Nama: Dara Ayu Rahmadilla
NPM: 2315061092
Kelas: TI D
1. Sikap gotong royong adalah prinsip kolaborasi, kebersamaan, dan saling membantu dalam menghadapi berbagai persoalan yang melanda bangsa Indonesia. Sikap ini sangat penting dalam mengatasi tantangan-tantangan seperti bencana alam, krisis kesehatan, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan masalah sosial lainnya. Berikut adalah sikap gotong royong yang dapat diterapkan dalam menghadapi berbagai persoalan di Indonesia:
a. Kerja Sama Antar Individu: Mendorong individu-individu untuk bekerja sama secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama, seperti membantu tetangga yang membutuhkan atau bergotong royong membersihkan lingkungan.
b. Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan: Mengorganisir kegiatan sosial dan kemanusiaan untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti pemberian makanan kepada orang miskin atau donasi darah.
c. Pendidikan Gotong Royong: Mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai gotong royong dan pentingnya bekerja bersama dalam menghadapi berbagai tantangan.
d. Partisipasi dalam Program Pemerintah: Mengikuti program-program pemerintah yang menggalang partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan kesejahteraan.
e. Pengembangan Infrastruktur: Berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur lokal, seperti jalan, jembatan, atau sarana air bersih.
f. Penggunaan Teknologi untuk Kebaikan: Menggunakan teknologi dan media sosial untuk mengorganisir bantuan dan penyebaran informasi dalam situasi darurat atau kegiatan kemanusiaan.
g. Keterlibatan Generasi Muda: Melibatkan generasi muda dalam kegiatan gotong royong dan mempromosikan nilai-nilai ini kepada mereka.
h. Peningkatan Kualitas Hidup: Menggunakan sikap gotong royong sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Melalui penerapan sikap gotong royong dalam berbagai aspek kehidupan, masyarakat Indonesia dapat bekerja bersama-sama dalam mengatasi berbagai macam masalah yang menjadi persoalan di Indonesia
2. Upaya apa yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan rasa toleransi, karna jika memiliki rasa toleransi yang tinggi kita akan dapat menerima dan menghargai keberagaman dalam semua bentuknya, baik itu perbedaan agama, budaya, suku, ras, atau latar belakang lainnya. Selain meningkatkan rasa toleransi, kita juga harus meningkatkan rasa kesadaran kultural kita akan budaya, tradisi, dan norma orang lain, serta menghindari prasangka atau stereotip. Kita juga harus memahami nilai nilai kebhinekaan dan percaya jika meskipun kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu.
3. Yang dimaksud dengan setiap kelompok, bangsa, atau negara memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi acuan dan identitas nasional adalah setiap kelompok, bangsa, atau negara tersebut memiliki nilai-nilai dasar yang mencerminkan keyakinan, budaya, sejarah, dan norma yang membentuk karakteristik suatu kelompok, bangsa, atau negara tersebut. Nilai-nilai itu merupakan landasan moral dan etika yang mengatur perilaku, norma, dan prinsip-prinsip yang dianggap penting oleh mereka.
4. Menurut saya, keputusan untuk mengubah isi Pancasila pertama dari "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi "Yang Maha Esa" adalah keputusan yang tepat karena Indonesia adalah negara yang sangat beragam dalam hal agama. Selain Islam, ada banyak agama lain yang dianut oleh warga negara Indonesia, termasuk Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, dan agama-agama tradisional. Oleh karena itu, menggantikan frasa "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dengan "Yang Maha Esa" mengakui dan menghormati keragaman agama di Indonesia. Sehingga, saya sangat setuju dengan keputusan dan sikap para pendiri bangsa yang mengubah kalimat Pancasila sila ke-satu menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”.