FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

Jumlah balasan: 38

https://vclass.unila.ac.id/pluginfile.php/1734860/mod_forum/post/1902437/Jurnal%20Integrasi%20Nasional.pdf

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Nailah Adelia Putri -
Nama : Nailah Adelia Putri
NPM : 2315011051
Kelas : Kewarganegaraan B

Huntington (2003:5-11) meramalkan masa depan politik dunia akan mengarah pada benturan antar kebudayaan, termasuk antar peradaban. Ahli juga memperkirakan bahwa isu-isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan gaya hidup akan lebih penting daripada konflik ekonomi di era globalisasi. Kearifan lokal dan identitas kultural memainkan peran sentral dalam menghadapi homogenisasi kebudayaan akibat globalisasi. Indonesia, sebagai negara multietnis dan multikultural, menghadapi tantangan serupa dalam mempertahankan keunikan budayanya.

Struktur masyarakat Indonesia yang multi-dimensional menjadi kendala dalam mencapai integrasi horizontal. Kesenjangan, ketidakadilan, dan konflik sosial menjadi luka sejarah yang sulit dilupakan. Koentjaraningrat (1980) mengidentifikasi sumber konflik antar suku bangsa, termasuk persaingan ekonomi, tekanan kebudayaan, perbedaan agama, dominasi politik, dan konflik adat.

Dalam menghadapi tantangan ini, revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal menjadi penting untuk memperkuat identitas kultural dan kebangsaan. Indonesia memiliki modal budaya yang kaya, termasuk kearifan lokal seperti tri hita karana, tat twam asi, dan nilai-nilai Jawa lainnya. Kearifan lokal ini dapat menjadi basis untuk membangun kesadaran identitas nasional yang kuat, sekaligus menjawab tantangan globalisasi.

Melalui diplomasi kebudayaan, Indonesia dapat mempromosikan citra keberagaman budayanya di tingkat internasional, menjaga dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal. Pemberdayaan dan pelestarian adat istiadat juga menjadi bagian dari upaya revitalisasi budaya lokal, yang tidak hanya menjawab tantangan masa depan, tetapi juga memperkokoh identitas bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh TRISTIA MEI RINANDA -
Nama : Tristia Mei Rinanda
NPM : 2315011046
kelas : B

Dalam Jurnal diatas Huntington (2003)berpendapat bahwa, masa depan politik dunia kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh konflik antar kebudayaan, bahkan antar peradaban. Ini berbeda dengan masa industri dimana konflik ekonomi lebih dominan. Ada kecenderungan penolakan terhadap homogenitas budaya global, dengan munculnya dorongan untuk mempertahankan keunikan budaya dan bahasa sendiri. Kearifan lokal memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya di tengah globalisasi.

Di Indonesia, sebagai negara multietnis dan multikultural, masalah legitimasi kultural telah ada sejak awal berdirinya. Kesenjangan, ketidakadilan, dan kurangnya pembangunan merata telah memicu konflik sosial di berbagai wilayah, meninggalkan bekas yang sulit dihapuskan dalam sejarah. Namun, terkadang tuntutan berlebihan, baik secara mikro maupun makro, menjadi masalah serius yang mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.

Struktur masyarakat Indonesia yang multi-dimensi menjadi hambatan bagi integrasi horizontal. Hal ini tercermin dalam segmentasi kelompok dengan kebudayaan atau sub-kebudayaan yang berbeda, kurangnya konsensus tentang nilai-nilai sosial dasar, dan seringnya konflik antar kelompok. Integrasi sosial sering kali bergantung pada paksaan dan saling ketergantungan ekonomi.

Meskipun hubungan antar suku bangsa dan golongan di Indonesia belum seburuk beberapa negara lain, potensi konflik tetap ada. Perlu dicatat bahwa analisis Koentjaraningrat menekankan pentingnya memahami faktor-faktor yang memengaruhi hubungan antar suku bangsa dan golongan dalam masyarakat Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Ahmad Rofiif -
Nama: Ahmad Rofiif
NPM: 2315011026
Kelas: B
Analisis Jurnal
Jurnal tersebut membahas pentingnya kearifan budaya lokal dalam memperkuat identitas bangsa Indonesia di tengah tantangan globalisasi. Kearifan lokal, seperti yang terdapat di Bali dan Jawa, mencerminkan nilai-nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan yang tidak hanya penting untuk pelestarian kebudayaan, tetapi juga untuk konservasi sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai sarana untuk memperkuat identitas ke-Indonesiaan dan membangun hubungan antar bangsa.

Indonesia sebagai bangsa multikultur harus menghormati keberagaman budaya lokal dan memelihara identitas budaya masing-masing. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa dan modal dasar untuk memperkokoh jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keberagaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya lokal menjadi kunci utama.

Identitas seseorang atau kelompok orang ditentukan oleh keanggotaannya dalam berbagai kesatuan sosial, dan identitas bangsa Indonesia harus dipahami melalui pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Konflik antara budaya tradisional dan modern diakui sebagai fakta kultural yang tidak terhindarkan, namun adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas bangsa.

Identitas budaya dapat berasal dari agama, bahasa, dan adat, namun konflik antar kelompok etnis bisa terjadi karena perbedaan identitas. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa yang penting. Masa depan politik dunia diyakini menuju benturan antar kebudayaan, dan Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural dihadapkan pada masalah legitimasi kultural.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh AZIZ FAHREZI -

NAMA            : AZIZ FAHREZI

NPM                : 2315011039

KELAS           : PKN B

 

ANALISIS JURNAL 2

 

KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Jurnal ini membahas tentang pentingnya kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional di tengah era globalisasi yang berkembang pesat. Penulis menyoroti bahwa perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial, kebangsaan, dan politik pasca reformasi sering kali memunculkan tuntutan yang berlebihan, yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Penulis menekankan bahwa kearifan lokal, sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya, memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat fondasi identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah nilai-nilai budaya lokal masih relevan untuk diperkuat dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di era globalisasi ini.

Penulis berpendapat bahwa Indonesia, sebagai bangsa multikultural, memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mendidik masyarakat agar mampu hidup secara harmonis dalam keberagaman budaya tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing. Hal ini menuntut adanya pembelajaran yang tepat untuk mengurangi budaya kekerasan dan memperkuat budaya damai di masyarakat.

Penulis juga menggarisbawahi kekayaan kearifan lokal yang dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia. Kearifan lokal ini, jika dikelola secara bijaksana, dapat menjadi sumber kekayaan budaya bangsa dan menjadi perekat serta modal dasar untuk memperkuat identitas nasional.

Dari analisis jurnal ini, kita dapat memahami betapa pentingnya pengakuan dan pengembangan kearifan lokal sebagai bagian dari identitas bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Jurnal ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kekayaan budaya lokal dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan bangsa Indonesia dalam keberagaman.


Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Arum Mustika Janatun -
Nama : Arum Mustika Janatun
Npm : 2315011019
Kelas : B

Kearifan budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa membahas bagaimana nilai-nilai, tradisi, dan praktik budaya yang unik dari berbagai daerah di Indonesia menjadi bagian integral dari identitas nasional. Ini melibatkan pemahaman tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia, seperti bahasa daerah, adat istiadat, seni tradisional, dan kepercayaan lokal. Materi ini menekankan bahwa kearifan budaya lokal tidak hanya memperkaya keragaman budaya bangsa, tetapi juga menjadi perekat yang mengikat bersama warga negara Indonesia dengan rasa persatuan dan kebangsaan yang kuat. Melalui penghargaan dan pelestarian kearifan budaya lokal, bangsa Indonesia dapat memperkuat identitas nasionalnya dan mewujudkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yaitu kesatuan dalam keberagaman.

Menekankan bahwa kearifan lokal, sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya, memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat fondasi identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah nilai-nilai budaya lokal masih relevan untuk diperkuat dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di era globalisasi ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Frengky Hutasoit -
NAMA : FRENGKY HUTASOIT
NPM : 2315011113
KELAS : B

Jurnal ini secara mendalam mengulas signifikansi identitas masa dan ruang dalam konteks kebudayaan Indonesia. Penekanan pada aspek sejarah dan keragaman kelompok sosial memberikan gambaran tentang liku-liku perjalanan menuju sebuah komunitas yang diidealkan. Meskipun diwarnai ketegangan antar kelompok etnis, hubungan awal tersebut memberikan landasan kondusif bagi terbentuknya komunitas yang diharapkan. Selain itu, jurnal ini mencermati kompleksitas identitas bangsa Indonesia, terutama dalam interpretasi konsep suku bangsa. Persoalan seberapa tepat jumlah suku bangsa di Indonesia juga menjadi sorotan, menciptakan tantangan pemahaman bersama terkait identitas nasional.

Pembahasan mengenai multikulturalisme menjadi aspek kunci dalam analisis jurnal ini. Penulis menyoroti bahwa multikulturalisme tidak hanya merupakan kepercayaan terhadap koeksistensi kelompok etnik dan budaya, tetapi juga sebuah formasi sosial yang membuka ruang bagi identitas beragam. Dalam konteks Indonesia, dengan keberagaman budaya seperti Jawa, Sunda, Bali, dan banyak lainnya, penulis menggarisbawahi pentingnya menghormati budaya lain sebagai landasan integrasi. Jurnal juga membahas dampak globalisasi, terutama melalui Four T Revolution (Telecommunication, Transformation, Trade, Tourism), yang menciptakan tantangan baru terhadap keberagaman budaya dan identitas lokal.

Konsep kearifan lokal menjadi fokus utama dalam kerangka konseptual dan teoretik jurnal ini. Penulis menggambarkan kearifan lokal sebagai bagian integral dari kebudayaan, membawa dimensi evolusioner dan dinamis. Jurnal juga membahas sifat hakiki kearifan lokal, termasuk kemampuannya untuk bertahan terhadap budaya luar, mengakomodasi unsur-unsur baru, dan memberikan arah pada perkembangan budaya. Kesimpulannya, kearifan lokal menjadi perekat identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi dan konflik budaya.

Analisis terakhir dari jurnal ini memfokuskan pada peran kearifan lokal sebagai elemen kunci dalam mempertahankan identitas kultural di era globalisasi. Penulis mencermati betapa pentingnya kearifan lokal sebagai inspirasi dalam memperkuat jati diri atau identitas kultural. Jurnal menyoroti upaya pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dalam menghadapi kecenderungan homogenitas budaya akibat globalisasi. Dalam konteks Indonesia yang multietnis, penekanan pada kearifan lokal menjadi relevan dalam mendorong integrasi horizontal di tengah struktur masyarakat yang multi-dimensional.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Maulana Alfi Bayazi -
Nama : Maulana Alfi Bayazi
NPM : 2315011027
Kelas : B

Jurnal tentang kearifan budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa menyoroti peran penting budaya lokal dalam memperkokoh identitas nasional suatu bangsa. Dalam konteks ini, kearifan budaya lokal mencakup tradisi, adat istiadat, kesenian, dan nilai-nilai yang turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi dalam masyarakat lokal. Jurnal ini menganalisis bagaimana keberagaman budaya lokal di berbagai daerah menjadi sumber kekayaan dan keunikan yang memperkaya identitas nasional. Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap kearifan budaya lokal, masyarakat dapat merasakan kebanggaan akan identitas nasional mereka serta memperkuat rasa persatuan dan solidaritas di antara beragam etnis dan budaya yang ada dalam negara tersebut.

Jurnal ini juga membahas pentingnya pelestarian dan pengembangan kearifan budaya lokal sebagai upaya untuk memperkuat identitas nasional. Dengan mengakui dan memelihara keberagaman budaya lokal, masyarakat dapat merasakan sense of belonging yang lebih kuat terhadap negara mereka. Selain itu, jurnal ini menyoroti bahwa kearifan budaya lokal juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk inovasi dan pembangunan di berbagai sektor, seperti pariwisata, seni, dan ekonomi lokal. Dengan demikian, kearifan budaya lokal bukan hanya menjadi perekat identitas bangsa, tetapi juga merupakan aset yang berharga bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Zidan Ahmad Nawfal -
NAMA: ZIDAN AHMAD NAWFAL
NPM: 2315011006
KELAS: B

Jurnal ini membahas signifikansi kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional di tengah perkembangan pesat globalisasi. Penulis menyoroti bahwa perubahan dalam kehidupan sosial, kebangsaan, dan politik setelah reformasi sering kali menghadirkan tuntutan berlebihan yang dapat mengancam integritas bangsa.

Ditekankan oleh penulis bahwa kearifan lokal, sebagai bagian integral dari budaya, memegang peran sentral dalam memperkuat dasar identitas nasional dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan mendasar adalah apakah nilai-nilai budaya lokal masih memiliki relevansi yang cukup untuk diperkuat dalam mengatasi berbagai permasalahan di era globalisasi ini.

Penulis berpendapat bahwa Indonesia, sebagai bangsa multikultural, memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mendidik masyarakat agar dapat hidup secara harmonis dalam keragaman budaya tanpa kehilangan identitas budaya khas. Ini menuntut adanya pendidikan yang tepat untuk mengurangi budaya kekerasan dan memperkuat budaya damai dalam masyarakat.

Pentingnya kekayaan kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia juga disoroti oleh penulis. Kekayaan lokal ini, jika dikelola dengan bijaksana, dapat menjadi sumber daya budaya yang memperkaya identitas bangsa dan menjadi perekat serta modal dasar untuk memperkuat identitas nasional.

Dari analisis jurnal ini, kita dapat memahami betapa pentingnya pengakuan dan pengembangan kearifan lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Jurnal ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kekayaan budaya lokal dapat menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa Indonesia dalam keragaman.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh HIZKIA CHRISTOFEL -
NAMA :HIZKIA CHRISTOFEL
NPM: 2315011054
KELAS: B

Huntington (2003:5-11) meramalkan masa depan politik dunia akan mengarah pada benturan antar kebudayaan, termasuk antar peradaban. Ahli juga memperkirakan bahwa isu-isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan gaya hidup akan lebih penting daripada konflik ekonomi di era globalisasi. Kearifan lokal dan identitas kultural memainkan peran sentral dalam menghadapi homogenisasi kebudayaan akibat globalisasi. Indonesia, sebagai negara multietnis dan multikultural, menghadapi tantangan serupa dalam mempertahankan keunikan budayanya.

Struktur masyarakat Indonesia yang multi-dimensional menjadi kendala dalam mencapai integrasi horizontal. Kesenjangan, ketidakadilan, dan konflik sosial menjadi luka sejarah yang sulit dilupakan. Koentjaraningrat (1980) mengidentifikasi sumber konflik antar suku bangsa, termasuk persaingan ekonomi, tekanan kebudayaan, perbedaan agama, dominasi politik, dan konflik adat.

Dalam menghadapi tantangan ini, revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal menjadi penting untuk memperkuat identitas kultural dan kebangsaan. Indonesia memiliki modal budaya yang kaya, termasuk kearifan lokal seperti tri hita karana, tat twam asi, dan nilai-nilai Jawa lainnya. Kearifan lokal ini dapat menjadi basis untuk membangun kesadaran identitas nasional yang kuat, sekaligus menjawab tantangan globalisasi.

Melalui diplomasi kebudayaan, Indonesia dapat mempromosikan citra keberagaman budayanya di tingkat internasional, menjaga dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal. Pemberdayaan dan pelestarian adat istiadat juga menjadi bagian dari upaya revitalisasi budaya lokal, yang tidak hanya menjawab tantangan masa depan, tetapi juga memperkokoh identitas bangsa.


Jurnal ini secara mendalam mengulas signifikansi identitas masa dan ruang dalam konteks kebudayaan Indonesia. Penekanan pada aspek sejarah dan keragaman kelompok sosial memberikan gambaran tentang liku-liku perjalanan menuju sebuah komunitas yang diidealkan. Meskipun diwarnai ketegangan antar kelompok etnis, hubungan awal tersebut memberikan landasan kondusif bagi terbentuknya komunitas yang diharapkan. Selain itu, jurnal ini mencermati kompleksitas identitas bangsa Indonesia, terutama dalam interpretasi konsep suku bangsa. Persoalan seberapa tepat jumlah suku bangsa di Indonesia juga menjadi sorotan, menciptakan tantangan pemahaman bersama terkait identitas nasional.

Pembahasan mengenai multikulturalisme menjadi aspek kunci dalam analisis jurnal ini. Penulis menyoroti bahwa multikulturalisme tidak hanya merupakan kepercayaan terhadap koeksistensi kelompok etnik dan budaya, tetapi juga sebuah formasi sosial yang membuka ruang bagi identitas beragam. Dalam konteks Indonesia, dengan keberagaman budaya seperti Jawa, Sunda, Bali, dan banyak lainnya, penulis menggarisbawahi pentingnya menghormati budaya lain sebagai landasan integrasi. Jurnal juga membahas dampak globalisasi, terutama melalui Four T Revolution (Telecommunication, Transformation, Trade, Tourism), yang menciptakan tantangan baru terhadap keberagaman budaya dan identitas lokal.

Konsep kearifan lokal menjadi fokus utama dalam kerangka konseptual dan teoretik jurnal ini. Penulis menggambarkan kearifan lokal sebagai bagian integral dari kebudayaan, membawa dimensi evolusioner dan dinamis. Jurnal juga membahas sifat hakiki kearifan lokal, termasuk kemampuannya untuk bertahan terhadap budaya luar, mengakomodasi unsur-unsur baru, dan memberikan arah pada perkembangan budaya. Kesimpulannya, kearifan lokal menjadi perekat identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi dan konflik budaya.

Analisis terakhir dari jurnal ini memfokuskan pada peran kearifan lokal sebagai elemen kunci dalam mempertahankan identitas kultural di era globalisasi. Penulis mencermati betapa pentingnya kearifan lokal sebagai inspirasi dalam memperkuat jati diri atau identitas kultural. Jurnal menyoroti upaya pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dalam menghadapi kecenderungan homogenitas budaya akibat globalisasi. Dalam konteks Indonesia yang multietnis, penekanan pada kearifan lokal menjadi relevan dalam mendorong integrasi horizontal di tengah struktur masyarakat yang multi-dimensional.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Fardah Turohmah -
NAMA : FARDAH TUROHMAH
NPM : 2315011005
KELAS : B

Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi
Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa

Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman.
Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia.

Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.

Dengan berpegang pada prinsip bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis, maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis.

Sehubungan dengan itu, maka pemahaman terhadap kebudayaan etnik yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan pembahasan terhadap persoalan kesadaran kolektif lokal yang merefleksikan identitas suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi sangat relevan diangkat kepermukaan seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun secara realitas di tengahtengah gelombang perubahan akibat kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang tidak terbantahkan.

Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Derli Sugi Setiawan -
NAMA : DERLI SUGI SETIAWAN
NPM : 2315011040
KELAS : B


Huntington (2003: 5-11) memperkirakan bahwa masa depan politik dunia akan menimbulkan konflik antar budaya, termasuk antar peradaban. Para ahli juga meyakini bahwa di era globalisasi, permasalahan budaya, agama, etnis, gender, dan gaya hidup akan menjadi lebih penting dibandingkan konflik ekonomi. Kearifan lokal dan identitas budaya berperan sentral dalam mengatasi homogenisasi budaya akibat globalisasi. Sebagai negara multietnis dan multikultural, Indonesia menghadapi tantangan serupa dalam melestarikan keunikan budayanya.

Struktur masyarakat Indonesia yang multidimensi menjadi kendala dalam mencapai integrasi horizontal. Ketimpangan, ketidakadilan dan konflik sosial merupakan bekas luka sejarah yang sulit untuk dilupakan. Koentjaraningrat (1980) mengidentifikasi penyebab konflik antaretnis, antara lain persaingan ekonomi, tekanan budaya, perbedaan agama, dominasi politik, dan konflik tradisional.

Dengan adanya tantangan ini, penting untuk menghidupkan kembali nilai kearifan lokal untuk memperkuat identitas budaya dan bangsa. Indonesia kaya akan modal budaya, antara lain kearifan lokal seperti Tori Hita Karana, Tat Twam Asi dan nilai-nilai Jawa lainnya. Kearifan lokal ini dapat menjadi landasan untuk membangun rasa jati diri bangsa yang kuat dan menjawab tantangan globalisasi.

Melalui diplomasi budaya, Indonesia dapat mempromosikan citra keanekaragaman budayanya di tingkat internasional serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal. Penguatan dan pelestarian adat istiadat juga merupakan bagian dari upaya revitalisasi budaya lokal, tidak hanya menjawab tantangan masa depan tetapi juga memperkuat jati diri bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Bagas Anggara Putra -
Nama : Bagas Anggara Putra
NPM : 2315011050
Kelas : B

Analisis Jurnal

Jurnal tersebut membahas signifikan kearifan budaya lokal dalam memperkuat identitas Indonesia di era globalisasi. Kearifan lokal, khususnya di Bali dan Jawa, mencerminkan nilai-nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan yang tidak hanya vital untuk melestarikan kebudayaan, tetapi juga untuk konservasi sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai sarana memperkuat identitas ke-Indonesiaan dan membangun hubungan antarnegara.

Sebagai bangsa multikultur, Indonesia diharapkan menghormati keberagaman budaya lokal dan merawat identitas budaya masing-masing. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai pengikat identitas bangsa dan modal dasar untuk memperkokoh jati diri di tengah arus globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keberagaman budaya menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya lokal sebagai kunci utama.

Identitas bangsa Indonesia, sebagai hasil keanggotaan dalam berbagai kesatuan sosial, harus dipahami melalui pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Meskipun konflik antara budaya tradisional dan modern diakui sebagai fakta kultural yang tidak terhindarkan, adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas bangsa.

Identitas budaya dapat bersumber dari agama, bahasa, dan adat, tetapi konflik antar kelompok etnis bisa muncul akibat perbedaan identitas. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa yang krusial. Dalam pandangan masa depan politik dunia yang menuju benturan antar kebudayaan, Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural dihadapkan pada masalah legitimasi kultural.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh SASKIA FANIA -
Nama : Saskia fania
NPM : 2315011017
Kelas : B


Dalam jurnal ini, Ida Bagus Brata dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar membahas pentingnya kearifan lokal sebagai perekat identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi. Brata menyoroti permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional yang semakin relevan dalam konteks perubahan pasca reformasi dan tuntutan yang berlebihan dalam kehidupan masyarakat. Dia menekankan perlunya menggali, mengkaji, dan merevitalisasi kearifan lokal sebagai elemen kunci dalam memperkuat fondasi jati diri bangsa untuk menghadapi dampak globalisasi.

Brata membahas pentingnya identitas masa dan ruang dalam konteks kebudayaan. Dia menyoroti bahwa Indonesia sebagai negara modern tidak hanya merupakan entitas geopolitik semata, tetapi juga mencerminkan keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin dalam keanekaragaman suku bangsa. Melalui sejarah, proses kehidupan manusia telah membentuk beragam bentuk budaya yang menjadi ciri khas bangsa. Brata juga menekankan pentingnya aktivitas silang antar kelompok etnis dan pengaruh budaya besar yang memperkuat identitas bangsa Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa kearifan budaya lokal memiliki peran vital sebagai perekat identitas bangsa di tengah dinamika globalisasi. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kearifan lokal dapat menjadi landasan kuat dalam mempertahankan jati diri bangsa Indonesia di era yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Kesimpulan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menjaga dan merevitalisasi nilai-nilai budaya lokal untuk memperkuat kesatuan dan identitas nasional.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Agung Rafsanjani -
NAMA : AGUNG RAFSANJANI
NPM : 2315011033
KELAS : Jurnal ini membahas urgensi kearifan budaya lokal dalam memperkuat identitas nasional Indonesia di tengah tantangan globalisasi. Kearifan lokal, seperti yang dapat ditemukan di Bali dan Jawa, mencerminkan nilai-nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan yang bukan hanya penting untuk melestarikan kebudayaan, tetapi juga untuk melibatkan konservasi sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai alat untuk memperkuat identitas ke-Indonesiaan dan membangun hubungan antar bangsa.

Indonesia, sebagai negara multikultural, diharapkan untuk menghormati keragaman budaya lokal dan menjaga identitas budaya mereka. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai faktor perekat identitas bangsa dan dasar yang penting untuk memperkokoh jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keragaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pengertian dan penghargaan terhadap keragaman budaya lokal menjadi kunci utama.

Identitas seseorang atau kelompok ditentukan oleh keanggotaannya dalam berbagai kesatuan sosial, dan identitas bangsa Indonesia harus dipahami melalui pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Meskipun konflik antara budaya tradisional dan modern diakui sebagai fenomena yang tak terhindarkan, adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas bangsa.

Identitas budaya dapat bersumber dari agama, bahasa, dan adat istiadat, namun potensi konflik antar kelompok etnis dapat muncul akibat perbedaan identitas. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai elemen perekat yang krusial untuk identitas bangsa. Jelang masa depan, di mana benturan antar kebudayaan diprediksi sebagai potensi, Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural dihadapkan pada tantangan legitimasi kultural.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh M HADI FADHIL -
NAMA : M Hadi Fadhil
NPM : 2315011022
KELAS : B

Jurnal ini mengkaji pentingnya kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam konteks globalisasi yang berkembang pesat. Penulis menekankan bahwa perubahan sosial, kebangsaan, dan politik pasca-reformasi seringkali menimbulkan tantangan yang berpotensi mengancam keutuhan bangsa. Artikel ini menggarisbawahi peranan vital kearifan lokal dalam memperkuat identitas nasional di tengah tantangan globalisasi, serta menanyakan relevansi nilai-nilai budaya lokal dalam menghadapi isu-isu global.

Penulis berargumen bahwa Indonesia, dengan keberagaman multikulturalnya, harus berupaya menjaga dan mendidik masyarakatnya untuk hidup harmonis tanpa mengorbankan keunikan identitas budaya mereka. Hal ini mengimplikasikan kebutuhan akan pendidikan yang mampu mengurangi kekerasan dan meningkatkan perdamaian. Jurnal ini juga menyoroti pentingnya melestarikan dan memanfaatkan kearifan lokal Indonesia sebagai aset yang dapat memperkaya dan memperkuat identitas nasional.

Kesimpulannya, jurnal ini menekankan bahwa mengakui dan mengembangkan kearifan lokal adalah kunci untuk mempertahankan identitas bangsa dalam menghadapi globalisasi. Ini mengajak pembaca untuk memikirkan cara-cara kekayaan budaya lokal dapat mempersatukan dan memperkuat bangsa Indonesia dalam keragaman.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Faranda Karenneva Utersa -
Nama : Faranda Karenneva Utersa
NPM : 2315011010
Kelas : B

Jurnal ini membahas signifikansi keberadaan kearifan lokal dalam memperkuat identitas nasional Indonesia di era globalisasi. Kearifan lokal, terutama yang tercermin di Bali dan Jawa, menjadi cerminan nilai-nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan. Nilai-nilai ini tidak hanya krusial untuk pelestarian warisan budaya, melainkan juga berperan dalam konservasi sumber daya alam dan pengembangan potensi manusia. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai alat yang efektif untuk memperkuat esensi ke-Indonesiaan dan membangun hubungan antarnegara.

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, dihadapkan pada tugas menjaga dan menghormati warisan budaya lokal. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas nasional, menjadi fondasi untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Pendekatan multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keanekaragaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya lokal sebagai faktor kunci.

Pentingnya memahami identitas bangsa Indonesia melalui prisma kebudayaan se-Indonesia disoroti sebagai elemen kunci dalam pemahaman keberagaman sosial. Meskipun konflik antara nilai tradisional dan modern diakui sebagai fakta tak terhindarkan, penyesuaian unsur tradisional dengan unsur modern dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat identitas nasional.

Identitas budaya dapat bersumber dari agama, bahasa, dan tradisi, namun perbedaan dalam identitas dapat memunculkan konflik antar etnis. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai faktor penyatuan identitas nasional yang sangat penting. Jurnal ini juga meramalkan bahwa masa depan politik dunia cenderung menuju konflik antar budaya, dan Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural dihadapkan pada tantangan mengenai legitimasi budaya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh NAILAH KHAIRUNNISA -
NAMA : NAILAH KHAIRUNNISA
NPM : 2315011018
KELAS : B
KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Jurnal ini membahas tentang pentingnya kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional di tengah era globalisasi yang berkembang pesat. Penulis menyoroti bahwa perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial, kebangsaan, dan politik pasca reformasi sering kali memunculkan tuntutan yang berlebihan, yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Penulis menekankan bahwa kearifan lokal, sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya, memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat fondasi identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah nilai-nilai budaya lokal masih relevan untuk diperkuat dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di era globalisasi ini.

Penulis berpendapat bahwa Indonesia, sebagai bangsa multikultural, memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mendidik masyarakat agar mampu hidup secara harmonis dalam keberagaman budaya tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing. Hal ini menuntut adanya pembelajaran yang tepat untuk mengurangi budaya kekerasan dan memperkuat budaya damai di masyarakat.

Penulis juga menggarisbawahi kekayaan kearifan lokal yang dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia. Kearifan lokal ini, jika dikelola secara bijaksana, dapat menjadi sumber kekayaan budaya bangsa dan menjadi perekat serta modal dasar untuk memperkuat identitas nasional.

Dari analisis jurnal ini, kita dapat memahami betapa pentingnya pengakuan dan pengembangan kearifan lokal sebagai bagian dari identitas bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Jurnal ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kekayaan budaya lokal dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan bangsa Indonesia dalam keberagaman.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Mudham Matan -
NAMA : Mudham Matan

NPM : 2315011032

KELAS : B

Jurnal tersebut membahas pentingnya nilai-nilai budaya lokal dalam memperkuat identitas Indonesia di tengah arus globalisasi. Kearifan lokal, seperti yang ditemukan di Bali dan Jawa, mencerminkan prinsip-prinsip harmoni, estetika, dan keseimbangan yang tidak hanya penting untuk melestarikan kebudayaan, tetapi juga untuk menjaga lingkungan dan mengembangkan potensi manusia. Diplomasi budaya dianggap sebagai cara untuk memperkuat jati diri ke-Indonesiaan dan membangun hubungan antarnegara.

Sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman budaya, Indonesia harus menghargai dan merawat warisan budaya lokalnya. Penyegaran kembali nilai-nilai lokal dianggap sebagai penyatuan identitas nasional dan fondasi untuk memperkuat eksistensi bangsa di tengah arus globalisasi. Pendekatan multikulturalisme dianggap sebagai strategi untuk menjaga keberagaman budaya dalam menghadapi tantangan global, dengan memahami serta menghargai keunikan budaya lokal sebagai kunci utama.

Identitas individu atau kelompok ditentukan oleh bagaimana mereka berinteraksi dalam masyarakat, dan identitas bangsa Indonesia harus dipahami melalui keragaman budayanya yang luas. Konflik antara nilai-nilai tradisional dan modern diakui sebagai bagian dari dinamika kultural yang tak terhindarkan, namun upaya untuk menggabungkan unsur tradisional dengan elemen modern dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas nasional.

Identitas budaya dapat timbul dari agama, bahasa, dan adat istiadat, tetapi perbedaan identitas juga bisa menimbulkan konflik antar kelompok etnis. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai pilar penting dalam mempersatukan identitas nasional. Di masa depan, politik global diyakini akan semakin terfokus pada konflik antarbudaya, dan Indonesia sebagai negara yang kaya akan etnis dan budaya dihadapkan pada tantangan memperoleh legitimasi kultural.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh M. Qibtiah Putri Agne -
Nama : M. Qibtiah Putri Agne
NPM : 2315011002
Kelas : B

Analisis Jurnal 2

Jurnal tersebut menbahas tentang urgensi kearifan budaya lokal dalam memperkuat identitas bangsa Indonesia di tengah tantangan globalisasi. Kearifan lokal, seperti yang tercermin di Bali dan Jawa, mengekspresikan prinsip harmoni, estetika, dan keseimbangan yang tidak hanya penting untuk melestarikan kebudayaan, tetapi juga untuk menjaga lingkungan dan mengembangkan sumber daya manusia. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai sarana untuk memperkuat identitas Indonesia dan membangun hubungan antar bangsa.

Indonesia sebagai negara multikultural dihimbau untuk menghargai keanekaragaman budaya lokal serta memelihara identitas budaya masing-masing. Pembaruan kearifan lokal dianggap sebagai penopang identitas nasional dan landasan untuk memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Pendekatan multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keanekaragaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya lokal menjadi kunci penting.

Identitas individu atau kelompok ditentukan oleh afiliasi mereka dalam berbagai komunitas sosial, dan identitas bangsa Indonesia harus dipahami melalui lensa budaya yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Konflik antara nilai-nilai budaya tradisional dan modern diakui sebagai fenomena yang tidak terhindarkan, tetapi upaya adaptasi unsur tradisional dengan elemen modern dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas nasional.

Identitas budaya dapat berasal dari agama, bahasa, dan adat istiadat, namun pertentangan antara kelompok etnis sering kali muncul karena perbedaan identitas. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas nasional yang penting. Masa depan politik global diyakini akan menghadapi benturan antar kebudayaan, dan Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural dihadapkan pada tantangan legitimasi budaya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Zaky Adrian -
NAMA : ZAKY ADRIAN
NPM : 2315011068
KELAS : B

Jurnal ini menyoroti pentingnya kearifan lokal di Indonesia, terutama di Bali dan Jawa, sebagai cerminan dari nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan. Kearifan lokal ini tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam konservasi sumber daya alam, pengembangan sumber daya manusia, dan pelestarian kebudayaan. Dengan Indonesia sebagai bangsa multikultur, penting untuk menghormati pluralitasnya agar dapat bersatu sebagai satu bangsa yang kuat. Diplomasi kebudayaan juga dianggap penting dalam memperkuat identitas bangsa dan membangun citra positif di mata dunia.

Identitas budaya yang berasal dari agama, bahasa, dan adat di Indonesia dihadapkan pada tantangan konflik antar kebudayaan dan peradaban yang diprediksi akan meningkat. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa yang dapat membantu mengatasi konflik sosial. Dalam konteks negara multietnis dan multikultural seperti Indonesia, revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal menjadi krusial dalam memperkuat kesatuan bangsa dan menjaga keberagaman budaya.

Kearifan lokal juga dianggap sebagai bagian integral dari kebudayaan yang perlu dipelajari dan direvitalisasi dalam menghadapi tantangan globalisasi. Identitas bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaan masing-masing menunjukkan pentingnya pemahaman dan penghormatan terhadap keberagaman budaya. Multikulturalisme dipandang sebagai keyakinan bahwa kelompok etnik atau budaya dapat hidup berdampingan secara damai dengan saling menghormati, yang pada akhirnya akan memperkuat identitas bangsa melalui tradisi dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing kelompok etnik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Nur Istiqomah Salsabila -
Nama : Nur Istiqomah Salsabila
NPM: 2315011011
Kelas :B

Dalam jurnal oleh Huntington (2003), disampaikan bahwa masa depan politik global kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh konflik antar kebudayaan, bahkan antar peradaban. Hal ini merupakan perbedaan signifikan dengan masa industri di mana konflik ekonomi mendominasi. Terdapat kecenderungan untuk menolak homogenitas budaya global, dengan munculnya dorongan untuk menjaga keunikan budaya dan bahasa masing-masing. Kearifan lokal memegang peran krusial dalam memperkuat identitas budaya di era globalisasi.

Di Indonesia, sebuah negara yang multietnis dan multikultural, isu-isu terkait legitimasi kultural telah menjadi perhatian sejak awal berdirinya. Kesenjangan, ketidakadilan, dan ketidakmerataan pembangunan telah menjadi pemicu konflik sosial di berbagai wilayah, meninggalkan dampak yang sulit diatasi dalam sejarah. Namun, terkadang, tuntutan yang berlebihan, baik pada tingkat mikro maupun makro, menjadi masalah serius yang mengancam persatuan dan integritas bangsa.

Struktur masyarakat Indonesia yang bersifat multi-dimensi menjadi hambatan bagi integrasi horizontal. Hal ini tercermin dalam segmentasi kelompok dengan kebudayaan atau sub-kebudayaan yang beragam, kurangnya kesepakatan mengenai nilai-nilai sosial dasar, dan seringnya terjadi konflik antar kelompok. Integrasi sosial sering kali bergantung pada paksaan dan saling ketergantungan ekonomi.

Meskipun hubungan antar suku bangsa dan kelompok di Indonesia belum seburuk beberapa negara lain, potensi konflik tetap ada. Penting untuk dicatat bahwa analisis Koentjaraningrat menekankan perlunya memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar suku bangsa dan kelompok dalam masyarakat Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Fahreza Hidayah -
Nama : Fahreza Hidayah
NPM : 2315011013
KELAS : B

Jurnal ini membahas tentang pentingnya kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional di tengah pesatnya perkembangan globalisasi.
Penulis menekankan bahwa perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan politik pasca reformasi seringkali dibarengi dengan tuntutan berlebihan yang dapat membahayakan keutuhan negara.
Penulis menekankan bahwa kearifan lokal sebagai bagian integral dari kebudayaan mempunyai peran sentral dalam memperkuat landasan jati diri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Pertanyaan mendasarnya adalah apakah nilai-nilai budaya lokal masih cukup relevan untuk diperkuat dalam menghadapi tantangan era globalisasi.
Penulis meyakini bahwa Indonesia sebagai bangsa multikultural mempunyai tanggung jawab untuk merawat dan mendidik masyarakatnya agar dapat hidup rukun dalam keragaman budaya tanpa kehilangan identitas budaya uniknya Masu.
Untuk itu diperlukan pendidikan yang tepat guna mengurangi budaya kekerasan dan memperkuat budaya damai di masyarakat.
Penulis juga menekankan pentingnya kekayaan pengetahuan lokal yang diperoleh dari berbagai daerah di Indonesia.
Apabila dikelola secara bijak, kekayaan daerah dapat menjadi sumber daya budaya yang memperkaya jati diri bangsa, menjadi perekat dan modal inti penguatan jati diri bangsa.
Dari analisa jurnal ini, kami memahami pentingnya mengenali dan mengembangkan kearifan lokal sebagai bagian integral dari jati diri bangsa dalam rangka menjawab tantangan globalisasi.
Jurnal ini menantang kita untuk memikirkan secara mendalam bagaimana kekayaan budaya lokal dapat menjadi pemersatu bangsa Indonesia dalam keberagamannya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Fadilla Indra Gunawan -
NAMA  : Fadilla Indra Gunawan
NPM     : 2315011024
KELAS  : B

A. Kearifan Lokal

a. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal merujuk pada pengetahuan, nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang berkembang dalam masyarakat tertentu di suatu wilayah atau daerah. Ini mencakup beragam aspek kehidupan, seperti budaya, agama, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Kearifan lokal sering kali diwariskan secara turun temurun dan disesuaikan dengan kondisi geografis, lingkungan alam, serta nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat setempat.

Pentingnya kearifan lokal terletak pada kontribusinya dalam mempertahankan keberagaman budaya, menyediakan solusi lokal untuk tantangan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta sebagai sumber daya untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan memahami dan menghormati kearifan lokal, masyarakat dapat memperkaya budaya mereka sendiri dan meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.

b. Kearifan lokal di Indonesia

Kearifan lokal di Indonesia mencakup beragam nilai, tradisi, dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam masyarakat setempat. Berikut adalah beberapa contoh khusus dari kawasan-kawasan di Indonesia:

1. Sistem Kepercayaan dan Adat Istiadat: Setiap daerah di Indonesia memiliki sistem kepercayaan dan adat istiadat yang unik, seperti kepercayaan animisme, dinamisme, atau syncretism. Contohnya adalah kepercayaan adat di Bali yang terkait dengan Agama Hindu, kepercayaan suku Dayak di Kalimantan, atau kepercayaan suku Toraja di Sulawesi.

2. Seni dan Budaya Tradisional: Setiap daerah memiliki seni dan budaya tradisional yang khas, seperti tarian, musik, seni ukir, seni batik, dan seni kerajinan tangan lainnya. Contohnya adalah Tari Pendet dari Bali, Tari Saman dari Aceh, atau Seni Ukir Minangkabau dari Sumatera Barat.

3. Pertanian Tradisional: Di beberapa daerah, masih terdapat praktik pertanian tradisional yang diwariskan secara turun temurun, seperti sistem pertanian berkelanjutan, penggunaan teknik irigasi tradisional, atau pola tanam yang mengikuti musim. Contohnya adalah sistem subak di Bali atau sistem ladang berpindah suku Dani di Papua.

4. Kearifan Lokal dalam Pengobatan Tradisional: Banyak daerah di Indonesia memiliki praktik pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan alami dan metode yang telah diuji secara turun temurun. Contohnya adalah jamu di Jawa, tumbuhan obat di Kalimantan, atau pengobatan tradisional oleh dukun adat.

5. Kearifan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam: Masyarakat lokal di beberapa daerah memiliki sistem pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal, seperti pengelolaan hutan adat, penangkapan ikan berkelanjutan, atau praktik pertanian berbasis agroforestri. Contohnya adalah Hutan Adat Mentawai di Sumatera Barat atau sistem kearifan lokal dalam penangkapan ikan di Maluku.

Melalui pelestarian dan pengakuan terhadap kearifan lokal ini, Indonesia dapat memperkaya budaya nasionalnya dan menjaga warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Kearifan budaya lokal memainkan peran penting sebagai perekat kebudayaan bangsa Indonesia. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan hal ini:

1. Penghormatan Terhadap Tradisi: Kearifan budaya lokal mencakup nilai-nilai, adat istiadat, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Penghormatan terhadap tradisi ini memperkuat identitas budaya masyarakat setempat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan bangsa secara keseluruhan.

2. Keterlibatan Komunitas Lokal: Kebudayaan lokal melibatkan komunitas lokal dalam berbagai aktivitas seperti upacara adat, festival budaya, dan kegiatan keagamaan. Hal ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anggota masyarakat serta memperkuat jalinan sosial dalam komunitas.

3. Penggunaan Bahasa Lokal: Bahasa lokal sering kali menjadi sarana utama dalam menyampaikan nilai-nilai budaya, cerita rakyat, dan pengetahuan lokal. Penggunaan bahasa lokal memperkuat identitas etnis dan regional, sambil tetap mengakui Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

4. Kesenian dan Kreativitas Lokal: Seni dan budaya lokal, seperti tarian tradisional, musik daerah, seni rupa, dan kerajinan tangan, mencerminkan warisan budaya yang kaya dan unik dari setiap daerah di Indonesia. Kesenian lokal menjadi sumber kebanggaan dan identitas bagi masyarakat setempat, sambil juga menjadi daya tarik wisata budaya bagi orang-orang dari luar daerah.

5. Pemeliharaan Lingkungan dan Kearifan Lokal: Banyak kearifan lokal yang terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan keberlanjutan, seperti sistem penanaman pohon adat, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan praktik pertanian organik tradisional. Hal ini mencerminkan keterhubungan yang erat antara budaya lokal, alam, dan keberlanjutan lingkungan.

Dengan memperkuat dan merayakan kearifan budaya lokal, Indonesia menghormati dan memelihara keragaman budaya yang menjadi kekuatan utama dalam menyatukan bangsa dan memperkaya kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Sokhih batara Jadid Mashudi -
NAMA : SOKHIH BATARA JADID MASHUDI
NPM : 2315011003
KELAS : B

Analisis jurnal
Jurnal tersebut mengulas signifikansi kearifan budaya lokal dalam memperkuat identitas bangsa Indonesia di era globalisasi. Kearifan lokal, seperti yang termanifestasi di Bali dan Jawa, mencerminkan nilai-nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan, tidak hanya vital untuk melestarikan kebudayaan, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan mengembangkan potensi manusia. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai sarana untuk memperkokoh jati diri ke-Indonesiaan serta membangun hubungan antar bangsa.

Sebagai bangsa multikultur, Indonesia perlu menghormati dan menjaga keberagaman budaya lokal guna memelihara identitas kultural masing-masing. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai pengikat identitas nasional dan dasar yang esensial untuk memperkuat karakter bangsa di tengah arus globalisasi. Pendekatan multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk merawat keberagaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman serta penghargaan terhadap keanekaragaman budaya lokal menjadi unsur utama.

Identitas seseorang atau kelompok diakui melalui keanggotaan dalam berbagai kesatuan sosial, dan identitas bangsa Indonesia harus diinterpretasikan melalui perspektif kebudayaan seluruh Indonesia. Konflik antara unsur budaya tradisional dan modern diakui sebagai realitas kultural yang tak terhindarkan, namun penyesuaian unsur tradisional dengan unsur modern dianggap sebagai langkah krusial dalam memperkuat identitas bangsa.

Identitas budaya dapat timbul dari agama, bahasa, dan adat istiadat, meskipun perbedaan identitas bisa mencetuskan konflik antar kelompok etnis. Karenanya, kearifan lokal dilihat sebagai elemen penjalin identitas bangsa yang krusial. Dalam pandangan ke depan, geopolitik dunia diyakini akan melibatkan benturan antar kebudayaan, dan Indonesia, sebagai negara multietnis dan multikultural, dihadapkan pada tantangan mempertahankan legitimasi kultural.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh M. Almer Arya Putra Rafdiono -
Nama : M. Almer Arya Putra Rafdiono
NPM : 2315011029
Kelas : B

Kearifan Budaya Lokal sebagai Perekat Identitas Bangsa Indonesia

Kearifan budaya lokal memiliki peran penting dalam menciptakan identitas bangsa Indonesia. Budaya lokal merupakan bagian dari identitas bangsa yang sangat kuat dan mempengaruhi perilaku, persepsi, dan pemahaman individu terhadap diri mereka sendiri dan bangsa mereka. Kearifan budaya lokal memungkinkan generasi muda Indonesia untuk memahami dan menghargai budaya lokal mereka, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Selain itu, kearifan budaya lokal juga memungkinkan generasi muda untuk memahami dan menghargai budaya lainnya. Dengan demikian, mereka dapat memahami dan menghargai budaya lainnya, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia. Kearifan budaya lokal juga memungkinkan generasi muda untuk memahami dan menghargai budaya lainnya, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, kearifan budaya lokal sangat penting untuk menciptakan generasi penerus yang memahami dan menghargai identitas bangsa Indonesia, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Kearifan budaya lokal juga memungkinkan generasi muda untuk memahami dan menghargai budaya lainnya, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, mereka dapat memahami dan menghargai budaya lainnya, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia. Kearifan budaya lokal sangat penting untuk menciptakan generasi penerus yang memahami dan menghargai identitas bangsa Indonesia, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh M. Hanif Habibi -
Nama : M. Hanif Habibi
NPM : 2315011014
Kelas : B

Jurnal tersebut membahas tentang kearifan budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa. Beberapa pokok atau inti yang dapat diambil dari jurnal tersebut yaitu:
1. Identitas nasional adalah ciri khas yang menjadi penanda suatu bangsa tentang dirinya. Identitas nasional juga bisa dikatakan jati diri dari bangsa tersebut.

2. Identitas nasional memiliki beragam unsur-unsur yang meliputi suku bangsa/ras, bahasa, kebudayaan, dan agama.

3. Kebudayaan merupakan identitas nasional suatu bangsa. Identitas nasional bangsa dapat dikatakan sebagai keunikan, karakteristik, dan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa tersebut.

4. Kearifan budaya lokal merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk identitas nasional bangsa. Budaya lokal ini menjadi perekat identitas bangsa karena menjadi bagian dari keberagaman budaya yang dimiliki oleh bangsa tersebut.

Dari analisis tersebut, jurnal ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana kearifan budaya lokal berperan sebagai perekat identitas bangsa Indonesia. Kearifan budaya lokal tidak hanya memperkaya keberagaman budaya, tetapi juga memperkuat jati diri dan karakteristik bangsa Indonesia dalam konteks globalisasi dan modernisasi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Andhika Rachmat Hidayat -
ANDHIKA RACHMAT HIDAYAT
2315011015
KELAS B

Jurnal tersebut membahas bagaimana kearifan budaya lokal sangat penting untuk memperkuat identitas bangsa Indonesia di tengah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat modern. Kearifan lokal, seperti yang terlihat di Bali dan Jawa, mencerminkan prinsip-prinsip keseimbangan, estetika, dan harmoni, yang sangat penting untuk pelestarian kebudayaan serta konservasi sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia. Dipercaya bahwa diplomasi kebudayaan dapat membangun hubungan internasional dan memperkuat identitas Indonesia.

Sebagai negara multikultural, Indonesia harus menghormati keberagaman budaya masyarakatnya dan memelihara identitas budaya masing-masing. Kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa dan modal dasar untuk memperkuat jati diri bangsa di era globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menghadapi tantangan globalisasi dan menjaga keberagaman budaya. Memahami dan menghargai keberagaman budaya lokal sangat penting.

Integrasi horizontal dihalangi oleh struktur masyarakat yang kompleks di Indonesia. Ini ditunjukkan dengan pembagian kelompok berdasarkan kebudayaan atau subkebudayaan yang berbeda, ketidaksepakatan tentang prinsip sosial utama, dan seringnya konflik antar kelompok. Seringkali, integrasi sosial bergantung pada paksaan dan saling ketergantungan ekonomi.

Hubungan antar suku dan golongan di Indonesia tidak seburuk di beberapa negara lain, tetapi ada kemungkinan konflik. Sangat penting untuk diingat bahwa penelitian Koentjaraningrat menekankan pentingnya memahami komponen yang memengaruhi hubungan antar suku bangsa dan golongan dalam masyarakat Indonesia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Nabila Nidiya Putri -
NAMA : NABILA NIDIYA PUTRI
NPM : 2315011062
KELAS : B

Jurnal tersebut membahas tentang pentingnya kearifan lokal di Indonesia, terutama di Bali dan Jawa, dalam memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Kearifan lokal mencerminkan nilai harmoni, estetika, dan keseimbangan yang menjadi landasan bagi konservasi sumber daya alam, pengembangan sumber daya manusia, dan pelestarian kebudayaan. Diplomasi kebudayaan juga dianggap sebagai instrumen penting dalam memperkuat identitas ke-Indonesiaan dan membangun hubungan antar bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai modal sosial yang dapat menjawab berbagai tantangan masa depan, terutama dalam menghadapi konflik sosial dan benturan antar kebudayaan.

Selain itu, jurnal tersebut juga menyoroti pentingnya menghormati keberagaman budaya di Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural. Identitas bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaan masing-masing menegaskan bahwa keberagaman budaya harus dipahami dan dihormati. Multikulturalisme menjadi keyakinan bahwa kelompok etnik atau budaya dapat hidup berdampingan secara damai dengan saling menghormati. Revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal di tengah konflik sosial dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas bangsa.

Dengan demikian, kearifan lokal bukan hanya sebagai bagian dari kebudayaan yang harus dipelajari, tetapi juga sebagai fondasi untuk membangun kesatuan sosial dan keberlanjutan budaya Indonesia di era globalisasi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Prameswari Buana Sabrina -
Nama: Prameswari Buana Sabrina
NPM: 2315011098
Kelas: B

Jurnal ini secara mendalam mengulas signifikansi identitas masa dan ruang dalam konteks kebudayaan Indonesia. Penekanan pada aspek sejarah dan keragaman kelompok sosial memberikan gambaran tentang liku-liku perjalanan menuju sebuah komunitas yang diidealkan. Meskipun diwarnai ketegangan antar kelompok etnis, hubungan awal tersebut memberikan landasan kondusif bagi terbentuknya komunitas yang diharapkan. Selain itu, jurnal ini mencermati kompleksitas identitas bangsa Indonesia, terutama dalam interpretasi konsep suku bangsa. Persoalan seberapa tepat jumlah suku bangsa di Indonesia juga menjadi sorotan, menciptakan tantangan pemahaman bersama terkait identitas nasional.Pembahasan mengenai multikulturalisme menjadi aspek kunci dalam analisis jurnal ini. Penulis menyoroti bahwa multikulturalisme tidak hanya merupakan kepercayaan terhadap koeksistensi kelompok etnik dan budaya, tetapi juga sebuah formasi sosial yang membuka ruang bagi identitas beragam. Dalam konteks Indonesia, dengan keberagaman budaya seperti Jawa, Sunda, Bali, dan banyak lainnya, penulis menggarisbawahi pentingnya menghormati budaya lain sebagai landasan integrasi. Jurnal juga membahas dampak globalisasi, terutama melalui Four T Revolution (Telecommunication, Transformation, Trade, Tourism), yang menciptakan tantangan baru terhadap keberagaman budaya dan identitas lokal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Muhammad Rakha Wiryawan -
NAMA : MUHAMMAD RAKHA WIRYAWAN
NPM : B
KELAS: B

Identitas masa dan ruang mempunyai kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragamankebudayaan suku bangsa. Melalui perjalanan sejarah, berbagai proses kehidupan manusia telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk budaya. Mencermati sejarah bangsa ini terlihat liku-liku proses yang dilalui menuju satu komunitas yang diidealkan. Bermodal pada suasana awal hubungan antar kelompok etnis yang tersebar di seluruh kawasan
nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya sering diwarnai ketegangan-ketegangan namun cukup kondusif bagi terbangunnya satu komunitas terbayang (Anderson, 1991). Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas silang yang saling mendekatkan di antara berbagai kelompok etnis tersebut, berkat pengaruh persebaran budaya-budaya (agama) besar yang datang ke Indonesia.

Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah dikemukakan oleh van den Berghe yakni: (1) terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan, yang berbeda satu sama lainnya; (2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer; (3) kurang mengembangkan konsesus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar; (4) secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya; (5) secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi; serta (6) adanya dimensi politik oleh suatu kelompok di atas kelompok-kelompok yang lain.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Kayla Amanda Hidayat -
NAMA: KAYLA AMANDA HIDAYAT
NPM: 2315011001
KELAS: B

Kearifan Lokal sebagai Perekat Identitas Bangsa di Tengah Tantangan Globalisasi. Jurnal ini membahas pentingnya identitas masa dan ruang dalam konteks kebudayaan Indonesia. Indonesia, sebagai negara modern, tidak hanya terbatas pada unit geopolitik, melainkan mencerminkan keragaman kelompok sosial dan sistem budaya dari berbagai suku bangsa. Dengan sekitar 300 hingga lebih dari 500 suku bangsa, identitas individu ditentukan oleh keanggotaannya dalam berbagai kesatuan sosial, seperti suku Bugis, Jawa, Bali, dan lainnya.

Motto "Bhinneka Tunggal Ika" menjadi sorotan, menciptakan tantangan dalam merumuskan identitas bangsa yang tepat. Jurnal ini menyoroti multikulturalisme sebagai keyakinan bahwa kelompok etnik atau budaya dapat hidup bersama secara damai, menghormati kebudayaan lain.
Dalam konteks kearifan lokal, jurnal ini mencermati bahwa kebijakan pelestarian nilai-nilai tersebut terjebak dalam persoalan politik tanpa aplikasi nyata. Kearifan lokal di Indonesia, dianggap sebagai modal budaya penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jurnal mencatat adanya kecenderungan homogenitas budaya akibat Four T Revolution (Telecommunication, Transformation, Trade, Tourism) dalam era globalisasi. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa kebudayaan Indonesia bersumber dari kebudayaan etnik lokal yang kaya akan nilai-nilai kearifan.
Penelitian menyimpulkan bahwa kearifan lokal berperan sebagai perekat identitas bangsa di tengah perubahan zaman. Pembelajaran dan pemberdayaan kearifan lokal diharapkan dapat memperkuat identitas bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Ayu Aprida -
Nama : Ayu Aprida
Npm : 2315011028
Kelas : PKN B

Analisis Jurnal

KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Dalam jurnal ini kita diberitahu bahwa kearifan budaya lokal sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir dalam segala aspek kehidupan. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Deskripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat bukanlah Jurnal Bakti Saraswati Vol. Diakui realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masingmasing. Oleh karena itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman.

Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia.

Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Nilam Pratiwi Putri -
Nama : Nilam Pratiwi Putri
NPM : 2315011090
PKN B

Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal.Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya dapat hidup berdampingan secara damai yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan. Namun demikian tumpang tindih dapat terjadi di antara kelompok-kelompok etnis yang berbeda. Kearifan lokal yang dimiliki daerah- daerah Indonesia sungguh banyaknya keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh ANNISA HERDAYANTI -
Nama : Annisa Herdayanti
NPM : 2315011021
Kelas : B

ANALISIS JURNAL

Jurnal Bakti Saraswati diatas berisi tentang tantangan globalisasi terhadap pentingnya kearifan budaya lokal untuk memperkuat identitas bangsa indonesia. Contohnya yaitu di daerah Bali dan Jawa mencerminkan nilai-nilai keselarasan, estetika, dan keseimbangan yang penting tidak hanya bagi pelestarian budaya, tetapi juga bagi perlindungan sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia. Diplomasi budaya dijadikan sebagai sarana untuk memperkuat identitas Indonesia dan membangun hubungan antar bangsa Indonesia sebagai negara multikultural wajib menghargai keberagaman budaya daerah dan menjaga identitas budayanya sendiri.

Kebangkitan kearifan lokal dinilai dapat dijadikan pemantapan jati diri bangsa serta sebuah modal dasar penguatan jati diri bangsa di tengah globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keberagaman budaya sekaligus menjawab tantangan globalisasi, dan memahami serta menghormati keberagaman. Kearifan lokal sebuah kunci penting Identitas yang ditentukan dalam satuan sosial yang berbeda. Identitas bangsa Indonesia harus dipahami melalui pendekatan budaya Indonesia meskipun konflik antara budaya tradisional dan modern diakui sebagai fakta budaya yang tidak bisa dihindari, namun adaptasi unsur-unsur tradisional ke modern merupakan langkah penting dalam memperkuat identitas nasional Identitas budaya dapat timbul dari agama, bahasa, dan adat istiadat, namun perbedaan identitas dapat menimbulkan konflik antar suku. Oleh karena itu, kearifan lokal dinilai menjadi perekat penting jati diri bangsa. Masa depan politik dunia diyakini akan menimbulkan konflik antar budaya, dan Indonesia, sebagai negara multietnis dan multikultural.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Dian Florecita Panggabean -
NAMA : DIAN FLORECITA PANGGABEAN
NPM : 2315011131
KELAS : B

Mengemukakan tampaknya bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Oleh sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai.
Kearifan lokal yang dimiliki daerah-daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh NAJLA NURJANNAH ALIM -
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebelumnya izin memperkenalkan diri Pak,
NAMA : NAJLA NURJANNAH ALIM
NPM : 2315011074
FAKULTAS : TEKNIK
PRODI : TEKNIK SIPIL

Izinkan saya menyampaikan analisis dari jurnal yang Bapak berikan;
Huntington (2003:5-11) meramalkan masa depan politik dunia akan mengarah pada benturan antar kebudayaan, termasuk antar peradaban. Ahli juga memperkirakan bahwa isu-isu kebudayaan, agama, etnik, gender, dan gaya hidup akan lebih penting daripada konflik ekonomi di era globalisasi. Kearifan lokal dan identitas kultural memainkan peran sentral dalam menghadapi homogenisasi kebudayaan akibat globalisasi. Indonesia, sebagai negara multietnis dan multikultural, menghadapi tantangan serupa dalam mempertahankan keunikan budayanya.
Indonesia sebagai bangsa multikultur harus menghormati keberagaman budaya lokal dan memelihara identitas budaya masing-masing. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa dan modal dasar untuk memperkokoh jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keberagaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya lokal menjadi kunci utama.
Pentingnya kekayaan kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia juga disoroti oleh penulis. Kekayaan lokal ini, jika dikelola dengan bijaksana, dapat menjadi sumber daya budaya yang memperkaya identitas bangsa dan menjadi perekat serta modal dasar untuk memperkuat identitas nasional.
Identitas budaya dapat bersumber dari agama, bahasa, dan tradisi, namun perbedaan dalam identitas dapat memunculkan konflik antar etnis. Oleh karena itu, kearifan lokal dianggap sebagai faktor penyatuan identitas nasional yang sangat penting. Jurnal ini juga meramalkan bahwa masa depan politik dunia cenderung menuju konflik antar budaya, dan Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultural dihadapkan pada tantangan mengenai legitimasi budaya.
Sekian perspektif dan pemahaman saya tentang jurnal tersebut pak, kurang lebihnya saya mohon maaf kepada Allah saya mohon ampun. Terima Kasih Pak.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Muhammad Alvin Dzaky Suwandi -
NAMA : MUHAMMAD ALVIN DZAKY SUWANDI
NPM : 2315011069
KELAS : B

Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman.
Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Indonesia sebagai bangsa multikultur harus menghormati keberagaman budaya lokal dan memelihara identitas budaya masing-masing. Revitalisasi kearifan lokal dianggap sebagai perekat identitas bangsa dan modal dasar untuk memperkokoh jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Multikulturalisme dianggap sebagai solusi untuk menjaga keberagaman budaya dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya lokal menjadi kunci utama.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

oleh Galih Abie Sadewa -
Nama : Galih Abie Sadewa
NPM : 2315011042
Kelas : B



Analisis Jurnal : "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"

Jurnal ini secara mendalam mengkaji pentingnya identitas dalam konteks waktu dan ruang dalam kebudayaan Indonesia. Penekanan pada aspek sejarah dan keragaman kelompok sosial memberikan gambaran yang komprehensif mengenai perjalanan menuju terbentuknya komunitas yang diharapkan, meskipun diwarnai oleh ketegangan antar kelompok etnis. Meskipun demikian, hubungan awal tersebut memberikan fondasi yang kondusif bagi terbentuknya komunitas yang diidamkan. Jurnal juga mencermati kompleksitas identitas bangsa Indonesia, khususnya dalam penafsiran konsep suku bangsa. Pertanyaan seputar akurasi jumlah suku bangsa di Indonesia juga menjadi fokus, membawa tantangan untuk pemahaman bersama terkait identitas nasional.

Diskusi mengenai multikulturalisme menjadi fokus utama dalam analisis jurnal ini. Penekanan pada multikulturalisme sebagai keyakinan dalam koeksistensi kelompok etnik dan budaya, serta sebagai struktur sosial yang membuka ruang bagi identitas yang beragam. Di dalam konteks Indonesia yang kaya budaya seperti Jawa, Sunda, Bali, dan banyak lainnya, penulis menekankan pentingnya menghargai budaya lain sebagai dasar untuk integrasi. Jurnal juga menangani dampak globalisasi, terutama melalui Revolusi Four T (Telekomunikasi, Transformasi, Perdagangan, Pariwisata), yang memberikan tantangan baru terhadap keberagaman budaya dan identitas lokal.

Konsep kearifan lokal menjadi pusat perhatian dalam kerangka konseptual dan teoretis jurnal ini. Penulis menjelaskan kearifan lokal sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan, membawa dimensi evolusioner dan dinamis. Jurnal juga membahas esensi sejati kearifan lokal, termasuk kemampuannya untuk bertahan menghadapi pengaruh budaya luar, mengakomodasi unsur-unsur baru, dan memberikan arahan pada perkembangan budaya. Secara keseluruhan, kearifan lokal berfungsi sebagai perekat identitas bangsa di tengah tantangan globalisasi dan konflik budaya.

Analisis terakhir dari jurnal ini menitikberatkan pada peran kearifan lokal sebagai elemen kunci dalam mempertahankan identitas kultural di era globalisasi. Penulis menyoroti betapa pentingnya kearifan lokal sebagai sumber inspirasi untuk memperkuat jati diri atau identitas kultural. Jurnal menekankan upaya pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dalam menghadapi kecenderungan homogenitas budaya yang muncul akibat globalisasi. Di dalam konteks Indonesia yang multietnis, penekanan pada kearifan lokal menjadi relevan dalam mendorong integrasi horizontal di tengah struktur masyarakat yang multi-dimensional.