Mahasiswa berikan tanggapan atau argumen kalian terkait isi yang ada dalam artikel tulis dikolom komentar yang telah disiapkan. tulis nama,npm dan prodi
Komentar
Nama : Karmaniar Yunise
Npm : 1615011002
Kelas : mengulang
Prodi : teknik sipil
Tantangan Globalisasi
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalism
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualismKelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme
Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Npm : 1615011002
Kelas : mengulang
Prodi : teknik sipil
Tantangan Globalisasi
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalism
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualismKelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme
Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh,
Izin memperkenalkan diri
Nama : Anang Ma'ruf
NPM : 2115011122
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari hasil data ditemukan berdasarkan artikel pada pertemuan ke 9 ini adalah bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideology negara secara signifikan. Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.. Hasil data studi literature dan observasi kemudian diperiksa kebermaknaannya yang relevan dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Merujuk pada objek bahasan, data-data yang dikumpulkan terkait nilai-nilai substantive sebagaimana termuat di dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai konsekuensi dari proses globalisasi.
Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih
Wassalamu'alaimum warahmatullahi wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Anang Ma'ruf
NPM : 2115011122
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari hasil data ditemukan berdasarkan artikel pada pertemuan ke 9 ini adalah bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideology negara secara signifikan. Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.. Hasil data studi literature dan observasi kemudian diperiksa kebermaknaannya yang relevan dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Merujuk pada objek bahasan, data-data yang dikumpulkan terkait nilai-nilai substantive sebagaimana termuat di dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai konsekuensi dari proses globalisasi.
Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih
Wassalamu'alaimum warahmatullahi wabarokatuh
Nama : Risya La Gara
NPM : 2115011001
Prodi : S1 Teknik Sipil
NPM : 2115011001
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran yang diberikan adalah bahwa globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari pergerakannya lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya seperti system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka panjang. Kemudahan yang sama dapat dilakukan, misalnya jika ada suatu masalah maka dapat segera diselesaikan. Berbagai nilai dapat dilihat masyarakat dengan hubungannya dengan dunia maya serta akses yang tertarik secara sosial dan politik sering menggunakan Internet untuk memfasilitasi. Dengan uraian yang menyebutkan bahwa di era globalisasi, rentan sekali masuknya tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai. Tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi paling tidak berkaitan dengan tantangan dan implikasi aktualisasi lima sila, diantaranya bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Aktualisasi pola sikap dan perilaku tenggang rasa yang didasarkan dari rasa sendiri dan bukan dari perspektif nilai umum kemanusiaan, corak berpikir seperti ini masih ada kaitannya dengan nilai nilai sila lainnya. kiranya menjadi paham global yang ikut mempengaruhi sebagian masyarakat yang kemudian diaktualisasikan dalam konteks negara seperti Indonesia dengan dinamika etnisitas.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah sebagai keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang kemudian direspons dengan baik menunjukkan bahwa langkah pemerintah adalah dalam koridor kepentingan bangsa dan Negara yang menjadi bukti keterbukaan dari ideologi Pancasila. Dalam konteks itu, pemerintah berupaya menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai Ideologi Pancasila yang diharapkan dapat berperan dalam memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila. Respons pemerintah terhadap nilai-nilai bersama didukung pula dengan penegakan nilai nilai instrumental ideologi melalui penegakan hukum. Pengesahan undang-undang anti-terorisme juga dilihat dari peran yang dilakukan pemerintah dalam merawat nilai-nilai bersama. Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Nama : Decy Finadia Khairunissa
NPM : 2155011001
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut, yaitu Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Globalisasi merupakan sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
NPM : 2155011001
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut, yaitu Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Globalisasi merupakan sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Nama : Marintan veliana sidebang
NPM : 2115011051
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel diatas adalah tantangan dalam Globalisasi merupakan suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek - aspek budaya lainnya dimana batas -- batas antar negara menjadi terlihat semu. Globalisasi menempatkan masyarakat dunia untuk saling terhubung dalam semua aspek kehidupan,baik dalam, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun ilmu pengetahuan. Tantangan dalam konteks globalisasi mengandung makna bahwa globalisasi tersebut harus dihadapi dengan suatu strategi untuk tidak kalah bersaing dengan negara lain. Tantangan tersebut adalah bagaimana bisnis kita dapat bertahan ataupun berkembang dan menghasilkan produk -- produk berkualitas global yang dapat bersaing dengan produk global lainnya. Bagaimana jika kita berada di posisi sebagai tenaga kerja untuk dapat bertahan dan bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk.Untuk mengatasi tantangan diatas, hal pertama yang menjadi titik adalah dengan memperbaiki dari segi SDM (Sumber Daya Manusia). Sumber daya manusia yang berpendidikan, kreatif, dan inovatif.Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
NPM : 2115011051
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel diatas adalah tantangan dalam Globalisasi merupakan suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek - aspek budaya lainnya dimana batas -- batas antar negara menjadi terlihat semu. Globalisasi menempatkan masyarakat dunia untuk saling terhubung dalam semua aspek kehidupan,baik dalam, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun ilmu pengetahuan. Tantangan dalam konteks globalisasi mengandung makna bahwa globalisasi tersebut harus dihadapi dengan suatu strategi untuk tidak kalah bersaing dengan negara lain. Tantangan tersebut adalah bagaimana bisnis kita dapat bertahan ataupun berkembang dan menghasilkan produk -- produk berkualitas global yang dapat bersaing dengan produk global lainnya. Bagaimana jika kita berada di posisi sebagai tenaga kerja untuk dapat bertahan dan bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk.Untuk mengatasi tantangan diatas, hal pertama yang menjadi titik adalah dengan memperbaiki dari segi SDM (Sumber Daya Manusia). Sumber daya manusia yang berpendidikan, kreatif, dan inovatif.Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Nama : Ardita Nida Shafana
NPM : 2115011010
Prodi : S1 Teknik Sipil
Ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia masuk pada era globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.
NPM : 2115011010
Prodi : S1 Teknik Sipil
Ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia masuk pada era globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.
Nama : Bagus Putra Pratama
NPM : 2115011033
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut yaitu Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari keberadaannya. Realitas globalisasi telah menawarkan berbagai dinamika dampak positif dan sekaligus juga tantangan bagi negara Indonesia. Salah satu bentuk tantangan tersebut yaitu adanya implikasi terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Tantangan yang dihadapi negara Indonesia dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Jika hal ini dibiarkan, maka tentu akan membawa dampak pada kohesivitas dan integrasi bangsa Indonesia. Berbagai aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan nilai-nilai Pancasila diantaranya sebagai berikut.
1. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan sila Kesatu Pancasila : adanya Wacana negara khilafah, adanya Wacana negara sekuler, dan Toleransi searah atas agama.
2. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan Sila Kedua Pancasila : Bullying, persekusi, dan menghujat, Radikal Keadilan dalam kotak, Dukungan kemanusiaan dalam rasa individu dan kelompok, serta Harga diri yang kurang berharga.
3. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan Sila Ketiga Pancasila : Orientasi kepentingan pribadi dan kelompok, Cinta etnik, serta Analogi negara dengan agama.
4. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan sila Keempat Pancasila : Politik identita, Politik irasional, dan Politik uang.
5. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan sila Keempat Pancasila : Korupsi, Hedonisme, Sarana umum yang pribadi,dan kurangnya etos kerja.
Dalam menjawab tantangan globalisasi tersebut, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Dalam konteks ini, negara berupaya menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama. Upaya negara dalam menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama dilakukan dengan cara membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menegakkan nilai-nilai instrumental Pancasila melalui penegakan hukum, mengesahan undang-undang anti-terorisme untuk merawat nilai-nilai bersama, dan masih banyak lagi. Peran negara tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi meredam aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Diharapkan agar negara dapat terus meningkatkan upayanya dan warga negara Indonesia pandai dalam menyaring nilai-nilai atau paham luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak terjadi penyimpangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Sekian Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut.
NPM : 2115011033
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut yaitu Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari keberadaannya. Realitas globalisasi telah menawarkan berbagai dinamika dampak positif dan sekaligus juga tantangan bagi negara Indonesia. Salah satu bentuk tantangan tersebut yaitu adanya implikasi terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Tantangan yang dihadapi negara Indonesia dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Jika hal ini dibiarkan, maka tentu akan membawa dampak pada kohesivitas dan integrasi bangsa Indonesia. Berbagai aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan nilai-nilai Pancasila diantaranya sebagai berikut.
1. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan sila Kesatu Pancasila : adanya Wacana negara khilafah, adanya Wacana negara sekuler, dan Toleransi searah atas agama.
2. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan Sila Kedua Pancasila : Bullying, persekusi, dan menghujat, Radikal Keadilan dalam kotak, Dukungan kemanusiaan dalam rasa individu dan kelompok, serta Harga diri yang kurang berharga.
3. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan Sila Ketiga Pancasila : Orientasi kepentingan pribadi dan kelompok, Cinta etnik, serta Analogi negara dengan agama.
4. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan sila Keempat Pancasila : Politik identita, Politik irasional, dan Politik uang.
5. Contoh aktualisasi nilai-nilai yang kurang selaras dengan sila Keempat Pancasila : Korupsi, Hedonisme, Sarana umum yang pribadi,dan kurangnya etos kerja.
Dalam menjawab tantangan globalisasi tersebut, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Dalam konteks ini, negara berupaya menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama. Upaya negara dalam menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama dilakukan dengan cara membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menegakkan nilai-nilai instrumental Pancasila melalui penegakan hukum, mengesahan undang-undang anti-terorisme untuk merawat nilai-nilai bersama, dan masih banyak lagi. Peran negara tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi meredam aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Diharapkan agar negara dapat terus meningkatkan upayanya dan warga negara Indonesia pandai dalam menyaring nilai-nilai atau paham luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak terjadi penyimpangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Sekian Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut.
Nama: Wily Fahreza Putra
NPM: 2115011072
Prodi: S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai isi yang ada di dalam artikel, yaitu globalisasi memanglah tidak bisa kita hindari. Saat ini, dunia seakan berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap anggotanya saling berinteraksi satu sama lain tanpa memandang hal apapun semuanya akan berinteraksi. Dengan mudahnya berinteraksi ini, terdapat sebagian oknum yang dapat memecah belah persatuan masyarakat Indonesia, seperti menyebarkan berita palsu, mendoktrin kelompok-kelompok tertentu agar sepaham dengannya dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, di sini lah nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan, Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap untuk kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Pancasila perlu disosialisasikan dan ditanamkan kembali, khususnya bagi anak muda dalam prosesnya untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi masyarakat yang modern dan dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu tantangan terberat dalam melawan arus negatif globalisasi adalah menyiapkan pendidikan bagi anak muda yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa mendatang. Diharapkan kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan visi dan misi yang telah dituangkan para pembela negara pada Pancasila. Sekian terima kasih.
NPM: 2115011072
Prodi: S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai isi yang ada di dalam artikel, yaitu globalisasi memanglah tidak bisa kita hindari. Saat ini, dunia seakan berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap anggotanya saling berinteraksi satu sama lain tanpa memandang hal apapun semuanya akan berinteraksi. Dengan mudahnya berinteraksi ini, terdapat sebagian oknum yang dapat memecah belah persatuan masyarakat Indonesia, seperti menyebarkan berita palsu, mendoktrin kelompok-kelompok tertentu agar sepaham dengannya dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, di sini lah nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan, Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap untuk kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Pancasila perlu disosialisasikan dan ditanamkan kembali, khususnya bagi anak muda dalam prosesnya untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi masyarakat yang modern dan dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu tantangan terberat dalam melawan arus negatif globalisasi adalah menyiapkan pendidikan bagi anak muda yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa mendatang. Diharapkan kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan visi dan misi yang telah dituangkan para pembela negara pada Pancasila. Sekian terima kasih.
Nama : Sasha Dhia Amara
NPM : 2115011011
Prodi : S1 Teknik Sipil
Berikut tanggapan saya terhadap artikel tersebut adalah :
Berikut adalah tantangan globalisasi yang diuraikan berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Tantangan aktualisasi nilai spiritualitas tersebut terkait adanya perspektif sebagian anak bangsa yang melihat alternatif ideologi agama bagi negara. Hal itu misalnya terlihat dari adanya pemikiran untuk membentuk negara khilafah dari sebagian kelompok masyarakat.
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
Tantangan pelaksanaan sila kedua ini juga terlihat dari pandangan nilai kemanusiaan sebagian dari anggota masyarakat adalah dari perspektif kelompok sehingga terkesan menjadi terkotak. Tantangan yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah terdapatnya sebagian anggota masyarakat yang kurang menjaga martabat dirinya. Tantangan yang tidak kalah pentingnya adalah pada dinamika terorisme yaitu adanya sebagian anggota masyarakat yang terjebak dalam pola pikir dan tindak radikalisme.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme. Tantangan aktualisasi nilai sila ketiga terlihat dari orientasi persatuan sebagian anggota masyarakat dari perspektif kepentingan kelompok. Selain itu, aktualisasi orientasi etnisitas juga menjadi bagian bentuk perilaku yang perlu mendapatkan perhatian. Tantangan lainnya dari Sila Ketiga bahkan dalam orientasi yang lebih ekstrem lagi, yaitu menganalogikan negara sebagai agama dalam perspektif baru.
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme. Tantangan aktualisasi nilai sila keempat terlihat dari praktik politik identitas, politik irasional, dan politik uang. Politik identitas adalah praktik demokrasi yang didasarkan pada sentiment primordial. Dalam berbagai kesempatan masih terlihat adanya elite politik yang mengajak masyarakat untuk memilih tokoh dengan dasar etnisitas seakan bila masyarakat memberikan hak pilih bukan dengan dasar itu terkesan demokrasi tidak berkeadilan.
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism. Tantangan aktualisasi nilai sila kelima, terlihat dari pola peran kaum pemilik modal dalam menguasai pasar sehinga masyarakat kelas bawah dengan nota bene bermodal kecil semakin terpinggirkan. Tantangan terhadap nilai ini juga ditunjukkan melalui perilaku hedonis sebagian masyarakat. Bergaya hidup boros menjadi bagian pelengkap dari perilaku hedonis tersebut
NPM : 2115011011
Prodi : S1 Teknik Sipil
Berikut tanggapan saya terhadap artikel tersebut adalah :
Berikut adalah tantangan globalisasi yang diuraikan berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Tantangan aktualisasi nilai spiritualitas tersebut terkait adanya perspektif sebagian anak bangsa yang melihat alternatif ideologi agama bagi negara. Hal itu misalnya terlihat dari adanya pemikiran untuk membentuk negara khilafah dari sebagian kelompok masyarakat.
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
Tantangan pelaksanaan sila kedua ini juga terlihat dari pandangan nilai kemanusiaan sebagian dari anggota masyarakat adalah dari perspektif kelompok sehingga terkesan menjadi terkotak. Tantangan yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah terdapatnya sebagian anggota masyarakat yang kurang menjaga martabat dirinya. Tantangan yang tidak kalah pentingnya adalah pada dinamika terorisme yaitu adanya sebagian anggota masyarakat yang terjebak dalam pola pikir dan tindak radikalisme.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme. Tantangan aktualisasi nilai sila ketiga terlihat dari orientasi persatuan sebagian anggota masyarakat dari perspektif kepentingan kelompok. Selain itu, aktualisasi orientasi etnisitas juga menjadi bagian bentuk perilaku yang perlu mendapatkan perhatian. Tantangan lainnya dari Sila Ketiga bahkan dalam orientasi yang lebih ekstrem lagi, yaitu menganalogikan negara sebagai agama dalam perspektif baru.
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme. Tantangan aktualisasi nilai sila keempat terlihat dari praktik politik identitas, politik irasional, dan politik uang. Politik identitas adalah praktik demokrasi yang didasarkan pada sentiment primordial. Dalam berbagai kesempatan masih terlihat adanya elite politik yang mengajak masyarakat untuk memilih tokoh dengan dasar etnisitas seakan bila masyarakat memberikan hak pilih bukan dengan dasar itu terkesan demokrasi tidak berkeadilan.
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism. Tantangan aktualisasi nilai sila kelima, terlihat dari pola peran kaum pemilik modal dalam menguasai pasar sehinga masyarakat kelas bawah dengan nota bene bermodal kecil semakin terpinggirkan. Tantangan terhadap nilai ini juga ditunjukkan melalui perilaku hedonis sebagian masyarakat. Bergaya hidup boros menjadi bagian pelengkap dari perilaku hedonis tersebut
Nama: Yudhi Darmawan
NPM: 2115011102
Prodi: S1 Teknik Sipil
Setelah saya membaca artikel yang telah dibagikan, saya dapat menyimpulkan bahwa
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan
lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang
lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah
memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran
di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait
spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai
dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru,
berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi. Dari dinamika lalu lintas pergaulan, interaksi, dan akses terhadap nilai-nilai yang
berkembang, seperti apakah tantangan yang harus dihadapi negeri ini kiranya menarik untuk
dilihat secara lebih rinci. Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap dua sub-fokus meliputi.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri
warga negara. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak
bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai
kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan dan dirinci
berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila.
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa
versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
versus fundamentalisme dan sektarian. Sila kedua ini antara lain mengandung nilai pengakuan atas
hakikat kodrat manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial dan dalam hal itu
bangsa Indonesia mengakui sebagai bagian dari umat manusia.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme. Sila Ketiga ini mengandung nilai kebersamaan dengan keragaman dan
terikat dalam kesatuan integral sebagai suatu bangsa yang merdeka bernama Indonesia.
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni
sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai penghormatan terhadap demokrasi disertai
tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung dan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, serta tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam hidup bersama.
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism. Sila Kelima ini mengandung nilai
keadilan untuk mewujudkan hidup bersama baik bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
b. Peran Negara
Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti
prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui
pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang
membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan
yang berarti.
NPM: 2115011102
Prodi: S1 Teknik Sipil
Setelah saya membaca artikel yang telah dibagikan, saya dapat menyimpulkan bahwa
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan
lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang
lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah
memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran
di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait
spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai
dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru,
berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi. Dari dinamika lalu lintas pergaulan, interaksi, dan akses terhadap nilai-nilai yang
berkembang, seperti apakah tantangan yang harus dihadapi negeri ini kiranya menarik untuk
dilihat secara lebih rinci. Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap dua sub-fokus meliputi.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri
warga negara. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak
bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai
kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara, selanjutnya akan diuraikan dan dirinci
berdasarkan urutan nilai yang termuat di dalam sila-sila Pancasila.
Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa
versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
versus fundamentalisme dan sektarian. Sila kedua ini antara lain mengandung nilai pengakuan atas
hakikat kodrat manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial dan dalam hal itu
bangsa Indonesia mengakui sebagai bagian dari umat manusia.
Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa,
antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni
komunitas, dan pesimisme. Sila Ketiga ini mengandung nilai kebersamaan dengan keragaman dan
terikat dalam kesatuan integral sebagai suatu bangsa yang merdeka bernama Indonesia.
Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni
sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai penghormatan terhadap demokrasi disertai
tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung dan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, serta tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam hidup bersama.
Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism. Sila Kelima ini mengandung nilai
keadilan untuk mewujudkan hidup bersama baik bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
b. Peran Negara
Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti
prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui
pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang
membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan
yang berarti.
Nama : Muhammad Agung Wijdan Jalal
NPM : 2115011062
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah: Globalisasi adalah sebuah realitas perkembangan zaman dari segala tatanan kehidupan baik bidang politik, pendidikan, sosial, budaya, teknologi, yang tidak dapat dihindari. Adanya perkembangan zaman memasuki era globalisasi merupakan fenomena dunia yang menciptakan hubungan antar negara dengan saling ketergantungan, membutuhkan, dan melengkapi yang meliputi dimensi ekonomi, sosial, politik, teknologi ekonomi, dan budaya. Dalam perkembangannya, globalisasi membawa tatanan baru dalam kehidupan sosial dunia dengan menghapus batas antar negara. Di era globalisasi, dunia seperti berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap individunya dapat berkumpul, bergantung, berinteraksi satu sama lain tanpa memandang status negara berkembang atau maju.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi memberi dampak positif bagi segala tatanan kehidupan dan masyarakat, serta bagi negara di dunia telah dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan globalisasi di bidang sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai keperluan dan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan dalam usaha implementasi kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pembangunan. Perkembangan kebijakan pemerintah yang sedang diupayakan oleh pemegang kekuasaan dan berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah apakah sesuai dengan kebutuhan negara dan rakyat dapat dengan mudah dicermati masyarakat. Globalisasi yang ikut membawa perkembangan media massa baik elektronik maupun nonelektronik membantu masyarakat mengawasi jalannya roda pemerintahan. Melalui media massa yang telah banyak berkembang dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang menjadi program dan kebijakan pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, sehingga dari masyarakat dapat menilai dan menyampaikan aspirasinya terkait kebijakan pemerintah tersebut. Globalisasi dalam bidang mobilitas, yaitu dengan berkembangnya fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat seperti Presiden dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah-daerah seluruh Indonesia atau blusukan, sehingga pejabat pemerintah dapat mengetahui keadaan daerah terpencil dan menilai apa yang diperlukan daerah tersebut. Proses pembangunan daerah lebih merata di seluruh wilayah dengan fasilitas transportasi yang baik. Adanya perkembangan transportasi bagi pemerintah, misalnya ketika terjadi konflik pada suatu wilayah, dapat segera mengirimkan tambahan pasukan seperti tentara nasional dan polisi ke wilayah terjadinya konflik tersebut.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika berupa dampak positif bagi negara, masyarakat, dan tata kehidupan. Dinamika globalisasi dalam kemajuan di berbagai bidang kehidupan dalam realitanya telah memperlihatkan dan menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan serta perkembangan lingkungan strategis yang berakibat pada kondisi-kondisi yang memberikan peluang dan kendala bagi kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi menciptakan berbagai permasalahan yang harus diatasi oleh negara. Era globalisasi membawa beberapa masalah pelih yang harus ditanggung negara terkait spektrum dinamika dampak negatif globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat menjadi sebuah tantangan pemerintah untuk mengatasinya. Berbagai nilai, gaya hidup, dan prinsip, baik yang sudah tidak asing maupun sesuatu yang baru memengaruhi masyarakat, mulai berkembang diantara kehidupan sosialiasi dan interaksi antar masyarakat di era globalisasi ini. Era globalisasi membawa perkembangan teknologi internet yang mempermudah berbagai informasi dan berita dapat dilihat masyarakat dengan semakin meningkatnya perkembangan media sosial dan hubungannya dengan dunia maya serta akses terhadap informasi yang dapat diakses secara luas melalui internet. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup mengkhawatirkan sesuai uraian yang mengatakan bahwa di era globalisasi prinsip kehidupan bangsa rentan terpengaruh oleh nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Tantangan yang dihadapi negara berkaitan dengan implementasi nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Dinamika permasalahan akibat globalisasi dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan memiliki pengaruh yang kontras atau berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya pengaruh dalam cara berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara negara. Kemampuan warga negara di dalam memfilter berbagai nilai dan ideology baru dari luar yang bertentangan dengan nilai Pancasila tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri masyarakat sendiri, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur dalam Pancasila, norma-norma dalam masyarakat, serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi keadaan lingkungan masyarakat tempat berinteraksi dan hasil koneksi dengan jaringan internet. Berbagai dampak globalisasi terlihat dari generasi sekarang dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan implementasi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara.
Tantangan yang dihadapi negara akibat globalisasi terhadap sila pertama Pancasila yang berlawanan dari nilai spiritualitas Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu berkembangnya nilai komunisme, sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme. Komunisme atau sosialisme yaitu ciri atheis dan tidak terikat dengan Tuhan. Sekularisme yaitu paham yang membedakan agama dan negara. Teokrasi yaitu paham yang memandang negara dan agama tidak bisa dipisahkan. Liberalisme merupakan paham dari akar rasionalisme dan individualisme sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tantangan globalisasi yang berlawanan sila kedua yaitu fundamentalisme dan sektarian. Tantangan terhadap sila kedua lainnya adalah meningkatnya aksi terorisme akibat pola pikir masyarakat yang sudah melenceng dan tindak radikalisme. Tantangan globalisasi terhadap sila ketiga yaitu dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni dan pesimisme. Hegemoni komunitas adalah paham yang didasarkan pemikiran kelompok mayoritas sebagai kekuasaan pertama. Tantangan terhadap implementasi sila keempat yaitu berkembangnya nilai liberalisme dan hegemoni sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai penghormatan terhadap demokrasi disertai tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa, menunjang dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam hidup bersama. Tantangan aktualisasi nilai sila keempat Pancasila terlihat pada praktik penyelenggaraan pemerintahan politik identitas, politik irasional, dan politik uang. Penyelewengan sila kelima akibat globalisasi meningkatnya nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme. Tantangan aktualisasi nilai sila kelima ditunjukkan melalui perilaku hedonisme masyarakat yang mulai bergaya hidup boros dan individualisme mementingkan diri sendiri.
Pada era globalisasi ini seharusnya masyarakat Indonesia dapat tetap mempertahankan Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara dalam pelaksanaan kenegaraan merupakan senjata dan benteng pertahanan untuk menghadapi arus globalisasi. Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara dan menjadi acuan dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang dan menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, sehingga berbagai kebudayaan asing tidak dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.
NPM : 2115011062
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah: Globalisasi adalah sebuah realitas perkembangan zaman dari segala tatanan kehidupan baik bidang politik, pendidikan, sosial, budaya, teknologi, yang tidak dapat dihindari. Adanya perkembangan zaman memasuki era globalisasi merupakan fenomena dunia yang menciptakan hubungan antar negara dengan saling ketergantungan, membutuhkan, dan melengkapi yang meliputi dimensi ekonomi, sosial, politik, teknologi ekonomi, dan budaya. Dalam perkembangannya, globalisasi membawa tatanan baru dalam kehidupan sosial dunia dengan menghapus batas antar negara. Di era globalisasi, dunia seperti berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap individunya dapat berkumpul, bergantung, berinteraksi satu sama lain tanpa memandang status negara berkembang atau maju.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi memberi dampak positif bagi segala tatanan kehidupan dan masyarakat, serta bagi negara di dunia telah dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan globalisasi di bidang sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai keperluan dan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan dalam usaha implementasi kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pembangunan. Perkembangan kebijakan pemerintah yang sedang diupayakan oleh pemegang kekuasaan dan berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah apakah sesuai dengan kebutuhan negara dan rakyat dapat dengan mudah dicermati masyarakat. Globalisasi yang ikut membawa perkembangan media massa baik elektronik maupun nonelektronik membantu masyarakat mengawasi jalannya roda pemerintahan. Melalui media massa yang telah banyak berkembang dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang menjadi program dan kebijakan pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, sehingga dari masyarakat dapat menilai dan menyampaikan aspirasinya terkait kebijakan pemerintah tersebut. Globalisasi dalam bidang mobilitas, yaitu dengan berkembangnya fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat seperti Presiden dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah-daerah seluruh Indonesia atau blusukan, sehingga pejabat pemerintah dapat mengetahui keadaan daerah terpencil dan menilai apa yang diperlukan daerah tersebut. Proses pembangunan daerah lebih merata di seluruh wilayah dengan fasilitas transportasi yang baik. Adanya perkembangan transportasi bagi pemerintah, misalnya ketika terjadi konflik pada suatu wilayah, dapat segera mengirimkan tambahan pasukan seperti tentara nasional dan polisi ke wilayah terjadinya konflik tersebut.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika berupa dampak positif bagi negara, masyarakat, dan tata kehidupan. Dinamika globalisasi dalam kemajuan di berbagai bidang kehidupan dalam realitanya telah memperlihatkan dan menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan serta perkembangan lingkungan strategis yang berakibat pada kondisi-kondisi yang memberikan peluang dan kendala bagi kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi menciptakan berbagai permasalahan yang harus diatasi oleh negara. Era globalisasi membawa beberapa masalah pelih yang harus ditanggung negara terkait spektrum dinamika dampak negatif globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat menjadi sebuah tantangan pemerintah untuk mengatasinya. Berbagai nilai, gaya hidup, dan prinsip, baik yang sudah tidak asing maupun sesuatu yang baru memengaruhi masyarakat, mulai berkembang diantara kehidupan sosialiasi dan interaksi antar masyarakat di era globalisasi ini. Era globalisasi membawa perkembangan teknologi internet yang mempermudah berbagai informasi dan berita dapat dilihat masyarakat dengan semakin meningkatnya perkembangan media sosial dan hubungannya dengan dunia maya serta akses terhadap informasi yang dapat diakses secara luas melalui internet. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup mengkhawatirkan sesuai uraian yang mengatakan bahwa di era globalisasi prinsip kehidupan bangsa rentan terpengaruh oleh nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Tantangan yang dihadapi negara berkaitan dengan implementasi nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Dinamika permasalahan akibat globalisasi dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan memiliki pengaruh yang kontras atau berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya pengaruh dalam cara berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara negara. Kemampuan warga negara di dalam memfilter berbagai nilai dan ideology baru dari luar yang bertentangan dengan nilai Pancasila tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri masyarakat sendiri, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur dalam Pancasila, norma-norma dalam masyarakat, serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi keadaan lingkungan masyarakat tempat berinteraksi dan hasil koneksi dengan jaringan internet. Berbagai dampak globalisasi terlihat dari generasi sekarang dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan implementasi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara.
Tantangan yang dihadapi negara akibat globalisasi terhadap sila pertama Pancasila yang berlawanan dari nilai spiritualitas Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu berkembangnya nilai komunisme, sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme. Komunisme atau sosialisme yaitu ciri atheis dan tidak terikat dengan Tuhan. Sekularisme yaitu paham yang membedakan agama dan negara. Teokrasi yaitu paham yang memandang negara dan agama tidak bisa dipisahkan. Liberalisme merupakan paham dari akar rasionalisme dan individualisme sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tantangan globalisasi yang berlawanan sila kedua yaitu fundamentalisme dan sektarian. Tantangan terhadap sila kedua lainnya adalah meningkatnya aksi terorisme akibat pola pikir masyarakat yang sudah melenceng dan tindak radikalisme. Tantangan globalisasi terhadap sila ketiga yaitu dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni dan pesimisme. Hegemoni komunitas adalah paham yang didasarkan pemikiran kelompok mayoritas sebagai kekuasaan pertama. Tantangan terhadap implementasi sila keempat yaitu berkembangnya nilai liberalisme dan hegemoni sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai penghormatan terhadap demokrasi disertai tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa, menunjang dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam hidup bersama. Tantangan aktualisasi nilai sila keempat Pancasila terlihat pada praktik penyelenggaraan pemerintahan politik identitas, politik irasional, dan politik uang. Penyelewengan sila kelima akibat globalisasi meningkatnya nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme. Tantangan aktualisasi nilai sila kelima ditunjukkan melalui perilaku hedonisme masyarakat yang mulai bergaya hidup boros dan individualisme mementingkan diri sendiri.
Pada era globalisasi ini seharusnya masyarakat Indonesia dapat tetap mempertahankan Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara dalam pelaksanaan kenegaraan merupakan senjata dan benteng pertahanan untuk menghadapi arus globalisasi. Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara dan menjadi acuan dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang dan menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, sehingga berbagai kebudayaan asing tidak dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.
Nama : Muhammad Majid
Npm : 2115011080
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai isi yang ada di dalam artikel, yaitu globalisasi memanglah tidak bisa kita hindari.
Kita sebagai warganegara Indonesia harus memahami pancasila sebagai ideologi negara , agar kita bisa mengaktualisasikan Nilai dan norma yang terkandung didalam Pancasila dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Peran negara dalam menghadapi tantangan dan mengaktualisasikan nilai nilai pancasila dalam hal ini melalui pemerintah negara harus berperan aktif dan berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dimasyarakat seperti terorisme, radikalisme, korupsi, dll cepat terselesaikan supaya tidak terjadi pemahaman pemahaman yang menyimpang dari ideologi negara.
Npm : 2115011080
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai isi yang ada di dalam artikel, yaitu globalisasi memanglah tidak bisa kita hindari.
Kita sebagai warganegara Indonesia harus memahami pancasila sebagai ideologi negara , agar kita bisa mengaktualisasikan Nilai dan norma yang terkandung didalam Pancasila dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Peran negara dalam menghadapi tantangan dan mengaktualisasikan nilai nilai pancasila dalam hal ini melalui pemerintah negara harus berperan aktif dan berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dimasyarakat seperti terorisme, radikalisme, korupsi, dll cepat terselesaikan supaya tidak terjadi pemahaman pemahaman yang menyimpang dari ideologi negara.
Nama : Zandra Sadira Prasaya
NPM : 2115011120
Kelas : Teknik sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah: Globalisasi adalah sebuah realitas perkembangan zaman dari segala tatanan kehidupan baik bidang politik, pendidikan, sosial, budaya, teknologi, yang tidak dapat dihindari. Adanya perkembangan zaman memasuki era globalisasi merupakan fenomena dunia yang menciptakan hubungan antar negara dengan saling ketergantungan, membutuhkan, dan melengkapi yang meliputi dimensi ekonomi, sosial, politik, teknologi ekonomi, dan budaya. Dalam perkembangannya, globalisasi membawa tatanan baru dalam kehidupan sosial dunia dengan menghapus batas antar negara. Di era globalisasi, dunia seperti berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap individunya dapat berkumpul, bergantung, berinteraksi satu sama lain tanpa memandang status negara berkembang atau maju.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi memberi dampak positif bagi segala tatanan kehidupan dan masyarakat, serta bagi negara di dunia telah dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan globalisasi di bidang sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai keperluan dan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan dalam usaha implementasi kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pembangunan. Perkembangan kebijakan pemerintah yang sedang diupayakan oleh pemegang kekuasaan dan berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah apakah sesuai dengan kebutuhan negara dan rakyat dapat dengan mudah dicermati masyarakat. Globalisasi yang ikut membawa perkembangan media massa baik elektronik maupun nonelektronik membantu masyarakat mengawasi jalannya roda pemerintahan. Melalui media massa yang telah banyak berkembang dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang menjadi program dan kebijakan pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, sehingga dari masyarakat dapat menilai dan menyampaikan aspirasinya terkait kebijakan pemerintah tersebut. Globalisasi dalam bidang mobilitas, yaitu dengan berkembangnya fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat seperti Presiden dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah-daerah seluruh Indonesia atau blusukan, sehingga pejabat pemerintah dapat mengetahui keadaan daerah terpencil dan menilai apa yang diperlukan daerah tersebut. Proses pembangunan daerah lebih merata di seluruh wilayah dengan fasilitas transportasi yang baik. Adanya perkembangan transportasi bagi pemerintah, misalnya ketika terjadi konflik pada suatu wilayah, dapat segera mengirimkan tambahan pasukan seperti tentara nasional dan polisi ke wilayah terjadinya konflik tersebut.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika berupa dampak positif bagi negara, masyarakat, dan tata kehidupan. Dinamika globalisasi dalam kemajuan di berbagai bidang kehidupan dalam realitanya telah memperlihatkan dan menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan serta perkembangan lingkungan strategis yang berakibat pada kondisi-kondisi yang memberikan peluang dan kendala bagi kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi menciptakan berbagai permasalahan yang harus diatasi oleh negara. Era globalisasi membawa beberapa masalah pelih yang harus ditanggung negara terkait spektrum dinamika dampak negatif globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat menjadi sebuah tantangan pemerintah untuk mengatasinya. Berbagai nilai, gaya hidup, dan prinsip, baik yang sudah tidak asing maupun sesuatu yang baru memengaruhi masyarakat, mulai berkembang diantara kehidupan sosialiasi dan interaksi antar masyarakat di era globalisasi ini. Era globalisasi membawa perkembangan teknologi internet yang mempermudah berbagai informasi dan berita dapat dilihat masyarakat dengan semakin meningkatnya perkembangan media sosial dan hubungannya dengan dunia maya serta akses terhadap informasi yang dapat diakses secara luas melalui internet. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup mengkhawatirkan sesuai uraian yang mengatakan bahwa di era globalisasi prinsip kehidupan bangsa rentan terpengaruh oleh nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Tantangan yang dihadapi negara berkaitan dengan implementasi nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Dinamika permasalahan akibat globalisasi dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan memiliki pengaruh yang kontras atau berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya pengaruh dalam cara berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara negara. Kemampuan warga negara di dalam memfilter berbagai nilai dan ideology baru dari luar yang bertentangan dengan nilai Pancasila tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri masyarakat sendiri, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur dalam Pancasila, norma-norma dalam masyarakat, serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi keadaan lingkungan masyarakat tempat berinteraksi dan hasil koneksi dengan jaringan internet. Berbagai dampak globalisasi terlihat dari generasi sekarang dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan implementasi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara.
NPM : 2115011120
Kelas : Teknik sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah: Globalisasi adalah sebuah realitas perkembangan zaman dari segala tatanan kehidupan baik bidang politik, pendidikan, sosial, budaya, teknologi, yang tidak dapat dihindari. Adanya perkembangan zaman memasuki era globalisasi merupakan fenomena dunia yang menciptakan hubungan antar negara dengan saling ketergantungan, membutuhkan, dan melengkapi yang meliputi dimensi ekonomi, sosial, politik, teknologi ekonomi, dan budaya. Dalam perkembangannya, globalisasi membawa tatanan baru dalam kehidupan sosial dunia dengan menghapus batas antar negara. Di era globalisasi, dunia seperti berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap individunya dapat berkumpul, bergantung, berinteraksi satu sama lain tanpa memandang status negara berkembang atau maju.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi memberi dampak positif bagi segala tatanan kehidupan dan masyarakat, serta bagi negara di dunia telah dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan globalisasi di bidang sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai keperluan dan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan dalam usaha implementasi kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pembangunan. Perkembangan kebijakan pemerintah yang sedang diupayakan oleh pemegang kekuasaan dan berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah apakah sesuai dengan kebutuhan negara dan rakyat dapat dengan mudah dicermati masyarakat. Globalisasi yang ikut membawa perkembangan media massa baik elektronik maupun nonelektronik membantu masyarakat mengawasi jalannya roda pemerintahan. Melalui media massa yang telah banyak berkembang dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang menjadi program dan kebijakan pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, sehingga dari masyarakat dapat menilai dan menyampaikan aspirasinya terkait kebijakan pemerintah tersebut. Globalisasi dalam bidang mobilitas, yaitu dengan berkembangnya fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat seperti Presiden dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah-daerah seluruh Indonesia atau blusukan, sehingga pejabat pemerintah dapat mengetahui keadaan daerah terpencil dan menilai apa yang diperlukan daerah tersebut. Proses pembangunan daerah lebih merata di seluruh wilayah dengan fasilitas transportasi yang baik. Adanya perkembangan transportasi bagi pemerintah, misalnya ketika terjadi konflik pada suatu wilayah, dapat segera mengirimkan tambahan pasukan seperti tentara nasional dan polisi ke wilayah terjadinya konflik tersebut.
Perkembangan zaman dengan era globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika berupa dampak positif bagi negara, masyarakat, dan tata kehidupan. Dinamika globalisasi dalam kemajuan di berbagai bidang kehidupan dalam realitanya telah memperlihatkan dan menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan serta perkembangan lingkungan strategis yang berakibat pada kondisi-kondisi yang memberikan peluang dan kendala bagi kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi menciptakan berbagai permasalahan yang harus diatasi oleh negara. Era globalisasi membawa beberapa masalah pelih yang harus ditanggung negara terkait spektrum dinamika dampak negatif globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat menjadi sebuah tantangan pemerintah untuk mengatasinya. Berbagai nilai, gaya hidup, dan prinsip, baik yang sudah tidak asing maupun sesuatu yang baru memengaruhi masyarakat, mulai berkembang diantara kehidupan sosialiasi dan interaksi antar masyarakat di era globalisasi ini. Era globalisasi membawa perkembangan teknologi internet yang mempermudah berbagai informasi dan berita dapat dilihat masyarakat dengan semakin meningkatnya perkembangan media sosial dan hubungannya dengan dunia maya serta akses terhadap informasi yang dapat diakses secara luas melalui internet. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup mengkhawatirkan sesuai uraian yang mengatakan bahwa di era globalisasi prinsip kehidupan bangsa rentan terpengaruh oleh nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Tantangan yang dihadapi negara berkaitan dengan implementasi nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Dinamika permasalahan akibat globalisasi dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan memiliki pengaruh yang kontras atau berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya pengaruh dalam cara berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara negara. Kemampuan warga negara di dalam memfilter berbagai nilai dan ideology baru dari luar yang bertentangan dengan nilai Pancasila tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri masyarakat sendiri, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur dalam Pancasila, norma-norma dalam masyarakat, serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi keadaan lingkungan masyarakat tempat berinteraksi dan hasil koneksi dengan jaringan internet. Berbagai dampak globalisasi terlihat dari generasi sekarang dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan implementasi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara.
Nama : Erlangga Panca Arta
Npm. : 2115011060
Prodi. : S1 Teknik Sipil
Setelah saya membaca dari artikel tersebut tanggapan saya ialah
tentang arus globalisasi memanglah tidak bisa kita hindari. Kita sebagai warga negara Indonesia haruslah mengetahui dan memahami akan Pancasila sebagai ideologi negara , agar kita bisa mengaktualisasikan Nilai dan norma yang terkandung didalam Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peran negara dalam menghadapi tantangan dan mengaktualisasikan nilai nilai pancasila dalam hal ini melalui pemerintah negara harus berperan aktif dan berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dimasyarakat seperti terorisme, radikalisme, korupsi, dll cepat terselesaikan supaya tidak terjadi pemahaman pemahaman yang menyimpang dari ideologi negara. Intinya Pancasila selalu terus kita tanamkan di diri kita masing masing dan juga kita implementasikan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut sehingga menciptakan kehidupan bernegara yang aman, damai, dan sejahtera.
Npm. : 2115011060
Prodi. : S1 Teknik Sipil
Setelah saya membaca dari artikel tersebut tanggapan saya ialah
tentang arus globalisasi memanglah tidak bisa kita hindari. Kita sebagai warga negara Indonesia haruslah mengetahui dan memahami akan Pancasila sebagai ideologi negara , agar kita bisa mengaktualisasikan Nilai dan norma yang terkandung didalam Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peran negara dalam menghadapi tantangan dan mengaktualisasikan nilai nilai pancasila dalam hal ini melalui pemerintah negara harus berperan aktif dan berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dimasyarakat seperti terorisme, radikalisme, korupsi, dll cepat terselesaikan supaya tidak terjadi pemahaman pemahaman yang menyimpang dari ideologi negara. Intinya Pancasila selalu terus kita tanamkan di diri kita masing masing dan juga kita implementasikan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut sehingga menciptakan kehidupan bernegara yang aman, damai, dan sejahtera.
Nama : Annisa Rahmadhany Putri
NPM : 2115011050
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya terkait artikel tersebut adalah globalisasi menjadi tantangan integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek-aspek budaya lainnya dimana batas-batas antar negara menjadi terlihat semu. Globalisasi menjadikan seluruh warga dunia saling terhubung satu sama lain, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, ataupun budaya. Tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi berkaitan dengan tantangan dan implikasi aktualisasi lima sila, yaitu :
1. Pertama
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Peran Negara
Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti
prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui
pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif di masyarakat, dan membuat kesejahteraan bagi masyarakat.
Terimakasih...
NPM : 2115011050
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya terkait artikel tersebut adalah globalisasi menjadi tantangan integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek-aspek budaya lainnya dimana batas-batas antar negara menjadi terlihat semu. Globalisasi menjadikan seluruh warga dunia saling terhubung satu sama lain, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, ataupun budaya. Tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi berkaitan dengan tantangan dan implikasi aktualisasi lima sila, yaitu :
1. Pertama
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Peran Negara
Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti
prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui
pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif di masyarakat, dan membuat kesejahteraan bagi masyarakat.
Terimakasih...
NAMA : BELLA NANDAYANA
NPM : 2115011013
PRODI : S1 TEKNIK SIPIL
Tanggapan saya mengenai artikel pertemuan 9 adalah bahwasannya di era globalisasi sekarang ini, rentan sekali masuknya nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Berbagai macam tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Peran negara didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara, dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang sentiment primordial. Oleh karena itu, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilainilai ideologi negara.
NPM : 2115011013
PRODI : S1 TEKNIK SIPIL
Tanggapan saya mengenai artikel pertemuan 9 adalah bahwasannya di era globalisasi sekarang ini, rentan sekali masuknya nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Berbagai macam tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Peran negara didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara, dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang sentiment primordial. Oleh karena itu, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilainilai ideologi negara.
Nama : Rossyana Yulia Pratiwi
NPM : 2115011041
Kelas : A
Prodi : S1 Teknik Sipil
tanggapan saya mengenai artikel tersebut bahwa Globalisasi merupakan hal yang tidak mungkin bisa dihindari. globalisasi membentuk hubungan antar negara sehingga menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya. Namun Globalisasi memberikan beberapa dampak positif maupun negatif. dampak positif diantaranya adanya perkembangan sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi. namun globalisasi juga memiliki dampak negatif diantaranya adanya perbedaan ideologi yang mencoba masuk ke Indonesia, sikap individualisme dan beberapa hal yang mungkin bertentangan dengan ideologi Pancasila.
ini merupakan tantangan globalisasi, dimana sebagai warga negara Indonesia kita harus mampu memfilter setiap budaya yang masuk ke Indonesia, tidak menelan mentah mentah setiap kebudayaan yang masuk yang bertentangan dengan ideologi pancasila.
peran pemerintah juga penting dalam hal ini, negara adalah kelanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan lainnya. di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjaid di tangah masyarakat.
NPM : 2115011041
Kelas : A
Prodi : S1 Teknik Sipil
tanggapan saya mengenai artikel tersebut bahwa Globalisasi merupakan hal yang tidak mungkin bisa dihindari. globalisasi membentuk hubungan antar negara sehingga menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya. Namun Globalisasi memberikan beberapa dampak positif maupun negatif. dampak positif diantaranya adanya perkembangan sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi. namun globalisasi juga memiliki dampak negatif diantaranya adanya perbedaan ideologi yang mencoba masuk ke Indonesia, sikap individualisme dan beberapa hal yang mungkin bertentangan dengan ideologi Pancasila.
ini merupakan tantangan globalisasi, dimana sebagai warga negara Indonesia kita harus mampu memfilter setiap budaya yang masuk ke Indonesia, tidak menelan mentah mentah setiap kebudayaan yang masuk yang bertentangan dengan ideologi pancasila.
peran pemerintah juga penting dalam hal ini, negara adalah kelanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan lainnya. di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjaid di tangah masyarakat.
Nama : M. Idham Syaifila
NPM : 2115011020
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izinkan saya menanggapi artikel pembelajaran di atas yang berjudul Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari hasil data ditemukan berdasarkan artikel pada pertemuan ke 9 ini adalah bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideology negara secara signifikan.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.. Hasil data studi literature dan observasi kemudian diperiksa kebermaknaannya yang relevan dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Merujuk pada objek bahasan, data-data yang dikumpulkan terkait nilai-nilai substantive sebagaimana termuat di dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai konsekuensi dari proses globalisasi.
Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
NPM : 2115011020
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izinkan saya menanggapi artikel pembelajaran di atas yang berjudul Tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari hasil data ditemukan berdasarkan artikel pada pertemuan ke 9 ini adalah bahwa terdapat nilai-nilai globalisasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku sebagian warga negara yang didukung dengan konsistensi, ketegasan, dan penguatan peran pemerintah dalam merawat nilai-nilai kebersamaan. Selain itu juga berimplikasi untuk meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial serta berimplikasi memantapkan persepsi warga negara tentang pentingnya ideologi negara, walaupun tidak langsung mengakselerasi masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai ideology negara secara signifikan.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
Nilai-nilai bersama bagi Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara. Nilai-nilai tersebut tertuang di dalam kelima sila di dalam Pancasila, mulai Sila I sampai Sila V. Nilai-nilai ini tentu sudah tidak asing lagi dan secara umum sudah dipahami.. Hasil data studi literature dan observasi kemudian diperiksa kebermaknaannya yang relevan dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Merujuk pada objek bahasan, data-data yang dikumpulkan terkait nilai-nilai substantive sebagaimana termuat di dalam sila-sila Pancasila dan dikorelasikan hasil interaksinya dengan nilai-nilai yang berkembang sebagai konsekuensi dari proses globalisasi.
Sekian tanggapan saya, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Nama: Rosita kartika sari
NPM: 2115011043
Prodi: S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya setelah membaca artikel pada pertemuan 9 tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara
Bahwa ideologi sangat berperan penting dalam suatu negara dimana ideologi merupakan konsep berpikir negara sebagai tatanan nilai yang diharapkan yang berdasarkan dari pedoman dalam sikap dan berprilaku, dalam pelaksanaannya ideologi kita yaitu Pancasila mempunyai tantangan tantangan khususnya di era globalisasi saat ini salah satu contoh tantangannya yaitu pada sila ke dua nilai kemanusiaan versus fundamental dan sektarian yaitu prilaku menghujat, radikal, bully dan lainnya.
Peran negara sendiri dalam tantangan tersebut dengan berupaya menjawab permasalahan yang terjadi dengan dilakukannya kegiatan pemerintahan mengikuti prosedur dan amanat dari perundang undangan dan pemerintah juga melakukan revitalisasi Pancasila melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis
NPM: 2115011043
Prodi: S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya setelah membaca artikel pada pertemuan 9 tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara
Bahwa ideologi sangat berperan penting dalam suatu negara dimana ideologi merupakan konsep berpikir negara sebagai tatanan nilai yang diharapkan yang berdasarkan dari pedoman dalam sikap dan berprilaku, dalam pelaksanaannya ideologi kita yaitu Pancasila mempunyai tantangan tantangan khususnya di era globalisasi saat ini salah satu contoh tantangannya yaitu pada sila ke dua nilai kemanusiaan versus fundamental dan sektarian yaitu prilaku menghujat, radikal, bully dan lainnya.
Peran negara sendiri dalam tantangan tersebut dengan berupaya menjawab permasalahan yang terjadi dengan dilakukannya kegiatan pemerintahan mengikuti prosedur dan amanat dari perundang undangan dan pemerintah juga melakukan revitalisasi Pancasila melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis
Nama : Muhammad Mifdhal Arraafi
NPM : 2115011111
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel diatas adalah Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
NPM : 2115011111
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel diatas adalah Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Negara diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Nama : Ismi Aqilah Ramadhan
NPM : 2155011012
Kelas : A
Prodi : S1 Teknik Sipil
Ideologi negara sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi merupakan nilai-nilai yang telah disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara.
Pada saat globalisasi, tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi corak berpikir masyarakat maupun penyelenggara negara.
Oleh sebab itu, pemerintah berperan penting dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya tanpa gangguan yang berarti.
NPM : 2155011012
Kelas : A
Prodi : S1 Teknik Sipil
Ideologi negara sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi merupakan nilai-nilai yang telah disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara.
Pada saat globalisasi, tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi corak berpikir masyarakat maupun penyelenggara negara.
Oleh sebab itu, pemerintah berperan penting dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya tanpa gangguan yang berarti.
Nama : Mutiara Kurnia Putri
NPM : 2155011003
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu ideologi pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
NPM : 2155011003
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu ideologi pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Nama : Naufal Hakim
NPM : 2115011030
Kelas : A
Prodi : Teknik Sipil
Negara hadir dan mempunyai peran yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama dengan mengeluarkan kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi sosial kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi sosial kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara, dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial. Dalam konteks ini, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilainilai ideologi negara.
NPM : 2115011030
Kelas : A
Prodi : Teknik Sipil
Negara hadir dan mempunyai peran yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama dengan mengeluarkan kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi sosial kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi sosial kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara, dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial. Dalam konteks ini, peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilainilai ideologi negara.
Nama : Rahul Rizky Febrial
Npm : 2115011091
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel diatas adalah tantangan dalam Globalisasi merupakan suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek - aspek budaya lainnya dimana batas -- batas antar negara menjadi terlihat semu.
Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Npm : 2115011091
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel diatas adalah tantangan dalam Globalisasi merupakan suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek - aspek budaya lainnya dimana batas -- batas antar negara menjadi terlihat semu.
Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Nama : Yemima Kren Hafud Lumban Gaol
NPM : 2115011052
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari artikel tersebuat dapat kita ketahui bahwa dimensi globalisasi dalam sajian nilai transnasional antara lain, yaitu paham
sekularisme, individualisme, liberalisme, radikalisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, dll. Hal inilah yang dapat mempengaruhi pola pikir serta perilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut membuat sebagian masyarakat memiliki aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai nilai ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik
namun nyatanya hal tersebut membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Disinilah peran negara kemudian hadir secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai penting itu melalui kebijakan kebijakan yang bisa menguatkan nilai-nilai Pancasila kesetiaptingkatan daerah. Tidak hanya itu tetapi pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi sosial kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum juga perlu dilakukan. Peran negara tersebut juga pastinya tidak lepas dari dukungan masyarakat Indonesia. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama.
Jadi pada intinya dapat disimpulkan bahwa peran negara perlu didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan serta bantuan dari seluruh lapisan masyarakat untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilai nilai ideologi negara.
NPM : 2115011052
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan adalah sebagai berikut,
Dari artikel tersebuat dapat kita ketahui bahwa dimensi globalisasi dalam sajian nilai transnasional antara lain, yaitu paham
sekularisme, individualisme, liberalisme, radikalisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, dll. Hal inilah yang dapat mempengaruhi pola pikir serta perilaku masyakat melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tersebut membuat sebagian masyarakat memiliki aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai nilai ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik
namun nyatanya hal tersebut membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa.
Disinilah peran negara kemudian hadir secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai penting itu melalui kebijakan kebijakan yang bisa menguatkan nilai-nilai Pancasila kesetiaptingkatan daerah. Tidak hanya itu tetapi pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi sosial kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum juga perlu dilakukan. Peran negara tersebut juga pastinya tidak lepas dari dukungan masyarakat Indonesia. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama.
Jadi pada intinya dapat disimpulkan bahwa peran negara perlu didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan serta bantuan dari seluruh lapisan masyarakat untuk merawat nilai-nilai kebersamaan yang terkandung di dalam nilai nilai ideologi negara.
Nama: Fadari Fatma
Npm: 2115011130
Prodi: S1 teknik sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut yaitu Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari keberadaannya. Realitas globalisasi telah menawarkan berbagai dinamika dampak positif dan sekaligus juga tantangan bagi negara Indonesia. Salah satu bentuk tantangan tersebut yaitu adanya implikasi terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Tantangan yang dihadapi negara Indonesia dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Diharapkan agar negara dapat terus meningkatkan upayanya dan warga negara Indonesia pandai dalam menyaring nilai-nilai atau paham luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak terjadi penyimpangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Npm: 2115011130
Prodi: S1 teknik sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut yaitu Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari keberadaannya. Realitas globalisasi telah menawarkan berbagai dinamika dampak positif dan sekaligus juga tantangan bagi negara Indonesia. Salah satu bentuk tantangan tersebut yaitu adanya implikasi terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi negara. Tantangan yang dihadapi negara Indonesia dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Diharapkan agar negara dapat terus meningkatkan upayanya dan warga negara Indonesia pandai dalam menyaring nilai-nilai atau paham luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak terjadi penyimpangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Nama : Danu rakha prayoga
NPM : 2115011071
Prodi : S1 Teknik Sipil
Menurut tanggapan saya terkait artikel tersebut adalah globalisasi menjadi tantangan integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek-aspek budaya lainnya dimana batas-batas antar negara menjadi terlihat semu. Globalisasi menjadikan seluruh warga dunia saling terhubung satu sama lain, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, ataupun budaya. Tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi berkaitan dengan tantangan dan implikasi aktualisasi lima sila, yaitu :
1. Pertama
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Peran Negara
Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti
prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui
pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif di masyarakat, dan membuat kesejahteraan bagi masyarakat.
Terimakasih
NPM : 2115011071
Prodi : S1 Teknik Sipil
Menurut tanggapan saya terkait artikel tersebut adalah globalisasi menjadi tantangan integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dan aspek-aspek budaya lainnya dimana batas-batas antar negara menjadi terlihat semu. Globalisasi menjadikan seluruh warga dunia saling terhubung satu sama lain, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, ataupun budaya. Tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi berkaitan dengan tantangan dan implikasi aktualisasi lima sila, yaitu :
1. Pertama
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima
Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
Peran Negara
Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti
prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui
pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif di masyarakat, dan membuat kesejahteraan bagi masyarakat.
Terimakasih
Nama : Thalita Atha Salsabilla
NPM : 2115011090
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola
sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan
upaya dan keinginan negara. Perjalanan negara dipenuhi dengan dinamika yang terjadi baik di
internal negara, pengaruh eksternal, maupun interaksi dari keduanya. Kondisi tersebut dapat
mengantarkan ideologi menjadi label patron saja.
Pendekatan yang digunakan dalam memahami permasalahan yang diajukan adalah
deskriptif analisis dengan studi kualitatif.
NPM : 2115011090
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola
sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan
upaya dan keinginan negara. Perjalanan negara dipenuhi dengan dinamika yang terjadi baik di
internal negara, pengaruh eksternal, maupun interaksi dari keduanya. Kondisi tersebut dapat
mengantarkan ideologi menjadi label patron saja.
Pendekatan yang digunakan dalam memahami permasalahan yang diajukan adalah
deskriptif analisis dengan studi kualitatif.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism
Nama: Hamdan Julianto Saputra
NPM: 2115011040
Tanggapan saya menyatakan bahwa Dimensi globalisasi menggunakan tampilan nilai transnasional diantaranya pada bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, & intervensi sektarianisme pada mekanismenya mensugesti corak berpikir dan berperilaku masyakat melalui proses interaksi & tarik-menarik menggunakan nilai-nilai yang masih ada pada pada sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tadi mensugesti sebagian anggota warga atau rakyat negara sebagai akibatnya masih ada
aktualisasi nilai yang kurang sinkron menggunakan nilai-nilai beserta sebagaimana diamanatkan pada pada
ideologi Pancasila yang adalah ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja menurut praktik pola pikir, pola sikap, & pola perilaku anak bangsa yang tidak sinkron menggunakan nilai-nilai beserta pada konteks keindonesiaan, membawa pengaruh yang bisa berpengaruh dan mengganggu kohesivitas & integrasi bangsa.
NPM: 2115011040
Tanggapan saya menyatakan bahwa Dimensi globalisasi menggunakan tampilan nilai transnasional diantaranya pada bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, & intervensi sektarianisme pada mekanismenya mensugesti corak berpikir dan berperilaku masyakat melalui proses interaksi & tarik-menarik menggunakan nilai-nilai yang masih ada pada pada sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi tadi mensugesti sebagian anggota warga atau rakyat negara sebagai akibatnya masih ada
aktualisasi nilai yang kurang sinkron menggunakan nilai-nilai beserta sebagaimana diamanatkan pada pada
ideologi Pancasila yang adalah ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja menurut praktik pola pikir, pola sikap, & pola perilaku anak bangsa yang tidak sinkron menggunakan nilai-nilai beserta pada konteks keindonesiaan, membawa pengaruh yang bisa berpengaruh dan mengganggu kohesivitas & integrasi bangsa.
Nama : Ahmat Renzen Hardowo
NPM : 2115011023
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu Globalisasi tidak dapat dihindari dan perkembangan zaman yang memasuki era globalisasi merupakan fenomena dunia yang menciptakan hubungan antar negara. Dalam perkembangannya, globalisasi membawa tatanan baru dalam kehidupan sosial dunia dengan menghapus batas antar negara. Perkembangan zaman dengan era globalisasi memberi dampak positif bagi segala tatanan kehidupan dan masyarakat, serta bagi negara. Dengan perkembangan globalisasi di bidang sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai keperluan dan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan dalam usaha implementasi kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pembangunan. Perkembangan kebijakan pemerintah yang sedang diupayakan oleh pemegang kekuasaan dan berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah apakah sesuai dengan kebutuhan negara dan rakyat dapat dengan mudah dicermati masyarakat. Globalisasi yang ikut membawa perkembangan media massa baik elektronik maupun nonelektronik membantu masyarakat mengawasi jalannya roda pemerintahan. Globalisasi dalam bidang mobilitas, yaitu dengan berkembangnya fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat seperti Presiden dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah-daerah seluruh Indonesia atau blusukan, sehingga pejabat pemerintah dapat mengetahui keadaan daerah terpencil dan menilai apa yang diperlukan daerah tersebut. Proses pembangunan daerah lebih merata di seluruh wilayah dengan fasilitas transportasi yang baik. Perkembangan zaman dengan era globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika berupa dampak positif bagi negara, masyarakat, dan tata kehidupan. Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi menciptakan berbagai permasalahan yang harus diatasi oleh negara. Era globalisasi membawa beberapa masalah pelih yang harus ditanggung negara terkait spektrum dinamika dampak negatif globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat menjadi sebuah tantangan pemerintah untuk mengatasinya. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup mengkhawatirkan sesuai uraian yang mengatakan bahwa di era globalisasi prinsip kehidupan bangsa rentan terpengaruh oleh nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Tantangan yang dihadapi negara berkaitan dengan implementasi nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Dinamika permasalahan akibat globalisasi dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan memiliki pengaruh yang kontras atau berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya pengaruh dalam cara berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara negara. Kemampuan warga negara di dalam memfilter berbagai nilai dan ideology baru dari luar yang bertentangan dengan nilai Pancasila tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri masyarakat sendiri, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur dalam Pancasila, norma-norma dalam masyarakat, serta kondisi lingkungan. Berbagai dampak globalisasi terlihat dari generasi sekarang dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan implementasi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
NPM : 2115011023
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu Globalisasi tidak dapat dihindari dan perkembangan zaman yang memasuki era globalisasi merupakan fenomena dunia yang menciptakan hubungan antar negara. Dalam perkembangannya, globalisasi membawa tatanan baru dalam kehidupan sosial dunia dengan menghapus batas antar negara. Perkembangan zaman dengan era globalisasi memberi dampak positif bagi segala tatanan kehidupan dan masyarakat, serta bagi negara. Dengan perkembangan globalisasi di bidang sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai keperluan dan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan dalam usaha implementasi kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pembangunan. Perkembangan kebijakan pemerintah yang sedang diupayakan oleh pemegang kekuasaan dan berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah apakah sesuai dengan kebutuhan negara dan rakyat dapat dengan mudah dicermati masyarakat. Globalisasi yang ikut membawa perkembangan media massa baik elektronik maupun nonelektronik membantu masyarakat mengawasi jalannya roda pemerintahan. Globalisasi dalam bidang mobilitas, yaitu dengan berkembangnya fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat seperti Presiden dapat dengan mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah-daerah seluruh Indonesia atau blusukan, sehingga pejabat pemerintah dapat mengetahui keadaan daerah terpencil dan menilai apa yang diperlukan daerah tersebut. Proses pembangunan daerah lebih merata di seluruh wilayah dengan fasilitas transportasi yang baik. Perkembangan zaman dengan era globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika berupa dampak positif bagi negara, masyarakat, dan tata kehidupan. Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi menciptakan berbagai permasalahan yang harus diatasi oleh negara. Era globalisasi membawa beberapa masalah pelih yang harus ditanggung negara terkait spektrum dinamika dampak negatif globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat menjadi sebuah tantangan pemerintah untuk mengatasinya. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup mengkhawatirkan sesuai uraian yang mengatakan bahwa di era globalisasi prinsip kehidupan bangsa rentan terpengaruh oleh nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru. Tantangan yang dihadapi negara berkaitan dengan implementasi nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Dinamika permasalahan akibat globalisasi dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan memiliki pengaruh yang kontras atau berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya pengaruh dalam cara berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara negara. Kemampuan warga negara di dalam memfilter berbagai nilai dan ideology baru dari luar yang bertentangan dengan nilai Pancasila tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri masyarakat sendiri, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur dalam Pancasila, norma-norma dalam masyarakat, serta kondisi lingkungan. Berbagai dampak globalisasi terlihat dari generasi sekarang dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan implementasi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
Nama : Citra Maharani Putri
NPM : 2115011021
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel adalah, globalisasi tidak dapat dihindari pergerakannya di lintas negara. Lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta memberikan dampak positif. Adanya arus globalisasi membuat suatu negara dapat merasakan manfaatnya seperti sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
NPM : 2115011021
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel adalah, globalisasi tidak dapat dihindari pergerakannya di lintas negara. Lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta memberikan dampak positif. Adanya arus globalisasi membuat suatu negara dapat merasakan manfaatnya seperti sistem teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Nama : Laurenia Adela Sofiana Nawawi
NPM : 2115011081
Prodi : S1 Teknik Sipil
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Dalam menjawab tantangan globalisasi tersebut, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Dalam konteks ini, negara berupaya menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama. Upaya negara dalam menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama dilakukan dengan cara membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menegakkan nilai-nilai instrumental Pancasila melalui penegakan hukum, mengesahan undang-undang anti-terorisme untuk merawat nilai-nilai bersama, dan masih banyak lagi. Peran negara tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi meredam aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Diharapkan agar negara dapat terus meningkatkan upayanya dan warga negara Indonesia pandai dalam menyaring nilai-nilai atau paham luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak terjadi penyimpangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Sekian Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut.
NPM : 2115011081
Prodi : S1 Teknik Sipil
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Dalam menjawab tantangan globalisasi tersebut, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya melakukan revitalisasi Pancasila antara lain melalui implementasi penempatan Pancasila sebagai sumber nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Dalam konteks ini, negara berupaya menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama. Upaya negara dalam menempatkan Pancasila sebagai nilai-nilai bersama dilakukan dengan cara membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menegakkan nilai-nilai instrumental Pancasila melalui penegakan hukum, mengesahan undang-undang anti-terorisme untuk merawat nilai-nilai bersama, dan masih banyak lagi. Peran negara tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi meredam aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Diharapkan agar negara dapat terus meningkatkan upayanya dan warga negara Indonesia pandai dalam menyaring nilai-nilai atau paham luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak terjadi penyimpangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Sekian Tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran tersebut.
Nama : Tegar Audittio
NPM : 2155011013
Prodi : S1 Teknik Sipil
Menurut saya artikel tersebut membahas, deologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
NPM : 2155011013
Prodi : S1 Teknik Sipil
Menurut saya artikel tersebut membahas, deologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Nama: Bastian Tunggor Maranatha Naibaho
NPM: 2115011053
Prodi: S1 teknik sipil
Kelas: A
Izin memberikan tanggapan mengenai artikel diatas
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
sekian dari saya terimakasih
NPM: 2115011053
Prodi: S1 teknik sipil
Kelas: A
Izin memberikan tanggapan mengenai artikel diatas
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
Eksistensi ideologi negara dalam konteks sistem nilai yang kuat dan teraktualisasi dalam pola sikap dan perilaku penyelenggara negara dan warga negara agaknya tidak selalu linier dengan upaya dan keinginan negara. Hanya saja keberadaan Indonesia sebagai bangsa berinteraksi dengan kehidupan global yang ditandai dengan corak globalisasi. Namun dalam konteks ini, perspektifnya adalah pada dinamika kendala yang dilihat sebagai tantangan karena proses globalisasi dapat menghambat atau bahkan kontras dengan nilai-nilai bersama yang direpresentasikan dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kewenangannya, peran negara mengemuka dalam mendorong aktualisasi nilai-nilai ideologi negara.
sekian dari saya terimakasih
NAMA:DIYAS SAPUTRA PAJAR
NPM:2115011061
PRODI:S1 TEKNIK SIPIL
globalisasi telah mempromosikan dan melegitimasi pemusatan struktur-struktur kekuasaan multi segi yang disebut neoliberalisme. Hal ini kemudian terwujudkan dalam kapitalisme neoliberal dan globalisasi neoliberal.3 Ada kecurigaan bahwa neoliberalisme telah menjadi selubung ideologis bagi sejumlah proyek globalisasi ekonomi sehingga kekuasaan dan dominasi makin menggurita melalui jaringan antar institusi internasional, kebijakan nasional, praktik korporasi dan investasi yang saling terjalin satu sama lain. Hal ini nampak jelas melalui sistem keuangan dunia yang telah dikendalikan oleh tiga lembaga paling berkuasa saat ini, yaitu International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan World Trade Organization (WTO). Mereka mengendalikan pasar dan modal global serta melindungi keuntungan maksimum negara donor dan pemilik modal. Akibatnya pemerintah-pemerintah nasional yang menjadi peminjam dana tidak berdaya dalam mengatur produksi dan distribusi barang dan jasa untuk masyarakatnya. Di Indonesia misalnya, sistem subsidi pemerintah dalam penyediaan dan pemenuhan kebutuhankebutuahan pokok masyarakat perlahan-lahan dihapuskan demi mengikuti arah kebijakan ekonomi IMF, World Bank, dan WTO. Meskipun pemerintah melakukannya dengan dalih pemerataan dan keadilan dalam penggunaan devisa negara, tetapi tetap saja penghapusan subsidi tersebut berimbas pada melemahnya daya beli masyarakat oleh karena kenaikan harga-harga barang dan jasa.Tidak dapat disangkali bahwa globalisasi telah menghadirkan tantangantantangan baru bagi pewujudan cita-cita dan nilai-nilai keindonesiaan. Kalau sebelumnya keindonesiaan ditantang oleh sistem kolonialisme dan imperialisme Barat maka sekarang keindonesiaan ditantang oleh globalisasi ekonomi dan ekspansi budaya dominan. Sistem keuangan dan perdagangan global telah menyebabkan terjadinya swastanisasi pengelolaan sumber-sumber alam yang berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak, menguatnya persaingan antar kekuatan-kekuatan produksi dalam negeri dan yang akhirnya dimenangkan oleh kekuatan-kekuatan produksi berbasis perusahaan multinasional, meningkatnya arus urbanisasi menyusul proses industrialisasi di kawasan perkotaan, dan melebarnya kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan yang miskin. Inilah yang disinyalir oleh John Titaley sebagai dominasi ekonomi dan kultural yang sedang mengancam Indonesia. Menurutnya Indonesia secara militer dan politik telah merdeka, tetapi di bidang ekonomi dan budaya Indonesia masih belum dapat melepaskan diri dari imperialisme bangsa-bangsa lain yang kuat
NPM:2115011061
PRODI:S1 TEKNIK SIPIL
globalisasi telah mempromosikan dan melegitimasi pemusatan struktur-struktur kekuasaan multi segi yang disebut neoliberalisme. Hal ini kemudian terwujudkan dalam kapitalisme neoliberal dan globalisasi neoliberal.3 Ada kecurigaan bahwa neoliberalisme telah menjadi selubung ideologis bagi sejumlah proyek globalisasi ekonomi sehingga kekuasaan dan dominasi makin menggurita melalui jaringan antar institusi internasional, kebijakan nasional, praktik korporasi dan investasi yang saling terjalin satu sama lain. Hal ini nampak jelas melalui sistem keuangan dunia yang telah dikendalikan oleh tiga lembaga paling berkuasa saat ini, yaitu International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan World Trade Organization (WTO). Mereka mengendalikan pasar dan modal global serta melindungi keuntungan maksimum negara donor dan pemilik modal. Akibatnya pemerintah-pemerintah nasional yang menjadi peminjam dana tidak berdaya dalam mengatur produksi dan distribusi barang dan jasa untuk masyarakatnya. Di Indonesia misalnya, sistem subsidi pemerintah dalam penyediaan dan pemenuhan kebutuhankebutuahan pokok masyarakat perlahan-lahan dihapuskan demi mengikuti arah kebijakan ekonomi IMF, World Bank, dan WTO. Meskipun pemerintah melakukannya dengan dalih pemerataan dan keadilan dalam penggunaan devisa negara, tetapi tetap saja penghapusan subsidi tersebut berimbas pada melemahnya daya beli masyarakat oleh karena kenaikan harga-harga barang dan jasa.Tidak dapat disangkali bahwa globalisasi telah menghadirkan tantangantantangan baru bagi pewujudan cita-cita dan nilai-nilai keindonesiaan. Kalau sebelumnya keindonesiaan ditantang oleh sistem kolonialisme dan imperialisme Barat maka sekarang keindonesiaan ditantang oleh globalisasi ekonomi dan ekspansi budaya dominan. Sistem keuangan dan perdagangan global telah menyebabkan terjadinya swastanisasi pengelolaan sumber-sumber alam yang berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak, menguatnya persaingan antar kekuatan-kekuatan produksi dalam negeri dan yang akhirnya dimenangkan oleh kekuatan-kekuatan produksi berbasis perusahaan multinasional, meningkatnya arus urbanisasi menyusul proses industrialisasi di kawasan perkotaan, dan melebarnya kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan yang miskin. Inilah yang disinyalir oleh John Titaley sebagai dominasi ekonomi dan kultural yang sedang mengancam Indonesia. Menurutnya Indonesia secara militer dan politik telah merdeka, tetapi di bidang ekonomi dan budaya Indonesia masih belum dapat melepaskan diri dari imperialisme bangsa-bangsa lain yang kuat
Nama : Ihksan Putra Jaya
NPM : 2115011101
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan ialah sebagai berikut
Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
NPM : 2115011101
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel yang diberikan ialah sebagai berikut
Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara.
Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut, termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya.
Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Nama:Muhammad Rizky Raihan
Npm:2115011042
Assalamualaikum Wr. Wb.
Izin menanggapi video yang tertera Pak/Bu.
Pancasila sebagai ideologi negara mampu membuat Indonesia kuat bertahan karena Pancasila adalah ideologi yang kuat, konsisten, dan diterima oleh masyarakat. Tidak ada sumber hukum yang melebihi Pancasila. Atas dasar Pancasila, Indonesia dapat bertahan dengan segala hukum-hukum yang ada.
Walaupun banyak sekali tantangan dan hambatan yang kita dapat dari masa pembentukan Pancasila hingga masa saat ini, kita harus terus berpegang teguh pada Pancasila. Agar dapat selalu melewati segala tantangan dan hambatan yang ada pada generasi zaman sekarang.
Meski banyak sekali kebudayaan-kebudayaan dari luar yang dapat merusak arti dari Pancasila itu sendiri, sebagai warga negara Indonesia kita harus memiliki tanggung jawab yang besar untuk selalu bertindak sesuai dengan hukum Pancasila tersebut.
Npm:2115011042
Assalamualaikum Wr. Wb.
Izin menanggapi video yang tertera Pak/Bu.
Pancasila sebagai ideologi negara mampu membuat Indonesia kuat bertahan karena Pancasila adalah ideologi yang kuat, konsisten, dan diterima oleh masyarakat. Tidak ada sumber hukum yang melebihi Pancasila. Atas dasar Pancasila, Indonesia dapat bertahan dengan segala hukum-hukum yang ada.
Walaupun banyak sekali tantangan dan hambatan yang kita dapat dari masa pembentukan Pancasila hingga masa saat ini, kita harus terus berpegang teguh pada Pancasila. Agar dapat selalu melewati segala tantangan dan hambatan yang ada pada generasi zaman sekarang.
Meski banyak sekali kebudayaan-kebudayaan dari luar yang dapat merusak arti dari Pancasila itu sendiri, sebagai warga negara Indonesia kita harus memiliki tanggung jawab yang besar untuk selalu bertindak sesuai dengan hukum Pancasila tersebut.
Nama: Muhammad Fachri Andrya
NPM: 1715011086
Prodi S1 Teknnik Sipil
Tanggapan saya tentang artikel tersebut adalah sebagai berikut: Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
NPM: 1715011086
Prodi S1 Teknnik Sipil
Tanggapan saya tentang artikel tersebut adalah sebagai berikut: Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dalam hal ini bahasan dilakukan terhadap tantangan globalisasi dan peran negara yang dikorelasikan dengan implikasi aktualisasi nilai-nilai bersama. Pertama, tantangan yang dilihat pertama adalah bentuk pengaruh globalisasi terkait aktualisasi nilai-nilai ideologi yang ada pada masyarakat. Kemudian kedua, penelusuran juga dilakukan pada peran yang dilakukan oleh negara melalui representasi pemerintah dalam merespons tantangan globalisasi serta implikasi peran yang telah dimainkan pemerintah tersebut.
a. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
1. Pertama, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. Kedua, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab versus fundamentalisme dan sektarian.
3. Ketiga, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme.
4. Keempat, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. Kelima, tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualism.
b. Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Nama :Pramudya Novan Aditama
Npm : 2115011063
Kelas : A
Prodi : Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel pada pertemuan 9
Artikel tersebut membahas tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi Negara.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi.
Tantangan Globalisasi, Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan yang berarti.
Npm : 2115011063
Kelas : A
Prodi : Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel pada pertemuan 9
Artikel tersebut membahas tentang tantangan globalisasi, peran negara, dan implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi Negara.
Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi.
Tantangan Globalisasi, Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Peran Negara
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam banyak prosesnya, kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah mengikuti prosedur dan amanat dari perundang-undangan. Pelaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran kebijakan yang dapat mendorong suasana kondusif dan peri kehidupan yang membuat masyarakat tenang dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang tanpa gangguan yang berarti.
Nama : Varizki Andika
NPM : 2155011011
Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Tantangan dan implikasi dari sila 1 -5
1. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. antangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme. versus fundamentalisme dan sektarian.
4. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.
Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu
kohesivitas dan integrasi bangsa.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Tidak hanya negara yang ikut andil dalam peranan negara, masyarakat harus juga ikut dalam melawan tantangan yang dihadapi.
NPM : 2155011011
Globalisasi membentuk hubungan lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan. Realitanya globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Tantangan dan implikasi dari sila 1 -5
1. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai Sila Kesatu dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa versus nilai komunisme/sosialisme, sekularisme, teokrasi, dan liberalisme.
2. antangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kedua dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme. versus fundamentalisme dan sektarian.
4. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila keempat dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan versus nilai liberalism dan hegemoni sektarianisme.
5. tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila kelima dari Pancasila pada diri anak bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia versus nilai kapitalisme, hedonisme, dan individualisme.
Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu
kohesivitas dan integrasi bangsa.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Tidak hanya negara yang ikut andil dalam peranan negara, masyarakat harus juga ikut dalam melawan tantangan yang dihadapi.