CASE STUDY

CASE STUDY

Number of replies: 22

Dinas Kesehatan Kota Mandiri meluncurkan platform digital "SehatMandiri", yang bertujuan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan di seluruh Puskesmas dan Klinik milik pemerintah. Platform ini memungkinkan pasien untuk membuat janji, melihat rekam medis, dan menerima hasil lab secara online. Setelah 1 tahun implementasi, ditemukan bahwa:

  • Banyak Puskesmas belum menggunakan sistem secara penuh.
  • Terdapat data yang tidak sinkron antar fasilitas kesehatan.
  • Pengaduan masyarakat terkait keterlambatan pelayanan justru meningkat.

Dewan Pengawas meminta dilakukan audit kinerja terhadap efektivitas program digitalisasi ini.

Pertanyaan:

Analisislah penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan ini, dan rancang pendekatan audit berbasis data untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem SehatMandiri.


In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Dia Ravikasari -
Nama: Dia Ravikasari
NPM: 2313031067

Penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan "SehatMandiri" kemungkinan meliputi kurangnya pelatihan dan kesiapan sumber daya manusia di Puskesmas, kurangnya integrasi sistem yang menyebabkan data tidak sinkron antar fasilitas, serta keterbatasan infrastruktur teknologi dan manajemen perubahan yang belum optimal. Hal ini berdampak pada rendahnya pemanfaatan sistem, ketidaktepatan informasi, dan meningkatnya pengaduan keterlambatan layanan.

Pendekatan audit berbasis data untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem SehatMandiri dapat dirancang melalui langkah-langkah berikut:
1. Mengkaji dan mengumpulkan data penggunaan sistem dari seluruh fasilitas, termasuk tingkat pemanfaatan dan sinkronisasi data.
2. Analisis keluhan dan pengaduan masyarakat sebagai indikator masalah layanan.
3. Verifikasi kesiapan teknis dan SDM, termasuk pelatihan dan dukungan teknis yang tersedia.
4. Gunakan metodologi audit kinerja dengan fokus pada efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna.
5. Melakukan wawancara dan survei kepada staf dan pasien untuk menggali kendala operasional di lapangan.
6. Evaluasi proses bisnis dan integrasi sistem antar-fasilitas.
7. Berikan rekomendasi strategis seperti peningkatan pelatihan, perbaikan infrastruktur TI, dan penguatan manajemen perubahan.

Pendekatan ini akan memberikan gambaran objektif melalui data untuk meningkatkan fungsi, kinerja, serta penerimaan platform digital SehatMandiri dalam layanan kesehatan publik.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Tria febriana -
Nama : Tria febriana
Npm : 2313031077

Setelah satu tahun peluncuran platform digital "SehatMandiri" oleh Dinas Kesehatan Kota Mandiri, ditemukan bahwa sistem ini belum berjalan efektif seperti yang diharapkan. Banyak Puskesmas belum menggunakan sistem secara penuh, terjadi ketidaksinkronan data antara fasilitas kesehatan, dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan justru meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi sistem digital belum berhasil meningkatkan efisiensi maupun kualitas layanan kesehatan. Beberapa penyebab utama dapat diidentifikasi. Pertama, tingkat adopsi teknologi oleh Puskesmas masih rendah, yang bisa disebabkan oleh kurangnya pelatihan, infrastruktur yang tidak memadai, atau resistensi dari tenaga kesehatan terhadap perubahan sistem kerja. Kedua, sistem integrasi antar fasilitas belum berjalan optimal sehingga data pasien tidak terhubung secara otomatis, menyebabkan keterlambatan dan ketidakkonsistenan informasi. Ketiga, proses pelayanan belum disesuaikan dengan sistem digital baru, sehingga malah memperlambat alur kerja dibandingkan sebelumnya. Terakhir, kurangnya evaluasi secara berkala sejak awal implementasi menyebabkan berbagai masalah tidak segera terdeteksi dan ditangani.

Untuk menilai dan memperbaiki kinerja sistem "SehatMandiri", perlu dilakukan audit kinerja berbasis data. Audit ini bertujuan untuk mengetahui apakah platform digital tersebut benar-benar memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi dan pelayanan kepada masyarakat. Audit dilakukan dengan ruang lingkup seluruh Puskesmas dan klinik pemerintah yang menjadi target penerapan sistem, serta mencakup seluruh layanan utama seperti pendaftaran, janji temu, rekam medis, dan hasil laboratorium. Beberapa kriteria yang digunakan dalam audit meliputi: seberapa baik sistem berfungsi secara teknis, seberapa banyak dan seberapa sering digunakan oleh tenaga medis dan pasien, serta apakah waktu pelayanan dan tingkat kepuasan pasien mengalami peningkatan setelah sistem diterapkan. Data yang dikumpulkan dapat berupa catatan penggunaan sistem (log aktivitas), data pengaduan, hasil survei kepuasan pasien dan tenaga medis, serta wawancara langsung di lapangan.

Setelah data terkumpul, dilakukan analisis seperti membandingkan tingkat penggunaan antar fasilitas, mengidentifikasi pola pengaduan, dan mencari hubungan antara pelatihan, ketersediaan perangkat, dan keberhasilan implementasi sistem. Juga dilakukan pengambilan sampel rekam medis digital untuk melihat kelengkapan dan konsistensinya. Hasil audit ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa saja kendala utama dan di mana letak kekurangannya. Berdasarkan temuan awal, beberapa rekomendasi bisa diberikan, seperti: mengadakan pelatihan ulang dan pendampingan teknis bagi fasilitas yang belum maksimal, memperbaiki sistem integrasi agar data pasien dapat diakses lintas fasilitas secara real-time, menyesuaikan alur kerja layanan dengan sistem digital, serta membangun sistem pemantauan berkala agar perkembangan implementasi bisa dipantau secara langsung. Audit ini penting agar program digitalisasi benar-benar memberi dampak positif dan tidak hanya menjadi formalitas teknologi tanpa manfaat nyata.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Ar.Try Saputri -
NAMA : AR. TRY SAPUTRI
NOM : 2313031082

Rendahnya efektivitas implementasi program Sehat Mandiri disebabkan oleh beberapa faktor utama, seperti kurangnya kesiapan sumber daya manusia di Puskesmas, lemahnya integrasi dan sinkronisasi data antar fasilitas kesehatan, serta minimnya monitoring dan evaluasi berkala. Selain itu, adanya resistensi terhadap perubahan dan keterbatasan infrastruktur teknologi di beberapa daerah juga menghambat pemanfaatan sistem secara optimal.

Pendekatan audit berbasis data dapat dilakukan untuk menilai dan memperbaiki kinerja sistem ini. Langkahnya meliputi perencanaan audit dengan menentukan indikator kinerja utama, pengumpulan dan analisis data seperti log penggunaan sistem dan data pelayanan pasien, serta evaluasi efektivitas dan efisiensi program. Hasil audit kemudian disusun dalam laporan berisi temuan dan rekomendasi perbaikan, seperti peningkatan pelatihan SDM, standarisasi data, dan pemantauan berbasis dashboard. Dengan cara ini, kinerja program digitalisasi dapat ditingkatkan secara terukur dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Rahma Noviyana -
Nama: Rahma Noviyana
NPM: 2313031060

Penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi kesehatan "SehatMandiri" adalah kurangnya penerapan sistem secara penuh di Puskesmas, ketidaksinkronan data antar fasilitas, dan meningkatnya keluhan keterlambatan layanan. Faktor penyebab ini dapat berasal dari kurangnya pelatihan, resistensi pegawai, kekurangan infrastruktur TI, dan lemahnya integrasi data.

Pendekatan audit berbasis data yang efektif mencakup pemantauan tingkat penggunaan platform secara rinci, audit trail untuk integritas dan keamanan data, analisis pengaduan masyarakat secara kuantitatif dan kualitatif, serta pengujian interoperabilitas sistem. Dari hasil audit, rekomendasi harus fokus pada peningkatan pelatihan SDM, pengembangan infrastruktur TI, standarisasi data, dan penguatan prosedur sinkronisasi.

Dengan cara ini, audit akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi serta mendukung perbaikan berkelanjutan dalam pengelolaan layanan digital sehingga layanan kesehatan menjadi lebih responsif dan terintegrasi (Gupta & Sharma, 2020).
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Suerna 2313031081 -
NAMA: SUERNA
NPM: 2313031081

Rendahnya efektivitas implementasi platform digital “SehatMandiri” disebabkan oleh beberapa faktor utama. Dari sisi teknis, integrasi data antar fasilitas kesehatan belum optimal sehingga rekam medis dan hasil laboratorium sering tidak sinkron, ditambah keterbatasan infrastruktur jaringan dan sistem yang belum stabil. Dari sisi sumber daya manusia, banyak tenaga kesehatan belum terlatih dan masih enggan beralih dari sistem manual ke digital. Secara manajerial, kurangnya monitoring, koordinasi antar unit, serta belum adanya SOP terpadu juga memperburuk penerapan sistem. Selain itu, tampilan dan pengalaman pengguna yang kurang ramah menyebabkan masyarakat kesulitan mengakses layanan, sehingga keluhan justru meningkat.

Untuk mengatasinya, diperlukan audit berbasis data yang terstruktur guna mengevaluasi kinerja sistem. Audit ini dapat dimulai dengan menetapkan indikator seperti tingkat penggunaan sistem, keakuratan data, waktu pelayanan, kepuasan pengguna, serta jumlah pengaduan. Data dikumpulkan dari log sistem, survei, dan laporan pengaduan, kemudian dianalisis untuk menemukan hubungan antara penggunaan sistem dengan efektivitas layanan. Audit lapangan juga penting untuk memvalidasi data digital dengan kondisi nyata di fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil audit, perlu dilakukan pelatihan SDM, standarisasi SOP, peningkatan infrastruktur TI, serta perbaikan tampilan sistem. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kinerja “SehatMandiri” dapat meningkat dan benar-benar mendukung transformasi digital layanan kesehatan secara menyeluruh.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Wina Nadia Maratama -
Nama: Wina Nadia Maratama
NPM: 2313031070
Menurut saya, penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan SehatMandiri ini kemungkinan besar berasal dari beberapa hal yang saling berkaitan. Pertama, kurangnya kesiapan sumber daya manusia di lapangan, terutama tenaga kesehatan di Puskesmas dan Klinik, dalam mengoperasikan sistem digital. Banyak dari mereka mungkin belum terbiasa dengan teknologi baru, sehingga penerapan sistem tidak berjalan maksimal.

Kedua, aspek infrastruktur dan integrasi data juga tampaknya menjadi masalah. Kalau data antar fasilitas kesehatan tidak sinkron, berarti sistemnya belum terhubung secara optimal, bisa jadi karena perbedaan jaringan, versi perangkat lunak, atau belum ada standar baku dalam penginputan data.

Ketiga, manajemen perubahan (change management) yang kurang efektif juga bisa jadi penyebab. Saat sistem baru diterapkan, biasanya dibutuhkan pendampingan, pelatihan, dan pengawasan intensif agar pengguna merasa terbantu, bukan terbebani. Jika hal ini tidak dilakukan dengan baik, maka resistensi terhadap sistem akan muncul, dan hasilnya sistem tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Nah, untuk pendekatan audit berbasis data, langkah awal yang bisa dilakukan adalah:

1. Analisis data penggunaan sistem mengumpulkan log aktivitas pengguna dari tiap Puskesmas untuk melihat seberapa sering sistem digunakan, fitur mana yang paling dan paling jarang diakses, serta waktu respon sistem.
2. Audit kualitas data memeriksa kesesuaian dan kelengkapan data pasien, hasil lab, dan jadwal pelayanan untuk mengidentifikasi di mana titik ketidaksinkronan terjadi.
3. Survei kepuasan dan wawancara pengguna baik dari sisi tenaga medis maupun pasien, untuk mendapatkan gambaran nyata tentang kendala yang mereka hadapi.
4. Benchmarking membandingkan performa SehatMandiri dengan sistem serupa di daerah lain agar bisa diketahui gap-nya.
5. Analisis efektivitas layanan mengaitkan data digital (misalnya waktu pelayanan, tingkat keluhan, dan jumlah kunjungan) sebelum dan sesudah digitalisasi untuk melihat dampaknya secara nyata.

Dari hasil audit itu, rekomendasi bisa diarahkan pada penguatan pelatihan SDM, penyempurnaan integrasi sistem, dan peningkatan manajemen data agar platform Sehat mandiri bisa benar-benar membantu meningkatkan mutu layanan kesehatan di Kota Mandiri.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by CLARA KELVIANA KERIN 2313031064 -
Nama: Clara Kelviana Kerin
NPM : 2313031064

Analisis Penyebab Rendahnya Efektivitas Implementasi Digitalisasi Layanan Kesehatan "Sehat Mandiri"

Rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan "Sehat Mandiri" disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang belum memadai. Banyak Puskesmas belum memiliki perangkat keras dan jaringan internet yang stabil untuk mendukung sistem digital, serta kurangnya pelatihan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam menggunakan teknologi baru. Kedua, kurangnya sosialisasi dan edukasi yang efektif kepada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai manfaat dan cara penggunaan platform, sehingga pemahaman dan pemanfaatan sistem masih rendah. Ketiga, masalah integrasi sistem yang menyebabkan data tidak sinkron antar fasilitas kesehatan, serta kurangnya standarisasi data yang mempersulit proses integrasi dan analisis.

Pendekatan Audit Berbasis Data untuk Meningkatkan Kinerja Sistem SehatMandiri

Untuk meningkatkan kinerja sistem SehatMandiri, pendekatan audit berbasis data dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, pengumpulan data yang komprehensif meliputi data penggunaan sistem, kinerja pelayanan, teknis sistem, dan sumber daya. Kedua, analisis data yang mendalam menggunakan metode deskriptif, komparatif, korelasi, dan regresi untuk mengidentifikasi pola penggunaan, kinerja, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem. Ketiga, identifikasi masalah utama berdasarkan analisis data dan memberikan rekomendasi yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) untuk mengatasi masalah tersebut.

Implementasi, Monitoring, Evaluasi, dan Perbaikan Berkelanjutan

Setelah rekomendasi diberikan, langkah selanjutnya adalah implementasi dan monitoring secara berkala untuk memantau kinerja sistem dan dampak dari implementasi rekomendasi. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk mengukur efektivitas implementasi rekomendasi dan mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik. Terakhir, perbaikan berkelanjutan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi untuk memastikan sistem selalu relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta melibatkan tenaga kesehatan dan masyarakat dalam proses audit dan perbaikan sistem.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Ranum Sri Rahayu -
Nama : Ranum Sri Rahayu
NPM : 2313031074

Berikut analisis penyebab rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan dan rancangan pendekatan audit berbasis data untuk mengevaluasi serta meningkatkan kinerja sistem SehatMandiri.

Disebabkan oleh rendahnya efektivitas implementasi platform SehatMandiri disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, banyak Puskesmas belum menggunakan sistem secara penuh karena kurangnya pelatihan, sosialisasi, dan tidak adanya pengawasan penggunaan. Hal ini menunjukkan lemahnya manajemen perubahan serta rendahnya kesiapan SDM dalam beradaptasi dengan sistem digital. Kedua, ketidaksinkronan data antar fasilitas kesehatan dapat disebabkan oleh infrastruktur teknologi yang belum merata, prosedur input data yang tidak seragam, serta gangguan teknis pada integrasi sistem. Ketiga, meningkatnya keluhan masyarakat menunjukkan bahwa proses layanan menjadi lebih lambat, kemungkinan akibat beban kerja petugas yang bertambah, kesulitan mengoperasikan sistem, atau sistem yang tidak sepenuhnya sesuai dengan alur layanan di lapangan.

Pendekatan Audit Berbasis Data
Audit kinerja berbasis data dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Auditor pertama-tama menetapkan kriteria kinerja, seperti tingkat penggunaan sistem, kualitas sinkronisasi data, waktu pelayanan, dan kepuasan pengguna. Selanjutnya auditor mengumpulkan data dari log sistem, data rekam medis, laporan kunjungan, dan pengaduan masyarakat. Data ini dianalisis untuk melihat pola penggunaan, lokasi terjadinya error, dan ketidaksesuaian input data. Auditor kemudian melakukan konfirmasi lapangan melalui wawancara dan observasi untuk memahami penyebab operasional di balik temuan data.

Selain itu, auditor menilai apakah infrastruktur seperti jaringan internet dan server mendukung penggunaan sistem. Berdasarkan hasil analisis, auditor menyusun rekomendasi seperti peningkatan pelatihan SDM, perbaikan integrasi sistem, standardisasi prosedur input data, dan monitoring penggunaan secara berkala. Pendekatan ini memastikan audit memberikan gambaran objektif dan membantu meningkatkan efektivitas program digitalisasi kesehatan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Ika Rahmadhani -
Nama: Ika Rahmadhani
Npm: 2310301072

Implementasi platform digital "SehatMandiri" masih kurang efektif karena beberapa penyebab utama, yaitu rendahnya pemanfaatan sistem oleh banyak Puskesmas akibat kurangnya pelatihan dan kompetensi operator, resistensi terhadap perubahan, serta infrastruktur teknologi yang tidak merata sehingga menyebabkan data tidak sinkron antar fasilitas kesehatan. Selain itu, proses bisnis lama masih digunakan bersamaan dengan sistem baru sehingga terjadi duplikasi pekerjaan, sementara standar validasi data dan mekanisme pengawasan digital belum diterapkan secara konsisten. Akibatnya, waktu layanan menjadi lebih lambat dan keluhan masyarakat meningkat. Untuk mengevaluasi dan memperbaiki kondisi ini, audit kinerja berbasis data perlu dilakukan dengan menetapkan indikator kinerja digital seperti tingkat penggunaan sistem, akurasi dan konsistensi data, waktu layanan, tingkat kepuasan pengguna, serta performa teknis sistem. Audit dapat memanfaatkan analisis log sistem, penilaian kualitas data, data analytics terhadap transaksi penggunaan, serta survei kepada petugas dan masyarakat. Selanjutnya, hasil evaluasi harus digunakan untuk mengidentifikasi akar masalah melalui teknik analitis seperti root cause analysis dan menetapkan rekomendasi berbasis data, seperti peningkatan pelatihan SDM, standardisasi sistem, re-engineering proses layanan agar digital menjadi alur utama, serta pembangunan dashboard monitoring real-time. Langkah-langkah ini akan memperkuat efektivitas SehatMandiri dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan publik secara keseluruhan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Nazwa Devita Mawarni -
Nama : Nazwa Devita Mawarni
NPM : 2313031071

Analisis Penyebab Rendahnya Efektivitas Program Digitalisasi "SehatMandiri"
Rendahnya efektivitas program SehatMandiri kemungkinan terjadi karena beberapa faktor. Pertama, banyak Puskesmas belum memakai sistem secara maksimal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pelatihan, resistensi dari tenaga kesehatan yang belum terbiasa dengan teknologi baru, atau fasilitas yang belum siap secara infrastruktur (misalnya internet lambat atau perangkat kurang memadai).
Kedua, munculnya data yang tidak sinkron antar fasilitas menunjukkan bahwa integrasi sistem belum berjalan dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena perbedaan format input data, sistem lama yang masih dipakai bersamaan, atau tidak adanya standar operasional yang jelas mengenai pencatatan dan pembaruan data. Akibatnya, informasi pasien bisa berbeda antara Puskesmas dan Klinik.
Ketiga, meningkatnya keluhan masyarakat terkait keterlambatan pelayanan dapat terjadi karena tenaga kesehatan kesulitan beradaptasi dengan sistem baru, sehingga proses administrasi justru menjadi lebih lambat. Bisa juga karena bug atau tampilan aplikasi yang kurang user-friendly, sehingga membuat proses input dan akses data menjadi lebih lama dari sistem manual sebelumnya.

Pendekatan Audit Berbasis Data untuk Mengevaluasi dan Meningkatkan Sistem "SehatMandiri"
Untuk melakukan audit kinerja berbasis data, pendekatannya bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
1. Analisis Penggunaan Sistem (System Usage Analytics)
Mengumpulkan data log pengguna dari setiap Puskesmas seperti seberapa sering login, fitur apa yang paling sering dipakai, dan bagian mana yang jarang atau tidak pernah digunakan. Ini membantu melihat tingkat pemanfaatan sistem oleh tenaga kesehatan.
2. Evaluasi Kualitas dan Konsistensi Data
Memeriksa apakah data pasien yang ada di platform sudah lengkap, sesuai, dan konsisten antar fasilitas. Hal ini bisa dilakukan dengan teknik data profiling, seperti mengecek duplikasi, data kosong, atau perbedaan format antar fasilitas.
3. Pengukuran Waktu Pelayanan
Mengumpulkan data waktu pelayanan sebelum dan sesudah penggunaan SehatMandiri. Misalnya waktu pendaftaran, waktu menunggu, hingga waktu menerima hasil lab. Dari sini bisa dilihat apakah sistem benar-benar mempercepat pelayanan atau justru menambah hambatan.
4. Survei Kepuasan Pengguna (Pasien dan Tenaga Kesehatan)
Menggunakan kuesioner digital untuk mengetahui pengalaman menggunakan platform, apa yang membingungkan, apa yang menghambat, dan apa yang perlu diperbaiki. Data ini akan sangat membantu untuk perbaikan fitur.
5. Audit Kepatuhan (Compliance Check)
Memeriksa apakah setiap fasilitas kesehatan mengikuti SOP terkait penggunaan platform. Misalnya SOP input data, update rekam medis, dan penggunaan fitur appointment. Ketidakpatuhan dapat menjadi penyebab utama ketidaksinkronan data.
6. Analisis Infrastruktur dan Kesiapan Teknologi
Mengevaluasi kualitas jaringan internet, perangkat komputer, dan kesiapan server. Data downtime atau error log bisa digunakan untuk mengetahui apakah masalah teknis menjadi penyebab lambatnya pelayanan.
7. Merekomendasikan Perbaikan Berbasis Temuan Data
Misalnya:
a. Pelatihan ulang bagi fasilitas yang tingkat pemakaiannya rendah,
b. Penerapan standar input data supaya tidak ada lagi data tidak sinkron,
c. Perbaikan tampilan aplikasi agar lebih mudah digunakan,
d. Peningkatan server atau jaringan jika ditemukan banyak error atau lambat.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Andani Tanemu -
Andani Tanemu 2313031078

1. Analisis Penyebab Utama Rendahnya Efektivitas Implementasi

a. Rendahnya adopsi dan kompetensi SDM
Banyak Puskesmas tidak menggunakan sistem secara penuh karena kurang pelatihan, beban kerja tinggi, serta resistensi terhadap perubahan dari sistem manual ke digital.
b. Infrastruktur teknologi belum merata
Beberapa fasilitas kesehatan memiliki koneksi internet lemah, perangkat komputer tidak memadai, atau sistem sering mengalami gangguan.
c. Integrasi sistem yang lemah sehingga data tidak sinkron
Format data antar fasilitas tidak seragam, mekanisme sinkronisasi belum optimal, dan terdapat kelemahan pada database atau API yang menyebabkan ketidaksesuaian data.
d. Proses bisnis belum disesuaikan dengan sistem digital
Alur pelayanan masih mencampur sistem manual dan digital, menyebabkan input data ganda, backlog, dan keterlambatan pencatatan.
e. Kurangnya edukasi kepada masyarakat
Pasien tidak memahami cara menggunakan fitur pemesanan janji atau melihat hasil lab online, sehingga antrean tetap menumpuk.
f. Lemahnya monitoring dan evaluasi
Tidak ada dashboard kinerja real-time, tidak ada indikator kepatuhan, serta belum ada mekanisme reward dan punishment bagi Puskesmas yang tidak mematuhi penggunaan sistem.

2. Pendekatan Audit Kinerja Berbasis Data

A. Audit Input (kesiapan sumber daya)
Data yang dianalisis:
* Kondisi perangkat, jaringan, dan server
* Tingkat pelatihan SDM dan kompetensinya
* Kesiapan beban kerja dan dukungan manajemen

Metode:
* Survei SDM
* Analisis log perangkat dan jaringan
* Wawancara pimpinan Puskesmas

B. Audit Proses (implementasi dan kepatuhan penggunaan)
Data yang dikumpulkan:
* Log penggunaan aplikasi (frekuensi login, modul yang diakses, kelengkapan input data)
* Kesesuaian penggunaan sistem dengan SOP
* Data error, downtime, dan durasi pemulihan

Teknik audit:
* Process mining untuk melihat kesesuaian alur kerja
* Skoring kepatuhan antar fasilitas kesehatan
* Analisis tata kelola data selama proses pelayanan

C. Audit Output dan Outcome (hasil dan dampak)
Indikator yang dinilai:
* Waktu tunggu pasien, keterlambatan pelayanan, tingkat pemesanan online
* Tingkat sinkronisasi data dan jumlah data duplikat
* Tren pengaduan masyarakat dan tingkat kepuasan

Teknik analisis:
* Analisis statistik dan tren
* Sentiment analysis dari pengaduan online
* Penyusunan dashboard audit untuk memantau kinerja secara berkala

3. Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan Hasil Audit

a. Meningkatkan pelatihan dan pendampingan SDM secara berkala
b. Menstandarkan format data dan memperkuat integrasi sistem
c. Memperbaiki infrastruktur TI seperti jaringan, server, dan perangkat
d. Menyesuaikan SOP agar fokus pada sistem digital tanpa proses ganda
e. Memberikan reward dan punishment untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan
f. Meningkatkan edukasi masyarakat mengenai penggunaan aplikasi
g. Menyusun dashboard monitoring untuk evaluasi real-time
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Sinthia 2313031063 -
Nama: Sinthia Wardani
NPM: 2313031063

Penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi sistem sehat mandiri kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, seperti kurangnya pelatihan bagi pegawai puskesmas sehingga mereka belum mampu menggunakan sistem dengan optimal, infrastruktur teknologi yang belum merata sehingga terjadi ketidaksinkronan data, serta proses kerja yang belum sepenuhnya menyesuaikan dengan sistem digital sehingga pelayanan justru melambat. Untuk mengevaluasi masalah ini, audit kinerja berbasis data dapat dilakukan dengan mengumpulkan data penggunaan sistem, seperti jumlah login petugas, frekuensi input data, kecepatan sinkronisasi, serta jumlah keluhan masyarakat. Data ini kemudian dianalisis untuk melihat pola, misalnya Puskesmas mana yang paling rendah tingkat adopsinya atau bagian sistem mana yang paling sering mengalami error. Auditor juga dapat membandingkan waktu pelayanan sebelum dan sesudah menggunakan platform. Berdasarkan hasil tersebut, auditor dapat memberikan rekomendasi perbaikan yang lebih tepat, seperti peningkatan pelatihan, pembaruan infrastruktur, atau penyederhanaan alur pelayanan agar sistem sehat mandiri benar-benar membantu mempercepat dan mempermudah layanan kesehatan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Nazrey Aditya Riandi -
NAMA: NAZREY ADITYA RIANDI
2313031080

Rendahnya efektivitas implementasi platform SehatMandiri terutama disebabkan oleh rendahnya kesiapan dan kompetensi SDM di Puskesmas, lemahnya integrasi sistem dan infrastruktur teknologi yang menyebabkan data tidak sinkron, ketidaksiapan proses kerja untuk beralih ke sistem digital, serta kurangnya pengawasan dan komitmen manajerial dalam memastikan penggunaan sistem secara penuh. Untuk mengatasinya, audit kinerja perlu dilakukan dengan pendekatan berbasis data melalui penetapan indikator kinerja seperti tingkat pemanfaatan sistem, kecepatan pelayanan, sinkronisasi data, dan tingkat pengaduan masyarakat, kemudian mengumpulkan data langsung dari sistem (log penggunaan, waktu respons, dan error data) yang diperkuat dengan observasi dan survei. Data tersebut dianalisis dengan membandingkan kinerja antar Puskesmas dan kondisi sebelum dan sesudah digitalisasi untuk menemukan akar masalah secara objektif, lalu dirumuskan rekomendasi perbaikan seperti pelatihan intensif, perbaikan infrastruktur, penyederhanaan alur layanan, serta penerapan insentif dan sanksi berbasis kinerja, yang selanjutnya dipantau melalui dashboard kinerja secara berkelanjutan.