FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

Number of replies: 14


                                                                                       A

Forum ini disediakan untuk berdiskusi dan berbagi mengenai materi  yang sedang dipelajari. 

Silahkan berpartisipasi aktif pada forum ini untuk memperdalam pemahaman Saudara mengenai materi yang telah disampaikan di atas.

Petunjuk diskusi kelompok:

  1. Kelompok yang mendapatkan giliran untuk memaparkan materi  sesuai dengan Topik Bahasan menyiapkan makalah dan media presentasi berupa PPT/LINK POWTOON untuk diunggah dalam forum ini. Cara mengunggah: klik reply, lalu ketik nama kelompok. Kemudian, unggah file Makalah dan PPT dengan mengklik advanced seperti gambar di bawah.
  2. Mahasiswa lainnya pada hari pertemuan memahami materi presentasi dan materi makalah dan dipersilahkan untuk bertanya,  terkait materi tersebut atau hal-hal lain yang berhubungan dengan materi yang ditampilkan oleh pemateri. Cara bertanya dan berdiskusi: Mahasiswa me-reply pada topik yang disediakan kemudian menuliskan nama dan NPM serta pertanyaan atau berupa tanggapan.
  3. Kelompok pemateri merangkum pertanyaan dan jawaban pada akhir pembelajaran dan dikirimkan di form diskusi ini.
  4. Selamat berdiskusi dan tetap semangat.

zz





In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273 -

Kelompok 4

Ellena Aulia Yunika Putri (2213053273)

Mery Nurkhaliza (2213053009)

Samsul Maarif (2213053272)

Yurma Vadelta (2213053035)

In reply to Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Putri Azzahra 2213053058 -
Nama : Putri Azzahra
Npm : 2213053058

Izin bertanya
Menurut rekan-rekan kelompok 4, Dalam konteks pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, seberapa penting pemahaman konteks budaya dalam pembuatan bahan ajar, dan bagaimana cara mengintegrasikan unsur-unsur budaya lokal ke dalam bahan ajar tersebut?

Terimakasih
In reply to Putri Azzahra 2213053058

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Yurma Vadelta 2213053035 -
Nama : Yurma Vadelta
NPM : 2213053035

izin menjawab pertanyaan dari putri azzahra. menurut pendapat kelompok kami pemahaman konteks budaya sangat lah penting dalam pendidikan bahasa dan sastra Indonesia karena bahasa tidak terpisahkan dari budaya. Integrasi unsur-unsur budaya lokal dalam bahan ajar dapat meningkatkan relevansi dan daya tarik pembelajaran, serta memperdalam pemahaman siswa tentang konteks penggunaan bahasa.

Pentingnya Pemahaman Konteks Budaya:
1. Relevansi Pembelajaran.
Memahami budaya lokal membantu siswa mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari mereka, menjadikan pembelajaran lebih berarti.
2. Peningkatan Keterampilan Komunikasi.
Menggunakan konteks budaya dalam pembelajaran bahasa mendukung penguasaan bahasa secara lebih alami dan efektif.
3.Pengembangan Identitas.
Memperkenalkan budaya lokal membantu siswa membangun identitas diri dan menghargai warisan budaya mereka.

Cara Mengintegrasikan Unsur-unsur Budaya Lokal :
1. Penggunaan Cerita Rakyat dan Folklore.
Masukkan cerita rakyat atau legenda lokal ke dalam materi ajar untuk memberikan contoh penggunaan bahasa yang hidup dan kontekstual.
2. Kegiatan Praktis.
Adakan proyek atau kegiatan yang melibatkan seni dan kerajinan lokal, seperti batik atau musik tradisional, untuk mengajarkan kosakata dan struktur bahasa.
3. Diskusi dan Analisis Sastra.
Gunakan karya sastra lokal untuk analisis, diskusi, dan penulisan. Ini dapat membantu siswa memahami tema, simbol, dan nilai-nilai budaya.
4. Penggunaan Media Lokal.
Sertakan film, lagu, atau media sosial yang mencerminkan budaya lokal untuk memberikan konteks yang lebih luas tentang penggunaan bahasa.
5. Kolaborasi dengan Komunitas.
Ajak penutur asli atau tokoh budaya setempat untuk berbagi pengalaman dan cerita, sehingga siswa mendapatkan perspektif langsung tentang bahasa dan budaya.

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami dan menghargai kekayaan budaya yang menyertainya.
In reply to Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by VITA MULYASARI 2213053080 -
Nama: Vita Mulyasari
NPM : 2213053080

Izin bertanya, Bagaimana memastikan bahwa bahan ajar Kurikulum Merdeka dapat diakses oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan atau berada di daerah terpencil? Serta bagaimana cara memastikan bahwa bahan ajar Kurikulum Merdeka dapat mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah pada siswa.

Terimakasih.
In reply to VITA MULYASARI 2213053080

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Mery Nurkhaliza 2213053009 -
Nama: Mery Nurkhaliza
NPM: 2213053009

Izin menjawab pertanyaan saudari Vita Mulyasari,
Untuk memastikan bahwa bahan ajar Kurikulum Merdeka dapat diakses oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan atau berada di daerah terpencil, serta memastikan bahwa bahan ajar tersebut mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah pada siswa, terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan.

A. Aksesibilitas Bahan Ajar untuk Semua Peserta Didik
1. Pengembangan Bahan Ajar yang Inklusif
- Bahan Ajar untuk Siswa dengan Keterbatasan: Bahan ajar perlu disediakan dalam berbagai format untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan disabilitas. Misalnya, menyediakan bahan dalam bentuk audio bagi siswa tunanetra, atau video dengan bahasa isyarat dan subtitle bagi siswa tunarungu. Penggunaan teknologi seperti screen readers untuk siswa dengan gangguan penglihatan juga bisa diterapkan.
- Aksesibilitas Teknologi: Gunakan teknologi pendidikan yang mendukung aksesibilitas, seperti aplikasi yang ramah disabilitas, perangkat yang dilengkapi dengan fitur aksesibilitas, dan penggunaan teks alternatif untuk gambar dalam bahan ajar digital.
2. Modul Cetak dan Media Alternatif
- Untuk Daerah Terpencil: Di daerah dengan keterbatasan akses internet, bahan ajar perlu disediakan dalam bentuk cetak atau melalui media seperti radio, TV pendidikan, atau modul audio-visual dalam bentuk CD/DVD. Ini memastikan bahwa meskipun teknologi digital terbatas, bahan ajar tetap bisa diakses.
- Pembelajaran Offline: Penggunaan aplikasi dan platform yang dapat diakses secara offline juga penting untuk daerah yang tidak memiliki akses internet stabil.
3. Dukungan Infrastruktur
- Kolaborasi dengan Pemerintah dan Swasta: Pemerintah dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan perangkat teknologi seperti laptop, tablet, atau modul cetak ke daerah-daerah terpencil. Selain itu, peningkatan infrastruktur internet di wilayah-wilayah tersebut juga perlu diprioritaskan.
- Pelatihan Guru dan Tenaga Pengajar: Guru perlu dilatih untuk menyesuaikan bahan ajar dengan kebutuhan siswa, baik di daerah terpencil maupun dengan keterbatasan, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif.
4. Pendekatan Fleksibel dan Kontekstual
- Penyesuaian dengan Kebutuhan Lokal: Sekolah di daerah terpencil dapat menyesuaikan materi ajar dengan sumber daya lokal dan kearifan budaya setempat, sehingga tetap relevan dan mudah dipahami oleh peserta didik di lingkungan tersebut.

B. Mendukung Pengembangan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Pemecahan Masalah
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
- Bahan ajar Kurikulum Merdeka dapat dirancang dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa terlibat langsung dalam proyek yang membutuhkan pemecahan masalah nyata, kolaborasi, dan inovasi. Ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta memberikan pengalaman praktis dalam menerapkan pengetahuan mereka.
2. Penggunaan Pendekatan Inkuiri dan Eksploratif
- Kurikulum Merdeka mendukung pendekatan inkuiriyang mendorong siswa untuk bertanya, mengeksplorasi, dan menemukan jawaban melalui penelusuran mendalam. Bahan ajar perlu dirancang untuk memicu rasa ingin tahu, memberikan ruang bagi siswa untuk bereksperimen, dan melibatkan mereka dalam kegiatan diskusi yang merangsang berpikir kritis.
3. Pengintegrasian Problem-Solving dan Case Study
- Studi Kasus dan Pemecahan Masalah: Bahan ajar yang mencakup studi kasus dan situasi masalah dari dunia nyata dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Misalnya, siswa diminta untuk menganalisis situasi, membuat hipotesis, dan merancang solusi, yang semuanya mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
4. Penggunaan Media Kreatif dan Interaktif
- Media pembelajaran yang interaktif, seperti simulasi, permainan edukatif, atau alat bantu visual, dapat merangsang kreativitas siswa. Selain itu, mendorong penggunaan teknologi digital untuk tugas-tugas kreatif seperti membuat video, animasi, atau presentasi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.
5. Umpan Balik yang Konstruktif
- Guru perlu memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif terkait proses berpikir siswa dalam menyelesaikan tugas. Umpan balik yang tepat akan membantu siswa memahami cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka.
6. Pemberian Tantangan Berjenjang
- Tugas dan bahan ajar dapat disusun dengan tingkat kesulitan yang berjenjang untuk mendorong siswa terus berpikir lebih dalam dan kreatif dalam menyelesaikan tantangan. Hal ini akan membantu siswa mengasah keterampilan berpikir logis dan kreatif secara berkelanjutan.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi tersebut, bahan ajar Kurikulum Merdeka akan dapat diakses oleh semua peserta didik dan efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah pada siswa.
In reply to Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by ARCILIA INTAN PERMADANI 2213053041 -
Nama : Arcilia Intan Permadani
NPM : 2213053041

Izin bertanya
Bagaimana bahan ajar ini mengintegrasikan elemen-elemen bahasa (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis) dan apakah dalam pembuatan bahan ajar mempertimbangkan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi literasi digital, misalnya melalui penggunaan media elektronik atau teknologi pendidikan?
In reply to ARCILIA INTAN PERMADANI 2213053041

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273 -
Nama : Ellena Aulia Yunika Putri
NPM : 2213053273

izin menjawab pertanyaan dari saudari Arcilia,
Integrasi Elemen Bahasa dan Eksplorasi Literasi Digital dalam Bahan Ajar
Untuk memastikan bahan ajar mengintegrasikan keempat elemen bahasa secara efektif, pertimbangkan hal-hal berikut:
1. Mendengar, dengan cara menyertakan berbagai jenis audio seperti lagu daerah, dongeng, atau pidato. Bisa juga dengan menggunakan aktivitas mendengarkan untuk melatih pemahaman, kosakata, dan intonasi. Selain itu juga dengan mengadakan diskusi setelah mendengarkan untuk memperdalam pemahaman.
2. Berbicara: dengan cara menyediakan kesempatan bagi siswa untuk bercerita, berdialog, atau mempresentasikan hasil belajar. Menggunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa berpikir kritis dan mengekspresikan ide.
3. Membaca: dengan cara memvariasikan jenis teks bacaan, mulai dari cerita pendek, puisi, hingga artikel. Menggunakan teknik membaca nyaring dan membaca dalam hati. Mengadakan kegiatan membaca bersama dan diskusi kelompok.
4. Menulis, dengan memberikan tugas menulis yang bervariasi, seperti menulis cerita pendek, surat, atau laporan. Lalu memberikan umpan balik yang konstruktif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Untuk mempertimbangkan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi literasi digital, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Manfaatkan e-book, video pembelajaran, dan presentasi interaktif.
2. Menggunakan aplikasi pembelajaran yang sesuai dengan usia dan minat siswa.
3. Menggunakan blog, forum diskusi, atau media sosial untuk berbagi informasi dan berkolaborasi.
4. Menggunakan perangkat lunak pengolah kata dan presentasi untuk meningkatkan produktivitas siswa.
5. Mengajarkan kepada siswa cara mencari informasi yang relevan di internet.
6. Mengajarkan kepada siswa tentang cara mengevaluasi sumber informasi.
7. Mengajarkan kepada siswa tentang cara membuat konten digital yang kreatif dan bertanggung jawab.

Contoh Penerapan

Misalnya, dalam mempelajari tema "Lingkungan Hidup", bahan ajar dapat dirancang sebagai berikut:
1. Mendengar ,seperti siswa mendengarkan lagu daerah tentang alam dan diskusikan makna liriknya.
2. Berbicara, seperti siswa berdiskusi dalam kelompok kecil tentang masalah lingkungan di sekitar mereka dan mencari solusi.
3. Membaca, seperti siswa membaca artikel tentang pentingnya menjaga lingkungan dan membuat ringkasan.
4. Menulis, seperti siswa menulis surat kepada kepala desa untuk menyampaikan usulan perbaikan lingkungan.
5. Dalam literasi digital, siswa membuat video pendek tentang kampanye menjaga lingkungan dan mengunggahnya ke media sosial.

Meskipun penting untuk mengintegrasikan teknologi, jangan lupakan pentingnya pembelajaran tatap muka dan interaksi sosial. Kombinasikan penggunaan teknologi dengan aktivitas pembelajaran tradisional untuk menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan bermakna.
In reply to Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Putri sahapani 2213053236 -
Nama: Putri Sahapani
Npm: 2213053236

Izin bertanya, pertanyaan saya mengenai bahan ajar yang dapat berupa digital maupun tradisional apakah ada strategi tertentu yang dapat membuat bahan ajar menjadi lebih efektif dalam pengintegrasiannya baik bahan ajar digital maupun tradisional dalam meningkatkan pemahaman siswa?
In reply to Putri sahapani 2213053236

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Yurma Vadelta 2213053035 -
Nama : Yurma Vadelta
NPM : 2213053035

izin menjawab pertanyaan dari putri sahapani, tentu terdapat beberapa strategi yang dapat meningkatkan efektivitas pengintegrasian bahan ajar digital dan tradisional. Pertama, penting untuk memastikan bahwa kedua jenis bahan ajar saling melengkapi. Misalnya, gunakan buku teks untuk memberikan konsep dasar, kemudian dukung dengan video atau simulasi interaktif untuk memperdalam pemahaman. Kedua, sesuaikan gaya belajar siswa. Beberapa siswa mungkin lebih suka belajar melalui teks, sementara yang lain lebih memahami melalui visual atau pengalaman praktis. Dengan menyediakan variasi bahan ajar, siswa dapat memilih cara yang paling sesuai untuk mereka. Ketiga, dorong kolaborasi antar siswa. Gunakan diskusi kelompok atau proyek kolaboratif yang memadukan bahan ajar digital dan tradisional, sehingga siswa dapat berbagi perspektif dan memperkuat pemahaman mereka. Keempat, berikan umpan balik yang konstruktif. Gunakan alat digital untuk mengumpulkan tugas siswa dan memberikan umpan balik yang cepat, sementara tugas berbasis tradisional dapat memberikan kedalaman analisis. Terakhir, evaluasi dan sesuaikan pendekatan secara berkala. Pantau kemajuan siswa dan sesuaikan strategi pengajaran untuk memastikan efektivitas kombinasi bahan ajar yang digunakan. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan adaptif, pemahaman siswa dapat meningkat secara signifikan.
In reply to Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Nadhofa Agustyawulandari 2253053044 -
Nama: Nadhofa Agustyawulandari
NPM : 2253053044

Izin bertanya, sebagai calon pendidik upaya seperti apa yang dapat menilai keberhasilan bahan ajar untuk  meningkatkan kemampuan literasi siswa, serta membuat mereka lebih menghargai bahasa dan sastra Indonesia? Dan bagaimana bahan ajar ini mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda, seperti siswa yang lebih suka belajar secara visual, auditori, atau kinestetik?

Terimakasih.
In reply to Nadhofa Agustyawulandari 2253053044

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Samsul maarif 2213053272 -
Nama : Samsul Maarif
Npm   : 2213053272

Sebagai calon pendidik, menilai keberhasilan bahan ajar dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa dan membuat mereka lebih menghargai bahasa dan sastra Indonesia bisa dilakukan melalui beberapa pendekatan. Salah satu cara adalah dengan melakukan evaluasi formatif dan sumatif, seperti tes membaca dan menulis yang mengukur pemahaman teks serta kemampuan berargumentasi. Pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa dalam merespons karya sastra, partisipasi aktif dalam diskusi, serta keterampilan analisis kritis juga merupakan indikator penting. Selain itu, memanfaatkan rubrik penilaian yang terstruktur untuk menilai aspek-aspek seperti kreativitas, ekspresi, dan pemahaman budaya dalam karya sastra bisa membantu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Untuk mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda, bahan ajar harus dirancang secara variatif. Bagi siswa yang lebih suka belajar secara visual, bahan ajar bisa mencakup infografis, diagram, peta konsep, atau video pembelajaran. Sementara itu, untuk siswa auditori, pendidik bisa menambahkan elemen-elemen seperti ceramah, diskusi kelompok, atau penggunaan audio book. Bagi siswa kinestetik, bahan ajar dapat disertai dengan aktivitas yang melibatkan gerakan fisik, seperti permainan edukatif, simulasi, atau drama interaktif. Menggabungkan berbagai media dan metode ini tidak hanya akan membantu siswa memahami materi dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan inklusif.
In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Andini Putri Endria 2213053149 -
Nama : Andini Putri Endria
NPM : 2213053149

Izin bertanya
Bagaimana cara menyusun bahan ajar untuk mengembangkan keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) di kelas rendah?
In reply to Andini Putri Endria 2213053149

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Mery Nurkhaliza 2213053009 -
Nama: Mery Nurkhaliza
NPM: 2213053009

Izin menjawab pertanyaan saudari Andini Putri Endria,
Menyusun bahan ajar untuk mengembangkan keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) di kelas rendah memerlukan pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak usia dini. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam menyusun bahan ajar tersebut:

1. Mendengarkan
- Pilih Teks atau Cerita yang Sederhana: Pilih cerita atau teks yang relevan dengan kehidupan anak-anak dan sesuai dengan pengalaman mereka sehari-hari. Pastikan kalimatnya singkat dan menggunakan kosakata yang mudah dipahami.
- Gunakan Media Audio: Sediakan media audio seperti rekaman cerita atau lagu yang mudah didengar dan menarik. Musik dan sajak anak-anak dengan rima yang mudah dipahami bisa membantu meningkatkan keterampilan mendengarkan.
- Kegiatan Mendengarkan Aktif: Setelah mendengarkan cerita, ajukan pertanyaan sederhana seperti, “Siapa tokoh dalam cerita ini?” atau “Apa yang terjadi di akhir cerita?” untuk melatih pemahaman dan daya ingat mereka.
- Permainan Mendengarkan: Buat permainan yang melibatkan instruksi lisan, seperti “Simon Says” atau permainan teka-teki yang melibatkan mendengarkan kata kunci.

2. Berbicara
- Latih dengan Cerita dan Dialog: Gunakan cerita bergambar atau boneka untuk mendorong anak-anak bercerita kembali dengan kata-kata mereka sendiri. Guru dapat memulai cerita, kemudian anak-anak melanjutkannya.
- Latihan Kosakata dan Pengucapan: Buat latihan pengulangan kosakata baru dengan aktivitas menyebutkan nama benda di kelas atau di sekitar mereka. Dorong anak-anak untuk mengucapkan kata-kata dengan benar dan jelas.
- Bermain Peran: Sediakan permainan peran (role play) di mana anak-anak dapat berpura-pura menjadi karakter dalam situasi yang sederhana, seperti berbelanja di toko atau menjadi guru di kelas. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berbicara dalam konteks sosial yang bermakna.
- Pertanyaan Terbuka: Saat berdiskusi dengan anak-anak, ajukan pertanyaan terbuka yang memicu mereka untuk berbicara lebih banyak, seperti “Apa yang kamu sukai dari cerita ini?” atau “Bagaimana menurutmu kita bisa menyelesaikan masalah ini?”

3. Membaca
- Pengenalan Huruf dan Suara: Bahan ajar harus mencakup pengenalan huruf dan bunyi yang sesuai dengan tahap perkembangan. Gunakan buku atau kartu bergambar yang mengasosiasikan huruf dengan gambar benda yang akrab bagi anak-anak.
- Buku Cerita dengan Gambar: Gunakan buku cerita yang memiliki gambar besar dan teks singkat. Gambar membantu anak-anak memahami konteks cerita dan membantu pengembangan kosakata.
- Latihan Membaca Bersama: Ajak anak-anak membaca bersama-sama secara lantang. Mulailah dengan membaca cerita pendek, kemudian dorong mereka untuk mengikuti atau mengulang kata-kata yang mereka dengar.
- Aktivitas Membaca Mandiri: Sediakan waktu untuk membaca mandiri dengan memilih buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak-anak. Perpustakaan kelas atau sudut membaca dapat memotivasi mereka untuk mengeksplorasi buku-buku baru.

4. Menulis
- Menulis Huruf dan Kata Sederhana: Mulailah dengan mengenalkan bentuk huruf melalui latihan menulis di papan tulis, buku latihan, atau media yang lebih interaktif seperti pasir atau tanah liat. Setelah itu, dorong anak-anak untuk menulis kata-kata sederhana seperti nama mereka, nama benda, atau kata-kata yang baru mereka pelajari.
- Kegiatan Menulis Terbimbing: Sediakan kegiatan menulis yang terbimbing di mana anak-anak diminta menuliskan kata-kata atau kalimat sederhana berdasarkan gambar atau instruksi. Misalnya, “Tuliskan apa yang kamu lihat di gambar ini.”
- Membuat Buku Sendiri: Ajak anak-anak membuat buku kecil sendiri, dengan mereka menggambar dan menulis satu atau dua kalimat yang menceritakan gambar tersebut. Ini mengembangkan keterampilan menulis serta imajinasi mereka.
- Latihan Menulis Kreatif: Berikan latihan menulis bebas seperti "tuliskan tiga hal yang kamu sukai" atau "buatlah kalimat tentang hewan favoritmu". Ini membantu anak-anak terbiasa menuangkan ide dalam bentuk tulisan.

Prinsip Penting dalam Menyusun Bahan Ajar:
1. Bertahap dan Berkelanjutan: Keterampilan berbahasa anak di kelas rendah berkembang secara bertahap. Bahan ajar harus disusun dengan urutan yang dimulai dari yang paling sederhana hingga lebih kompleks seiring dengan perkembangan anak.
2. Berbasis Aktivitas: Anak-anak belajar bahasa lebih efektif melalui aktivitas yang melibatkan pengalaman langsung, seperti permainan, cerita, atau kegiatan berbasis proyek.
3. Integrasi Antar Keterampilan: Pastikan bahan ajar tidak berdiri sendiri, tetapi mengintegrasikan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam satu kegiatan. Misalnya, setelah mendengarkan cerita, siswa dapat berdiskusi, membaca ulang, dan menulis cerita mereka sendiri.
4. Kontekstual dan Relevan: Bahan ajar harus relevan dengan kehidupan sehari-hari anak dan kontekstual. Gunakan tema-tema yang dekat dengan pengalaman mereka seperti keluarga, sekolah, hewan, dan lingkungan sekitar.
5. Pendekatan Multisensori: Gunakan berbagai alat bantu visual, audio, dan kinestetik untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar anak. Misalnya, gunakan gambar, lagu, atau gerakan tangan saat mengajarkan huruf atau kosakata.