Diskusi 3

Diskusi 3

Number of replies: 24

Mahasiswa sekalian.. mari kita diskusi tentang materi 3

Forum ini dinilai berdasarkan keaktifan individu, masing2 anggota silahkan memberikan tanggapan atas topik yang diberikan. selanjutnya masing-masing mahasiswa menanggapi jawaban yang diberikan temannya

In reply to First post

Re: Diskusi 3

by Berti Yolida -
pa yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/ berbasis etnosains
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Fajriani Nur Matin -
Saya Fajriani Nur Matin
NPM 1913024006

Izin menjawab,
Kemampuan berpikir kritis seorang guru seharusnya mengarah ke dalam penyelidikan dan harus memahami lingkungan sekitar. Resnick (dalam Arends, 2012) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan proses berpikir yang melibatkan operasi klasifikasi, induksi, deduksi, dan penalaran. Guru dapat membelajarkan sains berbasis etnosains dengan melakukan observasi langsung sehingga siswa dapat mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan dapat membuat kesimpulan. Pengetahuan budaya bukan hanya tentang kearifal lokal, tetapi pengetahuan abstrak yang terkandung dalam budaya itu sendiri.misalnya mengenai filosofi kehidupan bermasyarakat.ini dapat dikembangkan dalam tema pembelajaran, sehingga nilai-nilai budaya dapat menjadi pengembangan karakter bagi siswa. Jika karakter kerja ilmiah dan kemampuan berpikir kritis sudah terbentuk dalam pembelajaran etnosains, siswa akan terbiasa dalam mengembangkan kemampuan kerja ilmiah dan kemampuan berpikir kritis sehingga prestasi siswa akan meningkat.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Anisa Hikmawati -
Saya Anisa Hikmawati dengan NPM 1913024028, izin menjawab, dalam membelajarkan sains dengan berbasis etnosains, guru sebaiknya untuk mempelajari dan memahami kebudayaan setempat serta filosofinya. Dengan memahaminya, guru dapat dengan mudah untuk menjelaskan kepada peserta didik dengan memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga harus memahami latar belakang budaya siswa, jika terdapat perbedaan dengan yang diajarkan maka guru sebaiknya mencari kesamaan agar mudah dipahami oleh siswa, dan siswa diberikan perbedaan antarkebudayaan satu dengan yang lain. Dengan ini, siswa diberikan kesempatan untuk mengaitkan kebudayaan tersebut dengan sains ilmiah. Guru sebagai fasilitator akan menjadikan siswa dapat berpikir kritis dan mendapatkan pembelajaran yang bermakna.

Terima kasih
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Eliska Bia Kusuma Putri -
Assalamualaikum, Bu. Saya Eliska Bia NPM 1913024018 mohon izin menjawab diskusi 3.
Dalam membelajarkan saina berbasis etnosains guru berperan dalam menjembatani antara lingkungan/kebudayaan sekitar dengan siswa, dengan cara mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD) yang diminta dan disesuaikan dengan kebudayaan/lingkungan sekitar siswa. Guru juga harus memahami dan menggali pemahamannya mengenai budaya lokal untuk dapat mendesain suatu pembelajran yang berbasis etnosains. Etnosains mendorong guru dan juga praktisi pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari. Implementasi pembelajaran berbasis etnosains menuntut pergeseran model pembelajaran, antara lain:
1. Dari pembelajaran berpusat guru ke pembelajaran berpusat peserta didik
2. Dari pembelajaran individual ke arah pembelajaran kolaboratif dan menekankan aplikasi pengetahuan sains
3. Kreativitas serta pemecahan masalah dalam proses merekonstruksi sains asli (pengetahuan yang berkembang di masyarakat) menjadi sains ilmiah.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nabila Herlinawati -
Saya Nabila Herlinawati NPM 1913024004 izin menjawab, Etnosains mendorong guru dan juga praktisi pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari. Yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran sains yang berbasis etnosains adalah guru harus mampu mendesain pembelajaran sains yang berbasis etnosains dengan benar yaitu dengan cara melihat KD pengetahuan dan keterampilan. selain itu seorang guru harus banyak mencari sumber-sumber informasi agar materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat dipahaminya dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Seorang guru juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sains yang berbasis etnosains menjadi lebih bermakna dan dapat tercipta memori jangka panjang di dalam ingatan peserta didik.

Penerapan pebelajaran etnosains tidak hanyahanya sesuai dengan perkembangan zaman dan kaidah kurikulum pendidikan yang saat ini dianut oleh bangsa Indonesia, akan tetapi juga bertujuan untuk menanamkan sikap cinta terhadap budaya dan bangsanya, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap budaya dan potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Hal ini berguna untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyerap pelajaran yang bersifat abstrak dengan menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks sesuai dunia nyata (kontekstual) dan sebagai alternatif khusus sebagaisatu langkah mewujudkan pembentukan karakter nasionalisme melalui penguatan nilai kearifan lokal daerah dengan implementasi etnosains.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Catharina Anandasari -
Nama : Catharina Anandasari
Npm : 1913024022
Yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan berbasis etnosains dengan terlebih dahulu memahami karakteristik materi yang akan di ajarkan kepada peserta didik. Apakah materi tersebut termasuk ke materi yang terbuka atau tertutup. Apabila materi yang akan di ajarkan adalah materi terbuka maka yang harus dilakukan kemudian menganalisis apakah ada potensi di sekitar tempat sekolah untuk di kaitan dengan materi tersebut. Kemudian dapat juga saling berdiskusi kepada peserta didik terkait potensi di daerahnya terkait dengan materi. Dengan begitu pembelajaran dengan etnosains dapat berjalan dengan baik.
Terimakasih
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by ade amalia chansa -
Saya Ade Amalia Chansa 1963024002
Mohon izin menjawab

Pembelajaran berpendekatan etnosains dilandaskan dengan pengakuan terhadap budaya sebagai hal yang fundamental bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan perkambangan pengetahuan. (Joseph 2010)
Dengan demikian hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam membelajarkan sains berbasis etnosains adalah dengan :
1. Memahami budaya atau kearifan lokal masyarakat setempat
2. Pelajarai dengan baik materi yang akan disampaikan
3. Pahami capaian belajar yang ada dalam kompetensi dasar pembelajaran tersebut
4. Mulai pembelajaran dengan mengaitkan antara materi dan pendekatan budaya yang digunakan
5. Guru hendaknya memastikan apakah hal yang ia lakukan sesuai dan mendukung tercapainya capaian belajar atau tidak
6. Mencoba untuk mengenalkan variasi budaya di masing - masing daerah dengan konsep kearifan lokal yang sama, meski namanya berbeda
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Widya Wafa Karimah -
Saya Widya Wafa Karimah npm 1953024004 izin menjawab Hal yang harus dilakukan guru dalam membelajarkan sains menggunakan/berbasis etnosains yaitu dengan melengkapi faktor pendukung dalam keterlaksanaan pembelajaran antara lain silabus berbasis etnosains, RPP berbasis etnosains, bahan ajar etnosains, dan soal berbasis etnosains.

Lalu, Ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam mengembangkan pembelajaran sains berbasis sains asli sebagai berikut.
I. ldentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli
Identifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli bertujuan untuk menggali pikiran-pikiran siswa dalam rangka.mengakomodasi konsep-konsep, prinsip­prinsip atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat di mana mereka berada. Hal ini penting dilakukan mengingat bahwa setiap anak akan memiliki pandangan-padangan atau konsepsi-konsepsi yang berbeda terhadap suatu objek, kejadian atau fenomena. Ausubel (dalam Dahar,1989) mengatakan bahwa satu hal yang paling penting dilakukan guru sebelum pembelajaran dilakukan adalah mengetahui apa yang telah diketahui siswa.
2. Pembelajaran dalam kelompok
Masyarakat tradisional cenderung melakukan kegiatan secara berkelompok yang terbentuk secara sukarela dan informal, seperti halnya seka tari baris, tabuh gong, dan sebagainya.Pembelajaran dalam bentuk kelompok merupakan pengembalian “fitrah” pembelajaran mereka.Supriyono (2000:269) berpendapat bahwa belajar dalam bentuk kelompok merupakan satuan pendidikan yang bersifat indigenous (asli), yang timbul sebagai kesepakatan bersama para warga belajar untuk saling membelajarkan secara sendiri maupun dengan mengundang narasumber dari luar kelompok mereka. Lebih lanjut Anwar (2003: 436) berpendapat bahwa model pembelajaran dalam kelompok merupakan satuan pendidikan paling demokratis, di mana keputusan, proses, dan pengelolaan belajar bersifat dari, oleh, dan untuk anggota belajar. Berdasarkan pertimbangan ini, maka upaya mengorganisasi diri mereka sendiri dalam wadah kelompok merupakan “refungsi” kelompok belajar fenomena sebelumnya (natural fenomena).
3. Peran guru sains sebagai penegosiasi
Da1am proses pembelajaran sains, guru memegang peranan sentral sebagai “penegosiasi” sains Barat (budaya Barat) dan sains asli sebagai budaya loka1 dengan siswa-siswanya. Guru membuat keputusan-keputusan pedagogi berlandaskan pengetahuan praktis di mana guru harus mampu mengintegrasikan secara holistik prinsip-prinsip yang sarat dengan budaya, nilai-nilai, dan pandangan tentang alam semesta (worldview). Guru da1am proses renegosiasi harus “cerdas” dan “arif’, Snively & Corsiglia (2001) dan George (2001) mengidentifikasi peran guru sains dalam proses negosiasi yaitu : (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk• mengekspresikan pikiran-pikiramlya, untuk mengakomodasi konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar pada sains asli (budaya), (2) menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan (discrepant events) yang sebenamya hal biasa menurut konsep-konsep sains Barat, (3) berperan untuk mengidentifikasi batas budaya yang akan di1ewatkan serta menuntun siswa melintasi batas budaya, sehingga membuat masuk akal bila terjadi konflik budaya yang muncu1, (4) mendorong siswa untuk aktif bertanya, dan (5) memotivasi siswa agar menyadari akan pengaruh positif dan neoatif sains Barat dan tekno1ogi bagi kehidupan dalam dunianya (bukan pada kontribusi sains Barat dan teknologi untuk menjadikan mono-kultura1 dari elit yang memiliki hak istimewa).
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru dianjurkan untuk memilih konsep-konsep atau topik-topik sains yang menarik yang ada hubungannya dengan lingkungan sosial budaya setempat. Topik-topik ini dapat diperoleh melalui identifikasi sains asli yang ada di sekitar sekolah, baik melalui nara sumber maupun melalui observasi artifact budaya yang ada di lingkungan sekolah yang berhubugan dengan sains yang dipelajari di sekolah. Setelah topik dipilih, maka siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang akan melakukan penyelidikan atau diskusi.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Rima Mei Yanti -
Saya Rima Mei Yanti NPM 1913024008 izin menjawab, Peran guru dalam pembelajaran berbasis etnosains, yaitu pembelajaran berbasis entnosains akan mendorong guru untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari sehingga lebih bermakna, dan juga siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru tetapi siswa bisa mencari sendiri dari hasil obervasinya.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Komang Ayu Juni Harsini -
Selamat sore Ibu
Saya Komang Ayu Juni Harsini
NPM 1913024042, isi mencoba menjawab terkait pertanyaan pada diskusi kali ini, berdasarkan jurnal penelitian yang disusun oleh Yuliana Wahyu,
Dalam implementasi pembelajaran berbasis etnosains diperoleh melalui metode-metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, yakni melalui kegiatan eksplorasi dan menemukan. Dalam penerapan etnosains dalam pembelajaran guru harus mampu menyesuaikan dengan prinsip pendidikan dalam konteks budaya di sekolah dasar. Pembelajaran di sekolah dasar yang cocok dengan penerapan etnosains adalah tema-tema pembelajaran IPA dan pembelajaran matematika dikelas tinggi.
Sekian terima kasih ibu dan teman-teman...
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Tina Febriani -
Saya Tina Febriani npm 1913024046 izin menjawab apa yang harus dilakukan guru dalam membelajarkan sains berbasis Etnosains.
Sudarmin (2014) mengungkapkan ada 3 hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran etnosains:
1. Mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional)
Seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu sejauh mana pemahaman siswa tentang sains asli yang ada di masyarakat agar guru dapat membantu siswa mengkonversi sains asli tersebut menjadi sains ilmiah yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
2. Menerapkan pembelajaran kelompok
Sistem pembelajaran kelompok akan membuat siswa saling berbagi pengetahuan tentang adat istiadat atau budaya yang mereka ketahui, sehingga wawasan siswa tentang Etnosains akan semakin bertambah.
3. Menjadi penegosiasi sains modern dan sains tradisional.
Penegosiasi sains maksudnya adalah guru mampu menghubungkan sains tradisional (budaya masyarakat) dengan sains modern (pembelajaran di kelas). Untuk itu guru perlu memahami dan mencari tau sebanyak banyak nya tentang budaya terutama budaya lokal agar bisa menjadi penghubung yang baik sehingga materi pelajaran dapat dipahami siswa. Terimakasih
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Annisa Defy Shafira -
saya Annisa Defy Shafira NPM 1913024026 izin menjawab. guru seharusnya melakukan identifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli masyarakat (sains tradisional). Hal ini bertujuan untuk menggali konsepsi-konsepsi yang telah dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat tempat mereka tinggal.
Menerapkan pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok cocok diterapkan di kelas karena sesuai dengan kehidupan masyarakat tradisional Indonesia yang senang melakukan kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran ini bersifat indigenous (asli).
Menjadi penegosiasi sains modern dan sains tradisional. Hal ini dilakukan dengan cara (i) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikirannya, (ii) menyajikan contoh-contoh keganjilan (discrepant events) yang menurut sains modern merupakan hal biasa, (iii) menuntun siswa melintasi batas budaya, (iv) mendorong siswa untuk aktif bertanya, dan (v) memotivasi siswa agar menyadari akan pengaruh positif dan negatif sains modern dan teknologi yang dihasilkannya.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Arinda Marsyahda Zaniarti -
Saya Arinda Marsyahda Zaniarti NPM 1913024012 izin menjawab,

Etnosains mendorong guru dan juga praktisi pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari, sehingga menjadikan pembelajaran sains di kelas lebih bermakna, misalnya mengamati lingkungan ekosistem disekitar sekolah.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Rizka Fathi Aulia -
Saya Rizka Fathi Aulia
NPM 1053024008

Izin menjawab ,
Etnosains mendorong guru dan juga praktisi pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari, sehingga menjadikan pembelajaran sains di kelas lebih bermakna. Jika penggunaan sumber belajar kurang maksimal, seharusnya dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode seperti observasi,demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Rafika Dinda Febriana -
Rafika Dinda Febriana 1953024002 izin menjawab, dalam membelajarkan etnosains khususnya pembelajaran yang berkaitan dengan kearifan lokal dan sains, guru harus menganalisis dulu karakteristik siswanya, mulai dari latar belakang sosial budaya, ekonomi, ras, suku, dan agama, selain itu guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikirannya masing-masing yang berkaitan dengan kebudayaan lokal setiap siswa, agar pembelajaran berjalan dengan baik guru juga harus menentukan model pembelajaran apa yang cocok untuk melaksanakan kurikulum yang dikembangkan berbasis kebudayaan lokal.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Ghaisani Nadhila Siswoyo -
Nama : Ghaisani Nadhila Siswoyo
NPM : 1913024016

Bentuk etnosains akan lebih mudah diidentifikasi melalui proses pendidikan tentang kehidupan sehari-hari. Pengetahuan budaya seperti dongeng, tembang, permainan-permainan, rumah adat, ritual adat, produksi lokal, pemanfaatan alam merupakan salah satu wujud sistem pendidikan etnosains. Identifikasi etnosains dimasukan dalam pembelajaran berkaitan dengan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki daerah setempat. Misalnya berkaitan dengan tanaman obat- obatan, makna rumah adat, produksi lokal dari daerah setempat yang dijadikan kebutuhan pangan, sandang dan pakaian.
Guru harus mengetahui latar belakang budaya masing-masing peserta didik, dan juga guru harus memfasilitasi peserta didik sehingga dapat berpikir kritis tentang kaitan budaya dengan ilmu sains yang ada dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat lebih memahami dan pembelajaran dapat lebih bermakna.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Chipta Wahyu Marwana -
Permisi bu, saya Chipta Wahyu NPM: 1913024024 izin menanggapi dari pertanyaan yang diberikan.
Menurut saya, guru harus melihat terlebih dahulu KD dan kompetensi inti dari suatu materi yang akan diajarkan ke siswa-siswinya. Kemudian guru mengamati tradisi-tradisi/kebiasaan yang sering dilakukan masyarat di daerah tersebut. Apabila ada salah satu tradisi yang relevan dengan KD dan KI, maka guru dapat membuat keterkaitan hubungan antara dua hal tersebut. Akan tetapi, menurut saya pembelajaran etnosains akan sulit diterapkan pada kajian materi berbasis sistem, misalnya sistem pencernaan, sistem peredaran darah dan sebagainya.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Nigita Kusuma Ningrum -
Saya Nigita Kusuma Ningrum NPM 1913024020 izin menjawab, yang harus dilakukan oleh guru dalam membelajarkan sains menggunakan/berbasis etnosains yaitu guru harus mengembangkan dan merancang sumber belajar secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Selain pemilihan sumber belajar, hal yang tidak kalah penting adalah pemilihan metode dalam pembelajaran. Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan, maka guru dapat memilih salah satu atau beberapa cara mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi pembelajaran. Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dikarenakan tema tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Selain itu, implementasi model pembelajaran yang tepat pastinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Inggrid Purwaningtyas -
Inggrid Purwaningtyas
1913024040

Dalam membelajarkan sains menggunakan etnosains, guru terlebih dulu harus menganalisis kompetensi dasar suatu mata pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kearifan lokal suatu daerah. kemudian guru juga harus menganalisis dan memahami benar budaya-budaya atau kearifan lokal yang akan diterapkan dalam pembelajaran berbasis etnosains. guru juga harus menerapkan pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga nantinya siswa akan dapat berkolaborasi dan dapat menerjemahkan pengetahuan sains asli di kebudayaan masyarakat ke dalam sains ilmiah serta memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. dengan demikian, pembelajaran akan menjadi bermakna.
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Erika Suci Amalia -
Assalamualaikum Wr.Wb Saya Erika Suci Amalia NPM 1913024010 Izin menjawab pertanyaan diskusi, menurut pendapat saya dalam membelajarkan sains yang menggunakan etnosains seorang guru terlebih dahulu harus mengtahui dan memahami karakteristik kebudayaan dimana tempat beliau menjar, memahami setiap ciri khas dan karakter peserta didik yang memiliki latar belakang kebudayaan baik homogen atau heterogen yang harus dikombinasikan dengan pemahaman sains, seorang guru juga harus mampu mengetahui filosofis dari kebudayaan/ lingkungan tempat ia mengajar. Dalam mendesai pembelajaran seorang guru haru harus bepatokan pad KI dari tujuan pembelajaran yang diinginkan kemudian didesain ke setiap KD yang juga dikaitakan dengan kearifan lokal atau kebudayaan setempat. Seorang guru juga harus menyesuaikan kondisi dan situasi kebudayaan setenpat untuk dapat mengaplikasikan pembelajaran sains yang relevan bagi peserta didik, agar pembelajaran bisa menimbulkan pengalaman kebermakanaan belajar serta melekat dalam ingatas siswa. Pembelaran etnosains bisa dilakukan oleh guru secara tersirat dan tersurat dalam aplikasinya, pembelajaran sains dengan menggunakan entosiains ini akan dapat mengubah pemahaman sains masyarakat menjadi sains ilmiah. Dalam pembelajaran etnosains seorng guru harus mampu mendesain oembelajaran untuk keseluruhan, peserta didik dibekali dengan sikap keterbukaan dan saling menerima antar budaya yang berbeda dan belajar untuk mengkomunikasikan perbedan tersebut dengan baik sehingga pembelajaran akan berpusat kepada siswa bukan kepada guru, pada pembelajaran etnosains ini juga diharapkan peserta didik bisa memiliki pengetahuan yang luas terhadap kebudayaan dan mampu berfikir kritis dalam mengaitkan setiap tradisi/ kebudayaan dengan ilmu sains sehinggs daam menyelesaikan permasalahan di masyarakat juga bisa diselesaikan secara ilmiah.
sekian jawaban yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat kekeliruan saya Mohon Maaf Wasalamuaaiakum Wr.Wb
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Rizky Angka Wijayanto -
saya rizky angka wijayanto npm 1913024048 izin menjawab
menurut saya, sebelum membelajarkan materinya ke siswa ada baiknya guru menelaan kd yg sedang dipelajari, setelah mengetahui kd nya maka dapat mengaitkan etnosains dalam pembelajaran dikelas agar dapat menjadi pembelajaran yang bermakna bagi para siswa/siswi
In reply to Berti Yolida

Re: Diskusi 3

by Tazkya Aulia -
Tazkya Aulia Raham
1913024036

Pembelajaran berpendekatan etnosains dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan penting) bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan. Pembelajaran berbasis etnosains dapat mendorong guru dan juga praktisi pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari, sehingga menjadikan pembelajaran sains di kelas lebih bermakna. Kemampuan guru untuk berpikir kritis memahami lingkungan sekitar dianggap sangat penting seperti memahami kebudayaan setempat serta filosofinya sehingga dapat diterima dengan baik oleh siswa.Guru juga dapat membuat suatu sumber belajar berupa media, seperti video, modul, dan lainnya untuk mempermudah pelaksaanaan pembelajaran berbasis etnosains danmemanfaatkan berbagai literatur serta internet untuk membantu proses pembelajaran.
In reply to First post

Re: Diskusi 3

by Rifki Muhaimin -
Saya Rifki Muhaimin Syahputra NPM 1913024044 Ingin menjawab Untuk Membelajarkan dengan Etnosains, kita lihat dari dulu dari kompetemsi intinya. Semua siswa harus memliki kompetensi intinya. jangan lupa mengobservasi apakah materi yang cocok digunakan dengan etnosains. lalu kita harus punya buku ajar atau modul yang berbasis etnosains, dengan itu diharapkan dapat melatih literasi sains siswa dalam mengkaitkan materi dengan kebudayaan atau kebaiasaan suatu daerah sekitar. saat pembelajaran guru harus bisa interaktif kepada siswa agar siswa tidak bosan
In reply to First post

Re: Diskusi 3

by Nisrina Nur Azizah -
Saya Nisrina Nur Azizah NPM 1913024032. Izin menjawab
guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode seperti observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru dianjurkan untuk memilih konsep-konsep atau topik-topik sains yang menarik yang ada hubungannya dengan lingkungan sosial budaya setempat. Topik-topik ini dapat diperoleh melalui identifikasi sains asli yang ada di sekitar sekolah, baik melalui nara sumber maupun melalui observasi artifact budaya yang ada di lingkungan sekolah yang berhubugan dengan sains yang dipelajari di sekolah. Setelah topik dipilih, maka siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang akan melakukan penyelidikan atau diskusi.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam mengembangkan pembelajaran sains berbasis sains asli sebagai berikut.
1. ldentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli.
Identifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli bertujuan untuk menggali pikiran-pikiran siswa dalam rangka mengakomodasi konsep-konsep, prinsip­-prinsip atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar pada budaya masyarakat di mana mereka berada. Hal ini penting dilakukan mengingat bahwa setiap anak akan memiliki pandangan-padangan yang berbeda terhadap suatu objek.

2. Pembelajaran dalam kelompok
Masyarakat tradisional cenderung melakukan kegiatan secara berkelompok yang terbentuk secara sukarela dan informal, seperti halnya seka tari baris, tabuh gong, dan sebagainya.

3. Peran guru sains sebagai penegosiasi
Dalam proses pembelajaran sains, guru memegang peranan sentral sebagai “penegosiasi” sains Barat (budaya Barat) dan sains asli sebagai budaya lokal dengan siswa-siswanya.