Nandia Devina Dwi Hendri_2217011171_Hadir
Posts made by Nandia Devina Dwi Hendri
Nama: Nandia Devina Dwi Hendri
NPM: 2217011171
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terus menghadapi dinamika dan tantangan seiring berjalannya waktu. Perubahan zaman, globalisasi, dan perkembangan teknologi turut mempengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Keberagaman agama, suku, dan budaya yang semakin kompleks dapat memicu konflik horizontal jika tidak dikelola dengan baik. Paham radikalisme dan intoleransi dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengikis nilai-nilai toleransi yang diajarkan dalam Pancasila. Arus globalisasi membawa pengaruh yang sangat kuat, termasuk budaya populer dan gaya hidup yang dapat menggeser nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang tidak benar atau hoax, yang dapat memecah belah masyarakat. Perubahan nilai moral di masyarakat dapat mempengaruhi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, korupsi yang masih marak di berbagai sektor dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menghambat pembangunan. Adapun kesenjangan sosial yang semakin lebar dapat memicu ketidakadilan dan ketidakpuasan masyarakat.
Saat ini tantangan dan dinamika masih menjadi sebuah tantangan besar bagi negara kita. Masalah yang dihadapi bersifat kompleks dan saling berkaitan, sehingga sulit untuk mencari solusi yang tunggal dan cepat. Dunia terus berubah dengan cepat, sehingga solusi yang efektif saat ini belum tentu relevan di masa depan. Rendahnya minat politik masyarakat membuat mereka kurang kritis terhadap kebijakan pemerintah dan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar. Kurangnya kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa membuat masyarakat mudah terpecah belah.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki maupun yang harus dijaga dalam menjaga kesatuan NKRI. Pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Pancasila perlu diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya. Hal ini penting untuk menanamkan rasa cinta tanah air, toleransi, dan semangat gotong royong sejak dini. Selain itu, Penegakan hukum yang tegas dan adil sangat penting untuk menciptakan rasa keadilan di masyarakat. Korupsi, radikalisme, dan tindakan kekerasan harus ditindak tegas. Kesenjangan sosial yang semakin lebar dapat memicu konflik. Pemerintah perlu fokus pada program-program yang dapat mengurangi kesenjangan, seperti pemerataan pembangunan dan pemberian kesempatan yang sama bagi semua warga negara. Radikalisme yang mengatasnamakan agama atau ideologi tertentu harus terus diwaspadai dan ditangani secara serius. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. Penyebaran informasi yang salah atau hoaks dapat memecah belah masyarakat. Literasi digital perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat menyaring informasi dengan baik.
NPM: 2217011171
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terus menghadapi dinamika dan tantangan seiring berjalannya waktu. Perubahan zaman, globalisasi, dan perkembangan teknologi turut mempengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Keberagaman agama, suku, dan budaya yang semakin kompleks dapat memicu konflik horizontal jika tidak dikelola dengan baik. Paham radikalisme dan intoleransi dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengikis nilai-nilai toleransi yang diajarkan dalam Pancasila. Arus globalisasi membawa pengaruh yang sangat kuat, termasuk budaya populer dan gaya hidup yang dapat menggeser nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang tidak benar atau hoax, yang dapat memecah belah masyarakat. Perubahan nilai moral di masyarakat dapat mempengaruhi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, korupsi yang masih marak di berbagai sektor dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menghambat pembangunan. Adapun kesenjangan sosial yang semakin lebar dapat memicu ketidakadilan dan ketidakpuasan masyarakat.
Saat ini tantangan dan dinamika masih menjadi sebuah tantangan besar bagi negara kita. Masalah yang dihadapi bersifat kompleks dan saling berkaitan, sehingga sulit untuk mencari solusi yang tunggal dan cepat. Dunia terus berubah dengan cepat, sehingga solusi yang efektif saat ini belum tentu relevan di masa depan. Rendahnya minat politik masyarakat membuat mereka kurang kritis terhadap kebijakan pemerintah dan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar. Kurangnya kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa membuat masyarakat mudah terpecah belah.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki maupun yang harus dijaga dalam menjaga kesatuan NKRI. Pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Pancasila perlu diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya. Hal ini penting untuk menanamkan rasa cinta tanah air, toleransi, dan semangat gotong royong sejak dini. Selain itu, Penegakan hukum yang tegas dan adil sangat penting untuk menciptakan rasa keadilan di masyarakat. Korupsi, radikalisme, dan tindakan kekerasan harus ditindak tegas. Kesenjangan sosial yang semakin lebar dapat memicu konflik. Pemerintah perlu fokus pada program-program yang dapat mengurangi kesenjangan, seperti pemerataan pembangunan dan pemberian kesempatan yang sama bagi semua warga negara. Radikalisme yang mengatasnamakan agama atau ideologi tertentu harus terus diwaspadai dan ditangani secara serius. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. Penyebaran informasi yang salah atau hoaks dapat memecah belah masyarakat. Literasi digital perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat menyaring informasi dengan baik.
Nama: Nandia Devina Dwi Hendri
NPM: 2217011171
Pancasila sebagai sistem filsafat, karena merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan utuh yang yang saling terkait dan saling berhubungan. Berdasarkan pengertian tersebut, Pancasila yang berisi lima sila, yaitu sila Ketuhanan yang Maha Esa, sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila persatuan Indonesia, sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, saling berhubungan membentuk satu kesatuan sistem yang dalam proses bekerjanya saling melengkapi dalam mencapai tujuan. Meskipun setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-sendiri, namun memiliki tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Selain itu, pancasila dapat dipahami sebagai sistem filsafat yang mengandung pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan masyarakat sebagai sebuah bangsa. Beragam hubungan ini, secara teoretik dimiliki pancasila. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya. Dalam tatanan negara, pancasila dijadikan sebagai ideologi negara Indonesia. Setiap peraturan dan perundang-undangan negara mesti berpedoman pada nilai-nilai pancasila yang terkandung di dalamnya. Peraturan dan kebijakan pemerintah tidak diperbolehkan bertentangan dengan pencasila.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur pancasila sejak dini, sehingga dapat memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan cinta tanah air. Dengan memahami nilai-nilai toleransi dan persatuan dalam Pancasila, maka akan terhindar dari paham radikalisme dan intoleransi. Dalam era globalisasi, Pendidikan Pancasila menjadi benteng untuk menghadapi pengaruh budaya asing yang negatif dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Banyak sekali generasi baru meninggalkan budaya Indonesia atau kurangnya minat dengan adat budaya yang ada di Indonesia dan lebih tertarik dengan budaya luar. Banyak kearifan lokal yang terkandung dalam budaya Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup. Jika kearifan lokal ini hilang, maka generasi muda akan kehilangan akar budaya.
NPM: 2217011171
Pancasila sebagai sistem filsafat, karena merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan utuh yang yang saling terkait dan saling berhubungan. Berdasarkan pengertian tersebut, Pancasila yang berisi lima sila, yaitu sila Ketuhanan yang Maha Esa, sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila persatuan Indonesia, sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, saling berhubungan membentuk satu kesatuan sistem yang dalam proses bekerjanya saling melengkapi dalam mencapai tujuan. Meskipun setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-sendiri, namun memiliki tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Selain itu, pancasila dapat dipahami sebagai sistem filsafat yang mengandung pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan masyarakat sebagai sebuah bangsa. Beragam hubungan ini, secara teoretik dimiliki pancasila. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya. Dalam tatanan negara, pancasila dijadikan sebagai ideologi negara Indonesia. Setiap peraturan dan perundang-undangan negara mesti berpedoman pada nilai-nilai pancasila yang terkandung di dalamnya. Peraturan dan kebijakan pemerintah tidak diperbolehkan bertentangan dengan pencasila.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur pancasila sejak dini, sehingga dapat memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan cinta tanah air. Dengan memahami nilai-nilai toleransi dan persatuan dalam Pancasila, maka akan terhindar dari paham radikalisme dan intoleransi. Dalam era globalisasi, Pendidikan Pancasila menjadi benteng untuk menghadapi pengaruh budaya asing yang negatif dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Banyak sekali generasi baru meninggalkan budaya Indonesia atau kurangnya minat dengan adat budaya yang ada di Indonesia dan lebih tertarik dengan budaya luar. Banyak kearifan lokal yang terkandung dalam budaya Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup. Jika kearifan lokal ini hilang, maka generasi muda akan kehilangan akar budaya.