Nama: Damai Kristiawan
NPM : 2415061085
Kelas : PSTI A

Pancasila dikaitkan dengan ilmu filsafat karena Pancasila berisi nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan. Filsafat adalah cara berpikir mendalam untuk memahami kehidupan dan menentukan apa yang benar dan salah. Pancasila dianggap sebagai pandangan hidup bangsa karena memberikan arah bagi masyarakat Indonesia tentang bagaimana bersikap, berperilaku, dan hidup bersama secara harmonis.

Sebagai pandangan hidup, Pancasila memberikan aturan moral dan etika yang digunakan dalam berbagai bidang seperti hukum, politik, pendidikan, dan kehidupan sosial. Dengan mengaitkan Pancasila dengan filsafat, bangsa Indonesia memiliki panduan yang jelas untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan prinsip-prinsip seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial.

Nama: Damai Kristiawan
NPM : 2415061085
Kelas : PSTI A

Artikel ini menjelaskan pentingnya Pancasila dalam pendidikan di Indonesia sebagai panduan utama untuk membentuk sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan. Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai filosofi hidup yang memberi pedoman dalam pendidikan. Nilai-nilai Pancasila seperti kemanusiaan, keadilan, dan gotong royong harus menjadi acuan dalam pendidikan agar siswa tidak hanya pintar, tetapi juga bermoral dan peduli sosial. Dengan menggunakan Pancasila sebagai dasar pendidikan, diharapkan bisa mengatasi berbagai masalah sosial, seperti penurunan moral di masyarakat.

Selain itu, artikel ini menyoroti bahwa penerapan Pancasila dalam pendidikan harus mencakup semua aspek, mulai dari perencanaan kurikulum hingga pelaksanaan di lapangan. Penulis juga mencatat tantangan-tantangan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti masalah etika sosial, dan menekankan perlunya memperkuat kembali pendidikan berbasis Pancasila. Dengan begitu, pendidikan yang berlandaskan Pancasila dapat membantu memajukan bangsa, menjaga persatuan, dan menciptakan sistem pendidikan yang cocok dengan budaya dan karakter Indonesia.

Nama: Damai Kristiawan
NPM : 2415061085

Nama: Damai Kristiawan
NPM: 2415061085
Kelas: PSTI A

Artikel ini membahas dinamika dan tantangan dalam pendidikan Pancasila di era globalisasi, terutama terkait relevansi nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menjaga relevansi Pancasila dalam menghadapi pengaruh informasi global yang cepat berubah. Selain itu, keragaman budaya, agama, dan suku di Indonesia sering kali menimbulkan konflik identitas, meskipun Pancasila diharapkan menjadi alat penyatuan. Tantangan lain muncul dari implementasi kurikulum yang tidak seragam, yang menyebabkan ketidaksinambungan dalam penyampaian nilai-nilai Pancasila di berbagai sekolah. Pengaruh teknologi, terutama media sosial, juga memudahkan penyebaran informasi yang salah, sehingga dibutuhkan literasi digital yang bijak untuk menjaga pemahaman yang benar tentang Pancasila.

Selain menggarisbawahi tantangan tersebut, artikel ini juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, pemerintah, dan masyarakat, dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Diperlukan penyesuaian terhadap perubahan global dengan mengintegrasikan teknologi dan metode penyampaian yang lebih relevan agar pendidikan Pancasila tetap efektif. Kolaborasi lintas sektor serta penguatan pelatihan bagi guru juga menjadi elemen kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pancasila. Dengan pendekatan ini, diharapkan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat tertanam kuat di kalangan generasi muda, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas kebangsaan.

Nama: Damai Kristiawan
NPM: 2415061085
Kelas: PSTI A

1. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia

Pancasila menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal dalam penerapannya. Internalnya, perbedaan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, korupsi, intoleransi, serta ancaman disintegrasi sosial terus menguji keteguhan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Eksternalnya, pengaruh globalisasi, ideologi asing, dan perkembangan teknologi mempersulit relevansi Pancasila dalam menghadapi perubahan zaman. Contoh permasalahannya adalah meningkatnya intoleransi agama yang bertentangan dengan sila pertama. Menurut teori konsensus Talcott Parsons, hilangnya nilai bersama seperti Pancasila dapat menyebabkan konflik dan disintegrasi sosial.

2. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Konsep Pancasila sebagai sistem filsafat adalah landasan ideologis yang menjadi pedoman moral dan etika kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila mengandung lima sila yang merepresentasikan dasar-dasar etika yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat menjadi penting karena memberikan panduan normatif bagi penyusunan undang-undang, kebijakan publik, dan interaksi sosial di Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai penyeimbang dalam menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar negeri, dan mencegah fragmentasi sosial akibat perbedaan suku, agama, dan ras.