Jurnal “Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa” oleh Ida Bagus Brata (2016) menyoroti peran penting kearifan budaya lokal dalam membentuk dan mempertahankan identitas nasional Indonesia. Dalam era globalisasi yang cenderung mendorong homogenisasi budaya, revitalisasi nilai-nilai lokal menjadi strategi untuk menjaga jati diri bangsa dan memperkuat solidaritas sosial.
Sebagai negara multikultural, Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga integrasi sosial, terutama dari ketimpangan sosial, konflik etnis, dan pengaruh budaya asing. Kearifan lokal, seperti gotong royong, toleransi, dan penghormatan terhadap alam, berfungsi sebagai alat pemersatu dalam keberagaman dan dapat dijadikan modal sosial dalam menghadapi tantangan modern.
Konsep *Bhinneka Tunggal Ika* tidak hanya sekadar semboyan, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan nyata melalui sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Dengan demikian, kearifan lokal bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga solusi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa pelestarian dan adaptasi kearifan budaya lokal dalam kebijakan publik, pendidikan, dan kehidupan sosial dapat memperkuat identitas nasional. Revitalisasi budaya lokal bukan hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga menggunakannya sebagai dasar untuk menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan politik di era global.
Sebagai negara multikultural, Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga integrasi sosial, terutama dari ketimpangan sosial, konflik etnis, dan pengaruh budaya asing. Kearifan lokal, seperti gotong royong, toleransi, dan penghormatan terhadap alam, berfungsi sebagai alat pemersatu dalam keberagaman dan dapat dijadikan modal sosial dalam menghadapi tantangan modern.
Konsep *Bhinneka Tunggal Ika* tidak hanya sekadar semboyan, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan nyata melalui sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Dengan demikian, kearifan lokal bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga solusi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa pelestarian dan adaptasi kearifan budaya lokal dalam kebijakan publik, pendidikan, dan kehidupan sosial dapat memperkuat identitas nasional. Revitalisasi budaya lokal bukan hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga menggunakannya sebagai dasar untuk menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan politik di era global.