Posts made by Fitri Yani

DMP RPL2025 -> Summary Video

by Fitri Yani -
Video ini menekankan bahwa pembelajaran harus dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen saling terkait: tujuan, materi, metode, media, peserta didik, guru, dan evaluasi. Perubahan pada satu komponen akan memengaruhi keseluruhan proses, sehingga perancangan pembelajaran tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus sistematis dan terpadu.

Prof. Benny menjelaskan bahwa model desain pembelajaran hadir sebagai kerangka kerja untuk merancang proses belajar yang efektif, efisien, dan menarik. Beberapa model yang dibahas antara lain ADDIE, Dick & Carey, serta Kemp, yang masing-masing menekankan langkah berurutan mulai dari analisis kebutuhan, perancangan strategi, pengembangan bahan ajar, implementasi, hingga evaluasi serta revisi. Model ini membantu guru agar tidak hanya fokus pada penyampaian materi, tetapi juga pada bagaimana peserta didik belajar secara optimal.

Poin penting dari video adalah bahwa desain sistem pembelajaran harus berpusat pada siswa. Artinya, karakteristik, kebutuhan, serta latar belakang peserta didik harus menjadi pertimbangan utama. Selain itu, guru perlu memanfaatkan sumber belajar yang variatif, tidak hanya buku teks, agar pembelajaran lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang baik bukan sekadar rutinitas, tetapi hasil dari perancangan yang sistematis, fleksibel, dan adaptif. Model desain pembelajaran menjadi panduan bagi guru untuk mengintegrasikan seluruh komponen agar tujuan pembelajaran tercapai secara utuh dan bermakna.

DMP RPL2025 -> CASE STUDY

by Fitri Yani -
1. Analisis Kesenjangan Praktik Pak Arif dan Prinsip Pembelajaran Sukses
Praktik Pak Arif:
Pak Arif mengajar IPS secara tradisional. Ia mengikuti buku paket dari awal hingga akhir, tanpa banyak variasi. Metode utama adalah ceramah, sehingga siswa lebih banyak mendengar daripada berpartisipasi. Penilaian didominasi ulangan harian berbentuk pilihan ganda dan isian singkat. Menurutnya, pembelajaran sudah sukses jika materi selesai sesuai jadwal, nilai ulangan siswa di atas KKM, dan kelas tertib.
Kesenjangan:
Jika dibandingkan dengan prinsip pembelajaran sukses dalam IPS, terlihat kesenjangan besar. Pembelajaran IPS seharusnya melibatkan siswa secara aktif, mendorong eksplorasi, diskusi, dan pemecahan masalah sosial. Namun, siswa di kelas Pak Arif cenderung pasif, hanya menghafal fakta. Hal ini membuat materi IPS tidak bermakna karena tidak dikaitkan dengan konteks nyata. Penilaian pun terbatas pada aspek kognitif rendah, padahal IPS menuntut penilaian sikap sosial, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan kerja sama. Dengan demikian, pembelajaran Pak Arif belum mencapai esensi pembelajaran sukses.

2. Pentingnya Perencanaan Kontekstual dan Berorientasi pada Berpikir Kritis
Perencanaan pembelajaran kontekstual sangat penting karena IPS bertujuan membekali siswa agar memahami lingkungan sosialnya dan mampu menghadapi masalah kehidupan nyata. Materi IPS bukan hanya hafalan, tetapi juga sarana untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan keterampilan hidup. Dengan pendekatan kontekstual, siswa dapat melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga motivasi belajar meningkat.
Sementara itu, keterampilan berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengambil keputusan secara bijaksana terhadap masalah sosial. Jika pembelajaran tidak diarahkan pada pengembangan berpikir kritis, siswa hanya menjadi penerima informasi pasif. Padahal, tujuan utama pendidikan IPS adalah membentuk warga negara yang cerdas, peduli, demokratis, dan mampu berkontribusi dalam masyarakat. Oleh karena itu, perencanaan yang kontekstual dan kritis merupakan jantung pembelajaran IPS yang bermakna.


3. Skenario Singkat Pembelajaran IPS
Topik: Permasalahan Sosial di Lingkungan Sekitar
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan sosial di lingkungan sekitar.
Siswa mampu menganalisis penyebab dan dampak dari permasalahan sosial tersebut.
Siswa mampu mengusulkan solusi nyata sesuai konteks lingkungan sekolah atau rumah.


Strategi Pembelajaran (Model CTL berbasis diskusi & proyek kecil):
Pendahuluan: Guru menampilkan foto/video tentang permasalahan sosial (misal sampah, kemacetan, anak putus sekolah).
Eksplorasi: Siswa dibagi kelompok kecil, diminta mengamati lingkungan sekitar (sekolah/rumah) dan mencatat masalah sosial yang ditemukan.
Diskusi Kritis: Tiap kelompok menganalisis penyebab, dampak, dan pihak-pihak terkait dalam masalah tersebut.
Presentasi & Solusi: Kelompok mempresentasikan hasil analisis dan solusi yang mungkin dilakukan oleh siswa/sekolah/masyarakat.
Refleksi: Guru menekankan keterkaitan pembelajaran dengan nilai-nilai Pancasila (gotong royong, keadilan sosial, kepedulian lingkungan).


Penilaian:
Pengetahuan: Laporan kelompok tentang identifikasi & analisis masalah.
Keterampilan: Presentasi, diskusi, argumentasi.
Sikap: Kepedulian, tanggung jawab, kerja sama (dinilai melalui observasi).

DMP RPL2025 -> Summary Video

by Fitri Yani -
Pembelajaran sebagai sistem berarti bahwa pendidikan adalah sebuah kesatuan terstruktur, di mana unsur-unsur (input, proses, output, feedback) dan komponennya (tujuan, materi, metode, media, evaluasi, sumber daya) harus sinergis dan saling mendukung. Sistem ini bersifat dinamis—artinya perubahan di satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Oleh karena itu, dalam merancang model pembelajaran, pendidik harus memperhatikan keseluruhan sistem: memilih input yang tepat, merancang proses yang efektif, mengantisipasi hambatan, melakukan evaluasi serta umpan balik agar terjadi perbaikan terus-menerus. Hal ini menuntut pendekatan holistik dan sistemik dalam merancang pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara optimal.