Nama : Diah Rachmawati Syukri
NPM : 2523031003
Model desain pembelajaran Dick & Carey adalah pendekatan yang berorientasi pada sistem yang menekankan pada hubungan logis dan sekuensial dari langkah-langkah dalam proses pengembangan pembelajaran. Model desain pembelajaran Dick and Carey memiliki kekuatan dan keterbatasan sebagai berikut:
Kekuatan:
• Model ini sangat sistematis dan terstruktur dengan langkah-langkah yang jelas, sehingga memudahkan perancang pembelajaran dalam mendesain program yang berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
• Pendekatannya berfokus pada analisis kebutuhan dan evaluasi berkelanjutan sehingga mengarahkan pada hasil belajar yang optimal serta konsisten dengan tujuan yang telah ditentukan.
• Model ini membantu pengembangan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kurikulum, serta mendukung integrasi teknologi pendidikan untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar.
• Transparansi dalam prosedur dan penekanan pada revisi membuat model ini mampu memberikan peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
• Telah terbukti efektif diterapkan pada berbagai bidang ilmu, termasuk IPA dan matematika, dengan hasil nyata seperti peningkatan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep.
Keterbatasan:
• Karena sifatnya yang prosedural dan rinci, model ini bisa menjadi kurang fleksibel dan cenderung kaku untuk situasi pembelajaran yang membutuhkan pendekatan yang lebih kreatif atau adaptif.
• Proses implementasinya memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup besar, sehingga mungkin kurang efisien untuk konteks pembelajaran dengan keterbatasan waktu atau sumber daya.
• Fokusnya lebih pada penguasaan kompetensi tertentu dan kurang menekankan aspek pembelajaran sosial atau kolaboratif.
• Model ini mengikuti urutan langkah yang dominan linear sehingga penyesuaian cepat terhadap dinamika situasi pembelajaran yang tidak terduga bisa menjadi sulit.
.
Langkah-langkah model Dick dan Carey seperti dijelaskan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan dan menentukan tujuan umum, ini merupakan tahap awal, yaitu menentukan kebutuhan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pembelajaran serta menentukan tujuan umum yang akan dicapai
2. Melakukan analisis instruksional, yakni menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
3. Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa, ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa
4. Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus. Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran
5. Pengembangan tes acuan patokan. Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan
6. Pengembangan
strategi pembelajaran. Informasi dari lima tahap sebelumnya, dilakukan pengembangan
strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir
7. Pengembangan atau memilih materi pembelajaran. Tahap ini akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan materi pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa, materi, tes dan panduan guru
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi data, mengolah data, dan menganalisis data tentang program yang dikembangkan. Hasilnya untuk mendeskripsikan apakah program yang dikembangkan sudah baik atau belum. Jika belum harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan
9. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tahap ini merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program setelah diterapkan di lapangan
10. Revisi pembelajaran. Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat sistem pembelajaran