Posts made by Dimas Bambang Permadi

Teknik elektro C 23 -> Forum Analisis Video-2

by Dimas Bambang Permadi -
Nama : Dimas Bambang Permadi
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C

Pemboman Hiroshima dan Nagasaki merupakan peristiwa dramatis yang terjadi pada akhir Perang Dunia II. Tanggapan terhadap pemboman tersebut dapat beragam dan seringkali mencerminkan pandangan etis, kemanusiaan, dan politik. Dari perspektif sejarah dan dampaknya terhadap status quo pasca-Jepang menyerah, beberapa hal yang sering dibahas dan menjadi perbincangan diantaranya:

1. Keputusan Kontroversial:
• Keputusan Amerika Serikat untuk menggunakan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, dan tiga hari kemudian di Nagasaki, sangat kontroversial. Hal ini mengundang debat seputar etika penggunaan senjata nuklir terhadap warga sipil dan pertimbangan kemanusiaan.
2. Dampak Kemanusiaan:
• Pemboman tersebut mengakibatkan korban sipil yang sangat besar, dan dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, dan generasi mendatang sangat signifikan. Ini menjadi sebuah tragedi kemanusiaan yang mengingatkan akan kekuatan dan bahaya senjata nuklir.
3. Pengakhiran Perang Dunia II:
• Beberapa argumentasi mendukung bahwa penggunaan bom atom mempercepat pengakhiran Perang Dunia II. Pemboman dianggap oleh beberapa pihak sebagai faktor yang memaksa Jepang untuk menyerah tanpa syarat, mengakhiri konflik yang telah menelan banyak korban.
4. Pengaruh terhadap Status Quo Pasca-Jepang Menyerah:
• Setelah Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, status quo di Asia Pasifik mengalami perubahan signifikan. Jepang menyerahkan kendali atas Indonesia kepada sekutu, yang pada gilirannya memicu kebangkitan nasionalisme di Indonesia.
5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:
• Pada tanggal 17 Agustus 1945, hanya dua hari setelah Jepang menyerah, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Proklamasi ini dapat dipahami sebagai respons terhadap situasi yang berubah setelah Jepang menyerah dan kevakuman kekuasaan yang dihasilkan dari kekalahan Jepang.
6. Pergeseran Kekuasaan dan Pemulihan Kedaulatan:
• Kekalahan Jepang membawa dampak besar pada struktur kekuasaan di Asia Pasifik. Pemulihan kedaulatan di banyak negara termasuk Indonesia, yang selama ini berada di bawah kekuasaan Jepang, menjadi mungkin karena perubahan situasi pasca-perang.
7. Peningkatan Nasionalisme:
• Pasca-perang, perubahan status quo dan kekosongan kekuasaan di berbagai wilayah Asia Tenggara mendorong bangkitnya nasionalisme. Indonesia adalah salah satu negara di mana peristiwa pasca-Jepang menyerah mengkatalisasi gerakan kemerdekaan.

Tanggapan terhadap pemboman Hiroshima dan Nagasaki dapat sangat bervariasi dan tergantung pada kacamata yang digunakan. Dalam konteks sejarah Indonesia, peristiwa ini menjadi bagian dari dinamika yang membentuk jalannya perjuangan kemerdekaan.

Teknik elektro C 23 -> Forum Analisis Video-1

by Dimas Bambang Permadi -
Nama : Dimas Bambang Permadi
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C

Dari sudut pandang sebagai warga negara, tindakan perusahaan tekstil yang membuang limbahnya sembarangan memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Berikut adalah beberapa tinjauan yang ditinjau dari sudut pandang sebagai warga negara:

1. Dampak Kesehatan Masyarakat:
• Pembuangan limbah sembarangan dapat merugikan kesehatan masyarakat sekitar. Limbah kimia dan zat berbahaya dapat mencemari air tanah dan sumber air minum, mengakibatkan risiko penyakit dan gangguan kesehatan.
2. Kerugian Ekonomi dan Sumber Daya Alam:
• Tindakan tersebut dapat merugikan ekonomi lokal dan mengakibatkan kerugian sumber daya alam. Pencemaran lingkungan dapat mengurangi produktivitas pertanian, memengaruhi keberlanjutan ekosistem, dan merugikan mata pencaharian masyarakat.
3. Keterlibatan dan Partisipasi Masyarakat:
• Sebagai warga negara, masyarakat memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi lingkungan tempat tinggal mereka. Tindakan perusahaan yang tidak memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat dapat dianggap melanggar hak partisipasi.
4. Keadilan Sosial dan Hak Asasi Manusia:
• Pembuangan limbah sembarangan bisa dianggap tidak adil karena dampak negatifnya tidak merata dan dapat mengancam hak asasi manusia, seperti hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
5. Tuntutan Transparansi dan Akuntabilitas:
• Sebagai warga negara, masyarakat berhak menuntut transparansi dan akuntabilitas dari perusahaan. Masyarakat memiliki hak untuk mengetahui dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan dan menuntut tanggung jawab sosial perusahaan.
6. Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup yang Sehat:
• Pembuangan limbah yang tidak menerapkan prinsip keberlanjutan lingkungan dapat dianggap bertentangan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan dan hak setiap warga negara untuk hidup dalam lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Sebagai warga negara, partisipasi aktif dalam memastikan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi lingkungan dan standar etika menjadi penting. Masyarakat dapat menggunakan hak-hak mereka untuk menyuarakan keprihatinan, mengawasi praktik perusahaan, dan berperan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.

Teknik elektro C 23 -> Forum Analisis Jurnal

by Dimas Bambang Permadi -
Nama : Dimas Bambang Permadi
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C

Analisis dari artikel jurnal tersebut menunjukkan bahwa Pancasila memiliki peran yang sangat penting sebagai dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pancasila bukan hanya menjadi panduan normatif bagi pengembangan ilmiah, tetapi juga mengakar dalam nilai-nilai budaya dan agama masyarakat Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seharusnya tidak bertentangan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan seharusnya digunakan sebagai sumber pedoman moral dan etika dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi.

Artikel tersebut juga menekankan bahwa Pancasila menekankan pentingnya persatuan nasional, demokrasi, keadilan sosial, dan menghormati keyakinan agama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber sejarah, sosiologis, dan politik Pancasila sebagai dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dibahas, dengan menyoroti perlunya mempertahankan nilai-nilai budaya Indonesia di tengah pengaruh global.

Selain itu, artikel tersebut menegaskan bahwa Pancasila sangat penting sebagai dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pancasila seharusnya memandu pengembangan pengetahuan dan teknologi untuk memastikan keselarasannya dengan nilai-nilai bangsa. Hal ini penting bagi kehidupan sosial, nasional, dan negara Indonesia. Berbagai sumber dan referensi mendukung pentingnya Pancasila dalam membimbing pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

Secara keseluruhan, artikel tersebut menyoroti peran sentral Pancasila dalam mengarahkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, serta menekankan perlunya mempertahankan nilai-nilai lokal di tengah arus deras globalisasi.

Teknik elektro C 23 -> Video pembelajaran

by Dimas Bambang Permadi -
Nama : Dimas Bambang Permadi
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C

Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila dapat dipahami sebagai suatu sistem etika karena mencakup nilai-nilai moral yang menjadi dasar norma-norma perilaku dan tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila sebagai sistem etika memberikan panduan moral yang mencerminkan prinsip-prinsip dasar kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan dalam kehidupan bersama.

Nilai dan Dimensi Setiap Sila Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa:
• Nilai: Ketaatan kepada Tuhan yang Maha Esa.
• Dimensi: Dimensi spiritual dan religius.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
• Nilai: Menghormati martabat dan hak asasi manusia.
• Dimensi: Dimensi moral, humanus, dan sosial.
3. Persatuan Indonesia:
• Nilai: Mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
• Dimensi: Dimensi politik dan sosial.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
• Nilai: Pemerintahan yang demokratis, berdasarkan musyawarah dan mufakat.
• Dimensi: Dimensi politik dan partisipasi masyarakat.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
• Nilai: Mencapai pemerataan dan keadilan sosial.
• Dimensi: Dimensi ekonomi dan distribusi keadilan.

Manfaat Mempelajari Pancasila:
1. Pemahaman Nilai-Nilai Moral:
• Mempelajari Pancasila membantu individu memahami nilai-nilai moral yang mendasari norma-norma dalam masyarakat.
2. Pembentukan Karakter dan Etika:
• Pancasila berkontribusi pada pembentukan karakter dan etika individu agar dapat berperan sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
3. Penguatan Identitas Bangsa:
• Mempelajari Pancasila memperkuat identitas bangsa Indonesia dan rasa kebersamaan dalam keberagaman.
4. Pedoman untuk Bertindak:
• Pancasila memberikan pedoman moral dalam menghadapi berbagai situasi dan dilema etika.
5. Pembangunan Masyarakat Beradab:
• Pancasila memberikan landasan untuk menciptakan masyarakat yang adil, beradab, dan bermoral.
6. Penguatan Fondasi Demokrasi:
• Mempelajari Pancasila memberikan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip demokrasi dalam konteks Indonesia.
7. Membentuk Kesadaran Kewarganegaraan:
• Pancasila menjadi instrumen untuk membentuk kesadaran kewarganegaraan dan tanggung jawab terhadap negara dan sesama.

Mempelajari Pancasila sebagai sistem etika tidak hanya berguna untuk individu sebagai warga negara, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam membangun masyarakat yang bermoral dan beradab.

Teknik elektro C 23 -> video Pembelajaran

by Dimas Bambang Permadi -
Nama : Dimas Bambang Permadi
NPM : 2315031029
Kelas : PSTE-C

Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu "philos" yang berarti cinta atau kasih, dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Secara harfiah, filsafat dapat diartikan sebagai "cinta terhadap kebijaksanaan" atau "kasih terhadap pengetahuan yang mendalam."
Lebih lanjut, filsafat merupakan kajian yang bersifat reflektif dan sistematis terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, etika, dan berbagai aspek kehidupan manusia. Filsafat mencoba untuk memahami hakikat realitas, sifat manusia, serta mencari prinsip-prinsip dasar yang mendasari segala sesuatu.

Aliran – Aliran Filsafat
1. Rasionalisme:
• Pendekatan: Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menekankan peran akal budi dan pemikiran rasional dalam mencapai pengetahuan. Para rasionalis percaya bahwa pengetahuan yang hakiki dapat diperoleh melalui deduksi logis dari prinsip-prinsip dasar atau ide-ide innat (ide bawaan).
• Contoh Filosof: René Descartes adalah salah satu filosof rasionalis terkenal yang dikenal dengan pernyataan "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada).
2. Materialisme:
• Pendekatan: Materialisme adalah aliran yang mengutamakan materi atau substansi fisik sebagai asal-muasal dan kenyataan utama. Filosofi ini menolak unsur-unsur metafisika atau spiritual sebagai penjelasan terhadap realitas.
• Contoh Filosof: Karl Marx adalah seorang filosof materialis yang dikenal karena konsep-konsepnya tentang sejarah materialistik dan analisis kritis terhadap masyarakat kapitalis.
3. Individualisme:
• Pendekatan: Individualisme menggarisbawahi nilai dan hak-hak individu. Ini berfokus pada kebebasan individu, otonomi, dan hak untuk menentukan takdir sendiri tanpa campur tangan yang berlebihan dari pihak lain atau pemerintah.
• Contoh Filosof: John Locke adalah salah satu pemikir individualis yang berpengaruh. Dia mengemukakan konsep hak asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan, properti, dan hak untuk melindungi diri sendiri.
4. Hedonisme:
• Pendekatan: Hedonisme menitikberatkan pada pencarian kenikmatan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama kehidupan. Ada dua bentuk hedonisme: hedonisme etika yang menyatakan bahwa kebaikan atau moralitas terletak pada tingkat kebahagiaan yang dicapai, dan hedonisme psikologis yang menggambarkan bahwa manusia secara alami mencari kesenangan dan menghindari penderitaan.
• Contoh Filosof: Epikuros adalah salah satu tokoh hedonisme yang terkenal. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat dicapai melalui pencarian kenikmatan yang sederhana dan moderat.

Manfaat Mempelajari Filsafat
1. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis:
• Filsafat melibatkan analisis, evaluasi, dan kritis terhadap argumen dan gagasan. Mempelajari filsafat dapat membantu mengasah keterampilan berpikir kritis yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
2. Pemahaman Mendalam tentang Nilai dan Etika:
• Filsafat seringkali membahas pertanyaan-pertanyaan tentang nilai, etika, dan moralitas. Memahami kerangka kerja etis dari berbagai aliran filsafat dapat membantu seseorang merenungkan dan memahami dasar-dasar nilai yang membentuk pandangan hidupnya.
3. Pemahaman tentang Dunia dan Manusia:
• Filsafat membantu manusia untuk memahami aspek-aspek mendasar tentang eksistensi, realitas, dan sifat manusia. Ini dapat membuka cakrawala pemahaman dan memberikan landasan bagi pandangan hidup yang lebih mendalam.

Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila merujuk pada upaya untuk mendalami dan merumuskan dasar-dasar pemikiran dan filsafat yang mendasari ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sendiri adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip pokok, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing individu.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menghormati martabat serta hak asasi manusia tanpa diskriminasi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan peradaban.
3. Persatuan Indonesia: Mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam keragaman suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis, berdasarkan musyawarah dan mufakat, dengan mengedepankan asas kebijaksanaan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya, guna meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat mengacu pada upaya untuk menyusun dan merinci dasar-dasar pemikiran filosofis yang mendasari ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila, sebagai sistem filsafat, mencakup serangkaian prinsip dan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut adalah pengertian tentang Pancasila sebagai sistem filsafat:
1. Pancasila sebagai Ideologi:
• Pancasila dianggap sebagai suatu ideologi yang mengandung nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar negara Indonesia. Ini mencakup prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik yang diakui sebagai panduan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
2. Landasan Filosofis untuk Hidup Bermasyarakat:
• Pancasila sebagai sistem filsafat memberikan landasan filosofis yang mendalam untuk kehidupan bermasyarakat. Ini mencakup nilai-nilai moral, etika, dan keadilan yang dianggap penting dalam membangun hubungan antarindividu dan antaranggota masyarakat.
3. Pedoman untuk Pembangunan Nasional:
• Sebagai sistem filsafat, Pancasila memberikan pedoman untuk pembangunan nasional yang berkelanjutan. Prinsip-prinsipnya mencakup nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan, yang dianggap sebagai fondasi yang memadai untuk mencapai kesejahteraan bersama.
4. Refleksi atas Nilai-Nilai Budaya dan Kebangsaan:
• Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan nilai-nilai budaya dan kebangsaan Indonesia. Ini mencakup kearifan lokal dan keunikan budaya bangsa, yang menjadi bagian integral dari pemahaman filosofis Pancasila.
5. Pandangan terhadap Kemanusiaan dan Hidup Berbangsa:
• Sebagai sistem filsafat, Pancasila mencakup pandangan terhadap kemanusiaan dan cara hidup berbangsa. Ini mencerminkan aspirasi untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Landasan untuk Kebebasan dan Hak Asasi Manusia:
• Pancasila sebagai sistem filsafat juga memberikan landasan untuk kebebasan dan hak asasi manusia. Ini mencakup prinsip-prinsip yang menghormati martabat manusia dan memberikan hak-hak dasar bagi setiap warga negara.

Wawasan Filsafat
Wawasan filsafat mencakup tiga dimensi utama yang merangkum aspek-aspek pokok dalam filsafat, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Berikut adalah pengertian masing-masing dimensi wawasan filsafat:
1. Ontologis:
Ontologi membahas tentang hakikat realitas atau eksistensi. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang ada, bagaimana sesuatu dapat dikatakan ada, dan apa makna dari keberadaan itu sendiri.
• Fokus Pertanyaan Ontologis:
• Apa yang ada?
• Bagaimana suatu entitas dapat dikatakan ada atau tidak ada?
• Apa makna dari keberadaan?
2. Epistemologis:
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan sumber, bentuk, batas, dan validitas pengetahuan. Ini berkaitan dengan pertanyaan tentang apa yang dapat diketahui, bagaimana pengetahuan diperoleh, dan sejauh mana kita dapat mempercayai pengetahuan tersebut.
• Fokus Pertanyaan Epistemologis:
• Apa sumber pengetahuan?
• Bagaimana pengetahuan diperoleh?
• Sejauh mana kita dapat mempercayai pengetahuan?
3. Aksiologis:
Aksiologi membahas tentang nilai dan etika. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai nilai-nilai apa yang dianggap baik atau buruk, bagaimana kita seharusnya bertindak, dan bagaimana kita seharusnya menilai sesuatu.
• Fokus Pertanyaan Aksiologis:
• Apa yang dianggap baik atau buruk?
• Bagaimana seharusnya kita bertindak?
• Bagaimana kita seharusnya menilai suatu hal?
Pemahaman tentang ontologis, epistemologis, dan aksiologis membantu membentuk pandangan yang komprehensif terhadap dunia, pengetahuan, dan nilai-nilai. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ketiga dimensi ini, filsafat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan refleksi manusia tentang eksistensi, pengetahuan, dan moralitas.