Kiriman dibuat oleh Muhamad Rakha Hadyan Pangestu

Nama: M.Rakha Hadyan.P
NPM: 2315061116
Kelas: TI D

Jurnal ini akan membahas tentang pentingnya etos dalam menjaga negara di masa pandemi COVID-19 saat ini, berdasarkan analisis saya. Pertahanan negara merupakan kewajiban setiap warga negara untuk mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan dan keutuhan negara. Meski dalam kondisi pandemi seperti ini, kita harus menunjukkan keberanian untuk melindungi negara kita dengan berbagai cara. Salah satu cara yang direkomendasikan untuk melindungi negara adalah dengan mengikuti aturan jarak sosial dan protokol kesehatan dari pemerintah. Contohnya adalah tetap di rumah, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Dengan cara ini, kita dapat mencegah penyebaran virus dan menjaga kesehatan masyarakat. Selain itu, kita memerlukan solidaritas di antara masyarakat kita. Misalnya saja membantu tetangga atau anggota keluarga yang membutuhkan, berdonasi kepada tenaga medis, atau memberikan dukungan emosional. Kita juga perlu bersikap inklusif terhadap pasien COVID-19 untuk menghindari stigma. Majalah tersebut menyimpulkan bahwa ada banyak cara lain untuk melindungi suatu negara selain melalui cara militer. Agar negara kita semakin kuat dan maju, kita harus tetap menjaga semangat pertahanan negara meski di masa pandemi. Dengan bekerja sama, kita bisa melewati masa sulit ini bersama-sama.
Nama: M. Rakha Hadyan. P
NPM: 2315061116
Kelas: TI D

Video ini tentang ketahanan nasional. Ketahanan dalam negeri merupakan kemampuan suatu bangsa untuk mempertahankan eksistensinya, menjaga keamanan dan stabilitas, serta menyikapi berbagai ancaman internal dan eksternal. Ketahanan nasional mencakup dua dimensi utama: trigatra (tiga dimensi alam) dan pankagatra (lima dimensi sosial). Ancaman mendasar terhadap harimau pemicu mencakup geografi dan lokasinya, kondisi dan kekayaan alam, serta kapasitas populasi. Tergantung pada lokasi geografis dan lokasi Anda, ancaman seperti sengketa perbatasan dan bencana alam mungkin timbul. Aset alam yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan konflik dan kerusakan lingkungan, dan rendahnya kapasitas pendidikan dan kesehatan masyarakat dapat membebani negara. Ancaman yang dihadapi suatu negara dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, dapat berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman langsung adalah ancaman fisik seperti invasi militer atau serangan teroris, sedangkan ancaman tidak langsung adalah ancaman non-fisik seperti perang siber atau disinformasi. Ancaman yang ditimbulkan oleh faktor Pankagatla antara lain faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Perbedaan ideologi dan pengaruh ideologi asing dapat menimbulkan konflik internal dan melemahkan persatuan bangsa. Ketidakstabilan politik dan korupsi dapat melemahkan legitimasi pemerintah. Krisis ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan dapat mempengaruhi stabilitas nasional. Perubahan sosial yang cepat dan konflik lintas budaya dapat menyebabkan keruntuhan sosial. Ancaman eksternal seperti invasi militer dan terorisme, serta ancaman internal seperti separatisme dan radikalisme, semuanya memerlukan kesiapsiagaan dan kemampuan pertahanan yang kuat untuk menjaga ketahanan nasional. Selain itu, ancaman dapat datang dari luar negeri, misalnya melalui tindakan agresif yang dilakukan negara lain atau organisasi internasional, dan dari dalam negeri, misalnya melalui konflik sosial atau separatisme.
Muhamad Rakha Hadyan Pangestu
2315061116


1. Pendidikan Pancasila sangat penting di Indonesia. Karena membantu mahasiswa pahami nilai negara, kuatkan identitas, ajarkan moral, bentuk pemimpin bertanggung jawab, dorong partisipasi demokratis, dan bantu penyelesaian konflik.

2. pokok untuk dipelajari dari pendidikan Pancasila adalah memahami nilai-nilai dasarnya, seperti persatuan, keadilan, dan demokrasi. Ini membantu kita beradaptasi dengan perubahan dan menghadapi masa depan dengan pemahaman yang kuat tentang moral, etika, dan kepemimpinan yang bertanggung jawab.

3. Faktor penghambat diberlakukannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi termasuk kurikulum yang padat, keterbatasan sumber daya, dan terkadang ketidaksetujuan di kalangan dosen, mahasiswa, atau pimpinan perguruan tinggi. Sementara itu, faktor penunjangnya mencakup kebijakan pemerintah yang mendukung, ketersediaan dosen yang kompeten, dan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pendidikan Pancasila.

4. Relasi antara pendidikan Pancasila dan program studi/jurusan Teknik Informatika adalah untuk memastikan bahwa pengembangan teknologi informasi berlandaskan nilai-nilai moral dan etika, serta mendukung tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyediakan teknologi yang bermanfaat, memajukan masyarakat, dan mematuhi prinsip-prinsip Pancasila seperti keadilan sosial dan kemanfaatan rakyat.