Kiriman dibuat oleh Nayla Sin Fathimah

Nama: Nayla Sin Fathimah
NPM: 2405081005
Prodi: D3 Teknik Sipil (ABG)

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Bela Negara dan mendorong warga negara untuk berpartisipasi dalam membela negara, khususnya selama pandemi COVID-19.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, menganalisis konsep Bela Negara dan signifikansinya dalam konteks pandemi COVID-19 di Indonesia , dan mengeksplorasi bagaimana warga negara dapat berkontribusi terhadap pertahanan dan kesejahteraan negara.

Bela Negara merupakan konsep penting di Indonesia yang menekankan pentingnya peran serta warga negara dalam membela negara, khususnya di masa pandemi COVID-19, melalui berbagai cara seperti mematuhi peraturan pemerintah dan berkontribusi terhadap masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan dirancang sebagai sarana untuk menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran untuk memiliki kewarganegaraan. Hasil kajian menunjukkan bahwa Bela Negara merupakan konsep penting dalam upaya memperkuat persatuan dan pertahanan negara. Warga negara dapat berperan serta dalam upaya bela negara melalui berbagai cara, seperti menaati peraturan pemerintah, berkontribusi bagi masyarakat, dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pandemi. Membela negara juga merupakan kewajiban bagi seluruh warga negaranya. Negara yang menunjukkan kesetiaan dan loyalitasnya kepada negaranya, memperjuangkan eksistensi negara di mata dunia.

Kesimpulannya, penelitian ini menekankan pentingnya Bela Negara dalam mempromosikan persatuan dan pertahanan nasional, dan mendorong warga negara untuk berpartisipasi dalam membela negara, khususnya selama pandemi COVID-19. Kesadaran akan bela negara sangat penting untuk menciptakan bangsa yang kuat dan tangguh, terutama di masa-masa sulit.
Nama: Nayla Sin Fathimah
NPM: 2405081005
Prodi: D3 Teknik Sipil (ABG)

Materi ini membahas konsep ketahanan nasional Indonesia, yang merujuk pada keuletan, keterampilan, dan ketangguhan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman dari dalam maupun luar negeri. Ancaman terhadap negara dapat bersifat langsung, seperti penjajahan militer, atau tidak langsung, seperti penguasaan ekonomi secara bertahap. Empat aspek utama yang menjadi target ancaman adalah keutuhan wilayah, identitas nasional, kelangsungan hidup bangsa, dan perjuangan mencapai tujuan nasional. Ancaman ini bisa datang dari unsur trigatra—lokasi geografis, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk—serta dari unsur pancagatra yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan (hankam). Ancaman tersebut harus dilawan dengan pengembangan kekuatan nasional yang meliputi peningkatan pendidikan, penguatan kedaulatan sumber daya alam, pelestarian identitas budaya, serta partisipasi aktif masyarakat dalam pertahanan keamanan. Pendidikan khususnya sangat ditekankan sebagai kunci agar warga mampu bersaing di era globalisasi. Penjelasan juga menyinggung pengalaman historis Indonesia dan pentingnya demokrasi dalam mempertahankan ketahanan nasional. Kesadaran nasional dan peran aktif warga negara juga sangat penting untuk menjaga kedaulatan negara dari berbagai tantangan.

ketahanan nasional Indonesia harus dipandang secara komprehensif meliputi aspek fisik, sosial, budaya, dan ekonomi yang semuanya dipertahankan melalui pendidikan, demokrasi, dan kesadaran kolektif warga negara.
Nama: Nayla Sin Fathimah
NPM: 2405081005
Prodi: D3 Teknik Sipil (ABG)

A. Dari artikel di atas nampak Indonesia masih belum maksimal dalam memberikan keadilan dan perlindungan terhadap korban pelanggaran HAM. Masih banyak ketimpangan dan ketidakadilan yang belum direspons serius oleh pemerintah. Banyak kasus pelanggaran HAM yang tidak selesai, seperti konflik Papua, diskriminasi terhadap kelompok rentan, dan pembatasan kebebasan berpendapat.

B. Budaya Indonesia kaya akan nilai-nilai demokratis seperti musyawarah dan gotong royong. Nilai ini sebenarnya bisa jadi fondasi kuat demokrasi yang berkeadilan. Demokrasi kita seharusnya bukan cuma soal suara terbanyak, tapi juga menjunjung nilai moral, etika, dan hak asasi manusia.

C. Praktik demokrasi di Indonesia jauh meninggalkan kebebasan berusuara hanya karena Sistem feodalisme tuan hamba. Kesuburan politik identitas menimbulkan efek dinasti walau sepi. Praktik demokrasi di Indonesia saat ini masih jauh dari kata baik. Banyak kebijakan belum berpihak pada rakyat dan malah membatasi hak-hak dasar seperti kebebasan berekspresi. Ini bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 yang menjunjung tinggi nilai golongan.

D. Anggota parlemen seharusnya membawa suara rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan. hal ini sangat tidak etis dan demokratis. Parlemen seharusnya jadi perwakilan suara rakyat, bukan jadi alat untuk kepentingan partai atau kelompok tertentu. Saat wakil rakyat tidak lagi peduli dengan aspirasi masyarakat, maka mereka sudah kehilangan legitimasi moral sebagai pemimpin.
Kita sebagai warga negara harus lebih kritis dan tidak pasrah. Harus ada pengawasan, kritik, bahkan penolakan kalau kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan kepentingan publik.

E. Saya sangat tidak setuju. Anggota parlemen seharusnya membawa suara rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan. Jika mereka hanya mengejar agenda politik sendiri, maka kepercayaan rakyat akan runtuh dan fungsi wakil rakyat jadi tidak bermakna.
Ketika kekuasaan digunakan untuk membentuk loyalitas buta demi kepentingan sempit, itu sangat berbahaya. Tindakan semacam ini menabrak prinsip-prinsip HAM karena:
1. Menyebabkan rakyat tidak bebas berpikir dan memilih
2. Mengabaikan hak atas keamanan dan keadilan
3. Menumbuhkan budaya anti-demokrasi dan ketergantungan buta