Kiriman dibuat oleh Igha Mawardhani

MPPE B2025 -> Diskusi

oleh Igha Mawardhani -
Nama : Igha Mawardhani
NPM : 2313031043

Skala Pengukuran dalam Penelitian

Skala pengukuran dalam penelitian merupakan aturan atau cara yang digunakan untuk mengklasifikasikan, memberi nilai, dan mengukur data dari suatu variabel penelitian. Skala pengukuran berfungsi untuk menentukan jenis data yang diperoleh serta teknik analisis statistik yang dapat digunakan. Menurut Sugiyono (2022), skala pengukuran digunakan sebagai acuan dalam menentukan panjang pendeknya interval yang terdapat dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut dapat digunakan dalam analisis data.

Secara umum, skala pengukuran dalam penelitian dibedakan menjadi empat jenis, yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.

 

Rancangan Data Penelitian dan Skala Pengukurannya

Dalam penelitian berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Harapan Masa Depan Mahasiswa Aktif Pendidikan Ekonomi”, rancangan data penelitian dan skala pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Variabel Tingkat Pendidikan (X)

Variabel tingkat pendidikan dalam penelitian ini menunjukkan jenjang atau tahap pendidikan yang sedang ditempuh mahasiswa, yang diukur berdasarkan semester perkuliahan (semester awal, pertengahan, dan akhir).

Data tingkat pendidikan diklasifikasikan dalam bentuk kategori, sehingga skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Skala ordinal digunakan karena data memiliki tingkatan atau urutan, namun jarak antar kategori belum tentu sama.

Contoh pengukuran:

  • Semester awal = 1
  • Semester pertengahan = 2
  • Semester akhir = 3

 

2. Variabel Harapan Masa Depan (Y)

Variabel harapan masa depan merupakan gambaran keyakinan dan orientasi mahasiswa terhadap masa depan, yang diukur melalui dua indikator utama, yaitu:

  1. kejelasan perencanaan karier, dan
  2. optimisme dalam menghadapi dunia kerja.

Data harapan masa depan dikumpulkan menggunakan kuesioner tertutup dengan pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator tersebut. Responden diminta memberikan jawaban menggunakan skala Likert.

Skala Likert dalam penelitian ini menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu:

  • Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
  • Tidak Setuju (TS) = 2
  • Ragu-ragu (R) = 3
  • Setuju (S) = 4
  • Sangat Setuju (SS) = 5

Secara operasional, data skala Likert diperlakukan sebagai skala interval, sehingga memungkinkan untuk dianalisis menggunakan statistik parametrik seperti regresi.

 

Kesimpulan

Berdasarkan rancangan data penelitian, skala pengukuran yang digunakan adalah:

  • Skala ordinal untuk variabel tingkat pendidikan (X), dan
  • Skala interval (Likert) untuk variabel harapan masa depan (Y).

Pemilihan skala pengukuran tersebut disesuaikan dengan karakteristik variabel penelitian dan tujuan analisis, sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis secara tepat dan akurat.

 

Referensi

Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


MPPE B2025 -> Penugasan mandiri

oleh Igha Mawardhani -

Nama: Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Teknik ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif karena mampu meminimalkan bias dan menghasilkan temuan yang dapat digeneralisasi.

Jenis-jenis probability sampling meliputi:

  • Simple Random Sampling: pemilihan sampel secara acak tanpa memperhatikan karakteristik tertentu.
  • Systematic Sampling: pemilihan sampel berdasarkan interval tertentu setelah sampel pertama dipilih secara acak.
  • Stratified Sampling: populasi dibagi ke dalam strata (misalnya kelas, jurusan, jenis kelamin), lalu sampel diambil dari tiap strata.
  • Cluster Sampling: populasi dibagi dalam kelompok (klaster) seperti sekolah atau wilayah, kemudian klaster tertentu dipilih secara acak.
  • Multistage Sampling: kombinasi beberapa teknik probability sampling dalam beberapa tahap.

2. Non-Probability Sampling

Non-probability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih. Teknik ini sering digunakan ketika peneliti menghadapi keterbatasan waktu, biaya, atau akses responden.

Jenis-jenis non-probability sampling antara lain:

  • Purposive (Judgmental) Sampling: sampel dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti.
  • Quota Sampling: peneliti menentukan jumlah sampel berdasarkan kategori tertentu.
  • Convenience (Accidental) Sampling: sampel diambil dari responden yang mudah dijangkau.
  • Snowball Sampling: sampel diperoleh melalui rekomendasi responden sebelumnya.
  • Expert Sampling: melibatkan responden yang memiliki keahlian tertentu.

 

Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi

Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah Stratified Random Sampling.

Argumentasi Teoretik

Secara teoretis, stratified random sampling sangat relevan karena:

  1. Populasi pendidikan bersifat heterogen, misalnya berbeda berdasarkan tingkat kelas, jurusan IPS, latar belakang sekolah, atau prestasi belajar.
  2. Teknik ini memungkinkan setiap kelompok penting dalam populasi tetap terwakili secara proporsional, sehingga hasil penelitian lebih adil dan akurat.
  3. Menurut Etikan & Bala (2017), stratified sampling menghasilkan estimasi yang lebih presisi dibandingkan simple random sampling karena variasi dalam populasi dapat dikendalikan melalui pembentukan strata.
  4. Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik ini mendukung validitas eksternal, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi siswa atau guru yang lebih luas.

Selain itu, pada penelitian pendidikan ekonomi yang bersifat kualitatif atau studi eksploratif, purposive sampling juga cukup sering digunakan, terutama ketika peneliti ingin menggali secara mendalam pengalaman guru ekonomi atau siswa dengan karakteristik tertentu.