FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

Number of replies: 15


                                                                                       A

Forum ini disediakan untuk berdiskusi dan berbagi mengenai materi PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS yang sedang dipelajari. 

Silahkan berpartisipasi aktif pada forum ini untuk memperdalam pemahaman Saudara mengenai materi yang telah disampaikan di atas.

Petunjuk diskusi kelompok:

  1. Kelompok yang mendapatkan giliran untuk memaparkan materi  sesuai dengan Topik Bahasan menyiapkan makalah dan media presentasi berupa PPT untuk diunggah dalam forum ini. Cara mengunggah: klik reply, lalu ketik nama kelompok. Kemudian, unggah file Makalah dan PPT dengan mengklik advanced seperti gambar di bawah.
  2. Mahasiswa lainnya pada hari pertemuan memahami materi presentasi dan materi makalah dan dipersilahkan untuk bertanya,  terkait materi tersebut atau hal-hal lain yang berhubungan dengan materi yang ditampilkan oleh pemateri. Cara bertanya dan berdiskusi: Mahasiswa me-reply pada topik yang disediakan kemudian menuliskan nama dan NPM serta pertanyaan atau berupa tanggapan.
  3. Kelompok pemateri merangkum pertanyaan dan jawaban pada akhir pembelajaran dan dikirimkan di form diskusi ini.
  4. Selamat berdiskusi dan tetap semangat.

zz




In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Mery Nurkhaliza 2213053009 -
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273 -
Nama : Ellena Aulia Yunika Putri
NPM : 2213053273
izin bertanya kepada kelompok 2
Apa saja solusi yang dapat diambil untuk mengatasi faktor penghambat dalam penerapan teori belajar IPS di SD?
In reply to Ellena Aulia Yunika Putri 2213053273

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by ANNISYA ANGGREINY -
Nama : Annisya Anggreiny
NPM : 2213053229

Izin menjawab pertanyaan dari saudari Elena.
Menurut kelompok kami, Untuk mengatasi faktor penghambat dalam penerapan teori belajar IPS di SD, beberapa solusi yang bisa digunakan yaitu:
1. Mengelola Antusiasme Siswa
Guru dapat memanfaatkan antusiasme siswa dengan memperkenalkan metode pembelajaran berbasis proyek atau diskusi kelompok, sehingga siswa dapat mengkonstruksi pemahaman sendiri namun tetap dalam kendali guru. Guru bisa membuat aturan kelas yang jelas untuk menjaga keteraturan.

2. Meningkatkan Sumber Daya Pembelajaran
Guru atau pihak sekolah dapat memanfaatkan teknologi seperti internet dan bahan ajar digital sebagai sumber daya tambahan. Guru juga dapat menggunakan video pembelajaran, aplikasi, atau platform pendidikan yang mendukung materi IPS. Jika fasilitas sekolah terbatas, guru bisa mengoptimalkan bahan lokal atau sederhana sebagai media pembelajaran.

3. Pengembangan Kualitas Guru
Guru perlu mengikuti pelatihan dan workshop untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS serta metode pengajaran yang sesuai. Pengembangan kompetensi ini bisa dilakukan melalui komunitas guru atau program pelatihan dari dinas pendidikan.

4. Memvariasikan Metode Pengajaran
Gunakan metode yang lebih interaktif seperti role-play, simulasi, studi kasus, atau pembelajaran berbasis proyek. Penggunaan media visual atau teknologi interaktif juga bisa meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS.

Dengan solusi-solusi ini, diharapkan hambatan dalam pembelajaran IPS dapat diatasi secara efektif dan efisien.
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Evangeline Yuana Elvida 2213053007 -
Nama : Evangeline Yuana Elvida
NPM : 2213053007

Izin bertanya kepada kelompok 2
Dari materi yang telah dipaparkan oleh kelompok, terkait teori belajar sosial, Bagaimana pengaruh pengamatan perilaku orang lain terhadap kemampuan kita, terutama sebagai calon pendidik, untuk memecahkan masalah yang belum pernah kita hadapi sebelumnya? Dan Bagaimana kita dapat memengaruhi orang lain di sekitar kita, terutama para peserta didik untuk meniru perilaku baik yang kita lakukan?
In reply to Evangeline Yuana Elvida 2213053007

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Putri sahapani 2213053236 -
Nama: Putri Sahapani
Npm: 2213053236

Izin menjawab pertanyaan dari saudari evangeline, menurut kelompok kami pengamatan terhadap perilaku orang lain, terutama dalam konteks belajar merupakan salah satu konsep kunci dalam teori belajar sosial oleh Albert Bandura. Dalam teori ini, orang belajar dengan mengamati tindakan orang lain, terutama jika orang tersebut dianggap sebagai model yang kredibel atau dihormati. Sebagai calon pendidik, pembelajaran melalui pengamatan perilaku orang lain dapat membantu kita dalam memecahkan masalah yang belum pernah kita hadapi dengan cara berikut:
1. Pemecahan Masalah: Dengan mengamati bagaimana orang lain (terutama para pendidik berpengalaman) memecahkan masalah, kita bisa mempelajari pendekatan dan strategi yang mereka gunakan. Hal ini membantu kita mengembangkan pola pikir yang bisa diterapkan saat menghadapi situasi serupa, meskipun kita belum pernah mengalami masalah tersebut secara langsung.
2. Proses Kognitif: Melalui pengamatan, kita dapat belajar bagaimana cara berpikir, menganalisis masalah, dan mengambil keputusan. Pengalaman orang lain yang diamati dapat menjadi referensi penting dalam memperkaya pengalaman belajar kita.
3. Efikasi Diri : Melihat orang lain berhasil memecahkan masalah yang rumit juga dapat meningkatkan kepercayaan diri kita untuk mampu menghadapi tantangan baru. Efikasi diri yang tinggi mendorong kita untuk berani mencoba hal baru dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah.

Cara Mempengaruhi Peserta Didik untuk Meniru Perilaku Baik
1. Menjadi Model yang Positif: Sebagai pendidik, kita menjadi teladan bagi peserta didik. Perilaku yang kita tampilkan akan dilihat dan ditiru oleh mereka, terutama jika kita dianggap memiliki otoritas dan kredibilitas.
2. Penguatan sosial: Memberikan apresiasi atau penghargaan kepada peserta didik yang meniru perilaku positif yang kita lakukan dapat memperkuat perilaku tersebut. Bentuk penghargaan bisa berupa pujian, pengakuan di depan kelas, atau reward kecil.
Dengan menjadi contoh yang baik dan memberikan penguatan positif, kita bisa memengaruhi peserta didik untuk meniru perilaku yang mendukung perkembangan karakter dan kemampuan mereka dalam belajar.
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Rahmadani 2213053162 -
Nama : Rahmadani
NPM : 2213053162

Izin bertanya kepada kelompok 2

Apa dampak dari kurangnya metode pengajaran interaktif dalam pembelajaran IPS yang berfokus pada teori belajar behavioristik?

Terima kasih...........
In reply to Rahmadani 2213053162

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Adventinus Bernadianto 2213053165 -
Nama : Adventinus Bernadianto
NPM : 2213053165

Izin menjawab pertanyaan dari saudara Dani, menurut kelompok kami,
Metode pengajaran yang terlalu fokus pada teori belajar behavioristik cenderung mengutamakan pengulangan dan reward untuk membentuk perilaku siswa. Dalam pembelajaran IPS, hal ini dapat mengarah pada beberapa dampak negatif jika kurangnya metode interaktif diterapkan:

1. Minimnya Keterlibatan Siswa: Pembelajaran yang terlalu pasif dengan metode behavioristik bisa membuat siswa bosan dan tidak terlibat secara aktif dalam proses belajar. Karena teori ini lebih fokus pada respons terhadap stimulus (misalnya, jawaban benar diberikan penghargaan), siswa mungkin hanya belajar untuk menghafal tanpa memahami secara mendalam materi IPS yang sifatnya kompleks dan membutuhkan pemahaman konteks

2. Kurangnya Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Behaviorisme cenderung berfokus pada penguatan perilaku tertentu daripada pemahaman konseptual. Dalam IPS, yang menuntut analisis sosial dan sejarah, pendekatan ini bisa menghambat siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan refleksi terhadap isu-isu sosial yang lebih luas.

3. Empati Sosial yang Tidak Terasah: IPS mengajarkan tentang masyarakat dan lingkungan sosial. Kurangnya metode interaktif menghalangi siswa untuk benar-benar memahami dan merasakan isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka. Behaviorisme yang tidak dipadukan dengan diskusi, refleksi, atau interaksi sosial dapat menutup peluang bagi siswa untuk mengembangkan empati terhadap masalah yang dihadapi masyarakat tersebut
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Yakub Simamora 2213053158 -
Nama : Yakub Simamora
NPM : 2213053158

Izin bertanya kepada kelompok 2

Bagaimana teori belajar humanistik dapat mengatasi perbedaan latar belakang sosial-budaya siswa dalam pembelajaran IPS di SD?
In reply to Yakub Simamora 2213053158

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by ANNISYA ANGGREINY -
Nama : Annisya Anggreiny
NPM : 2213053229

Izin menjawab pertanyaan dari saudara Yakub Simamora.
Teori belajar humanistik menekankan pada pengembangan potensi individu secara holistik, memperhatikan aspek emosional, sosial, dan kognitif. Sehingga dalam pembelajaran IPS di SD, teori ini dapat mengatasi perbedaan latar belakang sosial-budaya siswa dengan mendorong guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai keragaman. Guru perlu memahami bahwa setiap siswa unik dan membawa pengalaman serta nilai-nilai budaya yang berbeda. Dengan pendekatan ini, siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif, mengekspresikan diri, dan berbagi perspektif mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan bagi semua siswa tanpa memandang latar belakang mereka.
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Ricky surya perdana 2253053036 -
Nama : Ricky surya perdana
Npm : 2253053036
Izin bertanya kepada kelompok 2
Bagaimana teori belajar kontekstual dapat membantu siswa mengembangkan empati sosial terhadap isu-isu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka?
In reply to Ricky surya perdana 2253053036

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Adventinus Bernadianto 2213053165 -
Nama : Adventinus Bernadianto
NPM : 2213053165

Izin menjawab pertanyaan dari saudara Ricky, menurut kelompok kami,
Teori belajar kontekstual menekankan bahwa pembelajaran harus relevan dengan pengalaman hidup siswa dan dikaitkan dengan konteks dunia nyata.Dalam pembelajaran IPS, penerapan teori ini dapat membantu siswa mengembangkan empati sosial dengan cara berikut:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Teori kontekstual mempromosikan pembelajaran berbasis masalah yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi isu-isu sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Dengan memecahkan masalah nyata seperti kemiskinan, lingkungan, atau konflik sosial, siswa dapat lebih memahami dan merasakan dampaknya secara langsung, sehingga memupuk empati

2. Keterlibatan Langsung dengan Masyarakat: Melalui kegiatan proyek yang melibatkan kerja sama dengan komunitas lokal, siswa dapat melihat bagaimana isu-isu sosial berdampak pada masyarakat secara nyata. Ini bisa mendorong mereka untuk berkontribusi dalam solusi dan lebih peka terhadap kebutuhan sosial, yang mengembangkan empati secara alami

3. Pengalaman Belajar yang Relevan: Siswa belajar untuk mengaitkan apa yang mereka pelajari di kelas dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ketika mereka melihat bahwa pelajaran IPS relevan dengan pengalaman mereka sendiri atau pengalaman orang-orang di sekitar mereka, empati terhadap isu-isu sosial tumbuh secara alami karena mereka memahami dampak nyata dari isu-isu tersebut
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Melda Setialista -
Nama: Melda Setialista
NPM: 2253053047
Izin bertanya kepada kelompok 2
Apa peran teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) dalam membantu siswa mengembangkan kesadaran sosial dan keterampilan berpikir kritis di kelas IPS?
In reply to Melda Setialista

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Mery Nurkhaliza 2213053009 -
Nama: Mery Nurkhaliza
NPM: 2213053009

Izin menjawab pertanyaan dari saudari melda setialista.
Menurut kelompok kami, Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) berperan penting dalam membantu peserta didik mengembangkan kesadaran sosial dan keterampilan berpikir kritis di kelas IPS dengan cara berikut:
1. Pengamatan dan Peniruan: Teori ini menyatakan bahwa individu belajar melalui pengamatan dan peniruan aktivitas sosial di lingkungannya. Dalam kelas IPS, peserta didik dapat melihat dan meniru perilaku sosial yang positif dari guru dan teman-temannya, seperti berdiskusi, berbagi pendapat, dan menyelesaikan masalah bersama.
2. Pengembangan Imajinatif dan Kreativitas: Dengan menggunakan teori belajar sosial, peserta didik dapat membangun imajinatif dan kreativitas melalui aktivitas seperti mengumpulkan data, menganalisis, dan menirukan atau memodelkan perilaku sosial. Hal ini membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam konteks sosial.
3. Pembelajaran yang Bermakna: Teori ini memandang belajar sebagai proses yang bermakna, di mana peserta didik membangun pengetahuan sendiri melalui pengalamannya. Dengan demikian, peserta didik IPS dapat memahami dan mengaplikasikan konsep sosial dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kesadaran sosial dan keterampilan berpikir kritis.
Dengan demikian, teori pembelajaran sosial membantu peserta didik mengembangkan kesadaran sosial dan keterampilan berpikir kritis melalui proses belajar yang interaktif dan bermakna.
In reply to Mery Nurkhaliza 2213053009

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Nadhofa Agustyawulandari 2253053044 -
Nama : Nadhofa Agustyawulandari
Npm : 2253053044
Pertanyaan
Bagaimana teori belajar sosial menjelaskan peran lingkungan dalam pembentukan perilaku seseorang, dan sejauh mana teori ini dapat diandalkan untuk memprediksi perilaku dalam konteks budaya yang berbeda?
In reply to Nadhofa Agustyawulandari 2253053044

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 2

by Putri sahapani 2213053236 -
Nama: Putri Sahapani
Npm: 2213053236

Izin menjawab pertanyaan dari saudari nadhofa, Menurut kelompok kami teori belajar sosial, yang dikembangkan oleh Albert Bandura, menekankan bahwa perilaku seseorang dibentuk melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya, terutama melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain. Menurut teori ini, individu tidak hanya belajar dari pengalaman langsung, tetapi juga dari model-model di sekitarnya, seperti keluarga, teman, dan media. Bandura memperkenalkan konsep reciprocal determinism, di mana perilaku, faktor-faktor kognitif (seperti keyakinan dan harapan), dan lingkungan saling memengaruhi.

Peran Lingkungan dalam Pembentukan Perilaku Lingkungan berperan penting dalam menyediakan model perilaku yang akan diamati dan ditiru. Ini termasuk:

1. Observasi terhadap Model: Individu mengamati perilaku orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Jika perilaku itu menghasilkan hasil yang positif, individu cenderung meniru perilaku itu.
2. Penguatan dan Hukuman: Lingkungan menyediakan bentuk penguatan atau hukuman yang dapat mempengaruhi apakah seseorang akan melanjutkan perilaku tertentu atau tidak. Penguatan positif (misalnya, pujian) cenderung mendorong pengulangan perilaku.
3. Norma Sosial dan Budaya: Lingkungan sosial dan budaya menentukan norma-norma yang diterima secara umum, yang mempengaruhi jenis perilaku yang dianggap dapat diterima atau diinginkan.

Daya Andalan Teori Belajar Sosial dalam Berbagai Konteks Budaya teori belajar sosial cukup fleksibel dalam konteks budaya yang berbeda karena menekankan bahwa individu belajar dari lingkungannya. Namun, efektivitas teori ini dalam memprediksi perilaku mungkin berbeda-beda bergantung pada beberapa faktor budaya:

1. Model Sosial yang Tersedia: Dalam konteks budaya yang berbeda, model perilaku yang diamati oleh individu juga berbeda. Misalnya, dalam budaya kolektivistik, individu mungkin lebih cenderung meniru perilaku yang mendukung harmoni kelompok, sementara dalam budaya individualistik, perilaku yang menekankan pencapaian pribadi mungkin lebih banyak diamati.
2. Nilai dan Norma Budaya: Nilai dan norma yang dianut oleh suatu budaya akan mempengaruhi perilaku yang dipelajari. Di satu budaya, keberanian mungkin dihargai, sementara di budaya lain, kerendahan hati lebih diprioritaskan. Ini berarti prediksi perilaku dalam budaya yang berbeda harus mempertimbangkan norma-norma lokal tersebut.
Secara keseluruhan, teori belajar sosial dapat diandalkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku terbentuk, tetapi perlu disesuaikan dengan konteks budaya yang unik untuk memprediksi perilaku secara akurat.