Posts made by Bela Indri Yani

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Video 4

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 3F

Analisis Video 4

Hasil analisis saya terhadap film pendek yang berjudul “Pelajar Anti Korupsi” adalah sebuah video yang menggambarkan pengalaman seorang pelajar bernama Hanafi dari SMK Negeri 3 Wonosari, yang secara tidak langsung mengangkat isu korupsi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam skala kecil seperti manipulasi uang dalam tugas fotokopi. Kisah ini memiliki lapisan moral yang cukup mendalam dan mencerminkan bagaimana kebiasaan buruk dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius jika tidak dihentikan sejak dini.

Pada awal cerita, Hanafi dengan santai mengisahkan kebiasaannya membuat nota palsu untuk mengambil keuntungan dari tugas fotokopi yang diberikan oleh teman-temannya. Ia merasa tindakan ini adalah hal kecil yang biasa saja, bahkan menganggapnya sebagai peluang untuk mendapatkan uang tambahan untuk jajan. Sikap ini mencerminkan bagaimana perilaku koruptif dapat dianggap wajar dan tidak berbahaya ketika dilakukan dalam skala kecil, khususnya di kalangan remaja yang mungkin belum sepenuhnya memahami dampak jangka panjangnya.

Namun, konflik moral mulai muncul ketika salah satu temannya, Bayu, berbicara tentang dampak buruk korupsi, baik secara agama maupun kesehatan. Bayu mengaitkan korupsi dengan ajaran agama, yang menyatakan bahwa makan dari uang hasil korupsi dapat menyebabkan penyakit, baik fisik maupun spiritual. Poin ini menjadi momen refleksi bagi Hanafi. Ia mulai mempertanyakan apakah kondisi tubuhnya yang kurang fit berkaitan dengan uang yang ia ambil secara tidak benar.Kesadaran Hanafi semakin berkembang ketika ia merenungkan dosa dari perbuatannya. Ia memahami bahwa tindakannya, meskipun terlihat kecil, tetap termasuk korupsi dan bertentangan dengan ajaran agama serta norma sosial.

Pesan moral dari film pendek ini cukup jelas, korupsi tidak hanya terjadi pada skala besar di pemerintahan atau lembaga publik, tetapi juga bisa muncul dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam interaksi sederhana di sekolah. Kesadaran akan kesalahan, pengakuan dosa, dan komitmen untuk memperbaiki diri adalah langkah penting dalam memberantas perilaku koruptif sejak dini.Kisah ini juga menggambarkan bahwa pendidikan moral tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas, tetapi juga melalui percakapan sehari-hari dan contoh dari orang-orang di sekitar kita. Dengan mengakhiri cerita dengan pernyataan tegas bahwa para pelajar menolak korupsi, video ini memberikan pesan inspiratif yang relevan bagi pembaca muda, bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil dalam kehidupan mereka sendiri.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Jurnal 2

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 3F

Analisis jurnal 2

Identitas Jurnal
Judul: Problematika Moral Bangsa Terhadap Etika Masyarakat
Penulis: Kanesa Putri, Muhammad Eko Maryana
Sumber: Jurnal Rechten: Riset Hukum dan Hak Asasi Manusia, Vol. 3, No. 3, 2021

Latar Belakang: Jurnal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat Kampung Cijambe Girang, Sukaresmi, Kabupaten Sukabumi. Fenomena tersebut dianggap sebagai dampak dari lemahnya pengetahuan hukum, minimnya pendidikan moral, dan pengaruh negatif perkembangan zaman serta teknologi. Kondisi ini dinilai telah merusak karakter moral bangsa, terutama generasi muda, sehingga memerlukan intervensi melalui penegakan hukum dan pendidikan.

Tujuan Penelitian: Untuk mengidentifikasi faktor penyebab pelanggaran moral dan etika di masyarakat. Menyusun langkah-langkah penegakan hukum untuk memperbaiki moral bangsa. Memberikan solusi preventif dan korektif guna mencegah degradasi etika masyarakat.  


Metode Penelitian: Penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung di Kampung Cijambe Girang dan kajian literatur dari berbagai sumber. Analisis data dilakukan untuk menghubungkan teori dengan temuan empiris di lapangan.

Hasil dan Pembahasan: Jurnal ini menyoroti hubungan erat antara moral, etika, dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat. Moral didefinisikan sebagai prinsip perilaku baik yang mendasari hubungan sosial, sementara etika dianggap sebagai pedoman nonformal yang memengaruhi interaksi antarindividu. Penulis menemukan bahwa degradasi moral terjadi akibat kurangnya pendidikan moral sejak dini, pengaruh buruk teknologi, dan lemahnya penegakan hukum. Contoh nyata adalah kasus pelecehan seksual yang terjadi di wilayah penelitian, yang mencerminkan rendahnya kesadaran etika dan moral.

Kesimpulan: Penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran etika di masyarakat adalah hasil dari kurangnya pengawasan dan pembinaan moral yang efektif. Untuk mencegah degradasi moral, diperlukan pendekatan holistik melalui pendidikan karakter, penerapan hukum yang berbasis nilai moral, dan pembentukan budaya masyarakat yang mendukung nilai-nilai etika. Penulis menekankan pentingnya penegakan hukum yang memperhatikan aspek moralitas untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Kelebihan: Memberikan analisis yang mendalam mengenai hubungan antara moral, etika, dan hukum. Menawarkan solusi praktis dan relevan untuk meningkatkan moral masyarakat.

Kelemahan: Terbatas pada wilayah penelitian tertentu sehingga sulit digeneralisasi. Kurangnya data kuantitatif yang mendukung temuan dan analisis.

Rekomendasi: Jurnal ini relevan bagi pengembangan kebijakan pendidikan karakter, penegakan hukum berbasis moralitas, dan pembangunan masyarakat yang etis. Kajian ini juga memberikan wawasan penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan dalam merancang program yang dapat memulihkan moral bangsa di era globalisasi.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Jurnal 1

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 3F

Analisis jurnal 1

Judul: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Penulis: Suparlan Suhartono

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan bermasyarakat, serta mencari solusi filosofis untuk mengelola konflik tersebut melalui kesadaran moral dan etika.

Metode Penelitian: Penulis menggunakan metode analisis dan sintesis yang dipadukan secara dialektik-verifikatif. Melalui pendekatan ini, penulis mengurai konsep-konsep terkait konflik individualisme dan kolektivisme, kemudian menyusunnya kembali menjadi sebuah kerangka pemikiran baru yang berorientasi pada kesejahteraan bersama.

Hasil dan Pembahasan: Jurnal ini mengidentifikasi bahwa konflik antara kepentingan individu dan kolektif merupakan fenomena alami dalam kehidupan manusia. Namun, konflik ini dapat menjadi alat kemajuan sosial jika dikelola melalui kesadaran moral dan norma etika. Kesadaran moral dianggap penting sebagai landasan perilaku individu dan sistem sosial untuk mencapai tujuan bersama secara adil.

Penulis menekankan bahwa pendidikan adalah sarana penting untuk menanamkan kesadaran moral dan etika, sehingga individu mampu berperilaku secara bertanggung jawab dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang ideal harus mencakup pencerdasan spiritual, intelektual, dan moral untuk membentuk individu yang berkepribadian baik serta masyarakat yang berbudaya dan berkeadilan.

Kesimpulan: Kesadaran moral memberikan jalan untuk menyalurkan kreativitas individu dan menjaga keseimbangan dengan
kepentingan kolektif. Pendidikan adalah sarana utama untuk menciptakan individu dan masyarakat yang bermoral, dengan mengembangkan potensi rasa, cipta, dan karsa. Rekonstruksi sosial melalui pendidikan moral adalah cara efektif untuk menciptakan masyarakat berkeadilan dan harmonis. 

Kelebihan Jurnal: Kelebihan jurnal ini terletak pada pendekatan filsafat yang mendalam dan sistematis dalam mengkaji persoalan moralitas dalam masyarakat. Penulis berhasil memadu
teori individualisme dan kolektivisme dengan konsep kesadaran moral secara logis dan aplikatif.

Kekurangan Jurnal: jurnal ini cenderung bersifat konseptual sehingga kurang memberikan data empiris untuk mendukung argumen.Penjelasan terkait implementasi pendidikan moral di kehidupan nyata juga memerlukan elaborasi lebih lanjut agar lebih relevan dengan tantangan masyarakat modern.

Rekomendasi: Jurnal ini relevan bagi bidang filsafat, pendidikan, dan ilmu sosial, terutama dalam konteks membangun masyarakat yang bermoral dan berkeadilan. Pemikiran yang disampaikan dapat menjadi landasan bagi penelitian lebih lanjut atau kebijakan pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter dan kesadaran moral.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Video 3

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 3F

Analisis video 3

Hasil analisis saya berdasarkan Video yang berjudul “Perbedaan Pendidikan Dasar Jepang dan Indonesia” adalah membahas perbedaan antara sistem pendidikan dasar di Jepang dan Indonesia, menyoroti berbagai aspek yang membedakan kedua negara dalam hal pendidikan. Di Jepang, kebersihan menjadi bagian penting dari pendidikan sejak dini, di mana siswa diajarkan untuk bertanggung jawab atas kebersihan kelas mereka sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan kerja sama dan kepedulian terhadap lingkungan, sebuah kebiasaan yang seharusnya bisa diterapkan di Indonesia, mengingat masalah sampah yang cukup besar di negara ini. Selain itu, di Jepang, makan siang siswa dilakukan bersama antara guru dan siswa, yang dianggap sebagai kesempatan untuk membangun hubungan positif, berbeda dengan di Indonesia di mana kebiasaan makan di sekolah lebih terpisah, dan makanan di sekolah sering kali tidak diawasi secara langsung dari sisi gizi.

Dari segi mata pelajaran, Jepang memiliki pendekatan yang lebih sederhana dengan mengurangi jumlah mata pelajaran dan memberikan waktu lebih banyak untuk setiap pelajaran, sehingga materi diajarkan dengan lebih mendalam. Di Indonesia, sebaliknya, jumlah mata pelajaran cukup banyak, dan beberapa di antaranya bisa diulang dalam seminggu, yang seringkali membuat proses belajar terasa terburu-buru dan kurang mendalam. Jepang juga menekankan pendidikan karakter pada tiga tahun pertama pendidikan dasar tanpa melibatkan ujian, yang memungkinkan siswa fokus pada pembentukan sikap dan nilai-nilai sosial. Ini bertolak belakang dengan Indonesia, di mana ujian menjadi bagian penting dari penilaian dan kemajuan siswa sejak dini.

Selain itu, Jepang memupuk kebiasaan membaca di kalangan siswa dengan memberikan waktu 10 menit untuk membaca buku sebelum memulai pelajaran, yang turut berkontribusi pada tingginya minat baca di negara tersebut. Sementara itu, Indonesia tercatat memiliki minat baca yang rendah, yang mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan di sekolah yang kurang menekankan pentingnya membaca buku. Perlengkapan sekolah di Jepang juga diseragamkan untuk menghindari perbedaan antara siswa, yang tidak hanya mendorong rasa kesetaraan, tetapi juga mengurangi potensi perasaan minder antar siswa.Berbeda dengan di Indonesia, di mana banyak siswa yang menggunakan perlengkapan sekolah yang berbeda-beda, sering kali mencerminkan status sosial atau kemampuan ekonomi orang tua.

Seragam sekolah juga menjadi perbedaan mencolok antara kedua negara. Di Jepang, seragam sekolah relatif sederhana dan seragam di semua sekolah, sementara di Indonesia, siswa diharuskan mengenakan beberapa jenis seragam, termasuk baju pramuka, batik, dan seragam untuk acara tertentu, yang bisa terasa merepotkan dan membingungkan. Meskipun sistem pendidikan Jepang banyak memberikan keuntungan, video ini juga menyebutkan sisi negatifnya, seperti tekanan belajar yang sangat tinggi yang berujung pada kasus bunuh diri, menjadi masalah besar yang perlu diperhatikan. Video ini mengajak penonton untuk mempertimbang
kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem pendidikan, serta refleksi terhadap apakah sistem di Jepang atau Indonesia yang lebih cocok.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Video 2

by Bela Indri Yani -
Nama : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
Kelas : 3F

Analisis video 2

Hasil analisis saya berdasarkan Video yang berjudul “Potret Pendidikan di Dusun Terpencil” adalah video yang menggambarkan kondisi sebuah sekolah dasar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yang terletak di dusun terpencil dan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Sekolah ini menghadapi keterbatasan ruang kelas yang sangat serius, dengan hanya enam ruangan, di mana lima di antaranya digunakan sebagai ruang kelas, dan satu lagi untuk ruang guru.Karena kekurangan ruang kelas, beberapa kegiatan belajar-mengajar terpaksa dilakukan di teras, bahkan di luar ruang kelas, yang tentunya sangat tidak ideal, terutama saat cuaca buruk. Tidak hanya itu,sekolah ini juga tidak memiliki perpustakaan, dan anak-anak harus menempuh perjalanan dua kilometer setiap hari untuk bisa sampai ke sekolah. Selama masa pandemi COVID-19, saat pemerintah mendorong pembelajaran tatap muka, sekolah ini kesulitan karena belum ada jaringan telekomunikasi yang memadai di wilayah tersebut, sehingga pembelajaran jarak jauh tidak dapat diterapkan.

Dalam kondisi ini, meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, para siswa tetap semangat untuk bersekolah. Namun, mereka harus menghadapi kesulitan lebih lanjut, seperti belajar di luar ruangan tanpa perlindungan dari hujan dan panas matahari yang terik. Hal ini memengaruhi kenyamanan dan kesehatan mereka. Pihak sekolah pun berharap agar pemerintah segera memperhatikan kondisi ini dengan membangun tambahan ruang kelas untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar yang lebih baik dan aman bagi anak-anak. Mereka menginginkan fasilitas yang memadai agar proses belajar bisa berjalan dengan optimal, serta harapan agar perhatian dan bantuan pemerintah dapat segera terwujud demi kesejahteraan dan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di wilayah tersebut.