Berikan analisis mengenai artikel tersebut, di dukung oleh referensi" lainnya.
Diskusi Analisis Jurnal
In reply to First post
Re: Diskusi Analisis Jurnal
nama:MUHAMMAD FHAREL ABDILLAH TRI ANANTA
npm:2513032063
Sistematika sebaran materi IPS ini sudah sangat terstruktur dan logis. Polanya konsisten: mulai dari konsep dasar di Kelas VII, berkembang ke lingkup nasional di Kelas VIII, lalu meluas ke isu-isu global dan kompleks di Kelas IX. Ini menunjukkan alur yang progresif dan terpadu, di mana setiap materi menjadi fondasi untuk pemahaman berikutnya.
tentang model pembelajaran terpadu untuk mata pelajaran IPS di SD/MI. Penulis menjelaskan bahwa pendekatan ini sangat penting untuk mengatasi pembelajaran IPS yang masih terfragmentasi, padahal hakikatnya adalah disiplin ilmu yang terintegrasi. Dokumen ini merinci strategi implementasinya, mulai dari tahap perencanaan yang meliputi pemetaan kompetensi dasar, penentuan tema, dan penyusunan silabus, hingga tahap pelaksanaan dan penilaian. Dengan memberikan contoh konkret pemetaan dan materi, artikel ini menjadi referensi yang sangat berguna bagi guru untuk menerapkan pembelajaran IPS yang lebih holistik dan bermakna bagi siswa.Nama: RAHMA ULFA PANGESTU
NPM: 2513032045
Menurut hasil analisis yang telah sayaa lakukan terhadap jurnal Buyung Syurkon sudah relevan dengan cara pembelajaran IPS di kehudupan sehari-hari hal ini sejalan dengan paradigma pendidikan modern yang menekankan pembelajaran bermakna atau (meaningful learning). Tapi masi ada masalah di tenaga kerja nya yang kurang optimal dalam memaparkan di proses pebelajarannya.
oleh karna itu sayaa memberikan revesinsi yang nurut sayaa lebih optimal dalam penerapan proses pembelajran IPS terpadau Wirawan, G., & Sukarini, N. (2021). Analisis keterampilan abad 21 dalam pembelajaran IPS secara daring di SMP Negeri 5 Jember. Sandhyakala: Jurnal Pendidikan Sejarah, Sosial dan Budaya, 2(1), 25-35.
yang mengaitkan Digital teknologi di dalam proses pembelajrannya karena untuk proses pemebelajaran era sekarang ini teknologi menjadi salah satu solusi yang bisa di gunakan jika proses pemebelajaran yang terapkan kurang optimal hal ini dapat menjadikan guru lebih kreatif dalam penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar nya dan para peserta didik dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran tersebut dan lebih mudah dalam memahaminya.
NPM: 2513032045
Menurut hasil analisis yang telah sayaa lakukan terhadap jurnal Buyung Syurkon sudah relevan dengan cara pembelajaran IPS di kehudupan sehari-hari hal ini sejalan dengan paradigma pendidikan modern yang menekankan pembelajaran bermakna atau (meaningful learning). Tapi masi ada masalah di tenaga kerja nya yang kurang optimal dalam memaparkan di proses pebelajarannya.
oleh karna itu sayaa memberikan revesinsi yang nurut sayaa lebih optimal dalam penerapan proses pembelajran IPS terpadau Wirawan, G., & Sukarini, N. (2021). Analisis keterampilan abad 21 dalam pembelajaran IPS secara daring di SMP Negeri 5 Jember. Sandhyakala: Jurnal Pendidikan Sejarah, Sosial dan Budaya, 2(1), 25-35.
yang mengaitkan Digital teknologi di dalam proses pembelajrannya karena untuk proses pemebelajaran era sekarang ini teknologi menjadi salah satu solusi yang bisa di gunakan jika proses pemebelajaran yang terapkan kurang optimal hal ini dapat menjadikan guru lebih kreatif dalam penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar nya dan para peserta didik dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran tersebut dan lebih mudah dalam memahaminya.
Nama: jehuda Bwefar
Npm : 2513032066
cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu pengetahuan
sosial (sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).
Ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial itu merupakan bagian dari
kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu
sosial : sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan
psikologi sosial.
Geografi, sejarah, dan antropoli.
Referensi yang mendukung ilmu pengetahuan sosial adalah Ni Made Suarningsih, I Gusti Ngurah Santika, Ariance Rambu Bangi Roni, Rai Jaya Kristiana
Npm : 2513032066
cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu pengetahuan
sosial (sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).
Ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial itu merupakan bagian dari
kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu
sosial : sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan
psikologi sosial.
Geografi, sejarah, dan antropoli.
Referensi yang mendukung ilmu pengetahuan sosial adalah Ni Made Suarningsih, I Gusti Ngurah Santika, Ariance Rambu Bangi Roni, Rai Jaya Kristiana
JOCER: Journal of Civic Education Research 2 (2), 61-73, 2024
Pendidikan merupakan fondasi penting bagi kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, manusia akan sulit untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan hidupnya. Melalui pendidikan, transfer nilai-nilai moral dan etika pun terjadi yang pada gilirannya akan mengarahkan dan mengantarkan manusia pada kehidupan yang lebih baik. Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan memadukan antara difinisi, tujuan, landasan dan praktek pendidikan karakter di Indonesia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan karakter di Indonesia dalam berbagai perspektif (definisi, tujuan, landasan dan prakteknya). Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan memadukan antara difinisi, tujuan, landasan dan praktek pendidikan karakter di Indonesia.
Nama : Farhana Nargis
Npm : 2513032057
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menurut saya jurnal ini berfokus pada model pengajaran studi sosial di tingkat dasar yang menekankan perlunya pembelajaran terintegrasi untuk mencapai tujuan holistik studi sosial. Jurnal ini menggambarkan model terintegrasi pengajaran sebagai pendekatan di mana peserta didik secara aktif mencari, mengexplore serta menemukan isu dan konsep secara holistik dan autentik yang dimana tungan utamanya untuk mengembangkan kesadaran sosial, sikap mental positif yang disertai dengan keterampilan dalam menangani isu-isu sosial.
Konsep ini juga sejalan dengan pendekatan kontemporer terhadap pendidikan yang menekankan integrasi berbagai disiplin ilmu untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan. Disini saya memilimi refrensi tambahan yaitu dari Dewey, J ( 1938 ), yang menekankan perlunya praktik pendidikan yang melibatkan peserta didik secara aktif dan berpusat pada peserta didik, berpendapat bahwa ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan kritis dan pemecahan masalah.
Integrasi studi sosial untuk Sekolah Dasar (MI) terdiri dari Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Pengajaran terintegrasi ini bertujuan untuk mengaitkan berbagai ilmu sosial yang relevan seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan peradaban untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang realitas.
Npm : 2513032057
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menurut saya jurnal ini berfokus pada model pengajaran studi sosial di tingkat dasar yang menekankan perlunya pembelajaran terintegrasi untuk mencapai tujuan holistik studi sosial. Jurnal ini menggambarkan model terintegrasi pengajaran sebagai pendekatan di mana peserta didik secara aktif mencari, mengexplore serta menemukan isu dan konsep secara holistik dan autentik yang dimana tungan utamanya untuk mengembangkan kesadaran sosial, sikap mental positif yang disertai dengan keterampilan dalam menangani isu-isu sosial.
Konsep ini juga sejalan dengan pendekatan kontemporer terhadap pendidikan yang menekankan integrasi berbagai disiplin ilmu untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan. Disini saya memilimi refrensi tambahan yaitu dari Dewey, J ( 1938 ), yang menekankan perlunya praktik pendidikan yang melibatkan peserta didik secara aktif dan berpusat pada peserta didik, berpendapat bahwa ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan kritis dan pemecahan masalah.
Integrasi studi sosial untuk Sekolah Dasar (MI) terdiri dari Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Pengajaran terintegrasi ini bertujuan untuk mengaitkan berbagai ilmu sosial yang relevan seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan peradaban untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang realitas.
Nama: Indira Putri Mulyana
NPM: 2513032054
Artikel ini menekankan pentingnya pembelajaran IPS untuk membentuk siswa yang peduli lingkungan sosial, berpikir kritis, serta mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. IPS bukan sekadar hafalan, tetapi agar siswa bisa memahami dan menghadapi realita kehidupan sosial. IPS merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial (sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, budaya, dan juga sosiologi). Artikel ini sangat relevan untuk guru, mahasiswa pendidikan, karena memberikan gambaran bagaimana IPS bisa diajarkan secara menyeluruh untuk semua tingkatannya
menurut jurnal yang saya baca dari sumber Kartini, T. (2012). Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran IPS. EduHumaniora| Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 2(2). bahwasannya di sekolah dasar ada yang namanya pembelajaran tematik, yang dimana di materi tersebut sudah mencakup semua aspek yang ada di dalam pendekatan ips terpadu ini mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain, sangat relevan dengan artikel diatas bahwasannya peserta didik diharapkan untuk bisa berfikir kritis.
menurut jurnal yang saya baca dari sumber Kartini, T. (2012). Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran IPS. EduHumaniora| Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 2(2). bahwasannya di sekolah dasar ada yang namanya pembelajaran tematik, yang dimana di materi tersebut sudah mencakup semua aspek yang ada di dalam pendekatan ips terpadu ini mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain, sangat relevan dengan artikel diatas bahwasannya peserta didik diharapkan untuk bisa berfikir kritis.
Nama:Heni Mufidah
Npm:2513032040
Jurnal ini menjelaskan pendekatan terpadu dalam cabang cabang ilmu sosial dan disiplin ilmu sosial lainnya ke dalam satu pelajaran untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang isu-isu sosial. Pendekatan terpadu membuat pembelajaran menjadi lebih mendalam dan bermakna dengan mendorong siswa untuk mendalam mencari dan menemukan konsep-konsep secara lebih kompleks.. Tujuan serta strategi dalam pembelajaran
Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu ini adalah memberikan pemaparan pendidikan yang terperinci bagi siswa. dan jika dikaitkan dengan jurnal dari
" Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi pendidikan IPS dalam pembelajaran IPS di sekolah. "Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2), 164-172."
Berbeda dengan bentuk pembelajaran lain yang berjalan dengan baik, implementasi pendidikan ilmu sosial di sekolah menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Tantangan yang menghambat penerapan pendidikan ilmu sosial sangat beragam dan mencakup aspek akademik dan keahlian, seperti guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu sosial, fasilitas pendidikan, dan kualitas bahan pembelajaran.
Npm:2513032040
Jurnal ini menjelaskan pendekatan terpadu dalam cabang cabang ilmu sosial dan disiplin ilmu sosial lainnya ke dalam satu pelajaran untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang isu-isu sosial. Pendekatan terpadu membuat pembelajaran menjadi lebih mendalam dan bermakna dengan mendorong siswa untuk mendalam mencari dan menemukan konsep-konsep secara lebih kompleks.. Tujuan serta strategi dalam pembelajaran
Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu ini adalah memberikan pemaparan pendidikan yang terperinci bagi siswa. dan jika dikaitkan dengan jurnal dari
" Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi pendidikan IPS dalam pembelajaran IPS di sekolah. "Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2), 164-172."
Berbeda dengan bentuk pembelajaran lain yang berjalan dengan baik, implementasi pendidikan ilmu sosial di sekolah menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Tantangan yang menghambat penerapan pendidikan ilmu sosial sangat beragam dan mencakup aspek akademik dan keahlian, seperti guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu sosial, fasilitas pendidikan, dan kualitas bahan pembelajaran.
Nama : Bintang Adam Pamungkas
NPM : 2513032050
Kelas : 25B
Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Studi Pembelajaran Terpadu Pada Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah)" karya Buyung Syukron. Jurnal ini membahas bagaimana model pembelajaran terpadu dapat diterapkan dalam pengajaran IPS di jenjang SD/MI hingga SMA/MA. Pada intinya, jurnal ini adalah semacam panduan praktis untuk para guru IPS yang ingin membuat pelajaran lebih modern dan efektif. Penulis menjelaskan bahwa IPS seharusnya tidak lagi diajarkan secara terpisah-pisah, melainkan harus diintegrasikan. Ia juga mengidentifikasi berbagai tantangan yang sering dihadapi guru, seperti kurikulum yang kurang mendukung dan kurangnya pengalaman mengajar secara terpadu. Untuk mengatasi masalah tersebut, jurnal ini menawarkan tiga model inovatif yang bisa langsung diterapkan di kelas: mengajar berdasarkan topik, memanfaatkan potensi yang ada di daerah setempat, atau mengangkat isu-isu sosial yang sedang hangat. Semua pendekatan ini bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif dan terampil dalam mengaitkan pelajaran di sekolah dengan masalah di dunia nyata. Dengan demikian, jurnal ini memperjelas bahwa pembelajaran terpadu adalah kunci untuk membuat pelajaran IPS jadi lebih relevan dan menarik.
Dua materi ini sebenarnya saling melengkapi dengan sangat baik. Artikel oleh Euis Puspitasari berfungsi sebagai "mengapa," menjelaskan bahwa inovasi pembelajaran IPS adalah keharusan untuk mengikuti tuntutan zaman yang berkembang pesat, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Singkatnya, ia memberi kita alasan kuat untuk berubah.Di sisi lain, jurnal dari Buyung Syukron bertindak sebagai "bagaimana." Jurnal ini memberikan panduan praktis dan terperinci tentang cara menerapkan inovasi tersebut melalui model pembelajaran terpadu. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian, semuanya dijelaskan dengan jelas. Jurnal ini menunjukkan cara mengintegrasikan berbagai cabang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, dan ekonomi dalam satu kesatuan yang kohesif. Kedua teks ini setuju bahwa pembelajaran harus berfokus pada siswa, yang memungkinkan mereka untuk lebih aktif dalam menemukan dan memahami konsep. Jadi, sementara satu artikel memberikan landasan teoritis, yang lain menyediakan "cetak biru" yang dapat digunakan guru untuk membawa inovasi ke dalam kelas.
NPM : 2513032050
Kelas : 25B
Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Studi Pembelajaran Terpadu Pada Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah)" karya Buyung Syukron. Jurnal ini membahas bagaimana model pembelajaran terpadu dapat diterapkan dalam pengajaran IPS di jenjang SD/MI hingga SMA/MA. Pada intinya, jurnal ini adalah semacam panduan praktis untuk para guru IPS yang ingin membuat pelajaran lebih modern dan efektif. Penulis menjelaskan bahwa IPS seharusnya tidak lagi diajarkan secara terpisah-pisah, melainkan harus diintegrasikan. Ia juga mengidentifikasi berbagai tantangan yang sering dihadapi guru, seperti kurikulum yang kurang mendukung dan kurangnya pengalaman mengajar secara terpadu. Untuk mengatasi masalah tersebut, jurnal ini menawarkan tiga model inovatif yang bisa langsung diterapkan di kelas: mengajar berdasarkan topik, memanfaatkan potensi yang ada di daerah setempat, atau mengangkat isu-isu sosial yang sedang hangat. Semua pendekatan ini bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif dan terampil dalam mengaitkan pelajaran di sekolah dengan masalah di dunia nyata. Dengan demikian, jurnal ini memperjelas bahwa pembelajaran terpadu adalah kunci untuk membuat pelajaran IPS jadi lebih relevan dan menarik.
Dua materi ini sebenarnya saling melengkapi dengan sangat baik. Artikel oleh Euis Puspitasari berfungsi sebagai "mengapa," menjelaskan bahwa inovasi pembelajaran IPS adalah keharusan untuk mengikuti tuntutan zaman yang berkembang pesat, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Singkatnya, ia memberi kita alasan kuat untuk berubah.Di sisi lain, jurnal dari Buyung Syukron bertindak sebagai "bagaimana." Jurnal ini memberikan panduan praktis dan terperinci tentang cara menerapkan inovasi tersebut melalui model pembelajaran terpadu. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian, semuanya dijelaskan dengan jelas. Jurnal ini menunjukkan cara mengintegrasikan berbagai cabang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, dan ekonomi dalam satu kesatuan yang kohesif. Kedua teks ini setuju bahwa pembelajaran harus berfokus pada siswa, yang memungkinkan mereka untuk lebih aktif dalam menemukan dan memahami konsep. Jadi, sementara satu artikel memberikan landasan teoritis, yang lain menyediakan "cetak biru" yang dapat digunakan guru untuk membawa inovasi ke dalam kelas.
Refrensi atau Daftar Pustaka yang mendukung : Puspitasari, E. (2016). Inovasi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 3(1).
Nama: Rahmat Nurhakim
NPM : 2513030267
Menurut hasil analisis yang telah saya lakukan, Pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa
mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam
pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Pemahaman lebih menyeluruh
Siswa tidak hanya melihat suatu masalah dari satu sudut pandang (misalnya ekonomi saja), tapi bisa melihat dari aspek sejarah, sosial, maupun geografis sekaligus.
Saya juga mempunyai saran refrensi untuk pembelajaran tentang Ilmu pengetahuan sosial yaitu
Penerapan Pembelajaran IPS pada Tingkat MI/SD (artikel PDF/jurnal pendidikan). Pembahasan sistematis tentang perencanaan dan implementasi IPS terpadu di tingkat SD/MI.
NPM : 2513030267
Menurut hasil analisis yang telah saya lakukan, Pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa
mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam
pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Pemahaman lebih menyeluruh
Siswa tidak hanya melihat suatu masalah dari satu sudut pandang (misalnya ekonomi saja), tapi bisa melihat dari aspek sejarah, sosial, maupun geografis sekaligus.
Saya juga mempunyai saran refrensi untuk pembelajaran tentang Ilmu pengetahuan sosial yaitu
Penerapan Pembelajaran IPS pada Tingkat MI/SD (artikel PDF/jurnal pendidikan). Pembahasan sistematis tentang perencanaan dan implementasi IPS terpadu di tingkat SD/MI.
Nama : DAFFA ABID TAMA
NPM : 2513032056
Analisis hasil diskusi yang saya dapatkan dari jurnal di atas adalah tentang mengemukakan isu-isu fundamental dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di level Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), di mana materi sering kali diajarkan secara terpisah berdasarkan disiplin ilmunya, seperti sejarah, geografi, dan ekonomi. Pendekatan ini menghalangi pencapaian tujuan utama IPS, yaitu menciptakan siswa yang peka terhadap isu-isu sosial dengan cara yang menyeluruh. Beberapa faktor penyebab utama kondisi ini meliputi kurikulum IPS yang kurang terintegrasi, latar belakang guru yang biasanya menghimpun pengetahuan dalam satu disiplin ilmu saja, serta kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan metode pengajaran yang menyatukan berbagai disiplin ilmu tersebut. Hal ini berdampak pada kesulitan siswa dalam mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan terintegrasi tentang berbagai fenomena sosial yang ada di dunia nyata.
Sebagai solusinya, jurnal ini mengusulkan penggunaan model pembelajaran terpadu sebagai metode yang sesuai untuk pengajaran IPS di tingkat dasar. Model ini pada dasarnya memberikan kesempatan kepada siswa, baik secara individu maupun kelompok, untuk aktif mencari, menggali, serta menemukan konsep dan prinsip ilmu secara menyeluruh dan realistis. Dengan memadukan berbagai kompetensi dasar dari disiplin sosial yang berbeda ke dalam tema atau topik kajian yang sama—misalnya, berdasarkan isu tertentu, potensi yang dimiliki daerah, atau masalah sosial—siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berarti dan langsung. Pendekatan ini tidak hanya membuat metode pembelajaran lebih efisien dengan menunjukkan hubungan antar konsep, tetapi juga melatih siswa dalam menemukan berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh.
Dari hasil analisis di atas, isi dari judul jurnal yang saya temukan yaitu "Pengembangan Model Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa" masih sesuai dengan pembahasan yang ada pada jurnal di atas. Alasannya karena pada dasarnya tujuan akhir dari pembelajaran IPS, yaitu mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial, memiliki sikap mental positif, dan terampil mengatasi masalah.
Berikut daftar pustaka dari jurnal yang saya temukan yaitu: Lusmianingtyas, I., & Sriyanto, S. (2022). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS. Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 3, 520-525.
NPM : 2513032056
Analisis hasil diskusi yang saya dapatkan dari jurnal di atas adalah tentang mengemukakan isu-isu fundamental dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di level Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), di mana materi sering kali diajarkan secara terpisah berdasarkan disiplin ilmunya, seperti sejarah, geografi, dan ekonomi. Pendekatan ini menghalangi pencapaian tujuan utama IPS, yaitu menciptakan siswa yang peka terhadap isu-isu sosial dengan cara yang menyeluruh. Beberapa faktor penyebab utama kondisi ini meliputi kurikulum IPS yang kurang terintegrasi, latar belakang guru yang biasanya menghimpun pengetahuan dalam satu disiplin ilmu saja, serta kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan metode pengajaran yang menyatukan berbagai disiplin ilmu tersebut. Hal ini berdampak pada kesulitan siswa dalam mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan terintegrasi tentang berbagai fenomena sosial yang ada di dunia nyata.
Sebagai solusinya, jurnal ini mengusulkan penggunaan model pembelajaran terpadu sebagai metode yang sesuai untuk pengajaran IPS di tingkat dasar. Model ini pada dasarnya memberikan kesempatan kepada siswa, baik secara individu maupun kelompok, untuk aktif mencari, menggali, serta menemukan konsep dan prinsip ilmu secara menyeluruh dan realistis. Dengan memadukan berbagai kompetensi dasar dari disiplin sosial yang berbeda ke dalam tema atau topik kajian yang sama—misalnya, berdasarkan isu tertentu, potensi yang dimiliki daerah, atau masalah sosial—siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berarti dan langsung. Pendekatan ini tidak hanya membuat metode pembelajaran lebih efisien dengan menunjukkan hubungan antar konsep, tetapi juga melatih siswa dalam menemukan berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh.
Dari hasil analisis di atas, isi dari judul jurnal yang saya temukan yaitu "Pengembangan Model Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa" masih sesuai dengan pembahasan yang ada pada jurnal di atas. Alasannya karena pada dasarnya tujuan akhir dari pembelajaran IPS, yaitu mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial, memiliki sikap mental positif, dan terampil mengatasi masalah.
Berikut daftar pustaka dari jurnal yang saya temukan yaitu: Lusmianingtyas, I., & Sriyanto, S. (2022). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS. Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 3, 520-525.
Nama: Lylla Raudah Rahma
NPM: 2513032047
Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan Model pembelajaran terpadu dalam IPS merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa cabang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan ilmu sosial lainnya menjadi satu kesatuan pembelajaran yang utuh
Hal tersebut sesuai dengan referensi yang saya dapat dari DP Nasional, P KURIKULUM - Jakarta: Depdiknas, 2006 saidnazulfiqar.wordpress.com. Model Pembelajaran IPS Terpadu. Bahwa Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain.
NPM: 2513032047
Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan Model pembelajaran terpadu dalam IPS merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa cabang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan ilmu sosial lainnya menjadi satu kesatuan pembelajaran yang utuh
Hal tersebut sesuai dengan referensi yang saya dapat dari DP Nasional, P KURIKULUM - Jakarta: Depdiknas, 2006 saidnazulfiqar.wordpress.com. Model Pembelajaran IPS Terpadu. Bahwa Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain.
Nama : Wildan Wahyu Zanjabilla
npm : 2513032037
Analisis dari jurnal yang dibaca artikel Buyung Syukron menekankan pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Akan tetapi, Hal ini memberikan Kendala terhadap guru yang mengajar di kelas.
Dan untuk mensikapi kondisi di atas untuk itu dalam pembelajaran IPS DAPAT di lakukan dengan dua cara,yaitu (1)team teaching (2) guru Tunggal.Hal tsb disesuaikan dengan keadann guru yang ada di sekolah masing-masing.
Pembelajaran IPS terpadu sebagaimana dikemukakan oleh Buyung Syukron menekankan integrasi berbagai disiplin ilmu sosial agar siswa memperoleh pemahaman yang menyeluruh. Hal ini relevan dengan pendapat Sapriya (2017) yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS terpadu bertujuan membangun pemahaman holistik peserta didik terhadap fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak lagi mempelajari geografi, sejarah, maupun ekonomi secara terpisah. Dengan demikian, ide pembelajaran terpadu tidak hanya memudahkan siswa dalam memahami keterkaitan antarmateri, tetapi juga menuntut guru agar mampu menguasai lintas disiplin ilmu dalam pengajarannya.
referensi yang mendukung:
Sapriya. (2017). Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah Dasar dan Menengah. Jurnal Pendidikan IPS, 1(2), 45–56.
npm : 2513032037
Analisis dari jurnal yang dibaca artikel Buyung Syukron menekankan pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Akan tetapi, Hal ini memberikan Kendala terhadap guru yang mengajar di kelas.
Dan untuk mensikapi kondisi di atas untuk itu dalam pembelajaran IPS DAPAT di lakukan dengan dua cara,yaitu (1)team teaching (2) guru Tunggal.Hal tsb disesuaikan dengan keadann guru yang ada di sekolah masing-masing.
Pembelajaran IPS terpadu sebagaimana dikemukakan oleh Buyung Syukron menekankan integrasi berbagai disiplin ilmu sosial agar siswa memperoleh pemahaman yang menyeluruh. Hal ini relevan dengan pendapat Sapriya (2017) yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS terpadu bertujuan membangun pemahaman holistik peserta didik terhadap fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak lagi mempelajari geografi, sejarah, maupun ekonomi secara terpisah. Dengan demikian, ide pembelajaran terpadu tidak hanya memudahkan siswa dalam memahami keterkaitan antarmateri, tetapi juga menuntut guru agar mampu menguasai lintas disiplin ilmu dalam pengajarannya.
referensi yang mendukung:
Sapriya. (2017). Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah Dasar dan Menengah. Jurnal Pendidikan IPS, 1(2), 45–56.
NAMA:RIDWAN
NPM:2513032051
setelah saya analisis artikel buyung syurkon ini pelajaran ips ini sangat bermakna karena penerapannya di kehidupan sehari hari sejalan dengan pendidikan modern yang menekankan pembelajaran yang bermakna.
Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran IPS Terpadu memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik, kemampuan asosiatif,serta kemampuan eksploratif dan elaboratif. Pembelajaran IPS Terpadu ini akan lebih dipahami peserta didik jika dalam penyajiannya lebih mengupas pada permasalahan sosial yang ada, terutama permasalahan sosial di lingkungan peserta didik itu sendiri. Nasional, Departemen Pendidikan, and PUSAT KURIKULUM. "Model Pembelajaran Terpadu IPS." Jakarta: Depdiknas (2006).
Oleh karena pembelajaran IPS terpadu merupakan disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Seyogianya guru dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni guru mata pelajaran IPS.
NPM:2513032051
setelah saya analisis artikel buyung syurkon ini pelajaran ips ini sangat bermakna karena penerapannya di kehidupan sehari hari sejalan dengan pendidikan modern yang menekankan pembelajaran yang bermakna.
Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran IPS Terpadu memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik, kemampuan asosiatif,serta kemampuan eksploratif dan elaboratif. Pembelajaran IPS Terpadu ini akan lebih dipahami peserta didik jika dalam penyajiannya lebih mengupas pada permasalahan sosial yang ada, terutama permasalahan sosial di lingkungan peserta didik itu sendiri. Nasional, Departemen Pendidikan, and PUSAT KURIKULUM. "Model Pembelajaran Terpadu IPS." Jakarta: Depdiknas (2006).
Oleh karena pembelajaran IPS terpadu merupakan disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Seyogianya guru dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni guru mata pelajaran IPS.
Nama: Meiza Gautami Das’ad
NPM: 2513032069
Artikel Buyung Syukron menekankan pentingnya model pembelajaran IPS terpadu di SD/MI agar peserta didik memahami konsep sosial secara utuh dan kontekstual. Model ini sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, di mana siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman belajar bermakna (Syukron, 2019). Namun, tantangan utamanya ada pada kesiapan guru, keterbatasan sumber daya, dan penilaian autentik yang kurang atau belum maksimal.
Literatur lain menegaskan hal serupa, pembelajaran terpadu efektif meningkatkan pemahaman konseptual dan keterampilan berpikir kritis, tetapi keberhasilannya bergantung pada pelatihan guru dan instrumen evaluasi yang tepat (Fogarty, 2009; Drake & Reid, 2018; Beane, 1997). Dengan demikian, model ini berpotensial, tetapi memerlukan dukungan implementasi yang konsisten.
NPM: 2513032069
Artikel Buyung Syukron menekankan pentingnya model pembelajaran IPS terpadu di SD/MI agar peserta didik memahami konsep sosial secara utuh dan kontekstual. Model ini sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, di mana siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman belajar bermakna (Syukron, 2019). Namun, tantangan utamanya ada pada kesiapan guru, keterbatasan sumber daya, dan penilaian autentik yang kurang atau belum maksimal.
Literatur lain menegaskan hal serupa, pembelajaran terpadu efektif meningkatkan pemahaman konseptual dan keterampilan berpikir kritis, tetapi keberhasilannya bergantung pada pelatihan guru dan instrumen evaluasi yang tepat (Fogarty, 2009; Drake & Reid, 2018; Beane, 1997). Dengan demikian, model ini berpotensial, tetapi memerlukan dukungan implementasi yang konsisten.
Nama : Delia Puspita
NPM : 2513032053
Berdasarkan analisis yang telah saya lakukan terhadap jurnal MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) (Studi pembelajaran terpadu pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah), saya menyimpulkan bahwa jurnal ini merupakan panduan praktis dan teoretis yang sangat relevan untuk guru dan pendidik di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jurnal ini berfokus pada implementasi model pembelajaran terpadu untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jurnal ini menyoroti masalah bahwa meskipun kurikulum menganjurkan model pembelajaran terpadu, praktik di sekolah sebagian besar masih dilakukan secara terpisah-pisah. Mata pelajaran IPS, yang seharusnya merupakan integrasi dari sejarah, geografi, dan ekonomi, masih diajarkan sebagai disiplin ilmu yang terpisah. Hal ini menghambat pencapaian tujuan IPS yang sebenarnya, yaitu mengembangkan kesadaran dan keterampilan siswa dalam mengatasi masalah sosial.
Tujuan utama jurnal ini adalah menyediakan pedoman konkret untuk melaksanakan model pembelajaran IPS terpadu di SD/MI. Jurnal ini menyajikan langkah-langkah sistematis yang dapat diterapkan oleh guru, dari tahap perencanaan hingga penilaian.
NPM : 2513032053
Berdasarkan analisis yang telah saya lakukan terhadap jurnal MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) (Studi pembelajaran terpadu pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah), saya menyimpulkan bahwa jurnal ini merupakan panduan praktis dan teoretis yang sangat relevan untuk guru dan pendidik di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jurnal ini berfokus pada implementasi model pembelajaran terpadu untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jurnal ini menyoroti masalah bahwa meskipun kurikulum menganjurkan model pembelajaran terpadu, praktik di sekolah sebagian besar masih dilakukan secara terpisah-pisah. Mata pelajaran IPS, yang seharusnya merupakan integrasi dari sejarah, geografi, dan ekonomi, masih diajarkan sebagai disiplin ilmu yang terpisah. Hal ini menghambat pencapaian tujuan IPS yang sebenarnya, yaitu mengembangkan kesadaran dan keterampilan siswa dalam mengatasi masalah sosial.
Tujuan utama jurnal ini adalah menyediakan pedoman konkret untuk melaksanakan model pembelajaran IPS terpadu di SD/MI. Jurnal ini menyajikan langkah-langkah sistematis yang dapat diterapkan oleh guru, dari tahap perencanaan hingga penilaian.
Disini saya menganalisis menggunakan referensi jurnal lain. Dari hasil analisis tersebut saya menemukan kesamaan dalam jurnal tersebut. Jurnal yang saya ambil adalah "Pembelajaran IPS Berbasis Tematik Sebagai Upaya Pembaharuan IPS di Sekolah Dasar" oleh Muhammad Nawir, Dian Suparti, & Nurhasanah. Persamaannya yaitu kedua jurnal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar. Keduanya sepakat bahwa pendekatan terpisah (konvensional) tidak efektif dan harus diganti dengan pendekatan yang lebih terpadu.
Referensi : Nawir, M., & Suparti, D. (2024). Pembelajaran IPS Berbasis Tematik Sebagai Upaya Pembaharuan IPS di Sekolah Dasar. Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial
Referensi : Nawir, M., & Suparti, D. (2024). Pembelajaran IPS Berbasis Tematik Sebagai Upaya Pembaharuan IPS di Sekolah Dasar. Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial
Nama : Ilham Dwi Saputra
Nmp: 2513032061
Menurut saya pribadi jurnal Buyung Syurkon lumayan bagus, karena belajarnya tentang kehidupan kita sehari-hari, namun ada yang kurang dari proses pembelajarannya,
Maka dari itu saya memberikan reverensi yang menurut saya itu cukup baik jika di sambungkan dengan jurnalnya (Buyung Syukron), dari jurna (MIND Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Budaya 3 (1), 45-52, 2023) pembelajaran IPS terpadu akan efektif belajarnya jika siswa menggunakan metode pembelajaran aktifitas, tidak hanya membaca dan memahami materi di buku serta mendengarkan ceramah dari guru di kelas, tapi juga harus prkatik di lapangan.
Nmp: 2513032061
Menurut saya pribadi jurnal Buyung Syurkon lumayan bagus, karena belajarnya tentang kehidupan kita sehari-hari, namun ada yang kurang dari proses pembelajarannya,
Maka dari itu saya memberikan reverensi yang menurut saya itu cukup baik jika di sambungkan dengan jurnalnya (Buyung Syukron), dari jurna (MIND Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Budaya 3 (1), 45-52, 2023) pembelajaran IPS terpadu akan efektif belajarnya jika siswa menggunakan metode pembelajaran aktifitas, tidak hanya membaca dan memahami materi di buku serta mendengarkan ceramah dari guru di kelas, tapi juga harus prkatik di lapangan.
Nama : Devi Putri Maharani
NPM : 2513032039
DASAR-DASAR DAN PENDEKATAN IPS TERPADU 2025B
Hasil dari analisis adalah pembelajaran ips penting diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan sekolah karena mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya seperti di sekolah dasar pembelajaran IPS itu masih dilaksanakan secara terpisah hal ini dapat menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri. Harusnya IPS terpadu ini harus diimplementasikan dalam kurikulum semua jenjang pendidikan di sekolah karena pendekatan pembelajaran ini memungkinkan peserta didik secara individu secara individual maupun kelompok aktif mencari menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Beberapa faktor yang menghambat tujuan IPS itu seperti latar belakang guru yang merupakan spesialis disiplin ilmu tertentu, kesulitan dalam pembagian tugas serta waktu, dan Kurikulum ips yang belum terintegrasi.
Hal ini sejalan dengan jurnal “Implementasi pendidikan IPS dalam pembelajaran IPS di sekolah” oleh Muhammad Zoher Hilmi. Bidang pendidikan yang lebih fokus untuk menjadikan warga negara yang baik salah satunya adalah pendidikan IPS namun sayangnya pendidikan IPS yang diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang perbedaan sebagai kekuatan suatu bangsa memiliki hambatan mulai dari hambatan keahlian, akademik, fasilitas pendidikan, mutu buku pendidikan dan hambatan administrasi dan manajemen.
Referensi :
Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi pendidikan IPS dalam pembelajaran IPS di sekolah. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2), 164-172.
NPM : 2513032039
DASAR-DASAR DAN PENDEKATAN IPS TERPADU 2025B
Hasil dari analisis adalah pembelajaran ips penting diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan sekolah karena mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya seperti di sekolah dasar pembelajaran IPS itu masih dilaksanakan secara terpisah hal ini dapat menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri. Harusnya IPS terpadu ini harus diimplementasikan dalam kurikulum semua jenjang pendidikan di sekolah karena pendekatan pembelajaran ini memungkinkan peserta didik secara individu secara individual maupun kelompok aktif mencari menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Beberapa faktor yang menghambat tujuan IPS itu seperti latar belakang guru yang merupakan spesialis disiplin ilmu tertentu, kesulitan dalam pembagian tugas serta waktu, dan Kurikulum ips yang belum terintegrasi.
Hal ini sejalan dengan jurnal “Implementasi pendidikan IPS dalam pembelajaran IPS di sekolah” oleh Muhammad Zoher Hilmi. Bidang pendidikan yang lebih fokus untuk menjadikan warga negara yang baik salah satunya adalah pendidikan IPS namun sayangnya pendidikan IPS yang diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang perbedaan sebagai kekuatan suatu bangsa memiliki hambatan mulai dari hambatan keahlian, akademik, fasilitas pendidikan, mutu buku pendidikan dan hambatan administrasi dan manajemen.
Referensi :
Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi pendidikan IPS dalam pembelajaran IPS di sekolah. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(2), 164-172.
Nama : Fahmi Naufal Zaky
NPM : 2513032041
Menurut saya jurnal yang ditulis oleh Buyung Syukron membahas tentang metode pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan pendekatan yang terintegrasi di level Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Fokus utama dari penelitian ini adalah pentingnya pengajaran yang menyeluruh yang mengaitkan berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Dengan pendekatan ini, siswa diarahkan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berarti, autentik, dan menyeluruh. Namun, kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di lapangan masih cenderung terpisah akibat keterbatasan kurikulum, latar belakang guru yang hanya fokus pada bidang tertentu, dan kurangnya pengalaman dalam penerapan pembelajaran terpadu. Jurnal ini kemudian memperkenalkan berbagai model integrasi seperti berbasis tema, potensi lokal, dan isu-isu yang ada, serta menguraikan strategi pelaksanaan yang mencakup pemetaan kompetensi dasar, penentuan tema, pengembangan silabus, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Jika diterapkan dengan baik, model ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian sosial, kemampuan analisis kritis, dan keterampilan siswa dalam menghadapi masalah nyata di masyarakat.
Jurnal yang mendukung materi di atas adalah Rismawati, Lia; Al-Pansori, Muh. Jaelani; & Pransisca, Made Ayu. (2025). Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran IPS untuk Menumbuhkan Nilai Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar. Kasta: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya dan Terapan, 5(1): 43-53.
Kedua Jurnal membahas tentang peningkatan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Dasar. Secara singkat, dokumen pertama memberikan landasan teoretis tentang pentingnya model pembelajaran terpadu (interdisipliner), sementara dokumen kedua menyajikan contoh implementasi konkret dari teori tersebut.
Poin-poin yang menunjukkan hubungan saling mendukungnya:
Tujuan yang Sama: Kedua dokumen memiliki tujuan inti yang serupa, yaitu mengembangkan potensi siswa agar memiliki kepekaan terhadap masalah sosial dan mampu membentuk karakter. Keduanya sepakat bahwa pembelajaran IPS tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan kepribadian.
Identifikasi Masalah yang Serupa: Dokumen pertama menggarisbawahi masalah bahwa pembelajaran IPS di Sekolah Dasar sering kali masih dilakukan secara terpisah (disiplin ilmu), bukan terpadu. Dokumen kedua menguatkan masalah ini dengan menyatakan bahwa pembelajaran IPS cenderung berorientasi pada buku teks dan minim kontekstualisasi dengan kehidupan lokal siswa.
Solusi yang Komplementer:
Dokumen pertama (Buyung Syukron) menawarkan solusi dengan menguraikan berbagai model pembelajaran terpadu yang dapat menggabungkan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti model berdasarkan topik, potensi utama, dan permasalahan. Ini adalah kerangka teoretisnya.
Dokumen kedua (Lia Rismawati) menjadi pelengkap dengan memberikan aplikasi praktis dari model tersebut. Dokumen ini mengusulkan "kearifan lokal" sebagai topik atau potensi utama yang bisa digunakan untuk mengintegrasikan pembelajaran IPS. Dengan demikian, kearifan lokal seperti tradisi gotong royong dapat menjadi wadah untuk mengaitkan materi IPS dengan kehidupan nyata, yang sejalan dengan salah satu model terpadu yang dijelaskan dalam dokumen pertama.
Secara keseluruhan, dokumen pertama menjelaskan mengapa dan apa model pembelajaran terpadu itu, sedangkan dokumen kedua menunjukkan bagaimana cara menerapkannya secara efektif melalui integrasi kearifan lokal untuk menumbuhkan nilai karakter pada siswa.
NPM : 2513032041
Menurut saya jurnal yang ditulis oleh Buyung Syukron membahas tentang metode pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan pendekatan yang terintegrasi di level Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Fokus utama dari penelitian ini adalah pentingnya pengajaran yang menyeluruh yang mengaitkan berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Dengan pendekatan ini, siswa diarahkan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berarti, autentik, dan menyeluruh. Namun, kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di lapangan masih cenderung terpisah akibat keterbatasan kurikulum, latar belakang guru yang hanya fokus pada bidang tertentu, dan kurangnya pengalaman dalam penerapan pembelajaran terpadu. Jurnal ini kemudian memperkenalkan berbagai model integrasi seperti berbasis tema, potensi lokal, dan isu-isu yang ada, serta menguraikan strategi pelaksanaan yang mencakup pemetaan kompetensi dasar, penentuan tema, pengembangan silabus, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Jika diterapkan dengan baik, model ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian sosial, kemampuan analisis kritis, dan keterampilan siswa dalam menghadapi masalah nyata di masyarakat.
Jurnal yang mendukung materi di atas adalah Rismawati, Lia; Al-Pansori, Muh. Jaelani; & Pransisca, Made Ayu. (2025). Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran IPS untuk Menumbuhkan Nilai Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar. Kasta: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya dan Terapan, 5(1): 43-53.
Kedua Jurnal membahas tentang peningkatan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Dasar. Secara singkat, dokumen pertama memberikan landasan teoretis tentang pentingnya model pembelajaran terpadu (interdisipliner), sementara dokumen kedua menyajikan contoh implementasi konkret dari teori tersebut.
Poin-poin yang menunjukkan hubungan saling mendukungnya:
Tujuan yang Sama: Kedua dokumen memiliki tujuan inti yang serupa, yaitu mengembangkan potensi siswa agar memiliki kepekaan terhadap masalah sosial dan mampu membentuk karakter. Keduanya sepakat bahwa pembelajaran IPS tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan kepribadian.
Identifikasi Masalah yang Serupa: Dokumen pertama menggarisbawahi masalah bahwa pembelajaran IPS di Sekolah Dasar sering kali masih dilakukan secara terpisah (disiplin ilmu), bukan terpadu. Dokumen kedua menguatkan masalah ini dengan menyatakan bahwa pembelajaran IPS cenderung berorientasi pada buku teks dan minim kontekstualisasi dengan kehidupan lokal siswa.
Solusi yang Komplementer:
Dokumen pertama (Buyung Syukron) menawarkan solusi dengan menguraikan berbagai model pembelajaran terpadu yang dapat menggabungkan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti model berdasarkan topik, potensi utama, dan permasalahan. Ini adalah kerangka teoretisnya.
Dokumen kedua (Lia Rismawati) menjadi pelengkap dengan memberikan aplikasi praktis dari model tersebut. Dokumen ini mengusulkan "kearifan lokal" sebagai topik atau potensi utama yang bisa digunakan untuk mengintegrasikan pembelajaran IPS. Dengan demikian, kearifan lokal seperti tradisi gotong royong dapat menjadi wadah untuk mengaitkan materi IPS dengan kehidupan nyata, yang sejalan dengan salah satu model terpadu yang dijelaskan dalam dokumen pertama.
Secara keseluruhan, dokumen pertama menjelaskan mengapa dan apa model pembelajaran terpadu itu, sedangkan dokumen kedua menunjukkan bagaimana cara menerapkannya secara efektif melalui integrasi kearifan lokal untuk menumbuhkan nilai karakter pada siswa.
Nama : Dedek Huda Syifa Fu'Ady
NPM : 2513032065
Pembelajaran terpadu dalam IPS, menurut (Syukron, 2015), pada dasarnya bertujuan menghadirkan pengalaman belajar yang lebih utuh bagi siswa. Dengan pendekatan interdisipliner, siswa tidak hanya diajak memahami materi geografi, sejarah, dan ekonomi secara terpisah, tetapi melihat keterkaitan nyata antarilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui cara ini, IPS diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian sosial, membentuk sikap kritis, dan melatih keterampilan pemecahan masalah. Sayangnya, praktik di sekolah dasar atau madrasah masih banyak menemui hambatan, terutama karena kurikulum yang belum sepenuhnya mendukung integrasi dan guru yang terbiasa mengajar hanya berdasarkan bidangnya masing-masing, sehingga pembelajaran IPS masih berjalan secara terpisah.
Sejalan dengan itu saya mendapatkan jurnal pendukung dari penelitian (Selvia dkk., 2024) menemukan tantangan serupa pada sisi evaluasi. Guru seringkali masih menggunakan instrumen penilaian yang berfokus pada hafalan, sehingga belum benar-benar mampu mengukur kemampuan berpikir kritis atau analitis siswa. Kendala lain yang muncul adalah keterbatasan waktu, minimnya sumber daya, serta kurangnya pelatihan bagi guru dalam menyusun soal yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran IPS. Mereka menawarkan solusi praktis, mulai dari memberikan pelatihan intensif untuk guru, memanfaatkan teknologi agar proses penilaian lebih efisien, hingga melibatkan orang tua dan siswa dalam proses evaluasi.
Jika digabungkan, pandangan dari kedua artikel ini sebenarnya saling melengkapi. Gagasan (Syukron., 2015) tentang pentingnya pembelajaran terpadu akan lebih efektif bila diikuti dengan sistem evaluasi yang benar-benar menilai kemampuan siswa secara menyeluruh, sebagaimana ditekankan oleh (Selvia dkk., 2024) Tanpa adanya evaluasi yang tepat, pembelajaran terpadu hanya akan menjadi konsep di atas kertas dan tidak benar-benar terlihat hasilnya di kelas. Sebaliknya, ketika model pembelajaran terpadu dipadukan dengan evaluasi sumatif yang menyeluruh, maka tujuan IPS untuk membentuk siswa yang kritis, peduli, dan mampu menghadapi persoalan sosial dalam kehidupan sehari-hari bisa tercapai dengan lebih nyata.
Daftar Pustaka
Selvia, N., Asfiana., & Fitriyani. (2024). IMPLEMENTASI EVALUASI SUMATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR: TANTANGAN DAN SOLUSI. 1(2). Al-Hasib:Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Syukron, B. (2015). MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) (Studi Pembelajaran Terpadu Pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah). 12(1). Tarbawiyah
NPM : 2513032065
Pembelajaran terpadu dalam IPS, menurut (Syukron, 2015), pada dasarnya bertujuan menghadirkan pengalaman belajar yang lebih utuh bagi siswa. Dengan pendekatan interdisipliner, siswa tidak hanya diajak memahami materi geografi, sejarah, dan ekonomi secara terpisah, tetapi melihat keterkaitan nyata antarilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui cara ini, IPS diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian sosial, membentuk sikap kritis, dan melatih keterampilan pemecahan masalah. Sayangnya, praktik di sekolah dasar atau madrasah masih banyak menemui hambatan, terutama karena kurikulum yang belum sepenuhnya mendukung integrasi dan guru yang terbiasa mengajar hanya berdasarkan bidangnya masing-masing, sehingga pembelajaran IPS masih berjalan secara terpisah.
Sejalan dengan itu saya mendapatkan jurnal pendukung dari penelitian (Selvia dkk., 2024) menemukan tantangan serupa pada sisi evaluasi. Guru seringkali masih menggunakan instrumen penilaian yang berfokus pada hafalan, sehingga belum benar-benar mampu mengukur kemampuan berpikir kritis atau analitis siswa. Kendala lain yang muncul adalah keterbatasan waktu, minimnya sumber daya, serta kurangnya pelatihan bagi guru dalam menyusun soal yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran IPS. Mereka menawarkan solusi praktis, mulai dari memberikan pelatihan intensif untuk guru, memanfaatkan teknologi agar proses penilaian lebih efisien, hingga melibatkan orang tua dan siswa dalam proses evaluasi.
Jika digabungkan, pandangan dari kedua artikel ini sebenarnya saling melengkapi. Gagasan (Syukron., 2015) tentang pentingnya pembelajaran terpadu akan lebih efektif bila diikuti dengan sistem evaluasi yang benar-benar menilai kemampuan siswa secara menyeluruh, sebagaimana ditekankan oleh (Selvia dkk., 2024) Tanpa adanya evaluasi yang tepat, pembelajaran terpadu hanya akan menjadi konsep di atas kertas dan tidak benar-benar terlihat hasilnya di kelas. Sebaliknya, ketika model pembelajaran terpadu dipadukan dengan evaluasi sumatif yang menyeluruh, maka tujuan IPS untuk membentuk siswa yang kritis, peduli, dan mampu menghadapi persoalan sosial dalam kehidupan sehari-hari bisa tercapai dengan lebih nyata.
Daftar Pustaka
Selvia, N., Asfiana., & Fitriyani. (2024). IMPLEMENTASI EVALUASI SUMATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR: TANTANGAN DAN SOLUSI. 1(2). Al-Hasib:Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Syukron, B. (2015). MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) (Studi Pembelajaran Terpadu Pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah). 12(1). Tarbawiyah
Nama: Dinda Damayanti
Npm: 2513032048
Dari yang telah dilakukan, Artikel ini membahas tentang model pembelajaran terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) Model pembelajaran terpadu dipandang sebagai pendekatan yang memungkinkan peserta didik secara aktif, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan autentik. Artikel ini juga menguraikan karakteristik IPS, konsep pembelajaran terpadu, strategi pelaksanaan, dan model pelaksanaan pembelajaran terpadu IPS. Kurikulum terpadu ini melampaui batas-batas mata pelajaran tradisional untuk mengeksplorasi tema-tema besar dan ide-ide yang relevan dengan kehidupan siswa dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya, ini bertujuan agar siswa memahami realitas dan fenomena sosial secara interdisipliner.
Npm: 2513032048
Dari yang telah dilakukan, Artikel ini membahas tentang model pembelajaran terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) Model pembelajaran terpadu dipandang sebagai pendekatan yang memungkinkan peserta didik secara aktif, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan autentik. Artikel ini juga menguraikan karakteristik IPS, konsep pembelajaran terpadu, strategi pelaksanaan, dan model pelaksanaan pembelajaran terpadu IPS. Kurikulum terpadu ini melampaui batas-batas mata pelajaran tradisional untuk mengeksplorasi tema-tema besar dan ide-ide yang relevan dengan kehidupan siswa dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya, ini bertujuan agar siswa memahami realitas dan fenomena sosial secara interdisipliner.
referensi yang mendukung: Dedi Putra Tafonao, Arianto Lahagu (2024) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Melalui Model Make A Match
Nama :Ferdi irnandes
Npm:2513032036
Model pembelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
Refernsi Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan 12 (01), 111-136, 2015
Npm:2513032036
Model pembelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
Refernsi Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan 12 (01), 111-136, 2015
Nama : Prasasti Sendang Kinasih
NPM : 2513032038
Hasil Analisis dari jurnal buyung syukro yang membahas mengenai model pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial dengan mengambil garis besar atau menekankan mengenai pendidikan dasar harus dilaksanakan secara terpadu, bukan terpisah-pisah antar disiplin ilmu seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi., serta Para siswa dilatih untuk mengaitkan berbagai konsep sosial dengan realitas kehidupan, pembahasan mengenai guru dan kaitan dengan ips terpadu.
yang memiliki inti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu sebenarnya gabungan dari banyak ilmu, siswa bisa berpikir kritis, kreatif, dan terbiasa memecahkan masalah sosial yang ada di sekitar karna siswa di ajak terlibat melalui diskusi, kerja kelompok,tugas tertulis dan proyek yang dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya, pembelajaran IPS dengan model terpadu sangat penting karena sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membuat siswa paham kehidupan sosial secara menyeluruh. IPS tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga melatih siswa agar peduli, kritis, dan siap menghadapi masalah nyata di masyarakat. Dengan begitu, pelajaran IPS bisa membantu membentuk siswa menjadi pribadi yang berilmu sekaligus punya karakter baik dalam kehidupan sehari-hari.
(Model pembelajaran Holistik dan Autentik)
jurnal yang membahas mengenai pembahasan bahwa pembelajaran holistik dan autentik berpengaruh pada siswa
Halawa, N., Halawa, M., Greis, & Salean, M. Y. (tahun). Peningkatan semangat belajar anak melalui pendekatan holistik di Desa Cibuni, Kecamatan Rancabali. Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta.
Kartowagiran, B., & Jaedun, A. (tahun). Model asesmen autentik untuk menilai hasil belajar siswa sekolah menengah pertama (SMP): Implementasi asesmen autentik di SMP. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Puteri, A. N., Yoenanto, N. H., & Nawangsari, N. A. F. . (2023). Efektivitas Asesmen Autentik dalam Pembelajaran . Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 8(1), 77–87.
NPM : 2513032038
Hasil Analisis dari jurnal buyung syukro yang membahas mengenai model pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial dengan mengambil garis besar atau menekankan mengenai pendidikan dasar harus dilaksanakan secara terpadu, bukan terpisah-pisah antar disiplin ilmu seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi., serta Para siswa dilatih untuk mengaitkan berbagai konsep sosial dengan realitas kehidupan, pembahasan mengenai guru dan kaitan dengan ips terpadu.
yang memiliki inti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu sebenarnya gabungan dari banyak ilmu, siswa bisa berpikir kritis, kreatif, dan terbiasa memecahkan masalah sosial yang ada di sekitar karna siswa di ajak terlibat melalui diskusi, kerja kelompok,tugas tertulis dan proyek yang dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya, pembelajaran IPS dengan model terpadu sangat penting karena sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membuat siswa paham kehidupan sosial secara menyeluruh. IPS tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga melatih siswa agar peduli, kritis, dan siap menghadapi masalah nyata di masyarakat. Dengan begitu, pelajaran IPS bisa membantu membentuk siswa menjadi pribadi yang berilmu sekaligus punya karakter baik dalam kehidupan sehari-hari.
(Model pembelajaran Holistik dan Autentik)
jurnal yang membahas mengenai pembahasan bahwa pembelajaran holistik dan autentik berpengaruh pada siswa
Halawa, N., Halawa, M., Greis, & Salean, M. Y. (tahun). Peningkatan semangat belajar anak melalui pendekatan holistik di Desa Cibuni, Kecamatan Rancabali. Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta.
Kartowagiran, B., & Jaedun, A. (tahun). Model asesmen autentik untuk menilai hasil belajar siswa sekolah menengah pertama (SMP): Implementasi asesmen autentik di SMP. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Puteri, A. N., Yoenanto, N. H., & Nawangsari, N. A. F. . (2023). Efektivitas Asesmen Autentik dalam Pembelajaran . Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 8(1), 77–87.
yang membahas lebih mendalam mengenai perkembangan pembelajaran tantangan yang terjadi saat ini
NAMA: ELIS AGUSTINA
NPM: 2513032052
Dari analisis yang saya lakukan saya dapat menyimpulkan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang membahas materi seperti geografi, ekonomi dan sejarah lalu di ajarkan kepada peserta didik agar mereka mulai peka dam melihat tentang permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar agar tidak ada ketimpangan sosial. Mendorong mereka agar bisa diskusi tentang masalah konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Ilmu sosial berperan dan memiliki tujuan akhir agar peserta didik tidak hanya mengetahui fakta tetapi juga dapat melakukan perenungan atay berfikir dalam menanggapi masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. Dengan mempelajari IPS terpadu ini kita secara tidak lansung dapat menghadapi masalah-masalah sosial sehingga peserta didik tumbuh dengan rasa kepedulian yang tinggi terhadap persoalan yang terjadi.
jurnal tambahan:
Najib, D. A., & Elhefni, E. (2016). Pengaruh penerapan pembelajaran bermakna (meaningfull learning) pada pembelajaran tematik IPS terpadu terhadap hasil belajar siswa kelas III di MI Ahliyah IV Palembang. Jip Jurnal Ilmiah PGMI, 2(1), 19-28.
Di jurnal tersebut membahas Pengaruh Penerapan Pembelajaran Bermakna (Meaningfull Learning) Pada Pembelajaran Tematik IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar Siswa, ini menjadi pembelajaran tambahan untuk peserta didik lebih mendalami tentang IPS terpadu yang dapat dipelajari para peserta didik.
NPM: 2513032052
Dari analisis yang saya lakukan saya dapat menyimpulkan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang membahas materi seperti geografi, ekonomi dan sejarah lalu di ajarkan kepada peserta didik agar mereka mulai peka dam melihat tentang permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar agar tidak ada ketimpangan sosial. Mendorong mereka agar bisa diskusi tentang masalah konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Ilmu sosial berperan dan memiliki tujuan akhir agar peserta didik tidak hanya mengetahui fakta tetapi juga dapat melakukan perenungan atay berfikir dalam menanggapi masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. Dengan mempelajari IPS terpadu ini kita secara tidak lansung dapat menghadapi masalah-masalah sosial sehingga peserta didik tumbuh dengan rasa kepedulian yang tinggi terhadap persoalan yang terjadi.
jurnal tambahan:
Najib, D. A., & Elhefni, E. (2016). Pengaruh penerapan pembelajaran bermakna (meaningfull learning) pada pembelajaran tematik IPS terpadu terhadap hasil belajar siswa kelas III di MI Ahliyah IV Palembang. Jip Jurnal Ilmiah PGMI, 2(1), 19-28.
Di jurnal tersebut membahas Pengaruh Penerapan Pembelajaran Bermakna (Meaningfull Learning) Pada Pembelajaran Tematik IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar Siswa, ini menjadi pembelajaran tambahan untuk peserta didik lebih mendalami tentang IPS terpadu yang dapat dipelajari para peserta didik.
Nama : Hindun Annisa
NPM : 2513032068
Analisis Pembelajaran IPS Terpadu dan media pembelajaran
Artikel pertama menurut Buyung Syukron, Model konsep pembelajaran terpadu IPS sudah sangat sesuai karena mengintegrasikan berbagai cabang ilmu sosial secara holistik, mendorong siswa aktif menemukan konsep, dan melatih keterampilan berpikir kritis serta kreatif. Namun, kekurangannya adalah guru perlu wawasan luas dan kreativitas tinggi, siswa harus siap secara intelektual, dan dukungan bahan ajar serta kurikulum yang memadai sangat dibutuhkan agar pembelajaran efektif. Jadi, model ini tepat jika pelaksanaannya didukung dengan baik.
Artikel kedua berdasarkan temuan penelitian Leo Agung S., dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran IPS di SMP masih bervariasi, mulai dari yang sepenuhnya terpadu, setengah terpadu, hingga tidak terpadu sama sekali. Guru IPS menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan penguasaan materi di luar bidangnya, kurangnya pemahaman model pembelajaran terpadu, kesulitan dalam penerapan konsep, serta sikap skeptis terhadap keberhasilannya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru IPS berupaya meningkatkan kompetensi profesional melalui diskusi dengan rekan sejawat, membaca referensi lintas bidang, mengikuti kegiatan ilmiah dan pelatihan, serta berbagi pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu.
NPM : 2513032068
Analisis Pembelajaran IPS Terpadu dan media pembelajaran
Artikel pertama menurut Buyung Syukron, Model konsep pembelajaran terpadu IPS sudah sangat sesuai karena mengintegrasikan berbagai cabang ilmu sosial secara holistik, mendorong siswa aktif menemukan konsep, dan melatih keterampilan berpikir kritis serta kreatif. Namun, kekurangannya adalah guru perlu wawasan luas dan kreativitas tinggi, siswa harus siap secara intelektual, dan dukungan bahan ajar serta kurikulum yang memadai sangat dibutuhkan agar pembelajaran efektif. Jadi, model ini tepat jika pelaksanaannya didukung dengan baik.
Artikel kedua berdasarkan temuan penelitian Leo Agung S., dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran IPS di SMP masih bervariasi, mulai dari yang sepenuhnya terpadu, setengah terpadu, hingga tidak terpadu sama sekali. Guru IPS menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan penguasaan materi di luar bidangnya, kurangnya pemahaman model pembelajaran terpadu, kesulitan dalam penerapan konsep, serta sikap skeptis terhadap keberhasilannya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru IPS berupaya meningkatkan kompetensi profesional melalui diskusi dengan rekan sejawat, membaca referensi lintas bidang, mengikuti kegiatan ilmiah dan pelatihan, serta berbagi pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu.
Kesimpulan:
Pembelajaran IPS terpadu dinilai tepat karena mampu mengintegrasikan ilmu sosial secara holistik dan melatih berpikir kritis siswa (Buyung Syukron). Namun, praktik di SMP masih bervariasi dan menghadapi hambatan seperti keterbatasan penguasaan materi, pemahaman model, serta sikap skeptis guru (Leo Agung S.). Keberhasilan model ini sangat bergantung pada kesiapan guru, siswa, dan dukungan kurikulum.
Referensi:
Syukron, B. (tahun). Model Konsep Pembelajaran Terpadu IPS.
Agung, L. S. (tahun). Implementasi Pembelajaran IPS Terpadu di SMP.
Nama : Nadia Padilah Zaidah
NPM : 2513032059
menurut artikel yang saya baca Mata pelajaran IPS dari disiplin ilmu sosial geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, membantu siswa mengembangkan kesadaran sosial dan memahami peran mereka dalam masyarakat. ilmu sosial berperan sebagai sumber konsep dsn teori yang kemudian disederhanakan dalam bentuk kurikulum ips. tujuan akhirnya adalah agar siswa tidak hanya mengetahui fakta tetapi juga dapat berfikir kritis terhadap fenomena sosial di sekitarnya. salah satu contoh penerapan ilmu sosial di pendidikan IPS adalah ketika siswa siswi diajak berdiskusi tentang masalah ketimpangan, konflik sosial dan perubahan lingkungan. melalui penerapan ini siswa tidak hanya mengenal informasi tetapi bisa dijak untuk memahami dan menganalisis penyebab, dampak, serta solusi dari permasalahan sosial tersebut.
Dengan kita belajar memahami isi buku ilmu pengetahuan sosial ini siswa dapat lebih peduli, mandiri dan tangguh dalam menghadapi persoalan persoalan sosial sehingga tumbuh sebagai warga negara Indonesia yang baik.
jurnal tambahan : IPS terpadu, Anwar Kurnia, _yudhistira ghalia Indonesia, 2019_
NPM : 2513032059
menurut artikel yang saya baca Mata pelajaran IPS dari disiplin ilmu sosial geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, membantu siswa mengembangkan kesadaran sosial dan memahami peran mereka dalam masyarakat. ilmu sosial berperan sebagai sumber konsep dsn teori yang kemudian disederhanakan dalam bentuk kurikulum ips. tujuan akhirnya adalah agar siswa tidak hanya mengetahui fakta tetapi juga dapat berfikir kritis terhadap fenomena sosial di sekitarnya. salah satu contoh penerapan ilmu sosial di pendidikan IPS adalah ketika siswa siswi diajak berdiskusi tentang masalah ketimpangan, konflik sosial dan perubahan lingkungan. melalui penerapan ini siswa tidak hanya mengenal informasi tetapi bisa dijak untuk memahami dan menganalisis penyebab, dampak, serta solusi dari permasalahan sosial tersebut.
Dengan kita belajar memahami isi buku ilmu pengetahuan sosial ini siswa dapat lebih peduli, mandiri dan tangguh dalam menghadapi persoalan persoalan sosial sehingga tumbuh sebagai warga negara Indonesia yang baik.
jurnal tambahan : IPS terpadu, Anwar Kurnia, _yudhistira ghalia Indonesia, 2019_
Nama : Luna Khafidlatur Rhamah
NPM : 2513032062
Pengembangan materi IPS di sekolah dasar harus menggunakan pendekatan terpadu yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Anak usia SD masih berada pada tahap berpikir nyata dan menyeluruh, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami jika materi dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari. Oleh karena itu, di kelas awal materi IPS sebaiknya difokuskan pada konsep dasar seperti pengenalan keluarga, lingkungan sekitar, serta nilai-nilai sosial sederhana yang dekat dengan kehidupan siswa. Pendekatan ini tidak hanya membuat siswa lebih mudah memahami isi pelajaran, tetapi juga membantu mereka membangun kesadaran sosial sejak dini melalui pengalaman langsung yang mereka rasakan di lingkungannya.
NPM : 2513032062
Pengembangan materi IPS di sekolah dasar harus menggunakan pendekatan terpadu yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Anak usia SD masih berada pada tahap berpikir nyata dan menyeluruh, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami jika materi dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari. Oleh karena itu, di kelas awal materi IPS sebaiknya difokuskan pada konsep dasar seperti pengenalan keluarga, lingkungan sekitar, serta nilai-nilai sosial sederhana yang dekat dengan kehidupan siswa. Pendekatan ini tidak hanya membuat siswa lebih mudah memahami isi pelajaran, tetapi juga membantu mereka membangun kesadaran sosial sejak dini melalui pengalaman langsung yang mereka rasakan di lingkungannya.
Nama : As Syifa Salsa Meilanda
NPM : 2513032043
menurut hasil analisis saya artikel ini menekankan pentingnya pembelajaran IPS terpadu untuk membentuk seseorang yang berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. oleh karena itu pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, dan sejarah dan dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan.
referensi yang saya temukan untuk mendukung artikel tersebut adalah Nugroho, N. (2017). PENGEMBANGAN AUTHENTIC ASSESSMENT SEBAGAI FUNGSI PENILAIAN FORMATIF PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SD. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, 3(3), 474-480.
mendukung bagian artikel tentang pentingnya penilaian dalam IPS dan menunjukkan bahwa penilaian atau pembelajaran IPS bukan hanya teori saja tetapi bisa dikembangkan dan diterapkan atau di SD
NPM : 2513032043
menurut hasil analisis saya artikel ini menekankan pentingnya pembelajaran IPS terpadu untuk membentuk seseorang yang berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. oleh karena itu pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, dan sejarah dan dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan.
referensi yang saya temukan untuk mendukung artikel tersebut adalah Nugroho, N. (2017). PENGEMBANGAN AUTHENTIC ASSESSMENT SEBAGAI FUNGSI PENILAIAN FORMATIF PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SD. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, 3(3), 474-480.
mendukung bagian artikel tentang pentingnya penilaian dalam IPS dan menunjukkan bahwa penilaian atau pembelajaran IPS bukan hanya teori saja tetapi bisa dikembangkan dan diterapkan atau di SD
Nama: Zulfaa Adinda Hasnaa Isnaini
NPM: 2513032044
Menurut hasil analisis yang telah saya lakukan pada jurnal yang ditulis oleh Buyung Sukron bahwasanya pembelajaran dalam IPS terpadu yang memuat konsep pembelajaran, model-model integrasi dalam berbagai sudut pandang, serta strategi pelaksanaan pembelajaran seyogyanya sudah sejalan dengan perkembangan yang ada saat ini. Namun terdapat permasalahan yang masih mengambang saat ini ialah mengenai tenaga pendidik yang kurang relevan karena hanya berdasarkan pada salah satu bidang IPS sehingga proses pembelajaran terkesan tidak optimal.
Oleh karena itu saya memberikan sebuah jurnal refrensi pendukung berjudul Tantangan Implementasi Kurikulum Pendidikan IPS di Era Globalisasi. Pada jurnal tersebut memberikan informasi mengenai tantangan implementasi pendidikan IPS yang dimana tantangan tersebut sejalan dengan perkembangan IPS saat ini. Pada referensi jurnal pendukung diberikan sebuah solusi berupa pelatihan berkelanjutan kepada guru IPS agar mampu memberikan pengajaran yang optimal dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Berikut refrensi jurnal lainnya yang saya gunakan: Lathifah, Izza, et al. "Tantangan implementasi kurikulum pendidikan IPS di era globalisasi." Concept: Journal of Social Humanities and Education 2.4 (2023): 213-223.
NPM: 2513032044
Menurut hasil analisis yang telah saya lakukan pada jurnal yang ditulis oleh Buyung Sukron bahwasanya pembelajaran dalam IPS terpadu yang memuat konsep pembelajaran, model-model integrasi dalam berbagai sudut pandang, serta strategi pelaksanaan pembelajaran seyogyanya sudah sejalan dengan perkembangan yang ada saat ini. Namun terdapat permasalahan yang masih mengambang saat ini ialah mengenai tenaga pendidik yang kurang relevan karena hanya berdasarkan pada salah satu bidang IPS sehingga proses pembelajaran terkesan tidak optimal.
Oleh karena itu saya memberikan sebuah jurnal refrensi pendukung berjudul Tantangan Implementasi Kurikulum Pendidikan IPS di Era Globalisasi. Pada jurnal tersebut memberikan informasi mengenai tantangan implementasi pendidikan IPS yang dimana tantangan tersebut sejalan dengan perkembangan IPS saat ini. Pada referensi jurnal pendukung diberikan sebuah solusi berupa pelatihan berkelanjutan kepada guru IPS agar mampu memberikan pengajaran yang optimal dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Berikut refrensi jurnal lainnya yang saya gunakan: Lathifah, Izza, et al. "Tantangan implementasi kurikulum pendidikan IPS di era globalisasi." Concept: Journal of Social Humanities and Education 2.4 (2023): 213-223.
NAMA: NOPANDA DELVIA
NPM:2513032042
Hasil dari analisis saya hasil dari referensi Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Buyung Syukron dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran IPS, dijelaskan bahwa proses belajar IPS sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dengan menggabungkan berbagai cabang ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, politik, dan sosiologi. Hal ini bertujuan agar siswa mendapatkan pengertian yang komprehensif dan berarti tentang fenomena sosial di lingkungan mereka
Referensi lain yang yang mendukung jurnal dari Buyung adalah Penelitian Heni Waluyo Siswanto mendukung hal ini dengan temuan bahwa meski penting, pembelajaran IPS terpadu masih menghadapi kendala implementasi di sekolah. Muhamad Arif melalui Jurnal MIDA menunjukkan bahwa pembelajaran IPS berbasis tema dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap keragaman sosial. Himmatus Sa'adah menemukan bahwa integrasi IPS dengan nilai agama mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa. Sementara itu, Rika Aprilia Sari dkk. menegaskan bahwa konstruktivisme dalam IPS terpadu mendorong siswa aktif menemukan konsep sendiri. Dengan demikian, gagasan Buyung Syukron terbukti relevan dan mendapat dukungan buat dari berbagai penelitian di Indonesia
NPM:2513032042
Hasil dari analisis saya hasil dari referensi Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Buyung Syukron dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran IPS, dijelaskan bahwa proses belajar IPS sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dengan menggabungkan berbagai cabang ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, politik, dan sosiologi. Hal ini bertujuan agar siswa mendapatkan pengertian yang komprehensif dan berarti tentang fenomena sosial di lingkungan mereka
Referensi lain yang yang mendukung jurnal dari Buyung adalah Penelitian Heni Waluyo Siswanto mendukung hal ini dengan temuan bahwa meski penting, pembelajaran IPS terpadu masih menghadapi kendala implementasi di sekolah. Muhamad Arif melalui Jurnal MIDA menunjukkan bahwa pembelajaran IPS berbasis tema dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap keragaman sosial. Himmatus Sa'adah menemukan bahwa integrasi IPS dengan nilai agama mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa. Sementara itu, Rika Aprilia Sari dkk. menegaskan bahwa konstruktivisme dalam IPS terpadu mendorong siswa aktif menemukan konsep sendiri. Dengan demikian, gagasan Buyung Syukron terbukti relevan dan mendapat dukungan buat dari berbagai penelitian di Indonesia
Nama: Alika Keyda Azana
NPM : 2513032058
analisis mengenai jurnal tersebut yaitu, Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua
jenjang pendidikan. pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Topik, dalam pembelajaran IPS terpadu, merupakan perekat antar
kompetensi dasar yang terdapat dalam satu rumpun mata pelajaran
IPS.
menurut referensi jurnal Fahmi, Faizah (2016) yang saya baca pelajaran IPS Terpadu sangat penting untuk siswa. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS Terpadu memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
NPM : 2513032058
analisis mengenai jurnal tersebut yaitu, Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua
jenjang pendidikan. pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang bisanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti, geografi, ekonomi, dan sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Topik, dalam pembelajaran IPS terpadu, merupakan perekat antar
kompetensi dasar yang terdapat dalam satu rumpun mata pelajaran
IPS.
menurut referensi jurnal Fahmi, Faizah (2016) yang saya baca pelajaran IPS Terpadu sangat penting untuk siswa. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS Terpadu memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Nama : Yeni Septiyani
NPM : 2513032046
Jawaban :
Pembelajaran IPS yang merupakan implementasi dari pendidikan IPS di sekolah harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan dari pendidikan IPS itu sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran IPS harus diajarkan oleh guru-guru yang mumpuni dalam bidang IPS,yakni berlatar belakang pendidikan IPS, bukan dari disiplin ilmu seperti yang terjadi pada saat ini dikebanyakan sekolah yaitu pembelajaran IPS diampu atau diajarkan oleh guru yang tidak berlatar belakang dari pendidikan IPS, melainkan dari disiplin ilmu lainnya. Padahal dalam hal menerapkan konsep pembelajaran dalam hal ini pembelajaran IPS, tingkat kedewasaan, kematangan, tingkat kompetensi dan pengalaman guru harus diperhatikan, sehingga tujuan dari pembelajaran apapun itu tentu akan tercapai. Seperti yang dijelaskan oleh Suyono dan Harianto (2013: 2) bahwa tingkat kedewasaan, kompetensi serta pengalaman seorang guru tetap diperlukan dalam situasi yang lebih menekankan kepada penerapan konsep pembelajaran.Tidak berhenti sampai di sini, melainkan yang harus dihadapi dalam implementasi pendidikan IPS di sekolah yaitu rintangan dan hambatan yang sangat kompleks, mulai dari keahlian sampai dengan manajemen yang tidak sepenuhnya mendukung dalam pencapaian tujuan dan hakikat pendidikan IPS. Sehingga wajar jika selama ini meskipun pembelajaran IPS sudah diterapkan sampai berpuluh-puluhan tahun lamanya, akan tetapi hakikat dan tujuan pendidikan IPS belum tercapai. Hal itu terbukti dengan output pembelajaran IPS yang belum bisa berkontribusi dalam masyarakat. Bahkan bukan memberikan solusi dengan memberikan titik terang terhadap berbagai persoalan, melainkan menambah beban bagi masyarakat khsusnya dan Negara pada umumnya.
Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Sumaatmadja, 1984: 20).
National Council for the Social Studies (NCSS) menyebutkan bahwa tujuan Social Studies (IPS) adalah membentuk siswa mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional sebagai warga negara dengan kultur yang beragam, dan masyarakat demokratis di dunia yang saling ketergantungan (Ellis, 1998: 8). Menurut Zamroni (2001: 11), arah pengajaran ilmu-ilmu sosial adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thingking) dan kesadaran serta komitmen siswa terhadap perkembangan masyarakat.
Sarifudin (1989: 15) menyatakan bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap sosial (social skill). Senada dengan Sarifudin, Cholisin (2006: 131-132) menyatakan bahwa tujuan substansif yang mendasar dari pengajaran Studi Sosial di sekolah ialah meningkatkan perilaku, sikap, keterampilan, dan pengetahuan (atau disingkat BASK behavior, attitude, skill, dan knowledge) para peserta didik.
Lebih lanjut, Sapriya (2009: 201) menjelaskan tujuan mata pelajaran IPS di SMP/MTs adalah sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan. sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Jika dikaji kembali dengan melihat GBPP 1994 mata pelajaran pendidikan IPS, pendidikan IPS di Sekolah Dasar memiliki sumbangan yang sangat besar dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan dasar, di antaranya yaitu:
1. Memberikan perbekalan pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk kehidupannya dalam asta-gatra kehidupan.
2. Membina kesadaran, keyakinan dan sikap pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan, bertanggungjawab, dan manusiawi (menghargai derajat-martabat sesama, penuh kecintaan dan rasa. kekeluargaan).
3. Membina keterampilan hidup bermasyarakat dalam negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
4. Menunjang terpenuhinya bekal kemampuan dasar peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia.
5. Membina perbekalan dan kesiapan untuk belajar lebih lanjut atau melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Tujuan tersebut membawa implikasi pada pola pembelajaran mata pelajaran IPS di sekolah dasar yang dikarakteristikkan pada upaya penekanan dan pengenalan dirinya sebagai makhluk sosial yang tahu tentang dirinya, lingkungan sekitarnya (sosial, budaya, fisik, alam). Karena, lingkungan sekitar anak menjadikan yang bersangkutan aktif mengembangkan diri.
NPM : 2513032046
Jawaban :
Pembelajaran IPS yang merupakan implementasi dari pendidikan IPS di sekolah harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan dari pendidikan IPS itu sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran IPS harus diajarkan oleh guru-guru yang mumpuni dalam bidang IPS,yakni berlatar belakang pendidikan IPS, bukan dari disiplin ilmu seperti yang terjadi pada saat ini dikebanyakan sekolah yaitu pembelajaran IPS diampu atau diajarkan oleh guru yang tidak berlatar belakang dari pendidikan IPS, melainkan dari disiplin ilmu lainnya. Padahal dalam hal menerapkan konsep pembelajaran dalam hal ini pembelajaran IPS, tingkat kedewasaan, kematangan, tingkat kompetensi dan pengalaman guru harus diperhatikan, sehingga tujuan dari pembelajaran apapun itu tentu akan tercapai. Seperti yang dijelaskan oleh Suyono dan Harianto (2013: 2) bahwa tingkat kedewasaan, kompetensi serta pengalaman seorang guru tetap diperlukan dalam situasi yang lebih menekankan kepada penerapan konsep pembelajaran.Tidak berhenti sampai di sini, melainkan yang harus dihadapi dalam implementasi pendidikan IPS di sekolah yaitu rintangan dan hambatan yang sangat kompleks, mulai dari keahlian sampai dengan manajemen yang tidak sepenuhnya mendukung dalam pencapaian tujuan dan hakikat pendidikan IPS. Sehingga wajar jika selama ini meskipun pembelajaran IPS sudah diterapkan sampai berpuluh-puluhan tahun lamanya, akan tetapi hakikat dan tujuan pendidikan IPS belum tercapai. Hal itu terbukti dengan output pembelajaran IPS yang belum bisa berkontribusi dalam masyarakat. Bahkan bukan memberikan solusi dengan memberikan titik terang terhadap berbagai persoalan, melainkan menambah beban bagi masyarakat khsusnya dan Negara pada umumnya.
Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Sumaatmadja, 1984: 20).
National Council for the Social Studies (NCSS) menyebutkan bahwa tujuan Social Studies (IPS) adalah membentuk siswa mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional sebagai warga negara dengan kultur yang beragam, dan masyarakat demokratis di dunia yang saling ketergantungan (Ellis, 1998: 8). Menurut Zamroni (2001: 11), arah pengajaran ilmu-ilmu sosial adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thingking) dan kesadaran serta komitmen siswa terhadap perkembangan masyarakat.
Sarifudin (1989: 15) menyatakan bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap sosial (social skill). Senada dengan Sarifudin, Cholisin (2006: 131-132) menyatakan bahwa tujuan substansif yang mendasar dari pengajaran Studi Sosial di sekolah ialah meningkatkan perilaku, sikap, keterampilan, dan pengetahuan (atau disingkat BASK behavior, attitude, skill, dan knowledge) para peserta didik.
Lebih lanjut, Sapriya (2009: 201) menjelaskan tujuan mata pelajaran IPS di SMP/MTs adalah sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan. sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Jika dikaji kembali dengan melihat GBPP 1994 mata pelajaran pendidikan IPS, pendidikan IPS di Sekolah Dasar memiliki sumbangan yang sangat besar dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan dasar, di antaranya yaitu:
1. Memberikan perbekalan pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk kehidupannya dalam asta-gatra kehidupan.
2. Membina kesadaran, keyakinan dan sikap pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan, bertanggungjawab, dan manusiawi (menghargai derajat-martabat sesama, penuh kecintaan dan rasa. kekeluargaan).
3. Membina keterampilan hidup bermasyarakat dalam negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
4. Menunjang terpenuhinya bekal kemampuan dasar peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia.
5. Membina perbekalan dan kesiapan untuk belajar lebih lanjut atau melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Tujuan tersebut membawa implikasi pada pola pembelajaran mata pelajaran IPS di sekolah dasar yang dikarakteristikkan pada upaya penekanan dan pengenalan dirinya sebagai makhluk sosial yang tahu tentang dirinya, lingkungan sekitarnya (sosial, budaya, fisik, alam). Karena, lingkungan sekitar anak menjadikan yang bersangkutan aktif mengembangkan diri.
Hasil dari analisis saya yang ber referensi Berdasarkan hasil kajian Buyung Syukron dalam bukunya Model Pembelajaran IPS dijelaskan bahwa pembelajaran IPS idealnya dilakukan secara terpadu dengan memadukan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, politik, dan sosiologi. Tujuannya agar siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan bermakna tentang fenomena sosial di sekitarnya
Jurnal tersebut di dukung juga oleh Penelitian Heni Waluyo Siswanto mendukung hal ini dengan temuan bahwa meski penting, pembelajaran IPS terpadu masih menghadapi kendala implementasi di sekolah. Muhamad Arif melalui Jurnal MIDA menunjukkan bahwa pembelajaran IPS berbasis tema dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap keragaman sosial. Himmatus Sa'adah menemukan bahwa integrasi IPS dengan nilai agama mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa. Sementara itu, Rika Aprilia Sari dkk. menegaskan bahwa konstruktivisme dalam IPS terpadu mendorong siswa aktif menemukan konsep sendiri. Dengan demikian, gagasan Buyung Syukron terbukti relevan dan mendapat dukungan kuat dari berbagai penelitian di Indonesia.
Fahmi, Faizah. "Pembelajaran IPS Terpadu Yang Menyenangkan Dengan Pendekatan Konstruktivistik." Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 1.1 (2016): 6-13.
Jurnal tersebut di dukung juga oleh Penelitian Heni Waluyo Siswanto mendukung hal ini dengan temuan bahwa meski penting, pembelajaran IPS terpadu masih menghadapi kendala implementasi di sekolah. Muhamad Arif melalui Jurnal MIDA menunjukkan bahwa pembelajaran IPS berbasis tema dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap keragaman sosial. Himmatus Sa'adah menemukan bahwa integrasi IPS dengan nilai agama mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa. Sementara itu, Rika Aprilia Sari dkk. menegaskan bahwa konstruktivisme dalam IPS terpadu mendorong siswa aktif menemukan konsep sendiri. Dengan demikian, gagasan Buyung Syukron terbukti relevan dan mendapat dukungan kuat dari berbagai penelitian di Indonesia.
Fahmi, Faizah. "Pembelajaran IPS Terpadu Yang Menyenangkan Dengan Pendekatan Konstruktivistik." Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 1.1 (2016): 6-13.
Nama : Sabila Rismawati
NPM : 2513032055
Menurut hasil analisis saya terhadap jurnal karya Buyung Syukron yang membahas mengenai model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sudah relevan dengan pendidikan saat ini. Topik pembahasan dalam jurnal ini meliputi konsep terpadu dari Pendidikan IPS, penjabaran peta kompetensi dasar, sampai ke model pelaksanaan pembelajaran dari Pendidikan IPS. Dalam jurnal ini membahas penyajian materi/bahan pembelajaran terpadu yang harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep mata pelajaran lainnya.
Namun untuk merealisasikan pembelajaran yang lebih baik lagi, maka saya lampirkan referensi jurnal yang membahas mengenai Pendidikan IPS.
Maysaroh, S., Sada, H. J., Susanti, A. (2025). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK : STUDI KASUS SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 5(1), 1-25.
Dalam jurnal ini membahas implementasi dari kurikulum merdeka yang ternyata mampu menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis berikan ternyata dibutuhkan strategis yang bervariasi untuk meningkatkan dalam jiwa kemandirian dalam proses belajar tersebut.
NPM : 2513032055
Menurut hasil analisis saya terhadap jurnal karya Buyung Syukron yang membahas mengenai model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sudah relevan dengan pendidikan saat ini. Topik pembahasan dalam jurnal ini meliputi konsep terpadu dari Pendidikan IPS, penjabaran peta kompetensi dasar, sampai ke model pelaksanaan pembelajaran dari Pendidikan IPS. Dalam jurnal ini membahas penyajian materi/bahan pembelajaran terpadu yang harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep mata pelajaran lainnya.
Namun untuk merealisasikan pembelajaran yang lebih baik lagi, maka saya lampirkan referensi jurnal yang membahas mengenai Pendidikan IPS.
Maysaroh, S., Sada, H. J., Susanti, A. (2025). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK : STUDI KASUS SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 5(1), 1-25.
Dalam jurnal ini membahas implementasi dari kurikulum merdeka yang ternyata mampu menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis berikan ternyata dibutuhkan strategis yang bervariasi untuk meningkatkan dalam jiwa kemandirian dalam proses belajar tersebut.
Nama: Kharisya Syifa Anindita
NPM: 2513032064
Menurut analisis saya artikel Buyung Syukron menekankan bahwa pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Model ini membuat siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna karena mampu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tujuan IPS yang ingin menumbuhkan kepedulian sosial serta kemampuan memecahkan masalah dalam masyarakat.
Namun, dalam praktiknya masih banyak kendala. Guru cenderung hanya menguasai satu bidang ilmu (misalnya sejarah saja atau geografi saja), sehingga sulit menerapkan pembelajaran terpadu. Selain itu, kurikulum di sekolah juga masih sering memisahkan materi berdasarkan disiplin ilmu. Karena itu Buyung Syukron menyarankan dua alternatif: pembelajaran dengan team teaching atau guru tunggal yang benar-benar menguasai IPS.
Pendapat ini didukung oleh penelitian Leo Agung (2006) yang meneliti implementasi IPS terpadu di SMP Surakarta, dimana ditemukan bahwa banyak sekolah belum melaksanakan pembelajaran terpadu sepenuhnya. Guru masih terkendala pemahaman konsep lintas disiplin dan terbiasa mengajar secara parsial. Selain itu, Nurdin & Usman (2002) juga menegaskan bahwa guru profesional perlu mampu mengimplementasikan kurikulum terpadu agar pembelajaran tidak hanya sebatas hafalan, melainkan melatih siswa berpikir kritis dan aplikatif.
NPM: 2513032064
Menurut analisis saya artikel Buyung Syukron menekankan bahwa pembelajaran IPS terpadu merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Model ini membuat siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna karena mampu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tujuan IPS yang ingin menumbuhkan kepedulian sosial serta kemampuan memecahkan masalah dalam masyarakat.
Namun, dalam praktiknya masih banyak kendala. Guru cenderung hanya menguasai satu bidang ilmu (misalnya sejarah saja atau geografi saja), sehingga sulit menerapkan pembelajaran terpadu. Selain itu, kurikulum di sekolah juga masih sering memisahkan materi berdasarkan disiplin ilmu. Karena itu Buyung Syukron menyarankan dua alternatif: pembelajaran dengan team teaching atau guru tunggal yang benar-benar menguasai IPS.
Pendapat ini didukung oleh penelitian Leo Agung (2006) yang meneliti implementasi IPS terpadu di SMP Surakarta, dimana ditemukan bahwa banyak sekolah belum melaksanakan pembelajaran terpadu sepenuhnya. Guru masih terkendala pemahaman konsep lintas disiplin dan terbiasa mengajar secara parsial. Selain itu, Nurdin & Usman (2002) juga menegaskan bahwa guru profesional perlu mampu mengimplementasikan kurikulum terpadu agar pembelajaran tidak hanya sebatas hafalan, melainkan melatih siswa berpikir kritis dan aplikatif.
referensi yang saya gunakan untuk mendukung:
Leo Agung, S. (2006). Implementasi Model Pembelajaran IPS Terpadu (Suatu Studi Evaluatif di SMP Kota Surakarta). Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(2).
Nurdin, S., & Usman, B. (2002). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers.
Nama : Jihan Artha Anjani
NPM : 2513032049
Jurnal ini membahas pentingnya belajar IPS menekankan pentingnya pembelajaran ilmu sosial di lingkungan sekitar, Model pembelajaran terpadu sangat penting dalam pendidikan karena memungkinkan siswa untuk belajar secara holistik dan otentik. Dalam mata pelajaran IPS, model ini membantu siswa memahami konsep-konsep seperti sejarah, geografi, dan ekonomi secara terintegrasi.
NPM : 2513032049
Jurnal ini membahas pentingnya belajar IPS menekankan pentingnya pembelajaran ilmu sosial di lingkungan sekitar, Model pembelajaran terpadu sangat penting dalam pendidikan karena memungkinkan siswa untuk belajar secara holistik dan otentik. Dalam mata pelajaran IPS, model ini membantu siswa memahami konsep-konsep seperti sejarah, geografi, dan ekonomi secara terintegrasi.
Implementasi model pembelajaran terpadu IPS memerlukan beberapa langkah, seperti memetakan kompetensi dasar, menentukan topik/tema, dan mengembangkan silabus. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan efektif.
Model pembelajaran terpadu IPS juga membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah sosial. Oleh karena itu, model ini sangat penting untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS di sekolah.
Saya menemukan jurnal terkait yaitu dari jurnal Nasution, T., & Lubis, M. A.
(2018). Konsep dasar IPS. Samudra Biru.
Dimana Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan mampu mengembangkan kemampuan bersosial pada setiap individu, kesadaran akan bermasyarakat dan tentunya kemampuan berbangsa dan bernegara dengan baik. Faktanya, kesadaran individu dalam memaknai kehidupan bersosial masih sangat disayangkan, hal ini dapat dilihat dari merosotnya karakter warga negara yang tidak mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara. Sikap acuh tak acuh menjadi hal yang biasa dalam bermasyarakat. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyampaian konsep dan teori ilmu pengetahuan sosial pada lembaga pendidikan.
Nama : Muhammad Fareal Al Fattah
Npm : 2513032060
Menurut pandangan saya setelah menganalisis jurnal tersebut model pembelajaran yang di lakukan sudah pas dan efektif. Dengan penekanan pada siswa aktif dalam menemukan konsep sendiri, model ini selaras dengan teori konstruktivisme. Ini bisa meningkatkan motivasi, pemahaman yang lebih dalam, dan kemampuan berpikir kritis dibandingkan pembelajaran yang pasif.
Karena pembelajaran di jenjang SD/MI masih membutuhkan dasar yang kuat, penerapan model terpadu yang memperhitungkan berbagai komponen (kognitif, afektif, kontekstual) dapat membantu membentuk landasan yang baik.
Namun tantangannya adalah Model terpadu seringkali menuntut guru memiliki kompetensi yang tinggi: penguasaan materi lintas bidang, kemampuan merancang pembelajaran integratif, dan keterampilan memfasilitasi siswa secara aktif. Jika guru belum siap, implementasi bisa terhambat. Mungkin artikel ini menyebutkannya, tapi ini adalah faktor umum yang perlu diperhatikan.
Suriyanti, Y., & Thoharudin, M. (2019). Pemanfaatan Media Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Guru IPS Terpadu
Npm : 2513032060
Menurut pandangan saya setelah menganalisis jurnal tersebut model pembelajaran yang di lakukan sudah pas dan efektif. Dengan penekanan pada siswa aktif dalam menemukan konsep sendiri, model ini selaras dengan teori konstruktivisme. Ini bisa meningkatkan motivasi, pemahaman yang lebih dalam, dan kemampuan berpikir kritis dibandingkan pembelajaran yang pasif.
Karena pembelajaran di jenjang SD/MI masih membutuhkan dasar yang kuat, penerapan model terpadu yang memperhitungkan berbagai komponen (kognitif, afektif, kontekstual) dapat membantu membentuk landasan yang baik.
Namun tantangannya adalah Model terpadu seringkali menuntut guru memiliki kompetensi yang tinggi: penguasaan materi lintas bidang, kemampuan merancang pembelajaran integratif, dan keterampilan memfasilitasi siswa secara aktif. Jika guru belum siap, implementasi bisa terhambat. Mungkin artikel ini menyebutkannya, tapi ini adalah faktor umum yang perlu diperhatikan.
Suriyanti, Y., & Thoharudin, M. (2019). Pemanfaatan Media Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Guru IPS Terpadu