NPM : 2315061092
KELAS : TI D
NAMA: DARA AYU RAHMADILLA
KELAS: PSTI D
NPM: 2315061092
Berikut adalah hasil analisis saya dari video yang diberikan:
Perkembangan demokrasi dalam sejarah Indonesia mencerminkan dinamika politik, sosial, dan budaya yang melahirkan berbagai fase dan periode yang berbeda. Masa revolusi kemerdekaan Indonesia, yang merupakan awal dari perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah, menandai periode dimana demokrasi sangat terbatas. Kondisi politik yang belum stabil, tekanan dari berbagai tantangan dalam mempertahankan kemerdekaan, serta dominasi otoritas yang terpusat dalam upaya menyatukan bangsa menyebabkan keterbatasan dalam kebebasan berekspresi, partisipasi politik yang terbatas, dan dominasi kekuasaan oleh segelintir elit politik dan militer. Sementara pada masa demokrasi parlementer (1945-1959), Indonesia menyaksikan masa kejayaan demokrasi dengan munculnya berbagai partai politik dan perwujudan kehidupan politik yang dinamis. Namun, demokrasi pada masa tersebut menghadapi berbagai kendala, terutama disebabkan oleh dominasi politik aliran yang membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik dan perbedaan pendapat. Ketidakstabilan politik yang dihasilkan dari persaingan antar partai politik, termasuk partai Islam, partai nasionalis, dan partai non-Islam, serta adanya kepentingan yang sama antara Presiden Soekarno dan kalangan Angkatan Darat, menimbulkan ketegangan dalam proses politik yang berlangsung.
Kemudian, masa demokrasi terpimpin (1959-1965) ditandai dengan hubungan yang erat antara tiga kekuatan politik utama, yaitu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Presiden Soekarno, dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Konsep demokrasi terpimpin menekankan koordinasi yang ketat antara pemerintah, militer, dan partai politik dalam mengarahkan pembangunan nasional. Meskipun di satu sisi hal ini membawa stabilitas politik, namun juga menimbulkan kritik terhadap konsolidasi kekuasaan yang terpusat dan pembatasan terhadap kebebasan politik.
Perkembangan demokrasi selanjutnya terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru, di mana terjadi transformasi yang signifikan dalam sistem politik Indonesia. Meskipun terdapat konsep "Demokrasi Pancasila" yang menjanjikan distribusi kekuasaan kepada masyarakat, namun dalam praktiknya, kekuasaan cenderung terpusat pada Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), dengan birokratisasi yang meningkat dan sentralisasi pengambilan keputusan politik. Terjadi juga pembatasan peran partai politik, campur tangan pemerintah dalam urusan politik dan publik, serta monolitisasi ideologi negara dan inkorporasi lembaga non-pemerintah. Meskipun demikian, terdapat juga masa-masa "mengambang" di mana ruang politik agak terbuka, namun hal ini sering kali diikuti dengan penindasan terhadap oposisi politik.
Periode terakhir adalah masa reformasi (1998-sekarang), yang menandai periode penting dalam sejarah politik Indonesia. Era reformasi dimulai dengan runtuhnya rezim otoriter Orde Baru dan berbagai reformasi politik, ekonomi, dan sosial dilakukan untuk meningkatkan partisipasi publik, transparansi pemerintahan, dan perlindungan hak-hak sipil. Salah satu tonggak penting dalam masa reformasi adalah pengadopsian kembali prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, dengan karakteristik yang lebih terbuka dan inklusif. Pemilu yang lebih demokratis, rotasi kekuasaan dari tingkat pusat hingga desa, rekruitmen politik yang lebih terbuka, dan jaminan hak-hak dasar seperti kebebasan berpendapat menjadi ciri khas dari perkembangan demokrasi pada masa reformasi. Meskipun masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti korupsi, ketidaksetaraan, dan polarisasi politik, upaya-upaya reformasi terus berlanjut dengan tujuan memperkuat fondasi demokrasi dan memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.