Kiriman dibuat oleh Mutiara Khairunnisa Zulkifli

Nama : Mutiara Khairunnisa Zulkifli
NPM : 2315061060
Kelas : TI D
Prodi : Teknik Informatika

Dari jurnal tersebut, tergambar bahwa selama 21 tahun terakhir, kondisi demokrasi di Indonesia masih lebih cenderung pada aspek prosedural daripada substansial. Pemilu 2019 menjadi sorotan utama, dimana terjadi berbagai kecurangan, politisasi agama, dan munculnya isu intoleransi yang memicu konflik di tengah masyarakat. Politisasi identitas dan agama menjadi titik fokus dalam upaya berebut suara muslim, namun politisasi identitas tidak selalu menjamin kemenangan dalam pemilu.

Tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia, terutama dalam pemilu presiden 2019, sangatlah beragam. Polaritas politik, kepercayaan publik yang rendah terhadap lembaga pemerintahan, politisasi birokrasi, dan perilaku elit politik yang tidak selalu mengedepankan nilai-nilai demokrasi substansial menjadi beberapa di antaranya. Konsolidasi demokrasi yang efektif menjadi kunci dalam menciptakan pemerintahan yang efektif, sah secara hukum, berkualitas, dan stabil.

Penting untuk terus memperkuat demokrasi dan proses pemilu agar dapat menghasilkan pemerintahan yang dapat diandalkan dan berkualitas. Dalam upaya ini, peran penting dari berbagai pemangku kepentingan seperti civil society, media massa, dan lembaga survei sangatlah diperlukan. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak ini dapat membantu membangun demokrasi yang substansial dan mencegah konflik yang mungkin timbul. Oleh karena itu, peningkatan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses politik, serta penegakan keadilan dan transparansi dalam pelaksanaan pemilu, menjadi langkah penting dalam memperkuat fondasi demokrasi Indonesia.
Nama : Mutiara Khairunnisa Zulkifli
NPM : 2315061060
Kelas : TI D
Prodi : Teknik Informatika

Menurut pandangan saya, video tersebut menyampaikan bahwa menjaga keberlangsungan demokrasi sangat penting meskipun menghadapi tantangan seperti korupsi dan pelanggaran prosedur demokratis. Meskipun demokrasi sering menimbulkan kebisingan, demokrasi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara adil dan transparan dalam pembangunan negara dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Negara-negara yang menganut demokrasi umumnya memiliki tingkat penegakan HAM yang lebih tinggi dan kesejahteraan yang lebih baik bagi warganya. Namun, di Indonesia, demokrasi mengalami penurunan karena rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah, penurunan keanggotaan partai politik, dan kurangnya transparansi dalam regulasi pemerintah. Tantangan ini juga dialami oleh negara maju seperti Amerika Serikat.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Winston Churchill, "Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang paling buruk, tapi tidak ada yang lebih baik dari itu.” Meskipun demokrasi memiliki kekurangannya sendiri dan sering dianggap sebagai sistem yang tidak sempurna, tidak ada sistem pemerintahan lain yang lebih baik dalam memberikan kebebasan, keadilan, dan partisipasi publik. Demokrasi, dengan segala kebisingan dan polemiknya, tetap menjadi sistem terbaik yang kita miliki untuk memastikan hak-hak warga negara terlindungi dan suara mereka didengar.
Nama : Mutiara Khairunnisa Zulkifli
NPM : 2315061060
Kelas : TI D
Prodi : Teknik Informatika

Ketahanan nasional, seperti yang diuraikan dalam video, mencakup kemampuan suatu negara dalam mengatasi ancaman dan menjaga stabilitasnya. Ancaman tersebut bervariasi, mulai dari serangan fisik (langsung) hingga krisis non-fisik (tidak langsung), serta ancaman tersebut bisa berasal dari luar maupun dari dalam negeri, seperti invasi militer, konflik sosial, atau krisis ekonomi.

Untuk mengelola ketahanan nasional, negara perlu memperhatikan aspek alamiah (Tri Gatra) dan sosial (Panca Gatra). Aspek alamiah mencakup lokasi geografis, sumber daya alam, dan keadaan penduduk, sedangkan aspek sosial mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan. Dengan memahami dan mengelola ancaman ini, negara dapat memperkuat ketahanan nasionalnya dan memastikan stabilitas jangka panjang, termasuk dalam menghadapi pandemi seperti COVID-19.
Nama : Mutiara Khairunnisa Zulkifli
NPM : 2315061060
Kelas : TI D
Prodi : Teknik Informatika

Analisis yang saya dapat dari jurnal tersebut adalah bahwa konsep Bela Negara sangat penting untuk menjaga kedaulatan dan keberlangsungan negara, terutama dalam krisis seperti pandemi COVID-19. Jurnal ini menjelaskan bahwa bela negara bukan hanya tentang perang atau senjata, tetapi juga melibatkan tindakan sehari-hari seperti menjaga kebersihan, mematuhi aturan pemerintah, dan menghindari penyebaran informasi yang tidak benar. Tindakan sederhana ini memiliki dampak besar dalam mengatasi tantangan kesehatan dan menjaga stabilitas sosial.

Selain itu, jurnal ini menekankan pentingnya kesadaran dan pendidikan kewarganegaraan sebagai dasar dari bela negara. Kesadaran bela negara yang tinggi dapat memperkuat solidaritas nasional dan membuat negara lebih tangguh dalam menghadapi ancaman. Contoh konkret seperti peran dokter dan tenaga medis dalam pandemi serta kontribusi individu melalui isolasi mandiri dan dukungan sosial menunjukkan bahwa bela negara adalah tanggung jawab bersama. Setiap kontribusi, sekecil apapun, merupakan bagian dari upaya mempertahankan keutuhan dan kesejahteraan negara.