Posts made by Arya Nurhasan 2211031160

Akuntansi B Pancasila -> Forum Analisis Soal

by Arya Nurhasan 2211031160 -

Nama : Arya Nurhasan

NPM : 2211031160

Kelas : Akuntansi D


Analisis Soal

A.       Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!

Jawaban :  Sejak dahulu nilai-nilai tradisional sudah ditanamkan kepada masyarakat Indonesia, mulai dari nilai-nilai budaya agama dan adat istiadat. Selain itu ada nilai kejujuran, keteladanan, toleransi, tanggung jawab. Bahkan juga ada peraturanan yang menegaskan bahwa seorang pejabat negara yang dianggap tidak mampu memenuhi amanah, harus siap mundur dari jabatannya. Namun, hal itu tidak membuat etika politik Indonesia baik. Banyak sekali penyelewengan nilai etika. Tentu dalam praktiknya hal ini tidak sesuai dengan nilai yang ada dalam Pancasila. Contohnya anggota DPR yang dimatikan mic-nya sehingga tidak bisa menyampaikan pendapat.  Selain itu setiap Pemilu pasti ada saja calon yang memberikan sejumlah uang kepada pemilih. Perlu adanya kesadaran dari dalam setiap warga negara terkhusus para pejabat dan para politikus untuk menerapkan etika politik yang baik terlebih sebagai manusia yang beragama yang menjunjung tinggi nilai nilai kebenaran yang juga sejalan dengan nilai dalam Pancasila.

 

B.     Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !

Jawaban :  Menurut apa yang saya amati, banyak generasi muda yang sudah buruk etikanya, terkhusus disekitar rumah saya. Banyak anak muda yang sering mabuk-mabukan, tawuran bahkan mengganggu istirahat orang saat malam hari. Hal ini tentu tidak mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, dimana adat-istiadat, agama dan kebudayaan dijunjung tinggi. Solusi saya ialah memberikan pengarahan, pembelajaran kepada generasi muda sekarang mengenai etika dan nilai Pancasila sekaligus Agama, karena merupakan pedoman bernegara dan pedoman hidup. Selain itu orang tua juga harus memberikan arahan mengenai etika dan moral yang baik sebagai orang terdekat.

 

 


Akuntansi B Pancasila -> Forum Analisis Jurnal

by Arya Nurhasan 2211031160 -
Arya Nurhasan
2211031160
AKT D

Analisi Jurnal
Judul : FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA MENUJU BANGSA BERKARAKTER
Author : Yoga Putra Semadi
Kata Kunci : Filsafat Pancasila; Pendidikan Indonesia; Bangsa Berkarakter

Hasil Analisis : Suatu masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup, yaitu merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan.
Filsafat yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat tersebut. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin supaya pendidikan dan prosesnya efektif, maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan (Noor: 1988)
Sebagai sebuah falsafah dan sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah dasar dari pelaksanaan segala aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. pendidikan di Indonesia adalah sebuah proses pembelajaran yang berupaya untuk tujuan pengembangan potensi diri dan karakter bagi peserta didik. Disini Sila-sila Pancasila mencerminkan bagaimana seharusnya pendidikan harus dihayati dan diamalkan menurut sila-sila dalam Pancasila.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Musfiroh (2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills)
Pancasila sebagai sistem filsafat bisa dilihat dari pendekatan ontologis, epistemologis, maupun aksiologis. Diktat “Filsafat Pancasila” (Danumihardja, 2011) menyebutkan secara ontologis berdasarkan pada pemikiran tentang negara, bangsa, masyarakat, dan manusia. Secara epistemologis berdasarkan sebagai suatu pengetahuan intern struktur logis dan konsisten implementasinya. Secara aksiologis bedasarkan pada yang terkandung di dalamnya, hierarki dan struktur nilai, di dalamnya konsep etika yang terkandung. Dasar ontologis Pancasila sebagai sistem filsafat bisa diinterpretasikan bahwa adanya negara perlu dukungan warga negara. Kualitas negara sangat bergantung pada kualitas warga negara. Kualitas warga negara sangat erat berkaitan dengan pendidikan. Hubungan ini juga menjadi timbal-balik karena landasan pendidikan haruslah mengacu pada landasan negara. Esensi landasan negara harus benarbenar memperkuat landasan pendidikan untuk mencapai tujuan bersama adanya keserasian hubungan antara negara dengan warga negara.
Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:
a. ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;
b. kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;
c. kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;
d. kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong; dan
e. keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang menurut (Jumali dkk, 2004), perlu dipertimbangkan dalam menetukan landasan filosofis dalam pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia. Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia sebagai:
a. makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya;
b. makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya;
c. makhluk sosial dengan segala tanggung jawab hidup dalam masyarakat yang pluralistik, baik dari segi lingkungan sosial budaya, lingkungan hidup, dan segi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah-tengah masyarakat global yang senantiasa berkembang dengan segala tantangannya.
Kedua, Pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri Dalam pandangan filosofis pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang selalu berinteraksi dengan kelembagaan sosial lainnya dalam masyarakat. Filsafat pendidikan itu berdiri secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena memiliki kaitan dengan filsafat umum, meskipun kaitan tersebut tidak penting, yang terjadi adalah suatu keterpaduan antara pandangan filosofi dengan filsafat pendidikan karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan secara umum (Arifin, 1993)

• pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda

Simpulan : Pancasila merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Akuntansi B Pancasila -> Forum Analisis Soal

by Arya Nurhasan 2211031160 -
Arya Nurhasan
2211031160
AKT D

A. Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan!
Menurut saya, proses pendidikan di tengah pandemi covid belum efektif hal ini pernah dirasakan saya sewaktu menjadi siswa SMA. Banyak permasalahan yang saya rasakan, mulai dari koneksi internet dan materi yang disampaikan oleh guru yang kurang dapat saya cerna .Saya juga jadi sering malas-malasan. Selain itu dengan proses pembelajaran secara daring saya jadi kurang berinteraksi dengan teman sebaya. Hal baiknya adalah bahwa siswa/mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan mereka di luar hal yang diajarkan di sekolah,karena waktu yang berlimpah.

B. Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?
1.Memasukkan nilai-nilai Pancasila pada program Belajar dari Rumah, seperti berdoa sebelum belajar, memberi sesi diskusi saat virtual meeting.
2.Orangtua mengambil alih peran guru, menanamkan nilai-nilai karakter yang sekiranya dapat dilakukan secara realistik dan konkret di rumah.
3.Menanamkan semangat belajar kepada diri masing-masing. Dengan menanamkan semangat, kita tidak akan bermalas-malasan dan akan fokus dalam belajar di tengah pandemi.


C. Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut!
Sebagai mahasiswa yang merantau, saya merasa masyarakat di sekitar saya santun dan juga peduli. Di sini saya diperlakukan dengan santun dan juga ramah, tidak jarang juga masyarakat sekitar tersenyum apabila berpapasan dengan saya. Saya merasa sangat dihargai. Dengan begini hubungan sesama masyarakat akan kuat, hal ini juga dapat menimbulkan rasa tanggungjawab, gotong royong dan cinta damai di kalangan masyarakat.

D. Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?
Hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam setiap pikiran, sikap dan perilaku masyarakat harus didasarkan atas nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Dengan menempatkan pancasila sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku, maka akan terbentuk masyarakat yang Pancasilais.