Posts made by Lutfiatun Nisa

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Video 1

by Lutfiatun Nisa -
Nama: Lutfiatun Nisa
Npm : 2313053175
Kelas : 3 F

Review video diatas adalah tentang pelajaran pendidikan moral untuk murid-murid kelas XI yang membahas tanggung jawab dalam keluarga. Ada beberapa adalah pelajaran yang dapat diambil yaitu:
1. Mendengar Nasihat Orang Tua: Sebagai anak, perlu mendengarkan nasihat ayah karena orang tua memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak.
2. Membantu Ibu: Menjadi anak yang bertanggung jawab dengan membantu ibu dalam pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pinggan, menghidangkan makanan, dan lain-lain.
3. Menemani Kakak: Menghindari hal-hal bahaya dengan menemani kakak, seperti saat ke kedai atau bermain di luar.
4. Menjaga Keselamatan Adik: Tidak meninggalkan adik dalam situasi berbahaya dan selalu mengawasinya saat bermain.
5. Menghargai Kepentingan Tanggung Jawab: Membantu menjaga keharmonian keluarga serta keselamatan dan kesejahteraan mereka.
6. Meringankan Beban Keluarga: Membantu atuk dan nenek saat pulang ke kampung sebagai tanda kasih sayang dan penghormatan.
7. Membanggakan Keluarga: Menjadi pelajar yang rajin agar dapat memberikan kebanggaan kepada keluarga dan mendapatkan kasih sayang lebih dari mereka.
8. Pentingnya Tanggung Jawab: Melaksanakan tanggung jawab akan membuat hubungan dalam keluarga lebih erat dan harmonis, juga menciptakan rasa puas dan bahagia dalam diri sendiri.

Ada uji diri yaitu, murid diminta memahami kepentingan melaksanakan tanggung jawab dan menggambarkan perasaan mereka saat melaksanakan tanggung jawab terhadap keluarga, yang umumnya menimbulkan rasa bahagia dan dihargai.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Jurnal 2

by Lutfiatun Nisa -
Nama: Lutfiatun Nisa
Npm : 2323053175
Kelas: 3F

Berikut adalah analisis dari jurnal berjudul "Penerapan Model Moral Reasoning untuk Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat dan Mengambil Keputusan pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang":

Latar Belakang
Jurnal ini mengangkat pentingnya metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, terutama dalam konteks pendidikan kewarganegaraan. Penelitian ini ditujukan untuk mengatasi masalah kurangnya keberanian siswa dalam berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan.
2. Meningkatkan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan model Moral Reasoning.

Hasil Penelitian
- Siklus I: Hasil menunjukkan bahwa masih ada banyak siswa yang kurang berani mengemukakan pendapat. Dari 36 siswa, hanya 6 siswa yang mampu mengemukakan pendapat dengan baik.
- Siklus II: Terjadi peningkatan yang signifikan. Kemampuan mengemukakan pendapat meningkat menjadi 13 siswa.
- Siklus III: Peningkatan terus berlanjut, dengan 22 siswa mampu mengemukakan pendapat, menunjukkan bahwa model Moral Reasoning efektif dalam meningkatkan partisipasi siswa.

Pembahasan
Model Moral Reasoning terbukti efektif dalam meningkatkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan. Penelitian ini menekankan bahwa guru perlu berperan sebagai fasilitator yang aktif, memotivasi siswa untuk berinteraksi dan berpartisipasi dalam diskusi.

Kesimpulan
Penerapan model Moral Reasoning dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan tidak hanya meningkatkan keberanian siswa tetapi juga meningkatkan kualitas interaksi dalam kelas. Penelitian ini merekomendasikan agar guru lebih banyak menggunakan pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Jurnal 1

by Lutfiatun Nisa -
Nama: Lutfiatun Nisa
Npm: 2313053175
Kelas : 3F


Berikut adalah analisis dari jurnal yang berjudul "Pengembangan Moral Anak di Lingkungan Lokalisasi Pasar Kembang TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta"oleh Muhammad Syafe’i dan Rukiyati:
Tujuan Penelitian
Jurnal ini bertujuan untuk:
1. Mengungkapkan pengembangan moral anak di TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral anak dalam konteks lingkungan yang unik, yaitu lokalisasi Pasar Kembang.

Temuan Utama
1. Aspek Pengembangan Moral:
- Materi: Mengacu pada Permendiknas No. 58 Tahun 2009, mengajarkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.
- Pendidik: Pendidik diharapkan menjadi teladan yang baik dan mampu berinteraksi positif dengan anak.
- Metode: Menggunakan metode pembiasaan, bercerita, keteladanan, dan bernyanyi untuk menanamkan nilai-nilai moral.
- Evaluasi: Evaluasi dilakukan tanpa lembar observasi formal, lebih mengandalkan ingatan guru.

2. Kendala dan Tantangan:
- Lingkungan lokalisasi yang berpotensi memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan moral anak.
- Ketidakoptimalan dalam pengembangan moral, sering kali lebih memfokuskan pada aspek intelektual.

3. Interaksi dengan Lingkungan:
- Anak-anak sering kali terpapar pada fenomena negatif di sekitar sekolah yang dapat mempengaruhi pemahaman mereka tentang moralitas.
- Guru berusaha memberikan penjelasan yang sesuai untuk membantu anak memahami fenomena tersebut.
- Peningkatan Program Moral: Diperlukan ruang khusus dan waktu yang lebih terstruktur untuk pengembangan moral anak di taman kanak-kanak.
- Pelatihan Pendidik: Pendidik perlu dilatih lebih lanjut dalam pendekatan pengajaran yang menekankan nilai-nilai moral dan sosial.
- Kolaborasi dengan Orang Tua: Membangun komunikasi yang lebih baik antara sekolah dan orang tua untuk mendukung pengembangan moral anak di rumah.

Kesimpulan
Jurnal ini menekankan pentingnya pengembangan moral anak, terutama dalam konteks lingkungan yang kompleks. Meskipun ada tantangan yang signifikan, dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara pendidik dan orang tua, perkembangan moral anak dapat ditingkatkan untuk mempersiapkan mereka menjadi individu yang lebih baik di masa depan.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Video 2

by Lutfiatun Nisa -
Nama: Lutfiatun Nisa
Npm : 2323053175
Kelas: 3F

Video di atas menggambarkan implementasi model pembelajaran "Marketplace Activity," yang memanfaatkan interaksi jual-beli informasi di dalam kelas sebagai metode pembelajaran kolaboratif. Dalam konteks ini, proses pembelajaran tidak hanya melibatkan transfer informasi dari guru ke siswa, tetapi juga antara siswa melalui aktivitas yang menyerupai pasar. Berikut adalah analisis dari tahap-tahap yang dilalui dalam proses ini:
1. Tahap Pembagian Kelompok: Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan warna spidol yang dipilih. Ini dilakukan dengan cara partisipatif dan sederhana, mendorong siswa untuk secara mandiri menentukan anggota kelompok mereka. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kerjasama dan komunikasi antar siswa sejak awal.
2. Tahap Pembuatan Produk: Setiap kelompok diminta membuat poster yang memuat informasi dari teks bacaan, tetapi dibatasi hanya 15 kata atau simbol. Pembatasan ini penting untuk melatih kemampuan siswa dalam merangkum dan menyampaikan informasi dengan cara yang jelas dan efisien. Selain itu, aktivitas ini mendorong kreativitas dalam menyusun informasi visual dan menyiapkan produk untuk 'dijual' di tahap berikutnya.
3. Tahap Jual-Beli Informasi: Dalam tahap ini, aktivitas jual-beli informasi dilakukan antar kelompok. Satu siswa dari tiap kelompok bertugas menjaga stand untuk menjelaskan poster mereka kepada siswa dari kelompok lain yang berperan sebagai pembeli informasi. Aktivitas ini meniru mekanisme pasar, dimana ada penjual, pembeli, dan pertukaran informasi sebagai 'barang' yang diperjualbelikan. Batasan waktu lima menit untuk setiap transaksi mengajarkan siswa manajemen waktu dan fokus dalam menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas.
4. Tahap Pembagian Informasi: Setelah kegiatan jual-beli selesai, siswa yang berbelanja informasi kembali ke kelompoknya untuk berbagi informasi yang mereka peroleh kepada penjaga stand. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa informasi yang telah dikumpulkan oleh 'pembeli' diterima dan dipahami oleh seluruh anggota kelompok, termasuk penjaga stand yang tidak berkesempatan berkeliling.
5. Tahap Konfirmasi dan Penguatan: Guru kemudian mengkonfirmasi bahwa setiap kelompok telah memahami informasi yang diperoleh dari kelompok lain. Dalam tahap ini, guru memberikan umpan balik dan penguatan atas pemahaman siswa, serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Konfirmasi ini memastikan bahwa semua siswa menerima informasi yang sama dan memahami materi secara komprehensif.

Kesimpulan yanga dapat diambil dari video diatas adalah aModel "Marketplace Activity" ini menggabungkan pendekatan kolaboratif, interaktif, dan kreatif dalam proses pembelajaran. Melalui simulasi jual-beli informasi, siswa terlibat aktif dalam penyampaian dan penerimaan materi. Proses ini melatih kemampuan komunikasi, kerjasama, manajemen waktu, serta pemahaman mendalam melalui diskusi dan penguatan dari guru. Ini adalah metode yang efektif untuk membangun suasana belajar yang dinamis dan partisipatif, serta mengintegrasikan aspek kognitif dan sosial dalam pembelajaran.

Nilai dan Moral PGSD 2024 -> Forum Analisis Video 1

by Lutfiatun Nisa -
Nama: Lutfiatun Nisa
NPM :2313053175
Kelas : 3 F

Video di atas membahas pentingnya menanamkan nilai-nilai moral dan agama pada anak sejak dini, khususnya di lingkungan taman kanak-kanak. Video ini menekankan peran besar para pendidik dalam membantu membentuk karakter, kepribadian, dan perkembangan sosial anak melalui aktivitas yang menyenangkan, seperti bermain, bercerita, dan beribadah.
1. Pentingnya Nilai Moral dan Agama:
Teks ini menggarisbawahi bahwa nilai-nilai moral dan agama yang ditanamkan pada anak di usia dini akan berdampak besar pada perkembangan mereka hingga dewasa. Taman kanak-kanak dilihat sebagai lingkungan yang strategis untuk membangun fondasi ini, di mana anak-anak diajarkan tentang kesopanan, kerapihan, cara bersikap terhadap orang lain, dan pengenalan terhadap Tuhan serta cara beribadah.
2. Peran Pendidik:
Guru di taman kanak-kanak dianggap memainkan peran penting dalam pembentukan moral anak. Mereka bukan hanya mendidik dengan memberikan aturan, tetapi juga melalui pendekatan yang lembut dan bermain. Anak-anak pada usia dini cenderung lebih heteronom, seperti yang dijelaskan dalam pandangan Zong Piase, yang berarti mereka masih sangat dipengaruhi oleh aturan eksternal dan perilaku mereka belum sepenuhnya mandiri.
3. Metode Pengajaran yang Diusulkan:
Video diatas mengusulkan berbagai metode pengajaran yang bisa digunakan oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai moral dan agama, seperti:
Bercerita: Bercerita adalah salah satu metode efektif untuk memperkenalkan konsep keagamaan dan moral dengan cara yang menyenangkan dan mudah dimengerti oleh anak-anak.
Kegiatan Seni: Bernyanyi, menari, dan membaca sajak dengan tema agama membantu anak-anak mengingat pesan-pesan moral melalui aktivitas yang kreatif.
Bermain Peran: Bermain peran dianggap sebagai cara untuk menginternalisasi nilai-nilai sosial dan moral, memungkinkan anak-anak untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain.
Semua metode ini menekankan pentingnya pendekatan bermain dalam pengajaran, sesuai dengan dunia anak yang didominasi oleh aktivitas bermain.
4. Konsep Kedisiplinan dan Pembentukan Karakter:
Video diatas ini juga menekankan pentingnya melatih anak untuk bertindak rapi, sopan, dan bertanggung jawab, seperti melalui kegiatan makan bersama, membersihkan tempat makan sendiri, serta berbicara sopan saat berkomunikasi. Pembentukan karakter ini dilakukan secara konsisten dan adil, di mana guru memberikan alasan logis kepada anak saat menghadapi konflik atau perilaku yang tidak tepat.
5. Pengembangan Sosial:
Dalam hal pengembangan sosial, video diatas mengajarkan bahwa penting bagi anak-anak untuk memahami hak dan kewajiban. Mereka diajarkan untuk tidak hanya menuntut dipahami, tetapi juga belajar memahami orang lain. Penyelesaian konflik yang adil dan konsisten membantu anak mengembangkan empati dan rasa tanggung jawab terhadap orang lain.
6. Pandangan Teoritis:
Zong Piase: Anak-anak usia taman kanak-kanak dianggap memiliki moralitas heteronom, di mana perilaku mereka lebih dipengaruhi oleh aturan eksternal daripada kesadaran pribadi.
Kahlberg: Menurut Kahlberg, perkembangan moral anak pada usia ini belum mencapai tahap konvensional. Anak-anak masih menilai baik atau buruk berdasarkan keuntungan pribadi, seperti perasaan senang atau sedih yang mereka rasakan.
7. Integrasi Agama dalam Keseharian:
Nilai-nilai agama diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari anak, seperti melalui doa sebelum makan, pujian kepada Tuhan, dan pengenalan tentang Pencipta dan alam ciptaan-Nya. Aktivitas ini dilakukan secara rutin untuk menanamkan rasa syukur dan kesadaran akan peran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan yang dapat diambil dari Video diatas adalah menekankan bahwa pendidikan moral dan agama bagi anak-anak harus dilakukan melalui pendekatan yang menyenangkan, melalui aktivitas yang menarik seperti bermain, bercerita, dan beribadah. Pendidik di taman kanak-kanak memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai ini, yang akan membentuk kepribadian anak di masa depan. Selain itu, pentingnya pelatihan karakter seperti kesopanan, tanggung jawab, dan empati ditekankan dalam teks ini, dengan pandangan teoretis dari para ahli seperti Zong Piase dan Kahlberg sebagai landasan.