1. Cara lembaga Pendidikan ( Guru ) Mensinergikan 9 kecerdasan pada anak usia sini yaitu dengan :
1. Pengulangan dalam Penanaman dan Pemahaman Konsep
Penanaman dan pemahaman konsep dapat dilakukan melalui berbagai jenis aktivitas di kelas. Misalnya, siswa dengan logis-matematis yang kuat biasanya dapat mengerjakan soal-soal pecahan dengan mudah. Sedangkan siswa dengan kecerdasan musikal yang menonjol akan dapat dengan mudah memahami bahwa not seperempat dan not seperdelapan sama-sama diperlukan untuk menghasilkan irama yang tepat.
Guru dapat menggunakan baik latihan soal maupun tepuk tangan dalam menanamkan konsep penambahan pecahan. Kedua aktivitas tersebut, bila dikerjakan berulang, mampu mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan logis-matematis dan musikal dalam pelajaran Matematika.
2. Segarkan Suasana Kelas dengan Aktivitas yang Bervariasi
Dalam memahamkan konsep, mudah sekali bagi guru untuk fokus pada tujuan sehingga mengabaikan cara yang ditempuh. Maka, metode pengajaran yang sama, misalnya dengan menggunakan lembar kerja, seringkali tanpa sengaja digunakan terus menerus dan berulang. Padahal, siswa dapat mengalami kebosanan bila harus mengerjakan lembar kerja sepanjang waktu, setiap hari.
Disisi lain, metode mengajar yang terus berganti secara dinamis dapat mengakomodasi lebih banyak siswa karena kecerdasan majemuk mereka pun berbeda. Misalnya, peregangan ringan di samping meja siswa dapat digunakan untuk mengawali kelas dan mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan kinestetik-jasmani yang menonjol. Suasana kelas pun akan senantiasa terasa segar.
3. Pengelolaan kelas Disesuaikan dengan Kecerdasan Majemuk Siswa
Sembilan tipe kecerdasan manjemuk dalam teori Gardner merupakan sembilan peluang guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan pengajaran di kelas yang tepat sangat mendukung suksesnya belajar siswa.
Misalnya, siswa dengan kemampuan spasial-visual yang baik akan mudah belajar suatu konsep melalui gambar. Siswa yang lebih menonjol kemampuan verbal-linguistiknya dapat mempelajari konsep dengan baik melalui membaca dan menulis. Sedangkan
diskusi kelas akan sangat membantu siswa dengan kecerdasan interpersonal yang kuat.
4. Integrasi Penilaian, Penilaian yang Majemuk
Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai metode. Lebih baik lagi bila metode tersebut mampu mencerminkan kecerdasan majemuk siswa, seperti tes tulis, tes lisan, karya seni, dan lain sebagainya.
Misalnya, siswa SMK mendapat tugas untuk merakit sebuah mesin lengkap dengan buku manual cara kerja mesin tersebut. Pembuatan mesin itu sendiri merupakan wujud dari kecerdasan kinestetik-jasmaninya. Sedangkan penyusunan diagram dan instruksi pada buku manual menunjukkan kecerdasan verbal-linguistik dan spasial-visualnya.
Pada contoh diatas, siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari suatu konsep dan mengembangkan tiga tipe kecerdasan majemuknya. Sementara itu, guru dapat menilai tingkat pemahaman konsep siswa dari kelengkapan dan akurasi buku manual yang telah dibuat.
2. Cara lembaga Pendidikan ( Orang Tua ) Mensinergikan 9 kecerdasan pada anak usia sini yaitu dengan :
1. Pantau hal yang anak sukai
Cobalah untuk rutin menghabiskan waktu bersama anak, kemudian lihat hal apa saja yang ia sukai, tidak sukai, dan kemampuan uniknya. Beberapa anak mungkin sangat suka membaca buku dan menari, tetapi anak lain mungkin lebih suka berkutat dengan angka atau bermain dengan aneka satwa.
Tugas orang tua adalah mengobservasi ketertarikan dan kemampuan anak sambil melakukan quality time seru. Bonusnya, hubungan ibu dan anak jadi semakin erat dan anak bisa mendapat banyak stimulasi dari bermain dengan orangtua.
"Semakin bervariasi rangsangan yang diterima, maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak dikemudian hari. Bila dikembangkan terus-menerus, anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple intelligences),"
2. Fokus pada kelebihan, bukan kekurangan
"Kita melabeli anak, orang tua cenderung melihat kekurangan anak, bukan kelebihannya," pada Very Well Family. Untuk itu, cobalah fokus pada kelebihan yang dimiliki anak dan bantu mereka mengasahnya dengan memberikan stimulasi yang tepat.
Misalnya, untuk meningkatkan kecerdasan logika-matematika anak, maka orangtua untuk mengajaknya bermain angka, halma, sempoa, puzzle, dan beragam permainan lainnya yang berkaitan dengan matematika.
"Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka ia akan mempunyai kecerdasan yang majemuk,"
3. Dengarkan pendapat anak
Mendengarkan pendapat anak tidak hanya membuatnya merasa dihargai, tetapi juga bisa mengasah kecerdasan majemuknya. "Kreativitas anak akan berkembang jika orang tua selalu bersikap otoritatif (demokratik), yaitu mendengarkan dan menghargai pendapat anak, serta mendorongnya untuk berani mengungkapkannya,"
Hal ini juga sangat baik untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal anak. Orangtua bisa mengajaknya bercakap-cakap, membacakan cerita berulang-ulang, merangsangnya untuk bercerita, dan menyanyikan lagu anak. Kegiatan seru tersebut mungkin terkesan sederhana, tetapi manfaatnya besar untuk mengoptimalkan kecerdasan majemuk anak.
4. Jangan dipaksa
Anak sering kali dipaksa dan diberi beban harus sudah bisa membaca dan berhitung sedini mungkin. Dengan tekanan dan ekspektasi berlebih seperti itu, kecerdasan majemuk anak justru sulit diraih. Ingat, mengoptimalkan kecerdasan majemuk harus dilakukan dengan seru dan penuh kebahagiaan, bukan dengan tekanan.
Orangtua juga harus ingat kalau kecerdasan majemuk anak bisa berganti dan sifatnya tidak statis. kecerdasan majemuk bukan hal yang bisa diukur seperti kecerdasan general menggunakan IQ, maka sangat penting untuk memberi paparan berbagai aktivitas yang bisa menunjang kecerdasan anak di semua bidang.
Orangtua bisa mengajak anak ke resital musik untuk meningkatkan kecerdasan musikal, bermain dengan anak yang lebih tua atau muda untuk melatih kecerdasan emosi interpersonal, dan mengajaknya berwisata ke alam untuk merangsang kecerdasan natural. Pastikan semua stimulasi kecerdasan dilakukan dengan cara yang seru ya.
3. cara mensinergikan lembaga pendidikan (masyarakat) dalam mengembangkan 9 kecerdasan pada anak usia dini
Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang “ tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak. Orang-orang inilah yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan.
Contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan oleh masyarakat:
1. Membiasakan gotong royong, misalnya: membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan saluran air, menanami pekarangan rumah.
2. Membiasakan anak tidak membuang sampah dan meludah di jalan, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum.
3. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik. Kendala – kendala yang dihadapi dimasyarakat:
4. Tidak ada kepedulian
5. Tidak merasa bertanggung jawab
6. Menganggap perbuatan anak adalah hal yang sudah biasa.
Terima Kasih bu...