang Berfikir Secara Autonomous,dalam memberikan penilaian baik atau benarnya perilaku seseorang, ia akan mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku. Selain itu bisa menerima perubahan dan mampu mengenali bahwa aturan itu bisa disesuaikan, dibuat dan disetujui melalui kesepakatan bersama dan bisa berubah melalui consensus

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting karena berguna untuk menumbuhkan sikap saling menghargai di tengah perbedaan agama,ras,suku,budaya yang ada di Indonesia. Selain itu pendidikan nilai dan moral ditujukan untuk membentuk karakter yang positif pada setiap orang agar tidak terjadi penyimpangan penyimpangan dikemudian hari sehingga diharapkan masyarakat Indonesia bisa hidup dengan aman dan tentram tanpa harus memikirkan masalah-masalah besar yang mungkin akan timbul karena perbedaan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Annisa Hasbid 2013053075 -
Nama: Annisa Hasbid
NPM: 2013053075
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Ya, karena lingkungan memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku dan moral anak, misalnya anak-anak yang terbiasa tinggal di lingkungan yang suka membuang sampah sembarangan akan membuang sampah sembarangan juga. Hal ini terjadi karena hal itu terus menerus dilihat oleh anak dan hal tersebut terlihat wajar sehingga anak cenderung mengikuti kebiasaaan buruk tersebut. pengaruh terbesar yang dirasakan seorang anak dari lingkungannya berasal dari significant others anak tersebut (kelompok bermain, keluarga, teman sekolah). Hal ini membentuk moral seorang anak dengan sendirinya bahkan dengan kondisi sang anak yang tidak menyadari hal itu. Hal ini terjadi karena stimulus yang ada terus menerus datang kepada diri anak tersebut dan akan menjadi suatu kebiasaan baru yang bisa menjadi gaya hidupnya. Misalkan seorang anak yang rajin, memiliki peer group yang berisi anak-anak yang suka mencontek. Ketika ujian berlangsung, teman-teman anak itu akan mencontek dan sang anak pun akan ikut mencontek. Hal ini biasanya terjadi dengan alasan agar sang individu diterima kedalam suatu kelompok, atau sebagai tindakan solidaritas. Di sisi lain, lingkungan yang baik pun dapat membentuk moral seorang anak. Anak yang terbiasa hidup di lingkungan yang norma dan moralnya baik akan terbiasa dengan hal itu dan memilik nilai moral yang baik.

2. Pendidikan nilai pada dasarnya adalah proses penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangn yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
Pendidikan nilai lebih kepada menciptakan kultur kehidupann yang mendukung pertumbuhan individunya secara autentik.
Sedangkan pendidikan moral melatih peserta didik membangkitkan nafsu-nafsu rubbubiyah (ketuhanan) dan menghilangkan nafsu syaithaniyah. Pada pendidikan moral, peserta didik dikenalkan atau dilatih mengenai perilaku yang mulia dan perilaku yang tercela. Setelah mendapatkan pendidikan moral, diharapkan peserta didik memiliki dan menerapkan perilaku terpuji dan meninggalkan perilaku tercela.

3. Pendidikan moral pada anak usia dini merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan untuk memberikan kesadaran tentang moral pada anak sejak dini. Anak akan mampu melaksanakan moral yang ada jika diberikan pendidikan moral yang dilaksanakan dengan optimal oleh orang tua dan lembaga pendidikan di luar rumah. Pelaksanaan pendidikan moral harus dilaksanakan secara terus-menerus, karena hasil dari pendidikan moral tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membentuk sikap dan kebiasaan bermoral anak. Hal itulah yang menjadi alasan bahwa pendidikan moral harus dilaksanakan sejak usia dini. Penyimpangan seorang individu (faktor objektif) dapat terjadi walaupun sudah ditanamkan pendidikan nilai dan moral sejak dini, karena diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna, maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
b. Proses belajar yang menyimpang. Contohnya, seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
c. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
d. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Contohnya remaja yang memakai narkoba, karena terpengaruh oleh teman-temannya. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Contohnya, seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang). Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.

4. a. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
b. Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Dalam konteks Indonesia, moral publik yang mengikat segala keragaman ke dalam kesatuan kebangsaan itu terkristalisasi dalam nilai-nilai Pancasila. Kelima sila Pancasila tersebut bisa dijelaskan dalam kerangka 6 nilai inti moral publik, yaitu Care (peduli terhadap bahaya yang mengancam keselamatan bersama), fairness (keadilan dan kepantasan), liberty (bebas dari penindasan dan pengekangan), loyalty (kesetiaan pada institusi dan tradisi), authority (otoritas yang dihormati bersama), dan sanctity (hal-hal yang disucikan bersama). Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara warganya, hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama. Oleh karena itu, norma-norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbul perpecahan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Fauziah Husni -

Nama : Fauziah Husni

NPM   : 202110261043

Kelas   : 3C/PGSD


1.      Iya. Menurut saya lingkungan sangat berpengaruh dengan tingkah laku moral saat ini. Karena lingkungan dapat mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Lingkungan menjadi semakin baik pada pribadi seseorang baik secara kuantitatif atau kualitatif. Lingkungan sekitar juga menjadi acuan perubahan moral anak, sehingga perlunya suatu bimbingan bagi orang tua atau pendidik dalam mengarahkan serta memberikan pembimbingan kepada anak-anak tersebut agar memiliki perkembangan moral yang baik. Contohnya seorang anak yang tinggal di lingkungan yang baik biasanya anak akan menjadi pribadi yang baik, dan sopan. Sedangkan apabila anak yang tinggal di lingkungan yang buruk, seperti dekat dengan tempat sampah, kumuh dan rawan kasus pencurian dia akan ikut terpengaruh seperti lingkungannya.


2.      Pendidikan nilai merupakan proses penanaman karakter yang dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan sehingga menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas berdasarkan akademik dan religius. Artinya sumber daya manusia yang produktif yang mempunyai keseimbangan antara kematangan dunia maupun akhirat. Dengan demikian, moral bangsa diharapkan dengan penanaman pendidikan nilai menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan sumber membangun moral manusia yang dinilai sudah mulai merosot. Sedangkan pendidikan moral merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan olehnya. Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.


3.      Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral pada anak. Moral dimaksudkan sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, dan norma. Moral juga berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip atau norma.

Jika ada warga negara yang melakukan penyimpangan moral, hal itu di pengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini tidak berasal dari satu sumber melainkan banyak. Misalnya seseorang tahu jika mencuri itu menyalahi nilai dan moral. Tetapi apabila keadaan orang tersebut sedang terdesak dan menurutnya tidak ada jalan lain maka pencurian mungkin saja terjadi. Hal itu menunjukan nilai dan moral yang telah dipelajari tidak diterapkan di kehidupan sehari-hari.

 

4.      Fase Heteronomous Morality merupakan tahap pertama perkembangan moral dalam teori Piaget. Fase ini berlangsung pada usia 4 – 7 tahun. Fase Autonomous tahun. Tahapan fase ini yaitu:

o   Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang.

o   Menilai perilaku itu benar/baik dengan mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku. Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku.

o   Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous: menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu, dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku. Mempercayai Konsep “Immanent Justice” yaitu konsep yang menekankan bahwa bila seseorang melanggar aturan, maka ia harus segera dihukum.

Fase Autonomus Morality merupakan tahap kedua perkembangan moral. Tahapan fase ini yaitu :

o    Muncul pada anak yang lebih tua (10 tahun ke atas)

o    Memiliki pemahaman bahwa aturan dan sistem hukum merupakan buatan manusia. Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan, akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat atau tujuan si pelaku sama-sama dipertimbangkan.

o    Individu yang Berfikir Secara Autonomous dalam memberikan penilaian baik atau benarnya perilaku seseorang, ia akan mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku.

5.       Nilai dan moral bangsa Indonesia penting karena kedua hal ini sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Generasi muda Indonesia harus menanamkan nilai dan moral sejak dini. Hal ini diharapkan saat anak-anak muda beranjak dewasa mereka dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak. Pendidikan nilai moral ditanamkan sejak dini dan dilakukan secara serius. Harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Jika hal tersebut bisa dilaksanakan dengan baik, maka generasi muda penerus bangsa akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggungjawab. Sehingga kekerasan dan tawuran tidak ada lagi melainkan saling membantu, menolong sesama, saling menyayangi, rasa empati, jujur dan tidak korup, serta tanggung jawab.


In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Yohana Aguslina. S 2013053084 -
Nama: Yohana Aguslina S
NPM: 2013053084

Jawaban
1. Menurut saya benar. Karena faktor lingkungan akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Contohnya anak-anak akan terbiasa kasar dan memukul saat dia melihat orang tuanya melakukan kekerasan, begitu juga sebaliknya.

2. Pendidikan nilai merupakan proses mendidik dan belajar yang bertujuan bukan hanya mencerdaskan pengetahuan siswa (kognitif), tetapi juga mencerdaskan sikap dan tingkah laku seorang siswa (afektif dan psikomotorik). Pendidikan nilai memiliki tujuan untuk mengantar peserta didik mengenali, mengembangkan, dan menerapkan nilai-nilai moral, dan keyakinan agama untuk memauki kehidupan budaya zamannya.
Pendidikan moral adalah upaya dari oang dewasa dalam membentuk tingkah laku yang baik, yaitu tingkah laku yang sesuai dengan harapan masyarakat yang dilakukan secara sadar. Pendidikan moral bertujuan meningkatkan ketaqwaan terhadap TYME, meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan dan mempertinggu budi pekerti, mamperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan.

3. Pendidikan nilai dan moral memang harus ditanamkan saat usia dini. Karena saat usia dini akan mudah untuk membentuk karakter yang baik kepada anak. Walaupun sudah diajarkan pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak yang melakukan penyimpanan nilai dan moral karena pengaruh pergaulan dan teknologi yang semakin berkembang. Seiring pertumbuhan seorang anak akan memiliki pergaulan yang bisa mempengaruhi. Contohnya: ketika dulu saat masih anak-anak mau untuk disuruh membantu orang tua, ketika beranjak dewasa anak tersebut melihat anak-anak seusianya melawan orang tua maka tanpa disadari dia pun akan ikut ikutan melawan orang tua. Contoh lain anak anak sekarang lebih mengutamakan gadget nya dibandingkan orangtua, bahkan sering mengabaikan omongan orang tuanya.

4. Fase Heteronomous Morality (fase realisme moral untuk anak usia <11-12 tahun)
• Tahap moralitas kendala
• Aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih dewasa
• Menilai perilaku moral berdasarkan konsekuensinya
• Hukuman dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran
Fase Autonomous Morality (fase independensi moral untuk anak usia >11-12 tahun)
• Tahap moralitas kerjasama
• Aturan dipandang sebagai hasil kesepakatan bersama
• Menilai perilaku moral berdasarkan niat pelakunya
• Hukan dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak serta merta, namun dipengaruhi oleh niat pelakunya

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia penting karena nilai dan moral yang baik akan menciptakan hidup yang nyaman, aman dan tentram. Selain itu dapat mencegah adanya perpecahan antar masyarakat. Jika setiap masyarakat memiliki nilai dan moral yang baik maka diharapkan akan mencegah perilaku-perilaku penyimpangan moral di setiap daerah masyarakat.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Silvia Ananda -
NAMA : SILVIA ANANDA
NPM : 2013053077

JAWAB :

1. Menurut saya, disamping faktor genetic faktor lingkungan juga menentukan tingkah laku moral seseorang. Baik buruk tingkah laku seseorang bisa dilihat dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan tentunya akan mempengaruhi karakteristik kepribadian juga. Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif dan lingkungan yang buruk akan berpengaruh negative. Itulah mengapa disarankan untuk mengambil sesuatu yang positif di lingkungan sekitar kita, lingkungan kita juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan kepribadian kita ke depannya. Bergaulah dengan orang yang baik maka kita akan menjadi baik dan begitu juga sebaliknya.

2. - Pendidikan nilai dimaknai sebagai pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik.
- Pendidikan moral adalah proses pembelajaran mengenai tingkah laku, akhlak, budi pekerti baik melalui cara formal maupun non formal. Pendidikan moral bertujuan menjadikan individu atau sumber daya manusia yang yang berkualitas tidak hanya secara kognitif (materi) melainkan afektif dan psikomotor (emosional dan spiritual).

3. Pentingnya penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak dapat berkembang dengan potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Pendidikan moral menyangkut sikap dan kepribadian, sehingga di dalam pembelajarannya tidak hanya terbatas pada pengembangan kemampuan intelektualnya saja tetapi lebih kepada pengembangan karakter, sikap, dan perilaku peserta didik . Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Namun seiring berkembangnya zaman banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini. Ini disebabkan akibat kelalaian dan kemalasan diri untuk mendalami nilai-nilai kemoralan. Moral yang seharusnya diutamakan malah dilupakan atau diabaikan, sehingga seakan moral malah menjadi tabu, menghabiskan waktu untuk membaca teori-teori.
Contoh penyimpangan nilai moral warga negara yaitu mabuk-mabukan ditempat umum. Biasanya masalah ini dipicu oleh faktor lingkungan dia bergaul serta faktor dari dalam diri orang tersebut.

4. - fase heteronomous morality
1. Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
2. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
3. Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencuba mencuri sepotong kuih.
4. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua autoriti yang berkuasa.
5. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka berkeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
6. Meyakini keadilan yang immanent(semulajadi), yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
7. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara automatik dengan hukuman.
- fase autonomous morality
1. Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sedar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
2. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
3. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
4. Menyedari bahwa hukuman dijalankan secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak dapat dielakkan.

5. Pentingnya nilai moral bangsa Indonesia agar dapat berkembangnya karakter dengan potensi dan kemampuan secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi bangsa. Pendidikan moral menyangkut sikap dan kepribadian, sehingga di dalam pembelajarannya tidak hanya terbatas pada pengembangan kemampuan intelektualnya saja tetapi lebih kepada pengembangan karakter, sikap, dan perilaku. Pendidikan nilai dan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nila Amalia Nabila -
Nama : Nila Amalia Nabila
NPM : 2013053107
Jawaban UTS
1. Menurut pendapat saya, benar bahwa faktor lingkungan adalah salah satu hal yang paling menentukan tingkah laku seseorang. dikarenakan perkembangan moral yang terjadi pada seseorang disebabkan oleh keadaan atau situasi yang ada di dekatnya atau hubungannya dengan lingkungan sosial. Artinya tempat seseorang berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan dilihatnya. keadaan yang dilalui oleh seseorang memberikan pengertian dan pengetahuan tentang moralitas. Maka dari itu, konteks sosial yang terdiri dari keluarga, teman sebaya, media masa, institusi pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan, maka institusi orangtua menjadi yang pokok, kemudian dilanjutkan dengan institusi masyarakat yang mana seseorang menghabiskan waktunya untuk beberinteraksi dan berrsosialisasi, serta institusi pendidikan yang menjadikan wadah bagi seseorang untuk digembleng secara intelektual maupun kejiwaannya. Peran institusi-institusi tersebut sangat penting yang akan mendukung proses penanaman dan perkembangan moralitas pada seseorang.
2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengamalkan nilai-nilai serta mampu menempatkannya dalam kehidupan.Sedangkan Pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pendidikan moral dapat menjadikan anak memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua darinya maupun teman sebayanya.
3. Seperti yang kita ketahui moral bukanlah bawaan lahir dari seseorang manusia, manusia yang baru lahir tidak mengenal masalah moral. Moralitas merupakan sesuatu yang perlu diajarkan atau ditanamkan dalam dirinya tersebut. Penyimpangan nilai dan moral diakibatkan karena pengaruh internal maupun eksternal dari seseorang tersebut.
4. Berikut ini adalah tahapan dari fase heteronomous morality dan autonomous morality yaitu: - Fase Heteronomous Morality :Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. - Fase Autonomous Morality: Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
5. Nilai moral sangat penting karena dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Adelia Grita Sasena 2013053158 -
Nama : Adelia Grita Sasena
NPM : 2013053158
UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab :
Menurut saya benar, karena seseorang lebih banyak berinteraksi dengan orang lain saat berada di lingkungan. Ketika lingkungan tempat tinggalnya buruk, maka dia akan cepat mengikuti perilaku buruk itu karena hampir setiap hari dia akan bermain serta berinteraksi dengan orang sekitar, maka kebiasaan buruk dapat dengan cepat di ikuti begitu juga dengan tingkah laku baik.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab :
Pendidikan nilai dan pendidikan moral saling terikat satu sama lain. Pendidikan nilai adalah suatu usaha untuk menciptakan peserta didik yang dapat dinilai tolak ukur dari etika yang dimilikinya, sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan yang membentuk moralitas peserta didik agar menjadi penerus bangsa yang terbaik.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab :
Menurut saya karena etika yang baik harus dilaksanakan sedini mungkin agar menjadi suatu kebiasaan pada diri seseorang. Seseorang yang beretika baik akan disenangi serta disegani oleh orang lain dan dapat meneruskan generasi bangsa serta dapat mengangkat derajat seseorang. Tapi kenapa masih ada yang melakukan penyimpangan sosial? Karena tidak semua orang di didik dengan baik ataupun ada beberapa faktor dari keluarga/lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan penyimpangan. Contohnya saja jika disekolah ada beberapa siswa yang membully temannya. Siswa seperti ini biasanya tidak mendapat perhatian yang lebih dari orang tua ataupun orang disekitar yang seharusnya mengajarkan nilai moral dan dapat juga karena mengikuti perilaku buruk orang terdekatnya. Jika orang terdekatnya sering memarahi/membandingkan dirinya dengan orang lain maka dia akan meniru perilaku itu kepada teman yang berbeda dengannya.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab :
• Heteronomous Morality (usia 11-12 tahun kebawah)
- Tahap moralitas kendala
- Aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih dewasa
- Menilai perilaku moral berdaasarkan konsekuensinya
- Hukuman dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran
• Autonomous Morality (usia 11-12 tahun keatas)
- Tahap moralitas kerjasama
- Aturan dipandang sebagai hasil kesepakatan bersama
- Menillai perilaku moral berdasarkan niat pelakunya
- Hukuman dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak serta merta, namun dipengaruhi oleh niat pelakunya

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab :
Karena dengan adanya nilai dan moral maka akan membentuk sebuah perilaku baik dalam kepribadian masyarakat Indonesia. Negara Indonesia akan sulit maju jika warganya tidak memiliki akhlak mulia serta moral yang tinggi, maka dari itu nilai dan moral bangsa Indonesia sangat penting.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Yayan Mulyana -
Nama : Yayan Mulyana
NPM : 2013053079
Uts

1. Benar karena sesuatu yang sering bersama kita tentu kita akan mudah untuk menirunya, jika tidak mempunyai kepribadian yang kuat akan sangat mudah terbawa oleh lingkungan apalagi jika lingkungan itu buruk di tingkah laku moralnya.
Saya akan memberikan contoh di lingkungan muslim.
Misalnya jika kita bermain dengan orang yang rajin beribadah sholat ketika teman teman kita sedang melakukan sholat berjamaah secara otomatis kita akan ikut sholat juga.
Sedangkan jika kita bermain pada lingkungan yang jarang melakukan ibadah sholat pasti lama kelamaan kita akan terbawa untuk tidak atau malas mengerjakan sholat.

2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.

pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Karena Karakteristik moral positif tidak muncul secara spontan. pada saat usia dini adalah masa peka yang memiliki perkembangan fisik, motorik, intelektual, dan sosial sangat pesat sehingga jika ada menerima pendidikan moral dari lingkungan itu akan membentuk sebuah fondasi untuk anaknya bertingkah laku kedepannya.
Pendidikan nilai dan moral bagi usia dini dimaksudkan untuk menanamkan nilai - nilai budi pekerti supaya dapat menjadi kebiasaan ketika kelak mereka dewasa.
Jika masih ada penyimpangan nilai moral walaupun sudah ditanamkan pendidikan nilai moral sejak dini hal itu disebab kan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal
Faktor internal berasal dari kepribadian berupa kontrol pribadi dan genetika orang tersebut.
Faktor eksternal nya yaitu dari lingkungan sekitar biasanya karena ada tekanan sosial.
Contohnya yaitu ketika masih anak anak dia sangat rajin belajar dan sholat akan tetapi ketika anak tersebut mengenal game menjadi malas belajar dan sering meninggalkan sholat.

4. Tahap pertama perkembangan moral disebut dengan heteronomous morality, moral realism, atau morality of constraint. Tahap ini merupakan moralitas yang belum matang secara intelektual, yang dipengaruhi oleh salah satu sisi kasih-sayang orang dewasa yang ada di sekitar anak.
Tahap Realisme Moral Moralitas oleh pembatasan
(<12thn):
- Usia 0 – 5 tahun: pada tahap ini perilaku anak
ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan
tanpa penalaran / penilaian. Anak menilai tindakan
berdasar konsekuensinya.
- Usia 7/8 – 12 tahun: pada tahap ini anak menilai perilaku
atas dasar tujuan. Konsep tentang benar/salah mulai
dimodifikasi (lebih luwes / fleksibel). Konsep tentang
keadilan mulai berubah

Pada tahap kedua perkembangan moral, yang biasa disebut dengan autonomous morality atau morality in cooperation, anak memperoleh kemandirian dalam pembuatan keputusan moral, atau anak memperoleh kemampuan untuk memainkan peran sesuai dengan perkembangan intelektualnya, selain itu juga ketergantungan pada orang dewasa mulai diubah menjadi kesederajatan dalam kerjasama sosial.
Moralitas dengan analisis (> 12th):
- Anak mampu mempertimbangkan
segala cara untuk memecahkan
masalah.
- Anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil
- melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

5. Dengan adanya moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Miftahul Khoiriyah -
Nama : Miftahul Khoiriyah
NPM : 2013053169
Menjawab Soal UTS :

1. Menurut pendapat saya, benar bahwa faktor lingkungan adalah salah satu hal yang paling menentukan tingkah laku seseorang. dikarenakan perkembangan moral yang terjadi pada seseorang disebabkan oleh keadaan atau situasi yang ada di dekatnya atau hubungannya dengan lingkungan sosial. Artinya tempat seseorang berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan dilihatnya. keadaan yang dilalui oleh seseorang memberikan pengertian dan pengetahuan tentang moralitas. Maka dari itu, konteks sosial yang terdiri dari keluarga, teman sebaya, media masa, institusi pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan, maka institusi orangtua menjadi yang pokok, kemudian dilanjutkan dengan institusi masyarakat yang mana seseorang menghabiskan waktunya untuk beberinteraksi dan berrsosialisasi, serta institusi pendidikan yang menjadikan wadah bagi seseorang untuk digembleng secara intelektual maupun kejiwaannya. Peran institusi-institusi tersebut sangat penting yang akan mendukung proses penanaman dan perkembangan moralitas pada seseorang.
2. Pendidikan nilai merupakan proses penanaman karakter yang dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan sehingga menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas berdasarkan akademik dan religius. Artinya sumber daya manusia yang produktif yang mempunyai keseimbangan antara kematangan dunia maupun akhirat. Dengan demikian, moral bangsa diharapkan dengan penanaman pendidikan nilai menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan sumber membangun moral manusia yang dinilai sudah mulai merosot. Sedangkan pendidikan moral merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan olehnya. Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
3. Pentingnya penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak dapat berkembang dengan potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Pendidikan moral menyangkut sikap dan kepribadian, sehingga di dalam pembelajarannya tidak hanya terbatas pada pengembangan kemampuan intelektualnya saja tetapi lebih kepada pengembangan karakter, sikap, dan perilaku peserta didik . Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Namun seiring berkembangnya zaman banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini. Ini disebabkan akibat kelalaian dan kemalasan diri untuk mendalami nilai-nilai kemoralan. Moral yang seharusnya diutamakan malah dilupakan atau diabaikan, sehingga seakan moral malah menjadi tabu, menghabiskan waktu untuk membaca teori-teori.
Contoh penyimpangan nilai moral warga negara yaitu mabuk-mabukan ditempat umum. Biasanya masalah ini dipicu oleh faktor lingkungan dia bergaul serta faktor dari dalam diri orang tersebut.
4. -Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
5. Nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting karena berguna untuk menumbuhkan sikap saling menghargai di tengah perbedaan agama,ras,suku,budaya yang ada di Indonesia. Selain itu pendidikan nilai dan moral ditujukan untuk membentuk karakter yang positif pada setiap orang agar tidak terjadi penyimpangan penyimpangan dikemudian hari sehingga diharapkan masyarakat Indonesia bisa hidup dengan aman dan tentram tanpa harus memikirkan masalah-masalah besar yang mungkin akan timbul karena perbedaa
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Kamila Khusna Amalia 2013053063 -
Nama : Kamila Khusna Amalia
Npm : 2013053063
Jawaban Soal Uts Pendidikan Niali dan Moral

1. Iya, Menurut saya faktor lingkungan paling menentukan tingkah laku seseorang , karena dalam faktor lingkungan itu seseorang dapat bergaul dengan siapapun . jika lingkungan disekeliling kita baik maka otomatis kita juga dapat bersikap baik atau mempunyai moral yang baik. Sedangkan jika lingkungan disekeliling kita tidak baik maka kita juga dapat terbawa oleh faktor lingkungan yang kurang baik tersebut. Tidak hanya faktor lingkungan saja yang paling menentukan tingkah laku atau moral seseorang , tetapi faktor keluarga juga menentukan tingkal laku atau moral seseorang. Karena keluarga adalah tempat pertama seseorang ditanamkan sikap atau moral yang dapat menjadikan seseorang itu memiliki tingkah laku yang baik. maka dari itu keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan moral atau tingkah laku seseorang.

2. Pendidikan nilai adalah proses yang diberikan kepada seseorang yang mencakup tentang nilai atau aturan-aturan yang disepakati dalam masyarakat tertentu sebagai suatu nilai. Sedangkan Pendidikan moral adalah proses penanaman mengenai tingkah laku seseorang agar seseorang memiliki sikap atau etika yang baik dimasyarakat.

3. Karena diusia dini anak mulai merekam apa saja yang diberikan oleh keluarga dan lingkungannya, dan itu sangatlah penting untuk anak kedepannya, sehingga jika anak telah terbiasa dengan pemberian pendidikan nilai dan moral maka anak dapat mengetahui apa yang baik dan buruk untuknya dan anak juga tidak ceroboh dalam mengambil keputusan. Kenapa banyak warga yang melakukan penyimpangan padahal mereka telah diajarkan pendidikan nilai dan moral sejak dini karena jika mereka tinggal dan bergaul dilingkungan yang tidak baik maka otomatis mereka yang dari kecilnya telah ditanamkan nilai dan moral dapat melakukan penyimpangan akibat pergaulan dan lingkungan disekeliling mereka.contohnya adalah merokok alasanya karena anak anak meniru apa yang dia lihat ketika anak melihat teman bermainya merokok otomatis mereka pun menyoba dan terbisa dengan rokok tersebut.dan jika semisal dia tidak punya uang maka otomatis anak dapat melakukan tindakan seperti mencuri uang untuk ia belikan rokok.

4. Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting..Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5. Karena dengan nilai dan moral maka generasi muda dapat saling menghormati satu sama lainnya dan ketika generasi muda telah memiliki nilai dan moral yang baik otomatis mereka tidak akan bertindak yang tidak sesuai dengan nilai moral tersebut .dan dengan adanya nilai dan moral dapat membentengi generasi muda dari hal hal yang bersifat buruk.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Rosyid Bayu Pamungkas -
Nama :Rosyid Bayu Pamungkas
NPM :2013053144
UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Benar, faktor lingkungan baik lingkungan keluarga, masyarakat, ataupun lingkungan pertemanan yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling utama dalam mendidik tingkah laku dan moral seseorang pada masih kecil. Jika di lingkungan keluarga seorang anak-anak tidak diajarkan nilai moral yang baik, maka kelak dia akan memiliki tingkat laku moral yang buruk. Lingkungan masyarakat juga berperan dalam menetukan tingkah laku moral seseorang, jika lingkunan masyarakat tersebut mendukung seperti masyarakatnya menggunakan tutur kata dan bahasa yang sopan, berperilaku yang baik, maka sesorang akan terbiasa akan perilaku moral terpuji tersebut. Selain itu lingkungan pertemanan seseorang juga mengambil peran dalam menentukan tingkah laku moral seseorang. Baik buruknya tingkah laku seseorang dapat dilihat dari lingkungan pergaulannya.

2. Pendidikan nilai dan moral adalah pendidikan yang berusaha mengajarkan, menanamkan, dan menerapkan nilai-nilai moral kepada peserta didik yang dilakukan oleh pendidik dengan harapan mereka berperilaku sesuai dengan apa yang dianggap baik oleh umum.

3. Menurut pendapat saya, Indonesia harus menerapkan pendidikan nilai moral sejak dini supaya mereka terbiasa akan perilaku terpuji sejak kecil, karena masa anak-anak masa dimana mereka meniru setiap perbuatan dan perilaku dari lingkungan sekitarnya baik dari orang tua, pendidik, maupun kawan. Oleh sebab itu pendidikan nilai moral harus diterapkan sejak dini supaya anak-anak mengerti, memahami, meniru, dan menerapkan tingkah laku moral yang terpuji tersebut. Namun walaupun pendidikan nilai moral sudah diterapkan sejak kecil, tidak serta-merta membuat mereka akan berperilaku seperti itu seterusnya. Karena terdapat faktor lingkungan masyarakat dan teman yang mempengaruhinya. Sebagai contoh jika seseorang dulu diajarkan memiliki tingkah laku moral yang baik seperti tutur kata yang sopan oleh orang tuanya ketika kecil, tetapi jika nanti dia remaja dan lingkungan pertemanannya buruk maka lama-kelamaan tingkah laku baik tersebut akan tergerus. Karena jika sudah semakin dewasa, seseorang tidak lagi akan meniru perilaku sekitarnya tetapi dia sudah bisa berpikir dan melakukan perbuatan yang menurutnya benar saja. Maka dari itu pemberian pemahaman akan perilaku yang benar tetap harus dilakukan oleh pendidik terutama di jenjang pendidikan SMA, dimana masa remaja adalah masa-masa mencari jati diri.

4. Tahap heteronomous morality (tahap realism moral) terdapat pada anak usia di bawah 11 hingga 12 tahun. Tahapan dalam fase perkembangan heteronomous morality yaitu, tahap moralitas kendala, aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih dewasa, menilai perilaku moral berdasarkan konsekuensinya, dan hukuman dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran.
Tahap autonomous morality (tahap independensi moral) terdapat pada anak usia lebih dari 11 atau 12 tahun. Tahapan dalam fase perkembangan autonomous morality yaitu, tahap moralitas kerjasama, aturan dipandang sebagai hasil kesepaktan bersama, menilai perilaku moral berdasarkan niat pelakunya, dan hukuman dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak serta merta namun dipengaruhi oleh niat pelakunya.

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting karena nilai moral itulah yang menyebabkan Indonesia tetap berdiri kokoh. Karena masyarakat Indonesia yang memiliki nilai moral yang terpuji akan menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman dalam bangsa indonesai. Seperti nilai moral berupa kejujuran, loyalitas, dan anti korupsi. Jika semua masyarakat Indonesia memiliki nilai moral yang bagus, baik dari pejabat, orang miskin, orang kaya, anak kecil hingga orang dewasa, maka ketentraman dan kesejahteraan akan tercipta. Terlebih nilai moral pada generasi penerus bangsa yang merupakan cerminan bangsa Indonesia di masa depan, jika nilai moral mereka bagus maka Indonesia akan memiliki pemimpin yang amanah.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Aisyah Mutiara Sani 2013053102 -
Nama : Aisyah Mutiara Sani
NPM : 2013053102
Kelas : 3C
Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral
Tugas : UTS

1.Menurut pendapat kalian,benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab :
Menurut saya iya,karena perkembangan nilai moral seseorang ditentukan oleh faktor lingkungan baik itu lingkungan keluarga,masyarakat dan sekolah yang mana faktor lingkungan ini berdampak pada aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan pada seseorang.Dan dari berbagai lingkungan tersebut,faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku moral seseorang adalah lingkungan keluarga,karena lingkungan keluarga merupakan lingkup awal perkembangan nilai moral seseorang,dimana penanaman nilai moral seseorang pertama kali berasal dari dalam diri seseorang yang telah ditanamkan sejak dini oleh sebuah keluarga.Ketika keluarga itu harmonis dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama maupun sosial yang baik maka moral seseorang pun akan baik,tapi jika yang ditanamankan tidak baik maka moral seseorang tersebut tidak baik juga.

2.Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab :
Pendidikan nilai adalah pengajaran yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam pembentukan nilai-nilai kebaikan,baik itu dalam etika,moral dan budi pekerti pada peserta didik,yang nantinya bisa diimplementasikan dalam tindakan kehidupan sehari-hari baik di dunia masyarakat,berbangsa dan bernegara.
Pendidikan moral merupakan suatu program atau usaha nyata yang terencana dengan bertujuan membentuk dan mengarahkan moralitas atau perilaku seseorang menjadi lebih baik,sehingganya bisa menyesuaikan diri dengan tujuan bermasyarakat dan memiliki akhlak yang mulia.

3.Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab :
Pendidikan nilai dan moral di Indonesia harus diajarakan sejak dini karena pendidikan nilai dan moral bertujuan untuk membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik,mulai dari aspek etika atau tingkah laku,moral,dan budi pekerti.Pembentukan atau penanaman hal tersebut tidaklah bisa dilakukan dalam sekejab,hal itu harus dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan setelah menjadi kebiasaan maka hal itu akan melekat pada diri setiap orang karena telah diajarakan sejak dini.Contoh ketika sejak dini seseorang diajarkan untuk jujur,maka ketika dewasa merekapun akan jujur dan sulit untuk berbohong.Maka dari itu sangatlah penting menanamkan pendidikan nilai dan moral sejak dini pada generasi penerus bangsa agar mereka memiliki akhlak mulai yang telah di pupuk sejak dini.
Lantas mengapa masih banyak yang melakukan penyimpangan meskipun sudah diajarkan nilai moral?.Seiring berkembanganya zaman maka semakin banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan nilai moral pada diri seseorang meskipun telah diajarkan sejak dini,hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu faktor internal yang mana hal ini berasal dari diri sendiri yang lalai atau malas dalam menerapkan nilai-nilai moral yang telah diajarakan,yang kedua adanya faktor eksternal yang berasal dari masyarakat,media massa,teman sebaya dan masih banyak lagi,faktor ini juga bisa mendominasi perubahan karakter pada seseorang,karena dari melihat,mencoba dan kemudian menjadi terbiasa,maka kepribadian kita pun bisa berubah seketika.Misal ketika kita bergaul dalam masyarakat,dimana kebiasaan yang dilakukan bukanlah suatu hal baik,dikarenakan sering melihat hal tersebut lama kelamaan kita akan penasaran bagaimana rasanya,kemudian setelah mencoba kita menjadi terbiasa dan kecanduan untuk melakukan hal tersebut dan akhirnya menjadi bagian dari mereka.Contoh lingkungan kita adalah perokok atau pecandu alkohol,sejak dini kita telah melihat bagaimana kegiatan itu dilakukan,setelah sering melihat kita akan merasa hal itu sudahlah biasa,maka ketika itu terjadi kita mulai mencobanya, kemudian kita menganggap itu hal yang wajar untuk dilakukan, akhirnya kita menjadi perokok dan pecandu alcohol.Efek yang didapatkan ketika sudah kecanduan kedua hal tersebut adalah seorang bisa saja melakukan tindakan kriminalitas.Ketika tidak memiliki rokok mereka bisa saja mencuri uang untuk membeli rokok,dan saat dalam keadaan mabuk mereka bisa saja melakukan suatu tindak kejahatan dibawah pengaruh yang ditimbulkan alam bawah sadarnya saat mabuk,misalnya melakukan pelecehan seksual bahkan sampai pembunuhan.

4.Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab :
Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,yaitu:
1.Heteronomous Morality (terjadi pada usia 5 - 10 tahun).
Heteronomous berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak.Pada tahap perkembangan moral ini,anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan,orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.Misal,memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja,ketika mencoba mencuri sepotong kue.

2.Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (terjadi pada usia 10 tahun keatas).
Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat menilai baik dan buruknya suatu tindakan. Moral tumbuh melalui kesadaran,bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral.Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai mengguna-kan standar keadilan terhadap orang lain.

5.Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab :
Pedidikan nilai moral merupakan suatu hal yang sangat penting bagi generasi penerus bangsa,karena tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, dan akhlak) kemungkinan besar suatu bangsa bisa hancur,hal ini dikarenakan nilai dan moral diibaratkan sebagai suatu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup,jika kita tidak memiliki pendidikan nilai dan moral maka beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya yang kita miliki sampai saat ini.Dengan adanya pendidikan nilai dan moral diharapakan generasi penerus bangsa dapat menjunjung martabat bangsa Indonesia dan dapat meningkatkan berbagai segi kualitas hidup yang ada, kehidupan menjadi lebih baik,aman,nyaman dan sejahtera,serta generasi penerus juga akan memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan tanggung jawab,maka dari itu penting sekali adanya pendidikan nilai moral,karena hal itu nantinya yang akan melekat pada kepribadian seseorang yang mana mencerminkan bangsa itu sendiri.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Arum Mustika Sari 2013053088 -
Nama: Arum Mustika Sari
NPM: 2013053088
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut saya benar, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang karena manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan yang senantiasa tersedia disekitarnya. Lingkungan akan memengaruhi perkembangan tingkah laku moral, apabila seseorang berada dalam lingkungan yang baik maka akan memberikan pengaruh yang baik bagi tingkah laku moral seseorang dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik akan memberikan pengaruh yang tidak bagi tingkah laku moral seseorang.

2. Pendidikan nilai adalah proses penanaman dan pengembangan nilai sehingga seseorang dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Sedangkan pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas seseorang menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Menurut saya pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini karena usia dini merupakan masa dimana anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki. Dengan pendidikan moral sejak dini akan mendasari tumbuh dan berkembangnya perilaku-perilaku yang bermoral seiring dengan kematangan dan pertambahan usia anak. Pendidikan moral sejak dini ini akan mempengaruhi perkembangan pada usia berikutnya. Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penyimpangan nilai dan moral yaitu lingkungan baik sekolah maupun tempat anak-anak bermain, kemajuan teknologi, sifat keingintahuan remaja, dan keluarga.
Contoh penyimpangan nilai dan moral yaitu sebagai berikut.
a. Bullying, kasus pembullyan seringkali terjadi terhadap anak-anak dibawah umur dan pelakunya juga banyak yang masih dibawah umur. Pelaku dan korban keduanya sama-sama korban dari lingkungan yang tidak sehat.
b. Pornografi, kemajuan teknologi saat ini membuat mereka mudah untuk mengakses dan menonton konten pornografi sehingga menjadi candu.
c. Kecanduan narkoba, umumnya terjadi karena adanya rasa ingin tahu yang tinggi, yang kemudian menjadi kebiasaan. Selain itu karena berteman dengan pecandu narkoba dan juga untuk melampiaskan masalah dalam keluarga atau yang lainnya.

4. Tahapan fase perkembangan moral menurut John Piaget yaitu ada heteronomous morality dan autonomous morality. Heteronomous morality diperlihatkan oleh anak-anak (Usia 5 - 10 tahun), pada tahap perkembangan moral ini anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Sedangkan
Autonomous morality diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (Usia 10 tahun atau lebih), pada tahap perkembangan moral ini anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

5. Nilai moral bangsa Indonesia penting karena merupakan dasar sikap untuk menjadikan generasi bangsa memiliki perilaku yang baik dan berkualitas sehingga memiliki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negatif yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya. Jika nilai moral bangsa hancur maka bangsa Indonesia juga akan hancur karena masa depan bangsa Indonesia tergantung dari nilai moral masyarakat terutama pada generasi mudanya.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Uswatun Isna Lutfiani 2013053074 -
Nama : Uswatun Isna Lutfiani
NPM : 2013053074
jawaban UTS pendidikan nilai dan moral

1. Ya. karena lingkungan sebagai tempat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut saya, tingkah laku moral yang terbentuk merupakan hasil dari interaksi tersebut. Jadi secara tidak sadar, tingkah laku moral seseorang sebagian besar akan sama dengan tingkah laku moral orang-orang di lingkungan tempat dia tinggal. Seseorang cenderung akan mengikuti apa yang ada di lingkungan nya. Misalnya di sebuah komplek, jika ada tetangga yang lewat tidak mau bertegur sapa. maka hal tersebut juga akan berpengaruh bagi warga komplek yang lain. Mereka menjadi acuh tak acuh untuk saling bertegur sapa bahkan tidak peduli pada hal-hal di sekitarnya.

2. Menurut saya, pendidikan nilai adalah sebuah pendidikan yang mengajarkan tentang etika dan tingkah laku yang nantinya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. sedangkan pendidikan moral adalah sebuah pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk mampu memahami dirinya sendiri dan hal-hal yang ada di sekitarnya, tentang bagaimana cara dia berperilaku dan juga ajaran baik buruknya perbuatan yang ia lakukan.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini karena untuk mencegah dan meminimalisir anak-anak nantinya melakukan perbuatan buruk yang dapat merugikan. Pendidikan nilai dan moral juga merupakan bekal untuk kehidupan nya di masa depan. Mereka merupakan generasi yang seyogyanya memiliki nilai moral yang baik dan berperan dalam memajukan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Menurut saya, penyimpangan yang terjadi biasanya terjadi karena faktor pergaulan anak tersebut dengan dunia luar, dan kurangnya pengawasan orang tua seiring semakin dewasanya anak-anak. Anak yang baik pun dapat menyimpang nilai moralnya apabila dia terus-menerus berada dalam lingkup pergaulan yang kurang baik. contohnya ada anak yang dididik oleh orang tuanya agar si anak memiliki sikap yang ramah terhadap orang lain, kemudian anak tersebut pergi merantau untuk bekerja ataupun kepentingan lain selama beberapa tahun. Mungkin saja saat kembali ada nilai-nilai yang sudah tidak lagi ada pada dirinya bahkan sudah menyimpang karena pergaulannya di rantauan. misal yang tadinya memiliki sikap ramah menjadi lebih tidak peduli.

4. Tahap fase heteronomous morality
-terjadi di usia 5-10 tahun.
-tahap moralitas kendala
-aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih dewasa
-menilai moral berdasarkan konsekuensinya
-hukuman dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran

Tahap fase autonomous morality
-terjadi pada usia 10 tahun ke atas.
-tahap moralitas kerjasama
-aturan dipandang sebagai hasil keputusan bersama
-menilai perilaku moral berdasarkan niat pelakunya
-hukuman dipandang sebagai hal yang tidak ikut serta merta, namun dipengaruhi oleh niat pelakunya

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting karena didalamnya memuat tata bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai dan moral bangsa Indonesia tentu berbeda dengan negara-negara yang lain. Indonesia memiliki cara tersendiri untuk mendidik anak bangsanya menjadi generasi yang baik, cerdas, dan bertanggung jawab yaitu melalui pendidikan nilai dan moral. Apabila nilai dan moral bangsa Indonesia tidak diajarkan kepada anak-anak sejak dini, dikhawatirkan bangsa Indonesia akan kehilangan generasi penerus. Nilai dan moral bangsa Indonesia itulah yang nantinya akan menjadi bekal bagi generasi-generasi muda yang memiliki peran penting untuk melanjutkan kehidupan bangsa Indonesia ini.
sekian terimakasih.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nurul Aulia Azharie -
Nurul Aulia Azharie
2013053151

1. Ya, karena faktor lingkungan disekolah maupun di lingkungan masyarakat sering berintaraksi dan bisa menilai karakter atau sifat anak dalam mendidik nilai moral, oleh karena itu setiap individu atau sekelompok terkadang suka menirukan gaya atau penampilan seseorang sehingga terjadilah perubahan prilaku sikap moral seseorang.

2. Pendidikan Nilai merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh orang dewasa untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada peserta didik (generasi penerus) mengenai nilai ke-Tuhanan, nilai estetika dan estetik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, dalam sikap dan perbuatannya. Sedangkan Pendidikan Moral merupakan suatu usaha dalam memberi pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai moralitas seperti moral ketuhanan, moral kebangsaan, moral demokrasi serta moral keadilan kepada peserta didik. Dari nilai-nilai tersebut lahir nilai-nilai praktis yakni adil, toleran, solid, saling menghormati, tolong menolong, tanggung jawab dan musyawarah.

3. Menurut saya ,pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sedini mungkin, alasannya, pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. Seorang anak belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya, sehingga orang tua ataupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya terutama dalam menanamkan pendidikan nilai dan moral. dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? Karena setiap individu atau kelompok dapat terpengaruh oleh faktor lingkungan itu sendiri jika setiap individu tidak dapat mengendalikan dan bisa mengakibatkan penyimpangan nilai moral setiap individu itu sendiri

4. 1) Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak- anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2) Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan. Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya kurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturan selalu diteruskan dengan cara otoriter.

5. -Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.

-Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pendidikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus.

- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara pengetahuan umum dan pendidikan nilai moral agama. Mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral versi Kohlberg atau Bandura.

- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi: ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar-salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani, keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek, toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima kasih dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Dela Nowinda Citra -
Dela Nowinda Citra
2013053134
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut saya benar, mengapa demikian? Karena seseorang akan cenderung mengikuti tingkah laku atau perilaku yang sering ia lihat. Perilaku atau perkembangan moral seseorang berkembang seiring dengan situasi yang ada disekitarnya. Misal seseorang hidup di pesantren, maka orang itu akan terarah ke moral yang baik karena di lingkungan pesantren dipenuhi dengan kegiatan kegiatan yang positif. Begitupun sebaliknya, jika seseorang hidup di lingkungan yang kurang baik maka ia akan terarah ke moral yang kurang baik juga. Oleh karena itu lingkungan sangat menentukan moral seseorang.

2. Pendidikan nilai adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran untuk membentuk nilai, etika, moral, dan budi pekerti seorang peserta didik sebagai makhluk Tuhan yang hidup bermasyarakat.
Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas peserta didik supaya menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Penanaman moral sejak dini akan membentuk pribadi yang baik di masa yang akan datang karena anak sudah terbiasa melakukan atau menjalankan nilai-nilai moral yang baik sejak ia masih kecil.
Lalu mengapa masih banyak penyimpangan nilai di Indonesia? Ya, hal itu disebabkan oleh adanya sosialisai. Sosialisasi yang dilakukan di lingkungan yang kurang baik atau pergaulan yang salah, maka akan membawa anak itu ke perilaku moral yang buruk walaupun ia sudah di ajarkan moral moral yang baik sejak kecil. Tapi, pengaruh lingkungan akan sangat membawa dampak yang besar di kehidupan anak tersebut. Tidak hanya dari lingkungan tapi faktor ekonomi, keluarga, bahkan krisis identitas pun dapat menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan nilai moral. Contohnya saat kecil, anak ini sudah di didik sebaik mungkin di dalam keluarga yang harmonis. Setelah beranjak dewasa, ada permasalahan keluarga yang menyebabkan orang tuanya harus bercerai. Bukan tidak mungkin anak ini akan berubah kepribadian nya akibat rasa sedih dan kecewa nya terhadap keputusan kedua orang tuanya. Banyak sekali ditemukan anak-anak broken home yang dulunya sopan dan berubah menjadi seseorang yang egois dan tidak memperdulikan orang lain. Nah penyimpangan moral ini disebabkan oleh keluarga nya sendiri.

4. Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.

Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

5. Nilai dan moral sangat penting karena moralitas menjadi sumber aturan perilaku yang tak tertulis yang oleh masyarakat dipegang teguh karena ia memiliki nilai-nilai kebaikan sesuai dengan ukuran-ukuran nilai yang berkembang dalam masyarakat. Kita tau bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki banyak penduduk dengan banyak perebedaan yang mendasari nya. Jika bangsa Indonesia tidak menanamkan nilai dan moral pada rakyatnya, maka akan sangat berbahaya karena tanpa adanya nilai dan moral, masyarakat akan se enaknya kepada orang lain. Melakukan diskriminasi, kekerasan, pelanggaran HAM, dan masih banyak bahaya-bahaya lain nya. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita sebagai masyarakat Indonesia harus dan mau untuk menanamkan nilai dan moral yang baik kepada diri kita dan orang di sekitar kita.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Alga Rahmad Prasetyo -
Nama : Alga Rahmad Prasetyo
NPM : 2013053174
Kelas : 3C
Izin menjawab,

1. Menurut saya pernyataan tersebut adalah benar karena manusia dan lingkungan merupakan dua faktor yang terus berinteraksi dan terus
saling mempengaruhi, perilaku manusia bisa merubah lingkungan misalnya manusia
menebang hutan, sebaliknya lingkungan sangat berpengaruh terhadap bagaimana
manusia berperilaku.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Karena, usia dini
merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.
Karena seiring dengan berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup pada remaja
ke arah yang lebih modern. Akibatnya, budaya luar yang negatif mudah terserap
tanpa ada filter yang cukup kuat. Gaya hidup modern yang tidak didasari
akhlak/budi pekerti cepat ditiru.
Contohnya, penyebutan nama bagi yang umurnya
lebih tua masih dianggap tidak sopan sehingga mereka memanggil mas, bang,
ataupun yang lain. Sedangkan dalam berpakaian ataupun yang lain kurang
diperhatikan. Tidak memungkiri keadaan tersebut, kondisi lingkungan yang
kurang peduli terhadap kesopanan, sehingga akhirnya pada saat-saat tertentu saja
sopan. Seperti merokok disekolah, ditempat kuliah, ataupun di tempat-tempat
formal yang lainnya.

4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Karena nilai dan moral itu berfungsi untuk mengingatkan orang-orang yang melakukan diri mereka sendiri dan orang lain yang baik sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by HANISA PUTRI 2013053121 -
Nama: Hanisa Putri
NPM : 2013053121
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut saya dibandingkan dengan faktor dari dalam diri individu, faktor lingkungan lebih berpengaruh besar dalam menentukan tingkah laku seseorang. Faktor lingkungan terdapat dua fokus utama dalam menentukan tingkah laku moral seseorang yaitu (1) Keadaan atau situasi yang ada di dekat individu yang berhubungan dengan lingkungan sosial. Keadaan atau situasi merupakan hal di mana seorang individu berada dalam konteks kehidupannya. Konteks kehidupan yang dimaksud adalah keadaan sosial yang di dalamnya terdapat norma-norma kemasyarakatan. Artinya tempat seseorang berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan ia lihat, ia alami bahkan dinegosiasi olehnya. Keadaan yang dilalui oleh seseorang akan menempa dirinya, memberikan pengertian dan pengetahuan baginya tentang moralitas. (2) Konteks sosial, yaitu terdiri dari: keluarga, teman seumur (teman sebaya), media masa, institusi pendidikan dan masyarakat. Konteks sosial tersebut berperan penting dalam hal ini karena dalam setiap kontek sosial yang berbeda pasti memiliki pola interaksi yang berbeda pula sehingga individu dengan mudah meniru (khusus anak usia dini) apa yang dilihat dan didengar. Dalam hal ini mereka harus dibimbing dan diberi arahan mengenai hal yang baik dan buruk, mana yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh untuk dilakukan. Disinilah peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam mengawasi perkembangan moralitas sejak anak usia dini yang akan membentuknya menjadi anak yang secara moral dikatakan baik, sehingga perkembangan moral pada anak dapat berkembang secara optimal.

2. Pendidikan nilai adalah pengajaran yang diberikan kepada peserta didik dengan tujuan mereka dapat mengenali, memahami dan menerapkan nilai-nilai yang ada di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan baik dalam kegiatan kurikulum, ektrakurikuler, dan seluruh kegiatan pembelajaran, dimana tidak hanya untuk peserta didik tetapi juga menjadi hal yang penting bagi sekolah dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan moral adalah proses pembelajaran yang akan membentuk tata cara berperilaku yang baik bagi individu atau peserta didik baik dalam perkataannya maupun perbuatannya. Dengan pendidikan moral individu akan memahami diri sendiri dan pola sosialisasi dalam bermasyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan pengarahan dan pematauan, pengontrolan dan pengawasan baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah akan perkembangan moralitas mereka agar tidak terjadi penyimpangan dalam berperilaku.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini dikarenakan diusia ini perkembangan intelektual, proses bersosialisasi, proses meniru anak sangat pesat sehingga dengan penanaman dan pembiasaan akan ajaran-ajaran positif akan sangat mudah dipahami dan melekat kuat pada perkembangan karakter mereka baik untuk dimasa sekarang maupun dimasa depan.
Perkembangan nilai dan moral tentu tidak hanya dipengaruhi oleh diri sendiri tetapi juga lingkungan. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia seseorang akan membawanya ke lingkungan-lingkungan yang baru seperti keluarga, sekolah, teman sepermainan, masyarakat, sampai dunia kerja dimana akan memberikan pengaruh yang berbeda pula. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab mengapa warga Negara masih melakukan penyimpangan. Pola pikir yang terus berubah seiring perkembangan dan pertumbuhan, pengaruh lingkungan, dan juga kurangnya kontrol dari orang tua menyebabkan remaja ataupun orang dewasa bisa berubah karakternya. Sebenarnya mereka sudah paham dalam membedakan hal yang baik dan buruk, hanya saja kurangnya kesadaran diri dan sifat egois yang mereka miliki membuatnya melakukan tindakan yang menyimpang.
Contohnya : Pejabat negara melakukan tindakan korupsi terhadap uang negara yang menimbulkan kerugian pada negara dan masyarakat.
Alasan : Untuk menjadi seorang pejabat Negara, tentu pendidikan yang ditempuh pun tidak sembarangan. Mereka bersekolah sejak masih kecil sampai ke tingkat universitas, yang pastinya ilmu akan nilai dan moral sudah sangat paham. Tetapi mengapa mereka melakukan hal itu? Tentu karena pengaruh lingkungan disekitar, sifat egois yang tinggi dan memanfaatkan jabatan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Sungguh ironis bukan? Hal seperti ini harus kita hilangkan jika tidak akan menjadi budaya turun temurun bagi generasi penerus bangsa dimasa depan.

4. Fase Perkembangan nilai dan moral menurut Piaget;
Fase premoral ( usia 0 s/d + 5 tahun)
Tahap 0 , anak hanya tahu konsep aturan dan tidak tahu moralitas bersifat internal atau eksternal. Dengan perasaaan, pertumbuhan rasa moralitas paralel dengan konsep diri terhadap orang lain.

Fase heteronomous morality (usia 4-7 tahun)
Tahap 1
Keadilan atau aturan bagi anak merupakan sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah.
(usia 9 tahun). Dengan perasaan, kesalahan diukur dalam hal konsekuensi-konsekuensinya bukan niat dari pelaku.
Tahap realisme anak memahami konsep aturan, tetap mereka pandang sebagai aturan eksternal dan tidak berubah. Pada tahap ini merupakan tahap transisi antara tahap ke-1 dan ke-2.

Fase autonomous morality (usia 10 tahun ke atas)
Tahap 2 relativitas moral
Anak menyadari aturan tidak tetap (relatif) dan dapat diubah (subjektif) oleh persetujuan bersama, hukumn diciptakan oleh manusia mereka mengembangkan moralitas internal mereka sendiri (homo mensura) yang tidak lagi sama dengan aturan-aturan eksternal. Dengan perasaan, kesalahan diukur dari niat pelakunya.

5. Dengan nilai dan moral baik yang dimiliki setiap individu di dalam masyarakat Indonesia akan mengarahkan Negara Indonesia kearah perkembangan yang maju. Sumber daya manusia yang berkulitas baik bukan hanya didukung oleh pemikiran yang cerdas dan ilmu pengetahuan saja. Tapi dengan akhlak mulia tentu akan menambah nilai lebih dalam mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Karena akhlak yang mulia dapat mengarahkan mereka dalam berprilaku dan bertindak yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada di kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, penanaman nilai dan moral pada usia dini sangatlah penting dilakukan demi terciptanya generasi muda yang berakhlak dan berkarakter baik.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Rizaluddin Armandri 2013053145 -
Nama : Rizaluddin Armandri
NPM : 2013053145

1. Benar, karena lingkungan merupakan tempat dimana seseorang mulai membentuk karakter diri dan mulai berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Di lingkungan itulah seseorang akan menjadi pribadi yang mempunyai moral baik atau buruk di masa depan dilihat dari seseorang itu mampu atau tidaknya mempertahankan kepribadian.
2. Pendidikan nilai adalah suatu usaha seseorang (pendidik) untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti kepada orang lain (peserta didik)
Pendidikan moral adalah suatu usaha diri untuk membuat kepribadian yang dapat disebut bermoral dan berakhlak.
3. Karena pendidikan nilai dan moral sangat penting untuk pembentukan karakter. Anak usia dini masih mudah diarahkan sedangkan orang dewasa akan sulit untuk diberitahu karena sudah merasa dia yang paling benar. Penyimpangan nilai dan moral yang dilakukan oleh orang dewasa bisa didapat dari faktor lingkungan yang kurang mendukung. Contohnya seseorang yang tinggal di lingkungan bebas seperti pemabuk, pemakai narkoba, ibu dan ayahnya pisah maka dia akan cenderung ikut kedalam lingkungan tersebut apabila dia tidak bisa membawa diri kea rah yang benar.
4. Fase Heteronomous Morality (usia 5-10 tahun)
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori piaget.
Pada tahap ini anak memandang aturan-aturan sebagai kekuasaan yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat diubah dan harus dipatuhi.
Fase Autonomous Morality (usia 10 tahun keatas)
Mereka akan mulai berpikir bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhapat tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku.
5. Karena nilai dan moral bangsa Indonesia berlandaskan pancasila maka merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kita terapkan dan kita jaga. Dalam pancasila tersebut sudah terdapat sebuah nilai yang memiliki makna luas dan mendalam. Nilai-nilai tersebut apabila dapat diterapkan dan dijunjung tinggi oleh semua orang maka akan menghasilkan sebuah keharmonisan dan kedamaian yang indah.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Widya sulistiyani -
Nama : Widya Sulistiyani
Npm : 2013053172
Kelas : 3C

Jawaban UTS Pendidikan Nilai Moral


1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab :
Iya, karena pada hakikatnya lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan sikap dan perilaku moral seseorang, pengaruh terbesar yang dirasakan seorang anak dari lingkungannya berasal dari (kelompok bermain, keluarga, teman sekolah). Hal ini membentuk moral seseorang dengan sendirinya ,  Misalkan seorang anak yang hemat, memiliki peer group yang berisi anak-anak yang suka boros, hedon dan selalu berfoya-foya atau anak-anak yang merokok di usia pelajar dan suka berkelahi. Ketika berada dalam lingkungan tersebut maka seseorang itu juga akan terpengaruh dan  ikut melakukan hal sama dengan teman-temannya . Hal ini terjadi karena stimulus yang ada terus menerus datang kepada diri anak tersebut dan akan menjadi suatu kebiasaan baru yang bisa menjadi gaya hidupnya dan mempengaruhi tingkah laku moralnya.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab :
Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang. serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya. Dengan demikian pendidikan nilai tidak hanya merupakan program khusus yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran, tetapi mencakup pula keseluruhan proses pendidikan, pendidikan nilai bertujuan untuk membentuk etika, moral, dan budi pekerti seseorang.

Pendidikan moral adalah sebagai suatu konsep kebaikan (konsep yang bermoral) yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik (generasi muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan berperilaku terpuji seperti terdapat dalam, Pancasila dan UUD 1945.


3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab :
Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik atau waktu yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Karena pada usia dini aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Oleh karena itu Pada masa usia dini dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai moral, untuk perkembangan serta kecerdasan moral anak. Karena ajaran-ajaran tersebut akan diingat oleh dia seiring berumbuh nya usia dan juga kebiasaan kebiasaan baik akan senantiasa membaanya hingga bertambah usia karena penanaman pendidikan nilai dan moral tersebut akan menjadi dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh anak-anak Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik Perkembangan moral dapat kita bentuk sejak usia dini dengan memberikan berbagai pengarahan, bimbingan dan nasehat dalam mengajarkan sikap perilaku yang baik dan berguna bagi kehidupan.

Meskipun pendidikan nilai dan moral sudah diajarkan sejak dini namun kita ketahui bahwa banyak terjadi penyimpangan nilai dan moral hal ini banyak terjadi karena akibat kemajuan teknologi yang menimbulkan beberapa perubahan dalam kebiasaan masyaratakat dan juga manusia yang sudah beranjak dewasa mulai memilih lingkungan yang menurutnya lebih menyenangkan sehingga ia bebas melakukan tindakan sesuai dengan lingkungannya dan kurang memperhatikan nilai dan moral salah satu contoh dampak akibat nya masyarakat yang mengikuti trend dari negara lain dan transformasi budaya .sekarang juga marak budaya seks bebas di era globalisasi hal tersebut disebabkan oleh kemajuan iptek dan pengaruh budaya luar dan juga kurangnya pengawasan orangtua Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak memperdulikan nilai dan moral.


4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab :
a. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun)
Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
b. Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain

Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.



5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab :
Nilai dan moral untuk bangsa Indonesia sangat penting mengingat akhir-akhir ini banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi berikut beberapa alasan pentingnya nilai dan moral : membentuk perilaku yang lebih beretika,  untuk mencegah tindakan asusila , Karena tindakan asusila saat ini yang kian menjamur di masyarakat, Oleh karena itu yang paling penting dalam memberikan pengajaran moral haruslah diimbangi dengan nilai-nilai spiritual, bisa juga untuk membantu mencegah terjadinya bullying di sekolah dan agar tidak terjadi lunturnya budaya lokal yang terkikis oleh pengaruh budaya luar yang negatif. 
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Lutfia Asnur -
Nama : Lutfia Asnur
NPM : 2013053178
UTS Pendidikan Nilai dan Moral
1. Faktor lingkungan paling besar menentukan tingkah laku seseorang, menurut saya iya. Namun tidak semua/sepenuhnyanya tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sebab lingkungan adalah faktor eksternal, masih ada faktor internal yang memberikan pengaruh moral seseorang. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial yang tabiatnya berinteraksi dengan lingkungan, maka lingkungan menjadi faktor yang sangat besar terhadap moral seseorang. Dengan lingkungan, akan saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Orang yang tidak memiliki tumpuan atau filter saking mudahnya mengikuti sikap atau tindakan perilaku lingkungan tempat ia berinteraksi, mereka akan mencontoh apa yang menurutnya baik, padahal itu bertentangan dengan norma. Apalagi remaja yang sering dikatakan masa transisi belum labil, segala hal akan diikuti dan dicoba. Mereka belum sepenuhnya paham akan tindakan dan sikap yang akan diambil, dan tidak ada pendirian, cendrung mengikuti kelompok atau hal yang menarik perhatian, padahal perbuatan atau tingkah laku tersebut tidaklah tepat dicontoh. Jika terus seperti itu, tanpa memfilter pengaruh lingkungan, maka kemungkinan besar dapat hilang rasa kesopanan, sikap dan tindakan yang baik dan menurunnya moral dalam diri.

2. Yang saya ketahui tentang pendidikan nilai upaya ialah untuk mengenalkan, menanamkan dan melestarikan, merealisasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan yang berhubungan dengan kebenaran, kebaikan, dalam pembiasaan bertindak yang sesuai tuntutan nilai. Pendidikan moral adalah penanaman sifat, perangai, atau tindakan yang layak dikatakan benar, salah, baik, buruk pada peserta didik.
Maka pendidikan nilai dan moral adalah suatu usaha untuk membimbing, menyosialisaikan dan menginternalkan peserta didik untuk mengenali, mengembangkan, dan menerapkan nilai-nilai, moral dan keyakinan agama untuk memasuki kehidupan. Dimana moral dan nilai dierapakan dalam setiap jenjang pendidikan.

3. Menurutku saya pendidikan nilai dan moral harus diajarakan sejak dini sebab moral dan nilai adalah bagian penting dari perilaku seseorang yang akan terus melakat pada dirinya dalam berprilaku atau betindak. Pemahaman pendidikan moral sejak dini mengajarkan sekaligus mendidik anak untuk memiliki sikap mulia, empati dan sebagainya sejak dini. Sebab karakteristik moral positif tidak muncul secara spontan, perlunya pengajaran dari lingkungan terdekat yakni keluarga mengingat masih banyak anak yang tidak diajarkan tentang etika dan moral di rumah. Dan juga pemahan nilai dan moral sejak kecil, lebih mudah, kerena anak sedang masa pertumbuhan yang aktif, mereka mudah mencontoh orang terdektanya. Oleh sebab itu menanamkan nilai dan moral sejak kecil dilingkungan kelurga sangat penting. Contoh sejak dini anak didik untuk berkata sopan pada yang lebih tua, jujur, dan rajin menabung. Ketika anak menginjak usia remaja mereka sudah memahami sikap atau perilaku yang baik dan hal itu dapat dijadikan pedoman atau filter kelak ketika terjun dilingkungan agar tidak terjerumus ke dalam penyimpangan norma. Sehingga ketika sudah dewasa dapat lebih bijak dan mampu bertanggung jawab.
Lantas masih banyak penyimpangan nilai dan norma meski sudah diajarakan sejak dini, pada dasarnya bisa banyak faktor, baik internal dan eksternal. Seperti orang tua tidak intens dalam mendidik anak, lebih menyerahkan pembentukan karakter pada pendidikan sekolah. Sehingga kurang dalam berkomunikasi, menyebabkan anak mencari teman yang bisa dijadikan panutan atau contoh di lingkungan bebas. Atau faktor dari dalam diri, merasa tertantang dan gengsi sebab teman atau lingkungannya berbuat/berprilaku seperti itu sehingga ikut terjun. Maka yang harus dilakukan diantaranya ialah berusaha menjaga diri agar tidak ikut melakukan penyimpangan dengan meningkatkan keimanan mempelajari aqidah dan akhlak, mencari teman yang baik dan berakhlak mulia sebab teman adalah cerminan diri, lalu menerapkan kebaikan yang telah diajarkan oleh keluarga atau sekolah sehingga tetap melekat pada diri dan tidak mudah terpengaruh lingkungan yang buruk.

4. Tahapan fase heteronomous Morality ialah tahap pertama pada teori perkembangan moral Jean Piaget, dimana rentang usia antara 4-10 tahun. Di tahap perkembangan moral ini, anak berada di fase segala aturan sebagai hal yang sudah ada dan mutlak, lalu tahap meyakini peraturan tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Bila dilanggar akan mendapat hukuman segera. Misal di kelas, pendidik sudah menerapkan peraturan tidak boleh mencontek, bila mencontek lembar kerja tidak akan diterima dan peserta didik yang melanggar beserta orang tua akan dipanggil ke ruang BK. Karena sejak awal peserta didik sudah memahami peraturan ini, bila suatu saat ada yang melanggar maka akan segera mendapat konsekuensi yang sudah dibuat.
Tahap outonomus morrality ini adalah fase kedua dari teori perkembangan moral Jean Piaget dengan usai lebih dari 10 tahun. Tahap ini, anak pada fase mulai sadar bahwa peraturan yang dibuat adalah upaya untuk menilai suatu tindakan. Dan meyakini serta mempertimbangkan maksud perbuatan dan akibatnya. Jadi aturan yang dibuat akan menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Anak mulai memahami aturan diciptakan sebagi hal untuk menilai tindakan dan hukuman diperoleh akibat melanggar. Misal, anak paham bahwa memakai helm saat berkendara bentuk perlindungan dan keamaman diri dan patuh berkendara selain menjauhi tilang. Dan jika tetep melanggar tentu akan mendapat sanki berupa tilang atau lainnya.

5. Menurut saya pendidikan nilai dan moral sangat penting bagi bangsa Indonesia. Sebab, dengan nilai dan moral suatu bahasa dapat meningkatkan kualitas hidup lebih sejahtera, menumbuhkan rasa aman dan tentram, dan hidup akan tertib dan lainnya. Selain itu, bangsa yang tidak memperhatikan nilai dan moral, pasti generasinya minim akhlak dan merosotnya moral. Tentu akan timbul perpecahan, keributan apalagi Indonesia adalah negara yang majemuk beragam kultur tentu sangat butuh penanam nilai dan moral sebagai bentuk persatuan dan menjauhkan perpecahan. Jika nilai dan moral buruk, akan ada kesenjangan antar masyarakat seperti rasa masa bodoh, korupsi, acuh terhadap sesama dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa dikemudian hari jika generasinya tak lagi memiliki nilai dan moral.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by bella selvana -
Nama : Bella Selvana
Nom : 2013053104
Jawaban soal UTS

1. Iya, karna Lingkungan tentunya akan mempengaruhi karakteristik kepribadian juga. Itulah mengapa disarankan kita mendapatkan untuk mengambil sesuatu yang positif di lingkungan kita, lingkungan kita juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan kepribadian kita ke depannya.
Bergaulah dengan orang yang baik maka kita akan menjadi baik dan begitu juga sebaliknya. Selama masih muda dan berkembang otaknya maka seseorang mungkin untuk berubah. Jadi jangan takut untuk berubah ke arah yang lebih baik lagi.

2.pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini, baik dalam konteks lokus maupun tempus tertentu.

3.Usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah ( > 6 th ) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Nilai moral seorang anak ditentukan oleh nilai perilaku baik atau buruk. Terbentuknya perilaku moral yang baik pada seseorang diperoleh melalui proses yang cukup panjang.Perkembangan moral merupakan suatu proses perubahan sikap perilaku dalam mengenal dan memahami setiap perbuatan mengenai benar atau salah, baik atau buruk dalam kehidupan suatu anggota budaya masyarakat. Perkembangan moral dapat kita bentuk sejak usia dini dengan memberikan berbagai pengarahan, bimbingan dan nasehat dalam mengajarkan sikap perilaku yang baik dan berguna bagi kehidupan.ada beberapa warga yang mungkin melakukan penyimpangan nilai dan moral disebabkan karna kurang adanya sosialisasi ada beberapa orang yang menyimpang dari aturan yang berlaku di masyarakat tersebut. Perilaku menyimpang ini disebut sebagai penyimpangan sosial, di mana setiap tindakan seseorang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat. Sudah banyak contoh penyimpangan sosial yang dapat kita lihat di berbagai media.contoh penyimpangan nilai dan moral:
1) Perjudian,jelas pemerintah melarang perjudian. Selain pemerintah, agama juga melarang perjudian. Kecintaan pada uang membuat seseorang ingin terus-menerus melipatgandakan uang yang mereka miliki dengan waktu yang singkat, dan itu yang membuat mereka menjadi hamba uang. Ketika seseorang menjadi hamba uang, ia akan melakukan segala hal yang menurutnya menguntungkan. Saat seseorang sudah mengenal "nikmat" dari perjudian maka itu akan membuatnya kecanduan yang akan membawa dampak buruk ketika ia mengalami kekalahan saat berjudi.
2) Bullying,Kasus pembullyan seringkali terjadi terhadap anak-anak dibawah umur dan pelakunya juga banyak yang masih dibawah umur.

4.Heteronomous Morality
A.Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
B.Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
C.Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
D.Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
E.Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
F.Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
G.Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

Autonomous Morality
A.Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
B.Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
C.Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
D.Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5.Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri. Pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Agung Kurniawan 2013053103 -
Nama : Agung Kurniawan
NPM : 2013053103
Kelas : 3C
Tugas : UTS

SOAL

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawaban :
Benar, menurut saya faktor lingkungan lah yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang, karena pada hakikatnya kita hidup dan berinteraksi dengan individu lainnya didalam suatu lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Ketika seseorang hidup di dalam lingkungan yang baik, maka kebiasaan-kebiasaan baik juga akan tertanam pada diri seseorang sehingga tingkah laku moral yang akan terbentuk pada diri seseorang tersebut akan baik pula. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang hidup didalam lingkungan dengan tingkah laku atau nilai moral yang buruk, maka seseorang tersebut juga akan terbawa kedalam kebiasaan-kebiasaan buruk yang mengakibatkan rendahnya nilai dan moral pada diri seseorang.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawaban :
• Pendidikan nilai merupakan suatu proses pendidikan yang berperan membentuk perilaku setiap individu melalui penanaman nilai-nilai, sehingga diharapkan setiap individu dapat berperilaku sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
• Pendidikan moral adalah usaha untuk menanamkan dan membentuk moral atau akhlak setiap individu serta lebih menekankan pada unsur ketuhanan, sehingga individu diharapkan memiliki prilaku yang mulia dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawaban :
• Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini di Indonesia, karena anak-anak sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki nilai dan moral yang baik serta mampu membedakan antara hal baik dan hal buruk agar tidak terjadi penyimpangan nilai dan moral dalam individu dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, sehingga kelak di masa depan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa mampu memimpin bangsa Indonesia dengan baik.
• Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini, masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti perkembangan zaman, lingkungan, pola pikir individu, lemahnya kontrol diri, dan lain-lain.
Contohnya : Hamil di luar nikah
Alasan : Karena kasus hamil di luar nikah sudah sangat marak terjadi di lingkungan masyarakat bahkan seperti sudah menjadi hal yang biasa. Padahal kasus ini menunjukan betapa rusaknya nilai dan moral orang yang melakukan hal tersebut. faktor utama penyebab kasus hamil diluar nikah ini adalah lingkugan pergaulan yang bebas akan tetapi terdapat pula beberapa faktor lainnya seperti lemahnya kontrol diri, dan kurangnya pengawasan dari orang tua.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawaban :
• Fase Heteronomous Morality
Fase heteronomous morality (5-10 tahun) merupakan tahap pertama dalam perkembangan moral, dimana seseorang belum memiliki pendirian atau kesadaran kuat yang dalam menentukan sikap masih dilandasi oleh ketentuan yang ditetapkan seperti ketentuan, tuhan, orang tua, guru, yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Misalnya: memecahkan memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja dianggap lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja.
• Fase Autonomous Morality
Fase Autonomous morality (10 tahun keatas) merupakan tahap kedua dalam perkembangan moral, dimana seseorang mulai dapat memiliki pendirian dan kesadaran diri dalam menentukan suatu sikap. Dalam perkembangannya, seseorang akan berusaha mengatasi konflik dengan cara yang paling menguntungkan.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
jawaban :
Nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting karena nilai dan moral masyarakat bangsa Indonesia yang menentukan kepribadian suatu bangsa. Nilai dan moral bangsa indonesia yang berpedoman pada nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai pondasi untuk membangun bangsa Indonesia yang sejahtera, kuat, dan tidak mudah retak.

Sekian, Terima kasih.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Kori Alfina Martatilofa -
Kori Alfina Martatilofa (2013053161)

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Ya benar, saya setuju dengan pernyataan tersebut karena faktor lingkungan adalah lingkup interaksi yang dialami tiap individu secara rutin setiap harinya dan hal itu bisa membentuk karakter dan kepribadian, tanpa disadari anak akan meniru apa yang ia lihat dan perlu adanya peranan orang tua yang membimbing dan mengarahkan mana yang baik dan tidlak. Maka dari itu keluarga adalah lingkup lingkungan terkecil dari salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Menurut saya pendidikan nilai adalah bimbingan atau pengarahan kepada peserta didik agar menyadari kebenaran, kebaikan, melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan sikap baik.
Pendidikan moral adalah usaha dalam membentuk moralitas anak didik supaya menjadi geberasi penerus yang bermartabat dan bermoral.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Menurut saya pendidikan nilai dan moral harus diajarkan sedari usia dini supaya dapat menanamkan karakter yang baik pada anak, jangan sampai terlambat dan lepas pengawasan, jadikan segala hal baik menjadi kebiasaannya yang dibawa sampai dewasa. Jika anak sudah dibiasakan jujur maka saat dewasa dia tidak akan bisa berbohong karena sudah biasa jujur.
Adanya penyimpangan biasanya terjadi karena faktor internal seperti rasa ingin tahu dan tidak didasari oleh kekuatan iman dan taqwa sehingga anak cenderung mencari kesenangan sesaat dan disukung oleh faktor eksternal seperti lingkungan yang tidak mendukung, dan membawa pengaruh buruk, teman yang berbicara kasar bisa dengan mudahnya anak tiru. Contoh lain karena kurangnya pengawasanbapa lagi di era globalisasi informasi dapat dengan mudahnya beredar, perlu penjagaan orang tua saat anak bermain gawai ataupun menonton televisi.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan ini anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Contohnya saat anak lupa mengerjakan PR ia akan takut dimarahi dan tidak akan meleleikanbtugasnya lagi, karena PR adalah kewajibannya yabg harus dikerjakan.
Sedangkan, tahap Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih tindakannya. Pengalaman akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dan anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Contohnya saat anak sudah beranjak remaja dan mulai bisa menentukan pilihan dia seharusnya tahu mana yang baik dan tidak, tapi masih banyak anak yang terpengaruh dan malah ikut ikutan, seperti mencontek walaupun ia tau itu perbuatan tercela tapi masih ia lakukan karena keadaan mungkin ia lupa belajar atau semacamnya. Padahal anak tahu mana yang baik dan bukan.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Menurut saya nilai dan moral bangsa Indonesia sangat penting karena perilaku dan karakter anak bangsa sudah melupakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang tidak lain adalah pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mulai dan berperilaku dalam berbangsa dan bernegara yang baik. Karena karakter adalah kunci utama supaya memanusiakan manusia dan berbudi pekerti luhur sehingga menciptakan generasi penerus yang unggul.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Batrisya Aulia 2013053170 -
Nama : Batrisya Aulia
Npm : 2013053170

1. Iya, faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang karena karena faktor yang paling memberikan dampak bagi pertumbuhan perilaku seseorang adalah lingkungan sekitar sehingga ia akan mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar baik itu perilaku yang baik maupun buruk. Itulah mengapa disarankan kita mendapatkan untuk mengambil sesuatu yang positif di lingkungan kita, lingkungan kita juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan kepribadian kita ke depannya.

2. pendidikan nilai adalah suatu usaha yang dapat mengantar peserta didik dalam proses pembelajaran untuk menanamkan dan pengembangan serta menerapkan nilai-nilai, moral, dan budi pekerti sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan moral adalah pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Karena usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak melalui pengalaman, pengajaran dan pendidikan tentang hal yang salah dan hal yang benar. Proses tersebut terjadimelalui pengalaman, pengajaran
dan pendidikan tentang hal yang salah dan hal yang benar. Proses tersebut terjadi dikarenakan moral atau moralitas pada diri manusia bukanlah sesuatu yang bersifat bawaan. dikarenakan moral atau moralitas pada diri manusia bukanlah sesuatu yang bersifat bawaan.

walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral. Hal tersebut dapat terjadi salah satunya adalah karena adanya pengaruh globalisasi, Moral atau perilaku warga negara di Indonesia mengalami perubahan karena adanya pengaruh dari Negara luar yang
dibawa ke Indonesia. Itu semua langsung diserap begitu saja tanpa memikirkan atau memilah
perilaku yang seharusnya di ambil oleh generasi penerus di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah anak-anak remaja sudah mulai merokok hal tersebut terjadi karena pengaruh teman, sekadar coba-coba lalu ketagihan, atau terbiasa melihat anggota keluarga dan orang-orang di sekelilingnya merokok.

4. Heteronomous Morality
-Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
- Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua autoriti yang berkuasa.
- Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka berkeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
- Meyakini keadilan yang immanent yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
- Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara automatik dengan hukuman.

Autonomous Morality
- Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih).
- Anak menjadi sedar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
- Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
- Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
- Menyedari bahwa hukuman dijalankan secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak dapat dielakkan.

5. Nilai dan moral sangat penting bangsa indonesia, karena dengan adanya nilai dan moral dapat berperilaku dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat bangsa itu sendiri. Dengan adanya moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Nilai dan moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Arya Chandra Kirana -
Arya Chandra Kirana
2013053112
Jawaban UTS

1. Iya benar bahwa faktor lingkungan adalah salah satu hal yang paling menentukan tingkah laku seseorang. dikarenakan perkembangan moral yang terjadi pada seseorang disebabkan oleh keadaan atau situasi yang ada di dekatnya atau hubungannya dengan lingkungan sosial. Artinya tempat seseorang berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan dilihatnya. keadaan yang dilalui oleh seseorang memberikan pengertian dan pengetahuan tentang moralitas. Maka dari itu, konteks sosial yang terdiri dari keluarga, teman sebaya, media masa, institusi pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan, maka institusi orangtua menjadi yang pokok, kemudian dilanjutkan dengan institusi masyarakat yang mana seseorang menghabiskan waktunya untuk beberinteraksi dan berrsosialisasi, serta institusi pendidikan yang menjadikan wadah bagi seseorang untuk digembleng secara intelektual maupun kejiwaannya. Peran institusi-institusi tersebut sangat penting yang akan mendukung proses penanaman dan perkembangan moralitas pada seseorang.

2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini karena usia dini merupakan masa dimana anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki. Dengan pendidikan moral sejak dini akan mendasari tumbuh dan berkembangnya perilaku-perilaku yang bermoral seiring dengan kematangan dan pertambahan usia anak. Pendidikan moral sejak dini ini akan mempengaruhi perkembangan pada usia berikutnya. Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penyimpangan nilai dan moral yaitu lingkungan baik sekolah maupun tempat anak-anak bermain, kemajuan teknologi, sifat keingintahuan remaja, dan keluarga.

4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Nilai moral bangsa Indonesia penting karena merupakan dasar sikap untuk menjadikan generasi bangsa memiliki perilaku yang baik dan berkualitas sehingga memiliki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negatif yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya. Jika nilai moral bangsa hancur maka bangsa Indonesia juga akan hancur karena masa depan bangsa Indonesia tergantung dari nilai moral masyarakat terutama pada generasi mudanya.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Yuliana Vira 2013053118 -
Yuliana Vira
2013053118
JAWABAN UTS Pendidikan Nilai dan Moral
1. Iya, lingkungan menjadi faktor yang paling menentukan tingkah laku seseorang karena dari lingkungan kita banyak mengamati bagaimana orang" lain bersikap secara tidak sadar kita juga terikut dalam perilaku tersebut, jika didalam lingkungan selalu mengajari bagaimana menghormati orang yg lebih tua sopan santun dalam berbicara dan etika ketika sedang makan maka kita juga akan terikut dalam ajaran yang baik, tetapi jika kita didalam lingkungan yang tidak baik maka secara tidak sadar juga kita terikut kedalam kebiasaan yang tidak baik yang menurut lingkungan nya itu adalah hal yang biasa di lakukan sehari hari.

2. Pendidikan nilai adalah pembelajaran pembentukan etika, moral, dan budi pekerti yang diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari hari.
Pendidikan moral adalah proses pembelajaran yang mampu memahami diri sendiri dan dunia yang ada disekitarnya atau pengetahuan tentang bagaimana berprilaku dalam kehidupan ini.

3. Karena usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.
Usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah ( > 6 th ) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Nilai moral seorang anak ditentukan oleh nilai perilaku baik atau buruk. Terbentuknya perilaku moral yang baik pada seseorang diperoleh melalui proses yang cukup panjang.

Namun kadang walau pendidikan nilai moral sudah ditanamkan pada usia dini nilai moral tersebut bisa saja runtuh karena faktor lingkungan, faktor lingkungan dan orang tua memang memiliki peran utama dalam pendidikan nilai moral jika anak sudah diajarkan tentang pendidikan nilai moral maka orang tua dan lingkungan sekitar juga harus mampu membantu pembentukan karakter anak. Tetapi kebanyakan nilai moral yang ditanamkan runtuh apalagi di era teknologi seperti sekarang banyak sekali video yang tidak seharusnya ditonton oleh anak" yang dapat merusak moral anak, faktor lingkungan seperti teman yang membawa pengaruh negatif juga bisa mempengaruhi moral seseorang, dan orang tua yang tidak tau menau tentang perilaku anaknya yang sudah mulai tidak baik maka nilai moral yang sudah ditanamkan sejak usia dini pun akan runtuh dan terjadilah krisis moral.

3. Heterenomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak- anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat
menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.
Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan
sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya kurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturan selalu diteruskan dengan cara otoriter.

5. Pentingnya nilai dan moral bangsa Indonesia
karena nilai dan moral membentuk warga negara indonesia menjadi negara yang baik sesuai dengan norma selain itu juga membentuk warga negara yang sesuai dengan sistem pancasila dan sesuai dengan UUD.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by NURUL HIDAYAH -
Nama : Nurul Hidayah
NPM / Kelas : 2013053124 / 3C
Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral

UJIAN TENGAH SEMESTER 3 TAHUN 2021

1. Menurut pendapat saya faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Hal ini terjadi karena lingkungan berperan dalam membuat individu menjadi makhluk sosial. Yang mana untuk bertahan hidup kita harus berinteraksi secara sosial kepada manusia lain. Interaksi ini minimal dilakukan di lingkungan sekitar rumah. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak adalah peniru yang ulung, mereka cenderung mecontoh apa yang dilakukan oleh orang yang dilihatnya. Dengan begitu baik dan buruknya tingkah laku anak tersebut semua dipengaruhi oleh lingkungan karena anak-anak belum bisa membedakan antara perilaku yan baik (sesuai moral) atau yang tidak. Kasus yang sama dapat terjadi pada orang yang bukan anak-anak lagi. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa jika berteman dengan penjual parfum akan terciprat wanginya. Maka hal ini berlaku saat kita melakukan interaksi sosial. Ketika berinteraksi secara intensif kita jadi terbiasa dengan perilaku orang disekitar kita dapat menjadi kebiasaan untuk kita pula.

2. Pendidikan moral merupakan sebuah usaha pembelajaran untuk menghasilkan anak didik yang memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, pengendalian diri, akhlak mulia (budi pekerti luhur), dan keterampilan bersosial. Dengan kata lain, yakni bertujuan untuk menjadikan seseorang bermanusiawi

3. Menurut pendapat saya kenapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini. Karena, pendidikan nilai dan moral ini penting bagi manusia untuk menjalankan perannya sebagai makhluk sosial ya berinterkasi dengan manusia lain. Dilakukannya pendidikan sejak dini bertujuan agar anak-anak dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari juga agar anak mengerti bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik, bagaimana bersikap dengan baik, menanti aturan dan lain sebagainya. Mengapa perlu diajarkan sejak dini, karena pendidikan nilai dan moral bukanlah sesuatu yang instan, tetapi perlu melalui proses pendidikan yang terstruktur serta pembiasaan yang tidak sebentar. Contohnya adalah budaya mengucapkan kata tolong, terima kasih, dan maaf. Ketika anak sudah terbiasa diajarkan sedari dini maka 3 kata tersebut bukan lagi hal yang asing dna bahkan sudah menjadi suatu reflex diri. Namun sebaliknya untuk anak yang belum terbiasa maka hal tersebut sukar dilakukan.
Walaupun sudah diberikan pendidikan moral namun masih banyak yang melakukan penyimpangan moral. Hal ini terjadi karena faktor eksternal yaitu faktor lingkungan. Lingkungan tidak hanya yang ada di sekitar rumah, namun juga lingkungan sekolah, bermain, pasar, dsb. Banyak yang melakukan penyimpangan moral karena salah menempatkan diri dalam lingkungan. Contohnya lingkungan sekolah banyak anak-anak yang berasal dari rumah di lingkungan baik tetapi tetap melakukan penyimpangan moral seperti tawuran karena terbawa oleh lingkungan pertemanannya di sekolah.

4. Kedua fase ini adalah tahap perkembangan moral yang disimpulkan oleh piaget.
• Tahap fase heteronomous morality (tahap realism moral)
Tahap pertama ini terjadi pada anak usia )-5 tahun yaitu perilakunya ditentukan dengan mengikuti aturan tanpa pembenaran atau penilaian. Mereka menganggap semua orang dewasa termasuk orang tua adalah orang yang memiliki wewenang dalam emembuat aturan dan ahrus mengikutinya tanpa mempertanyakan kebenarannya. Pada tahap ini anak-anak menilaitindakan sebagai benar atau salah tanpa melihat konsekuensi yang mengikutinya.
Pada usia 7-12 tahun, perkembangan moral anak telah sampai pada menilai perilaku berdasarkan tujuan. Anak cenderung mulai mempertimbangkan keadaan tertentu yang berkaitan dengan suatu pelanggaran moral.
• Tahap fase autonomous morality
Pada usia >12 tahun anak-anak berada fase ini. Anak sudah mampu mempertimbangakn cara untuk mengahdapai suatu masalah. Anak-anak juga sudah menggunakan nalarnya untuk berhipotesa dan melihat masalah dari sudut pandang lainnya.

5. Nilai dan moral menjadi sesuatu yang penting agar manusia memahami batasan perbuatan baik dan buruk untuk menciptakan kehidupan yang damai dan tentram. Terutama dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk berperilaku sesuai dengan moral untuk agar lebih menghargai lawan bicara. Perilaku amoral dapat sangat berbahay bagi negara karena dalam kasus yang parah dapat menggangu HAM dan membuat kerusuhan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nanda Nur Romadhanita -
Nama : Nanda Nur Romadhanita Npm : 2013053111


1. Iya karena, Lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk kepribadian baik fisik maupun perilaku. Bagaimana tidak, jika lingkungannya baik maka individu itu akan memiliki pribadi yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Contoh saja di lingkungan masyarakat atau di lingkungan tempat tinggalnya, apabila dilingkungan tersebut teman-temannya suka bermabuk-mabukan, berjudi atau bahkan sampai melakukan hubungan bebas, maka ia akan seperti itu pula. Berbeda dengan lingkungan pesantren yang dimana individu-individunya lebih memiliki pergaulan yang telah terdidik akhlaknya maupun sopan santunnya didalam masyarakat. Meskipun begitu lingkungan tidak pula menjadi tolak ukur pembentuk kepribadian individu, banyak diantara orang menganggap lingkungan yang mempunyai sifat baik ataupun buruk dapat merubah fisik ataupun perilaku seseorang. Namun semua itu tergantung pada setiap individu masing-masing dapat memahami situasi yang ada di lingkungannya atau tidak. Contoh nyatanya saat terjadi banjir di kampung halamannya, otomatis para warga akan bergotong royong membersihkan kampungnya, jika seorang individu itu memiliki kecintaan terhadap kampungnya, atau paling tidak dengan rumahnya yang kebanjiran dan memiliki kesadaran maka ia akan ikut berpartisipasi dalam pembersihan kampung akibat banjir tersebut. Berbeda dengan individu yang pemalas dan tidak memiliki kesadaran, ia tidak akan membantu atau ikut berpartisipasi dalam pembersihan kampungnya tersebut, atau bahkan sangat tidak memperdulikan hal itu meskipun rumahnya kebanjiran. Mungkin dia hanya akan melihat orang tuanya maupun saudaranya membersihkan rumah, sedangkan dia hanya duduk-duduk atau bahkan tidur. Ia acuh tak acuh meskipun itu juga merugikan dirinya. Maka hal itu seharusnya dapat disadari oleh setiap individu agar dapat berperan di dalam lingkungan masyarakatnya, meskipun berperan sedikit ataupun besar namun semua itu akan memberi nilai diri dihadapan masyarakat. 


 2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. 


 3. Pembentukan nilai dan moral harus dikenalkan dan ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan nilai dan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang. Dalam hal ini berarti bahwasannya pendidikan moral bukan sekadar memahami tentang aturan yang benar atau salah, mengetahui ketentuan baik atau buruk, tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku moral seseorang. Berhasil tidaknya proses pembentukan perilaku moral pada seseorang, salah satu faktor yang sangat menentukan tergantung pada efektif tidaknya upaya penanaman nilai moral kepada orang tersebut ketika masa kanak-kanak. Karena dengan menanamkan pendidikan nilai dan moral sejak dini akan membekali moral anak sepanjang rentang kehidupan yang dilalui dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan nilai dan moral, maka pendidikan moral sangat penting untuk diberikan pada anak usia dini. Di sinilah letak pentingnya penanaman nilai moral kepada anak. Kita dapat menggunakan berbagai metode yaitu metode bermain, bercerita, pemberian tugas dan bercakap- cakap, penggunaan metode tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi dan karakter anak yang menjadi sumber pertimbangan utama. Namun walaupun sudah di ajarkan pendidikan nilai moral sejak dini masih saja ada penyimpangan sosial. Seperti Media massa merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan kepribadian anak-anak remaja. Pemutaran film-film yang kurang mendidik moral generasi sangat di sayangkan. Dapat kita saksikan setiap hari di layar televisi adegan-adegan yang sama sekali merusak moral anak-anak remaja bangsa ini. Apalagi anak-anak yang masih belia sudah akting pacaran dalam film. Semua itu sangat berpengaruh bagi generasi bangsa sehingga tidak jarang kita mendengar terjadi kasus asusila di kalangan anak remaja, tragisnya lagi terjadi pada anak usia SD. Bahkan lebih rusaknya lagi, anak-anak remaja dewasa ini tidak jarang kita saksikan mereka berjalan dan berciuman dengan lawan jenisnya yang sama sekali bukan saudaranya, itu terjadi didepan umum, mereka menganggap seolah-olah itu hal yang biasa. Demikian juga dengan orang-orang yang menyaksikan hal itu, seakan mereka menutup mata dengan hal itu. Kebebasan berpikir anak remaja yang tanpa dilandasi dengan norma dan etika agama yang memadai , banyak membuat kalangan anak remaja menjadi kurang beretika. Hal ini dapat kita lihat keberanian mereka dalam membantah perkataan serta nasihat mereka orang tua. Keluarga juga terkadang membuat anak remaja menjadi kurang beretika karena kesibukan dari para orang tuanya yang kurang memberikan pendidikan di rumah. Pendidikan dalam keluargalah yang merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak remaja karena banyak waktu yang tersedia dalam keluarga. Contohnya tawuran pelajar, mengikuti budaya ke barat baratan, seks bebas.


 4. Perkembangan moral Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya. 


 5. pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pendidikan moral dapat menjadikan anak memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua darinya maupun teman sebayanya. Namun sangat disayangkan pada masa kini, kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan pada usia sekolah dasar, sehingga menyebabkan perilaku yang kurang baik di usia sekolah dasar. Jaman sekarang banyak dijumpai anak SD sudah berpacaran dan perperilaku kurang sopan terhadap guru maupun orang tua, bahkan ada khasus perkelahian siswa SD dengan temannya sendiri. Hal itu terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan moral yang tidak diajarkan sedini mungkin kepada sianak. Sehingga membuat anak melakukan hal sesuka hati mereka tanpa mengetahui hal tersebut baik untuk dirinya atau tidak. Di Indonesia sudah minim sekali atau hampir tidak ada guru yang mengajarkan hal tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan kehancuran moral siswa siswi saat ini. Dari permasalahan yang sudah di sebutkan sebelumya membuktikan bahwa tidak terkontrolnya emosi yang ada pada diri siswa, siswa sudah mulai mengikuti hawa nafsunya tanpa bisa mengendalikannya. Hal itu merupakan salah satu tugas seorang guru untuk menanamkan pendidikan moral sedari usia Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran pendidikan moral guru dapat mencontohkan bagaimana berperilaku yang baik yang mencerminkan manusia bermoral. Karena murit akan meniru atau mencontoh apa yang ia lihat dalam kegiatan sehari-harinya. Membiasakan anak untuk saling menghormati satu sama lain tidak boleh mengejek atau pun berbicara yang kurang sopan. Di sini guru harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada si anak atau peserta didik dalam membentuk atau menumbuhkan pola pikir atau perilaku yang berbasis kasih sayang. Pendidikan moral sangat penting diberikan kepada peserta didik karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan moral sangatlah penting untuk pembentukan karakter peserta didik agar ketika memasuki masa remaja peserta didik menjadi penerus bangsa yang berintegritas dan juga lebih baik untuk masa kedepan.

In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Zihan Meidina Azzahra -
Nama : Zihan Meidina Azzahra
NPM : 2013053087

1. Ya, faktor lingkungan mempengaruhi tingkah laku moral seseorang. Dapat diketahui bahwa nilai-nilai moral itu pada lazimnya tumbuh dan berkembang didasarkan atas norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku secara universal di tengah-tengah masyarakat tetapi juga problematika moral pun tumbuh selain dari perkembangan internal psikis dan fisik yang tengah berlangsung pada diri seseorang, juga stimuli
dinamika interaksi sosial dengan lingkungan di luar dirinya. Untuk dapat melakukan pendidikan moral tidak hanya
terbatas pada lingkungan sekolah oleh guru saja. Pendidikan moral dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Meskipun
demikian, umumnya disebut tiga lingkungan yang amat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral, yakni lingkungan keluarga, ling-
kungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat.

2. pendidikan nilai merupakan usaha yang terencana dalam proses
pembelajaran yang membentuk
etika, moral, dan budi pekerti
peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan
untuk diaplikasikan dalam dunia
masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pendidikan moral akan secara langsung timbul ketika pendidikan nilai diajarkan karena pendidikan nilai dan moral merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.

3. Hal ini disebabkan karena usia dini merupakan masa keemasan, dimana pada masa
ini perkembangan otak anak berkembang dengan sangat pesat dan pada dasarnya anak usia dini masih mudah untuk dibimbing daripada anak yang sudah remaja. Kepribadian anak usia dini masih labil. Mereka sering meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa maupun orang yang sudah tua. Oleh karenanya pada masa ini anak harus benar-benar distimulasi perkembangannya dengan pendidikan moral secara maksimal. Sementara itu, masih banyak warga yang melakukan penyimpangan moral. Penyebab munculnya penyimpangan ini bermacam-macam, dan salah satunya berasal dari proses sosial itu sendiri, seseorang menjadi menyimpang karena proses Labeling, pemberian julukan, cap, etiket dan merek yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan moral dan sosial. Selain itu, Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurut teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka. Contoh besarnya adalah tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat tak bertanggung jawab.

4. — Fase Heteronomous Morality (Tahap realisme moral) terjadi pada seseorang yang berumur 4-7 tahun. Anak-anak menganggap moralitas sebagai mematuhi aturan dan hukum orang lain, yang tidak dapat diubah.
— Fase Autonomous Morality (Tahap independensi moral) terjadi pada seseorang yang berumur 11 tahun atau lebih. Anak mulai sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan seseorang wajib mempertimbangkan maksud dan sebab-akibatnya. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Nilai dan moral bangsa indonesia sangat penting karena dapat dijadikan landasan bagi berkehidupan dan berperilaku agar menjalani kehidupan dengan sikap dan moral yang positif. Adapun nilai dan moral bangsa Indonesia tak luput dari nilai-nilai luhur yang termaktub jelas dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang tentu saja memiliki tujuan yang mulia.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Wahyu Rano Nugroho -
Nama : Wahyu Rano Nugroho
NPM : 2013053120

Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut pendapat saya lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan tingkah laku moral seseoang, baik dari lingkungan masyarakat maupun keluarga. Seseorang mudah mengikuti kebiasaan yang ada dalam suatu kelompok. Apabila kelompok tersebut memiliki kebiasaan merokok, maka lama kelamaan individu dalam kelompok tersebut akan mengikuti kebiasaan tersebut. Ketika seseorang tidak mengikuti kebiasaan tersebut, maka akan memperoleh suatu perlakuan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mencari lingkungan yang baik agar tidak melakukan penyimpangan nilai dan moral.

2. Pendidikan nilai adalah suatu usaha dalam kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan nilai-nilai pada peserta didik agar sesuai dengan ideologi bangsa sebagai bekal dalam bermasyarakat.
Lalu pendidikan moral merupakan suatu usaha dalam kegiatan pembelajaran untuk membentuk pribadi agar memiliki pandangan baik buruk dalam bertindak.

3. Anak-anak merupakan pribadi yang minim wawasan dan masih sangat mudah untuk dipengaruh atau dibentuk menjadi pribadi yang seperti apa. Oleh karena itu, pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini sebagai langkah awal untuk mengantisipasi adanya penyimpangan nilai dan moral. Namun, dalam membentuk pribadi yang baik perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Sekolah bukan satu-satunya pihak yang berperan dalam melaksanakan pendidikan nilai dan moral. Faktor lingkungan baik keluarga maupun masyarakat juga memiliki peran. Penyimpangan nilai dan moral yang terjadi dapat dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang kurang baik seperti broken home dan juga pengaruh lingkungan sekitar yang mendukung atau melakukan penyimpangan nilai dan moral. Contohnya adalah terdapat anak yang merokok serta minum minuman keras akibat lingkungan sekitarnya banyak melakukan hal tersebut, baik dari keluarganya sendiri maupun tetangga sekitarnya.

4. a.) Fase heteronomous morality
Fase ini terjadi pada usia 5 - 10 tahun. Pada tahap ini anak-anak beranggapan bahwa aturan yang berlaku merupakan suatu hal yang tidak dapat dirubah dan bersifat mutlak, sehingga apabila melakukan perbuatan yang melanggar maka akan dikenai hukuman.
b.) Fase autonomous morality
Fase ini terjadi pada usia 10 tahun keatas. Pada tahap ini anak-anak mulai mengerti bahwa aturan yang berlaku merupakan hasil dari kesepakatan bersama dengan melihat sisi baik buruk suatu hal.

5. Karena nilai dan moral bangsa Indonesia merupakan suatu pandangan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dan moral yang berlaku memberikan arahan bagi masyarakat dalam bertindak agar sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia yakni Pancasila. Hidup dalam masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai yang berlaku akan memberikan nuansa kehidupan yang harmonis sehingga keutuhan NKRI dapat terjaga.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nita Yulistiana Nita -

Nita Yulistiana (2013053122)

Jawaban 

1. Iya benar, karena lingkungan yang menjadi faktor pembentuk kareakter seseorang, contoh kecil mulai dari linkungan keluarga kita yaitu kebiasaan-kebiasan baik/buruk dalam keluarga bisa berpengaruh terhadap diri kita misal, dirumah orang tua kita selalu menjalankan solat 5 waktu itukan kebiasaan baik pasti seorang anak akan mengikuti kebiasaan orang tuanya, dan sebaliknya jika orang tua tidak pernah menjalankan ibadah maka anak-anak juga kemungkinan besar akan mengikuti orang tuanya juga, karena itu sudah dianggap hal biasa.

Kemudian faktor lingkungan diluar keluarga, seperti lingkungan masayarat dan sekolah, jika kita bergaul dengan orang-orang yang memiliki energi positif pasti kita juga akan ikut positif dan jika kita cenderung lebih dekat dengan lingkungan negatif kemungkinan kita juga dapat terbawa oleh mereka.


2. -pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara

-pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

-Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem- patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke- Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban


3. Terbentuknya perilaku moral yang baik pada seseorang diperoleh melalui proses yang cukup panjang, jadi pembentukan perilaku moral  harus ditanamkan sejak dini agar memberikan efek positif bagi perkembangan anak itu sendiri. Pedidikan moral bukan hanya sekedar memahami tentang aturan benar atau salah, mengetahui ketentuan baik atau buruk, tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku moral seseorang

Menurut saya mengapa  penyimpanan (merosotnya) Nilai dan Moral masih terjadi, yaitu bisa jadi penyebabnya masalah finansial, contohnya seseorang terpaksa mencuri karena terdesak keadaan, kemudian sifat egois individu seperti contohnya ada seseorang yang bisa melakukan apapun demi memenuhi keinginannya walaupun dengan cara yang kurang baik, akibat terjerumus arus negatif globalisasi, dan masih banyak contoh faktor lain..


4. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap, yaitu: 

- Moralitas Heteronom (usia 5 - 10 tahun) 

 anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat diubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.

- Moralitas Otonom atau Moralitas Kerjasama (usia 10 tahun ke atas) 

Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. 

Intisari 

 -Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan 

-Autonomous yang berarti anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buburuknya.


5. Agar tidak mudah timbul perpecahan pada bangsa ini, masyarakat Indonesia harus diajarkan penerapan nilai moral yang baik, mengingat Indonesia ini kaya akan perbedaan budaya, suku, ras, agama. Jadi dengan moral yang baik Allah bisa menyapa sesama dan menciptakan rasa persatuan dan nasionalisme yang baik untuk bangsa kita Indonesia


In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Gabriel Mario Rivaldo -
Nama : Gabriel Mario Rivaldo
NPM : 2013053132
Jawaban
1. Menurut saya iya benar, karena dalam suatu lingkungan banyak sekali interaksi antar masyarakat. Di dalam interaksi tersebut terdapat banyak contoh sikap moral yang ada, dan dari contoh tersebut dapat mempengaruhi individu lainnya. semisal di suatu lingkungan yang baik akan menimbulkan prilaku masyarakat yang baik juga, begitu pula sebaliknya jika ada lingkungan yang di anggap kurang baik maka si lingkungan tersebut rentang dengan prilaku masyarakatnya yang kurang baik.

2. Pendidikan Nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa.
Pendidikan moral adalah suatu program pendidikan yang mengorganisasikan dan “menyederhanakan” sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan
pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan.

3. Menurut saya mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? karena saat anak baru memahami kehidupan masyarakat, karakter moral yang baik tidak didapatkan secara tiba-tiba pada seorang anak. Nilai dan moral individu terkadang didefinisikan kedalam standar prilaku yang telah di tetapkan. pandangan ini sering dijadikan dasar dalam mendidik karakter, yaitu ketika seperangkat sikap kejujuran, kebaikan, keberanian, serta tekad, diidentifikasi dan diperkenalkan pada anak. Tujuan dari diberikannya pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini yaitu agar saat anak tumbuh dewasa, mereka dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dan mengapa masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral karena mereka didik kurang tepat, semisal merka hanya diberi definisinya saja tidak dengan contoh yang nyata. bisa juga pengaruh dari lingkungan sang anak tersebut, mereka mencontoh prilaku yang kurang baik.

4. Menurut  John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap, yaitu: Heteronomous Morality dan Autonomus morality
Tahap pertama yaitu Heteronomus Morality
a. terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun
b. anak pada tahapan ini menilai moralitas dari konsekuensinya.
c. Tahapini merupakan moralitas yang belum matangsecara intelektual, yang dipengaruhi olehsalah satu sisi kasih-sayang orang dewasa.
d. Keadilan dan aturan-aturan tidakboleh berubah.

tahap kedua yaitu autonomous morality
a. Dalam tahap ini anak berusia lebih dari 10 tahun ke atas
b. Di tahap ini anakmemperoleh kemandirian dalam pembuatan keputusan moral
c. Ketergantungan pada orang dewasamulai diubah menjadi kesederajatan dalamkerjasama sosial
d. Mempertimbangkan tujuan tujuan perilaku moral.

5. Karena jika kita melihat situasi Indonesia saat ini kita jadi paham mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting. Banyak sekali anak muda yang sudah tidak mempunyai prilaku moral yang  baik, semisal yang paling sering kita dengar adalah banyak anak muda terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Maka untuk mencegah hal itu deiperlukan pendidikan nilai dan moral untuk membentuk karakter anak muda yang baik sehingga dapat menjadi generasi yang dapat memajukan bangsa ini.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Agista Rahma Utami 2013053076 -
Nama : Agista Rahma Utami
NPM : 2013053076
Jawaban Soal UTS Pendidikan dan Nilai Moral

1. Menurut saya benar bahwa faktor lingkunganlah yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang. Sebab, dalam perkembangan moralnya, seseorang tidak dapat secara langsung memahami moral yang ada. Seseorang mendapat wawasan mengenai tingkah laku dari hal yang ia amati di lingkungan. Sehingga tingkah laku dipengaruhi secara besar oleh pengalaman yang ia lalui di lingkungannya. Pembentukan tingkah laku akan semakin berkembang dari adanya interaksi yang lebih luas.

2. Yang saya ketahui mengenai pendidikan nilai dan moral adalah suatu upaya untuk memberikan kesadaran pada seseorang mengenai bertingkah laku agar berlaku ke arah yang positif berdasar pengetahuan mengenai baik buruk suatu hal yang diberikan.

3. Menurut saya, pendidikan moral di Indonesia perlu ditanamkan sejak dini karena anak bermoral tidak secara instan. Rangsangan berlaku baik yang diterapkan sejak dini akan lebih mudah diserap guna membentuk moral baik pada anak. Walaupun sudah diajarkan mengenai pendidikan moral sejak dini, namun masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Hal ini terjadi karena pendidikan yang diberikan berdasar pada pengajaran dan percontohan dari teori, bukan berdasar keteladanan yang diberikan. Contohnya ketika pendidik mengajarkan kepada peserta didik untuk disiplin terdapat waktu. Namun, tetap ada peserta didik yang lengah dan mengumpulkan tugas melewati batas waktu yang diberikan. Hal ini peserta didik lakukan karena ia memandang pendidiknya pun tidak disiplin terhadap waktu. Pendidik memang memberikan pengajaran untuk menghargai waktu kepada peserta didiknya, namun pendidik tersebut tidak memberikan teladan yang baik, dan hal itu diamati oleh peserta didiknya. Hal ini menjadikan adanya penyimpangan nilai moral oleh peserta didik karena wawasan yang ia dapatkan di lingkungannya tidak sinkron dengan pengajaran yang diberikan.

4. Menurut teori perkembangan moral dari John Piaget, perkembangan moral membagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Heteronomous Morality, rentang usia 5 hingga 10 tahun
•Merupakan tahap moralitas kendala.
•Pada tahap heteronomus ini, aturan dianggap oleh anak sebagai otoritas yang harus dipatuhi dengan baik dan tidak dapat diubah karena milik dari Tuhan, orang tua, serta guru.
•Tahap ini akan dinilai oleh anak berdasarkan frekuensinya.
• Pada tahap ini, anak akan memandang bahwa hukuman adalah konsekuensi otomatis dari pelanggaran.

2. Autonomous Morality atau Morality of Cooperation, rentang usia 10 tahun ke atas
• Pada tahap ini, moral tumbuh berdasarkan kesadaran. Memandang bahwa orang dapat memiliki pandangannya sendiri mrngrnai moral.
•Penilaian terhadap pandangan yang dimiliki, akan mendasari anak dalam bertingkah laku.
•Penanganan anak terhadap konflik didasari atas cara yang paling menguntungkan dengan mempertimbangkan standar keadilan terhadap orang lain.
• Anak mulai sadar dengan adanya moral, sehingga dapat menilai baik buruknya sesuatu.

5. Nilai moral bangsa Indonesia itu penting karena moral baik yang dimiliki dapat menjadikan warga negara yang beragama, menjunjung tinggi tenggang rasa, memiliki rasa persatuan, menjunjung nilai musyawarah untuk kerakyatan serta berkeadilan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by putri norma yusnita 2013053173 -
Putri Norma Yusnita (2013053173)

1. YA. Menurut pendapat saya, factor lingkungan sangat menentukan tingkah laku dan moral seseorang karena seseorang akan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang dari lingkungan sekitar dan meniru yang orang lain lakukan.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengamalkan nilai-nilai serta mampu menempatkannya dalam kehidupan.
Pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.

3. Pendidikan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang. Dalam hal ini berarti bahwasannya pendidikan moral bukan hanya sekedar memahami tentang aturan benar atau salah, mengetahui ketentuan baik atau buruk, tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku moral seseorang. Berhasil tidaknya proses pembentukan perilaku moral pada seseorang, salah satu faktor yang sangat menentukan yaitu tergantung kepada efektif tidaknya upaya penanaman nilai moral kepada orang tersebut ketika masa kanak-kanak.
Walaupun telah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral namun masih banyak warga Negara Indonesia yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Hal ini di karenakan proses sosialisasi yang tidak berhasil karena adanya kesulitan atau hambatan ketika mengomunikasikan sosialisasi. Juga adanya faktor lain seperti krisis identitas, kontrol diri yang lemah, faktor keluarga, dan lingkungan pergaulan. Contoh penyimpangan nilai dan moral di Indonesia adalah maraknya kasus bullying.

4. - Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

5. Pendidikan nilai moral sangat penting bagi tegaknya satu bangsa. Tanpa pendidikan nilai moral (agama, budi pekerti, akhlaq) kemungkinan besar suatu bangsa dapat hancur. Pendidikan moral di zaman sekarang sangatlah penting, mengingat banyaknya kasus kenakalan remaja yang sering kita jumpai di berita maka dari itu orang tua harus selalu memberi nasihat dan ilmu agama kepada anak-anaknya.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Puteri Arajeni -
Puteri Arajeni
2013053180
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. iya benar, menurut saya faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku moral seseorang lingkungan juga ikut berperan dalam membentuk karakter seseorang karena seseorang akan lebih sering berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jadi baik tidaknya lingkungan sekitar kita akan menentukan bagaimana tingkah laku moral seseorang. Memang tidak semua orang tetapi kebanyakan orang akan cenderung bertingkah laku sebagaimana yang ia liat dan pelajari dari lingkungan sekitar maka jika seseorang berada di lingkungan yang membawa pengaruh buruk maka ia bisa saja ikut dalam pengaruh buruk tersebut begitu pula sebaliknya.

2. Pendidikan nilai yaitu bimbingan dan pengembangan nilai-nilai agar peserta didik dapat menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses pembiasaan bertindak.
Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan dan dapat menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak, agar mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan pada anak usia dini karena agar dapat menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak sejak ia masih kecil. ketika memberikan pendidikan nilai dan moral sejak usia dini maka anak akan terbiasa melakukan hal-hal baik sehingga di kemudian hari ia dapat secara mandiri mampu menentukan apakah sesuatu itu baik atau tidak untuk dirinya tanpa perlu diawasi seseorang.

Namun, walaupun sudah dimenanamkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
•Lingkungan, lingkungan sosial yang tidak baik dapat membuat seseorang terpengaruh untuk melakukan hal-hal buruk dan mengesampingkan hal-hal baik yang telah ia pelajari di masa kecil.
Contoh: seorang anak tinggal di lingkungan yang terbiasa berbohong maka ia akan ikut berbohong.
• Keluarga yang tidak harmonis seringkali menjadi penyebab seseorang melakukan hal-hal buruk. Kurangnya perhatian dari orangtua membuat anak melakukan hal buruk untuk melampiaskan kekecewaannya.
Contoh: anak melakukan kenakalan agar orang tuanya memperhatikannya walaupun caranya salah.
• Perkembangan teknologi, teknologi juga dapat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Teknologi yang semakin canggih membuat siapa saja dapat mengakses apa saja. Jika anak melihat sesuatu yang buruk dari internet bisa saja ia menirukan apa yang ia lihat.
Contoh: anak melihat seseorang di internet melakukan pembullyan maka ia ikut melakukannya agar dianggap keren.

4. Fase Heteronomous Morality biasanya terjadi pada anak usia < 11-12 tahun.
1. Aturan-aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih tua.
2. Menilai tindakan perilaku moral berdasarkan konsekuensinya
3. Hukuman dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran.
Fase Autonomous Morality (Tahap independensi moral) biasaya terjadi pada anak usia ≥ 11-12 tahun.
1. Aturan dipandang sebagai hasil kesepakatan bersama.
2. Menilai perilaku moral berdasarkan niat dari pelakunya.
3. Hukuman dipandang sebagai sesuatu hal yang di pengaruhi niat dari pelakunya.

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, karena dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain sehingga akan terciptanya suasana yang damai. Moral juga dapat menghindari kita dari hal buruk dan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak memilih melakukan hal yang benar meskipun banyak godaan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Chely Maharani -
Nama : Chely Maharani
Npm : 2013053171

1. Lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk kepribadian baik fisik maupun perilaku. Bagaimana tidak, jika lingkungannya baik maka individu itu akan memiliki pribadi yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Contoh saja di lingkungan masyarakat atau di lingkungan tempat tinggalnya, apabila dilingkungan tersebut teman-temannya suka bermabuk-mabukan, berjudi atau bahkan sampai melakukan hubungan bebas, maka ia akan seperti itu pula. Berbeda dengan lingkungan pesantren yang dimana individu-individunya lebih memiliki pergaulan yang telah terdidik akhlaknya maupun sopan santunnya didalam masyarakat.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya.

3. Pembentukan nilai dan moral harus dikenalkan dan ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan nilai dan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang. Dalam hal ini berarti bahwasannya pendidikan moral bukan sekadar memahami tentang aturan yang benar atau salah, mengetahui ketentuan baik atau buruk, tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku moral seseorang. Berhasil tidaknya proses pembentukan perilaku moral pada seseorang, salah satu faktor yang sangat menentukan tergantung pada efektif tidaknya upaya penanaman nilai moral kepada orang tersebut ketika masa kanak-kanak. Karena dengan menanamkan pendidikan nilai dan moral sejak dini akan membekali moral anak sepanjang rentang kehidupan yang dilalui dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan nilai dan moral, maka pendidikan moral sangat penting untuk diberikan pada anak usia dini. Di sinilah letak pentingnya penanaman nilai moral kepada anak. Kita dapat menggunakan berbagai metode yaitu metode bermain, bercerita, pemberian tugas dan bercakap- cakap, penggunaan metode tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi dan karakter anak yang menjadi sumber pertimbangan utama. Namun walaupun sudah di ajarkan pendidikan nilai moral sejak dini masih saja ada penyimpangan sosial. Seperti Media massa merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan kepribadian anak-anak remaja. Pemutaran film-film yang kurang mendidik moral generasi sangat di sayangkan. Dapat kita saksikan setiap hari di layar televisi adegan-adegan yang sama sekali merusak moral anak-anak remaja bangsa ini. Apalagi anak-anak yang masih belia sudah akting pacaran dalam film.
Semua itu sangat berpengaruh bagi generasi bangsa sehingga tidak jarang kita mendengar terjadi kasus asusila di kalangan anak remaja, tragisnya lagi terjadi pada anak usia SD. Bahkan lebih rusaknya lagi, anak-anak remaja dewasa ini tidak jarang kita saksikan mereka berjalan dan berciuman dengan lawan jenisnya yang sama sekali bukan saudaranya, itu terjadi didepan umum, mereka menganggap seolah-olah itu hal yang biasa. Demikian juga dengan orang-orang yang menyaksikan hal itu, seakan mereka menutup mata dengan hal itu. Kebebasan berpikir anak remaja yang tanpa dilandasi dengan norma dan etika agama yang memadai , banyak membuat kalangan anak remaja menjadi kurang beretika. Hal ini dapat kita lihat keberanian mereka dalam membantah perkataan serta nasihat mereka orang tua.
Keluarga juga terkadang membuat anak remaja menjadi kurang beretika karena kesibukan dari para orang tuanya yang kurang memberikan pendidikan di rumah. Pendidikan dalam keluargalah yang merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak remaja karena banyak waktu yang tersedia dalam keluarga. Contohnya tawuran pelajar, mengikuti budaya ke barat baratan, seks bebas.

4. Perkembangan moral Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Dan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.
2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.

5. pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pendidikan moral dapat menjadikan anak memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua darinya maupun teman sebayanya. Namun sangat disayangkan pada masa kini, kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan pada usia sekolah dasar, sehingga menyebabkan perilaku yang kurang baik di usia sekolah dasar.
Jaman sekarang banyak dijumpai anak SD sudah berpacaran dan perperilaku kurang sopan terhadap guru maupun orang tua, bahkan ada khasus perkelahian siswa SD dengan temannya sendiri. Hal itu terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan moral yang tidak diajarkan sedini mungkin kepada sianak. Sehingga membuat anak melakukan hal sesuka hati mereka tanpa mengetahui hal tersebut baik untuk dirinya atau tidak.
Di Indonesia sudah minim sekali atau hampir tidak ada guru yang mengajarkan hal tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan kehancuran moral siswa siswi saat ini. Dari permasalahan yang sudah di sebutkan sebelumya membuktikan bahwa tidak terkontrolnya emosi yang ada pada diri siswa, siswa sudah mulai mengikuti hawa nafsunya tanpa bisa mengendalikannya. Hal itu merupakan salah satu tugas seorang guru untuk menanamkan pendidikan moral sedari usia Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran pendidikan moral guru dapat mencontohkan bagaimana berperilaku yang baik yang mencerminkan manusia bermoral. Karena murit akan meniru atau mencontoh apa yang ia lihat dalam kegiatan sehari-harinya. Membiasakan anak untuk saling menghormati satu sama lain tidak boleh mengejek atau pun berbicara yang kurang sopan.
Di sini guru harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada si anak atau peserta didik dalam membentuk atau menumbuhkan pola pikir atau perilaku yang berbasis kasih sayang. 
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Besti Nopita Sari 2053053046 -
Nama: Besti Nopita Sari
Npm: 2053053046
1. Ya,karena manusia akan menyesuaikan dirinya di lingkungan dia hidup. Contohnya apabila seorang anak bermain dengan teman-temannya yang suka bolos sekolah maka kemungkinan besar anak tersebut akan ikut bolos sekolah.

2. Pendidikan nilai sangat berkaitan dengan moral dan berpengaruh pada attitude seseorang. Pendidikan pada dasarnya akan menumbuhkan nilai pada diri seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai seseorang akan tampak ketika berbuat disaat ia sadar dan berada pada tempat manusia beraktifitas

Pendidikan moral adalah pendidikan yang di dasarkan dengan kedisiplinan dan kesopanan ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai akhlak .

3.Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini karena akan mempengaruhi attitude seseorang pada saat ia tumbuh menjadi dewasa, jika sejak dini sudah ditumbuhkan nilai dan moral kelak akan menjadi pribadi yang baik ,bertanggung jawab,sopan dan akan mudah sadar akan kesalahan yang ia buat.
dan mengapa walaupun sudah di ajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan, salah satu faktor terjadinya hal tersebut adalah pengaruh lingkungan yang buruk, atau didikan orang tua yang kurang disiplin dan kurang memperhatikan anak dan kurang memberi contoh yang baik kepada anak disaat ia masih diusia muda sehingga banyak perilaku yang masih menyimpang tidak sesuai dengan nilai dan moral.
contoh penyimpangan nilai dan moral adalah Bullying,
Kasus pembullyan seringkali terjadi terhadap anak-anak dibawah umur dan pelakunya juga banyak yang masih dibawah umur.

4. 1. Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contoh : anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.

Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2. Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .

Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5. Alasan mengapa kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah karena Pancasila merupakan DASAR NEGARA yang menjadi sumber nilai dan moral dalam berperilaku baik bagi masyarakat Indonesia juga bagi pemerintah dalam menjalankan kewenangannya menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan moral sangat penting karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh generasi Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini.